pbl 25 hiperbilirubinemia neonatus
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
1/20
1
Tinjauan Pustaka
BAYI BERAT LAHIR RENDAH DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA
Heidy Natalia Nivaan (102011269)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Pendahuluan
Masa neonatus merupakan waktu yang sangat rentan pada bayi yang sedang
menyempurnakan banyak penyesuaian fisiologis yang diperlukan untuk kehidupan
ekstrauterine.Transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin memerlukan
banyak perubahan biokimia dan fisiologis. Bayi tidak lagi tergantung pada sirkulasi ibumelalui plasenta, fungsi paru neonates diaktifkan untuk mencukupi pertukaran oksigen dan
karbon dioksida melalui pernafasannya sendiri. Bayi baru lahir juga tergantung pada fungsi
saluran cerna untuk mengabsorpsi makanan, fungsi ginjal untuk mengekskresikan bahan yang
harus dibuang dan mempertahankan hemostatis kimia, fungsi hati untuk menetralisir dan
mengekskresikan bahan-bahan toksik, dan fungsi system imunologi untuk melindunginya
terhadap infeksi. Karena tidak didukung system plasenta ibu, system kardiovaskuler dan
endokrin neonates juga berdapatasi agar berfungsi mencukupi dirinya sendiri. Banyak
masalah khusus pada bayi baru lahir yang terkait dengan adaptasi yang buruk karena asfiksia,
kelahiran premature, anomaly kongenital, atau pengaruh proses persalinan yang merugikan.
Pembahasan
A. Anamnesis1
Definisi anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang
dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara. Tujuannya adalah untuk
mengetahui keluhan yang dialami oleh pasien serta faktor-faktor pencetus yang
menyebabkan keluhan tersebut terjadi.
Anamnesis terdiri dari :
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
2/20
2
5. Riwayat penyakit dalam keluarga
6. Riwayat pribadi
Anamnesis pada pasien neonatus dilakukan secara allo anamnesis, yaitu
anamnesis untuk memperoleh data subjektif pasien, di mana informasi yang dicatat
mencakup identitas dan keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara dari keluarga,
seperti orang tua dan dari tenaga kesehatan. Anamnesis harus dilakukan secara teliti,
teratur, dan lengkap karena sebagian besar data yang diperlukan diperoleh dari
anamnesis untuk menegakkan diagnosis.
Untuk bayi prematur, hal-hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis yaitu:1-4
Riwayat kehamilan ibu
Riwayat kelahiran
Tempat dan tanggal lahir
Ditolong oleh siapa
Cara kelahiran
Kehamilan ganda
Keadaan segera setelah lahir, pasca lahir, dan hari-hari pertama kehidupan
Berat badan dan panjang badan lahir
Riwayat pertumbuhan, yaitu kurva berat badan dan panjang badan terhadap
umur.
Riwayat perkembangan, yaitu patokan perkembangan pada bidang motor
kasar, motor halus, dan sosial-personal.
Riwayat imunisasi
Riwayat makanan
Riwayat penyakit yang pernah diderita
Riwayat sosial dan keluarga
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa
tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.1 Hasil pemeriksaan akan
dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu
dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
3/20
3
APGAR Score
Skor Apgar merupakan pemeriksaan awal yang penting untuk bayi segera
setelah kelahirannya. Pemeriksaan ini terdiri atas lima komponen untuk
menggolongkan pemulihan status neurologi neonatus dari proses kelahirannya dan
kemampuan adaptasinya yang segera terhadap kehidupan ekstrauteri.4,5Skor Apgar atau
nilai Apgar adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952
oleh seorang ahli anestesiologi, dr. Virginia Apgar, sebagai sebuah metode sederhana
untuk segera tanda darurat yang memerlukan adanya tindakan segera terhadap bayi
baru lahir. Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield
membuat akronim dari kata APGAR, yaitu Activity (aktivitas), Pulse (nadi), Grimace
(mimik), Appearance (tampilan kasat mata), dan Respiration (pernapasan).3
Tes ini
biasanya diberikan kepada bayi sebanyak dua kali, yaitu pada menit pertama setelah
lahir dan dilakukan kembali pada menit ke-5 setelah lahir.6,7
Ballard score
Ballard score merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini
penggunaan kriteria neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan
beristirahat, sehingga lebih dapat diandalkan selama beberapa jam pertama
kehidupan. Penilaian menurut Ballard adalah dengan menggabungkan hasil penilaian
Gambar 1: Sistem skoring APGAR
www.healthychildren.org
http://www.healthychildren.org/http://www.healthychildren.org/http://www.healthychildren.org/ -
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
4/20
4
maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria pemeriksaan maturitas
neuromuskuler diberi skor, demikian pula kriteria pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah
skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan,
kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.
a.
Maturitas Fisik
Gambar 2. Kriteria maturitas fisik Ballard score
www.http://irapanussa.blogspot.com
Penjelasan :
1.
Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya
bersamaan dengan hilangnya bertahap lapisan pelindung, yang kaseosa vernix. Oleh
karena itu, mengental, mengering dan menjadi kusut dan / atau kulit, dan mungkin
mengembangkan ruam sebagai pematangan janin berlangsung. Fenomena ini dapat
terjadi di berbagai langkah pada janin individu tergantung di bagian atas kondisi ibu
dan lingkungan intrauterin. Sebelum pengembangan epidermis dengan perusahaan
stratum korneum, kulit transparan dan mematuhi agak ke jari pemeriksa. Kemudian
http://irapanussa.blogspot.com/http://irapanussa.blogspot.com/http://irapanussa.blogspot.com/http://4.bp.blogspot.com/-84L9W9Meqo8/T-lsX8QUkII/AAAAAAAAAMg/9b-kGE9B1mA/s1600/a.jpghttp://irapanussa.blogspot.com/ -
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
5/20
5
menghaluskan, mengental dan menghasilkan pelumas, dengan vernix, yang
menghilang menjelang akhir kehamilan. Pada jangka panjang dan pasca-panjang,
janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam cairan ketuban. Hal ini dapat
menambahkan efek untuk mempercepat proses pengeringan, menyebabkan
mengelupas, retak, dehidrasi, dan menanamkan sebuah perkamen, kemudian kasar,
penampilan untuk kulit. Untuk tujuan penilaian, alun-alun yang menggambarkan kulit
bayi yang paling dekat harus dipilih.
2. Lanugo
Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Dalam ketidakdewasaan
ekstrim, kulit tidak memiliki apapun lanugo. Hal ini mulai muncul di sekitar minggu
24 sampai 25 dan biasanya berlimpah, terutama di bahu dan punggung atas, pada
minggu 28 kehamilan. Penipisan terjadi pertama di atas punggung bawah,
mengenakan pergi sebagai kurva tubuh janin maju ke posisinya matang, tertekuk.
Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar dari daerah lumbo-sakral. Pada
sebagian besar janin kembali tanpa lanugo, yaitu, bagian belakang adalah sebagian
besar botak. Variabilitas dalam jumlah dan lokasi lanugo pada usia kehamilan tertentu
mungkin disebabkan sebagian ciri-ciri keluarga atau nasional dan untuk pengaruh
hormonal, metabolisme, dan gizi tertentu. Sebagai contoh, bayi dari ibu diabetes khas
memiliki lanugo berlimpah di pinnae mereka dan punggung atas sampai mendekati
atau melampaui penuh panjang kehamilan. Untuk tujuan penilaian, pemeriksa
memilih alun-alun yang paling dekat menggambarkan jumlah relatif lanugo pada
daerah atas dan bawah dari punggung bayi.
3. Garis Telapak Kaki
Bagian ini berhubungan dengan kaki besar lipatan di telapak kaki. Penampilan
pertama dari lipatan muncul di telapak anterior di bola kaki. ini mungkin berhubungan
dengan fleksi kaki di rahim, tetapi dikontribusikan oleh dehidrasi kulit. Bayi non-kulit
putih asal telah dilaporkan memiliki lipatan kaki sedikit pada saat lahir. Tidak ada
penjelasan yang dikenal untuk ini. Di sisi lain, percepatan dilaporkan jatuh tempo
neuromuskuler pada bayi hitam biasanya mengkompensasi ini, mengakibatkan
pembatalan efek lipatan kaki tertunda. Oleh karena itu, biasanya tidak ada over-atau
di bawah-perkiraan usia kehamilan karena ras ketika total skor dilakukan. Bayi sangat
prematur dan sangat tidak dewasa tidak memiliki lipatan kaki terdeteksi. Untuk lebih
membantu menentukan usia kehamilan ini bayi, mengukur panjang kaki atau tumit-
jari jarak sangat membantu. Hal ini dilakukan dengan menempatkan kaki bayi pada
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
6/20
6
pita pengukur metrik dan mencatat jarak dari belakang tumit ke ujung jari kaki yang
besar. Untuk tumit-jari jarak kurang dari 40 mm, mencetak dua dikurangi (-2)
diberikan; bagi mereka antara 40 dan 50 mm, skor minus satu (-1).
4. Payudara
Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang untuk tumbuh
dengan estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada status gizi janin.
pemeriksa catatan ukuran areola dan kehadiran atau tidak adanya stippling (diciptakan
oleh papila berkembang dari Montgomery). Pemeriksa kemudian palpates jaringan
payudara di bawah kulit dengan memegangnya dengan ibu jari dan telunjuk,
memperkirakan diameter dalam milimeter, dan memilih alun-alun yang sesuai pada
lembar skor. Di bawah-dan over-gizi janin dapat mempengaruhi variasi ukuran
payudara pada usia kehamilan tertentu. Efek estrogen ibu dapat menghasilkan
ginekomastia neonatus pada kedua hari keempat kehidupan ekstrauterin.
5. Mata / Telinga
Pinna dari telinga janin perubahan itu konfigurasi dan peningkatan konten
tulang rawan sebagai kemajuan pematangan. Penilaian meliputi palpasi untuk
ketebalan tulang rawan, kemudian melipat pinna maju ke arah wajah dan
melepaskannya. Pemeriksa mencatat kecepatan yang pinna dilipat terkunci kembali
menjauh dari wajah ketika dirilis, kemudian memilih alun-alun yang paling dekat
menggambarkan tingkat perkembangan cartilagenous. Pada bayi yang sangat
prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika dirilis. Pada bayi tersebut, pemeriksa
mencatat keadaan pembangunan kelopak mata sebagai indikator tambahan
pematangan janin. Pemeriksa tempat ibu jari dan telunjuk pada kelopak atas dan
bawah, dengan lembut memindahkan mereka terpisah untuk memisahkan mereka.
