laporan praktikum acara 4

29
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH ACARA IV PENGAMATAN TANAH DENGAN INDERA Semester : Genap 29013` Disusun Oleh`: Nama : Adellyana Rizqi Fitriandini NIM : A1L012154 Rombongan : C2 Asisten : Nova Margareth LABORATURIUM ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Upload: adhellyana-rizqi

Post on 05-Dec-2014

290 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

laporan praktikum dasar ilmu tanah unsoed

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH

ACARA IV

PENGAMATAN TANAH DENGAN INDERA

Semester :

Genap 29013`

Disusun Oleh`:

Nama : Adellyana Rizqi Fitriandini

NIM : A1L012154

Rombongan : C2

Asisten : Nova Margareth

LABORATURIUM ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

AGROTEKNOLOGI

PURWOKERTO

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting,

tanah  sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban

manusia yang sejalan dengan perkembangan pertanian dan disertai perkembangan

penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-

masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok

pada waktu itu.

Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim dan jasad

hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.  Tanah

dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal

tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang

berupa ion-ion organik maupun anorganik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut

diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah,

tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan lain-lain.

Sebagai tubuh alam, sifat fisik, kimia, biologi tanah sangat berpengaruh

pada kegiatan pertanian. Faktor fisik tanah yang sangat berpengaruh kegiatan

pertanian antara lain tekstur, struktur, konsistensi, kapasitas memegang air,

kapasitas infiltrasi, permeabilitas, drainase, kedalaman efektif, dsb. Faktor kimia

tanah yang penting adalah kandungan hara tersedia makro dan mikro, pH tanah,

kandungan bahan organic, kapasitas tukar kation, kadar bahan beracun (Al-dd)

dsb. Sedangkan faktor biologi yang penting adalah jumlah dan aktifitas organisme

dalam tanah.

Tindakantindakan terhadap tanah, umumnya ditujukan untuk menambah

dan menjamin keseimbangan hara dan bagi tanaman, mencegah keracunan,

kehilangan, serta manipulasi kondisi lingkungan hiungga sesuai untuk

pertumbuhan dan perkembangahn tanaman dan hewan. Dalam pengelolaan

pertanian, pemanfaatan maksimal faktor-faktor tersebut harus diperhatikan untuk

menjaga produktivitas dan kegunaan tanah secara lestari.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim dan jasad

hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.  Tanah

dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal

tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang

berupa ion-ion organik maupun anorganik.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam

mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah,

konsistensi tanah dan lain-lain.

B. Tujuan

1. Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku

Munsell Soil Color Chart.

2. Menentukan tekstur beberapa jenis tanah dengan cara merasakan tanah

menggunakan ibu jaru dan jari telunjuk.

3. Menentukan struktur beberapa jenis tanah berdasarkan bentuk tanah.

4. Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan basah, lembab

dan kering.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan

sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya kemampuan untuk

menjadi keras dan penyangga, kapasitas drainase dan menyimpan air, plastisitas,

kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan retensi unsure-

unsur hara tanaman, semuanya erat  hubungannya dengan kondisi fisik tanah.

Kondisi meliputi warna tanah, tekstur tanah, konsistensi dan struktur tanah.

Definisi tanah menurut Foth adalah bahan mineral yang tidak pepat

(unconsolidated) pada permukaan tanah yang dipengaruhi oleh factor-faktor 

genetic dan lingkungan, yaitu: iklim, organisme serta topografi yang semuanya

berlangsung pada suatu periode. Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang

terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural

forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi (Hakim,

1986).

Salah satu sifat tanah yang tampak jelas baik di permukaan lahan maupun

pada penampang horizon adalah warnanya. Para petani dapat membedakan

kesuburan tanah dengan cirri warnanya. Perbedaan warna tanah pada dasarnya

dipengaruhi oleh empat factor yaitu :

1. Persenyawaan Besi

2. Kandungan bahan organic

3. Persenyewaan kuarsa

4. Persenyawaan mangan

Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan jelas dengan tiga sifat-sifat

prinsip warnanya, yaitu Hue, Value dan chroma :

a. Hue : Adalah panjang gelombang dominan atau warna dari

cahaya

b. Value : Merupakan kartu warna kearah vertikal yang menunjukkan

warna tua dan muda atau hitam dan putih.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

c. Chroma : Merupakan kartu warna yang disusun horizontal yang

menunjukan Intensitas Cahaya (Madjid, 2009).

Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan

dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan

organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah

dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang

mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna merah.

  Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembaban

tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman,

aktivitas organisme dan struktur tanah. Warna tanah digunakan juga dalam

penaksiran :

a.       Tingkat pelapukan atau proses pembentukna tanah, semakin merah berarti

semakin lanjut pelapukannya.

b.       Kandungan bahan organik tanah.

c.       Drainase tanah, warna merah atau kecoklatan, berdrainase baik ; sedang

warna kelabu menunjukan drainase yang buruk.

d.      Horizon pencucian/ pengendapan, warna putih mennunjukan horizon

pencucian ; warna gelap menunjukan horizon pengendapan.

e.       Jenis mineral, warna gelap dimungkinkan mengandung kuarsa, kapur ;

merah mengandung besi ; warna gelap mengandung boron atau mangan.

Menurut Hakim dkk (1986), terkstur tanah adalah perbandingan relatif

(dalam %) fraksi-fraksi pasir, debu, liat. Tekstur tanah penting kita ketahui karena

komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat

fisika, kimia dan kimia tanah.

Penentuan tekstur di laboratorium dapat dilakukan dengan analisa mekanis.

Terdapat beberapa metode analisis mekanis, tetapi hanya dua metode yang biasa

digunakan yaitu metode pipet dan metode hydrometer bouyoucos. Kedua metode

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

didasarkan atas perbedaan kecepatan jatuh partikel-partikel di dalam air dan

ketelitian metode ini tergantung pada kondisi dan asumsi sebagai berikut :

a. Dispersi partikel-partikel harus sempurna

b. Suspensi tanah dalam air harus encer

c. Partikel-partikel bulat dengan permukaan rigid

d. Temperatur dijaga konstan selama analisa

e. Semua partikel tanah memiliki kerapatan yang sama

f. Dinding silinder tempat analisa dilakukan tidak mempengaruhi “setting”

partikel-partikel di dalam suspensi.

Menurut Hakim dkk (1986), struktur tanah adalah penyusunan partikel-

partikel tanah primer seperti pasir, debu dan liat membentuk agregat. Antara

agregat yang satu dengan yang lain dibatasi oleh bidang belah secara alami yang

lemah. Terdapat bentuk utama struktur tanah yaitu :

a. Bentuk Lempeng

Dimensi horizontal lebih berkembang dari vertical menghasilkan bentuk

lempemg. Lempeng tebal disebut platy, sedangkan lempeng tipis disebut

laminar.

b. Bentuk Prisma

Sumbu vertical lebih berkembang dari lainnya. Bagian samping agak datar

menghasilkan bangunan bentuk pasir. Jika puncak ped berbentuk bulat,

maka disebut struktur columnar dan jika datar disebut prisma.

c. Bentuk Gumpal

Perkembangan ketiga dimansi lebih jurang sama dengan ped-ped terbentuk

serupa kubus dengan muka datar. Jika mukanya datar dan pinggiran

bersudut tajam, maka strukturnya disebut gumpal bersudut.

d. Bentuk Spherodial

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

Berbentuk bulat/spherodial dan semua sumbu lebih kurang sama dengan

muka tidak beraturan. Biasanya ukuran struktur kecil. Agregat-agregat dari group

ini dinamakan granular, relatif kurang porus dan jika susunan granular sangat

porus maka disebut struktur remah.

