bab ii - karakteristik wilayah perencanaan saumlaki 27.12.2014 ok!

33
I - LAPORAN FINAL Fasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki Pada bab sebelumnya diuraikan lingkup wilayah studi pekerjaan “Fasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki”, Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah Kota Saumlaki merupakan perkotaan dan ibukota Kabupaten. Dalam bab ini akan dijelaskan tentang karakteristik wilayah perencanaan Kabupaten Maluku Tenggara Barat secara umum dan Kota Saumlaki secara khusus, agar memperoleh gambaran wilayah perencanaan secara komperhensif. 2.1 ORIENTASI WILAYAH DAN PROFIL ADMINISTRASI 2.1.1 Kabupaten Maluku Tenggara Barat Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan daerah kepulauan dan terkonsentrasi pada Gugus Pulau Tanimbar yang mempunyai luas keseluruhan 52.995,20 km 2 yang terdiri dari wilayah daratan seluas 10.102,92 km 2 (19,06%) dan wilayah perairan seluas ±42.892,28 km 2 (80,94%). Kepulauan ini terbentang ± 135 mil dari utara ke selatan, berjarak ± 300 mil ke tenggara dari ibu kota Provinsi Maluku (Kota Ambon) dan ±300 mil dari Darwin dan pesisir barat Laut Australia. Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat terdiri dari banyak pulau, baik itu yang BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 1 BAB II KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN

Upload: agung-setiawan-pribadi

Post on 12-Jul-2016

50 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

karakteristik drainase saumlaki

TRANSCRIPT

I - 1

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

Pada bab sebelumnya diuraikan lingkup wilayah studi pekerjaan “Fasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki”, Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah Kota Saumlaki merupakan perkotaan dan ibukota Kabupaten. Dalam bab ini akan dijelaskan tentang karakteristik wilayah perencanaan Kabupaten Maluku Tenggara Barat secara umum dan Kota Saumlaki secara khusus, agar memperoleh gambaran wilayah perencanaan secara komperhensif.

2.1 ORIENTASI WILAYAH DAN PROFIL ADMINISTRASI 2.1.1Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan daerah kepulauan dan terkonsentrasi pada Gugus Pulau Tanimbar yang mempunyai luas keseluruhan 52.995,20 km2 yang terdiri dari wilayah daratan seluas 10.102,92km2 (19,06%) dan wilayah perairan seluas ±42.892,28 km2

(80,94%). Kepulauan ini terbentang ± 135 mil dari utara ke selatan, berjarak ± 300 mil ke tenggara dari ibu kota Provinsi Maluku (Kota Ambon) dan ±300 mil dari Darwin dan pesisir barat Laut Australia.

Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat terdiri dari banyak pulau, baik itu yang berpenghuni maupun yang masih belum tersentuh, dengan jumlah total pulau sebanyak 113 pulau (Kab. Maluku Tenggara dalam Angka Th. 2013 : 4). Sedangkan “Masyarakat Pesisir di kab. Maluku Tenggara Barat (ATSEA Programme)” melaporkan bahwa terdapat sekitar 174 buah pulau, dengan panjang garis pantai 1623.2695 km (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten MTB 2010). Pulau Yamdena merupakan

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 1

BAB IIKARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN

I - 2

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

pulau terbesar dengan panjang kira-kira 75 mil dan lebar 30 mil. Beberapa pulau berukuran lebih kecil, seperti Pulau Selaru, Pulau Larat, Pulau Fordata, Pulau Seira, Pulau Wuliaru, Pulau Selu, Pulau Molu, dan Pulau Maru, serta sejumlah pulau-pulau kecil lainnya. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005, tercatat 4 (empat) buah pulau di Kabupaten MTB yang merupakan pulau terluar yang berbatasan dengan Negara Australia, yaitu Pulau Selaru, Batarkusu, Asutubun, dan Larat.

Secara astronomis Kabupaten Maluku Tenggara Barat terletak pada 60 5’24”- 8024’36” Lintang Selatan dan 1300 37’47” Bujur Timur, pada posisi Provinsi Maluku bagian selatan. Kabupaten ini, berbatasan langsung dengan : Sebelah Utara : Laut Banda Sebelah Selatan : Laut Timur dan Australia Sebelah Barat : Kabupaten Maluku Barat Daya Sebelah Timur : Laut Arafura

Gambar 2. 1 Orientasi Wilayah Kabupaten Maluku Tengara BaratSumber : http://indonesiamengajar.org/kabar-terbaru/profil-kabupaten-maluku-tenggara-barat

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 2

I - 3

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

Gambar 2. 2 Peta Administrasi Kabupaten Maluku Tenggara BaratSumber : http://pemdamtb.blogspot.com/

Kabupaten Maluku Tenggara Barat dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara. Ibukota kabupaten adalah Kota Saumlaki. Pada tahun 2008 sebagian wilayah Maluku Tenggara Barat dimekarkan menjadi Kabupaten Maluku Barat Daya (Masyarakat Pesisir di Kab. Maluku Tenggara Barat (ATSEA Programme) : 3). Secara administratif Kabupaten Maluku Tenggara Barat dibagi menajdi 10 kecamatan. Luas wilayah setiap kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat disajikan pada Tabel 2.1

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 3

I - 4

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

Tabel 2. 1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan (km2), Kab. Maluku Tenggara Barat

No Kecamatan Darat Laut Luas

Wilayah1. Tanimbar

Selatan**825,69 3.505,4

84.331,17

2. Wertamrian 1.298,45

5,512.62

6.811,07

3. Watermaktian 2.941,16

12.486,79

15/427,95

4. Selaru 826,26 3.507,90

4.334,16

5. Tanimbar Utara 1.075,74

4.567,10

5.642,84

6. Yaru 79,42 337,20 416,627. Wuarlabobar 590,94 2.779,7

13.434,45

8. Molo Maru 63,80 *- *-9. Nirunmas 1.468,3

06.233,7

07.702,00

10.