Bayi yang sangat belum dewasa akan memiliki kelopak mata menyatu erat, yaitu,
pemeriksa tidak akan dapat memisahkan fisura palpebra baik dengan traksi lembut.
Bayi sedikit lebih dewasa akan memiliki satu atau kedua kelopak mata menyatu tetapi
satu atau keduanya akan sebagian dipisahkan oleh traksi cahaya ujung jari pemeriksa.
temuan ini akan memungkinkan pemeriksa untuk memilih pada lembar skor dua
dikurangi (-2) untuk sedikit menyatu, atau minus satu (-1) untuk longgar atau kelopak
mata sebagian menyatu. Pemeriksa tidak perlu heran menemukan variasi yang luas
dalam status kelopak mata fusi pada bayi individu pada usia kehamilan tertentu,
karena nilai kelopak mata un-fusi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terkait
dengan stres intrauterin dan humoral tertentu.
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
7/20
7
6. Genitalia Pria
Testis janin mulai turun mereka dari rongga peritoneum ke dalam kantong
skrotum pada sekitar minggu 30 kehamilan. Testis kiri kanan mendahului dan
biasanya memasuki skrotum pada minggu ke-32. Kedua testis biasanya teraba di atas
untuk menurunkan kanal inguinalis pada akhir minggu ke-33 untuk ke-34 kehamilan.
Bersamaan, kulit skrotum mengental dan mengembangkan rugae lebih dalam dan
lebih banyak. Testis ditemukan di dalam zona rugated dianggap turun. Dalam
prematuritas ekstrim skrotum ini datar, halus dan muncul dibedakan seksual. Pada
jangka panjang untuk pasca-panjang, skrotum dapat menjadi terjumbai dan benar-
benar dapat menyentuh kasur ketika bayi terletak terlentang.
Catatan: Dalam kriptorkismus benar, skrotum pada sisi yang terkena tampak
tidak berpenghuni, hipoplasia dan dengan rugae terbelakang dibandingkan dengan sisi
yang normal, atau, untuk kehamilan tertentu, ketika bilateral. Dalam kasus seperti itu,
sisi normal harus mencetak gol, atau jika bilateral, skor yang serupa dengan yang
diperoleh untuk kriteria kematangan lain harus diberikan.
7. Genitalia Wanita
Untuk memeriksa bayi perempuan, pinggul harus hanya sebagian diculik,
yaitu, sekitar 45 dari horizontal dengan bayi berbaring telentang. Penculikan
berlebihan dapat menyebabkan klitoris dan labia minora untuk tampil lebih menonjol,
sedangkan adduksi dapat menyebabkan labia majora untuk menutupi atas mereka.
Dalam prematuritas ekstrim, labia dan klitoris yang datar sangat menonjol dan
mungkin menyerupai lingga laki-laki. Sebagai pematangan berlangsung, klitoris
menjadi kurang menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol. Menjelang
panjang, baik klitoris dan labia minora surut dan akhirnya diselimuti oleh labia majora
memperbesar. Labia mayora mengandung lemak dan ukuran mereka dipengaruhi oleh
nutrisi intrauterin. Lebih-gizi dapat menyebabkan labia majora besar di awal
kehamilan, sedangkan di bawah-gizi, seperti pada retardasi pertumbuhan intrauterin
atau pasca-jatuh tempo, dapat mengakibatkan labia majora kecil dengan klitoris relatif
menonjol dan labia minora larut kehamilan. Temuan ini harus dilaporkan seperti yang
diamati, karena skor yang lebih rendah pada item ini dalam kronis stres atau
pertumbuhan janin terhambat dapat diimbangi dengan skor lebih tinggi pada neuro-
otot item tertentu.
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
8/20
8
b. Maturitas Neuromuskuler
Gambar. Kriteria neurologis Ballard score
www.http://irapanussa.blogspot.com
Penjelasan :
1. Postur
Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan
ketahanan untuk meregangkan kelompok otot individu. Sebagai pematangan
berlangsung, janin meningkat secara bertahap mengasumsikan nada fleksor pasif yang
berlangsung dalam arah sentripetal, dengan ekstremitas bawah sedikit di depan
ekstremitas atas. Bayi prematur terutama pameran dilawan nada ekstensor pasif,
sedangkan istilah bayi mendekati menunjukkan nada fleksor semakin kurang
menentang pasif. Untuk mendapatkan item postur, bayi ditempatkan terlentang (jika
ditemukan rawan) dan pemeriksa menunggu sampai bayi mengendap dalam posisi
santai atau disukai. Jika bayi ditemukan telentang manipulasi, lembut (fleksi jika
diperpanjang, memperpanjang jika tertekuk) dari ekstremitas akan memungkinkan
bayi untuk mencari posisi dasar kenyamanan. Fleksi pinggul tanpa hasil penculikan di
posisi katak-kaki seperti yang digambarkan dalam postur persegi # 3. Fleksi hip
http://irapanussa.blogspot.com/http://irapanussa.blogspot.com/http://irapanussa.blogspot.com/http://1.bp.blogspot.com/-Epw36YBrW-k/T-ls_53s1BI/AAAAAAAAAMw/dzKWfsUEC9I/s1600/a1.jpghttp://irapanussa.blogspot.com/ -
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
9/20
9
diiringi penculikan digambarkan oleh sudut lancip di pinggul di alun-alun postur # 4.
Sosok yang paling dekat menggambarkan postur disukai bayi dipilih.
2.
Jendela pergelangan tangan
Pergelangan fleksibilitas dan / atau resistensi terhadap ekstensor peregangan
bertanggung jawab untuk sudut yang dihasilkan dari fleksi pada pergelangan tangan.
Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan berlaku tekanan lembut pada dorsum tangan,
dekat jari-jari. Dari pra-sangat panjang untuk pasca-panjang, sudut yang dihasilkan
antara telapak tangan dan lengan bawah bayi diperkirakan; > 90 , 90 , 60 , 45 , 30
, dan 0 . Alun-alun yang tepat pada lembar skor dipilih.
3.
Gerakan lengan membalikManuver ini berfokus pada nada fleksor pasif otot bisep dengan mengukur
sudut mundur berikut perpanjangan sangat singkat dari ekstremitas atas. Dengan bayi
berbaring telentang, pemeriksa tempat satu tangan di bawah siku bayi untuk
dukungan. Mengambil tangan bayi, pemeriksa sebentar set siku dalam fleksi, maka
sesaat meluas lengan sebelum melepaskan tangan. Sudut mundur yang lengan mata
air kembali ke fleksi dicatat, dan alun-alun yang sesuai dipilih pada lembar skor. Bayi
yang sangat prematur tidak akan menunjukkan apapun mundur lengan. # 4 persegi
dipilih hanya jika ada kontak antara kepalan bayi dan wajah. Ini terlihat dalam jangka
panjang dan bayi pasca. Perawatan harus diambil untuk tidak memegang lengan
dalam posisi diperpanjang untuk jangka waktu lama, karena hal ini menyebabkan
kelelahan fleksor dan menghasilkan skor yang palsu rendah karena untuk mundur
fleksor miskin.
4. Sudut popliteal
Manuver ini menilai pematangan nada fleksor pasif sendi lutut dengan
pengujian untuk ketahanan terhadap perpanjangan ekstremitas bawah. Dengan
berbaring telentang bayi, dan dengan popok kembali bergerak, paha ditempatkan
lembut pada perut bayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi telah rileks dalam
posisi ini, pemeriksa lembut menggenggam kaki di sisi dengan satu tangan sementara
mendukung sisi paha dengan lainnya. Perawatan diambil tidak untuk mengerahkan
tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu fungsi mereka. Kaki
diperpanjang sampai resistensi pasti untuk ekstensi dihargai. Pada beberapa bayi,
kontraksi hamstring dapat digambarkan selama manuver ini. Pada titik ini terbentuk
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
10/20
10
pada sudut lutut oleh atas dan kaki bagian bawah diukur.
Catatan: a) Hal ini penting bahwa pemeriksa menunggu sampai bayi berhenti
menendang aktif sebelum memperpanjang kaki.
b) Posisi terang akan mengganggu kehamilan sungsang dengan ini manuver
untuk 24 sampai 48 jam pertama usia karena kelelahan berkepanjangan fleksor
intrauterin. Tes harus diulang setelah pemulihan telah terjadi; bergantian, skor yang
sama dengan yang diperoleh untuk item lain dalam ujian dapat diberikan.
5. Scarf Sign (Tanda selendang)
Manuver ini tes nada pasif fleksor tentang korset bahu. Dengan bayi terlentang
berbaring, pemeriksa menyesuaikan kepala bayi untuk garis tengah dan mendukungtangan bayi di dada bagian atas dengan satu tangan. ibu jari tangan lain pemeriksa
ditempatkan pada siku bayi. Pemeriksa dorongan siku di dada, penebangan untuk
fleksi pasif atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor bahu korset posterior.
Titik pada dada yang siku bergerak dengan mudah sebelum resistensi yang signifikan
dicatat. Tengara mencatat dalam rangka meningkatkan kematangan adalah: jilbab
penuh di tingkat leher (-1); aksila kontralateral baris (0); baris puting kontralateral (1);
proses xyphoid (2); baris puting ipsilateral (3), dan aksila ipsilateral baris (4).
6. Tumit ke Telinga
Manuver ini mengukur nada fleksor pasif tentang korset panggul dengan tes
fleksi pasif atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior. Bayi
ditempatkan terlentang dan tertekuk ekstremitas bawah dibawa untuk beristirahat di
kasur bersama bagasi bayi. Pemeriksa mendukung paha bayi lateral samping tubuh
dengan satu telapak tangan. Sisi lain digunakan untuk menangkap kaki bayi di sisi dan
tarik ke arah telinga ipsilateral. Para menebang pemeriksa untuk ketahanan terhadapperpanjangan fleksor panggul korset posterior dan catatan lokasi dari tumit mana
resistensi yang signifikan adalah dihargai. Tengara mencatat dalam rangka
meningkatkan kematangan termasuk resistensi terasa ketika tumit pada atau dekat:
telinga (-1); hidung (0); dagu tingkat (1); baris puting (2); daerah pusar (3), dan
femoralis lipatan (4).
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
11/20
11
c. Hasil Pemeriksaan
Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik
digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa
gestasinya.
Grafik Lubchenco
Pertumbuhan janin normal jika berat badannya terletak antara persentil ke-10
dan persentil ke 90.Bila terletak di bawah persentil ke-10 disebut kecil untuk masa
kehamilan (KMK), sedangkan bila terletak di atas persentil ke-90 disebut besar untuk
masa kehamilan (BMK). Bila berat badan lahir bayi terietak di antara persentil ke-10
dan persentil ke-90 disebut sesuai untuk masa kehamilan (SMK) atau bayi normal.5,8
Refleks Primitif
Menggenggam tangan dan kaki sejak lahir hingga usia 4 bulan
Refleks Moro
Gambar 4. Skor pemeriksaan
maturitas neuromuskuler dan
maturitas fisik
www.http://irapanussa.blogspot.com
http://1.bp.blogspot.com/-COf8tDS6CFE/T-ltB46DpTI/AAAAAAAAAM4/5tFI5tfmKOc/s1600/a2.pnghttp://1.bp.blogspot.com/-COf8tDS6CFE/T-ltB46DpTI/AAAAAAAAAM4/5tFI5tfmKOc/s1600/a2.pnghttp://1.bp.blogspot.com/-COf8tDS6CFE/T-ltB46DpTI/AAAAAAAAAM4/5tFI5tfmKOc/s1600/a2.pnghttp://1.bp.blogspot.com/-COf8tDS6CFE/T-ltB46DpTI/AAAAAAAAAM4/5tFI5tfmKOc/s1600/a2.pnghttp://irapanussa.blogspot.com/http://irapanussa.blogspot.com/http://irapanussa.blogspot.com/http://irapanussa.blogspot.com/http://1.bp.blogspot.com/-COf8tDS6CFE/T-ltB46DpTI/AAAAAAAAAM4/5tFI5tfmKOc/s1600/a2.png -
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
12/20
12
Refleks kejut sejak lahir hingga usia 4 bulan dengan cara angkat bayi dengan
menyangga kepala, dan biarkan kepala terjatuh beberapa sentimeter. Bayi
akan tampak terkejut, melemparkan tangan ke luar dan kemudian
meletakkannya kembali di badannya.
Asymmetric tonic neck reflex (ATNR) sejak lahir hingga usia 7 bulan
Saat menggelengkan kepala ke salah satu sisi, tangan dan kaki ipsilateralnya
akan bergerak ke luar.
Refleks menghisap (rooting) sejak lahir
Saat menyentuh sekitar wajah bayi, ia akan berputar, membuka mulutnya
seolah-olah akan menghisap jari.
C.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menyingkirkan differential
diagnosis yang ada antara lain:10
Bilirubin indirect dan direct
Darah lengkap, terutama leukosit,untuk mengetahui apakah anak terkena infeksi
atau tidak.
Coombs test
Gambar 5: Grafik Lubchenco
http://www.nature.com/pr/j
ournal/v45/n4-
http://www.nature.com/pr/journal/v45/n4-2/images/pr19991327f1.jpghttp://www.nature.com/pr/journal/v45/n4-2/images/pr19991327f1.jpghttp://www.nature.com/pr/journal/v45/n4-2/images/pr19991327f1.jpghttp://www.nature.com/pr/journal/v45/n4-2/images/pr19991327f1.jpghttp://www.nature.com/pr/journal/v45/n4-2/images/pr19991327f1.jpg -
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
13/20
13
Coombs test langsung yang dilakukan pada eritrosit neonates biasanya
memberikan hasil positif tetapi hasil coombs yang negative tidak menyingkirkan
adanya penyakit hemolitik isoimun, dan adanya sferosit pada pulasan darah, yang
kadang-kadang memberi kesan adanya sferositosis herediter (jika didapatkan
inkompabilitas ABO).
Cek rhesus, misalnya ibu dengan Rh-negatif dengan suami yang Rh-positif,
sebaiknya dilakukan pemantauan berkala antibodi yang terbentuk dalam darah
ibu.
D. Diagnosis
Bayi berat lahir rendahdengan hiperbilirubinemia
Definisi prematur menurut WHO (Word Health Organisation) adalah bayi lahir hidup
yang dilahirkan sebelum 37 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir.Prematur
juga sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas. Secara historis, premature
didefinisikan dengan berat badan lahir 2500 gram atau kurang, tetapi sekarang bayi
yang beratnya 2500 gram atau kurang pada saat lahir (bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR)) dianggap premature dengan masa kehamilan pendek menurut umur
kehamilannya, atau kecil untuk umur kehamilannya yang berhubungan dengan
intrauterine growth restriction(IUGR).10
Selama tahun 1991, efk7,1% kelahiran hidup di Amerika Serikat yang
beratnya kurang dari 2500 gram, frekuensi untuk bayi kulit hitam dua kali lebih tinggi
dari frekuensi untuk bayi kulit putih. Di negara-negara berkembang, sekitar 70% bayi
BBLR adalah IUGR.Bayi dengan IUGR mempunyai morbiditas dan mortalitas lebih
besar daripada bayi dengan pertumbuhan umur yang tepat.Menurut Word Health
Organization(WHO) setiap tahun di seluruh dunia terdapat sekitar 130 juta kelahiran,
dimana satu dari sepuluh kelahiran tersebut adalah prematur, dan sebagian besar
terjadi di negara-negara miskin di mana harapan hidup rendah, dan perekonomian
yang rendah.10
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR dapat berasal dari ibu
maupun janin.Umur yang terlalu muda atau kurang dari 17 tahun dan umur yang
terlalu lanjut lebih dari 34 tahun merupakan kehamilan resiko tinggi. Hal ini
disebabkan belum matangnya organ reproduksi untuk hamil (endometrium belum
sempurna) pada usia dibawah 17 tahun sedangkan pada umur diatas 35 tahun
endometrium yang kurang subur serta memperbesar kemungkinan untuk menderita
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
14/20
14
kelainan kongenital, sehingga dapat berakibat terhadap kesehatan ibu maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin dan beresiko untuk mengalami kelahiran
prematur.2 Pendidikan secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil suatu
kehamilan khususnya terhadap kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini
dikaitkan dengan pengetahuan ibu dalam memelihara kondisi kehamilan serta upaya
mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan.Sosial
ekonomi keluarga dapat menunjukkan gambaran kemampuan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan gizi ibu selama hamil yang berperan dalam pertumbuhan janin.
Keadaan sosial ekonomi sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian
tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.Hal ini disebabkan keadaan
gizi yang kurang baik dan periksa hamil.
Berat badan kurang dari 40 kg dan tinggi badan ibu kurang dari 145 cm, cacat
bawaan, pernah melahirkan BBLR, abortus spontan dan faktor genetik. Paritas adalah
jumlah anak yang dikandung dan dilahirkan oleh ibu. Paritas yang beresiko
melahirkan BBLR adalah paritas nol yaitu bila ibu pertama kali hamil dan paritas
lebih dari empat. Hal ini dapat berpengaruh pada kehamilan berikutnya karena kondisi
rahim ibu belum pulih jika untuk hamil kembali. Semakin kecil jarak antara dua
kelahiran semakin besar resiko melahirkan BBLR. Kejadian tersebut disebabkan oleh
komplikasi perdarahan antepartum, partus prematur dan anemia berat. Jarak kelahiran
kurang dari 2 tahun meningkatkan risiko melahirkan BBLR 2,04 kali lebih besar
daripada jarak kelahiran lebih dari 2 tahun.
Bayi berat lahir rendah terjadi apabila ibu mengalami gangguan/komplikasi
selama kehamilan seperti hiperemesis gravidarum yaitu komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energy, sehingga
dapat menyebabkan kekurangan asupan makanan yang dapat mempengaruhi
perkembangan janin. Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
misalnya anemia, perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, diabetes
mellitus, dan penyakit infeksi.Adanya penyakit selama hamil meningkatkan risiko 6
kali lebih besar untuk terjadi BBLR dibandingkan tidak ada penyakit. Status
pelayanan antenatal yang kurang memadai juga dapat meningkatkan resikoibu
melahirkan BBLR.Pelayanan antenatal harus dilakukan, sehingga kondisi ibu dan
janin dapat dikontrol dengan baik.Ibu hamil juga dianjurkan untuk melakukan
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
15/20
15
pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada satu kali pada trimester I dan II, dan
dua kali pada trimester III. Kejadian BBLR 1,5 hingga 5 kali lebih tinggi pada ibu
yang jarang atau tidak melakukan pelayanan antenatal.
Ikterus dan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir
Ikterus diamati selama usia minggu pertama pada sekitar 60% bayi cukup
bulan, dan 80% bayi preterm. Warna kuning biasanya akibat di dalam kulit terjadi
akumulasi pigmen bilirubin yang larut lemak, tidak terkonugasi, dan nonpolar, yang
dibentuk dari hemoglobin oleh kerja heme oksigenase, biliverdin reduktase, dan agen
pereduksi nonenzimatik dalam sel retikuloendotelial. Dapat juga sebagian disebabkan
oleh endapan pigmen sesudah pigmen ini di dalam mikrosom hati diubah oleh enzim
uridine diphosphoglucuronic acid(UDPGA) glukoronil transferase menjadi bilirubin
ester glukoronida yang polar, dan larut dalam air. Bentuk tak terkonjugasi ini bersifat
neurotoksik bagi bayi pada kadar tertentu dan pada berbagai keadaan. Bilirubin
terkonjugasi tidak neurotoksik, tetapi menunjukkan kemungkinan terjadi gangguan
yang serius.10
Metabolisme bilirubin bayi baru lahir berada dalam transisi dari stadium janin,
yang selama waktu tersebut plasenta merupakan tempat utama eliminasi bilirubinyang larut lemak, ke stadium dewasa, yang selama waktu tersebut bentuk bilirubin
terkonjugasi yang larut air disekresikan dari sel hari ke dalam system biliaris dan
kemudain ke dalam saluran pencernaan. Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dapat
disebabkan atau diperberat oleh setiap factor yang menambah beban bilirubin untuk
dimetabolisme oleh sel hati (anemia hemolitik, waktu hidup sel darah menjadi pendek
akibat imaturitas atau akibat sel yang ditransfusikan, penambahan sirkulasi
enterohepatik, infeksi), dapat mencederai atau mengurangi aktivitas enzim transferase
(hipoksia, infeksi, kemungkinan hipotermia, defisiensi tiroid), dapat berkompetisi atau
memblokade enzim tranferase (obat atau bahan lain yang memerlukan konjugasi asam
glukoronat untuk ekskresi), atau menyebabkan tidak adanya atau berkurangnya
jumlah enzim yang diambil atau menyebabkan pengurangan reduksi bilirubin oleh sel
hepar (cacat genetic, prematuritas).10
Ikterus dapat ada pada saat lahir atau dapat muncul pada setiap saat selama
masa neonates, bergantung pada keadaan yang menyebabkannya. Ikterus biasanya
mulai pada muka, dan ketika kadar serum bertambah, turun ke abdomen dan
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
16/20
16
kemudian kaki. Tekanan kulit dapat menampakan kemajuan anatomi icterus (muka
5mg/dL, tengah abdomen 15mg/dL, telapak kaki 20mg/dL), tetapi tidak dapat
dijadikan tumpuan untuk memperkirakan kadarnya dalam darah. Ikterus pada bagian
tengah-abdomen, tanda-tanda dan gejalanya merupakan factor resiko tinggi yang
memberi kesan ikterus nonfisiologis, atau hemolysis yang perlu dievaluasi lebih
lanjut.10
Pada lingkungan normal, kadar bilirubin dalam serum tali pusat yang bereaksi
indirek adalah 1-3 mg/dL dan naik dengan kecepatan kurang dari 5mg/dL/24 jam.
