laporan dastan acara 1
DESCRIPTION
laporan dastan acara 1TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA I
PENETAPAN KADAR AIR TANAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANAGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO2014BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah dalam bahasa inggris disebut soil, menurut Dokuchnev tanah adalah suatu
benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan
bagian paling atas dari kulit bumi. Kata “tanah” seperti banyak kata umum lainnya,
mempunyai beberapa pengertian. Dalam pengertian tradisional, tanah adalah medium
alami untuk pertumbuhan tanaman daratan, tanpa memperhitungkan tanah tersebut
mempunyai horizon yang kelihatan atau tidak. Tanah menutupi permukaan bumi sebagai
lapisan yang sambung menyambung, terkecuali pada batuan tandus, pada wilayah yang
terus menerus membeku, atau tertutup air dalam , atau pada lapisan es terbuka suatu
gletser.
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan ( mineral dan
organik ), cairan dan gas yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan
dicirikan oleh horizon – horizon atau lapisan – lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan
asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan, dan
transformasi energy dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar
didalam suatu lingkungan alami.
Ada 3 ( tiga ) hal penting dari definisi ini :
a. Tanah itu berbentuk dan berkembang dari proses – proses alami.
b. Adanya diferensiasi profil tanah membentuk horizon – horizon.
Terdapat perbedaan yang mencolok antara sifat – sifat bahan induk dengan horizon –
horizon tanah yang berbentuk terutama dalam hal morfologi, kimiawi, fisik, dan biologi
(Sutedjo, 1991 ).
Batas atas dari tanah adalah batas antara tanah dan udara, air dangkal, tumbuhan
hidup, atau bahan tumbuhan yang belum mulai terlapuk. Wilayah yang dianggap tidak
mempunyai tanah, apabila permukaan secara permanen tertutup oleh air yang terlalu
dalam ( secara tipikal >2,5 m ) untuk tumbuhan tanaman – tanaman berakar. Batas
horizontal tanah adalah wilayah dimana tanah berangsur beralih kedalam, area tandus,
batuan atau es.
Batas bawah yang memisahkan dari bahan bukan tanah yang terletak dibawahnya
adalah yang paling sulit ditetapkan. Tanah tersussun dari horizon – horizon dekat
permukaan bumi yang berbeda kontras terhadap bahan induk dibawahnya, telah
mengalami perubahan interaksi antara iklim, relief, dan jasad hidup selama waktu
pembentukannya.
Tanah terdiri dari 5 ( lima ) komponen yaitu bahan mineral, bahan organic, udara,
air, dan jasad renik. Bahan penyusun tanah yakni bahan organik, bahan mineral, dan air
merupakan satu kesatuan yang bercampur didalam tanah sehingga sulit dipisahkan satu
sama lainnya
Tanah merupakan hasil dari evolusi yang mempunyai susunan
teratur dan unik yang terdiri dari horizon-horizon (lapisan-lapisan
tanah) yang berkembang secara genetik. Definisi tanah ekspansif
sering digambarkan sebagai suatu kondisi tanah yang mudah
mengembang (swelling) dan menyusut (shrink) menurut kadar air yang
dikandung oleh tanah tersebut. Tanah ekspansif merupakan tanah
lempung yang memiliki plastisitas tinggidam mengandung mineral-
mineral yang bersifat ekspansif, seperti Montmorillonite yang apabila
kadar airnya berubah-ubah akan mudah mengalami perubahan volume
tanah. Proses– proses pembentukan tanah atau perkembangan horizon
dapat dilihat sebagai penambahan, pengurangan, perubahan atau
translokasi. Peningkatan kadar air dalam tanah dapat menyebabkan
pengembangan volume tanah yang nantinya
mengakibatkan penurunan kuat geser tanah dan menimbulkan
tekanan pengembangan (swelling pressure).
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut
bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke
akar-akar tanaman.Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci
dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin
terangkat kelapisan tanah atas.Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara
dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan
tanaman mati.