Kormomolin 933,16 3.961,77

4.894,93

Total 10.102,92

42.892,27

*)Belum terdata, masih disatukan denga Kecamatan Wuarlabobar**)Kota Saumlaki berada di kec. Tanimbar Selatan, lokasi perencanaan Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara Barat Th.2013

2.1.2Kecamatan Tanimbar Selatan, Kota SaumlakiKota Saumlaki merupakan ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Sebagai ibukota kabupaten, Kota Saumlaki merupakan suatu kawasan perkotaan yang memiliki peran utama sebagai pusat pemerintahan dan pelayanan pada tingkat Kabupaten. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional menetapkan Kota Saumlaki sebagai salah satu Pusat Kegiatan Strategis Nasional. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong Perkembangan Kawasan Perbatasan Negara (PKPN).

Kawasan Perkotaan Saumlaki berada di Kecamatan Tanimbar Selatan secara astronomis terletak antara 6o – 8o.30’ LS dan 125o45’ – 133o BT yang memiliki luas wilayah 4.331,17 km², yang terdiri dari wilayah daratan seluas 825,69 km² (19 %) dan wilayah perairan seluas 3.505,48 km² (81 %). Kecamatan Tanimbar Selatan dibagi menjadi 10 (sepuluh) desa dan 1 (satu) kelurahan, secara detail disajikan pada Tabel 2.2 berserta cakupan luasannya. Kecamatan Tanimbar Selatan secara administratif berbatasan dengan :

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 4

I - 5

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

Sebelah Utara : Tanimbar Utara Sebelah Selatan : dengan Laut Timur dan Lautan Arafura Sebelah Barat : dengan Lautan Arafura/Kabupaten Maluku Barat

Daya Sebelah Timur : dengan Laut Arafura

Peta Kecamatan Tanimbar Selatan dapat dilihat pada Gambar 2.3. Kawasan perkotaan Saumlaki sendiri meliputi 6 (enam) desa dan 1 (satu) antara lain; Desa Olilit, Kelurahan Saumlaki, Desa Sifnana, Desa Lauran, Desa Kabiarat, Desa Ilngei, dan Desa Bomaki.

Tabel 2. 2 Luas Wilayah Kecamatan Tanimbar Selatan

No Desa/Kelurahan Luas (Km²)1 Kelurahan Saumlaki** 30,142 Desa Olilit** 69,033 Desa Sifnana** 45,214 Desa Lauran** 40,575 Desa Kabiarat** 51,526 Desa Iingei** 91,517 Desa Bomaki** -*8 Desa Wowonda 83,139 Desa Lemantang 120,22

10 Desa Latdalam 294,3611 Desa Matakus -*

Jumlah 497,71,00*)Data belum tersedia**)Kawasan perkotaan Saumlaki, lokasi perencanaan Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara Barat Th.2013

Foto 2. 1 Kota Saumlaki, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tengara Barat

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 5

I - 6

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

Gambar 2. 3 Peta Administrasi Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku tenggara Barat

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 6

I - 7

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

2.2 KONDISI FISIK LOKASI PERENCANAAN2.2.1Kondisi Kemiringan Lereng

Kondisi kemiringan lereng secara umum di Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan wilayah yang relatif datar (0-3%), landai/berombak (3-8%), bergelombang (8-15%), agak curam (15–30%), curam (30–50%) dan sangat curam (>50%). Berdasarkan kemiringan lereng Kecamatan Tanimbar Selatan merupakan wilayah datar dengan kemiringan lereng < 40%, Kemiringan lereng di Kecamatan Tanimbar Selatan terdiri dari dataran (0 – 3 %), landai/ berombak (3 – 8 %), bergelombang (8 – 15 %), agak curam (15 – 30 %), curam (30 – 50 %). Karakter bentang lahan daratan di Kecamatan Tanimbar Selatan, memang terdapat perbukitan. Sedangkan areal berkelerengan rendah terkonsentrasi di tengah-tengah menuju kearah pantai. Kawasan Perkotaan Saumlaki memiliki kemiringan lereng antara 0 – 15 %.

Tabel 2.3 Kemiringan Lereng di Kawasan Perkotaan Saumlaki

NAMA DESALUAS WILAYAH

KEMIRINGAN0-15 % TOTAL

Kelurahan Saumlaki 749,65 749,65Desa Olilit 1.246,40 1.246,40Desa Sifnana 882,99 882,99

Total 2.879,05 2.879,05 Sumber : -

2.2.2Kondisi Morfologi & Topografi Kabupaten Maluku Tenggara merupakan daerah kepulauan dengan pulau utama adalah Pulau Yamdena. Di utara Pulau Yamdena terdapat sederet pulau-pulau kecil. Kedua deretan pulau tersebut terpisah oleh selat yang dangkal dengan kedalaman tidak lebih dari 20 meter, sehingga apabila terjadi pasang surut, terbentuk daratan kering yang luasnya bisa mencapai setengah kilometer dari tepi pantai Yamdena. Yamdena utara umumnya datar dengan ketinggian kurang dari 50 meter, sedangkan daerah perbukitan di bagian selatan tingginya melebihi 200 meter. Secara keseluruhan morfologi di daerah ini dapat dibedakan menjadi tiga satuan morfologi, yaitu perbukitan, dataran rendah dan teras. Di daerah

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 7

I - 8

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

perbukitan seperti yang terdapat di Pulau Labobar puncak tertinggi mencapai lebih dari 300 meter di atas muka laut. Di pulau-pulau lainnya, ketinggiannya kurang dari itu. Umumnya berlereng terjal, bersungai pendek dan berpola aliran memancar. Di Pulau Yamdena tenggara terdapat perbukitan bergelombang dengan ketinggian mencapai 260 meter, pola aliran disini hampir sejajar dengan pantainya terjal. Dataran rendah terdapat mengikuti aliran sungai. Dataran rendah yang terpanjang terdapat di sepanjang sungai Ranormoye. Undak batu gamping terdapat disejumlah pulau kecil seperti Pulau Selaru, Larat dan Fordata. Undak tersebut dibatasi lereng terjal, tetapi puncaknya hampir datar dengan puncak tertinggi 104 meter.

