bab iii metodologi ok

50
BAB 3 METEDOLOGI CV. CIKARSA KONSULINDO Jalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071 Makassar III.1. KRITERIA PERENCANAAN Metode pelaksanaan diuraikan sebagai dasar dan tata cara pelaksanaan pekerjaan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan dan seluruh kegiatan dapat dikoordinir dan dipantau dengan mudah. Kriteria yang dipakai adalah standart sesuai dengan yang tercantum dalam Daftar Standard Bidang Pekerjaan Umum yang dipakai Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum a.1. SNI, SK-SNI, SKBI serta spesifikasi SII, JIS, ASTM, AASHO, dengan merujuk referensi lainnya yang ada relevansinya dengan perencanaan Bendungan a.1. Design of Small Dam USBR, National Standard Flood Control (DGWRD) 1993, standard perencanaan KP 01 sampai KP 06 Dit. Jend. Aif 1986, berikut perundang – undangan a.1. P.P. 35 th 1991 tentang Sungai, Keppres 55 th. 1993 tentang Pembebasan Tanah dan Pemukiman, P.P. 51 th 1993 tentang Analisis Dampak Lingkungan. III.2. KEGIATAN – KEGIATAN POKOK Secara garis besar pekerjaan Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Aliran Sungai Tallo Kota Makassar, pada proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Air Jeneberang (PPSA) Bagian Proyek Pembinaan dan Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .1 Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Upload: herman-gallegos

Post on 16-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

III.1. KRITERIA PERENCANAAN

Metode pelaksanaan diuraikan sebagai dasar dan tata cara pelaksanaan

pekerjaan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan dan

seluruh kegiatan dapat dikoordinir dan dipantau dengan mudah.

Kriteria yang dipakai adalah standart sesuai dengan yang tercantum dalam

Daftar Standard Bidang Pekerjaan Umum yang dipakai Direktorat Jenderal

Pengairan Departemen Pekerjaan Umum a.1. SNI, SK-SNI, SKBI serta

spesifikasi SII, JIS, ASTM, AASHO, dengan merujuk referensi lainnya yang

ada relevansinya dengan perencanaan Bendungan a.1. Design of Small

Dam USBR, National Standard Flood Control (DGWRD) 1993, standard

perencanaan KP 01 sampai KP 06 Dit. Jend. Aif 1986, berikut perundang –

undangan a.1. P.P. 35 th 1991 tentang Sungai, Keppres 55 th. 1993

tentang Pembebasan Tanah dan Pemukiman, P.P. 51 th 1993 tentang

Analisis Dampak Lingkungan.

III.2. KEGIATAN – KEGIATAN POKOK

Secara garis besar pekerjaan Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas

Aliran Sungai Tallo Kota Makassar, pada proyek Pengembangan dan

Pengelolaan Sumber Air Jeneberang (PPSA) Bagian Proyek Pembinaan

dan Perencanaan Sumber Air Jeneberang meliputi pekerjaan sebagai

berikut :

3.2.1. Pekerjaan Persiapan

Pada prinsipnya metode pelaksanaan pekerjaan mengacu pada

Kerangka Acuan Kerja / Term Of Reference (TOR). Sebelum

memulai pekerjaan, langkah pertama yang dilakukan adalah

melakukan persiapan – persiapan yang berkenaan dengan

pelaksanaan pekerjaan Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas

Aliran Sungai Tallo Kota Makassar, pada proyek Pengembangan dan

Pengelolaan Sumber Air Jeneberang (PPSA) yang meliputi :

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .1Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 2: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

Penyediaan kantor dan Base Camp

Mobilisasi, pengadaan tenaga ahli dan transportasinya

Pengumpulan dan mempelajari semua data yang berkaitan

dengan pekerjaan tersebut di atas

Pengadaan peta topografi skala 1 : 50.000 wilayah study &

sekitarnya, jumlahnya akan ditentukan kemudian.

3.2.2. Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data merupakan kegiatan awal dari

pekerjaan ini. Data – data yang dibutuhkan untuk menunjang

pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 50. 000, yang diterbitkan

oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

(Bakorsutanal) tahun 1991

Peta Geologi skala 1 : 250.000 oleh RAB Sukamto dan Sam

Supriatna (1982) diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan

Pengembangan Geologi Indonesia.

Peta kemampuan wilayah/tanah propinsi sulawesi selatan

Peta jenis tanah propinsi sulawesi selatan

Peta administrasi, penggunaan lahan dan kelerengan

Data klimatologi, pencatatan tinggi muka air serta data – data

hidrologi lainnya

Data – data sosio agro ekonomi, data penduduk, sungai, rumah

tangga sekitar areal sungai tallo

Data genangan banjir yang meliputi luas genangan, kedalaman

genangan dan lamanya genangan beserta kerugian akibat banjir.

Data hidrologi untuk mendapat debit banjir Q2 thn, Q5 thn, Q10

thn, Q25 thn, Q50 thn dan Q100 thn dengan melakukan beberapa

metode sebagai pembanding

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .2Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 3: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

Kerugian akibat banjir

3.2.3. Perumusan Masalah dan Penyebab Terjadinya Banjir

Tinjauan terhadap bangunan – bangunan pengendalian banjir

yang ada

Pengkajian dan penentuan pola pengendalian banjir dan

pemanfaatan sumber daya air.

Tinjauan terhadap alur sungai dan masalah pendangkalan

sungai, curah hujan, pengaruh pasang surut dari muara maupun

terhadap tata guna tanah dan lokasi daerah pemukiman.

3.2.4. Pengukuran Sungai

1. Lingkup pekerjaan

Melakukan pengukuran sungai dimulai dari muara hingga ke hulu

yang meliputi situasi, profil memanjang dan profil melintang.

a. Pekerjaan pengukuran

1). Rintisan dan Pemasangan Pilar dan Patok

Maksud dari rintisan dan pemasangan pilar – pilar dan

patok –patok adalah membuat jalur – jalur pengukuran

serta memasang pilar – pilar dan patok – patok sehingga

memudahkan pelaksanaan pengukuran.

a) . Pemasangan Pilar Beton (Bench Mark) :

(1). Pilar – pilar dipasang sebelum pengukuran di

laksanakan.

