ppt anfar zno kompleksometri

25
Analisis Zinc Oxide (ZnO) dengan Metode Kompleksometri Kelompok 13 : Salma Huda C 260110100053 Putu Indah Saraswati 260110100054 Adi Aliyudin 260110100055 Hanna Sofyana 260110100056

Upload: indah-saraswati

Post on 31-Dec-2014

473 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

zinc oxide

TRANSCRIPT

Analisis Zinc Oxide (ZnO) dengan Metode Kompleksometri

Kelompok 13 :Salma Huda C Putu Indah Saraswati Adi Aliyudin Hanna Sofyana 260110100053 260110100054 260110100055 260110100056

Zinc Oxide (ZnO)ZnO BM 81,38 Pemerian Serbuk amorf, sangat halus; putih atau putih kekuningan; tidak berbau; tidak berasa. Lambat laun menyerap karbondioksida dari udara. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida Khasiat dan penggunaan Antiseptikum lokal (FI III, 1979).

Zinc Oxide (ZnO) Karakteristik ZnO adalah sebagai berikut : Tidak larut dalam air dan alkohol, namun larut dan terurai pada kebanyakan jenis asam. Melebur menjadi oksigen dan uap zinc pada suhu 1975oC (3587 F) Menimbulkan kebakaran dan ledakan apabila bereaksi dengan bub uk aluminium dan magnesium dalam kondisi dipanaskan. Bereaksi dengan hydrogen sulfide untuk menghasilkan sulfide. Ketika produk yang mengandung ZnO dan air meleleh karena terkena sinar UV, reaksinya dapat menghasilkan hydrogen peroksida. Sifat Kimia ZnO : Massa molar = 81.408 g/mol. Tidak berbau. Massa jenis = 5.606 g/cm3. Menguap pada suhu 2360oC. Gravitasi spesifik = 5.67 Flash point = 1436oC

Bubuk zinc oxide digunakan secara luas sebagai bahan aditif pada produk-produk dan material seperti plastik, keramik, kaca, semen,pulpdent (semen untuk menambal lubang gigi), karet (misalnya untuk karet ban), pelumas, dan lain-lain.

Analisis ZnO1. Analisis kualitatif ZnO 2. Analisis kuantitatif ZnO

Analisis Kualitatif ZnOZn2+ Sangat mudah larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer dengan mengeluarkan hidrogen Zn + 2H+ Zn2+ + H2 (g) Zink juga larut dalam hidroksida alkali, pada mana terbentuk tetrahidroksizinkat (II) Zn + 2OH- + 2 H2 O [Zn(OH)4]2- + H2 (g) Zink membentuk hanya satu seri garam; garamgaram ini mengandung kation zink (II), yang diturunkan dari zink oksida, ZnO

Analisis Kualitatif ZnOZn2+ Larutan natrium hidroksida: endapan seperti gelatin yang putih, yaitu zink hidroksida. Larutan amonia: endapan putih zink hidroksida Larutan amonium sulfida: endapan putih zink sulfida Hidrogen sulfida: pengendapan parsial zink sulfida dalam larutan netral Larutan dinatrium hidrogen fosfat: endapan putih zink fosfat Larutan kalium heksasianoferat (II): endapan putih dengan konsentrasi berbeda dll

Analisis Kuantitatif ZnO Metode Farmakope III Larutkan 1,5 g yang telah dipijarkan dan ditimbang saksama dan 2,5 g amonium klorida P dalam 50,0 ml asam sulfat 1 N, jika perlu dengan pemanasan perlahanlahan. Jika telah larut sempurna, titrasi dengan natrium hidroksida 1 N menggunakan indikator larutan jingga metil P Metode Kompleksometri

Kompleksometri Titrasi Kompleksometri bertujuan untuk mengetahui konsentrasi suatu kation logam menggunakan senyawa kompleks berwarna yang akan bereaksi dengan kation logam tersebut sehingga memberikan warna baru pada larutan di titik akhir titrasi. Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksireaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri : Ag+ + 2 CN- Ag(CN)2 Hg2+ + 2Cl- HgCl2(Khopkar, 2002).

Prinsip Titrasi KompleksometriTitrasi kompleksometri adalah suatu analisis volumetri berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks (LIGAN)Ligan yang banyak digunakan adalah dinatrium etilen diamina tetra asetat (NA2EDTA)

Kompleks logam-EDTAEDTA memiliki 6 (enam) gugus pembentuk kompleks. EDTA dinyatakan juga sebagai H4Y Dissosiasi EDTA : H4Y H+ + H3Y- K1 = 1,00 x 10-2 H3Y- H+ + H2Y2- K2 = 2,16 x 10-3 H2Y-2 H+ + HY3- K3 = 6,92 x 10-7 HY-3 H+ + Y4K4 = 25,5 x 10-11 Pembentuk kompleks yang sesungguhnya : Y4 Pembebasan H+ dapat mempengaruhi pH

Reaksi

Indikator1. Eriochrom Black-T (EBT) Merupakan asam lemah, tidak stabil dalam air karena senyawa organic ini merupakan gugus sulfonat yang mudah terdisosiasi sempurna dalam air dan mempunyai 2 gugus fenol yang terdisosiasi lambat dalam air. Penggunaan : Penentuan kadar Ca, Mg, Cd, Zn, Mn, Hg. 2. Murexide Merupakan indikator yang sering digunakan untuk titrasi Ca2+, pada pH=12.

