neonatal hiperbilirubinemia

6
NEONATAL HYPERBILIRUBINEMIA DEFENISI Ikterus adalah diskolorisasi kulit, mukosa membran dan sklera oleh karena peningkatan bilirubin dalam serum (>2mg/dL). Ikterus secara klinis akan tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL (Sukadi dkk,2002) Hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus kearah terjadinya Kern Ikterus atau Encelophaty Bilirubin bila kadar bilirubin tidak dikendalikan (Mansjoer,2004). PEMBAHASAN 1. Bagaimana mendiagnosa Neonatal Hiperbilirubinemia e.c breast milk jaundice pada kasus ini? Jawab: Diagnosa ini didapat dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. a. ANAMNESA Keluhan utama: badan kuning yang terjadi 2 hari SMRS (usia bayi saat masuk RSHS 7 hari) à Kuning pada bayi dapat terjadi pada setelah 24 jam pertama setelah lahir hingga kapan pun dalam periode usia neonatal (tergantung penyebabnya).

Upload: shelpi-surisdiani

Post on 28-Jan-2016

234 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

nh

TRANSCRIPT

Page 1: Neonatal Hiperbilirubinemia

NEONATAL HYPERBILIRUBINEMIA

DEFENISI

Ikterus adalah diskolorisasi kulit, mukosa membran dan sklera oleh karena

peningkatan bilirubin dalam serum (>2mg/dL). Ikterus secara klinis akan tampak pada

bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL (Sukadi dkk,2002)

Hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang

menjurus kearah terjadinya Kern Ikterus atau Encelophaty Bilirubin bila kadar bilirubin

tidak dikendalikan (Mansjoer,2004).

PEMBAHASAN

1. Bagaimana mendiagnosa Neonatal Hiperbilirubinemia e.c breast milk jaundice

pada kasus ini?

Jawab:

Diagnosa ini didapat dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang.

a. ANAMNESA

Keluhan utama: badan kuning yang terjadi 2 hari SMRS (usia bayi saat masuk

RSHS 7 hari)

à Kuning pada bayi dapat terjadi pada setelah 24 jam pertama setelah

lahir hingga kapan pun dalam periode usia neonatal (tergantung

penyebabnya).

Kuning pertama kali pada mata dan muka, semakin lama semakin kuning,

kemudian menyebar ke badan, tungkai dan lengan hingga telapak tangan dan kaki

(Kramer IV-V).

à Jaundice biasanya dimulai dari wajah, dan seiring dengan peningkatan

level serum, kuning menyebar ke arah abdomen dan kemudian kaki.

Keluhan tidak disertai penderita tampak mengantuk, menangis lemah, atau malas

menetek. Juga tidak disertai sesak, panas badan, kejang, ataupun penurunan

kesadaran.

Page 2: Neonatal Hiperbilirubinemia

à Hal ini untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya Anemia

Hemolitik dan penyulit Kern Ikterus.

Kern Ikterus

Stadium 1: Refleks Moro jelek, hipotonia, letargi, poor feeding, vomitus,

high pitch cry, kejang

Stadium 2: Opistotonus, kejang, panas, rigiditas, occulogyric crises, mata

cenderung deviasi ke atas

Stadium 3:Spastisitas

Stadium 4: Gejala sisa lanjut à spastisitas, atetosis, tuli parsial/komplit,

retardasi mental, paralisis bola mata ke atas, displasia dental

Riwayat kuning pada anak sebelumnya disangkal, Golongan darah ibu B,

golongan darah ayah tidak diketahui. Penderita minum Asi, produksi Asi ibu

lancar dan banyak.

b. PEMERIKSAAN FISIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

Klinisà Ikterometer Kramer

Pemeriksaan fisik: Kulit à Ikterus Kramer IV-V

Laboratoriumà

- Bilirubin total 18,83 mg/dl

- Bilirubin direk 0,58 mg/dl

à Bilirubin serum 18,25 mg/dl

….Keluarga menolak Tes Coombsà Stop ASI

Tgl 29 Agustus 2006

KlinisàIkterus Kramer I

Hasil laboratorium

- Bilirubin total : 12,20 mg/dl

- Bilirubin direk : 0. 89 mg/dl

à Bilirubin serum : 11,31 mg/dl

Page 3: Neonatal Hiperbilirubinemia

Dari data-data di atas didapatkan diagnosa Neonatal Hiperbilirubinemia e.c breast

milk jaundice. Karena data-data tersebut tidak mendukung DD/ yang lainnya dan

semakin dikuatkan setelah dilakukan penghentian Asi untuk sementara.

2. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien ini?

Jawab:

Pada pasien ini pengelolaan pasien masih kurang sesuai dengan karena prosedur

diagnosis. Dimana pemeriksaan penunjang yang mendukung diagnosis kerja yang

ditegakkan tidak dilakukan (Coombs test) dan tidak dilakukan pemeriksaan untuk

menghitung retikulosit dan apus darah.

Prinsip pengelolaan NH yaitu segera menurunkan kadar bilirubin indirek untuk

mencegah timbul penyulit Kern Ikterus.

Pada pasien ini :

- Pertahankan suhu 36,5 – 37,5 C

- Foto terapi intensif

Ekstra timbang tiap 12 jam

Ubah posisi tiap 6 jam

- Kebutuhan cairan

PASI 8 x 60 cc per spen (saat pasien pertama kali masuk RSHS).

PASI 8 x 75 cc per spen (29-08-2006).

3. Bagaimana prognosa pada pasien ini?

Jawab:

Pada pasien ini tidak terjadi komplikasi Kern Ikterik.

Sehingga pada pasien ini prognosisnya masih baik, karena tidak didapatkannya

komplikasi yang bersifat menetap.

Page 4: Neonatal Hiperbilirubinemia

CASE REPORT SESSION

NEONATAL HIPERBILIRUBINEMIA

Disusun Oleh :

Lusi Sandra H C11 050 171

Dian Eka Sari C11 050 172

Cynthia Dilyza C11 050 173

Preseptor :

Ali Usman, dr., Sp.A (K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

BANDUNG

Page 5: Neonatal Hiperbilirubinemia

2006