laporan acara 1 klintan

26
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR LAPORAN PRAKTIKUM NAMA : VIANDRA EDO B.P NIM : 111510501075 GOL/KELOMPOK : KAMIS/2 ANGGOTA : 1. SITI HAJAR (111510501070) 2. NGIDA ZULFA (111510501074) 3. DADANG C.N (111510501090) 4. ERLIV S. (111510501082) 5. RIZKI C. (111510501084) 6. DIMAS H. (111510501093) JUDUL ACARA : IDENTIFIKASI GEJALA DEFISIENSI DAN KELEBIHAN UNSUR HARA MIKRO PADA TANAMAN TANGGAL PRAKTIKUM : 11 APRIL 2013 TANGGAL PENYERAHAN : 14 MEI 2013 ASISTEN : 1. MOH. AMINNUDDIN

Upload: chankychibichibieburger-claluwcreweet

Post on 31-Oct-2015

157 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UNIVERSITAS JEMBERFAKULTAS PERTANIANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANLABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : VIANDRA EDO B.P

NIM : 111510501075

GOL/KELOMPOK : KAMIS/2

ANGGOTA : 1. SITI HAJAR (111510501070)

2. NGIDA ZULFA (111510501074)

3. DADANG C.N (111510501090)

4. ERLIV S. (111510501082)

5. RIZKI C. (111510501084)

6. DIMAS H. (111510501093)

JUDUL ACARA : IDENTIFIKASI GEJALA

DEFISIENSI DAN KELEBIHAN

UNSUR HARA MIKRO PADA

TANAMAN

TANGGAL PRAKTIKUM : 11 APRIL 2013

TANGGAL PENYERAHAN : 14 MEI 2013

ASISTEN : 1. MOH. AMINNUDDIN

2. ASRI RINA H

3. FAJAR FIRMANSYAH

4. FAKHRUSY ZAKARIYYA

5. KHUSNUL KHOTIMAH

6. NORMA LAILATUN NIKMAH

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman dalam pertumbuhannya selalu membutuhkan unsur hara baik

bersumber dari dalam tanah, udara maupun hara yang dengan sengaja

ditambahkan oleh manusia. Berdasarkan kebutuhan bagi tanaman, hara dapat

dibedakan menjadi hara mikro dan hara makro. Hara mikro menurut beberapa

referensi meliputi kation logam (Cu, Fe, Mn, Zn) dan anion (B, Cl, Mo),

sedangkan hara makro meliputi N, P, K, Ca, Mg, S. Hara mikro memang

dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif sedikit, namun hara ini memegang

peran penting bagi proses fisiologi dan pertumbuhan tanaman. Secara lebih

spesifik, hara mikro berfungsi sebagai komponen enzim, komponen pembawa

elektron saat reaksi oksidasi reduksi, komponen dinding sel dan merupakan

bagian pengatur osmosis serta sistem keseimbanagan muatan. Sehingga

berdasarkan keterangan tersebut, pengaruh hara mikro tidak kalah penting

dibandingkan dengan hara makro.

Pada faktanya petani memang tidak begitu memperhatikan betapa

pentingnya hara mikro. Petani hanya akan beranggapan jika tanaman budidaya

terlihat kurang sehat, maka hara N, P dan K perlu ditambahkan dan tidak terlintas

bahwa ada unsur lain yang saat itu dibutuhkan atau berlebihan. Memang pada

dasarnya hara mikro tidak dapat memberikan perubahan yang tampak secara cepat

jika dibandingkan pengaruh pupuk N pada warna daun. Namun, hara mikro justru

berpengaruh mengaktifkan enzim yang merangsang peningkatan warna hijau daun

akibat datangnya unsur N. Kekurangan hara mikro atau yang sering disebut

dengan defisiensi hara mikro pada umumnya akan mengakibatkan gejala

terhambatnya pertumbuhan tanaman (saat fase vegetatif) dan menurunnya tingkat

produksi (fase generatif). Sedangkan kelebihan hara mikro juga berdampak tidak

baik untuk tanaman itu sendiri karena bisa menyebabkan keracunan pada

tanaman. Keracunan tersebut dapat terlihat berbeda-beda sesuai dengan tipe

keracunan hara mikro. Namun pada umumnya keracunan hara mikro berdampak

pada munculnya gejala klorosis, nekrosis dan layu.

