lap.praktikum 6 asidi alkali

26
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN PERCOBAAN VI ASIDI ALKALINITAS OLEH : NAMA : MUHAMMAD SADIQUL IMAN NIM : H1E108059 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : ANDY WIJAYA PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

Upload: muhammad-sadiqul-iman

Post on 27-Jun-2015

2.259 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERCOBAAN VI

ASIDI ALKALINITAS

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD SADIQUL IMAN

NIM : H1E108059

KELOMPOK : V (LIMA)

ASISTEN : ANDY WIJAYA

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

NOVEMBER, 2010

Page 2: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

PERCOBAAN VI

ASIDI ALKALINITAS

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar asidi alkali

pada suatu sampel air.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada sistem perairan alami, asiditas adalah kapasitas air untuk

menetralkan OH-. Istilah asiditas tidak dipergunakan sesering alkalinitas dan

umumnya tidak mempunyai arti yang penting seperti alkalinitas pada perairan

yang tidak tercemar. Penyebab asiditas umumnya adalah asam-asam lemah

seperti, HPO42−¿ ¿, H 2 PO4

−¿ ¿, CO2, HCO3

−¿ ¿, protein dan ion-ion logam yang

bersifat asam, terutama Fe3+ (Achmad, 2004).

Penentuan asiditas lebih sukar dibandingkan alkalinitas. Hal ini

disebabkan oleh adanya dua zat utama yang berperan yaitu CO2 dan H2S yang

keduanya mudah menguap, yang mudah hilang dari sampel yang diukur

(Achmad, 2004).

CO2 + OH−¿¿→ HCO3−¿ ¿

H2S + OH−¿¿→ HS−¿ ¿ + H2O

Hal tersebut berakibat terjadinya kesukaran dalam pengawetan contoh

air yang baik terhadap adanya gas-gas tersebut untuk dianalisa (Achmad,

2004).

Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan

indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas

adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai

pH larutan (Wikipedia, 2010).

Alkalinitas merupakan ketidakmurnian air karena adanya karbonat dan

bikarbonat dan hidroksida dalam air. Kebanyakan air bersifat alkalin karena

garam-garam alkalin sangat umum berada di tanah. Alkalinitas tidak

berhubungan dengan pH, tetapi berhubungan dengan kemampuan air untuk

menahan perubahan pH. Air dengan alkalinitas rendah sangat mudah untuk

Page 3: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

merubah nilai pH. Sedangkan, air dengan alkalinitas tinggi dapat menahan

perubahan nilai pH (Ainzha, 2009).

Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium

karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100

ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100

ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas

diatas 20 ppm (Prihatmoko, 2009).

Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air, secara khusus

alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas

pembufferan dari ion bikarbonat, dan tahap tertentu ion karbonat dan

hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut dalam air akan bereaksi dengan ion

hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan pH. Alkalinitas

optimal pada nilai 90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi dengan pengapuran

dosis 5 ppm. Dan jenis kapur yang digunakan disesuaikan kondisi pH air

sehingga pengaruh pengapuran tidak membuat pH air tinggi, serta disesuaikan

dengan keperluan dan fungsinya (Wikipedia, 2010).

Perbedaan antara basa tingkat tinggi dengan alkalinitas yang tinggi

adalah sebagai berikut :

1. Tingkat basa tinggi ditunjukkan oleh pH tinggi;

2. Alkalinitas tinggi ditunjukkan dengan kemampuan menerima proton tinggi

(Wikipedia, 2010).

Alkalinitas umumnya dinyatakan sebagai alkalinitas phenolphthalein

yaitu proses situasi dengan asam untuk mencapai pH 8,3 dimana HCO3−¿ ¿

merupakan ion terbanyak, dan alkalinitas total, yang menyatakan situasi

dengan asam menuju titik akhir indikator metil jingga (pH 4,3), yang

ditunjukkan oleh berubahnya kedua jenis ion karbonat dan bikarbonat menjadi

CO2 (Achmad, 2004).

Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk

mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan :

1. Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas;

Page 4: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

2. Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehingga

alkalinitas diukur sebagai faktor kesuburan air (Wikipedia, 2010).

Kadar alkalinitas dengan tingkat kesadahan air haruslah seimbang. Jika

kadar alkalinitas terlalu tinggi dibandingkan dengan kadar Ca2+ dan Mg2+

(kesadahan), maka air menjadi agresif dan menyebabkan karat pada pipa.

Sebaliknya, bila kadar alkalinitasnya rendah dapat menyebabkan kerak CaCO3

pada dinding pipa yang dapat memperkecil penampang basah pipa

(Prihatmoko, 2009).

Pada air buangan, khususnya dari industri, kadar alkalinitas yang tinggi

menunjukkan adanya senyawa garam dari asam lemah seperti asam asetat,

propionate, amoniak dan sulfite. Alkalinitas juga sebagai parameter

pengontrol untuk anaerobik digestes dan instalansi lumpur aktif (Sutrisno,

2006).

Konsentrasi larutan merupakan suatu parameter sangat penting dalam

perancangan produk, maupun dalam pengujian hasil-hasil industri, baik itu

merupakan hasil langsung yang merupakan produk industri itu sendiri,

maupun hasil sampingannya, yaitu berupa sisa/limbah (Rachman, 2001).

Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi

(titrasi asam-basa) yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang

diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asam-

basanya. Jadi apabila larutan tersebut merupakan larutan asam maka harus

diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Pemilihan

metode ini dipakai karena merupakan metode yang sederhana dan sudah

banyak digunakan dalam laboratorium maupun industri (riset dan

pengembangan) (Rachman, 2001).

Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang

dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu

lainnya. Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan. Jika larutan bakunya asam

disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri (Ratisah,

2009).

Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa

organik) yang dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan

Page 5: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

warna ionionnya. Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil,

dan menunjukkan perubahan warna yang kuat. Indikator asam-basa terletak

pada titik ekivalen dan ukuran dari pH (Ratisah, 2009).

Dalam metode titrasi asam-basa, larutan uji (larutan standar)

ditambahkan sedikit demi sedikit ( secara eksternal ), biasanya dari dalam

buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Penambahan

larutan standar ini diteruskan sampai telah dicapai kesetaraan secara kimia

dengan larutan yang diuji. Untuk mengetahui kapan penambahan larutan

standar itu harus dihentikan, digunakan suatu zat yang biasanya berupa

larutan, yang disebut larutan indikator yang ditambahkan dalam larutan yang

diuji sebelum penetesan larutan uji dilakukan. Larutan indikator ini

menanggapi munculnya kelebihan larutan uji dengan perubahan warna.

Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat tepat pada titik kesetaraan

(ekuivalensi ). Titik dalam titrasi asam-basa pada saat indikator berubah warna

disebut titik akhir. Tentu saja diinginkan agar titik akhir ini sedekat mungkin

ke titik kesetaraan. Dengan memilih indikator untuk menghimpitkan kedua

titik itu (atau mengkoreksi selisih diantara keduanya) merupakan salah satu

aspek penting dari analisis titrasi asam-basa. Umumnya larutan uji adalah

larutan standar elektrolit kuat, seperti natrium hidroksida dan asam klorida.

Jadi apabila larutan yang diuji bersifat basa maka digunakan larutan uji

(larutan standar ) asam, dalam hal ini asam klorida, begitu pula sebaliknya

(Sujono, 2008).

III.ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet volumetrik,

pipet tetes, gelas beaker, buret dan labu erlenmeyer.

B. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah NaOH 0,1 N,

larutan asam oksalat (H2C2O4.2H20) 0,1 N, HCl 0,1 N, larutan Natrium

Tetra Borat 0,1 N, indikator phenolphthalein 0,035%, akuades, metil

orange 0,1% dan sampel limbah (limbah tambang intan).

