bab i-iii blok 10.docx

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG System perkemihan terdiri atas sepasang ginjal dan ureter, 1 kandung kemih dan uretra. System ini berperan dalam memelihara homeostatis melalui proses yang rumit yang meliputi filtrasi, absorbsi aktis, absorbsi pasih dan sekresi. Hasilnya adalah terbentuknya urin, yang mengeluarkan berbagai produk limbah metabolic. Urin yang di produksi oleh ginjal kemudian akan dialirkan melalui ureter ke kandung kemih, tempat urin di tampung untuk semetara waktu, dan kemudian di keluarkan melalui uretra. Kedua ginjal biasanya menghasilkan 125 ml filtrat permenit, dan 124ml di reabsorbsi sedangkan 1 ml nya di alirkan melalui ureter sebagai urin. Oleh karena bagitu pentingnya fungsi traktus urinarius dan keseimbangan, maka penulis akan membahasnya lebih mendalam pada bab berikutnya. 1.2 TUJUAN PENULISAN Sebagai salah satu bahan pembelajaran dan pendalaman tentang traktus urinarius 1.3 RUMUSAN MASALAH Struktur makroskopis dan mikroskopis traktus urinarius, komponen urin, dan mekanismenya. 1.4 METODE PENULISAN

Upload: alphyn-wayan

Post on 29-Nov-2015

58 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

v m,kfrtesrgb

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I-III blok 10.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

System perkemihan terdiri atas sepasang ginjal dan ureter, 1 kandung kemih dan uretra.

System ini berperan dalam memelihara homeostatis melalui proses yang rumit yang meliputi

filtrasi, absorbsi aktis, absorbsi pasih dan sekresi. Hasilnya adalah terbentuknya urin, yang

mengeluarkan berbagai produk limbah metabolic. Urin yang di produksi oleh ginjal

kemudian akan dialirkan melalui ureter ke kandung kemih, tempat urin di tampung untuk

semetara waktu, dan kemudian di keluarkan melalui uretra. Kedua ginjal biasanya

menghasilkan 125 ml filtrat permenit, dan 124ml di reabsorbsi sedangkan 1 ml nya di

alirkan melalui ureter sebagai urin. Oleh karena bagitu pentingnya fungsi traktus urinarius

dan keseimbangan, maka penulis akan membahasnya lebih mendalam pada bab berikutnya.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Sebagai salah satu bahan pembelajaran dan pendalaman tentang traktus urinarius

1.3 RUMUSAN MASALAH

Struktur makroskopis dan mikroskopis traktus urinarius, komponen urin, dan mekanismenya.

1.4 METODE PENULISAN

Pustaka dan internet

Page 2: BAB I-III blok 10.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 STRUKTUR MAKROSKOPIK TRAKTUS URINARIUS

A. Ren atau ginjal

Letaknya di retroperitoneal, yaitu diatara peritoneum parientale dan fascia transversa,

pada sebelah kanan dan kiri kolumna vertebralis. Ren sinistra terletak setinggi costae XI atau

lumbal 2-3, sedangkan ren dextra terletak setinggi costae XII atau vertebra lumbal 3-4. Jarak

antara extermitas superior ren dextra dan sinistra adalah 7 cm, sedangkan jarak antara extermitas

inferior ren dextra dan sinistra adalah 11 cm. sedangkan jarak dari extermitas inferior ke Krista

illiaca adalah 3-5 cm.1

Page 3: BAB I-III blok 10.docx

ren berbentuk seperti kacang dan memiliki dua extermitas, bagian superiornya di tempati oleh

glandula suprarenalis yang dipisahkan dari ren oleh lemak perirenalis. Dan juga terdapat dua

margo yaitu margo medialis dan margo lateralis. Pada margo medilalis terdapat sebuah pintu

yang disebut sebagai hilus renalis dan merupakan tempat masuknya pembulu-pembulu darah,

limfe, saraf dan ureter. Umumnya susunana dari ventral ke dorsal adalah sebagai berikut mulai

dari vena, arteri renalis, ureter. Hilus renalis membuka dalam suatu ruangan yang disebut sebagai

sinus renalis. Dalam sinus renalis dapat di jumpai pembulu darah,saraf, limfe dan pelvis renalis.