Besarnya swelling pressure sama dengan besarnya tekanan yang
menghalangi terjadinya perubahan volume dari tanah. Tanah
mempunyai perananan penting didalam siklus hidrologi. Kondisi tanah
menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir
pada permukaan tanah. Jadi tidak hanya berperan sebagai media
pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Air
terdapat didalam tanah karena ditahan atau diserap oleh massa tanah,
tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang
kurang baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat
mengganggu tanaman. Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi, dalam
proses asimilasi untuk pembentukan karbihidrat, serta untuk
pengangkutan hasil-hasil fotosintesisnya ke seluruh jaringan
tumbuhan.
Disamping itu air merupakan bagian penyusun tubuh-tumbuhan.
Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam hara. Air
akar tumbuhan.Fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air
bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air
yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah
sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air
cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke
bawah. Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu
persentasevolume air terhadap volume tanah.
Cara penetapan kadar air dapat dilakukandengan sejumlah
tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000C-1100C
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan
sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang
memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam
pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui
tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah.
Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai
istilah-istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak
pasti tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh
terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh.
Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan
dengan oven yang bersuhu 105°C hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu
memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar
tanaman.Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah
yangmenyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke
bawah.Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah
curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.
B. Tujuan
Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas
lapangdan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetri
(perbandinganmassa air dengan massa padatan tanah) atau disebut
tanah dan unsur harake permukaan berdasarkan % tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap
volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang
ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat
dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang
terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan
udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak
melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan
bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi
secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan
horizontal (Hakim, dkk, 1986).
Cara penetapan kadar air dapat dilakukandengan sejumlah tanah
basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000C-1100C untuk waktu
tertentu.Air ang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang
terkandungdalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-
mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian
pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran
pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah
melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi
secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh
terhadap penggerakan horizontal (Hakim,dkk , 1986).
Bila kadar air tanah rendah maka tanah akan keras atau kaku sehingga
sulit untuk dipadatkan. Pada kadar air tanah tinggi kepadatan tanah akan
rendah karena pori-pori tanah menjadi terisi air (Wesley, 1973). Koefisien air
tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air
tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :
1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori
tanah terisi oleh air.
2. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori
tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat
hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman
untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
4. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat
kuat oleh gaya matrik tanah (Hanafiah,2007).
Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya
adhesi, kohesi dan gravitasi. Dengan adanya gaya-gaya tersebut, maka air
dalam tanah dapat dibedakan menjadi :
1. Air Higroskopik Yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak
dapat digunakan tanaman (adhesi antara tanah dengan air). Air ini
terikat kuat pada matriks tanah, ditahan dengan tegangan 31 - 10.000
atm (pF 4,0 -4,7) (Hanafiah, 2005).
2. Air Kapiler Yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik menarik
antara butir-butir air ) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat
dari gravitasi. Air ini dapat bergerak ke samping atau keatas karena
gaya-gaya kapiler. Sebagian besar air dari air kapiler merupakan air
yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman. Air kapiler ini menempati
pori mikro dan dinding pori makro, ditahan antara tegangan 1/3 - 15
atm (pF 2,54 - 4,20). Air Kapiler dibedakan menjadi :
a. Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air
gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah
dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam
sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapasitas
lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman, karena
pori makro berisi udara, sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air.
Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan
1/3atm atau pada pF 2,54.
b. Titik layu permanent, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan
menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga
tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan tanaman akan mati.
Pada titik layu permanen,air ditahan pada tegangan 15 atm atau
pada pF 4,2. Titik layu permanent disebut juga sebagai Koefisien
layu tanaman (Hanafiah, 2005).
3. Air GravitasiAir gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh
tanah, karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gravitasi. Air
gravitasi mudah hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti
N,K,Ca sehingga tanah menjadi masam dan miskin hara (Hanafiah,
2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah antara lain
1. Tekstur tanah
2. Kadar bahan organik tanah
3. Senyawa kimia
4. Kedalaman solum (Hanafiah, 2005).
Selain faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim
dan tanaman, faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah
hujan,temperatur,dan kecepatan angin, yang pada prinsipnya terkait dengan
suplai air dan evapotranspirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh
meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan,
serta tingkat dan stadia pertumbuhan,yang pada prinsipnya terkait dengan
kebutuhan air tanaman (Hanafiah, 2005).
