itp uns semester 2 laporan kimtik acara 2 kompleksometri

29
ACARA II KOMPLEKSOMETRI A. Tujuan Tujuan dari praktikum Kompleksometri adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa mampu melakukan titrasi dengan cara kompleksometri. 2. Mahasiswa mampu menghitung besar dan tingkat kesadahan air dari suatu sampel air dengan larutan Na 2 EDTA dan indikator EBT. B. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Alat dan Bahan Air adalah materi esensial di dalam kehidupan dan merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H 2 O : satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. Air bersih adalah air yang jernih,

Upload: fransiska-puteri

Post on 30-Jun-2015

7.278 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

ACARA IIKOMPLEKSOMETRI

A. Tujuan

Tujuan dari praktikum Kompleksometri adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa mampu melakukan titrasi dengan cara kompleksometri.

2. Mahasiswa mampu menghitung besar dan tingkat kesadahan air dari

suatu sampel air dengan larutan Na2EDTA dan indikator EBT.

B. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Alat dan Bahan

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan dan merupakan

substansi kimia dengan rumus kimia H2O : satu molekul air tersusun

atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom

oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada

kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur

273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,

yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,

seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam

molekul organik. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna,

tawar dan tidak berbau. Melalui penyediaan air bersih dan sebagai

pemenuhan kebutuhan sehari-hari, masyarakat melakukan suatu usaha

dengan swadaya dana masyarakat sendiri yaitu dengan membuat sumur

artesis atau sumur dalam. Air sumur artetis adalah disebut air sumur

(bor) yang letaknya kurang lebih 100 – 300 meter di dalam tanah saat

ini digunakan sebagai alternatif air untuk memenuhi keperluan air

sehari – hari. Air artetis sendiri terdapat setelah rapat air yang pertama.

Dalam proses pengambilan airnya tidak semudah seperti air sumur

biasa ataupun air pemukaan. Dalam proses pengambilannya harus

digunakan bor dan memasukkan pipa ke dalamnya, sehingga dalam

suatu kedalaman (biasanya 100 – 300 meter) akan didapatkan suatu

lapis air (Mifbakhuddin, 2010).

Page 2: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

Air sadah adalah air yang mengandung ion Kalsium (Ca) dan

Magnesium (Mg). Ion-ion ini terdapat dalam air dalam bentuk sulfat,

klorida, dan hidrogenkarbonat. Kesadahan air alam biasanya

disebabkan garam karbonat atau garam asamnya. Kesadahan

merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila

dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat

membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan air yang

berkesadahan tinggi tidak akan berbentuk busa. Air sadah digolongkan

menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+

atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap

(Mifbakhuddin, 2010).

Senyawa EDTA merupakan senyawa pengkhelat logam, sehingga

dapat digunakan sebagai zat pengompleks. Dalam pembentukan

kompleks, EDTA berperan sebagai asam Lewis atau ligan dan logam

berperan sebagai basa Lewis atau ion pusat. Senyawa EDTA

merupakan amina polikarboksilat dan termasuk jenis ligan multidentat,

sehingga dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam pada kedua gugus

nitrogen dan keempat gugus karboksilnya. Senyawa EDTA yang

biasanya digunakan dalam bentuk garam yaitu Na2EDTA

(Rejeki et.al., 2010).

EBT adalah indikator metallochromic yang banyak digunakan

dalam titrasi kompleksometri. Adalah jenis elektroaktif dengan

kelompok azo (-N = N-) dalam struktur molekul yang ditunjukkan.

Kelompok azo mudah direduksi pada elektroda pasta karbon dengan

voltametri siklik. Voltamogram siklik dari 2x10-3 M EBT tercatat di

80X10-3. Berbagai siklus diterapkan, yang menghasilkan penurunan

puncak sangat reduktif saat ini dengan peningkatan pemindaian siklus.

Ini adalah karakteristik adsorpsi yang kuat perilaku EBT pada elektroda

pasta karbon (Chandra, et.al., 2008).