Dan juga terdapat dua facies, yaitu facies anterior yang berbentuk cembung dan facies posterior

yang agak datar. Facies anterior dan facies posterior merupakan bagian ren yang berhubungan

dengan organ sekitarnya sehingga masing-masing facies anterior ren memiliki karakteritik

masing-masing. Facies anterior ren dextra berhubungan dengan pars affixaa hepatis dan

dipisahkan oleh fascia renalis. Pada margo medialisnya berhubungan dengan pars desen

densenden duodeni dan dipisankan oleh fascia renalis. Mendekati extermitas inferior

berhubungan dengan colon asendes/ flexura coli dextra dan dipisahkan oleh oleh fascia renalis.

Sebagian besar facies anterior dan margo laterlais berhubungan dengan facies inferior dari hepar

dan dipisankan oleh peritoneum. Mendekati extermitas inferior berhubungan dengan

lengkungan-lengkungan ileum dan dipisahkan oleh peritoneum. Facies anterior ren sinistra

berhubungan dengan organ sekitarnya sebagai berikut, craniolateral menghadap facies postero

inferior gaster dan dipisahkan oleh peritoneum, margo lateralisnya berhubungan dengan

impression renalis lienalis dan cauda pancreas dan dipisahkan oleh peritoneum. Margo medilais,

cauda hilus renalis berhubungan dengan lengkungan-lengkungan jejunum atau yang disebut

sebgai facies jejunum. Facies posterior ren sinistra, berhadapan dengan diafragma dan costa XII

dan sedikit costae XI. Disebelah medial facies diafragmatika berhadapan dengan crus

diafragmatica dan prosesus transversa vertebra L1, sedangkan sebelah lateral berhadapan dengan

arcus lumbocostalis berhadapan dengan daerah segitiga yaitu trigonum lumbocostale. Daerah

segitiga ini sering tidak lengkap pertumbuhanya sehingga fascies posterior ginjal hanya

dipisahkan oleh jaringan lemak dari pleura. Facies diafragamatica berhubungan berturut-turut

dari medial ke lateral dengan M. psoas, M. quadrates lumborum, Aponeurosis M. transverses

abdominis. Facies posterior ren dextra menyerupai facies posterior ren sinistra, tapi hanya

berhubungan dengan costae XII saja karena letak ginjal kiri lebih rendah. Extermitas superior

rend extra lebih tebal, membulat dan langsing disbanding extermitas inferiornya.

Page 4: BAB I-III blok 10.docx

Ren dibungkus oleh capsula fibrosa yang melekat pada rend an mudah di kupas. Kapsula fibrosa

hanya menyelubungi ginjal dan tidak membungkus gl. Suprarenalis. Kapsula adipose

mengandung lemak dan membungkus ginjal dan gandula suprarenalis. Ginjal di pertahankan

tempatnya oleh facies adipose. Pada keadaan tertentu kapsula adipose sangat tipis sehingga

jaringan ikat yang menghubungkan kapsula fibrosa dan capsula renalis kendor sehingga ginjal

turun, ini dinamakan nephroptosis. Sering terjadi pada ibu yang sering melahirakan. Facies

renalis terletak di luar capsula fibriosa dan terdiri dari dua lembar, yaitu facies prerenalis di

bagian depan dan facies retrorenalis dibagian belakang. Kedua lembar facies renalis ke kaudal

tetap terpisah, ke cranial bersatu. Sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah, dan oleh karena itu

sering terjadi ascending infection. 1

Ginjal dibagi menjadi bagian-bagian berikut, kortex ginjal terdiri atas glomerolus. Di dalam

glomerolus darah disaring dan disalurkan ke medulla. Pada medulla saluran tersebut akan

bermuara pada papilla renalis sehingga tampak garis-garis pada medulla yang disebut prosesus

medularis( ferheini). Berikutnya Medulla renis dapat di jumpai:

a. papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk segitiga, yang disebut pyramid

renalis(malphigi).

b. Saluran-saluran yang menembus papilla yang disebut ductulli papillares(bellini), tempat

tembusnya berupa ayakan yang disebut area criboformis.

c. Papilla renalis menonjol ke dalam calyx minor

d. Diantra pyramid-piramid tersebut terdapat collumna renalis (bertini)

e. Beberapa calyx minor membentuk calyx mayor.

f. Beberapa calyx mayor kemudian menjadi pelvis renis dan berlanjut menjadi ureter

g. Ruangan tempat calyx disebut sinus renalis.