Sedangkan bentuk topografi Kecamatan Tanimbar Selatan khususnya merupakan wilayah yang datar, dimana umumnya datar dengan ketinggian kurang dari 50 meter, sedang daerah perbukitan dibagian utara tingginya melebihi 200 meter. Ketinggian di Kawasan Perkotaan Saumlaki hanya memiliki ketinggaran antara 0 – 100 mdpl, hal ini dikarenakan Kawasan Perkotaan Saumlaki berada pada daerah pesisir pantai yang relatif datar. Secara detail ketinggian Kawasan Perkotaan Saumlaki disajikan pada Tabel 2.4 sebagai berikut.

Tabel 2.4 Ketinggian Kawasan Perkotaan Saumlaki

NAMA DESA

LUAS WILAYAH (HA)KETINGGIAN 0-100 M

D.P.L TOTAL

Saumlaki 749,65 749,

65

Desa Olilit 1.246,40 1.246,

40 Desa Sifnana 882,99

882,99

Grand Total 2.879,05

2.879,05

Sumber : -

2.2.3Kondisi GeologiMenurut peta Geologi Indonesia [1965], Pulau/Kepulauan di Maluku Tenggara Barat terbentuk/tersusun dari berbagai formasi batuan. Formasi-formasi tersebut didominsi oleh berbagai macam batuan,

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 8

I - 9

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

seperti : batuan metamorf, sedimen klastik, terumbu karang, batuan beku dan sedimen aluvial. Sedangkan jenis tanah yang terdapat pada Gugus Pulau Tanimbar adalah Regosol (Psamments), aluvial (Fluvents), Gleisol (Aquents/aquepts), Kambisol (Tropepts), Litosol (Lithic Ortents), Rensina (Rendoll), Brunizem (Udalfts) dan Podsolik (Udults).

Formasi batuan di Kawasan Perkotaan Saumlaki meliputi formasi Batilembuti dan formasi Saumlaki. Formasi Batilembuti berumur Pliosen yang hampir seluruhnya terdiri dari napal berwarna putih kotor sampai kelabu muda dan bersifat pejal, kaya akan fosil plankton dan bentos; bagian atasnya berupa batu gamping yang sangat raput, setempat napa kapuran berwarna putih dan ringan. Diatas Formasi Batilembuti terdapat Formasi Saumlaki dengan lapisan yang tidak teratur; berumur Pliosen, terdiri dari batu gamping koral, bersifat pejal, berwarna putih; setempat bersifat breksi. Di bagian bawah terdapat konglomerat dengan komponen utama rombakan batu gamping, membundar bai, diameter > 1cm, terpilah buruk. Sebagian besar wilayah Saumlaki merupakan wilayah dengan formasi Saumlaki.

Tabel 2.5 Kondisi Geologi Perkotaan Saumlaki

NAMA DESA FORMASI BATULEMBUTI

FORMASI SAUMLAKI GRAND TOTAL

Desa Olilit 1.246,40 1.246,40Desa Sifnana 194,08 688,91 882,99Saumlaki 749,65 749,65Grand Total 194,08 2.684,97 2.879,05

Sumber :

2.2.4Faktor Gempa Terhadap Kostruksi di Kabupaten Maluku Tenggara BaratWilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat berada dekat dengan zona subduksi, yaitu pertemuan antara 2 (dua) lempeng dunia, yaitu Lempeng Benua Asia dan Lempeng Samudera Hindia. Hal ini menyebabkan, tingginya frekuensi kejadian gempa bumi tektonik yang diakibatkan pergerakan kedua lempeng tersebut. Gambar di

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 9

I - 10

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

bawah ini menunjukkan peta tektonik Indonesia yang menggambarkan lokasi pertemuan lempeng dunia.

Gambar 2. 4 Peta Tektonik, Pertemuan Lempeng Benua Asia & Samudra Hindia di Indonesia

Berdasarkan catatan yang ada, gempa bumi yang tercatat di stasiun Geofisika Saumlaki pada tahun 2008 terjadi setidaknya 537 kali gempa bumi, dimana 291 kali diantaranya merupakan gempa dengan kekuatan di atas 4 Skala Richter. Dari jumlah gempa sebesar itu, jumlah gempa yang dirasakan oleh penduduk hanya 1 (satu) kali, yaitu yang terjadi pada bulan Agustus yang mencapai besaran gempa sebesar 6,9 SR. Tabel berikut menunjukkan frekuensi kejadian gempa bumi yang tercatat di Stasiun Geofisika Saumlaki tahun 2004 – 2008.

Tabel 2.6 Jumlah Gempa Bumi yang Tercatat di Tahun 2004-2008

TAHUN

GEMPA LOKAL MAGNITUDE JUMLA

H GEMPA

GEMPA YANG DIRASAKANLOKA

LJAUH M < 4 M > 4

2004 269 29 221 48 52005 506 38 193 42 12006 24 6 10 - =2007 254 13 148 119 267 32008 508 29 246 291 537 1

Berdasarkan peta gempabumi Indonesia yang baru saja diterbitkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum pada Juli 2010, kawasan Maluku

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 10

I - 11

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

Tenggara Barat termasuk dalam kategori gempabumi dengan PGA (peak ground accelleration) sebesar 0,2 – 0,25 g. Gambar peta berikut menunjukkan Peta Gempa Bumi Indonesia 2010.

Gambar 2. 5 Peta Gempa Bumi di Indonesia

2.2.5Transportasi1. Transportadi Darat (Jaringan Jalan)

Jaringan jalan di Kawasan Perkotaan Saumlaki relatif masih terbatas. Hal ini mengikuti perkembangan kota yang juga relatif masih terbatas. Jaringan jalan utama di Kawasan Perkotaan Saumlaki adalah Jaringan Jalan Nasional yang menghubungkan Saumlaki – Lorulun – Tutukembong – Larat yang merupakan jaringan jalan Trans Yamdena. Jaringan jalan Nasional ini merupakan jaringan jalan utama yang menghubungkan Saumlaki di bagian Selatan dengan Larat di bagian Utara. Di kawasan perkotaan Saumlaki, jaringan jalan ini membentang sepanjang pesisir dengan kondisi perkerasan aspalt.

