bab ii ok
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Parkir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu proses
perjalanan dengan menggunakan kendaraan, dan setelah mencapai tempat tersebut
kendaraan harus disimpan di suatu tempat, sementara pengendaranya melakukan
beberapa urusan, misalnya urusan pribadi, keperluan umum, rekreasi, atau
pelayanan. Kebutuhan akan parkir ditimbulkan oleh adanya penghentian
kendaraan selama penumpang melakukan berbagai kegiatan di luar kendaraan.
Maka ketersedian ruang untuk parkir sangat penting untuk dapat memberikan
kelancaran proses perjalanan tersebut.
Kebutuhan lahan parkir sangat dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan
kendaraan pribadi. Dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi akan
meningkatkan kebutuhan lahan parkir. Pengelolaan parkir sangat dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan parkir yang semakin meningkat, namun hal ini sering
dibatasi oleh ketersediaan lahan untuk parkir. Namun pengelolaan parkir yang
baik tidak hanya terpaku pada penyediaan lahan parkir kendaraan, tetapi juga
kepentingan terhadap jaminan keamanan kendaraan, agar pemilik kendaraan
merasa nyaman dalam menggunakan fasilitas parkir.
Dalam permasalahan parkir di bandara, letak bandara yang jauh dari
wilayah komersial lainnya menjadikan banyaknya penggunaan kendaraan pribadi
bila kendaraan umum yang melayani rute dari dan menuju bandara tidak baik
tingkat pelayanannya. Bandara biasanya terletak dalam kawasan khusus yang
hanya memiliki fungsi khusus. Sehingga kapasitas dan letak parkir bandara harus
direncanakan dengan baik agar ketersediaan lahan parkir mencukupi permintaan
ruang parkir.
Pada saat ini fasilitas parkir yang ada di Indonesia ada dua jenis yaitu
parkir di badan jalan (on-street parking) dan parkir di luar badan jalan (off-street
parking). Parkir di badan jalan pada kenyataannya membuat kapasitas jalan
menjadi berkurang. Maka untuk parkir di badan jalan diperlukan pengendalian
yang baik agar tidak terjadi permasalahan baru (kemacetan). Pengendalian ini juga
harus tetap mengacu pada tata guna lahan dan peraturan yang ada.
Kekurangan dari parkir di badan jalan ini dapat ditutupi dengan jenis
fasilitas parkir yang kedua yaitu parkir di luar badan jalan (off-street parking) di
mana fasilitas ini bisa lebih direncanakan dalam hal kapasitas, pengaturan dan
sirkulasinya. Sebagian besar dari area parkir yang ada di perkotaan sekarang ini
sudah mengacu pada parkir di luar jalan (off-street parking) sehingga kendaraan
yang parkir tidak menjadi beban di jalan.
Untuk mengetahui tingkat kebutuhan parkir itu maka dilakukan kajian
pustaka dari berbagai sumber yang dijadikan sebagai landasan untuk menganalisa
permasalahan perparkiran.
2.2 Istilah Dalam Parkir
Berikut ini diberikan beberapa istilah perparkiran yang dikutip dari
Direktorat Jendral Perhubungan Darat (1996), antara lain:
a. Parkir merupakan keadaan tidak bergerak suatu kendaraan selama beberapa
saat atau dalam jangka waktu yang lama sesuai kebutuhannya yang tidak
bersifat sementara.
b. Berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara
dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya.
c. Tempat parkir yaitu tempat untuk menyimpan (memarkirkan) kendaraan tamu
maupun angkutan barang (bermotor atau tidak bermotor) pada suatu tempat
dengan jangka waktu tertentu.
d. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian
kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu
kurun waktu.