Page 5: BAB I-III blok 10.docx

Vaskularisasi ginjal:1

a. Arteri renalis, dipercabangkan dari aorta abdominalis setinggi lumbal l-2. Arteri renalis

kanan lebih panjang dari arteri renalis kiri karena harus menyilang V. cava inferior di

belakangnya. Arteri renalis masuk kedalam ginjal melalui hilus renalis dan

mempercabangkan dua cabang besar. Cabang yang pertama berjalan ke depan ginjal dan

mendarahi ginjal bagian depan, sedangkan satu cabangnya berjalan di belakang ginjal dan

mendarahi ginjal bagian belakang. Kedua cabang ini bertemu di lateral pada garis tengah

ginjal atau yang disebut garis broedel. Pembendahan ginjal di lakukan pada garis broedel

karena pendarahanya minimal. Arteri renalis berjalan di antara lobus ginjal dan

bercabang menjadi arteri interlobaris.

b. Arteri interlobaris, pada perbatasan kortex dan medulla akan bercabang menjadi artri

arcuata yang mengelilingi kortex dan medulla, sehingga disebut sebagai arteri arciformis.

c. Arteri arcuata mempercabangkan arteri interlobularis dan berjalan sampai tepi

ginjal/kortex dan kemudain mempercabangkan vasa afferent: gomelurus dan dan

berlanjut menjadi vasa efferent.

Sedangkan pembulu baliknya mengikuti nadinya, mulai dari v. interlobularis, vena arcuata, vena

interlobaris, vena renalis, vena cava inferior.

B. Ureter1

Ureter merupakan lanjutan pelvis renalis, panjang 25-30 cm berjalan ke arah distal untuk

bermuara ke vesika urinaria. Menurut letaknya uretar dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. Pars abdominis ureter, perjalanannya pada laki-lai dan wanita sama. Pars abdominis

ureteris di sebelah ventral berbatasan dengan peritoneum, a,v. ovarica atau spermatica

interna. Disebelah ventral pars abdominis dextra berbatasan dengan pars desendes

duodeni di bagian atas, ileum di bagian bawah dan di tepi lateral v. cava inferior.

Sedangkan pars abdominis sinistranya berbatasan dengan colon sigmoideum dan

mesocolon.

Page 6: BAB I-III blok 10.docx

b. Pars pelvina uteriris, perjalanan pada pria dan wanita tidak sama. Mula-mula pars

pelvina ini menyilang di aperture pelvis superior di ventral a. iliaca communis, kemudian

berjalan kearah dorsocaudal di ventral a. iliaca interna menuju spina ichiadica.

Dari spina ichiadica, pars pelvina ureteris pada laki-laki membelok ke ventral dan medial

untuk bermuara ke dalam vesica urinaria pada sudut lateral atasnya. Pada saat hendak

memasuki vesika urinaria, pars pelvina ureteris laki-laki menyilang ductus deferens di

sebelah lateral. Sedangkan pada wanita, setelah mencapai spina ichiadica maka pars

pelvina ureterisnya akan berjalan venteromedial di bawah lig. Latum uteri dan menyilang

a. uterine di sisi medial. Kemudian pars pelvina uteri akan berjalan kea rah ventral,

disebelah lateral dari fornix lateral vagina dan kemudian masuk kedalam vesika urinaria.

Sepanjang perjalan ureter mengalami penyempitan dibeberapa tempat yaitu pada:

a. Uretropelvic junction

b. Saat ureter menyilang vassa iliaca communis(flexura marginalis)

c. Saat ureter masuk ke dalam vesica urinaria

Ureter di persarafi oleh plexus hypogastricus inferior T1-L2 melalui neuron-neuron simpatis.

C. Vesica urinaria

Vesica urinaria disebut juga kandung kemih berfungsi sebagai resevior urine dengan

kapasitas 200-400 cc. lokasi pada pria terletak tepat dibelakang simpisis pubis dan didepan

rectum. Pada wanita organ ini terletak agak dibawah uterus di depan vagina. Jika berisi urin

penuh makan organ ini akan berkembang mencapai umbilicus dalam rongga abdominopelvis.4

oragan ini dapat dibedakan menjadi:

a. Apex vesica urinaria

b. Corpus vesica urinaria

c. Fundus vesica urinaria

Page 7: BAB I-III blok 10.docx

Lapisan dinidng vesica urinaria dapat dibedakan menjadi:

a. Lapisan mukosa, lapisan ini berlipat-lipat ketika kandung kemih kosong dan menjadi tipis

ketika kandung kemih berisi banyak urin. Disini juga terdapat trigonum vesica liutadi

yang dibentuk oleh orificium ureteris dextra dan sinistra serta orificium uretra internum.

b. Lapisan otot, ada tiga lapisan otot yaitu:

Musculus destrusor, terdapat apda lapisan dalam dan berfungsimengeluarkan isi

vesica urinaria

Musculus trigonal, terdapat pada segitiga liutadi dibagian fundus vesica urinaria,

berfungsi untuk membuka orificium urethra interna

Musculus spingter vesica, terdapat di daerah collum dan berfungsi menahan urin.

Vaskularisasi vesica urinaria oleh:

a. Arteriae vesicales superior cabang dari A. umbilicalis bag. Proximal, mendarahi fundus

b. Arteriae vesicales inferior mendarahi caudal dan lateral vesica urinaria serta gl. Prostat

c. Arteriae vesicolodeferentialis cabang dari A. iliaca interna mendarahi 1/3 posterior vesica

urinaria, glandula vesikulosa dan ductus deferentialis.

Pada wanita arteri ini disebut sebagai arteri vaginalis dan mendarahi ovarium dan vagina.

Pensarafan dari vesica urinaria oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior yang berisi

serabut:

a. Post ganglioner simpatis, L1-2

b. Preganglionerparasimpatis, dari medulla spinalis S 2-4

c. Sensoris visceral afferent, melalui n. splanchnicus

Page 8: BAB I-III blok 10.docx

D. Urethra 1

Pada laki-laki berbeda dengan wanita.

a. Pada laki-laki: panjangnya 18-22cm, mempunyai fungsi menyalurkan urine dari vesica

urinaria sampai keluar. Uretra pada laki-laki dibagi menjadi 4 bagian yaitu:

Urethra pars intermularis(preprostatica)

Urethra pars prostatica, tempat pertemuan saluran urin dan reproduksi

Urethra pars membranacea, bagian paling sempit dan tipis

Urethra pars spongiosa

b. Pada wanita: ukurannya lebih pendek dari laki-laki. Kira-kira 4 cm dan lebar 6mm dan

lebih mudah direntangkan karena terdiri dari jaringan elastic sehingga lebih mudah

dimasukan keteter. Tetapi wanita lebih mudah terkena infeksi urethra/vesica urinaria.

Dan pendarahanya oleh arteri pudenda interna dan arteri vaginalis.

2.2 STRUKTUR MIKROSKOPIK TRAKTUS URINARIUS

A. Ren/Ginjal

Setiap ginjal terdiri dari 1-4 juta nefron, setiap nefron terdiri atas bagian yang melebar

yakni: korpus renalis, tubulus kontortus proksimal, segmen tipis dan tebal ansa henle, tubulus

kontortus distal, tubulus dan ductus coligentes.

a. korpus renalis, diameter 200 mikrometer dan terdiri atas seberkas kapiler, yaitu

glomelurus yang di kelilingi oleh kapsula bowman. Lapisan dalam(visceral) dari

kapsula bowman menyelubungi kapiler glomelurus. Lapisan luar membentuk batasan

luar korpus renalis dan disebut lamina parientalis kapsula bowman. Diantara kedua

lapisan bowman terdapat ruang urinarius yang mempunyai cairan yang di sering

melalui dinding kapiler dan lapisan visceral.6 Berdasarkan letak korpus dalam koreks

maka dapat digolongkankan mejadi kapsular superficialis dan korteks tengah atau

yukstamedulare. Berdasarkan panjang ansa henle, maka dapat digolongkan menjadi

nefron pendek(meluas sampai pada zona luar medulla) dan nefron

panjang/yukstamedulare(meluas sampai kedalam medulla). Jumlah nefron pendek lebih

