pbl blok 29 - asfiksia neonatus

17
Resusitasi pada Asfiksia Neonatorum Avena Athalia Alim 102011031 [email protected] FA !"# A$ %&'#%RAN R($#%N R(&A )A *ANA ampus (( !krida Ar+una !tara No.,- akarta 11/10 Pendahuluan Asf iksia neo nat orum iala h suatu keadaan ayi ar u lah ir yang gagal  ernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. eadaan ini disertai hipoksia- hiperkapnia- dan erakhir dengan asidosis. ipoksia yang terdapat pada  penderita asfiksia ini merupakan faktor terpenting yang dapat menghamat adapt asi ayi aru lahir terhadap kehid upan ekstra uterin . Freku ensi gangg uan  perdarahan pada ayi seagai akiat hipoksia sangat tinggi. Asidosis- gangguan kar dio vas kul ar serta kompli kas iny a sea gai aki at lan gsung dar i hip oks ia merupakan penyea utama kegagalan adaptasi ayi aru lahir. egagalan ini aka n seri ng er lan +ut men +adi sindro m gangguan per nap asan pad a har ih ari  pertama setelah lahir. 1-2 eadaan ini sangat menghamat pertumuhan fisik dan mental ayi di kemudian hari. !ntuk menghandari atau mengurangi kemungkinan terseut di ata s- per lu dip iki rkan tin dak an ter tentu ya ng tepat dan rasi ona l sesu ai den gan  peruahan yang mun gkin ter+adi pada penderita asfiksia. 1 Anamnesis a da anamnesis a yi- anamne sis ta ny a +a 4a di la ku ka n secara alloanamnesis- yaitu anamnesis dilakukan terhadap orang tua 4ali- orang yang deka t dengan pasi en- at au sum er lai n. "a ngkah a4al anamnesis adal ah menanyakan datadata priadi seperti nama- +enis kelamin- umur- dan keluhan 1

Upload: avenaathalia

Post on 02-Jun-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 1/17

Resusitasi pada Asfiksia Neonatorum

Avena Athalia Alim

102011031

[email protected]

FA!"#A$ %&'#%RAN R($#%N R(&A )A*ANA

ampus (( !krida Ar+una !tara No.,- akarta 11/10

Pendahuluan

Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan ayi aru lahir yang gagal

 ernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. eadaan ini disertai

hipoksia- hiperkapnia- dan erakhir dengan asidosis. ipoksia yang terdapat pada

 penderita asfiksia ini merupakan faktor terpenting yang dapat menghamat

adaptasi ayi aru lahir terhadap kehidupan ekstrauterin. Frekuensi gangguan

 perdarahan pada ayi seagai akiat hipoksia sangat tinggi. Asidosis- gangguan

kardiovaskular serta komplikasinya seagai akiat langsung dari hipoksia

merupakan penyea utama kegagalan adaptasi ayi aru lahir. egagalan ini

akan sering erlan+ut men+adi sindrom gangguan pernapasan pada harihari

 pertama setelah lahir.1-2

eadaan ini sangat menghamat pertumuhan fisik dan mental ayi di

kemudian hari. !ntuk menghandari atau mengurangi kemungkinan terseut di

atas- perlu dipikirkan tindakan tertentu yang tepat dan rasional sesuai dengan

 peruahan yang mungkin ter+adi pada penderita asfiksia.1

Anamnesis

ada anamnesis ayi- anamnesis tanya+a4a dilakukan secara

alloanamnesis- yaitu anamnesis dilakukan terhadap orang tua 4ali- orang yang

dekat dengan pasien- atau sumer lain. "angkah a4al anamnesis adalah

menanyakan datadata priadi seperti nama- +enis kelamin- umur- dan keluhan

1

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 2/17

utama- termasuk ri4ayat penyakit sekarang dan ri4ayat penyakit dahulu serta

ri4ayat penyakit keluarga. amatan utama yang di+umpai pada anamnesis ayi

atau anakanak ialah pada umumnya anamnesis terhadap anak secara

alloanamnesis sehingga perlu di4aspadai kemungkinan ter+adinya ias oleh

karena data tentang keadaan pasien yang didapat mungkin erdasarkan asumsi

atau persepsi orang tua atau pengantar.3-5

ada anamnesis ayi- perlu diketahui erat lahir- masa gestasi- usia dalam

 +am- ri4ayat kehamilan dan persalinan iu dari pasien. Ri4ayat kehamilan dan

 persalinan- penyakit iu selama hamil- dan pemerian A$(.3-5

6erdasarkan hasil anamnesis- pada kasus ditemukan seorang perempuan

 erusia 2/ tahun melahirkan seorang ayi lakilaki cukup ulan secara spontan

namun saat lahir- ayi tidak menangis.

Pemeriksaan Fisik 

$e+umlah teknik akan memantu menilai tingkat perkemangan neonatus.

#eknikteknik ini sering merupakan agian dalam pemeriksaan fisik pediatrik yang teratas untuk skrining dan dilakukan segera sesudah ayi dilahirkan.

emeriksaan segera saat lahir- adaptasi terhadap kehidupan ekstrauteri.

emeriksaan neonatus yang dilakukan segera sesudah kelahirannya merupakan

tindakan yang penting untuk menentukan keadaan umum- status tumuh

kemang- kelainan pada perkemangan gestasionalnya- dna keeradaan anomaly

kongenital. emeriksaan ini dapat mengungkapkan penyakit yang erasal dari

 +antung- system respiratorius- atau neurologia. "akukan asukultasi dengan

stetoskop pada toraks anterior- kemudian lakukan palpatasi adomen den inspeksi

kepala- 4a+ah- rongga mulut- ekstremitas- genitalia- serta perineum./

$kor Apgar. $kor Apgar merupakan pemeriksaan a4al yang penting untuk 

 ayi segera setelah kelahirannya. emeriksaan ini terdiri atas lima komponen

untuk menggolongkan pemulihan status neurologi dari proses kelahirannya dan

kemampuan adaptasinya yang segera terhadap kehidupan ekstra uteri. atokan

klinis yang dinilai adalah menghitung frekuensi +antung- melihat usaha ernapas-

2

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 3/17

menilai tonus otot- menilai refleks rangsangan- dan memperhatikan 4arna kulit.

Frekuensi +antung dapat dihitung dengan cara meraa 7iphisternum87iphoid atau

a. umilikalis dan menentukan apakah +umlahnya leih atau kurang dari 100

78menit. $kor Apgar ini iasanya dinilai 1 menit setelah ayi lahir lengkap- yaitu

 pada saat ayi telah dieri lingkungan yang aik serta telah dilakukan

 penghisapan lendir dengan sempurna. enilaian ini diker+akan pada menit pertama

dan ke/ sesudah ayi dilahirkan. $koring didasarkan pada skala yang terdiri atas

tiga nilai 90- 1- atau 2: untuk setiap komponen. $kor total dapat erkisar dari 0

sampai 10. $kor ;10 normal- 5, asfiksia sedang- 03 asfiksia erat. 1-/  9"ihat

#ael (:

Tabel I : Skor Apgar

#anda 0 1 2

Frekuensi +antung #idak ada urang dari 100 78menit "eih dari 100 78menit

!saha ernapas #idak ada "amat- tidak teratur <enangis keras

#onus otot "umpuh %kstremitas fleksi sedikit =erakan aktif  

Refleks #idak ada=erakan sedikit- sedikit

mimikri

<enangis-

 atuk8ersin

)arna 6iru8pucat#uuh kemerahan-

ekstremitas iru

#uuh dan ekstremitas

kemerahan

Sumber : Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu

kesehatan anak. Edisi 7. akarta: Per!etakan Infomedika" #$$7.h.%$7#&'%

ada kasus didapatkan hasil pemeriksaan fisik yaitu nadi >0 78menit- ayi

tidak menangis- ergerak- sedikit fleksi- dan sianosis. 6erdasarkan perhitungan

skor Apgar ?

3

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 4/17

1. Frekuensi +antung ? >0 78menit kurang dari 100 78menit nilainya 1

2. !saha ernapas ? tidak menangis

 tidak ada

 nilainya 03. #onus otot ? fleksi sedikit ekstremitas fleksi sedikit nilainya 1

5. Refleks ? ergerak gerakan sedikit- sedikit mimikri nilainya 1

/. )arna ? sianosis iru8pucat nilainya 0

$kor Apgar untuk ayi pada kasus adalah 3 dan tergolong asfiksia erat.

Manifestasi Klinis

6erikut merupakan manifestasi klinis asfiksia neonatorum erdasarkan

 penilaian A=AR 1 ?

