asidi alkalimetri amank

25
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS 1 PERCOBAAN III ASIDI ALKALIMETRI OLEH : NAMA : WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH NIM : F1F1 13 061 KELAS : B KELOMPOK : I ASISTEN : LELY SULFIANI SAULA JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO

Upload: rahmasriyaningsih

Post on 18-Jul-2016

601 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

SPEKTROFOTOMETRI

TRANSCRIPT

Page 1: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS 1

PERCOBAAN III

ASIDI ALKALIMETRI

OLEH :

NAMA : WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH

NIM : F1F1 13 061

KELAS : B

KELOMPOK : I

ASISTEN : LELY SULFIANI SAULA

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2014

Page 2: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

ASIDI ALKALIMETRI

A. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini yaitu:

1. Untuk menetapkan kadar asam lemah dengan menambah pereaksi tertentu

untuk menaikkan keasamannya, sehingga dapat dititrasi dengan baku alkali.

2. Untuk menetepkan kadar senyawa asam yang tidak larut dalam air.

B. LANDASAN TEORI

Asidi-alkalimetri adalah salah satu metode analisis titrasi asam basa. Dimana

Alkalimetri merupakan suatu analisis penetapan secara volumetri kadar atau

jumlah total suatu asam dalam suatu larutan, dimana larutan standar (suatu basa)

diteteskan melalui buret ke dalam larutan asam dengan memakai indikator asam-

basa. Sedangkan Asidimetri merupakan suatu analisis penetapan secara volumetri

kadar atau jumlah total suatu basa dalam suatu larutan, dimana larutan standar

(suatu asam) diteteskan melalui buret ke dalam larutan basa dengan memakai

indikator asam-basa (Ngatijo et all, 2006).

Titrasi adalah metode penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan

larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Dalam hal ini, suatu larutan

yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti (larutan standar), ditambahkan

secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui, sampai reaksi

kimia antara kedua larutan tersebut berlangsung sempurna. Sebelum basa

ditambahkan harga pH adalah larutan asam kuat, sehingga pH < 7 dan ketika basa

Page 3: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

ditambahkan sebelum titik ekivalen, harga pH ditentukan oleh asam lemah. Pada

titik ekivalen jumlah basa yang ditambahkan secara stokiometri ekivalen terhadap

jumlah asam yang ada. Oleh karena itu pH ditentukan oleh larutan garam (pH=7).

Titik ekivalen dalam titrasi adalah titik keadaan (kuantitas) asam-basa dapat

ditentukan secara stokiometri (Chandra, A.D., Cordova Hendra., 2012).

Indikator yang akan digunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi harus

memiliki trayek pH yang mencakup pH pada saat titik ekivalen dan trayek

indikator tersebut harus memotong bagian yang sangat curam dari kurva titrasi.

Menurut W. Ostwald, indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam

bentuk asam atau dalam bentuk basa yang mampu berada dalam keadaan dua

macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentuk

satu ke bentuk yang lain ada konsentrasi H+¿¿ tertentu atau pada pH tertentu.

Jalannya proses titrasi netralisasi dapat diikuti dengan melihat perubahan pH

larutan selama titrasi, yang terpenting adalah perubahan pH pada saat dan di

sekitar titik ekuivalen karena hal ini berhubungan erat dengan pemilihan indikator

agar kesalahan titrasi sekecil-kecilnya (Mathias, 2000).

Pada analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat reaksi

sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator

umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah

warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya

kelebihan titran dengan adanya perubahan warna (Day and Underwood, 1986;

Khopkar, 1990).

Page 4: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

Satu hal yang perlu diperhatikan pada titrasi asidi-alkalimetri adalah

perubahan pH. Titrasi asam basa dapat terjadi antara asam kuat dengan basa kuat,

asam kuat dengan basa lemah, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan

garam dari asam lemah, dan basa kuat dengan garam dari basa lemah. Titik akhir

titrasi dapat ditentukan dengan indikator asam basa yang akan berubah warna

apabila pH larutan berubah. Indikator yang digunakan harus memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut: berubah warna tepat pada saat titran menjadi ekivalen

dengan titrat, perubahan warna telah terjadi mendadak, titik akhir tegas dan tajam

(Darusman 2003).