Jaringan jalan lainnya yang ada di kawasan perkotaan Saumlaki merupakan jalan kabupaten. Jalan utama kawasan perkotaan yang menghubungkan kawasan pusat kota dengan pusat pemerintahan kabupaten adalah jalan lingkar. Jaringan jalan ini

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 11

I - 12

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

direnanakan sebagai jaringan jalan utama kota. Kondisi saat ini jaringan jalan dibangun dua lajur dengan pembatas jalan.

2. Transportasi Laut (Pelabuhan)Saat ini pelabuhan laut di Kawasan Perkotaan Saumlaki terdiri dari pelabuhan umum dan pelabuhan khusus. Pelabuhan umum Saumlaki saat ini berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan, bongkar-muat barang, serta pangkalan pendaratan ikan. Hal tersebut terlihat dari berbagai aktivitas yang dilayani di pelabuhan tersebut serta berbagai jenis kapal dan perahu yang bersandar di pelabuhan Saumlaki. Pelabuhan Saumlaki saat ini berada di bawah kewenangan Departemen Perhubungan dan merupakan pelabuhan nasional kelas IV. Pelabuhan Saumlaki memiliki 2 (dua) dermaga, masing-masing untuk bongkar-muat angkutan barang serta angkutan penyeberangan. Dermaga Pelabuhan Saumlaki saat ini memiliki panjang 100 meter dengan lebar 8 meter dan kedalaman kolam 5 meter. Dengan demikian Pelabuhan Saumlaki mampu dilabuhi oleh kapal dengan bobot hingga 1.500 DWT. Sedangkan, pelabuhan khusus yang ada saat ini adalah pelabuhan Pertamina yang melayani kegiatan khusus PT Pertamina.

3. Transportasi UdaraBandar udara Olilit terletak di Desa Olilit, tepatnya berada pada 070 59’ 19,86” LS dan 1310 18’ 22,30” BT. Bandar udara ini memiliki landasan pacu sepanjang relatif pendek, yaitu hanya 1.200 meter dengan lebar landasan 23 meter. Dengan kondisi panjang landasan yang relatif pendek, jenis pesawat yang dapat singgah di bandara tersebut relatif terbatas. Jenis pesawat terbesar yang dapat singgah adalah jenis DASH-8. Bandar udara Olilit saat ini merupakan bandar udara milik TNI – AU yang digunakan juga untuk kepentingan komersil.

Jarak bandar udara Olilit relatif sangat dekat dengan pusat kota, yaitu kira-kira hanya 2 km dari pusat kota. Direncanakan bandar

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 12

I - 13

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

udara Olilit akan dipindahkan ke Desa Lorulun, yaitu pada lokasi 070 51’ 08,51’ LS dan 1310 20’ 43,495 BT. Di masa depan direncanakan Bandara Saumlaki Baru ini akan menjadi bandar udara internasional yang melayani rute internasional, khususnya Saumlaki – Darwin (Australia).

2.2.6 Jaringan Utilitas 2.2.6.1 Air Bersih

Pelayanan kebutuhan air bersih di Kawasan Perkotaan Saumlaki dilayani oleh PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Berdasarkan data dari PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat, jumlah pelanggan air bersih di Kawasan Perkotaan Saumlaki yaitu sebanyak 862 pelanggan.

Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM untuk melayani kebutuhan air bersih penduduk kawasan perkotaan Saumlaki berasal dari 3 (tiga) sumber, yaitu mata air Wermomolin, serta sumur (air permukaan) di Olilit dan Bomaki. Kapasitas air di masing-masing sumber tersebut adalah 5 liter/detik untuk sumber air Olilit dan Bomaki serta 100 liter/detik dari sumber mata air Wermomolin. Dengan total kapasitas sumber air baku sebesar 110 liter/detik maka air bersih yang bisa dihasilkan perharinya sebesar 9.504.000 liter per hari. Dengan demikian kapasitas yang tersedia relatif masih bisa memenuhi kebutuhan air bersih penduduk saat ini.

2.2.6.2 Air Limbah Karakteristik sistem pengelolaan air limbah yang dilakukan masyarakat Kawasan Perkotaan Saumlaki, berdasarkan informasi di dapat bahwa masyarakat mengelola air limbah secara individual pada masing-masing rumah tangga dan secara komunal memanfaatkan sarana umum seperti jamban dan MCK. Sistem yang digunakan oleh penduduk adalah sanitasi setempat (on-site sanitation), dengan sarana pengolahan air limbah WC berupa tangki septik atau cubluk, sedangkan untuk air limbah bekas cuci

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 13

I - 14

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

dan air limbah dapur belum dilakukan pengolahan dan langsung dibuang ke saluran drainase atau sungai terdekat.

2.2.6.3 DrainaseDrainase sebagaimana fungsinya sebagai prasarana saluran pembuangan limbah, telah dimanfaatkan untuk membuang limbah kegiatan domestik dan non domestik yang menjadi kegiatan dominan dikota. Jaringan drainase adalah sistem penyaluran air permukaan yang penyalurannya dapat menggunakan saluran alam (seperti : sungai) atau saluran buatan. Fungsi dari penempatan saluran drainase adalah untuk menyalurkan air permukaan baik yang diakibatkan oleh pemotongan garis topografis maupun yang diakibatkan oleh limpasan air hujan (run-off) hingga ke wilayah yang lebih rendah (laut, sungai yang lebih besar).

