laporan praktikum alkalimetri

31
LAPORAN PRAKTIKUM PTK I Disusun Oleh : Yosea Pratama (1512027) P2K Teknik Kimia SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI KEMENPRIN RI

Upload: yos1995

Post on 28-Dec-2015

605 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

titrasi alkalimetri alkalimetri adalah titrasi yang menggunakan basa titran.Basa yang dipakai dalam analisis alkalimetri adalah NaOh.

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM

PTK I

Disusun Oleh :

Yosea Pratama

(1512027)

P2K Teknik Kimia

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI KEMENPRIN RI

2014

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

TITRASI ALKALIMETRI

Prinsip Percobaan :

Reaksi Penggaraman dan Reaksi Netralisasi

Madsud dan Tujuan :

a. Memahami konsep dasar reaksi penggaraman dan netralisasi

b. Untuk mengetahui kosentrasi larutan asam / basa

c. Praktikan dapat menstandarisasi NaOH dengan larutan baku primer (COOH)2.2H2O

d. Paktikan dapat mentitrasi (COOH)2.2H2O tersebut dengan NaOH.

e. Mengetahui cara penentuan titik ekuivalen

Reaksi Percobaan :

Titrasi Alkalimetri

(COOH)2 . 2H2O (COOH)2 + 2H2O

2NaOH + (COOH)2 2COONa + 2H2O

DASAR TEORI

Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan

dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Karena pengukuran volum

memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisis

volumetrik. Analisis titrimetri merupakan satu dari bagian utama dari kimia analitik dan

perhitungannya berdasarkan hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia.

Analisis cara titrimetri berdasarkan reaksi kimia seperti: aA + tT → hasil dengan

keterangan: (a) molekul analit A bereaksi dengan (t) molekul pereaksi T. Pereaksi T, disebut

titran, ditambahkan secara sedikit-sedikit, biasanya dari sebuah buret, dalam bentuk larutan

dengan konsentrasi yang diketahui. Larutan yang disebut belakangan disebut larutan standar

dan konsentrasinya ditentukan dengan suatu proses standarsisasi. Penambahan titran

dilanjutkan hingga sejumlah T yang ekivalen dengan A telah ditambahkan. Maka dikatakan

bahan titik ekivalen titran telah tercapai. Agar mengetahui bila penambahan titran berhenti,

kimiawan dapat menggunakan sebuah zat kimia, yang disebut indikator, yang bertanggap

terhadap adanya titran berlebih dengan perubahan warna. Indikator asam basa terbuat dari

asam atau basa organik lemah, yang mempunyai warna berbeda ketika dalam keadaan

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

terdisosiasi maupun tidak. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat trejadi tepat pada titik

ekivalen. Titik titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentunya

merupakan suatu harapan, bahwa titik akhir ada sedekat mungkin dengan titik ekivalen.

Memilih indikator untuk membuat kedua titik berimpitan (atau mengadakan koreksi untuk

selisih keduanya) merupakan salah satu aspek penting dari analisis titrimetri. Istilah titrasi

menyangkut proses ntuk mengukur volum titran yang diperlukan untuk mencapai titik

ekivalen. Selama bertahun-tahun istilah analisis volumetrik sering digunakan daripada

titrimetrik. Akan tetapi dilihat dari segi yang ketat, istilah titrimetrik lebih baik, karena

pengukuran-pengukuran volum tidak perlu dibatasi oleh titrasi. Pada analisis tertentu

misalnya, orang dapat mengukur volum gas.

Sebuah reagen yang disebut sebagai peniter[1], yang diketahui konsentrasi (larutan

standar) dan volumnya digunakan untuk mereaksikan larutan yang dititer[2] yang

konsentrasinya tidak diketahui. Dengan menggunakan buret terkalibrasi untuk menambahkan

peniter, sangat mungkin untuk menentukan jumlah pasti larutan yang dibutuhkan untuk

mencapai titik akhir. Titik akhir adalah titik di mana titrasi selesai, yang ditentukan dengan

indikator. Idealnya indikator akan berubah warna pada saat titik ekivalensi—di mana volum

dari peniter yang ditambahkan dengan mol tertentu sama dengan nilai dari mol larutan yang

dititer. Dalam titrasi asam-basa kuat, titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH reaktan

hampir mencapai 7, dan biasanya ketika larutan berubah warna menjadi merah muda karena

adanya indikator pH fenolftalein. Selain titrasi asam-basa, terdapat pula jenis titrasi lainnya.

Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengindikasikan titik akhir dalam

reaksi; titrasi biasanya menggunakan indikator visual (larutan reaktan yang berubah warna).

Dalam titrasi asam-basa sederhana, indikator pH dapat digunakan, sebagai contoh adalah

fenolftalein, di mana fenolftalein akan berubah warna menjadi merah muda ketika larutan

mencapai pH sekitar 8.2 atau melewatinya. Contoh lainnya dari indikator pH yang dapat

digunakan adalah metil jingga, yang berubah warna menjadi merah dalam asam serta menjadi

kuning dalam larutan alkali.

Tidak semua titrasi membutuhkan indikator. Dalam beberapa kasus, baik reaktan maupun

produk telah memiliki warna yang kontras dan dapat digunakan sebagai "indikator". Sebagai

contoh, titrasi redoks menggunakan potasium permanganat (merah muda/ungu) sebagai

peniter tidak membutuhkan indikator. Ketika peniter dikurangi, larutan akan menjadi tidak

berwarna. Setelah mencapai titik ekivalensi, terdapat sisa peniter yang berlebih dalam larutan.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

Titik ekivalensi diidentifikasikan pada saat munculnya warna merah muda yang pertama

(akibat kelebihan permanganat) dalam larutan yang sedang dititer.

Akibat adanya sifat logaritma dalam kurva pH, membuat transisi warna yang sangat tajam;

sehingga, satu tetes peniter pada saat hampir mencapai titik akhir dapat mengubah nilai pH

secara signifikan—sehingga terjadilah perubahan warna dalam indikator secara langsung.

Terdapat sedikit perbedaan antara perubahan warna indikator dan titik ekivalensi yang

sebenarnya dalam titrasi. Kesalahan ini diacu sebagai kesalahan indikator, dan besar

kesalahannya tidak dapat ditentukan.

Volumetri adalah cara analisis jumlah berdasarkan pengukuran volume larutan

pereaksi berkepekatan tertentu yang direaksikan dengan larutan contoh yang sedang

ditetapkan kadarnya. Reaksi dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari

buret sedikit demi sedikit, sampai jumlah zat-zat yang direaksikan tepat menjadi akivalen

satu sama lain. Larutan yang ditambahkan dari buret disebut titran, sedangkan larutan yang

ditambah titran itu disebut titrat (Harjadi, 1987).

Asidi Alkalimetri adalah suatu analisis titrimetri yang melibatkan titrasi asam-basa

yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan

suatu asam standar (asidimetri) dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang

berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya

ion hydrogen dan ion hidroksida akan membentuk air sebagai hasil akhir dari reaksi ini

(Basset,1994).

Proses di mana konsentrasi larutan ditentukan secara akurat dinamakan standarisasi. Ada dua

macam larutan standar, yakni standar primer dan sekunder. Larutan standar primer adalah

suatu zat yang tersedia dalam bentuk murni atau keadaan dengan kemurnian yang diketahui,

yang digunakan untuk menstandarkan suatu larutan, contohnya KHC₈H₄O₄, HSO₃NH₂, dan

KH(IO₃). Sementara itu, larutan standar sekunder adalah larutan yang harus distandarisasi

dahulu sebelum digunakan, misalnya KMnO₄, Na₂S₂O₃, dan K₂Cr₂O₇ (Harjadi,1987).

Natrium adalah logam putih-perak yang lunak, yang melebur pada 97,5°C. Natrium

teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

dalam pelarut nafta atau stilena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk natrium

hidroksida dan hidrogen: (Svehla, 1979)

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida,

adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium

Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika

dilarutkan ke dalam air (Greenwood, 1997).