1. igorous ayB. $kor Apgar ;10. &alam hal ini ayi dianggap sehat dan

tidak memerlukan tindakan tertentu.

2. <ildmoderate asphy7iaB 9asfiksia sedang:. $kor Apgar 5,. ada

 pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi +antung leih dari 100 78menit-

tonus otot kurang aik atau aik- sianosis- refle7 iritailitas tidak ada.

3. 9a: Asfiksia erat. $kor Apgar 03. ada pemeriksaan fisik ditemukanfrekuensi +antung kurang dari 100 78menit- tonus otot uruk- sianosis

 erat- dan kadangkadang pucat- refleks iritailitas tidak ada.

9: Asfiksia erat dengan henti +antung. &imaksudkan dengan henti

 +antung adalah keadaan 91: unyi +antung fetus menghilang tidak leih dari

10 menit seelum lahir lengkap- 92: unyi +antung ayi menghilang post

 partum. &alam hal ini pemeriksaan fisik lainnya sesuai dengan yang

ditemukan pada penderita asfiksia erat.

Pemeriksaan Penunjang

emeriksaan penun+ang yang dilakukan adalah analisis gas darah untuk 

melihat apakah ter+adi asidosis pada darah tali pusat. &i dapatkan hasil asidosis

 +ika a'2C/0 mm 2'- a*'2D// mm 2- dan pC;-30. 6ila ayi sudah tidak 

memutuhkan antuan resusitasi aktif- pemeriksaan penun+ang diarahkan pada

kecurigaan atas komplikasi seperti darah perifer lengkap- analisis gas darah

5

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 5/17

sesudah lahir- gula darah se4aktu- elektrolit darah- ureum kreatinin- rontgen- dan

lainlain.1

Diagnosis Kerja

&ari hasil anamsesis- pemeriksaan fisik- pemeriksaan penun+ang serta

menyesuaikan dengan ge+alage+ala yang ada- maka pasien diduga menderita

asfiksia neonatorum.

Diagnosis Banding

&iagnosis anding untuk kasus penyakit asfiksia neonatorum adalah

Respiratory &istress $yndrome 9R&$:- pneumonia- aspirasi mekonium.

Respiratory &istress $yndrome 9R&$: +uga dikenal seagai penyakit

memrane hialin dimana ter+adi ketidakmaturan paruparu sehingga ter+adi

gangguan pertukaran gas. R&$ dapat mempunyai anyak etiologi yang meliputi

aspirasi darah dan cairan amnion 4aktu lahir- usaha ernapas yang erleihan

karena imaturasi- cedera otak dengan kegagalan pusat pernapasan- asfiksia karenalilitan tali pusat di leher ayi- pemiusan iu yang erleihan- dan terutama ter+adi

 pada paru imatur 9insiden ,0E pada ayi yang lahir pada usia kehamilan iu C2>

minggu: karena kurangnya produksi surfaktan. =e+ala klinisnya adalah sesak 

napas pada ayi prematur segera setelah lahir yang ditandai dengan takipnea 9D,0

78menit:- pernapasan cuping hidung- retrasksi dinding dada- dan sianosis.,

neumonia merupakan infeksi paru yang sering ter+adi pada neonatus

dengan kondisi kronis yang mempengaruhi fungsi pernapasan. 6eragai

organisme isa menyeakan infeksi ini seperti  Es!heri!hia !oli  dan

Sta(h)lo!o!!us aureus. =amaran klinis erupa mudah menangis- tidak mau

minum susu- napas cepat- atuk kering- demam tanpa sea yang +elas- dan

gelisah. 6iasanya ditemukan krepitasi dan ronki. $ianosis ter+adi pada kasus yang

 erat dan ayi isa mengalami gagal +antung.;->

Aspirasi mekonium pada cairan mekonium ter+adi pada sekitar 1020E

kelahiran cukup ulan dan +arang menyeakan masalah. Namun- aspirasi

/

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 6/17

mekonium dapat disertai dengan ostruksi +alan napas- pneumonitis- hipertensi

 pulmonal- dan gagal napas erat. 6iasanya- hanya neonatus cukup ulan atau

leih ulan dengan asfiksia yang mengaspirasi mekonium. <ekonium itu sendiri

terdiri dari cairan amnion yang tertelan- sel dari amnion- ramut +anin- sekresi

saluran cerna- dan sel dari mukosa usus. $etelah lahir- mekonium dalam trakea

dan orofaring diaspirasi ke dalam +alan napas distal. ernapasan erikutnya

menarik mekonium ke dalam +alan napas kecil dan alveolus- lalu mekonium dapat

menutup +alan napas secara parsial atau total dan menyeakan radang alveolus.