Keempat bentuk utama tersebut akhirnya menghasilkan tuju tipe struktur

tanah yaitu :

1.) Granular

2.) Remah

3.) Lempeng

4.) Gumpal

5.) Gumpal bersudut

6.) Prisma

7.) Columnar

Menurut Sutdja dan Kartasapoetra (2002), konsistensi tanah dapat diartikan

sebagai daya adhesi dan kohesi tanah pada berbagai kelembapan. Berdasarkan

hasil pengamatan lapang dan percobaan konsistensi tanah tersebut bermacam-

macam teergantung pada tekstur, kadar bahan organic dan khuluk bahan koloid

dan terutama kadar lengas tanah. Sehubungan dengan kadar lengas tanah, maka

keanekaan konsistensi tanah dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Pada kadar lengas tinggi, tanah seakan-akan melakukan kegiatan yang

mengalir (viscues) sehingga mengental.

b. Apabila kadar lengas secara berangsur-angsur turun/berkurang, viscues

tersebut tidak terjadi lagi. Maka kedalamannya lekat, liat dan lunak.

c. Apabila kadar lengas lebih berkurang lagi, maka tanah akan kehilangan

sifat lekat dan liatnya. Selanjutnya menjadi gembur atau agak retak-retak.

d. Apabila kadar lengas lebih berkurang lagi, keadaan tanah akan menjadi

kering, keras dan sukar dipecahkan atau kasar jika diraba.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

Menurut Baver, telah melakukan klasifikasi dan penetapan kadar

konsistensi tanah sebagai berikut:

a. Konsistensi lekat, memiliki tanda-tanda dapat melekati atau melengketi

macam-macam bahan yang mengenainya.

b. Konsistensi liat atau plastis, memiliki tanda-tanda liat atau kemampuan

untuk diubah-ubah bentuknya.

c. Konsistensi lunak, memiliki tanda-tanda kegemburan.

d. Konsistensi keras, memiliki kekhususan sebagai gumpalan tanah yang

keras dan bila dibelah akan pecah-pecah.

Menurut Hakim dkk (1986), istilah-istilah umum digunakan untuk menyifatkan

konsistensi tanah pada kandungan air yang berbeda-beda, yaitu:

a. Konsistensi basah (lebih kurang kandungan air pada kapasitas laopang)

Kelekatan : Dengan ciri tanah dapat melekat atau menempel pada

benda yang mengenainya. Kelekatan (stickness) dibagi atas: tidak melekat, sedikit

melekat, lekat dan sangat lekat.

Liat : Menunjukkan sifat yang mempunyai kemampuan dapat juga

mudah diubah-ubah bentuknya. Dapat dibagi atas: non-plastic, slighty plastic,

plastic dan very plastic.

b. Konsistensi lembab (sedikit basah, kira-kira kandungan airnya terletak

antara tanah kering udara dan kapasitas lapang). Dicirikan dengan tanah yang

gembur. Istilah-istilah yang digunakan: lepas, sangat gembur, teguh, sangat teguh,

dan ekstrem teguh.

c. Konsistensi kering (kondisi kering udara)

Dicirikan dengan kerasnya tanah. Istilah-istilah yang dogunakan: lepas,

lunak, sedikit keras, sangat keras dan ekstrem keras.

Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (2002), gaya kohesi dalam konsistensi

tanah adalah daya tarik-menarik sesama partikel akibat selaput lengas, sedangkan

adhesi adalah daya tarik-menarik fase cair pada permukaan fase padat. Tentang

konsistensi lembab memiliki nilai yang penting dikarenakan merupakan

persyaratan yang paling baik apabila dimaksudkan bagi pengolahan di lapangan.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

Dalam konsistensi lembab karena selaput lengas tidak mencukupi untuk meliputi

partikel-partikel tanah, maka kohesinya pun tidak cukup kuat untuk mengikat

massa tanah. Akibat dari keadaan ini secara relatif tanah menjadi lebih mudah

dipecah dan dibuyarkan sehingga merupakan persyaratan terbaik apabila

dilakukan pengolahan dilapangan. Tentang konsistensi tanah kering antara lain

dapat dikemukakan bahwa tanah yang benar-benar kering mempunyai kepadatan

yang wajar.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang dipergunakan dalam praktikum pengamatan tanah dengan indera

adalah buku Munsell Soil Color Chart dan botol semprot. Bahan yang dipakai

antara lain contoh tanah gumpal dan air.

B. Prosedur Kerja

1. Pengujian warna tanah

a. Tanah gumpal yang lembab (permukaan tidak mengkilap)

diambil secukupnya, diletakkan dibawah lubang kertas buku Munsell

Soil Color Chart. Notasi warna (Hue, Value, Chroma) dan nama warna

dicatat. Pengamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari

langsung.

