kelompok ii eptm (stroke).docx

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia.Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Secara global, pada saat tertentu sekiatr 80 juta orang menderita akibat stroke. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, di mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan. Terdapat sekitar 250 juta anggota keluarga yang berkaitan dengan para pengidap stroke yang bertahan hidup. Selama perjalanan mereka, sekitar 4 dari 5 lima keluarga akan memiliki salah seorang anggota mereka yang terkena stroke. Stroke adalah penyakit otak paling destruktif dengan konsekuensi berat, termasuk beban psikologis, fisik dan keuangan yang besar pada pasien, keluarga mereka dan masyarakat. Pada kenyataannya, banyak orang yang lebih takut akan menjadi cacat oleh stroke dibandingkan dengan kematian itu sendiri. Jika tidak ada perbaikan dalam metode-metode pencegahan yang ada sekarang, jumlah stroke dan korban stroke akan tumbuh pesat dalam beberapa dekade mendatang. Stroke dahulu dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat diduga yang KELOMPOK II : STROKE 1

Upload: bramantya-priambada

Post on 08-Feb-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian

nomor dua di dunia.Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia

dan semakin penting dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di negara-negara

yang sedang berkembang. Secara global, pada saat tertentu sekiatr 80 juta orang

menderita akibat stroke. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, di

mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan. Terdapat sekitar 250

juta anggota keluarga yang berkaitan dengan para pengidap stroke yang bertahan

hidup. Selama perjalanan mereka, sekitar 4 dari 5 lima keluarga akan memiliki salah

seorang anggota mereka yang terkena stroke.

Stroke adalah penyakit otak paling destruktif dengan konsekuensi berat,

termasuk beban psikologis, fisik dan keuangan yang besar pada pasien, keluarga

mereka dan masyarakat. Pada kenyataannya, banyak orang yang lebih takut akan

menjadi cacat oleh stroke dibandingkan dengan kematian itu sendiri. Jika tidak ada

perbaikan dalam metode-metode pencegahan yang ada sekarang, jumlah stroke

dan korban stroke akan tumbuh pesat dalam beberapa dekade mendatang.

Stroke dahulu dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi

pada siapa saja, dan sekali terjadi tidak ada lagi tindakan efektif yang dapat

dilakukan untuk mengatasi stroke. Namun, data-data ilmiah terakhir secara

meyakinkan telah membuktikan hal yang sebaliknya.

Selama dekade terakhir telah terjadi kemajuan besar dalam pemahaman

mengenai faktor risiko, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi stroke. Kita

sekarang mengetahui bahwa stroke dapat diperkirakan dan dapat dicegah pada

hampir 85% orang. juga terdapat terapi efektif yang dapat secara subtansial

memperbaiki hasil akhir stroke. Pada kenyataannya, sekitar sepertiga pasien stroke

sekarang dapat pulih sempurna dan proporsi ini dapat meningkat jika pasien selalu

mendapat terapi darurat dan rehabilitasi yang memadai.

KELOMPOK II : STROKE 1

Page 2: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

Stroke menimbulkan beban yang sangat besar pada para pengidap stroke,

keluarga dan orang yang merawat penderita stroke, serta pada masyarakat. Setiap

tahun sekitar 0,2 % populasi mengalami stroke dengan sekitar sepertiganya

meninggal dalam 12 bulan berikutnya, sepertiga lainnya mengalami cacat permanen

(sering membutuhkan bantuan dari orang lain) dan sepertiga lagi memperoleh

kembali kemandirian mereka. Orang yang bertahan hidup dari serangan stroke

memiliki risiko besar kembali terkena stroke atau serangan jantung. Memang,

banyak orang takut terhadap serangan stroke berikutnya karena mereka

mengganggap bahwa stroke yang membuat cacat adalah sebuah nasib yang lebih

mengerikan dibanding kematian.

Stroke merupakan tantangan yang luar bisa besar bagi masyarakat karena

jumlah orang yang terkena kemungkinan akan sangat meningkat dalam waktu dekat.