Page 9: BAB I-III blok 10.docx

banyak dari pad nefron panjang. Struktur dan fungsi nefron adalah: terdiri atas 2 bagiab

besar, yang pertama adalah korpus renalis(tempat filtrasi plasma) dan tubulus renalis,

di tubulus tenalis terjadi filtrasi(proses menjadi urin), reabsorpsi garam dan air, sekresi

limbah metabolic kedalam filtrasi, dan kemudian urin dialirakan kedalam tubulus

pengumpul. Setiap korpus ginjal memiliki kutub vascular, tempat masuknya arteriol

afferent dan keluarnya arteriol efferent, dan memiliki kutup urinarius tempat tubulus

kontortus proksimal berasal.6 Lamina basal pada korpus renalis ini tebal dan bekerja

sebagai barif filtrasi. Sel-sel mesagial melekat pada kepiler dan mempunyai fungsi

sebagai makrofag untuk membersihkan lamina basal. Kapsula glomelurus terdapar dua

lapis epitel membrane yaitu lapisan pariental yang membentuk dinding korpus luar dan

lapisan pariental dalam melapisi kepiler-kapiler. Lapisan veiseral terdiri dari podosit,

perluasan dari kaki-kaki pedikel ini yang membentuk celah filtrasi. Glomelurus

merupakan jumbai kapiler, darah masuk dari arteriol afferent dan keluar lewat ateriol

efferent yang diameternya lebih kecil, jenis kapiler ini adalah kapiler fenestrate yang

mengandung pori-pori. Fungsinya sebagai ultra filtrasi. Apparatus juxtaglomerular

terdiri dari sel-sel juxtaglomelural berfungsi menghasilkan rennin, sel-sel mesagial

ekstraglomelural/sel polkisen/sel lacis berfungsi mungkin menghasilkan eritropoetin,

macula densa sebagai sensor osmolaritas cairan dalam tubulus distal.

b. Tubulus kontortus proksimal

Ciri: Epitelnya kuboid rendah dan berinti bulat, bersifat asidofil(kemerahan), intisel

dengan jarak berjauhan. Lumennya tidak jelas karena terdapat brush border.

c. Ansa henle di berkas medulla dan medulla

Tubulus rektus proksimal, serupa tubulus kontortus proksimal.

Segmen tipis mirip kapiler, tetapi tidak terdapat darah di lumenya

Tubulus rectus distal serupa tubulus kontortus distal.

d. Tubulus kontortus distal di korteks

Epitel selapis kuboid rendah, bersifat basofil(kebiruan), inti sel dengan jarak

berdekatan, lumenya jelas karena tidak terdapat brush border. Lumenya lebih tebal di

banding tubulus kontortus proksimal. Macula densa melekat pada tubulus kontortus

distal dekat glomelurus

Page 10: BAB I-III blok 10.docx

e. Ductus koligens di berkas medulla dan medulla

Diameter 40um. Epitelnya kuboid/torak. Sitoplamanya pucat. Batas selnya tidak jelas.

f. Ductus papilaris

Merupakan ductus koligens yang berjalan dalam berkas medulla menuju medulla.

Dibagian medulla yang ke tengah beberapa ductus koligens bersatu untuk membentuk

ductus yang besar, bermuara ke apex papilla, disebut ductus papilaris(bellini).

B. Ureter

Epitelnya transisional dengan sel-sel yang membulat pada kantung yang menyusut dan

Sel-sel gepeng pada katung yang melebar. Laima proprianya merupakan jaringan ikat dan

terdapat pembulu darah. Otot polosnya dari dalam ke luar: longitudinal, sirkular, longitudinal.

C. Vesika urinaria

Tunika mukosa epitelnya transisional dan terdapat lamina propria. Tunika muskularnya

terdapat otot polos longitudinal, sirkular dan longitudinal. Tunuka adventisianya adalah jaringan

ikat fibroelastin. Jika vesika urinaria penuh, epitel transisionalnya lebih gepeng dan ketika

kosong maka tampak sel-sel payung.

D. Urethra

Pada laki-laki panjang. Terdapat 3 lapisan; Pada lapisan mukosa Epitelnya transisional

sampai berlapis gepeng. Pada lapisan muskularisnya terdapat otot polos dan adventisia.

Pada wanita pendek. Panjangnya kurang lebih 3-4 cm.

2.3 KOMPOSISI URIN5

2.3.1 Normal

Zat padat terbanyak adalah urea(1/2 solid), mineral terbanyak NaCl(1/4solid). Total solid

terdiri dari, setengah bagian urea, ¼ NaCl dan seperempat lainya zat organic lain dan zat

anorganik. Unsure normal urin adalah sebagai berikut:

Page 11: BAB I-III blok 10.docx

a. urea

hasil akhir pemecahan protein pada mamalia, ekskresi urea sebanding dengan intake

protein, jika intake protein tinggi maka ekskresi urea meningkat, dan merupakan 80-90%

nitrogen urin normal. Ekskresi urea meningkat pada katabolisme protein seperti pada

Diabetes mellitus, demam, dan hiperaktis kelenjar adrenal. Ekskresi urea menurun

terutama pada penyakit hati stadium akhir, asidosis.

b. keratin dan kreatinin

ekskresi kreatini sebanding dengan masa otot. Pada laki-laki normalnya koefisien keratin

20-26, pada perempuan 14-22. Dalam mg, 24 jam, dengan berat badan.