Page 6: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

IV. PROSEDUR KERJA

A. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N

1. Mengambil 25 ml asam oksalat 0,1 N.

2. Menambahkan 4 tetes indikator phenolphthalein 0,035%.

3. Mentitrasi dengan NaOH 0,1 N sampai berubah menjadi warna merah

muda dan mencatat banyaknya larutan NaOH yang digunakan.

B. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N

1. Mengambil 25 ml natrium borat 0,1 N.

2. Menambahkan 5 tetes metil orange 0,1%.

3. Mentitrasi dengan HCl 0,1 N sampai berwarna orange dan mencatat

banyaknya larutan HCl yang digunakan.

C. Pengukur Asidi Alkalinitas

1. Memasukkan 25 ml sampel limbah

2. Menambahkan 5 tetes indikator phenolphthalein 0,035%.

3. Mentitrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai berwarna merah muda.

Asiditas

1. Mentitrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai berwarna merah muda.

2. Menambahkan 3 tetes indikator metil orange 0,1 %.

3. Mentitrasi dengan HCl 0,1 N hingga berwarna orange dan mencatat

banyaknya larutan HCl yang digunakan.

Alkalinitas

1. Mentitrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai cairan tidak berwarna dan

mencatat banyaknya larutan HCl yang digunakan.

2. Menambahkan 3-5 tetes indikator metil orange 0,1 %.

3. Mentitrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai cairan berubah warna

menjadi orange dan mencatat banyaknya larutan HCl yang digunakan.

D. Pengukur Asidi Alkalinitas Berdasarkan SNI 06-2422-1991

Asiditas Metil Orange (pH air < 4,3)

1. Mengambil 50 ml sampel limbah.

2. Menambahkan 3 tetes indikator metil orange.

3. Mentitrasi dengan NaOH 0,1 N sampai berwarna orange dan mencatat

banyaknya larutan NaOH yang digunakan.

Page 7: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

Asiditas Total

1. Mengambil 50 ml sampel limbah.

2. Menambahkan 2 tetes indikator phenolphthalein

3. Mentitrasi dengan NaOH 0,1 N sampai berwarna merah muda dan

mencatat banyaknya larutan NaOH yang digunakan.

Alkalinitas Phenol phthalein

1. Mengambil 50 ml sampel limbah.

2. Menambahkan 4 tetes indikator phenolphthalein

3. Mentitrasi dengan HCl 0,1 N sampai berwarna merah tepat hilang dan

mencatat banyaknya larutan HCl yang digunakan.

Alkalinitas Total

1. Memasukkan 50 ml sampel limbah.

2. Menambahkan 4 tetes indikator metil orange.

3. Mentitrasi dengan HCl 0,1 N sampai berwarna orange dan mencatat

banyaknya larutan HCl yang digunakan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Hasil Pengamatan

a. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N

Tabel 1. Hasil pengamatan standarisasi larutan NaOH 0,1 N

No. Percobaan Pengamatan

1.

2.

3.

25 ml larutan standar Asam Oxalat 0,1

N diambil.

Ditambahkan 4 tetes indikator PP

0,035 %.

Dititrasi dengan NaOH 0,1 N dan

dicatat larutan NaOH yang digunakan

Warna = bening

V awal = 0 ml

V akhir = 58 ml

Warna = merah muda

Page 8: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

b. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N

Tabel 2. Hasil pengamatan standarisasi larutan HCl 0,1 N

No. Percobaan Pengamatan

1.

2.

3.

25 ml larutan standar Natrium Borat

0,1 N diambil.

Ditambahkan 5 tetes indikator MJ

0,1%.

Dititrasi dengan HCl 0,1 N dan dicatat

larutan HCl yang digunakan

Warna = kuning

V awal = 0,3 ml

V akhir = 70,2 ml

Warna = orange

c. Pengukur Asidi Alkalinitas

Tabel 3. Hasil pengamatan Pengukur Asidi Alkalinitas

No. Percobaan Pengamatan

1.

2.

3.

25 ml sampel limbah diambil.

