itp uns semester 2 laporan kimtik acara 1 alkalimetri asidimetri

29
ACARA I ALKALIMETRI-ASIDIMETR1 A. Tujuan 1. Melakukan standarisasi NaOH dengan larutan baku primer (COOH) 2 .2H 2 O (asam oksalat) dan standarisasi HCl dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi 2. Menghitung kadar asam laktat pada susu dan susu asam serta kadar basa pada berbagai macam soda 3. Menggambarkan dan memhami kurva pH titrasi serta dapat menentukan titik ekivalen bahan uji B. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Bahan Susu segar merupakan bahan pangan yang sangat tinggi gizinya, sehingga bukan saja bermanfaat bagi manusia tetapi juga bagi jasad renik pembusuk. Kontaminasi bakteri mampu berkembang dengan cepat sekali sehingga susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk memperpanjang daya guna, daya tahan simpan, maka diperlukan teknik penanganan dan pengolahan. Salah satu upaya pengolahan susu yang sangat prospektif adalah dengan fermentasi susu (Widodo,2002) Produk susu fermentasi tersebut, dibedakan berdasarkan jenis bakteri asam laktatnya. Bakteri asam laktat akan menghidrolisis laktosa yang di dalam susu, menjadi berbagai macam senyawa karbohidrat lebih sederhana. Proses fermentasi mengakibatkan aktivitas mikroba meningkat, penurunan pH dan peningkatan kadar asam dalam produk fermentasi. Jumlah populasi bakteri asam laktat dalam suatu produk susu fermentasi menjadi indikator kualitas mikrobiologis produk tersebut (Afriani, 2010) Yoghurtadalah produksusufermentasi, memiliki beberapamanfaat kesehatan. Yoghurtkultur starterterdiri daricampuranStreptococcus

Upload: fransiska-puteri

Post on 12-Jul-2015

7.787 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

ACARA I

ALKALIMETRI-ASIDIMETR1

A. Tujuan

1. Melakukan standarisasi NaOH dengan larutan baku primer

(COOH)2.2H2O (asam oksalat) dan standarisasi HCl dengan larutan

NaOH yang telah distandarisasi

2. Menghitung kadar asam laktat pada susu dan susu asam serta kadar basa

pada berbagai macam soda

3. Menggambarkan dan memhami kurva pH titrasi serta dapat menentukan

titik ekivalen bahan uji

B. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Bahan

Susu segar merupakan bahan pangan yang sangat tinggi gizinya,

sehingga bukan saja bermanfaat bagi manusia tetapi juga bagi jasad renik

pembusuk. Kontaminasi bakteri mampu berkembang dengan cepat sekali

sehingga susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk

memperpanjang daya guna, daya tahan simpan, maka diperlukan teknik

penanganan dan pengolahan. Salah satu upaya pengolahan susu yang

sangat prospektif adalah dengan fermentasi susu (Widodo,2002)

Produk susu fermentasi tersebut, dibedakan berdasarkan jenis bakteri

asam laktatnya. Bakteri asam laktat akan menghidrolisis laktosa yang di

dalam susu, menjadi berbagai macam senyawa karbohidrat lebih

sederhana. Proses fermentasi mengakibatkan aktivitas mikroba meningkat,

penurunan pH dan peningkatan kadar asam dalam produk fermentasi.

Jumlah populasi bakteri asam laktat dalam suatu produk susu fermentasi

menjadi indikator kualitas mikrobiologis produk tersebut (Afriani, 2010)

Yoghurtadalah produksusufermentasi, memiliki beberapamanfaat

kesehatan. Yoghurtkultur starterterdiri daricampuranStreptococcus

Page 2: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

thermophilusdanLactobacillusdelbrueckiisubspBulgaricus. Yoghurtterdiri

daridua jenisyaitusetyoghurtdan stirredyoghurt. SifatYoghurtdapat

ditingkatkan denganpenambahan denganberbagai aditif. Metode

alternatifuntuk meningkatkankualitasyoghurtrendah lemakmenjadibidang

minatpenelitian. Asam laktatdapat diproduksi olehyoghurt. Hal ini dapat

digunakansebagai sumberuntuk produksi asam

laktatolehLactobacilluscasei (Aswal, 2012)

Susu yang melalui proses UHT akan memiliki masa kadaluwarsa lebih

panjang dibandingkan dengan susu pasteurisasi. Susu dengan proses UHT

akan steril karena bakteri pembusuk, patogen dan berspora akan mati

sehingga susu aman dikonsumsi. Kasus keracunan setelah minum susu

yang disebabkan oleh S.aureus terjadi karena kontaminasi selama

penyimpanan maupun proses produksi (Suwito, 2010)

Natrium hidroksida(NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau

sodium hidroksida merupakan jenis basa logam kaustik. Natrium

hidroksidaterbentuk dari oksida basa natrium oksidayang dilarutkan dalam

air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika

dilarutkan dalma air. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan

menyerap karbon dioksidadari udara bebas. NaOH juga sangat larut dalam

air dan akan melepaskan kalor ketika dilarutkan dalam air (Prasetya, 2012)