Na₂CO₃ memiliki nama resmi natrii carbonas, sedangkan nama lainnya yaitu natrium

karbonat dengan berat molekul 124. Senyawa ini hablur tidak berwarna atau serbuk hablur

putih. Kelarutannya dalam air yakni tidak mudah larut dalam air, melainkan mudah larut

dalam air mendidih. Senyawa Na₂CO₃ biasanya disimpan dalam wadah yang tertutup,

sedangkan untuk menggunaannya biasanya sebagai bahan tambahan (pelengkap bahan

utama) (Ditjen POM, 1979)

Soda api NaOH merupakan alkali terpenting dalam industri yang digunakan dalam berbagai

tujuan termasuk dalam pembuatan senyawa anorganik dan organik, pembuatan kertas,

penetralan, dan pembuatan alumina dan sabun. Sementara itu, soda abu Na₂CO₃ biasa

digunakan saling bertukaran dengan NaOH dalam beberapa aplikasi, seperti pembuatan

kertas, sabun, dan detergen. Dalam jumlah besar juga digunakan dalam pembuatan gelas,

fosfat, silikat, dan pembersihan serta penghilangan polusi SO₂ dari cerobong asap

pembakaran bahan bakar (Mido, 1994).

Ion-ion amonium diturunkan dari amonia (NH₃) dan ion hidrogen H . Ciri-ciri khas ion ini⁺

adalah serupa dengan ciri-ciri khas ion logam alkali. Garam-garam amonium umumnya

adalah senyawa-senyawa yang larut dalam air dengan membentuk larutan yang tak berwarna

(kecuali bila anionnya berwarna). Dengan pemanasan, garam amonium terurai menjadi

amonia dan asam yang sesuai. Kecuali jika asamnya tak mudah menguap, garam amonium

dapat dihilangkan secara kuantitatif dari campuran kering dengan memanaskan

(Svehla, 1979).

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

Titrasi alkalimetri

adalah suatu proses titrasi untuk penentuan konsentrasi suatu asam dengan menggunakan

larutan basa sebagai standar. Reaksi yang terjadi pada prinsipnya adalah reaksi netralisasi,

yaitu pembentukan garam dan H2O netral (pH = 7) hasil reaksi antara H+dari suatu asam dan

OH- dari suatu basa.

Reaksi berlangsung stoikiometri apabila mgrek pentitrasi sama dengan mgrek titran, saat ini

disebut dengan titik ekivalen. Dalam praktek kondisi ini tidak bisa dilihat secara visual tetapi

dapat dilihat dengan bantuan indikator (asam-basa) yang mempunyai warna yang spesifik

pada ph tertentu. Seperti indicator phenolftalein (pp) akan berwarna pink pada ph 8,3-10. Saat

tercapainya perubahan warna pada titran disebut dengan titik titrasi.

Seperti telah disebutkan di atas bahwa prinsip titrasi asam-basa adalah reaksi penetralan

antara asam dengan basa atau sebaliknya, maka untuk dapat melakukan titrasi ini, kita

terlebih dahulu harus memahami konsep teori asam-basa, macam-macam reaksi penetralan

dan indicator yang dapat dipakai pada titrasi ini, sebagai berikut:

Konsep teori asam-basa:

a.       Menurut Archenius (akhir abad ke-19)

Asam adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan melepaskan H+ sebagai satu-

satunya ion positif.

Contoh: HCl, HNO3, CH3COOH, dan lain-lain.

HCl merupakan asam kuat, dimana dalam air akan terdisosiasi sempurna:

HCl                                    H+   +  Cl-

H+  +  H2O                        H3O+

Dari reaksi ini terlihat bahwa H+ tidak terdapat bebas dalam air melainkan terikat pada

molekul H2O (kelemahan teori Archenius).

Basa adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam air, akan melepaskan ion OH-.

b.      Menurut Bronsted dan Lowry

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

Asam adalah suatu senyawa yang dapat memberikan proton, disebut sebagai donor proton.

Basa adalah suatu senyawa yang dapat menerima proton, disebut sebagai akseptor proton.