#anda klinis erupa kesulitan ernapas- peningkatan retraksi interkosta dan

sternum- sianosis progresif- hipoventilasi- dan asidosis metaolik erat. asil

rontgen menun+ukkan ercak infiltrat dan cairan intraloulus dan intrapelura.

tiologi

engemangan paru ayi aru lahir ter+adi pada menitmenit pertama

kelahiran dan kemudian disusul dengan pernapasan teratur. 6ila terdapat

gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari iu ke +anin- akan

ter+adi asfiksia +anin atau neonatus. =angguan ini dapat timul pada masa

kehamilan- persalinan- atau segera setelah lahir. 6erikut merupakan penggolongan

 penyea kegagalan pernapasan pada ayi yang terdiri dari1-10 ?

1. Faktor iu

ipoksia iu. al ini akan menimulkan hipoksia +anin dengan segala akiatnya.

ipoksia iu ini dapat ter+adi karena hipoventilasi akiat pemerian oat

analgetika atau anastesia dalam.

=angguan aliran darah uterus. 6erkurangnya aliran darah pada uterus akan

mengakiatkan erkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan demikian pula

ke +anin. al ini sering ditemukan pada keadaan ? 9a: gangguan kontraksi uterus-

misalnya hipertoni- hipotoni atau tetani uterus akiat penyakit atau oat- 9:

hipotensi mendadak pada iu karena perdarahan- 9c: hipertensi pada penyakit

eklampsia dan lainlain.

2. Faktor plasenta

,

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 7/17

ertukaran gas antara iu dan +anin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.

Asfiksia +anin akan ter+adi ila terdapat gangguan mendadak pada plasenta-

misalnya solusio plasenta- perdarahan plasenta dan lainlain.

3. Faktor fetus

ompresi umilicus akan mengakiatnya terganggunya aliran darah dalam

 pemuluh darah umilicus dan menghamat pertukaran gas antara iu dan +anin.

=angguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat menumung-

tali pusat melilit leher- kompresi tali pusat antara +anin dan +alan lahir dan lain

lain.

5. Faktor neonatus

&epresi pusat pernapasan pada ayi aru lahir dapat ter+adi karena eerapa hal-

yaitu ? 9a: pemakaian oat anesthesia8analgetika yang erleihan pada iu secara

langsung dapat menimulkan depresi pusat pernapasan +anin- 9: trauma yang

ter+adi pada persalinan- misalnya perdarahan intracranial- 9c: kelainan kongenital

 pada ayi misalnya hernia diafragmatika- atresia8stenosis saluran pernapasan-

hipoplasia paru dan lainlain.

pidemiologi

&iperkirakan ah4a sekitar 23E seluruh angka kematian neonatus di

seluruh dunia diseakan oleh asfiksia neonatorum- dengan proporsi lahir mati

yang leih esar. <enurut hasil riset kesehatan dasar tahun 200;- tiga penyea

utama kematian perinatal di (ndonesia adalah gangguan pernapasan8respiratory

disorders 93/-E:- prematuritas 932-5E:- dan sepsis neonatorum 912-0E:.11

Patofisiologi

Asfiksia yang ter+adi dimulai dengan suatu periode apnoea 9Gprimary

apnoeG: disertai dengan penurunan frekuensi +antung. $elan+utnya ayi akan

memperlihatkan usaha ernapas 9GgaspingG: yang kemudian diikuti oleh

 pernapasan teratur. ada penderita asfiksia erat- usaha ernapas ini tidak tampak 

dan ayi selan+utnya erada dalam periode apnoe kedua 9Gsecondary apnoeG:. ada

tingkat ini di samping radikardia ditemukan pula penurunan tekanan darah.1

;