5
e. Gedung parkir ialah suatu bagian bangunan bertingkat ataupun tidak
bertingkat yang digunakan untuk parkir.
f. Pelataran parkir ialah suatu bidang tanah yang terletak sesuai tata guna ruang
kota yang berfungsi sebagai tempat parkir untuk tamu.
g. Petak parkir ialah suatu tempat yang disediakan untuk memarkirkan kendaraan
yang ditandai dengan garis putih atau tanda rambu dan marka.
h. Stall ialah tempat parkir untuk satu kendaraan.
i. Ruang gerak atau jalursirkulasi adalah ruang yang dibutuhkan untuk parkir
dan bergerak keluar masuk areal ruang parkir.
j. Jalur gang merupakan jalur antara dua deretan ruang parkir yang dibedakan.
k. Kawasan parkir adalah kawasan atau areal yang memanfaatkan badan jalan
sebagai fasilitas parkir dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk.
l. Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan
kendaraan (mobil penumpang, bus truk, atau sepeda motor), termasuk ruang
bebas dan lebar bukaan pintu. Untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan,
SRP adalah SRP untuk mobil penumpang.
2.3 Macam-Macam Parkir
Macam-macam parkir diklasifikasikan menjadi beberapa bagian menurut
beberapa parameter berikut ini, yaitu:
2.3.1 Parkir menurut letak penempatan kendaraan
Menurut letak penempatan kendaraan terhadap badan jalan, parkir dibagi
menjadi:
2.3.1.1 Parkir di badan jalan (on-street parking)
Parkir jenis ini menggunakan sebagian lebar jalan untuk tempat parkir
kendaraan. Parkir jenis ini kurang baik diterapkan pada lahan dimana mempunyai
6
tingkat intensitas tinggi karena akan mengganggu lalu lintas yang ada dengan
mengurangi lebar jalan sehingga akan menimbulkan kemacetan lalu lintas bila
tidak diatur dengan baik dan benar.
2.3.1.2 Parkir di luar badan jalan (off-street parking)
Parkir jenis ini menggunakan lahan parkir tertentu di luar badan jalan, baik
di pelataran terbuka ataupun di dalam bangunan yang khusus disediakan untuk
lahan perparkiran. Off-street parking dapat berupa taman parkir ataupun bangunan
parkir. Taman parkir biaranya terdapat pada lahan terbuka pada pusat kota
ataupun pinggir kota, selain itu taman parkir juga bisa digunakan sebagai lahan
hijau untuk pendukung penghijauan kota. Bangunan parkir biasanya terdapat di
pusat kota dimana lahan terbuka untuk parkir kendaraan tidak banyak, biasanya
berupa bangunan bertingkat tinggi maupun parkir di bawah tanah.
Lokasi dan rancangan parkir di luar jalan harus dapat menimbulkan
perhatian khusus bagi pemarkir yang menggunakannya, dalam bentuk kemudahan
akses, sirkulasi, parkir, jarak berjalan dan kembali, serta jalan keluarnya. Selain
menyediakan ruang parkir, tempat parkir di luar jalan akan menawarkan suatu
keamanan dari kerusakan dan pencurian, dan dapat pula menyediakan fasilitas-
fasilitas yang lain, seperti misalnya pencucian dan perawatan (service).
Untuk mengantisipasi dan menghindari timbulnya tempat-tempat parkir
liar di luar jalan, dalam setiap membangun gedung, baik berupa gedung
pemerintah maupun swasta khususnya maka “diwajibkan” menyediakan ruang
parkir yang memadai sesuai standar peraturan yang telah ditentukan berdasar luas
dan lebar lantai bangunan yang tersedia.
2.3.2 Sistem parkir menurut satuannya
Menurut status kepemilikan dan pengelola suatu lahan parkir dibagi
menjadi:
7
2.3.2.1 Parkir umum
Merupakan perparkiran yang menggunakan tanah-tanah, jalan-jalan,
lapangan yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah.
2.3.2.2 Parkir khusus
Perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang dimiliki dan dikelola
oleh pihak non-pemerintah.
2.3.3 Parkir menurut jenis kendaraan
Pembagian parkir menurut jenis kendaraan yang menggunakan lahan
parkir tersebut adalah sebagai berikut:
a. Parkir untuk kendaraan beroda dua tidak bermesin (sepeda)
b. Parkir untuk kendaraan beroda dua bermesin (sepeda motor)
c. Parkir untuk kendaraan beroda empat (mobil)
d. Parkir untuk kendaraan beroda empat atau lebih (mobil non-penumpang)
2.4 Pengguna Fasilitas Perparkiran
Kendaraan penumpang (mobil) merupakan alat angkutan utama untuk
penumpang angkutan udara dan pengunjung bandara. Fasilitas parkir bagi mobil
penumpang sangat penting untuk bandara. Walaupun penggunaan angkutan
umum dari dan ke bandara dikembangkan, namun penggunaan kendaraan pribadi
akan masih tetap berpengaruh di masa depan.
Sebagian besar bandara pada dewasa ini, kebutuhan akan parkir mobil
menjadi persoalan yang penting dan membutuhkan pemikiran yang dominan
dalam membuat rancangan bandara. Pertimbangan utama di dalam merencanakan
lokasi parkir kendaraan untuk penumpang pesawat adalah jarak pejalan kaki
sedemikian rupa hingga sependek mungkin, maka penempatan mobil sedekat
8
mungkin ke pesawat. Volume dan karakteristik pemakai lahan parkir, memainkan
peran penting dalam merencanakan fasilitas lahan parkir.
Setiap kelas masyarakat pengguna lahan parkir mempunyai kebutuhan
yang berbeda, tergantung kepada tingkatan dan kepentingannya di bandara. Lahan
parkir di bandara digunakan untuk:
a. Penumpang pesawat dan VVIP,
b. Pengunjung yang menemani penumpang,
c. Pengunjung bandara untuk rekreasi,
d. Karyawan bandara,
e. Taksi, tempat penyewaan mobil,
f. Orang yang berkepentingan dengan usaha di bandara.
Lahan parkir untuk karyawan bandara sebaiknya dipisahkan secara khusus.
Lokasi parkir ditempatkan sedekat mungkin dengan fasilitas tempat bekerjanya.
Parkir untuk penyewaan mobil tidak perlu dekat dengan bangunan terminal, tetapi
harus disediakan ruangan bagi mobil yang telah dipesan di dekat pintu masuk
maupun keluar untuk drop-off maupun drop-in. lapangan parkir umum disediakan
untuk penumpang, penjemput, dan orang-orang yang rekreasi di bandara
(penonton).
Survey yang dilakukan di bandara-bandara di AS menunjukkan bahwa
hampir 80% pemarkir kendaraan memarkir 3 jam atau kurang. Parkir kurang dari
2 jam dikategorikan sebagai parkir short-term, parkir selama 2-5 jam
dikategorikan sebagai medium-term, dan lebih dari 5 jam disebut long-term.
Table 2.1 Klasifikasi Kode Pengguna Tempat Parkir
Contoh Pengguna Class codePerkiraan Rata-Rata Durasi Parkir
Parkir untuk penyewa, pekerja, dan universitas (umumnya parkir dalam jangka waktu sehari penuh).
1 >5 jam
Parkir di perkotaan, tempat olahraga, pusat hiburan, hotel, motel, parkir pengunjung bandara (umumnya medium term parking).
2 2-5 jam
Pusat perbelanjaan, department stores, supermarket, 3 <2 jam
9
rumah sakit, medical centres (umumnya short term parking).
Parkir untuk orang cacat 4
Sumber: Young (1991)
2.5 Satuan Ruang Parkir
Dalam mengukur kebutuhan parkir digunakan Satuan Ruang Parkir (SRP).
Menurut pedoman Teknis Penyelengaraan Parkir, Satuan Ruang Parkir adalah
ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau
sepeda motor) termasuk ruang bebas dan lebar bukaan pintu.
