tugas gadar kelompok

12
PRESENTASI KASUS PPK BLOK GADAR 2012 A. IDENTITAS Nama Pasien : An. C Umur : 6 tahun Jenis kelamin : - Agama : - Pendidikan : - Pekerjaan : - Alamat : - B. ANAMNESA Keluhan Utama : Sesak Nafas Riwayat Penyakit Sekarang : Sesak nafas sejak 2 hari yang lalu dirasakan semakin memberat dan tidak berkurang dengan istirahat, terdengar suara mengi, dan pasien lebih suka dalam posisi duduk sambil bertopang dagu. Saat ditanya pasien hanya menjawab dengan mengangguk dan menggeleng, terkadang hanya keluar kata iya atau tidak Anamnesis sistem Sistem Saraf Pusat : demam (-), pusing (-), nyeri kepala(-) Sistem Kardiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-)

Upload: aci-dwi-lestari

Post on 03-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Gadar Kelompok

PRESENTASI KASUS PPK BLOK GADAR 2012

A. IDENTITAS

Nama Pasien : An. C

Umur : 6 tahun

Jenis kelamin : -

Agama : -

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

Alamat : -

B. ANAMNESA

Keluhan Utama : Sesak Nafas

Riwayat Penyakit Sekarang : Sesak nafas sejak 2 hari yang lalu dirasakan semakin memberat dan

tidak berkurang dengan istirahat, terdengar suara mengi, dan pasien

lebih suka dalam posisi duduk sambil bertopang dagu. Saat ditanya

pasien hanya menjawab dengan mengangguk dan menggeleng,

terkadang hanya keluar kata iya atau tidak

Anamnesis sistem

Sistem Saraf Pusat : demam (-), pusing (-), nyeri kepala(-)

Sistem Kardiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-)

Sistem Respirasi : sesak nafas (+), batuk ngikil (+), pilek (+)

Sistem Pencernaan : nafsu makan dan minum berkurang, BAB (dbn)

Sistem Urogenital : BAK (dbn)

Sistem Muskuloskeletal : nyeri sendi (-)

Sistem Integumentum : gatal-gatal (-), keringat dingi(-)

Riwayat Penyakit dahulu : Asma (+)

Batuk lama (-)

Alergi (+)

Page 2: Tugas Gadar Kelompok

PRESENTASI KASUS PPK BLOK GADAR 2012

Riwayat Penyakit keluarga : Asma (+)

Alergi (+)

Kebiasaan, Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan :

Makan 3 kali sehari, sering bermain diluar rumah, bermain bersama teman-temannya, suka minum

dingin dan makan coklat, ayah selalu merokok saat didalam rumah, rumah padat penduduk,

sanitasi dan ventilasi baik, air minum berasal dari air PAM.

C. PEMERIKSAAN FISIK

KU : sedang, lemah

Kesadaran : baik GCS : E V M

Vital sign : Tekanan darah : - mmHg

Denyut Nadi : 120 x/menit

Pernapasan : 44 x/menit

Suhu : 37,7 0C

Pemeriksaan Kepala : - konjungtiva (tidak anemis)

Pemeriksaan Leher : JVP (dbn)

Pemeriksaan Thorax : -cor : dbn

-pulmo : ekspirasi memanjang, mengi, hiperinflasi dada, pernafasan cepat

Pemeriksaan Abdomen :-

Pemeriksaan Muskuloskletal :-

Status Lokalis (Jika Perlu) :-

Status Neurologis (Jika Perlu) : -

Page 3: Tugas Gadar Kelompok

PRESENTASI KASUS PPK BLOK GADAR 2012

D. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN HARAPAN HASIL

Spinometri :

Cara paling tepat dan sederhana untuk menegakkan diagnosis asma yaitu dengan melihat

respon pengobatan dengan bronkhodilator. Pemeriksaan spinometri dilakukan sebelum dan

sesudah pemberian bronkhodilator hirup (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik beta.

Kemungkinan hasil yang didapatkan adalah bila terdapat peningkatan VEP1 atau KVP

sebanyak 20 % menunjukkan diagnosis asma, namun kalau kurang 20% maka bukan asma.

Uji provokasi bronkus :

Apabila didapatkan spinometri normal maka untuk menunjukkan adanya hiperaktivitas

bronkus dilakukan uji provokasi bronkus. Cara melakukan uji provokasi bronkus dengan cara

uji provokasi dengan histamin, metakolin, kegiatan jasmani, udara dingin, larutan garam

hipertonik, dll. Kemungkinan hasil yang didapatkan apabila VEP sebesar 20% atau lebih

dianggap bermakna. Uji kegiatan jasmani dilakukan dengan menyeluruh dengan cara pasien

berlari selama 6 menit sehingga denyut jantung mencapai 80-90% dari maksimum, dan

dianggap bermakna apabila menunjukkan penurunan APE (Arus Puncak Ekspirasi) paling

sedikit 10%.

Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:

- Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.

- Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.

- Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

- Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan

viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

Pemeriksaan eosinofil total

Jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan pemeriksaan ini

membedakan asma dengan bronkhitis kronik. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk

mengetahui cukup atau tidaknya dosis kortikosteroid yang dibutuhkan pasien asma.

Uji Kulit

Page 4: Tugas Gadar Kelompok

PRESENTASI KASUS PPK BLOK GADAR 2012

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya antibodi IgE spesifik dalam tubuh.

Pemeriksaan radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan

gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga

intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka

kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:

Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.

Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah.

Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.

Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

Pemeriksaan darah

Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,

hiperkapnia, atau asidosis. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.

Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan

terdapatnya suatu infeksi. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E

pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

E. DIAGNOSA KERJA DAN DD

Diagnosis Kerja : Asthma Bronkial.

Diagnosis Banding : - Emfisema

- Bronkiektaksis

F. PENATALAKSANAAN

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :

1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.

2. Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma

3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma,

baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti

Page 5: Tugas Gadar Kelompok

PRESENTASI KASUS PPK BLOK GADAR 2012

tujuan penngobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang

merawatnnya.

Tujuan Penatalaksanaan asma

- Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma

- Mencegah eksaserbasi penyakit

- Meningkatkan faal paru mendekati normal

- Mempertahankan faal paru

- Memperbaiki kualitas hidup

a. NON FARMAKOLOGI

1. Edukasi pasien dan penderita tentang asma

- Mengetahui seluk-beluk penyakit

- Mengenali sifat penyakit

- Mengenali perubahan penyakit, membaik atau memburuk

- Mengerti kerja obat-obatan.

- Mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter

2. Menghindari faktor pencetus

- Allergen

- Infeksi saluran nafas

- Perubahan cuaca

- Zat kimia

- Aktivitas berlebihan

- Bahan iritan

Page 6: Tugas Gadar Kelompok

PRESENTASI KASUS PPK BLOK GADAR 2012

- Bau yang merangsang

- Emosi

b. FARMAKOLOGI

Pada dasarnya pengobatan asma dipakai untuk mencegah dan mengendalikan gejala asma.

Obat penghilang gejala (releiver)

Obat penghilang gejala yaitu obat-obatan yang dapat mereleksasi bronkokontriksi dan gejala-

gejala akut yang menyertainya. Termasuk golongan ini yaitu : Agonis beta 2 hirup kerja pendek

(short-acting) , kortikosteroit sistemik, anti kolenergik hirup, kolinergik hirup, teofilin kerja

pendek, agonis beta 2 oral kerja pendek.

Agonis beta 2 hirup (fenetonin,salbutamol,terbutalin,prokaterol), obat yang digunakan untuk

gejala asma akut. Agonis beta 2 hirup juga digunakan sebagai penghilang gejala pada asma

episodik. Peran kortikosteroid sistemik digunakan untuk mencegah perburukan gejala lebih

lanjut. Obat tersebut secara tidak langsung mencegah frekuensi perawatan rawat inap diruang

gawat darurat. Antikolinergik hirup atau ipatoprium bromida selain dipakai untuk tambahan

terapi agonis beta 2 asma akut juga dipakai pada pasien yang tidak dapat menoleransi efek

samping agonis beta. Teofin atau agonis beta 2 oral dipakai pada pasien yang secara teknis tidak

bisa memakai sediaan hirup.

Pencegahan (controller)

Obat-obatan yang dipakai setiap hari,yang bertujuan agar gejala asma persisten tetap terkendali.

Yang termasuk golongan ini adalah obat-obat anti inflamasi dan bronkodilator kerja panjang.

Obat-obatan seperti kortikosteroid hirup adalah obat yang paling efektif untuk pencegah.

Obat anti inflamasi dapat mencegah terjadinya inflamasi serta mempunyai daya profilaksis dan

supresi. Dengan pengobatan anti inflamasi jangka panjang ternyata perbaikan gejala asma,

perbaikan fungsi paru serta penurunan reaktivitas bronkus lebih baik bila dibandingkan dengan

bronkodilator.Termasuk golongan obat pencegah adalah kortikosteroid hirup, kortikosteroit

sistemik,natrium kromalin, natrium nedokromil, teofilin lepas lambat, agonis beta 2 kerja

panjang hirup dan oral serta obat-obat anti alergi.

