( apnea pada neonatus)

Upload: fatini-chok

Post on 05-Apr-2018

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    1/29

    Apnea pada neonatus

    Nur Fatini bt Chok

    10 2011 142

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    2/29

    DEFINISI

    Berdasarkan AAP

    apnea adalah "suatu episode henti napas selama 20 detik

    atau lebih, yang berkaitan dengan kondisi bradikardi, sianosis

    (desaturasi Oksigen), pucat, dan atau hipotonia yang jelas

    Bradikardi - denyut jantung < 100 kali per menit

    Saturasi O 2 < 85% selama 5 detik patologis

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    3/29

    KELOMPOK SERANGAN

    Penyebab tidak diketahui Sering pada bayi prematur

    Idiopatik / primer

    Simptomatik / sekunder

    Akibat suatu penyakit seperti sindrom gawat nafas, penyakitjantung bawaan dengan hipoksia, perdarahan intracranial,gangguan metabolic, sepsis, meningitis, dll

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    4/29

    DIAGNOSIS

    Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan yang seksama.

    1. Anamnesis

    Riwayat kehamilan (komplikasi kehamilan, gawat janin)

    Riwayat persalinan (infeksi intrapartum, cara persalinan, APGAR

    score)

    Pemeriksaan fisik sesudah lahir: asfiksia, trauma lahir, besarnya

    bayi, letargi, suhu, sianosis, anemia, usaha nafas, denyut jantung,

    tekanan darah dan pemeriksaan neurologic

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    5/29

    2. Pemeriksaan laboratorium

    Infeksi

    Pemeriksaan darah tepi lengkap, kultur darah, urin, dan CSF, CRP

    Kelainan metabolik

    Pemeriksaan kadar ammonia, asam amino, dan level asam-asam organik dalam darah dan urin

    Peningkatan asam piruvat dan laktat di CSF penanda kelainan metabolic.

    Peningkatan keton urin mengindikasikan organic acidemia.

    metabolic stress

    atau hipoventilasikronik

    Pemeriksaan elektrolit serum, kalsium, magnesium, dan kadar glukosa

    Toksin botulism

    Analisis tinja ( gejala-apnea, konstipasi, hipotonia, kesulitan menelan, dan hilangnya gerakan mata)

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    6/29

    3. Pemeriksaan radiologis

    Foto toraks untuk melihat kelainan patologik paru seperti

    pneumotoraks, pneumonia, dysplasia bronkopulmonar

    Ultrasonografi kepala untuk melihat perdarahan intraventrikukar

    atau kelainan lain di otak

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    7/29

    Pemeriksaan tambahan

    Biakandarah

    Pungsilumbal

    Fotoabdomen

    EKG

    EEG

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    8/29

    KLASIFIKASI

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    9/29

    KLASIFIKASI APNEA SENTRAL APNEA OBSTRUKTIF

    Patofisiologi Depresi pusat pernafasan

    sinyal impuls bernafas

    terhadap otot pernafasan

    xadekuat apnea

    Tiada gerakan dinding dada

    dan aliran udara

    Berhentinya ventilasi

    alveolar akibat

    obstruksi saluran

    napas

    Penyebab

    Prematuritas Hipoksia /asidosis

    Obat-obatan

    Gangguan metabolik

    Infeksi

    Kejang

    Gangguan perkemb otak

    Perdarahan intrakranial

    Polisitemia dengan

    hiperviskositas

    Suhu yang tidak stabil

    Jalan nafas berisi susu,mucus atau mekonium

    Penyakit bawaan

    -atresia koana

    -sindrom pierre

    robin

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    10/29

    DIAGNOSIS BANDING

    Pernafasan Periodik

    Terdiri atas bernafas 10-15 detik, diikuti dengan episode apnea >3

    detik tapi < 20 detik (5-10detik)

    Tanpa adanya perubahan HR, dan warna

    Tidak terjadi dalam 2 hari kehidupan.

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    11/29

    ETIOLOGI

    1. Apnea pada premature

    Imaturitas neuron-neuron dalam mengatur pernapasan

    Imaturitas dari fungsi batang otak

    Imaturitas chemoreseptor

    -Menurunnya respon central chemoreseptor terhadap

    level CO2

    -Tumpulnya respon peripheral chemoreseptor

    Keterlambatan aktivasi dari otot-otot pernafasan atas

    misalnya genioglossus.Refleks yang abnormal atau hiperaktif pada bayi preterm.

    Kondisi ini biasanya muncul setelah 1-2 hari kehidupan dan

    dalam 7 hari pertama

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    12/29

    2. Penyebab sekunder

    Bagian Penyebab potensial

    SSP Obat-obatan, kejang-kejang, jejas hipoksik, hernia, gangguan neuromuscular, perdarahan

    intracranial

    Pernapasan Pneumonia, lesi jalan napas obstruktif, ateletaksis, prematuritas berat (

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    13/29

    PATOFISIOLOGI

    Depresi primer pusatpernafasan

    Berkurangnya atauterhalangnya

    masukan aferen

    Reaksi pernafasanterhadap

    hipoksemia

    Refleks yangabnormal atau

    hiperaktif

    patogenesis

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    14/29

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    15/29

    PERUBAHANFISIOLOGIS PADAAPNEA

    Peningkatantekanan vena

    Penurunantekanan O2

    arteri

    Penurunantonus otot

    PerubahanEEG yang

    menunjukkandepresi CNSjika apnea

    berat

    Penurunanaliran darah

    perifer

    Penurunandenyut

    jantung

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    16/29

    EPIDEMIOLOGI

    Apnea pada NCB belum diketahui pasti

    Sebagian besar bayi prematur akan memperlihatkan gejala

    apnea selama perawatan

    Apnea pada bayi prematur 50%-60%

    apnea sentral ( 35%)

    apnea obstrukstif ( 5-10%)

    apnea campuran ( 15-20%)

    pernafasan periodik (30%)

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    17/29

    MONITOR APNEA

    Movement sensors

    Menginterpretasikan gerakan dada/abdomensebagai respirasi.

    Kekurangannya: gagal menginterpretasikan

    obstructive apna dan tidak dapat membedakangerakan tubuh dengan pernafasan.

    Pulse oximeter

    mendeteksi perubahan frekuensi nadi dansaturasi yang disebabkan episode apnea. Akantetapi, pergerakan dinding dada tidak dapatdimonitor dengan alat ini.

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    18/29

    PENATALAKSANAAN

    Khusus diobati sesuai penyebab

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    19/29

    Umum

    1. Airway, breathing & circulation (ABC)

    Posisikan kepala bayi dengan sedikit ekstensi

    Bersihkan jalan nafas

    Rangsangan taktil

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    20/29

    2. Ventilasi manual dengan face mask and bag

    Jika bayi tetap apnea dan tidak respon terhadap rangsangan taktil

    , lakukan pemberian ventilasi bag & mask dengan oksigen 100%.

    3. Terapi farmakologi

    golongan methylxanthine (aminofilin, teofilin, caffein)

    doxapram

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    21/29

    Obat Dosis

    pertama

    (mg/kg)

    Dosis

    rumatan

    (mg/kg)

    Konsentrasi

    dalam

    serum(mg/L)

    Distribusi

    volume

    ( L/kg)

    Half life (hr) Cara

    pemberian

    Aminofilin 5.0-6.0 1.1-3.0/8

    jam

    5-15 0.6-0.7 30-33 IV

    Teofilin 4.0-5.0 2.0/12 jam

    1.0/8 jam

    5-15 0.6-1.0 19-30 PO

    Caffeine

    citrate

    20 2.5-5.0/24

    jam

    8-20 0.9 102.9 PO atau IV

    Doxapram 5.5 1-2.5/jam 1.5-5.0 7.3 8-10 IV

    Tabel 1. Obat dan dosis yang dianjurkan serta data farmakokinetiknya

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    22/29

    Sistem Efek

    Saluran nafas Meningkatkan produksi surfaktan, usaha nafas, frekuensi pernafasan,

    sensitivitas PCO2

    Kardiovaskular Meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kontraksi jantung, dilatasi

    pembuluh darah paru, jantung dan ginjal

    Mengurangi resistensi vascular perifer

    Alat cerna Mengurangi motilitas gastrointestinal, menambah sekresi asam lambung

    Susunan saraf pusat Meningkatkan perangsangan susunan saraf pusat dan konsumsi oksigen

    serebral, mengurangi aliran darah ke otak

    Metabolic Meningkatkan kadar glukosa, ketonuria, glikosuria

    Endokrin Meninggikan kadar katekolamin dan insulin

    Hematopoetik Meningkatkan koagulasi

    Ginjal Menambah aliran daral ginjal dan diuresis

    Musculoskeletal Meningkatkan kontraksi otot, mengurangi kelelehan.

    Table 2. efek farmakologik methylxanthine

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    23/29

    Doxapram

    Hanya dipertimbangkan jika terapi menggunakan methylxanthine

    dan CPAP gagal

    Dosis awal 0,5mg/kg/jam ditingkatkan secara bertahap

    sehingga mencapai dosis max 2-2,5mg/kg/jamMek kerja- merangsang kemoreseptor perifer (badan carotid)

    pada dosis rendah, sedangkan pada dosis tinggi langsung

    merangsang pusat pernafasan.

    Efek samping - kejang, hipertensi, hiperglikemia, distensi

    abdomen, mudah terangsang, dan muntah.

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    24/29

    4. Continuous positive airway pressure (CPAP)

    Dilakukan pada kasus-kasus apnea pada bayi preterm dan

    diindikasikan pada bayi yang tetap mengalami apnea meski

    metilsantin telah mencapai level therapeutik.

    CPAP diberikan bersama nasal mask atau face mask dengan 3-6cm H2O.

    CPAP efektif pada apnea obstruktif dan campuran, tetapi efeknya

    sangat kecil pada apnea central.

    5. Ventilasi mekanik

    6.Transfuse PRC jika hematokrit

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    25/29

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    26/29

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    27/29

    KOMPLIKASI

    Gagal napas

    hipoksia

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    28/29

    PROGNOSIS

    dubia

  • 7/31/2019 ( Apnea Pada Neonatus)

    29/29