kelompok ii eptm (stroke).docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian
nomor dua di dunia.Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia
dan semakin penting dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di negara-negara
yang sedang berkembang. Secara global, pada saat tertentu sekiatr 80 juta orang
menderita akibat stroke. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, di
mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan. Terdapat sekitar 250
juta anggota keluarga yang berkaitan dengan para pengidap stroke yang bertahan
hidup. Selama perjalanan mereka, sekitar 4 dari 5 lima keluarga akan memiliki salah
seorang anggota mereka yang terkena stroke.
Stroke adalah penyakit otak paling destruktif dengan konsekuensi berat,
termasuk beban psikologis, fisik dan keuangan yang besar pada pasien, keluarga
mereka dan masyarakat. Pada kenyataannya, banyak orang yang lebih takut akan
menjadi cacat oleh stroke dibandingkan dengan kematian itu sendiri. Jika tidak ada
perbaikan dalam metode-metode pencegahan yang ada sekarang, jumlah stroke
dan korban stroke akan tumbuh pesat dalam beberapa dekade mendatang.
Stroke dahulu dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi
pada siapa saja, dan sekali terjadi tidak ada lagi tindakan efektif yang dapat
dilakukan untuk mengatasi stroke. Namun, data-data ilmiah terakhir secara
meyakinkan telah membuktikan hal yang sebaliknya.
Selama dekade terakhir telah terjadi kemajuan besar dalam pemahaman
mengenai faktor risiko, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi stroke. Kita
sekarang mengetahui bahwa stroke dapat diperkirakan dan dapat dicegah pada
hampir 85% orang. juga terdapat terapi efektif yang dapat secara subtansial
memperbaiki hasil akhir stroke. Pada kenyataannya, sekitar sepertiga pasien stroke
sekarang dapat pulih sempurna dan proporsi ini dapat meningkat jika pasien selalu
mendapat terapi darurat dan rehabilitasi yang memadai.
KELOMPOK II : STROKE 1
Stroke menimbulkan beban yang sangat besar pada para pengidap stroke,
keluarga dan orang yang merawat penderita stroke, serta pada masyarakat. Setiap
tahun sekitar 0,2 % populasi mengalami stroke dengan sekitar sepertiganya
meninggal dalam 12 bulan berikutnya, sepertiga lainnya mengalami cacat permanen
(sering membutuhkan bantuan dari orang lain) dan sepertiga lagi memperoleh
kembali kemandirian mereka. Orang yang bertahan hidup dari serangan stroke
memiliki risiko besar kembali terkena stroke atau serangan jantung. Memang,
banyak orang takut terhadap serangan stroke berikutnya karena mereka
mengganggap bahwa stroke yang membuat cacat adalah sebuah nasib yang lebih
mengerikan dibanding kematian.
Stroke merupakan tantangan yang luar bisa besar bagi masyarakat karena
jumlah orang yang terkena kemungkinan akan sangat meningkat dalam waktu dekat.
Risiko terkena stroke meninigkat seiring usia dan populasi kita secara progresif
menjadi lebih tua.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian stroke ?
2) Apa faktor-faktor penyebab terjadinya stroke ?
3) Bagaimana tanda dan gejala stroke ?
4) Bagaimana patofisiologi terjadinya stroke ?
5) Bagaimana pencegahan stroke ?
6) Bagaimana pengobatan stroke ?
1.3 PEMECAHAN MASALAH
1) Pengertian penyakit stroke
2) Faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit stroke
3) Tanda dan gejala penyakit stroke
4) Patofisiologi penyakit stroke
5) Pencegahan penyakit stroke
6) Pengobatan penyakit stroke
KELOMPOK II : STROKE 2
1.4. TUJUAN PENULISAN :
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular
2) Untuk mengetahui pengertian penyakit stroke
3) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab penyakit stroke
4) Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit stroke
5) Untuk mengetahui Patofisiologi penyakit stroke
6) Untuk mengetahui Pencegahan penyakit stroke
7) Untuk mengetahui Pengobatan penyakit stroke
KELOMPOK II : STROKE 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN STROKE
Stroke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat
atau pecahnya pembuluh darah otak. Dengan kata lain penyakit stroke ini
merupakan penyakit pembuluh darah otak (serebrovaskuler) yang ditandai dengan
kematian jaringan otak (infark serebral) hal ini disebabkan karenakan adanya
penyumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah menuju otak sehingga
pasokan darah dan oksigen ke otak berkurang dan menimbulkan serangkaian reaksi
biokimia yang akan merusakkan atau mematikan sel-sel saraf otak.
Jumlah penderita stroke di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Pada
akhir tahun 2012 lalu, sebuah lembaga mencatat telah terjadi sekitar 500.000 kasus
penderita stroke dengan angka 12.500 orang meninggal akibat penyakit tersebut.
Sementara sisanya mengalami cacat, baik ringan maupun berat. Karena itu
pengobatan awal serta pencegahan menjadi perang penting dalam memerangi
stroke.
Stroke atau penyakit serebavaskuler merupakan kematian jaringan otak
(Infark serebal) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Stroke bisa berupa iskemik maupun pendarahan (hermoragik). Pada stroke iskemik,
aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang
KELOMPOK II : STROKE 4
menyumbat suatu pembuluh darah. Pada stroke hermoragik, pembuluh darah pecah
sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah yang merembas ke
dalam suatu daerah di otak dan meruskanya.
GAMBAR : Skema tubuh dan bagian tubuh yang diakibatkan dari stroke
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang
menuju ke otak . Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam
arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat
serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke
sebagian besar otak.
A. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak
(disebut hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau ke dalam
ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak 9 disebut hemoragia subaraknoid). Ini adalah jenis stroke yang
paling mematikan, tetapi relatif hanya menyusun sebagian kecil dari stroke total :10-
15% untuk perdarahan intraserebrum dan sekitar 5% untuk perdarahan subaraknoid.
KELOMPOK II : STROKE 5
GAMBAR : Stroke Hemoragik
1. Stroke Hemoragik Intraserebral
Stroke jenis ini menimpa 15% kasus. Banyak terjadi di dalam otak. Tergolong
membahayakan. Pada kasus ini, sebagian besar orang yang mengalaminya bisa
menderita lumpuh dan sudah diobati. Stroke perdarahan terjadi di dalam otak.
Biasanya mengenai basal ganglia, otak kecil, batang otak dan otak besar. Jika yang
terkena di daerah talamus, sering penderita stroke hemoragik intraserebral ini sulit
untuk di tolong meskipun dilakukan tindakan operatif untuk mengevakuasi
perdarahannya.
2. Stroke hemoragik subaraknoid
Terjadi pada 5% kasus. Memiliki kesamaan dengan stroke hemoragik
intraserebral. Yang membedakannya, stroke ini terjadi di pembuluh darah di luar
otak, tapi masih di daerah kepala, seperti di selaput otak atau bagian bawah otak.
Meski tidak di dalam otak, perdarahan itu bisa menekan otak. Hal ini terjadi akibat
adanya aneurisma yang pecah atau AVM.
KELOMPOK II : STROKE 6
B. Stroke Iskemik
Hampir 85% stroke iskemik disebabkan oleh :
Sumbatan oleh bekuan darah.
Penyempitan sebuah arteri atau beberapa arteri yang mengarah ke otak
Embolus (kotoran) yang terlepas dari jantung atau arteri ekstrakrani (arteri
yang berada di luar tengkorak( yang menyebabkan sumbatan di satu atau
beberapa arteri intrakrani (arteri yang ada di dalam tengkorak)
Penyebab-penyebab di atas merupakan infark otak atau stroke iskemik. Pada
orang berusia lebih dari 65 tahun, penyumbatan atau penyempitan dapat
disebabkan oleh aterosklerosis (mengerasnya arteri). Hal inilah yang terjadi pada
hampir dua pertiga pasien stroke iskemik. Embolisme cenderung terjadi pada orang
yang mengidap penyakit jantung (misalnya, denyut jantug cepat tidak teratur,
penyakit katup jantung dan sebagainya.
GAMBAR : Stroke Iskemik
2.2 FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB STROKE
KELOMPOK II : STROKE 7
Menurut sebuah jurnal yang ditulis oleh Sylvia Saraswati (2009) membagi
faktor risiko dari penyebab stroke yang dibedakan menjadi 2 bagian, yakni faktor
risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi.
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
a. Usia
Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa usia semakin tua semakin besar
pula risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan proses degenerasi (penuaan)
yang terjadi secara alamiah. pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih
kaku karena adanya plak.
b. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibanding
perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Rokok,
dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh.
c. Herediter
Terkait dengan riwayat stroke di keluarga, orang dengan riwayat stroke pada
keluarga memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit stroke dibanding
orang yang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.
d. Ras atau Etnis
Dari berbagai penelitian, ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang
yang lebih besar untuk terkena stroke dibanding ras kulit hitam.
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
a. Hipertensi
Orang yang tekanan darahnya tinggi mempunyai peluang besar untuk
mengalami stroke. Bahkan, ini merupakan penyebab terbesar dari stroke.
Alasannya, dalam hipertensi dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh yaitu
diameter pembuluh darah kelak akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke
otak pun akan berkurang, dengan pengurangan aliran darah otak (ADO), maka otak
akan kekurangan suplai oksigen dan glukosa sehingga jaringan otak lama-lama
akan mati.
KELOMPOK II : STROKE 8
b. Penyakit jantung
Penyakit jantung seperti jantung koroner dan infark miokard (kematian otot
jantung, bisa menjadi faktor terbesar pneyebab stroke). Seperti yang kita ketahui
bahwa pusat dari aliran darah di tubuh terletak di jantung. Jika pusat pengaturan
darah mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh mengalami gangguan,
termasuk aliran darah menuju otak. Gangguan aliran darah itu bisa mematikan
jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap.
c. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus atau kencing manis memiliki risiko mengalami stroke. Hal ini
terkait dengan pembuluh darah penderita diabetes yang umumnya lebih kaku (tidak
lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-
tiba juga dapat menyebabkan kematian otak.
d. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan keadaan ketika kadar kolesterol di dalam
darah berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada
pembuluh darah yang lama kelamaan akan semakin banyak dan menumpuk
sehingga menganggu aliran darah.
e. Obesitas
Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hal
tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada
orang dengan obesitas, yaitu biasanya kadar LDL lebih tinggi dibanding kadar HDL.
f. Merokok
Dari hasil berbagai penelitian diketahui bahwa orang-orang yang merokok
ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang yang tidak
merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya
penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku.
Dengan demikian, dapat menyebabkan gangguan aliran darah.
2.3 TANDA DAN GEJALA STROKE
KELOMPOK II : STROKE 9
Pada tingkat awal, masyarakat, keluarga, dan setiap orang harus
memperoleh informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa stroke adalah serangan
otak yang secara sederhana mempunyai 5 tanda-tanda utama yang harus
dimengerti dan sangat dipahami. Hal ini penting agar semua orang mempunytai
kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya serangan stroke.
1. Tiba-tiba mati rasa atau lemah pada bagian wajah, lengan, atau kaki -
terutama pada satu sisi tubuh.
Orang dengan stroke biasanya akan memiliki bentuk mulut “tidak rata” alias
mencong. Perlu diwaspadai juga apabila mereka(orang yang dicurigai stroke)
mengalami kesulitan menggerakkan lengan atau mengendalikan jari. Misalnya,
ketika mengangkat kedua tangan, tangan yang sebelah lebih tinggi dibandingkan
tangan yang lain.
2. Tiba-tiba kebingungan dan kesulitan berbicara.
Masalah bahasa adalah salah satu tanda-tanda pa;ing umum dari stroke. Seseorang
yang mengalami stroke tiba-tiba mungkin akan mengalami masalah ketika berbicara.
Bahkan, beberapa diantaranya juga mengalami penurunan pemahaman. Mintalah
dia(orang yang dicurigai stroke) untuk mengulangi kembali kalimat sederhana
kepada anda, misalnya : “Saya pergi ketoko hari ini “. Jika ia mengalami kesulitan
mengulangi kata-kata itu bisa jadi dia mengalami stroke.
3. Pengelihatan mendadak terganggu.
Gangguan pengelihatan yang datang secara tiba-tiba merupakan gejala stroke yang
umum. Mereka mungkin tidak akan mampu melihat dengan jelas dengan satu mata,
atau mungkin mengalami kesulitan untuk melihat ke kanan atau kiri.
4. Tiba-tiba kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
Berjalan seolah-olah mabuk, tersandung, atau bahkan jatuh adalah semua gejala
stroke. Tanda-tanda serupa lainnya seperti berjalan dengan kaki terbuka lebar atau
tiba-tiba kehilangan kemampuan motorik halus, seperti ketidakmampuan untuk
menulis juga patut diwaspadai.
