laporran ptk1 asidi alkali

Upload: yudi-harianto-jumadie

Post on 30-Oct-2015

108 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    PENGANTAR TEKNIK KIMIA I

    TITRASI ASIDIMETRI - ALKALIMETRI

    OLEH

    1. ABDUL MALIK ( 2011430022 )

    2. TIA NURKISTIAH ( 20114300 )

    3. YUDI HARIANTO ( 2011430087 )

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

    2011/2012

  • 1. Judul

    Titrasi Asisimetri dan Alkalimetri

    2. Prinsip Percobaan

    Prinsip percobaan dari titrasi Asidimetri dan Alkalimetri adalah reaksi penggaraman

    dan reaksi netralisasi

    3. Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan dari praktikum titrasi Asidimetri dan Alkalimetri adalah

    sebagai berikut.

    a. Memahami konsep dasar dari proses reaksi penggaraman dan netralisasi

    b. Dapat menentukan konsentrasi tepat dari larutan asam dan basa

    4. Reaksi Percobaan

    a. Asidimetri

    Na2B4O7 + HCl H2B4O7 + NaCl

    b. Alkalimetri

    H2C204 + NaOH Na2C2O4 + H2O

    5. Landasan Teori

    A. Titrasi secara umum dan titrasi asam basa

    Titrasi merupakan metode analisa kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan

    dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan atau suatu sampel.

    Metoda analisa titrasi ini disebut juga sebagai metoda analisa volumetrik dikarenakan

    volume memiliki peranan yang sangat dominan dalam analisis ini.

    Bagian utama dari analisis volumetrik atau analisis titimetri adalah hubungan

    reaksi kimia antara zat yang dititrasi dengan yang pentitrasi. Perhatikan skema

    berikut.

    xA + yT hasil dengan keterangan

  • (x) molekul analit A bereaksi dengan (y) molekul pereaksi T. Pereaksi T, disebut

    titran, ditambahkan secara sedikit-sedikit, biasanya dari sebuah buret, dalam bentuk

    larutan dengan konsentrasi yang diketahui ( penetapan konsentrasi bisa dilakukan

    secara pembakuan dengan larutan standar). Penambahan titran dilanjutkan hingga

    sejumlah T yang ekivalen dengan A telah ditambahkan. Maka dikatakan bahwa titik

    ekivalen titran telah tercapai. Untuk dapat melihat perubahan warna saat tercapainya

    titik eqivalen atau saatnya berhenti dalam penambahan titran maka digunakan

    indikator sebagai penunjuk warna.

    Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengindikasikan titik akhir dalam

    reaksi; titrasi biasanya menggunakan indikator visual (larutan reaktan yang berubah

    warna). Dalam titrasi asam-basa sederhana, indikator pH dapat digunakan, sebagai

    contoh adalah fenolftalein, di mana fenolftalein akan berubah warna menjadi merah

    muda ketika larutan mencapai pH sekitar 8.2 atau melewatinya. Contoh lainnya dari

    indikator pH yang dapat digunakan adalah metil jingga, yang berubah warna menjadi

    merah dalam asam serta menjadi kuning dalam larutan alkali.

    Tidak semua titrasi membutuhkan indikator. Dalam beberapa kasus, baik reaktan

    maupun produk telah memiliki warna yang kontras dan dapat digunakan sebagai

    "indikator". Sebagai contoh, titrasi redoks menggunakan potasium permanganat

    (merah muda/ungu) sebagai peniter tidak membutuhkan indikator. Ketika peniter

    dikurangi, larutan akan menjadi tidak berwarna. Setelah mencapai titik ekivalensi,

    terdapat sisa peniter yang berlebih dalam larutan. Titik ekivalensi diidentifikasikan

    pada saat munculnya warna merah muda yang pertama (akibat kelebihan

    permanganat) dalam larutan yang sedang dititrasi.