Suatu larutan standar dapat dibuat dengan cara melarutkan sejumlah senyawa

baku tertentu yang sebelumnya senyawa tersebut ditimbang secara tepat dalam

volume larutan yang diukur dengan tepat. Larutan standar ada dua macam yaitu

larutan baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku primer mempunyai

kemurnian yang tinggi. Larutan baku sekunder harus dibakukan dengan larutan

baku primer (Gandjar dan Rohman, 2012).

Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang banyak digunakan

sebagai bahan intermediet dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan

analgesik serta pembuatan bahan baku untuk keperluan farmasi. Dari data yang

diperoleh saat ini, Indonesia masih termasuk negara pengimpor asam salisilat.

Asam salisilat yang ada dipasaran saat ini dihasilkan dengan menggunakan bahan

baku sodium phenate (Kristian Rieko dan Amitra P.S., 2007).

Page 5: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

C. ALAT DAN BAHAN

1) Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

Buret 50 ml

Gelas ukur 10 ml

Erlenmenyer

Pipet tetes

Labu takar 100 ml

Gelas kimia

Statif dan klem

Batang pengaduk

Corong

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

NaOH 0,1 M

Indikator Fenolftalein 1%

Etanol

Asam borat

Asam salisilat

Aquades

3. Uraian Bahan

a. Aquades (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Aqua Destillata

Page 6: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

Nama lain : Air suling, aquades

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau

tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik

b. Asam Salisilat (Dirjen POM, 1979)

Nama Latin : Acidium Salicylum

Nama Lain : Asam Salisilat

Pemerian : Cairan kental, kekuningan samai coklat

muda, bau dan rasa khas.

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan 4 bagian

etanol (95%), mudah larut dalam

kloroform, dalam eter, dalam eter minyak

tanah

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh,

tidak kena cahaya

c. Natrium Hidroksida (Dirjen POM, 1979)

Nama Latin : Natrii Hydroxidum

Nama Lain : Natrium Hidroksida

RM / BM : NaOH/ 40,00

Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau

keping, kering, keras, rapuh dan

Page 7: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

menunjukkan susunan hablur; putih, mudah

meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.                                                              

Segera menyerap karbon dioksida

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol

(95 %) P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

d. Phenolphtalein (Dirjen POM, 1979)

Nama Latin : Phenolphtaleein

Nama Lain : Fenolftalein

RM / BM : C20H14O4/ 318,32

Pemerian : Serbuk hablur putih, putih, atau

kekuningan

Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol,

agak sukar larut dalam eter

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Larutan indikator

e. Asam Borat (Dirjen POM, 1979) 

Nama Lain  : Acidum Boricum

Berat Molekul  : 61,83

Rumus Molekul  : H3BO3

Kelarutan  : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian

air mendidih, dalam 16 bagian etanol

(95%) P dan dalam 5 bagian gliserol P 

Page 8: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

Pemerian   : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik

mengkilap tidak  berwarna                                                      ;

kasar; tidak berbau; rasa agak 

asam dan pahit kemudian manis.

Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan  : Antiseptikum ekstern/ sebagai sampel.

f. Alkohol (Dirjen POM, 1979)