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 8/17

&i samping adanya peruahan klinis- akan ter+adi pula gangguan

metaolisme dan peruahan keseimangan asamasa pada tuuh ayi. ada

tingkat pertama gangguan pertukaran gas mungkin hanya menimulkan asidosis

respiratorik. 6ila gangguan erlan+ut- dalam tuuh ayi akan ter+adi proses

metaolisme anaeroik yang erupa glikosis glikogen tuuh- sehingga sumer 

glikogen tuuh- terutama pada +antung dan hati akan erkurang. Asam organik 

yang ter+adi akiat metaolisme ini akan menyeakan timulnya asidosis

metaolik. ada tingkat selan+utnya akan ter+adi peruahan kardiovaskular.1 9"ihat

=amar 1:

=amar 1. $kema peruahanperuahan yang ter+adi selama proses asfiksia$umer ? 6uku ilmu kesehatan anak oleh $taf enga+ar (lmu esehatan Anak Fakultas edokteran

!niversitas (ndonesia

ada skema terseut secara sederhana disimpulkan keadaankeadaan pada

asfiksia yang perlu mendapat perhatian seaiknya ? 91: menurunnya tekanan ' 2

darah 9a'2:- 92: meningginya tekanan *'2 darah 9a*'2:- 93: menurunnya p

9akiat asidosis respiratorik dan metaolik:- 95: dipakainya sumer glikogen

>

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 9/17

tuuh untuk metaolisme anaeroik- 9/: ter+adinya peruahan sistem

kardiovaskular.1 9"ihat =amar 1:

!esusitasi "eonatus

#u+uan utama mengatasi asfiksia ialah untuk mempertahankan

kelangsungan hidup ayi dan mematasi ge+ala sisa 9sekuele: yang mungkin

timul di kemudian hari. #indakan yang diker+akan pada ayi laHim diseut

resusitasi ayi aru lahir.1

$eelum resusitasi diker+akan perlu diperhatikan ah4a1 ?

1. Faktor 4aktu sangat penting. <akin lama ayi menderita asfiksia-

 peruahan homeostatis yang timul makin erat- resusitasi akan leih sulit

dan kemungkinan timulnya sekuele akan meningkat.

2. erusakan yang timul pada ayi akiat anoksia8hipoksia antenatal tidak 

dapat diperaiki- tetapi kerusakan yang akan ter+adi karena

anoksia8hipoksia pascanatal harus dicegah dan diatasi.

3. Ri4ayat kehamilan dan partus akan memerikan keterangan yang +elas

tentang faktor penyea ter+adinya depresi pernapasan pada ayi aru

lahir.

5. enilaian ayi aru lahir perlu dikenal aik- agar resusitasi yang dilakukan

dapat dipilih dan ditentukan secara adekuat.

rinsip dasar resusitasi yang perlu diingat ialah1 ?

1. <emerikan lingkungan yang aik pada ayi dan mengusahakan saluran

 pernapasan tetap eas serta merangsang timulnya pernapasan- yaitu agar 

oksigenasi dan pengeluaran *'2 er+alan lancar.

2. <emerikan antuan pernapasan secara aktif pada ayi yang

menun+ukkan usaha pernapasan lemah.

3. <elakukan koreksi terhadap asidosis yang ter+adi.

5. <en+aga agar sirkulasi darah tetap aik.

*ara Resusitasi

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 10/17

#eragi atas tindakan umum dan tindakan khusus.

Tindakan #mum

1. enga4asan suhu

6ayi aru lahir secara relatif anyak kehilangan panas yang diikuti oleh

 penurunan suhu tuuh. enurunan suhu tuuh ini akan mempertinggi metaolisme

sel +aringan sehingga keutuhan oksigen meningkat. al ini akan mempersulit

keadaan ayi- apalagi ila ayi menderita asfiksia erat. erlu diperhatikan agar 

 ayi mendapat lingkungan yang aik segera setelah lahir. arus dicegah8dikurangi

kehilangan panas dari kulit. emakaian sinar lampu yang cukup kuat untuk 

 pemanasan luar dapat dian+urkan dan pengeringan tuuh ayi perlu diker+akan

untuk mengurangi evaporasi.1

2. emersihan +alan napas

$aluran napas agian atas segera diersihkan dari lendir dan cairan amnion.

