tugas gadar 2

27
Pendarahan Kehamilan 1. ABORTUS Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan sebagian batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram ( prawirohardjo, 2010: 460). Pengertian abortus menurut bebrapa para ahli : a. abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup diluar dengan berat < 500 gram atau umur kehamilan < 20 minggu ( maimunah, 2005 :1) . b. abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin belum mampu hidup diluar rahim dengan kriteria usia kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500 gram ( Achadiat 2009 : 26 ). c. Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapaat hidup diluar kandungan. Dibawah ini dikemukakan bebrapa defenisi para ahli tentang abortus. 1. EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus ini belum terletak diantara 400 – 1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. 2. JEFFCOAT Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu yaitu fetus belum berkembang. 3. HOIMER Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu 16 dimana proses implantasi belum selesai (Mochtar, 1998 : 209). d. abortus adalah pengakhiran kehamilan >20 minggu dan pengakhiran kehamilan dengan berat < 500 gram ( naylor, 2010 : 62 ). 2. KLASIFIKASI OBORTUS 2

Upload: helnida-zaini-kaderi

Post on 03-Sep-2015

36 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

BBGGBBGBG

TRANSCRIPT

Pendarahan Kehamilan1. ABORTUS Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan sebagian batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram ( prawirohardjo, 2010: 460). Pengertian abortus menurut bebrapa para ahli :a. abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup diluar dengan berat < 500 gram atau umur kehamilan < 20 minggu ( maimunah, 2005 :1) .b. abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin belum mampu hidup diluar rahim dengan kriteria usia kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500 gram ( Achadiat 2009 : 26 ).c. Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapaat hidup diluar kandungan. Dibawah ini dikemukakan bebrapa defenisi para ahli tentang abortus.1. EASTMAN :Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus ini belum terletak diantara 400 1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.2. JEFFCOAT Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu yaitu fetus belum berkembang.3. HOIMER Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu 16 dimana proses implantasi belum selesai (Mochtar, 1998 : 209).

d. abortus adalah pengakhiran kehamilan >20 minggu dan pengakhiran kehamilan dengan berat < 500 gram ( naylor, 2010 : 62 ).

2. KLASIFIKASI OBORTUS a. abortus imminens adalah abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan mempertahankannya, astium uteri tertutup dan uterus sesuai dengan umur kehamilan.b. Abortus insipiens Adalah abortus ini sedang berlangsung dan tidak dapat dicagah lagi, ustium uteri terbuka terba ketuban dan hanya beberapa sajac. Abortus Inkomplitadalah apabila sebagai hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina, tetapi sebagian masih tertinggal di dalam rahim.d. Abortus Komplitadalah seluruh janin telah di lahirkan dengan lengkap, uterus lebih kecil dari umur kehamilan dan cavum uteri kosonge. missed Abortionadalah keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 20, tetapi tertanam didalam rahim selama beberapa minggu setelah janin mati.f. Abortus Habitualisadalah abortas yang berulang dan berturut turut terjadi, sekurang kurangnya 3x berturut turut (feryanto 2012 : 41 42 )

Tanda dan Gejala Abortus Gejala dini1. Tidak enak badan, merasa lemas atau tidak fit seperti hari hari berikutnya.2. Perut tidak nyaman, kepala pusing atau terasa limbung.3. Mimisan Gejala Umum1. Ibu hamil kehilangan tanda tanda kehamilan, seperti tegangnya payudara disertai pusing dan tubuh terasa loyo.2. Nyeri dibagian tengah perut dan bertambah parah parah dan berlanjut lebih dari sehari3. Mengalami kontraksi berlebihan, cirinya perut mules tegang yang teramat sangat4. Pendarahan yang cukup banyak , seperti saat menstruasi atau dalam satu jam bisa menghabiskan lebih dari dua pembalut.Namun waspadai juga keluarnya bercak bercak yang berlanjut terus menerus (selama lebih dari 3 hari)5. Ibu mengeluarkan gumpalan berwarna merah muda atau keabu abuan dari vagina6. Punya riwayat keguguran dan saat hamil sekarang mengalami pendarahan atau kejang atau kedua duanya.