Penentuan SRP didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:
a. Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang.
b. Ruang bebas kendaraan parkir berupa arah lateral dan arah longitudinal
kendaraan.
c. Lebar bukaan pintu kendaraan dimana ukurannya merupakan fungsi
karakteristik pemakai kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir.
Penentuan besarnya satuan ruang parkir tergantung pada hal-hal sebagai
berikut:
2.5.1 Dimensi kendaraan standar
Dimensi kendaraan penumpang standar dalam penelitian ini diambil 4,70
m x 1,70 m. Demikian pula untuk kendaraan roda dua, ditentukan besarnya
dimensi kendaraan standar yaitu sebesar 0,70 m x 1,75 m.
2.5.2 Ruang bebas kendaraan parkir
Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan arah
longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi
10
kendaraan dibuka yang diukur dari ujung paling luar pintu ke badan kendaraan
yang ada di sampingnya.
Atas dasar pertimbangan tersebut maka diambil jarak bebas arah lateral
sebesar 5 cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm dengan rincian
bagian depan sebesar 10 cm dan bagian belakang sebesar 20 cm.
2.5.3 Lebar bukaan pintu
Ukuran lebar bukaan pintu kendaraan berdasarkan karakteristik pemakai
kendaraan untuk bandara ditentukan sebesar 75 cm.
Dari hasil evaluasi di atas, maka dalam penelitian ini dapat ditentukan
besaran satuan ruang parkir untuk kendaraan roda empat (mobil penumpang) dan
sepeda motor adalah sebagai berikut:
a. Mobil penumpang, SRP = 2,50 x 5,00 m2
b. Sepeda motor, SRP = 0,75 x 2,00 m2
2.6 Kapasitas Parkir
Menurut Hobbs (1995), karakteristik parkir meliputi:
2.6.1 Akumulasi parkir
Akumulasi parkir merupakan jumlah kendaraan yang parkir di suatu
tempat pada waktu tertentu.
Kp = (∑no +∑ n (masuk-keluar))/t...................................................(2.1)
Dimana, ∑no = Beban parkir
Kp = Jumlah kendaraan yang parkir (kend/jam)
∑n(masuk) = Jumlah kendaraan masuk (kendaraan)
∑n(keluar) = Jumlah kendaraan keluar (kendaraan)
11
t = Waktu tinggal kendaraan di lokasi parkir (jam)
(Sumber : Pedoman Perencanaan Dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1999)
2.6.2 Durasi parkir
Durasi parkir adalah rentang waktu sebuah kendaraan parkir di suatu
tempat dalam satuan menit atau jam.
Untuk menghitung durasi parkir rata-rata digunakan rumus sebagai
berikut:
Durasi = Extime-Entime............................................(2.2)
Di mana : Extime = waktu saat kendaraan keluar dari lokasi parkir.
Entime = waktu saat kendaraan masuk dari lokasi parkir.
........................D = ...............................................(2.3)
Di mana : D = Durasi parkir rata-rata (jam)
Nx = Jumlah kendaraan parkir untuk x interval (kendaraan)
X = Interval x yang ke...(1,2,3,...)
Nr = Total jumlah kendaraan yang diamati
(Sumber : Pedoman Perencanaan Dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1999)
2.6.3. Pergantian parkir (turnover parking)
Pergantian parkir (turnover parking) menunjukkan tingkat penggunaan
ruang parkir dan diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang-
ruang parkir untuk satu periode waktu tertentu.
12
Tingkat turnover …………………… (2.4)
(Sumber : Pedoman Perencanaan Dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1999)
2.6.4. Indeks parkir
Indeks parkir adalah prosentase jumlah kendaraan parkir yang menempati
area parkir dengan jumlah tempat parkir yang disediakan.
Indeks Parkir …………………….. (2.5)
(Sumber : Pedoman Perencanaan Dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1999)
2.7 Kebutuhan Ruang Parkir
Kebutuhan ruang parkir kendaraan adalah sangat penting. Kebutuhan
tersebut sangat berbeda dan bervariasi tergantung dari bentuk dan karakteristik
desain kendaraan dan lokasi parkir.
Rumus pendekatan untuk menghitung jumlah kebutuhan ruang parkir:
Ca = ………………………………………………..(2.6)
13
S = ………………………………………………………… (2.7)
Dimana;
Ca = jumlah total kendaraan parkir yang disediakan dalam waktu tertentu
atau kapasitas tersedia.
Cp = jumlah kendaraan parkir yang terlayani dalam waktu tertentu atau
kapasitas lapangan (kend./hari)
S = ruang parkir yang dibutuhkan oleh kendaraan
d = durasi rata-rata kendaraan parkir (jam/kend.)
T = lama pengamatan / waktu operasi perparkiran (jam/hari)
(Sumber : Bahan Ajar Rekayasa Lalu Lintas, 2008)
2.8 Pola Parkir Mobil Penumpang
Pola parkir tergantung terhadap sudut parkir yang digunakan. Sudut parkir
umum dipakai untuk tipe perparkiran ini adalah:
1. Paralel
2. Bersudut: Sudut 30°, 45°, 60°, dan;
3. Tegak (sudut 90°)
Parkir jenis ini ditentukan oleh lebar jalan. Ukuran-ukuran pola parkir
untuk mobil penumpang adalah sebagai berikut:
2.8.1 Pola parkir paralel
14
Gambar 2.1 Pola Parkir Mobil Penumpang
2.8.2 Pola parkir bersudut
Gambar 2.2 Pola Parkir Mobil Penumpang Bersudut
Dimana:
15
P = Panjang total Area Parkir
L = Panjang ruang parkir / SRP (m)
A = Lebar ruang parkir / SRP (m)
B = Lebar kaki ruang parkir (m)
= ………………………………………………………………….. (2.8)
C = ………………………………………………………………….. (2.9)
D = Ruang parkir efektif (m)
= L.sin θ + A.cos θ ……………………………………………………..(2.10)
E = Ruang parkir efektif ditambah ruang maneuver (m), berdasarkan Dirjen
Perhubungan Darat, “Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib”
nilai E adalah sebagai beriku
Table 2.2 Nilai E untuk Jenis Kendaraan Mobil Penumpang
MPPola
Golongan I Golongan II Golongan III
Paralel 5,30 5,50 6,00
30° 7,60 7,75 7,90
45° 9,30 9,35 9,45
60° 10,55 10,55 10,60
Tegak/90° 11,20 11,20 11,20
(Sumber : Bahan Ajar Rekayasa Lalu Lintas, 2008)
Besar SRP untuk Kendaraan Mobil Penumpang golongan II adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.3 Persamaan SRP MP Golongan II
16
Besar Sudut ∑ SRP
Paralel N = P / 590
30° N = (P – 125) / 500
45° N = (P – 177) / 354
60° N = (P – 217) / 289
Tegak/90° N = P / 250
(Sumber : Bahan Ajar Rekayasa Lalu Lintas, 2008)
2.9 Desain Pelataran Parkir
Dasar-dasar perencanaan perparkiran adalah sebagai berikut:
2.9.1 Kemudahan pencapaian
Minimalisasi jarak jalan kaki, kemudahan pencapaian ke terminal
penumpang, dan pembangunan pelataran parkir di muka bangunan terminal
penumpang. Pelataran parkir sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan
terminal atau kawasan lain yang dilayani. Penggunaan lahan sebaiknya sehemat
mungkin. Pelataran parkir untuk penggunaan dalam waktu yang panjang dapat
ditempatkan agak berjauhan dari kawasan pelayanan. Demikian juga halnya
dengan pelataran parkir taksi, karena kemudahan pelayanan angkutan ini sudah
dipenuhi dengan penyediaan taksi stan muka terminal.
2.9.2 Persentase penggunaan moda transportasi
17
Asumsi-asumsi:
a. Penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi = 69%
b. Penumpang yang menggunakan taksi = 19%
c. Penumpang yang menggunakan sepeda motor = 12%
Sumber: Hasil Perhitungan
2.9.3. Tingkat keterisian penumpang tiap kendaraan (occupancy)
Untuk perencanaan pelataran parkir bandara digunakan tingkat keterisian
kendaraan/okupansi yang berbeda untuk tiap jenis kendaraan. Okupansi kendaraan
biasanya berbeda dalam perencanaan di suatu negara dengan negara yang lainnya.
Okupansi kendaraan ini dipengaruhi tingkat pelayanan transportasi umum di
Negara tersebut. Semakin baik tingkat pelayanan transportasi umum biasanya
semakin besar okupansi kendaraan umum dan semakin kecil okupansi kendaraan
pribadi, dan sebaliknya.
2.9.4. Kebutuhan ruang parkir
2.9.4.1 Luas ruang parkir setiap kendaraan
Ukuran setiap kendaraan, untuk mobil penumpang adalah 25 m2, yang
kemudian tiap ruang parkir ditambahkan lagi sebesar 5 m2 yang akan digunakan
untuk ruang terbuka hijau, sehingga luas tiap ruang parkir membutuhkan lahan
seluas 30 m2.
2.9.4.2 Layover
Faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan ruang parkir, yaitu jumlah
keterisian ruang parkir tiap satuan waktu. Dikenal juga Parking Turn Over (PTO).
2.9.4.3 Jumlah ruang parkir yang dibutuhkan
18
Merupakan banyaknya ruang parkir yang dibutuhkan pada jam puncak.
Jumlah ruang parkir yang harus disediakan ini dipengaruhi berbagai hal lain,
seperti: tingkat okupansi kendaraan, persentase kendaraan yang parkir, layover,
jumlah shift kerja, dll.
Maka jumlah ruang parkir umum yang dibutuhkan dapat dihitung dengan
persamaan:
Ruang Parkir = …………... (2.11)
2.9.5 Luas lahan
Luas yang digunakan adalah luas lahan yang dibutuhkan pada saat jam
puncak.
Luas = Jumlah ruang parkir x Luas ruang parkir tiap kendaraan
Dimensi ukuran yang digunakan untuk kebutuhan ruang parkir disesuaikan
dengan kendaraan yang ada. Standar minimum untuk panjang ruang parkir adalah
5,5 meter. Lebar yang digunakan disesuaikan dengan kode klasifikasi pengguna
parkir dan variasinya terhadap sudut konfigurasi parkir (Tabel 2.4). Lebar gang
yang digunakan bisa untuk sirkulasi satu dan dua arah, manuver kendaraan ketika
19
masuk dan keluar menjadi bahan pertimbangan untuk merencanakan desain lebar
gang. Tipikal untuk parkir bersudut 90° adalah 6,2 meter, sedangkan untuk parkir
bersudut lebar gang yang digunakan dari 4,6 m untuk parkir 600 sampai 2,9 m
untuk parkir 30°. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.5 dan Tabel 2.6.
