bab ii ok

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Parkir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu proses perjalanan dengan menggunakan kendaraan, dan setelah mencapai tempat tersebut kendaraan harus disimpan di suatu tempat, sementara pengendaranya melakukan beberapa urusan, misalnya urusan pribadi, keperluan umum, rekreasi, atau pelayanan. Kebutuhan akan parkir ditimbulkan oleh adanya penghentian kendaraan selama penumpang melakukan berbagai kegiatan di luar kendaraan. Maka ketersedian ruang untuk parkir sangat penting untuk dapat memberikan kelancaran proses perjalanan tersebut. Kebutuhan lahan parkir sangat dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan kendaraan pribadi. Dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi akan meningkatkan kebutuhan lahan parkir. Pengelolaan parkir sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan parkir yang semakin meningkat, namun hal ini sering dibatasi oleh ketersediaan lahan untuk parkir. Namun pengelolaan parkir yang baik tidak hanya terpaku pada penyediaan lahan parkir kendaraan, tetapi juga kepentingan terhadap jaminan keamanan kendaraan, agar pemilik

Upload: novy-putra-perkasa-rangkuti

Post on 05-Dec-2014

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II  ok

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Parkir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu proses

perjalanan dengan menggunakan kendaraan, dan setelah mencapai tempat tersebut

kendaraan harus disimpan di suatu tempat, sementara pengendaranya melakukan

beberapa urusan, misalnya urusan pribadi, keperluan umum, rekreasi, atau

pelayanan. Kebutuhan akan parkir ditimbulkan oleh adanya penghentian

kendaraan selama penumpang melakukan berbagai kegiatan di luar kendaraan.

Maka ketersedian ruang untuk parkir sangat penting untuk dapat memberikan

kelancaran proses perjalanan tersebut.

Kebutuhan lahan parkir sangat dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan

kendaraan pribadi. Dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi akan

meningkatkan kebutuhan lahan parkir. Pengelolaan parkir sangat dibutuhkan

untuk memenuhi kebutuhan parkir yang semakin meningkat, namun hal ini sering

dibatasi oleh ketersediaan lahan untuk parkir. Namun pengelolaan parkir yang

baik tidak hanya terpaku pada penyediaan lahan parkir kendaraan, tetapi juga

kepentingan terhadap jaminan keamanan kendaraan, agar pemilik kendaraan

merasa nyaman dalam menggunakan fasilitas parkir.

Dalam permasalahan parkir di bandara, letak bandara yang jauh dari

wilayah komersial lainnya menjadikan banyaknya penggunaan kendaraan pribadi

bila kendaraan umum yang melayani rute dari dan menuju bandara tidak baik

tingkat pelayanannya. Bandara biasanya terletak dalam kawasan khusus yang

hanya memiliki fungsi khusus. Sehingga kapasitas dan letak parkir bandara harus

direncanakan dengan baik agar ketersediaan lahan parkir mencukupi permintaan

ruang parkir.

Pada saat ini fasilitas parkir yang ada di Indonesia ada dua jenis yaitu

parkir di badan jalan (on-street parking) dan parkir di luar badan jalan (off-street

Page 2: BAB II  ok

parking). Parkir di badan jalan pada kenyataannya membuat kapasitas jalan

menjadi berkurang. Maka untuk parkir di badan jalan diperlukan pengendalian

yang baik agar tidak terjadi permasalahan baru (kemacetan). Pengendalian ini juga

harus tetap mengacu pada tata guna lahan dan peraturan yang ada.

Kekurangan dari parkir di badan jalan ini dapat ditutupi dengan jenis

fasilitas parkir yang kedua yaitu parkir di luar badan jalan (off-street parking) di

mana fasilitas ini bisa lebih direncanakan dalam hal kapasitas, pengaturan dan

sirkulasinya. Sebagian besar dari area parkir yang ada di perkotaan sekarang ini

sudah mengacu pada parkir di luar jalan (off-street parking) sehingga kendaraan

yang parkir tidak menjadi beban di jalan.

Untuk mengetahui tingkat kebutuhan parkir itu maka dilakukan kajian

pustaka dari berbagai sumber yang dijadikan sebagai landasan untuk menganalisa

permasalahan perparkiran.

