hiperbilirubinemia pada neonatus

47
HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS PEMBIMBING : Dr. ................., Sp.A OLEH : G. Fauzi. R. 207.315.143

Upload: lia-azzakiyyah

Post on 14-Aug-2015

292 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS

PEMBIMBING : Dr. ................., Sp.A OLEH :G. Fauzi. R.207.315.143

Page 2: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Latar Belakang

•>85% bayi cukup bulan yang kembali dirawat dalam minggu pertama kehidupan disebabkan oleh hiperbilirubinemia.

•Angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan pada 80% pada bayi kurang bulan

• Ikterus pada sebagian penderita dapat berbentuk fisiologik & sebagian lagi mungkin bersifat patologik gangguan yang menetap kematian

Page 3: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Defenisi

•Hiperbilirubinemia pada neonatus atau neonatal jaundice peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari persentil 90.1

Page 4: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Gambar-1. Normogram penentuan resiko hiperbilirubinemia pada bayi sehat usia 36 minggu atau lebih dengan berat badan 2000 gram atau lebih atau usia kehamilan 35 minggu atau lebih dan berat badan 2500 gram atau lebih berdasarkan jam observasi kadar bilirubin serum.

Page 5: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

•Ikterus Neonatorum keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL.

Page 6: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

•Ikterus pada neonatus dibagi menjadi dua, yaitu1 :▫Ikterus fisiologis▫Ikterus non fisiologis

Page 7: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Ikterus Fisiologis• Timbul setelah 24 jam pertama dan berlangsung

kurang lebih 7-14 hari• Bilirubin indirek <10 mg/dL pada neonatus cukup

bulan dan <12,5 mg/dL pada neonatus kurang bulan

• Bilirubin direk <2 mg/dL• Kenaikan bilirubin <5 mg/dL dalam 24 jam• Tidak ditemukan gejala dan tanda patologis• Umumnya disebabkan karena tingginya kadar

eritrosit neonatus, usia eritrosit neonatus yang relatif lebih pendek dan defesiensi enzim glukoronil transferase akibat belum sempurnanya fungsi hati.

Page 8: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Ikterus Non Fisiologis• Terjadi pada 24 jam pertama kehidupan • Peningkatan bilirubin total serum >0,5 mg/dL/jam• Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang

memerlukan fototerapi• Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada

setiap bayi (muntah, letargi, malas menetek, penurunan berat badan yang cepat, apnea, takipnea, atau suhu yang tidak stabil)

• Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan.

Page 9: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..• Bilirubin total serum >17 mg/dL pada neonatus yang mendapat ASI• Bilirubin direk >2 mg/dL• Konsentrasi bilirubin total serum 10 mg/dL pada NKB dan 12,5

mg/dL pada NCB• Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompabilitas darah,

defesiensi G6PD, atau sepsis)• Ikterus disertai oleh:

▫ Berat lahir <2000 gram▫ Masa gestasi <36 minggu▫ Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonatus (SGNN)▫ Infeksi▫ Trauma lahir pada kepala▫ Hipoglikemia, hiperkarbia▫ Hiperosmolaritas darah

• Ikterus klinis yang menetap setelah neonatus berusia >8 hari (pada neonatus cukup bulan) atau >14 hari (pada neonatus kurang bulan).

Page 10: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Epidemiologi

•± 60% pada neonatus cukup bulan dan 80% pada neonatus kurang bulan.

•Sebuah studi cross-sectional yang dilakukan Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional Cipto Mangunkusumo selama tahun 2003, menemukan prevalensi ikterus pada bayi baru lahir sebesar 58% untuk kadar bilirubin diatas 5 mg/dL dan 29,3% dengan kadar bilirubin diatas 13 mg/dL.

Page 11: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Metabolisme Bilirubin5

•Pembagian metabolisme bilirubin berlangsung dalam 3 fase, yaitu :▫ fase prahepatik▫fase intrahepatik▫fase pascahepatik.