Tabel 2.4 Minimum Lebar Ruang Parkir
1 2,42 2,53 2,64
Sumber: Young (1991)
Class code Lebar Ruang Parkir
Tabel 2.5 Minimum Lebar Ruang Parkir dan Lebar Gang – Parkir 90°
Satu Arah Dua Arah1 2 3 4
2,4 2,5 2,6 6,2 6,22,5 2,6 2,7 5,8 5,82,6 >2,7 >2,7 5,4 5,8
Sumber: Young (1991)
Leba
r (m
)
Class CodeLe
bar G
ang
(m)
Tabel 2.6 Minimum Lebar Ruang Parkir dan Lebar Gang - Parkir Bersudut
Sudut Parkir Lebar Gang (m) Lebar Parkir (m)30° 2,9 2,545° 3,7 2,560° 4,6 2,5
Sumber: Young (1991)
Kebutuhan ruang parkir ini meliputi panjang, lebar, dan setengah gang yang
berdekatan. Rata-rata luas ruang parkir untuk satu mobil adalah lebar 2,5 m dan
panjang 5,0 m, namun untuk perhitungan luas lahan parkir tiap mobil, disertakan
juga setengah dari lebar gang sebesar 3,1 m. Sehingga luas lahan parkir untuk tiap
mobil adalah sebesar 2,5 m untuk lebar dan 8,1 m untuk panjangnya, maka
20
luasnya adalah 20,25 m2. namun untuk kemudahan dalam perencanaan digunakan
luas tiap petak parkir sebesar 25 m2.
Tabel 2.7 Ruang Parkir Mobil
Deskripsi Dimensi (m)Panjang Ruang Parkir 5,0Lebar Ruang Parkir 2,5Panjang Tambahan 3,1Sumber: Young (1991)
Ruang parkir untuk sepeda motor disediakan oleh pengelola khusus untuk
karyawan bandara saja. Luas total untuk 1 ruang parkir motor termasuk jalan
sirkulasi dan ruang terbuka lainnya adalah 3 m2. Kebutuhan ruang parkir sepeda
motor ini dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8 Ruang Parkir Motor
Deskripsi Dimensi (m)Panjang Ruang Parkir 2,5Lebar Ruang Parkir 1,5Sumber: Young (1991)
2.10. Lajur Khusus untuk Menaikkan dan Menurunkan Penumpang
21
Lajur khusus untuk menaikkan dan menurunkan penumpang sangat dibutuhkan
(baik yang menggunakan kendaraan pribadi, maupun taksi) agar penumpang
tersebut tidak perlu berjalan terlalu jauh dari pemberhentian kendaraan tersebut.
Lajur khusus itu dikenal dengan lajur drop-off dan drop-in. Lajur khusus ini
ditempatkan pada lajur terdekat dengan gedung terminal, agar penumpang
tersebut tidak perlu menyeberangi jalan. Lajur khusus ini juga akan dibatasi oleh
separator agar kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang tidak
mengganggu kelancaran arus di lajur lainnya. Ukuran-ukuran yang digunakan
sesuai dengan standar dalam Young (1991), yang dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Untuk perencanaan ini digunakan sudut parkir 0º dengan panjang ruang parkir 6
m dan lebar 2,3 m.
22
Gambar 2.3 Ruang Drop-off dan Drop-in
Tabel 2.9 Ruang Drop-off dan Drop-in
Sudut A D M D+M D+M-J L W L WParkir m m m m m m m m m
0 2,3 2,3 3,0 5,3 2,8 3,5 6,3 7,0 9,830 2,5 4,5 - 4,9 2,9 7,4 - 7,8 4,9 - 5,3 3,5 8,4 - 8,8 7,0 11,9 - 12,345 2,5 5,1 - 5,6 3,7 8,8 - 9,3 6,3 - 6,8 3,5 9,8 - 10,3 7,0 13,3 - 13,860 2,5 5,3 - 5,6 4,6 9,9 - 10,6 7,4 - 8,1 3,5 10,9 - 11,6 7,0 14,4 - 15,1 90 2,5 4,8 - 5,4 5,8 10,6 - 11,2 8,1 - 8,7 3,5 11,6 - 12,2 7,0 15,1 - 15,7
Sumber: Young (1991)
Kriteria Parkir Satu Lajur Dua Lajur
Volume lalu lintas (kend/jam) di lajur yang berdekatan dengan parkir 0 - 800 800 - 1600
23
24