laporan praktikum asidimetri dan alkalimetri

12
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI Disusun Oleh : 1. Achmad Zaimul Khaqqi (132500030) 2. Dinda Kharisma Asmara (132500014) 3. Icha Restu Maulidiah (132500033) 4. Jauharatul Lailiyah (132500053) Dosen Pembimbing : Bapak Arif Yahya, S.Si., M.Si Prodi Biologi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA Jl. Dukuh Menanggal XII Surabaya 60234 Tahun 2014

Upload: haqqi

Post on 12-Apr-2016

1.446 views

Category:

Documents


51 download

DESCRIPTION

Asidimetri dan alkalimetri adalah analisis kuantitatif volumetriberdasarkan reaksi netralisasi. Asidimetri dan alkalimetri berbeda dalamhal larutan baku yang digunakan. Pada asidimetri digunakan larutan bakuasam, sedangkan pada alkalimetri digunakan larutan baku basa. Larutan baku adalah larutan yang diketahui dengan tepatkonsentrasi dan volumenya. Volume yang tepat dan relative mudahdiketahui (di ukur dengan buret atau pipet volume), sedangkan untukmengetahui konsentrasi yang tepat maka berat zat yang di larutkan danvolume larutan yang terjadi juga harus diketahui dengan tepat dan zatyang dipakai larutan baku harus mempunyai kemurnian yang sangattinggi. Jika zat yang dipakai tidak cukup murni maka disebut bakusekunder dan perlu dilakukan pembakuan secara titrimetri. Baku primeryaitu suatu bahan yang konsentrasi larutannya dapat langsung ditentukandari berat bahan sangat murni yang dilarutkan. Larutan yang terjadidisebut larutan baku primer.

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI

Disusun Oleh :

1. Achmad Zaimul Khaqqi (132500030)

2. Dinda Kharisma Asmara (132500014)

3. Icha Restu Maulidiah (132500033)

4. Jauharatul Lailiyah (132500053)

Dosen Pembimbing :

Bapak Arif Yahya, S.Si., M.Si

Prodi Biologi

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

Jl. Dukuh Menanggal XII Surabaya 60234

Tahun 2014

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | i

HALAMAN PENGESAHAN

Makalah Kimia Dasar ”Asidimetri dan Alkalimetri”

ini diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia Dasar semester ganjil

tahun ajaran 2013/2014. Makalah Kimia Dasar ini telah diperiksa dan disetujui

oleh

Bapak Arif Yahya, S.Si., M.Si

pada tanggal…………………………

Mengesahkan,

Arif Yahya, S.Si., M.Si

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga Makalah Asidimetri dan Alkalimetri ini akhirnya selesai. Tugas ini

kami buat untuk memenuhi tugas Kimia Dasar semester ganjil tahun ajaran

2013/2014.

Makalah Kimia Dasar ini kami buat untuk memberikan wawasan

pengetahuan utamanya bagi para pemuda-pemudi atau para mahasiswa tentang

Asidimetri dan Alkalimetri. Sehingga bisa mengetahui bagaimana proses

Asidimetri dan Alkalimetri.

Dengan selesainya Makalah Kimia Dasar ini, kami mengucapkan banyak

terima kasih kepada Bapak Arif Yahya, S.Si., M.Si., yang telah membimbing

pembuatan Makalah Kimia Dasar ini. Semoga bimbingan yang Bapak berikan

dapat bermanfaat Amin.

Makalah Kimia Dasar ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh

sebab itu dengan penuh rendah hati, kami mohon agar para pembaca beserta dosen

pembimbing berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun guna

sempurnanya tugas ini.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, semoga Makalah Kimia

Dasar ini dapat bermanfaat dan berguna terutama bagi para mahasiswa Amin.

Surabaya, Januari 2014

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | iii

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

I. Tujuan 1

II. Dasar Teori 1

III. Bahan dan Alat 3

IV. Cara Kerja 4

V. Hasil Pengamatan 5

VI. Pembahasan 6

VII. Kesimpulan 7

Daftar Pustaka 8

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 1

I. TUJUAN

1. Mengenal cara analisis kuantitatif dengan cara titrimetri (volumetri).

2. Menentukan kadra asam dalam larutan sampel.

II. DASAR TEORI

Asidimetri dan alkalimetri adalah analisis kuantitatif volumetri

berdasarkan reaksi netralisasi. Asidimetri dan alkalimetri berbeda dalam

hal larutan baku yang digunakan. Pada asidimetri digunakan larutan baku

asam, sedangkan pada alkalimetri digunakan larutan baku basa.

Larutan baku adalah larutan yang diketahui dengan tepat

konsentrasi dan volumenya. Volume yang tepat dan relative mudah

diketahui (di ukur dengan buret atau pipet volume), sedangkan untuk

mengetahui konsentrasi yang tepat maka berat zat yang di larutkan dan

volume larutan yang terjadi juga harus diketahui dengan tepat dan zat

yang dipakai larutan baku harus mempunyai kemurnian yang sangat

tinggi.

Jika zat yang dipakai tidak cukup murni maka disebut baku

sekunder dan perlu dilakukan pembakuan secara titrimetri. Baku primer

yaitu suatu bahan yang konsentrasi larutannya dapat langsung ditentukan

dari berat bahan sangat murni yang dilarutkan. Larutan yang terjadi

disebut larutan baku primer.

Syarat-syarat bahan baku primer:

Sangat murni/ mudah dimurnikan

Stabil dan tidak higroskopis

Mempunyai BE yang tinggi untuk mengurangi kesalahan

penimbangan

Cepat bereaksi

Analisis asidimetri dan alkalimetri dilakukan dengan cara titrasi.

Titrasi asidimetri dan alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam dan

basa, diantaranya:

Asam kuat dengan basa kuat

Asam kuat dengan basa lemah

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 2

Asam lemah dengan basa kuat

Perhitungan kuantitatif zat dalam titrasi didasarkan pada jumlah

titran atau larutan baku yang tapat saling menghabiskan dengn zat sampel

sehngga berlaku :

Jumlah ekivaen larutan sampel = jumlah ekivalen titran larutan

baku atau :

(VxN) sampel = (VxN) titran

Saat dimana jumlah ekivalen larutan sampel = jumlah ekivalen

larutan baku dinamakan titik ekivalen. Pada analisis dengan cara

titrimetri titik ekivalen diketahui dari titik akhir titrasi yang dapat dilihat

diantaranya dengan penambahan indicator.

Indicator adalah suatu zat yang akan berubah warna pada pH

yang berbeda. Untuk itu dipilih indicator yang perubahan warnanya

terletak didekat pH titik ekivalen. Misalnya, penentuan kadar asam asetat

dengan larutan baku NaOH titik ekivalen terjadi pada pH 8,7, oleh sebab

itu dipilih indicator fenolfalein.

Table 1. beberapa indicator asam basa yang sering kali digunakan

Nama PK1 Jenis Trayek pH Warna

A B

Timor Biru 1,7 Asam 1,2-2,8 Mr Kn

Metil Jingga 3,4 Asam 3,1-4,4 Mr Ji

Metil Kuning 3,2 Asam 2,9-4,0 Mr Kn

Metil Merah 5,0 Asam 4,2-6,3 Mr Kn

Brom Timol Biru 7,3 Asam 6,0-7,6 Kn Br

Fenolfalein - Asam 8,0-9,6 TB Mr

Keterangan :

pK1 = - log konstanta ionisasi

A = warna asam

B = warna basa

Mr = merah

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 3

Kn = kuning

Ji = jingga

Br = biru

TB = tak berwarna

Titik akhir titrasi seharusnya tapat sama dengan titik ekivalen

titrasi. Dalam praktek analisis titrimetri paling banyak digunakan dengan

tingkat kesalahan tidak lebih dari 0,1 %.

Pada penentuan kadar asam asetat digunakan larutan basa, dengan

demikian disebut analisis secara alkalimetri. Prinsip reaksinya adalah :

HA + OH - A

- + H2O

Dalam percobaan ini digunakan larutan baku NaOH,

sehingga reaksinya :

CH3COOH+ NAOH CH3COONa + H2O

Pada penentuan kadar ammonia di gunakan larutan baku

asam (asidimetri). Prinsip reaksinya adalah :

BOH + H+

B- + H2O

Reaksinya adalah sebagai berikut :

NH4OH + HCL NH4CL + H2O

III. BAHAN DAN ALAT

Bahan

Larutan sampel asetat ( cuka dapur )

Larutan NaOH 0,1 N

Indicator fenolftalein

Indicator merah

Larutan HCl 0,1 N

Alat

Labu titrasi ( Erlemeyer )

Labu ukur 100 ml

Pipet volume

Metil biuret

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 4

Pipet tetes

Statif dan klem

IV. CARA KERJA

A. Penentuan kadar asam asetat

1. Encerkan larutan sampel dalam labu ukur sampai volume tepat

100 ml.

2. Pipet 10 ml larutan tersebut kemudian masukkan kedalam labu

titrasi.

3. Tambahkan 2 tetes indicator fenoftalein (pp) dan titrasikan

dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna

dari tidak berwarna menjadi berwarna merah muda..

4. Catat volume NAOH yang di perlukan .

5. Ulangi percobaan tersebut 4 kali dan selisih volume titran tidak

boleh melebihi 0,05 ml..

6. Hitunglah kandungan asam asetat dalam sampel ( seberat

/volume ).

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 5

V. HASIL PENGAMATAN

A. Penentuan kadar asam asetat

Titrasi ke Volume CH3COOH

(ml)

Volume NaOH 0,1 N

(ml)

1 10 ml 22 ml

2 10 ml 21 ml

3 10 ml 24 ml

4 10 ml 24 ml

0

5

10

15

20

25

12

34

Penentuan kadar asam asetat

Volume CH3COOH (ml)

Volume NaOH 0,1 N (ml)

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 6

VI. PEMBAHASAN

A. Berdasarkan percobaan pertama yakni Penentuan kadar asam asetat.

Sampel cuka (CH3COOH) dianalisis kadar asam asetatnya dengan cara

asidimetri (titrasi). Sebanyak 10 ml sampel ditambahkan 2 tetes

indicator fenolftalein diukur dan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N.

Dari rata-rata pengulangan didapatkan sebanyak 22,75 ml titran

diperlukan untuk mencapai titik akhir fenolftalein.

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Diketahui:

Volume sampel = 10 ml = 0,01 L

Volume titran yang diperlukan = 22,75 ml = 0,02275 L

Konsentrasi titran = 0,1 N

Ditanyakan:

Konsentrasi asam asetat dalam cuka ?

Penyelesaian

(VxN) sampel = (VxN) titran

(0,01xN) sampel = (0,02275x0,1) titran

N sampel = (0,02275x0,1)/0,01 = 0,2275 N

N = M x Valensi

M asam cuka = N / valensi = 0,2275 / 1 = 0,2275 /L x 20 (fp)

Molaritas (M) asam cuka = (garam / MR) x (1000 /Vol sampel)

4,55 = (gram / 60) x (1000 / 10)

4,55 = (gram / 60) x (100)

Gram/60 = 4,55/100

Gram = 60 x 0,0455

Gram = 2,73

Konsentrasi asam cuka dalam sampel dalam presentase adalah 2,73

x 100 / 100 = 2,73%

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 7

VII. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:

Asidimetri adalah menentukan kadar (CH3COOH) dengan

menggunakan larutan NaOH yang telah dibakukan. Reaksi

sempurna terjadi ketika terjadi perubahan larutan dari bening ke

merah muda. reaksi yang terjadi merupakan reaksi netralisasi

dengan menghasilkan H2O dan CH3COONa. Normalitas sampel

CH3COOH adalah 2,73%

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 8

DAFTAR PUSTAKA

Abudarin. 2002. Buku Ajar Kimia Analisis II. Palangkaraya : FKIP, Jurusan

PMIPA, Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Palangkaraya.

Underwood, A. L dan R. A. Day, JR. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi

Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga.