titrasi asidi alkali (23nov12)

32
PRAKTIKUM I STANDARISASI LARUTAN ASAM KLORIDA TITRASI ASIDIMETRI Jumat, 23 November 2012 I. DASAR TEORI Asidimetri adalah analisis volumetri yang menggunakan asam sebagai larutan standar. Titrasi asidimetri sering disebut titrasi asam-basa, karena melibatkan larutan asam dan basa. Analisis secara volumetri adalah analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menentukan banyaknya volume suatu larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti yang bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya. Larutan baku sekunder biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan di buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan normalitasnya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di erlenmayer berfungsi sebagai titrat.. Larutan standar primer adalah suatu larutan yang dibuat dari bahan baku primer yang ditimbang secara seksama atau teliti di mana konsentrasinya dapat diketahui secara pasti berdasarkan perhitungan secara

Upload: rifah-sabariah

Post on 22-Jun-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

PRAKTIKUM I

STANDARISASI LARUTAN ASAM KLORIDA

TITRASI ASIDIMETRI

Jumat, 23 November 2012

I. DASAR TEORI

Asidimetri adalah analisis volumetri yang menggunakan asam

sebagai larutan standar. Titrasi asidimetri sering disebut titrasi asam-basa,

karena melibatkan larutan asam dan basa.

Analisis secara volumetri adalah analisis kimia kuantitatif yang

dilakukan dengan menentukan banyaknya volume suatu larutan yang

konsentrasinya telah diketahui dengan teliti yang bereaksi secara

kuantitatif dengan larutan dari suatu zat yang akan ditentukan

konsentrasinya.

Larutan baku sekunder biasanya berfungsi sebagai titran sehingga

ditempatkan di buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume

larutan baku. Larutan yang akan ditentukan normalitasnya atau kadarnya,

diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan

di erlenmayer berfungsi sebagai titrat..

Larutan standar primer adalah suatu larutan yang dibuat dari bahan

baku primer yang ditimbang secara seksama atau teliti di mana

konsentrasinya dapat diketahui secara pasti berdasarkan perhitungan

secara teoritis. Suatu zat standar primer harus memenuhi persyaratan,

yaitu sebagai berikut :

1. Zat harus mudah diperoleh, mudah dimurnikan, dan juga mudah

dikeringkan.

2. Zat harus tidak berubah dalam udara selama penimbangan.

Kondisi-kondisi ini mengisyaratkan bahwa zat tidak boleh

hidroskopis, tidak pula dioksidasi udara atau dipengaruhi karbon

dioksida. Standar ini juga harus dijaga agar komposisinya tidak

berubah saat penyimpanan.

Page 2: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

3.  Zat harus dapat diuji terhadap zat pengotor dengan uji-uji kualitatif

atau uji-uji lain yang kepekaannya diketahui (jumlah total zat-zat

pengotor, umumnya tidak boleh melebihi 0,01 - 0,02 ).

4. Zat harus mempunyai ekivalen yang tinggi, sehingga sesatan

penimbangan dapat diabaikan.

5. Zat harus mudah larut pada kondisi-kondisi di mana ia digunakan.

6. Reaksi dengan larutan standar itu harus stoikiometri dan praktis

sekejap. Sesatan titrasi harus dapat diabaikan atau mudah

ditetapkan dengan cermat dengan eksperimen.

Proses penambahan larutan standar kedalam larutan yang akan

ditentukan normalitasnya sampai terjadi reaksi yang sempurna disebut

titrasi. Sedangkan larutan yang akan ditentukan normalitasnya disebut

larutan yang dititrasi. Saat dimana reaksi sempurna tercapai disebut saat

titik ekivalen atau titik akhir titrasi, biasa disebut juga end point. Titik akhir

titrasi ini dapat dilihat dengan adanya perubahan warna yang terdapat

dalam larutan yang dititrasi. Perubahan warna dalam larutan ini akan jelas

bila dalam proses titrasi ditmbahkan sedikit indikator.

Dalam analisa volumetri, titrasi harus memenuhi syarat-syarat berikut

ini :

1. Berlangsung sempurna, tunggal, dan menurut persamaan reaksi

yang jelas (dasar teoritis).

2. Cepat dan reversible (dasar praktis) bisa tidak cepat titrasi akan

memakan waktu terlalu banyak.