2. Pengujian tekstur warna

Penetapan tekstur tanah di lapang dilakukan dengan cara merasakan atau

meremas tanah antara ibu jari dan jari telunjuk.

Diambil sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan air hingga

tanah dapat ditekan.

Contoh tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan kasar

halusnya tanah. Jika :

a) Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang, maka

besar kemungkinan teksturnya liat.

b) Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat

dan,

c) Tidak berbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika

terasa lembut dan licin, berarti lempung berdebu; terasa kasar:

lempung berpasir.

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pembahasan

1. Warna dan tekstur

N

o.Jenis tanah

Warna tanah

Notasi warna Nama warnaTekstur tanah

1. Andisol2,5 YR 2/4 dark reddish

brown

Lempung berdebu

(SiL)

2. Untisol 5 YR 4/6 yellowish redLempung liat berpasir

(ScL)

3. Entisol 10 YR 3/4 dark yellowish

brownLempung berpasir

4. Insentol 7,5 YR 2/4 dark brown Lempung berpasir

5. vertisol5 YR 3/1 very dark

brownLempung liat berpasir

1. Struktur

No. Jenis TanahStruktur Tanah

DerajatTipe Klas

1 Ultisol Gumpal Sangat Halus 2 = Cukupan

2 Inseptisol Remah Remah Kasar 3 = Kuat

3 Andisol Gumpal Halus 1 = Lemah

4 Entisol Gumpal Halus 2 = Cukupan

5 Vertisol Gumpal Sangat Halus 3 = Kuat

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

2. Konsistensi

No. Jenis Tanah Konsistensi Basah Konsistensi

Lembab

Konsistensi

KeringKelekatan Keliatan

1 Andisol SS = Agak

Lekat

P = Plastis F = gembur Sh = agak

Keras

2 Ultisol S = Lekat Po = Tidak

Plastis

F = gembur Sh = Agak

Keras

3 VertisolSS = Agak

Lekat

Po = Tidak

Plastis

Vt = Sangat

Teguh

Eh = Sangat

Keras Sekali

4 Entisol SS = agak

Lekat

Ps = Agak

Plastis

F = gemburl = Lepas

5 Inseptisol Sangat lekat P = Plastis Vf = Sangat

Gemburh = Keras

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

2. Pembahasan

Warna merupakan sifat tanah yang nyata dan mudah dikenali. Warna tanah

yang nyata, bagaimanapun terutama digunakan sebagai suatu ukuran langsung

dibandingkan sifat tanah yang penting lainnya yang sukar diamati dan diukur

dengan teliti misalnya seperti drainase. Jadi, warna tanah bila digunakan dengan

ciri-ciri lainnya berguna dalam pembentukan sebagian besar kesimpulan yang

penting dengan memperhatikan pembentukan tanah dan penggunaan lahan (Foth,

1998).

Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna

tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.

Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh

perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik,

warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan

organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan

banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk,

yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu

karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang

berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam

keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang

berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat.

Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering,

maka selain berwarna abu- abu (daerah yang tereduksi) (Hardjowigeno 1992).

Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral

dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan

tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa

dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan

beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna

tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik

maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan

kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna

tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan

kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna

reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau. (Madjid, 2009).

Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat

menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan

beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna

tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik

maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan

bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan

kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna

tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan

kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna

reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau.(Wirjodihardjo

dan Sutedjo dan Kartasapoetra,2002).

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat)

yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir

(sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000-200 µm, debu (slit) (berdiameter

0,20- 0,002 mm atau 200- 2µm) dan liat (clay) (<2 µm). Berdasarkan kelas

teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :

a. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung

minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.

b. Tanah bertekstur halus atau tanah berliat mengandung minimal 37,5 % liat

atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).

c. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung.

(Hanafiah, 2009)

           Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir- butir tanah.

Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan

(ketahanan) yang berbeda-beda. Tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir

tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau

saling melekat menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

pejal. Tanah dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai tata udara yang

baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.Strukktur tanah

yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling

bersinggungan dengan rapat. (Hanafiah, 2009).

Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi

butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.

(Hardjowigeno, 1992)

Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu:

basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi

tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity).

Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air

tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan

konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. (Abdul Madjid, 2009)

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah ialah:

1. kadar air tanah

2. Bahan – bahan penyemen agregattanah

3. Bahan dan ukuran agregat tanah

4. Tingkat agregasi

5. Faktor-faktor penentu struktur tanah(tekstur, macam lempung, dan

kadar  bahan organik)

(Notohadiprawiro,2000):

Berdasarkan hasil pengamatan warna tanah menggunakan buku Munsell

Soil Color Chart dan tekstur tanahnya diketahui warna tanah Entisol berada pada

notasi warna 10 YR 3/3yang berarti mempunyai nama warna Dark Brown,

sementara teksturnya adalah lempung berdebu. Verstisol berada pada notasi warta

10 YR 2/2 yang berarti mempunyai nama warna Very Dark Brown , sementara

teksturnya adalah lempung berliat. Ultisol berada pada notasi warna 2,5 YR 4/4

yang berarti mempunyai nama warna Reddish Brown, sementara teksturnya

adalah lempung liat berdebu. Inceptisol berada pada notasi 7,5 YR 3/4 yang

berarti mempunyai nama warna Dark Yellowish Brown, sementara teksturnya

adalah lempung berpasir. Andisol berada pada notasi 7,5 YR ¾ berarti

mempunyai nama warna Dark Brown, sementara teksturnya adalah pasir.

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

Tanah Vertisol memilki tekstur liat karena cirinya rasa agak

licin,  membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah

digulung serta melekat. Karena tanah  ini dikembangkan  dari bahan induk liat

dimanailkim musim basah dan kering jelas (Foth,1988).

Tanah Ultisol bertekstur liat berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak

kasar, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta

melekat sekali. Tanah ini dikembangkan dari bahan bahan induk liat di hutan

dalam iklim humid untuk waktu yang sangat lama (Foth, 1988).

Tanah Inseptisol memiliki tekstur lempung berpasir dengan cirri-ciri agak

kasar, bola agak keras tetapi mudah hancur, melekat. Tanah ini mengandung

pisah-pisah lempung lebih besar atau sama dengan 35% dan pasir lebih besar atau

sama dengan 45 %. Inseptisol termasuk dalam tanah Andosol karena teksturnya

lempung berpasir sebenarnya sudah sangat menyulitkan pertumbuhan padi sebab

suhunya rendah sehingga mengakibatkan proses pelapukan terhambat (Hakim,

1986).

Tanah Entisol mempunyai ciri solumnya berkisar dari dangkal sampai

dalam, berwarna kelabu hingga kuning, mempunyai horison (A)-C tetapi

batasannya sangat tegas, bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ), berstruktur butir

tunggal, dan konsistensi gembur serta lepas (Munir, 1996)

Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifat

andik dengan kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari

0.9 g/cc sampai kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau

mengandung abu vulkano, abu apung, lapili dan sebangsanya lebih dari 60%

sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih dari 9.4

(Munir, 1996)

Pada percobaan pengamatan  tekstur tanah sesuai dengan namun ada

beberapa tanah yang tidak sesuai seperti ultisol dan vertisol. Mungkin di

karenakan setiap orang memiliki anggapan yang berbeda dalam merasakan tekstur

suatu tanah . tanah yang dianggap kita liat belum tentu dianggap orang lain seperti

itu, mungkin saja lempung.

Berdasarkan percobaan pengamatan struktur tanah , ultisol memiliki tipe

gumpal dan klas C (Kasar), Tanah Inseptisol memiliki tipe remah dan klas M

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

(Sedang ), tanah Andisol memiliki tipe gumpal dan klas F (Halus), tanah Entisol

memiliki tipe gumpal dan klas F (Halus), serta tanah Vertisol yang memiliki tipe

gumpal dan klas VC (Sangat kasar).

Pada  pengamatan konsistensi tanah , di desarkan pada tiga kondisi yaitu

konsistensi basah, konsistensi lembab, dan konsisitensi kering.