Asam                       proton  +  Basa konjugasi

A                             H+        +  B

Jadi suatu asam dapat berbentuk:

·         Molekul, misalnya: H2SO4, HCl, CH3COOH

·         Anion, misalnya: HSO4-, H2PO4

-, CH3COO-,COO-

·         Kation, misalnya: NH4+, C6H5NH3

+, Fe (H2O)3+

Suatu basa juga dapat berbentuk:

·         Molekul, misalnya: NH3, C2H5NH2, H2O

·         Anion, misalnya: CH3COO-, OH-, HPO4-2, C2H5O-

·         Kation, misalnya: Fe (H2O)5 (OH)2+

Reaksi ini hanya terjadi bila ada suatu basa yang dapat menerima proton dari asam:

          A1                          B1  +  H+

B2  +  H+                          A2

A1  +  B2                          A2  +  B1

A1- B1 dan A2- B2 adalah pasangan-pasangan konjugasi asam-basa. Perpindahan proton

terjadi dari A1 ke B2 atau dari A2 ke B1. Asam kuat melepaskan proton dengan segera

sedangkan basa kuat dapat menerima proton dengan segera pula.

c.       Menurut G.N. Lewis

Asam adalah suatu senyawa yang dapat menerima sepasang electron bebas, disebut sebagai

akseptor pasangan electron bebas.

d.      Menurut Boyle

Asam adalah suatu zat yang mempunyai daya kemampuan melarutkan tinggi.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

e.       Menurut Roult

Basa adalah setiap zat yang bereaksi dengan asam membentuk garam

Reaksi = Basa  +  Asam               Garam  +  H2O

f.       Menurut Liebeg

Asam adalah senyawa yang mengandung H, yang dapat digantikan oleh logam yang akan

menghasilkan garam.

Contoh: 2HCl  +  Na               NaCl  +  H2

Larutan standar

Dalam alkalimetri kita menggunakan larutan standar untuk menentukan konsentrasinya.

Larutan standar adalah larutan yang dengan tepat dapat diketahui konsentrasinya dan dipakai

sebagai pereaksi.

Larutan standar dapat digolongkan menjadi:

a.      Larutan standar primer

larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti untuk menstandarkan suatu larutan.

Syarat-syarat larutan standar primer:

-        Memiliki kemurnian yang tinggi

-        Mudah diperoleh dan dikeringkan

-        Mudah diperiksa kemurniannya

-        Tidak bersifat higroskopis, tidak mudah teroksidasi oleh udara

Contoh larutan standar primer

Asam: H2SO4, H2C2O4, C6H5COOH, (COOH) (COOK) C6H4.

Basa: Na2CO3, MgO, Na2B4O7.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

b.      Larutan standar sekunder

Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan larutan standar

primer sebagai pembanding.

Contoh: NaOH, KOH, KMnO4.

c.       Larutan standar tersier

Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan larutan standar

sekunder sebagai pembanding.

Titrasi dan Indikator

Titrasi yaitu suatu proses penambahan suatu larutan dari dalam buret secara sedikit demi

sedikit sampai jumlah zat-zat yang dititrasi dengan yang mentitrasi tepat menjadi ekivalen

satu sama lain. Dalam hal ini, larutan ynag berada di dalam buret atau larutan pentitrasi

disebut titran, sedangkan larutan yang akan ditetapkan kadarnya disebut analit. Hasil titrasi

disebut titrat/ titer.

Reaksi Netralisasi

Garam adalah hasil reaksi antara asam dan basa. Prosesnya disebut dengan reaksi

netralisasi. Zat-zat yang dihasilkan yang berbentuk kristalin disebut garam oleh ahli-ahli

kimia zaman dulu. Pembentukan garam seakan-akan merupakan hasil dari suatu proses

kimia sejati. Tetapi ini sebenarnya keliru. Lebih tepat dikatakan bahwa reaksi netralisasi

sebagai penggabungan ion-ion secara kimia.

Zat-zat atmosfer, atau amfolit mampu melangsungkan reaksi netralisasi baik dengan asam

maupun basa dan sifat ini disebut dengan sifat amfoter (Khopkar, 1990).

Normalitas

Normalitas merupakan sistem konsentrasi didasarkan pada volume dari larutan.