Hara mikro yang sering menimbulkan masalah keracunan adalah seperti Fe,

Mn, Zn, B, Cu, dan Cl. Setiap hara ini dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang

relatif sedikit sedangkan saat ketersediaannya lebih banyak daripada yang

dibutuhkan oleh tanaman, maka yang terjadi adalah keracunan hara mikro

tersebut. Gejala kelebihan dan kekurangan hara mikro memang tidak bisa

langsung dibenarkan sebelum melewati beberapa tahap identifikasi yang lebih

lanjut.

Gejala yang terjadi pada tanaman memang dapat digunakan indikator posisi

tanaman kekurangan atau justru kelebihan hara mikro. Melalui tahap identifikasi

gejala pada tanaman dengan berbagai perlakuan maka secara spesifik dapat

diketahui perlakuan yang menimbulkan tanaman kekurangan hara mikro, tanaman

kelebihan hara mikro ataupun unsur hara mikro telah diberi dengan dosis yang

tepat. Sebelum melakukan pemahaman hal tersebut, langkah sebelumnya adalah

menentukan spesies tanaman yang akan diuji responnya terhadap berbagai dosis

pemberian unsur hara mikro.

Spesies tanaman yang akan digunakan dalam percobaan dianggap sebagai

spesies tanaman yang respon terhadap pemupukan unsur hara mikro. Tanaman

tersebut dengan mudah dapat dibedakan antara kekurangan atau kelebihan hara

mikro. Karakteristik tanaman satu dengan yang lain akan kebutuhan hara mikro

juga tidak akan sama. Oleh karena itu diperlukan pemahaman terlebih dahulu

bagaimana karakteristik pemupukan pada tanaman tersebut. Selain tanaman maka

media tumbuh tanaman merupakan komponen yang harus diperhatikan. Media

tumbuh tanaman dari awal harus tidak mengandung unsur hara atau dalam

keadaan steril, sehingga tanaman benar-benar hanya menunjukkan keadaan sesuai

perlakuan.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui gejala defisiensi dan kelebihan unsur hara tertentu pada

tanaman.

BAB. 2 TINJUAN PUSTAKA

Menurut M. Afrousheh dkk (2010) Terdapat unsur yang telah

diklasifikasikan menjadi hara yang dibutuhkan tanaman. Unsur tersebut

dibedakan menjadi hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan hara mikro (Fe, Mn,

Cl, B, Cu, Zn, Ni dan Mo). Memanfaatkan tanaman pistachio (Pistacia vera)

maka dapat dilakukan pengamatan secara visual gejala defisiensi hara mikro,

defisiensi hara makro, bahkan gejala yang ditimbulkan akibat defisiensi kedua

macam hara tersebut. Gejala akibat sekaligus kekurangan hara mikro dan makro

sering disebut sebagai Gejala Multi-Defisiensi (Afrousheh et al.,2010)

Salah satu bentuk pupuk yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk

majemuk. Pupuk ini dianggap petani telah menyediakan unsur hara yang

dibutuhkan petani. Berdasarkan beberapa penelitian unsur yang ada didalam

pupuk majemuk berupa hara mikro dan hara makro dengan kandungan yang

sesuai dengan kebanyakan tanaman. Pupuk ini dapat diperoleh dengan mudah dan

telah terdiri dari berbagai unsur, sehingga di Bondowoso pemakaian pupuk

majemuk kerap digunakan dalam budidaya tembakau virginia (Djajadi, 2008).

Menurut Suparwoto dkk (2012) Tanaman sayuran memiliki berbagai

faktor penting yang perlu diperhatikan agar dapat meningkatakan produksi dan

kualitas sayuran. Salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman sayuran

adalah pupuk sebagai pemenuhan unsur hara tanaman sayuran. Unsur hara makro

berupa N, P, K, Ca, Mg dan S dan unsur hara mikro Zn, Fe, Mn, Co dan Mo

dibutuhkan tanaman dalam dosis yang benar-benar seimbang. Untuk lebih

memaksimalkan pemupukan baik makro maupun mikro maka perlu diberikan

inovasi berupa teknolgi, seperti pemupukan lewat daun (Suparwoto et all.,2012).