Sodaabu, juga dikenal sebagainatrium karbonat(Na2CO3), merupakan

bahan kimiaalkalihalus daritronamineral, atau dariair

asinalaminatriumkarbonat--bearing (abu sodainidisebut sebagaisoda

ashalam)ataudibuatdari satudari beberapa proseskimia (abu soda

dariproses inidisebut sebagaisoda ashsintetis). Sodaabumerupakan

senyawaindustri yang pentingdigunakanuntuk memproduksi bahan kimia,

kaca,pulp dan kertas, sabun dan deterjen (Kostick, 2011)

Indikator fenolftalein yang dikenal baik adalah asam dwiprotik dan

tak berwarna. Mula mula zat ini berdisosiasi menjadi suatu bentuk tak

berwarna dan kemudian dengan kehilangan proton ke dua, menjadi ion

Page 3: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

dengan sistem konjugasi, timbullah warna merah. Perubahan warna dari

tak berwarna menjadi berwarna ke merah. Dengan range pH 8,0-9,6.

Jingga metil, suatu indikator lain yang luas pemakaiannya adalah suatu

basa dan berwarna kuning dalam bentuk molekulnya. Penambahan ion

hidrogen akan menghasilkan kation yang berwarna merah muda. Range

pH dari metil merah adalah 4,2-6,2 (Rosenberg, 1996)

2. Tinjauan Teori

Batkteri asam laktat (BAL), istilah bakteri asam laktat mulanya

ditujukan hanya untuk sekelompok bakteri yang menyebabkan keasaman

pada susu. Secara umum BAL didefinisikan sebagai suatu kelompok

bakteri gram positif, tidak mnghasilkan spora, berbentuk bulatatau batang

yang memproduksi asam laktat sebagai produk akhir metabolik utama

selama fermentasi karbohidrat. BAL dikelompokkan ke dalam beberapa

genus antara lain Streptococcus, Leuconostoc, Pediococcus, Lactobacillus

(Pato, 2003)

Titrasi adalah penambahan dengan cermat volume suatu larutan yang

mengandunga zat A yang diketahui kepada larutan kedua yang

mengandung zat B yang konsentrasinya tidak diketahui yang

mengakibatkan reaksi antara keduanya secara kuantitatif. Selesainya

reaksi, yaitu titik akhir ditandai dengan semacam perubahan sifat fisis,

misalnya warna campuran yang bereaksi. Titik akhir dapat dideteksi dalam

campuran reaksi yang tidak berwarna dengan menambahkan zat yang

disebut indikator yang mengubah warna pada titik akhir (Oxtoby, 2001)

Kesetimbangan asam-basa merupakan topik yang penting dalam

seluruh ilmu kimia dan bidang lain seperti pertanian yang memanfaatkan

kimia. Titrasi yang melibatkan asam dan basa dipergunakan secara meluas

dalam pengawasan analitis produk dalam perdagangan, dan disosiasi asam

dan basa menunjukkan pengaruh yang penting terhadap proses metabolik

sel hidup. Dalam evaluasi suatu reaksi yang akan merupakan dasar suatu

titrasi, salah satu aspek yang penting adalah jauhnya reaksi itu berjalan

Page 4: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

menuju kesempurnaan di dekat titik kesetaraan. Dalam menguji suatu

reaksi untuk menetapkan apakah reaksi itu dapat digunakan untuk suatu

titrasi, pembuatan suatu kurva titrasi akan membantu pemahaman. Untuk

titrasi asam basa suatu kurva titrasi terdiri dari suatu alur pH dan pOH

versus militeran titran. Kurva semacam itu membantu dalam

mempertimbangkan kelayakan suatu titrasi dan dalam memilih indikator

yang tepat (Underwood, 1992)

Titrasi digunakan untuk menentukan jumlah suatu asam didalam

larutan tertentu. Volume tertentu dari asam dititrasi oleh larutan basa,

basanya natrium hidroksida yang mempunyai konsentrasi yang diketahui

dengan tepat. NaOH ditambahkan perlahan-lahan sampai asam tepat

dinetralisasi, seperti yang ditunjukkan oleh indikator tertentu atau pH

meter. Pemetaan pH larutan terhadap jumlah NaOH yang ditambahkan

sampai titik ini disebut kurva titrasi (Hopkins, 1982)

Buret digunakan untuk menghantarkan volume yang diketahui dengan

tepat namun dapat diubah-ubah, kebanyakan dalam titrasi. Keran terbuat

dari kaca atau teflon. Buret haruslah dibbersihkan dengan seksama untuk

memastikan larutan mengalir ke bawah dengan seragam pada dinding-

dinding buret. Suatu larutan air dalam sebatang buret membentuk

permukaan cekung yang dirujuk sebagai suatu meniskus. Sebelum suatu

titrasi dimulai, haruslah dipastikan bahwa dalam paruh buret itu tidak ada

gelembung udara (Underwood, 1992)