Ditambahkan 5 tetes indikator PP

0,035 %.

Dititrasi dengan NaOH 0,1 N dan

dicatat larutan NaOH yang digunakan

Asiditas

a. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N

dan dicatat larutan NaOH yang

digunakan.

b. Ditambahkan 3 tetes indikator

MJ 0,1 %.

Warna = coklat keruh

V awal = 59,2 ml

V akhir = 59,3 ml

Warna = orange

Page 9: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

c. Dititrasi dengan HCl 0,1 N dan

dicatat larutan HCl yang

digunakan.

Alkalinitas

a. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N

dan dicatat larutan NaOH yang

digunakan.

b. Ditambahkan 4 tetes indikator

MJ 0,1 %.

c. Dititrasi dengan HCl 0,1 N dan

dicatat larutan HCl yang

digunakan.

V awal = 20,7 ml

V akhir = 20,8 ml

Warna = orange pekat

V awal = 59,4 ml

V akhir = 59,5 ml

Warna = merah muda

V awal = 21 ml

V akhir = 21,2 ml

Warna = orange

Page 10: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

d. Pengukur Asidi Alkalinitas Berdasarkan SNI 06-2422-1991

(Asiditas Total)

Tabel 4. Hasil pengamatan pengukur asidi alkalinitas berdasarkan SNI

06-2422-1991 (asiditas total)

No. Percobaan Pengamatan

1.

2.

3.

50 ml sampel limbah diambil.

Ditambahkan 3 tetes indikator PP

0,1%.

Dititrasi dengan NaOH 0,1 N dan

dicatat larutan NaOH yang digunakan

Warna = coklat keruh

V awal = 31,1 ml

V akhir = 31,2 ml

Warna = merah muda

2. Perhitungan

a. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N

Diketahui : Volume NaOH = 58 ml

Ditanya : N NaOH …?

Jawab :

Normalitas NaOH =N asamoksalat X V asamoksalat

V NaOH

= 0,1 N X 25 ml

58 ml

= 0,043N

b. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N

Diketahui : Volume HCl = 69,9 ml

Ditanya : NHCl…?

Jawab :

Page 11: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

Normalitas HCl =N natriumtetraborat X V natriumtetraborat

V HCL

= 0,1 N X 25 ml

69,9 ml

= 0,036 N

c. Perhitungan Asiditas – Alkalinitas

Asiditas

Diketahui : Volume sampel = 25 ml

Normalitas NaOH = 0,043 N

p (larutan NaOH 0,1 N) = 0.1 ml

m (larutan HCl 0,1 N) = 0.1 ml

Ditanya : nilai asiditas …?

Jawab : p = m, maka air tersebut mengandung CO2

CO2 ¿ 1000V sampel

x2 x p x N NaOH x442

= (1000/25) x 2 x 0,2 x 0,043 x 44/2

= 40 x 2 x 0,1 x 0,043x 22

= 7,568 mg/l

Alkalinitas

Diketahui : Volume sampel = 25 ml

Normalitas HCl = 0,036 N

p (larutan NaOH 0,1 N) = 0.1 ml

m (larutan HCl 0,1 N) = 0.2 ml

Ditanya : nilai alkalinitas …?

Jawab :

p < m, maka air tersebut mengandung CO3−¿¿

dan HCO3−¿ ¿

CO3−¿¿

¿1000

V sampelx2 x p x N HCl x

602

= (1000/25) x 2 x 0,1 x 0,036 x 60/2

= 40 x 2 x 0,1 x0,036 x 30

= 8,64 mg/l

Page 12: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

HCO3−¿ ¿

¿1000

V sampelx (m−p)x NHCl x 61

= (1000/25) x (0,2 - 0,1) x 0,036 x 61

= 40 x 0,1 x0,036 x 61

= 8,784 mg/l

d. Pengukuran Asiditas-Alkalinitas Berdasarkan SNI 06-2422-

1991

Asiditas Total (pH < 8,3)

Diketahui : Volume titrasi NaOH = 0,1 ml

Normalitas NaOH = 0,043N

Ditanya : asiditas total …?

