wangi kritalini _ laporan asidimetri - alkalimetri

Upload: rizky-pratama

Post on 07-Jul-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Wangi Kritalini _ Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    1/7

    3/23/2016 Wangi Kritalini : Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    http://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-asidimetri-alkalimetri.html 1/7

    Wangi KritaliniBeranda

     Selasa, 28 Januari 2014

    Laporan Asidimetri - AlkalimetriBAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Kata larutan (solution) sering dijumpai. Larutan merupakan campuran homogeny antardua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu

    zat terlarut (solution) dan pelarut. Dalam pembuatan larutan dengan k onsentrasi tertentu

    sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan  yang diinginkan , untuk itu perlu

    dilakukan praktikum. Dalam hal ini, dilakukan pembuatan dan standarisasi larutan. Pada

    praktikum kali ini adalah membuat larutan 0,1 N HCl dan standarisasi larutan HCl, serta

    menentukan kadar Na2CO3 degan larutan standar HCl 0,1 N yang merupakan standarisasi

    dengan metode asidimetri. Sedangkan standarisasi dengan metode alkalimetri adalah

    standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat.

    Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan maka dilakukan

    standarisasi. Standarisasi pada percobaan kali ini menggunakan metode titrasi asam basa

    yaitu proses penambahan larutan standar dengan larutan asam dan basa.

    1.2 TUJUAN PERCOBAAN

    1.  Membuat larutan standar HCl 0,1 N

    2.  Menetapkan konsentrasi larutan standar HCl dengan boraks

    3.  Menetapkan kadar Na2CO3 dalam soda

    4.  Membuat larutan standar NaOH 0,1 N

    5.  Menetapkan konsentrasi larutan standar NaOH dengan asam oksalat

    6.  Menetapkan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    Analisis kimia yang diketahui terhadap sampel yaitu analisis kualitatif dan analisiskuantitatif. Analisis kuantitatif yang paling sering diterapkan yaitu analisis titrimetri. Analisis

     titrimetri dilakukan dengan menitrasi suatu sampel tertentu dengan larutan standar, yaitularutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Perhitungan didasarkan pada volume titran yangdiperlukan hingga tercapai titik ekuivalen titrasi. Analisis titrimetri yang didasarkan pada

     terjadinya reaksi asam dan basa antara sampel dengan larutan standar disebut analisis asidi –alkalimetri. Apabila larutan yang bersifat asam maka analisis yang dilakukan adalah analisisasidimetri. Sebaliknya jika digunakan suatu basa sebagai larutan standar, analisis tersebutdisebut sebagai analisis alkalimetri. (Keenan, 1991)

     Standarisasi dapat dilakukan dengan titrasi. Titrasi merupakan proses penentuan konsentrasisuatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya ( larutanstandar). (Syukri, 1999)

    Proses penentuan konsentrasi suatu larutan dipastikan dengan tepat dikenal sebagaistandarisasi. Suatu larutan standar dapat disiapkan dengan menggunakan suatu sampel zat

     terlarut yang diinginkan, yang ditimbang dengan tepat dalam volume larutan yang diukur dengan tepat. Zat yang memadai dalam hal ini disebut standar primer. (Day, 1998)

     Suatu zat standar primer harus memenuhi persyaratan berikut :

    ▼ 2014 (6)

    ►  Juni (1)

    ▼  Januari (5)

    Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    Laporan Kecepatan Reaksi Kimia