3. Ada penunjuk akhir titrasi (indikator).

4. Larutan standar yang direaksikan dengan analat harus mudah

didapat dan sederhana juga harus stabil sehingga konsentrasinya

tidak mudah berubah bila disimpan.

Asidimetri menyangkut reaksi antara asam kuat-basa kuat, asam

kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam

lemah, dan basa kuat-garam dari basa lemah.

Page 3: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

II. PRINSIP KERJA DAN PERSAMAAN REAKSI

Larutan baku sekunder HCl direaksiakan dengan larutan baku primer

Natrium tetra borat (Na2B4O7.10H2O) atau Natrium karbonat akan

terbentuk garam Natrium klorida + asam baru. Titik akhir titrasi ditandai

dengan perubahan warna larutan indikator Metyl orange dari kuning

menjadi jingga (kuning kemerahan).

Persamaan reaksi :

2HCl + Na2B4O7 + 5H2O 2NaCl + 4H3BO3

III. ALAT DAN REAGEN

a. Alat :

1. Neraca analitik

2. Buret dan stand

3. Labu erlenmayer

4. Gelas beker

5. Pipet volumetrik

6. Gelas ukur

7. Pipet tetes

8. Pipet ukur

9. Labu ukur

10.Corong

11.Botol timbang

b. Reagensia :

1. HCl pekat (37% ; BD 1,19)

2. Natrium tetra borat (Na2B4O7.10H2O)

3. Indikator metyl orange

4. Aquades

5. Tissue

Page 4: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

IV. CARA KERJA

a. Pembuatan Larutan HCl 0,1 N sebanyak 500 ml.

1. Di dalam lemari asam diambil kurang lebih 4,14 ml larutan HCl

pekat (37% ; BD 1,19).

2. Dimasukkan ke dalam gelas beker 500 ml yang telah diisi ±300 ml

aquades.

3. Ditambahkan aquades hingga tanda batas dan dicampur hingga

larutan homogen.

4. Dimasukkan larutan HCl 0,1 N yang sudah siap kedalam buret

menggunakan gelas beker 100 ml dan bantuan corong hingga

batas 0,00 ml (meniskus bawah).

b. Pembuatan Larutan Na2B4O7.10H2O 0,1 N sebanyak 250,0 ml.

1. Ditimbang secara seksama 4,7675 gram boraks.

2. Dimasukkan kedalam labu ukur volume 250,0 ml.

3. Ditambahkan dengan aquades kira-kira 100 ml lalu dicampur

hingga homogen.

4. Ditambahkan aquades hingga kira-kira 2 cm dibawah tanda batas

volume.

5. Ditambahkan sedikit demi sedikit aquades menggunakan pipet

tetes hingga tanda batas volume.

c. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N dengan Larutan Na2B4O7.10H2O 0,1 N.

1. Dipipet 10,0 ml larutan Na2B4O7.10H2O tersebut, kemudian

dimasukkan kedalam labu erlenmayer.

2. Ditambahkan 3-5 tetes indikator metyl orange.

3. Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna larutan berubah

menjadi jingga.

4. Dihitung normalitas larutan HCl tersebut.

Page 5: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

V. RUMUS PERHITUNGAN

a. Pembuatan Larutan HCl 0,1 N sebanyak 500 ml.

N1 HCl = %bbx BD x 10

BM

Keterangan :

%b/b: jumlah zat gram zat terlarut dalam 100 gr larutan

BD : berat jenis HCl (1,19)

BM : Berat molekul HCl (36,5 gram/mol)

N1 : Normalitas larutan HCl pekat

V1 (HCl) = N 2 xV 2N 1

Keterangan :

N1 : Normalitas larutan HCl pekat

V1 : Volume larutan HCl pekat yang dipipet

N2 : Normalitas HCl yang akan dibuat

V2 : Volume larutan HCl yang akan dibuat

b. Pembuatan Larutan Na2B4O7.10H2O 0,1 N sebanyak 250,0 ml.

W Na2B4O7.10H2O = N x V x BE

Keterangan :

W : Penimbangan Na2B4O7.10H2O (gram)

V : Volume larutan Na2B4O7.10H2O yang akan dibuat

N : Normalitas Na2B4O7.10H2O

BE : berat ekivalen natrium tetra borat (190,7)

c. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N dengan Larutan Na2B4O7.10H2O 0,1 N.