Jawab :

Asiditas Total ¿1000

V sampelxml NaOH x NNaOH x

V sampel2

= (1000/50) x 0,1 x 0,043 x (50/2)

= 20 x 0,1 x 0,043 x 25

= 2,15 mg/l CaCO3

B. Pembahasan

Percobaan asidi alkali ini, sampel yang digunakan adalah air

limbah tambang intan. Yang mana pada percobaan ini, limbah tambang

intan tersebut akan melalui serangkaian uji asidi alkali, agar diketahui

apakah limbah tersebut bersifat asam ataupun basa. Sebelum melakukan

perlakuan terhadap sampel, maka dilakukan serangkaian standarisasi

larutan NaOH dan HCl yang akan digunakan. Standarisasi dilakukan agar

hasil yang didapat dapat mencapai hasil yang akurat dan tepat.

Standarisasi terhadap larutan NaOH 0,1 N digunakan larutan

standar asam oksalat sebanyak 25 ml. Dengan menggunakan 4 tetes

indikator phenolphthalein 0,035%, larutan tersebut kemudian dititrasi

dengan larutan NaOH 0,1 N yang sudah dimasukkan ke dalam buret.

Titrasi dilakukan hingga cairannya berwarna merah muda. Sebelum

melakukan titrasi, terlebih dahulu dicatat volume awal dari NaOH yang

tertera pada angka yang terdapat di buret. Volume awal NaOH

menujukkan angka 0 ml. Ketika melakukan titrasi harus dengan hati-hati

Page 13: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

agar saat pembacaan volume akhir tepat ketika terjadi perubahan warna

dari bening menjadi merah muda. Dalam percobaan ini volume akhir

titrasi adalah 58 ml. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa volume

NaOH yang digunakan adalah sebanyak 58 ml.

Volume NaOH yang digunakan, dapat ditentukan besarnya dari

normalitas dari NaOH tersebut. Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa

Normalitas NaOH sebesar 0,043 N.

Standarisasi larutan NaOH telah dilakukan, maka dilanjutkan

dengan menstandarisasi larutan HCl 0,1 N.Dalam melakukan standarisasi

larutan HCl 0,1 N digunakan larutan standar Natrium Tetra Borat 0,1 N.

Dengan menggunakan indikator metil orange 0,1 % yang diteteskan

sebanyak 5 tetes ke dalam larutan standar tersebut hingga larutan berwarna

kuning. Selanjutnya dilakukan titrasi dengan menggunakan larutan HCl

0,1 N. Sebelumnya larutan HCl tersebut dimasukkan dulu ke dalam buret

dan dicatat volume awal dari HCl tersebut. Dalam percobaan ini volume

awal HCl adalah 0,3 ml. Titrasi dilakukan hingga warna cairan berubah

menjadi orange. Setelah dilakukan titrasi, dicatat volume akhir dari HCl.

Volume akhirnya adalah sebesar 70,2 ml. Dari sini didapatkan bahwa

volume titrasi HCl sebanyak 69,9 ml. Volume titrasi dari Natrium tetra

borat dengan HCl telah diketahui maka dapat diketahui normalitas dari

HCl yang didapat dari perhitungan yaitu sebesar 0,036 N.

Standarisasi larutan NaOH dan HCl telah dilakukan, maka

kemudian melakukan pengukuran asiditas alkalinitas air yang digunakan

yaitu air limbah tambang intan. Sampel air memiliki warna asal yaitu

coklat keruh. Dari pengukuran pH dengan menggunakan kertas pH

universal, didapat bahwa nilai pH-nya adalah 6. Hal ini menunjukkan

bahwa sampel limbah tambang intan bersifat asam.

