bab i dan ii ok

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Kerja praktek merupakan bagian dari kurikulum yang dilaksanakan sebagai salah satu persyaratan untuk pengambilan tugas akhir pada fakultas teknik jurusan mesin Universitas Islam Riau. Melalui kerja praktek ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori – teori ilmiah yang diperoleh dari bangku kuliah guna memperoleh pengalaman yang berguna dalam mewujudkan pola kerja yang akan datang nantinya. Dalam rangka menerapkan ilmu – ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah tersebut, perusahaan yang menjadi pilihan adalah PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) Desa Labuhan Papan, kec,tanah putih tanjung melawan, kab. Rokan Hilir. Adapun PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP). Merupakan perusahaan plywood ( kayu lapis) yang masih berdiri satu – satunya yang beroperasi hingga saat ini di Rokan Hilir. PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) berdiri sejak tahun 1987. 1

Upload: arman-uir

Post on 26-Nov-2015

248 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja PraktekKerja praktek merupakan bagian dari kurikulum yang dilaksanakan sebagai salah satu persyaratan untuk pengambilan tugas akhir pada fakultas teknik jurusan mesin Universitas Islam Riau.Melalui kerja praktek ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori teori ilmiah yang diperoleh dari bangku kuliah guna memperoleh pengalaman yang berguna dalam mewujudkan pola kerja yang akan datang nantinya.Dalam rangka menerapkan ilmu ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah tersebut, perusahaan yang menjadi pilihan adalah PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) Desa Labuhan Papan, kec,tanah putih tanjung melawan, kab. Rokan Hilir.Adapun PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP). Merupakan perusahaan plywood ( kayu lapis) yang masih berdiri satu satunya yang beroperasi hingga saat ini di Rokan Hilir. PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) berdiri sejak tahun 1987.Dengan kemajuan ilmu teknologi saat ini, semakin jelas terlihat oleh kita perkembangan industri industri di Indonesia, yang bersaing dalam menghasilkan produk yang berkualitas baik.Maka diperlukan pengawasan mutu yang baik.

1.2Batasan MasalahPT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) mempunyai satu (1) unit boiler dengan merk Iron Work SWD 700 dan kapasitas uap yang dihasilkan 20 ton uap/jam. Bahan bakar yang dipakai untuk boiler adalah limbah produksi (kayu), cangkang sawit, batu bara, dan solar.Pada laporan ini penulis membahas mengenai perawatan pada boiler, beserta komponen komponen pendukung lainnya. Dalam laporan ini penulis akan membahas proses pengolahan kayu secara singkat.

1.3 Tujuan Kerja Praktek.Beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan kerja praktek ini adalah :1. Melihat dan mengenal lapangan secara langsung serta dapat menerapkan teori teori yang telah diperoleh dibangku kuliah.2. Memahami cara mengoperasikan dan perawatan (Maintenance) pada boiler dengan pengamatan secara langsung.3. Untuk menganalisis sampai seberapa jauh pengaruh bidang edukatif yang dijalankan dalam pencapaian calon tenaga ahli.4. Mendapat informasi yang jelas tentang sistem pembangkit energi di PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) Desa Labuhan Papan, kec,tanah putih tanjung melawan, kab. Rokan Hilir.5. Sebagai syarat untuk menyusun tugas akhir.

1.4Manfaat kerja PraktekBeberapa manfaat yang hendak dicapai dalam melaksanakan kerja praktek adalah :1. Bagi Mahasiswa -Dapat memahami berbagai macam aspek kegiatan perusahaan-Dapat membandingkan teori teori yang dapat dibangku kuliah dengan kerja praktek dilapangan secara langsung.- Memperoleh kesempatan untuk mengerti keterampilan dan melakukan pekerjaan dilapangan.2. Bagi Fakultas -Mempererat tali silaturahmi antara pihak fakultas dengan pihak perusahaan.3. Bagi Perusahaan-Sebagai andil Perusahaan dalam pengembangan bidang pendidikan. Dapat melihat keadaan Perusahaan dari sudut pandang mahasiswa.

1.5Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek Tempat pelaksanaan kerja praktek ini adalah di PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) Desa Labuhan Papan, kec,tanah putih tanjung melawan, kab. Rokan Hilir

1.6 Metode Kerja PraktekMetode kerja praktek meliputi kegiatan kegiatan sebagai berikut :1. Tahapan persiapan Mempersiapkan hal hal yang diperlukan untuk awal suatu kerja praktek dan pengenalan instansi yang bersangkutan secara umum.2. Studi literaturMempersiapkan buku buku dan karangan ilmiah yang berhubungan dengan tema yang diambil, sehingga diperoleh teori teori yang digunakan untuk perumusan masalah.3. Melihat secara langsung keadaan Pabrik secara keseluruhan mulai dari kayu, sampai dengan jadi kayu lapis ( triplek ) serta keadaan boiler itu sendiri.4. Pengumpulan data.5. Penulisan Laporan Kerja Praktek.

1.7 Sistematik Penulisan Dalam hal ini penulis berusaha membuat urutan dan susuna yang jelas agar tercipta hubungan yang menyatukan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya dan penulis menyusun dalam beberapa bab yaitu :BAB I : Merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan kerja praktek, manfaat kerja praktek, waktu dan pelaksanaan kerja praktek, tahapan kerja praktek dan sistematika penulisan.BAB II : Merupakan bab tinjauan umum perusahaan yang akan menjelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, wilayah operasi, proses kegiatan operasi lapangan, sarana penunjang operasi, program K3L dan CD (Community Development).BAB III : Merupakan landasan teori menjelaskan tentang definisi boiler, klasifikasi boiler, pengertian dan komponen komponen dari instalasi boiler dan komponenn - komponen penunjang dan teknik pengoperasian serta cara kerja pada instalasi boiler.BAB IV : Merupakan bab perawatan ( maintenance ) boiler yang berisikan tentang kerusakan dan jadwal rutin pelaksanaan.BAB V : Merupakan bab Kesimpulan.DAFTAR PUSTAKA : Berisikan daftar buku buku yang digunakan sebagai acuan dan referensi dalam penulisan laporan kerja praktek ini.

BAB IIGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan.PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) merupakan salah satu perusahaan industri yang bergerak bidang industri plwood yang mengolah kayu menjadi produk kayu lapis ( triplek ) yang berkedudukan di PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) Desa Labuhan Papan, kec,tanah putih tanjung melawan, kab. Rokan Hilir.PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) seperti terlihat pada gambar 2.1 didirikan pada tahun 1983 oleh Bpk. Abun Sunaryo, seorang pengusaha lokal Riau. Pada tahun 1990 PT.APMP dibeli oleh PT. Sumalindo Lestari Jaya dari pemilik lama. Bahan baku disupply dari HPH satu Group yaitu PT. Inti Prona, PT. Mandau Abadi dan PT. Injapsin Company. Pada akhir 2001, PT. Sumalindo Lestari Jaya menjual semua saham PT. APMP kepada PT. Manlly international Investama (MII). Dan pada bulan Agustus 2004 semua saham PT. APMP dibeli oleh PT. ASIA CITRA dari PT. MII, dengan luas areal pabrik dan perumahan karyawan yaitu 15 ha.

2.2. Visi dan MisiSejak PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood ditangani oleh manejemen baru, pada tahun 2005 telah menetapkan Visi-Misi dan budaya Perusahaan agar rangka mengelola dan mengendalikan kegiatan perusahaan mempunyai satu persepsi dan tujuan yang jelas kedepan.

Visi perusahaan adalah : menjadi perusahaan industri kayu lapis yang terbaik dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun global, dengan dukungan manajemen profesional .Misi perusahaan adalah : i. Menghasilkan kayu lapis yang berkualitas guna memenangkan persaingan pasar lokal dan global.ii. Membangun team work dan hubungan kerja yang harmoni di lingkungan perusahaan.iii. Memelihara hubungan baik dengan segenap komponen masyarakat dan pemerintah.iv. Mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja lokal dan program Community Development.Budaya Perusahaan adalah : Membangun etika kerja yang produktif, efesien dan bermoral dengan dukungan kerjasama team yang solid menuju terwujudnya Visi dan Misi.

2.3. Struktur Organisasi PerusahaanOrganisasi merupakan bagian dari fungsi manajemen.yang memegang peranan penting bagi suatu perusahaan. Untuk melaksanakan kegiatannya, maka perusahaan perlu menyusun suatu struktur organisasi yang baik, sehingga dapat diketahui tugas-tugas dan tanggung jawab dari masing-masing anggota organisasi Salah satu tujuan mengorganisasikan pekerjaan dalam suatu kelompok kerja tertentu adalah untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan tugas dan membagi-bagi suatu kegiatan yang besar menjadi lebih kecil, yang mana masing-masing kegiatan tersebut ditujukan pada orang-orang yang cakap dalam melaksanakannya.Tujuan lainnya dari kegiatan mengorganisir ini adalah untuk mempermudah pimpinan dalam melaksanakan pengawasan terhadap bawahannya, disamping untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan bawahan tertuju kepada kebijaksanaan atau tujuan yang telah ditetapkan, yang pada akhirnya adalah untuk menentukan atau menetapkan orang-orang yang dibutuhkan untuk memegang peranan jabatan atau tugas-tugas yang telah dibagi tersebut..Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai maka orang yang bekerja dalam suatu organisasi dapat diatur dan bertanggungjawab. Struktur organisasi dalam suatu perusahaan menggambarkan garis wewenang dan tanggungjawab dari masing-masing bagian.Dalam penyusunan struktur organisasi hendaklah jelas tujuan dan sasaran dari perusahaan, pembagian tugas dari masing-masing bagian, sehingga perusahaan dapat menjalankan kegiatannya secara efisien dan efektif.Dalam rangka menetapkan orang-orang yang memangku jabatan dan tugas-tugas serta tanggung jawab tersebut perlu dipertegas dan dituangkan kedalam struktur organisasi perusahaan, seperti terlihat pada gambar 2.2.

MandorAsst. LogistikHelper

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Padasa Enam UtamaKepala TeknikSecurityKpl. Sip Kabag Asst. MechSem. FitterOpertaorPelaksanaAsst. ProsesHelperOperatorKasi Asst. ProsesHelperPersonaliaAccountingKTUCivilAnalisisKasiAsst. Prod & LabHelperP. MandorMandorAsst. GradingHelperFactory ManagerGeneral Manager

Gambar 2.3 Dena Pabrik PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP)

Struktur organisasi pada PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) ini adalah berbentuk struktur organisasi garis.Pada struktur organisasi garis dapat dilihat adanya garis kekuasaan dan tanggung jawab yang dibagi untuk tiap-tiap tingkatan mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah.Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit organisasi adalah sebagai berikut :1. Manajer Umum atau General ManagerAdapun tugas dari manajerumum atau General Manageryaitu mengawasi kinerja dari manajer Pabrik dan manajer perkebunan. Pada PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) 2. Manajer Pabrik atau Factory ManagerMerupakan penanggung jawab bagian pabrik dan bagian ini bertugas mengawasi dan membuat anggaran pabrik yang nantinya akan diserahkan kebagian anggaran, disamping itu kepala pabrik juga bertugas mengkoordinasikan dan mengawasi jalannya aktivitas pengoperasian pabrik, yang mana dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh kepala teknik, kepala tata usaha, asisten produksi dan laboratorium, assistent grading, dan asisten logistik. Denalokasi pabrik dapat ditinjau pada gambar 2.3.

3. Asisten Produksi dan LaboratoriumMempunyai tugas dan wewenang dalam mengkoordinasikan dan mengawasi proses produksi dan bertanggung jawab kepada manajer pabrik. Selain itu asisten produksi dan laboratorium juga bertugas menjaga kualitas produksi menjadi kayu lapis (triplek) yang dihasilkan.

4. Kepala Tata UsahaBagian ini memasukkan semua data setiap bagian yang ada untuk dianalisa, dikoreksi serta melakukan pengawasan. Bagian ini bertanggung jawab kepada manajer pabrik. Bagian ini membawahi bagian accounting, personalia, civil dan security.

5. Assistent GradingAdapun tugas dari bagian ini ialah mengawasi dan mengkoordinir paramandor dibawahnya untuk melakukan seleksi kayu yang masuk ke pabrik dan membuat sampel kayu yang masuk.

6. Asisten LogistikAdapun tugas dari bagian ini yaitu membuat laporan mengenai permintaan barang, penerimaan barang dalam operasional pabrik.Selain itu asisten logistik juga bertugas melakukan pengawasan barang-barang pabrik.

