putusan nomor hk -...

25
PUTUSAN NOMOR HK.210/19/VIII/MP.16 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG KECELAKAAN KAPAL KANDASNYA KM. SABUK NUSANTARA 34 DI TANJUNG WATLOLA-PULAU SEIRA (50 MIL DARI PELABUHAN SAUMLAKI) Pada tanggal 23 Agustus 2015, pukul 05.00 WIT, KM. Sabuk Nusantara 34, berbendera Indonesia, GT. 1.202, awak kapal 26 (dua puluh enam) orang, penumpang berjumlah 198 (seratus sembilan puluh delapan) orang, muatan sapi 6 (enam) ekor, kambing 20 (dua puluh) ekor, bertolak dari Pelabuhan Saumlaki ke Pelabuhan Larat, NTT, dalam pelayarannya kapal kandas pukul 09.00 WIT, di Tanjung Watlola-Pulau Seira (50 mil dari Pelabuhan Saumlaki), pada posisi 07° 41’,8 T/130° 56’,5 S. Akibat peristiwa kecelakaan tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka namun daun kemudi sebelah kiri lepas. Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/3/18/DN- 15, tanggal 12 Oktober 2015, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal kandasnya KM. Sabuk Nusantara 34 kepada Mahkamah Pelayaran. Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran Juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, dan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai. Berkasberkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) Nomor KL.206/1/1/UPP.SKI-15, tanggal 24 Agustus 2015, dibuat di Saumlaki oleh Nahkoda, dan diketahui Kepala Kantor UPP Saumlaki; 2. Berita Acara Pendapat/Resume, tanggal 02 September 2015, dibuat oleh Kepala KUPP Pelabuhan Saumlaki; 3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), tanggal 26 Agustus 2015, dibuat oleh Petugas Fasilitas dan Ketertiban Kantor UPP Saumlaki terhadap: a. Nakhoda, Martha Lolonlun; b. Mualim I

Upload: lyxuyen

Post on 11-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PUTUSAN NOMOR HK.210/19/VIII/MP.16

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL KANDASNYA KM. SABUK NUSANTARA 34 DI TANJUNG WATLOLA-PULAU SEIRA (50 MIL DARI PELABUHAN SAUMLAKI)

Pada tanggal 23 Agustus 2015, pukul 05.00 WIT, KM. Sabuk Nusantara 34, berbendera Indonesia, GT. 1.202, awak kapal 26 (dua puluh enam) orang, penumpang berjumlah 198 (seratus sembilan puluh delapan) orang, muatan sapi 6 (enam) ekor, kambing 20 (dua puluh) ekor, bertolak dari Pelabuhan Saumlaki ke Pelabuhan Larat, NTT, dalam pelayarannya kapal kandas pukul 09.00 WIT, di Tanjung Watlola-Pulau Seira (50 mil dari Pelabuhan Saumlaki), pada posisi 07° 41’,8 T/130° 56’,5 S.

Akibat peristiwa kecelakaan tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka namun daun kemudi sebelah kiri lepas.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/3/18/DN-15, tanggal 12 Oktober 2015, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal kandasnya KM. Sabuk Nusantara 34 kepada Mahkamah Pelayaran.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran Juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, dan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) Nomor KL.206/1/1/UPP.SKI-15, tanggal 24 Agustus

2015, dibuat di Saumlaki oleh Nahkoda, dan diketahui Kepala Kantor UPP Saumlaki; 2. Berita Acara Pendapat/Resume, tanggal 02 September 2015, dibuat oleh Kepala

KUPP Pelabuhan Saumlaki; 3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), tanggal 26 Agustus 2015, dibuat

oleh Petugas Fasilitas dan Ketertiban Kantor UPP Saumlaki terhadap:

a. Nakhoda, Martha Lolonlun;

b. Mualim I …

2

b. Mualim I, Paulus Kuara; c. Mualim II, Morets Samangun; d. KKM, Budianto; e. Masinis I, Usman Said; f. Masinis II, Suwandi; g. Juru Mudi, Piter Batilmurik.

4. Surat-surat kapal, terdiri dari :

a. Surat Laut Sementara, nomor PK.205/4/9/KSOP. ABN-15, diterbitkan di Ambon, tanggal 04 Juli 2015, berlaku sampai dengan 03 Oktober 2015, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ambon;

b. Surat Ukur Internasional (1969) sementara, nomor 3443/BA, diterbitkan

di Tanjung Priok, tanggal 23 Oktober 2012, berlaku sampai dengan 22 Desember 2012, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok;

c. Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang, nomor PK.001/22/16/KSOP.ABN-15,

diterbitkan di Ambon, tanggal 07 Juli 2015, berlaku sempai dengan 10 Agustus 2015, oleh Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal KSOP Kelas I Ambon;

d. Sertifikat Garis Muat, nomor 006119, diterbitkan di Jakarta, 14 Agustus 2013,

berlaku sampai dengan 08 Januari 2018, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI); e. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak, nomor

PK. 402/4/14/KSOP.ABN.15, diterbitkan di Ambon, tanggal 04 Juli 2015, berlaku sampai tanggal 11 Juli 2015, oleh Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Ambon;

f. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor Register 17128, diterbitkan di Jakarta,

tanggal 14 Agustus 2013, berlaku sampai tanggal 08 Januari 2018, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI);

g. Sertifikat Klasifikasi Mesin, nomor register 17128, diterbitkan di Jakarta, tanggal

14 Agustus 2013, berlaku sampai tanggal 08 Januari 2018, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI);

h. Daftar Anak Buah Kapal (Crew List), dibuat di Saumlaki, bulan Agustus 2015,

oleh Nakhoda dan diketahui Kepala Kantor Unit Pelaksana Pelabuhan Kelas II Saumlaki;

i. Surat Keterangan Susunan Perwira, nomor PK.304/02/2/UPP.SKI.2015,

diterbitkan di Saumlaki, tanggal 19 Agustus 2015, oleh Kepala Kantor UPP Kelas II Saumlaki;

j. Surat Persetujuan Berlayar (SPB), nomor Z.47/UPP/SKI/64/VIII/15, diterbitkan

di Saumlaki, tanggal 23 Agustus 2015, oleh KUPP Kelas II Saumlaki.

5. Sertifikat …

3

5. Sertifkat Keahlian Pelaut, terdiri dari :

a. ANT III, nomor 6200426519N30309, atas nama Martha Lolonlun, diterbitkan di Jakarta, tanggal 14 September 2009;

b. ANT V, nomor 6200510294N50202, atas nama Morets Samangun, diterbitkan di Jakarta, tanggal 02 September 2002;

c. ATT V, nomor 6200079370T50502, atas nama Usman Said, diterbitkan di Jakarta, tanggal 04 Januari 2002;

d. ATT V, nomor 6200113466T50504, atas nama Suwandi, diterbitkan di Jakarta, tanggal 21 April 2004;

e. ATT III, nomor 6201461221T30514, atas nama Budianto, diterbitkan di Jakarta, tanggal 03 April 2014.

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut : A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan :

1. Data Kapal

Nama : Sabuk Nusantara 34 Jenis : Kapal penumpang Bendera / Tanda Panggilan : Indonesia / POXT Pembuatan / Konstruksi : Tahun 2012 / Baja Isi kotor / Isi bersih : GT. 1.202 /NT. 361 Tanda selar : GT. 1.202 No. 3443/Ba Tenaga Penggerak Utama : 2 (dua) buah mesin Diesel Mitsubishi, S6R2-

MPTK2, 4 Tak Kerja Tunggal 2 x1030 HP pada putaran 1450 Rpm

Ukuran Pokok Panjang : 57,36 meter Lebar : 12,00 meter Dalam : 4,00 meter Pemilik : Ditjen Perhubungan Laut Nakhoda : Martha Lolonlun Awak Kapal : 26 (dua puluh enam) orang

2. Jalannya …

4

2. Jalannya Peristiwa.

a. Pada tanggal 23 Agustus 2015, pukul 05.00 WIT, KM. Sabuk Nusantara 34 berbendera Indonesia, GT. 1.202, awak kapal 26 (dua puluh enam) orang, penumpang 198 (seratus sembilan puluh delapan) orang, muatan sapi 6 (enam) ekor, dan kambing 20 (dua puluh) ekor, bertolak dari Pelabuhan Saumlaki tujuan Pelabuhan Larat, NTT;

b. Dalam bernavigasi kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang terdiri

dari kompas magnet, gyro kompas dan repeater, radio VHF, echosounder, AIS dan radar dalam keadaan rusak, adapun GPS dalam keadaan baik;

c. Dalam pelayarannya, cuaca baik, angin timur tenggara, kecepatan kapal 10 knots, sarat (draft) depan 1.4 meter dan sarat (draft) belakang 2.0 meter, pukul 08.00 WIT Nakhoda melakukan serah terima jaga dengan Mualim I dengan haluan sejati saat itu 015°, selanjutnya Nakhoda istirahat di kamar;

d. Pukul 08.30 WIT, Mualim I merubah haluan kapal dari 015° menjadi 035° tanpa pemberitahuan kepada Nakhoda dan tanpa menentukan posisi kapal terlebih dahulu;

e. Pukul 09.00 WIT, kapal kandas pada karang lunak di Tanjung Watlola-Pulau Seira, pada posisi 07° 41’,8 S/130° 56’,5 T;

f. Pukul 09.02 WIT, Nakhoda berusaha olah gerak untuk lepas dari kandas, namun tidak berhasil, selanjutnya melaporkan kecelakaan tersebut kepada Syahbandar Saumlaki dan meminta bantuan;

g. Pukul 20.30 WIT, seluruh penumpang dievakuasi ke KM. Irama oleh Tim Basarnas, TNI AL, dan Polri, selanjutnya dibawa ke Pelabuhan Saumlaki, dalam kecelakaan tersebut tidak terdapat korban jiwa;

h. Tanggal 24 Agustus 2015, pukul 06.00 WIT, ketika air pasang, kapal berhasil lepas dari kandas selanjutnya KM. Sabuk Nusantara 34 kembali ke Pelabuhan Saumlaki.

3. Dalam peristiwa Kandasnya KM. Sabuk Nusantara, pada tanggal 23 Agustus

2015, pukul 09.00 WIT, di Tanjung Watlola-Pulau Seira (50 mil dari Pelabuhan Saumlaki), Mahkamah Pelayaran menetapkan para Tersangkut dan para Saksi sebagai berikut :

a. Para Tersangkut 1) Nakhoda, Martha Lolonlun;

2) Mualim I, Paulus Kuara. b. Para Saksi :

1) Mualim II, Morets Samangun; 2) KKM, Budianto;

3) Masinis I …

5

3) Masinis I, Usman Said; 4) Masinis II, Suwandi; 5) Juru Mudi, Piter Batilmurik; 6) Juru Mudi, Yacob Rupidara 7) Komprador, Matheus Damere; 8) PH KSOP Kupang, M. Amali Katjo, SE

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan

Kecelakaan Kapal, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, pada hari Kamis, tanggal 25 Februari 2016 di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Saumlaki, dan sidang ke-2, hari Senin, tanggal 28 Maret 2016, di Kantor Mahkamah Pelayaran. Keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berkut :

1. Tersangkut Nakhoda, Martha Lolonlun, dalam keadaan sehat, tanpa didampingi

Penasehat Ahli, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Tumbur Tanggal : 06 September 1985 Agama : Katolik Alamat : RT 02 RW 08 Kelurahan Saumlaki, Kecamatan Tanimbar

Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat Pendidikan Umum : 1) SD, tahun1997, di Tumbur;

2) SMP, tahun 2000, di Saumlaki; 3) SMA, tahun 2003, di Saumlaki.

Kepelautan : 1) Akademi Maritim, tahun 2006, di Yogjakarta; 2) ANT III, tahun 2009, di Semarang.

Pengalaman berlayar :

1) Mualim I, KM. Tanimbar Permai, tahun 2010; 2) Nakhoda, KM. Yamdena, tahun 2010 s/d 2011; 3) Mualim I, KM. Tanimbar Bahari, tahun 2011; 4) Nakhoda, KM. Tanimbar Bahari, tahun 2011 s/d 2014; 5) Nakhoda, KMP. Egron, tahun 2014; 6) Nakhoda, KMP. Sardinela, tahun 2014 s/d 2015; 7) Nakhoda, KM. Sabuk Nusantara 34, tahun 2015 s/d kejadian.

b. Pada …

6

b. Pada tanggal 23 Agustus 2015, pukul 05.00 WIT, KM. Sabuk Nusantara 34 bertolak dari Pelabuhan Saumlaki tujuan Pelabuhan Larat NTT, dengan awak kapal 26 (dua puluh enam) orang, penumpang 198 orang, muatan sapi 6 (enam) ekor dan kambing 20 (dua puluh) ekor;

c. Kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi terdiri dari kompas magnit, gyro kompas dan repeater, radio VHF, echosounder, AIS, radar dalam keadaan rusak, adapun GPS dalam keadaan baik;

d. Dalam pelayarannya cuaca baik, sarat (draft) depan 1.4 meter dan sarat (draft) belakang 2.0 meter. Pada pukul 08.00 WIT Nakhoda melakukan serah terima jaga dengan Mualim I dengan haluan 015° dan kecepatan 10 knots. Tersangkut Nahkoda selanjutnya istirahat di kamar;

e. Pada sekitar pukul 09.00 WIT, Nakhoda mendengar suara mesin stop

selanjutnya Nakhoda menuju keanjungan dan mengetahui kapal telah kandas di karang Tanjung Watlola-Pulau Seira, pada posisi 07° 41’,8 S – 130° 56’,5 T, selanjutnya Nakhoda mengambil alih komando untuk melakukan olah gerak kapal dengan mesin mundur penuh namun tidak berhasil lepas dari kandas;

f. Tersangkut Nakhoda mendapat informasi dari Juru Mudi dan Komprador bahwa pada pukul 08.30 WIT Tersangkut Mualim I merubah haluan dari 015° menjadi 035° tanpa mendapat persetujuan dari Tersangkut Nakhoda. Hal ini bertujuan untuk mencari jalan yang lebih singkat (memotong alur);

g. Bahwa Tersangkut Nakhoda setelah keluar kamar dan berada dianjungan

melihat yang memegang kemudi Juru Mudi Saudara Jacob Rupidara dan Mualim I diluar ruang komando anjungan sisi kiri sedang melakukan komunikasi dengan menggunakan telepon selulur (handphone);

