hasil koreksi bab ii, ok

90
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN POSO 2.1. KONDISI GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK Kabupaten Poso wilayahnya membentang dari arah tenggara ke Barat Daya dan melebar dari arah Barat ke Timur, dan sebagian besar berada di daratan pulau Sulawesi. Dan lihat dari posisinya Kabupaten Poso terletak ditengah Sulawesi yang merupakan jalur strategis yang menghubungkan Sulawesi Utara dengan Sulawesi Selatan. Letak wilayah Kabupaten Poso dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain letak Astronomis, letak geografis dan letak geologis : a. Letak Astronomis Berdasarkan garis lintang dan garis bujur wilayah Kabupaten Poso terletak pada koordinat 1°06’ 44” - 2°12’53” LS dan 120°05’09” - 120°52’ 04” BT . Berdasarkan letak astronomisnya, panjang wilayah Kabupaten Poso dari ujung barat sampai ujung timur diperkirakan jaraknya kurang lebih 86,2 Km. Lebarnya dari utara ke selatan dengan jarak kurang lebih 130 Km. b. Letak Geografis Dilihat dari posisinya dipermukaan bumi letak wilayah Kabupaten Poso secara umum terletak dikawasan hutan dan lembah pegunungan. Dan kawasan lainnya terletak pada pesisir pantai yang sebagian terletak diperairan Teluk Tomini dan Teluk Tolo. c. Letak Geologis Secara geologis wilayah Kabupaten Poso terletak pada deretan pegunungan lipatan, yakni Pegunungan Fennema dan Tineba di bagian barat, Pegunungan Takelekaju di bagian barat daya, Pegunungan Verbeek di bagian tenggara, Pegunungan Pompangeo dan pegunungan Lumut di bagian timur laut. Luas daratan Kabupaten Poso setelah terpisah dengan Kabupaten Tojo Una-una diperkirakan sekitar 8.712,25 Km² atau 12,81 persen dari luas daratan Propinsi Sulawesi Tengah, bila dibandingkan dengan luas daratan kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Poso menempati urutan keempat. BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 1

Upload: petra-kalawawo

Post on 19-Jan-2016

81 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN POSO

2.1. KONDISI GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK

Kabupaten Poso wilayahnya membentang dari arah tenggara ke Barat Daya dan melebar dari arah Barat ke Timur, dan

sebagian besar berada di daratan pulau Sulawesi. Dan lihat dari posisinya Kabupaten Poso terletak ditengah Sulawesi yang

merupakan jalur strategis yang menghubungkan Sulawesi Utara dengan Sulawesi Selatan.

Letak wilayah Kabupaten Poso dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain letak Astronomis, letak geografis dan letak

geologis :

a. Letak Astronomis

Berdasarkan garis lintang dan garis bujur wilayah Kabupaten Poso terletak pada koordinat 1°06’ 44” - 2°12’53” LS dan

120°05’09” - 120°52’ 04” BT . Berdasarkan letak astronomisnya, panjang wilayah Kabupaten Poso dari ujung barat sampai

ujung timur diperkirakan jaraknya kurang lebih 86,2 Km. Lebarnya dari utara ke selatan dengan jarak kurang lebih 130 Km.

b. Letak Geografis

Dilihat dari posisinya dipermukaan bumi letak wilayah Kabupaten Poso secara umum terletak dikawasan hutan dan

lembah pegunungan. Dan kawasan lainnya terletak pada pesisir pantai yang sebagian terletak diperairan Teluk Tomini dan

Teluk Tolo.

c. Letak Geologis

Secara geologis wilayah Kabupaten Poso terletak pada deretan pegunungan lipatan, yakni Pegunungan Fennema dan

Tineba di bagian barat, Pegunungan Takelekaju di bagian barat daya, Pegunungan Verbeek di bagian tenggara,

Pegunungan Pompangeo dan pegunungan Lumut di bagian timur laut.

Luas daratan Kabupaten Poso setelah terpisah dengan Kabupaten Tojo Una-una diperkirakan sekitar 8.712,25 Km² atau

12,81 persen dari luas daratan Propinsi Sulawesi Tengah, bila dibandingkan dengan luas daratan kabupaten yang ada di Propinsi

Sulawesi Tengah, Kabupaten Poso menempati urutan keempat.

Pada tahun 2010 Kabupaten Poso mengalami pemekaran kecamatan, yaitu Kecamatan Pamona Puselemba. Kecamatan ini

merupakan pemekaran dari Kecamatan Pamona Utara dengan luas wilayah kira-kira 560,05 Km². Terdiri dari 10 wilayah pedesaan,

dengan ibukota kecamatan yaitu Desa Singele. Jika dilihat berdasarkan luas kecamatan, Kecamatan Lore Tengah memiliki luas

terbesar yaitu kira-kira 976,37 Km² atau 11,21 persen dari luas Kabupaten Poso.

Wilayah Kabupaten Poso dibatasi oleh batas alam yakni kawasan pantai dan pegunungan/perbukitan dengan batas

administratif sebagai berikut :

Sebelah Utara :

Berbatasan dengan Teluk Tomini dan Provinsi Sulawesi Utara

Sebelah selatan :

Berbatasan dengan Provinsi sulawesi selatan

Sebelah Timur :

Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Tojo Una-una

Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Donggala dan kabupaten Parigi Moutong

Pada belahan utara wilayah ini terdiri dari Kecamatan-kecamatan Poso Pesisir, Poso kota, lage, dimana sebagian

wilayahnya berbatasan dengan pantai Teluk Tomini. Dibelahan timur adalah sebagian Pamona Timur yang berbatasan dengan

kabupaten Morowali dan sebagian Lage berbatasan dengan Kecamatan Tojo Una-una. Dan pada belahan Barat terdiri dari

Kecamatan Lore Utara, Lore Tengah dan Lore Barat yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten donggala dan Kabupaten Parigi

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 1

moutong. Sedangkan Kecamatan Pamona Selatan dan Lore selatan sebagian wilayahnya berbatasan dengan Propinsi Sulawesi

Selatan.

Wilayah Kabupaten Poso sebagian besar merupakan kawasan pegunungan dan perbukitan, maka ketinggian wilayah pada

umumnya berada diatas 500 meter dari permukaan laut. Kemiringan tanah/lereng yang terdiri dari :

Kemiringan 0-2 % (datar agak landai), tersebar diseluruh kecamatan khususnya Kecamatan Pamona Selatan

Kemiringan 3-15 % (landai agak miring) tersebar hampir diseluruh kecamatan kecuali Kecamatan Lage

Kemiringan 16-40 % (miring agak curam), terdapat dihampir seluruh kecamatan kecuali di wilayah Kecamatan Lore selatan.

Sedangkan kemiringan yang terluas terdapat di Kecamatan Lore Utara

Kemiringan lebih dari 40 % (sangat curam), merupakan bagian terluas dari seluruh luas kemiringan tanah di wilayah

Kabupaten Poso.

KECAMATANLUAS(km2)

PERSENTASE (%)

BANYAKNYA DESA/KELURAHAN

DESA KELURAHAN JUMLAH

Pamona Selatan 399,86 4,59 12 - 12

Pamona Barat 272,16 3,12 5 - 5

Pamona Tenggara 487,4 5,59 9 - 9

Pamona Pusalemba 560,05 6,43 7 3 10

Pamona Utara 614,61 7,05 7 3 10

Pamona Timur 701,95 8,06 12 - 12

Lore selatan 569,49 6,54 8 - 8

Lore barat 428,2 4,91 6 - 6

Lore Utara 864,61 9,92 7 - 7

Lore Tengah 976,37 11,21 8 - 8

Lore Timur 423,87 4,87 4 - 4

Lore Peore 327,87 3,76 5 - 5

Poso Pesisir 437,39 5,02 12 2 14

Poso Pesisir selatan 563,06 6,46 8 - 8

Poso Pesisir Utara 623,47 7,16 9 - 9

Poso Kota 12,8 0,15 - 4 4

Poso Kota Selatan 27,62 0,32 - 5 5

Poso Kota Utara 20,04 0,23 - 6 6

Lage 401,43 4,61 14 - 14

JUMLAH 8712,25 100 133 23 156

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 2

Tabel 2.1Luas Daerah Dan Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Poso

Sumber: Buku Kabupaten Poso Dalam Angka tahun 2012

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 3

Gambar 2.1Peta Administrasi Kabupaten Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 4

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 5

Gambar 2.2Peta Wilayah Kajian Kabupaten Poso Tahun 2013

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 6

Gambar 2.3Peta Orientasi Kabupaten Poso Dalam Wilayah Provinsi

NoKode 

SampelLuas DAS

(km2) (A)

Panjang

Sungai Utama (km) (L)

Koefisien

Bentuk (F)

KerapatanSungai (G)

Kemiringan

Sungai (% S)

Laju Erosi (LE)

(ton/Ha/ Tahun)

Laju SedimentasiSung

ai (LSS) (ton/tahun)

1Kodina-Boe 8.875,14 38,58 32,84 0,0019 1,30 57,98 12,14

2Bancea-Panja 13.768,98 25,17 21,73 0,0028 2,02 36,37 9,12

3 Taipa 3.727,95 12,15 25,25 0,0067 9,84 14,89 5,39

4 Meko 46.793,16 54,89 15,53 0,0021 2,14 50,90 13,49

5 Salukaia 7.108,53 16,31 26,72 0,0061 7,35 18,85 6,69

6 Toinasa 7.826,36 12,45 50,49 0,0055 8,62 25,05 9,15

7Saluopa-Mayakeli 589,51 5,64 238,59 0,0035 0,92 42,39 6,91

8Peura-Sangele 97,26 5,30 124,50 0,0033 11,28 14,89 5,47

9 Dulumai-Tokilo 9.359,51 8,59 126,84 0,0025 2,85 25,20 7,13

No. NAMA DANAU LUAS (Ha)

1 Danau Poso 36.543 ha

2 Danau Wanga 23 ha

3 Danau Laguna Madale 6 ha

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 7

Tabel 2.2Daerah Aliran Sunga (DAS) di Wilayah Kabupaten Poso

Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Poso

Tabel 2.3Daerah Kawasan Sekitar Danau Di Wilayah Kabupaten Poso

Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 8

6

Gambar 2.4Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Poso

Keadaan iklim di Kabupaten Poso dikenal dengan iklim hujan tropis, karena pada bagian Utara Wilayah ini dilalui oleh

garis Khatulistiwa. Berdasarkan pengamatan melaui Badan Metereologi, Klimatologi dan Geifisika (BMKG) kasiguncu Poso

Tahun 2011 secara umum rata-rata suhu udara maksimum/minimum berada pada 31.21ºC dan 22.5ºC. jika dibandingkan

dengan tahun-tahun sebelumnya suhu udara rata-rata tidak banyak mengalami perubahan.

Kelembaban udara selama tahun 2011 rata-rata berkisar antara 72-84 persen. Sedangkan jika dibandingkan

kelembaban udara tahun 2010 rata-rata berkisar antara 82-86 persen. Rata-rata penyinaran matahari setiap bulan sejak lima

tahun terakhir berkisar antara 47-81 persen.

Pada umumnya kecepatan angin rata-rata selama lima tahun terakhir (2007-2011) berkisar antara 1-7 knot/jam, dan

pada tahun 2011 rata-rata antara 1-5 knot/jam. Kecepatan angin maksimum setiap bulan pada tahun 2011 berkisar antara 10-

15 knot. Keadaan ini paling rendah jika dibandingkan dengan keadaan selama 5 tahun terakhir.

Menurut catatan curah hujan dari Badan Metereologi dan Geofisika Kabupaten Poso bahwa rata-rata jumlah curah

hujan selama tahun 2007-2011 relatif rendah setiap tahunnya, dimana setiap bulan selama periode tersebut berkisar antara 49-

560,1 mm. Pada tahun 2011 curah hujan tertinggi terjadi bulan Desember yakni 560,1 mm yang terjadi selama 20 hari.

Sedangkan terendah 76 mm selama 20 hari yang terjadi di Bulan juli. Dari pengematan ini berdasarkan klasifikasi dari MEN

MOHR bahwa selama tahun 2011 keadaan curah hujan relatif tinggi. Dari 12 bulan, 2 bulannya merupakan bulan kering, 4

bulan basah dan sisanya bulan lembab.

Tabel 2.4Curah Hujan Dan Hari Hujan Pada Stasiun Kasiguncu Poso Tahun 2007 - 2011

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 9

NO BULANTahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Januari 89,0/17 25,0/11 80/11 121/15 138/13

2 Februari 294,8/20 191,3/15 76/16 235/14 301,6/19

3 Maret 260,9/19 231,0/17 379/22 166/14 252,8/17

4 April 351,1/23 456,8/17 79/17 175/12 392,9/18

5 Mei 292,8/18 119,4/19 110/13 66/12 148,7/17

6 Juni 429,8/18 238,3/19 139/18 253/17 187/12

7 Juli 145,1/20 74,6/19 186/14 215/19 76/20

8 Agustus 203,8/18 78,9/18 307/14 170/17 36,3/8

9 September 183,4/9 95,1/20 78/4 193/12 142/10

10 Oktober 197,4/15 222,5/17 49/9 161/17 273,3/23

11 November 92,7/19 336,7/22 252/16 65/19 302/18

12 Desember 331,6/18 321,1/19 119/11 210/14 560,1/20

Kabupaten Poso 239,3/17,8 199,2/17,8 154,5/13,8 218,8/16,1 234,2/16,3Sumber : Kabupaten Poso Dalam Angka Tahun 2011

2.2. KONDISI DEMOGRAFIS

Jumlah penduduk Kabupaten Poso pada tahun 2012 mencapai 261378 jiwa. Jumlah ini merupakan hasil proyeksi

penduduk berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 2011. Jumlah penduduk laki-laki mencapai 135311 jiwa, sementara

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 10

jumlah penduduk perempuan 126067 jiwa. Jika dibandingkan tahun 2011 jumlah penduduk kabupaten poso bertambah 19.799

jiwa. Pesatnya pertambahan penduduk menunjukkan meningkatnya pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Poso.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan.

