skenario 2 blok urin

33
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi ureter, vesika urinaria, dan urethra LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis URETER Ureter adalah lanjutan dari renal pelvis yang panjangnya antara 10 sampai 12 inchi (25-30 cm), dan diameternya sekitar 1 mm sampai 1 cm. Ureter terdiri atas dinding luar yang fibrus, lapisan tengah yang berotot, dan lapisan mukosa sebelah dalam. Ureter terdiri dari 2 bagian yaitu pasr abdominalis pada cavum abdominalis dan pars pelvina pada rongga panggul ( pelvis ). Batas keduanya diambil suatu bidang disebut aditus pelvis. Ureter mulai sebagai pelebaran hilum ginjal, dan letaknya menurun dari ginjal sepanjang bagian belakang dari rongga peritoneum dan di depan dari muskulus psoas dan prosesus transversus dari vertebra lumbal dan berjalan menuju ke dalam pelvis dan dengan arah oblik bermuara ke kandung kemih melalui bagian posterior lateral. Pada ureter terdapat 3 daerah penyempitan anatomis, yaitu : 1. Uretropelvico junction, yaitu ureter bagian proksimal mulai dari renal pelvis sampai bagian ureter yang mengecil 2. Pelvic brim, yaitu persilangan antara ureter dengan pembuluh darah arteri iliaka

Upload: erinvera

Post on 25-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

dd

TRANSCRIPT

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi ureter, vesika urinaria, dan urethra

LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis

URETER

Ureter adalah lanjutan dari renal pelvis yang panjangnya antara 10 sampai 12 inchi (25-30 cm), dan diameternya sekitar 1 mm sampai 1 cm. Ureter terdiri atas dinding luar yang fibrus, lapisan tengah yang berotot, dan lapisan mukosa sebelah dalam. Ureter terdiri dari 2 bagian yaitu pasr abdominalis pada cavum abdominalis dan pars pelvina pada rongga panggul ( pelvis ). Batas keduanya diambil suatu bidang disebut aditus pelvis. Ureter mulai sebagai pelebaran hilum ginjal, dan letaknya menurun dari ginjal sepanjang bagian belakang dari rongga peritoneum dan di depan dari muskulus psoas dan prosesus transversus dari vertebra lumbal dan berjalan menuju ke dalam pelvis dan dengan arah oblik bermuara ke kandung kemih melalui bagian posterior lateral. Pada ureter terdapat 3 daerah penyempitan anatomis, yaitu :1. Uretropelvico junction, yaitu ureter bagian proksimal mulai dari renal pelvis sampai bagian ureter yang mengecil2. Pelvic brim, yaitu persilangan antara ureter dengan pembuluh darah arteri iliaka3. Vesikouretro junction, yaitu ujung ureter yang masuk ke dalam vesika urinaria (kandung kemih).

Ureter berfungsi untuk menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih. Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih. Jalan ureter pada pria dan wanita berbeda terutama pada daerah pelvis karena ada alat-alat yang berbeda pada panggul. Pada pria ureter menyilang superficial didekat ujungnya didekat duktus deferen, sedangkan wanita ureter lewat diatas fornix lateral vagina namun dibawah lig. Cardinal atau A. Uterina. Perdarahan ureter terbagi 2, ureter atas oleh A. Renalis sedangkan ureter bawah oleh A. Vesicalis Inferior. Untuk persarafan dilakukan oleh plexus hypogastricus inferior T11-L2 melalui neuron simpatis.VESIKA URINARIA

VESICA URINARIAVesica urinaria (VU) atau Kandung kemih merupakan kantong musculomembranosa yang berfungsi untuk menampung air kemih (urin).Vesica urinaria ketika tidak sedang terisi oleh urin (kosong) memiliki bagian :1. Fundus vesicae :sisi berbentuk segitiga dan menghadap ke caudodorsal, berhadapan dengan rectum. Padapriadipisahkan dari rectumolehfascia rectovesicalisyang meliputi vesicular seminalis dan ampulla ductus deferens. Sedangkan padawanita dipisahkan dari rectumolehfornix, portio supravaginalis.2. Apex / vertex vesicae: terdapatplica umbilicalis mediana dan lig. Umbilicale mediana.3. Facies Superior :sisi berbentuk segitiga yangdibatasi oleh margo lateraldi kedua sisi lateralnya danmargo posteriordi bagian dorsalnya. Terdapat fossa paravesicalis (lekukan peritoneum di sebelah lateral margo lateral). Padapria menghadap colon sigmoid dan lengkung ileum. Sedangkan padawanita menghadap corpus uteri.4. Facies Inferior :diliputi oleh fascia endopelvina. Terbagi atas 2 daerah :a. Area prostatica :berhadapan langsung dengan prostat. Merupakan tempat keluarnya urethra.b. Facies inferolateral : dipisahkan dari sympisis pubis dan corpus os. Pubis olehspatium retropubica / cavum retzii