Defisiensi atau kekurangan unsur hara mikro pada umumnya terjadi akibat

hara Fe, Mo, Mn, B dan Zn. Sedangkan Sulfur (S) juga dibutuhkan tanaman

dalam bentuk ion sulfat. Unsur S dapat dipengaruhi bahkan dibentuk oleh unsur-

unsur lain, seperti Mg, K, Mn dan Zinc. Gejala yang akan timbul berdasarkan

hasil penelitian akibat defisiensi hara mikro adalah klorosis dan nekrotik pada

varietas Nerica 1 dan Nerica 2 (Jerome et al.,2011).

Menurut Julianti, S (2008) Unsur hara mikro yang terkandung didalam

tanah kondisi dan jumlahnya selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.

Faktor yang dapat mempengaruhi kandungan hara mikro didalam tanah

diantaranya adalah peningkatan produksi panen, kehilangan saat pencucian,

sedimentasi dan meningkatnya kandungan pupuk kimia. Saat tanaman telah

kekurangan unsur hara mikro maka oproduksi dari tanaman tersebut menurun.

Salah satu contoh unsur hara mikro yang dapat berubah menjadi racun adalah Zn,

keracunan unsur hara Zn diakibatkan oleh pemupukan dosis tinggi dan

penggunaan benih unggul. Zn adalah unsur mikro yang penting bagi tanaman,

namun saat posisinya berubah menjadi meracuni maka proses fisiologi tanaman

akan terganggu dan menimbulkan gejala penyakit. Gejala tersebut diantaranya

adalah klorosis, pemendekan batang, dan penyempitan bentuk daun (Juliati, S.

2008).

Pupuk merupakan kebutuhan utama petani untuk meningkatkan tingkat

kesuburan tanamannya. Oleh karena itu petani selalu mengutamakan pembelian

pupuk pada rencana awal budidaya. Hal tersebut diprediksikan akan terjadi pula

pada pertanian masa depan. Pupuk buatan dapat diperoleh petani dalam berbagai

dosis, jumlah dan harga. Kecenderungan petani terus menggunakan pupuk buatan

akan selalu meningkat, melihat kandungan hara makro dan mikro tanah alami

yang selalu menurun. Selain itu terlihat bahwa pupuk buatan menimbulkan efek

yang cepat pada tanaman, membuat para petani enggan lepas dari pupuk buatan.

Padahal efisiensi dari pupuk buatan ini lebih rendah dari pada yang diharapkan,

Pupuk buatan ini dapat mengganggu kehidupan dan keseimbanagan dalam tanah

karena akan meningkatkan dekomposisi bahan organik yang selanjutnya akan

mengakibatkan degradasi pada struktur tanah, penuruan hara mikro tanah dan

akan tanaman lebih rentan terhadap hama dan penyakit. Kandungan hara mikro

tanah jelas berkurang saat tidak adanya pemberian hara mikro kedalam tanah,

melainkan pupuk buatan berbasis hara makro yang selalu diberikan (Lahuddin,

2007).

Menurut Kartosapoetra dalam jurnal Suswati dkk (2008) Pupuk kandang

ternyata memberi banyak dampak positif terhadap tanah dan tanaman. Manfaat

pupuk kandang tersebut diantaranya adalah meningkatkan tingkat kesuburan

tanah, meningkatkan kandungan humus, memperbaiki tekstur dan struktur tanah,

mendukung kehidupan mikrobia tanah dan bermanfaat penting bagi tanaman yaitu

pupuk kandang merupakan sumber hara mikro yang sangat dibutuhkan tanaman.

Berdasarkan keterangan tersebut maka unsur hara mikro dapat diperoleh petani

melalui pemupukan menggunakan pupuk kandang (Suswati et all.,2008).

Pada faktanya didalam tubuh tanaman terdapat beraneka ragam unsur hara

yang dapat ditemukan. Ada unsur yang memang sangat dibutuhkan tanman, ada

pula unsur yang tidak begitu dibutuhkan tanaman, bahkan dapat mengganggu

proses fisiologis tumbuhan. Berdasarkan penelitian unsur yang sering ditemukan

beradadi dalam tubuh tumbuhan dan dapat mengganggu metabolisme atau bersifat

meracuni tumbuhan, yaitu beberapa jenis unsur mikro dari golongan logam berat

seperti Al, Cd, Ag, dan Pb. (Benyamin Lakitan, 2012)

