GROUP 3

KASUS 6

• Anda dan 1 teman anda adalah penolong pertama yang menemukan 1 orang pendaki gunung di Gunung Gede. Korban ditemukan dengan luka terbuka akibat fraktur media Tibia – Fibula. Perdarahan Eksternal masih terjadi dan membutuhkan tindakan dari penolong. Wajah korban terlihat pucat dan mengeluh pusing. Anda melakukan komunikasi dengan alarm centre yang memberikan info bahwa Base Camp terdekat berjarak 4 km dan membutuhkan waktu 1 jam dengan berjalan.

• Fraktur adalah Terputusnya kesinambungan tsebagian atau seluruh bg. Tulang yg bisa menimbulkan luka tertutup & terbuka.

• Fraktur tibia adalah terjadinya trauma, akibat pukulan langsung jatuh dengan kaki dalam posisi fleksi atau gerakan memuntir yang keras ( Brunner and Suddart, 2000 )

• Fraktur tibia dan fibula adalah trauma dari kebanyakan organ ekstrimitas bawah, terutama fraktur dan kedua tibia dan fibula ( Joys M. Black, 1997 )

Perdarahan Luar (External Bleeding)

• Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit (Luka Terbuka) , yang memungkinkan darah keluar dari tubuh dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut yg langsung berhubungan dgn lingkungan luar tubuh

Proses transportasi dalam memulai upaya rujukan penderita gawat darurat

• Penderita telah mencapai kondisi stabil, dan ini artinya tidak selalu dalam kondisi normal. Yang terpenting adalah ;– Jalan nafasnya terbuka tidak ada sumbatan– Fungsi pernafasan dan ventilaasi dapat dipertahankan– Perdarahan telah dihentikan dengan luka telah ditutup

• Sarana tersedia dan memadai– Alat resusitasi : darat,laut,udara– Kendaraan : darat,laut,udara– Ambulan bertipe 118

• Petugas selama transportasi harus terlatih dan mampu melakukan pre hospital cardiac life support(PHCLS) dan pre hospital trauma life support(PHTLS)

Sebelum memulai proses transportasi harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :

• Yakinkan kondisi klien telah stabil• Perhitungkan kemungkinan hambatan yang

dapat terjadi selama transportasi• Lakukan observasi ketat & pencatatan kondisi

korban selama perjalanan

Menghentikan perdarahan eksternal

• Penekan sumber perdarahan secara langsung (direct pressure)

• Balut tekan• Penekanan nadi proximal• Meninggikan area pendarahan/elevasi• Pemasangan torniquet (hanya dipasang pada

luka amputasi saja)

Pd kasus 6

• Menghentikan perdarahan• Menutup luka terbuka • Mencegah kompartemen sindrom ;

mengembalikan area cedera dalam posisi alamiahnya termasuk melakukan pembidaian

• Mencegah syok akibat perdarahan ; melakukan upaya – upaya rehidrasi cairan (bila sudah menemukan fasilitas kshtn yg lebih baik)

Anamnesa yg dilakukan

• Pastikan ABC Teratasi• Identifikasi adanya keluhan nyeri pada semua sendi• Inspeksi (look) raut muka pasien, lihat kondisi kulit, jaringan

lunak, tulang dan sendi dari tanda DCAP BTLS, Amati cedera lain : kepala, cervikal, spine, thorak, abdomen, ekstremitas atas dan bawah

• Palpasi (feel) raba suhu kulit dan denyut nadi terutama di area distal, ada/tdknya spasme otot

• Kekuatan otot (power) 0-5• Pergerakan (Move) Kemampuan ROM pada sendi (hati2 jika

menemukan ktdkstabilan dan krepitasi & cedera pelvis karena dapat memicu perdarahan lebih besar

• Membalut dan membidai merupakan tindakan lanjutan yang dilakukan setelah perdarahan eksternal berhasil dengan efektif.

• Bertujuan untuk mencegah kecacatan dan infeksi.

• Yang terpenting adalah harus diyakinkan benar bahwa perdarahan eksternal telah berhenti.

Pengelolaan Cedera Pada Fraktur

• Rekognisi• Reduksi• Retensi• Rehabilitasi

• Pembidaian dilakukan sesuai dengan prinsip pembidaian

• Berikut alat yang sering dipergunakan untuk proses stabilisasi, evakuasi, dan transportasi korban cedera :

- Pneumatic anti shock garment (PASG)- Long Spine board (LSB)- Short Spine Board & KED- Scoop Stretcher- Basket Stretcher- Vacuum Matras- Flexible Stretcher- Portable Stretcher- Tandu Kursi

Evakuasi korban non cedera

Mengangkat oleh 1 penolong Mengangkat oleh 2 penolong

Dengan 3 penolong

Dengan 4 penolong

Mengangkat dengan tandu kursi

TERIMAKASIH