Page 3: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

2. Tinjauan Teori

Kompleksometri atau pengelatan merupakan proses pengikatan

logam dalam suatu cairan oleh suatu senyawa yang memiliki lebih dari

satu pasang elektron bebas. Pengikatan ion logam tersebut menyerupai

penjepitan (pengkelatan), senyawa yang menjepit disebut senyawa

pengelat (chelating agent) dan ion logam dinamakn ion pusat, karena

berada di titik pusat. Mekanisme pengelatan ini terjadi karena adanya

penggunaan electron bersama (sharing electron) antara ion logam dan

ion bahan pengkelat, metode tersebut dinamakan metode

kompleksometri. Karena terbentuknya senyawa kompleks antara logam

dengan bahan pengelat (Septiana A, et.al., 2013).

Senyawa kompleks atau senyawa koordinasi terbentuk dari reaksi

antara asam Lewis (yang dapat berupa atom logam atau non logam)

dengan basa Lewis (yang merupakan ligan netral atau ligan negatif).

Dalam senyawa kompleks atom logam atau ion logam berfungsi

sebagai atom pusat yang dikelilingi oleh ligan-ligan yang ada. Ikatan

antara atom pusat dengan ligan-ligan merupakan ikatan kovalen

koordinasi dengan semua elektron yang digunakan untuk membentuk

ikatan berasal dari ligan-ligan (Efendy, 2006).

Ligan adalah spesies yang memiliki atom (atau atom-atom) yang

dapat menyumbangkan sepasang elektron pada ion logam pusat pada

tempat tertentu dalam lengkung koordinasi. Sehingga ligan merupakan

basa Lewis dan ion logam adalah asam Lewis. Jika ligan ini hanya

dapat menyumbangkan sepasang elektron (misalnya NH3 melalui atom

N) disebut ligan unidentat. Ligan ini mungkin merupakan anion

monoatomik (tetapi bukan atom netral) seperti ion halida, anion

poliatomik seperti NO2-, molekul sederhana seperti NH3, atau molekul

kompleks seperti piridin C H N (Petrucci, 2002).

Sebagai zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam

titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamina tetra

asetat (dinatrium EDTA). Kestabilan dari senyawa komplek yang

Page 4: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

terbentuk tergantung dari sifat kation dan pH dari larutan, sehingga

titrasi harus dilakukan pada pH tertentu. Untuk menetapkan titik akhir

titrasi (TAT) digunakan indikator logam, yaitu indikator yang dapat

membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. Ikatan kompleks

antara indikator dan ion logam harus lebih lemah daripada ikatan

kompleks atau larutan titer dan ion logam. Larutan indikator bebas

mempunyai warna yang berbeda dengan larutan kompleks indikator.

Indikator yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah

kalkon, asam kalkon karboksilat, hitam eriokrom-T dan jingga xilenol.

Untuk logam yang dengan cepat dapat membentuk senyawa kompleks

pada umumnya titrasi dilakukan secara langsung, sedang yang lambat

membentuk senyawa kompleks dilakukan titrasi kembali

(Triwahyuni, 2008).

Beberapa pereaksi pembentuk khelat yang mengandung oksigen

maupun nitrogen terutama efektif dalam pembentukan kompleks stabil

dengan berbagai logam. Dari ini yang terkenal ialah asam etilen diamin

tetra asetat, kadang-kadang dinyatakan asam (etilen dinitrilo) tetra

asetat, dan sering disingkat EDTA. Istilah chelon (diucapkan “key-

loan”) telah disarankan sebagai nama umum untuk seluruh golongan

pereaksi, termasuk poliamin seperti trien, asam poliamino karboksilat

seperti EDTA, dan senyawa sejenis yang membentuk kompleks 1 : 1

dengan ion logam., larut dalam air dan karenanya dapat dipergunakan

sebagai titran logam. Kompleksnya suatu golongan khelat yang

istimewa, disebut kilonat logam dan titrasinya disebut titrasi

khelometrik. EDTA merupakan ligan seksidentat yang berpotensi yang

dapat berkoordinasi dengan ion logam dengan pertolongan kedua

nitrogen dan empat gugus karboksil (Underwood, 1980).

Pelunakan air adalah proses pengambilan atau pengurangan

kandungan mineral penyebab kesadahan. Seperti telah disebutkan

sebelumnya, bahwa mineral-mineral adalah penyebab kesadahan air

terutama garam-garam kalsium atau magnesium bikarbonat, kalsium

Page 5: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

atau magnesium sulfat, serta kalsium atau magnesium klorida. Berbagai

cara pelunakan air dapat dilakukan seperti proses kapur soda abu (lime

soda ash softening), proses zeolit, dan proses resin organic. Bikarbonat

yang larut dan garam sulfat dapat dipisahkan dengan mngubahnya

menjadi bentuk yang tidak larut dengan cara proses kapur soda abu.