2.2.6.4 Persampahan Pengelolaan sampah di Kawasan Perkotaan Saumlaki merupakan bagian integral dari pengelolaan sampah kota yang dikelola oleh Dinas Kebersihan. Daerah-daerah pelayanan persampahan di Kawasan Perkotaan Saumlaki pada saat ini belum menyeluruh, dimana wilayah pelayanan yang sudah tercakup meliputi daerah komersil pusat kota, sepanjang jalan protokol, sedangkan sisanya masih dikelola oleh masyarakat secara perorangan ataupun kelompok-kelompok kebersihan. Sistem penanggulangan persampahan untuk sebagian komplek perumahan di Kawasan Perkotaan Saumlaki ini berdiri sendiri dan dikelola oleh pengelola perumahan tersebut, sehingga pengelolaan sampahnya lebih terkoordinir dengan baik, hal ini terjadi karena adanya kerjasama yang baik dari pengelola perumahan tersebut dengan Dinas kebersihan Saumlaki dalam pengelolaaan persampahan. Lokasi TPS dan TPA di Kawasan Perkotaan Saumlaki berada di Desa Saumlaki dan Sifnana.

2.3 DEMOGRAFI (KEPENDUDUKAN)2.3.1Demografi Kabupaten Maluku Tenggara Barat

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 14

I - 15

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

Berdasarkan informasi yang disajikan pada Buku Putih sanitasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat, jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat pada Tahun 2012, yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maluku Tenggara Barat berjumlah 110.339 jiwa. Jika dibandingkan pada Tahun 2011, jumlah penduduk meningkat sebesar 1,89 %. Data kepadatan Kecamatan Molo Maru sebanyak 2,907 jiwa (2,63%) masih disatukan dengan Kecamatan Wuarlabobar karena Kecamatan Molo Maru baru dimekarkan dari kecamatan Wuarlabobar sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 27 Tahun 2009. Secara detail jumalah dan kepadatan Penduduk di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Jumlah & Kepadatan Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Th.2010-2012

NO DESA

JUMLAH PENDUDUK (JIWA) KEPADATAN PENDUDUK (JIWA/HA)2010 2011 2012 2010 2011 2012

1 Tanimbar Selatna** 31,571 32,447 33,070 38,24 39,3 40,12 Wertamrian 9,708 9,976 10,168 7,48 7,7 7,83 Warmakitian 10,905 11,208 11,423 3,71 3,8 3,94 Selaru 12,249 12,587 12,830 14,82 15,2 15,55 Tanimbar Utara 13,226 13,591 13,853 12,29 12,6 12,96 Yaru 4,810 5,038 5,038 60,56 62,2 63,47 Wuarlabobar 9907 7,470 7,470 15,13* 11,2* 11,4*8 Nirunmas 7,044 7,378 7,378 4,8 4,9 5,09 Kormomolin 5,921 6,202 6,202 6,35 6,5 6,610 Molo Maru - 2,852 2,907 - - -

Jumlah 105,341 108,258 110,339 10,4 10,7 10,9*) Termasuk Kecamatan Molo Waru**) Kecamatan Tanimbar Selatan, Kawasan Perkotaan Saumlaki (lokasi perencanaan)Sumber : BPS, Kabupaten MTB, 2010-2013

2.3.2Demografi Kecamatan Tanimbar SelatanBerdasarkan data yang diperoleh, jumlah penduduk mengalami pertumbuhan cukup signifikan setiap tahunnya. Tahun 2008, jumlah penduduk di Kecamatan Tanimbar Selatan sebesar 25.542 jiwa dengan kepadatan penduduk 3 jiwa/ha. Sedangkan pada Tahun 2009 jumlah penduduk sebesar 26.032 jiwa dengan kepadatan penduduk 3 jiwa/Ha.

Informasi data demografi (kependudukan) untuk Kawasan Perkotaan Saumlaki belum lengkap, karena keterbatasan informasi

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 15

I - 16

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

yang diperoleh. Data kependudukan untuk Desa Bomaki belum tersedia, dari dari 7 (tujuh) desa dan 1 (satu) kelurahan untuk Kawasan Perkotaan Saumlaki. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kelurahan Saumlaki sebesar 7.925 jiwa dengan kepadatan 3 jiwa/ha. Sedangkan, kepadatan penduduk terendah berada di Desa Ilngei 0 jiwa/ha, dengan jumalah penduduk hanya sebesar 1.200 jiwa. Secara detail informasi tentang demografi (kependudukan) Kecamatan Tanimbar Selatan secara umum dan Kawasan perkotaan Saumlaki disajikan pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Kecamatan Tanimbar Selatan Th.2005-2009

NO DESA LUAS

(KM2)

JUMLAH PENDUDUK (JIWA) KEPADATAN PENDUDUK (JIWA/HA)

2005 2006 2007 2008 2009 2005

2006

2007

2008

2009

1 Kelurahan Saumlaki* 3.014 7.315 7.464 7.615 7.770 7.925 2 2 3 3 3

2 Desa Olilit* 6.903 4.466 4.557 4.650 4.744 4.838 1 2 2 2 23 Desa Sifnana* 4.521 2.172 2.216 2.261 2.307 2.353 1 1 1 1 14 Desa Lauran* 4.057 1.994 2.035 2.076 2.118 2.160 1 1 1 1 15 Desa Kabiarat* 5.152 1.535 1.566 1.598 1.630 1.662 1 1 1 1 16 Desa Ilngei* 9.151 1.108 1.131 1.154 1.177 1.200 0 0 0 0 07 Desa Bomaki*8 Desa Wowonda 8.313 1.771 1.807 1.844 1.881 1.918 1 1 1 1 19 Desa Lermatang 12.022 955 974 994 1.014 1.034 0 0 0 0 010 Desa Latdalam 29.436 2.714 2.769 2.826 2.883 2.940 1 1 1 1 1

Jumlah 82.569 24.030

24.518

25.016

25.524

26.032 8 8 8 8 8

*) Kawasan Perkotaan Saumlaki, Kec. Tanimbar Selatan**) Data Belum Tersedia

2.4 DAYA DUKUNG LAHAN

Data ini dimaksudkan untuk menilai tingkat kemampuan lahan berdasarkan faktor fisik lahan, yaitu menentukan daerah-daerah mana yang mempunyai kendala/limitasi dan daerah mana yang layak dikembangkan. Pedoman yang digunakan dalam mengukur kemampuan lahan adalah sebagai berikut.

Tabel 2.9 Kemampuan Lahan Berdasarkan Sudut LerengNO

PERUNTUKAN LAHAN

KELAS SUSUT LERENG (%)0 - 3

3 – 5

5–10

10– 15

15– 20

20– 30

30– 40

> 40

1 Jalan Raya2 Gudang3 Parkir4 Taman Bermain5 Perdagangan6 Tapak Industri7 Drainase

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 16

I - 17

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

NO

PERUNTUKAN LAHAN

KELAS SUSUT LERENG (%)0 - 3

3 – 5

5–10

10– 15

15– 20

20– 30

30– 40

> 40

8 Permukiman9 Trotoar10 Bidang Resapan

Septic11 Bangunan Terhitung12 Pertanian13 Padang Rumput14 Pertambangan15 Tangga Publik16 Rekreasi

Sumber :

Tabel 2.10 Daya Dukung Lahan Kawasan Perkotaan Saumlaki

NAMA DESADAYA DUKUNG LAHAN

KEMUNGKINAN /POTENSI % KENDAL

A %

Desa Olilit 567,27 27,6

6 182,39 22,0

2 Desa Olilit Raya 848,99

41,40 397,41

47,98

Desa Sifnana 634,50 30,9

4 248,49 30,0

0

Grand Total 2.050,76 71,2

3 828,29 28,7

7 Sumber : -

Berdasarkan analisis kemampuan lahannya diperoleh bahwa sebagian besar Kawasan Perkotaan Saumlaki tingkat kemampuan lahannya sedang sehingga sangat mendukung untuk peningkatan atau pengembangan berbagai jenis kegiatan yang bersifat budidaya Pengembangan kegiatan budidaya di daerah kendala harus mempertimbangkan faktor kelestarian lingkungan. Hal ini dikarenakan pada daerah kendala merupakan daerah yang rentan terhadap berbagai kegiatan.

2.5 RTRW KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT 2012-20322.5.1Rencana Struktur Wilayah

Kabupaten Maluku Tenggara Barat diarahkan menjadi 2 (dua) wilayah pengembangan (WP). Pembagian wilayah pengembangan ini didasarkan pada perkiraan hirarki permukiman, efektifitas jangkaun pelayanan, orientasi pergerakan penumpang dan barang. Kedua wilayah pengembangan tersebut adalah:1. WP I Saumlaki yang terdiri dari wilayah Kecamatan Tanimbar

Selatan, Selaru, Wermaktian, Wertamrian, dan Kormomolin,

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 17

I - 18

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

berpusat di Kota Saumlaki dengan kegiatan utama pengembangan perkotaan, pelayanan jasa, perdagangan, pemerintahan, pendidikan, transportasi, perikanan, perkebunan, pertanian, dan pariwisata;

2. WP II Larat yang terdiri dari wilayah Kecamatan Tanimbar Utara, Yaru, Nirunmas, Wuarlabobar, dan Molu Maru, berpusat di Kota Larat dengan kegiatan utama perikanan, pertanian, perdagangan, dan pariwisata.

Peta pembagian WP di Kabupaten Maluku Tenggara Barat disajikan pada Gambar 2.6. Sedangkan untuk hirarki dan fungsi kota-kota di Kabupaten Maluku Tenggara Barat disajikan dalam Tabel 2.11.

Tabel 2.11 Hirarki dan Fungsi Kota-kota di Kab. Maluku Tenggara BaratNO KOTA HIRARKI FUNGSI

1 Saumlaki PKSN

a. Pusat Pelayanan Pemerintahan,b. Pelayanan Bagi Kecamatan-Kecamatan Lain di Pulau

Yamdenac. Pusat Pendidikand. Pusat Perdagangan dan Jasa

2 Larat PKL

a. Pusat Pedagangan dan Jasab. Pusat Perikanan Terpaduc. Pusat Pelayanan Kota-Kota lain dibagian bagian utara Pulau

Yamdenad. Pusat Pendidikan

3 Seira PPKa. Pusat Pelayanan Pulau Yamdena Pantai Utarab. Pengembangan Kawasan Pertanianc. Pengembangan Kawasan Perikanand. Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa

4 Adaut PPKa. Pusat Pelayanan Pulau Selarub. Pengembangan Kawasan Industric. Pengembangan Kawasan Pariwisatad. Pengembangan Pusat Pemukiman

5 Romean PPK a. Pengembanga Kawasan Permukimanb. Pengembagan Kawasan Pertanian

6 Wunlah PPK a. Pengembangan Kawasan Permukimanb. Pengembangan Kawasan Perikanan

7 Tutukembong PPK a. Pengembangan Kawasan Permukiman

b. Pengembangan Kawasan Pertanian8 Alusi Kelaan PPK a. Pengembangan Kawasan Permukiman

b. Pengembangan Kawasan Pertanian9 Lorulun PPK a. Pengembangan Kawasan Permukiman

b. Pengembangan Kawasan Pertanian10 Molu PPK a. Pengembangan Kawasan Permukiman

b. Pengembangan Kawasan Perikanan Sumber : Dokumen RTRW Kab. Maluku Tenggara Barat 2012-2023

Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Maluku Tenggara Barat disajikan dalam Gambar 2.7.

2.5.2Rencana Pola Ruang1. Rencana Pengembangan dan Kriteria Kawasan Lindung

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 18

I - 19

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan merupakan komponen dalam penataan ruang baik yang dilakukan berdasarkan wilayah administratif, kegiatan kawasan, maupun nilai strategis kawasan. Yang termasuk dalam kawasan lindung adalah :1. Kawasan hutan lindung adalah kawasan yang memberikan

pelindungan kawasan bawahannya, antara lain, kawasan hutan lindung, kawasan bergambut dan kawasan resapan air;

2. Kawasan perlindungan setempat, antara lain, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk dan kawasan sekitar mata air;

3. Kawasan suaka alam dan cagar alam, antara lain, kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, cagar alam, suaka margasatwa serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

4. Kawasan rawan bencana alam, antara lain, kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir; dan

5. Kawasan lindung lainnya, misalnya taman buru, cagar biosfer, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa dan terumbu karang.