EtimologiFaktor faktor yang dapat menyebabkan terjadinya abortus ialah sebagai berikut: a. Kelainan kromosonKromosonadalah komponen mikrokopis dari setiap sel dalam tubuh yang membawa semua bahan genetik yang menentukan warna rambut, Waraa mafa, dan pampilan secara keseluruhan dan tata rias. b. Faktor hormonalFaktor hormonal dapat dikaitkan dengan peningkatan resiko abortus spontan, termasuk penyakit tyroid. Fungsi yang tidak memadai kortus luteum di ovarium yang menghasilkan progesteron yang diperlukan untuk pemeliharaan tahap awal kehamilan dapat menyebabakan abortus spontan.c. Infeksi Ibu yangterinfeksi dengan sejumlah besar organisme yang berbeda telah dikait kan dengan peningkatan resiko abortus spontan.d. Gaya hidupMerokok dapat meningkatkan resiko abortus dan beberapa studi menunjukan bahwa resiko abortus spontan meningkat dengan ayah perokok. (Fauziah, 2012 : 136 -140 )

Patofisiologis Abortus biasanya disertai dengan pendarahan didalam desi dua basalis yang diikuti oleh kematian jaringan disekitarnya(nekrosis).Nekrosis jaringn sekitar deridua basalis menyebabkan terlepasnya hasil konsepsi sebagian atau seluruhnya sehingga sebagian yang merupakan benda asing dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkjan benda asing tersebut.

Diagnosis Abortus dapat diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang pendarahan pervaginaan setelah mengalami haid terlambat, sering pula terdapat rasa mules. Kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dengan test kehamilan secara biologis / imunologi bila mana hal itu dikerjakan harus diperhatikan macam dan banyaknya pendarahan, pembukaan serviks, adanya jaringan pada cavum uterus / vagina (sujiatini, 2009 : 30)

KomplikasiMenurut maryam 2010 : 273 komplikasi pada ibu dan janin yanag mungkin terjadi pada hamil muda ialah sebagai berikut :a. Pendarahan b. Hipertensi gravidarumc. Nyeri perut bagian bawah

Penatalaksanaan1. Perbaiki keadaan umum (seperti infus, transfusi, dan atasi syok septik bila ada)2. Posisi powler3. Antibiotik yang edukuat (untuk bakteri aerob dan anaerob)4. Uterotonik5. Pemberian antibiotikselama 24 jam intravena dilanjutkan dengan evakuasi digital atau kuret tumpul.

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU Pengertian Kehamilan secara normal akan berada di cavum uteri. Kehamilan ektipok ialah kehamilan ditempat yang luar biasa.Kehamilan ektopik dapat terjadi diluar rahim misalnya dalam tuba, ovarium, atau rongga perut. Akan terapi akan dapat terjadi didalam rahim ditempat yang luar biasa, misalnya da , pars interslisialis tuba, atau dalam tanduk rudimenter rahim. Kebanyakan kehamilan ektopik terjadi didalam tuba.Kejadian kehamilan tuba ialah 1 diantara 150 persalinan (Amerika). Angka kejadian kehamilan ektopik cenderung meningkat.Kejadian tersebut dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut:1. Meningkatnya prevalensi penyakit tuba karena penyakit menular seksual (PMS) sehingga terjadi oklusi parsial tuba. Terjadi salpingitis, terutama radang endosalping yang mengakibatkan menyempitnya lumen tuba dan berkurangnya silia.mukosa tuba karena infeksi yang memudahkan terjadinya implantasi zigot didalam tuba.2. Adhesi peri tubal yang terjadi setelah imfeksiseperti apendisitis atau endometriosis. Tuba dapat ditekuk atau lumen menyempit.3. Pernah menderita kehamilan ektopik sebelumnya. Meningkatnya resiko ini kemungkinan karena salpingitis yang terjadi sebelumnya.4. Meningkatnya penggunaan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, seperti AKDR dan KB suntik derivat progestia5. Operasi memperbaiki patensi tuba, kegagalan sterilisasi, dan meningkatnya kejadian kehamilan ektopik6. Abortus provokatus dengan infeksi. Makin sering tindakan abortus provokatus, makin tinggi kemungkinan terjadi salpingitis.7. Fertilitas yang terjadi oleh obat obatan pemacu ovulari fertilisasi in vitro8. Tumor yang menguba bentuk tuba (moima uteri dan tumor adneksa)9. Teknik diagnosis lebih baik dari masa lalu sehingga dapat mendeteksi dini kehamilan ektopik. Kehamilan tuba PatogenesisMenurut tempat nidasi maka terjadilah:Kehamilan ampula dalam ampula tubaKehamilan ismus (atau isthmus) dalam ismus tuba ( isthmus)Kehamilan interstisial dalam pars interstisial tuba