Sinonim : Aethanolium

BR : 46,07

BM : C2H6O

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam eter P

dan kloroform P

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah

menguap, bau khas, dan rasa panas

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung

dari cahaya dan jauh dari api

Kegunaan : Zat tambahan, dan pensteril

Page 9: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

D. PROSEDUR KERJA

1. Asam Borat

- Diambil 50 mg

- Dimasukkan dalam labu takar 100 ml

- Diencerkan sampai tanda tera

- Diambil larutan 5 ml

- Ditambahkan 3 tetes indikator PP 1%

- Dititrasi dengan NaOH 0,1 M

Mengalami perubahan warna dari bening menjadi merah jambu

2. Asam salisilat

- Diambil 50 mg

- Diencerkan dengan aquades

- Ditambahkan etanol secukupnya

- Diambil larutan 5 ml

- Ditambahkan 3 tetes indikator PP 1%

-Dititrasi dengan NaOH 0,1 M

Mengalami perubahan warna dari bening menjadi merah jambu

Asam Borat

Larutan asam borat

Asam salisilat

Larutan asam salisilat

Page 10: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

E. HASIL PENGAMATAN

1. Tabel hasil pengamatan

No Perlakuan Hasil pengamatan

1. - 50 mg asam borat diencerkan

dengan aquades sampai 100

ml

- 5 ml larutan asam borat

ditambahkan 3 tetes

indikator PP

- Larutan asam borat

- Mengalami perubahan warna

dari bening menjadi merah

jambu setelah dititrasi

dengan NaOH sebanyak 1

ml

2. - 50 mg asam salisilat

diencerkan dengan aquades

tambahkan etanol

secukupnya

- 5 ml larutan asam salisilat

ditambahkan 3 tetes

indikator PP

- Larutan asam salisilat

- Mengalami perubahan warna

dari bening menjadi merah

jambu setelah ditirasi dengan

NaOH sebanyak 0,6 ml

Page 11: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

2. Perhitungan

a) Asam borat

Dik : MNaOH = 0,1 M

VNaOH = 1 ml

Vasam borat = 5 ml

Dit : Masam borat

Penye :

M1 V1 = M2 V2

0,1 . 1 = M2 . 5

M2 = 0,02 M

Mol = M . V

= 0,02 . 0,05

= 0,0001 mol

Gram = mol . Mr

= 0,0001 . 61

= 0,0061 gr

0,0061 x 20 = 0,122

0,1220,05

x 100 % = 244 %

b) Asam salisilat

Dik : MNaOH = 0,1 M

Page 12: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

Mrasam salisilat = 138

VNaOH = 0,6 ml

Vasam salisilat = 5 ml

Dit : Masam salisilat

Penye :

M1 V1 = M2 V2

0,1 . 0,6 = M2 . 5

M2 = 0,012 M

Mol = M . V

= 0,012 . 0,005

= 0,00006 mol

Gram = mol . Mr

= 0,00006 . 138

= 0,00828 gr

0,0024 x 20 = 0,1656

0,16560,05

x 100 % = 331,2 %

Page 13: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

F. PEMBAHASAN

Asidimetri dan alkalimetri merupakan reaksi netralisasi yakni reaksi antara

ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa

untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan

sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa).

Penetapan kadar berdasarkan reaksi asidi alkaliletri ini didasarkan pada

perpindahan proton dari zat yang bersifat asam atau basa, baik dalam lingkungan

air ataupun dalam lingkungan bebas air.

Pada dasarnya cara titrimetri ini terdiri dari pengukuran volume larutan

pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang

akan ditentukan. Larutan yang telah diketahui dengan pasti konsentransinya

disebut titran sedangkan larutan yang yang akan dianalisis disebut titrat. Asidi-

alkalimetri adalah salah satu metode analisis titrasi asam basa. Asidimetri

merupakan salah satu teknik titrasi yang yang menggunakan asam sebagai titran.

Sedangkan alkalimetri merupakan titrasi yang menggunakan basa sebagai titran.

Secara teknis titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit dan bahkan

tetes demi tetes larutan basa melalui buret dalam larutan asam dengan volume

tertentu yang terletak dalam Erlenmeyer sampai tepat habis ditandai dengan

berubahnya warna indikator. Prinsip titrasi asidi alkalimetri adalah penetapan

Page 14: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

kadar secara kuantitatif terhadap suatu senyawa dengan cara mereaksikannya

dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan tepat.

Percobaan ini digunakan analisis kuantitatif yaitu analisis yang digunakan

untuk mengukur sejumlah zat yang diselidiki dan direaksikan dengan larutan baku

(standar) yang kadar konsentrasinya telah diketahui secara teliti dan reaksinya

berlansung secara kuantitatif.