Risiko terkena stroke meninigkat seiring usia dan populasi kita secara progresif

menjadi lebih tua.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1) Apa pengertian stroke ?

2) Apa faktor-faktor penyebab terjadinya stroke ?

3) Bagaimana tanda dan gejala stroke ?

4) Bagaimana patofisiologi terjadinya stroke ?

5) Bagaimana pencegahan stroke ?

6) Bagaimana pengobatan stroke ?

1.3 PEMECAHAN MASALAH

1) Pengertian penyakit stroke

2) Faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit stroke

3) Tanda dan gejala penyakit stroke

4) Patofisiologi penyakit stroke

5) Pencegahan penyakit stroke

6) Pengobatan penyakit stroke

KELOMPOK II : STROKE 2

Page 3: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

1.4. TUJUAN PENULISAN :

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit

Tidak Menular

2) Untuk mengetahui pengertian penyakit stroke

3) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab penyakit stroke

4) Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit stroke

5) Untuk mengetahui Patofisiologi penyakit stroke

6) Untuk mengetahui Pencegahan penyakit stroke

7) Untuk mengetahui Pengobatan penyakit stroke

KELOMPOK II : STROKE 3

Page 4: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1      PENGERTIAN STROKE

Stroke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat

atau pecahnya pembuluh darah otak. Dengan kata lain penyakit stroke ini

merupakan penyakit pembuluh darah otak (serebrovaskuler) yang ditandai dengan

kematian jaringan otak (infark serebral) hal ini disebabkan karenakan adanya

penyumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah menuju otak sehingga

pasokan darah dan oksigen ke otak berkurang dan menimbulkan serangkaian reaksi

biokimia yang akan merusakkan atau mematikan sel-sel saraf otak.

Jumlah penderita stroke di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Pada

akhir tahun 2012 lalu, sebuah lembaga mencatat telah terjadi sekitar 500.000 kasus

penderita stroke dengan angka 12.500 orang meninggal akibat penyakit tersebut.

Sementara sisanya mengalami cacat, baik ringan maupun berat. Karena itu

pengobatan awal serta pencegahan menjadi perang penting dalam memerangi

stroke.

Stroke atau penyakit serebavaskuler merupakan kematian jaringan otak

(Infark serebal) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.

Stroke bisa berupa iskemik maupun pendarahan (hermoragik). Pada stroke iskemik,

aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang

KELOMPOK II : STROKE 4

Page 5: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

menyumbat suatu pembuluh darah. Pada stroke hermoragik, pembuluh darah pecah

sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah yang merembas ke

dalam suatu daerah di otak dan meruskanya.

GAMBAR : Skema tubuh dan bagian tubuh yang diakibatkan dari stroke

Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang

menuju ke otak . Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam

arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat

serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke

sebagian besar otak.

A. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak

(disebut hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau ke dalam

ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan

yang menutupi otak 9 disebut hemoragia subaraknoid). Ini adalah jenis stroke yang

paling mematikan, tetapi relatif hanya menyusun sebagian kecil dari stroke total :10-

15% untuk perdarahan intraserebrum dan sekitar 5% untuk perdarahan subaraknoid.

KELOMPOK II : STROKE 5

Page 6: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

GAMBAR : Stroke Hemoragik

1. Stroke Hemoragik Intraserebral

Stroke jenis ini menimpa 15% kasus. Banyak terjadi di dalam otak. Tergolong

membahayakan. Pada kasus ini, sebagian besar orang yang mengalaminya bisa

menderita lumpuh dan sudah diobati. Stroke perdarahan terjadi di dalam otak.

Biasanya mengenai basal ganglia, otak kecil, batang otak dan otak besar. Jika yang

terkena di daerah talamus, sering penderita stroke hemoragik intraserebral ini sulit

untuk di tolong meskipun dilakukan tindakan operatif untuk mengevakuasi

perdarahannya.

2. Stroke hemoragik subaraknoid

Terjadi pada 5% kasus. Memiliki kesamaan dengan stroke hemoragik

intraserebral. Yang membedakannya, stroke ini terjadi di pembuluh darah di luar

otak, tapi masih di daerah kepala, seperti di selaput otak atau bagian bawah otak.