    Sekali lagi secara umum titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai

    titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa

    atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan

    ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang

    biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai

    titik ekivalen, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa

    atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang

    dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara

  • melihat perubahan warna indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir

    titrasi ini mendekati titik ekivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik

    ekivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekivalen.

    Berikut alat-alat dan skema dari proses titrasi konvensianal sederhana dengan

    menggunakan buret, gelas kaca erlenmeyer dan stiring plate.

  • Didalam tritrasi asam basa secara umum ada dua cara dalam menetapkan titik

    eqivalen, yaitu :

    1. Memakai pH meter

    pH meter digunakan untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan,

    kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh

    kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekivalen

    2. Memakai indikator asam basa

    Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes pada titran sebelum proses titrasi

    dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, pada

    saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa

    adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. pH ini

    tergantung oleh jenis asam dan basa yang dititrasi.

    Dari kedua jenis penetapan titik ekivalen yang paling sering dan umum

    digunakan adalah cara yang kedua. Alasan utama adalah tidak diperlukannya alat

    penambah pH meter saat titrasi dan hanya menambahkan sedikit indikator asam dan

    basa.

    Berikut ini adalah skema titrasi dengan menggunakan indikator asam basa jenis

    fenolftalin

    Sebelum titik ekivalen telah tercapai titik ekivalen

  • Dalam penentuan titik ekivalen atau titik akhir kita harus memperkirakan saat

    yang tepat berhenti atau dengan kata lain warna yang tercapai sudah pas. Berikut

    compare dari pencapaian warna yang masih kurang, pas, dan terlalu berlebihan.

    Pigmen semacam fenolftalein dan metil merah yang digunakan sebagai indikator

    titrasi adalah asam lemah (disimbolkan dengan HIn) dan warnanya ditentukan oleh

    [H+] larutan. Jadi,

    HIn H+ + In

    -

    Rasio konsentrasi indikator dan konjugatnya menentukan warna larutan diberikan

    sebagai:

    KIn = [H+][In

    -]/[HIn], [In-]/[HIn] = KIn/[H

    +]

    KIn adalah konstanta disosiasi indikator.

    Rentang pH yang menimbulkan perubahan besar warna indikator disebut dengan

    interval transisi. Alasan mengapa ada sedemikian banyak indikator adalah fakta

    bahwa nilai pH titik ekivalen bergantung pada kombinasi asam dan basa. Kunci

    pemilihan indikator bergantung pada apakah perubahan warna yang besar akan terjadi

    di dekat titik ekivalen.

    Kinerja indikator pnolptalin juga dapat dilihat dari tabel berikut :

    pH < 0 08.2 8.212.0 >12.0

    Kondisi Sangat asam Asam atau mendekati netral Basa Sangat basa

  • Warna Jingga Tidak berwarna pink keunguan Tidak

    berwarna

    Gambar

    Tabel dibawah ini akan menunjukkan indikator asam basa yang sering digunakan

    dalam proses tritrasi dan juga range pH dari kinerja masing-masing indikator.

    NAMA pH

    RANGE WARNA TIPE(SIFAT)

    Biru timol 1,2-2,8 merah kuning Asam

    Kuning metil 2,9-4,0 merah kuning Basa

    Jingga metil 3,1 4,4 merah jingga Basa

    Hijau bromkresol 3,8-5,4 kuning biru Asam

    Merah metil 4,2-6,3 merah kuning Basa

    Ungu bromkresol 5,2-6,8 kuning ungu Asam

    Biru bromtimol 6,2-7,6 kuning biru Asam

    Merah fenol 6,8-8,4 kuning merah Asam

    Ungu kresol 7,9-9,2 kuning ungu Asam

    Fenolftalein 8,3-10,0 t.b. merah Asam

    Timolftalein 9,3-10,5 t.b. biru Asam

    Kuning alizarin 10,0-12,0 kuning ungu Basa

    B. Prinsip titrasi asam basa

    Secara umum principle dari tritrasi asam dan basa adalah reaksi penetralan

    dan penggaraman. Contoh NaOH dengan HCL, dan NaOH dengan H2SO4

    NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l)

    NaOH(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4 (aq) + H2O(l)

  • 1. Netralisasi

    Netralisasi dapat didefinisikan sebagai reaksi antara proton (atau ion

    hidronium) dan ion hidroksida membentuk air. Dalam bab ini kita hanya

    mendiskusikan netralisasi di larutan dalam air.