N Na2B4O7.10H2O = W (gram ) BPBE x V (L)

Keterangan :

N : Normalitas larutan Na2B4O7.10H2O setelah dititrasi

BE : berat ekivalen Na2B4O7.10H2O (190,7)

BP : baku primer

W : Penimbangan BP Na2B4O7.10H2O (gram)

V : Volume larutan baku primer Na2B4O7.10H2O

Page 6: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

N2 HCl = N 1 xV 1V t

Keterangan :

N1 : Normalitas larutan Na2B4O7.10H2O setelah dititrasi

V1 : Volume larutan Na2B4O7.10H2O yang dipipet

Vt : Volume titrasi larutan baku sekunder (HCl)

N2 : Normalitas baku sekunder (HCl) setelah dititrasi

VI. DATA PERCOBAAN

a. Data penimbangan

Hasil penimbangan Na2B4O7.10H2O menggunakan neraca

analitik adalah 4,7640 gram.

b. Data titrasi

Data ke- Volume di buret Volume titrasi

1 0,00 ml – 10,60 ml 10,60 ml

2 10,60 ml – 21,20 ml 10,60 ml

3 21,20 ml – 31,80 ml 10,60 ml

VII. PERHITUNGAN

a. Pembuatan Larutan HCl 0,1 N sebanyak 500 ml.

Diketahui : BM HCl = 36,5 gr/mol

%b/b HCl = 37%

BD : 1,19

V2 = 500 ml

Ditanya : V1 (HCl) = …. ?

Page 7: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

Jawab :

- N1 (HCl) = %bbx BD x 10

BM

= 37 x1,19 x10

36,5

= 12,0630 N

- N1 x V1 = N2 x V2

V1 = N 2 xV 2N 1

V1 = 0,1x 500ml12,0630N

V1 = 4,14 ml

Jadi, volume larutan HCl pekat yang dipipet adalah 4,14 ml.

b. Pembuatan Larutan Na2B4O7.10H2O 0,1 N sebanyak 250,0 ml.

Diketahui : BM borat= 381,37 gr/mol

BE = 12 BM = 190,7 gr/mol

N Na2B4O7.10H2O = 0,1 N

V = 250,0 ml = 0,25 L

Ditanya : W Na2B4O7.10H2O = …. ?

Jawab :

W Na2B4O7.10H2O = N x V x BE

= 0,1 N x 0,25 L x 190,7 gr/mol

= 4,7675 gram

Jadi, berat Na2B4O7.10H2O yang diinginkan adalah sebesar 4,7675

gram. Tetapi, berat hasil penimbangan yang sebenarnya adalah 4,7640

gram.

Page 8: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

c. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N dengan Larutan Na2B4O7.10H2O 0,1 N.

Diketahui : W bp (Na2B4O7.10H2O) = 4,7640 gram

BE=190,7

V0 = 250,0 ml = 0,25 L

V1 = 10,0ml

Vt = data 1 : 10,60 ml

data 2 : 10,60 ml

data 3 : 10,60 ml

Ditanya : N2 (HCl) = …. ?

Jawab :

- N1 (Na2B4O7.10H2O) = W (gram ) BPBE x V (L)

= 4,7640 gr

190,7 x0,25 L

= 0,0999 N

- Data 1 : N2 (HCl) = N 1 xV 1Vt

= 0,0999N x 10,0ml

10,60ml

= 0,0942 N

Data 2 : N2 (HCl) = N 1 xV 1Vt

= 0,0999N x 10,0ml

10,60ml

= 0,0942 N

Data 3 : N2 (HCl) = N 1 xV 1Vt

= 0,0999N x 10,0ml

10,60ml

= 0,0942 N

Page 9: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

Nrata-rata =N data1+N data2+N data 3

3

=0,0942N+0,0942N+0,0942N

3

= 0,0942 N

VIII. HASIL PERCOBAAN DAN KESIMPULAN

a. Hasil percobaan :

Labu erlenmayer yang berisi :

- 25 ml aquades dan 10,0 ml Na2B4O7.10H2O : larutannya tidak

berwarna.

- Setelah ditetesi 2-5 tetes indikator metil orange : warna larutan

berubah menjadi kuning.