Larutan baku diteteskan dari buret kepada larutan yang diselidiki dalam

tempatnya, misalnya pada percobaan yang telah dilakukan yaitu larutan NaOH

sebagai larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dititrasi dengan larutan yang

belum diketahui konsentrasinya yaitu asam borat dan asam salisilat (diletakkan

dalam labu erlenmeyer).

Dalam percobaan ini, larutan yang akan dianalisis dan ditetapkan kadarnya

adalah pertama digunakan asam borat. Dimana asam borat sebanyak 50 mg

diencerkan dengan aquades sebanyak 100 ml dengan tujuan agar asam borat larut

secara homogen dan memudahkan pada saat proses titrasi. Kemudian di ambil 5

mL larutan asam borat dan ditambahkan indikator. Indicator merupakan suatu

senyawa organik yang kompleks dan digunakan untuk menentukan titik akhir

suatu reaksi. Dalam percobaan ini digunakan indicator fenolftalein karena dalam

metode asidimetri yang akan ditentukan adalah kadar basa dan fenolftalein sangat

cocok karena memiliki range pH 8,3-10. Setelah itu larutan ini dititrasi dengan

NaOH 0,1 M sampai terjadi titik akhir titrasi. Penentuan titik akhir titrasi

didasarkan pada perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda.

Volume yang diperlukan untuk menitrasi asam borat 5 mg adalah 1 ml NaOH.

Page 15: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

Titik akhir titrasi ini menunjukkan bahwa titik ekuivalen telah terlewati, yaitu titik

dimana terjadinya kesetaraaan mol ekuivalen antara asam borat dan NaOH. Dari

data tersebut didapatkan kadar asam borat sebesar 244%.

Untuk bahan kedua digunakan asam salisilat yang diberi perlakuan sama

dengan asam borat, tetapi untuk asam salisilat ditambahkan etanol secukupnya

kemudian dititrasi dengan NaOH sampai terjadi titik akhir titrasi. Penentuan titik

akhir titrasi didasarkan pada perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah

muda. Volume yang dipelukan untuk menitrasi asam salisilat 5 mg adalah 0,6 ml

NaOH. Dimana titik akhir titrasi tampak jelas kelihatan dengan terjadinya

perubahan warna pada larutan menjadi warna merah jambu. Titik akhir titrasi ini

menunjukkan bahwa titik ekuivalen telah terlewati, yaitu titik dimana terjadinya

kesetaraaan mol ekuivalen antara asam salisilat dan NaOH. Dari data tersebut

didapatkan kadar asam salisilat sebesar 331,2%.

Page 16: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

G. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kadar asam borat pada larutan sebesar 0,0001 mol atau 244%

2. Kadar asam salisilat pada larutan sebesar 0,00006 mol atau 331,2 %

Page 17: ASIDI ALKALIMETRI AMANK

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, A.D., Cordova Hendra., 2012. Rancang Bangun Kontrol pH Berbasis Self Tuning PID Melalui Metode Adaptive Control. Jurnal teknik pomits. Vol. 1, No. 1. Surabaya.

Darusman, LK. 2003. Diktat Kimia Analitik. FMIPA ITB Press. Bandung.

Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Gandjar I.G, dan Rohman Abdul. 2012. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka pelajar. Yogyakarta.

Mathias, Laksi. 2000. Kimia Analitik Dasar. Grafindo Media Utama. Bandung.

Ngatijo, Pranjono, B.S. Galuh, MM Lilis Windaryati., 2006. Analisis kadar Uranium Dan Keasaman Dalam Limbah cair Untuk keperluan Akunting Bahan, Hasil-Hasil Penelitian EBN, ISSN 0854 – 5561.

Kristian Rieko dan Amitra P.S., 2007. Proses Industri Kimia II. Asam Salisilat dari Phenol. 2007. Banten.

Suirta, I W., 1979. Sintesis Senyawa orto-Fenilazo-2-Naftol Sebagai Indikator Dalam Titrasi. Jurnal Kimia, Vol. 4, No. 1. Bukit Jimbaran.