Meski tidak di dalam otak, perdarahan itu bisa menekan otak. Hal ini terjadi akibat

adanya aneurisma yang pecah atau AVM.

KELOMPOK II : STROKE 6

Page 7: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

B. Stroke Iskemik

Hampir 85% stroke iskemik disebabkan oleh :

Sumbatan oleh bekuan darah.

Penyempitan sebuah arteri atau beberapa arteri yang mengarah ke otak

Embolus (kotoran) yang terlepas dari jantung atau arteri ekstrakrani (arteri

yang berada di luar tengkorak( yang menyebabkan sumbatan di satu atau

beberapa arteri intrakrani (arteri yang ada di dalam tengkorak)

Penyebab-penyebab di atas merupakan infark otak atau stroke iskemik. Pada

orang berusia lebih dari 65 tahun, penyumbatan atau penyempitan dapat

disebabkan oleh aterosklerosis (mengerasnya arteri). Hal inilah yang terjadi pada

hampir dua pertiga pasien stroke iskemik. Embolisme cenderung terjadi pada orang

yang mengidap penyakit jantung (misalnya, denyut jantug cepat tidak teratur,

penyakit katup jantung dan sebagainya.

GAMBAR : Stroke Iskemik

2.2      FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB STROKE

KELOMPOK II : STROKE 7

Page 8: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

Menurut sebuah jurnal yang ditulis oleh Sylvia Saraswati (2009) membagi

faktor risiko dari penyebab stroke yang dibedakan menjadi 2 bagian, yakni faktor

risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi.

1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

a. Usia

Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa usia semakin tua semakin besar

pula risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan proses degenerasi (penuaan)

yang terjadi secara alamiah. pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih

kaku karena adanya plak.

b. Jenis kelamin

Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibanding

perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Rokok,

dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh.

c. Herediter

Terkait dengan riwayat stroke di keluarga, orang dengan riwayat stroke pada

keluarga memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit stroke dibanding

orang yang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.

d. Ras atau Etnis

Dari berbagai penelitian, ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang

yang lebih besar untuk terkena stroke dibanding ras kulit hitam.

2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi

a. Hipertensi

Orang yang tekanan darahnya tinggi mempunyai peluang besar untuk

mengalami stroke. Bahkan, ini merupakan penyebab terbesar dari stroke.

Alasannya, dalam hipertensi dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh yaitu

diameter pembuluh darah kelak akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke

otak pun akan berkurang, dengan pengurangan aliran darah otak (ADO), maka otak

akan kekurangan suplai oksigen dan glukosa sehingga jaringan otak lama-lama

akan mati.

KELOMPOK II : STROKE 8

Page 9: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

b. Penyakit jantung

Penyakit jantung seperti jantung koroner dan infark miokard (kematian otot

jantung, bisa menjadi faktor terbesar pneyebab stroke). Seperti yang kita ketahui

bahwa pusat dari aliran darah di tubuh terletak di jantung. Jika pusat pengaturan

darah mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh mengalami gangguan,

termasuk aliran darah menuju otak. Gangguan aliran darah itu bisa mematikan

jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap.

c. Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus atau kencing manis memiliki risiko mengalami stroke. Hal ini

terkait dengan pembuluh darah penderita diabetes yang umumnya lebih kaku (tidak

lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-

tiba juga dapat menyebabkan kematian otak.

d. Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia merupakan keadaan ketika kadar kolesterol di dalam

darah berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada

pembuluh darah yang lama kelamaan akan semakin banyak dan menumpuk

sehingga menganggu aliran darah.

e. Obesitas

Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hal

tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada

orang dengan obesitas, yaitu biasanya kadar LDL lebih tinggi dibanding kadar HDL.

f. Merokok

Dari hasil berbagai penelitian diketahui bahwa orang-orang yang merokok

ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang yang tidak

merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya

penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku.

Dengan demikian, dapat menyebabkan gangguan aliran darah.