5. Cervix Vesicae / Collum vesicae :merupakan tempat bertemunya keduafacies inferolateral. Padapriamenerus pada prostat.Sedangkan padawanitaterletak dicranial m.pubococcygeus6. Angulus posterosuperior :merupakan tempatbertemunya margo lateral dan margo posterior. Merupakantempat masuknya ureterVesica urinaria ketika penuh terisi oleh urinakan berbentuk oval dan memiliki bagian :1. Facies Posterosuperior :bagian inidiliputi oleh peritoneum parietal.Padapriadipisahkan dari rectum olehexcavatio retrovesicalis. Sedangkan padawanitadipisahkan dari rectum olehexcavation vesicouterina, portio supravaginalis cervicis uteri, fornix anterior vagina.2. Facies Anteroinferior :bagian initidakdiliputi olehperitoneum parietal.3. Facies Lateralis :bagian initidakdiliputi olehperitoneum parietal.Lapisan Vesica Urinaria (VU)dari luar ke dalam : Tunica Serosa (Peritoneum Parietal) Tela Subserosa (Fascia Endopelvina) Tunica Muscularis (m. detrussor) Tela Submucosa Tunica Mucosa.Pada bagian dalam dari Vesica Urinaria terdapat sebuah area yang disebut denganTrigonum Vesicae.Trigonum Vesicaeinidibentukoleh sepasang ostium ureteris (lubang tempat masuknya ureter ke dalam VU)danostium urethra internum (OUI) serta plica interureterica.Pada pria trigonum Vesicae ini akan terfiksasi pada prostat. Sedangkan pada wanita akan terfiksasi pada dinding anterior vagina. Mucosa pada trigonum Vesicae ini akan melekat erat padam. Trigonalis.Fiksasi VULigamentum pada fundus, cervix dan apex vesicae yang merupakan pemadatan jaringan ikat yang menjadi fascia endopelvina. Terdiri darilig. Puboprostaticum medial (wanita : lig. pubovesicalis)yang didalamnya terdapatm. pubovesicalis,lig. Puboprostaticum lateral, lig.lateral (lig. Rectovesicalis)yang didalamnya terdapatm. Rectovesicalis. Selain itu juga terdapat ligamentum yang merupakan sisa embrional yaknilig. Umbilicale mediana (sisa dariurachus)danlig. Umbilicale medialis (obliterasi dari a.umbilicalis).Selain itu terdapat lipatan peritoneum parietal yakniplica umbilicalis mediana dan medialis.Diantara kedua lipatan ini terdapat sebuah cekungan peritoneum yang diliputi olehfascia endopelvina (fascia pelvis lamina visceralis).VASKULARISASI & INNERVASI VESICA URINARIAVU bagiancranialdivaskularisasi oleh 2 atau 3a.vesicalis superior (cabang dari a. umbilicalis).Sedangkan VU bagiancaudal dan cervixdivaskularisasi oleha. vesicalis inferior. Padawanitamendapatkan tambahan vaskularisasi daria. vaginalis.Pada bagianfundus vesicaepadapriadivaskularisasi oleh a. deferentialisdan padawanitaoleha. vaginalis dan a. vesicalis inferior.Sedangkan aliran vena nya akan bermuara padaplexus venosus prostaticus & vesicalisyang akan bermuara padav.hypogastrica.VU mendapatkan persarafansimpatik dariplexus hipogastricus inferior yaitu : serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2 dan serabut preganglioner parasimpatis N. cervicalis 2,3,4 melalui N. Splancnicus dan plexus hypogastricus inferior mencapai dinding VU.Persarafan ini memberikan fungsi untukmenggiatkan m. spinchter interna dan menginhibisi m. detrussor serta menghantarkan rasa nyeri dari VU. Selain itu VU juga mendapatkan persarafanparasimpatikdarin. splanchnicus pelvicus Segmen Sacral II-IV.Persarafan ini memberikan fungsi untukmerelaksasi sfingter interna, menggiatkan m.detrussor, menghantarkan peregangan dinding VU dan mengosongkan VU.

URETHRAE

URETHRA MASCULINAUrethra pada pria memiliki panjang sekitar20-25cm. Selain berfungsi untuk mengeluarkan urin,urethra masculine juga berfungsi untuk mengeluarkancairan semen.Urethra masculine terbagi atas 3 bagian , yakni :A. Urethra pars prostaticaSesuai dengan namanya, urethra pars prostatica ini terletak di dalam Prostat. Urethra pars prostatica memiliki panjang sekitar 3 cm. DI dalam prostat, urethra menerimasepasang ductus ejaculatoriusyang merupakanpenyatuanantaraductus ekskretoriusdanductus vesicular seminalis.Selain itu, urethra pars prostatica juga mendapatkan muara dari ductus-ductus dari kelenjar prostat itu sendiri.B. Urethra pars membranosaUrethra pars membranosa merupakan bagian urethra yang paling pendek (1-2cm) dan juga paling sempit. Urethra pars membranosa terbentang dariapex prostat sampai ke bulbus penis. Urethra pars membranosaterletak di dalamdiaphragma pelvis (diaphragma urogenitalia).Urethra bagian ini berdinding tipis dan dikelilingi olehm. sfingter urethra externadan merupakan bagian yang mudah robek saat dilakukan kateterisasi urin.C. Urethra pars spongiosaUrethra pars spongiosa merupakan bagian urethra yang terpanjang (15 cm) terletak di dalambulbus penis, corpus spongiosum dan glans penis.Urethra pars spongiosa juga dimuarai olehductus glandula bulbourethralisdanlacuna urethralisyang merupakan muara dariductus glandula urethralis.Terdapat 2 buah pelebaran yaknifossa intrabulbaris (pelebaran pada bulbus penis) dan fossa navicularis (pelebaran pada glans penis). Urethra pars spongiosakemudian akan berakhir padaOrificium (ostium) urethra externum(OUE) padaglans penis.Urethra masculinedivaskularisasi oleh cabang daria. vesicalis inferior, a. rectalis media, dan a. urethralis.Urethra masculine mendapatkan persarafan darin.pudendus dan plexus prostaticus.URETHRA FEMININAUrethra pada wanita hanya berukuran 3,75 - 5cm, berbentuk lurus dan mudah diregangkan. Karena alasan ini pulalah yang menyebabkan wanita sering mengalamiInfeksi Saluran Kemih (ISK). Urethra akan berakhir padaOrificium (Ostium) Urethra Externum (OUE) pada vestibulum vagina.

LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis

URETER

1. Terdiri dari lapisan mukosa,muskularis dan adeventisia.2. Tunia mukosa mempunyai Lamina propia berupa jaringan ikat jarang dibawah epitel3. Tunika muskularis terdiri dari 3 lapisan otot polos ,yaitu : sebelah dalam berjalan longitudinal,di bagian tengah sirkular dan di sebelah luar longitudinal.Vesika Urinaria

1. Disusun oleh 3 lapisan ,yaitu: Lapisan mukosa,lapisan muskular dan Lapisan adventisia/serosa.2. Lapisan sel yang menyusun epitel yang terenggang dapat ditemukan sel payung dengan dindiing apikalnya berwarna asidofil.3. Dibawah epitel terdapat lamina propia.4. Tunika muskularis : tersusun oleh lapisan-lapisan otot polos yang berjalan ke berbagai arah.5. Tunika adventasia : berupa jaringan ikat,sebagia vesika urinaria ditutupi oleh loritoneum(serosa).

Urethra Pada Laki-Laki1. Pars Prostatica a. Paling dekat ke vesica urinariab. Ductus ejaculatorius bermuara dekat verumontanum,tonjolan ke dalam lumen.c. Dilapisi epitel transitional

2. Pars Membranosa a. Dilapisi epitel bertingkat torakb. Dibungkus oleh sphinter urethra externa(voluntary)

3. Pars bulbosa/Spongiosa a. Terletak dalam corpus spongiosum penisb. Dilapisi epitel bertingkat torak di beberapa tempat terdapat epitel berlapis gepeng

4. Pars Pendulosa a. Ujung distal lumen urethra melebar : fossa navicularisb. Kelenjar littre,kelenjar mukosa yang terdapat di sepanjang urethra,terutama pars pendulosa

Urethra Pada Perempuan

Dilapisi epitel berlapis gepeng ,di beberapa tempat terdapat epitel bertingkat torak. Dipertengahan urethra terdapat sphinter externa (muskular bercorak).

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Berkemih

Pengisian Kandung Kemih

Dinding ureter terdiri dari otot polos yang tersusun dalam serabut-serabut spiral, longitudinal dan sirkuler, tetapi batas yang jelas dari lapisan otot ini tidak terlihat. Kontraksi peristalitik yang reguler terjadi 1-5 kali permenit yang menggerakkan urine dari pelvis ginjal ke kandung kemih, dimana urine masuk dengan cepat dan sinkron sesuai dengan gerakan gelombang peristaltik. Ureter berjalan miring melalui dinding kandung kemih dan walaupun disini tidak terdapat alat seperti spingter uretra, jalannya yang miring cenderung membiarkan ureter tertutup, kecuali sewaktu gelombang peristaltik guna mencegah refluk urine dari kandung kemih. Sewaktu pengisisan normal kandung kemih, akan terjadi hal-hal sebagai berikut:a. Sensasi kandung kemih harus intakb. Kandung kemih harus tetap dapat berkontraksi dalam keadaan tekanan rendah walaupun volume urine bertambah.c. Bladder outlet harus tetap tertutup selama waktu pengisian ataupun saat terjadi peninggian tekanan intra abdomen yang tiba-tiba.d. Kandung kemih harus dalam keadaan tidak berkontraksi involunter.

Pengosongan Kandung Kemih

Kandung kemih hanya mempunyai dua fungsi yaitu untuk mengumpulkan (pengisian) dan mengeluarkan (pengosongan) urin menurut kehendak. Aktifitsas sistem saraf untuk kedua sistem ini adalah berbeda. Proses berkemih adalah suatu proses yang sangat komplet dan masih banyak membingungkan. Berkemih dasarnya adalah suatu reflek spinal yang dirangsang dan dihambat oleh pusat-pusat di otak, seperti halnya perangsangan defekasi, dan penghambatan ini volunter.

Urine yang masuk kedalam kandung kemih tidak menimbulkan kenaikan tekanan intra vesikal yang berarti, sampai kandung kemih benar-benar terisi penuh. Seperti otot polos lainnya otot-otot kandung kemih juga mempunyai sifat elastis bila diregangkan. Pengosongan kandung kemih melibatkan banyak faktor, tetapi faktor tekanan intra vesikal yang dihasilkan oleh sensasi rasa penuh adalah merupakan pertama untuk berkontraksinya kandung kemih secara volunter. Selama berkemih otot-otot perineal dan muskulus spingter uretra eksternus mengalami relaksasi, sedangkan muskulus detrusor mengalami kontraksi yang menyebabkan urin keluar melalui uretra. Pita-pita otot polos yang terdapat pada sisi uretra tampaknya tidak mempunyai peranan sewaktu berkemih, dimana fungsi utamanya diduga untuk mencegah refluk semen kedalam kandung kemih sewaktu ejakulasi.Mekanisme pengeluaran urine secara volunter, mulainya tidak jelas. Salah satu peristiwa yang mengawalinya adalah relaksasi otot diafragma pelvis yang menyebabkan tarikan otot-otot detrusor kebawah untuk memulai kontraksinya. Otot-otot perineal dan spingter eksterna berkontraksi secara volunter yang mencegah urine masuk kedalam uretra atau menghentikan aliran saat berkemih telah dimulai. Hal ini diduga merupakan kemampuan untuk mempertahankan spingter eksterna dalam keadaan berkontraksi, dimana pada orang dewasa dapat menahan kencing sampai ada kesempatan untuk berkemih. Setelah berkemih uretra wanita kosong akibat gravitasi, sedangkan urine yang masih ada dalam uretra laki-laki dikeluarkan oleh beberapa kontraksi muskulus bulbo kavernosus.

Pada orang dewasa volume urine normal dalam kandung kemih yang mengawali reflek kontraksi adalah 300-400 ml. Didalam otak terdapat daerah perangsangan untuk berkemih di pons dan daerah penghambatan di mesensefalon. Kandung kemih dapat dibuat berkontraksi walau hanya mengandung beberapa milliliter urine oleh perangsangan volunter reflek pengosongan spiral. Kontraksi volunter otot-otot dinding perut juga membantu pengeluaran urine dengan menaikkan tekanan intra abdomen. Pada saat kandung kemih berisi 300-400 cc terasa sensasi kencing dan apabila dikehendaki atas kendali pusat terjadilah proses berkemih yaitu relaksasi spingter (internus dan eksternus) bersamaan itu terjadi kontraksi otot detrusor buli-buli. Tekanan uretra posterior turun (spingter) mendekati 0 cmH2O sementara itu tekanan didalam kandung kemih naik sampai 40 cm H2O sehingga urin dipancarkan keluar.

LI 3. Memahami dan Menjelaskan Infeksi Saluran Kemih

LO 3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih(ISK) adalahinfeksibakteri yang mengenai bagian darisaluran kemih. Ketika mengenai saluran kemih bawah dinamaisistitis (infeksi kandung kemih) sederhana, dan ketika mengenai saluran kemih atas dinamaipielonefritis(infeksi ginjal). Gejala dari saluran kemih bawah meliputibuang air kecilterasa sakit dan sering buang air kecil atau desakan untuk buang air kecil (atau keduanya), sementara gejala pielonefritis meliputidemamdannyeri pangguldi samping gejala ISK bawah. Pada orang lanjut usia dan anak kecil, gejalanya bisa jadi samar atau tidak spesifik. Kuman tersering penyebab kedua tipe tersebut adalah Escherichia coli, tetapi bakteri lain,virus, maupunjamurdapat menjadi penyebab meskipun jarang.

LO 3.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Infeksi Saluran Kemih

Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatiftersebut, ternyata Escherichiacolimenduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh :a. Escherichia Coli : 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)b. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebabISK complicatedc. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.

Jenis kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkanEnterococci dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien denganbatu saluran kemih,lelakiusialanjutdengan hiperplasiaprostatataupadapasienyang menggunakan kateter urin. Demikian juga dengan Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25%pasiendemamtifoiddapatdiisolasi salmonella dalam urin. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui cara hematogen adalah brusella, nocardia,actinomises, danMycobacterium tubeculosa. Candida sp merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama padapasien yang menggunkan kateter urin atau pasien yang mendapat pengobatn antibiotic spectrum luas. Jenis Candida yang palingsering ditemukan adalah Candida albican dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen.Faktor predisposisi yang mempermudah untuk terjadinya ISK, yaitu :

1. Bendungan aliran urina. Anomali kongenital ; Batu saluran kemihb. Oklusi ureter (sebagian atau total)2. Refluks vesikoureter3. Urin sisa dalam buli-buli karena :a. Neurogenic bladderb. Striktura uretrac. Hipertrofi prostat4. Diabetes Melitus5. Instrumentasia. Kateterb. Dilatasi uretrac. Sitoskopi6. Kehamilan dan peserta KBa. Faktor statis dan bendunganb. PH urin yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman7. Senggama

Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:

1. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif2. Mobilitas menurun3. Nutrisi yang sering kurang baik4. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral5. Adanya hambatan pada aliran urin6. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

LO 3.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak laki-laki. Kejadian infeksi saluran kemih pada bayi baru lahir dengan berat lahirrendah mencapai 10-100 kali lebih besar disbanding bayi dengan berat lahirnormal (0,1-1%).Sebelum usia 1 tahun, infeksi salurankemih lebih banyakterjadi pada anak laki-laki. Sedangkan setelahnya, sebagian besar infeksi salurankemih terjadi pada anak perempuan. Misalnya pada anak usia pra sekolah di manainfeksi saluran kemih pada perempuan mencapai 0,8%, sementara pada laki-lakihanya 0,2% dan rasio ini terus meningkat sehingga di usia sekolah, kejadianinfeksi saluran kemih pada anak perempuan 30 kali lebih besar dibanding padaanak laki-laki. Pada anak laki-laki yang disunat, risiko infeksi saluran kemihmenurun hingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang tidak disunat. Pada usia2 bulan2 tahun, 5% anak dengan infeksi saluran kemih mengalami demamtanpa sumber infeksi dari riwayat dan pemeriksaan fisik. Sebagian besar infeksisaluran kemih dengan gejala tunggal demam ini terjadi pada anak perempuan.

LO 3.4 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi Cystitis dan Pielonefritis. Cystitis adalah infeksi kandung kemih, yang merupakan tempat tersering terjadinyainfeksi. Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal itu sendiri. Pielonefritis dapatbersifat akut atau kronik. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter. Pada pielonefritis kronik, terjadi pembentukan jaringan parutdan obstruksi tubulus yang luas. Kemampuan ginjal untuk memekatkan urin menurun karena rusaknya tubulus-tubulus. Glomerulus biasanya tidak terkena,hal ini dapat menimbulkan gagalginjal kronik.

Cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop. Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;1. Cystitis primer,merupakan radang yang mengenai kandung kemih, radang ini dapat terjadi karena penyakit lain seperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura uretra.2. Cystitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitisSecara Anatomi

1. ISK bawah, presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender.

A. Perempuana. Sistitis adalah presentasi klinis infeksi saluran kemih disertaibakteriuria bermaknab. Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril).B. Laki-lakiPresentasi ISK bawah pada laki-laki dapat berupa sistitis,prostatitis, epidimidis, dan uretritis.

2. ISK atasa. Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri.b. Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atauinfeksisejakmasakecil.Obstruksi saluran kemih serta refluk vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.Klinis

1. ISK Sederhana/ tak berkomplikasi, yaitu ISK yang terjadi pada perempuan yang tidak hamil dan tidak terdapat disfungsi truktural ataupun ginjal.2. ISK berkomplikasi, yaitu ISK yang berlokasi selain di vesika urinaria, ISKpada anak-anak, laki-laki, atau ibu hamil.

Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi:1. ISK uncomplicated (simple)ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing takbaik,anatomicmaupunfungsionalnormal.ISKinipadausialanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.2. ISK complicatedSering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesikouretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis.b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.c. Gangguan daya tahan tubuhd. Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus sp yang memproduksi urease.

LO 3.5 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi dapat terjadi melalui penyebaran hematogen (neonatus) atau secara asending (anak-anak). Faktor predisposisi infeksi adalah fimosis, alir-balik vesikoureter (refluks vesikoureter), uropati obstruktif, kelainan kongenital buli-buli atau ginjal, dan diaper rash. Patogenesis infeksi saluran kemih sangat kompleks, karena tergantung dari banyak faktor seperti faktor pejamu (host) dan faktor organismenya. Bakteri dalam urin dapat berasal dari ginjal, pielum, ureter, vesika urinaria atau dari uretra.

Beberapa faktor predisposisi ISK adalah obstruksi urin, kelainan struktur, urolitiasis, benda asing, refluks atau konstipasi yang lama. Pada bayi dan anak anak biasanya bakteri berasal dari tinjanya sendiri yang menjalar secara asending. Bakteri uropatogenik yang melekat pada pada sel uroepitelial, dapat mempengaruhi kontraktilitas otot polos dinding ureter, dan menyebabkan gangguan peristaltik ureter. Melekatnya bakteri ke sel uroepitelial, dapat meningkatkan virulensi bakteri tersebut.

Mukosa kandung kemih dilapisi oleh glycoprotein mucin layer yang berfungsi sebagai anti bakteri. Ketika seseorang mencoba untuk menahan kencing agar tidak ngompol, dimana kontraksi otot kandung kemih ditahan sehingga urin tidak keluar. Hal ini menyebabkan tekanan tinggi, turbulensi aliran urin dan atau pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas, kemudian semuanya akan menyebabkan bakteriuria. Dan akhirnya menyebabkan robeknya lapisan glycoprotein mucin layer sehingga bakteri dapat melekat, membentuk koloni pada permukaan mukosa, masuk menembus epitel dan selanjutnya terjadi peradangan. Bakteri dari kandung kemih dapat naik ke ureter dan sampai keginjal melalui lapisan tipis cairan (films of fluid), apalagi bila ada refluks vesikoureter maupun refluks intrarenal. Bila hanya buli buli yang terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi dan spasme otot polos vesika urinaria, akibatnya rasa ingin miksi terus menerus (urgency) atau miksi berulang kali (frequency), sakit waktu miksi (dysuri). Mukosa vesika urinaria menjadi edema, meradang dan perdarahan (hematuria).

Infeksi ginjal dapat terjadi melalui collecting system. Pelvis dan medula ginjal dapat rusak, baik akibat infeksi maupun oleh tekanan urin akibat refluks berupa atrofi ginjal. Pada pielonefritis akut dapat ditemukan fokus infeksi dalam parenkim ginjal, ginjal dapat membengkak, infiltrasi lekosit polimorfonuklear dalam jaringan interstitial, akibatnya fungsi ginjal dapat terganggu. Pada pielonefritis kronik akibat infeksi, adanya produk bakteri atau zat mediator toksik yang dihasilkan oleh sel yang rusak, mengakibatkan parut ginjal (renal scarring).

LO 3.6 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Infeksi Saluran Kemih

Gejala klinis ISK dapat bervariasi dan tumpang tindih.ISK bawah dapat berupa :a. Nyeri atau rasa terbakar pada saat kencingb. Sering kencingc. Tidak dapat menahan kencingd. Rasa susah kencinge. Nyeri perut bagian bawahf. Demam

ISK atas dapat berupa :a. Demam b. Muntahc. Nyeri kosto-vertebral yaitu nyeri di belakang atau samping sekitar pinggangGejala klinis pada anak : a. Anak < 3 tahun : demam, muntah, gelisahb. Anak > 3 tahun : demam, nyeri perut, muntah, hilang nafsu makan, sering kencing, nyeri pada saat kencing

Gejala klinis infeksi saluran air kemih bagian bawah secara klasik yaitu nyeri bila buang air kecil (dysuria), sering buang air kecil (frequency), dan ngompol. Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah biasanya panas tinggi, gejala gejala sistemik, nyeri di daerah pinggang belakang. Namun demikian sulit membedakan infeksi saluran kemih bagian atas dan bagian bawah berdasarkan gejala klinis saja.

Gejala infeksi saluran kemih berdasarkan umur penderita adalah sebagai berikut :a. Bulan : Gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah dan diare, kejang, koma, panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, ikterus (sepsis).b. 1 bln-2 thn: Panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah, diare, kejang, koma, kolik (anak menjerit keras), air kemih berbau/berubah warna, kadang-kadang disertai nyeri perut/pinggang.c. 2-6 thn : Panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, tidak dapat menahan kencing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah warna, diare, muntah, gangguan pertumbuhan serta anoreksia.d. 6-18 thn : Nyeri perut/pinggang, panas tanpa diketahui sebabnya, tak dapat menahan kencing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah warna.

Setiap tipe dari infeksi saluran kemih memilki tandatanda dan gejala yang spesifik, tergantung bagian saluran kemih yang terkena infeksi:1. Pyelonephritis akut. Pada tipe ini, infeksi pada ginjal mungkin terjadi setelah meluasnya infeksi yang terjadi pada kandung kemih. Infeksi pada ginjal dapat menyebabkan rasa sakit pada punggung atas dan panggul, demam tinggi, gemetar akibat kedinginan, serta mual atau muntah.2. Cystitis. Inflamasi atau infeksi pada kandung kemih dapat dapat menyebabkan rasa tertekan pada pelvis, ketidaknyamanan pada perut bagian bawah, rasa sakit pada saat urinasi, dan bau yang menyengat dari urin.3. Uretritis. Inflamasi atau infeksi pada uretra menimbulkan rasa terbakar pada saat urinasi. Pada pria, uretritis dapat menyebabkan gangguan pada penis.

LO 3.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Infeksi Saluran Kemih

Pemeriksaan Fisik

Tanda dan simtom : pada bayi baru lahir timbul demam, hipotermia, nafsu makan (ASI) yang menurun, ikterus, kegagalan pertumbuhan atau sepsis pada bayi timbul demam yangtidakdiketahuisebabnya,berkurangnyanafsumakanyangmengakibatkan kegagalan pertumbuhan, kesakitan waktu kencing, dan iritabel.Padaanak prasekolahtimbulnyeri abdominal,muntah,demam,kesakitanwaktu kencing, urgensi, frekuensi sampai disuria. Pada anak usia sekolah timbul tanda klasik dari ISK, meliputi : urgensi, frekuensi sampai disuria, demam, atau nyeri panggul. Kadang-kadang anak dengan ISK bacterial disertaidengancystitishemoragik.SemuagrupumumdiatasbilamenderitaISKasimtomatikdapatmenyebabkankerusakanginjalterutamapadabayidananakkemungkinan dapat berkembang menjadi refluks vesikourethral. Anak penderita ISKyang disertai dengan demam, nyeri panggul, nyeri abdominal, maningkatnya lekosit PMN di dalam darah, peningkatan jumlah sedimen, atau peningkatan c-reaktive proteinbiasanyamembuktikanadanyapyelonefritis.AnakyangmenderitaISKasimtomatikdan disertai adanya infesi traktus urinarius bagian bawah yang bisa pula disertai denganinfeksi traktus urinarius bagian atas yang asimtomatik, hati-hati terhadap anak yang mempunyai tanda klasik dan cystitis sering kali bukan ISK tetapi karena iritasi urethralatau karena sebab lain misalnya vaginitis.Pemeriksaan Laboratoriuma. Perolehan spesimen : pengambilan kemih aliran tengah (mid stream), memberikanpenaksiran yang akurat mengenai keadaan bakteri dalam kandung kemih tetapi pada10-20% memberikan hasil positif palsu, hal ini disebabkan karena kontaminasi padajumlahhitungbakteri,100.000bakteri/mmterutamapadapenderitadengandiet tinggi cairan, pengambilan kemih dengan kateter dapat dilakukan bila volume kemih masih kecil.b. Disuria,dibawahmikroskop(mikroskopis)ditemukan>5lekosit/mmurinedan sedimen kira-kira 50% terjadi pada pasien ISK pyuria, peningkatan lekosit dalam urinkarenakontaminasivagina,appendisitis,infeksivirus,selainISKsehinggapiuriatidak dapat dijadikan dasar sebagai diagnosis.c. Bakteriuria mikroskopik, observasi pada mikroskop dengan pembesaran 40X bila ditemukan sedimen dalam urin > 100 bakteri/lapang pandang mata setara dengan >100.000 bakteri/ml urin.d. Kultur urin, merupakan cara utama untuk menegakkan diagnosa digunakan metodepiring petrimetodeagarmembedded dipslide dan berguna untuk menentukan jenis kuman dan sensitivitas test.e. Deteksinonkultur,merupakantesevaluasiuntukmendeteksiadanyaperubahan kimia tentang glukosa urin dan nitrit urin. Tes tersebut hanya dikerjakan dengan menggunakan urin pertama pagi hari (mid stream) dan urin malam sebelumnya, keuntungan dari metode iniialahdapatmenekanhasilpositifpalsuyangdapat terjadi.f. UntukmembantumenegakkandiagnosisISKdengantepat.Bilapasiendisertai simtom ISK yang jelas, maka pengambilan urin dilakukan dengan cara katerisasi dan aspirasi suprapubik untuk menghindari kontaminasi. Jika ditemukan bakteri dalambentuk sedimen atau hitung bakteri > 100.000 bakteri/mm urin menunjukkan adanya ISK.