Peta Pola Ruang Kabupaten Maluku Tenggara Barat disajikan dalam Gambar 2.8.

2. Rencana Zonasi Kawasan Rawan Bencana Zonasi kawasan rawan bencana gempa bumi ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut :a. Kawasan yang memiliki seismisitas tinggi, yaitu dengan

melihat sejarah terjadinya gempa bumi;BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 19

I - 20

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

b. Kawasan dengan yang mempunyai nilai percepatan tanah (Peak Ground Acceleration) yang cukup tinggi;

c. Secara tektonik, kawasan tersebut cukup aktif, banyak dijumpai sesar/patahan aktif.

Zonasi kawasan bencana tsunami ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:a. Secara regional merupakan daerah sering terjadi gempa

(seismisitas aktif);b. Kawasan terletak di wilayah pantai menghadap laut dan

terbuka, tidak terhalang pulau;c. Kawasan terletak di wilayah tektonik aktif dan dekat zona

penajaman lempeng (subduction zone).Zonasi kawasan rawan bencana tanah longsor ditetapkan berdasarkan kriteria berikut: a. Kawasan yang memiliki tingkat kerentanan gerakan tanah

cukup tinggi;b. Kawasan rawan bencana gunung api;c. Kawasan rawan gempa bumi dengan skala MMI (Mercalc

Modified Intensity) VII– XII (Berhubungan dengan kerusakan gedung);

d. Kawasan dengan patahan aktif dan banyak terdapat retakan;e. Kawasan dengan kondisi kelerengan yang cukup terjal;f. Kawasan dengan jenis batuan/litologi yang mengandung

lempung;g. Kawasan dimana alih fungsi lahan ini terjadi, baik dari

kawasan lindung menjadi kawasan budidaya, atau dari kawasan budidaya dengan karakteristik menyerupai kawasan lindung menjadi kawasan budidaya yang tidak menunjang fungsi konservasi lingkungan hidup;

h. Budidaya pertanian hortikultura dan rumah peristirahatan di kawasan pegunungan dengan kemiringan di atas 40%.

Zonasi kawasan rawan bencana banjir ditetapkan berdasarkan kriteria berikut:

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 20

I - 21

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

a. Bentuk lahan dengan kelerengan datar dan landai;b. Geometri sungai;c. Kondisi iklim, baik curah hujan maupun intensitasnya cukup

tinggi;d. Perubahan tata guna lahan antara lain dengan adanya

penebangan hutan, pengembangan daerah pertanian, pengembangan pemukiman dan industri pada Daerah Aliran Sungai (DAS) baik di hulu atau hilir.

3. Rencana Pengembangan dan Kriteria Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang mempunyai fungsi utama budidaya, antara lain seperti kawasan hutan produksi, pertanian, pertambangan, perindustrian, pariwisata, dan permukiman.

2.5.3Pengembangan Sistem Sumber Daya Air1. Rencana Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air Lintas

dan Wilayah Sungai Berdasarkan Permen PU Nomor 11 Tahun 2006 tentang wilayah sungai, di Kabupaten Maluku Tenggara tidak terdapat wilayah sungai lintas negara, lintas provinsi maupun lintas kabupaten. Dengan demikaian Sumber Daya Air di wilayah ini merupakan sistem lokal yang pengelolaannya dapat dilakukan secara mandiri. Rencana pengembangan wilayah sungai di Kabupaten Maluku Tenggara Barat terdiri dari 3 (tiga) progran pengembangan yakni:a. Program pendayagunaan sumber daya air, dalam hal ini

dilakukan dengan mengembangkan jaringan irigasi di pesisir barat, Selatan dan sebagian pesisir timur Pulau Yamdena dan pengembangan jaringan air bersih untuk kepentingan domestik di tiap pusat-pusat permukiman.

b. Program pengendalian daya rusak air, dalam hal ini Kabupaten Maluku Tenggara Barat memiliki persoalan dengan permasalahan banjir terutama dari wilayah perairan

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 21

I - 22

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

laut oleh karena itu pembangunan banguan fisik pengendalian banjir perlu dikembangkan di wilayah rawan banjir, terutama kawasan permukiman.

c. Program konservasi sumber daya air, dilakukan dengan mempertahankan daerah-daerah tangkapan air seperti di kawasan hutan Pulau Yamdena.

2. Rencana Pengembangan Sistem Irigasi Kriteria sistem irigasi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat mencakup hal-hal sebagai berikut:a. Membatasi perubahan fungsi pertanian untuk kegiatan

budidaya lain.b. Mengontrol dan mengendalikan penetrasi kegiatan budidaya

ke kawasan pertanian.c. Meningkatkan kualitas jaringan irigasi.d. Melakukan rekayasa teknologi untuk menjamin tersedianya

air dalam jumlah yang memadai pada lahan pertanian tadah hujan.

e. Mengembangkan prasarana irigasi untuk mempertahankan ketersediaan air untuk pertanian.

f. Merekondisi lahan-lahan kritris untuk meningkatkan ketersediaan air bawah tanah.

g. Mengupayakan teknologi ramah lingkungan untuk pemanfaatan air bawah tanah pada lahan-lahan kering.

h. Meningkatkan upaya konservasi dan rehabilitasi hutan maupun lahan kritis untuk meningkatkan debit air pada satuan wilayah sungai yang sedang mengalami penyusutan.

Rencana pengembangan jaringan irigasi di wilayah ini diarahkan pada peningkatan dukungan terhadap kegiatan produktif seperti pertanian. Pengembangan Irigasi dikembangkan di wilayah pesisir barat seperti di Kecamatan Wuarlabobar, Kecamatan Wermakitan, Kecamatan Tanimbar Selatan. Beberapa pembangunan irigasi juga perlu dikembangkan di wilayah pesisir

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 22

I - 23

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

timur dimana perkembangan kawasan pertanian sudah berkembang.