2.2 Istilah Dalam Parkir

Berikut ini diberikan beberapa istilah perparkiran yang dikutip dari

Direktorat Jendral Perhubungan Darat (1996), antara lain:

a. Parkir merupakan keadaan tidak bergerak suatu kendaraan selama beberapa

saat atau dalam jangka waktu yang lama sesuai kebutuhannya yang tidak

bersifat sementara.

b. Berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara

dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya.

c. Tempat parkir yaitu tempat untuk menyimpan (memarkirkan) kendaraan tamu

maupun angkutan barang (bermotor atau tidak bermotor) pada suatu tempat

dengan jangka waktu tertentu.

d. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian

kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu

kurun waktu.

5

Page 3: BAB II  ok

e. Gedung parkir ialah suatu bagian bangunan bertingkat ataupun tidak

bertingkat yang digunakan untuk parkir.

f. Pelataran parkir ialah suatu bidang tanah yang terletak sesuai tata guna ruang

kota yang berfungsi sebagai tempat parkir untuk tamu.

g. Petak parkir ialah suatu tempat yang disediakan untuk memarkirkan kendaraan

yang ditandai dengan garis putih atau tanda rambu dan marka.

h. Stall ialah tempat parkir untuk satu kendaraan.

i. Ruang gerak atau jalursirkulasi adalah ruang yang dibutuhkan untuk parkir

dan bergerak keluar masuk areal ruang parkir.

j. Jalur gang merupakan jalur antara dua deretan ruang parkir yang dibedakan.

k. Kawasan parkir adalah kawasan atau areal yang memanfaatkan badan jalan

sebagai fasilitas parkir dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk.

l. Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan

kendaraan (mobil penumpang, bus truk, atau sepeda motor), termasuk ruang

bebas dan lebar bukaan pintu. Untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan,

SRP adalah SRP untuk mobil penumpang.

2.3 Macam-Macam Parkir

Macam-macam parkir diklasifikasikan menjadi beberapa bagian menurut

beberapa parameter berikut ini, yaitu:

2.3.1 Parkir menurut letak penempatan kendaraan

Menurut letak penempatan kendaraan terhadap badan jalan, parkir dibagi

menjadi:

2.3.1.1 Parkir di badan jalan (on-street parking)

Parkir jenis ini menggunakan sebagian lebar jalan untuk tempat parkir

kendaraan. Parkir jenis ini kurang baik diterapkan pada lahan dimana mempunyai

6

Page 4: BAB II  ok

tingkat intensitas tinggi karena akan mengganggu lalu lintas yang ada dengan

mengurangi lebar jalan sehingga akan menimbulkan kemacetan lalu lintas bila

tidak diatur dengan baik dan benar.

2.3.1.2 Parkir di luar badan jalan (off-street parking)

Parkir jenis ini menggunakan lahan parkir tertentu di luar badan jalan, baik

di pelataran terbuka ataupun di dalam bangunan yang khusus disediakan untuk

lahan perparkiran. Off-street parking dapat berupa taman parkir ataupun bangunan

parkir. Taman parkir biaranya terdapat pada lahan terbuka pada pusat kota

ataupun pinggir kota, selain itu taman parkir juga bisa digunakan sebagai lahan

hijau untuk pendukung penghijauan kota. Bangunan parkir biasanya terdapat di

pusat kota dimana lahan terbuka untuk parkir kendaraan tidak banyak, biasanya

berupa bangunan bertingkat tinggi maupun parkir di bawah tanah.

Lokasi dan rancangan parkir di luar jalan harus dapat menimbulkan

perhatian khusus bagi pemarkir yang menggunakannya, dalam bentuk kemudahan

akses, sirkulasi, parkir, jarak berjalan dan kembali, serta jalan keluarnya. Selain

menyediakan ruang parkir, tempat parkir di luar jalan akan menawarkan suatu

keamanan dari kerusakan dan pencurian, dan dapat pula menyediakan fasilitas-

fasilitas yang lain, seperti misalnya pencucian dan perawatan (service).