C. Metodologi

1. Alat

a. Pipet

b. Erlenmeyer

c. Buret

d. Gelas Beker

Page 5: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

2. Bahan

a. Asam oksalat {(COOH)2 2H2O}

b. Indikator PP

c. Yogurt

d. Susu UHT

e. NaOH

f. HCl

g. Soda abu (Na2CO3)

h. Kaustik soda (NaOH)

i. Indikator metil merah

3. Cara Kerja (Flow Chart)

a. Standarisasi HCl dengan larutan NaOH yang distandarisasi

Larutan NaOH 10ml

Dipipet ke dalam erlenmeyer

Dititrasi dengan HCl sehingga terjadi perubahan warna

Metil merah 3

tetes

Ditambahkankedalam erlenmeyer

Page 6: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

b. Standarisasi NaOH dengan larutan baku primer (COOH)2.2H2O

(COOH)2.2H2O 0,1 N

10ml

Dipipet ke dalam erlenmeyer

Ditambahkan ke dalam erlenmeyer

Indikator pp

1% 3 tetes

Disiapkan larutan NaOH dalam buret

Dititrasikan dengan NaOH dari buret hingga berubah warna

Dihitung normalitas NaOH

Page 7: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

c. Penentuan kadar basa pada soda abu dan kaustik soda

Ditimbang sebanyak 1,25 gram

Soda abu atau kausik

soda

Dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml

Dilarutkan dengan aquades sampai tanda tera

Dipipet 10 ml larutan bahan ke dalam

erlenmeyer

Ditambahkan 3 tetes metil merah

Dititrasi dengan HCl

Diukur pH titrasi dengan pH meter setiap

interval volume HCl yang ditentukan

Dicatat volume ketika terjadi perubahan

warna dan perubahan warna apa yang terjadi

Dibuat kurva titrasi dan dihitung kadar basa

Page 8: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

d. Penentuan kadar asam laktat pada susu UHT dan yogurt

D. Pembahasan

Tabel 1.1 Standarisasi NaOH dengan Larutan Baku Primer (COOH)2.2H2O

Kel. N

(COOH)2.2H2O

(N)

V

(COOH)2.2H2O

(ml)

N NaOH

(N)

V

NaOH

(ml)

Perubahan

warna

2 0,1 10 0,054 18,5 Bening-

merah muda

13,22 0,1 10 0,053 18,7 Bening-

merah muda

24 0,1 10 0,052 19,37 Bening-

merah muda

Rata-rata 0,053

Sumber : Laporan Sementara

Susu UHT atau

yogurt

Dipipet 5 ml ke dalam erlenmeyer

Ditambahkan indikator pp 1% 3 tetes

Dititrasi dengan larutan NaOH

Digambar kurva titrasi pada milimeterblok

Dicampur dengan 5ml aquades

Dihitung kadar asam laktat

Page 9: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

NaOH bukan merupakan larutan baku primer, karena bersifat higroskopis

dan mudah menyerap CO2 dari udara sehingga NaOH harus distandarisasi.

Larutan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat (COOH)2.2H2O0,1N.

dengan reaksi (COOH)2 + 2NaOH Na2C2O4 + 2H2O. Normalitas NaOH

didapatkan dari perhitungan (V.N) (COOH)2.2H2O = (V.N) NaOH. Dari

percobaan yang dilakukan kelompok 2 didapatkan hasil N NaOH sebesar

0,054N dengan volume NaOH 18,5 ml. Percobaan yang dilakukan oleh

kelompok 13 dan 22 didapatkan normalitas NaOH sebesar 0,053N dengan

volume NaOH 18,7 ml. Dari percobaan kelompok 24 didapatkan normalitas

NaOH sebesar 0,052N dengan volume 19,37 ml. Dari ketiga percobaan

tersebut didapatkan rata-rata normalitas NaOH sebesar 0,053N. Pada saat

titrasi terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda. Dimana

perubahan warna ini menunjukkan titik ekuivalen yang terjadi pada saat titrasi.

Percobaan ini menggunakan indikator PP 1% dimana range pH nya 8,0 – 9,6

Tabel 1.2 Penentuan Kadar Asam Laktat pada Susu dan Susu Asam

Bahan

uji

Kel. ml

bahan

V NaOH

(ml)

N NaOH

(N)

Perubahan

warna

Kadar

as.laktat

(%)

Yogurt

6,10 5 5,5 0,053 Putih-pink

pucat

0,525

17,21 5 5,5 0,053 Putih-pink

pucat

0,525

28 5 4,7 0,053 Tidak

berwarna-

merah muda

0,449

Susu

UHT

4,8 5 1 0,053 Putih-merah

muda

0,095

15,19 5 1 0,053 Putih-merah

muda

0,095

26 5 1 0,053 Putih susu-

putih pink

0,095

Sumber : Laporan Sementara

Page 10: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Pada praktikum ini akan dilakukan perhitungan kadar basa dengan titrasi

menggunakan NaOH. Reaksi yang berlangsung adalah C3H6O3 + NaOH

NaC3H5O3 + H2O. Pada praktikum kali ini terdapat 2 sampel yang digunakan

yaitu susu UHT dan yogurt. Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan kadar

asam laktat dari beberapa bahan. Pada praktikum kali ini kelompok 6, 10, 17,

21 dan 28 menggunakan sampel yogurt. Kadar asam laktat yang diperoleh dari

yogurt pada kelompok 6 dan 10 adalah sebesar 0,525% dengan volume NaOH

5,5 ml. Pada kelompok 17 dan 21 adalah sebesar 0,525% dengan volume

NaOH 5,5 ml, pada kelompok 28 adalah sebesar 0,449% dengan volume

NaOH 4,7 ml . Terjadi perubahan warna dari putih menjadi pink pucat.