Normalitas = jumlah ekivalen per liter larutan. Atau:

N = e . qV

N = Normalitas

e.q = jumlah ekivalen

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

V = volume larutan dalam liter

Karena e.q = g

BE

g = gram larutan

BE = berat ekivalen

Maka dihasilkan N =g

BE X V

Dengan hubungan Normalitas terhadap molaritas, sebagai berikut:

N= n. M

(Day and Underwood, 1988)

Molaritas

Sistem konsentrasi ini berdasarkan pada volume dan dapat dipergunakan secara

nyaman dalam prosedur laboratorium dimana volume dari larutan adalah kuantitas yang

diukur. Hal ini didefinisikan sebagai berikut:

Molaritas = Junlah mol per liter larutan

Atau

M = nV

M = molaritas

N = jumlah mol dalam larutan

V = volume dari larutan

(dalam liter)

Karena n = g

BM

Maka M= g

BM x V

Atau g = M x V x BM

g = gram dari zat terlarut

BM =berat molekul larutan

(Basset, 1994)

Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :

1. Asam kuat - Basa kuat

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

2. Asam kuat - Basa lemah

3. Asam lemah - Basa kuat

4. Asam kuat - Garam dari asam lemah

5. Basa kuat - Garam dari basa lemah

Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat

Contoh :

- Asam kuat : HCl- Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :HCl + NaOH   →   NaCl + H2OReaksi ionnya :H+ + OH-   →   H2O

Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat

Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah

contoh :

- Asam kuat : HCl- Basa lemah : NH4OH

Persamaan Reaksi :HCl + NH4OH   →   NH4Cl + H2OReaksi ionnya :H+ + NH4OH   →   H2O + NH4

+

Kurva Titrasi Asam kuat – Basa Lemah

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat

contoh :

- Asam lemah : CH3COOH - Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :CH3COOH + NaOH   →   NaCH3COO + H2OReaksi ionnya :H+ + OH-   →   H2O

Kurva Titrasi Asam Lemah – Basa Kuat

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah

contoh :

- Asam kuat : HCl- Garam dari asam lemah : NH4BO2

Persamaan Reaksi :HCl + NH4BO2   →   HBO2 + NH4ClReaksi ionnya :H+ + BO2

-   →   HBO2

Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah

contoh :

- Basa kuat : NaOH- Garam dari basa lemah : CH3COONH4

Persamaan Reaksi :NaOH + CH3COONH4   →   CH3COONa + NH4OHReaksi ionnya :OH- + NH4

-   →   NH4OH

Beberapa Pengertian dan Istilah Titrimeti

Analisa titrimetri atau analisa volumetrik adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan

suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung

secara kuantitatif.

Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan

konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas).

Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai.

Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada

berbagai perubahan pH.

Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat

yang dianalisis dan larutan standar.

Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang

menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar.

Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi.

Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu

senyawa. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena itu perlu

bantuan senyawa lain yang dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini

dinamakan indikator.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetrik adalah

sebagai berikut :

1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.

2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang

kuantitatif/stokiometrik.

3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia

maupun secara fisika.

4. Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau fisika. Indikator

potensiometrik dapat pula digunakan.

Berdasarkan cara titrasi

· Titrasi langsung

· Titrasi kembali (titrasi balik/residual titration)

Teori Dasar Titrasi Asam – Basa

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

1. Teori Asam – Basa menurut Arhennius

Asam adalah semua senyawa yang dalam bentuk larutan dapat menghasilkan ion H+.

Basa adalah semua senyawa yang dalam bentuk larutan dapat menghasilkan ion OH-.

2. Teori Asam – Basa menurut Brownsted Lowry

Asam adalah pemberi/ donor proton.

Basa adalah penerima/ akseptor proton.

3. Teori Asam – Basa menurut Lewis

Asam adalah pemberi pasangan elektron.

Basa adalah penerima pasangan elektron.

Indikator dalam Titrasi Asam – Basa

Indikator yang digunakan dalam titrasi asam – basa dinamakan indikator asam – basa.

No. Nama

Indikator

Warna Trayek pH

Asam Basa

1. Metil Kuning Merah Kuning Jingga 2,9 – 4,0

2. Metil Jingga Merah Jingga Kuning 3,1 – 4,4

3. Bromo Fenol Blue Kuning Ungu 3,0 – 4,6

4. Merah Metil Merah Kuning 4,2 - 6,2

5. Fenol Merah Kuning Merah 6,4 – 8,0

6. Timol Blue Kuning Biru 8,0 – 9,6

7. Phenolphtalein Tidak Berwarna Merah Ungu 8,0 – 9,8

Alat dan Bahan :

a. Neraca / Timbangan f. Erlemenyer

b. Buret g. Labu Semprot

c. Bulp h. Statif + Klaim buret

d. Labu Ukur i. Corong

e. Pipet Ukur

Bahan :

a. Padatan Asam Oksalat ((COOH2)2 . 2H2O)

b. Larutan NaOH 0.1 N

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

c. Indicator PP

d. Sampel Asam ( HCl )