- Setelah dititrasi dengan larutan HCl yang berada diburet : warna

larutan berubah menjadi jingga.

b. Kesimpulan :

Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan, yakni :

1. Larutan HCl 0,1 N yang distandarisasi dengan larutan

Na2B4O7.10H2O 0,1 N mencapai titik akhir titrasi dengan mengalami

perubahan warna dari kuning menjadi jingga.

2. Sebelum dilakukan titrasi, kita ketahui bahwa normalitas larutan HCl

adalah 0,1 N. Tetapi, setelah disistandarisasi dengan larutan

Na2B4O7.10H2O 0,1 N, diketahui normalitas sebenarnya dari larutan

HCl bukanlah 0,1 N tetapi 0,0942 N.

IX. PEMBAHASAN

Dalam melakukan titrasi asidmetri tahap-tahap yang dilakukan, yakni

pembuatan larutan HCl 0,1 N sebanyak 500 ml dan larutan

Na2B4O7.10H2O 0,1 N, standarisasi larutan HCl 0,1 N dengan larutan

Na2B4O7.10H2O 0,1 N. Larutan Na2B4O7.10H2O digunakan sebagai larutan

standar primer, karena Na2B4O7.10H2O mempunyai sifat-sifat yang sesuai

untuk digunakan sebgai larutan standar primer.

Page 10: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

Titrasi larutan HCl dengan larutan Na2B4O7.10H2O merupakan titrasi

yang melibatkan asam kuat dengan garam dari basa lemah. Dimana HCl

adalah asam kuat dan Na2B4O7.10H2O adalah garam dari basa lemah.

Sehingga saat terjadinya end point, sifat larutan adalah asam. Oleh

karena itu, digunakan indicator metil orange yang memilki range pH antara

3,1-4,4. Pada saat titrasi, warna larutan mula-mula kuning dan kemudian

berubah menjadi jingga. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa

normalitas larutan HCl setalah distandarisasi adalah 0,0942 N.

X. CATATAN DAN DOKUMENTASI

a. Cacatan :

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan praktik di

laboratorium :

1. Memperhatikan keselamatan kerja, seperti menggunakan APD

(Alat Pelindung Diri) yang benar.

2. Memperhatikan label bahan-bahan kimia yang digunakan dalam

praktikum (korosif, irritant, eksplosif, dan lain-lain).

3. Dalam menggunakan alat-alat laboratorium yang terbuat dari gelas

atau kaca haruslah dengan hati-hati.

4. Dalam melakukan titrasi, usahakan posisi badan senyaman

mungkin, tangan kiri berada memegang keran buret dan tangan

kanan memegang erlenmayer, pandangan mata tetap tertuju pada

erlenmayer untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada saat

melakukan titrasi.

5. Mencatat hasil percobaan yang dilakukan. Agar lebih baiknya untuk

didokumentasikan.

6. Setalah selesai melakukan praktikum, hendaknya segala alat yang

digunakan dibersihkan dan diletakkkan pada tempatnya.

7. Mencuci tangan sebelum meninggalkan laboratorium.

Page 11: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

b. Dokumentasi

Setelah penambahan indicator MO (sebelum titrasi)

Setelah titrasi dengan larutan standar HCl

Page 12: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

PRAKTIKUM II

STANDARISASI LARUTAN NATRIUM HIDROKSIDA

TITRASI ALKALIMETERI

Jumat, 23 November 2012

I. DASAR TEORI

Alkalimetri adalah analisis volumetri yang menggunakan alkali

(basa) sebagai larutan standard. Titrasi alkalimetri sering disebut titrasi

asam-basa, karena melibatkan larutan asam dan basa.

Analisis secara volumetri adalah analisis kimia kuantitatif yang

dilakukan dengan menentukan banyaknya volume suatu larutan yang

konsentrasinya telah diketahui dengan teliti yang bereaksi secara

kuantitatif dengan larutan dari suatu zat yang akan ditentukan

konsentrasinya.

Larutan baku sekunder biasanya berfungsi sebagai titran sehingga

ditempatkan di buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume

larutan baku. Larutan yang akan ditentukan normalitasnya atau kadarnya,

diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan

di erlenmayer berfungsi sebagai titrat..

Larutan standar primer adalah suatu larutan yang dibuat dari bahan

baku primer yang ditimbang secara seksama atau teliti di mana

konsentrasinya dapat diketahui secara pasti berdasarkan perhitungan

secara teoritis. Suatu zat standar primer harus memenuhi persyaratan,

yaitu sebagai berikut :

1. Zat harus mudah diperoleh, mudah dimurnikan, dan juga mudah

dikeringkan.

2. Zat harus tidak berubah dalam udara selama penimbangan.

Kondisi-kondisi ini mengisyaratkan bahwa zat tidak boleh

hidroskopis, tidak pula dioksidasi udara atau dipengaruhi karbon

dioksida. Standar ini juga harus dijaga agar komposisinya tidak

berubah saat penyimpanan.

Page 13: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

3.  Zat harus dapat diuji terhadap zat pengotor dengan uji-uji kualitatif

atau uji-uji lain yang kepekaannya diketahui (jumlah total zat-zat

pengotor, umumnya tidak boleh melebihi 0,01 - 0,02 ).

4. Zat harus mempunyai ekivalen yang tinggi, sehingga sesatan

penimbangan dapat diabaikan.

5. Zat harus mudah larut pada kondisi-kondisi di mana ia digunakan.

6. Reaksi dengan larutan standar itu harus stoikiometri dan praktis

sekejap. Sesatan titrasi harus dapat diabaikan atau mudah

ditetapkan dengan cermat dengan eksperimen.

Proses penambahan larutan standar kedalam larutan yang akan

ditentukan normalitasnya sampai terjadi reaksi yang sempurna disebut

titrasi. Sedangkan larutan yang akan ditentukan normalitasnya disebut

larutan yang dititrasi. Saat dimana reaksi sempurna tercapai disebut saat

titik ekivalen atau titik akhir titrasi, biasa disebut juga end point. Titik akhir

titrasi ini dapat dilihat dengan adanya perubahan warna yang terdapat

dalam larutan yang dititrasi. Perubahan warna dalam larutan ini akan jelas

bila dalam proses titrasi ditmbahkan sedikit indikator.

Dalam analisa volumetri, titrasi harus memenuhi syarat-syarat berikut

ini :

1. Berlangsung sempurna, tunggal, dan menurut persamaan reaksi

yang jelas (dasar teoritis).

2. Cepat dan reversible (dasar praktis) bisa tidak cepat titrasi akan

memakan waktu terlalu banyak.

3. Ada penunjuk akhir titrasi (indikator).

4. Larutan standar yang direaksikan dengan analat harus mudah

didapat dan sederhana juga harus stabil sehingga konsentrasinya

tidak mudah berubah bila disimpan.

Alkalimetri menyangkut reaksi antara asam kuat-basa kuat, asam

kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam

lemah, dan basa kuat-garam dari basa lemah.

Page 14: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

II. PRINSIP KERJA DAN PERSAMAAN REAKSI

Larutan baku sekunder NaOH direaksikan dengan larutan baku

primer asam oksalat maka akan terbentuk garam Natrium oksalat + air.

Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari indicator phenol

phtalein (PP) dari tidak berwarna menjadi pink merah muda.

Persamaan reaksi :

2 NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2 H2O

III. ALAT DAN REAGENSIA

a. Alat :

1. Neraca analitik

2. Buret dan stand

3. Labu erlenmayer

4. Gelas beker

5. Pipet volumetrik

6. Gelas ukur

7. Pipet tetes

8. Pipet ukur

9. Labu ukur

10.Corong

11.Botol timbang

12.Batang pengaduk

b. Reagensia :

1. NaOH 0,1 N

2. Asam oksalat 0,1 N

3. Indokator PP

4. Aquades

5. Tissue

Page 15: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

IV. CARA KERJA

a. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N sebanyak 500 ml.

1. Ditimbang kurang lebih 2 gram NaOH dengan menggunakan

botol timbang.

2. Dimasukkan kedalam gelas ukur 500 ml yang telah diisi

aquades 250 ml.

3. Diaduk hingga homogen.

4. Dipindahkan ke dalam gelas beker volume 500 ml dan

ditambahkan aquades hingga tanda batas volume.

b. Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1 N sebanyak 250,0 ml.

1. Ditimbang secara seksama 1,575 gram asam oksalat 0,1 N.

2. Dimasukkan kedalam labu ukur volume 250,0 ml

3. Ditambahkan aquades setengah dari volume labu ukur, aduk

rata.