Pada percobaan kelompok 4, 8, 15, 19 dan 26 bahan yang digunakan

adalah susu UHT sebanyak 5 ml yang ditambahkan dengan aquades sebanyak

5ml.Sebelum dilakukan titrasi maka terlebih dahulu ditambahkan indikator PP

1% pada titrat sebanyak 3 tetes, proses titrasi pada masing-masing bahan

dihentikan saat proses telah mencapai titik ekuivalen yang ditandai dengan

perubahan warna larutan sampel dari putih menjadi warna pink (merah muda).

Dari hasil praktikum kelompok 4 dan 8 dapat diperoleh volume NaOH sebesar

1 ml dan kadar asam laktat dari susu UHT adalah 0,095%. Dari kelompok 15

dan 19 diperoleh kadar asam laktat 0,095% dengan volume NaOH sebesar 1

ml. Kelompok 26 juga mendapatkan hasil yang sama yaitu kadar asam laktat

sebesar 0,095% dengan volume NaOH sebesar 1ml.

Dari hasil percobaan penentuan kadar asam yang dilakukan oleh 10

kelompok ini dapat dilihat bahwa kadar asam laktat yang terbesar terdapat pada

yogurt yang dilakukan oleh kelompok 6, 10, 17 dan 21 yaitu sebesar 0,525%

dengan volume NaOH yang diperoleh sebesar 5,5 ml dan Kadar asam laktat

terendah diperoleh pada susu UHT yaitu sebesar 0,095 %. Faktor yang

mempengaruhi kadar asam laktat pada suatu produk yaitu, jenis produk itu

sendiri, selain itu adanya bakteri asam laktat (BAL) pada produk juga

mempengaruhi aktifitas produksi asam laktat. Di samping itu pada pengujian

Page 11: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

kadar asam laktat dengan menggunakan larutan baku standar NaOH,

konsentrasi NaOH juga mempengaruhi kadar asam laktat pada setiap produk.

Dari data di atas dapat dibandingkan dua percobaan yang sama. Namun,

jarang ditemukan kadar asam laktat yang nilainya sama dalam percobaan yang

sama. Hal yang mempengaruhi perbedaan kadar asam laktat meskipun

percobaan yang dilakukan menggunakan bahan dan konsentrasi titran yang

sama antara lain adalah faktor manusia yaitu pada saat penentuan titik ekivalen,

dimana setiap kelompok pada saat penentuan titik ekivalen memiliki

pengukuran yang berbeda.

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan

anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk

respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang

mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik

dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Persamaan reaksi fermentasi adalah

C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP. Yogurt merupakan susu yang

difermentasi, dalam pembuatan yogurt ditambahkan bakteri yang nantinya

akan menghasilkan asam laktat. Hal ini lah yang menyebabkan kadar asam

laktat pada yogurt lebih besar dibandingkan pada susu UHT. Susu UHT tidak

melalui proses fermentasi, sehingga asam laktat yang dikandungnya tidak

sebanyak yogurt.

Faktor yang mempengaruhi besarnya kadar dari asam laktat adalah volume

dari NaOH, berat bahan yang ditimbang, BE asam laktat dan normalitas NaOH.

Kadar asam laktat berbanding lurus dengan volume dan normalitas NaOH, dan

BE dari asam laktat. Sedangkan kadar dari asam laktat berbanding terbalik

terhadap berat bahan.

Dalampraktikuminimasihbanyakkesalahansepertidalamperhitungan.

Halinidisebabkankarenakurangtelitinyapraktikandalampembacaanskalavolume

buret.

Page 12: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Tabel 1.3 Standarisasi HCl dengan Larutan Baku Primer NaOH

Kel. N NaOH

(N)

V NaOH

(ml)

N HCl (N) V HCl

(ml)

Perubahan

warna

1,11 0,053 10 0,026 20 Kuning-merah

12 0,053 10 0,026 20 Kuning-merah

23 0,053 10 0,026 20,35 Kuning-merah

Rata-rata 0,026

Sumber : Laporan Sementara

Percobaan asidimetri ini dilakukan dengan melakukan standarisasi HCl

dengan larutan baku primer yaitu NaOH, karena HCl memiliki kelemahan

yaitu mudah dipengaruhi oleh kandungan karbondioksida dalam udara.

Sehingga harus dilakukan standarisasi terlebih dahulu agar dalam

penggunaannya dapat diketahui kemurniaanya.Hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam standarisasi HCl yang mempengaruhi normalitas HCl adalah volume

HCl, volume NaOH, dan normalitas NaOH sedangkan untuk normalitas NaOH

dipengaruhi oleh massa NaOH dan volume larutan. Normalitas berbanding

lurus dengan normalitas NaOH.

Larutan HCl distandarisasi denganlarutan baku primer NaOH 0,053N.

dengan reaksiHCl + NaOH NaCl + H2O. Normalitas HCl didapatkan dari

perhitungan (V.N) NaOH = (V.N) HCl. Dari percobaan yang dilakukan

kelompok 1 dan 11 didapatkan hasil N HCl sebesar 0,026 dengan volume HCl

20 ml. Percobaan yang dilakukan oleh kelompok 12 didapatkan normalitas HCl

sebesar 0,026 dengan volume HCl 20ml. Dari percobaan kelompok 23

didapatkan normalitas HCl sebesar 0,026 dengan volume 20,35 ml. Dari ketiga

percobaan tersebut didapatkan rata-rata normalitas NaOH sebesar 0,026. Pada

saat titrasi terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah. Dimana

perubahan warna ini menunjukkan titik ekuivalen yang terjadi pada saat titrasi.

Page 13: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Tabel 1.4 Penentuan Kadar Basa pada Berbagai Soda

Bahan

uji

Kel. ml

bahan

V HCl

(ml)

N HCl

(N)

Perubahan

warna

Kadar

as.laktat

(%)

Soda

Abu

3,7 0,1 6 0,026 Kuning

bening-kuning

semburat

merah

8,385

14,18 0,1 6,1 0,026 Kuning

bening-kuning

semburat

merah

8,525

25 0,1 6,5 0,026 Kuning-merah 9,084

Soda

Kaustik

5,9 0,1 10 0,026 Kuning-orange 10,546

16,20 0,01 9,8 0,026 Kuning-merah

pekat

10,335

27 0,1 9,7 0,026 Kuning-merah

anggur

10,230

Sumber : Laporan Sementara

Setelah tahapan standarisasi HCl dilakukan, maka dapat dilakukan untuk

penentuan kadar basa berbagai macam soda. Reaksi yang terjadi antara HCl

dengan soda abu (Na2CO3) adalah Na2CO3 + 2HCl 2NaCl + H2O + CO2.

Sedangkan persamaan reaksi yang terjadi antara kaustik soda (NaOH) dengan

HCl adalah HCl + NaOH NaCl + H2O.Soda yang dilakukan perhitungan

kadar basa adalah soda abu dan caustic soda. Dalam hal ini HCl adalah larutan

baku asam yang digunakan untuk menitrasi larutan berbagai macam soda.

Sebelum dititrasi, soda yang digunakan harus diteteskan indikator metil merah

sebanyak 3 tetes.

Pada praktikum kali ini kelompok 3, 7, 14, 18 dan 25 menggunakan

sampel soda abu 1,25 gram. Kadar basa yang diperoleh dari soda abu pada

kelompok 3 dan 7 adalah sebesar 8,385% dengan volume HCl6 ml. Pada

kelompok 14 dan 18 adalah sebesar 8,525% dengan volume HCl6,1 ml.Pada

kelompok 25 adalah sebesar 9,084% dengan volume HCl6,5 ml . Terjadi

perubahan warna dari kuning bening menjadi kuning semburat merah.

Page 14: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Pada percobaan kelompok 5, 9, 16, 20 dan 27bahan yang digunakan adalah

kaustik soda sebanyak 1,25 gram.Dari hasil praktikum kelompok 5 dan 9 dapat

diperoleh volume HCl sebesar 10 ml dan kadar basa dari kaustik soda adalah

10,546%. Dari kelompok 16 dan 20 diperoleh kadar basa10,335% dengan

volume HCl sebesar 9,8 ml. Pada kelompok 27 juga didapatkan hasil kadar

basa sebesar 10,230% dengan volume HCl sebesar 9,7ml. Terjadi perubahan

warna dari kuning menjadi merah.Dari percobaan diatas didapatkan kadar basa

terbesar didapatkan oleh kelompok 5 dan 9 dengan sampel kaustik soda.

Dimana kadar basa yang didapatkan sebesar 10,546% dengan volume HCl 10

ml.

Titrasi ini menggunakan metil merah sebagai indikator pH, tujuan dari

penggunaan metil merah adalah karena metil merah memiliki pH sekitar 4.2-

6.2 sehingga apabila digunakan untuk mentitrasi HCl maka masih dapat ditera

dan menghasilkan titik ekuivalen. Sampel yang menunjukkan kadar basa

terendah adalah soda abu yaitu sebesar 8,385 % dengan normalitas HCl 0,026

N sedangkan kadar basa tertinggi adalah pada sampel kaustik soda yaitu

sebesar 10,546 % dengan normalitas HCl 0,026N. Kaustik soda memiliki kadar

basa yang lebih besar dibandingkan dengan soda abu, hal ini dikarenakan

kaustik soda merupakan basa kuat. Sehingga mempunya kadar basa yang llbih

besar dibandingkan denngan soda abu. Adapun faktor- faktor yang dapat

mempengaruhi kadar basa dari suatu sampel yaitu normalitas HCl, volume

HCl, BE sampel, serta massa beban. Sedangkan kadar basa berbanding lurus

dengan normalitas HCl, volume HCl dan BE sampel serta berbanding terbalik

dengan massa beban.

Page 15: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Tabel 1.5 Kurva Titrasi Bahan Uji Yogurt dengan NaOH

ml Titran (x) pH (y)

0 3,95

0,2 4,12

0,5 4,23

2 4,92

X = 4 6

5 9,49

10 11,20

Sumber : Laporan Sementara

Pada praktikum ini dilakukan titrasi yogurt dengan NaOH. Dilakukan

pengukuran pH pada volume 0ml ; 0,2ml ; 0,5ml ; 2ml ; 5ml ; 10ml dan Xml

dengan menggunakan alat pH meter. Dimana Xml merupakan ml titran saat

terjadi titik ekuivalen saat titrasi. Titik ekuivalen terjadi saat volume ml titran

sebesar 4ml. Dari percobaan didapatkan pH 3,95 pada saat 0ml titran ; pH 4,12

pada saat 0,2ml titran ; pH 4,23 saat 0,5ml titran ; pH 4,92 pada saat 2ml titran

; pH 6 saat terjadi titik ekuivalen dengan volume 4ml titran ; pH 9,49 pada saat

5ml titran dan pH 11,20 pada saat 10ml titran.

Tabel 1.6 Kurva Titasi Bahan Uji Susu UHT dengan NaOH

ml Titran (x) pH (y)

0 7,14

0,2 7,34

0,5 7,82

X = 1 8,98

2 10,05

5 11,24

10 11,63

Sumber : Laporan Sementara

Page 16: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Pada praktikum ini dilakukan titrasi susu UHT dengan NaOH. Dilakukan

pengukuran pH pada volume 0ml ; 0,2ml ; 0,5ml ; 2ml ; 5ml ; 10ml dan Xml

dengan menggunakan alat pH meter. Dimana Xml merupakan ml titran saat

terjadi titik ekuivalen saat titrasi. Titik ekuivalen terjadi saat volume ml titran

sebesar 1ml. Dari percobaan didapatkan pH 7,14 pada saat 0ml titran ; pH 7,34

pada saat 0,2ml titran ; pH 7,82 saat 0,5ml titran ; pH 8,98 saat terjadi titik

ekuivalen dengan volume titran 1ml ; pH 10,05 pada saat 2ml titran ; pH 11,24

pada saat 5ml titran dan pH 11,63 pada saat 10ml titran.

Gambar 1.1 Kurva Titrasi Bahan Uji Yogurt dan Susu UHT dengan NaOH

Kurva titrasi merupakan kurva hubungan antara ml titran sebagai sumbu X

dan pH sebagai sumbu Y. Dimana pada percobaan ini titran yang digunakan

adalah NaOH 0,053 N. Pada yogurt titik ekuivalen terjadi pada 4ml tiran

dengan pH 6. Sedangkan pada susu UHT titik ekuivalen terjadi pada 1ml titran

dengan pH 8,98. Dari kurva titrasi dapat dilihat bahwa kurva yang dihasilkan

semakin naik. Hal ini menunjukkan nilai pH yang semakin besar setelah

penambahan volume titran. Hal ini dikarenakan karena penambahan NaOH

menyebabkan larutan menjadi semakin basa.

0

2

4

6

8

10

12

14

0 2 4 6 8 10 12

Yoghurt

Susu UHTXml, pH 6

Xml; pH 8,98

Page 17: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

(Sumber : Underwood. 1980. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.

Erlangga. Jakarta )

Dari uji titrasi yang dilakukan pada dua sampel yaitu yogurt dan susu

UHT, dihasilkan grafik yang sudah sesuai dengan teori. Menurut Underwood

(1980), grafik titrasi asam dengan titran NaOH yang merupakan larutan basa

kuat , akan menghasilkan grafik yang terus naik karena pH nya yang semakin

besar. Dalam grafik terdapat satu titik ekuivalen, dimana saat titik itu

menunjukkan tepat sampel mengalami perubahan warna. Dari hasil praktikum

didapatkan grafik yang sudah sesuai dengan teori, dimana grafiknya naik dan

terdapat titik ekuivalen.

Tabel 1.7 Kurva Titrasi Bahan Uji Soda Abu dengan HCl

ml Titran (x) pH (y)

0 10,83

2 9,76

5 6,77

X = 5,7 6,09

10 1,80

15 1,50

Sumber : Laporan Sementara

Page 18: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Pada praktikum ini dilakukan titrasi soda abu dengan HCl. Dilakukan

pengukuran pH pada volume 0ml ; 2ml ; 5ml ; 10ml ; 15ml ; dan Xml dengan

menggunakan alat pH meter. Dimana Xml merupakan ml titran saat terjadi titik

ekuivalen saat titrasi. Titik ekuivalen terjadi saat volume ml titran sebesar

5,7ml. Dari percobaan didapatkan pH 10,83 pada saat 0ml titran ; pH 9,76 pada

saat 2ml titran ; pH 6,77 saat 5ml titran ; pH 6,09 saat terjadi titik ekuivalen

dengan volume titran 5,7ml ; pH 1,08 pada saat 10ml titran ; pH 1,50 pada saat

15ml titran.

Tabel 1.8 Kurva Titrasi Bahan Uji Kaustik Soda dengan HCl

ml Titran (x) pH (y)

0 11,80

2 11,73

5 11,50

X = 10 6,20

15 1,79

Sumber : Laporan Sementara

Pada praktikum ini dilakukan titrasi kaustik soda dengan HCl. Dilakukan

pengukuran pH pada volume 0ml ; 2ml ; 5ml ; 2ml ; 5ml ; 10ml ; 15ml dan

Xml dengan menggunakan alat pH meter. Dimana Xml merupakan ml titran

saat terjadi titik ekuivalen saat titrasi. Titik ekuivalen terjadi saat volume ml

titran sebesar 10ml. Dari percobaan didapatkan pH 11,80 pada saat 0ml titran ;

pH 11,73 pada saat 2ml titran ; pH 11,50 saat 5ml titran ; pH 6,20 saat terjadi

titik ekuivalen dengan volume titran 10ml ; pH 1,79 pada saat 15ml titran .

Page 19: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Gambar 1.2 Kurva Titrasi Bahan Uji Soda Abu dan Kaustik Soda dengan HCl

Kurva titrasi merupakan kurva hubungan antara ml titran sebagai sumbu X

dan pH sebagai sumbu Y. Dimana pada percobaan ini titran yang digunakan

adalah HCl 0,026 N. Pada soda abu titik ekuivalen terjadi pada 5,7 ml titran

dengan pH 6,09. Sedangkan pada kaustik soda titik ekuivalen terjadi pada 10

ml titran dengan pH 6,20. Dari kurva titrasi dapat dilihat bahwa kurva yang

dihasilkan semakin menurun. Hal ini menunjukkan nilai pH yang semakin

kecil setelah penambahan volume titran. Hal ini dikarenakan karena

penambahan HCl menyebabkan larutan menjadi semakin asam.

(Sumber : Underwood. 1980. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.

Erlangga. Jakarta )

0

2

4

6

8

10

12

14

0 5 10 15 20

soda abu

kaustik soda

Xml ; pH 6,20

Xml ; pH 6,09

Page 20: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Dari uji titrasi yang dilakukan pada dua sampel yaitu soda kaustik dan

soda abu, dihasilkan grafik yang sudah sesuai dengan teori. Menurut

Underwood (1980), grafik titrasi basa dengan titran HCl akan menghasilkan

grafik yang terus menurun karena pH nya yang semakin kecil. Dalam grafik

terdapat satu titik ekuivalen, dimana saat titik itu menunjukkan tepat sampel

mengalami perubahan warna. Dari hasil praktikum didapatkan grafik yang

sudah sesuai dengan teori, dimana grafiknya menurun dan terdapat titik

ekuivalen.

E. Kesimpulan

Dari percobaan acara I alkalimetri-asidimetri kimia analitik yang

telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan :

1. Jumlah kadar asam laktat pada yoghurt adalah 0,525%; 0,525% dan

0,449%

2. Jumlah kadar asam laktat pada susu UHT dari ketiga percobaan adalah

0,095%

3. Semburat pink menandakan sudah terjadinya titik ekivalen pada titrat

yang telah ditetesi indikator penolphtalein 1 %.

4. Jumlah asam laktat tertinggi dari semua sampel terdapat dalam

yoghurt. Salah satu yang mempengaruhi banyaknya kadar asam laktat

pada yoghurt adalah banyaknya bakteri asam laktat (BAL) yang

terdapat dalam yoghurt lebih banyak dari bakteri asam laktat pada

produk lain.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi normalitas NaOH adalah volume

(COOH)2.2H2O, normalitas (COOH)2.2H2O, dan volume NaOH.

6. Normalitas NaOH berbanding lurus dengan volume (COOH)2.2H2O

dan normalitas (COOH)2.2H2O, berbanding terbalik dengan volume

NaOH.

7. Jumlah kadar basa pada soda abu adalah 8,385% ; 8,525% dan

9,084%

Page 21: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

8. Jumlah kadar basa pada kaustik soda adalah 10,546% ; 10,335% dan

10,230%.

9. Kadar basa tertinggi terdapat pada kaustik soda yaitu 10,546% dan

terendah pada sampel soda abu yaitu sebesar 8,385%

10. pH pada saat titik ekuivalen pada soda abu sebesar 6,09 dan pada

kaustik soda sebesar 6,20. Sedangkan pH titik ekuivalen pada yogurt

sebesar 6 dan pada susu UHT sebesar 8,98

11. Metil merah digunakan karena memiliki PH sekitar 4,2-6,2 sehingga

apabila digunakan titrasi HCl maka masih dapat ditera dan

menghasilkan titik ekuivalen

12. Kadar basa sebanding dengan normalitas HCl, volume HCl, dan

sampel serta berbanding terbalik dengan massa bahan.

Page 22: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

DAFTAR PUSTAKA

Afriani. 2010. PengaruhPenggunaan Starter Bakteri Asam Laktat Lactobacillus

plantarum dan Lactobacillus fermentum terhadap Total Bakteri Asam

Laktat, Kadar Asam dan Nilai pH Dadih Susu Sapi. Jurnal Ilmiah Ilmu-

Ilmu Peternakan. Jambi. Vol. XIII, NO.6.

Aswal, Priyanka. 2012. Yoghurt : Preparation, Characteristicand Recent

Advancements . Cibtech Joutnal of Bio-Protocols ISSN 2319-3840. India

Vol. 1 (2-3) .

Hopkins. 1982. Dasar Dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga. Jakarta

Kostick, Dennis S. 2011. Soda Ash.Geological Survey Minerals Yearbook.

Amerika Serikat

Oxtoby, David. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat. Erlangga.

Jakarta

Pato, Usman. 2003. Potensi Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Dadih untuk

Menurunkan Resiko Penyakit Kanker. Jurnal Natur Indonesia (5).

Pekanbar. Hal 162-166.