Keratin dalam urin anak-anak sangat banyak. Pada laki-laki 60-150% dan pada wanita

dewasa 120-375%. Kreatinuria ditemukan pada: kelaparan, gangguan metabolisme

karbohidrat, hipertiroid, miopati, dan infeksi. Sedangkan ekskresi urea menurun pada

hopotiroid.

c. amoniak dan garam ammonium

dalam urin segar jumlahnya sangat sedikit. Pada renal asidosis produksi NH3 menurun.

Pada asidosis(ketosis) produksi NH3 meningkat.

d. asam urat

hasil akhir metabolism purin(adenine, guainin, dan hipoxantin). Purin berasal dari

makanan dan pemecahan sel, sedikit larut dalam air(mudah mengendap). Dalam larutan

alkalis, garam asam urat Na urat larut. Sedangkan dalam larutan asam Na urat mudah

mengendap. Diet tinggi protein, urin menajadi asam, pengendapan asam urat

menyebabkan baru urat. Ekskresi meningkat pada leukemia, goat, penyakit hati berat.

e. asam amino

normal terdapat dalam urin orang dewasa 150-200 asam amino N dalam urin 24 jam.

f. allantioin

g. clorida

h. sulfat

i. fosfat

j. oksalat

k. mineral

l. vitamin, hormone dan enzim

Page 12: BAB I-III blok 10.docx

2.3.2 Abnormal

Kompsisi urin abnormal adalah sebagai berikut:

a. protein

normal: 30-200 mg/24 jam. Lebih dari 200 disebut proteinuria(albuminuria)

b. glukosa

normal kurang dari 1 gram per 24 jam. Lebih dari 1gram per 24 jam maka disebut

glukosuria pada renal diabetes dan diabetes mellitus)

c. gula lain

fruktosa(gangauan metabolism fruktosa), galaktosuria dan laktosuria(pada bayi, ibu

hamil, menyusui atau pada kasus galaktosa dalam darah meningkat.

d. keton bodies

normal 3-15 mg per 24 jam.

e. Bilirubin

Tidak ada sama sekali, bila ada dinamakan bilirubinuria.

f. Darah

Adanya darah dalam urin dinamakan hematuria. Terjadi pada nefritis, trauma, batu

saluran kencingm tumor ganas pada traktus urinarius).

g. Hemoglobin

Adanya hemoglobin dalam urin dinamakan hemoglobinuria. Terjadi pada malaria dan

pada luka bakar yang luas

h. Porfirin

Korpo porfirin normalnya 60-280 mikro gram per 24 jam. Porfiria adalah ganguan dalam

metabolism porfirin sehingga dalam urin meningkat(korpoporfirin dan uroporfirin)

Sedangkan porfirinuria yang meningkat dalam urin Cuma koproporfirin.

Page 13: BAB I-III blok 10.docx

2.4 MEKANISME PEMBENTUKAN URIN

A. filtrasi

Membrane kapiler glomelurus lebih permeable di bandingkan kapiler lain dalam tubuh,

sehingga filtrasi berjalan dengan cepat. Pada proses filtrasi semua cairan plasma ikut terfiltrasi

kecuali protein karena protein adalah melekul yang besar. Oleh karena itu,

Filtrasi golmelurus= plasma-protein

Tekanan hidrostatik jantung sampai ke kapiler artriol afferan nefron sebesar 40%. Bila

tekanan darah normal 110mmHg, maka tekanan hidrostatik glomelurus yang mendorong filtrasi

sebesar 40% x 110= 44mmHg.(mendekati 45). Jadi tekanan hidrostatik efektif 45-10=35

mmHg. Tekanan tersebut dilawan oleh tekanan hidrostatik kapsula bowman sebesar -10mmHG

dan tekanan onkotik protein plasma didaerah permulaan kapiler= -20 dam di akhir glomelurus=-

35. Jadi tekanan filtrasi di permulaan kapiler afferent sebesar 35-20=15mmHg dan di kapiler

efferent sebesar 35-35=0 mmHg.