4. Tambahkan aquades hingga ± 2 cm dibawah tanda batas.

5. Ditetesi sedikit demi sedikit aquades hingga tanda batas

menggunakan pipet tetes, dicampur hingga homogen.

c. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N dengan Larutan Asam Oksalat

0,1 N.

1. Dipipet 10,0 ml larutan asam oksalat.

2. Dimasukkan ke dalam labu erlenmayer.

3. Ditambahkan ± 25 ml aquades

4. Ditambahkan 3-5 tetes indicator PP.

5. Dititrasi dengan larutan NaOH sampai berubah menjadi merah

muda.

6. Dihitung normalitas larutan NaOH tersebut.

Page 16: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

V. RUMUS PERHITUNGAN

a. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N sebanyak 500 ml.

W = N x V x BE

Keterangan :

W : Penimbangan NaOH (gram)

V : Volume larutan NaOH yang akan dibuat

N : Normalitas NaOH

BE : berat ekivalen NaOH (40)

b. Pembuatan larutan H2C2O4.2H2O 0,1 N sebanyak 250,0 ml.

W = N x V x BE

Keterangan :

W : Penimbangan H2C2O4.2H2O (gram)

V : Volume larutan H2C2O4.2H2O yang akan dibuat

N : Normalitas H2C2O4.2H2O

BE : berat ekivalen H2C2O4.2H2O (63)

c. Standarisasi larutan NaOH 0,1 N dengan larutan H2C2O4.2H2O 0,1 N.

N1 baku primer asam oksalat = W (gram ) BPBE x V (L)

N2 NaOH = N 1 xV 1V t

Keterangan :

BE : berat ekivalen H2C2O4.2H2O (63)

BP : baku primer

W : Penimbangan BP H2C2O4.2H2O (gram)

N1 : Normalitas larutan baku primer setelah titrasi

V1 : Volume larutan baku primer yang dipipet

Vt : Volume titrasi larutan baku sekunder (NaOH)

N2 : Normalitas baku sekunder (NaOH) setelah dititrasi

Page 17: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

VI. DATA PERCOBAAN

a. Data penimbangan

Hasil penimbangan H2C2O4.2H2O menggunakan neraca analitik

adalah 1,5792 gram.

b. Data titrasi :

Data ke- Volume di buret Volume titrasi

1 0,00 ml – 11,10 ml 11,10 ml

2 11,10 ml – 22,20 ml 11,10 ml

3 22,20 ml – 33,50 ml 11,30 ml

VII. PERHITUNGAN

a. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N sebanyak 500 ml.

Diketahui : BM NaOH = 40 gr/mol

NaOH Na+ + OH- (BE=BM=40 gr/mol)

N NaOH = 0,1 N

V = 500 ml = 0,5 L

Ditanya : W NaOH = …. ?

Jawab :

W NaOH = N x V x BE

= 0,1 N x 0,5 L x 40 gr/mol

= 2 gram

Jadi, berat NaOH yang diinginkan adalah 2 gram. Akan tetapi, hasil

penimbangan NaOH yang sebenarnya adalah 1,9498 gram.

b. Pembuatan larutan H2C2O4.2H2O 0,1 N sebanyak 250,0 ml.

Diketahui : BM H2C2O4.2H2O = 126 gr/mol

BE = 12 BM = 63 gr/mol

N H2C2O4.2H2O = 0,1 N

V = 250,0 ml = 0,25 L

Ditanya : W H2C2O4.2H2O = …. ?

Page 18: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

Jawab :

W H2C2O4.2H2O = N x V x BE

= 0,1 N x 0,25 L x 63 gr/mol

= 1,575 gram

Jadi, berat H2C2O4.2H2O yang diinginkan adalah sebesar 1,575 gram.

Akan tetapi, hasil penimbangan yang sebenarnya adalah 1,5792 gram.

c. Standarisasi larutan NaOH 0,1 N dengan larutan H2C2O4.2H2O 0,1 N.

Diketahui : W bp (H2C2O4.2H2O) = 1,5792 gram (BE= 63)

V0 = 250,0 ml = 0,25 L

V1 = 10,0ml

Vt : data 1 = 11,10 ml

data 2 = 11,10 ml

data 3 = 11,30 ml

Ditanya : N2 (NaOH) = …. ?

Jawab : - N1 (H2C2O4.2H2O) = W (gram ) BPBE x V (L)

= 1,5792gr63x 0,25 L

= 0,1002 N

- Data 1 : N2 (NaOH) = N 1 xV 1Vt

= 0,1002N x10,0ml

11,10ml

= 0,0902 N

Data 2 : N2 (NaOH) = N 1 xV 1Vt

= 0,1002N x10,0ml

11,10ml

= 0,0902 N

Data 3 : N2 (NaOH) = N 1 xV 1Vt

= 0,1002N x10,0ml

11,30ml

= 0,0886 N

Page 19: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

Nrata-rata =N data1+N data2+N data 3

3

=0,0902N+0,0902N+0,0886N

3

= 0,0896 N

VIII. HASIL DAN KESIMPULAN

a. Hasil percobaan :

Labu erlenmayer yang berisi :

- 25 ml aquades dan 10,0 ml H2C2O4.2H2O: larutannya tidak berwarna.

- Setelah ditetesi 2-5 tetes indikator PP : larutannya tetap tidak

berwarna.

- Setelah dititrasi dengan larutan NaOH yang berada diburet : warna

larutan berubah menjadi pink atau merah muda.

b. Kesimpulan :

Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan, yakni :

1. Larutan NaOH 0,1 N yang distandarisasi dengan larutan

H2C2O4.2H2O 0,1 N mencapai titik akhir titrasi dengan mengalami

perubahan warna dari tidak berwarna menjadi pink atau merah

muda.

2. Sebelum dilakukan titrasi, kita ketahui bahwa normalitas larutan

NaOH adalah 0,1 N. Tetapi, setelah disistandarisasi dengan

larutan H2C2O4.2H2O 0,1 N, diketahui normalitas sebenarnya dari

larutan NaOH bukanlah 0,1 N tetapi 0,0896 N.

IX. PEMBAHASAN

Dalam melakukan titrasi alkalimetri tahap-tahap yang dilakukan,

yakni pembuatan larutan NaOH 0,1 N sebanyak 500 ml dan larutan

H2C2O4.2H2O 0,1 N sebanyak 250,0 ml, standarisasi larutan NaOH 0,1 N

dengan larutan H2C2O4.2H2O 0,1 N. Larutan asam oksalat digunakan

sebagai larutan standar primer, karena asam oksalat memiliki kemurnian

Page 20: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

tinggi, tidak hidroskopis dan memiliki berat ekivalen yang cukup besar,

sehinngga tergolong sebagai larutan standar primer .

Titrasi larutan NaOH dengan larutan H2C2O4.2H2O merupakan titrasi

yang melibatkan basa kuat dengan garam dari asam lemah. Dimana

NaOH adalah basa kuat dan asam oksalat adalah asam lemah. Sehingga

saat terjadinya end point, sifat larutan adalah basa. Oleh karena itu

digunakan indicator PP yang memilki range pH antara 8,3-10. Pada saat

titrasi, warna larutan mula-mula tidak berwarna dan kemudian berubah

menjadi pink (merah muda). Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa

normalitas larutan NaOH setalah distandarisasi adalah 0,0896 N.

X. CATATAN DAN DOKUMENTASI

a. Catatan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan praktik di

laboratorium :

1. Memperhatikan keselamatan kerja, seperti menggunakan APD

(Alat Pelindung Diri) yang benar.

2. Memperhatikan label bahan-bahan kimia yang digunakan dalam

praktikum (korosif, irritant, eksplosif, dan lain-lain).

3. Dalam menggunakan alat-alat laboratorium yang terbuat dari gelas

atau kaca haruslah dengan hati-hati.

4. Dalam melakukan titrasi, usahakan posisi badan senyaman

mungkin, tangan kiri berada memegang keran buret dan tangan

kanan memegang erlenmayer, pandangan mata tetap tertuju pada

erlenmayer untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada saat

melakukan titrasi.

5. Mencatat hasil percobaan yang dilakukan. Agar lebih baiknya untuk

didokumentasikan.

6. Setalah selesai melakukan praktikum, hendaknya segala alat yang

digunakan dibersihkan dan diletakkkan pada tempatnya.

7. Mencuci tangan sebelum meninggalkan laboratorium.

Page 21: Titrasi Asidi Alkali (23nov12)

b. Dokumentasi

Setelah penambahan indicator PP (sebelum titrasi)

Setelah dititrasi dengan larutan standar NaOH