    Laporan Titrasi Pengendapan -

    Argentometri

    Laporan Praktikum Reaksi RedOks

    Laporan Penentuan Kadar Vitamin C - Iodometri

    Arsip Blog

    wangi kristaLini 

    Ikuti 20

    Lihat profil lengkapku

    Mengenai Saya

    1   Lainnya Blog Berikut»   Buat Blog  Masuk

    http://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-titrasi-pengendapan-argentometri.htmlhttp://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-kecepatan-reaksi-kimia.htmlhttp://wangikristalini.blogspot.co.id/2014_01_01_archive.htmlhttp://void%280%29/http://wangikristalini.blogspot.co.id/2014_06_01_archive.htmlhttp://wangikristalini.blogspot.co.id/http://wangikristalini.blogspot.co.id/https://www.blogger.com/https://www.blogger.com/home#createhttps://www.blogger.com/next-blog?navBar=true&blogID=4347153443722079472https://www.blogger.com/https://plus.google.com/111728947660625110618https://plus.google.com/111728947660625110618https://plus.google.com/111728947660625110618http://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/penentuan-kadar-vitamin-c.htmlhttp://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-praktikum-reaksi-redoks.htmlhttp://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-titrasi-pengendapan-argentometri.htmlhttp://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-kecepatan-reaksi-kimia.htmlhttp://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-asidimetri-alkalimetri.htmlhttp://wangikristalini.blogspot.co.id/2014_01_01_archive.htmlhttp://void%280%29/http://wangikristalini.blogspot.co.id/2014_06_01_archive.htmlhttp://void%280%29/http://wangikristalini.blogspot.co.id/search?updated-min=2014-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2015-01-01T00:00:00-08:00&max-results=6http://void%280%29/http://wangikristalini.blogspot.co.id/http://wangikristalini.blogspot.co.id/

  • 8/18/2019 Wangi Kritalini _ Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    2/7

    3/23/2016 Wangi Kritalini : Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    http://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-asidimetri-alkalimetri.html 2/7

    1.  Zat harus mudah diperoleh, mudah dimurnikan, mudah dikeringkan, dan mudah dipertahankandalam keadaan murni.

    2.  Zat harus tak berubah dalam udara selama penimbangan, kondisi-kondisi ini mengisyaratkanbahwa zat tak boleh higroskopis, tak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi karbondioksida.

    3. Zat harus dapat diuji terhadap zat-zat pengotor dengan uij-uji kuantitatif atau uji-uji lainyang kepekaannya diketahui.

    4.  Zat harus mempunyai ekuivalen yang tinggi, sehingga sesatan penimbangan dapat diabaikan.5.  Zat harus mudah larut pada kondisi-kondisi dalam mana ia digunakan.6.  Reaksi dengan larutan standar harus stokiometri dan praktis. Zat-zat yang biasa dipakai

    sebagai standar primer adalah reaksi asam basa natrium karbonat, natrium tetraborat,KH(C8H4O4 ), asam klorida bertitik didih konstan, dan asam benzoat.

    Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi akan melibatkan pengukuran yang seksamavolume – volumenya suatu asam dan suatu basa yang tepat akan saling menetralkan. Reaksipenentralan atau asidimetri dan alkalimetri adalah salah satu dari empat golongan utama dalampenggolongan reaksi alam analisis titrimetri. Asidi – alkalimetri ini melibatkan titrasi basa bebasatau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah, dengan suatustandar (asidimetri) dan teori asam bebas yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasaldari basa lemah, dengan suatu basa standar (alkalimetri). Reaksi – reaksi ini melibatkanbersenyawaannya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air. (Bassett, 1994)

     Tidak semua reaksi dapat digunakan sebagai reaksi titrasi. Untuk itu reaksi harus memenuhisyarat-syarat berikut :1.  Berlangsung sempurna, tunggal dan menurut persamaan yang jelas (dasar teoritis).

    2.  Cepat dan reversibel. Bila tidak cepat, titrasi akan memakan waktu terlalu banyak.3.  Ada penunjuk akhir titrasi (indikator).4.  Larutan baku yang direaksikan dengan analay harus mudah didapat dan sederhana

    menggunakannya, juga harus stabil sehingga konsentrasinya tidak mudah berubah saatdisimpan.

     Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila pH lingkungannya berubah. Setiap indikator asam-basa mempunyai trayeknya sendiri, demikian pula warna asam dan warnabasanya. Diantara indikator ada yang mempunyai satu macam warna, misalnya fenolftalein yangberwarna merah dalam keadaan basa tetapi tidak berwarna bila keadaannya asam. Indikatorsatu warna menunjukkan warna yang sama, juga dalam trayeknya, akan tetapi intensitas warna

     tersebut berbeda sesuai dengan pHnya. Untuk fenolftalein, warnanya tampak semakin tua bila pHsemakin tinggi (mendekati 9,6) dan makin muda bila semakin kecil (mendekati 8,0). Letak trayek 

     fenolftalein diantara 8,0 sampai 9,6 sehingga pada pH dibawah 8,0 larutan tak berwarna dan

    diatas 9,6 warna merah tidak berubah intensitasnya. (Harjadi, 1990) Tabel 1. Beberapa indikator asam-basa yang penting

    Nama Indikator Trayek pHWarna

    Asam Basa

    1. Asam pikrat 0,1 – 0,8 Tidak berwarna Kuning

    2. Biru timol 1,2 – 2,8 Merah Kuning

    3. 2,6-Dinitrofenol 2,0 – 4,0 Tidak berwarna Kuning

    4. Kuning metiil 2,9 – 4,0 Merah Kuning

    5. Jingga metil 3,1 – 4,4 Merah Jingga

    6. Hijau bromkresol 3,8 – 5,4 Merah Biru

    7. Merah metal 4,2 – 6,3 Merah Kuning

    8. Lakmus 4,5 – 8,3 Merah Biru

    9. Purpur bromkresol 5,2 – 6,8 Kuning Purpur10. Biru bromtimol 6,0 – 7,6 Kuning Biru

    11. Merah fenol 6,4 – 8,0 Kuning Merah

    12. p--Naftolftalein 7,0 – 9,0 Kuning Biru

    13. Purpur kresol 7,4 – 9,6 Kuning Biru

    14. Fenolftalein 8,0 – 9,6 Tidak berwarna Merah

    15. Timolftalein 9,3 – 10,5 Tidak berwarna Biru

    16. Kuning alizarin R 10,1 – 12,0 Kuning Violet

    17. 1,3,5-Trinitrobenzen 12,0 – 14,0 Tidak berwarna Jingga

    Pada saat terjadi perubahan warna indikator, titrasi dihentikan. Indikator berubah warnapada saat titik ekuivalen. Pada titrasi asam basa dikenal istilah ekuivalen dan titik akhir titrasi.

     Titik ekuivalen adalah titik pada proses titrasi ketika asam dan basa tepay habis bereaksi. Untuk mengetahui titik ekuivalen digunakan indikator. Saat perubahan warna terjadi, saat itu disebut

     titik akhir titrasi. (Sukmariah, 1990)

    BAB 3

    METODOLOGI PERCOBAAN

     

  • 8/18/2019 Wangi Kritalini _ Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    3/7

    3/23/2016 Wangi Kritalini : Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    http://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-asidimetri-alkalimetri.html 3/7

    3.1 ALAT DAN BAHAN

    3.1.1 Alat yang digunakan

    a.  Buret 50 mlb.  Erlenmeyer 250 mlc.  Labu ukur 250 mld.  Labu ukur 100 mle.  Pipet gondok 25 ml

     f.  Pipet gondok 10 ml g.  Botol timbangh.  Kaca arloji

    i.  Neraca analitik  j.  Batang pengaduk k.  Pipet tetesl.  Corongm.  Klem dan statif 

    3.1.2 Bahan yang digunakan

    a.  Larutan HCl pekatb.  Larutan HCl 0,1 Nc.  Larutan NaOH 0,1 Nd.  Na2B4O7 . 10H2O (s)

    e.  Na2CO3 (s)

     f.  Larutan H2C2O4 0,1 N

     g.   Sampel asam cukah.   Indikator fenolftaleini.   Indikator MM

     j.  Aquadest

    3.2 PROSEDUR KERJA

    3.2.1 Asidimetri

    A.  Membuat larutan standar HCl 0,1 N1.  Dipipet 2,1 ml HCl pekat ke dalam labu ukur 250 ml, kemudian ditambahkan

    aquadest sampai tanda batas2.  Larutan yang diperoleh kemudian dititrasi

    B.   Standarisasi larutan HCl dengan boraks1.  Ditimbang 1,9 gram boraks padat, kemudian dilarutkan dengan aquadest ke dalam

    labu ukur 100 ml2.  Dipipet sebanyak 25 ml larutan boraks, kemudian dimasukkan ke dalam

    Erlenmeyer3.  Ditambahkan 2 tetes indikator MM, dititrasi dengan larutan HCl sampai warna

    larutan menjadi merah muda

    C.  Penetapan kadar Na2CO3 dalam soda

    1.  Ditimbang 1,5 gram Na2CO3 , dilarutkan ke dalam labu ukur 100 ml dengan aquadest

    2.  Dipipet 25 ml larutan Na2CO3 ke dalam Erlenmeyer

    3.  Ditambahkan 3 tetes indikator MM, dititrasi dengan larutan HCl sampai warna

    larutan menjadi merah muda

    3.2.2 Alkalimetri

    A.  Membuat larutan standar NaOH 0,1 N1.  Ditimbang NaOH kristal 1,1 gram ddengan botol timbang2.  Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2 ke dalam labu ukur 250 ml

    3.  Larutan disimpan dalam botol tertutup

    B.   Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat1.  Ditimbang 0,63 gram H2C2O4 , dilarutkan dengan aquadest ke dalam labu ukur 100

    ml sampai tanda batas2.  Dipipet 10 ml larutan H2C2O4 ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 3 tetes indikator

     fenolftalein3.  Dititrasi dengan NaOH sampai warna larutan berubah menjadi merah muda

    C.  Penentuan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan1.  Ditimbang 5 ml sampel asam cuka dengan botol timbang2.  Dilarutkan dengan aquadest ke dalam labu ukur 100 ml

  • 8/18/2019 Wangi Kritalini _ Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    4/7

    3/23/2016 Wangi Kritalini : Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    http://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-asidimetri-alkalimetri.html 4/7

    3.  Dipipet 10 ml ke dalam Erlenmeyer, ditambahkan 4 tetes indikator PP 4.  Dititrasi dengan NaOH standar sampai warna larutan menjadi merah muda

    BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 DATA PENGAMATAN

    4.1.1 Asidimetri

    A.  Pembuatan larutan standar HCl 0,1 N

     

    Bj = 1,19 gr/ml

      % = 37 %

     

    Mr = 36,5 gr/mol

      [HCl (p) ] = 12,06 N

     

    V HCl (p) = 2,1 ml

    B.   Standarisasi HCl 0,1 N dengan Na2B4O7 . 10H2O

    Volume I II x

    Larutan Na2B4O7 25 ml 25 ml 25 ml

    Larutan HCl 27,5 ml 27,4 ml 27,45 ml

    C.  Penentuan kadar Na2CO3 dalam soda

    Volume I II x

    Larutan Na2CO3 25 ml 25 ml 25 ml

    Larutan HCl 74,2 ml 74,2 ml 74,2 ml

    4.1.2 Alkalimetri

    A.  Pembuatan larutan standar NaOH 0,1 N

      Gram NaOH = 1,1 gram

    B.   Standarisasi NaOH 0,1 N dengan H2C2O4

    Volume I II x

    Larutan H2C2O4 10 ml 10 ml 10 ml

    Larutan NaOH 10,2 ml 10 ml 10,1 ml

    C.  Penentuan kadar asam dalam asam cuka

    Volume I II x

    Larutan asam cuka 10 ml 10 ml 10 ml

    Larutan NaOH 8,6 ml 8,5 ml 8,55 ml

    4.2 REAKSI

    4.2.1 Asidimetri

     

    2HCl (l) + Na2B4O7 (l)   2NaCl (l)  + H2B4O7 (l)

       Indikator MM 

      2HCl (l)  + Na2CO3 (l)    2NaCl (l)  + H2CO3 (l)

    4.2.2 Alkalimetri

      2NaOH (l)  + H2C2O4 (l)   Na2C2O4  + 2H2O (l)

       Indikator fenolftalein

  • 8/18/2019 Wangi Kritalini _ Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    5/7

    3/23/2016 Wangi Kritalini : Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    http://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-asidimetri-alkalimetri.html 5/7

     

      NaOH (l)  + CH3COOH (l)    CH3COONa + H2O (l) 

    4.3 PERHITUNGAN

    A.  Pembuatan larutan standar HCl 0,1 N

     B.  Konsentrasi larutan standar HCl

     C.  Kadar Na

    2CO

    3 dalam soda

     D.  Pembuatan larutan standar NaOH 0,1 N

     E.  Konsentrasi larutan standar NaOH

     F.  Kadar asam dalam asam cuka

     

    4.4 PEMBAHASAN

  • 8/18/2019 Wangi Kritalini _ Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    6/7

    3/23/2016 Wangi Kritalini : Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    http://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-asidimetri-alkalimetri.html 6/7

    Pada percobaan kali ini, praktikan bertujuan untuk dapat membuat larutan HCl 0,1 N,dapat melakukan standarisasi larutan HCl 0,1 N, menentukan kadar Na2CO3  dalam soda,

    dapat membuat larutan NaOH 0,1 N, dapat melakukan standarisasi larutan NaOH 0,1 N, dandapat menentukan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan. Penggunaan larutanNaOH dan HCl didasarkan pada pengertian asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri yaituanalisis secara volumetri dengan larutan standar asam. Sedangkan alkalimetri yaituanalisis secara volumetri dengan lartan standar basa. Tujuan dari standarisasi adalahmenentukan konsentrasi larutan setepat mungkin.

    Pada percobaan asidimetri digunakan larutan HCl dengan konsentrasi 0,1 N yang akandistandarisasi. Hal pertama yang dilakukan adalah menghitung berapa banyak HCl pekatyang diperlukan untuk membuat HCl 0,1 N, kemudian larutan HCl distandarisasimenggunakan larutan standar primer yaitu boraks. Standarisasi dilakukan denganmelakukan titrasi terhadap larutan boraks dengan HCl 0,1 N yang akan distandarkan denganmenggunakan indikator metil merah untuk mengetahui titik akhir titrasi. Titrasi dihentikanpada saat terjadi perubahan warna kuning menjadi merah muda.

    Kemudian larutan HCl standar digunakan untuk menentukan kadar Na2CO3 dalam soda. Sejumlah tertentu Na2CO3 ditimbang, kemudian dititrasi menggunakan HCl standard denganmenambahkan 2 tetes indikator MM sebelum dititrasi. Titrasi dihentikan pada saat terjadiperubahan warna kuning menjadi merah muda. Perubahan warna terjadi karena adanyapengaruh dari ion H+ yang bersifat asam dari larutan HCl. Dari percobaan yang telahdilakukan didapatkan konsentrasi larutan HCl standar 0,0910 N, dan kadar Na2CO3 dalamsoda sebesar 95,43%.

    Pada percobaan alkalimetri digunakan larutan NaOH 0,1N sebagai larutan standar.Dalam pembuatan larutan NaOH digunakan air bebas CO2 dengan cara dipanaskan terlebihdahulu, hal ini bertujuan untuk menghilangkan CO2 dalam air karena apabila NaOH bereaksidengan CO2 dapat mempersulit pada saat pembacaan titik akhir titrasi. Kemudian LarutanNaOH distandarisasi menggunakan Larutan asam oksalat dengan menambahkan 3 tetesindikator fenolftalein. Titrasi dihentikan sampai larutan berubah warna menjadi merahmuda.

    Kemudian larutan NaOH standar digunakan untuk menentukan kadar asam asetatdalam sampel asam cuka yang diperdagangkan. Sampel diencerkan sebanyak 5 ml ke dalam100 ml aquadest. Pengenceran cuka bertujuan agar jumlah kandungan ion asam asetatdidalam larutan sedikit berkurang, dengan demikian mempercepat pada saat titrasi. Karenabasa kuat hanya mengubah sejumlah kecil kandungan ion asam asetat. Titrasi dibantu olehlarutan indikator yaitu indikator fenolftalein yang jangkauan pH antara 8 – 9,6. Pada saation basa kuat mengubah semua ion asam asetat yang terdapat dalam Erlenmeyer, makaindikator akan berubah warna menjadi merah muda karena telah terjadi titik ekuivalen.Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan konsentrasi larutan NaOH 0,0990 N dankadar asam asetat dalam asam cuka sebesar 10,39 %.

    BAB 5

    PENUTUP

    4.1 KESIMPULAN

    1.  Pembuatan larutan HCl standar dilakukan dengan pengenceran larutan HCl pekat. Darihasil perhitungana didapatkan volume 2,1 ml HCl pekat untuk membuat HCl 0,1 N.

    2.  Larutan standar HCl distandarisasi dengan boraks, dengan volume rata-rata 27,45 mlsehingga konsetrasi yang didapatkan yaitu 0,0910 N.

    3.  Penentuan kadar Na2CO3 dalam soda dilakukan dengan larutan HCl sebagai peniter dan

    penambahan indikator MM, sehingga kadar yang didapatkan sebesar 95,43 %.4.  Pembuatan larutan NaOH standar dilakukan dengan melarutkan sejumlah NaOH dengan

    aquadest bebas CO2.

    5.  Larutan standar NaOH distandarisasi menggunakan asam oksalat, dengan volumerata-rata 10,1 ml sehingga konsentrasi yang didapatkan yaitu 0,0990 N.

    6.  Penentuan kadar asam asetat dalam dilakukan dengan larutan NaOH sebagai peniter danpenambahan indikator fenolftalein, sehingga kadar yang didapatkan sebesar 95,43%.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bassett, J. et al. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik. Kedokteran. EGC. Jakarta.Day, R.A. dan S. Keman. 1998. Kimia Analisa Kuantitatif . Erlangga. Jakarta.Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.

     Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung. ITB.Keenan, Charles W. et al. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.

  • 8/18/2019 Wangi Kritalini _ Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    7/7

    3/23/2016 Wangi Kritalini : Laporan Asidimetri - Alkalimetri

    http://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-asidimetri-alkalimetri.html 7/7

    Posting Lebih Baru Posting Lama

    1 komentar

    Komentar teratas

    Ratih Ardinillah 10 bulan lalu - Dibagikan kepada publik

    Terima kasih :) ini sangat membantu saya

    Tambahkan komentar

    Poskan Komentar

    Beranda

    Langganan: Poskan Komentar (Atom)

    Diposkan oleh wangi kristaLini di 01.26 

     Sukmariah. 1990. Kimia Kedokteran edisi dua. Binarupa Aksara. Jakarta.

    +1 Rekomendasikan ini di Google

     Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

    https://www.blogger.com/https://www.blogger.com/share-post.g?blogID=4347153443722079472&postID=7994339446301568215&target=pinteresthttps://www.blogger.com/share-post.g?blogID=4347153443722079472&postID=7994339446301568215&target=facebookhttps://www.blogger.com/share-post.g?blogID=4347153443722079472&postID=7994339446301568215&target=twitterhttps://www.blogger.com/share-post.g?blogID=4347153443722079472&postID=7994339446301568215&target=bloghttps://www.blogger.com/share-post.g?blogID=4347153443722079472&postID=7994339446301568215&target=emailhttp://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-asidimetri-alkalimetri.htmlhttps://plus.google.com/111728947660625110618http://wangikristalini.blogspot.com/feeds/7994339446301568215/comments/defaulthttp://wangikristalini.blogspot.co.id/http://wangikristalini.blogspot.com/2014/01/laporan-asidimetri-alkalimetri.html?google_comment_id=z13kstkx3y2qc1i3d225dtqrepi1j1fjp04https://apis.google.com/wm/1/111640279462183363320https://www.blogger.com/comment.g?blogID=4347153443722079472&postID=7994339446301568215&isPopup=truehttp://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-kecepatan-reaksi-kimia.htmlhttp://wangikristalini.blogspot.co.id/2014/06/laporan-aksi-buffer.html