    H+ + OH

    -> H2O

    H3O+ + OH

    -> 2H2O

    Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida).

    Stoikiometri netralisasi

    nAMAVA = nBMBVB

    jumlah mol proton jumlah mol ion hidroksida

    ket : subskrip A dan B menyatakan asam dan basa, n valensi, M konsentrasi

    molar asam atau basa, dan V volume asam atau basa.

    Dengan bantuan persamaan di atas, digunakan untuk menentukan konsentrasi

    basa (atau asam) yang konsentrasinya belum diketahui dengan netralisasi larutan

    asam (atau basa) yang konsentrasinya telah diketahui. Prosedur ini disebut dengan

    titrasi netralisasi.

    2. Penggaraman

    Setiap asam atau garam memiliki ion lawannya, dan reaksi asam basa

    melibatkan ion-ion tersebut. Seperti contoh dalam reaksi netralisasi khas seperti

    antara HCl dan NaOH.

    HCl + NaOH > NaCl + H2O

    asam basa garam air

  • Reaksi dari titrasi asam basa disebut juga reaksi penggaraman, karna :

    Selain air, terbentuk NaCl dari ion khlorida dan ion natrium. Zat yang

    terbantuk adari reaksi ini disebut sebagai garam. Asalkan reaksi netralisasinya

    berlangsung dalam air, baik ion natrium dan ion khlorida berada secara

    independen sebagai ion, bukan sebagai garam NaCl. Bila air diuapkan, natrium

    khlorida akan tinggal. Berikut skema pembentukan NaCl dan jenis garam lain

    yang ada disekitar kita.

    Kita cenderung percaya bahwa garam bersifat netral karena garam terbentuk

    dalam netralisasi. Memang NaCl bersifat netral. Namun, larutan dalam air

    beberapa garam kadang asam atau basa. Misalnya, natrium asetat, CH3COONa,

    garam yang dihasilkan dari reaksi antara asam asetat dan natrium hidroksida,

    bersifat asam lemah. Lainnya seperi NH4Cl yang terbentuk dari asam kuat HCL

    dan basa lemah amoniak malah bersifat asam lemah. Fenomena ini disebut

    sebagai hidrolisis garam

  • 6. Alat dan bahan

    a. Alat

    - Labu kur 100 mL

    - Erlenmeyer

    - Botol

    - Bulp

    - Pipet ukur dan pipet gondok

    - Buret

    - Klem dan Standar (statis buret )

    - Breaker glass

    - Necara

    - Corong

    - Labu semprot

    - Tissue

    - Cleaner ( sunlight )

    - Spatula

    - Serbet

    - APD ( Alat Pelindung Diri )

    b. Bahan

    - Borax ( Na2B4O7 )

    - Asam oxalat ( H2C2O4 )

    - NaOH

    - HCl

    - Indikator MR

    - Indikator PP

    - Aquadest

  • 7. Prosedur

    a. Penetapan konsentrasi pembakuan NaOH 0,1 N dengan larutan primer asam

    oksalat

    - Dibuat larutan primer asam oxalat 100 mL dengan konsentrasi 0,1 N

    - Dipipet kedalam erlenmeyer 10 mL

    - Ditambahkan 3 tetes indicator MR

    - Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai titik akhir ( merah bata )

    - Triplo

    b. Penetapan konsentrasi pembakuan HCL 0,1 N dengan larutan primer tetra borax

    - Dibuat larutan primer borax 100 mL dengan konsentrasi 0,1 N

    - Dipipet kedalam erlenmeyer 10 mL

    - Ditambahkan 3 tetes indicator PP

    - Dititrasi dengan HCL 0,1 N sampai titik akhir (merah muda)

    - Triplo

    8. Data Pengamatan dan Perhitungan

    a. Pembakuan NaOH dengan larutan primer oxalate

    - Kristal oxalate tertimbang = 0.6294 mg

    - Data titrasi

    Pengerjaan Vol. NaOH (mL) N NaOH

    Simplo 12.5

    Duplo 12.6

    Triplo 12.6

    Rata-rata 12.57 0,0795 N

    %RSD = 0,46 %

    Perhitungan :

    a. Normalitas tepat Oxalat

  • b. Normalitas NaOH

    b. Pembakuan HCL dengan larutan primer borax

    - Kristal borax tertimbang = 1,9107 mg

    - Data titrasi

    Pengerjaan Vol. NaOH (mL) N NaOH

    Simplo 10

    Duplo 10,1

    Triplo 10,05

    Rata-rata 10.05 0,0995 N

    %RSD = 0,49 %

    Perhitungan :

    c. Normalitas tepat Borax

    d. Normalitas NaOH

  • 9. Pembahasan

    Dalam serangkaian analisis tritrasi asam basa yang dilakukan didapatlah titik ekivalen

    dan titik akhir yang ditandai dengan perubahan warna.

    1. Titrasi Asam oxalat dengan NaOH untuk penatapan konsentrasi tepat NaOH

    menggunakan indikator pnolptalin ditandai dengan perubahan warna dari tidak

    bewarna menjadi merah muda.

    2. Titrasi Borax dengan HCl untuk penetapan konsentrasi tepat HCl menggunakan

    indikator MR ditandai dengan perubahan warna dari kuning menjadi merah

    sindur.

    10. Kesimpulan

    Dari tahap-tahap penetapan konsentrasi HCL dan NaOH secara tritrasi asidimetri dan

    alkalimetri didapatkan konsentrasi masing-masing sebagai berikut.

    1. Konsentrasi NaOH tepat adalah

    2. Konsentras HCL tepat adalah

    11. Daftar Pustaka

    Google.Titrasi asam basa.chemistry.com.senin.14 Mei.10.05WIB

    Wikipedia.Titrasi.id.wikipedia.com.senin.14 Mei.09.30WIB

    Wikipedia.Penggaraman.id.wikipedia.com.senin.14 Mei.09.35WIB

    Wikipedia.Netralisasi.id.wikipedia.com.senin.14 Mei.09.37WIB

    12. Tugas

    1. Apa yang dimaksud dengan larutan Buffer ?

    Jawab : Larutan buffer adalah larutan yang berfungsi atau bekerja untuk

    mempertahankan pH larutan hingga hampir tidak berubah walau dengan

    penambahan asam atau basa.

  • 2. Sebutkan macam-macam indikator asam basa ?

    Jawab :

    NAMA pH

    RANGE WARNA TIPE(SIFAT)

    Biru timol 1,2-2,8 merah kuning asam

    Kuning metil 2,9-4,0 merah kuning basa

    Jingga metil 3,1 4,4 merah jingga basa

    Hijau bromkresol 3,8-5,4 kuning biru asam

    Merah metil 4,2-6,3 merah kuning basa

    Ungu bromkresol 5,2-6,8 kuning ungu asam

    Biru bromtimol 6,2-7,6 kuning biru asam

    Merah fenol 6,8-8,4 kuning merah asam

    Ungu kresol 7,9-9,2 kuning ungu asam

    Fenolftalein 8,3-10,0 t.b. merah asam

    Timolftalein 9,3-10,5 t.b. biru asam

    Kuning alizarin 10,0-12,0 kuning ungu basa

    3. Gambarkan kurva

    a. Asam kuat basa lemah

  • b. Asam kuat basa kuat

    c. Asam lemah basa lemah

    d. asam lemah basa kuat