Pada proses zeolit ion kalsium dan magnesium diganti dengan ion

natrium sehingga terbentuk garam yang tidak dapat menyebabkan

kesadahan air. Dan dengan proses resin organik, garam-garam terlarut

praktis seluruhnya dapat dihilangkan (Winarno, 1986).

Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan secara

kuantitatif gugus karboksilat yang ada dalam protein Guna resin (GPR).

Metode ini cukup sensitif untuk mendeteksi perubahan kecil dalam

jumlah kelompok fungsional protein. Berbagai konsentrasi sampel yang

digunakan menunjukkan bahwa mereka mengandung mayoritas tetra

fungsional konten karboksilat. Variasi hasil berasal dari peningkatan

konsentrasi sampel dalam penyelidikan. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan dengan jelas bahwa titrasi kompleksometri adalah alat

yang sangat baik untuk penentuan kadar karboksilat sampel protein.

Perubahan kecil dalam isi karboksilat juga terdeteksi (Hamidu, 2012).

C. Metode

a. Alat dan Bahan

1. Alat

a) Beker glass

b) Pipet tetes

c) Erlenmeyer

d) Statif

e) Corong

f) Pipet volume

2. Bahan

a) Sampel air sumur

b) Larutan buffer pH 10

Page 6: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

c) Indikator EBT

d) Larutan Na2EDTA

b. Cara Kerja

Sampel Air 25 ml

Dimasukkan dalam beker glass

Ditambahkan 2,5 ml larutan buffer dengan pH 10

Ditambahkan 3-4 tetes EBTwarna biru

Dititrasi dengan Na2EDTA hingga warnanya berubah menjadi biru muda

Page 7: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

D. Hasil dan Pembahasan

Tabel 2.1 Kesadahan Air pada Beberapa Sampel Air

KelJenis

SampelVol.

Sampel

MNa2

EDTA

Vol.Na2

EDTA

Kesadahan Air

(DH)

Perubahan Warna

Tingkat Kesadahan

1,2 Gajahan 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2Ungu jadi biru

mudaAgak Keras

3,4Makam

Haji25 ml 0,1 N 1,2 ml 13,44

Ungu jadi biru muda

Agak Keras

5PucangSawit

25 ml 0,1 N 1,8 ml 20,16 Ungu jadi biru Keras

6,7 Air Lab 25 ml 0,1 N 0,9 ml 10,08Ungu jadi biru muda

Agak Keras

8,9 Bendosari 25 ml 0,1 N 0,4 ml 4,48Ungu jadi biru tua

Lunak

10 Ngoresan 25 ml 0,1 N 0,4 ml 4,48Ungu jadi biru muda

Lunak

11 Sampel X 25 ml 0,1 N 0,1 ml 1,12Ungu jadi

biruSangat Lunak

12 Boyolali 25 ml 0,1 N 0,25 ml 2,8Merah anggur

jadi biruSangat Lunak

13 Solo Baru 25 ml 0,1 N 0,7 ml 7,84Merah anggur

jadi biruAgak Keras

14,15 Jebres 25 ml 0,1 N 1,9 ml 21,28 Ungu jadi biru Keras

16 Kabut 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2Merah anggur jadi biru

Agak Keras

17 Nguter25 ml

0,1 N 1 ml 11,2Merah anggur jadi biru

Agak Keras

18,19 Kartosuro 25 ml 0,1 N 0,5 ml 5,6Merah anggur jadi biru

Lunak

20,21 Air Lab 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2 Ungu jadi biruSangat Lunak

22 Sampel X 25 ml 0,1 N 50 ml -Tidak terjadi perubahan

-

23 Sampel X 25 ml 0,1 N 1,55 ml 17,36 Merah anggur

jadi biru Agak

keras

24 Boyolali 25 ml 0,1 N 0,25 ml 2,8 Merah anggur

jadi biru Sangat

lunak

25 Air Lab 25 ml 0,1 N 0,7 ml 7,84 Merah anggur

menjadi biru Lunak

26 Makam haji 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2 Merah anggur

menjadi biru Agak

keras

27 Matesih 25 ml 0,1 N 0,6 ml 6,72 Merah anggur

menjadi biru Lunak

28 Jebres 25 ml 0,1 N 1 ml 11,2 Merah anggur

menjadi biru Agak

kerasSumber : Laporan Sementara

Page 8: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion),

Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling

mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Titrasi kompleksometri

juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion

kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam

larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah

tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal

pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang

menyangkut penggunaan EDTA. Asam etilen diamin tetra asetat atau yang

lebih dikenal dengan EDTA merupakan salah satu jenis asam amina

polikarboksilat.