3. Rencana Pengembangan Sistem Air BersihDengan memperhatikan perkembangan wilayah saat ini, maka pengembangan sistem air bersih menjadi penting dilakukan di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, terutama untuk mengantisipasi tingginya permintaan suplai air disekitar pusat-pusat pertumbuhan. Adapun pusat-pusat pertumbuhan yang perlu mendapat layanan jaringan di wilayah Maluku Tenggara Barat dapat dikategorikan sebagai berikut:a. Wilayah potensial pengembangan wisata;b. Wilayah potensial pengembangan perikanan sekitar pesisir;c. Wilayah potensial pengembangan kawasan industri;d. Kawasan sentra produksi yang tersebar;e. Sentra pengembangan kerajinan;f. Sentra pengembangan produk pertanian;g. Sentra pengembangan pertambangan dan energi.

Rencana pengembangan sumber air bersih untuk mendukung kegiatan masyarakat adalah sebagai berikut:a. Pengembangan dan penataan mata air permukaan Wetemar

Desa Bomaki (Kecamatan Tanimbar Selatan);b. Pengembangan dan penataan kawasan mata air Desa Olilit

Baru dan Desa Latdalam (Kecamatan Tanimbar Selatan);c. Pengembangan dan penataan kawasan mata air di

Kecamatan Kormomolin;d. Pengembangan sumur-sumur air tanah;e. Pengembangan embung-embung pada desa-desa yang tidak

memilki sumber air permukaan;f. Pembangunan fasilitas penyediaan air bersih cadangan

untuk menghadapi kemarau.

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 23

I - 24

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

Gambar 2. 6 Peta Pembagian Wilayah (WP) Kabupaten Maluku Tenggara BaratGambar 2. 7 Peta Struktur Ruang Kabupaten Maluku Tenggara BaratGambar 2. 8 Peta Pola Ruang Kabupaten Maluku Tenggara Barat

!! DI DAFTAR GAMBAR – EDIT HALAMANNYA, !!1 Gambar di 1 halaman berbeda (mulai halaman II-38)

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 24

I - 25

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

Contents

2.1 ORIENTASI WILAYAH DAN PROFIL ADMINISTRASI....................................................12.1.1 Kabupaten Maluku Tenggara Barat.............................................................................12.1.2 Kecamatan Tanimbar Selatan, Kota Saumlaki......................................................42.2 KONDISI FISIK LOKASI PERENCANAAN............................................................................72.2.1 Kondisi Kemiringan Lereng...............................................................................................72.2.2 Kondisi Morfologi & Topografi.........................................................................................7Sumber : -....................................................................................................................................................82.2.3 Kondisi Geologi........................................................................................................................8Sumber :.......................................................................................................................................................92.2.4 Faktor Gempa Terhadap Kostruksi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat 92.2.5 Transportasi............................................................................................................................112.2.6 Jaringan Utilitas.....................................................................................................................132.2.6.1 Air Bersih...................................................................................................................................132.2.6.2 Air Limbah................................................................................................................................132.2.6.3 Drainase....................................................................................................................................142.2.6.4 Persampahan..........................................................................................................................142.3 DEMOGRAFI (KEPENDUDUKAN)........................................................................................152.3.1 Demografi Kabupaten Maluku Tenggara Barat..................................................152.3.2 Demografi Kecamatan Tanimbar Selatan..............................................................152.4 DAYA DUKUNG LAHAN...........................................................................................................162.5 RTRW KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT 2012-2032............................172.5.1 Rencana Struktur Wilayah..............................................................................................172.5.2 Rencana Pola Ruang..........................................................................................................192.5.3 Pengembangan Sistem Sumber Daya Air..............................................................21

Tabel 2. 1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan (km2), Kab. Maluku Tenggara Barat................................................................................................................................................................................4Tabel 2. 2 Luas Wilayah Kecamatan Tanimbar Selatan.........................................................5Tabel 2.3 Kemiringan Lereng di Kawasan Perkotaan Saumlaki........................................7Tabel 2.4 Ketinggian Kawasan Perkotaan Saumlaki................................................................8Tabel 2.5 Kondisi Geologi Perkotaan Saumlaki...........................................................................9Tabel 2.6 Jumlah Gempa Bumi yang Tercatat di Tahun 2004-2008.............................10Tabel 2.7 Jumlah & Kepadatan Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Th.2010-2012...................................................................................................................................................................15Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Kecamatan Tanimbar Selatan Th.2005-2009...............16Tabel 2.9 Kemampuan Lahan Berdasarkan Sudut Lereng.................................................16BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 25

I - 26

LAPORAN FINALFasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Saumlaki

Tabel 2.10 Daya Dukung Lahan Kawasan Perkotaan Saumlaki......................................17Tabel 2.11 Hirarki dan Fungsi Kota-kota di Kab. Maluku Tenggara Barat..........................................18

Foto 2. 1 Kota Saumlaki, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tengara Barat 5

Gambar 2. 1 Orientasi Wilayah Kabupaten Maluku Tengara Barat.................................2Gambar 2. 2 Peta Administrasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat..............................3Gambar 2. 3 Peta Administrasi Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku tenggara Barat...............................................................................................................................................6Gambar 2. 4 Peta Tektonik, Pertemuan Lempeng Benua Asia & Samudra Hindia di Indonesia......................................................................................................10Gambar 2. 5 Peta Gempa Bumi di Indonesia..................................................................11Gambar 2. 6 Peta Pembagian Wilayah (WP) Kabupaten Maluku Tenggara Barat 25Gambar 2. 7 Peta Struktur Ruang Kabupaten Maluku Tenggara Barat......................25Gambar 2. 8 Peta Pola Ruang Kabupaten Maluku Tenggara Barat...............................25

BAB II – KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN CV. IHSAN KONSULTAN | II - 26