asidi alkali twit2

22
I. Tujuan : Untuk menstandarisasi larutan standart dan mencari konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan cara titrasi. II. Teori Dasar: Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa). H + + OH H 2 O Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Untuk menetapkan titik akhir pada proses netralisasi ini digunakan indikator. Menurut W. Ostwald, indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam bentuk asam atau dalam bentuk basa yang mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentuk satu ke bentuk yanglain padakonsentrasiH+ tertentu atau pada pH tertentu.Jalannya proses titrasi netralisasi dapat diikuti dengan melihat perubahan pH larutan selama titrasi, yang terpenting adalah perubahan pH pada saat dan di sekitar titik ekuivalen karena hal ini berhubungan

Upload: jenongg1992

Post on 26-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asidi Alkali Twit2

I. Tujuan :

Untuk menstandarisasi larutan standart dan mencari konsentrasi suatu larutan

asam atau basa dengan cara titrasi.

II. Teori Dasar:

Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion

hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk

menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi

antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa).

H + + OH → H2O

Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa

yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri adalah

penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku

basa. Untuk menetapkan titik akhir pada proses netralisasi ini digunakan indikator.

Menurut W. Ostwald, indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam bentuk

asam atau dalam bentuk basa yang mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk

warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentuk satu ke bentuk

yanglain padakonsentrasiH+ tertentu atau pada pH tertentu.Jalannya proses titrasi

netralisasi dapat diikuti dengan melihat perubahan pH larutan selama titrasi, yang

terpenting adalah perubahan pH pada saat dan di sekitar titik ekuivalen karena hal ini

berhubungan erat dengan pemilihan indikator agar kesalahan titrasi. Larutan asam bila

direaksikan dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Sifat asam dan

sifat basa akan hilang dengan terbentuknya zat baru yang disebut garam yang

memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya. Karena hasil reaksinya adalah air

yang memiliki sifat netral yang artinya jumlah ion H+ sama dengan jumlah ion OH-

maka reaksi itu disebut dengan reaksi netralisasi atau penetralan. Pada reaksi

penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa. Untuk itu perlu

ditentukan titik ekivalen reaksi. Titik ekivalen adalah keadaan dimana jumlah mol

asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol basa. Untuk menentukan titik ekivalen

pada reaksi asam-basa dapat digunakan indikator asam-basa. Ketepatan pemilihan

indikator merupakan syarat keberhasilan dalam menentukan titik ekivalen. Pemilihan

indikator didasarkan atas pH larutan hasil reaksi atau garam yang terjadi pada saat

titik ekivalen. Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk menentukan

Page 2: Asidi Alkali Twit2

konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Penentuan konsentrasi ini dilakukan

dengan titrasi asam-basa. Titrasi adalah cara penentuan konsentrasi suatu larutan

dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui

konsentrasinya. Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan titrasi

adisi-alkalimetri.Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk

karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam

standar (asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal

dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya

ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat reaksi-

reaksitersebut.

Prinsip Titrasi Asam basa

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi

asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan

menggunakan larutan basa dan sebaliknya.Titran ditambahkan titer sedikit demi

sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titer

tepathabis bereaksi).Keadaan ini disebut sebagai“titikekivalen”.

Pada saat titik ekivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat

volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan

data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar

titran.

CaraMengetahuiTitikEkivalen

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekivalen pada titrasi asam basa, yaitu:

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan,

kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva

titrasi.Titiktengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalen.

2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses

titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada

saat inilah titrasi kita hentikan.Padaumumnya cara kedua dipilih disebabkan

kemudahan pengamatan,tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.

Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan

warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin

dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.

Page 3: Asidi Alkali Twit2

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat

mungkin dengan titik ekivalen, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indiator yang

tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi

dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indiator disebut sebagai titik akhir

titrasi (Anonim, 2009).

Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan

sempurna yang biasanya ditandai dengan pengamatan visual melalui perubahan warna

indikator. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah asam lemah atau

basa lemah. Asam lemah dan basa lemah ini umumnya senyawa organik yang

memiliki ikatan rangkap terkonjugasi yang mengkontribusi perubahan warna pada

indikator tersebut. Jumlah indikator yang ditambahkan kedalam larutan yang akan

dititrasi harus sesedikit mungkin, sehingga indikator tidak mempengaruhi pH larutan

dengan demikian jumlah titran yang diperlukan untuk terjadi perubahan warna juga

seminimal mungkin. Umumnya dua atau tiga tetes larutan indikator 0,1% ( b/v )

diperlukan untuk keperluan titrasi. Dua tetes ( 0,1 ml ) indikator ( 0,1% dengan berat

formula 100 ) adalah sama dengan 0,01 ml larutan titran dengan konsentrasi 0,1 M.

Indikator asam basa akan memiliki warna yang berbeda dalam keadaan tak terionisasi

dengan keadaan terionisasi. Sebagai contoh untuk indikator phenolphthalein ( pp )

seperti di atas dalam keadaan tidak terionisasi ( dalam larutan asam ) tidak akan

berwarna ( colorless ) dan akan berwarna merah keunguan dalam keadaan terionisasi

( dalam larutan basa ).

Warna yang akan teramati pada penentuan titik akhir titrasi adalah warna indikator

dalam keadaan transisinya. Untuk indikator phenolphthalein karena indikator ini

bertransisi dari tidak berwarna menjadi merah keungguan maka yang teramati untuk

titik akhir titrasi adalah warna merah muda. Contoh lain adalah metil merah. Oleh

karena metil merah bertransisi dari merah ke kuning, maka bila indikator metil merah

dipakai dalam titrasi maka pada titik akhir titrasi warna yang teramati adalah

campuran merah dengan kuning yaitu menghasilkan warna orange (Anonim, 2009).

Page 4: Asidi Alkali Twit2

III. Skema Percobaan

Standarisasi larutan NaOH dengan Asam Oxalat.

Standarisasi larutan NaOH dengan asam klorida

Pencarian konsentrasi larutan

Isi erlenmeyer dengan 10 ml As.

Oxalat 0.1001 M

+ 1 tetes indikator PP

Titrasi dengan NaOH sampai

warna merah muda dan catat

volumenya. Lakukan sebanyak 3x

Isi erlenmeyer dengan 20 ml

NaOH

+ 3 Tetes indikator MO

Titrasi dengan HCl sampai warna

merah muda dan catat

volumenya.

Lakukan sebanyak 3x.

Isi erlenmeyer dengan 20 ml

NaOH

+ 3 Tetes indikator BTB

Titrasi dengan HCl sampai terjadi

perubahan warna dari biru ke

kuning dan catat volumenya.

Lakukan sebanyak 3x.

Isi erlenmeyer dengan 20 ml KOH

+ 3 Tetes indikator MO

Titrasi dengan HCl sampai warna

merah muda dan catat

volumenya.

Lakukan sebanyak 3x.

Page 5: Asidi Alkali Twit2

Penentuan kadar ion penetral asam air leding

Isi erlenmeyer dengan 25 ml air

ledeng.

+ 3 Tetes indikator PP.

Titrasi dengan HCl sampai warna

merah muda hilang ,kemudian

tambahkan 3 tetes indkator MO

dan catat volumenya.

Lakukan sebanyak 3x.

Page 6: Asidi Alkali Twit2

IV. Data Hasil Percobaan

1. StandarisasiNaOH

a. Dengan AsamOxalat 0.1001 M

b.

b.Dengan HCL

0,0970 N

Indikator MO

Indikat

or BTB

RU

N

V Penitran

(NaOH) ml

V Titran as.