#indakan ini harus dilakukan dengan cermat dan tidak perlu tergesagesa atau

kasar. erlu diperhatikan pula saat itu ah4a letak kepala harus leih rendah

untuk memudahkan dan melancarkan keluarnya lendir. 6ila terdapat lendir kental

yang melekat di trakea dan sulit dikeluarkan dengan penghisapan iasa- dapat

digunakan laringoskop neonatal sehingga penghisapan dapat dilakukan

semaksimalnya- terutama pada ayi dengan kemungkinan infeksi. enghisapan

yang dilakukan dengan cerooh akan menimulkan penyakit seperti spasme

laring- kolaps paru atau kerusakan sel mukosa +alan napas.1

3. Rangsangan untuk menimulkan pernapasan

6ayi yang tidak memperlihatkan usaha ernapas 20 detik setelah lahir dianggap

sedikit anyak telah menderita depresi pusat pernapasan. &alam hal ini

rangsangan terhadap ayi harus segera diker+akan. ada seagian esar ayi

 penghisapan lendir dan cairan amnion yang dilakukan melalui nasofaring akan

segera menimulkan rangsangan pernapasan. engaliran '2 yang cepat ke dalam

mukosa hidung dapat pula merangsang refleks pernapasan yang sensitif dalam

10

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 11/17

mukosa hidung dan faring. 6ila tindakan ini tidak erhasil eerapa cara stimulasi

lain perlu diker+akan. Rangsangan nyeri pada ayi pada ditimulkan dengan

memukul kedua telapak kaki ayi- hindari pemukulan di daerah okong atau

 punggung ayi untuk mencegah timulnya perdarahan alat dalam. 6ila tindakan

terseut tidak erhasil- cara lain pun tidak akan memerikan hasil yang

diharapkan. &alam hal ini tindakan utama ialah memperaiki ventilasi. erlu

dikemukakan ah4a melakukan kompresi dinding toraks untuk menimulkan

tekanan negatif dalam rongga dada tidak akan ermanfaat pada paru ayi yang

 elum erkemang. #indakan ini mungkin akan menimulkan kerusakan parunya

sendiri atau perdarahan hati.1

!ntuk mempermudah resusitasi neonatus pada kasus asfiksia- maka dapat

digunakan diagram alur resusitasi yang mendeskripsikan langkahlangkah yang

diperlukan untuk menentukan keutuhan resusitasi. 9"ihat =amar 2:

6lok penilaian a4al. ada saat ayi lahir- ditanyakan empat pertanyaan

yaitu ? apakah ayi dilahirkan cukup ulan- apakah air ketuan +ernih- apakah ayi

 ernapas atau menangis- dan apakah ayi memiliki tonus otot yang aik. ika

 +a4aan untuk keempat pertanyaan adalah IJaK- ayi terseut dilakukan

 pera4atan rutin seperti erikah kehangatan- memersihkan +alan napas-

mengeringkan tuuh ayi- dan menilai 4arna kulit samil melan+utkan stailisasi

dan penilaian. ika +a4aan I#idakK- maka melan+utkan ke langkah a4al

resusitasi.12

6lok A 9Air4ay:. 6erikut ini adalah langkah a4al untuk memeaskan

 +alan napas dan memulai resusitasi ayi aru lahir. ertama erikan kehangatan

dengan menyelimuti ayi dengan handuk dan menempelkan ayi ke kulit iunya

9kontak kulit ke kulit:. edua posisikan kepala ayi untuk memuka +alan napas.