Page 12: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Gambar-2. Metabolisme bilirubin normal. CB, bilirubin terkonjugasi; UCB, bilirubin tak terkonjugasi

Page 13: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Karakteristik bilirubinBilirubin tak terkonjugasi Bilirubin terkonjugasi

Bilirubin indirek Bilirubin direk

Larut dalam lemak (bentuk

bebas)

Tidak larut dalam lemak

Tidak larut dalam air Larut dalam air

Berikatan dengan albumin

sebagai transpor

Bersifat toksik terhadap otak Tidak bersifat toksik

Page 14: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Patofisiologi6

•Ada 4 mekanisme umum yang menyebabkan hiperbilirubinemia dan ikterik ▫Pembentukan bilirubin yang berlebihan

Penyakit hemolitik atau peningkatan laju destruksi eritrosit merupakan penyebab tersering dari pembentukan bilirubin yang berlebihan

▫Gangguan ambilan bilirubin Terjadi gangguan pengikatan bilirubin oleh

sel hati

Page 15: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..

▫Gangguan konjugasi bilirubin imaturitas enzim glukoronil transferase

▫Kerusakan ekskresi bilirubin direk disebabkan oleh faktor fungsional maupun obstruktif

Page 16: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Etiologi

•Penyebab dari Hiperbilirubinemia Terkonjugasi3,7 :▫Hepatitis (hepatitis neonatal idiopatik,

hepatitis B, hepatitis C)▫Sepsis▫Kelainan metabolik hati▫Kerusakan hati karena nutrisi parenteral

total▫Obstruksi mekanik

Page 17: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..

•Penyebab dari Hiperbilirubinemia tidak Terkonjugasi3,7 :▫Pembentukan bilirubin yang berlebihan▫Gangguan ambilan bilirubin▫Gangguan konjugasi bilirubin▫Kerusakan ekskresi bilirubin

terkonjugasi

Page 18: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Penyebab Hiperbilirubinemia neonatus yang tersering..

•Brest-Milk Jaundice

•Breast-Feeding Jaundice

•ABO inkompabilitas

•Rh inkompabilitas

•Sferositosis

•Defesiensi G-6PD•Defesiensi piruvat kinase

•Hemoglobinopati•Sumber ekstravaskular

•Hipotiroid

Page 19: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Gejala dan Tanda klinis10

•Ikterus umumnya terlihat pada daerah wajah, abdomen dan tungkai.

•Tekanan pada dermis (dermis pressure) dapat menunjukkan progresi anatomik dari ikterus (wajah ≈ 5 mg/dL; mid-abdomen ≈ 15 mg/dL; telapak kaki ≈ 20 mg/dL), tetapi pemeriksaan klinis tidak dapat bergantung pada perkiraan ini.

Page 20: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..•Pada kulit :

▫Ikterus karena deposisi bilirubin indirek menunjukkan pewarnaan kuning terang atau oranye pada kulit.

▫Ikterus yang dikarenakan adanya proses obstuktif (bilirubin direk) pewarnaan kehijauan atau kuning kecoklatan.

Page 21: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Diagnosis10

•Diagnosis neonatal hiperbilirubinemia dapat ditegakkan berdasarkan :▫anamnesis,▫pemeriksaan fisik▫pemeriksaan laboratorium.

Page 22: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..

1. Anamnesis▫Riwayat kelahiran sebelumnya dengan

ikterus▫Golongan darah ibu dan ayah▫Riwayat ikterus hemolisis, defesiensi

glucose-6-phosphate-dehydrogenase (G6PD), atau inkompabilitas faktor Rhesus atau golongan darah ABO pada kelahiran sebelumnya.

▫Riwayat anemia, pembesaran hati atau limpa pada keluarga

Page 23: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..2. Pemeriksaan fisik

▫Bayi tampak berwarna kuning.▫Berdasarkan Kramer, maka ikterus dibagi

mjadi :ZONA DAERAH IKTERUS Perkiraan kadar

bilirubin

1 Kepala dan leher 5 mg/dL

2 Leher s/d umbilikus 9 mg/dL

3 Umbilikus s/d paha 11,4 mg/dL

4 Lengan dan tungkai 12,4 mg/dL

5 Tangan dan kaki 16 mg/dL

Page 24: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Gambar-3. Penilaian ikterus berdasarkan kramer