Menurut Hasan B Jumin (2010) dalam bukunya Dasar-Dasar Agronomi,

beliau mengungkapkan bahwa jenis hara mikro dan hara makro dapat diperoleh

dari pupuk yang termasu kdalam pupuk alami seperi pupuk hijau, pupuk kandang

dan kompos. Sedangkan untuk mendapatkan hara makro melalui jenis pupuk

buatan yaitu meliputi urea, ZA, nitrolin, nitrat, kiserit dan lain – lain. Menurut

unsur yang dikandungnya disebut pupuk nitrogen terkandung dalam urea dan ZA,

pupuk fosfor terkandung dalam DS dan TS pupuk kalium ada pada ZK, pupuk

hara mikro terdapat dalam pupuk majemuk dan pupuk daun (Hasan B

Jumin,2010).

Berdasarkan pernyataan Saifudin Sarief (1986) dalam bukunya Kesuburan

dan Pemupukan Tanah Pertanian, gejala kekurangan unsur hara mikro satu

dengan unsur hara yang lain tidak sama, lebih spesifiknya yaitu sebagai berikut :

1. Kekurangan Cu

Defisiensi Cu menyebabkan mati ranting pada pohon citrus, apel, pear dan

lain-lain. Mulanya daun berwarna hijau gelap lalu mati dann berukuran besar,

ranting berwarna coklat, lalu mati dari pucuk ke bawah. Buah berukuran kecil,

berwarna coklat dengan kantong-kantong gum di dalam sudut-sudut dari segmen-

segmen bagian dalam buah.

2. Kekurangan Fe

Gejala defisiensi hara Fe menyebabkan klorosis, gejala bervarasi dari yang

ringan sampai yang parah yaitu klorosis ringan, klorosis sedang dan klorosis

parah.

3. Kekurangan Mn

Akibat defisiensi Mn menimbulkan gejala mirip dengan kekurangan Fe tetapi

bedanya yaitu tulang daun yang paling kecil pun tetap berwarna hijau.

4. Kekurangan Zn

Defisiensi Zn menimbulkan gejala daunnya kecil-kecil yang mengalami slah

bentuk, memucat, dan membentuk rosette pada pucuk cabang pohon apel, anggur,

peach dan lainnya.

5. Kekurangan Bo

Kekurangan Bo dapat menyebabkan kerdil dan bercak-bercak hitam pada

akar umbi-umbian. Pada pohon buah-buahan gejalanya yaitu timbul bercak-bercak

bergabus diluar dan di dalam jaringan, mati ranting, kerdil, dan retak batang.

6. Kekurangan Si

Akibat kekurangan Si tanaman akan layu dan daun tidak tampak sehat

7. Kekurangan Cl

Gejala defisiensi Cl yaitu daun tidak normal pada berbagai tanaman sayur

mayur.

8. Kekurangan Na

Gejala kekurangan unsur ini belum jelas begitu jelas. Namun salah satu

pengaruh yang jelas yaitu meningkatnya kandungan air dalam tanaman sehingga

tahan terhadap kekeringan (Saifudin Sarief, 1986).

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum acara “Identifikasi gejala defisiensi dan kelebihan unsur hara

mikro pada tanaman” dilaksanakan pada hari Kamis 11 April 2013 pukul 09.15

sampai selesai, praktikum bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Dasar,

Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Bak atau ember

2. Saringan pasir

3. Polibag

3.2.2 Bahan

1. Pasir steril

2. Bibit terung

3. Pupuk unsur hara mikro

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan polibag yang telah dilubangi bagian bawahnya, kemudian isi

dengan pasir steril.

2. Menyiapkan bibit tanaman dan mencuci akarnya sampai kotoran hilang,

menanam bibit yang telah disiapkan ke dalam polibag.

3. Memberian larutan nutrisi dengan menyiram pada media pasir

4. Melakukan pemeliharaan dan pemberantasan hama penyakit yang mungkin

menyerang.

DAFTAR PUSTAKA

Afrousheh dkk. 2010. Visual Deficiency And Multi-Deficiency Symptoms Of Macro And Micro Nutrients Element In Pistachio Seedling (Pistacia vera). Agriculture College Tehran University. 1(5):37-52.

Djajadi. 2008. Pengaruh Pupuk Majemuk Terhadap Hasil Dan Mutu Tembakau Virginia Di Bondowoso, Jawa Timur. Littri ISSN 0853 – 8212. 14(3):95-100

Jerome J dkk. 2011. Nutrient Deficiences And Their Sympromps In Upland Rice. ISSASS. 7(1):59-67

Juliati, S. 2008. Pengaruh Pemberian Zn dan P terhadap Pertumbuhan Bibit Jeruk Varietas Japanese citroen pada Tanah lnseptisol. Hortikultura. 18(4):409-412

Jumin, Hasan Basri. 2010. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Lahuddin, M. 2007. Pengelolaan Tanah Masam Secara Biologi. Medan: USU Press.

Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar – dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sarief, Saifuddin. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung: Pustaka Buana

Suparwoto dan Waluyo. 2012. Peningkatan Pendapatan Petani Cabe Merah Melalui Perbaikan Teknologi Usahatani Di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Pembangunan Manusia. 6(1): 1-11

Suswati dkk. 2012. Pertumbuhan Dan Produksi Rumput Benggala (Panicum maximum) Pada Berbagai Upaya Perbaikan Tanah Salin. Animal Agricultural. 1(1): 297–306.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. Tinggi Tanaman

Perlakuan

Ulangan

Hari ke -

0 3 6 9 12 15 18 21 24 27

Kontrol

1 11,5 12,2 13,25

14,5 15,5 17,5 18,75

19,4

26 27,75

2 12,35

13,75

14,75

16,15

17 18,25

20,55

23,5

22,15

28,25

+ Fe

1 9,5 10 11,5 14 14,25

19,75

20,75

16,5

16,75

17,75

2 9,4 10,05

11,05

14,15

14,75

15,25

16,2 18,1

18,6 19

-Fe

1 11,2 12,25

7,65 13,9 13,75

14,95

15,75

16,15

19,5 19,65

2 10,9 11,9 12,9 13,05

13,35

14,55

15 16,1

16,1 19

B. Jumlah Daun

Perlakuan UlanganHari ke-

0 7 14 21 28

Kontrol1 2,5 3,25 3,5 5 52 2,5 3,5 4 5,5 4,5

+Fe1 2,5 2 2 2,5 32 3 2 2,5 3 5

-Fe1 3 3 3 4,5 62 3 3 3,5 4 5

C. Panjang Daun

Perlakuan UlanganHari ke-

0 7 14 21 28

Kontrol1 4,7 6,5 7 8,05 11,252 4 6,7 7,5 8,95 10,4

+Fe1 2,65 5 2,75 3,87 3,32 2,7 4,3 4,75 6,2 7,9

-Fe1 2,7 8 8 3,1 3,652 2,9 7,9 8,05 10,25 10,6

D. Lebar Daun

Perlakuan UlanganHari ke-

0 7 14 21 28

Kontrol1 3,35 4,6 4,75 6,4 8,52 3,4 5,5 6 7,15 8,95

+Fe1 2 4,25 4,5 2,5 52 1,9 3,3 4 5,65 9,8

-Fe1 5,1 4,1 4,25 2,2 2,652 3,5 4 4,95 7,33 9

E. Gejala Morfologi TanamanPerlakuan Ulangan Gejala Morfologi Tanaman

Kontrol 12

+Fe 12

-Fe 12

4.2 PembahasanUnsur hara mikro diartikan sebagai suatu unsur hara non esensial yang

dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang kecil, tetapi akan lebih baik apabila

juga menambahkan unsur haara mikro pada tanaman karena unsur ini sangat

mutlak dan penting bagi tanaman. Tanaman dapat tumbuh, berkembang serta

menghasilkan produksi dalam menyelesaikan siklus hidup tanaman tersebut

secara sempurna maka bukan hanya unsur hara makro tetapi unsur hara mikro

juga harus disuplai pada tanaman. Pemberian unsur hara mikro juga harus

disesuaikan layaknya unsur hara makro karena kelebihan unsur hara mikro juga

berdampak mengakibatkan tanaman keracunan, begitu juga kekurangan unsur

hara mikro juga menyebabkan pertumbuha tanaman tidak optimal. Yang termasuk

dalam nsur hara mikro yaitu Cl, Zn, Fe, Cu, B, Mn dan Mo. Kelebihan dari

pemberian unsur hara mikro pada tanaman yaitu tanah dapat menjadi kaya akan

hara sehingga tanaman dapat tumbuh, berkembang dan menyelesaikan siklus

hidupnya secara sempurna serta hasil produksi akan meningkat apabila

dibandingkan dengan hanya pemberian hara makro saja yang tanpa diberikan hara

mikro. Sedangkan kekurangan dari pemberian hara mikro pada tanah yaitu

pemberian yang harus rutin dengan memperhatikan kondisi akan tanah dan juga

tanaman sehingga disinilah kesulitan dalam melakukan pemberian hara mikro

pada tanah. Namun ada beberapa cara yang efektif dalam menambah hara mikro

agar dapat di konsumsi oleh tanaman yaitu dengan mengaplikasikan hara mikro

tersebut dengan cara pemupukan lewat daun sehingga hara mikro tersebut dapat

diserap penuh oleh tanaman.