(2). Pilar untuk Bench Mark (BM) dipasang dengan

interval 2,0 km mengikuti jalur polygon dan

dipasang minimal pada jarak 100 meter dari tepi

sungai.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .3Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 4: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

(3). Pilar – pilar dipasang di tempat yang aman dan

stabil serta mudah ditemukan. Ukuran BM dan

CP mengikuti criteria perencanaan (PT.02).

b) . Pemasangan Patok Kayu

(1). Patok – patok dibuat dari kayu dolken dengan

ukuran 5 x 7 cm. ditanam kuat kedalam tanah dan

dicat merah serta diberi nomor kode yang teratur.

Patok ditandai dengan paku paying yang

dipasang di atasnya sebagai titik pengukuran.

(2). Pemasangan patok tiap 50 m pad sungai yang

lurus, terkecuali pada daerah tikungan sungai

dipasang pada tiap jarak minimum 25 m.

2). Pengukuran Polygon

Pada pengukuran polygon diberlakukan 2 sistem :

a) . Polygon Terbuka Sempurna

Pada pengukuran polygon terbuka sempurna dipakai

pengukuran sepanjang sungai yaitu mulai dari muara

sungai menuju ke hulu sungai. Sedangkan titik – titik

sudutnya adalah sama dengan titik untuk pekerjaan

profil memanjang maupun cross section. Pada awal

dan akhir pengukuran polygon diikatkan pada Bench

Mark (BM) yang sudah ada.

b) . Polygon Tertutup

(1). Pada polygon tertutup dipakai pada pengukuran

situasi di area rencana bangunan. Sistem

pengukuran polygon tertutup tersebut awal dan

akhir kembali pada sati titik, dimana titik tersebut

sudah ada koordinatnya maupun titik

ketinggiannya, sebagai tindak lanjut dari

perhitungan titik – titik yang lain.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .4Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 5: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

(2). Untuk semua pengukuran polygon, baik polygon

tertutup maupun polygon terbuka, azimuthnya

dipakai pengamatan matahari, masing – masing

dua titik pagi dan sore dengan menggunakan

tabel pangamatan yang terbaru.

(3). Secara umum maksud pengukuran polygon

adalah untuk menentukan koordinat titik – titik

yang diukur yang digunakan sebagai rangka

pemetaan / penggambaran.

(4). Pengukuran dilakukan dengan mengukur sudut

dan jarak

(5). Sudut ukur satu seri (teropong dalam keadaan

biasa dan teropong dalam keadaan luar biasa),

dengan ketelitian 10’’.

(6). Jarak yang diukur dengan pita ukur baja dan

dilakukan dua kali dengan toleransi ukuran 20

cm. D ( D = jarak dalam km) atau ketelitian 1 :

5.000

(7). Pengukuran polygon diikatkan pada titik tetap

geodetis dan titik tetap tersebut harus masih baik

serta mendapat persetujuan dari pemberi

pekerjaan.

(8). Bila tidak ada titik pengikat geodetis, maka harus

ditetapkan titik tetap (pilar beton) untuk titik nol

koordinat, dan dilakukan pengamatan matahari

untuk menentukan arah utara, demikian pula

pada akhir polygon.

(9). Untuk cabang / anak – anak sungai yang

berdekatan harus dilakukan polygon pengukuran

atau pengukuran situasi titik detail.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .5Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 6: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

c) . Pengukuran Waterpass (Profil Memanjang)

Maksud pengukuran waterpass adalah untuk

menentukan ketinggian titik – titik yang diukur yang

digunakan sebagai jaringan sipat datar pemetaan.

(1). Pengukuran waterpass dilakukan pergi pulang

dalam setiap seksi. Panjang seksi 1 – 2 km.

Toleransi ukuran 10 mm VD ( D = jarak km).

(2). Pengukuran pergi dilakukan sebelah kiri sungai

dan pengukuran pulang dilakukan sebelah kanan

sungai, dengan melalui titik polygon.

(3). Pengukuran waterpass harus diikatkan pada titik

tetap ketinggian geodetis.

(4). Pembacaan rambu dengan tiga benang (benang

atas, benang tengah, benang bawah).

d) . Pengukuran Penampang (Profil Melintang)

(1). Pengukuran penampang melintang sungai setiap

100 m pada bagian lurus dan setiap 50 m pada

bagian lengkung (tikungan sungai).

(2). Sistem pengukuran yang digunakan ialah system

“raai”, untuk penampang melintang.

(3). Jalur raai tersebut dibuat tegak lurus arah aliran

sungai atau tepi kiri / kanan sungai.

(4). Panjang penampang melintang / jalur “raai”

adalah 10 meter ke kiri dan 10 ke kanan

diukur dari tepi kiri/tepi kanan sungai, ditambah

lebar sungai.

(5). Penampang memanjang diambil pada setiap[ titikl

polygon, dan pada pertemuan sungai diambil

pada dasar sungai yang terdalam sebagai sislah.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .6Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 7: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

(6). Bangunan – bangunan silang ada diukur

penampang melintangnya.

e) . Pengukuran Situasi

Yang dimaksud dengan pengukuran situasi adalah

mengukur situasi / pemetaan di daerah rencana

bangunan.

(1). Metode yang dipakai adalah metode Sport Hight

dimana semua daerah / medan diambil secara

menyeluruh.

(2). Dasar pengambilan koordinat dan ketinggian dari

titik polygon.

(3). Semua detail yang ada di lapangan diambil

selengkap mungkin seperti batas sawah,

kampung, jalan sungai, bangunan, lembah, bukit,

jembatan, rumah dan sebagainya.