Oleh karena terjadi perbedaan tekanan ini maka terjadi filtrasi pada permulaan kapiler afferent

dan berakhir pada kapiler efferent.

Factor yang mempengaruhi filtrasi antara lain adalah:

Tekanan darah

Peningkatan atau penurunan tekanan GFR yang di pertahankan oleh autoregulasi

Peningkatan tekanan intersisial akibat proses peradangan

Peningkatan tekanan intratubuler oleh penyumbatan dalam ductus colligentes, ureter dan

urethra.

Laju filtrasi glomelurus(GFR) adalah jumlah filtrate yang terbentuk permenit. Umumnya 125 ml

permenit. 124ml di rebsorbsi dan 1 ml yang menjadi urin.

Page 14: BAB I-III blok 10.docx

Factor yang mempengaruhi GFR:

Tekanan efektif filtrasi. GFR berbanding lurus dengan tekanan tekanan efektif filtrasi dan

perubahan tekanan yang terjadi dapat mempengaruhi GFR. Drajat kontriksi arteriol

afferen dan effren menentukan aliran darah ginjal dan juga tekanan hidrostatik

glomelural. Kontriksi arteriol afferent menurunkan aliran darah dan mengurangi GFR.

Kontriksi arteriol efferent menyebabkan terjadinya tekanan darah tambahan dalam

glomelurus dan meningkatkan GFR.

Autoregulasi ginjal

Factor miogenik

Jika tekanan darah meningkat, maka arteriol affren akan berkontriksi, atau

arteriol afferenya tetap tetapi arteriol efferanya dilatasi.

Jika tekanan darah berkurang maka arteriol afferent akan dilatasi atau arteriol

afferan tetap tetapi arteriol efferenya kontriksi.

Tubuloglomelural feedback

Jika tekanan darah sistemik turun maka GFR turun sehingga meyebabkan arus

filtrasi menurun dan waktu yang diperlukan untuk reabsorbsi meningkat(Na),

kemudian reseptor maku ladensa yang ada di tubulus kontortus distal terdeteksi

kekurangan Na akan di aktifkan RAS(rennin angiotensin system) dan

menyebabkan tekanan darah meningkat, arus darah meningkat dan GFR

meningkat).

B. Reabsorbsi

Pada tubulus terjadi reabsorbsi

Air 99%

Di tubulus proksimal 65%, ansa henle 15% dan ductus coligentus 19%

Na 99,5 %( menggunakan 80% energy ginajal)

Ion natrium di transport secara pasif melalui difusi terfasilitasi dari lumen

tubulus kontortus proksimal ke dalam sel-sel epitel tubulus yang konsetrasi ion

natriumnya rendah

Page 15: BAB I-III blok 10.docx

Ion-ion natrium yang di transport secara aktif dengan pompa natrium kalium,

akan keluar dari sel-sel epitel untuk masuk kedalam cairan intertisial di dekat

kapiler peritubular

67% reabsorbsi di tubulus proksimal(simport glukosa dan asam amino), 25% di ansa

henle(pemekatan), dan 7-8% di tubulus distal dan duktus coligentis.

Cl dan ion negative lainya

Karena ion natrium positif bergerak secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan

secara aktif dari sel ke cairan interrisial peritubular, akan terbentuk

kesetimbangan listrik yang justru membantu pergerakan pasif ion-ion

negative.6

K mendekati 100%

Glukosa dan asam amino 100%

Direabsorbsi di segmen awal tubulus proksimal. Simport dengan ion Na. batas

ambang ginjal terhadap glukosa = 180 mg%. dalam transportnya glukosa perlu

protein pembawa yaitu Na

Phenol 0 %

Urea (sampah) 50% -->masih di butuhkan karena mempunyai daya osmotic untuk

reabsorbsi air

Fosfat

Dipengaruhi oleh 2 mekanisme:

Sistim yang sensitive terhadap hormone paratiroid, bekerja terhadap 2/3 fosfat

yang di filtrasi

Sistim yang tergantung pada ca, bekerja terhadap 1/3 fosfat yang di filtrasi.

Sifar Reabsorbsi pada tubulus berbeda, pada tubulus kontortus proksimal sifat

reabsorbsinya obligat sedangkan tubulus kontortus distal fakultatif.