Untuk mengantisipasi dan menghindari timbulnya tempat-tempat parkir

liar di luar jalan, dalam setiap membangun gedung, baik berupa gedung

pemerintah maupun swasta khususnya maka “diwajibkan” menyediakan ruang

parkir yang memadai sesuai standar peraturan yang telah ditentukan berdasar luas

dan lebar lantai bangunan yang tersedia.

2.3.2 Sistem parkir menurut satuannya

Menurut status kepemilikan dan pengelola suatu lahan parkir dibagi

menjadi:

7

Page 5: BAB II  ok

2.3.2.1 Parkir umum

Merupakan perparkiran yang menggunakan tanah-tanah, jalan-jalan,

lapangan yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah.

2.3.2.2 Parkir khusus

Perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang dimiliki dan dikelola

oleh pihak non-pemerintah.

2.3.3 Parkir menurut jenis kendaraan

Pembagian parkir menurut jenis kendaraan yang menggunakan lahan

parkir tersebut adalah sebagai berikut:

a. Parkir untuk kendaraan beroda dua tidak bermesin (sepeda)

b. Parkir untuk kendaraan beroda dua bermesin (sepeda motor)

c. Parkir untuk kendaraan beroda empat (mobil)

d. Parkir untuk kendaraan beroda empat atau lebih (mobil non-penumpang)

2.4 Pengguna Fasilitas Perparkiran

Kendaraan penumpang (mobil) merupakan alat angkutan utama untuk

penumpang angkutan udara dan pengunjung bandara. Fasilitas parkir bagi mobil

penumpang sangat penting untuk bandara. Walaupun penggunaan angkutan

umum dari dan ke bandara dikembangkan, namun penggunaan kendaraan pribadi

akan masih tetap berpengaruh di masa depan.

Sebagian besar bandara pada dewasa ini, kebutuhan akan parkir mobil

menjadi persoalan yang penting dan membutuhkan pemikiran yang dominan

dalam membuat rancangan bandara. Pertimbangan utama di dalam merencanakan

lokasi parkir kendaraan untuk penumpang pesawat adalah jarak pejalan kaki

sedemikian rupa hingga sependek mungkin, maka penempatan mobil sedekat

8

Page 6: BAB II  ok

mungkin ke pesawat. Volume dan karakteristik pemakai lahan parkir, memainkan

peran penting dalam merencanakan fasilitas lahan parkir.

Setiap kelas masyarakat pengguna lahan parkir mempunyai kebutuhan

yang berbeda, tergantung kepada tingkatan dan kepentingannya di bandara. Lahan

parkir di bandara digunakan untuk:

a. Penumpang pesawat dan VVIP,

b. Pengunjung yang menemani penumpang,

c. Pengunjung bandara untuk rekreasi,

d. Karyawan bandara,

e. Taksi, tempat penyewaan mobil,

f. Orang yang berkepentingan dengan usaha di bandara.

Lahan parkir untuk karyawan bandara sebaiknya dipisahkan secara khusus.

Lokasi parkir ditempatkan sedekat mungkin dengan fasilitas tempat bekerjanya.

Parkir untuk penyewaan mobil tidak perlu dekat dengan bangunan terminal, tetapi

harus disediakan ruangan bagi mobil yang telah dipesan di dekat pintu masuk

maupun keluar untuk drop-off maupun drop-in. lapangan parkir umum disediakan

untuk penumpang, penjemput, dan orang-orang yang rekreasi di bandara

(penonton).

Survey yang dilakukan di bandara-bandara di AS menunjukkan bahwa

hampir 80% pemarkir kendaraan memarkir 3 jam atau kurang. Parkir kurang dari

2 jam dikategorikan sebagai parkir short-term, parkir selama 2-5 jam

dikategorikan sebagai medium-term, dan lebih dari 5 jam disebut long-term.

Table 2.1 Klasifikasi Kode Pengguna Tempat Parkir

Contoh Pengguna Class codePerkiraan Rata-Rata Durasi Parkir

Parkir untuk penyewa, pekerja, dan universitas (umumnya parkir dalam jangka waktu sehari penuh).