(4). Apabila pada jalur polygon (tempat alat berdiri)

terlalu jauh untuk mengambil objek, maka dapat

dibuat dengan jalur anak polygon.

b. Pencatatan dan Perhitungan

1). Pencatatan

a) . Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan contoh –

contoh buku lapangan yang akan dipakai kepada

Direksi untuk disetujui.

b) . Pencatatan harus menggunakan “Ballpoint” bertinta

hitam, kesalahan harus dicoret. Penimpaan angka dan

penghapusan tidak akan diterima.

c) . Penjelasan – penjelasan yang dibutuhkan dicatat

dilembar / blanko pengamatan sementara pekerjaan

berlangsung. Hal ini menyangkut nama pengukur /

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .7Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 8: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

pengamat, tanggal, daerah pengukuran, nama alat,

nomor alat, nomor lembar dan penjelasan lain yang

dianggap perlu dan harus ditanda tangani oleh

pengukur / pengamat.

d) . Sebelum proses perhitungan untuk setiap item

pekerjaan yang dilakukan, konsultan harus

menyerahkan satu set copy dari masing – masing item

pekerjaan pengukuran yang dilaksanakan.

e) . Hasil perhitungan tidak akan diterima apabila

pelaksana pekerjaan tidak memenuhi ketentuan

tersebut di atas pada butir 2.1.d.

f) . Pelaksana pekerjaan / konsultan harus bersedia

menyerahkan copyan data apabila setiap saat Direksi

memintanya.

2). Perhitungan

a) . Perhitungan sementara

Perhitungan sementara ialah perhitungan yang

dilakukan di lapangan yang berguna untuk

pengontrolan hasil ukuran seperti hitungan waterpass,

hitungan sudut, hitungan azimuth, hitungan beda

tinggi, pengamatan matahari dan lain – lain.

b) . Perhitungan Defenitif

(1). Perhitungan Koordinat

Sistem koordinat yang dipakai tergantung

pada system koordinat titik pengikat.

Bila yang digunakan ialah system koordinat

local, maka arah utara dititik nol koordinat

dihitung dari hasil penentuan arah utara

dengan pengamatan matahari di titik tersebut.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .8Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 9: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

(2). Perhitungan Ketinggian

Perhitungan ketinggian didasarkan pada titik

referensi yang ada di lapangan.

Perhitungan dilakukan perseksi.

Dalam hal ini digunakan titik referensi lokal

diberi angka ketinggian sedemikian sehingga

tidak ada angka ketinggian yang bernilai

negatif.

(3). Perhitungan Situasi

Perhitungan beda tinggi dilakukan dengan

menggunakan rumus :

Perhitungan jarak datar dilakukan dengan

menggunakan rumus :

Dimana :

ba = benang atas

bb = benang bawah

bt = benang tengah

Ta = tinggi alat

= sudut miring

c. Penggambaran

1). Penggambaran Peta Situasi

a) . Penggambaran kerangka peta / titik – titik polygon

dilakukan dengan menggunakan sistem koordinat siku

– siku dengan memakai grid standart dengan grid 10

cm.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .9Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 10: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

b) . Detail – detail hasil pengukuran situasi digambar

dengan cara polar.

c) . Kontur dibuat dengan cara interpolasi dengan interval

kontur 1,0 meter, kontur digambar dengan pena 0,1

mm dan untuk setiap kenaikan 5,0 meter digunakan

pena 0,3 mm.

d) . Draft penggambaran situasi dibuat pada kertas

millimeter.

e) . Draft penggambaran situasi yang telah selesai

kemudian dipindahkan pada kertas kalkir dengan

ukuran A1 dan dinamakan lembar peta.

f) . Lembar – lembar peta dibuat overlap = 5,0 cm.

g) . Pada tiap lembar peta digambarkan keterangan detail

menurut legenda yang lazim digunakan pada peta

topografi (tidak berwarna). Peta situasi dibuat dengan

skala 1 : 2.000

2). Penggambaran peta petunjuknya, dibuat dengan skala 1 :

50.000

Pada peta harus digambarkan letak penampang melintang

sungai, posisi lembar – lembar peta serta letak pilar – pilar

BM dan CP.

3). Penggambaran Penampang Melintang

a) . Penampang melintang digambar pada kertas kalkir

ukuran A1 dengan skala gambar :

Tinggi 1 : 100 atau 1 : 200

Panjang 1 : 100 atau 1 : 200

b) . Pada penampang melintang, selain permukaan tanah

juga digambarkan tinggi patok dan tinggi BM/CP, serta

nomor masing – masing potongan melintang.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .10Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 11: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

c) . Penampang melintang digambar menghadap ke arah

aliran sungai.

4). Penggambaran Penampang Memanjang

a) . Penampang memanjang digambar pada kertas kalkir

ukuran A1 dengan skala gambar :

Tinggi 1 :

100

Panjang 1 :

2.000

Situasi 1 :

2.000

b) . Pada penampang memanjang harus ditunjukkan

nomor – nomor potongan melintang, jarak antara

penampang – penampang melintang dan jarak

akumulasi panjang sungai.

5). Hasil Gambar

a) . Hasil gambar setelah dicetak harus dijilid dan diberi

sampul, dan tiap jilid diberi daftar isi.

b) . Kalkir – kalkir dari gambar – gambar diserahkan

dalam keadaan tersusun dan digulung, dibungkus

kemudian dimasukkan dalam tabung plastik yang

mempunyai ukuran panjang 75 cm dengan diameter

minimal 10 cm. Tiap – tiap tabung diberi daftar isi.

2. Diskusi / Konsultasi

Konsultasi antara pemberi tugas dan pelaksana pekerjaan

dilakukan secara priodik atau mendadak (apabila hal – hal yang

dianggap perlu) dan prihal pelaksana pekerjaan harus

menyanggupinya.