Kadang kadang midasi terjadi di fibria dari bentuk diatas secara sekunder dapat terjadi kehamilan tuba abdominal, tuba ovarialatau kehamilan dalam ligame atau latum. Kehamilan paling sering terjadi didalam ampula tuba.Implantasi telur dapat dapat bersifat kolomnar ialah implantasi pada puncak lipatan selaput tuba dan telur terletak dalam lipatan selaput lendir yaitu telur yang masuk kedalam lapisan otot tubakarena tuba tidak mempunyai deridua. Bila kehamilan pecah, hasil konsepsi akan masuk rongga peritoneum (raptur tuba) walaupun kehamilan terjadi diluar rahim, rahim membesar juga karena hipertropi dari otot otot, yang disebabkan pengaruh hormon hormon yang dihasilkan tropoblas begitu pula endometriumnya berubah menjadi deridua vera.Menurut arias stella perubahan histologis pada endometrium cukup khas untuk membantu diagnosis setelah janin megideridua ini mengalami dengenerasi dan dikeluarkan sepotong demi sepotong akan tetapi kadang kadang lahir secara keseluruhan sehingga merupakan cetakan dari kavum uteri (deridual casf).Pelepasan deridua in disertai dengan pendarahan dan kejadiaan ini menerangkan gejala pendarahan pervaginaan pada kehamilan ektopik yang terganggu.

Perkembangan Kehamilan TubaKehamilan tuba tidak dapat mencapai cukup bulan, biasanya berakhir pada minggu ke 6 12 yang paling sering antara minggu ke 6 8. Berakhirnya kehamilan tuba ada dua cara, yaitu : abortus tuba dan ruptur tuba.

Abortus TubaOleh karena telur bertambah besar menembus endosalping (selaput lendir tuba) masuk kelumen tuba dan dikeluarkan kearah infundibalun. Hal ini terutama terjadi kalau telur berinflantasi didaerah ampula tuba. Disini biasanya telur tertanam keluar karena lipatan - lipatan selaput lendir tinggi dan banyak. Lagi pula disini rongga tuba agak besar sehingga telur mudah tumbuh kearah rongga tuba. Dan lebih mudah menebus desidua kapsularis yang tipis dari lapisan otot tuba.Abortus tuba kira kira terjadi antara minggu ke 6 12 pendarahan yang timbul karena abortus keluar dari ujung tuba dan mengisi kavum douglas, terjadilah hematokel retrouterin. Adakalanya ujung tuba tertutup karena perlekatan perlekatan hingga darah terkumpul didalam tuba dan menggembungkan tuba, yang disebut hematosalping.