Kombinasi kortikosteroid inhalasi dengan B2 Agonis (efeknya)

- Meningkatkan sintesis reseptor

Page 7: Tugas Gadar Kelompok

PRESENTASI KASUS PPK BLOK GADAR 2012

- Menurunkan desentisisasi reseptor

- Efek Sinergi

G. PEMBAHASAN

An. C berusia 6 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari yang lalu

dirasakan semakin memberat dan tidak berkurang dengan istirahat, terdengar suara mengi,

dan pasien lebih suka dalam posisi duduk sambil bertopang dagu. Saat dianamnesa pasien

hanya dapat menjawab dengan mengangguk dan menggeleng, terkadang hanya keluar kata

iya atau tidak. Riwayat penyakit dahulu memiliki riwayat asma dan sudah cukup lama tidak

kambuh terakhir 6 bulan yang lalu. Sesak juga disertai dengan bersin beberapa kali saat pagi

hari, dan lima hari sebelumnya anak sudah batuk ngikil yang terutama muncul pada malam

hari sehingga mengganggu kualitas tidur anak, anak tidak demam, makan dan minum

menjadi berkurang, BAK/BAB seperti biasanya.

Pada pemeriksaan fisik diketahui berat badan 17 Kg, keadaan umum tampak sedang,

nadi 120x/menit, RR 44x/menit, suhu 37,7C. Pada pemeriksaan dada tampak retraksi

suprasternal di kedua dada, auskultasi ekspirasi memanjang dengan suara dasar vesikuler

dan suara tambahan whezing dan ronkhi di kedua paru, suara jantung normal reguler.

Pemeriksaan yang lain dalam batas normal.

Penyebab sesak nafas pada asma disebabkan oleh hal-hal seperti otot dinding saluran

nafas mengkerut (bronkokontriksi), dinding saluran nafas membengkak (edema), dan

saluran nafas terisi lendir. Mengi pada pasien kemungkinan disebabkan oleh akumulasi

sekret pada paru-paru. Posisi dengan bertopang dagu atau disebut dengan posisi “tripod”

mengurangi tekanan pada diafragma dan memungkinkan ekspansi paru lebih besar.

Riwayat penyakit dahulu memiliki riwayat asma dan sudah cukup lama tidak

kambuh terakhir 6 bulan yang lalu. Sesak juga disertai dengan bersin beberapa kali saat pagi

hari, dan lima hari sebelumnya anak sudah batuk ngikil yang terutama muncul pada malam

hari sehingga mengganggu kualitas tidur anak, anak tidak demam, makan dan minum

menjadi berkurang. Kemungkinan pasien ini sudah terjangkit penyakit asma beberapa tahun

yang lalu, asma ini muncul kembali mungkin karena disebabkan faktor pemicu berupa iklim

dan suhu, sedangkan dari infeksi sendiri kemungkinan tidak ditemukan. Terbukti pasien

tidak demam.

Page 8: Tugas Gadar Kelompok

PRESENTASI KASUS PPK BLOK GADAR 2012

Pada pemeriksaan fisik diketahui berat badan 17 Kg, keadaan umum tampak sedang,

nadi 120x/menit, RR 44x/menit, suhu 37,7C. Pada pemeriksaan dada tampak retraksi

suprasternal di kedua dada, auskultasi ekspirasi memanjang dengan suara dasar vesikuler

dan suara tambahan whezing dan ronkhi di kedua paru, suara jantung normal reguler.

Pemeriksaan yang lain dalam batas normal. Nadi meningkat disebabkan karena

terjadi hipoksemia pada jaringan sehingga terjadi kompensasi pada jantung untuk memenuhi

kebutuhan oksigen. Respirasi meningkat disebabkan oleh memenuhi masukan oksigen untuk

memenuhi kebutuhan oksigen pada perifer. Retraksi suprasternal, suara wheezing, dan

ronkhi kedua paru merupakan tanda awitan distress pernapasan yang tiba-tiba.

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk menghilangkan gejala yang sedang

dialami oleh pasien yaitu dengan memberikan oksigen, melebarkan saluran nafas dengan

memberikan bronkodilator aerosol ( agonis beta 2 dan ipratropium bromida) dan

mengurangi inflamasi serta mengurangi kekambuhan dengan memberikan kortikosteroid

sistemik. Pemberian oksigen 1-3 L/mnt diusahakan sampai mencapai Sa O2 ≥92%.

Bronkodilator khususnya agonis beta 2 hirup (kerja pendek) diberikan dengan pemberiam

aerosol 2-4 kali setiap 20 menit cukup digunakan untuk menangani serangan asma.

Pemberian kortikosteroid sistemik diberikan apabila agonis beta 2 hirup tidak berespon.

H. SUMBER PUSTAKA

- Asher MI, Grant C. Epidemiology of Asthma. Dalam: Chernick V, Boat TF, Wilmott RW,

Bush A, penyunting. Kendig’s disorders of the respiratory tract in children. Edisi ketujuh.

Philadelphia: Elsevier Inc; 2006. h. 762-85.

- Doenges, EM (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta, EGC.

- Heru Sundaru (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Balai Penerbit

Jakarta.

- Julis, MI. Perkembangan Patogenesis dan Pengobatan Asma Bronkhial. Managemen Asma

Bronkhial. Bagian Farmasi Fakultas Kedokteran Trisakti. 2000;19(3):125-132.