Pemeriksaan Penunjang

1. Urinalisisa. Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuriapositifbilaterdapatlebihdari5leukosit/lapangpandangbesar(LPB) sediment air kemih.b. Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sedimentair kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baikberupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.

2. Bakteriologis

a. Mikroskopisb. Biakan bakteriKultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifikHitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai kriteria utama adanya infeksi.3. Ultrasonografi

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) sering digunakan untuk menggantikan urografi intravena sebagai skrining inisial, karena lebih cepat, non-invasif, aman, tidak mahal, sedikit menimbulkan stres pada anak, dapat diulang untuk kepentingan monitoring dan mengurangi paparan radiasi. Dengan pemeriksaan USG dapat terlihat formasi parut ginjal, tetapi beberapa parut juga dapat luput dari pemeriksaan karena pemeriksaan USG sangat tergantung dengan keterampilan orang yang melakukan USG tersebut. Dan pemeriksaan dengan USG saja tidak cukup, kombinasi dengan pemeriksaan foto polos abdomen dapat membantu memberikan informasi mengenai ukuran ginjal, konstipasi, spina bifida occulta, kalsifikasi ginjal dan adanya batu radioopak. Secara teori, obstruksi dan RVU dapat mudah dideteksi, tetapi kadang-kadang lesi yang ditemukan dikatakan sebagai kista jinak atau penyakit polikistik apabila pemeriksaan USG tersebut tidak diikuti dengan pemeriksaan radiologi.

4. Urogafi Intravena

Urografi intravena adalah pemeriksaan saluran kemih yang paling sering dilakukan apabila dicurigai adanya refluks atau parut. Dengan urografi intravena dapat diketahui adanya duplikasi ginjal dan ureter, dimana sangat sulit dideteksi dengan USG. Kelainan lain yang dapat pula dideteksi dengan urografi adalah horseshoe kidney dan ginjal/ureter ektopik. Kekurangan urografi intravena adalah kurang sensitif dibandingkan Renal Scintigraphy dalam mendeteksi Pyelonephritis dan parut ginjal. Tingkat radiasi yang tinggi dan risiko dari reaksi kontras juga menjadi hal yang harus dipertimbangkan.

5. Renal Cortical Scintragphy ( RCS)

Renal cortical scintragphy telah menggantikan urografi intravena sebagai teknik standard dalam deteksi skar dan inflamasi ginjal. RCS dengan glucoheptonate atau Dimercaptosuccinic acid (DMSA) yang dilabel dengan technetium yang memiliki sensitifitas dan spesifitas yang tinggi. DMSA scan mempunyai kemampuan lebih baik dalam deteksi dini perubahan inflamasi akut dan skar permanen dibandingkan dengan USG atau urografi intravena. Computerized Tomography (CT) juga sensitif dan spesifik dalam mendeteksi pielonephritis akut, tetapi belum terdapat penelitian yang membandingkan CT dengan skintigrafi. CT juga lebih mahal dibandingkan skintigrafi dan pasien terpajan radiasi dalam tingkat yang tinggi, selain itu penggunaanya belum ditunjang oleh bukti penelitian.

6. Voiding Cystourethrography ( VCUG )

VCUG biasanya dilakukan apabila terdapat kelainan yang bermakna pada pemeriksaan USG seperti hidronefrosis, disparitas panjang ginjal atau penebalan dinding kandung kemih. VUR merupakan kelaianan yang paling sering ditemukan dengan VCUG yaitu sekitar 40%. Kapan waktu yang tepat dilakukan VCUG masih kontroversi, mengingat dapat timbulnya efek transien infeksi. Apabila tersedia, VCUG radionuklid lebih baik dibandingkan VCUG kontras pada anak perempuan karena dapat mengurangi efek radiasi pada gonad. Pemeriksaan VCUG merupakan tindakan invasif dan traumatik bagi anak, sehingga tidak rutin dilakukan.

7. Isotope Cystogram

Meskipun Isotope Cystogram menyebabkan ketidaknyamanan seperti kateterisasi kandung kemih pada VCUG, isotope cystogram memiliki dosis radiasi 1% dari VCUG, dan monitoring kontinyunya juga lebih sensitif untuk identifikasi refluks dibandingkan fluoruskopi, intermiten VCUG.

8. PemeriksaanRadiologis

Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini dapatberupa foto polos abdomen, pielonegrafi intravena,demikian pula denganpemeriksaan lainnya,misalnya ultrasonografi dan CT Scan.

LO 3.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih

Prinsip umum penatalaksanaan ISK adalah :1. Eradikasi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotik yang sesuai2. Mengkoreksi kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi

Tujuan penatalaksanaan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala, mencegah dan mengobati bakteriemia dan bakteriuria, mencegah dan mengurangi risiko kerusakan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang sensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal. Oleh karenan itu polapengobatan ISK harus sesuai dengan bentuk ISK, keadaan anatomi saluran kemih,serta faktor-faktor penyerta lainnya. Bermacam cara pengobatan yang dilakukan untuk berbagai bentuk yang berbeda dari ISK, antara lain :

a. Pengobatan dosis tunggalb. Pengobatan jangka pendek (10-14 hari)c. Pengobatan jangka panjang (4-6 minggu)d. Pengobatan profilaksis dosis rendahe. Pengobatan supresif.

I. Infeksi saluran kemih (ISK) bawahPrinsip penatalaksanaan ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak, antibiotik yang adekuat, dan bila perlu terapi simtomatik untuk alkalinisasi urin :a. Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotika tunggal, seperti ampisilin 3 gram, trimetroprim 200 mg.b. Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis (leukosuria) diperlukan terapi konvensional selama 5-10 hari.c. Pemeriksaan mikroskopis urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua gejala hilang dan tanpa leukosuria.