1 >5 jam

Parkir di perkotaan, tempat olahraga, pusat hiburan, hotel, motel, parkir pengunjung bandara (umumnya medium term parking).

2 2-5 jam

Pusat perbelanjaan, department stores, supermarket, 3 <2 jam

9

Page 7: BAB II  ok

rumah sakit, medical centres (umumnya short term parking).

Parkir untuk orang cacat 4

Sumber: Young (1991)

2.5 Satuan Ruang Parkir

Dalam mengukur kebutuhan parkir digunakan Satuan Ruang Parkir (SRP).

Menurut pedoman Teknis Penyelengaraan Parkir, Satuan Ruang Parkir adalah

ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau

sepeda motor) termasuk ruang bebas dan lebar bukaan pintu.

Penentuan SRP didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:

a. Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang.

b. Ruang bebas kendaraan parkir berupa arah lateral dan arah longitudinal

kendaraan.

c. Lebar bukaan pintu kendaraan dimana ukurannya merupakan fungsi

karakteristik pemakai kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir.

Penentuan besarnya satuan ruang parkir tergantung pada hal-hal sebagai

berikut:

2.5.1 Dimensi kendaraan standar

Dimensi kendaraan penumpang standar dalam penelitian ini diambil 4,70

m x 1,70 m. Demikian pula untuk kendaraan roda dua, ditentukan besarnya

dimensi kendaraan standar yaitu sebesar 0,70 m x 1,75 m.

2.5.2 Ruang bebas kendaraan parkir

Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan arah

longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi

10

Page 8: BAB II  ok

kendaraan dibuka yang diukur dari ujung paling luar pintu ke badan kendaraan

yang ada di sampingnya.

Atas dasar pertimbangan tersebut maka diambil jarak bebas arah lateral

sebesar 5 cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm dengan rincian

bagian depan sebesar 10 cm dan bagian belakang sebesar 20 cm.

2.5.3 Lebar bukaan pintu

Ukuran lebar bukaan pintu kendaraan berdasarkan karakteristik pemakai

kendaraan untuk bandara ditentukan sebesar 75 cm.

Dari hasil evaluasi di atas, maka dalam penelitian ini dapat ditentukan

besaran satuan ruang parkir untuk kendaraan roda empat (mobil penumpang) dan

sepeda motor adalah sebagai berikut:

a. Mobil penumpang, SRP = 2,50 x 5,00 m2

b. Sepeda motor, SRP = 0,75 x 2,00 m2

2.6 Kapasitas Parkir

Menurut Hobbs (1995), karakteristik parkir meliputi:

2.6.1 Akumulasi parkir

Akumulasi parkir merupakan jumlah kendaraan yang parkir di suatu

tempat pada waktu tertentu.

Kp = (∑no +∑ n (masuk-keluar))/t...................................................(2.1)

Dimana, ∑no = Beban parkir

Kp = Jumlah kendaraan yang parkir (kend/jam)

∑n(masuk) = Jumlah kendaraan masuk (kendaraan)

∑n(keluar) = Jumlah kendaraan keluar (kendaraan)

11

Page 9: BAB II  ok

t = Waktu tinggal kendaraan di lokasi parkir (jam)

(Sumber : Pedoman Perencanaan Dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1999)

2.6.2 Durasi parkir

Durasi parkir adalah rentang waktu sebuah kendaraan parkir di suatu

tempat dalam satuan menit atau jam.

Untuk menghitung durasi parkir rata-rata digunakan rumus sebagai

berikut:

Durasi = Extime-Entime............................................(2.2)

Di mana : Extime = waktu saat kendaraan keluar dari lokasi parkir.

Entime = waktu saat kendaraan masuk dari lokasi parkir.

........................D = ...............................................(2.3)

Di mana : D = Durasi parkir rata-rata (jam)

Nx = Jumlah kendaraan parkir untuk x interval (kendaraan)

X = Interval x yang ke...(1,2,3,...)

Nr = Total jumlah kendaraan yang diamati

(Sumber : Pedoman Perencanaan Dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1999)

2.6.3. Pergantian parkir (turnover parking)

Pergantian parkir (turnover parking) menunjukkan tingkat penggunaan

ruang parkir dan diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang-

ruang parkir untuk satu periode waktu tertentu.