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh
tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air
lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang
ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada
tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun
kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air
dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi,
kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan
langsung melalui tanahdan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah,
kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam,
dan kedalaman solum tanahatau lapisan tanah (Madjid, 2010).
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat
antarakapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan
untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa
bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk
kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang
begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian
untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan
baik (Buckman and Brady, 1982).
Hubungan tanaman dengan air tanah yaitu berhubungan dengan
adsorbsi air dan titik layu, kapasitas lapang relatif dapat diletakkan
potensimetriknya tinggi. Pada kapasitas lapang akar-akar dapat dengan
mudah mengadsorbsi air dan osmosis air yang dekat dengan akar-akarnya
akan bergerak perlahan-lahan searah dengan akar. apabila tanah kering,
konduktivitas cepat berkurang dan pergerakan serta pengambilan air
menjadi lebih lambat.Kemungkinan jika tidak ada air ditambahkan ke
tanaman akan mengadsorbsi air lebih cepat daripada air yan hilang karena
transpirlasi. Defisit air berkembang kebagian dalam tanah dan jika tidak
terjadi kelayuan untuk menentukan titik layu, tekanan seperti bunga
matahari atau gandum ditmbuhkan ditanah sampai tanaman layu dan tidak
mampu mendapatkan turgornya bila diletakkan diatmosfir jenuh
(Kartasaputra,1991).
Tujuan dan manfaat menganalisis kadar air tanah :
a. Menurut M. M. Sutedjo (2002), mempelajari kadar air sangat penting karena air sangat
diperlukan untuk menjalankan proses-proses morfogenesa dalam tanah dan untuk
menggerakan kegiatan jasad renik, maka dengan ketiadaan air aliran permukaan, air
rembesan samping dan air perkolasi akan menyebabkan tanah itu mati dan tanaman pun
tidak mungkin tumbuh karena tidak tersedianya air dalam tanah.
b. Menurut Henry D. Foth (1988), pengawetan air penting dimana kekurangan air yang besar
terjadi dalam tanah-tanah yang mempunyai regim kelembaban tanah aridic, ustic dan xeric.
c. Menurut A. N. Strahler (1976), air merupakan bagian terbesar di dunia, dan diperlukan
untuk semua kehidupan. Penambahan air dalam waktu lama ke bagian dasar sama dengan
presipitasi tahunan rata-rata 66 cm pada permukaan tanah.
d. Menurut Dr. L. S. Robertson, kulit permukaan tanah terdiri dari lapisan permukaan yang
dapat menghambat munculnya perkecambahan, apabila kering dan sangat mengurangi
infiltrasi dan menaikkan aliran permukaan pada lahan berlereng bila basah
Penetapan kadar air merupakan acara 2 bagian pertama, perhitungan
untuk kadar air yaitu:
Keterangan : (b – c ) = massa air , (c – a ) = massa tanah kering mutlak (massa padatan). Massa
tanah mutlak/ massa padatan, Sedangkan untuk bagian kedua, yaitu
penetapan kapasitas lapang. Kapasitas lapang yaitu air yang dapat ditahan
oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kapasitas lapang dapat
dihitung secara matematik dengan rumus:
Kapasitas Lapang
Sub bagian yang ketiga yaitu penentuan kadar air masimum. Kadar
air maksimum dapat dihitung dengan rumus :
Kadar air maksimum
(Hakim, dkk, 1986).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang dipergunakan pada percobaan penetapan kadar air
tanah adalah botol timbang, timbangan analitis, keranjang
kuningan, cawan tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol,
pipet ukur 2 mm, bak perendam, serbet/tisue, kertas saring, oven,
tang penjepit dan eksikator.
2. Bahan
Bahan yang digunakan antara lain contoh tanah kering dan
akuades.