2.3 TANDA DAN GEJALA STROKE

KELOMPOK II : STROKE 9

Page 10: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

Pada tingkat awal, masyarakat, keluarga, dan setiap orang harus

memperoleh informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa stroke adalah serangan

otak yang secara sederhana mempunyai 5 tanda-tanda utama yang harus

dimengerti dan sangat dipahami. Hal ini penting agar semua orang mempunytai

kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya serangan stroke.

1. Tiba-tiba mati rasa atau lemah pada bagian wajah, lengan, atau kaki -

terutama pada satu sisi tubuh.

Orang dengan stroke biasanya akan memiliki bentuk mulut “tidak rata” alias

mencong. Perlu diwaspadai juga apabila mereka(orang yang dicurigai stroke)

mengalami kesulitan menggerakkan lengan atau mengendalikan jari. Misalnya,

ketika mengangkat kedua tangan, tangan yang sebelah lebih tinggi dibandingkan

tangan yang lain.

2. Tiba-tiba kebingungan dan kesulitan berbicara.

Masalah bahasa adalah salah satu tanda-tanda pa;ing umum dari stroke. Seseorang

yang mengalami stroke tiba-tiba mungkin akan mengalami masalah ketika berbicara.

Bahkan, beberapa diantaranya juga mengalami penurunan pemahaman. Mintalah

dia(orang yang dicurigai stroke) untuk mengulangi kembali kalimat sederhana

kepada anda, misalnya : “Saya pergi ketoko hari ini “. Jika ia mengalami kesulitan

mengulangi kata-kata itu bisa jadi dia mengalami stroke.

3. Pengelihatan mendadak terganggu.

Gangguan pengelihatan yang datang secara tiba-tiba merupakan gejala stroke yang

umum. Mereka mungkin tidak akan mampu melihat dengan jelas dengan satu mata,

atau mungkin mengalami kesulitan untuk melihat ke kanan atau kiri. 

4. Tiba-tiba kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan atau koordinasi.

Berjalan seolah-olah mabuk, tersandung, atau bahkan jatuh adalah semua gejala

stroke. Tanda-tanda serupa lainnya seperti berjalan dengan kaki terbuka lebar atau

tiba-tiba kehilangan kemampuan motorik halus, seperti ketidakmampuan untuk

menulis juga patut diwaspadai.

5. Sakit kepala parah tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya.

KELOMPOK II : STROKE 10

Page 11: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

Gangguan sakit kepala tidak selalu identik dengan gejala stroke. Tetapi, jika sakit

kepala menyerang tiba-tiba atau tampak sangat intens, patut untuk diwaspadai. Jika

leher kaku, nyeri pada wajah, atau muntah yang disertai sakit kepala bukan tidak

mungkin akan menyebabkan terjadinya perdarahan intrakranial, juga dikenal

sebagai "stroke merah (red sroke)."

2.4 PATOFISOLOGI STROKE

GAMBAR : Skema Patofisologi Penyakit Stroke

KELOMPOK II : STROKE 11

Page 12: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

Infark serebral (kematian jaringan otak) adalah berkurangnya suplai darah ke

area tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan

besarnya pembuluh darah dan sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh

pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat

atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme

vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan

jantung). Atherosklerotik sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap ortak,

thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada area

yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.

Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli

dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan :

1) Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.

2) Edema dan kongesti disekitar area.

Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark

itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang

sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukan

perbaikan,CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan

masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema

dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding

pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis , atau jika sisa infeksi

berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma

pembuluh darah. Hal iniakan me yebabkan perdarahan cerebral, jika aneurisma

pecah atau ruptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur

arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang

sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit

cerebro vaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia

cerebral.

Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka

waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia

serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya cardiac

arrest.

Jika dilihat bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa :

KELOMPOK II : STROKE 12

Page 13: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

1.Stroke hemisfer Kanan

Hemiparese sebelah kiri tubuh.

Penilaian buruk

Mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan

terjatuh ke sisi yang berlawanan tersebut.

2.Stroke yang Hemifer kiri

Mengalami hemiparese kanan 

Perilaku lambat dan sangat hati-hati

Kelainan bidang pandang sebelah kanan.