Penambahan dengan 5 tetes indikator phenolphthalein 0,035%,

sampel tidak mengalami perubahan warna. Pada percobaan titrasi secara

aside dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N yang di masukkkan

kedalam buret. Larutan yang telah di tetesi indikator phenolphthalein

kemudian di titrasi dengan NaOH. Titrasi dilakukan hingga warna berubah

Page 14: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

menjadi warna orange. Volume awal larutan NaOH sebesar 59,2 ml dan

volume akhir yaitu sebesar 59,3 ml. Dari sini kemudian didapat volume

titrasi sebesar 0,1 ml. Selanjutnya menambahkan 3 tetes indikator metil

orange 0,1 % ke dalam sampel air hingga warna berubah menjadi kuning

tua. Kemudian mentitrasi dengan larutan HCl 0,1 N warna berubah

menjadi orange pekat. Volume awal HCl 0,1 N sebesar 20,7 ml dan

volume akhir sebesar 20,8 ml dan di dapat volume titrasi sebesar 0,1 ml.

Dari hasil perhitungan di atas didapatkan kandungan CO2 sebesar 7,568

mg/l.

Sedangkan untuk perhitungan secara alkalinitas, sama dengan uji

secara asiditas, dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N yang di

masukkkan kedalam buret. Larutan yang telah di tetesi indikator

phenolphthalein sebanyak 5 tetes kemudian di titrasi dengan NaOH,

dimana PP memiliki range pH antara 8,3-10. Pada awalnya larutan sampel

berwarna coklat keruh, yang kemudian dititrasi hingga warna berubah

menjadi warna merah muda. Volume awal larutan NaOH sebesar 59,4 ml

dan volume akhir yaitu sebesar 59,5 ml. Dari sini kemudian didapat

volume titrasi sebesar 0,1 ml. Selanjutnya menambahkan 4 tetes indikator

metil orange 0,1 % ke dalam sampel air hingga warna berubah menjadi

campuran merah muda dan kuning. Kemudian mentitrasi dengan larutan

HCl 0,1 N warna berubah menjadi orange. Volume awal HCl 0,1 N

sebesar 21 ml dan volume akhir sebesar 21,2 ml dan di dapat volume

titrasi sebesar 0,2 ml. Dari hasil perhitungan di atas didapatkan kandungan

CO3−¿¿ sebesar 8,64 mg/l dan kandungan HCO3

−¿ ¿ sebesar 8,784 mg/l.

Pengujian terakhir adalah pengukuran asiditas alkalinitas menurut

SNI 06-2422-1991. Pada uji ini hanya percobaan asiditas total yang aman

fungsinya untuk menetralkan asiditas dalam sampel air hingga pH nya

mencapai 8,3 (kondisi basa). Pada percobaan kali ini sampel air yang

digunakan tetap yaitu sampel air limbah tambang intan. Indikator phenol

phthalein ditambahkan sebanyak 3 tetes ke dalam 50 ml sampel air.

Selanjutnya dilakukan titrasi terhadap sampel air dengan menggunakan

larutan NaOH 0,1 N yang sudah distandarisasi. NaOH kemudian

Page 15: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

dimasukkan ke dalam buret. Saat dimasukkan dicatat volume awal dari

NaOH, volume awal sebesar 31,1 ml. Selanjutnya dilakukan titrasi hingga

terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Selanjutnya dicatat volume

akhir dari NaOH, didapatkan volume akhir sebanyak 31,2 ml. Sehingga

dapat dihitung bahwa volume titrasi NaOH sebesar 0,1 ml. Volume titrasi

didapat sehingga dapat diketahui asiditas total dari larutan tersebut.

Dimana dari perhitungan didapatkan bahwa asiditas total dari larutan ini

sebesar 2,15 mg/l CaCO3.

Pengujian untuk pengukuran asiditas alkalinitas menurut SNI 06-

2422-1991, hanya dilakukan untuk uji asiditas total, karena dari uji

sebelumnya diketahui bahwa dari pH yang bernilai 6 serta adanya

kandungan CO2 sebesar sebesar 7,568 mg/l, maka sudah jelas jika sampel

air limbah tambang intan bersifat asam. Sehingga untuk uji asiditas metil

orange, alkalinitas phenolphthalein dan alkalinitas total tidak perlu

dilakukan pengujian.

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan ini adalah :

1. Percobaan asidi-alkalinitas ini menggunakan sampel air limbah

pertambangan intan.

2. Dalam melakukan pengukuran asidi-alkalinitas digunakan larutan standar

NaOH 0,1 N dan HCl 0,1 N.

3. Nilai normalitas pengukuran standarisasi NaOH yang digunakan pada

percobaan ini adalah 0,043 N dan pengukuran standarisasi HCl yang

digunakan pada percobaan ini adalah 0,036 N

4. Pengukuran asidi-alkalinitas menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan

warna pada sampel air. Dengan nilai volume titrasi NaOH = HCl maka

dapat dikatakan bahwa sampel air tersebut mengandung CO2 sebesar 7,568

mg/l. Untuk uji alkalinitas dengan nilai volume titrasi NaOH < HCl maka

dapat dikatakan bahwa sampel air tersebut mengandung CO3−¿¿

sebesar

8,64 mg/l dan kandungan HCO3−¿ ¿

sebesar 8,784 mg/l.

5. Pengukuran asidi-alkalinitas menurut SNI 06-2422-1991 untuk asiditas

total sebesar 2,15 mg/l CaCO3.

Page 16: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta, Andi.

Ainzha. 2009. Air.http://ainzha.blogspot.com/2009/08/air.html. Diakses tanggal 18 November 2010

Prihatmoko, Angkit Daru. 2009. Alkalinitas .http://neffo-lovers.blogspot.com/2009/03/alkalinitas-alkalinitas-secaraumum.html. Diakses tanggal 18 November 2010

Rachman, A. Sjamsjiar. 2001. Aplikasi PPI 8255 sebagai Pengukur Konsentrasi Larutan Metode Titrasi.http://www.elektroindonesia.com/elektro/elek36.html. Diakses tanggal 16 November 2010

Ratisah, Sri. 2009. Titrasi Asam-Basa.http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Sri%20Ratisah%20054828/materi.HTM. Diakses tanggal 18 November 2010

Sujono. 2008. Sistem Pengukur Molaritas Larutan Dengan Metode Titrasi AsamBasa Berbasis Komputer.http://jurnal.bl.ac.id/wp-content/uploads/2008/01/7Jono.pdf. Diakses tanggal 16 November 2010

Sutrisno, Totok. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta.

Wikipedia. 2010. Alkalinitas. http://id.wikipedia.org/wiki/AlkalinitasDiakses tanggal 15 November 2010

Page 17: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

PERTANYAAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :

Asiditas

Alkalinitas

2. Jelaskan dampak yang diakibatkan apabila suatu daerah airnya bersifat asam?

Dan bagaimana cara mengatasinya!

JAWABAN

1. Asiditas adalah banyaknya asam yang diperlukan untuk menetralkan basa

dalam air. Pada umumnya yang menyebabkan keasaman dalam air adalah

CO2, asam mineral dan asam humus. Sedangkan alkalinitas adalah banyaknya

basa yang diperlukan untuk menetralkan asam dalam air. Pada air buangan,

khususnya dari industri, kadar alkalinitas yang tinggi menunjukkan adanya

senyawa garam dari asam lemah seperti asam asetat, propionate, amoniak dan

sulfite.

2. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH

sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya

pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, air limbah

dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan

mengganggu kehidupan biota akuatik. Nilai pH sangat mempengaruhi proses

biokimiawi perairan , misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH yang

rendah. Dampak terhadap kehidupan biota air, maka banyaknya zat pencemar

pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam

air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang

membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain

itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga

menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air. Akibat matinya

bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya

terjadi pada air limbah juga terhambat.

Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur

melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi

pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya

Page 18: Lap.praktikum 6 Asidi Alkali

serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air

adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan

upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari

kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bwertahap

untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya.

Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai

dengan melibatkan masyarakat setempat.