B. Prosedur Kerja
1. Kadar air tanah kering angin (udara)
a. Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, label
diberikan,ditimbang (= a gram).
b. Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin
yang berdiameter 2 mm, kurang lebih setengahnya, ditutup lalu
ditimbang kembali (= b gram).
c. Botol timbang yang berisi tanah dimasukkan ke dalam oven
dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan pada
suhu105– 110ºC selam minimal 4 jam.
d. Setelah wakyu pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali
dengan menggunakan tang penjepit.
e. Botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan
menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke dalam eksikator
selama 15 menit.
f. Setelah itu, botol timbang diambil satu persatu dengan
menggunakan tang penjepit untuk ditimbang dengan timbangan
yang sama (= c gram).
g. Perhitungan :
Keterangan : (b – c ) = massa air , (c – a ) = massa tanah kering mutlak (massa
padatan).
2. Kadar air Kapasitas Lapang (metode pendekatan).
a. Keranjang kuningan dibersihkan, diberi label kemudian ditimbang
(= a gram).
b. Keranjang kuningan yang telah ditimbang diletakkan
didalam bejana seng.
c. Tanah ultisol Ø 2mm dimasukkan ke dalam keranjang kuningan
setinggi 2,5 cm (sampai tanda batas) secara merata tanpa ditekan.
d. Tanah dalam keranjang kuningan diteteskan air sebanyak 2 ml
dengan pipet ukur secara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa
bersinggungan (1 titik = 0,67ml), kemudian bejana seng ditutup,
ditempatkan ditempat yang teduh dan dibiarkan selama 15 menit.
e. Keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan
hati-hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab,lalu ditimbang
(= b gram).
f. Perhitungan
Kapasitas Lapang
3. Kadar air maksimum tanah
a. Cawan tembaga porus dan petridis dibersihkan dan diberi label
secukupnya.
b. Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi
air dengan menggunakan botol semprot. Kelebihan air dibersihkan
dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam petridis kemudian
ditimbang (= agram).
c. Cawan tembaga porus dikeluarkan dari petridis, di isi dengan tanah
ultisol (Ø 0,5 mm) kurang lebih 1/3-nya, Cawan diketuk-
ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata, Contoh tanah
halus ditambahkan lagi 1/3-nya dengan jalan yang sama sampai
cawan tembaga porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas
cawan diratakan dengan colet.
d. Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan
ditumpu batu dibawahn ayaakar air bebas masuk ke dalam cawan
tembaga porus. Perendaman dilakukan selama 12-16 jam.
e. Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil
dari bak perendam. Permukaan tanah yang mengembang diratakan
dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke
dalam cawan petridis yang digunakan pada waktu penimbangan
pertama, laluditimbang (= b gram).
f. Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam
dengan suhu 105 - 110ºC.
g. Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan
tang penjepit dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit.
Setelah itu kemudian diambil dengan tang penjepit kemudian
ditimbang beratnya (= c gram).
h. Tanah yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan
tembaga porus dibersihkan dengan kuas, dialasi dengan petridis
yang sama lalu ditimbang beratnya (= d gram).