6easkan +alan napas ila diperlukan. emeasan +alan napas mungkin

memerlukan penghisapan trakea untukmenyingkirkan mekonium. etiga

keringkan kulit ayi- rangsang ayi untuk ernapas dan reposisikan kepala untuk 

mempertahankan +alan napas tetap teruka. "akukan evaluasi keerhasilan 6lok 

A. %valuasi ayi selama dan segera setelah interval pertama- yang iasanya

memerlukan 4aktu sekitar 30 detik. 6ila ayi tidak ernapas 9apnu atau megap

11

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 12/17

megap: atau memiliki frekuensi +antung di a4ah 100 denyut per menit dan +ika

 ayi isa ernapas tapi ada kesulitan atau tampak sianosis maka dilan+utkan

dengan lok 6.12

6lok 6 96reathing:. 6ila ayi mengalami apnu atau frekuensi +antung di

 a4ah 100 dpm- segera antu pernapasan ayi dengan memerikan #

9ventilasi tekanan positif:. ika ayi isa ernapas tapi ada kesulitan atau tampak 

sianosis maka eri tamahan '2 dan pantau hasil pemerian '2. "akukan

evaluasi keerhasilan 6lok 6. $etelah # dan8atau pemerian pemerian

oksigen secara efektif selama 30 detik- pastikan ventilasinya telah adekuat. ika

ventilasi efektif- frekuensi +antung di atas 100 dpm- dan eyi tampah kemerahan-

lakukan pera4atan pasca resusitasi. Namun +ika ventilasi tidak efektif dan

frekuensi +antung di a4ah ,0 dpm- lan+utkan dengan lok *.12

6lok * 9*irculation:. ada tahap ini selain meneruskan pemerian #-

 erikan antuan sirkulasi dengan memulai kompresi dada. (ntuasi endotrakeal

sangat direkomendasikan pada titik ini- ila elum dilakukan seelumnya- untuk 

memantu memfasilitasi dan koordinasi kompresi dada dan # yang efektif.

"akukan evaluasi keerhasilan 6lok *. $etelah kompresi dada dan #

dilakukan- kemali lakukan penilaian ayi. 6ila frekuensi +antung di atas ,0 dpm-

maka hentikan kompresi dada dan erikan # hingga frekuensi +antung

mencapai leih dari 100 dpm dan ayi mulai ernapas. Namun +ika ventilasi dan

kompresi dada sudah dilakukan dan frekuensi +antung masih di a4ah ,0 dpm-

lan+utkan dengan 6lok &.12

6lok & 9&rug:. 6erikan epinefrin samil melan+utkan # dan kompresi

dada. "akukan evaluasi keerhasilan lok &. ila frekuensi +antung masih di

 a4ah ,0 dpm- semua tindakan yang dilakukan di lok * dan & dilan+utkan dan

diulangi lagi.12

12

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 13/17

=amar 2. &iagram alur resusitasi neonatus

$umer ? American Academy of ediatrics 8 American eart Association

Tindakan Khusus

6ila tindakan umum tidak memperoleh hasil yang memuaskan- arulah

dilakukan tindakan khusus. *ara yang diker+akan disesuaikan dengan eratnya

asfiksia yang timul pada ayi yang dimanifestasikan oleh tinggi rendahnya skor 

Apgar.

Asfiksia erat 9skor Apgar 03:. Resusitasi aktif dalam hal ini harus segera

diker+akan. "angkah utama memperaiki ventilasi paru dengan memerikan '2

dengan tekanan dan intermiten. *ara yang teraik ialah dengan melakukan

intuasi endotrakeal. '2 dierikan dengan tekanan tidak leih dari 30 cm 2'

untuk mencegah kemungkinan ter+adinya inflasi paru erleihan sehingga dapat

ter+adi rupture alveoli. 6ila diragukan akan timul infeksi terhadap ayi- dapat

13

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 14/17

dierikan antiiotik profilaksis. eadaan asfiksia erat ini hampir selalu disertai

asidosis yang memutuhkan koreksi segera- karena itu ikaronat natrikus

dierikan dengan 25 m%L8kg. &i samping itu dierikan pula glukosa 1/20E

dengan dosis 25 ml8kg. edua oat ini disuntikkan secara intravena dengan

 perlahanlahan melalui vena umilikalis. erlu diperhatikan ah4a reaksi optimal

oatoatan ini akan tampak +elas apaila pertukaran gas 9ventilasi: paru sedikit

 anyak telah erlangsung. !saha pernapasan 9gaspingB: iasanya mulai timul

setelah tekanan positif dierikan 13 kali. 6ila setelah 3 kali inlasi tidak 

didapatkan peraikan pernapasan atau frekuensi +antung- masase +antung eksternal

harus segera dilakukan dengan frekuensi >0100 kali8menit. #indakan ini

dilakukan dengan diselingi ventilasi tekanan dalam perandingan 1 ? 3- yaitu

setiap 1 kali vetilasi tekanan diikuti oleh 3 kali kompresi dinding toraks. 6ila

tindakan ini dilakukan ersamaan mungkin akan ter+adi komplikasi erupa

 pneumotoraks atau pneumomediastium. 6ila tindakan ini tidak memerikan hasil

yang diharapkan- ayi harus dinilai kemali- yaitu karena hal ini mungkin

diseakan oleh gangguan keseimangan asam asa yang elum dikoreksi dengan

 aik atau adanya kemungkinan gangguan organik seperti hernia diafragmatika-

atresia atau stenosis +alan napas dan lainlain.1

Asfiksia sedang 9skor Apgar 5,:. &alam hal ini dapat dicoa melakukan

stimulasi agar timul refleks pernapasan. 6ila dalam 4aktu 30,0 detik tidak 

timul pernapasan spontan- ventilasi aktif harus segera dimulai. Agar saluran

napas eas- ayi diletakkan dalam posisi dorsofleksi kepala. entilasi ini

dihentikan ila setelah 12 menit tidak dicapai hasil yang diharapkan. &alam hal

ini segera dilakukan ventilasi paru dengan tekanan positif secara tidak langsung.