Kepadatan penduduk tercatat 24 jiwa/km² dengan luas area 12,8 Km². Sementara Kecamatan Lore Tengah memiliki penduduk

terjarang sekitar 4 jiwa/Km² dengan luas area 976,37 Km².

Berdasarkan kepadatan penduduk pada tingkat kecamatan dapat dilihat sebagian besar penduduk terpusat di ibukota

kabupaten yaitu sebesar 9,68 persen dengan 20,632 jiwa, diikuti Kecamatan Poso Pesisir sebesar 9,61 persen dengan jumlah

penduduk 20,470 jiwa dan Kecamatan Pamona selatan sebesar 8,78 persen dengan jumlah penduduk 18, 712 jiwa.

Rasio jenis kelamin di Kabupaten Poso tahun 2011 adalah sebesar 108, yang berarti setiap 100 penduduk perempuan

terdapat 108 penduduk laki-laki atau jumlah penduduk laki-laki masih lebih dominan dari penduduk perempuan. Sex ratio

terbesar terdapat di Kecamatan Lore Timur yaitu sebesar 121. Sementara jumlah rumah tangga di Kabupaten Poso sekitar

51.863 rumah tangga, dengan rata-rata jumlah penduduk tiap rumah tangga sebanyak 4 jiwa. Jumlah rumah tangga terbanyak

terdapat dikecamatan Poso kota, sekitar 4.742 rumah tangga.

Distribusi penduduk Kabupaten Poso berdasarkan kelompok umur terbanyak pada usia 10 tahun kebawah. Baik

penduduk laki-laki maupun perempuan hampir sama, kelompok umur 10 tahun kebawah memiliki persentase tertinggi. Dari

total 213.096 jiwa penduduk, distribusi terbesar diusia 5-9 yaitu sebanyak 23.438 jiwa.

KECAMATANLUAS(km2)

JUMLAH PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK PER KM2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 11

Tabel 2.5Jumlah Penduduk Perkecamatan Dan Rata - Rata Kepadatannya

Sumber: Buku Poso Dalam Angka tahun 2012

Pamona Selatan 399,86 22005 47

Pamona Barat 272,16 11522 35

Pamona Tenggara 487,4 8863 14

Pamona Pusalemba 560,05 21712 20

Pamona Utara 614,61 14779 34

Pamona Timur 701,95 11718 14

Lore selatan 569,49 6203 10

Lore barat 428,2 2851 7

Lore Utara 864,61 13536 14

Lore Tengah 976,37 5005 4

Lore Timur 423,87 6596 12

Lore Peore 327,87 3765 9

Poso Pesisir 437,39 24637 47

Poso Pesisir selatan 563,06 10675 16

Poso Pesisir Utara 623,47 19984 26

Poso Kota 12,8 28854 1611

Poso Kota Selatan 27,62 11256 332

Poso Kota Utara 20,04 15992 562

Lage 401,43 21425 46

JUMLAH

2012 8712,25 261378 24

2011 8712,25 241579 242010 8712,25 241219 242009 8712,25 220472 222008 8712,25 205217 21

KECAMATANJENIS KELAMIN

RATIO JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

Pamona Selatan 11454 10551 22005 109

Pamona Barat 6012 5510 11522 111

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 12

Tabel 2.6Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Ratio Jenis Kelamin

Pamona Tenggara 4647 4216 8863 108

Pamona Pusalemba 11125 10587 21712 111

Pamona Utara 7700 7079 14779 104

Pamona Timur 6086 5632 11718 112

Lore selatan 3218 2985 6203 109

Lore barat 1496 1355 2851 110

Lore Utara 7164 6372 13536 113

Lore Tengah 2682 2323 5005 115

Lore Timur 3587 3009 6596 121

Lore Peore 2005 1760 3765 116

Poso Pesisir 12601 12036 24637 106

Poso Pesisir selatan 5531 5144 10675 108

Poso Pesisir Utara 10312 9672 19984 109

Poso Kota 14672 14182 28854 106

Poso Kota Selatan 5756 5500 11256 99

Poso Kota Utara 8164 7828 15992 103

Lage 11099 10326 21425 109

JUMLAH

2012 135.311 126.067 261378 108

2011 125.319 116.260 241579 1082010 125.167 116.052 241219 1052009 114.547 105.925 220472 1052008 106796 98.421 205217 107

KECAMATAN

TAHUN

2008 2009 2010 2011 2012

Poso Kota 19887 21325 23951 24393 28854

Poso pesisir 19458 20637 22956 22873 24637Lage 17031 18208 19846 20204 21425

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 13

Sumber: Dinas Kependudukan Data tahun 2012

Tabel 2.7Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Poso Tahun 2008-2012

Pamona Pusalemba - - - - 21712Pamona Timur 10183 11373 12062 11534 11718Pamona Selatan 17774 18188 20545 20318 22005Lore Utara 10282 10763 11334 11419 13536Lore Tengah 4284 4904 5120 5111 5005Lore Selatan 5543 5913 6276 6265 6203Poso Pesisir Utara 15830 17050 18309 18394 19984Poso Pesisir Selatan 8950 9931 10052 9740 10675Pamona Barat 8654 10263 11374 11481 11522Poso Kota Selatan 7914 8662 9707 9943 11256Posos Kota Utara 12389 12407 14055 14217 15992Lore Barat 2321 2486 2741 2735 2851Lore Timur 4177 5215 5917 6021 6596Lore Piore 2873 3048 3678 3655 3765Pamona Tenggara 7443 8353 8769 8799 8863Pamona Utara 30224 31756 34527 34477 14779

JUMLAH 205217 220472 241219 241579 261378

Perhitungan proyeksi penduduk menggunakan Persamaan Bunga Berganda (Metode Geometrik), dengan Rumusan Pt

= Po (1+r )n. Tabel berikut akan menyajikan proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Poso 5 tahun yang akan datang, dengan

asumsi pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,85 % per tahun.

NO KECAMATANJUMLAH PENDUDUK (JIWA)

2013 2014 2015 2016 20171 Poso Kota 29.388 29.931 30.485 31.049 31.6242 Poso Pesisir 25.093 25.557 26.030 26.511 27.0023 Lage 21.821 22.225 22.636 23.055 23.4824 Pamona Muselemba 22.114 22.523 22.939 23.364 23.7965 Pamona Timur 11.935 12.156 12.380 12.609 12.843

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 14

Sumber: Dinas Kependudukan Data tahun 2012

Tabel 2.8 Proyeksi Penduduk Kabupaten Poso

6 Pamona Selatan 22.412 22.827 23.249 23.679 24.1177 Lore Utara 13.786 14.041 14.301 14.566 14.8358 Lore Tengah 5.098 5.192 5.288 5.386 5.4859 Lore Selatan 6.318 6.435 6.554 6.675 6.798

10 Poso Pesisir Utara 20.354 20.730 21.114 21.504 21.90211 Poso Pesisir Selatan 10.872 11.074 11.278 11.487 11.70012 Pamona Barat 11.735 11.952 12.173 12.399 12.62813 Poso Kota Selatan 11.464 11.676 11.892 12.112 12.33614 Poso Kota Utara 16.288 16.589 16.896 17.209 17.52715 Lore Barat 2.904 2.957 3.012 3.068 3.12516 Lore Timur 6.718 6.842 6.969 7.098 7.22917 Lore Piore 3.835 3.906 3.978 4.051 4.12618 Pamona Tenggara 9.027 9.194 9.364 9.537 9.71419 Pamona Utara 15.052 15.331 15.615 15.903 16.198

Jumlah 266.213 271.138 276.155 281.263 286.467Sumber : Pokja Kabupaten Poso

2.3. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH

2.3.1 Keuangan Pemerintah daerah

Dalam pengelolaan rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah danut suatu sistem anggaran yang berimbang

dan dinasis. Sistem berimbang adalah terdapatnya keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran, sedangkan sistem

yang dinamis berarti terjadi peningkatan tabungan pemerintah.

Setiap tahun pemerintah mengajukan anggaran untuk melaksanakan agenda kegiatan yang direncanakan dalam se-

tahun kedepan. Sejak tahun 2006 Kabupaten Poso telah menerapkna sistem anggaran berbasis kinerja. Melalui sistem ini

diharapkan anggaran yang digunakan efektif dan efisien. Sistem berbasis kinerja ini sangat penting diterapkan karena

sebagian besar anggaran diserap untuk belanja pegawai. Sudah seharusnya dana yang dikeluarkan diimbangi dengan output

yang dihasilkan pegawai.

2.3.2 Pengelolaan Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah merupakan seluruh penerimaan yang berasal dari daerah itu sendiri dan alokasi dari pemerintah

pusat sebagai hak pemerintah daerah yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 15

2.3.2.1 Pendapatan Asli Daerah.

Pada tahun 2012 realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 26.224.302.860,06 rupiah. Penerimaan pendapatan

daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan

daerah dan penerimaan lain-lain. Untuk PADS sendiri dana terbesar disumbangkan oleh retribusi daerah mencapai

13.665.264.683,60 rupiah. Selain itu penerimaan daerah juga berasal dari hasil pajak, bukan pajak dan penerimaan lain yang

sah.

2.3.2.2 Dana Perimbangan

Pendapatan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan sangat tergantung dari kebijakan pemerintah pusat. Di tahun

2012 pendapatan daerah yang berasal dari perimbangan sebesar 603.141.171.905,00 rupiah. Kontribusi Dana Perimbangan

lebih besar dibandingkan Pendapatan Asli Daerah terhadap pendapatan pemerintah daerah kabupaten.

2.3.2.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri atas Dana Bagi Hasil Pajak

dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi

atau Pemerintah Daerah Lainnya. Realisasi pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah di tahun 2012 yaitu

2.548.435.500,00 rupiah.

2.3.3 Pengelolaan Belanja Daerah

Belanja daerah sebagai salah satu instrumen penting dalam mewujudkan visi misi yang telah ditetapkan oleh

pemerintah, olehnya itu tentu saja kebijakan yang terkait dengan pengelolaan belanja daerah diarahkan pada upaya

pemenuhan pelaksanaan kebijakan strategis dan program-program prioritas yang menunjang pencapaian visi, misi dan

sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Realisasi belanja daerah tercatat mencapai 736.679.387.042,39 rupiah, realisasi

ini mencakup belanja langsung dan biaya tidak langsung. Dana anggaran digunakan untuk belanja tidak langsung sebesar

465.036.096.921,39 rupiah dengan belanja pegawai paling banyak menyerap anggaran sebesar 427.773.463.905,00 rupiah

dari total belanja tidak langsung pada tahun 2012. Sementara untuk belanja langsung menghabiskan dana sebesar

271.643.290.121,00 rupiah. Belanja langsung mencakup belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal.

Belanja modal paling banyak menyerap dana untuk belanja langsung yaitu sebesar 145.920.222.002,00 rupiah.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 16

No Realisasi AnggaranTahun Rata –

rata Pertumbu

han2008 2009 2010 2011 2012

A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 550.751.525,00 572.868.472,00 554.979.291.156,29 695.429.034.078,41 721.861.614.796,56 0,2552

a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

11.292.570,00 23.042.186,00 21.179.872.602,29 25.654.921.613,41 26.224.302.860,06

0,3409

a.1.1 Pajak daerah 1.901.883,00 3.576.591,00 4.031.995.746,31 5.035.084.835,52 5.548.696.438,10 0,3518

a.1.2 Retribusi daerah 7.228.650,00 10.856.859,00 9.098.042.663,96 13.673.257.282,00 13.665.264.683,60 0,3334

a.1.3 Laba perusahaan milik daerah 9.475.543,00 819.009,00 1.251.353.814,54 1.900.713.017,38 612.501.638 -2,2663

a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 75.000,00 7.789.726,00 6.798.480.377,48 5.045.866.478,51 6.397.840.100,32

0,3706

a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 488.240.401,00 475.532.245,00 462.116.890.339,00 525.463.131.041,00 603.141.171.905,00 0,2443

a.2.1 Dana bagi hasil pajak 2.560.250,00 27.086.675,00 33.596.965.037,00 31.608.773.985,00 30.890.833.721,00 0,3637

a.2.2 Dana bagi hasil bukan pajak - 358.443,00 1.063.388.302,00 2.452.782.239,00 3.767.879.184,00 0,3830

a.2.3 Dana alokasi umum 323.346.439,00 379.547.127,00 387.195.137.000,00 433.883.180.000,00 509.604.879.000,00 0,2806

a.2.4 Dana alokasi khusus 23.317.268,00 68.540.000,00 40.261.400.000,00 57.437.200.000,00 58.877.580.000,00 0,3963

a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah

134.986.845,00 74.294.040,00 71.682.528.215,00 144.310.981.424,00 2.548.435.500,00-10,9883

a.3.1 Hibah 165.042.326,00 - - - 2.548.435.500,00 0,1874

a.3.2 Dana darurat - - - - -

a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota - 10.591.725,00 9.523.750.928,00 15.334.439.469,00 -

0,2755

a.3.4 Dana bagi hasil bukan Pajak dari Provinsi - 9.479.440,00 6.863.776,00 468.595,00 -

-2,8057

a.3.5 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus - - 58.567.652.011,00 126.976.073.360,00 -

0,1077

a.3.6 Penerimaan Lain-lainnya - 54.222.875,00 3.584.261.500,00 2.000.000.000,00 -

B Belanja (b1 + b.2) 210.453.935.124,00 268.040.841.711,00 590.022.316.517,59 669.530.141.587,41 736.679.387.042,39 0,1940

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 17

Tabel 2.9Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir

b.1 Belanja Tidak Langsung 237.799.242,00 321.744.543,00 365.699.027.468.59 398.500.643.390,41 465.036.096.921,39 0,2970

b.1.1 Belanja pegawai 208.579.644,00 260.985.713,00 317.186.780.685,00 358.973.861.085,00 427.773.463.905,00 0,2954

b.1.2 Bunga 126.815,00 45.959,00 82.193.476.59 94.202.596,41 30.408.927,39 -0,5460

b.1.3 Subsidi - - 1.975.000.000,00 6.370.000.000,00 5.649.000.000,00 0,1124

b.1.4 Hibah - 38.859.116,00 23.843.400.425,00 10.861.786.500,00 7.383.050.000.00 -0,1335

b.1.5 Bantuan sosial 12.402.563,00 7.816.717,00 6.914.434.732,00 6.397.997.136,00 5.485.030.100,00 0,0330

b.1.6 Belanja bagi hasil 619.00 977.166,00 977.166.000,00 977.166.000,00 977.166.000,00 0,3996

b.1.7 Bantuan keuangan 15.034.017,00 13.023.871,00 13.292.564.150,00 13.973.563.223,00 16.829.989.989,00 0,2126

b.1.8 Belanja tidak terduga 1.037.200,00 2.096.732,00 1.427.488.000,00 852.066.850,00 907.988.000,00 0,1780

b.2 Belanja Langsung 210.216.135.882,00 267.719.097.168,00 224.323.289.049,00 271.029.498.197,00 298.216.989.576,00 0,0569

b.2.1 Belanja pegawai 22.880.691,00 20.281.046,00 22.402.115.275,00 24.622.701.807,00 26.573.699.395,00 0,2069

b.2.2 Belanja barang dan jasa 95.041.962.851,00 115.530.836.028,00 100.947.648.283,00 110.156.642.817,00 125.723.068.119,00 0,0480

b.2.3 Belanja modal 115.151.292.340,00 152.167.980.094,00 100.973.525.491,00 136.250.153.573,00 145.920.222.002,00 0,0122

C Pembiayaan 11.207.216,17 87.054.093,00 47.872.101.864,23 11.779.249.272,81 35.191.470.919,19 -0,1058

D Surplus/Defisit Anggaran 77.773.331.520,10 38.952.666.063,33 35.042.989.361,30 25.898.892.491,00 14.817.772.245,83 0,4418

2.4.2 Pengalokasian Anggaran Sanitasi

Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar sanitasi yang terdiri

dari drainase, pengelolaan limbah dan persampahan di Kabupaten Poso selama 5 tahun terakhir memiliki proporsi yang hanya

bekisar di 0,03 %. Tahun 2008, proposi anggaran sanitasi terhadap belanja langsung di Kabupaten Poso hanya berkisar

0,01 % Tahun 2009. Begitu pula di tahun 2010 hanya berkisar pada angka 0,01 %. Tahun 2011 0,02 %. Pada tahun 2012,

proporsinya meningkat di angka 0,03 % .

Tabel 2.10Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Poso Tahun 2008- 2012

No SKPDTahun Rata- rata

pertumbuhan2008 2009 2010 2011 20121 PU-CK - - - 2.647.040.000,00 3.376.638.000,00 0,40671.a Investasi - - - 2.647.040.000,00 3.376.638.000,00 0,40671.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - -2 KLH - - 119.867.750,00 - 885.608.000,00 0,43232.a Investasi - - 119.867.750,00 - 885.608.000,00 0,43232.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - -

3 Dinas Perumahan dan Kebersihan 5.754.415.200,00 4.002.083.000,00 2.137.230.500,00 1.921.413.000,00 2.689.509.000,00 -0,2274

3.a Investasi 5.754.415.200,00 4.002.083.000,00 2.137.230.500,00 1.921.413.000,00 2.445.009.000,00 -0,24173.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - 244.500.000,00 -4 Dinkes 597.540.000,00 25.822.000,00 356.973.000,00 240.362.000,00 250.086.440,00 -4,33184.a Investasi 597.540.000,00 25.822.000,00 307.653.000,00 240.362.000,00 244.106.690,00 -4,29634.b operasional/pemeliharaan (OM) - - 49.320.000,00 - 5.979.750,00 -7,24785 Dinas Perumahan PU - - - - 2.693.620.000,00 -5.a Investasi - - - - 2.693.620.000,00 -5.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -6 Bapermas - - - - -6.a Investasi - - - - - -6.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - -7 SKPD lainnya - - - - -7.a Investasi - - - - - -7.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - -

-8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) 6.351.955.200,00 4.027.905.000,00 2.614.071.250,00 4.808.814.000,00 9.895.461.440,00 -0,0672

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 18

9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na) 6.351.955.200,00 4.027.905.000,00 2.564.751.250,00 4.808.814.000,00 9.644.981.690,00 -0,0711

10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb)

- - 49.320.000,00 - 250.479.750,00 0,4015

11 Belanja Langsung 210.216.135.882,00 267.719.097.168,00 224.323.289.049,00

271.029.498.197,00 298.216.989.576,00 0,0569

-

12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11) 0,03 0,01

0,010,02 0,03

-

13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8) 1 1 0,98 1 0,97 -

14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8)

0 0 0,02 0 0,02 -

Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 - 2012 diolah

Tabel 2.11Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Per-Subsektor Kabupaten Poso

Tahun 2008 – 2012

No Subsektor Belanja (Rp) Rata-rata pertumbuhan

2008 2009 2010 2011 20121 Air Limbah (1a+1b) 212.455.950 0 0 1.573.550.000 2.496.370.000 0,07201.a Pendanaan Investasi air limbah 212.455.950 0 0 1.573.550.000 2.251.870.000 -1.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD 0 0 0 0 244.500.000 -1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun 0 0 0 0 0 -2 Sampah (2a+2b) 0 0 119.867.750 0 0 -2.a Pendanaan Investasi air limbah 0 0 119.867.750 0 0 -2.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD 0 0 0 0 0 -2.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun 0 0 0 0 0 -3 Drainase (3a+3b) 1.890.039.850 200.000.000 473.270.000 887.923.000 5.817.897.000 -1,31163.a Pendanaan Investasi air limbah 1.890.039.850 200.000.000 473.270.000 887.923.000 5.817.897.000 -1,31163.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD 0 0 0 0 0 -3.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun 0 0 0 0 0 -4 Aspek PHBS 525.000.000 14.572.000 307.653.000 240.362.000 244.106.690 -6,8679

5 Aspek air Bersih 3.724.459.400 3.813.333.000 1.663.960.500 1.663.490.000 3.579.228.000 -0,1466

6 Belanja Sanitasi (1+2+3+4+5) 6.351.955.200 4.027.905.000 2.564.751.250 4.808.814.000 9.889.481.690 -0,0599

7 Belanja Langsung APBD 210.216.135.882 267.719.097.168 224.323.289.049 271.029.498.197

298.216.989.576

0,0569

8 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung (6/7) 0,030 0,015 0,011 0,011 0,033 0,02

9 Proporsi Belanja Air Limbah - Belanja Sanitasi (1/6) 0,033 0 0 0,33 0,025 0,0116

10 Proporsi Belanja Sampah - Belanja Sanitasi (2/6) 0 0 0,046 0 0 0,0092

11 Proporsi Belanja Drainase - Belanja Sanitasi (3/6) 0.29 0,049 0,18 0,29 0,58 0,28

12 Proporsi Belanja PHBS - Belanja Sanitasi (4/6) 0,082 0,003 0,11 0,079 0,024 0,0596

13 Proporsi Belanja Air Bersih - Belanja Sanitasi (5/6) 0,58 0,94 0,64 0,54 0,36 0,612

Tabel 2.12Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Poso Tahun 2008 – 2012

No D e s k r i p s iTahun Rata-rata

pertumbuhan2008 2009 2010 2011 2012

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 19

Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 - 2012, diolah

1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota 6.351.955.200 4.027.905.000 4.480.018.750 4.808.814.000 7.974.214.190 -0,0861

2 Jumlah Penduduk 205.217 220.472 241.219 241.579 261.378 0,0464

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 30952.38309 18269.46279 18572,41241 19905,76168 30508,36027 -0,1327

Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 - 2012, diolah

Tabel 2.13Realisasi Dan Potensi Retribusi Sanitasi Per Subsektor

Tahun 2007 – 2011

No SKPDRetribusi Sanitasi Tahun (Rp) Rata-rata

pertumbuhan2008 2009 2010 2011 2012

1 Retribusi Air Limbah 4.480 7.520 16.070.000 16.420.000 16.250.000 0,3421

1.a Realisasi retribusi 4.480 7.520 16.070.000 16.420.000 16.250.000 0,3421

1.b Potensi retribusi - - - - -

2 Retribusi Sampah 2.518 10.250 24.200.000 28.800.000 39.020.000 0,3396

2.a Realisasi retribusi 2.518 10.250 24.200.000 28.800.000 39.020.000 0,3396

2.b Potensi retribusi - - - - - -

3 Retribusi Drainase - - - - --

3.a Realisasi retribusi - - - - - -

3.b Potensi retribusi - - - - - -

4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) 6.998 17.770 40.270.000 45.220.000 55.570.000 0,3641

Sumber : Kabupaten Poso Dalam Angka

Tabel 2.14Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Poso

Tahun 2008 – 2012

No Uraian Belanja Sanitasi (juta rupiah) Rata-rata Pertumbuhan2008 2009 2010 2011 2012

1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )

6.351.955.200 4.027.905.000 2.564.751.250 3.032.137.000 9.889.481.690 -0,0599

1.1 Air Limbah Domestik 212.445.950 0 0 0 248.250.000 0,0721

1.2 Sampah rumah tangga 0 0 119.867.750 0 0 0

1.3 Drainase lingkungan 1.890.039.850 200.000.000 473.270.000 887.923.000 5.817.897.000 -1,3116

1.4 PHBS 525.000.000 14.572.000 307.653.000 240.362.000 244.106.690 -6.8679

1.5 Air Bersih 3.724.459.400 3.813.333.000 1.663.960.500 1.663.490.000 3.579.228.000 -0,1466

2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 0 0 0 0 0 0

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 20

2.3 )2.1 DAK Sanitasi 0 0 0 0 0 0

2.2 DAK Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0 0

2.3 DAK Perumahan dan Permukiman 0 0 0 0 0 0

3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi 0 0 0 0 0 0

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)

6.351.955.200 4.027.905.000 2.564.751.250 3.032.137.000 9.889.481.690 -0,0599

Total Belanja Langsung 210.216.135.882 267.719.097.168 224.323.289.049 271.029.498.197 298.216.989.576 0,0569

% APBD murni terhadap Belanja Langsung

Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 - 2012, diolah

Secara garis besar /makro tentang pertumbuhan pembangunan/pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita Kabupaten Poso dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang diuraikan secara singkat dibawah ini.

PDRB merupakan suatu dasar pengukuranatas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu wilayah/bagian. Data PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Berikut perkembangan PDRB Kabupaten Poso 5 tahun terakhir

No D e s k r i p s iTahun Rata-rata

pertumbuhan2007 2008 2009 2010 2011

1 PDRB ADHK (Jt Rp.) 866.243 954.662 1.029.369 1.109.852 1.121.228 0,04952 PDRB ADHB (Jt Rp) 1.400.933 1.632.011 1.865.706 2.137.797 2.446.703 0,10403 PDRB/ Kapita ADHK (Ribu Rp) 4.895.91 5.109,97 5.193,95 5.304.510 5.637.026 0,2232

2 PDRB/ Kapita ADHB (Ribu Rp) 7.739,23 8.735,27 9.413,91 10.188,87 10.575,54 0,0597

3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,67 7,72 7,83 7,86 8,23 0,0138Sumber : Kabupaten Poso Dalam Angka

No D e s k r i p s i Tahun 2013

1 Indeks Ruang Fiskal Daerah (IRFD) 0,58

2 Indeks Persentase Penduduk Miskin Daerah (IPPMD) 0,79

3 Tingkat Penyediaan Dana Rendah

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 21

Tabel 2.15Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) Kabupaten Poso 5 Tahun Terakhir

Tabel 2.16Ruang Fiskal Kabupaten Poso Tahun 2013

2.4. TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

2.4.1 Latar Belakang dan Informasi Mengenai Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Poso

Dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah, telah diupayakan adanya keterpaduan pembangunan sektoral dan

wilayah/daerah. Wujud operasionalnya secara terpadu diselenggarakan melalui pendekatan wilayah yang tertuang dalam

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang komprehensif dan bersinergi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan

Provinsi. Semakin pesatnya perkembangan suatu wilayah/daerah yang dicirikan dengan lajunya pembangunan yang beraneka

ciri dan sifat kehidupan perkotaan, maka diperlukan suatu pengarahan, penelitian, perencanaan dan pengembangan untuk

tertib pembangunan dan pengembangan suatu wilayah/daerah sebagai suatu unsur pendukung pembangunan yang lebih luas

lagi.

Kabupaten Poso sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, memerlukan suatu kebijakan pengaturan

ruang sebagai pengarah perkembangan wilayah di masa mendatang. Kabupaten Poso memiliki banyak potensi, khususnya

sektor pertanian, perkebunan, dan pariwisata, tetapi keberadaan potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal.

Dengan menyusun suatu rencana tata ruang yang mampu mengakomodasi potensi, dan memperhatikan isyu serta persoalan

wilayah, maka diharapkan dapat tercipta suatu pemanfaatan ruang yang optimal, resposif terhadap perkembangan dan tetap

menjaga keseimbangan dengan lingkungan.

Penataan ruang merupakan salah satu instrumen yang bernilai strategis untuk mewadahi proses pembangunan, karena

didalamnya tersirat upaya-upaya penanganan lingkungan, pembangunan ekonomi, pemerataan, dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Penataan ruang sebagai sebuah konsep pemikiran atau gagasan, mencakup penataan semua

kegiatan beserta karakteristiknya yang berkaitan dengan ruang.