1. Konsistensi basah

Konsistensi basah dibandingkan lagi berdasarkan kelekatan dan keliatan .

tanah Andisol kelekatannya tidak lekat dan keliatannya sidak plastis. Tanah

Ultisol dan vertisol sama ,sangat lekat dan  plastis. Tanah

2. Konsistensi lembab

Berdasarkan Konsistensi lembab tanah Andisol gembur, tanah Ultisol

teguh , tanah Vertisol sangat teguh, tanah Entisol gembur, dan tanh Inseptisol

lepas.

3. Konsitensi kering

Berdasarkan Konsistensi kering tanah Andisol lunak, tanah Ultisol keras ,

tanah Vertisol sangat keras, tanah Entisol sangat keras, dan tanah Inseptisol

lunak.

  Pengamatan tanah dengan indera memiliki banyak tujuan dan kegunaan di

berbagai bidanng salah satunya yaitu di bidang pertanian . pengamatan indra ini

penting untuk memudahkan petani dalam nenentukan baik tidaknya lahan untuk

ditanami tanaman serta tanaman apa yang baik untuk ditanam di lahan tersebut

melalui pengamatan warna tanah, tekstur tanahnya , struktur tanahnya, serta

konsistensi tanahnya.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum kali ini diperoleh data hasil dari masing-masing percobaan

yaitu

1. Jenis tanah Inceptisol notasi warna 7.5 YR ¾ dengan nama warnanya 

adalah Dark Brown dan bertekstur lempung berpasir.Struktur tanahnya

bertipe remah, dan dengan kelassedang, Konsistensi basah kelekatan VS (Sangat

Lekat) keliatan P (plastic), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi

kering s (keras).

2. Jenis tanah Ultisol notasi warna 5 YR 4/6 dengan nama warnanya

adalah Yellowish Red dan bertekstur lempung berdebu.Struktur tanahnya

bertipe gumpal, dengan kelas sangat halus, Konsistensi basah kelekatan S (Lekat)

keliatan Po ( non plastic), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi kering sh

(agak keras).

3. Jenis tanah vertisol notasi warna 5 YR 3/1 dengan nama warnanya  adalah Very

Dark Grey dan bertekstur liat berdebu.Struktur tanahnya bertipe gumpal, dengan

kelas Sangat halus, . Konsistensi basah kelekatan SS ( Agak Lekat) keliatan

Po (non plastic), konsistensi lembab Vt (sangat teguh), konsistensi kering Eh

(Sangat keras sekali).

4.Jenis tanah Entisol notasi warna 10 YR 3/4 dengan nama warnanya 

adalah Dark Yellowish Brown dan bertekstur lempung liat berpasir .Struktur

tanahnya bertipe  gumpal , dengan kelas halus, . Konsistensi basah kelekatan

SS (Agak Lekat) keliatan Ps (slightly plastic), konsistensi lembab f (gembur)

konsistensi kering l (lepas).

5.   Jenis tanah Andisol notasi warna 2,5 YR 2,5/4 dengan nama warnanya adalah

Dark Reddish Brown dan bertekstur lempung berdebu. Struktur tanahnya bertipe

gumpal, dengan kelas halus, Konsistensi basah kelekatan SS (Agak

Lekat) keliatan P (Plastic), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi kering S

(lunak).

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4

DAFTAR PUSTAKA

Buckman, Harry O. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

Foth, H.D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,

Jogjakarta.

Foth, Henry D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta.

Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung

Hanafiah, Ali Kemas.  2004.  Dasar-dasar Ilmu Tanah.  Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Kohnke, H. 1968. Soil Physic. Tata Mc Graw- Hill Publishing. Company Ltd,

Bombay.

Madjid, A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online Fakultas Pertanian

Unsri.http://dasar2ilmutanah.blogspot.com  diakses pada tanggal 5

November 2009

Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah Dan Lingkungan. Direktorat

Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Fahutan.

Institut PertanianBogor.

Sarief, Saifuddin.1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.

Soegiman. 1982 . Ilmu Tanah . Bhratara Karya Aksara, Jakarta

Subagyo. 1970. Dasar-Dasar Ilmu Tanah II. PT Soeroengan, Jakarta.

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM acara 4