Dengan demikian, icterus dapat dilihat pada hari ke-dua sampai ke-tiga, biasanya
berpuncak pada hari ke-dua dan ke-empat dengan kadar 5-6mg/dL dan menurun
sampai dibawah2mg/dL antara hari ke-lima dan ke-tujuh. Ikterus yang disertai dengan
perubahan-perubahan ini disebut icterus fisiologis dan diduga akibat kenaikan
produksi bilirubin pasca pemecahan sel darah merah janin dikombinasi dengan
keterbatasan sementara konjugasi bilirubin oleh hati.10 Pada bayi premature, kenaikan
bilirubin serum cenderung sama atau sedikit lebih lambat daripada kenaikan bilirubin
pada bayi cukup bulan, tetapi jangka waktunya lebih lama yang biasanya
mengakibatkan kadar yang lebih tinggi, yang puncaknya dicapai antara hari ke-empat
dan ke-tujuh. Gambarannya bergantung pada waktu yang diperlukan bayi prematureuntuk mecapai mekanisme matur dalam metabolism dan ekskresi bilirubin. Biasanya
kadar puncak 8-12mg/dL tidak dicapai sebelum hari ke-lima sampai ke-tujuh, dan
icterus jarang diamati sesudah hari ke-sepuluh.10
Diagnosis icterus fisiologis pada bayi cukup bulan atau premature dapat
ditegakkan hanya dengan mengesampingkan sebab-sebab icterus yang diketahui
berdasarkan riwayat dan tanda-tanda klinis serta laboratorium. Pada umumnya,
penelitian untuk menentukan penyebab icterus dibuat jika:10
1.
Ikterus muncul pada usia 24 jam pertama
2. Bilirubin serum naik dengan kecepatan lebih besar dari 5mg/dL/24 jam
3. Bilirubin serum lebih besar dari 12mg/dL pada bayi cukup bulan atau 10-
14mg/dL/24 jam pada bayi premature
4. Ikterus menetap sesudah usia dua minggu
5. Bilirubin direk lebih besar dari 1mg/dL pada setiap saat
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
17/20
17
Dasar Penyebab
Peningkatan bilirubin yang tersedia
- Peningkatan produksi bilirubin
- Peningkatan resirkulasi melalui
enterohepatik shunt
Penurunan bilirubin clearance
- Penurunan clearance dari plasma
- Penurunan metabolisme hepatik
Peningkatan sel darah merah
Penurunan umur sel darah merahPeningkatan early bilirubin
Peningkatan aktifitas-glucuronidase
Tidak adanya flora bakteri
Pengeluaran mekonium yang terlambat
Defisiensi protein karier
Penurunan aktivitas UDPGT
Penatalaksanaan icterus neonatorum:15-17
1. Fototerapi atau terapi sinar
Paparan sinar ultraviolet(UV) diketahui mampu membantu memecah bilirubin.
Caranya, bayi ditaruh dalam box yang diatasnya dipasang lampu ultraviolet. Mata
bayi ditutup untuk menghindari sinar UV yang merusak mata, dan baju bayi dilepas
untuk penyerapan maksimal sinar UV.
Gambar 6: Terapi Sinar Dan Tranfusi Tukar
(Sumber:http://www.google.com)
2. Transfusi Immunoglobulin
Pada kasus yang disebabkan oleh perbedaan golongan darah, kenaikan
bilirubin terlalu pesat sehingga fototerapi diperkirakan tidak mampu mengimbangidan menurunkan pertambahannya. Dalam kondisi ini tindakan yang disarankan
Tabel 1: Faktor an mem en aruhi icterus8
http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/ -
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
18/20
18
adalah transfusi immunoglobulin untuk menurunkan level antibodi sehingga
mengurangi kecepatan pemecahan bilirubin.
3.
Transfusi Pertukaran Darah
Pada kasus dimana tindakan lain tidak memberikan hasil, bayi akan
memerlukan transfusi penukaran darah. Prosedur ini dilakukan dengan cara
beberapa kali mengambil sedikit darah bayi, mengencerkan (dilute) bilirubin dan
antibodi bawaan ibu, kemudian mentransfusikan kembali darah yang sudah bersih
ke bayi. Prosedur ini dilakukan di NICU (newborn intensive care unit).
Bilirubin indirek yang larut dalam lemak bila menembus sawar darah otak akan terikat oleh
sel otak yang dapat menyebabkan kerusakan sel otak, kejang, kernikterus, bahkan
menyebabkan kematian. Bila kernikterus dapat ditangani, bayi dapat tumbuh tapi
perkembangannya akan terganggu. Selain bahaya tersebut, bilirubin direk yang bertumpuk di
hati akan merusak sel hati menyebabkan sirosis hepatik.15,16
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :2,8,13
1. Sindroma gawat pernapasan (penyakit membran hialin)
2. Ketidakmatangan pada sistem saraf pusat bisa menyebabkan gangguan refleks
menghisap atau menelan, rentan terhadap terjadinya perdarahan otak atauserangan apneu
3. Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi pemberian
makanan
4. Retinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan (fibroplasia retrolental)
5. Displasia bronkopulmoner
6.
Penyakit jantung
7. Jaundice
8. Infeksi atau septikemia
9.
Anemia
10.Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-ubah, bisa
tinggi (hiperglikemia) maupun rendah (hipoglikemia)
11.
Perkembangan dan pertumbuhan yang lambat
12.Keterbelakangan mental dan motorik
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
19/20
19
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal. Prognosis akan lebih
buruk bila berat badan makin rendah, angka kematian sering disebabkan karena komplikasi
neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, pendarahan intra kranial, hipoglikemia. Bila
hidup akan dijumpai kerusakan saraf, gangguan bicara, IQ rendah. Prognosis ini juga
tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat
kehamilan, persalinan dan posnatal. Pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, makanan,
mencegah infeksi, mengatasi pernapasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan
sebagainya.2,13
Pencegahan yang dapat dilakukan pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) antara lain:2,8,13
Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun waktu kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang
diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR
harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan
yang lebih mampu.
Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan
agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi
sehat (20-34 tahun).
Penutup
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR dapat berasal dari ibu maupun janin.
Diagnosis icterus fisiologis pada bayi cukup bulan atau premature dapat ditegakkan hanya
dengan mengesampingkan sebab-sebab icterus yang diketahui berdasarkan riwayat dan
tanda-tanda klinis serta laboratorium. Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar
dari bayi normal. Prognosis akan lebih buruk bila berat badan makin rendah, angka kematian
sering disebabkan karena komplikasi neonatal
Daftar Pustaka
1.
Gleadle, Jonathan. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pendahuluan. Edisi
ke-1. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2007.h.1-3.
-
8/10/2019 PBL 25 Hiperbilirubinemia neonatus
20/20
20
2. Meadow SR, Newell SJ. Lecture notes on paediatrics. Edisi ke-7. Jakarta: Erlangga;
2004.h.59, 65.
3.
Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri Rudolph. Edisi ke-20.
Jakarta: EGC; 2007.h.1065-6, 1249-50, 1313-37, 1320-1.
4. Lissauer T, fanaroff A. At a glance neonatology. Jakarta: Erlangga Medical Series;
2009.h. 46-137.
5. Kosim MS, Yunanto A, Dewi R,dkk. Buku ajar neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit
IDAI 2010.h.11-185.
6. Bahan Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 3. Jakarta:Infomedika. 2007 ; h.1044-64
7. David H. Dasar-dasar pediatri. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2008.h.44-73.
8. Behrman, Kliegman, Arvin, Nelson. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC;
2000.h.2146-7.
9. Ballard JL, Khoury JC, Wedig K, et al: New Ballard Score, expanded to include
extremely premature infants. J Pediatrics 1991; 119:417-423.
10.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar
pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313
11.Scwartz MW. Pedoman klinis pediatri. Jakarta: EGC; 2005.h.382-3.
12.
Kliegman R. Janin dan bayi neonarus. Dalam: Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM.
Nelson ilmu kesehatan anak. Volume 1. Edisi 15. Jakarta: EGC, 2012. H 535-41, 561-
72, 611-4.
13.
Richard BE. Esensi pediatri nelson. Edisi ke-4. Jakarta: EGC, 2010. H.754.
14.Lorna D. Pemeriksaan kesehatan bayi. Jakarta: EGC; 2011.h. 9-49.
15.Narrendra MB. Pengukuran antropometri pada penyimpangan tumbuh kembang anak.
FK Unair. Diunduh dari http://www.pediatrik.com/pkb/20060220-873im2-pkb.pdf.
Pada tanggal 30 Mei 2013
16.
Leveno KJ. Obstetri williams: panduan ringkas. Edisi 21. Jakarta: EGC; 2003.h.307
17.
Indrasanto E, Darmasetiawani N, Rohsiswatmo R, Kaban KR. Hiperbilirubinemia
pada neonatus. Dalam: Paket Pelatihan Obstetri dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK). Jakarta: JNPK-KR, IDAI,POGI,USAID; 2008. h.109-27.
18.Martin CR, Cloherty JP. Neonatal hyperbilirubinemia. Dalam: Cloherty JP,
Eichenwald EC, Stark AR. Manual of Neonatal Care. Edisi ke-6. New York: McGraw
Hill; 2008. h.181-212.