Oxalat(ml

1 19.0 10

2 19,05 10

3 19,0 10

Rata-rata Vol. (NaOH) : 19,02

RU

N

V Penitran

(HCl) ml

V Titran

(NaOH) ml

1 20,7 20

2 20,4 20

3 20,8 20

Rata-rata Vol. (HCl) : 20,6

RU

N

V Penitran

(HCl) ml

V Titran

(NaOH) ml

1 20.0 20

2 20.1 20

3 20.3 20

Rata-rata Vol. (HCl) : 20.2

Page 7: Asidi Alkali Twit2

2. Pencarian konsentrasi suatu larutan

3. Penentuan kadar Ion Penetral Asam Air Ledeng dan Air Sumur

RU

N

V Penitran

(HCl) ml

V Titran

(KOH) ml

1 20,0 20

2 20,2 20

3 20,1 20

Rata-rata Vol. (HCl) : 20,15

RU

N

V

Penitran(HCl)

ml

V Titran (Air

ledeng) ml

1 4,2 25

2 4,1 25

3 4,0 25

Rata-rata Vol. (HCl) : 4,15

Page 8: Asidi Alkali Twit2

V. Hasil perhitungan

1. StandarisasiNaOH

a. Dengan AsamOxalat 0.1001 M

b. Dengan HCl 0,0970 N

Indikator MO

Indikator BTB

2. Pencarian konsentrasi suatu larutan

RUNV Penitran

(NaOH) ml

V Titran (as.

Oxalat) ml

Rata-rata Volume

(NaOH) ml

N(NaOH)

(konsentrasi)

1 19.0 10

19.02 0.05262 19.05 10

3 19.0 10

RUNV Penitran

(HCl) ml

V Titran

(NaOH) ml

Rata-rata

Volume(HCl)ml

N(NaOH)

(konsentrasi)

1 20.7 20

20.6 0.09991 mek/ml2 20.4 20

3 20.8 20

RU

N

V Penitran

(HCl) ml

V Titran

(NaOH) ml

Rata-rata Volume

(HCl) ml

N (NaOH)

(konsentrasi)

1 20.0 20

20.2 0.097972 20.1 20

3 20.3 20

RUNV Penitran

(HCl) ml

V Titran

(KOH) ml

Rata-rata Volume

(HCl) ml

N (KOH)

(konsentrasi)

1 20,0 20

20.15 0.09652 20,2 20

3 20,1 20

Page 9: Asidi Alkali Twit2

3. Penentuan kadar Ion Penetral Asam Air Ledeng dan Air Sumur

RUNV Penitran

(HCl) ml

V Titran (Air

ledeng) ml

Rata-rata Volume

(HCl) ml

N (Air ledeng)

(konsentrasi)

1 4,2 25

4.15 0.01612 4,1 25

3 4,0 25

Page 10: Asidi Alkali Twit2

VI. Pembahasan

Standarisasi NaOH dengan asam oksalat

Pembakuan kadar NaOH dengan asam oxalate dilakukan secara titrasi dengan

menggunakan metode alkalimetri secara triplo, melalui reaksi sebagai berikut :

Reaksi : 2 NaOH(aq) + H2C2O7(aq) → Na2C2O7(aq) + 2 H2O(l)

Pengamatan :

Titrasi dilakukan dengan pemberian beberapa tetes indikator PP sebagai

penentu titik akhir titrasi (titik dimana titrasi harus dihentikan) yang ditandai dengan

adanya perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Sehingga

didapatkan konsentras iNaOH 0.0526 N sesuai table berikut :

Standarisasi NaOH dengan HCl

Pembakuan kadar NaOH dengan larutan HCl dilakukan secara titrasi dengan

menggunakan metode asidimetri secara triplo, melalui reaksi sebagai berikut :

Reaksi: 2 NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + 2 H2O(l)

Indikator MO

RUNV Penitran

(NaOH) ml

V Titran (as.

Oxalat) ml

Rata-rata

Volume(NaOH)ml

N(NaOH)

(konsentrasi)

1 19.0 10

19.02 0.0526 mek/ml2 19.05 10

3 19.0 10

RUNV Penitran

(HCl) ml

V Titran

(NaOH) ml

Rata-rata

Volume(HCl)ml

N(HCl)

(konsentrasi)

1 20.7 20

20.6 0.09991 mek/ml2 20.4 20

3 20.8 20

Page 11: Asidi Alkali Twit2

Pengamatan :

Titrasi dilakukan dari perubahan warna orange menjadi merah muda dengan

penambahan indikator MO sehingga diperoleh hasil konsentrasi NaOH sebesar

0.10008 N sesuai table di atas.

Indikator BTB

Pengamatan :

Dari table tersebut dapat diketahui titrasi dengan penambahan indikator BTB

menghasilkan konsentrasi NaOH 0.09765 N yang dilakukan dari perubahan warna

biru menjadi kuning.

Penentuan KonsentrasiSuatuLarutan (KOH)

Penentuankadar KOH dengan larutan HCl dilakukan secara titrasi dengan

menggunakan metode asidimetri secara triplo, melalui reaksi sebagai berikut :

Reaksi: KOH(aq) + HCl(aq) → KCl7(aq) + 2 H2O(l)

Pengamatan :

Titrasi dilakukan dari perubahan warna orange menjadi merah muda dengan

penambahan indikator MO.Sehingga didapatkan kadar KOH 0.0975 N sesuai table

berikut :

RUNV Penitran

(HCl) ml

V Titran

(NaOH) ml

Rata-rata

Volume(HCl)ml

N(NaOH)

(konsentrasi)

1 20.0 20

20.2 0.09797 mek/ml2 20.1 20

3 20.3 20

Page 12: Asidi Alkali Twit2

Penentuan Kadar Ion PenetralAsam Air Ledeng

Penentuankadar ion penetralasam air ledeng dengan larutan HCl dilakukan

secara titrasi dengan menggunakan metode asidimetri secara triplo, melalui reaksi

sebagai berikut :

Reaksi: XOH (aq) + HCl (aq) → XCl (aq) + H2O ( l )

Pengamatan :

Titrasi awaldilakukan dari perubahan warna merah muda menjadi tidak

berwarna dengan penambahan indikator PP.Selanjutnya titrasi dilakukan dari

perubahan warna orange menjadi merah muda dengan penambahan indikator MO.

Sehingga didapatkan kadar ion penetral dalam air ledeng 0.07591 N sesuai table

berikut :

Pada percobaan aside alkalimetri terdapat beberapa factor yang mempengaruhi

keakuratan hasil titrasi, antara lain :

1. Kurangnya ketelitian dalam proses preparasi.

Ketidak akuratan dalam proses pembuatan reagen yang dibutuhkan, seperti

larutan NaOH, larutan KOH,larutan HCl, dan larutan asam oxalate.

RUNV Penitran

(HCl) ml

V Titran

(KOH) ml

Rata-rata

Volume(HCl)ml

N(KOH)

(konsentrasi)

1 20,0 20

20.15 0.0965 mek/ml2 20,2 20

3 20,1 20

RUN

V

Penitran(HCl)

ml

V Titran (Air

ledeng) ml

Rata-rata

Volume(HCl)mlN(Air ledeng)

(konsentrasi)

1 4,2 25

4.15 0.0161mek/ml2 4,1 25

3 4,0 25

Page 13: Asidi Alkali Twit2

Ketidak akuratan dalam proses memipet reagen ataupun penambahan

indicator.

2. Kurangnya ketelitian dalam proses titrasi

Analis kurang terlatih, sehingga terjadi kebocoran buret dalam proses titrasi.

Kurangnya ketelitian dalam menentukan titik akhir titrasi yang ditandai

dengan adanya perubahan indicator.

Tanda dimana proses titrasi harus dihentikan yaitu ketika titik ekivalen

(suatu titik dimana titran telah tepat habis bereaksi dengan penitran) telah

diperoleh, titik ekivalen ini dapat dilihat melalui titik akhir titrasi dengan

adanya perubahan warna. Dengan kata lain, titik ekivalen harus selalu

berdampingan dengan titik akhir tirasi. Oleh karena itu, ketelitian dalam

menentukan titik akhir titrasi menjadi factor penting untuk mendapatkan hasil

titrasi yang akurat.

Page 14: Asidi Alkali Twit2

VII. Kesimpulan

Dari praktikum di atas dapat disimpulkan, bahwa :

1. Konsentrasi NaOH yang diperoleh dari standarisasi dengan asam oxalate sebesar

0.0526 N.

2. Konsentrasi NaOH yang diperoleh dari standarisasi dengan HCl menggunakan

indicator MO sebesar 0.09991 N, sedangkan dengan indikator BTB diperoleh

konsentrasi sebesar 0.09797 N.

3. Kadar sampel (larutan KOH) yang diperoleh melalui titrasi asidimetri sebesar

0.0965 N.

4. Kadar ion penetral air ledeng yang diperoleh melalui titrasi asidimetri sebesar

0.0161 N.

VIII. Daftar Pustaka

- Basset, J. dkk, 1991, Kimia AnalisisKuantitatifOrganik, PenerbitBukuKedokteran

EGC, Jakarta.

- Keenan Charles W. dkk, 1991, ilmukimiauntukUnniversitasJilidI, Erlangga, Jakarta.

- Day, RA& AL underwood , 1991, Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta .

- Keenan Charles W. dkk, 1991, Ilmu Kimia untukUniversitasJilid I, Erlangga, Jakarta.

- Tim Penyusun, 1979, Farmakope Indonesia III, Depkes RI, Jakarta.

Page 15: Asidi Alkali Twit2

IX. Appendiks

a. Standarisasi Larutan NaOH

Secara Alkalimetri

Konsentrasi larutan Asam Oxalat : 0.1001 M Vol. titran : 10 ml

Rata-rata volume hasil titrasi : 19.02 ml

EkivalenAsam= EkivalenBasa

. N1 x V1 = N2 x V2

0.1001 mek/ml x 10 ml = N2 x 19.02 ml

N NaOH = 0.0526 mek/ml

SecaraAsidimetri

Volume Titran (NaOH) : 20 ml

Konsentrasi larutan HCl : 0.0970 N

Rata-rata volume Penitran (HCl) yang diperoleh:

MO = 20.6 ml

BTB = 20.2ml

1. Dengan indikator MO

Ekivalen Asam = Ekivalen Basa

. N1 x V1 = N2 x V2

0.0970 mek/ml x 20.6ml = N2 x 20 ml

Page 16: Asidi Alkali Twit2

N NaOH = 0.09991 mek/ml

2. Dengan indikator BTB

Ekivalen Asam = Ekivalen Basa

. N1 x V1 = N2 x V2

0.0970 mek/ml x 20.2ml = N2 x 20 ml

N NaOH = 0.09797 mek/ml

b. Penentuan Konsentrasi Suatu Larutan (KOH)

Konsentrasi larutan HCl : 0.0970 M Vol. titran (KOH) :20 ml

Rata-rata volume Penitran (HCl) yang diperoleh : 20.1 ml

Ekivalen Asam = Ekivalen Basa

. N1 x V1 = N2 x V2

0.0970 mek/ml x 20.1 ml = N2 x 20 ml

NKOH= 0.0965 mek/ml

c. Penentuan Kadar Ion Penetral Asam Air Ledeng

Konsentrasi larutan HCl : 0.0970 M Vol. titran (air ledeng) : 25 ml

Rata-rata volume Penitran (HCl) yang diperoleh:4.15 ml

Ekivalen Asam = Ekivalen Basa

N1 x V1 = N2 x V2

0.0970 mek/ml x 4.15 ml = N2 x 25 ml

NAir Ledeng = 0.0161mek/ml

Page 17: Asidi Alkali Twit2