Disfagia global

Afasia

Mudah frustasi

2.5 PENCEGAHAN STROKE

Adapun untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan tindakan

pencegahan termasuk membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat. Berikut adalah

10 langkah yang dapat dilakukan guna menghindarkan diri dari serangan stroke.

1) Hindari kebiasaan merokok

Kebiasaan ini dapat menyebabkan atheroscleorosis (pengerasan dinding

pembuluh darah) dan membuat darah menjadi mudah menggumpal.

2) Periksalah tensi darah secara rutin

Tekanan darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah mengalami

tekanan yang ekstra, walaupun tidak menunjukkan gejala, ceklah darah

secara teratur.

3) Kendalikan penyakit jantung

Kalau memiliki gejala atau gangguan jantung seperti detak yang tidak teratur

atau kadar kolesterol tinggi, berhati-hatilah karena hal itu akan meningkatkan

risiko terjadinya stroke. Mintalah saran dokter untuk langkah terbaik.

KELOMPOK II : STROKE 13

Page 14: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

4) Atasi serta kendalikan stres dan depresi

Stres dan depresi dapat menggangu bahkan menimbulkan korban fisik. Jika

tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka panjang.

5) Makanlah dengan sehat dan teratur

Mungkin hal ini sudah sering didengar ribuan kali oleh masyarakat, namun

penting artinya bila hal ini dilakukan, sedikitnya lima porsi buah dan sayuran

setiap hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak

jenuhnya bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan

berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah.

6) Kurangi garam

Garam akan meningkatkan tekanan darah, sehingga bisa menjadi hipertensi.

7) Pantau berat badan

Memiliki badan gemuk atau obesitas akan meningkatkan risiko untuk

mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes, serta dapat

memicu terjadinya stroke.

8) Berolahraga dan aktif

Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu untuk menurunkan tensi

darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.

9) Kurangi alkohol

Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena itu

menguranginya konsumsi alkohol berarti menghindarkan dari tekanan darah

tinggi.

10) Mencari Informasi

Dengan mengikuti perkembangan informasi tentang kesehatan, banyak hal

penting yang diperoleh guna menghindari kemungkinan atau menekan risiko

stroke. Berhati-hatilah, beragam hormon termasuk pil dan terapi penggantian

hormon HRT diduga dapat membuat darah menjadi kental dan cendrung

mudah menggumpal

KELOMPOK II : STROKE 14

Page 15: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

2.6 PENGOBATAN STROKE

A. Diagnosa

Beberapa tes dilakukan, termasuk:

1. Scan Otak: Biasanya scan CT dilakukan. Kadang kala scan MRI diperlukan.

Scan dapat membantu dokter mengkonfirmasi jenis stroke dan lokasinya.

2. Tes darah: Untuk mencari penyakit yang mendasari seperti diabetic (diabetes

mellitus) dan kolesterol tinggi. 

3. Sinar X Dada : Elektrokardiogram (ECG): untuk informasi penyakit jantung.

4. Ultrasound : Mempelajari pembuluh darah pada leher dan tengkorak

(ultrasound karotid, transkranial Doppler), dan jantung (ekokardiogram): untuk

deteksi kondisi yang mungkin mem pengaruhi stroke.

5. Angiogram : Tube kecil dimasukkan ke dalam selangkangan dan melalui

pembuluh darah hingga mencapai otak. Pewarna disuntikkan dan gambar

sinar X diambil. Ini menyediakan informasi lokasi dan keparahan

penyumbatan pembuluh atau perdarahan.

B. Pilihan Pengobatan :

Selama di rumah sakit, kondisi pasien penyakit stroke akan diawasi ketat.

Sekitar 20% pasien memburuk dalam minggu pertama. Tekanan darah sangat

tinggi, gula darah dan kolesterol akan perlu diturunkan oleh kontrol diet dan obat-

obatan. Mereka yang tidak dapat menelan dengan aman mungkin perlu diberi

makan lewat tube melalui hidung. Rehabilitasi bertujuan untuk membuat pasien

mandiri dalam aktivitas sehari-harinya. Itu mulai secepat mungkin melalui terapi

fisik, okupansi dan bicara. Setelah terserang stroke, beberapa pasien mengalami

berbagai gangguan seperti kelumpuhan, penurunan kemampuan komunikasi,

perubahan mental hingga depresi. Oleh karna itu, pasien stroke perlu menjalani

proses rehabilitasi agar dapat sebisa mungkin mengembalikan fungsi tubuhnya.

Rehabilitasi stroke adalah proses dimana pasien stroke menjalani perawatan

untuk membantunya kembali ke kehidupan normal. Dalam masa rehabilitasi,

penderita stroke belajar bergerak, berpikir, dan merawat diri sendiri.

Rehabilitasi tidak dapat menyembuhkan efek-efek yang ditimbulkan akibat

serangan stroke, namun dapat membantu penderita untuk mengoptimalkan fungsi

KELOMPOK II : STROKE 15

Page 16: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

tubuhnya.

Pada “stroke iskemik”, penggunaan “pengencer darah” seperti obat-obatan

“anti trombosit” dan “anti koagulasi” secara signifikan menurunkan resiko stroke

kedua. Jika terdapat penyempitan akut pada arteri leher yang mengakibatkan

stroke minor atau TIA, operasi untuk mengangkat penyempitan tersebut

(endarterektomi karotid) menurunkan resiko stroke lainnya.

Jika “stroke hemoroid” disebabkan karena pecahnya “gelembung” pada

pembuluh darah (aneurism), aneurism dapat dijepit secara operasi, atau kadang

diblok oleh kumparan yang dimasukkan khusus. Pecahnya “malformasi arteri vena

(AVM)” dapat juga menyebabkan stroke hemoroid. Operasi, lem dimasukkan

khusus atau radiasi pisau gamma mungkin diperlukan untuk mengobatinya.

Akumulasi cairan otak mungkin perlu untuk dibebaskan dengan operasi

“pengeringan” dimasukkan.

C. Kemungkinan Pemulihan :

Pemulihan setelah stroke merupakan proses natural. Hingga sepertiga pasien

stroke pulih sepenuhnya, sepertiga pulih sebagian, dan sepertiga tidak pulih sama

sekali. Sekitar 10 hingga 20% mungkin tidak bertahan dalam periode awal setelah

stroke. Pemulihan membutuhkan waktu. Sebagian besar pemulihan terjadi dalam 3

hingga 6 bulan pertama, tetapi mungkin berlanjut perlahan untuk beberapa tahun.

Terdapat 5 hingga 15% kesempatan per tahun stroke berulang. Untuk mengurangi

kemungkinan stroke lainnya, semua obat-obatan harus diminum secara teratur dan

merokok harus dihentikan

D. Diet Penyakit Stroke

Stroke atau penyakit peredaran darah otak adalah kerusakan pada bagian

otak yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke

bagian otak tersumbat atau pecah. Akibatnya, dapat terjadi beberapa kelainan yang

berhubungan dengan kemampuan makan pasien yang pada akhirnya berakibat

penurunan status gizi. Untuk keadaan tersebut diperlukan dite khusus.

Tujuan dilakukan diet pada penyakit stroke adalah untuk memberikan

makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan

memperhatikan keadaan komplikasi penyakit, memperbaiki keadaan stroke, seperti

KELOMPOK II : STROKE 16

Page 17: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

disfagia, pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus. Serta mempertahanlkan

keseimbangan cairan dan elektrolit.

GAMBAR : Piramida makanan (Gizi Seimbang )

Namun sebelum dilakukan diet untuk penderita penyakit stroke, diperlukan

pemenuhan syarat dalam melakukan diet stroke, adalah :

1. Protein cukup yaitu 0,8-1 g/kg BB. Apabila pasein berada dalam

keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2-1,5 g/kg BB. Apabila

penyakit disertai komplikasi gagal ginjal kronikprotein diberikan rendah

yaitu 0,6 g/kg BB.

2. Energi yang cukup yaitu 25-45 kkal/kg BB. Pada fase akut nergi

diberikan 1100-1500 kkal/ hari.

3. Lemak cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Utamakan

sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu 10

% dari kebutuhan energi total. Kolesterol dibatsi 300 mg.

4. Karbohidrat cukup yaitu 60-70% dari kebutuahn energi total. Untuk

pasien dengandiabetes mellitus diutamalan karbohidrat kompleks.

5. Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C

dan vitamin E.

6. Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium dan kalium. Penggunaan

natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1 ½

KELOMPOK II : STROKE 17

Page 18: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

sendok teh/ hari (setara dengan kira-kira 5 gram garam dapur atau 2

gram natrium).

7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan

mencegah konstipasi.

8. Cairan cukup yaitu 6-8 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan

aistes, cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai

makan agar porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan

disfagia, cairan diberikan secara hati-hati. Cairan dapat dikentalkan

dengan gel atau guarcol.

9. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.

10.Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering

Bahan makanan yang dianjurkan untuk penyakit stroke :

Sumber Karbohidrat : Beras, kentang, ubi, singkong, hunkwe, tapioka, sagu,

biskuit, bihun.

Sumber protein hewani : Daging sapi dan ayam tanpa kulit, ikan, telur ayam,

susu skim.

Sumber protein nabati : Semua kacang-kacangan dan produk olahan (Tahu,

tempe).

Sayuran : Bayam, wortel, kangkung, kacang panjang, labu siam, tomat,

taoge.

Buah-buahan : Buah segar, di jus ataupun di olah dengan cara di setup.

Seperti pisang, papaya, mangga, jambu biji, melon, semangka.

Sember lemak : minyak jagung dan minyak kedelai; margarine dan mentega

dikonsumsi dalam jumlah terbatas, Santan encer.

Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita stroke :

Sumber Karbohidrat : Mie, soda (Baking powder), kue-kue yang terlalu manis.

KELOMPOK II : STROKE 18

Page 19: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

Sumber protein hewani : Daging sapi dan ayam yang berlemak, jeroan, keju,

protein hewani yang diawetkan.

Sumber protein nabati : Pindakas, Produk kacang-kacangan olahan yang

diawetkan.

Sayuran : Sayur-sayuran yang mengandung gas seperti kol, sawi, kembang

kol, lobak.

Buah-buahan : Buah-buahan yang mengandung gas seperti durian, nangka,

dan buah-buah yang diawetkan (Buah kaleng).

Sumber lemak : santan kental dan produk goreng-gorengan.

BAB III

PENUTUP

KELOMPOK II : STROKE 19

Page 20: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan pada pembahasan di atas maka kesimpulan yang

dapat dipaparkan pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1) Stroke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat atau

pecahnya pembuluh darah otak. Dengan kata lain penyakit stroke ini

merupakan penyakit pembuluh darah otak (serebrovaskuler) yang ditandai

dengan kematian jaringan otak (infark serebral) hal ini disebabkan karenakan

adanya penyumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah menuju

otak sehingga pasokan darah dan oksigen ke otak berkurang dan

menimbulkan serangkaian reaksi yang akan merusak atau mematikan sel-sel

saraf otak.

2) Penyebab stroke terbagi atas 2, yaitu Penyebab stroke yang tidak bisa

dimodifikasi, terdiri atas : usia, jenis kelamin, herediter, ras / genetik.

Sedangkan untuk penyebab stroke yang bisa dimodifikasi adalah : Hipertensi,

Penyakit Jantung, Diabetes Mellitus, Obesitas, Hiperkolesterolemia.

3) Patofisilogi pada stroke : Infark serebral (kematian jaringan otak) adalah

berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark

bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah

dan sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang

tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat)

pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler)

atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan

jantung).

4) Tanda atau gejala stroke adalah : Tiba-tiba mati rasa pada area wajah atau

lengan, kebingungan, kesulitan berbicara, penglihatan terganggu, kesulitan

berjalan, kehilangan keseimbangan,sakit kepala secara tiba-tiba.