Page 16: BAB I-III blok 10.docx

C. Sekresi

Mekanisme seksresi tubular adalah proses akfif memindahkan zat keluar dari darah

kapiler peritubular melewati sel-sel tubular menuju cairan tubular untuk di keluarkan dalam urin.

Energy yang di dapat untuk proses sekresi berasal dari oksidasi suksinat, siklus asam suksinat.

Keratinin

Di seksresikan bila kadar krarinin dalam darah lebih besar dari normal

Asam urat

Di filtrasi dalam glomelurus dan di reabsorbsi seluruhnya dalam tubulus proksimal

secara aktif. Kemudian di sekresikan sebagin di distal dari tubulus proksimal dan

sebagian yang di sekresikan di reabsorbsi. Jadi asam urat dalam urin adalah hasil

sekresi.

Kalium

Difiltrasi dalam glomelurus dan di reabsorbsi. Sekresi K dalam tubulus distal. Pada

penyakit hati kronis kadar kalium tetap(normal), sedang kadar ureum meningkat dan

kreatinin meningkat karena kalium di ekskresikan dengan cara filtrasi dan sekresi.

Hidrigen

Sekresi ion hydrogen diganti oelh reabsorbsi Na yang menyebabkan reabsorbsi

NaHCO3. Terjadi di Ditubulus proksimal, Tubulus distal.

Page 17: BAB I-III blok 10.docx

BAB III

3.1 KESIMPULAN

Dalam proses pembentukan urin, terjadi 3 hal, yaitu filtrasi, reabsobrsi secara pasif dan

aktif dan sekresi. Organ yang terlibat dalam proses pembentukan urin adalah ginjal, ureter,

vesika urinaria, dan urethra. Dalam perjalanannya 40 % dari tekanan sistemik merupakan

tekanan hidrostatik arteriol afferent yang berfungsi sebagai awal terjadinya filtrasi.tekanan ini

dilawan oleh tekanan hidrostatik dari kapsula bowman dan tekanan onkotik protein plasma. Dan

sisi penjumlahan ini terjadi perbedaan tekanan yang meyebabkan terjadinya filtrasi. Beberapa

zat, air dan mineral yang masih di perlukan akan di reabsorbsi dan yang tidak kemudain di buang

menjadi urin. Lama pembentukan urin, sekitar 1 ml permenit.

Page 18: BAB I-III blok 10.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Kasim Y.I. Buku ajar traktus urogenitalis edisi 2. 2010. Jakarta: Bagian Anatomi FK

Ukrida

2. Gambar ginjal diunduh dari http://www.google.co.id/imglanding?

q=ginjal&um=1&hl=id&tbs=isch:1&tbnid=YxfVsRIik8Y2QM:&imgrefurl=http://

digiboxnet.wordpress.com/2010/06/06/penyakit-gagal-ginjal/&imgurl=http://

digiboxnet.files.wordpress.com/2010/06/

ginjal_urinarysystem.jpg&zoom=1&w=800&h=757&iact=hc&ei=1yWoTOTZIIGiuQOc9tGWD

A&oei=1yWoTOTZIIGiuQOc9tGWDA&esq=1&page=1&tbnh=132&tbnw=139&start=0&ndsp

=15&ved=1t:429,r:4,s:0&biw=1040&bih=600 4 Oktober 2010

3. Gambar ginjal diunduh dari http://www.google.co.id/imglanding?

q=ginjal&um=1&hl=id&tbs=isch:1&tbnid=dIQSNekLQVnP4M:&imgrefurl=http://

thegoodnoni.com/diabetes-dan-penyebab_gagal_ginjal.htm&imgurl=http://thegoodnoni.com/wp-

content/uploads/2010/02/

kidney1.jpg&zoom=1&w=400&h=320&iact=hc&ei=ESaoTN2pBYisvgOQ2pmcDA&oei=ESao

TN2pBYisvgOQ2pmcDA&esq=1&page=1&tbnh=135&tbnw=169&start=0&ndsp=15&ved=1t:4

29,r:8,s:0&biw=1040&bih=600 4 Oktober 2010

4. Sloane E.2004.anatomi dan fisologi:Jakarta;EGC

5. Sumandikarya I.K, Rumiati F, Kasim Y.I, etc. Bahan kuliah blok 10 traktus urogenitalis.

2010. Jakarta: FK Ukrida

6. Junqueira L.C, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas edisi 10. 2007. Jakarta: EGC

7. Guyton A.C, Hall J.E. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. 2007. Jakarta: EGC