Berikut adalah penjelasan tentang mikro nutrient mulai dari mekanisme

penyerapan, bentuk tersedia, dan fungsi utamanya :

1. Seng (Zn)

Merupakan unsur yang sangat sedikit dibutuhkan oleh tanaman, tetapi

apabila berlebihan dapat meracuni tanaman. Gejala defisiensi akan terlihat pada

daun muda tanaman. Seng berguna sebagai katalisator untuk membentuk protein

dan mengatur dari pembentukan asam yang memiliki fungsi yaitu sebagai ZPT

pada tanaman. Di dalam tanah ketersediaan seng (Zn) yaitu 1 - 20 ppm dan Zn

yang dibuhkan oleh tanaman yaitu berkisar 25 - 125 ppm. Kekurangan unsur Zn

dapat mengakibatkan klorosis, pembentukan buah terhambat atau tidak sama

sekali berbuah, ruas pada pucuk umumnya lebih pendek, adanya warna kuning

diantara tulang daun yang pada akhirnya kekurangan unsur ini dapat pula

mengakibatkan kematian tanaman..

2. Besi (Fe)

Unsur besi ini memiliki fungsi dalam membentuk klorofil, berperan dalam

respirasi tanaman, membentuk enzim dan sebagai activator dalam melakukan

proses biokimia. Kekurangan besi mengakibatkan korosi pada tanaman dan daun

dapat menjadi pucat. Ketersediaan unsur besi dalam tanah yaitu 2 - 150 ppm dan

yang dibutuhkan tanaman yaitu 40 - 250 ppm.

3. Tembaga (Cu)

Memiliki peran yaitu sebagai activator enzim dalam menyimpan cadangan

makanan, katalisator dalam proses respirasi serta juga merombak karbohidrat,

membentuk vitamin A dan membentuk klorofil. Kekurangan Cu mengakibatkan

tanaman menguning khususnya yaitu bagian daun, pertumbuhan terhambat dan

daun akan gugur untuk daun yang tua. Ketersediaan Cu di dalam tanah yaitu 0,1 -

4 ppm dan yang dibutuhkan tanaman yaitu 5 - 20 ppm.

4. Molibdenum (Mo)

Memiliki peran dalam mengikat nitrogen yang tersebar di udara sebagai

pembentukan protein dan menjadi komponen dari pembentukan enzim sehingga

nantinya akan terdapat bakteri penambat nitrogen dan bintil akar pada akar

tanaman. Kekurangan unsur ini mengakibatkan daun mengeriput dan adanya bintil

- bintil kuning pada daun yang nantinya dapat mengaibatkan kematian pada

tanaman. Ketersediaan Mo di tanah yaitu 0,05 – 0,5 ppm dan yang dibutuhkan

tanaman yaitu 0,2 - 1 ppm.

5. Klorida (Cl)

Memiliki peran dalam fotosintesis dan memiliki fungsi yang berhubungan

dengan tekanan osmosis didalam jaringan tanaman. Kekurangan unsur ini

mengakibatkan daun menguning dan layu serta mengakibatkan akar tertekan.

6. Boron (B)

Memiliki fungsi dalam membentuk dinding sel, buah serta memiliki peran

dalam penyerbukan. Gejala kekurangan hara ini yaitu daun kurus dan mengering,

ujung daun coklat, dapat mengakibatkan pecahnya kelopak bunga, pertumbuhan

merosot, tanaman menjadi kerdil dan batang kaku menjadi retak.

7. Mangan (Mn)

Memiliki fungsi dalam proses pembelahan sel dan berperan dalam proses

respirasi untuk fotosintesis. Kekurangan hara ini mengakibatkan daun menjadi

gelap, perkembangan kuncup dan juga tanaman pertumbuhannya akan menjadi

terhambat.