Page 25: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..3. Pemeriksaan Penunjang

▫ pemeriksaan bilirubin serum (bilirubin total, bil direk, bil indirek)

▫ Transcutaneous bilirubinometry (alat yang menggabungkan algoritma optikal. Tidak dapat digunakan untuk memantau perkembangan hasil fototerapi)

▫ Pemeriksaan Pencitraan12

Ultrasonografi Radionuclide scanning

Page 26: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..• Pemeriksaan lain yang disarankan 11,12 :

▫ Pemeriksaan golongan darah dan Rhesus pada ibu dan bayi

▫ Direct abtiglobulin test pada bayi (direct Coombs test)▫ Hemoglobin dan hematokrit▫ Pengukuran end-tidal carbon monoxide (CO) dalam nafas▫ Morfologi darah tepi▫ Hitung retikulosit▫ Bilirubin direk▫ Fungsi hati

SGOT & SGPT meningkat pada penyakit hepatoseluler Alkalin fosfatase & kadar gamma-glutamyltransferase (GGT)

meningkat pada penyakit cholestasis Rasio GGT : SGPT >1 sugestif kuat menandakan adanya

obstruksi bilier tapi tidak membedakan antara cholestasis intra dan ekstrahepatik.

Page 27: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..▫Tes infeksi virus dan atau parasit: tes ini untuk

bayi-bayi dengan hepatosplenomegali, petechiae, trombositopenia, atau bukti-bukti lain yang menandakan penyakit hepatoseluler.

▫Analisa Gas Darah: resiko toksisitas bilirubin meningkat dalam keadaan asidosis, sebagian pada asidosis respiratorik.

▫Tes fungsi thyroid

Page 28: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Penatalaksanaan• Ikterus Fisiologis 12

▫Bayi sehat, tanpa faktor resiko tidak diterapi. Pada bayi sehat, aktif, minum kuat, cukup bulan, pada kadar bilirubin yang tinggi kemungkinan untuk terjadi kernikterus sangat kecil.

▫Untuk mengatasi ikterus pada bayi yang sehat, dapat dilakukan beberapa cara berikut: Minum ASI dini dan sering Terapi sinar Pada bayi yang pulang sebelum 48 jam, diperlukan

pemeriksaan ulang dan kontrol lebih cepat (terutama bila tampak kuning).

Page 29: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..

•Ikterus Patologis▫Terapi sinar▫Transfusi Tukar (Exchange Transfusion)▫Gamma globulin▫Protoporphyrin▫Clofibrate

Page 30: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Terapi sinar12

•Menggunakan energi cahaya untuk mengubah struktur bilirubin menjadi molekul isomer secara fotoisomerisasi (dari UCB 14Z,15Z menjadi UCB 4Z,15 E) yang reversibel maupun isomerisasi struktural menjadi lumirubin yang tidak reversibel sehingga dapat diekskresikan.

Page 31: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..•Fraksi/pigmen bilirubin mengalami reaksi

fotokimiawi menghasilkan :▫stereoisomer kuning dari bilirubin▫derivat yang kurang berwarna dan berat

molekul yang rendah. •Produk ini kurang lipofilik daripada

bilirubin dan tidak menyerupai bilirubin, yang dapat diekskresikan di kandung empedu atau urin tanpa konjugasi.

Page 32: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Gambar-4. Mekanisme fototerapi dalam menurunkan jumlah bilirubin dalam darah.

Page 33: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus
Page 34: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus
Page 35: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..• Terdapat beberapa faktor yang menjadi

pertimbangan dalam menggunakan fototerapi 13 :▫ Serum bilirubin total▫ Usia gestasi ▫ Umur neonatus dalam beberapa jam sejak

kelahiran▫ Adanya / tidak adanya faktor resiko, termasuk

penyakit hemolitik isoimun, defisiensi G6PD, asfiksia, letargi, instabilitas suhu, sepsis, asidosis, dan hipoalbuminemia

Page 36: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..• Indikasi terapi sinar pada bayi kurang bulan11

Berat Badan (gr) Kadar Bilirubin (mg/dL)

<1000 Fototerapi dimulai dalam

usia 24 jam pertama

1000 – 1500 7 – 9

1500 – 2000 10 – 12

2000 - 2500 13 – 15

Page 37: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Gambar-5. Indikasi fototerapi pada neonatus umur 35–37 minggu

Page 38: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Gambar-6. Indikasi fototerapi pada neonatus umur ≥38 minggu

Page 39: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Transfusi Tukar (Exchange Transfusion)•Dilakukan apabila fototerapi dengan intensif

telah gagal dalam menurunkan kadar bilirubin

• Jika resiko munculnya kernikterus melebihi resiko yang muncul karena prosedur

•Bayi sudah menunjukkan tanda-tanda kernikterus

•Komplikasi transfusi tukar termasuk berat : asidosis, kelainan elektrolit,

hipoglikemia, trombositopenia, kelebihan volume, aritmia, NEC, infeksi, graft vs host disease, dan kematian.5

Page 40: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Cont’d..•Kadar bilirubin yang mendekati kadar

kritikal untuk terjadinya kernikterus indikasi dilakukannya transfusi tukar yang boleh dilakukan pada hari pertama dan hari kedua awal kehidupan ketika kenaikan dapat diantisipasi.

•Transfusi tukar sebaiknya tidak dilakukan pada hari ke-4 pada bayi cukup bulan dan pada hari ke-7 untuk bayi prematur karena mekanisme konjugasi bilirubin pada anak sudah mulai efektif.4,7,8

Page 41: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Gamma globulin11

•Inkompatibilitas ABO menjadi penyebab yang paling sering hiperbilirubinemia neonatus.

•Penelitian baru-baru ini mengatakan bahwa terapi IVIG (immunoglobulin iv) efektif mengatasi hiperbilirubinemia pada banyak kasus anemia hemolitik dengan pemeriksaan coombs positif melalui :▫memblokade reseptor Fc dalam sistem RES▫mempercepat katabolisme IgG dengan

mengurangi autoantibody patogenik yang beredar.

Page 42: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Protoporphyrin12

•Pada kasus hiperbilirubinemia yang disebabkan oleh peningkatan produksi, metalloporphyrin dapat membantu mencegah akumulasi bilirubin.

•Cara kerjanya dengan menghambat aktivitas dari enzim oksigenasi heme secara kompetitif, mengurangi enzim dari katabolisme heme.

Page 43: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Clofibrate12

•Mengekresikan bilirubin melalui stimulasi konjugasi hati

•Pada suatu studi, clofibrate ini dapat menyebabkan peningkatan pembersihan bilirubin hepatic sebanyak 100 % dalam waktu 6 jam, mengurangi hiperbilirubinemia secara signifikan dalam 16 jam, menurunkan intensitas dan durasi jaundice, dan menurunkan kebutuhan fototerapi.

Page 44: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Pemantauan14

• Bilirubin pada kulit dapat menghilang dengan cepat dengan terapi sinar. Warna kulit tidak dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan kadar bilirubin serum selama bayi mendapat terapi dan selama 24 jam setelah dihentikan.

• Pulangkan bayi bila terapi sinar sudah tidak diperlukan dan bayi minum dengan baik atau bila sudah tidak ditemukan masalah yang membutuhkan perawatan dirumah sakit.

• Ajari ibu untuk menilai ikterus dan beri nasehat pada ibu untuk kembali bila terjadi ikterus lagi.

Page 45: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Tumbuh kembang

•Pasca perawatan hiperbilirubinemia bayi perlu pemantauan tumbuh kembang dengan penilaian periodik, bila diperlukan konsultasi ke sub bagian neurologi anak dan sub bagian tumbuh kembang.

Page 46: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

Prognosis12

•Berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah melalui sawar darah otak kernikterus.

•Gejala kernikterus :▫Pada masa neonatus (gejalanya ringan) :

memperlihatkan gangguan imun, letargi, dan hipotonia.

▫Pada stasium lanjut : atetosis disertai gangguan pendengaran dan retardasi mental di kemudian hari.

Page 47: Hiperbilirubinemia Pada Neonatus

TERIMA KASIH