3. Peralatan

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .11Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 12: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

a) . Lapangan

Theodolite (missal Wild. To, T2)

Waterpass automatic (missal (Ni2, NAK2)

Pita ukur baja (rool meter)

Semua alat ukur yang akan dipergunakan harus dalam

keadaan baik (tidak rusak) dan memenuhi syarat ketelitian

masing – masing pengukuran.

Sebelum dipakai semua alat ukur harus dicek terlebih dahulu

oleh Direksi lapangan dan apabila ada kerusakan Direksi

berhak memerintahkan untuk mengganti alat tersebut

dengan yang baik.

b) . Kantor

Meja gambar

Planimeter

Alat – alat gambar, potlot, lettering set, rapido mistar dll.

4. Penggandaan Gambar dan Data Lapangan

Pencetakan gambar dapat dilakukan setelah disetujui /

ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan untuk digandakan,

demikian pula dengan data – data lapangan dan hasil

perhitungan yang telah dijilid dengan rapi

3.2.5. Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah

1. Maksud dan Tujuan

Penyelidikan Geologi Teknik / Mekanika Tanah dimaksudkan

untuk mendapatkan data – data keadaan tanah Subsurface pada

titik – titik yang telah ditentukan dengan tujuan untuk mengetahui

secara teknik mengenai karakteristik dan sifat – sifat mekanis

tanah sebagai pondasi maupun bahan konstruksi / timbunan.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .12Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 13: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

a. Secara umum pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti PT.03 :

Persyaratan Teknis – Bagian Penyelidikan Geoteknik.

b. Persyaratan teknis penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika

Tanah terutama ditujukan guna memperoleh data yang terbaik

dan memadai untuk menunjang keperluan perencanaan

bangunan – bangunan persungaian. Spesifikasi teknis yang

dimuat dalam dokumen tender bersifat umum, hanya

memberikan gambaran secara garis besar saja, dan biasanya

diperinci lebih jelas lagi disesuaikan dengan bangunan sungai

yang akan diselidiki. Untuk dapat memperoleh data hasil

penyelidikan yang lebih baik dan memadai untuk keperluan

perencanaan teknis, maka untuk spesifikasi ini disusun tahap

demi tahap. Sejak dimulainya pekerjaan geologi teknik dan

mekanika tanah pada umumnya akan terjadi sedikit

perubahan – perubahan spesifikasi teknis pada saat

penyelidikan berlangsung. Hal ini disebabkan kerena

keadaan geologi yang komplek sehingga adanya penyesuaian

untuk mendapatkan data yang cocok dengan keadaan

setempat.

2. Tahap Pekerjaan

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data, mempelajari data yang telah ada dalam

daerah dimana penyelidikan geoteknik akan dilakukan. Data

tersebut misalnya : foto udara, peta topografi, peta geologi

dan literature – literature daerah tersebut yang telah ada.

Pekerjaan geologi ini harus terdiri dari :

1). Pembahasan keadaan geomorfologi sungainya.

2). Penyebaran satuan – satuan batuan termasuk tanah

pelapukannya.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .13Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 14: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

3). Struktur Geologi seperti : lipatan (antiklin/sinklin)

pelapisan, system joint (kekar, patahan, arah jurus dan

kemiringan), lapisan gejala longsoran dan lain

sebagainya.

4). Stratifigrafi urutan – urutan dari satuan batuan secara

verikal berdasarkan sejarah geologinya.

b. Pendugaan Keadaan Bawah Permukaan

Dari hasil pengumpulan data geologi tersebut di atas maka

dapat dianalisis kepada geologi bawah permukaan secara

umum dari daerah rencana penyelidikan yang dilakukan.

c. Penyelidikan Geologi Teknik Bawah Permukaan

Penyelidikan geologi teknik bawah permukaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui keadaan pondasi

(Subsurface) dengan terperinci sehingga dapat dipergunakan

oleh pihak perencana.

Pekerjaan yang dilaksanakan :

Pemboran Tangan (Hand Auger)

Pemboran tangan dilakukan untuk mengetahui jenis lapisan

tanah secara jelas dan terperinci, pemboran tangan dilakukan

dengan kedalaman maksimum 3 meter, menggunakan mata

bor type lwan (atau sejenisnya) dengan diameter antara 12 –

15 cm, sehingga pada saat pengambilan tube sample terambil

(dilakukan pada 20 titik).

Pemboran tangan akan mengalami kesulitan pada waktu

pelaksanaannya, misalnya antara lain apabila :

Menembus lapisan lembek dan mudah longsor, sehingga

dinding lubang bor akan selalu runtuh, agar contoh jenis

tanah tersebut dapat terambil diusahakan dengan

menggunakan casing.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .14Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 15: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

Apabila di dalam melakukan pemboran dijumpai boulder /

bongkah batuan keras, sebelum mencapai batas yang

diinginkan, maka pemboran harus tetap dilanjutkan

dengan mengadakan pemboran ulang pada jarak 1 – 3

meter disisi lokasi pemboran pertama.

Pemboran tangan dapat dihentikan sebelum mencapai

kedalaman 3 meter apabila di dalam melakukan pemboran

dijumpai hal – hal yang menyebabkan proses pemboran

dengan tangan tidak mampu untuk dilanjutkan lagi.

Hal – hal yang perlu dicatat pada waktu pemboran tangan

dilaksanakan adalah mencatat jenis – jenis tanah pada setiap

lapisan yang berbeda, juga dicatat ketinggian muka air tanah,

elevasi serta hal – hal lain yang dianggap perlu.

Penentuan Lokasi Bahan Bangunan (Borrow Area)

Mencari lokasi serta memperhitungkan besarnya cadangan

yang diperlukan untuk bangunan persungaian. Misalnya

mencari lokasi bahan urugan (batu, tanah) dan pasir yang

baik untuk bahan pasangan atau beton.

d. Penyelidikan Mekanika Tanah

Selain penyelidikan geologi teknik, juga penyelidikan

mekanika tanah disekitar rencana bangunan perlu dilakukan

dan akan ditentukan oleh Direksi. Pelaksanaan penyelidikan

mekanika tanah akan dilaksanakan secara bersamaan

dengan penyelidikan geologi teknik.

Penyelidikan Mekanika Tanah ini terdiri atas :

1). Sumur Uji (Test Pit) = 20 titik

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .15Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 16: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

Pekerjaan sumuran uji ini gunanya untuk mengetahui

jenis dan ketebalan lapisan di bawah top soil dengan

lebuh jelas, baik lokasi tersebut untuk pondasi bangunan

maupun untuk jenis – jenis bahan timbunan pada daerah

borrow area.

Dengan demikian dapat lebih positif dalam penguraian

jenis lapisan dan ketebalannya. Pada saat pelaksanaan

tersebut juga perlu dicatat uraian – uraian dan jenis

warna tanah disertai foto dari atas dan foto dari samping,

juga harus dicatat elevasi ketinggian dari lokasi tersebut.

Ukuran sumur uji tersebut 1 – 15 m2 dengan maksimum

kedalaman galian 3 m atau disesuaikan dengan keadaan

lapisan tanahnya.

Pembuatan sumur uji dihentikn bilaman :

a) . Telah dijumpai lapisan keras dan diperkirakan benar

– benar keras pada sekeliling lokasi tersebut,

sehingga sulit digali atau sudah tidak sesuai sebagai

bahan timbunan.

b) . Bilamana dijumpai rembesan air tanah yang cukup

besar sehingga sulit untuk diatasi.

c) . Bila dinding galian mudah runtuh, sehingga

pembuatan galian mengalami kesulitan, tetapi

diusahakan lebih dahulu dengan membuat papan –

papan penahan dinding galian.

2). Pengambilan Contoh Tanah

Untuk mengadakan penelitian tanah di Laboratorium

pengambilan contoh tanah ini sangat penting, antara lain

untuk mengetahui sifat dan jenis tanahnya.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .16Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 17: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

a) . Pengambilan Contoh Tanah Asli (Undisturbed

Sample)

Agar data parameter dan sifat – sifat tanahnya

masih dapat digunakan, maka pengambilan contoh

tanah harus dilakukan dengan hati – hati.

Pengambilan, pengangkutan dan penyimpanan

contoh – contoh tanah ini agar :

Sturktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau

berubah, sehingga mendekati keadaan yang

sama dengan keadaan lapangan.

Kadar air asli dapat dianggap sesuai keadaan

lapangan.

Gunakan tube sample yang baik dengan

diamater tabung minimal 6,8 cm dan panjang

minimum 50 cm.

Sebelum pengambilan contoh dilakukan dinding

tabung sebelah dalam diberi pelumas (olie) agar

gangguan terhadap contoh tanah dapat

diperkecil, terutama pada waktu mengeluarkan

contoh tanah ini.

Agar kadar air asli contoh ini tidak terlalu

berubah, maka pada kedua ujung tabung ini

perlu diberi / ditutup dengan paraffin yang cukup

tebal dan tabung tersebut diberi symbol lokasi

dan kedalaman contoh tanah tersebut.

Pada saat pengambilan contoh tanah ini

diusahakan dengan memberikan tekanan

sentries sehingga struktur tanahnya sesuai

dengan di lapangan.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .17Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 18: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

Contoh tanah diambil pada setiap lapisan atau

kedalaman tertentu.

Pada waktu pengangkutan, contoh tanah harus

bebas dari getaran yang cukup keras dan

dihindarkan penyimpanannya pada suhu tinggi.

b) . Pengambilan Contoh Tanah Terganggu (Disturbed

Sample)

Pengambilan contoh tanah tidak asli dapat

diperoleh dari pembuatan sumuran uji (test pit)

sebanyak lebih kurang 30 kg. Pengambilan contoh

tanah ini diambil sebagai berikut :

Bila masing – masing lapisan tanah cukup tebal,

maka contoh harus diambil masing – masing

lapisan dengan pengambilan vertical.

Bila lapisan – lapisan tipis (< 0,5 m), maka

pengambilan contoh tersebut diambil secara

keseluruhan dengan pengambilan vertical.

Semua contoh yang didapat diberi kode dan

symbol dari lokasi, nomor sample dan

kedalaman.

Untuk contoh – contoh tanah ini, akan dikenakan

percobaan proctor di laboratorium.

Untuk penelitian kadar aslinya, maka diadakan

pengambilan contoh tanah dengan

menggunakan tabung yang ditutup dengan

paraffin dikedua ujungnya.

3. Penyelidikan Laboratorium

Pada contoh tanah yang terambil, baik tanah yang asli maupun

contoh tanah yang terganggu akan dilakukan beberapa macam

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .18Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 19: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

percobaan di laboratorium, sehingga paramater dan sifat – sifat

tanahnya dapat diketahui. Jenis dan macam percobaan yang

dilakukan adalag sebagai berikut :

1. Soil Propertis

Unit Weight (Yn) = 10 sample

Spesific Gravity (Gs) = 20 sample

Moisture Content (Wn) = 20 sample

2. Grain Size Analysis = 60 sample

3. Atterberg Limit = 20 sample

4. Triaxial Test = 4 sample

5. Consolidation Test = 4 sample

6. Permeability Test = 10 sample

7. Compaction Test = 20 sample

a. Soil Properties

1. Unit Weight (Yn); untuk memperoleh jenis nilai berat isi

tanah, maka tanah akan dikenakan pengujian ini adalah

dalam keadaan asli.

2. Spesific Grafity (Gs); nilai berat jenis suatu tanah dapat

ditentukan dengan menggunakan suatu botol picnometer

dan perlengkapannya. Prosedur penentuan berat jenis

tanah ini harus mengikuti cara ASTM.D.854-58.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .19Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 20: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

3. Moisture Content (Wn); Tanah yang akan dikenakan

pengujian ini adalah tanah dalam keadaan asli. Prosedur

harus mengikuti ASTM.D.2216-71.

b. Grain Size Distribution

Pada tanah yang berbutir kasar dengan diamater butir lebih

kasar dari pada 75 mm (tertahan pada ayakan No. 200)

penentuan diameter butirnya dilakukan dengan ayakan (Sieve

Analysis), sedangkan pada tanah yang berbutir halus atau

tanah yang berdiameter lebih kecil ari 75 mm, lolos melalui

ayakan No. 200 akan ditentukan dengan cara Hydrometer

Analysis. Hasil pada pengujian ini akan digambar dengan

sumbu mendatar adalah skala logaritma merupakan nilai

diameter dalam millimeter dari pada butir dan sumbu tegak

adalah skala biasa merupakan prosentase kehalusan.

Pembagian butir tanah digunakan USER dengan prosedur

yang sesuai dengan ASTM.D.422-63.

c. Atterberg Limit

1. Liquit Limit (LL); Batas cair / liquit limit ini adalah nilai kadar

air yang dinyatakan dalam prosen dari contoh tanah yang

dikeringkan dalam oven pada batas antara cair dan

keadaan plastis. Nilai batas cair ini dapat ditentukan

dengan cara menentukan nilai kadar air pada contoh yang

mempunyai jumlah ketukan sebanyak 25 kali pada setiap

detiknya, dan panjang lereng saluran percobaan ini adalah

12,7 mm. Prosedurnya dapat mengikuti ASTM.D.424.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .20Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 21: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

2. Plastic Limit (PL); Batas plastis ini adalah kadar air pada

batas bawah daerah plastis. Kadar air ini ditentukan

dengan menggiling – giling tanah yang melewati ayakan

No. 40, sehingga membentuk diameter 0,2 mm dan

memperlihatkan retak – retak. Prosedur ini mengikuti

ASTM.D.424.

3. Plasticity Index dari tanah adalah selisih nilai kadar air dari

batas cair ke batas plastis.

4. Shrinkage Limit; Shrinkage limit adalah nilai maximum

kadar air pada keadaan dimana volume dari tanah ini tidak

berubah. Prosedur penentuan nilai batas sudut ini dapat

mengikuti ASTM.D.427-61.

d. Triaxial Test

Contoh tanah dengan pembebanan atau tekanan cell yang

berlainan dengan disesuaikan dengan rencana bangunan

yang ada. Kecepatan perubahan tinggi, contoh tanah agar

disesuaikan dengan macam percobaan dan sifat dari pada

jenis tanahnya. Prosedur dari percobaan triaxial ini agar

disesuaikan dengan literatur (The Measurement of Soil

Propertis in The Triaxial Test by Bishop and Their

Meansurement by Bowles). Dari hasil – hasil gambar yang

diperoleh dengan mengikuti prosedur ASTM.D.565.

e. Consolidation Test

Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat – sifat

tanah sehubungan dengan pembebanan yang telah dilakukan.

Dengan demikian maka perkiraan besar penurunan yang telah

terjadi pada lapisan ini dapat diketahui. Besarnya increment

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .21Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 22: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

ratio 1 dengan nilai pembebanan, 1/4 ,1/2 ,1 , 2 , 4, 8 dan 16

kg/cm2 pada setiap 24 jam dengan pengurangan pembebanan

4 , 1, 1/4, 0 kg/cm2 pada setiap 12 jam. Data parameter

seperti nilai compression index (Cc) dan coeffisient ini

mengikuti cara ASTM.D.2435-70.

f. Permeability Test

Percobaan perembesan ini dimaksudkan untuk menguji nilai

coefisien rembesan dari suatu jenis tanah yang berbutir kasar

dapat dilakukan dengan cara “falling head” sedangkan pada

tanah kohesif mempunyai nilai rembesan cukup rendah dapat

dilakukan dengan cara “ constant head”.

g. Compaction Test

Salah satu cara untuk memperoleh hasil pemadatan yang

maksimal telah banyak digunakan (percobaan proctor di

laboratorium). Dengan cara ini maka pegangan sebagaio

dasar – dasar pemadatan di lapangan dapat dilakukan seperti

penentuan kadar air optimum (Wopt) perkiraan kepadatan

tanah dan penentuan peralatan pemadatan di lapangan.

Jumlah tanah dari proctor berkisar 30 kg, pada tanah ini akan

dilakukan percobaan standar / modified AASHO, sehingga

nilai kadar air optimumnya dapat diketahui, juga maksimum

kepadatan kering dan basah, sehubungan dengan kapasitas

peralatan pemadatan tanah yang ada di lapangan, maka perlu

dikerjakan system modified AASHO, sehingga akan diperoleh

nilai maksimum kepadatan lebih besar. Agar lengkung

pemadatan cukup baik, maka nilai minimal 5 titik hasil

pemadatan perlu diperoleh dengan kadar air berkisar + 3 % di

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .22Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 23: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

daerah optimum. Prosedur dapat dilakukan dengan

mempergunakan cara AASHO.T.180 dan ASTM.D.688.

4. Personil

Personil yang ditugaskan oleh konsultan dalam pekerjaan Review

Detail Desain Peningkatan Kapasitas Aliran Sungai Tallo Kota

Makassar harus mampu di dalam menjalankan tugasnya masing

– masing. Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan berada di bawah

tanggung jawab seorang Insinyur yang ditugaskan sebagai Team

Leader. Syarat – syarat yang harus dipenuhi masing – masing

dijelaskan di dalam Syarat – syarat Teknis.

3.2.6. Debit Banjir (Design Flood)

Berikut ini akan diuraikan beberapa metode yang diusulkan sebagai

dasar Analisis pekerjaan.

1. Metode Rasional Singapura

Dalam menentukan debit puncak banjir dengan metode ini

dipergunakan beberapa gambar yang menunjukkan hubungan

antara parameter daerah tadah hujan (u), dengan intensitas hujan

efektif (ie5) semuanya untuk hujan dengan kala ulang 5 tahun,

hubungan antara intensitas hujan (i) dan waktu (durasi) untuk

berbagai kala ulang. Dalam metode ini karakteristik hujan/banjir

dengan kala ulang 5 tahun dipakai sebagai dasar perhitungan

untuk menentukan puncak banjir pada berbagai kala ulang.

Prosedur perhitungan untuk menentukan debit puncak banjir

dengan Metode Rasional Singapura adalah sebagai berikut :

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .23Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 24: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

a. Paramater daerah tadah hujan (u) dengan rumus :

Dimana :

u = parameter daerah tadah hujan

n = koefisien kekasaran manning

L = panjang daerah Overland (m)

S = kemiringan daerah overland (m/m)

b. Dengan memplot parameter (u) dapat diperoleh intensitas

hujan efektif 5 tahunan (ie5) untuk kecepatan resapan 0, 10, 20

dan 30 mm/jam. Nilai f bergantung sifat lulus air lahan.

c. Dari nilai (ie5) untuk periode 5 tahun dapat dihitung intensitas

hujan (i5) dengan rumus :

Dimana :

i5 = intensitas hujan selama waktu konsentrasi pada kala

ulang 5 tahun (mm/jam).

ie5 = intensitas hujan efektif 5 tahunan (mm/jam)

f = kecepatan infiltrasi (mm/jam) yang nilainya bergantung

sifat lulus air lahan

d. Dengan intensitas hujan untuk kala ulang 5 tahun (i5) dapat

diperoleh durasi hujan atau waktu konsentrasi dengan

menggunakan persamaan berikut :

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .24Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 25: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

Dimana :

Tc = durasi hujan atau waktu konsentrasi (menit)

e. Koefisien limpasan C yang berlaku untuk semua kala ulang

dapat dihitung dengan rumus :

Dimana :

C = koefisien limpasan

i5 = intensitas hujan selama waktu konsentrasi pada kala

ulang 5 tahun (mm/jam).

Ie5 = intensitas hujan efektif 5 tahunan (mm/jam)

f. Untuk menghitung intensitas hujan (iT) dengan kala ulang

tertentu, maka durasi hujan / waktu konsentrasi tc diplot pada

sumbu x pada Gambar atau dengan persamaan di bawah ini :

Dimana :

IT = intensitas hujan pada kala ulang T (mm/jam)

Tc = durasi hujan (menit)

an dan bn adalah parameter perhitungan

g. Debit puncak banjir dengan kala ulang T dapat dihitung

dengan menggunakan rumus :

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .25Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 26: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

Dimana :

QT = debit puncak banjir dengan kala ulang T tahun (m3/dt).

C = koefisien limpasan

iT = intensitas hujan untuk kala ulang T tahun (mm/jam)

A = luas daerah tadah hujan (Ha)

2. Metode Rasional Australia

Langkah – langkah dalam menentukan debit puncak banjir

metode Rasional Australia adalah sebagai berikut :

a) . Menentukan hujan harian maksimum tahunan yang dirata-

ratakan (Rm) dan jumlah hari hujan badai (M).

b) . Waktu konsentrasi (tc) didefinisikan sebagai waktu yang

dibutuhkan oleh limpasan untuk melalui jarak terjauh di

daerah tadah hujan, yaitu dari satu titik diudik sampai ketitik

tinjau paling hilir. Waktu konsentrasi dihitung dengan 2

rumus di bawah kemudian dirata – ratakan.

(1). Rumus kirpich ;

Dimana :

Tc = waktu konsentrasi (jam)

L = panjang sungai utama (km)

D = beda tinggi

(2). Rumus Giandotti

Dimana :

Dimana :

Tc = waktu konsentrasi (jam)

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .26Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 27: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

A = luas daerah tangkapan hujan (Km2)

L = panjang sungai utama (km)

H = beda tinggi

c) . Perhitungan Curah Hujan (R)

Dalam cara ini durasi hujan diambil sebesar tc (waktu

konsentrasi).

(1). Untuk menghitung besarnya curah hujan dengan durasi

hujan tc 5 sampai 120 menit dengan kala ulang 2 tahun

sampai 100 tahun digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

RtT = hujan dalam mm untuk durasi t menit yang sama

dengan waktu konsentrasi tc untuk kala ulang T

tahun.

R602 = hujan untuk durasi 60 menit dengan kala ulang 2

tahun, dan dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

(2). Untuk menghitung besarnya curah hujan dengan durasi

hujan tc > 120 menit dengan kala ulang 2 tahun sampai

100 tahun digunakan rumus berikut :

d) . Perhitungan intensitas hujan, dengan rumus :

e) . Perhitungan koefisien limpasan (C)

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .27Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 28: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

Koefisien limpasan (run off) dihitung dengan memperhatikan

factor – factor iklim dan fisiografi, yaitu dengan

menjumlahkan beberapa koefisien C sebagai berikut :

Dimana :

Ci = komponen C yang disebabkan oleh intensitas hujan

yang bervariasi.

Ct = komponen C yang disebabkan oleh keadaan topografi

Cp = komponen C yang disebabkan oleh tampungan

permukaan

Cs = komponen C yang disebabkan oleh infiltrasi

Cc = komponen C yang disebabkan oleh penutup lahan

f) . Perhitungan debit puncak banjir (QT)

Dalam menghitung debit puncak banjir dengan metode

Rasional Australia digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

QT = debit puncak banjir untuk kala ulang T tahun (m3/dt)

C = koefisien limpasan run off total

iT = besar hujan untuk kala ulang T tahun (mm/jam)

A = luas daerah tadah hujan (km2)

3. Metode Weduwen dan Hidrograf Satuan Nakayasu

Untuk menghitung ebit banjir dengan metode Weduwen dan

hidrograf satuan Nakayasu, sebagai langkah awal dihitung dulu

curah hujan rencana. Dari data curah hujan maksimum harian

kemudian dicari besarnya curah hujan rencana dengan kal ulang

tertentu sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Perhitungan

curah hujan rencana digunakan metode Log Pearson Type III.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .28Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 29: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

Keistimewaan metode Log Pearson Type III adalah dapat

digunakan untuk semua sebarang data. Adapun langkah –

langkah perhitungan curah hujan rencana dengan metode Log

Pearson Type III sebagai berikut :

1). Urutkan data dari kecil ke besar dan ubah data curah hujan

(X1, X2, ………., Xn) dalam bentuk logaritma (Log X1, Log X2,

…….Log Xn).

2). Hitung nilai rerata, dengan persamaan :

3). Hitung standart deviasi, dengan persamaan :

4). Hitung koefisien kepencengan, dengan persamaan :

5). Hitung logaritma curah hujan dengan persamaan :

6). Hitung anti log X

X = anti log X

Dimana :

log X = logaritma curah hujan yang dicari

log X = logaritma rerata dari curah hujan

log X1 = logaritma curah hujan tahun ke 1

G = konstanta Log Pearson Type III, berdasarkan

koefisien kepencengan

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .29Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 30: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

S1 = simpangan baku

Cs = koefisien kepencengan

n = jumlah data

Metode Weduwen :

Dasar perhitungan debit banjir rencana dengan metode

Weduwen adalah dengan mencoba – coba harga t, dengan

persamaan sebagai berikut :

Harga t tersebut dicek dengan persamaan :

Dimana :

Qn = debit banjir dengan periode ulang n tahun (mm)

Rn = curah hujan maksimum dengan periode ulang n

tahun (mm), yang diperoleh dari analysis frekuensi

dengan metode Log Pearson Type III.

= koefisien limpasan air hujan

= koefisien pengurangan luas untuk curah hujan di

daerah aliran sungai

qn = Luasan curah hujan dengan periode ulang n tahun

(m3/dt.km2).

L = panjang sungai (km).

A = luas DAS sampai 100 km2

i = kemiringan medan

Hidrograf Satuan Nakayasu :

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .30Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 31: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

Metode Nakayasu adalah metode yang berdasarkan teori

hidrograf satuan yang menggunakan hujan efektif (bagian

dari hujan total yang mempengaruhi analisis banjir dengan

metode Nakayasu ini adalah :

1). Intensitas Curah Hujan

Untuk menganalisis intensitas curah hujan digunakan

formula dari DR. Mononobe yaitu :

Dimana :

R1 = rerata hujan dari awal sampai jam ke T (mm/jam)

T = waktu hujan dari awal sampai jam ke T (jam)

R24 = tinggi hujan maksimum dalam 24 jam (mm/jam)

Dimana :

RT = intensitas curah hujan pada jam T (mm/jam)

R(T-1)= rerata curah hujan dari awal sampai jam ke (T –

1)

2). Hujan Efektif

3). Hidrograf Satuan (UH)

Dimana :

Qmaks = debit puncak banjir (m3/dt)

RT = intensitas curah hujan (mm/jam)

A = luas daerah pengaliran sungai (km2)

Tp = waktu permulaan hujan sampai puncak

banjir(jam)

T0.3 = waktu dan puncak banjir sampai 0.3 kali debit

puncak banjir (jam)

Tp = Tg + 0.8 Tt

T0,3 = . Tg

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .31Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 32: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

Tg = 0.4 + 0.058 L untuk L < 15 km

Tg = 0.21 . L0.27 untuk L > 15 km

Tg = waktu kosentrasi pada daerah aliran (jam)

Tt = satuan waktu dari curah hujan (0.5 – 1.0).Tg

= koefisien (1,5 – 3,0)

L = ruas sungai terpanjang (km)

4). Banjir Rencana

Banjir rencana dihitung dengan prinsip superposisi yaitu

sebagai berikut:

Q1 = Re1 . UH1

Q2 = Re1 . UH2 + Re2 . UH1

Q3 = Re1 . UH3 +Re2 . UH2 + Re2 . UH1

Qn = Re1 . UHn + Re2 . UH(n+1) + Re3 . UH(n-2) +….

+Rn.UH1

Dimana :

Qn = debit pada saat jam ke n (m3/dt)

Re1 = hujan rencana efektif jam ke I (mm/jam)

UH1 = ordinat hidrograf satuan

Qi = total debit banjir pada jam ke I akibat limpasan

hujan efektif (m3/dt).

3.2.7. Perencanaan

Perencanaan teknis pada bagian sungai yang masuk program

jangka pendek meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Pengaturan alur sungai

b. Perencanaan bangunan – bangunan persungaian seperti

bendung, waduk retensi tanggul dan bangunan lainnya yang

dianggap perlu.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .32Aliran Sungai Tallo Kota Makassar

Page 33: Bab III Metodologi OK

BAB 3 METEDOLOGI

CV. CIKARSA KONSULINDOJalan A.P. Pettarani Blok B 31 A / No. 21 Tlp. (0411) 853-071Makassar

c. Perencanaan pengaturan sungai dan tanggul banjir tersebut

berdasarkan debit banjir Q 10 tahun sedangkan untuk bangunan

silang dilakukan dengan debit banjir Q 25 tahun.

d. Penyusunan persyaratan teknis (syarat pelaksanaan)

e. Menghitung rencana anggaran biaya serta menyusun program

pelaksanaan dan biaya yang diperlukan untuk setiap tahun

anggaran.

f. Menentukan urutan perioritas penanganan sesuai dengan pola

pengendalian banjir yang dianut.

Perencanaan pengaturan sungai dan penanggulangan banjir harus

memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

Stabilitas alur sungai

Bahan – bahan yang tersedia disekitar lokasi

Penyediaan lahan untuk genangan bila dalam perencanaan

terdapat pembangunan bendung.

Lingkungan sungai baik social budaya, fisik, kimia maupun

biologi.

Review Detail Desain Peningkatan Kapasitas Dokumen Administrasi dan Usulan Teknis 3 .33Aliran Sungai Tallo Kota Makassar