Menurut Mifbakhuddin (2010) air sadah adalah air yang mengandung

ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Ion-ion ini terdapat dalam air dalam

bentuk sulfat, klorida, dan hidrogenkarbonat. Kesadahan air alam biasanya

disebabkan garam karbonat atau garam asamnya. Kesadahan merupakan

petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan

sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila

dicampur dengan sabun, sedangkan air yang berkesadahan tinggi tidak akan

berbentuk busa.

Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang

diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah

tetap.

a. Air sadah sementara

Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat

(HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium

bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2).

Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air

sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan

pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+.

Page 9: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada

dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah :

Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)

b. Air sadah tetap

Air sadah tetap adalah air sadah yang mengandung anion selain ion

bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti

senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium

nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2),

magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang

mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena

kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk

membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara

kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu.

Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3(aq) atau

K2CO3(aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk

mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+.

CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)

Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)

Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut

telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut

telah terbebas dari kesadahan.

Khelasi merupakan suatu proses reversible pembentukan ikatan dari

suatu ligan, yang disebut khelator atau agen khelasi, dengan suatu ion logam

membentuk suatu komplek metal yang disebut khelat. Tipe ikatan yan

terbentuk dapat berupa ikatan kovalen atau ikatan kovalen koordinasi. Contoh

agen chelating yang digunakan dalam industri makanan adalah asam

ethylenediaminetetraacetic (EDTA), biasanya sebagai campuran kalsium dan

garam natrium, natrium polifosfat. Digunakan sebagai aditif makanan untuk

ion kompleks logam, terutama kalsium dan magnesium yang dapat

menimbulkan cacat.

Page 10: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

Pada praktikum kali ini penentuan kesadahan air dilakukan pada

beberapa sampel air sumur dari berbagai daerah di Solo. Masing-masing

sampel dimasukkan ke dalam beker glass sebanyak 25 ml kemudian

ditambahkan 2,5 ml larutan buffer pada pH 10 ml. Setelah itu ditambahkan

lagi 3-4 tetes indikator EBT. Kemudian dititrasi dengan Na2EDTA 0,1 N

sampai warnanya berubah menjadi biru. Fungsi dari penambahan ini adalah

untuk mempertajam warna.

Beberapa sampel air sumur tersebut antara lain berasal dari daerah

Gajahan, Makam Haji, Pucang Sawit, Air Laboratorium, Bendosari,

Ngoresan, Boyolali, Solo Baru, Jebres, Kabut, Nguter, Kartosuro, Matesih.

Masing-masing sampel memiliki kesadahan air sebesar 11,2 DH ; 12,32 DH :

20,16 DH ; 9,71 DH ; 4,48 DH ; 4,48 DH ; 2,8 DH ; 7,84 DH ; 16,24 ; 11,2

DH ; 11,2 DH ; 5,6 DH ; 6,72 DH dengan tingkat kesadahan berturut-turut

agak keras, agak keras, keras, agak keras, lunak, lunak, sangat lunak, agak

keras, agak keras, agak keras, agak keras, lunak, dan lunak. Untuk sampel X

pada shift 1 kelompok 22 tidak memiliki kesadahan air, sedangkan pada shift

2 kelompok 11 memiliki kesadahan air sebesar 1,12 DH dengan tingkat

kesadahan sangat lunak. Pada shift 3 kelompok 23 sampel X memiliki

kesadahan air sebesar 17,36 DH dengan tingkat kesadahan agak keras.

Sampel X merupakan sampel yang (disiapkan oleh co ass) memiliki

banyak logam Ca dan Mg (mineral) di dalamnya. Pada shift 1 titrasi

Na2EDTA dibutuhkan lebih 50 ml. Hal ini disebabkan sampel X didiamkan di

laboratorium selama satu hari sehingga logamnya mengalami pengendapan

dan air yang dipipet tidak mengandung kapur lagi. Sedangkan pada shift 2,

sampel X sudah dikocok sehingga terdapat logam di dalam air. Meskipun

masih ada endapan di bawah, namun air di atas sudah mengikat beberapa

logam sehingga menjadi sadah meski hanya tingkat sangat lunak. Sedangkan

kemungkinan yang kedua adalah karena terlalu banyaknya Ca2+ dan Mg2+

yang ditambahkan dalam sampel X yang membuat tingkat kesadahannya

terlalu tinggi sehingga penambahan Na2EDTA hingga volume 50 ml tidak

menyebabkan perubahan. Begitupun yang terjadi pada shift 3, sampel X

Page 11: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

sudah dikocok berkali-kali sehingga terdapat logam di dalam air yang

mengakibatkan air tersebut menjadi sadah dengan tingkat kesadahan agak

keras.

Titrasi Na2EDTA menggunakan indikator EBT dan penyangga dengan

pH 10. Hal ini bertujuan untuk memelihara agar pH tetap ketika ion hidrogen

lepas pada proses titrasi yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pH

dalam titrasi kompleksometri. Kedua mencegah terbentuknya endapan logam

hidroksida sehingga penyangga itu dapat bertindak sebagai zat pembentuk

kompleks tambahan. Jika penggunaan larutan buffer adalah dengan pH 8,

maka indikator dalam titrasi tidak akan berjalan dengan efisien.

Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang

merupakan bagian dari titrasi pengompleksian contohnya proses determinasi

kesadahan air. Di dalamnya bentuk protonated Eriochrome Black T berwarna

biru. Lalu berubah menjadi merah ketika membentuk kompleks dengan

kalsium, magnesium atau ion logam lain. EBT memiliki range pH 8,3 - 10.

Nama lain dari Eriochrome Black T adalah Solochrome Black T atau EBT.

Suatu kelemahan Eriochrome Black T adalah larutannya tidak stabil. Bila

disimpan akan terjadi penguraian secara lambat, sehingga setelah jangka

waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi. Indikator EBT berwarna biru

langit dalam larutan tetapi membentuk kompleks merah anggur (Ca –

EBT)2+ (aq) dan (Mg – EBT)2+ (aq), reaksinya sebagai berikut :

Ca2+ (aq) + EBT (aq) –> (Ca – EBT)2+ (aq)

Mg 2+ (aq) + EBT (aq) –> (Mg – EBT)2+ (aq)

Jika  titran H2Y2- ditambahkan pada analit, maka akan terjadi reaksi

pembentukan kompleks dengan ion Ca2+  dan Mg2+ seperti berikut:

Ca2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> (CaY)2- (aq) + 2H+ (aq)

Mg2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> (MgY)2- (aq) + 2H+ (aq)

Dan titik akhir dicapai, semua ion sadah telah terkompleksikan dengan H2Y2-

(Ca – EBT)2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> CaY(aq)  + 2H+ (aq) + EBT(aq)

(Mg – EBT)2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> MgY(aq)  + 2H+ (aq) + EBT(aq)

Page 12: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

Menurut WHO air yang bersifat sadah akan menimbulkan beberapa

dampak sebagai berikut :

1. Terhadap kesehatan dapat menyebabkan cardiovascular desease

(penyumbatan pembuluh darah jantung) dan urolithiasis (batu ginjal).

2. Menyebabkan pengerakan pada peralatan logam untuk memasak

sehingga penggunaan energi menjadi boros.

3. Penyumbatan pada pipa logam karena endapan CaO3

4. Pemakaian sabun menjadi lebih boros karena buih yang dihasilkan

sedikit.

Karena kesadahan air menimbulkan banyak dampak negatif, maka

upaya penanggulangan kesadahan perlu dilakukan. Upaya penanggulangan

tersebut dapat dilakukan dengan cara:

a. Pemanasan

Pemanasan dilakukan untuk mengatasi kesadahan yang bersifat sementara

(kesadahan bikarbonat).

b. Proses pengendapan senyawa Ca2+ dan Mg2+

Ion Ca2+ dan Mg2+ akan mengendap sebagai CaCO3 dan Mg(OH)2, Ion

CO32- berasal dari karbon dioksida (CO2) dan bikarbonat (HCO3).

Reaksinya sebagai berikut :

CO2 + OH- HCO3-

HCO3- + OH- CO3

2- + H2O

Ca2+ + CO32- CaCO3

Mg2+ + 2OH- Mg(OH)

Sifat proses pengendapan senyawa Ca2+ dan Mg2+ yaitu reaksi cepat (1-1

jam), dapat bersamaan dengan flokulasi (penggumpalan), cara sederhana

dan mudah, efesiensi cukup tinggi dan harga relatif murah.

c. Proses pertukaran Ion Ca2+, Mg2+ dengan ion Na+, K+ atau H+

Proses ini sangat cepat (20-30 menit), tidak dapat berlangsung dengan

reaksi lain dan air baku tidak boleh keruh, instalasi dan operasi rumit,

efisiensi tinggi, harga relatif cukup mahal (cocok untuk industri). Proses

Page 13: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

ini dapat digunakan untuk pengolahan kesadahan tetap dan sementara

dengan cara pemisahan ion-ion yang tidak dikehendaki yang terdapat

didalam air sadah. Bahan yang digunakan dalam proses ini berupa karbon

aktif dan atau resin sintentik yang dimasukkan ke dalam kolom dimana air

sudah dapat dialirkan melalui senyawa-senyawa tersebut.

d. Proses kontak air dengan pasir, batu, atau kapur.

Sifat proses ini adalah reaksi lambat (lebih dari 1 jam), tidak bisa

bersamaan dengan proses lain, cara sederhana, efisiensi dan harga tidak

terlalu mahal.

e. Pertukaran ion (ion exchange)

Pertukara ion dapat digunakan untuk pengolahan kesaahan tetap dan

sementara dengan cara pemisahan ion-ion yang tidak dikehendaki yang

terdapat di dalam air sadah. Bahan yang digunakan terdiri dari karbon aktif

dan atau resin sentetik yang dimasukkan kedalam suatu kolom dimana

air sadah dapat dialirkan melalui senyawa-senyawa tersebut.

Sedangkan, untuk mengurangi kesadahan pada air artetis atau air sumur

dapat digunakan suatu cara/metode pengolahannya yaitu dengan filtrasi

(penyaringan). Filtrasi adalah suatu cara memisahkan padatan dari air, adapun

media yang digunakan dalam filtrasi antara lain pasir, kerikil, ijuk, dan

arang aktif. Dalam pelaksanaan penelitian ini media yang digunakan

adalah arang aktif/ karbon aktif. Karbon aktif dipilih karena memiliki

sejumlah sifat kimia maupun fisika yang menarik, di antaranya mampu

menyerap zat organik maupun anorganik, dapat berlaku sebagai penukar

kation, dan sebagai katalis untuk berbagai reaksi. Karbon aktif adalah sejenis

adsorbent (penyerap), berwarna hitam, berbentuk granule, bulat, pellet

ataupun bubuk. Jenis karbon aktif tempurung kelapa ini sering digunakan

dalam proses penyerap rasa dan bau dari air, dan juga penghilang senyawa-

senyawa organik dalam air (Mifbakhuddin, 2010).

Page 14: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

E. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

a. Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion).

b. Sampel air sumur yang memiliki tingkat kesadahan paling tinggi adalah

sampel dari daerah Pucang Sawit pada kelompok 5 dengan kesadahan

sebesar 20,16 DH dengan tingkat kesadahan keras.

c. Sampel air yang memiliki tingkat kesadahan paling rendah adalah sampel

X pada kelompok 11 dengan tingkat kesadahan sebesar 1,12 DH dengan

tingkat kesadahan sangat lunak.

Page 15: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Umesh, et.al. 2008. Electrochemical Studies of Eriochrome Black T at Carbon Paste Electrode and Immobilized by SDS Surfactant: A Cyclic Voltammetric Study. International Journal of Electhrochemical Science. Vol.3, No. 5, August 2008 : 1044-1054.

Effendy. 2006. Teori VSEPR Kepolaran, dan Gaya Antarmolekul. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang, Malang.

Hamidu, Abu Bakar Ahmed, B.A. Aliyu. 2012. Quantitative Determination of the Carboxylic Groups in Guna Protein (Citrillus Vulgaris) Using Complexometric Titration Method. IJPBS. Vol.2, No.2, April-June 2012 : 280-283.

Mifbakhuddin. 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis. Eksplanasi. Vol.5, No.2, Oktober 2010 : 1-5.

Petrucci, Ralph H. 2002. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta.

Rejeki, Desi Sri, Mukhammad Asy’ari, Wuryanti. 2010. Pengaruh Ion Zn2+ Terhadap Aktivitas Protease Ekstraseluler Bakteri Halofilik Isolat Bittern Tambak Garam Madura. Lab. Biokimia, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Diponegoro Semarang.

Septiana A., Arkle, Frans Arlenata H., Andri Cahyono Kumoro. 2013. Potensi Jus Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Sebagai Bahan Pengkelat dalam Proses Pemurnian Minyak Nilam (Patchouli Oil) dengan Metode Kompleksometri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol.2, No.2, Juni 2013 : 257-261.

Triwahyuni M., Endang, Yusrin. 2008. Penggunaan Metode Kompleksometri pada Penetapan Kadar Seng Sulfat dalam Campuran Seng Sulfat dengan Vitamin C. Jurnal Unimus. Vol.3, No.2, Agustus 2008 : 1-3.

Underwood, Day R.A. 1980. Analisa Kimia Analitik Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.

Winarno, F.G. 1986. Air Untuk Industri Pangan. PT Gramedia, Jakarta.

Page 16: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

LAMPIRAN

Page 17: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

Perhitungan kesadahan air

Shift 1

1) Kelompok 12 (Boyolali)

Kesadahan Air = 1000

25 x (0,25 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 2,8 DH

2) Kelompok 13

Kesadahan Air = 1000

25 x (0,7 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 7,84 DH

3) Kelompok 14 dan 15 (Jebres)

Kesadahan Air = 1000

25 x (1,9 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 21,28 DH

4) Kelompok 16 (Kabut)

Kesadahan Air = 1000

25 x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 11,2 DH

5) Kelompok 17 (Nguter)

Kesadahan Air = 1000

25 x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 11,2 DH

6) Kelompok 18 dan 19 (Kartosuro)

Kesadahan Air = 1000

25 x (0,5 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 5,6 DH

7) Kelompok 20 dan 21 (Air Laboratorium)

Kesadahan Air = 1000

25 x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

Kesadahan Air = 1000

ml yangdipipet x (ml x M) Na2EDTA X 2,8 DH

Page 18: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

= 11,2 DH

Shift 2

1) Kelompok 1 dan 2 (Gajahan)

Kesadahan Air = 1000

25 x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 11,2 DH

2) Kelompok 3 dan 4 (Makam Haji)

Kesadahan Air = 1000

25 x (1,2 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 13,44 DH

3) Kelompok 5 (Pucang Sawit)

Kesadahan Air = 1000

25 x (1,8 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 20,16 DH

4) Kelompok 6 dan 7 (Air Laboratorium)

Kesadahan Air = 1000

25 x (0,9 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 10,08 DH

5) Kelompok 8 dan 9 (Bendosari)

Kesadahan Air = 1000

25 x (0,4 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 4,48 DH

6) Kelompok 10 (Ngoresan)

Kesadahan Air = 1000

25 x (0,4 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 4,48 DH

7) Kelompok 11 (Sampel X)

Kesadahan Air = 1000

25 x (0,1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 1,12 DH

Page 19: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri

Shift 3

1) Kelompok 23 (Sampel X)

Kesadahan Air = 1000

25 x (1,55 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 17,36 DH

2) Kelompok 24 (Boyolali)

Kesadahan Air = 1000

25 x (0,25 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 2,8 DH

3) Kelompok 25 (Air Laboratorium)

Kesadahan Air = 1000

25 x (0,7 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 7,84 DH

4) Kelompok 26 (Makam Haji)

Kesadahan Air = 1000

25 x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 11,2 DH

5) Kelompok 27 (Matesih)

Kesadahan Air = 1000

25 x (0,6 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 6,72 DH

6) Kelompok 28 (Jebres)

Kesadahan Air = 1000

25 x (1 x 0,1) Na2EDTA X 2,8 DH

= 11,2 DH

Page 20: ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri