pbl blok 12

34
Gejala Klinis Bakteri Leptospira sebagai Penyebab Leptospirosis Gizela Yuanita 102012008

Upload: ricky-sunandar

Post on 23-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

presentasi, blok 12, ukrida, kedokteran, pengobatan

TRANSCRIPT

Gejala Klinis Bakteri Leptospira sebagai Penyebab

Leptospirosis

Gizela Yuanita102012008

Identifikasi Istilah• Conjungtiva Anemis : konjungtiva berwarna

pucat

• Sklera ikterik : menguningnya sklera. Karena kerusakan hati, tersumbatnya sal. empedu

• Subconjunctival injection : Obat yang diberikan di bawah konjungtiva, kemudian dikirim ke dalam aliran darah oleh konjungtiva pembuluh

Rumusan Masalah

• Pria berusia 40 th, demam tinggi menggigil sejak 5 hari, panas terus-menerus. Demam disertai nyeri kepala, mual, muntah 2-3x sehari

• Disertai conjungtiva anemis, subkonjungtival injection & sklera ikterik

Mind Map

RM

Anamnesis

Diagnosis

Pemeriksaan

Manifestasi Klinik

EtiologiPenatalaksanaan

Differential DiagnosisWorking Diagnosis

Pencegahan

Prognosis

EpidemiologiPatofisiologi

Anamnesa

• Demam tinggi sampai menggigil sejak 5 hari• Panas terus menerus siang sampai malam hari• Demam disertai nyeri kepala• Mual dan muntah 2-3 kali perhari• Nyeri saat betis ditekan

Pemeriksaan Fisik• suhu tubuh 390C• respiratory rate 18x/menit• tekanan nadi 100x/menit• tekanan darah 100/70 mmHg• conjungtiva anemis• sclera ikterik• subconjungtival injection (+)• hepar 2 jari bawah nyeri tekan (+).

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Pasien NormalHemoglobin 10 13-18

Hematokrit 33 40-55

Leukosit 14.000 4000 - 10.000

Trombosit 220.000 150.000 - 400.000

Bilirubin 4,5 <1,2

SGOT 136 <37

SGPT 80 <42

Diagnosis Banding(Differential Diagnosis)

1) DBD– Disebabkan virus dengue ya(family virus

flavivirus dari flaviviridae)– Vektor: Aedes aegypti– Demam 2-7 hari– pemeriksaan tourniquet +– Terdapat bercak kemerahan hari ke 3

Lanjutan…

2) Malaria – Disebabkan oleh infeksi protozoa bernama

Plasmodium (Anopheles betina)– Anemia pada malaria falciparum– Trombositopenia baik pada infeksi P.

falciparum maupun P. vivax– D/: menemukan parasit dalam darah

Diagnosis Kerja (Working Diagnosis)

• Berdasarkan gejala yang ada pasien diduga menderita Leptospirosis

Etiologi• Disebabkan oleh genus

leprospira, famili treponemataceae, suatu mikroorganisme spirochaeta

• Tersering:– L. icterohaemorrhagica → tikus– L. canicola → anjing– L. Pomona → sapi dan babi

Epidemiologi• Seluruh dunia, kec. Antartika• leptospira memerlukan lingkungan optimal,

suhu yang lembab, hangat, pH air/tanah netral

• Leptospira pd hewan piaraan & pengerat

Patofisiologis• Leptopira dapat masuk

kedalam cairan serebrospinalis pada fase leptospiremia → meningitis

• Organ yang sering terkena leptospira : hati, otot, ginjal, dan pembuluh darah

Sistem Imunologi

• Imunitas adaptif : spesifik• Imunitas Bawaan : non spesifik

Sel-sel yang Berperan dalam Sist. Imun

• NEUTROPHIL → PUS

Lini pertama pertahanan tubuhTidak memiliki MHC class-I & class II Fagositosis dan pembersihan debris, partikel, dan bakteri serta pemusnahan organism mikroba

Lanjutan …

Eosinophil• Berwarna merah• ↑ pada peny. Parasit• Berproliferasi di sumsum tulang dibawah pengaruh

interleukin (IL) 3, dan IL 5• Mengandung beberapa enzim yang menginaktifkan

mediator peradangan

Basophil dan Mast Cells

Lanjutan …

Basophil

Antigen

IgE

Degranulasi

• Makrofag

MAKROFAG

Lanjutan …

C3B

MHC IIIgG

Tidak ada IgG tetap aktifHasilkan interleukin I (aktivasi T-helper, TNF, rx. radang

• Faktor humoral : lisozim dalam air mata, sekresi hidung, ludah dan cairan intestinal; sebum dilepaskan oleh kelenjar sebaseus pada kulit, keasaman lambung , keasaman vagina dapat membunuh kuman atau menghambat bertumbuhnya mikroorganisme.

Lanjutan …

• Faktor seluler – leukosit polimorfonuklear dan makrofag memfagosit dan menghancurkan mikroorganisme. Sel mast dan basofil memproduksi mediator yang mudah larut dari respon radang . subpopulasi limfosit yang disebut sel pembunuh alami membunuh sel jaringan yang terinfksi dengan cara yang tidak spesifik.

Lanjutan …

Antigen

• substansi yang mempunyai kemampuan meransang respon imun

• 1 jenis antigen akan menstimulasi limfosit yang cocok dan sesuai

• Limfosit B bertanggung jawab dalam memproduksi antibody

• Kelas immunoglobulin: IgM, IgA, IgG, IgE, IgD

Immunoglobulin

IgM primary response BM tertinggi Paling efisien dalam reaksi aglutinasi, fiksasi

komplemen & melawan bakteri virus

IgA• Pada sekret susu, air liur, dan air mata serta

secret saluran napas, cerna, dan genital

IgG immunoglobulin paling banyak dapat melewati plasenta → penting pada

transfer imunitas secara pasif kepada fetusIgE Mengikat secara selektif sel mast dan basofil

dan melepas histamine

IgD• Berperan sebagai reseptor antigen ketika

berada dipermukaan limfosit B tertentu• Di dalam serum→sedikit

Manifestasi Klinis

• Masa tunas berkisar 2-26 hari (rata-rata 10 hari)• gejala non spesifik (70%)• 2 fase: Leptospiremia & Imun

Fase Leptospiraemia

• Berlangsung 4-9 hari• Pemeriksaan selama fase ini menggambarkan

sakit akut, penderita demam disertai brakikardi relative dan tekanan darah normal

• Tanda fisik yang paling khas: sufusi conjungtiva, yang timbul pada hari ke3/4

• Jarang ditemukan gambaran splenomegaly, hepatomegaly, limfadenopati, atau icterus

Fase Imun

• peningkatan antibody IgM• Demam mencapai 400C• rasa sakit yang menyeluruh pada leher, perut,

otot kaki terutama otot betis• Conjunctiva injection dan conjungtival

suffusion dengan ikterus merupakan tanda patognomosis untuk leptospirosis

Leptospirosis an-ikterik

• Demam, nyeri kepala, pegal otot yang berat, dan malaise, meningitis aseptic.

• Demam remiten yang tinggi, menggigil, nyeri kepala yang persisten, myalgia berat, nyeri abdominal, serta muntah 4-7 hari

• Manifestasi ocular sering terjadi dan dapat mengarahkan diagnosis

• Leukosit total yang bersifat normal atau sedikit tinggi, namun sebagian besar kasus memperlihatkan neutrofilia

Leptospirosis ikterik (Weil’s Disease)

• gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati, pendarahan, kolaps vascular, penurunan kesadaran yang berat, dan adanya mortalitas yang tinggi

• Hepatomegali• SGOT, SGPT ↑

Penatalaksanaan – Medikamentosa

• Leptospirosis ringan → antibiotika oral tetrasiklin, doksisiklin, ampisilin, amoksisilin, sefalosforin

• Leptospirosis berat → penisilin G 1,5 juta unit setiap 6 jam selama 5-7 hari (intravena), amoksisliin, ampisilin atau eritromisin

• Uremia berat sebaiknya dilakukan dialisis.

Prognosis

• Pasien tidak memiliki gejala ikterus → tidak terlalu fatal

• Mortalitas pada leptospirosis berat : 10%• Kematian disebabkan karena gagal ginjal, perdarahan

masif atau ARDS. • Pd pasien dg meningitis aseptik dapat mengalami

nyeri kepala secara periodik• Pasien dengan riwayat leptospirosis → gangguan

penglihatan

Pencegahan

• Mencuci tangan• Menghindari air dan tanah yang terkontaminasi• Perlindungan dengan pakaian khusus• Pemberian doksisiklin dengan dosis 200

mg/minggu• Vaksinasi

Kesimpulan

• Pasien tersebut menderita leptospirosis• Leptospirosis merupakan suatu penyakit

zoonosis yang disebabkan leptospira• Gejala yang ditimbulkan terkadang luput

didiagnosa karena gejalanya tidak spesifik