3.

4. 5. 6.

Jingga Xylenol Kompleks dengan logam memberikan warna merah. Calmagite Tiron Violet cathecol

Syarat-syarat Indikator LogamSyarat-syarat indikator logam 1. Stabilitas dari ikatan kompleks indikator-logam harus lebih rendah daripada ikatan kompleks logam-EDTA. 2. Terjadi perubahan warna pada range pH yang ditetapkan, dimana terjadi pembentukan kompleks stabil. 3. Perubahan warna terjadi oleh adanya indicator bebas dari kompleks logam dalam larutan, karena sejumlah eqivalen EDTA ditambahkan untuk membentuk kompleks logamEDTA.

Analisis ZnO dengan Titrasi Kompleksometri Peralatan Neraca analitik; Labu ukur 250 mL; Labu takar 500 mL; Erlenmeyer 250 mL; Pemanas; Buret; Pipet. Pereaksi Larutan ammonium asetat; HCl (1:1); Aquades; Larutan ammonia (1:1); Larutan EDTA 0,05 M; Larutan asam asetat; Larutan asam nitrat; Larutan penunjuk jingga xylenol 0,1 %; Larutan buffer pH 5.

Pembuatan Larutan Buffer pH 5Larutkan 250 g ammonium asetat dalam 1000 mL aquadest; Atur pH larutan menjadi 5 dengan kira-kira 25 mL asam asetat.

Pembuatan Indikator jingga xylenol 0,1 %Larutkan 0,10 g jingga xylenol kedalam 100 mL etanol 50% (berat/volume).

Larutan indikator jingga xylenol 0,1% dapat digunakan

Pembuatan larutan EDTA 0,05 MLarutkan 19 g EDTA dalam aquades dan encerkan menjadi 1 liter;

Simpan larutan tersebut dalam botol polietilen.

Pembakuan larutan EDTA 0,05 MTimbang teliti 0,12 g standar Zn, masukkan kedalam gelas piala 500 mL; Pipet 25 mL larutan masukkan kedalam Erlenmeyer; Tambahkan indikator jingga xylenol 0,1% sebanyak 0,5 mL;

Tambahkan 20 mL aquades + 5 ml HCl 1 : 1;

Encerkan larutan dengan aquades dalam labu ukur 250 mL, tepatkan sampai tanda tera;

Titar dengan larutan EDTA 0,05 M sampai warna berubah dari merah jingga ke merah dan akhirnya kuning.

Panaskan sampai Zn larut;

Atur pH 5,0 5,5 dengan penambahan larutan ammonia 1 : 1;

Hitung konsentrasi EDTA

Dinginkan;

Tambahkan 10 mL larutan buffer pH 5;

Perhitungan :

dengan: M adalah molaritas; V adalah volume larutan; BA adalah berat atom.

Penetapan Kadar ZnOTimbang teliti 1,5 g contoh, masukkan kedalam labu takar 500 mL; Masukan indikator 0,5 mL jingga xylenol 0,1% Titar dengan larutan EDTA 0,05 M hingga warna larutan berubah dari merah jingga kemudian merah dan akhirnya kuning

Tambahkan ke dalam labu takar tersebut aqudest sebanyak 50 mL dan 20 mL HCl (1:1);

Atur pH larutan menjadi 5,0 5,5 dengan larutan ammonia (1:1) larutkan dengan aquades sampai volume 250 mL;

Hitung kadar ZnO

Panaskan supaya contoh larut, jika perlu tambahkan 2 tetes 3 tetes asam nitrat agar melarut sempurna

Pipet 25 mL larutan tersebut masukkan ke dalam labu takar 500 mL, tambahkan 10 mL larutan buffer pH 5

Hitung konsentrasi Lakukan analisis minimal duplo.

Setelah didinginkan, masukkan larutan tersebut kedalam labu ukur 250 mL

encerkan sampai tanda;

Perhitungan :

dengan: V adalah Jumlah larutan EDTA 0,05 M (mL); B adalah Berat contoh (g).

Aplikasi Analisis ZnO Mengetahui kadar Zinc Oksida dalam alkohol, yang dipergunakan untuk pemolesan restorasi amalgam. (Combe, 1992) Mengetahui kadar salep Zinc Oxide yang berkhasiat sebagai antiseptikum lokal

Daftar PustakaAnusavice, K.J., 2003,Phillips' Science of Dental Materials, Michigan: Saunders. Badan Standardisasi Nasional. 2009. Standar Nasional Indonesia 0085:2009. Jakarta: BSN. Comber, Elsevier. 1992.Sari Dental Material . Jakarta: Balai Pustaka Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: DepKes RI. Elsevier.Combe, E.C. 1992.Sari Dental Material . Jakarta: Balai Pustaka K. William Mopper. 2011. Contouring, Finishing, and Polishing Anterior Composites: TheKey to Beauty and Biologic Integrity of Long-term Restorations Lies in The FinalSteps of The Procedure. Inside Dentistry., vol 07(03), hal 1-29. Koudi, M.S., dan Sanjayagouda B Patil. 2007.Preparation Manual for Undergraduates: Dental Materials. New Delhi: Occupational Safety and Health Guideline for Zinc Oxide, U.S. Department of Labor (http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/zincoxide/reco gnition.html, diakses pada 29 November 2011) Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.

danke

gracias merci

tkkr tak

dankie

eskerrik askoThank you

Terimakasihfalemnderit grazie dkuji

grcies

hvala