Sesuai dengan paradigma baru yang berkembang, penataan ruang daerah ini harus menjadi alat yang dapat

mengurangi kesenjangan pertumbuhan antar wilayah, menterpadukan antar sektor dan mensinkronisasikan program

pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Undang–Undang nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang telah mengamanatkan azas penyelenggaraan penataan ruang, yaitu keterpaduan, keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan, keberlanjutan, dan keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan,

perlindungan kepentingan umum, kepastian dan keadilan, serta akuntabilitas. Penetapan azas tersebut dilaksanakan demi

mencapai dan mewujudkan keharmonisan dan antara lingkungan alam dan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber

daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta perlindungan fungsi ruang dan

pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Secara umum kebijakan dan strategi pengembangan wilayah ditujukan untuk meminimalisasi kesenjangan

kesejahteraan masyarakat antar wilayah, dalam hal ini kesenjangan antarwilayah baik antarwilayah pembangunan maupun

antara wilayah perkotaan dan perdesaan.

Pengembangan Kabupaten Poso lebih diarahkan pada :

1. Pengaturan dan pengendalian pusat kegiatan dan pelayanan di seluruh wilayah kabupaten Poso.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 22

2. Pengembangan sistem prasarana wilayah difokuskan pada wilayah-wilayah yang didorong perkembangannya.

Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Poso bertujuan untuk menumbuhkan integrasi

antar wilayah dan antar kawasan. Dengan terbentuknya integasi fungsional diharapkan dapat mewujudkan pemerataan

pertumbuhan wilayah dengan mempertahankan keseimbangan lingkungan dan ketersediaan sumberdaya alam.

Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Poso mencakup:

a. Pengembangan pusat-pusat pelayanan guna mendorong pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat permukiman disertai

pemerataan berdasarkan budaya sintuwu maroso, guna menggerakkan perkembangan agroindustri, pertanian (dalam arti

luas) dan pariwisata dengan prinsip kelestarian lingkungan menuju pembangunan berkelanjutan; serta

b. Penyediaan sarana-prasarana wilayah untuk lebih mendorong investasi produktif sesuai kebutuhan masyarakat

berlandaskan budaya sintuwu maroso melalui pengembangan dan penyediaaan prasarana transportasi, telekomunikasi,

energi, sumber daya air, dan prasarana lingkungan.

Penjabaran lebih lanjut kebijakan pengembangan struktur ruang terdiri dari :

a. Pemantapan struktur ruang yang ditetapkan melalui kebijakan ini diharapkan integrasi antara wilayah dapat tercipta,

sehingga dapat memicu pertumbuhan wilayah secara merata diseluruh bagian wilayah Kabupaten Poso.

b. Pemantapan sistem perkotaan sesuai dengan peran dan fungsi dengan mempertimbangkan kemampuan daya dukung

dan daya tampung lingkungan.

c. Setiap pusat kegiatan yang dibentuk diharapkan dapat mengoptimalkan potensi dan peluang yang dimilikinya untuk

menjalankan peran dan fungsinya dalam mengembangkan wilayah Kabupaten Poso secara menyeluruh.

d. Pengembangan dan penataan infratruktur wilayah untuk mendorong terbentuknya struktur ruang yang diharapkan.

e. Pengembangan dan peningkatan kualitas Sumberdaya manusia dalam meningkatkan perkembangan wilayah.

2.4.2 Potensi Bencana Alam

2.4.2.1Tanah Longsor

Longsor adalah pergerakan massa batuan/tanah dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Longsor

mudah terjadi pada wilayah yang relatif terjal dengan formasi batuan yang telah mengalami pelapukan dan erosi berat, dan

juga pada wilayah rawan gempa. Agen utamanya adalah hujan dan kadang-kadang dipicu oleh beban dan getaran serta akar

tunggang. Lokasi longsor dan rawan longsor banyak ditemui di sisi-sisi jalan, tebing-tebing dekat sungai (di bagian hulu), tebing

sungai dan lahan perkebunan.

Di Kabupaten Poso, longsor terjadi teritama disepanjang ruas jalan yang memotong lereng perbukitan dan pegunungan

di Kecamatan Lage, Kecamatan Pamona Utara, Kecamatan Pamona Timur, Kecamatan Pamona Tenggara, Kecamatan

Pamona Selatan, Kecamatan Pamona Barat, Kecamatan Lore Selatan, Kecamatan Lore Barat, Kecamatan Lore Tengah,

Kecamatan Lore Peore,Kecamatan Lore Utara dan Kecamatan Lore Timur.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 23

Longsor tebing sungai paling para terjadi di muara sungai Poso, khususnya di Desa Watuawu Kecamatan Lage dan

Kelurahan Sayo Kecamatan Poso Kota Selatan. Pada kedua tempat ini longsor telah hamper memutuskan badan jalan arteri

trans Sulawesi, selain itu telah mengancam permukiman penduduk. Lebih jelasnya, mengenai sebaran kawasan rawan longsor

di wilayah Kabupaten Poso dapat dilihat pada Gambar Peta berikut ini :

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 24

Gambar 2.5Peta Rawan Longsor

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 25

2.4.2.2. Banjir

Beberapa kawasan di wilayah Kabupaten Poso sering dilanda banjir dan genangan periodik. Disamping faktor

curah hujan, faktor topografi sangat berpengaruh, termasuk diantaranya beda tinggi dasar sungai dan tanah setempat

relatif kecil.

Beberapa kejadian banjir berkarakteristik banjir bandang dengan periode genangan singkat namun menimbulkan

kerugian harta benda yang besar. Hal ini sangat berkaitan dengan kondisi permukaan lahan hutan yang telah terbuka

untuk perkebunan rakyat serta topografi wilayah yang memiliki kelerengan. Karakteristik banjir di Kabupaten Poso

adalah :

1. Banjir dan genangan periodik terjadi disekitar Das danau Poso dan muara sungai Poso serta Das Saemba-Walati,

meliputi: kecamatan Pamona Selatan, Kecamatan Pamona Tenggara, Kecamatan Pamona Timur, Kecamatan

Pamona Barat, Kecamatan Pamona Utara, Kecamatan Lage dan Kecamatan Poso Pesisir Selatan..

2. Banjir bandang terjadi pada Das Sungai Tambarana, sungai Puna dan sungai Lariang, meliputi; Kecamatan Poso

Pesisir Utara, Kecamatan Poso Pesisir, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kecamatan Lore Utara, Kecamatan

Lore Selatan dan Kecamatan Lore Barat.

Lebih jelasnya, mengenai sebaran kawasan rawan banjir di wilayah Kabupaten Poso dapat dilihat pada Gambar Peta

berikut :

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 26

Gambar 2.6

Peta Rawan Banjir

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 27

2.4.2.3. Gempa Bumi

Gempa bumi yang potensial terjadi di Kabupaten Poso adalah gempa bumi tektonik, yaitu diakibatkan oleh pergeseran

didalam bumi. Magnitude gempabumi berkisar kecil sampai besar, daerahnya luas, kedalaman sumber gempa bisa dangkal,

menengah hingga dalam. Apabila gempa bumi memiliki magnitude besar dan memiliki kedalaman dangkal dapat menimbulkan

bencana alam yang sangat merugikan. Aktivitas gempa bumi di Kabupaten Poso dan sekitarnya terutama dikarenakan oleh

patahan aktif Palu Koro yang melintasi wilayah barat kabupaten serta patahan mikro Tambarana yang memanjang berarah

utara-selatan di tengah wilayah kabupaten,

Disamping itu struktur tektonika wilayah juga mempengaruhi wilayah kabupaten Poso, Data dari BMG Kota Palu

mencatat gempa bumi dan tsunami Parigi Kabupaten Parigi Moutong pada tanggal 20 Mei 1938 terjadi sangat dahsyat, hingga

dirasakan hampir diseluruh bagian Pulau Sulawesi dan bagian timur pulau Kalimatan.. Di wilayah Kabupaten Poso dirasakan

getaran sangat kuat, tetapi tidak menimbulkan kerusakan.

Selaian proses tektonik, proses vulkanik gunung berapi gunung Colo di Pulau Una-una di Teluk Tomini Kabupaten Tojo

Unauna turut mempengaruhi di wilayah Kabupaten Poso. Letusan dasyat tahun 1983 turuk dirasakan di seluruh wilayah

kabupaten Poso. Lebih jelasnya, mengenai sebaran kawasan rawan gempa di wilayah Kabupaten Poso dapat dilihat pada

Gambar Peta berikut :

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 28

Gambar 2.7Peta Rawan Gempa

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 29

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 30

Gambar 2.8Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 31

Gambar 2.9Peta Rencana Struktur Tata Ruang Kabupaten Poso

Tabel 2.17Rencana Pola Ruang Kabupaten Poso

Zona Berdasarkan Pola Ruang Keterangan

A. Kawasan Lindung

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya adalah kawasan hutan lindung

Kawasan hutan lindung diwilayah Kabupaten Poso adalah seluas 188.259 ha atau 23,38% dari luas wilayah Kabupaten Poso, kecuali Kecamatan Poso Kota Utara

-Poso Kota dengan luas 719 ha-Poso Kota Utara-Poso Kota Selatan dengan luas 854 ha-Poso Pesisir Utara dengan luas 13.350 ha-Poso Pesisir Selatan dengan luas 19.476 ha-Poso Pesisir dengan luas 7.897 ha-Lage dengan luas 883 ha-Pamona Utara dengan luas 33.536 ha-Pamona Timur dengan luas 3.743 ha-Pamona Tenggara dengan luas 20.593 ha-Pamona Selatan dengan luas 4.509 ha-Pamona Barat dengan luas 5.716 ha-Lore Utara dengan luas 8.066 ha-Lore Peore dengan luas 1.862 ha-Lore Timur dengan luas 2.382 ha-Lore Tengah dengan luas 19.073 ha-Lore barat dengan luas 38.037 ha-Lore Selatan denagn luas 38.037 ha

2. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian alam dan Cagar Budaya

Kawasan Taman nasional Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonas yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi

Taman nasional yang ada di wilayah Kabupaten Poso merupakan bagian dari taman nasional lore lindu (TNLL) seluas 299.000 ha, kawasan TNLL yang masuk wilayah Kabupaten Poso ± 99.853 ha atau 12.40% dari wilayah Kabupaten Poso yang meliputi beberapa kecamatan

-Kecamatan Poso Pesisir Utara seluas ±121 ha 90,12%)

-Kecamatan Lore Utara seluas ±34.516 ha atau (34.57%)

-Kecamatan Lore Peore seluas ±24.101 ha atau 24,14%

-Kecamatan lore Tengah seluas ±23.780 ha atau

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 32

23,82%-Kecamatan Lore Barat seluas ±17.035 ha atau

17,6%

Kawasan Cagar Alam Cagar alam merupakan kawasan lindung yang ditetapkan fungsinya untuk menjaga kelestarian alam

Di Kabupaten Poso kawasan cagar alam yang ada adalah kawasan cagar alam Pamona, cagar alam yang berisi berbagai satwa melata dan variasi flora habitat tanaman setempat dengan luas 35.000 Ha. Luas kawasan cagar alam pamona yang tercakup di wilayah Kabupaten Poso seluas ± 23.504 ha atau 2,92% dari luas wilaayah kabupaten yang tersebar di beberapa kecamatan :

-Kecamatan Pamona Barat seluas ±7.571 ha atau 32,01%

-Kecamatan Pamona Selatan seluas ±15.933 ha atau 67,79%

Pantai Berhutan Bakau Rencana perlindungan kawasan pantai berhutan bakau (mangrove) yang ada di Kabupaten Poso seluas ±941 ha atau 0,12% dari luas wilayah kabupaten. Rencana kawasan perlindungan hutan bakau meliputi :

-Kecamatan Poso pesisir Utara seluas ±431 ha atau 45,80%

-Kecamatan Poso Pesisir seluas ±449 ha atau 47,74%

-Kecamatan Poso Kota seluas ±13 ha atau 1,42%-Kecamatan Poso Kota Utara seluas ±47 ha atau

5,03%

Kawasan Taman Wisata Alam (TWA)

Rencana kawasan TWA di Kabupaten Poso adalah TWA Bancea sesuai SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan 272/Kpts-II/1999 seluas ±5.000 ha mencakup kawasan daratan seluas ±2.800 ha dan kawasan perairan seluas 2.200 ha.

Kawasan TWA didarat meliputi -Kecamatan Pamona Barat seluas ±1.534 ha -Kecamatan Pamona Selatan seluas ±1.289 haSedangkan kawasan perairan danau poso yang tercakup wilayah TWA meliputi

-Kecamatan Pamona Barat seluas ±1000 ha-Kecamatan Pamona Selatan seluas ±1.174 ha

Suaka Perikanan Danau Poso

Suaka perikanan Danau Poso adalah kawasan perairan danau dengan kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat berlindung/berkembang biak jenis sumber daya ikan endemic Danau Poso yang berfungsi sebagai

Suaka perikanan Danau Poso direncanakan meliputi :

-Suaka perikanan Watumpangasa Angga di Kelurahan Sangele dan suaka perikanan Tombea dan kawasan rawa banjirannya di kelurahan Pamona dan Desa Buyumpondol

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 33

daerah peerlindungan kecamatan Pamona Utara seluas ±724 ha-Suaka perikanan Omboa dan kawasan rawa

banjirannya seluas kurang lebih 649 ha di Desa Meko dasn desa Taipa Kecamatan Pamona Barat

- Suaka perikanan Babangkodina beserta rawa banjirannya seluas kurang lebih 125 ha di Desa Tokilo dan Desa Bonebuya Kecamatan Pamona Selatan

-Suaka perikanan Tando Tolambo-Dulumai seluas kurang lebih 886 ha di Desa Tolambo Kecamatan Pamona Tenggara

Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Perlindungan terhadap Cagar Budaya dilakukan untuk pengembangan kawasan dengan fungsi pendidikan dan ilmu pengetahuan

Rencana Kawasan Cagar budaya dan Ilmu Pengetahuan di Kabupaten Poso meliputi:

-Situs kuburan purbakala Goa Latea di Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona Utara

- Situs kuburan Purbakala Goa Tangkapipi di Kelurahan Sangele, Kecamatan Pamona Utara

-Situs kuburan purbakala Goa Pamona di Kelurahan Pamona, Kecamatan Pamona Utara

- Situs purbakala Wawondoda di Kelurahan Sawidago Kecamatan Pamona Utara

- Situs purbakala Tobi dan Buyu Ngkonta di Kelurahan Sawidago Kecamatan Pamona Utara

- Situs kuburan purbakala goa Lapati Bate’a di Kelurahan Petirodongi Kecamatan Pamona Utara

- Situs kuburan purbakala Pancawi di Desa Sangira kelcamatan pamona utara

- Situs Kuburan Purbakala Petiro Lemba Di Desa Bancea Kecamatan Pamona Selatan

- Situs Goa kuburan purbakala Longkea di desa Tolambo di Kecamatan Pamona Tenggara

- Situs Goa Kuburan Purbakala Masewe di Kecamatan Pamona Timur

- Situs Goa Kuburan Purbakala Saluopa Desa Tonusu Kecamatan Pamona Utara

- Situs purbakala Watu Rumongi di Kelurahan Tendeadongi Kecamatan Pamona Utara

- Situs purbakala Watu Baula di Tandobone desa Peura Kecamatan Pamona Utara

- Situs purbakala Watu Yano di Desa Dulumai Kecamatan Pamona Utara

- Situs Purbakala Watumpangasa Angga, dan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 34

Watunggongi di Kelurahan sangele Kecamatan Pamona Utara

- Situs Purbakala Uedatu di Kelurahan Pamona Kecamatan Pamona Utara

- Situs perkampungan purbakala Langgadopi di Kelurahan Sangele, Wawolembo di Kelurahan Tentena, Tamungkudena di Kelurahan Sawidago dan Tinoe di desa Saojo Kecamatan Pamona Utara, Pandiri Kecamatan Lage, Lamusa di desa Korobono Kecamatan Pamona Tenggara, Pongge,e Kecamatan Pamona Timur

- Tugu peringatan Reinder Fennema di Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona Utara.

- Bangunan bersejarah rumah zending Limbue di Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona Utara

- Bangunan bersejarah sekolah zending SGB Pamona di Kelurahan Pamona Kecamatan Pamona Utara

- Bangunan bersejarah rumah tinggal guru sekolah zending di Pamona Kelurahan Pamona Kecamatan Pamona Utara

- Bangunan bersejarah rumah zending di Desa Bomba Kecamatan Lore Selatan;

- Bangunan bersejarah rumah adat di desa Doda Kecamatan Lore tengah

- Situs purbakala Watumora’a di Desa Mayoa di Kecamatan Pamona Selatan;

- Kawasan Situs Purbakala patung Megalitik di Kecamatan Lore Selatan yakni; patung Langke Bulawa di Desa Bomba, patung Palindo, mesiga, kalamba, maturu, oba, naime di pada sepe desa Bewa, patung baula, di desa Runde, patung torimpana di desa bakekau, patung oboka, kawasan situs purbakala bukit Pawalia di Desa Bulili.

- Kawasan Situs purbakala patung megalitik di Kecamatan Lore Tengah

- Kawasan situs purbakala di Kecamatan Lore Peore;

3. Kawasan Rawan Bencana Alam

Tanah Longsor Longsor adalah pergerakan massa batuan/tanah dari tempat yeng

Di Kabupaten Poso, longsor terjadi teritama disepanjang ruas jalan yang memotong lereng

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 35

lebih tinggi ke tempat lebih rendah perbukitan dan pegunungan di Kecamatan Lage, Kecamatan Pamona Utara, Kecamatan Pamona Timur, Kecamatan Pamona Tenggara, Kecamatan Pamona Selatan, Kecamatan Pamona Barat, Kecamatan Lore Selatan, Kecamatan Lore Barat, Kecamatan Lore Tengah, Kecamatan Lore Peore,Kecamatan Lore Utara dan Kecamatan Lore Timur.

Banjir Beberapa kawasan di wilayah Kabupaten Poso sering dilanda banjir dan genangan periodik. Disamping faktor curah hujan, faktor topografi sangat berpengaruh, termasuk diantaranya beda tinggi dasar sungai dan tanah setempat relatif kecil.

Karakteristik banjir di Kabupaten Poso adalah :- Banjir dan genangan periodik terjadi disekitar

Das danau Poso dan muara sungai Poso serta Das Saemba-Walati, meliputi: kecamatan Pamona Selatan, Kecamatan Pamona Tenggara, Kecamatan Pamona Timur, Kecamatan Pamona Barat, Kecamatan Pamona Utara, Kecamatan Lage dan Kecamatan Poso Pesisir Selatan..

- Banjir bandang terjadi pada Das Sungai Tambarana, sungai Puna dan sungai Lariang, meliputi; Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kecamatan Poso Pesisir, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kecamatan Lore Utara, Kecamatan Lore Selatan dan Kecamatan Lore Barat.

Gempa Bumi Gempa bumi yang potensial terjadi di Kabupaten Poso adalah gempa bumi tektonik, yaitu diakibatkan oleh pergeseran didalam bumi. Magnitude gempabumi berkisar kecil sampai besar, daerahnya luas, kedalaman sumber gempa bisa dangkal, menengah hingga dalam. Apabila gempa bumi memiliki magnitude besar dan memiliki kedalaman dangkal dapat menimbulkan bencana alam yang sangat merugikan

Aktivitas gempa bumi di Kabupaten Poso dan sekitarnya terutama dikarenakan oleh patahan aktif Palu Koro yang melintasi wilayah barat kabupaten serta patahan mikro Tambarana yang memanjang berarah utara-selatan di tengah wilayah kabupaten.Disamping itu struktur tektonika wilayah juga mempengaruhi wilayah kabupaten Poso, Data dari BMG Kota Palu mencatat gempa bumi dan tsunami Parigi Kabupaten Parigi Moutong pada tanggal 20 Mei 1938 terjadi sangat dahsyat, hingga dirasakan hampir diseluruh bagian Pulau Sulawesi dan bagian timur pulau Kalimatan.. Di wilayah Kabupaten Poso dirasakan getaran sangat kuat, tetapi tidak menimbulkan kerusakan. Selaian proses tektonik, proses vulkanik gunung berapi gunung Colo di Pulau Una-una di Teluk Tomini Kabupaten Tojo Unauna turut mempengaruhi di wilayah Kabupaten Poso. Letusan dasyat tahun 1983 turut dirasakan di seluruh wilayah kabupaten Poso

Kawasan Rawan Abrasi Abrasi adalah pengikisan wilayah pantai sehingga wilayah darat

Potensi abrasi pantai di wilayah Kabupaten Poso di sepanjang pantai di Kecamatan Poso pesisir,

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 36

berkurang. Kecamatan Poso Kota dan Kecamatan Poso Kota Utara.

Kawasan Rawan Angin Puting Beliung

Angin puting beliung ialah sebuah tiupan angin yang membentuk pusaran angin yang berputar yang menyentuh tanah atau air.

Kejadian bencana yang disebabkan angin puting beliung secara periodik terjadi pada beberapa tempat seperti:- Kecamatan Pamona selatan- Kecamatan Pamona barat- Kecamatan Pamona Utara

4. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan Sempadan Pantai

Rencana kawasan sempadan pantai di Kabupaten Poso kurang lebih seluas 402 ha di Kecamatan Poso pesisir Utara; Kecamatan Poso Pesisir; Kecamatan Poso Kota; Kecamatan Poso Kota Utara dan Kecamatan Lage;

Kawasan Sempadan Sungai

Rencana kawasan sempadan sungai dikabupaten Poso diterapkan pada seluruh sungai dan anak sungai yang ada sebagai berikut:a. Sungai Poso dan anak sungainya yang

melalui Kecamatan pamona Utara, kecamatan Lage, kecamatan Poso Kota Selatan dan kecamatan Poso Kota.

b. Sungai Kodina dan anak sungainya serta sungai Limbaata dan anak sungainya yang melalui Kecamatan Pamona Selatan.

c. Sungai Meko dan Sungai Salukaia yang melalui kecamatan pamona barat

d. Sungai Puna dan anak sungainya yang melintasi kecamatan Poso pesisir Selatan dan kecamatan Poso pesisir

e. Sungai Lariang dan anak sungainya yang melalui kecamatan Lore utara, Kecamatan Lore Timur, kecamatan Lore Peore, Kecamatan Lore Tengah, kecamatan Lore selatan dan kecamatan Lore barat

f. Sungai Tambarana dan anak sungainya yang melalui kecamatan Poso Pesisir Utara

g. Sungai Tongko dan anak sungainya yang melalui kecamatan lage

h. Sungai Tomasa dan anak sungainya yang melalui kecamatan pamona Timur, kecamatan pamona Utara dan kecamatan Lage;

i. Sungai-sungai lainnya yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Poso.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 37

Kawasan Sempadan Saluran Irigasi

Rencana kawasan sempadan saluran irigasi terletak kecamatan yang memiliki saluran irigasi primer dan sekunder;a. Kriteria penetapan kawasan sempadan

irigasi adalah:1. Garis sempadan air untuk bangunan,

diukur dari tepi atas samping saluran atau dari luar kaki tangkis saluran atau bangunannya dengan jarak: 5 (lima) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan 4 M3/detik atau lebih, 3 (tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan 1 sampai 4 M3/detik, 2 (dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan kurang dari 1 M3/detik.

2. Pada kawasan konservasi ini dimungkinkan adanya jalan inspeksi untuk pengontrolan saluran dengan lebar jalan minimum 4 meter;

3. Perlindungan pada irigasi sekunder baik di dalam maupun diluar permukiman ditetapkan minimum 6 meter kiri-kanan saluran; serta

4. Pada kawasan konservasi ini dimungkinkan adanya jalan inspeksi untuk pengontrolan saluran dengan lebar jalan minimum 3 meter.

b. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan dilakukan dengan cara:

1. Perlindungan sekitar saluran irigasi atau sebagai sempadan saluran irigasi dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas air irigasi;

2. Bangunan sepanjang sempadan irigasi yang tidak memiliki kaitan dengan pelestarian atau pengelolaan irigasi dilarang untuk didirikan;

3. Saluran irigasi yang melintasi kawasan permukiman ataupun kawasan perdesaan dan perkotaan yang tidak langsung mengairi sawah maka keberadaannya dilestarikan dan dilarang untuk digunakan sebagai fungsi drainase;

4. Melestarikan kawasan sumber air untuk melestarikan debit irigasi;

5. Perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 38

kualitas sumber air; serta6. Pembuatan sistem saluran bila sumber

dimanfaatkan untuk air minum atau irigasi.

Kawasan Sekitar Danau Di wilayah kabupaten Poso terdapat beberapa buah danau yang tersebar pada beberapa kecamatan dan satu buah laguna

Sebagain besar danau yang ada berupa danau kecil yang tercakup dalam kawasan hutan lindung dan taman nasional sehinga pengelolaan kawasan sekitar danau-danau dimaksud terintegrasi dengan fungsi kawasan yang ditempatinya seperti:a. Danau kilo seluas kurang lebih 4 ha

termasuk kawasan hutan lindung di kecamatan Poso Pesisir Utara

b. Danau Patanu seluas kurang lebih 73 ha dan danau Padang seluas kurang lebih 5 ha termasuk kawasan hutan lindung di di kecamatan Poso pesisir utara

c. Danau Bitipondo seluas kurang lebih 7 ha termasuk kawasan hutan lindung di kecamatan Poso pesisir dan kecamatan Lore Timur

d. Danau Watutau seluas kurang lebih 7 ha termasuk kawasan hutan lindung di Kecamatan Lore Peore.

e. Danau Bitipondo 2 seluas kurang lebih 4 ha termasuk kawasan hutan lindung di kecamatan Poso Pesisir

f. Danau Tana Morambuu termasuk kawasan hutan lindung di Kecamatan Poso Pesisir

g. Danau Kalimpaa termasuk kawasan TNLL di Kecamatan Lore Utara.

Penerapan kawasan perlindungan sekitar danau direncanakan pada danau-danau diluar kawasan lindung seperti;a. Danau Poso di kecamatan Pamona Utara,

Kecamatan Pamona Barat, kecamatan Pamona Selatan dan Kecamatan Pamona Tenggara, luas danau Poso kurang lebih 36.543 ha

b. Danau Wanga di Kecamatan Lore Timur dan Kecamatan Lore Peore, luas danau ini kurang lebih 23 ha

c. Laguna Madale di Kecamatan Poso Pesisir Utara, luas laguna kurang lebih 6 ha.

Kawasan Sempadan Air Sumber Mata Air terletak di Kalamalea Kecamatan Poso Pesisir Utara, dan beberapa sumber mata air lainnya yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten Poso. Kriteria penetapan kawasan sempadan mata air adalah daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 39

untuk mempertahankan fungsi mata air; dan/atau wilayah dengan jarak paling sedikit 200 (dua ratus) meter dari mata air.

5. Kawasan Perlindungan Lainnya

Taman BiruRencana kawasan taman buru di Kabupaten Poso merupakan bagian dari taman buru Landusa Tomata seluas kurang lebih 5.000 ha sesuai SK Menhut No. 397/Kpts-II/1998, 21 April 1998, yang mencakup wilayah kabupaten Poso dan kabupaten Morowali. Luas Taman Buru Landusa yang tercakup di wilayah Kabupaten Poso adalah kurang lebih 1.311 ha di Kecamatan Pamona Timur.

Kawasan Perlindungan Plasma-nutfah

Rencana kawasan perlindungan plasma-nuftah di kabupaten Poso ditujukan untuk melindungi kayu eboni.dan beberapa jenis palem endemic.kayu eboni telah menjadi telah lama menjadi jati diri Kabupaten Poso sebagai kabupaten penghasil kayu eboni dan kerajinan cinderamata kayu eboni

Usulan rencana kawasan perlindungan plasma-nuftah seluas 3.216 ha. di kawasan sisi barat sungai Poso di Desa Tambaro, desa Watuawu dan desa Pandiri di Kecamatan Lage

Kawasan Pengungsian Satwa, Terumbu Karang dan Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa Atau Biota Laut Yang Dilindungi

Rencana usulan kawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi di Kabupaten Poso direncanakan sebagai berikut:a. Daerah Perlindungan Laut (DPL) Kawuwu di

Kalamalea dan DPL Kampompa di kelurahan Madale kecamatan Poso Kota Utara seluas kurang lebih 28 ha.

b. Kawasan Estuari Sungai Tongko seluas kurang lebih 37 ha di desa Tongko kecamatan lage

c. Kawasan estuari Sungai Puna di desa Bega seluas kurang lebih 233 ha Kecamatan Poso Pesisir

d. Kawasan Estuari Sungai Tambarana seluas kurang lebih 341 ha di desa Tambarana pantai Kecamatan Poso pesisir Utara

e. Kawasan pengungsian burung di daerah rawa banjiran Danau Poso di Dongi seluas kurang lebih 60 ha di Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona Utara

f. Kawasan pengungsian kelelawar di rawa pantai Masani di Desa Masani Kecamatan Poso Pesisir seluas kurang lebih 13 ha

g. Koridor ruaya sidat Danau Poso di sepanjang sungai Poso di Kecamatan Pamona Utara, Kecamatan Lage, Kecamatan Poso Kota

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 40

Selatan dan Kecamatan Poso Kota. Kawasan Hutan Kota Hutan kota adalah areal lahan

bervegetasi pohon hutan buatan atau hutan alam dan atau tanah terbuka yang dapat ditanami vegetasi pohon untuk dilindungi di kawasan perkotaan Kota Poso dan Kota Tentena, yakni kawasan yang termasuk pada areal penggunan lain (APL), yang diperuntukan sebagai paru-paru kota

Kawasan ini direncakan sebagai kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan. Rencana alokasi kawasan hutan kota di Kabupaten Poso seluas kurang lebih 681 ha meliputi:

a. Rencana Kawasan hutan kota Buyumboyo di Kota Poso seluas kurang lebih 178 ha Kecamatan Poso Kota Utara dan kecamatan Poso Kota Selatan

b. Rencana Kawasan hutan kota Tentena seluas kurang lebih 503 ha mencakup kawasan hutan pinus di Kelurahan Tentena, kawasan hutan pinus Tandongkayuku di Kelurahan Sangele, kawasan hutan pinus Bolowa-lemo di Kelurahan Pamona Kecamatan Pamona Utara

B. Kawasan Budidaya1. Kawasan Peruntukan

Hutan ProduksiKawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi. Di Kabupaten Poso kawasan hutan produksi yang ada berupa: Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT), Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP), dan Kawasan Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi (HPK).

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Poso 2011-2031 pengelolaan kawasan hutan produksi diarahkan untuk Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi Tetap (HP), dan kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK).

Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)

Merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi terbatas dimana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih dan tanam

.Luas kawasan HPT di Kabupaten Poso direncanakan kurang lebih 150.832 ha atau 18,37 % dari luas kabupaten. Kawasan ini sebagian besar menyebar di berbagai kecamatan, antara lain: Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso Pesisir Selatan, Poso Pesisir, Lage, Pamona Utara, Pamona Timur, Lore Utara, Lore Piore, Lore Timur dan Lore Tengah

Kawasan Hutan Produksi Tetap

Merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi tetap di mana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam

Luas kawasan hutan produksi tetap yang direncanakan di Kabupaten poso seluas kurang lebih 37.911 ha atau 4,71 % dari luas wilahyah kabupaten. Kawasan HP menyebar pada sebagian besar kecamatan

-Poso Kota luas HP 25 ha-Poso Kota Selatan luas HP 406 ha-Poso pesisir Utara luas HP 8267 ha-Poso Pesisir Selatan luas HP 4178 ha-Poso Pesisir luas HP 329 ha-Lage luas HP 7487 ha-Pamona Utara luas HP 9347 ha-Pamona Timur luas HP 1118 ha-Pamona Tenggara luas HP 359 ha

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 41

-Pamona Selatan luas HP 3603 ha-Pamona Barat luas HP 1161 ha-Lore Utara luas HP 53 ha-Lore Barat luas HP 409 ha-Lore Selatan luas HP 1170 ha

Hutan Produksi Konversi Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi adalah kawasan hutan yang karena kesesuaian lahannya dapat dialihfungsikan untuk penggunaan lainnya

Kawasan hutan produksi konversi terdapat pada beberapa kecamatan

-Poso Pesisir Utara luas hutan produksi konversi 4.924 ha

-Pamona Utara luas hutan produksi konversi 1.782 ha

-Pamona Timur luas hutan produksi konversi 3.005 ha

-Lore Peore luas hutan produksi konversi 5.074 ha

-Lore Tengah luas hutan produksi konversi 4.058 ha

-Lore Selatan luas hutan produksi konversi 4.211 ha

Kawasan Hutan rakyat Hutan rakyat adalah areal lahan bervegetasi pohon hutan diluar kawasan hutan, yakni kawasan hutan di kawasan areal penggunan lain (APL),

Rencana alokasi kawasan hutan rakyat di Kabupaten Poso seluas kurang lebih 36.352 ha atau 4,51 % dari luas wilayah kabupaten meliputi hampir seluruh wilayah kecamatan

-Poso Kota luas hutan rakyat 61 ha-Poso kota Utara luas hutan rakyat 389 ha-Poso Kota Selatan luas hutan rakyat 55 ha-Poso Pesisir Utara luas hutan rakyat 778 ha-Poso Pesisir Selatan luas hutan rakyat 1543 ha-Lage luas hutan rakyat 6223 ha-Pamona Utara luas hutan rakyat 13070 ha-Pamona Timur luas hutan rakyat 3908 ha-Pamona Tenggara luas hutan rakyat 2781 ha-Pamona Selatan luas hutan rakyat 460 ha-Pamona Barat luas hutan rakyat 464 ha-Lore Utara luas hutan rakyat 267 ha-Lore Peore luas hutan rakyat 1613 ha-Lore Timur luas hutan rakyat 181 ha-Lore Tengah luas hutan rakyat 754 ha-Lore Barat luas hutan rakyat 981 ha-Lore Selatan luas hutan rakyat 2824 ha

Kawasan Peruntukan Pertanian

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 42

- Kawasan Pertanian Lahan basah

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah di mana pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun teknis. Selain lahan basah beririgasi teknis, lahan basah non irigasi teknis yang ada akan tetap dipertahankan, serta rencana lahan basah daerah rawah banjiran kawasan Toju-Barati di Kecamatan Pamona Timur dan Kecamatan Pamona Tenggara dan rawah banjiran Meko di Kecamatan Pamona Barat.

Total luas rencana kawasan lahan basah di Kabupaten Poso adalah seluas kurang lebih 21.861 ha.

-Poso Pesisir Utara luas lahan basah 1.918 ha-Poso Pesisir Selatan luas lahan basah 266 ha-Poso Pesisir luas lahan basah 3.279 ha-Lage luas lahan basah 310 ha-Pamona Utara luas lahan basah 1.480 ha-Pamona Timur luas lahan basah 1.878 ha-Pamona Tenggara luas lahan basah 1.337 ha-Pamona Selatan luas lahan basah 4.864 ha-Pamona Barat luas lahan basah 1.261 ha-Lore Utara luas lahan basah 966 ha-Lore Peore luas lahan basah 893 ha-Lore Timur luas lahan basah 952 ha-Lore Tengah luas lahan basah 347 ha-Lore Barat luas lahan basah 334 ha-Lore Selatan luas lahan basah 1.776 ha

- Kawasan Pertanian Lahan Kering

Kawasan pertanian lahan kering adalah kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan kering

Di Kabupaten Poso kawasan pertanian lahan kering seluas kurang lebih 59.599 ha menyebar pada seluruh wilayah kecamatan

-Poso Kota luas lahan kering 1.012 ha-Poso kota Utara luas lahan kering 1.562 ha-Poso Kota Selatan luas lahan kering 613 ha-Poso pesisir Utara luas lahan kering 2.773 ha-Poso pesisir selatan luas lahan kering 4.580 ha-Poso Pesisir luas lahan kering 4.000 ha-Lage luas lahan kering 6.133 ha-Pamona Utara luas lahan kering 11.488 ha-Pamona timur luas lahan kering 8.323 ha-Pamona Tenggara luas lahan kering 2.687 ha-Pamona Selatan luas lahan kering 1.388 ha-Pamona Barat luas lahan kering 1.428 ha-Lore Utara luas lahan kering 361 ha-Lore Peore luas lahan kering 4.993 ha-Lore Timur luas lahan kering 1.200 ha-Lore tengah luas lahan kering 2.350-Lore Barat luas lahan kering 646 ha-Lore Selatan luas lahan kering 157 ha

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 43

- Kawasan Tanaman Holtikultura

Kawasan tanaman holtikultura adalah kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman holtikultura

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman hortikultura Di Kabupaten Poso seluas kurang lebih 2.846 ha di kecamatan Lore Utara, dan Kecamatan Lore Timur. Kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar (0-8%), jenis tanah aluvial dengan pola penggunaan lahan eksisting: tanaman sayuran seperti; kubis, kacang panjang, tomat, ketimun jepang, dll.

Kawasan Peruntukan Perkebunan Kawasan yang diperuntukkan

perkebunan untuk berbagai jenis komoditi Di Kabupaten Poso seluas kurang lebih 29.099 ha yang tersebar pada seluaruh wilayah kecamatan

Rencana Kawasan Lahan Perkebunan di Kabupaten Poso

-Poso Kota luas lahan perkebunan 909 ha-Pos Kota Utara luas lahan perkebunan 1.181 ha-Poso kota selatan luas lahan perkebunan 1.213 ha-Poso pesisir Utara luas lahan perkebunan 2.489 ha-Poso Pesisir Selatan luas lahan perkebunan 2.768

ha-Poso Pesisir luas lahan perkebunan 3.162 ha-Lage luas lahan perkebunan 2.682 ha-Pamona Utara luas lahan perkebunan 4.062 ha-Pamona Timur luas lahan perkebunan 2.561 ha-Pamona Tenggara luas lahan perkebunan 1.694 ha-Pamona selatan luas lahan perkebunan 2.964 ha-Pamona Barat luas lahan perkebunan 1.190 ha-Lore Utara luas lahan perkebunan 12 ha-Lore Peore luas lahan perkebunan 312 ha-Lore Timur luas lahan perkebunan 260 ha-Lore Tengah luas lahan perkebunan 483 ha-Lore Barat luas lahan perkebunan 231 ha-Lore Selatan luas lahan perkebunan 927 ha

Kawasan PeternakanRencana kawasan peternakan di kabupaten Poso adalah kawasan padang rumput dan rawa yang diperuntukan sebagai lahan gembalaan ternak besar seperti sapi dan kerbau

Luas Kawasan Peternakan kurang lebih 4.108 ha di Kecamatan pamona Utara, kecamatan pamona Timur, kecamatan Pamona tenggara, kecamatan pamona Selatan, kecamatan Lore selatan, kecamatan Lore barat, kecamatan lore tengah, kecamatan Lore peore, dan Kecamatan Lore Timur.

Kawasan PerikananKawasan perikanan yang direncanakan di Kabupaten Poso meliputi kawasan perikanan tangkap dan kawasan perikanan Budidaya

Rencana kawasan Perikanan di Kabupaten Poso tersebar di Kecamatan Poso Pesisir Utara kecamatan Poso pesisir, Kecamatan Poso Kota, Kecamatan Poso Kota Utara dan kecamatan lage. Kawasan perikanan budididaya mencakup kawasan budidaya tambak meliputi kecamatan Poso pesisir

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 44

Utara seluas kurang lebih 256 ha dan Kecamatan Poso Pesisir seluas kurang lebih 303 ha. Kawasan budidaya perikanan darat meliputi Kecamatan pamona Utara, kecamatan Pamona Barat, Kecamatan Pamona Timur, Kecamatan Pamona Tenggara, Kecamatan Pamona Selatan, Kecamatan Lore Peore dan Kecamatan Lore Timur.

C. Kawasan Peruntukan Pertambangan Kawasan yang diperuntukkan

bagi kawasan pertambangan yang secara ekonomis mempunyai potensi bahan tambang, mencakup bahan tambang mineral logam; mineral bukan logam; dan batuan

NO

KECAMATAN MINERALLUAS (Ha)

1Poso Pesisir Utara

Aluvium muda berasal dari campuran endapan muara dan endapan, Granit; granodiorit; riolit, Batu pasir; batu lanau; batu lumpur; serpih; konglomerat

74544.37

2Pamona Timur

Quartzite; batu pasir; filit; serpih; schist; genes; setempat breksi & pualam, aluvium, Batu Pasir, lumpur, gamping

91185.53

3 Lore BaratGranit; granodiorit; riolit, Quartzite; batu pasir; filit; serpih; schist

28557.84

4Poso Pesisir Selatan

Aluvium, endapan kipas aluvial, Batu pasir; batu lumpur; serpih

83630.83

5 Pamona Utara

Aluvium, endapan kipas aluvial, Batu pasir; batu lumpur; serpih, Peridotit; serpentinit, Marmer; batu gamping

147160.45

6 Lore Utara

Aluvium, endapan kipas aluvial; koluvium, Quartzite; batu pasir; filit; serpih; schist, Granit; granodiorit; riolit

58726.57

7 Poso KotaMarmer; batu gamping, Aluvium, endapan kipas aluvial

3702.65

8 Lage

Aluvium, endapan kipas aluvial, Quartzite; schist; filit, Marmer; batu gamping, Batu pasir; batu lanau; batu lumpur; serpih; konglomerat

51015.59

9 Lore Piore

Quartzite; batu pasir; filit; serpih; schist; genes; setempat breksi & pualam, Granit; granodiorit; riolit, Quartzite; schist; filit

50778.39

10 Lore SelatanGranit; granodiorit; riolit, Quartzite; batu pasir; filit; serpih; schist, Aluvium muda

68064.56

11 Lore Tengah

Aluvium muda, berasal dari campuran endapan muara dan sungai, Granit; granodiorit; riolit, Quartzite; batu pasir; filit; serpih; schist

59498.24

12 Lore TimurGranit; granodiorit; riolit, Quartzite; batu pasir; filit; serpih; schist

18683.66

13Pamona Selatan

Aluvium, endapan kipas aluvial; koluvium, Quartzite; batu pasir; filit; serpih; schist

38371.24

14Pamona Barat

Aluvium, endapan kipas aluvial, Filit; schist; batu pasir; breksi, Quartzite; batu pasir; filit; serpih; schist

23578.41

15Pamona Tenggara

Aluvium muda, berasal dari endapan sungai, Quartzite; schist; filit, Filit; schist; batu pasir; breksi, Peridotit; serpentinit

32344.49

16Poso Kota Utara

Aluvium muda, berasal dari endapan sungai, Quartzite; schist; filit, Marmer; batu gamping

3602.09

17Poso Kota Selatan

Quartzite; schist; filit, Marmer; batu gamping, Aluvium muda, berasal dari endapan sungai

4372.05

18 Poso Pesisir

Aluvium, endapan kipas aluvial, Marmer; batu gamping, Batu pasir; batu lanau; batu lumpur; serpih; konglomerat

33408.04

Jumlah 871225.00

D. Kawasan Peruntukan Industri Kawasan Peruntukan Industri

adalah bentangan lahan yang

- Rencana peruntukan industry besar di Kabupaten poso seluas kurang lebih 521 ha di alokasikan di koridor kasiguncu- Tangkura Kecamatan Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 45

diperuntukkan bagi kegiatan Industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana guna mendukung kegiatan industri

Pesisir dan kecamatan Poso pesisir Selatan- Rencana peruntukan industry sedang seluas

kurang lebih 1.555 ha dialokasikan di di Koridor Poso-Mapane Di Kecamatan Poso Kota dan Kecamatan Poso Pesisir, Kecamatan Lore Peore dan kecamatan Lore Timur

- Rencana peruntukan industry rumah tangga seluas kurang lebih 595 ha di alokasikan di koridor Poso - Tagolu Kecamatan Poso Kota Selatan dan kecamatan Lage

E. Kawasan Peruntukan Pariwisata Rencana kawasan peruntukan

pariwisata di Kabupaten Poso adalah kawasan yang memiliki daya tarik wisata yaitu segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan

Kawasan peruntukan pariwisata meliputi kawasan:a. Rencana Peruntukan pariwisata budaya;

a) Situs kuburan purbakala Goa Latea di Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona Utara

b) Situs kuburan Purbakala Goa Takujenjengi di Kelurahan Sangele, Kecamatan Pamona Utara

c) Situs kuburan purbakala Goa Pamona di Kelurahan Pamona, Kecamatan Pamona Utara

d) Situs purbakala Wawondoda di Kelurahan Sawidago Kecamatan Pamona Utara

e) Situs purbakala Korongkonta di Kelurahan Sawidago Kecamatan Pamona Utara

f) Situs kuburan purbakala goa di Kelurahan Petirodongi Kecamatan Pamona Utara

g) Situs purbakala Watu Rumongi di Kelurahan Tendeadongi Kecamatan Pamona Utara

h) Situs perkampungan purbakala Langgadopi di Kelurahan Sangele, Wawolembo di Kelurahan Tentena, Tamungkudena di Kelurahan Sawidago dan Tinoe di desa Saojo Kecamatan Pamona Utara.

i) Bangunan bersejarah rumah zending Limbue di Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona Utara

j) Bangunan bersejarah sekolah zending SGB Pamona di Kelurahan Pamona Kecamatan Pamona Utara

k) Bangunan bersejarah rumah tinggal guru sekolah zending di Pamona Kelurahan Pamona Kecamatan Pamona Utara

l) Bangunan bersejarah rumah zending di Desa Bomba Kecamatan Lore Selatan;

m) Bangunan bersejarah rumah adat di desa Doda Kecamatan Lore tengah

n) Watumora’a di Desa Mayoa di Kecamatan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 46

Pamona Selatan;o) Kawasan Situs Purbakala patung Megalitik

di Kecamatan Lore Selatan yakni; patung Langke Bulawa di Desa Bomba, patung Palindo, mesiga, kalamba, maturu, oba, naime di pada sepe desa Bewa, patung baula, di desa Runde, patung torimpana di desa bakekau, patung oboka, kawasan situs purbakala bukit Pawalia di Desa Bulili.

p) Kawasan Situs purbakala patung megalitik di Kecamatan Lore Tengah

q) Kawasan situs purbakala di Kecamatan Lore Peore;

b.Rencana Peruntukan pariwisata alam;

a) Kawasan Taman Nasional Lore Lindu di Kecamatan Lore Utara, Kecamatan Lore Piore, Kecamatan Lore Tengah, Kecamatan Lore Barat.

b) Kawasan cagar alam Pamona di Kecamatan Pamona Barat dan Kecamatan Pamona Selatan dan kecamatan pamona barat.

c) Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Bancea di Kecamatan Pamona Selatan

d) Taman Buru Landusa di Kecamatan Pamona Timur.

e) Danau Poso di kecamatan Pamona Utara, kecamatan Pamona barat, kecamatan pamona Selatan dan Kecamatan Pamona tenggara

f) Air terjun Saluopa di Kecamatan pamona Utara

g) Air luncur Sulewana di kecamatan Pamona Utara

h) Danau Kalimpa’a di kecamatan Lore utarai) Pemandangan alam Danau Toju di

kecamatan Pamona Timurj) Pemandangan alam Lembah Napu di

kecamatan Lore Timur.k) Suaka perikanan Watumpangasa Angga di

Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Utara

l) Suaka Perikanan Tombea dan kawasan rawa banjirannya di Desa Buyumpondoli Kecamatan Pamona Utara

m) Suaka perikanan Omboa dan kawasan rawa banjirannya di Desa Meko-Taipa Kecamatan Pamona Barat

n) Suaka perikanan Babangkodina beserta

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 47

rawa banjirannya seluas di Desa Tokilo dan Desa Bonebuya Kecamatan Pamona Selatan

o) Suaka perikanan Tando Tolambo di Desa Tolambo Kecamatan Pamona Tenggara.

p) Daerah Perlindungan Laut (DPL) Kawuwu di Kalamalea kelurahan Madale kecamatan Poso Kota Utara

q) Daerah Perlindungan Laut (DPL) Labuan di Desa Labuan kecamatan Lage

r) Kawasan Estuari Sungai Tongko di desa Tongko kecamatan lage

s) Kawasan estuari Sungai Puna di desa Bega di Kecamatan Poso Pesisir

t) Kawasan Estuari Sungai Tambarana di desa Tambarana pantai Kecamatan Poso pesisir Utara

u) Kawasan pengungsian burung di daerah rawa banjiran Danau Poso Dongi Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona Utara

v) Kawasan pengungsian kelelawar di rawa pantai Masani Desa Masani Kecamatan Poso Pesisir

c.Rencana peruntukan pariwisata buatana) Pusat pengembangan pariwisata bahari di

Kota Poso pada kawasan Madale-Kalamalea-Kampompa di Kecamatan Poso Pesisir Utara seluas kurang lebih 20 ha

b) Pusat pengembangan pariwisata di Kota Tentena pada kawasan Tandoduwanko-Lemo (kawasan lokasi festival danau poso saat ini) Kecamatan Pamona Utara seluas kurang lebih 30 ha.

c) Pusat pengembangan pariwisata budaya Pada Sepe Kecamatan Lore barat

d) Pusat pengembangan pariwisata budaya Pokekea kecamatan Lore Tengah

e) Pusat pengembangan pariwisata Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) di Kota Wuasa Kecamatan Lore utara

Sesuai dengan perundangan yang berlaku, Pemerintah kabupaten Poso berwenang:

a. menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten;

b. menetapkan destinasi pariwisata kabupaten/kota;

c. menetapkan daya tarik wisata kabupaten/kota;

d. melaksanakan pendaftaran, pencatatan,

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 48

dan pendataan pendaftaran usaha pariwisata;

e. mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di wilayahnya;

f. memfasilitasi dan melakukan promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang berada di wilayahnya;

g. memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru;

h. menyelenggarakan pelatihan dan penelitian kepariwisataan dalam lingkup kabupaten;

i. memelihara dan melestarikan daya tarik wisata

j. menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata;

k. mengalokasikan anggaran kepariwisataan.

F. Kawasan Peruntukan PermukimanKawasan Permukiman

Perkotaan Menunjukkan areal kawasan permukiman perkotaan. Kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar–berombak (0-8%), jenis tanah aluvial, dan pola penggunaan lahan eksisting permukiman, perkantoran, perdagangan

Rencana kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Poso adalah sebagai berikut:a. Kota Poso meliputi Wilayah Kecamatan

Poso Kota Utara, Kecamatan Poso Kota dan kecamatan Poso Kota Selatan;

b. Kota Tentena meliputi Wilayah Kelurahan Tendeadongi, Kelurahan Sawidago, Kelurahan Tentena, Kelurahan Sangele, Kelurahan Pamona, Kelurahan Petirodongi, desa Buyumpondoli, Desa Soe dan Desa Mayakeli di Kecamatan pamona Utara

a. Kota Wuasa yang meliputi Desa Wuasa dan Desa Watumaeta di Kecamatan Lore Utara;

b. Kota Gintu yang meliputi Desa Gintu dan Desa Bewa di Kecamatan Lore Selatan;

c. Kota pendolo yang meliputii wilayah Desa Pendolo, Desa Bonebuya, desa Tandontana dan desa Pandayora di Kecamatan Pamona Selatan;

d. Kota Tambarana yang meliputi wilayah Desa Tambarana Trans, Desa Tambarana dan desa Tanawulanke di Kecamatan Poso Pesisir Utara;

e. Kota Mapane yang meliputi wilayah Desa Mapane, Desa Betania, Desa Bega, Desa Kasiguncu dan Desa Ratolene di Kecamatan Poso Pesisir;

c. Kota Tangkura yang meliputi Desa Tangkura dan Desa Patiwunga, di Kecamatan Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 49

Pesisir Selatan;d. Kota Tagolu yang meliputi wilayah Desa

Tagolu, Desa Maliwuko dan Desa Ranononcu di Kecamatan Lage;

e. Kota Doda yang meliputi Desa Doda di Kecamatan Lore Tengah;

f. Kota Taripa yang meliputi wilayah Desa Tiu, Desa Taripa dan Desa Petiro di Kecamatan Pamona Timur;

g. Kota Meko yang meliputii wilayah Desa Meko dan Desa Salukaia di Kecamatan Pamona Barat;

h. Kota Korobono yang meliputi wilayah Desa Korobono di Kecamatan Pamona Tenggara;

i. Kota Moholo yang meliputi wilayah Desa Maholo di Kecamatan Lore Timur;

j. Kota Lengkeka yang meliputi desa Lengkeka di Kecamatan Lore barat

Kota Watumaeta yang meliputi Desa Watumaeta di Kecamatan Lore Piore

Kawasan Permukiman Perdesaan Kawasan ini menempati areal

dengan bentuk wilayah datar–bergelombang (0-15%), dengan pola penggunaan lahan eksisting permukiman dan pekarangan

Kawasan ini menyebar di tiap kecamatan sebagai berikut:a. Kawasan permukiman Perdesaan Pamona

Utara meliputi desa-desa di Kecamatan Pamona Utara yang terdiri dari; Desa Leboni, Desa Tonusu, Desa Dulumai, Desa Peura, Desa Saojo, Desa Sulewana, Desa Sangira, Desa Kuku, Desa Panjoka dan Desa Uelincu;

b. Kawasan permukiman Perdesaan Pamona Timur meliputi desa-desa di Kecamatan Pamona Timur yang terdiri dari; Desa Kelei, Desa Didiri, Desa Magapu, Desa Olumokunde,Desa Kamba, Desa Matialemba, Desa Poleganyara, Desa Kancu dan Desa Masewe;

c. Kawasan permukiman Perdesaan Pamona Tenggara meliputi desa-desa di Kecamatan Pamona Tenggara yang terdiri dari; Desa Salindu, Desa Singkona, Desa Barati, Desa Wayura, Desa Amporiwo, Desa Tokilo, Desa Tindoli dan Desa Tolambo;

d. Kawasan permukiman Perdesaan Pamona Selatan meliputi desa-desa di Kecamatan Pamona Selatan yang terdiri dari; Desa Mayasari, Desa Mayoa, Desa Ekajaya, Desa Uelene, Desa Mayajaya, Desa Bo,e, Desa Panjo dan Desa Bancea;

e. Kawasan permukiman Perdesaan Pamona Barat meliputi desa-desa di Kecamatan Pamona Barat yang terdiri dari; Desa Taipa,

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 50

Desa Uranosari dan DesaToinasa;f. Kawasan permukiman Perdesaan Lore

Selatan meliputi desa-desa di Kecamatan Lore Selatan yang terdiri dari; Desa Bomba, Desa Badangkaiya, Desa Runde, Desa Bakekau dan Desa Bulili;

g. Kawasan permukiman Perdesaan Lore Barat meliputi desa-desa di Kecamatan Lore Barat yang terdiri dari; Desa Tuare, Desa Kolori dan Desa Lelio;

h. Kawasan permukiman Perdesaan Lore Tengah meliputi desa-desa di Kecamatan Lore Tengah yang terdiri dari; Desa Lempe, Desa Hangira, Desa Bariri, Desa Katu, Desa Talabosa, dan Desa Rompo;

b. Kawasan permukiman Perdesaan Lore Peore meliputi desa-desa di Kecamatan Lore Peore yang terdiri dari; Desa Talabosa trans, Desa Betue, Desa Winowanga dan Desa Wanga;

c. Kawasan permukiman perdesaan Lore Timur meliputi desa-desa di Kecamatan Lore Timur yang terdiri dari; Desa Alitupu dan Desa Winowanga;

d. Kawasan permukiman Perdesaan Lore Utara meliputi desa-desa di Kecamatan Lore Utara yang terdiri dari; Desa Dodolo, Desa Kaduwaa dan Desa Sedoa;

e. Kawasan permukiman Perdesaan Poso Pesisir Utara meliputi desa-desa di Kecamatan Poso Pesisir Utara yang terdiri dari; Desa Tumora, Desa Kawende, Desa Kalora, Desa Gayatri;

f. Kawasan permukiman Perdesaan Poso Pesisir meliputi desa-desa di Kecamatan Poso Pesisir yang terdiri dari; Desa Kilo, Desa Kameasi, Desa Towu, Desa Tiwaa, Desa Sincanga, Desa Masani, Desa Saatu dan Desa Pinedapa;

g. Kawasan permukiman perdesaan Poso Pesisir Selatan meliputi desa-desa di Kecamatan Poso Pesisir Selatan yang terdiri dari; Desa Pantangolemba, Desa Padalembara, desa Betalemba dan Desa Malitu;

h. Kawasan permukiman Perdesaan Lage meliputi desa-desa di Kecamatan lage yang terdiri dari; Desa Labuan, Desa Tongko, Desa Malei lage, Desa Sepe, Desa Silanca, Desa Sintuwu Lembah, Desa Tambaro, Desa Watuawu, Desa Pandiri dan Desa

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 51

Tampemadoro

Sumber : RTRW, Dinas PUCK Kabupaten Poso

2.5. KONDISI SOSIAL BUDAYA KABUPATEN POSO

Sumber daya manusia menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara.

Manusia adalah faktor produksi aktif, sedangkan sumber daya alam hanya faktor produksi pasif. Manusia adalah pelaku

pembangunan yang dengan pengetahan dan ketrampilan yang dimilikinya mampu mencari dan mengelola modal serta sumber

daya alam. Sejalan dengan itu, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia

yang antara lain dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya manusia yang

berkualitas. Dimana sumber daya tersebut tercipta melalui tingkat pendidikan yang memadai. Dunia pendidikan merupakan

salah satu wahana dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) yang mampu memecahkan permasalahan menuju

kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara Di Kabupaten Poso jumlah sarana pendidikan tahun 2013 teerdiri dari SD

Negeri sebanyak 196 buah dan swasta 30 buah, SLB 2 buah, SLTP Negeri 44 buah dan swasta 7 buah, SMU Negeri 14 buah

dan 4 swasta buah, SMK Negeri 13 buah dan swasta 5 buah, MI 11 buah , MTs 9 buah serta Madrasah Aliyah 5 buah. Tabel

berikut akan memberikan gambaran mengenai jumlah sekolah dari tingkat SD hingga tingkat SLTA tahun 2013.

Nama Kecamatan

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum AgamaSD SDS SLB SLTP SLTPS SMA SMK MI MTs MA

Poso Kota 12 2 - 2 - 2 - 2 2 -Poso Kota Utara 7 4 - 5 1 2 1 - 3 3Poso Kota Selatan 9 - - 1 1 1 2 1 - -Poso Pesisir 16 4 - 5 - - 2 2 1 1Poso Pesisir Utara 10 1 - 3 - 1 - 1 1 -Poso Pesisir Selatan 9 1 1 1 - 1 - 1 - -Lage 20 1 - 4 - 2 2 2 - -Pamona Utara 13 1 - 3 - 1 4 - - -Pamona Pusalemba 11 5 1 4 3 2 - - - -Pamona Selatan 20 3 - 3 - 2 1 2 1 1

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 52

Tabel 2.18Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia Di Kabupaten Poso

Pamona Tenggara 11 - - 1 - - - - - -Pamona Timur 11 3 - 3 - 1 - - - -Pamona Barat 10 - - 2 - 1 - - - -Lore Utara 7 1 - 1 - 1 - 1 1 -Lore Timur 5 - - 1 - - 1 - - -Lore Peore 5 1 - 1 - - - - - -Lore Tengah 7 1 - 2 - - - - - -Lore Selatan 7 2 - 2 - 1 - - - -Lore Barat 6 - - - - - - - - -

Total 196 30 2 44 7 18 13 11 9 5

Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah dan pendekatan yang

sistematis, terpadu dan menyeluruh untuk mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga secara layak dan

bermartabat. Berdasarkan data Dinas sosial angka kemiskinan di Kabupaten Poso mencapai 13.338 keluarga miskin. Terkait

mengenai angka kemiskinan di Kabupaten Poso, Dinas Sosial akan melakukan pendataan kembali pada tahun ini untuk

melihat kembali seberapa besar perubahan angka kemiskinan setelah adanya berbagai bantuan dan perlindungan social yang

dilaksanakan oleh pemerintah.

Tabel 2.19Rekapitulasi Keluarga Miskin Kabupaten Poso

No Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin

1 Pamona Selatan 1301

2 Pamona Tenggara 754

3 Pamona barat 189

4 Pamona Utara 1417

5 Pamona Timur 1263

6 Lore barat 154

7 Lore Selatan 291

8 Lore Utara 1021

9 Lore Tengah 429

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 53

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Poso Tahun 2012

10 Lore Timur 493

11 Lore Peore 404

12 Poso Pesisir 1316

13 Poso Pesisir Selatan 417

14 Poso Pesisir Utara 952

15 Lage 1009

16 Poso Kota Selatan 434

17 Poso kota Utara 804

18 Poso Kota 748

Jumlah 13338

Berdasarkan hasil Pendataan Program Pendataan Perlindunga Sosial (PPLS) tahun 2011, jumlah rumah tangga

menengah kebawah Kabupaten Poso menca pai 24.770 jiwa. Sementara jumlah ART rumah Tangga menengah kebawah

mencapai 65.535 jiwa.

Uraian Tahun 2011

Jumlah Penduduk 241.579

Jumlah Ruta Menengah Kebawah 24.770

Jumlah ART Ruta Mengeh Kebawah (jiwa) 65.535

Sumber : BPS

Jumlah rumah tangga di Kabupaten poso sekitar 50.863 rumah tangga, dengan rata-rata jumlah penduduk tiap rumah

tangga sebanyak 4 jiwa. Jumlah rumah tangga terbanyak terdapat di Kecamatan Poso Kota, sekitar 4.742 rumah tangga. Untuk

mengetahui banyaknya jumlah rumah tangga perkecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 54

Sumber: Data Dinas Sosial Kabupaten Poso

Tabel 2.20Statistik Ruta Menengah Kebawah Di Kabupaten Poso Tahun 2011

KecamatanJumlah Rumah Tangga

Pamona Selatan 4.529

Pamona Barat 2.258

Pamona Tenggara 1.589

Pamona utara 2.947

Pamona Pusalemba 4.302

Pamona Timur 2.449

Lore Selatan 1.374

Lore Barat 666

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 55

Tabel 2.21Jumlah Rumah Tangga Perkecamatan Di Kabupaten Poso Tahun 2011

Lore Utara 2.918

Lore Tengah 971

Lore Timur 1.186

Lore Peore 722

Poso Pesisir 4.738

Poso Pesisir Selatan 2.268

Poso Pesisir Utara 3.878

Poso Kota 4.742

Poso Kota Selatan 2.245

Poso Kota Utara 2.617

Lage4.464

KecamatanJumlah Rumah

Poso Kota 3.758

Poso Kota Utara 2.808

Poso Kota Selatan 2.000

Poso Pesisir 4.198

Poso pesisir Selatan 2.175

Poso Pesisir Utara 3.418

Lore Utara 2.789

Lore Timur 1.370

Lore Peore 541

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 56

Tabel 2.22Jumlah Rumah Perkecamatan Di Kabupaten Poso Tahun 2012

Sumber: Kabupaten Poso Dalam Angka 2011

Lore Tengah 973

Lore Selatan 1.295

Lore Barat 691

Poso Pamona Utara 6.309

Poso Timur 2.241

Pamona Tenggara 1.530

Pamona Selatan 4.138

Pamona Barat 2.024

Pamona Utara -

Lage 5.197

2.6. KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

Dalam hal pelaksanaan program-program yang terkait sanitasi, dari aspek kelembagaan daerah telah dibentuk

beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mendukung program dimaksud yang terdiri dari 14 Dinas, 6 Badan, 5 kantor,

Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan 8 kecamatan. Dari lembaga Perangkat Daerah tersebut di dalamnya terdapat

lembaga-lembaga yang terkait dengan program sanitasi antara lain:

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Badan ini merupakan leading sektor dalam setiap pelaskanaan perencanaan pembangunan di daerah dimana dalam

pelaskanaan program yang berkaitan dengan sanitasi BAPPEDA merumuskan dan menyusun strategi yang mana

menyatukan semua stakeholder terkit sanitasi dan menggabungkan semua kontribusi dari SKPD untuk menyelesaikan

masalah sanitasi secara bersama-sama.

2) Dinas Pekerjaan Umum

Lembaga ini dibentuk dalam rangka membangun sarana prasarana umum. Pembangunan sarana ini juga termasuk

sarana sanitasi seperti bak sampah, pengadaan kontainer sampah, TPA, IPLT, drainase dan lain-lain. Bidang yang

bertanggung jawab dalam pembangunan sarana sanitasi adalah bidang keciptakaryaan

3) Dinas Kesehatan

Dians ini dalam program sanitasi berfungsi mewadahi urusan-urusan di bidang kesehatan masyarakat, sehingga dalam

upaya peningkatan kesehatan lingkungan dan masyarakat dapat menjadi sarana pendukung bagi terciptanya program-

program kesehatan.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 57

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Poso

4) Dinas Kebersihan dan Perumahan

Dinas ini dalam program pengembangan sanitasi terkait dalam pengelolaan alur distribusi sampah dan limbah. Kebijakan

mengenai penyaluran persampahan dari rumah-rumah ke TPA, penyedotan lumpur tinja dan kebersihan lingkungan

menjadi wewenang SKPD ini.

5) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM & PD)

Tak bisa dipungkiri, permasalahan sanitasi juga berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat dalam penanganannya.

Selama ini penanganan masalah sanitasi mengalami permasalahan terutama dama pengoperasionalannya dan

pemeliharannya sehingga sarana yang terbangun tidak memiliki aspek keberlanjutan dalam fungsi dan kegunaannya.

Perlu keterlibatan masyarakat dalam penuntasan masalah sanitasi dan untuk itu SKPD ini memiliki fungsi yang penting

sebagai ujung tombak penguatan pemberdayaan dan kelembagaan masyarakat agar mendukung penyelesaian masalah

sanitasi di masyarakat.

6) Kantor Lingkungan Hidup

Dalam penyusunan strategi penanganan permasalahan sanitasi, kondisi lingkungan daerah sangat memegang peran

penting. Dampak lingkungan sangat terkait dengan permasalahan sanitasi. Oleh karena itu, keberadaan SKPD yang

mengurusi lingkungan berperan penting pula terhadap kebijakan pembangunan sanitasi.

7) Bagian Hubungan Masyarakat SETDA Kabupaten Poso

Aspek komunikasi dan informasi menjadi penting saat permsalahan sanitasi menjadi hal yang tidak populer dimasyarakat.

Dimana masalah sanitasi menjadi isu yang tidak penting dan tampak pada hasil usulan musrenbang dari masyarakat yang

menempatkan usulan pembangunan sarana sanitasi sebagai hal yang jarang diusulkan. Untuk itu SKPD ini sangat penting

untuk memberikan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat akan pentingnya arti sanitasi yang baik dan

akibat buruk dari sanitasi buruk.

Selain dari SKPD diatas, ada beberapa juga SKPD yang tekait dengan permasalahan sanitasi diantaranya Dinas

Pendidikan yang memiliki kaitan dengan pembangunan sarana sanitai di sekolah-sekolah dan bagaimana menanamkan

kapada anak sekolah tentang pentingnya masalah sanitasi. Dinas Koperindag yang bisa menjadi penaggungjawab dalam

pengembangan sektor industri dalam pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dan pengembangan usaha yang berkaitan

pengelolaan sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis. Tapi melihat dari permasalahan yang terjadi di Kabupaten

Poso, ketujuh SKPD diatas memiliki kaitan langsung dengan permasalahan sanitasi di Kabupaten Poso.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 58

..

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 59

Gambar 2.10Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Poso

BUPATI

WAKIL BUPATI

STAF AHLI

1. Bidang Hukum dan Politik2. Staf Ahli Bidang Pemerintahan3. Bidang Pembangunan4. Bidang Kemasyarakatan &

SDM5. Bidang Keuangan & Ekonomi

SEKRETARIAT DAERAH

DPRD SEKRETARIAT DPRD

1. Bagian Umum2. Bagian Persidangan dan

Hukum3. Bagian Keuangan

Asisten Pemerintahan & Kesejahteraan Rakyat

- Bagian Administrasi Pemerintahan

- Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat

- Bagian Humas dan Protokoler

Asisten Perekonomian & Pembangunan

- Bagian Administrasi Perekonomian dan Pembangunan

- Bagian Perlengkapan dan Aset

Asisten Administrasi Umum

- Bagian Hukum dan HAM

- Bagian Organisasi- Bagian Humas- Bagian Umum- Bagian Keuangan

DINAS DAERAH

- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga- Dinas Kesehatan- Dinas Sosial- Dinas perhubungan, Komunikasi dan Informatika- Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan- Dinas Pekerjaan Umum- Dinas Perumahan dan Kebersihan kota- Dinas koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah,

Perindustrian dan Perdagangan- Dinas Pertanian dan Perkebunan- Dinas kelautan dan Perikanan- Dinas Pendapatan- Dinas tenaga kerja dan Treansmigrasi- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral- Dinas Kehutanan- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

LEMBAGA TEKNIS DAERAH

- Inspektorat- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah- Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

Pelatihan Daerah- Badan Kesatuan bangsa dan Politik- Badan Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana- Badan Ketahanan Pangan- Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu- Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan

Pemerintahan Desa- Badan Lingkungan Hidup- Kantor Perpustaan Arsip dan Dokumentasi- Rumah Sakit Umum Daerah

SATPOL PP

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN

PRODUKSI MODEL SINTUWU MAROSO

KECAMATAN

KELURAHAN / DESA