Ruptu tubaTelur menembus lapisan otot tuba ke arah kavum perituneum. Hal ini terutama terjadi kalau implantasi telur dalam isthmus tuba. Pada peristiwa ini, lipatan lipatan selaput lendir tidak seberapa, jadi besar kemungkinan pertumbuhan kearah rongga tuba kecil karena rongga tuba sempit, oleh karena itu telur menembus dinding tuba kearah rongga perut atau peritoneum.Ruptur pada isthimus tuba terjadi sebelum minggu ke 12 karena dinding tuba disini tipis, tetapi ruptur pato pars interstisialis terjadi lambat kadang kadang baru pada bulan ke 4 karena disini lapisan otot tebal.Ruptur bisa terjadi spontan atau violent, misalnya karena periksa dalam, defekasi, atau koltus. Biasanya terjadi ke dalam kavum peritoneum, tetapi kadang kadang ke dalam ligamentum iantum kalau implantsinya pada dinding bawah tuba.Pada ruptur tuba seluruh telur dapat melalui robekan dan masuk kedalam kavum peritoneum, telur yang keluar dari tuba itu sudah mati.Bila hanya janin yang melalui robekan dan plasenta tetap melekat pada dasarnya, kehamilan dapat berlangsung terus dan berkembang sebagai kehamilan abdominal. Oleh karena pada awalnya merupakan kehamilan tuba dan baru kemudian menjadi kehamilan abdominal, kehamilan ini disebut kehamilan abdominal sekunder. Plasentanya kemudian dapat meluas kedinding belakang uterus. Legamintum latum, omentum dan usus.Jika insersi dari telur pada dinding bawah tuba, ruptur terjadi kedalam ligamentum latum. Kelanjutan dari kejadian ini adalah telur mati dan terbentuknya hematan di dalam ligamentum latum atau kehamilan berlangsung terus di dalam ligamentum latum.Kehamilan tuba abdominal ialah kehamilan yang asalnya pada ujung tuba dan kemudian tubuh kedalam kavum peritoneum yang dinamakan kehamilan tuba ovarial ialah kehamilan yang asalnya ovarial atau tuba, tetapi kemudian kantongnya terjadi jaringan tuba maupun ovarium. GejalaKehamilan ektopik biasanya baru memberikan gejala gejala yang jelas dan khas kalau sudah terganggu dan kehamilan ektopik yang masih utuh, gejala gejalanya sama dengan kehamilan muda yang intrauterin.Kalau kita bicara tentang gejala kehamilan ektopik biasanya yang dimaksud ialah kehamilan ektopik yang terganggu.Kisah khas dari kehamilan ektopik terganggu ialah seorang wanita yang sudah terlambat haidnya, sekonyong konyong nyeri perut kadang kadang. Jelas lebih nyeri sebelah kiri atau sebelah kanan. Selanjutnya, pasien pusing dan kadang kadang pingsan, sering keluar sedikit darah pervaginaan.Gejala gejala terpenting ialah1. Nyeri perut2. Amenore3. Pendarahan pervagiaan4. Syok karena hivolemi5. Pembesaran uterus6. Perubahan darah

EtiologiKehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah:1. Imfeksi saluran telur (salpingitis) dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran tidur.2. Riwayat operasi tuba3. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang4. Kehamilan ektopik sebelumnya5. Aborsi tuba dan pemakaian IUD6. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromoson7. Bekas radang pada tuba, disini radang menyebabkan perubahan perubahan Pada endosapling sehingga wallaupun dapat terjadi gerakan ovum ke uterus terlambat.8. Operasi plastik 9. Abortas buatan

Diagnosis Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan namun beberapa cara ditegakan diantaranya dengan melihat :1. Anamnesia dan gejala klinis Riwayat terlambat haid gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada pendarahan pervaginaan, ada nyeri perut kanan, kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam periterium.2. Pemeriksaan fisik a. rahim yang juga membesar, adanya tumor didalam adaeksab. Adanya tanda tanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan eksterinitas dingin, adanya tanda tanda abdomea akut, yaitu perut tegang bagian bawah nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.c. Pemeriksaan ginekologis 3. Pemeriksaan dalam :Serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri.4. Pemeriksaan penunjanga. Laboratorium : Hb, Leukosit, urin B-HCG (+) hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.b. USG: tidak ada kantong kehamilan dalam kavum uteri c. Adanya massa komplek dirongga pinggul 5. Kuldorentesis : suatu cara permiksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum douglas ada darah.6. Diagnosis pasti hanya ditegakan dalam laparotomi.7. Ultrasonografi berguna pada 5 10 % kasus bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus

Komplikasi Komplikasi yang dapat timbul akibat kehamilan ektopik yaitu : ruptur tuba, atau uterus tergantung lokasi kehamilan dan hal ini dapat menyebabkan pendarahan masif, syok, dic, dan kematian.Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain:Pendarahan infeksi, kerusakan organ sekitar (usus, kandung kemih,ureter, dan pembuluh darah besar). Selain itu juga komplikasi terkait tindakan anestesi.

PenatalaksanaanSegera dilakukan operasi, yaitu alpingektomi dengan pemberian transfusi darah. Operasi tidak usah ditangguhkan sampai syok teratasi, asal transfusi sudah jalan, operasi dapat dimulai dengan segera.