Mekanisme penyerapan unsur hara baik makro dan mikro yang terdapat

dalam tanah dapat melalui 3 cara yaitu :

1. Aliran massa

Yaitu merupakan gerakan unsur hara didalam tanah yang secara bersama -

sama dengan aliran massa air yang nantinya akan menuju akar tanaman. Unsur

hara yang ketersediannya dalam tanah yang biasanya melakukan proses ini yaitu :

Nitrogen (98,8%), Kalsium (71,4%), Belerang (95,0%), dan Mo (95,2%).

2. Difusi

Yaitu penyerapan hara dalam tanah dapat terjadi karena suatu perbedaan

konsentrasi. Unsur hara yang keberadaanya di permukaan akar konsentrasinya

lebih rendah daripada konsentrasi hara yang terdapat di permukaan koloid

organik, di permukaan koloid liat serta dalam larutan tanah. Dari ketiga posisi

tersebut yang konsentrasinya tinggi akan menyebabkan difusi yakni dari unsur

hara yang memiliki konsentrasi tinggi ke rendah atau permukaan akar tanaman.

Berikut adalah unsur hara yang tesedia di tanah yang melalui proses ini yaitu :

Fosfor (90,9%) dan Kalium (77,7%).

3. Intersepsi akar

Yaitu peristiwa dimana akar tanaman memperpendek jarak dengan unsur

hara yang tersedia dalam tanah. Dengan tumbuh dan memanjangnya akar tersebut

mengakibatkan akar mudah dalam menyerap unsur hara yang tersedia dalam

tanah. Unsur hara yang tersedia dalam tanah yang melakukan proses ini yaitu

Kalium (28,6%).

Besi (Fe) merupakan unsur hara yang diserap dalam bentuk Fe3+ dan Fe2+.

Besi memiliki fungsi yaitu sebagai penyusun protein, enzim, klorofil dan berperan

dalam perkembangan kloroplas dan berfungsi sebagai pemindah electron dalam

metabolisme. Kekurangan hara besi ini menyebabkan klorofil pertumbuhannya

terhambat dan protein penyusunannya kurang sempurna atau kurang baik.

Kelebihan unsur ini menyebabkan aktivitas enzim berkurang, kadar pigmen dan

protein menurun, kadar asam amino akan mengalami kenaikan serta

mengakibatkan penurunan dari jumlah ribosom yang secara drastis.

Dari data yang telah diperoleh baik dari parameter tinggi tanaman, jumlah

daun, panjang daun dan lebar daun umumnya pertumbuhannya tidak mengalami

pertambahan yang signifikan. Pada parameter tinggi tanaman perlakuan control

merupakan perlakuan terbaik daripada perakuan Fe+ dan Fe- yaitu tinggi tanaman

pada ulangan 1 dari hari ke 0 sampai 27 yaitu 11,5 cm dan 27,75 cm dan untuk

ulangan 2 mengalami peningkatan tinggi dari hari 0 - 27 sebesar 12,35 cm dan

28,25 cm. Perlakuan Fe+ pada ulangan 1 pertamabahan tingginya dari hari 0 – 27

yaitu 9,5 cm dan 17,75 cm sedangkan ulangan 2 pertambahan tinggi dari hari 0 –

27 yaitu sebesar 9,4 cm dan 19 cm. Pada perlakuan Fe- untuk ulangan 1

pertambahan tinggi dari hari 0 – 27 yaitu 11,2 cm dan 16,65 cm sedangkan untuk

ulangan 2 pertambahan tinggi dari hari 0 – 27 yaitu 10,9 cm dan 19 cm.

Untuk parameter jumlah daun, perlakuan terbaik yaitu sengaja saya pilih

dengan melihat pengamatan hari terakhir yaitu hari ke 28 dan perlakuan terbaik

yaitu pada perlakuan Fe- khususnya pada ulangan 1 yaitu jumlah daunnya pada

hari 28 yaitu sebanyak 6 dan ulangan 2 sebanyak 5. Selanjutnya disusul oleh

perlakuan control yaitu pada ulangan 1 sebanyak 5 dan ulangan 2 sebanyak 4,5.

Untuk perlakuan Fe+ yaitu jumlah daunnya untuk ulangan 2 sebanyak 5 dan

ulangan 1 sebanyak 3.