Prasetya, Andhika. 2012. Pengaruh Konsentrasi NaOH Terhadap Kandungan

Gas CO2 dalam Proses Purifkasi Biogas Sistem Continue. Jurnal

Mahasiswa Mesin FT-UB. Malang. Volume I, No. 2.21.XI-445

Rosenberg, Jerome L. 1996. Kimia Dasar Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta

Suwito, Widodo. 2010. Bakteri yang Sering Mencemari Susu : Deteksi,

Pantogenesis, Epidemiologi, dan Cara Pengendaliannya. Jurnal Litbang

Pertanian (29). Yogyakarta. Hal 96-100.

Underwood. 1980. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta

Underwood, A.L. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta

Widodo, W. 2002. Bioteknologi fermentasi susu. Media Bioteknologi, hal .1-29.

Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Jawa Timur.

Page 23: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK

ACARA I

ALKALIMETRI-ASIDIMETRI

Kelompok 1 :

1. Adinda Safira (H0912001)

2. Agatha Arissa (H0912003)

3. Ashari Putri (H0912018)

4. Deanda Putri (H0912033)

5. Fitria Putri (H0912054)

6. Gita N.P (H0912060)

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 24: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Lampiran Perhitungan

1.1 Perhitungan Standarisasi NaOH

a. Kelompok 2

V1 . N1= V2 . N2

10 . 0,1 = 18,5 . N2

N2 = 0,054

b. Kelompok 13 dan 22

V1 . N1= V2 . N2

10 . 0,1 = 18,7 . N2

N2 = 0,053

c. Kelompok 24

V1 . N1= V2 . N2

10 . 0,1 = 19,37 . N2

N2 = 0,052

d. Rata – rata N NaOH

0,054 + 0,053 + 0,053 + 0,052 = 0,053

4

1.2 Perhitungan Standarisasi HCl

a. Kelompok 1, 11 dan 12

V1 . N1= V2 . N2

10 . 0, 053 = 20 . N2

N2 = 0,026

b. Kelompok 23

V1 . N1= V2 . N2

10 . 0, 053 = 20,35 . N2

N2 = 0,026

(V.N) (COOH)2.2H2O = (V.N) NaOH

(V.N) NaOH = (V.N) HCl

Page 25: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

c. Rata-rata N HCl

0,026 + 0,026 + 0,026 + 0,026 = 0,026

4

1.3 Perhitungan kadar asam laktat

Sampel yogurt

a. Kelompok 6, 10, 17 dan 21

ml bahan = 5ml

V NaOH = 5,5 ml

N NaOH = 0,053

% asam laktat = (N . ml ) NaOH x BE as.laktat x 1/10

gr sampel

(0,053 x 5,5) x 90/1 x 1/10= 0,525 %

5

b. Kelompok 28

ml bahan = 5ml

V NaOH = 4,7 ml

N NaOH = 0,053

% asam laktat = (N . ml ) NaOH x BE as.laktat x 1/10

gr sampel

(0,053 x 4,7) x 90/1 x 1/10= 0,448 %

5

% asam laktat = (N . ml ) NaOH x BE as.laktat x 1/10

gr sampel

Page 26: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Sampel Susu UHT

Kelompok 4, 8,15,19 dan 28

ml bahan = 5ml

V NaOH = 1ml

N NaOH = 0,053

% asam laktat = (N . ml ) NaOH x BE as.laktat x 1/10

gr sampel

(0,053 x 1) x 90/1 x 1/10= 0,095 %

5

1.4 Perhitungan kadar basa

Sampel Soda Abu

a. Kelompok 3 dan 7

gr bahan = 0,1gr

V HCl = 6ml

N HCl = 0,026

% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10

gr bahan

(0,026 x 6) x 105,975/1 x 1/10 = 8,385 %

0,1

b. Kelompok 14 dan 18

gr bahan = 0,1gr

V HCl = 6,1ml

N HCl = 0,026

% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10

gr bahan

(0,026 x 6,1) x 105,975/1 x 1/10 = 8,525 %

0,1

% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10

gr bahan

Page 27: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

c. Kelompok 25

gr bahan = 0,1gr

V HCl = 6,5ml

N HCl = 0,026

% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10

gr bahan

(0,026 x 6,5) x 105,975/1 x 1/10 = 9,084%

0,1

Sampel Kaustik Soda

a. Kelompok 5 dan 9

gr bahan = 0,1gr

V HCl = 10ml

N HCl = 0,026

% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10

gr bahan

(0,026 x 610 x 39,988/1 x 1/10 = 10,546 %

0,1

b. Kelompok 16 dan 20

gr bahan = 0,1gr

V HCl = 9,8ml

N HCl = 0,026

% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10

gr bahan

(0,026 x 9,8) x 39,988/1 x 1/10 = 10,335%

0,1

c. Kelompok 27

gr bahan = 0,1gr

V HCl = 9,7ml

N HCl = 0,026

% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10

gr bahan

(0,026 x 9,7) x 39,988/1 x 1/10 = 10,230 %

0,1

Page 28: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Lampiran Dokumentasi

Gambar 1.1 Yoghurt sebelum Gambar 1.2 Yoghurt setelah dititrasi

dititrasi dengan HCl dengan HCl

Gambar 1.3 Susu UHT sebelum Gambar 1.4 Susu UHT setelah

ditirasi dengan HCl dititrasi dengan HCl

Page 29: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri

Gambar 1.5 Penentuan kadar basa Gambar 1.6 Penentuan kadar basa