MOLA DIHIDASI PengertianMola hidatidosa (MHK) merupakan kehamilan abnormal tanpa embrio yang seluruh vili korialisnya mengalami degenerasi hidropik yang menyerupai anggur. Mikroskopik tanpak edematroma vili tanpa vaskularisasi disertai heperplasia dari kedua lapisan tropoblas. Secara sifogenetik umumnya bersifat deploid 46 XX, sebagai hasil pembuahan satu ovum, tidak berinti atau intinya tidak aktif, dibuahi oleh sperma yang mengandung 23 x kromoson, yang kemudian mengadakan duplikasi menjadika 46xx. Jadi, umumnya MHK bersifat homozigot wanita dan berasal dari bapak (androgenetik).Kadang kadang pembuahan terjadi oleh dua buah sperma 23 x dan 23 y (dispermi) sehingga terjadi 46 xx atau 46 xy. Disini, MHK bersifat hotorozigot, tetapi tetap androgenetik dan bisa terjadi, walaupun sangat jarang terjadi. Hamil kembar di zigotik, yang terdiri dari satu bayi normal dan satu lagi MHK.Mola hidalidosa parsial (MHP) seperti pada MHK, tetapi disini masih ditemukan embrio yang biasa mati pada masa dini. Degenerasi hidropik dari vili bersifat setempat, dan yang mengalami hiperplasi hanya sinsitio tropoblas saja. Gambaran yang has adalah erinkling atau scalloping dari vili dan stromal trophoblastic indusions

Tanda dan Gejala Pendarahan pervaginam, dengan warna coklat gelap sampai merah terang pada trimester pertama. Ini merupakan tanda yang paling sering Mual dan muntah, hyperemesis gravidaram Adanya cairan kista seperti anggur, kista ovarian theca luteal. Adanya tekanan atau sakit dipanggul, tetapi jarang terjadi Pada USG tampak gambaran badai salju snow storm (multipleechos) pada mula komplit, janin tidak ada.

Sampai sekarang belum diketahui etiologi dari penyakit ini. Yang baru diketahui adalah faktor resiko seperti:1. Umur2. Etnik3. Genetik4. Gizi DiagnosisKehamilan mola hidatidosa dapat diperkirakan bila ditemukan hal hal tersebut dibawah ini:1. Amenore2. Pendarahan pervaginam3. Uterus lebih besar dari tuanya kehamilan4. Tidak ditemukan tanda pasti kehamilan5. Kadar B hcg yang tinggi

Penentuan diagnostik dilakukan dengan USG, yaitu ditemukan gambaran verikular (gambaran badai salju)Terapi:Karena mola hidatidosa adalah suatu kehamilan patologi dan tidak jarang disertai penyulit yang membahayakan jiwa, pada prinsipnya harus segera dikeluarkan.Terapi mola hidatidosa terdiri dari 3 tahap yaitu:1. Perbaiki keadaan umum2. Evaluasi3. Tindakan profilaksis

KomplikasiKomplikasi pada ibu dengan mola hidatidosa adalah1. Pendarahan yang hebat sampai syok, kalau tidak segera ditolong dapat berakibat fatal.2. Pendarahan berulang ulang yang dapat menyebabkan anemia.3. Infeksi sekunder4. Perforasi karena keganasan dan karena tindakan5. Menjadi gansa (PTG) pada kira kira 18 20 % kasus akan menjadi mala destrueas atau koriok arsinoma (mochtar, rustam 1998)

Penatalaksanaan1. Diagnosis dini akan menguntungkan pronosis2. Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis. Pada fasilitas kesehatan dimana sumber daya sangat terbatas, dapat dilakukan : evaluasi klinik dengan fokus pada : riwayat haid terakhir dan kehamilan pendarahan tidak teratur atau spotting, pembesaran abnormal uterus.3. Lakukan pengosongan jaringan mula dengan segera 4. Antisipasi komplikasi (krisis firoid pendarahan hebat atau perforasi uterus.5. Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun. Selain dari penanganan diatas, masih terdapat penanganan khusus yang dilakukan pada pasien dengan mola hidatidosa, yaitu: segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung diberi infus 10 iu oksitusin dalam 500 ml nacl atau RL dengan kecepatan 40 60 tetes permenit ( sebagi tindakan preventif terhadap pendarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara tepat).Pengosongan dengan aspirasi vakum lebih aman dari kuretase tajam. Bila sumber vakum adalah tabung manual, siapkan peralatan AVM minimal 3 set agar dapat digunakan secara bergantian hingga pengosongan vakum uteri selesai.

Pendarahan kehamilan lanjutPLASENTA PREVIA

PengertianPlasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir ( ostium uteri internum)Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pemukaan jalan lahir pada waktu tertentu1. Plasenta previa totalis:Bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta2. Plasenta previa lateralis:Bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta3. Plasenta previa marginalis:Bila pinggir plasenta berada pada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir4. Plasenta previa letak rendah:Bila plasenta berada 3 4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.

Tanda dan Gejala Pendarahan tanpa nyeri Pendarahan berulang ulang biasanya timbul setelah bulan ke 7 (pendarahan terjadi karena terlepas plasenta dari dasarnya) Adanya anemia dan renjetan yang sesuai dengan keluarnya darah Timbulnya perlahan lahan Waktu terjadinya saat hamil His biasanya tidak ada Denyut jantung janin ada Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul Presentasi mungkin abnormal

Etiologi1. Multipara2. Mioma uteri3. Kuretase berulang4. Usia lanjut

Diagnisis1. Anamnesis : adanya pendarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 20 minggu dan berlangsung tanpa sebab2. Pemeriksaan luar : sering ditemukan kelainan letak. Bila letak kepala maka kepala belum masuk pintu atas panggul.3. Inspekulo : adanya darah dari ostium uteri eksternum4. USG untuk menentukan letak plasenta5. Menentukan letak plasenta secara langsung melalui kanalis servikalis tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pendarahan yang banyak. Oleh karena itu cara ini hanya dilakukan diatas meja operasi.

KomplikasiPlasenta previa dapat menyebabkan resiko pada ibu dan janin.Ibu : pendarahan tambahan saat operasi menembus plasenta dengan intersio didepan. Infeksi karena anemia Robekan inplantasi plasenta dibagian belakang segmen bawah rahim Terjadi ruptur uteri karena susunan jaringan rapuh dan sulit diketahuiBayi : Prematur dengan moriditas tinggi, mudah infeksi karena anemia disertai daya tahan rendah Asfiksia intrauterine sampai dengan kematian. Menurut chalik (2002)

PenatalaksanaanMenurut saifuddin (2001) terdapat 2 macam terapi, yaitu: a. Terapi ekspetalifKalau janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunia luar baginya kecil sekali. Ekspektatif tentu hanya dapat dibenarkan kalau keadaan ibu baik dan pendarahan sudah berhenti atau sedikit sekali. Syarat bagi terapi ini adalah keadaan iu masih baik (Hb normal) dan pendarahan tidak banyak , besarnya pembukaan, dan tingkat plasenta previa.

b. Terapi aktifKehamilan segera diakhiri sebelum terjadi pendarahan adapun caranya:a) Cara vaginal untuk mengadakan tekanan pada plasenta dan dengan demikian menutup pembuluh pemuluh darah yang terbuka (tamponade plasenta).b) Cara sectio cacsaria dengan maksud untuk mengosongkan rahim sehingga dapat mengadakan retraksi dan menghentikan pendarahan dan juga untuk mencegah terjadinya robekan cervik yang agak sering dengan usaha persalinan pervaginam pada plasenta previa.SOLUTIO PLASENTA PengertianSolutio plasenta adalah terlepasnya bagian atau keseluruhan plasenta dari implantasi normalnya ikorpus uteri setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir.

Tanda dan Gejala Pendarahan disertai nyeri Anemi dan syok Rahim keras dan nyeri Palpasi anak sukar Fundus uteri makin naik Ketuban teraba tegang Proteinuria bila disertai toksemia.