5) Pencegahan pada penyakit stroke adalah : Hindari merokok, periksa tensi

secara rutin, kendalikan penyakit jantung, makan sehat dan teratur, atasi stres

dan depresi, kurangi penggunaan garam, pantau berat badan, olahraga,

kurangi konsumsi alkohol, dan mencari informasi tentang penyakit stroke

6) Pengobatan penyakit stroke : Melakukan Rehabilitasi stroke. Rehabilitasi

stroke sendiri adalah suatu proses dimana pasien stroke menjalani perawatan

untuk membantunya kembali ke kehidupan normal. Dalam masa rehabilitasi,

KELOMPOK II : STROKE 20

Page 21: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

penderita stroke belajar bergerak, berpikir, dan merawat diri sendiri.

Rehabilitasi tidak dapat menyembuhkan efek-efek yang ditimbulkan akibat

serangan stroke, namun dapat membantu penderita untuk mengoptimalkan

fungsi tubuhnya. Pada “stroke iskemik”, penggunaan “pengencer darah”

seperti obat-obatan “anti trombosit” dan “anti koagulasi” secara signifikan

menurunkan resiko stroke. Jika “stroke hemoroid” dapat dilakukan dengan

cara operasi. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah melakukan diet

makan pada penderita stroke.

3.2 SARAN

Sebaiknya masyarakat sudah harus mulai melakukan perubahan terhadap

perilaku yang berisiko terhadap kejadian penyakit stroke, hal sederhana yang dapat

dilakukan Untuk menghindari terjadinya stroke adalah : kurangi mengkonsumsi

alkohol, kurangi merokok, olahraga secara teratur, kurangi penggunaan garam,

memantau berat badan, pemeriksaan tensi secara rutin, serta mengurangi  makanan

yang mengandung minyak dan lemak  yang dapat meningkatkan HDL dalam darah.

DAFTAR PUSTAKA1) Harnowo, Putro Agus. Terapi untuk pemulihan pasien stroke. 04 Juli 2012.

2012.http://health.detik.com/read/2012/07/04/151429/1957605/775/3/terapi-

untuk-pemulihan-pasien-stroke . Diakses : 08 Maret 2014

KELOMPOK II : STROKE 21

Page 22: KELOMPOK II EPTM  (STROKE).docx

2) Harjana, dadan. Gejala stroke, penyebab, dan cara mencegah.

http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/04/gejala-stroke-penyebab-dan-

cara.html . Diakses : 08 Maret 2014.

3) Penyakit stroke. Diet penyakit Stroke. http://penyakitstroke.net/diet-penyakit-

stroke/. Diakses : 08 Maret 2014

4)  Kartika, Unoviana . Cara cepat kenali gejala stroke . 16 Mei 2013.

http://health.kompas.com/read/2013/05/16/09075467/Cara.Cepat.Kenali.Gejal

a.Stroke . Diakses : 08 maret 2014

5) Penyakit stroke. Penyebab penyakit stroke.

http://penyakitstroke.net/penyebab-penyakit-stroke/. Diakses : 08 Maret 2014

6) Penyakit stroke. Stroke hemoragik. http://penyakitstroke.net/stroke-

hemoragik/. Diakses : 08 Maret 2014

7) Penyakit stroke. Stroke iskemik. http://penyakitstroke.net/stroke-iskemik-

adalah/. Diakses : 08 Maret 2014

8) Penyakit stroke. Stroke iskemik. http://penyakitstroke.net/stroke-iskemik-

adalah/. Diakses : 08 Maret 2014

9) Penyakit stroke. Pengertian panyakit stroke.http://penyakitstroke.net/penyakit-

stroke-adalah/. Diakses : 08 Maret 2014

10) http://www.singhealth.com.sg/PatientCare/ConditionsAndTreatments/Pages/

Stroke.aspx. Diakses : 08 Maret 2014

11) Sumaryana yayan adi. Patofisiologi Stroke.

http://rstroke.blogspot.com/2011/07/patofisiologi-stroke_30.html.

Diakses : 8 Maret 2014

KELOMPOK II : STROKE 22