Prosedur Kerja :

A. Penetapan kosentrasi NaOH 0.1 N dengan bahan baku primer Asam Oksalat ( Alkali )

1. Dibuat 100 ml larutan baku primer

2. Dipipet 10 ml larutan baku primer

3. Ditambahkan 3-5 tetes indicator PP

4. Dititrasi dengan NaOH 0.1 N dalam buret sampai titik akhir ( larutan merah muda

seulas)

5. Dilakukan sebanyak 3 ×

DATA PENGAMATAN

A.Pembakaran NaOH dengan Baku primer Asam Okasalat ( Alkali )

Vol Asam Oksalat = 10 ml

N Asam Oksalat = 0.1 N

Pengerjaan Vol. NaOH (ml)

Simplo 50ml – 37ml = 13 ml

Duplo 37ml – 26,4ml = 10,6 ml

Rata - rata 11.8 ml

N NaOH V1.N1 = V2.N2

Keterangan :

V1 = Vol. Asam Oksalat

N1 = N. Asam Oksalat

V2 = Vol. NaOH

N2 = N NaOH

Rumus :

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

N = grBE

×1000

V

BE = BMEq

Hitungan :

Gram = N.V.BE

= 0.1 × 100 × 126\2

= 630 mg

= 0.63 gram

V1.N1 = V2.N2

10 . 0.1 = 10.75 . N2

N2 = 1

10.75

= 0.0847 N

B.Pembakuan HCl dengan Baku Primer Borax ( Asidi )

Vol Borax = 10 ml

N Borax = 0.1 N

Pengerjaan Vol HCl (ml)

Simplo 50ml–39,4ml=10,6ml

Duplo 39.4ml–28,2ml= 10.3ml

Rata - rata 10.9ml

N NaOH V1.N1 = V2.N2

Keterangan :

V1 = Vol. Asam Oksalat

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

N1 = N. Asam Oksalat

V2 = Vol. NaOH

N2 = N NaOH

Rumus :

N = grBE

×1000

V

BE = BMEq

Hitungan :

Gram borax = N.V.BE

= 0.1 × 100 × 382\2

= 10 × 191

= 1910 mg

= 1.91 gram

V1.N1 = V2.N2

10 . 0.1 = 10.9 . N2

N2 = 1

10.9

= 0.0917 N

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

PEMBAHASAN

 Pada percobaan alkalimetri ini menggunakan larutan baku primer asam oksalat

(alkali) untuk menstandarsisasikan larutan NaOH.

Reaksi asam-basa sering digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau

larutan basa. Penentuan itu dapat dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa yang

sudah diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Dan dalam pembahasan praktikum ini

akan banyak membahas mengenai alkalimetri. Alkalimetri yaitu penentuan kadar asam

dari suatu contoh dengan menggunakan larutan baku standar serta indikator pH yang

sesuai. Larutan baku standar ialah larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan

teliti dimana larutan ini setiap liternya mengandung sejumlah gram equivalen tertentu.

Larutan baku standar biasa digunakan sebagai titran, sedangkan larutan asam yang akan

ditentukan kadarnya digunakan sebagi titrat. Pada praktikum ini larutan basa yang bisa

digunakan adalah NaOH.

NaOH bukan merupakan bahan baku primer karena bersifat higroskopis dan mudah

menyerap CO2 dari udara. Oleh karena itu NaOH harus disatandarisasi terlebih dahulu

menggunakan larutan baku primer didapat dari penimbangan langsung bahan murni,

misalnya asam oksalat (COOH)2.2H2O.

Dalam praktikum kali ini kita akan menetukan kadar asam oksalat pada yogurt.

Dalam penentuan kadar asam oksalat digunakan larutan baku standar NaOH dari indikator

phenolphtalien. Indikator dalam titrasi adalah indikator pH karena indikator ini berubah

warnanya sesuai dengan perubahan pH. Suatu indikator pH memiliki perubahan warna

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

yang khas pada daerah pH tertentu. Dalam titrasi standarisasi NaOH dan penentuan kadar

asam oksalat dipakai indikator pH sehingga jelas harus diketahui pH untuk setiap

perubahan reaksi. Jumlah asam laktat pada yogurt sebanding dengan jumlah NaOH yang

digunakan dalam titrasi. Rekasi ini berlangsung menurut persamaan berikut:

C3H6O3 + NaOH    -   NaC3H5O3 + H2O

Standarsisasi ini dilakukan karena NaOH  mudah terkontaminasi dan bereaksi

dengan zat lain sehingga larutan NaOH yang digunakan bisa saja sudah kurang murni.

Dalam penyimpanannya NaOH mengalami perubahan diantaranya karena sifat NaOH

yang higroskopis sehingga menyerap uap air dari udara. NaOH juga mudah bereaksi

dengan CO2 dalam udara. Kedua proses ini menyebabkan NaOH tidak murni lagi.

Indikator yang digunakan adalah indikator PP (phenolphtelein). Pemilihan indikator

ini didasari oleh penyesuaian pH akhir titrasi dengan trayek pH phenolphtelein. Reaksi

antara NaOH 0.1 N dengan Asam Oksalat 0.1 N. Perubahan warna yang menentukan titik

akhir titrasi adalah dari tidak berwarna menjadi merah sangat muda.

Tugas :

1. Apa yang dimadsud dengan larutan buffer ?

2. Sebutkan macam – macam indicator asam basa ?

3. Gambarkan kurva dibawah ini :

A. Asam kuat – basa lemah

B. Asam kuat – basa kuat

C. Asam lemah – basa lemah

Jawab :

1. Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari garam dengan asam lemahnya atau

garam dengan basa lemahnya. Komposisi ini menyebabkan larutan memiliki

kemampuan untuk mempertahankan pH jika kedalam larutan ditambahkan sedikit

asam atau basa. Hal ini disebabkan larutan penyangga memiliki pasangan asam basa

konjugasi (ingat konsep asam Lowry-Bronsted).

2. Pembagian Indikator dalam titrasi :

Indikator Asam Basa (Acid Base Indicators)

Titrasi yang menggunakan indikator ini adalah titrasi Asidimetri dan alkalimetri.

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

Indikator Pengendapan dan Adsorpsi.

Titrasi yang menggunakan indikator ini adalah titrasi presipitimetri seperti pada

Argentometri.

Auto indikator.

Titrasi yang menggunakan indikator ini adalah titrasi Iodometri, Permanganometri,

Iodimetri dan Bromatometri.

Indikator Redoks

Titrasi yang menggunakan indikator ini adalah titrasi Bromatometri, Serimetri, dan

titrasi K2Cr2O7, Iodimetri dan Iodometri.

Indikator dalam (Internal Indicator)

Titrasi yang menggunakan indikator ini adalah titrasi Nitrimetri

Indikator luar (Eksternal Indicator)

Titrasi yang menggunakan indikator ini adalah titrasi Nitrimetri

Indikator Metal (Metalochromatic Indicators)

Titrasi yang menggunakan indikator ini adalah titrasi Kompleksometri dan

Kelatometri.

3. Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah

contoh :

- Asam kuat : HCl- Basa lemah : NH4OH

Persamaan Reaksi :HCl + NH4OH   →   NH4Cl + H2OReaksi ionnya :H+ + NH4OH   →   H2O + NH4

+

Kurva Titrasi Asam kuat – Basa Lemah

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat

Contoh :

- Asam kuat : HCl- Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :HCl + NaOH   →   NaCl + H2OReaksi ionnya :H+ + OH-   →   H2O

Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat

Kurva Titrasi Asam lemah- Basa lemah

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI

KESIMPULAN

- Standardisasi NaOH ditandai adanya perubahan warna pada akhir titrasi yaitu putih

bening menjadi pink atau merah muda.

-Dari hasil percobaan asidi alkalimetri didapatkan normalitas larutan NaOH sebesar

0.0847 N dan normalitas HCl sebesar 0.0917 N.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Titrasi

http://chemistryoche.blogspot.com/2010/04/titrimetri.html

http://kimia-asyik.blogspot.com/2010/01/kurva-titrasi-asam-basa.html

modul pratikum kimia analisis universitas muhammadiyah

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM ALKALIMETRI