6ikaronas natrikus dan glukosa dapat dierikan pada ayi- apaila 3 menit

setelah lahir tidak memperlihatkan pernapasan teratur- 4alaupun ventilasi telah

dilakukan dengan adekuat. *ara dan dosis oat yang dierikan sesuai dengan cara

yang dilakukan terhadap penderita asfiksia erat.1

Komplikasi

15

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 15/17

=amaran klinis yang terlihat pada eragai organ tuuh sangat ervariasi

tergantung pada eratnya hipoksia- selang 4aktu antara pemeriksaan keadaan

hipoksia akut ter+adi- masa gestasi ayi- ri4ayat pera4atan perinatal. 6eerapa

 penelitian melaporkan- organ yang paling sering mengalami gangguan adalah

susuna saraf pusat. ada asfiksia neonatus- gangguan fungsi susunan saraf pusat

hamper selalu disertai dengan gangguan fungsi eerapa organ lain *multiorgan

 failure+.1 9"ihat #ael ((:

Tabel II : Komplikasi Asfiksia "eonatus

$istem engaruh

$istem saraf pusat

%nsefalopati ipoksik (skemik 

9%(:- infark- perdarahan

intracranial- ke+angke+ang- edema

otak- hipotonia- hipertonia

ardiovaskular (skemia miokardium- kontraktilitas

 uruk- ising +antung- hipotensi

ulmonal

ipertensi pulmonal- pneumonia-

 perdarahan paru- sindrom

kega4atdaruratan pernapaasan

=in+al Nekrosis tuular akut atau korteks

Adrenal erdarahan adrenal

$aluran cerna erforasi- ulserasi- nekrosis

<etaolik 

$ekresi A& yang tidak sesuai-

hiponatremia- hipoglikemia-

hipokalsemia- miogloinuria

ulit Nekrosis lemak sukutan

ematologi oagulasi intravascular tersear  

1/

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 16/17

Sumber : Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu

kesehatan anak. Edisi 7. akarta: Per!etakan Infomedika" #$$7.h.%$7#&'%

Prognosis

rognosis tergantung pada kekurangan '2 dan luasnya perdarahan dalam

otak. 6ayi yang dalam keadaan asfiksia dan pulih kemali harus dipikirkan

kemungkinannya menderita cacat mental seperti epilepsi dan kecerdasan menurun

 pada masa mendatang.

Penutup

Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan ayi aru lahir yang gagal

 ernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. ipoksia yang terdapat

 pada penderita asfiksia ini merupakan faktor terpenting yang dapat menghamat

adaptasi ayi aru lahir terhadap kehidupan ekstrauterin.

%tiologi asfiksia neonatus dapat dilihat dari eerapa faktor yaitu faktor 

iu- faktor plasenta- faktor +anin- dan faktor neonatus. <anifestasi klinis asfiksia

neonatus dilihat eradasarkan skor Apgar- skor ;10 normal- 5, asfiksia ringan

sedang- dan 03 asfiksia erat.

Resusitasi neonatus harus segera dilakukan untuk menangani ayi dengan

asfiksia terutama asfiksia erat. Resusitasi itu sendiri meliputi A 9Air4ay:- 6

96reathing:- * 9*irculation:- dan & 9&rug:.

adi- ayi terseut mengalami asfiksia neonatus erat dengan skor Apgar 

3.

Daftar Pustaka

1. $taf enga+ar (lmu esehatan Anak Fakultas edokteran !niversitas

(ndonesia. (lmu kesehatan anak. %disi ;. akarta? ercetakan (nfomedikaM

200;.h.10;2>1.

2. ur4adianto A- $ampurna 6. edaruratan medik pedoman

 penatalaksanaan praktis. %disi 1. akarta? 6inarupa AksaraM 2013.h.2505.

1,

8/10/2019 PBL Blok 29 - Asfiksia Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-29-asfiksia-neonatus 17/17