5. Sakit kepala parah tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya.
KELOMPOK II : STROKE 10
Gangguan sakit kepala tidak selalu identik dengan gejala stroke. Tetapi, jika sakit
kepala menyerang tiba-tiba atau tampak sangat intens, patut untuk diwaspadai. Jika
leher kaku, nyeri pada wajah, atau muntah yang disertai sakit kepala bukan tidak
mungkin akan menyebabkan terjadinya perdarahan intrakranial, juga dikenal
sebagai "stroke merah (red sroke)."
2.4 PATOFISOLOGI STROKE
GAMBAR : Skema Patofisologi Penyakit Stroke
KELOMPOK II : STROKE 11
Infark serebral (kematian jaringan otak) adalah berkurangnya suplai darah ke
area tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan
besarnya pembuluh darah dan sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh
pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat
atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme
vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan
jantung). Atherosklerotik sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap ortak,
thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada area
yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli
dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan :
1) Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.
2) Edema dan kongesti disekitar area.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark
itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang
sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukan
perbaikan,CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan
masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema
dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding
pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis , atau jika sisa infeksi
berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma
pembuluh darah. Hal iniakan me yebabkan perdarahan cerebral, jika aneurisma
pecah atau ruptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur
arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang
sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit
cerebro vaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia
cerebral.
Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka
waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia
serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya cardiac
arrest.
Jika dilihat bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa :
KELOMPOK II : STROKE 12
1.Stroke hemisfer Kanan
Hemiparese sebelah kiri tubuh.
Penilaian buruk
Mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan
terjatuh ke sisi yang berlawanan tersebut.
2.Stroke yang Hemifer kiri
Mengalami hemiparese kanan
Perilaku lambat dan sangat hati-hati
Kelainan bidang pandang sebelah kanan.
Disfagia global
Afasia
Mudah frustasi
2.5 PENCEGAHAN STROKE
Adapun untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan tindakan
pencegahan termasuk membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat. Berikut adalah
10 langkah yang dapat dilakukan guna menghindarkan diri dari serangan stroke.
1) Hindari kebiasaan merokok
Kebiasaan ini dapat menyebabkan atheroscleorosis (pengerasan dinding
pembuluh darah) dan membuat darah menjadi mudah menggumpal.
2) Periksalah tensi darah secara rutin
Tekanan darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah mengalami
tekanan yang ekstra, walaupun tidak menunjukkan gejala, ceklah darah
secara teratur.
3) Kendalikan penyakit jantung
Kalau memiliki gejala atau gangguan jantung seperti detak yang tidak teratur
atau kadar kolesterol tinggi, berhati-hatilah karena hal itu akan meningkatkan
risiko terjadinya stroke. Mintalah saran dokter untuk langkah terbaik.
KELOMPOK II : STROKE 13
4) Atasi serta kendalikan stres dan depresi
Stres dan depresi dapat menggangu bahkan menimbulkan korban fisik. Jika
tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka panjang.
5) Makanlah dengan sehat dan teratur
Mungkin hal ini sudah sering didengar ribuan kali oleh masyarakat, namun
penting artinya bila hal ini dilakukan, sedikitnya lima porsi buah dan sayuran
setiap hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak
jenuhnya bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan
berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah.
6) Kurangi garam
Garam akan meningkatkan tekanan darah, sehingga bisa menjadi hipertensi.
7) Pantau berat badan
Memiliki badan gemuk atau obesitas akan meningkatkan risiko untuk
mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes, serta dapat
memicu terjadinya stroke.
8) Berolahraga dan aktif
Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu untuk menurunkan tensi
darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.
9) Kurangi alkohol
Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena itu
menguranginya konsumsi alkohol berarti menghindarkan dari tekanan darah
tinggi.
10) Mencari Informasi
Dengan mengikuti perkembangan informasi tentang kesehatan, banyak hal
penting yang diperoleh guna menghindari kemungkinan atau menekan risiko
stroke. Berhati-hatilah, beragam hormon termasuk pil dan terapi penggantian
hormon HRT diduga dapat membuat darah menjadi kental dan cendrung
mudah menggumpal
KELOMPOK II : STROKE 14
2.6 PENGOBATAN STROKE
A. Diagnosa
Beberapa tes dilakukan, termasuk:
1. Scan Otak: Biasanya scan CT dilakukan. Kadang kala scan MRI diperlukan.
Scan dapat membantu dokter mengkonfirmasi jenis stroke dan lokasinya.
2. Tes darah: Untuk mencari penyakit yang mendasari seperti diabetic (diabetes
mellitus) dan kolesterol tinggi.
3. Sinar X Dada : Elektrokardiogram (ECG): untuk informasi penyakit jantung.
4. Ultrasound : Mempelajari pembuluh darah pada leher dan tengkorak
(ultrasound karotid, transkranial Doppler), dan jantung (ekokardiogram): untuk
deteksi kondisi yang mungkin mem pengaruhi stroke.
5. Angiogram : Tube kecil dimasukkan ke dalam selangkangan dan melalui
pembuluh darah hingga mencapai otak. Pewarna disuntikkan dan gambar
sinar X diambil. Ini menyediakan informasi lokasi dan keparahan
penyumbatan pembuluh atau perdarahan.
B. Pilihan Pengobatan :
Selama di rumah sakit, kondisi pasien penyakit stroke akan diawasi ketat.
Sekitar 20% pasien memburuk dalam minggu pertama. Tekanan darah sangat
tinggi, gula darah dan kolesterol akan perlu diturunkan oleh kontrol diet dan obat-
obatan. Mereka yang tidak dapat menelan dengan aman mungkin perlu diberi
makan lewat tube melalui hidung. Rehabilitasi bertujuan untuk membuat pasien
mandiri dalam aktivitas sehari-harinya. Itu mulai secepat mungkin melalui terapi
fisik, okupansi dan bicara. Setelah terserang stroke, beberapa pasien mengalami
berbagai gangguan seperti kelumpuhan, penurunan kemampuan komunikasi,
perubahan mental hingga depresi. Oleh karna itu, pasien stroke perlu menjalani
proses rehabilitasi agar dapat sebisa mungkin mengembalikan fungsi tubuhnya.
Rehabilitasi stroke adalah proses dimana pasien stroke menjalani perawatan
untuk membantunya kembali ke kehidupan normal. Dalam masa rehabilitasi,
penderita stroke belajar bergerak, berpikir, dan merawat diri sendiri.
Rehabilitasi tidak dapat menyembuhkan efek-efek yang ditimbulkan akibat
serangan stroke, namun dapat membantu penderita untuk mengoptimalkan fungsi
KELOMPOK II : STROKE 15
tubuhnya.
Pada “stroke iskemik”, penggunaan “pengencer darah” seperti obat-obatan
“anti trombosit” dan “anti koagulasi” secara signifikan menurunkan resiko stroke
kedua. Jika terdapat penyempitan akut pada arteri leher yang mengakibatkan
stroke minor atau TIA, operasi untuk mengangkat penyempitan tersebut
(endarterektomi karotid) menurunkan resiko stroke lainnya.
Jika “stroke hemoroid” disebabkan karena pecahnya “gelembung” pada
pembuluh darah (aneurism), aneurism dapat dijepit secara operasi, atau kadang
diblok oleh kumparan yang dimasukkan khusus. Pecahnya “malformasi arteri vena
(AVM)” dapat juga menyebabkan stroke hemoroid. Operasi, lem dimasukkan
khusus atau radiasi pisau gamma mungkin diperlukan untuk mengobatinya.
Akumulasi cairan otak mungkin perlu untuk dibebaskan dengan operasi
“pengeringan” dimasukkan.
C. Kemungkinan Pemulihan :
Pemulihan setelah stroke merupakan proses natural. Hingga sepertiga pasien
stroke pulih sepenuhnya, sepertiga pulih sebagian, dan sepertiga tidak pulih sama
sekali. Sekitar 10 hingga 20% mungkin tidak bertahan dalam periode awal setelah
stroke. Pemulihan membutuhkan waktu. Sebagian besar pemulihan terjadi dalam 3
hingga 6 bulan pertama, tetapi mungkin berlanjut perlahan untuk beberapa tahun.
Terdapat 5 hingga 15% kesempatan per tahun stroke berulang. Untuk mengurangi
kemungkinan stroke lainnya, semua obat-obatan harus diminum secara teratur dan
merokok harus dihentikan
D. Diet Penyakit Stroke
Stroke atau penyakit peredaran darah otak adalah kerusakan pada bagian
otak yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke
bagian otak tersumbat atau pecah. Akibatnya, dapat terjadi beberapa kelainan yang
berhubungan dengan kemampuan makan pasien yang pada akhirnya berakibat
penurunan status gizi. Untuk keadaan tersebut diperlukan dite khusus.
Tujuan dilakukan diet pada penyakit stroke adalah untuk memberikan
makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan
memperhatikan keadaan komplikasi penyakit, memperbaiki keadaan stroke, seperti
KELOMPOK II : STROKE 16
disfagia, pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus. Serta mempertahanlkan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
GAMBAR : Piramida makanan (Gizi Seimbang )
Namun sebelum dilakukan diet untuk penderita penyakit stroke, diperlukan
pemenuhan syarat dalam melakukan diet stroke, adalah :
1. Protein cukup yaitu 0,8-1 g/kg BB. Apabila pasein berada dalam
keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2-1,5 g/kg BB. Apabila
penyakit disertai komplikasi gagal ginjal kronikprotein diberikan rendah
yaitu 0,6 g/kg BB.
2. Energi yang cukup yaitu 25-45 kkal/kg BB. Pada fase akut nergi
diberikan 1100-1500 kkal/ hari.
3. Lemak cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Utamakan
sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu 10
% dari kebutuhan energi total. Kolesterol dibatsi 300 mg.
4. Karbohidrat cukup yaitu 60-70% dari kebutuahn energi total. Untuk
pasien dengandiabetes mellitus diutamalan karbohidrat kompleks.
5. Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C
dan vitamin E.
6. Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium dan kalium. Penggunaan
natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1 ½
KELOMPOK II : STROKE 17
sendok teh/ hari (setara dengan kira-kira 5 gram garam dapur atau 2
gram natrium).
7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan
mencegah konstipasi.
8. Cairan cukup yaitu 6-8 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan
aistes, cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai
makan agar porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan
disfagia, cairan diberikan secara hati-hati. Cairan dapat dikentalkan
dengan gel atau guarcol.
9. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.
10.Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering
Bahan makanan yang dianjurkan untuk penyakit stroke :
Sumber Karbohidrat : Beras, kentang, ubi, singkong, hunkwe, tapioka, sagu,
biskuit, bihun.
Sumber protein hewani : Daging sapi dan ayam tanpa kulit, ikan, telur ayam,
susu skim.
Sumber protein nabati : Semua kacang-kacangan dan produk olahan (Tahu,
tempe).
Sayuran : Bayam, wortel, kangkung, kacang panjang, labu siam, tomat,
taoge.
Buah-buahan : Buah segar, di jus ataupun di olah dengan cara di setup.
Seperti pisang, papaya, mangga, jambu biji, melon, semangka.
Sember lemak : minyak jagung dan minyak kedelai; margarine dan mentega
dikonsumsi dalam jumlah terbatas, Santan encer.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita stroke :
Sumber Karbohidrat : Mie, soda (Baking powder), kue-kue yang terlalu manis.
KELOMPOK II : STROKE 18
Sumber protein hewani : Daging sapi dan ayam yang berlemak, jeroan, keju,
protein hewani yang diawetkan.
Sumber protein nabati : Pindakas, Produk kacang-kacangan olahan yang
diawetkan.
Sayuran : Sayur-sayuran yang mengandung gas seperti kol, sawi, kembang
kol, lobak.
Buah-buahan : Buah-buahan yang mengandung gas seperti durian, nangka,
dan buah-buah yang diawetkan (Buah kaleng).
Sumber lemak : santan kental dan produk goreng-gorengan.
BAB III
PENUTUP
KELOMPOK II : STROKE 19
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan pada pembahasan di atas maka kesimpulan yang
dapat dipaparkan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Stroke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat atau
pecahnya pembuluh darah otak. Dengan kata lain penyakit stroke ini
merupakan penyakit pembuluh darah otak (serebrovaskuler) yang ditandai
dengan kematian jaringan otak (infark serebral) hal ini disebabkan karenakan
adanya penyumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah menuju
otak sehingga pasokan darah dan oksigen ke otak berkurang dan
menimbulkan serangkaian reaksi yang akan merusak atau mematikan sel-sel
saraf otak.
2) Penyebab stroke terbagi atas 2, yaitu Penyebab stroke yang tidak bisa
dimodifikasi, terdiri atas : usia, jenis kelamin, herediter, ras / genetik.
Sedangkan untuk penyebab stroke yang bisa dimodifikasi adalah : Hipertensi,
Penyakit Jantung, Diabetes Mellitus, Obesitas, Hiperkolesterolemia.
3) Patofisilogi pada stroke : Infark serebral (kematian jaringan otak) adalah
berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark
bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah
dan sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang
tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat)
pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler)
atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan
jantung).
4) Tanda atau gejala stroke adalah : Tiba-tiba mati rasa pada area wajah atau
lengan, kebingungan, kesulitan berbicara, penglihatan terganggu, kesulitan
berjalan, kehilangan keseimbangan,sakit kepala secara tiba-tiba.
5) Pencegahan pada penyakit stroke adalah : Hindari merokok, periksa tensi
secara rutin, kendalikan penyakit jantung, makan sehat dan teratur, atasi stres
dan depresi, kurangi penggunaan garam, pantau berat badan, olahraga,
kurangi konsumsi alkohol, dan mencari informasi tentang penyakit stroke
6) Pengobatan penyakit stroke : Melakukan Rehabilitasi stroke. Rehabilitasi
stroke sendiri adalah suatu proses dimana pasien stroke menjalani perawatan
untuk membantunya kembali ke kehidupan normal. Dalam masa rehabilitasi,
KELOMPOK II : STROKE 20
penderita stroke belajar bergerak, berpikir, dan merawat diri sendiri.
Rehabilitasi tidak dapat menyembuhkan efek-efek yang ditimbulkan akibat
serangan stroke, namun dapat membantu penderita untuk mengoptimalkan
fungsi tubuhnya. Pada “stroke iskemik”, penggunaan “pengencer darah”
seperti obat-obatan “anti trombosit” dan “anti koagulasi” secara signifikan
menurunkan resiko stroke. Jika “stroke hemoroid” dapat dilakukan dengan
cara operasi. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah melakukan diet
makan pada penderita stroke.
3.2 SARAN
Sebaiknya masyarakat sudah harus mulai melakukan perubahan terhadap
perilaku yang berisiko terhadap kejadian penyakit stroke, hal sederhana yang dapat
dilakukan Untuk menghindari terjadinya stroke adalah : kurangi mengkonsumsi
alkohol, kurangi merokok, olahraga secara teratur, kurangi penggunaan garam,
memantau berat badan, pemeriksaan tensi secara rutin, serta mengurangi makanan
yang mengandung minyak dan lemak yang dapat meningkatkan HDL dalam darah.
DAFTAR PUSTAKA1) Harnowo, Putro Agus. Terapi untuk pemulihan pasien stroke. 04 Juli 2012.
2012.http://health.detik.com/read/2012/07/04/151429/1957605/775/3/terapi-
untuk-pemulihan-pasien-stroke . Diakses : 08 Maret 2014
KELOMPOK II : STROKE 21
2) Harjana, dadan. Gejala stroke, penyebab, dan cara mencegah.
http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/04/gejala-stroke-penyebab-dan-
cara.html . Diakses : 08 Maret 2014.
3) Penyakit stroke. Diet penyakit Stroke. http://penyakitstroke.net/diet-penyakit-
stroke/. Diakses : 08 Maret 2014
4) Kartika, Unoviana . Cara cepat kenali gejala stroke . 16 Mei 2013.
http://health.kompas.com/read/2013/05/16/09075467/Cara.Cepat.Kenali.Gejal
a.Stroke . Diakses : 08 maret 2014
5) Penyakit stroke. Penyebab penyakit stroke.
http://penyakitstroke.net/penyebab-penyakit-stroke/. Diakses : 08 Maret 2014
6) Penyakit stroke. Stroke hemoragik. http://penyakitstroke.net/stroke-
hemoragik/. Diakses : 08 Maret 2014
7) Penyakit stroke. Stroke iskemik. http://penyakitstroke.net/stroke-iskemik-
adalah/. Diakses : 08 Maret 2014
8) Penyakit stroke. Stroke iskemik. http://penyakitstroke.net/stroke-iskemik-
adalah/. Diakses : 08 Maret 2014
9) Penyakit stroke. Pengertian panyakit stroke.http://penyakitstroke.net/penyakit-
stroke-adalah/. Diakses : 08 Maret 2014
10) http://www.singhealth.com.sg/PatientCare/ConditionsAndTreatments/Pages/
Stroke.aspx. Diakses : 08 Maret 2014
11) Sumaryana yayan adi. Patofisiologi Stroke.
http://rstroke.blogspot.com/2011/07/patofisiologi-stroke_30.html.
Diakses : 8 Maret 2014
KELOMPOK II : STROKE 22