Bila pada pasien reinfeksi berulang (frequent re-infection) :a. Disertai faktor predisposisi, terapi antimikroba yang intensif diikuti dengan koreksi faktor resiko.b. Tanpa faktor predisposisi, terapi yang dapat dilakukan adalah asupan cairan yang banyak, cuci setelah melakukan senggama diikuti terapi antimikroba dosis tunggal (misal trimentoprim 200 mg)c. Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan. Pasien sindroma uretra akut (SUA) dengan hitung kuman 103-105 memerlukan antibiotika yang adekuat. Infeksi klamidia memberikan hasil yang baik dengan tetrasiklin. Infeksi yang disebabkan mikroorganisme anaerobik diperlukan antimikroba yang serasi (misal golongan kuinolon).

Antimikroba yang dapat digunakan secara oral:

II. Infeksi saluran kemih (ISK) atasPada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48jam

Antimikroba yang digunakan secara parenteral

1. SulfonamidaAntibiotika ini digunakan untuk mengobati infeksi pertama kali. Sulfonamida umumnya diganti dengan antibiotika yang lebih aktif karena sifat resistensinya. Keuntungan dari sulfonamide adalah obat ini harganya murah. Sulfonamide dapat menghambat baik bakteri gram positif dan gram negatif. Secara struktur analog dengan asam p-amino benzoat (PABA).Biasanya diberikan per oral, dapat dikombinasi dengan Trimethoprim, metabolisme terjadi di hati dan di ekskresi di ginjal. Sulfonamide digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih dan bisa terjadi resisten karena hasil mutasi yang menyebabkan produksi PABA berlebihan.Efek samping yang ditimbulkan hipersensitivitas (demam,rash, fotosensitivitas), gangguan pencernaan (nausea,vomiting, diare),Hematotoxicity (granulositopenia, (thrombositopenia, aplastik anemia) dan lain-lain.

2. Trimethoprim Mencegah sintesis THFA, dan pada tahap selanjutnya dengan menghambat enzimdihydrofolate reductaseyang mencegah pembentukan tetrahydro dalam bentuk aktif darifolic acid. Diberikan per oral atau intravena, di diabsorpsi dengan baik dari usus danekskresi dalam urine, aktif melawan bakteri gram negatif kecuali Pseudomonas spp. Biasanya untuk pengobatan utama infeksi saluran kemih. Trimethoprim dapat diberikan tunggal (100 mg setiap 12 jam) pada infeksi saluran kemih akut.Efek samping : megaloblastik anemia, leukopenia, granulocytopenia.

3. Trimetoprim-sulfametoksazolJika kedua obat ini dikombinasikan, maka akan menghambat sintesis folat, mencegah resistensi, dan bekerja secara sinergis. Sangat bagus untuk mengobati infeksi pada saluran kemih, pernafasan, telinga dan infeksi sinus yang disebabkan olehHaemophilus influenzadanMoraxella catarrhalis.Karena Trimethoprim lebih bersifat larut dalam lipid daripadaSulfamethoxazole, maka Trimethoprim memiliki volume distribusi yang lebih besar dibandingkan dengan Sulfamethoxazole. Dua tablet ukuran biasa (Trimethoprim 80 mg + Sulfamethoxazole 400 mg) yang diberikan setiap 12 jam dapat efektif pada infeksi berulang pada saluran kemih bagian atas atau bawah.Dua tablet per hari mungkin cukup untuk menekan dalam waktu lama infeksi saluran kemih yang kronik, dan separuh tablet biasa diberikan 3 kali seminggu untuk berbulan-bulan sebagai pencegahan infeksi saluran kemih yang berulang-ulang pada beberapa wanita.Efek samping : pada pasien AIDS yang diberi TMP-SMX dapat menyebabkan demam, kemerahan, leukopenia dan diare.

4. Penicillina. Ampicillin adalah penicillin standar yang memiliki aktivitas spektrumluas, termasuk terhadap bakteri penyebab infeksi saluran urin. Dosisampicillin 1000 mg dan interval pemberiannya tiap 6 jam.b. Amoxsicillin terabsorbsi lebih baik, tetapi memiliki sedikit efeksamping. Amoxsicillin dikombinasikan dengan clavulanat lebihdisukai untuk mengatasi masalah resistensi bakteri. Dosis amoxsicillin500 mg dan interval pemberiannya tiap 8 jam.5. CephaloporinCephalosporin tidak memiliki keuntungan utama dibanding dengan antibiotika lain yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, selain itu obat ini juga lebih mahal. Cephalosporin umumnya digunakan pada kasus resisten terhadap amoxicillin dan trimethoprim sulfametoksazol. Cephalosporin generasi kedua dan ketiga memiliki aktivitas melawanbakterigramnegative,tetapitidakefektifmelawanPseudomonasaeruginosa. Cephalosporin digunakan untuk mengobati infeksi nosokomial dan uropsesis karena infeksi pathogen.

6. TetrasiklinAntibiotika ini efektif untuk mengobati infeksi saluran kemih tahap awal. Sifat resistensi tetap ada dan penggunannya perlu dipantau dengan tes sensitivitas. Antibotika ini umumnya digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh chlamydial.

7. QuinolonAsam nalidixic, asam oxalinic, dan cinoxacin efektif digunakan untuk mengobati infeksi tahap awal yang disebabkan oleh bakteriE.colidanEnterobacteriaceaelain, tetapi tidak terhadapPseudomonasaeruginosa. Ciprofloxacin dan ofloxacin diindikasikan untuk terapi sistemik. Dosis untuk ciprofloxacin sebesar 50 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam. Dosis ofloxacin sebesar 200-300 mg dan interval pemberiannya tiap 12jam. Efek samping yang paling menonjol adalah mual, muntah dan diare. Fluoroquinolon dapat merusak kartilago yang sedang tumbuh dan sebaiknya tidak diberikan pada pasien di bawah umur 18 tahun.

8. NitrofurantoinBersifat bakteriostatik dan bakterisid untuk banyak bakteri gram positif dan gram negatif. Nitrofurantoindiabsorpsi dengan baik setelah ditelan tetapi dengan cepat di metabolisasi dan diekskresikan dengan cepat sehingga tidak memungkinkan kerja antibakteri sistemik.Obat ini diekskresikan di dalam ginjal. Dosis harian rata-rata untuk infeksi saluran kemih pada orang dewasa adalah 50 sampai 100 mg, 4 kali sehari dalam 7 hari setelah makan.Efek samping : anoreksia, mual, muntah merupakan efek samping utama.Neuropati dan anemia hemolitik terjadi pada individu dengan defisiensiglukosa-6-fosfat dehidrogenase.

9. AzithromycinBerguna pada terapi dosis tunggal yang disebabkan oleh infeksi chlamydial.

10. Methanamin Hippurat dan Methanamin MandalatAntibiotika ini digunakan untuk terapi profilaksis dan supresif diantara tahap infeksi.

11. AmynoglycosidaGentamicin dan Tobramicin mempunyai efektivitas yang sama, tetapi gentamicin sedikit lebih mahal. Tobramicin mempunyai aktivitas lebih besar terhadap pseudomonasdan memilkiperananpentingdalampengobatan infeksi sistemik yang serius. Amikasin umumnya digunakan untuk bakteri yang multiresisten. Dosis gentamicin sebesar 3-5 mg/kg berat badan dengan interval pemberian tiap 24 jam dan 1 mg/kg berat badan dengan interval pemberian tiap 8 jam.

12. Imipenem/silastatinObat ini memiliki spectrum yang sangat luas terhadap bakteri gram positif,negative, dan bakteri anaerob. Obat ini aktif melawan infeksi yang disebabkan enterococci dan Pseudomonasaeruginosa, tetapi banyak dihubungkan dengan infeksi lanjutan kandida. Dosis obat ini sebesar 250-500 mg ddengan interval pemberian tiap 6-8 jam.

13. AztreonamObat ini aktif melawan bakteri gram negative, termasukPseudomonasaeruginosa. Umumnya digunakan pada infeksi nosokomial, ketika aminoglikosida dihindari, serta pada pasien yang sensitive terhadap penicilin. Dosis azetronam sebesar 1000 mg dengan interval pemberian tiap 8-12 jam.

LO 3.9 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Infeksi Saluran Kemih

Penatalaksanaan ISK yang baik dan benar sangat jarang menimbulkan komplikasi. Namun, jika ISK dibiarkan begitu saja tanpa penanganan yang tepat, maka ISK dapat menjadi serius dan menyebabkan beberapa gejala yang sangat tidak nyaman.ISK yang tidak diobati dapat menyebabkan gagal ginjal akut/kronik (akibat pyelonefritis), yang dapat merusak ginjal secara permanen. Anak-anak dan orang tua merupakan usia yang resiko tinggi mengalami kerusakan ginjal akibat ISK karena gejala yang ditimbulkannya sering diabaikan atau disalahartikan akibat adanya kondisi lain. Wanita hamil dengan ISK juga beresiko mengalami abortus atau kelahiran bayiprematur.

LO 3.10 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

Bagi orang dengan infeksi berulang, antibiotik harian jangka panjang cukup efektif. Pengobatan yang sering digunakan mencakupnitrofurantoindantrimethoprim/sulfamethoxazole. Methenamineadalah obat lain yang sering digunakan untuk keperluan ini karena di kandung kemih yang tingkat keasamannya rendah, obat ini memproduksiformaldehidyang tidak menyebabkan resistensi. Dalam kasus infeksi yang terkait dengan hubungan seksual, minum antibiotik sesudahnya mungkin bermanfaat.Pada perempuan pasca-menopause,estrogenvaginatopikaldapat mengurangi kekambuhan. Tidak seperti krim topikal, manfaat penggunaan estrogen vagina daripesariumtidak setinggi antibiotik dosis rendah. Sejumlahvaksinsedang dikembangkan sampai dengan tahun 2011.LO 3.11 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih tanpa kelainan anatomis mempunyai prognosis lebihbaik bila dilakukan pengobatan pada fase akut yang adekuat dan disertai pengawasan terhadapkemungkinaninfeksiberulang. Prognosisjangkapanjangpadasebagianbesarpenderit dengankelainananatomisumumnyakurangmemuaskanmeskipun telah diberikan pengobatan yang adekuat dan dilakukan koreksi bedah, hal ini terjadi terutamapadapenderitadengannefropatirefluks.Deteksidiniterhadapadanya kelainan anatomis, pengobatan yang segera pada fase akut, kerjasama yang baik antara dokter, ahli bedah urologi dan orang tua penderita sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya perburukan yang mengarah ke fase terminal gagal ginjal kronis.LI 4. Memahami dan mengetahui tentang salasil baul

Bersuci(thaharah:wudhu, tayammum atau mandi) merupakansyaratsah ibadah yang mewajibkan dalam keadaan suci, seperti shalat. Sehingga ibadah tersebut tidak dikatakan sah tanpa thaharah. Namun kewajiban tersebut bisa jatuh ketika seseorang dalam keadaan tertentu yang menghalangi seseorang melakukan thaharah. Salahsatucontohadalahpenyakitkencing yangterus-menerusataudalamistilahpara fuqaha dinamakan salisul-baul. Menurut mazhab Hanafi, salisul-baul adalah penyakit yang menyebabkan keluarnya air kencing secara kontiniu, atau keluar angin (ketut) secara kontiniu, darah istihadah, mencret yang kontinyu, dan penyakit lainnya yang serupa. Menurut mazhab Syafi'i, salisul-baul adalah sesuatu yang keluar secara kontinyu yang diwajibkan kepada orang yang mengalaminya untuk menjaga dan memakaikan kain atau sesuatuyang lain seperti pembalut pada tempat keluarnya yangbisamenjagaagarairkencing tersebut tidak jatuh ke tempat shalat. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar ibadah tertentu diperbolehkan dalam keadaan salisul baul:1.Sebelummelakukanwudhuharusdidahuluidenganistinja'.2.Adakontinyuitasantaraistinja'dengan memakaikankain ataupembalutdan semacamnya, dan adanya kontinyuitas antara memakaikan kain pada tempat keluarhadas tersebut dengan wudhu.3. Ada kontinyuitas antara amalan-amalan dalam wudhu (rukun dan sunnahnya).4.Adakontinyuitasantarawudhudanshalat,yaitusegeramelaksanakanshalat seusaiwudhudantidakmelakukanpekerjaanlainselainshalat.Adapun jika seseorang berwudhu di rumah maka perginya ke mesjid tidak menjadi masalah dan tidak menggugurkan syarat keempat.5.Keempatsyaratdiatasdipenuhiketikamemasukiwaktushalat.Maka,jika melakukannya sebelum masuk waktu shalat maka batal, dan harus mengulangi diwaktu shalat.Apabila telah terpenuhi kelima syarat ini maka jika seseorang berwudhu kemudian keluar air kencing atau kentut dan lainnya aka dia tidak mempunyai kewajiban untukmelakukan istinja' dan berwudhu lagi.