2.4. Perangkat Manajemen PabrikMerancang tata letak pabrik diawali dengan menyusun rencana.Rencana yang baik akan menghasilkan rancangan yang baik pula. Tool yang banyak digunakan dalam kegiatan merencanakan fasilitas pabrik adalah affinity diagram, interrelationship digraph, tree diagram, matrix diagram, contingency diagram, activity network diagram,dan prioritization matrix.Affinity diagram merupakan tool yang digunakan untuk mengembangkan ide-ide dan dokumen-dokumen penting yang dibutuhkan untuk usaha menyelesaikan proyek. Perencanaan fasilitas merupakan kegiatan proyek yang berdurasi tertentu kegiatannya. Tool digunakan pada tahap perencanan proyek tata letak. Pemanfaatan peralatan, perbaikan kualitas, reduksi waktu setup,dan penjadwalan yang baik.Tool selanjutnya adalah interrelationship diagap yang digunakan untuk memetakan logika yang terkait dengan setiap item yang diperoleh dari eksplorasi affinity diagram. Misalnya, bentuk famili setiap produk terkait dengan penempatan famili pada sel-sel manufaktur. Penempatan famili pada sel-sel manufaktur akan terkait dengan penempatan bahan dan penjagaan kedekatan penerimaan dan pengiriman bahan di setiap sel. Penerapan lainnya pada keterkaitan proses dalam system transpormasi kimia misalnya industri pupuk. Perancang menganalisa proses-prose yangterlihat agar sesuai dengan konsep rancangan proses yang telah ditetapkan. Kemudian, perangkat ini membantu perancang mempertimbangkan aspek keselamatan kerja.Tree diagram merupakan tool yang digunakan untuk memetakan secara rinci tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai objek secara keseluruhan. Misalnya, formasi famili produk dapat dilakukan dengan cara menentukan kemiripan komponen, mesin-mesin yang digunakan, permintaan setiap produk, dan kapabilitas produk.Diagram contingency yang lebih dikenal dengan peta program proses keputusan bertujuan menunjukkan personal yangbertanggungjawab terhadap setiap kegiatan dan waktu pelanksanaannya.Activity nerwork diagram berfungsi mengembangkan jadwal kerja dalam merancang fasilitas. Diaram dikenal dengan critical path method yang bertujuan mengoptimalkan kegiatan. Pembuatan diagram diawali dengan mengidentifikasi aktivitas dan waktu yang diperlukan tercepat dan paling lambat. Pada akhirnya, kita akan memperoleh waktu optimal untuk menyelesaikan kegiatan merancang pabrik dan kegiatan-kegiatan kritis lainnya.Prioritization matrix merupakan tool yang digunakan untuk memprioritaskan alternative-alternatif keputusan yang terkait dengan rancangan tata letak pabrik yang telah dikembangkan. Matriks berisi criteria pemilihan dan alternative yang akan dievaluasi. Matrik bekerja dengan menggunakan teknik pembobotan.Nilai bobot menonjukkan prioritas atau preferensi dari para peneliti atau praktisi dan mudah diterapkan.2.4. Aktivitas PerusahaanPT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri plywood yang mengolah kayu glondongan ( bulat ) menjadi triplek ( kayu lapis ). Proses produksi merupakan kegiatan utama dalam perusahaan ini karena dengan adanya kegiatan inilah tujuan perusahaan dapat direalisasikan.Untuk menjamin kelancaran proses produksinya maka kebutuhan kayu pada perusahaan ini diperoleh dari perusahaan lain pemegang ijin HPH, HTI, IPK dari Propinsi Riau dan luar.Pengolahan kayu dipabrik bertujuan untuk memperoleh plywood yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan pengawasan yang cermat, dimulai dari penerimaan kayu sampai dihasilkannya kayu siap di olah. Proses produksi perusahaan bersifat terus-menerus atau kontinyu karena itu proses produksi dimulai dari proses pengolahan bahan baku kayu glondongan menjadi pengolahan bahan kayu yang siap untuk diproses lanjut. Berikut ini dikemukakan secara garis besar proses produksi pada PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) meliputi1. Pohon kayu yang dinyatakan memenuhi standar pengolahan yaitu diameter kayu yang cukup besar yang berdiameter 30 120 cm, di kumpulkan dari perusahaan yang memiliki ijin, seperti HPH, HTI IPK dan lain-lain. seperti terlihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 batang kayu ( Log )

2. Penyortiran kayuPenyortiran kayu dilakukan pada saat pembongkaran, dimana kayu yang tidak memenuhi syarat dan kriteria atau ukuran nya tidak sesuai dengan ketentuan akan di sortir, yaitu kayu yang berdiameter 30 - 120 cm.3. Pemotongan kayuPemotongan kayu sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan atau di tentukan, yaitu dengan panjang 130 cm dan 250 cm. Pemotongan dilakukan dengan gergaji mesin.4. Proses selanjutnya adalah pengupasan kulit kayu dengan mesin rotary. Proses ini dilakukan satu persatu, setelah itu kayu dimasukkan kedalam mesin peraut kayu. Yaitu dengan mesin rotary juga, adapun tebal hasil dari rautan kayu tersebut terbagi menjadi dua jenis ketebalan, yaitu dengan ketebalan 1 mm dan 3 mm. seperti terlihat pada gambar 2.7. (a) 1 mm(b) 3 mmGambar 2.7 hasil kayu yang di raut5. Proses selanjutnya adalah proses pengeringan kayu, proses ini dilakukan dengan mesin Continious Dryer dengan Tekanan Uap 6 kg/cm2 (165,83 oc) dan Hot Pressdengan Tekanan Uap 4 kg/cm2 (151,96 oc) , proses pengeringan ini dibedakan yaitu untuk kayu hasil rautan dengan panjang 250 cm menggunakan mesin Continous Dryer dan untuk kayu hasil rautan dengan panjang 130 cm menggunakan mesin Hot Press. Untuk sistem pengeringan ini di lakukan selama 10 menit untuk kayu yang panjang nya 130 cm, sedangkan untuk kayu yang panjangnya 250 cm membutuhkan waktu 5 7 menit, karna mesin yang digunakan adalah Continious Dryer. Seperti pada gambar 2.8,

(a) Mesin Hot Press

(b) Mesin Continous Dryer

6. Setelah proses pengeringan dilanjutkan dengan proses penyortiran atau seleksi, dimana pada proses ini di pilih hasil rautan kayu yang hancur di buang untuk dijadikan bahan bakar boiler, dan yang pecah disatukan dengan lem isolasi kertas. Seperti dalam gambar 2.9

7. Proses selanjutnya adalah proses pengeleman, dimana pada proses ini lebaran kayu yang telah diseleksi masuk kedalam mesin pengeleman, seperti terlihat pada gambar 3.0 Proses pengeliman lembaran kayu.8. Proses selanjutnya adalah proses pelapisan atau penggabungan, dimana lembaran kayu di lapis menjadi tiga lapis lembara kayu, terdiri dari dua lembar kayu yang panjangnya 250 cm dan satu lembar kayu yang panjangnya 130 cm, dengan cara ditekan dengan mesin Hotpress yang memiliki tekanan 6 7 kg/cm2 ( 165 170 oC ). Seperti terlihat pada gambar 3.1

9. Proses selanjutnya adalah proses finising, dimana pada proses ini kayu lapis yang telah selesai akan dipotong sesuai dengan ukuran kayu lapis pada umumnya yaitu dengan ukuran 220 cm x 120 cm, setelah pemotongan selesai kayu lapis akan diperiksa jika ada yang terkupas atau proses pengeliman yang tidak sempurna, jika terjadi maka akan dilakukan pengeleman secara manual dan setelah proses itu selesai maka kayu lapis akan dihaluskan. 10. Proses selanjutnya adalah proses pengepakan atau proses pembungkusan, proses ini dilakukan didalam gudang penyimpanan. Dan kayu lapis pun siap untuk dipasarkan.

Kayu bulat

pembongkaran

Sleksi kayu

Pemotongan kayu

Pengupasan kulit kayu

Perautan kayu

Pengeringan

Penyortiran

Pengeleman

Pelapisan dan Pres

Finising

Bahan siap jual

Sumber : PT. Arjuna Perdana Mahkota Plywood (APMP) 2012

Gambar 2.8 Proses pengolahan kayu.18