EtiologiPenyebab primer belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor yang menjadi predisposisi.1. Faktor kardioreno vaskuler alomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan eklamsia2. Faktor trauma dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat penggerakan janin yang banyak / bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan. Trauma langsung seperti jatuh, kena tendang dan lain lain3. Faktor paritas ibu lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Beberapa penelitian menerangkan bahwa makin tinggi paritas ibu semakin kurang baik keadaan endomentrium.4. Faktor usia ibu5. Leiumioma uteri6. Faktor penggunaan kokain7. Faktor kebiasaan merokok8. Riwayat solutio plasenta9. Pengaruh lain seperti anemia/ malnutrisi

Komplikasia. SyokPendarahanPendarahan antepartum dan intra partum pada solusio plasenta hampir tidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera.b. Gagal ginjalMerupakan konplikasi yang sering terjadi pada penderita solutio plasenta pada penderita solutio penderita, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan hipovolemia karena pendarahan yang sering terjadic. Kelainan pembekuan darah, biasanya disebabkan oleh hipofibrinogene d. Apoplexi uteroplacenta (uterus couvelaire)

Komplikasi yang dapat terjadi pada janin Fetal distress, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, hipoksia, anemia,kematian.

PenatalaksanaanPemeriksaan umum:1. Pemberian darah cukup2. Pemberian O23. Pemberian antibiotik4. Pada syok yang berat dibei kortikolteroid dalam ilosis tinggi.

RUPTUR UTERI

Pengertian Ruptur uteri adalah pelepasan insisi yang lama disepanjang uterus dengan robeknya selaput ketuban sehingga kavum uteri berhubungan langsung dengan kavum peritoneum (cunningham, 1995, p : 470). Ruptur uteri atau roekan uteri merupakan peristiwa yang sangat berbahaya, yang umumnya terjadi pada saat persalinan, kadang kadang juga pada kehamilan tua.1. menurut cara terjadinya ruptur uteri terbagi atas ruptur uteri spontan. Terjadi spintan dan sebagian besar pada persalinan. Terjadi gangguan mekanisme persalinan sehingga menimbulkan ketegangan segmen bawah rahim yang berlebihan. Ruptur uteri traumatic, terjadinya pada persalinan timbulnya ruptur uteri karena tindakan seperti ekstraksi vakum, ekstraksi forsep. Ruptur uterus pada bekas luka perut terjadinya spontan. Terjadinya spontan ekas seksio sesaria. Bekas operasi pada uterus2. Menurut robeknya uterus dibagi atas :Ruptur uteri komplete Jaringan peritoneum ikut robek Jadi terlempar kedalam abdomen Terjadi pendarahn kedalam ruang abdomen Mudah terjadi infeksi

Ruptur uteri inkompleta Jaringan peritoneum tidak ikut robek Janin tidak terlempar keruang abdomen Tidak terjadi pendarahan dalam ruang abdomen Pendarahan dapat menuju keliang senggama (vagina) Pendarahan dapat dalam bentuk hematoma

3. Menurut lokasinya terbagi atas Korpor uteriBiasanya terjadi pada Rahim yang sudah pernah mengalami operasi, seperti seksio sesaria klasik atau miomektomi segmen bawah rahim.Biasanya terjadi pada waktu melakukan ekstraksi forsep atau versi dan ekstraksi, sedang pembukaan belum lengkap.Kolpoporeksi kolporeksisSobekan sobekan diantara servik dan vagina

4. Menurut gejala klinis, dibagi atasRuptur uteri immineas (membangkat = mengancam) penting untuk diketahui Gejala1. Anamnesis dan Infeksi Pada suatu his yang kuat sekali, pasien merasa kesakitan yang luar biasa, menjerit seolah olah perutnya sedang dirobek kemudian jadi gelisah, takut, pucat, keluar keringat dingin sampai kolaps Pernafasan jadi dangkal dan cepat, kelihatan haus Muntah muntah karena rangsangan peritoneum Syok nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun bahkan tidak teratur Keluar darah pervaginam yang biasanya tidak begitu banyak, lebih lebih kalau bagian terdepan atau kepala sudah jauh turun dan menyumbat jalan lahir. Kadang kadang ada perasaan nyeri yang menjalar ketungkai bawah dan dibahu Kontraksi uterus biasanya hilang Mula mula terdapat defans muskuler kemudian perut menjadi kembung dan meteoristi (panalisis khusus)2. Palpasi Teraba krepitari pada kulit perut yang menandakan adanya emfisema subkutan Bila kepala janin belum turun, akan mudah dilepaskan PAP Bila janin sudah keluar dari kavum uteri, jadi berada dirongga perut, maka teraba bagian bagian janin langsung dibawah kulit perut, dan disampingnya kadang kadang teraba uterus sebagai suatu bola keras sebesar kepala. Nyeri tekan pada perut3. Auskultasi Biasanya denyut jantung janin sulit atau tidak terdengar lagi beberapa menit setelah rupture, apalagi kalau plasenta juga ikut terlepas dan masuk kerongga perut.

4. Pemeriksaan Dalam Kepala janin yang tadinya sudah jauh turun kebawa, dengan mudah dapat didorong keatas, dan ini disertai keluarnya darah pervaginam yang agak banyak. Kalau rongga rahim sudah kosong dapat diraba robekan pada dinding rahim dan kalau jari atau tangan kita dapat melalui robekan tadi maka dapat diraba usus omentum dan bagian bagian janin Kateterisasi, hematun yang hebat menandakan adanya robekan pada kandung kemih Etiologi1. Ruptur uteri spontanMenurut etiologi dibagi menjadi dua Karena dinding rahim yang lemah dan cacat, misalnya pada bekas SC, miomektomi , perforasi waktu kuretase, histerorafia, pelepasan plasenta secara manual. Karena peregangan yang luar biasa pada rahim, misalnya pada panggul sempit atau kelainan bentuk panggul, janin seperti janin penderita DM, hidrops fetalis, post maturitas dan grande multipara.2. Ruptur uteri vioventa (traumatika), karena tindakan dan trauma lain seperti: Ekstraksi forsef Versi dan ekstraksi Embriotomi Versi brakston hicks Sindroma tolakan (pushing sindrom) Manual plasenta Curetase Ekspresi kisteler / ered Pemerian pitosin tanpa indikasi dan pengawasan Trauma tumpul dan tajam dari luar

Diagnosis Gejala ruptur uteri mengancam1. Dalam tanya jawab dikatakan telah ditolong atau didorong oleh dukun atau bidan partus sudah lama berlangsung2. Pasien nampak gelisah, ketakutan, disertai dengan perasaan nyeri diperut3. Pada setiap datangnya his pasien memegang perutnya dan mengerang kesakitan, bahkan meminta supaya anaknya secepatnya dikeluarkan4. Pernafasan dan denyut nadi lebih cepat dari biasanya5. Ada tanda dehidrasi karena partus lama (prolongend laboura), yaitu mulut kering, lidah kering, halus badan panas (demam)6. His lebih lama, lebih kuat dan lebih sering bahwakan terus menerus7. Ligamentum rontudum teraba seperti kawat listrik yang tegang tebal dan keras terutama sebelah kiri atau keduanya.8. Pada waktu datangnya his, kopus uteri teraba keras (hipertonik) sedangkan teraba tipis dan nyeri kalau di tekan9. Perasaan sering mau kencing karena kandung kemih juga tertarik dan terenggang keatas, terjadi robekan robekan kecil pada kandung kemih, maka pada kateterisasi ada hematuria.10. Pada auskultasi terdengar denyut jantung janin tidak teratur (asfikria)11. Pada pemeriksaan dalam dapat kita jumpai tanda tanda dari obstruksi seperti edema portio, vagina, vulva dan kaput kepala janin yang besar.

Komplikasi Infeksi post operasi Kerusakan ureter Emboli cairan amnion Dic Kematian maternal Kematian perinatal

PenatalaksanaanTindakan pertama adalah mengatasi syok, memperbaiki keadaan umum penderita dengan pemberian infus cairan dan transfusi darah, kardiotonika antibiotika.Bila keadaan umum mulai membaik, tindakan selanjutnya adalah melakukan laparatomi dengan tindakan jenis operasi:1. Histerektomi, baik total maupun subtotal. Histerektomi total dilakukan khususnya bila garis robekan longitudinal. Tindakan histerektomi lebih menguntungkan dari penjahitan larerasi.2. Histerorafia, yaitu tepi luka dieksidir lalu dijahit sebaik- baiknya.3. Konservatif, hanya dengan tamponade dan pemberian antibiotik yang cukup

DAFTAR PUSTAKA

Geri Morgan dan Carole Hamilton. 2003. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGCHeller, luz. 1981. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta : EGCBobak, dkk. 1995. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGCWinkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSPChalik, TMH. 1997. Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika

21