Untuk parameter panjang daun juga sengaja dipilih yang terbaik dengan

melihat hasil akhit pada hari ke 28 dan didapat bahwa perlakuan terbaik yaitu

pada control dengan hasil akhir pada ulangan 1 dan 2 panjang daunnya yaitu

11,25 cm dan 10,9 cm. Disusul oleh perlakuan Fe- dengan hasil akhir pada

ulangan 1 dan 2 yaitu 3,65 cm dan 10,6 cm. yang terakhir yaitu perlakuan Fe+

pada ulangan 1 dan 2 yang pada hasil akhirnya didapat panjang daun yaitu 3,3 cm

dan 7,9 cm.

Untuk parameter lebar daun juga sengaja dipilih yang terbaik dengan

melihat hasil akhir pada hari ke 28. Perlakuan terbaik yaitu didapat oleh perlakuan

control dengan lebar daun pada ulangan 1 dan 2 yaitu 8,5 cm dan 8,95 cm. disusul

selanjutnya oleh perlakuan Fe+ dengan lebar daun pada ulangan 1 dan 2 yaitu 5

cm dan 9,8 cm. dan yang terakhir yaitu pada perlakuan Fe - dengan lebar daun

pada ulangan 1 dan 2 yaitu 2,65 cm dan 9 cm.

Dari hasil tersebut maka dapat disimpukan bahwa kebutuhan hara mikro

oleh tanaman juga dibutuhkan serta bukan hanya hara makro saja yang dapat

menyebabkan defisiensi serius tetapi unsur mikro juga dapat menyebabkan

defisiensi yang serius pula pada tanaman. Menurut Sumarji (2013) menyatakan

bahwa suatu tanaman akan tumbuh, berkembang dan menyelesaikan siklus

hidupnya dengan sempurna apabila memenuhi 16 unsur yang ada yaitu unsur

makro dan mikro. Dan menurut Suparwoto dkk (2012) yang menyatakan bahwa

tanaman sayuran membutuhkan unsur hara makro dan mikro yang seimbang

sehingga ketersediaannya juga harus diperhatikan. Hal ini berhubungan dengan

tanaman terong yang dijadikan pengamatan yang kemudian didapatkan bahwa

tanaman terong tersebut mengalami defisiensi unsur hara mikro, maka hal ini

sejalan dengan yang dinyatakan oleh Suparwoto dkk (2012).

Rekomendasi yang bisa diberikan yaitu dengan memberikan pupuk yang

mengandung hara mikro dan makro secara seimbang. Terutama untuk hara mikro

meskipun hanya sedikit dibutuhkan tanaman, tetapi untuk meningkatkan

kesuburan tanah maka perlu juga untuk diberikan pada tanah agar nantinya

tanaman tidak mengalami defisiensi unsur hara. Apabila tanaman sudah

mengalami defisiensi, maka yang bisa dilakukan yaitu bisa dengan menambahkan

unsur hara mikro dengan cara pemupukan lewat daun. Hal ini sangat efektif

karena unsur mikro yang diberikan akan diserap secara maksimal ssehingga

defisiensi hara mikro bisa di atasi. Selain itu bisa dengan menambahkan pupuk

kandang karena dapat mensuplai unsur hara mikro, memelihara kelembaban

tanah, memperbaiki struktur tanah, mengurangi aktivitas dari pencucian unsur

hara dan dapat menambah serta meningkatkan aktivitas biologi tanah. Atau bisa

juga dengan menambahkan bahan organic untuk menetralkan kelebihan hara

khususnya kelebihan unsur besi.

BAB 5. PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam

jumlah kecil. Unsur-unsur tersebut antara lain: Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng

(Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), dan Klor (Cl).

2. Dari data yang didapatkan perlakuan control memiliki hasil pertumbuhan

tanaman terong terbaik, pada perlakuan +Fe berpengarunh terhadap

parameter pengamatan jumlah daun dan panjang daun.

3. Permasalahan akibat unsur Fe pada tanaman dapat diatasi dengan melakukan

penambahan bahan organic, pupuk kandang dan pemberian pupuk mikro

dengan cara pemupukan lewat daun.

1.2 Saran

Pada praktikum yang telah dilakukan sebaiknya lebih dipersiapkan dalam

hal penyiapan dan pencucian media, sehingga media tetap steril dan tidak

memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman selama waktu satu bulan.