h. Tersangkut Nakhoda melaporkan kecelakaan kandas kepada Syahbandar

Saumlaki melalui Saudara Heri Rommer dan Comprador, serta meminta bantuan KM. Irama menarik KM. Sabuk Nusantara 34 dari lokasi kecelakaan kandas;

i. KM. Irama tiba di tempat kejadian namun tidak dapat membantu untuk

menarik KM. Sabuk Nusantara 34 keluar dari lokasi kandas berhubung saat itu air surut. KM. Irama berlabuh jangkar kurang lebih 1 mil dari lokasi KM. Sabuk Nusantara 34 yang kandas. Pada pukul 20.30 WIT ada bantuan dari Tim Basarnas yang terdiri dari gabungan TNI/Polri dengan menggunakan 2 speedboat milik TNI AL serta 1 boat milik PT. Inpex dan selanjutnya melakukan evakuasi seluruh Penumpang ke KM. Irama;

j. Setelah kapal kandas Tersangkut Nakhoda memerintahkan ABK untuk buang air ballast, melakukan pemeriksaan kamar mesin dan kondisi bagian lunas serta lambung kapal dengan penyelaman dan hasilnya semua dalam kondisi baik tidak ada kebocoran kecuali daun kemudi sebelah kiri lepas;

k. Pada …

7

k. Pada tanggal 24 Agustus 2015, pukul 06.00 WIT, ketika air sedang pasang

Tersangkut Nakhoda mencoba berolah gerak untuk keluar dari kandas dan berhasil lepas dari kandas. Selanjutnya daun kemudi yang lepas dipasang kembali dan kapal kembali ke Pelabuhan Saumlaki.

2. Tersangkut Mualim I, Paulus Kuara, tidak hadir dalam pemeriksaan lanjutan

kecelakaan kapal, dengan Surat Panggilan nomor MP.101/41/02/MP.16, dan keterangan yang diambil dari BAPP adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Batu Merah Damer Tanggal : 20 Maret 1944 Agama : Katolik Alamat : Jln. Danau Limbato, Bantung Gantong, Kelurahan Kuda Mati,

Ambon, Maluku Pendidikan Teknis : ANT V, tahun 2007, di Jakarta;

Pengalaman berlayar : Mualim I, KM. Sabuk Nusantara.

b. Tersangkut Mualim I dalam keadaan sehat jasmani dan rohani; c. Pada tanggal 23 Agustus 2015, pukul 05.00 WIT, KM. Sabuk Nusantara 34

dengan awak kapal 26 (dua puluh enam) orang, Penumpang sebanyak 198 orang, muatan tidak ada, bertolak dari pelabuhan Saumlaki menuju Pelabuhan Larat. Dalam pelayarannya cuaca dalam keadaan baik, kecepatan kapal 10 knots, pukul 08.00 WIT Tersangkut Mualim I melakukan serah terima dinas jaga dengan Tersangkut Nakhoda;

d. Sesaat sebelum kapal kandas Tersangkut Mualim I berada diruang

komando, melihat arah haluan silau oleh pantulan cahaya matahari, sehingga tidak dapat melihat secara jelas adanya karang didepan haluan, melainkan Tersangkut menyangka adanya laut dalam karena warna air lautnya gelap, pada saat itu Komprador berada disisi luar anjungan sehingga dapat melihat jelas adanya karang didepan haluan;

e. Lebih kurang jarak antara 20 sampai 30 meter, sebelum kapal kandas

dikarang, komprador melakukan stop mesin tanpa adanya komando dari Tersangkut Mualim I namun kapal tetap kandas;

f. Pada …

8

f. Pada saat kejadian Tersangkut Nakhoda tidak berada dianjungan karena selesai tugas jaga. Setelah terjadi kandas Tersangkut Nakhoda naik keanjungan dan langsung mengambil alih komando dengan olah gerak mundur mesin, namun kapal tidak dapat bergerak mundur oleh karena air masih surut;

g. Bahwa kondisi kedalaman laut pada saat kandas didapati lebih kurang

60 sampai 70 cm dibagian haluan, dan sekitar 3 (tiga) meter dibagian buritan kapal, paska kandas dilakukan penyelaman untuk melakukan pemeriksaan bagian lunas dan lambung kapal, hasilnya semuanya dalam keadaan baik, kecuali daun kemudi sebelah kiri lepas;

h. Setelah kapal kandas, Nakhoda melaporkan kejadian tersebut kepada

Syahbandar Saumlaki, selanjutnya Syahbandar melakukan evakuasi dengan bantuan 4 (empat) buah kapal untuk mengangkut penumpang dibawa ke pelabuhan Saumlaki;

i. Setelah kapal kandas selama 21 jam, tepatnya tanggal 24 Agustus 2015,

pukul 06.00 WIT saat air pasang Tersangkut Nakhoda melakukan olah gerak dan kapal lepas dari kandas.

3. Saksi Mualim II, Morets Samangun, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani,

dibawah sumpah, hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Arma

Tanggal : 03 Agustus 1972 Agama : Kristen Protestan Alamat : JL.Taar Baru, Kel. Kecoblak RT.05/RW.01, Kab. Maluku

Tenggara Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1987, di Arma; 2) SMP, tahun 1990, di Mangusi; 3) SMA, tahun 1993, di Tual. Teknis : ANT V, tahun 2002 di Jakarta. Pengalaman berlayar :

1) Mualim I, PT. Citra Baru Adinusantara, tahun 2008 s/d 2013; 2) Mualim II, PT. IMTR Samudra, tahun 2015 s/d 2016.

b. Pada tanggal 23 Agustus 2015, pukul 05.00 WIT, KM. Sabuk Nusantara 34

dengan awak kapal 26 (dua puluh enam) orang, penumpang 198 orang, muatan nihil, bertolak dari pelabuhan Saumlaki menuju pelabuhan Larat;

c. Dalam …

9

c. Dalam pelayarannya, cuaca dalam keadaan baik, kapal dilengkapi alat bantu navigasi terdiri dari kompas magnit, Gyro Compass, Repeater, Radio VHF, echosounder, AIS, dan radar dalam keadaan rusak, adapun GPS dalam keadaan baik;

d. Saksi menerangkan bahwa untuk melakukan perubahan haluan harus

persetujuan dan sepengetahuan Nakhoda, penarikan garis haluan dan peralatan navigasi merupakan tugas dan tanggung jawab Saksi. Saksi membenarkan bahwa Mualim I merubah haluan dari 015⁰ menjadi 035°

tanpa menentukan posisi kapal.

4. Saksi KKM, Budianto, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam sidang, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Karanganyar Tanggal : 06 Oktober 1992 Agama : Islam Alamat : Saptomulyo, RT.01/RW.11, Doplang Karangpadan, Kab.

Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 2004, di Karangpandan; 2) SMP, tahun 2007, di Karanganyar; 3) SMA, tahun 2010, di Karanganyar; Teknis : ATT III, tahun 2014, di Surabaya. Pengalaman berlayar :

1) Cadet, KM. CJN III-25, tahun 2012 s/d 2013; 2) KKM, KM. Sabuk Nusantara 34, tahun 2015 sampai dengan kejadian.

b. Tanggal 23 Agustus 2015, pukul 05.00 WIT, KM. Sabuk Nusantara 34 bertolak dari Pelabuhan Saumlaki tujuan Pelabuhan Larat, cuaca saat itu cerah, kecepatan kapal 9-10 knots;

c. Pada saat dianjungan Saksi melihat ada Nakhoda, Mualim I, Juru Mudi Jaga, dan Komprador, selanjutnya Saksi turun ke kamar mesin untuk memeriksa keadaan kamar mesin yang meliputi mesin, poros baling-baling, dan got, semua dalam keadaan baik;

d. Saksi memerintahkan kepada Masinis II dan Juru Minyak yang sedang bertugas jaga agar tetap stand by sambil menunggu aba-aba dari Nakhoda, karena akan dilakukan olah gerak untuk melepaskan kapal dari kandas;

e. Selanjutnya Nakhoda melakukan olah gerak dalam upaya untuk melepaskan dari kandas, namun tidak berhasil. Karena air masih surut dan sesaat kemudian diketahui sea chest pendingin air laut tersumbat, untuk itu mesin dihentikan guna membersihkan sumbatan-sumbatan tersebut, setelah

selesai …

10

selesai mesin dihidupkan kembali dan dilakukan olah gerak lagi untuk melepaskan kapal dari kandas, namun tetap tidak berhasil karena air makin surut, maka mesin induk dimatikan, Nakhoda memerintahkan kepada KKM “finish with engine” menunggu air pasang tinggi;

f. Setelah kapal kandas, dilakukan penyelaman untuk mengetahui kondisi lunas dan lambung, hasilnya diketahui dalam keadaan baik kecuali terdapat daun kemudi sebelah kiri lepas, selanjutnya daun kemudi diangkat ke deck buritan, posisi kandas dihaluan 60 s/d 70 cm dan bagian buritan 2.5 m s/d 3 meter di karang;

g. Saksi menyampaikan bahwa ada bantuan evakuasi 2 (dua) kapal patroli dari Tim TNI AL dan kapal milik PT Inpex untuk memindahkan penumpang ke KM. Irama yang selanjutnya di bawa ke Pelabuhan Saumlaki;

h. Setelah kapal kandas selama 21 (dua puluh satu) jam dan bertepatan pada saat air pasang Nakhoda mencoba melakukan olah gerak dan kapal berhasil lepas dari kandas, selanjutnya daun kemudi kiri dipasang kembali dan kapal bertolak menuju Pelabuhan Saumlaki dengan selamat.

5. Saksi Masinis I, Usman Said, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam sidang, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Ende Tanggal : 11 Maret 1962 Agama : Islam Alamat : Jl. Amir Mahmud, 7B Nomor 04 RT 04 RW 03 Kecamatan Gunung Anyer, Surabaya Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1975, di Ende; 2) SMP, tahun 1979, di Ende. Teknis : 1) JM, tahun 1997, di Surabaya;

2) JS, tahun 1989, di Surabaya; 3) ATT V, tahun 2002, di Jakarta.

Pengalaman berlayar :

1) Juru Minyak, Hang Tuah Satu, tahun 1993 s/d 1986; 2) Juru Minyak, Hang Tuah Dua, tahun 1986; 3) Juru Minyak, KM. Timur Jaya, tahun 1997; 4) KKM, KM. Timur Jaya, tahun 1987 s/d 1989; 5) Masinis II, KM. Surya Agung II, tahun 1989; 6) KKM, KM. Surya Agung, tahun 1989 s/d 1998; 7) KKM, LCT. Olivia, tahun 2008 s/d 2009; 8) KKM, KM. Asia Permai, tahun 2009 s/d 2014; 9) Masinis II, KM. Sabuk Nusantara 34, tahun 2015 s/d kejadian.

b. Tanggal …

11

b. Tanggal 23 Agustus 2015, pukul 05.00 WIT, KM. Sabuk Nusantara 34, awak

kapal 26 (dua puluh enam) orang, penumpang lebih dari 100 (seratus) orang, bertolak dari Pelabuhan Saumlaki menuju Pelabuhan Larat, cuaca baik, kecepatan kapal 9-10 knots;

c. Sebelum kapal kandas, Saksi berada di kamar sedang nonton video, mengetahui kapal kandas dengan mendengar mesin stop, melihat keluar melalui jendela sebelah kiri kamar, terdapat pasir dan karang, air yang jernih disamping kapal, lalu naik keanjungan melihat handel dalam posisi stop (netral);

d. Saat berada di anjungan Saksi melihat Mualim I, Juru Mudi, dan Komprador, lalu turun ke kamar mesin untuk memeriksa kondisi mesin, di kamar mesin Saksi melihat KKM, Masinis II, dan Juru Minyak Jaga;

e. Hasil pemeriksaan setelah kapal kandas, mesin dalam keadaan baik, plat lunas dibagian kamar mesin baik, daun kemudi sisi kiri lepas dan tergeletak di karang, sea chest tersumbat, tidak ada kebocoran;

f. Saksi mengetahui Nakhoda beberapa kali melakukan olah gerak kapal untuk keluar dari kandas, namun tidak berhasil karena kondisi air masih surut dan sambil menunggu air pasang;

g. Saksi mengetahui ada bantuan 3 (tiga) kapal dalam evakuasi yaitu 2 (dua) unit kapal patroli milik TNI AL dan 1 (satu) unit kapal milik PT Inpex, selama kapal kandas ombak dan angin normal, kapal kandas dibagian haluan 60 s/d 70 cm dan 2,5 s/d 3 meter dibagian buritan;

h. Pada saat air pasang, Nakhoda melakukan olah gerak tanpa bantuan kapal lain dan berhasil lepas dari kandas, dimana sebelumnya membuang air ballast dan air tawar tangki I.

6. Saksi Masinis II, Suwandi, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam sidang, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Mojokerto Tanggal : 05 September 1969 Agama : Islam

Alamat : Jl. Raya Ngares Kidul, RT.18 RW.07, Kec.Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur

Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1983, di Mojokerto; 2) SMP, tahun 1986, di Mojokerto; 3) SMA, tahun 1989, di Mojokerto.

Teknis …

12

Teknis : ATT V, tahun 2002, di Jakarta. Pengalaman berlayar :

1) Masinis III, KM. Sentosa, tahun 1995 s/d 1997 ; 2) Masinis II, KM. Limboto, tahun 1999 s/d 2002; 3) Masinis I, KM. Manukuari, tahun 2002 s/d 2004; 4) Masinis I, KM. Irama, tahun 2009 s/d 2015; 5) Masinis II, KM. Sabuk Nusantara 34, tahun 2015 sampai dengan

kejadian. b. Tanggal 23 Agustus 2015, pukul 05.00 WIT, KM. Sabuk Nusantara 34

bertolak dari Pelabuhan Saumlaki menuju Pelabuhan Larat, cuaca dalam keadaan baik, kecepatan kapal 9-10 knots;

c. Pada saat kejadian Saksi sedang bertugas jaga di kamar mesin bersama Juru Minyak, Saksi mengetahui tiba-tiba mesin stop dan beberapa saat merasakan ada sentakan, selanjutnya Saksi dan Juru Minyak Jaga memeriksa di sekitar kamar mesin dan hasilnya tidak ada masalah;

d. Setelah memeriksa di kamar mesin dalam keadaan baik, Saksi naik ke atas geladak dan melihat sisi lambung kanan kapal ternyata kapal kandas, kemudian Saksi kembali ke kamar mesin dan bertemu KKM, Masinis I, Juru Minyak Jaga, semua Juru Minyak, dan Mandor Mesin;

e. Selanjutnya Saksi bersama-sama KKM dan semua ABK mesin memeriksa kembali semua ruangan di kamar mesin, semua dalam keadaan normal, kemudian KKM memerintahkan seluruh ABK mesin stand by di kamar mesin sambil menunggu aba-aba (komando) dan Nakhoda. Tidak lama kemudian Nakhoda memerintahkan agar membuang air ballast dan air tawar pada tangki I;

f. Setelah membuang air ballast dan air tawar, kapal dalam keadaan stabil dan Nakhoda mencoba olah gerak untuk melepas kapal dari kandas, namun tidak berhasil karena keadaan air masih surut, terjadi penyumbatan sea chest pendingin air tawar, mesin dihentikan dan sea chest dibersihkan.

7. Saksi Juru Mudi, Piter Batilmurik, tidak hadir dalam pemeriksaan lanjutan, dan

keterangan yang diambil dari BAPP adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Waturu Tanggal : 21 April 1979 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Wainitu RT 05 RW 05 Kelurahan Benteng, Kecamatan Nusaniwe

Pendidikan …

13

Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1983, di Mojokerto; 2) SMP, tahun 1986, di Mojokerto; 3) SMA, tahun 1989, di Mojokerto. Teknis : ATT V, tahun 2002, di Jakarta. Pengalaman berlayar :

Juru Mudi, KM. Sabuk Nusantara 34.

b. Pada tanggal 23 Agustus 2015, pukul 05.00 WIT, KM. Sabuk Nusantara 34

bertolak dari Pelabuhan Saumlaki tujuan Pelabuhan Larat, dengan ABK 26 (dua puluh enam) orang termasuk Nakhoda, jumlah penumpang lebih dari 100 (seratus) orang, muatan nihil;

c. Saksi menyampaikan bahwa pada saat keluar pelabuhan Saumlaki yang

bertugas mengemudi Saudara Jekson Haluruk, kemudian pada pukul 06.00 WIT, diserah terimakan kepada Saudara Yopi Rupidara, selanjutnya saksi menerima tugas jaga mulai pukul 09.00 WIT, pada waktu olah gerak keluar pelabuhan yang olah gerak di anjungan, Nakhoda, Mualim I, Mualim II, dan Juru Mudi Sdr Jekson Haluruk;

d. Pada saat berlayar kecepatan kapal 10 knot dan sebelum kapal kandas

Saksi menyatakan tidak melihat adanya karang didepan haluan karena saat itu sedang dikamar mandi, sementara posisi Mualim I berada dianjungan bagian luar sebelah kiri, sedangkan komprador dipintu sebelah kiri anjungan;

e. Saksi menyampaikan bahwa Mualim I tidak bisa melihat karang yang

didepan haluan secara jelas karena adanya pantulan cahaya matahari, sehingga warna laut gelap/biru tua disangka merupakan laut dalam;

f. Bahwa pada saat akan kandas Mualim I tidak memberikan perintah kepada

Saksi untuk stop mesin, akhirnya Komprador pegang handel sendiri untuk melakukan stop mesin dan mundur, tetapi kapal tidak bisa mundur, akhirnya pukul 09.09 WIT, kapal kandas di karang Tanjung Watlola Pulau Seira, Kecamatan Wermakatian;

g. Saat kapal kandas, Nakhoda berada di kamar, kemudian keanjungan dan

memberi perintah kepada KKM untuk olah gerak mundur mesin, namun kapal tidak berhasil lepas dari kandas, selanjutnya datang kapal yang membantu evakuasi ada 4 kapal, terdiri dari 2 kapal milik TNI AL dan 1 kapal milik PT. Inpex serta KM. Irama yang berlabuh kurang lebih jaraknya 1 mil dari KM. Sabuk Nusantara 34 dan setelah lepas dari kandas kapal menuju Pelabuhan Saumlaki dengan menggunakan mesin sendiri.

8. Saksi …

14

8. Saksi Komprador, Matheus Lamere, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam sidang, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Tapat Tanggal : 08 Maret 1982 Agama : Katolik

Alamat : Kompleks Kantor UPP Saumlaki

Pendidikan Umum : 1) SD, Tahun 1995, di Obi, Maluku Utara; 2) SMP, Tahun 1998, di Tobelo, Maluku Utara; 3) SMA, Tahun 2001, di Saumlaki. Teknis : ANTD, Tahun 2012, di Barombong, Makasar. Pengalaman bekerja : Honorer, Kantor UPP Saumlaki, tahun 2004 s/d sekarang. b. Saksi sign on di KM. Sabuk Nusantara 34 pada tanggal 30 Mei 2015, melalui

Surat Perintah Tugas dari Syahbandar, namun tidak dimasukkan dalam crew list/sijil awak kapal oleh Nakhoda;

c. Tugas-tugas sebagai komprador antara lain mencatat, mengawasi, embarkasi, debarkasi penumpang, bongkar, muat barang dan segala kejadian-kejadian diatas kapal, inventaris kapal selama dalam pelayaran;

d. Saksi membenarkan bahwa jumlah penumpang 198 (seratus sembilan puluh delapan) orang, muatan sapi 9 (sembilan) ekor dan kambing 20 (dua puluh) ekor;

e. Tanggal 23 Agustus 2015, lebih kurang pukul 08.40 WIT, Saksi berada di anjungan untuk melihat-lihat disekeliling kapal, pada saat itu melihat Mualim I berada di sisi kiri anjungan sedang melakukan komunikasi menggunakan telepon seluler (handphone);

f. Saksi dianjungan melihat GPS haluannya 035°, dimana yang tercantum dalam peta laut 015°, lalu memberitahukan kepada Mualim I, bahwa posisi kapal jatuh dikanan haluan kapal, namun Mualim I menjawab posisi kapal benar;

g. Tidak lama kemudian Saksi melihat sisi kiri dan kanan haluan karang berwarna putih, selanjutnya memerintahkan kepada Juru Mudi untuk stop mesin, namun Juru Mudi tidak mau melaksanakan perintah Saksi, sementara Mualim I masih berkomunikasi di sisi luar anjungan kiri, mengingat jarak kapal sangat dekat dengan karang, maka Saksi langsung pegang handel gear box dan melakukan stop mesin;

h. Lebih …

15

h. Lebih kurang 2 (dua) menit setelah stop mesin (pukul 09.00 WIT)

selanjutnya Saksi melakukan mesin mundur, namun kapal tidak dapat bergerak (tetap kandas);

i. Pukul 09.02 WIT, Nakhoda tiba di anjungan dan langsung mengambil alih komando dengan mesin mundur, namun kapal tidak berhasil lepas dari kandas;

j. Pada saat kejadian kandas, kemudi dipegang oleh Juru Mudi Yopi Rupidara, sedangkan Juru Mudi Piter Batilmurik yang seharusnya sudah menerima tugas jaga, namun yang bersangkutan di kamar mandi/toilet.

9. Saksi Juru Mudi, Yacob Rupidara, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani,

dibawah sumpah, hadir dalam sidang, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Kidumanumere Tanggal : 24 April 1993 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Kalianget Nomor 164 Surabaya

Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 2005, di Kidumanumere; 2) SMP, tahun 2008, di Wonreli/Kisar; 3) SMA, tahun 2011, di Wonreli/Kisar. Teknis : ANTD, tahun 2015, di Jakarta.

Pengalaman berlayar : Juru Mudi, KM. Sabuk Nusantara 34, bulan Januari 2015 s/d kejadian.

b. Pada tanggal 23 Agustus 2015, pukul 06.00-09.00 WIT, Saksi sedang tugas

jaga mengemudi kapal dianjungan membantu melakukan pengamatan kedepan, melihat Pulau Seira didepan kanan, jarak lebih kurang 5 mil, pada saat berlayar cuaca baik, matahari dari depan kanan ± 5⁰, yang berada

dianjungan Mualim I, Komprador, dan Saksi;

c. Saksi membenarkan bahwa gyro Kompas dan repeater dalam keadaan rusak, sehingga haluan menggunakan GPS, pada saat serah terima jaga pukul 08.00 WIT antara Nakhoda dan Mualim I, haluan kapal 015⁰,

selanjutnya pada pukul 08.10 WIT haluan dirubah oleh Mualim I menjadi 035⁰ guna mencari jalan yang lebih singkat, kecepatan kapal terlihat di GPS

= 10 Knots;

d. Saksi menyampaikan bahwa pada pukul 09.00 WIT, Mualim I sedang telepon di sisi kiri anjungan dan Komprador yang berada disisi luar anjungan melihat

Saksi …

16

karang didepan haluan lalu memerintah Saksi untuk stop mesin, karena Saksi tidak mau menjalankan, akhirnya Komprador bertindak sendiri untuk stop mesin dan mesin mundur penuh dan cikar kanan, tetapi kapal tidak bisa cikar kanan karena sudah kandas, setelah kandas diadakan sounding dan diketahui daun kemudi lepas, saat kejadian Juru Mudi Piter Batilmurik berada di toilet, beberapa menit kemudian tiba dianjungan.

10. Saksi Kasi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tenau, Kupang, Muhammad Amali Katjo, S. E., dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, hadir dalam sidang memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Majene Tanggal : 25 Oktober 1971 Agama : Islam

Alamat : Jl. Banten, Perumahan Syahbandar Kupang

Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1984, di Majene; 2) SMP, tahun 1987, di Makassar; 3) SMA, tahun 1990, di Makassar; 4) S1, tahun 2000, di Makassar,

Pengalaman bekerja: 1) CPNS, tahun 1991 s/d 1992; 2) PNS, Kanpel Baubau, tahun 1993 s/d 2005; 3) Staf Kepelabuhanan, Adpel Maumere, tahun 2006 s/d 2010; 4) KUPP Seba, tahun 2010 s/d 2012; 5) Kasi Keselamatan Berlayar, KUPP Kupang, tahun 2013 sampai sekarang.

b. Saksi menyampaikan bahwa kapal dianggap laik laut atau tidak laik laut yang

paling mengetahui adalah Nakhoda;

c. KM. Sabuk Nusantara 34 dalam kondisi laik laut berdasarkan surat pernyataan Nakhoda yang disampaikan oleh agen kepada Syahbandar pada saat mengajukan permohonan Surat Persetujuan Berlayar;

d. Kantor KSOP sebelum menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar, melakukan pemeriksaan fisik kapal terlebih dahulu yang hasilnya memang kapal laik sehingga diterbitkan SPB (Surat Persetujuan Berlayar);

e. Terkait dengan perpanjangan beberapa sertifikat, disampaikan bahwa mengingat KM. Sabuk Nusantara 34 merupakan kapal penumpang dan sudah secara reguler melayari daerah tersebut maka kalau tidak dikeluarkan perpanjangan sertifikat akan menimbulkan keributan dari calon penumpang;

f. Apabila …

17

f. Apabila kapal sudah seharusnya dock tetapi belum dock maka dapat

diberikan sertifikat perpanjangan sekali jalan langsung dock tetapi tidak boleh membawa muatan, namun karena kapal sangat dibutuhkan untuk melayani penumpang maka diberikan halaman tambahan;

g. Sebelum diberikan halaman tambahan terlebih dahulu diperiksa oleh marine inspector.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas BAPP, serta keterangan dalam sidang pemeriksaan lanjutan pada hari Kamis, tanggal 25 Februari 2016, di Kantor UPP Saumlaki, dan sidang ke-2, hari Senin, tanggal 28 Maret 2016, di Kantor Mahkamah Pelayaran Jakarta, sehubungan dengan Kandasnya KM. Sabuk Nusantara 34, pada tanggal 23 Agustus 2015, pukul 09.00 WIT, di Tanjung Watlola- Pulau Seira (50 mil dari Pelabuhan Saumlaki, Maluku), telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal

a. Kapal

KMP. Sabuk Nusantara 34 adalah jenis kapal penumpang dan barang, konstruksi baja, berbendera Indonesia, dengan ukuran GT. 1.202, kapal dibangun tahun 2011, di Jakarta, kapal berbaling-baling 2 (dua), geladak 1 (satu) dan digerakkan oleh mesin penggerak utama 2 (dua) unit mesin diesel, merk mitsubishi S6R2-MPTK2 dengan daya 2 x 1030 HP, 4 Tak Kerja Tunggal, pada putaran 1450 Rpm, kapal dilengkapi dengan mesin 2 (dua) buah DEUTZ.WP6CD150-15 dengan daya 2 x 179 HP, kapal diklasskan pada Biro Klasifikasi Indonesia, dengan nomor register 17178, nomor IMO

9675016, tanda klass lambung A 100 P ”Cargo passenger ship” dan

tanda klass mesin SM. Dock terakhir kapal dilaksanakan di Madura, tanggal 21 Juni 2014 sampai dengan 27 Juni 2014.

b. Surat Kapal

Kapal dimiliki oleh Ditjen Perhubungan Laut, di Jakarta, dilengkapi dengan Surat Ukur Internasional (1969) sementara nomor 3443/Ba, Surat Laut Sementara nomor PK.205/4/9/KSOP.ABN – 15, yang telah diperpanjang masa berlakunya terhitung mulai tanggal 03 Agustus 2015 s/d 02 September 2015, oleh KSOP Kelas I Ambon, sesuai halaman tambahan nomor PK.201/4/14/KSOP.ABN-2015, Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang nomor PK.001/22/16/KSOP.ABN – 15, yang telah diperpanjang untuk sekali perjalanan dari Kupang sampai Ambon sesuai Halaman Tambahan yang dikeluarkan oleh KSOP Kupang Nomor PK.006/5/16/KSOP.Kpg-15, tanggal 17 Agustus 2015, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan

dalam …

18

dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku, dalam pelayarannya dari Pelabuhan Saumlaki menuju Pelabuhan Larat kapal dilengkapi dengan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Saumlaki nomor Z47/KUPP. SKI/64/VIII/15, tanggal 23 Agustus 2015.

c. Awak Kapal Berdasarkan Daftar Awak Kapal, kapal diawaki oleh 26 (dua puluh enam)

orang, berdasarkan Surat Keterangan Susunan Perwira nomor PK.304/ 07/7/UPP.Klss II Saumlaki, kapal diawaki dengan Susunan Perwira Dek dan mesin terdiri dari:

Bagian Dek Nakhoda : Martha Lolonlun ijazah ANT III, tahun 2009; Mualim I : Paulus Kuara ijazah ANT V, tahun 2010; Mualim II : Morets Samangun ijazah ANT V, tahun 2002. Bagian Mesin K K M : Budianto ijazah ATT III, tahun 2014; Masinis II : Usman Said ijazah ATT V, tahun 2002; Masinis III : Suwandi ijazah ATT V, tahun 2004. Bahwa KM. Sabuk Nusantara 34 terakhir dok tanggal 21 Juni 2014 s/d 27 Juni 2014, sehingga sesuai ketentuan harus melaksanakan dok lagi tanggal 27 Juni 2015, namun hal ini tidak dilakukan sehingga oleh KSOP Ambon maupun Kupang diberikan perpanjangan berlakunya Sertifikat Keselamatan kapal penumpang. Demikian juga Surat Ukur Internasional (1969) sementara sudah habis masa berlakunya, namun juga telah diberikan perpanjangan masa berlakunya oleh KSOP Ambon. Bahwa saudara Martha Lolonlun dengan Sertifikat Kepelautan ANT III, sesuai Sertifikat Pengukuhan yang diterbitkan oleh Dirjen Perhubungan Laut tanggal 8 Desember 2009, yang bersangkutan dapat berdinas dalam jabatan Nakhoda untuk kapal dengan bobot dibawah 500 GT, sedangkan KMP. Sabuk Nusantara 34 mempunyai bobot GT. 1.202, sehingga seharusnya belum dapat menjabat sebagai Nakhoda KM. Sabuk Nusantara 34 namun demikian kedudukan saudara Martha Lolonlun sebagai Nakhoda KM. Sabuk Nusantara 34 telah disyahkan oleh Otoritas Syahbandar sebagaimana tercantum dalam sijil awak kapal dan surat keterangan susunan perwira. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KM. Sabuk Nusantara 34 pada saat kandas di Pulau Seira Tanjung Watlola (50 mill dari Pelabuhan Saumlaki), mengenai keadaan kapal dan surat-surat kapalnya dapat diterima, sedangkan mengenai keadaan awak kapalnya tidak dapat diterima.

2. Tentang …

19

2. Tentang Cuaca

a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi

Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 20 Januari 2016, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 23 Agustus 2015, pukul 09.00 WIT, di Pulau Seira Tanjung Watlola (50 mil dari Pelabuhan Saumlaki), adalah sebagai berikut :

Cuaca : Berawan Arah dan Kecepatan Angin : Timur - Tenggara, 11,2 – 15,7/16,9 knots

Arah dan Kecepatan Arus : Timur - Tenggara, 14,9 – 18,0 Cm/det Tinggi Gelombang : Timur - Tenggara, 1,0 – 1,6/1,7 Meter Jarak Penglihatan : 10,0 – 12,0 Mil

b. Menurut keterangan Tersangkut Nakhoda dan para Saksi dalam BAPP

maupun dalam sidang pemeriksaan lanjutan bahwa cuaca pada saat kejadian cerah, matahari bersinar terang, angin dari tenggara dengan kecepatan lebih kurang 10 knot, arus dari tenggara, kekuatan tidak diketahui, jarak pandang baik (good visibility).

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan yang didapat dari BAPP (Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan) dan keterangan Tersangkut dan para Saksi dapat diterima

3. Muatan dan Stabilitas Kapal.

a. Keadaan Muatan.

Berdasarkan ukuran-ukuran utama sesuai Surat Ukur Internasional (1969), KM. Sabuk Nusantara - 34 mempunyai ukuran-ukuran pokok sebagai berikut: L x B x H = 57,36 m x 12,00 m x 4,00 m Tebal Plat (+) = 9 mm = 0.009 m Lambung Timbul ( LT) = 1308 mm = 1,308 m Sarat Maximum = 4,00 + 0,009 – 1,308 m = 2,701 m

Displacement (D) = 57,36 x 12,00 x 2,701 x 0,68 x 1,025

= 1295,8292 Ton Berat kapal kosong (LWT) = 0,30 x D = 388.749 Ton Kapasitas angkut (DWT) = D – LWT

= 907.080 Ton Waktu kejadian draft = 2.0 m Displacement (D1) = 57,36 x 12,00 x 2,0 x 0,68 x 1,025

= 959.518 Ton

LWT1 …

20

LWT1 = 0,30 x D1 = 287,855 Ton DWT1 = D1 - LWT1 = 671,662 Ton

b. Tentang Stabilitas.

KM. Sabuk Nusantara 34 sebelum kejadian stabilitas positif dan setelah kejadian kandas, kapal tidak mengalami kebocoran sehingga tidak terjadi perubahan stabilitas.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KM. Sabuk Nusantara 34, keadaan muatan dan stabilitas sebelum dan sesudah kejadian dapat diterima.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan berolah gerak dinilai sebagai berikut: a. Tentang Navigasi

1) Dalam bernavigasi KM. Sabuk Nusantara 34 dilengkapi dengan alat bantu

navigasi yang memadai, namun lebih kurang 80% dalam kondisi rusak sehingga tidak dapat difungsikan/dimanfaatkan, hal ini sangat mempengaruhi terhadap keselamatan berlayar yang dapat berakibat terjadinya kecelakaan kapal;

2) Dalam melayarkan kapalnya Tersangkut Nakhoda KM. Sabuk Nusantara 34 ketika bertugas jaga pukul 04.00-08.00 WIT telah mengikuti garis haluan kapal (track) yang telah diplot pada peta laut dengan haluan sejati 313⁰ selanjutnya saat serah terima tugas jaga dengan Tersangkut Mualim

I pada pukul 08.00 WIT haluan 015⁰, kecepatan kapal 10 knot dan posisi

kapal pada garis haluan kapal dalam keadaan aman;

3) Pukul 08.30 WIT haluan sejati kapal dirubah oleh Tersangkut Mualim I, dari haluan 015⁰ menjadi 035⁰ tanpa memberitahukan kepada

Tersangkut Nakhoda dan tanpa kontrol posisi kapal, sebelum kejadian Tersangkut Mualim I berada diluar anjungan sebelah kiri sambil melakukan komunikasi melalui telepon seluler dan tidak melakukan pengamatan keliling, sehingga tidak melihat adanya gugusan karang didepan haluan kapal yang berakibat kapal kandas pada pukul 09.00 WIT.

b. Tentang …

21

b. Tentang Olah Gerak 1) KM. Sabuk Nusantara 34 berolah gerak lepas dari dermaga Pelabuhan

Saumlaki tanggal 23 Agustus 2015, pukul 05.00 WIT, menuju Pelabuhan Larat, dilaksanakan sebagaimana kebiasaan kecakapan pelaut yang baik (good seamanship);

2) Sesaat sebelum kandas, olah gerak dilakukan oleh Komprador yaitu stop

mesin, mundur penuh dan kemudi cikar kanan (dalam keadaan darurat), karena melihat karang sudah sangat dekat dengan haluan kapal, sementara kapal masih berkecepatan 10 knot dan Mualim I tidak bertindak apa-apa (sedang telepon);

3) Setelah kandas, Tersangkut Nakhoda mencoba berolah gerak dengan

mesin mundur, tetapi tidak berhasil dan kandas karena air laut dalam keadaan surut. Keesokan harinya pada tanggal 24 Agustus 2015, pukul 06.00 pada saat air pasang Tersangkut Nakhoda mencoba berolah gerak dengan mesin mundur, kapal berhasil lepas dari kandas.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KM. Sabuk Nusantara 34, cara bernavigasi dan olah gerak Tersangkut Nakhoda dapat diterima, namun cara bernavigasi Tersangkut Mualim I tidak dapat diterima.

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan faktor organisasi mengenai kejadian kandasnya KM. Sabuk Nusantara 34, maka penyebab kandasnya adalah sebagai berikut : a. Tersangkut Mualim I sebagai perwira jaga tidak melaksanakan kecakapan

pelaut yang baik yaitu dalam melayarkan kapalnya, Tersangkut Mualim I tidak mematuhi mengikuti garis haluan sejati kapal yang telah di plot pada peta laut (ditetapkan oleh Nakhoda), melainkan merubah/membuat haluan (track) baru yang beresiko tinggi (berdekatan dengan gugusan karang) tanpa adanya persetujuan dari Nakhoda (haluan sejati 015° dirubah menjadi 035°);

b. Tersangkut Mualim I, dalam melakukan perubahan haluan kapal yang cukup signifikan, tanpa kontrol posisi kapal di peta laut terlebih dahulu dan tidak melakukan pengamatan keliling melainkan sedang asyik melakukan komunikasi melalui telepon seluler disisi kiri luar anjungan;

c. Bahwa tidak patuh dan tidak lapornya Tersangkut Mualim I kepada Nakhoda terkait perubahan haluan kapal, patut diduga bahwa Tersangkut Mualim I merasa lebih senior dan merasa lebih berpengalaman, berumur 71 (tujuh puluh satu) tahun, sedangkan Nakhoda seorang wanita, berumur 30 (tiga puluh) tahun.

Dengan …

22

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kandasnya KM. Sabuk Nusantara 34 disebabkan karena : a) Tidak cakapnya Tersangkut Mualim I dalam melayarkan kapalnya;

b) Tidak patuhnya Tersangkut Mualim I untuk mengikuti haluan sejati kapal yang

telah ditetapkan oleh Nakhoda, melainkan merubah haluan kapal tanpa persetujuan Nakhoda dan tanpa kontrol posisi kapal serta tidak melakukan pengamatan keliling.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan berkas dalam BAPP dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Paska kandasnya KM. Sabuk Nusantara 34 di karang Tanjung Watlola,

Tersangkut Nakhoda telah mengambil tindakan penyelamatan dan sounding sekeliling kapal, melakukan pemeriksaan kondisi di kamar mesin, membuang air ballast, dan air tawar di tangki I serta melakukan evakuasi seluruh penumpang ke KM. Irama;

b. Tersangkut Nakhoda melakukan olah gerak kapal untuk melepaskan dari kandas pada saat kondisi air pasang tinggi, sehingga kapal lepas dari kandas dan kembali menuju Pelabuhan Saumlaki.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda dapat diterima.

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dalam kasus kandasnya KM. Sabuk Nusantara 34, pada tanggal 23 Agustus 2015, pukul 09.00 WIT, Pulau Seira Tanjung Watlola (50 mil dari Pelabuhan Saumlaki), maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut : a. Tersangkut Nakhoda dalam melayarkan kapalnya telah melaksanakan

kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), sehingga dinilai telah cakap bernavigasi dan berolah gerak dan telah melaksanakan kewajibannya sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 342 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD);

b. Tersangkut Mualim I dalam melayarkan kapalnya telah lalai, tidak patuh kepada Nakhoda serta tidak melaksanakan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), yaitu :

1) Dalam …

23

1) Dalam berdinas sebagai Mualim Jaga tidak mematuhi perintah Nakhoda

berupa melayarkan kapal tidak mengikuti garis haluan sejati kapal yang telah ditetapkan Nakhoda, melainkan merubah haluan berbahaya tanpa persetujuan Nakhoda, sehingga belum melaksanakan perintah Nakhoda dengan seksama sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 384 KUHD;

2) Dalam melayarkan kapalnya tidak menentukan posisi kapal secara bertahap, khususnya pada saat merubah haluan kapal, sehingga dinilai belum cakap dalam bernavigasi dan belum melaksanakan kewajibannya sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 342 KUHD.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa tentang kesalahan dan kelalaian dibebankan kepada Tersangkut Mualim I, karena : a. Belum sepenuhnya melaksanakan kewajibannya sebagaimana diamanahkan

dalam Pasal 342 KUHD;

b. Belum melaksanakan perintah Nakhoda dengan seksama sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 384 KUHD.

8. Tentang Hal-hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan

Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut Nakhoda dan Tersangkut Mualim I dan hal-hal pribadi yang disampaikan para Tersangkut, maka dipandang perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : Tersangkut Nakhoda a. Hal Yang Meringankan.

1) Tersangkut Hadir dalam persidangan dan berlaku sopan serta kooperatif;

2) Tersangkut belum pernah dihukum;

3) Tersangkut bertanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga;

4) Tersangkut belum pernah mengalami kecelakaan dalam membawa kapal. b. Hal Yang Memberatkan. Tidak ada.

Tersangkut …

24

Tersangkut Mualim I a. Hal Yang Meringankan.

Tidak ada.

b. Hal Yang Memberatkan.

Tersangkut tidak hadir dalam 2 (dua) kali persidangan tanpa keterangan. D. PUTUSAN

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas b erdasarkan Pasal 373 huruf a KUHD dan Pasal 18 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

MEMUTUSKAN :

I. Menyatakan bahwa kandasnya KM. Sabuk Nusantara 34, tanggal 23 Agustus

2015, pukul 09.00 WIT, pada posisi 07º-41’,8 LS / 130º-56’,5 BT, pada jam jaga Mualim I disebabkan karena Mualim I telah dengan sengaja merubah haluan tanpa sepengetahuan Nakhoda dan tanpa melakukan kontrol posisi sehingga kapal kandas.

II. Menyatakan bahwa atas kejadian tersebut pada butir I diatas, Tersangkut Nakhoda tidak mengetahui atas perbuatan dimaksud, sehingga Nakhoda dinilai tidak bersalah dan telah memenuhi kewajibannya sesuai amanah Pasal 342 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD).

III. Menyatakan bahwa Tersangkut Mualim I atas perbuatannya tersebut pada butir I diatas dinilai telah lalai tidak memenuhi kewajibannya sesuai amanah Pasal 384 KUHD yaitu tidak mematuhi perintah Nakhoda.

IV. Membebaskan Tersangkut Nakhoda, atas nama Martha Lolonlun, tanggal lahir 06 September 1985, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ANT III, nomor 6200426519N30309, diterbitkan di Jakarta, tanggal 14 September 2009, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

V. Menghukum Tersangkut Mualim I, atas nama Paulus Kuara, tanggal lahir 20 Maret 1944, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ANT V, nomor 6201561660N50210, diterbitkan di Jakarta, tahun 2010, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, dengan mencabut sementara Sertifikat Keahlian Pelaut tersebut, untuk bertugas dikapal-kapal Niaga berbendera Indonesia selama jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan.

VI. Putusan …

VI. Putusan ini mulai berlaku seja Pelayaran dari Direktur Jendera Terhukum Mualim I.

25

Putusan Mahkamah a oleh Nakhoda dan

Demikian Putusan Mahka a _ (: ceca-can oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, oaca -z- · ::- :..i::--:::_a 18 gustus 2016, dengan dihadiri oleh para Anggota · sje s _z- ....., -=--:::..= · a;e s, anpa dihadiri oleh Nakhoda dan tanpa dihadiri ale

Anggota

cAnggot

Anggota

Anggota

Sekretaris :

' Sc ' • ar. Eng.

MAHKAM

AH PELA

YARAN