12

Page 10: BAB II  ok

Tingkat turnover …………………… (2.4)

(Sumber : Pedoman Perencanaan Dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1999)

2.6.4. Indeks parkir

Indeks parkir adalah prosentase jumlah kendaraan parkir yang menempati

area parkir dengan jumlah tempat parkir yang disediakan.

Indeks Parkir …………………….. (2.5)

(Sumber : Pedoman Perencanaan Dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1999)

2.7 Kebutuhan Ruang Parkir

Kebutuhan ruang parkir kendaraan adalah sangat penting. Kebutuhan

tersebut sangat berbeda dan bervariasi tergantung dari bentuk dan karakteristik

desain kendaraan dan lokasi parkir.

Rumus pendekatan untuk menghitung jumlah kebutuhan ruang parkir:

Ca = ………………………………………………..(2.6)

13

Page 11: BAB II  ok

S = ………………………………………………………… (2.7)

Dimana;

Ca = jumlah total kendaraan parkir yang disediakan dalam waktu tertentu

atau kapasitas tersedia.

Cp = jumlah kendaraan parkir yang terlayani dalam waktu tertentu atau

kapasitas lapangan (kend./hari)

S = ruang parkir yang dibutuhkan oleh kendaraan

d = durasi rata-rata kendaraan parkir (jam/kend.)

T = lama pengamatan / waktu operasi perparkiran (jam/hari)

(Sumber : Bahan Ajar Rekayasa Lalu Lintas, 2008)

2.8 Pola Parkir Mobil Penumpang

Pola parkir tergantung terhadap sudut parkir yang digunakan. Sudut parkir

umum dipakai untuk tipe perparkiran ini adalah:

1. Paralel

2. Bersudut: Sudut 30°, 45°, 60°, dan;

3. Tegak (sudut 90°)

Parkir jenis ini ditentukan oleh lebar jalan. Ukuran-ukuran pola parkir

untuk mobil penumpang adalah sebagai berikut:

2.8.1 Pola parkir paralel

14

Page 12: BAB II  ok

Gambar 2.1 Pola Parkir Mobil Penumpang

2.8.2 Pola parkir bersudut

Gambar 2.2 Pola Parkir Mobil Penumpang Bersudut

Dimana:

15

Page 13: BAB II  ok

P = Panjang total Area Parkir

L = Panjang ruang parkir / SRP (m)

A = Lebar ruang parkir / SRP (m)

B = Lebar kaki ruang parkir (m)

= ………………………………………………………………….. (2.8)

C = ………………………………………………………………….. (2.9)

D = Ruang parkir efektif (m)

= L.sin θ + A.cos θ ……………………………………………………..(2.10)

E = Ruang parkir efektif ditambah ruang maneuver (m), berdasarkan Dirjen

Perhubungan Darat, “Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib”

nilai E adalah sebagai beriku

Table 2.2 Nilai E untuk Jenis Kendaraan Mobil Penumpang

MPPola

Golongan I Golongan II Golongan III

Paralel 5,30 5,50 6,00

30° 7,60 7,75 7,90

45° 9,30 9,35 9,45

60° 10,55 10,55 10,60

Tegak/90° 11,20 11,20 11,20

(Sumber : Bahan Ajar Rekayasa Lalu Lintas, 2008)

Besar SRP untuk Kendaraan Mobil Penumpang golongan II adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.3 Persamaan SRP MP Golongan II

16

Page 14: BAB II  ok

Besar Sudut ∑ SRP

Paralel N = P / 590

30° N = (P – 125) / 500

45° N = (P – 177) / 354

60° N = (P – 217) / 289

Tegak/90° N = P / 250

(Sumber : Bahan Ajar Rekayasa Lalu Lintas, 2008)

2.9 Desain Pelataran Parkir

Dasar-dasar perencanaan perparkiran adalah sebagai berikut:

2.9.1 Kemudahan pencapaian

Minimalisasi jarak jalan kaki, kemudahan pencapaian ke terminal

penumpang, dan pembangunan pelataran parkir di muka bangunan terminal

penumpang. Pelataran parkir sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan

terminal atau kawasan lain yang dilayani. Penggunaan lahan sebaiknya sehemat

mungkin. Pelataran parkir untuk penggunaan dalam waktu yang panjang dapat

ditempatkan agak berjauhan dari kawasan pelayanan. Demikian juga halnya

dengan pelataran parkir taksi, karena kemudahan pelayanan angkutan ini sudah

dipenuhi dengan penyediaan taksi stan muka terminal.

2.9.2 Persentase penggunaan moda transportasi

17

Page 15: BAB II  ok

Asumsi-asumsi:

a. Penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi = 69%

b. Penumpang yang menggunakan taksi = 19%

c. Penumpang yang menggunakan sepeda motor = 12%

Sumber: Hasil Perhitungan

2.9.3. Tingkat keterisian penumpang tiap kendaraan (occupancy)

Untuk perencanaan pelataran parkir bandara digunakan tingkat keterisian

kendaraan/okupansi yang berbeda untuk tiap jenis kendaraan. Okupansi kendaraan

biasanya berbeda dalam perencanaan di suatu negara dengan negara yang lainnya.

Okupansi kendaraan ini dipengaruhi tingkat pelayanan transportasi umum di

Negara tersebut. Semakin baik tingkat pelayanan transportasi umum biasanya

semakin besar okupansi kendaraan umum dan semakin kecil okupansi kendaraan

pribadi, dan sebaliknya.

2.9.4. Kebutuhan ruang parkir

2.9.4.1 Luas ruang parkir setiap kendaraan

Ukuran setiap kendaraan, untuk mobil penumpang adalah 25 m2, yang

kemudian tiap ruang parkir ditambahkan lagi sebesar 5 m2 yang akan digunakan

untuk ruang terbuka hijau, sehingga luas tiap ruang parkir membutuhkan lahan

seluas 30 m2.

2.9.4.2 Layover

Faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan ruang parkir, yaitu jumlah

keterisian ruang parkir tiap satuan waktu. Dikenal juga Parking Turn Over (PTO).

2.9.4.3 Jumlah ruang parkir yang dibutuhkan

18

Page 16: BAB II  ok

Merupakan banyaknya ruang parkir yang dibutuhkan pada jam puncak.

Jumlah ruang parkir yang harus disediakan ini dipengaruhi berbagai hal lain,

seperti: tingkat okupansi kendaraan, persentase kendaraan yang parkir, layover,

jumlah shift kerja, dll.

Maka jumlah ruang parkir umum yang dibutuhkan dapat dihitung dengan

persamaan:

Ruang Parkir = …………... (2.11)

2.9.5 Luas lahan

Luas yang digunakan adalah luas lahan yang dibutuhkan pada saat jam

puncak.

Luas = Jumlah ruang parkir x Luas ruang parkir tiap kendaraan

Dimensi ukuran yang digunakan untuk kebutuhan ruang parkir disesuaikan

dengan kendaraan yang ada. Standar minimum untuk panjang ruang parkir adalah

5,5 meter. Lebar yang digunakan disesuaikan dengan kode klasifikasi pengguna

parkir dan variasinya terhadap sudut konfigurasi parkir (Tabel 2.4). Lebar gang

yang digunakan bisa untuk sirkulasi satu dan dua arah, manuver kendaraan ketika

19

Page 17: BAB II  ok

masuk dan keluar menjadi bahan pertimbangan untuk merencanakan desain lebar

gang. Tipikal untuk parkir bersudut 90° adalah 6,2 meter, sedangkan untuk parkir

bersudut lebar gang yang digunakan dari 4,6 m untuk parkir 600 sampai 2,9 m

untuk parkir 30°. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.5 dan Tabel 2.6.

Tabel 2.4 Minimum Lebar Ruang Parkir

1 2,42 2,53 2,64

Sumber: Young (1991)

Class code Lebar Ruang Parkir

Tabel 2.5 Minimum Lebar Ruang Parkir dan Lebar Gang – Parkir 90°

Satu Arah Dua Arah1 2 3 4

2,4 2,5 2,6 6,2 6,22,5 2,6 2,7 5,8 5,82,6 >2,7 >2,7 5,4 5,8

Sumber: Young (1991)

Leba

r (m

)

Class CodeLe

bar G

ang

(m)

Tabel 2.6 Minimum Lebar Ruang Parkir dan Lebar Gang - Parkir Bersudut

Sudut Parkir Lebar Gang (m) Lebar Parkir (m)30° 2,9 2,545° 3,7 2,560° 4,6 2,5

Sumber: Young (1991)

Kebutuhan ruang parkir ini meliputi panjang, lebar, dan setengah gang yang

berdekatan. Rata-rata luas ruang parkir untuk satu mobil adalah lebar 2,5 m dan

panjang 5,0 m, namun untuk perhitungan luas lahan parkir tiap mobil, disertakan

juga setengah dari lebar gang sebesar 3,1 m. Sehingga luas lahan parkir untuk tiap

mobil adalah sebesar 2,5 m untuk lebar dan 8,1 m untuk panjangnya, maka

20

Page 18: BAB II  ok

luasnya adalah 20,25 m2. namun untuk kemudahan dalam perencanaan digunakan

luas tiap petak parkir sebesar 25 m2.

Tabel 2.7 Ruang Parkir Mobil

Deskripsi Dimensi (m)Panjang Ruang Parkir 5,0Lebar Ruang Parkir 2,5Panjang Tambahan 3,1Sumber: Young (1991)

Ruang parkir untuk sepeda motor disediakan oleh pengelola khusus untuk

karyawan bandara saja. Luas total untuk 1 ruang parkir motor termasuk jalan

sirkulasi dan ruang terbuka lainnya adalah 3 m2. Kebutuhan ruang parkir sepeda

motor ini dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Ruang Parkir Motor

Deskripsi Dimensi (m)Panjang Ruang Parkir 2,5Lebar Ruang Parkir 1,5Sumber: Young (1991)

2.10. Lajur Khusus untuk Menaikkan dan Menurunkan Penumpang

21

Page 19: BAB II  ok

Lajur khusus untuk menaikkan dan menurunkan penumpang sangat dibutuhkan

(baik yang menggunakan kendaraan pribadi, maupun taksi) agar penumpang

tersebut tidak perlu berjalan terlalu jauh dari pemberhentian kendaraan tersebut.

Lajur khusus itu dikenal dengan lajur drop-off dan drop-in. Lajur khusus ini

ditempatkan pada lajur terdekat dengan gedung terminal, agar penumpang

tersebut tidak perlu menyeberangi jalan. Lajur khusus ini juga akan dibatasi oleh

separator agar kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang tidak

mengganggu kelancaran arus di lajur lainnya. Ukuran-ukuran yang digunakan

sesuai dengan standar dalam Young (1991), yang dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Untuk perencanaan ini digunakan sudut parkir 0º dengan panjang ruang parkir 6

m dan lebar 2,3 m.

22

Page 20: BAB II  ok

Gambar 2.3 Ruang Drop-off dan Drop-in

Tabel 2.9 Ruang Drop-off dan Drop-in

Sudut A D M D+M D+M-J L W L WParkir m m m m m m m m m

0 2,3 2,3 3,0 5,3 2,8 3,5 6,3 7,0 9,830 2,5 4,5 - 4,9 2,9 7,4 - 7,8 4,9 - 5,3 3,5 8,4 - 8,8 7,0 11,9 - 12,345 2,5 5,1 - 5,6 3,7 8,8 - 9,3 6,3 - 6,8 3,5 9,8 - 10,3 7,0 13,3 - 13,860 2,5 5,3 - 5,6 4,6 9,9 - 10,6 7,4 - 8,1 3,5 10,9 - 11,6 7,0 14,4 - 15,1 90 2,5 4,8 - 5,4 5,8 10,6 - 11,2 8,1 - 8,7 3,5 11,6 - 12,2 7,0 15,1 - 15,7

Sumber: Young (1991)

Kriteria Parkir Satu Lajur Dua Lajur

Volume lalu lintas (kend/jam) di lajur yang berdekatan dengan parkir 0 - 800 800 - 1600

23

Page 21: BAB II  ok

24