i. Perhitungan
Kadar air maksimum=
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Contoh Tanah yang digunakan adalah tanah Inceptisol
1. Tanah kering udara
Ulangan Botol timbang
kosong (a) gram
a + Contoh
tanah (b) gram
b Setelah Dioven
(c) gram
Kadar air (%)
K1 23,0390 33,5413 32,6038 9,8016%
K2
K3
22,2424
23,8435
31,9980
33,6453
29,2331
32,7418
39,5511 %
10,1536%
Rata-rata 19,8354%
2. Penetapan kadar air pada kapasitas lapanng
Ulangan Keranjang kuning kosong
(a) gram
a + Gumpalan tanah basah (b)
gram
Kadar air (%)
KL1 72,6710 82,6205 44,9942%
KL2 73,0751 82,6527 46,2289 %
Rata-rata 45,6115 %
3. Penetapan kadar air maksimum
Ulang
an
Cawan + kertas
saring jenuh +
petridish (a) gram
(a) + tanah
basah jenuh
air (b) gram
(b) setelah
dioven 24 jam
(c) gram
Petridish + cawan +
kertas saring setelah
dioven (d) gram
Kadar air
maksimu
m (%)
KAM1 90,7675 163,2725 130,9390 90,1243 77,6443
KAM2 92,6699 164,2313 132,6336 92,5140 78,3701
Rata – rata 78,0072
PERHITUNGAN
1. Tanah kering udara
Keterangan :
a = Botol Timbang Kosong per gram
b = a + Contoh Tanah per gram
c = b Setelah Dioven per gram
Kadar air tanah
KA1 =33,5413-32,6038x100% 32,6038-23,0390
=0,9375x100% 9,5648
=9,8016%
KA2 =31,9980-29,2331x100% 29,2331-22,2424
=2,7649x100% 6,9907
=39,5511%
KA3 =33,6453-32,7418x100% 32,7418-23,8435
=0,9035x100% 8,8983
=10,1536%
KAr=9,8016%+39,5511%+10,1536%3
=59,5063 3
=19,8354%
2. Kapasitas lapang
Kapasitas Lapang
Keterangan :
a = Keranjang kuning kosong per gram
b = a + Gumpalan tanah basah
KL 1= 2 x100%+19,8354=44,9942%82,6205-(72,6710+2)
KL 2= 2 x100%+19,8354=46,2289%82,6527-(73,0751+2)
KLr=44,9942%+46,2289%=45,6115% 2
3. Kadar air maksimum
KAM=
Keterangan :
a = Cawan + kertas saring jenuh + petridish
b = a + Tanah basah jenuh air
c = b + Setelah dioven 24 jam
d = Petridish + cawan + kertas saring setelah dioven
KAM1=(163,2725-90,7675)-(130,9390-90,1243)x100%=77,6443%
(130,9390-90,1243)
KAM1=(164,2313-92,6699)-(132,6336-92,5140)x100%=78,3710%
(132,6336-92,5140)
KAMr=77,6443+78,3710=78,0072
2
B. pembahasan
Tanah yaitu kumpulan dari benda alam dipermukaan
bumi yang tersusundalam horizon-horizon, terdiri dari
campuran bahan organik, air dan udara dan merupakan
media untuk tumbuhnya tanaman. Berdasarkan gaya yang
bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan
gravitasi. Maka air tanah dibedakan menjadi air
higroskopis, air kapiler, dan air gravitasi. Air higroskopis
adalah air yang diabsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat,
sehingga tidak tersedia bagitanaman (adhesi antara tanah
dengan air). Air kapiler merupakan air dalam tanahdimana
daya kohesi (tarik-menarik antara butir-butir air) dan gaya
adhesi (antaraair dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air
ini dapat bergerak kesamping atau keatas karena gaya-
gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan
air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman. Air kapiler
dibedakan menjadi; Kapasitas lapang dan titik layu
permanen. Kapasitas lapang merupakan air yangada
didalam tanah yang manfaatnya sangat berguna bagi
tanaman. Titik layu permanen adalah kandungan air tanah
paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu
menyerap air sehingga tanaman layu. Air gravitasi
merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah, karena
mudah meresap ke bawah akibatadanya gaya gravitasi.
Unsur hara yang dibawa N, K, Ca sehingga tanah
menjadimasam dan miskin hara (Hardjowigeno, 2010).
Air juga berpengaruh penting pada sifat fisik tanah.
Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh pada
konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah untuk diolah.
Begitu pula variasi kandungan air mempengaruhi daya
dukung tanahFaktor-faktor yang mempengaruhi kadar air
tanah adalah bahan organik, porositas, struktur, tekstur,
dan keadaan tanah. Tanah-tanah yang bertekstur
pasir,karena butiran-butirannya berukuran lebih besar ,
maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram)
mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit
menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah
bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan
berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar
sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan
unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif
dalam reaksi kimia daripda tanah bertekstur kasar
(Hardjowigeno, 2010).
Air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap)
oleh massa tanah,tertahan oleh lapisan kedap air, atau
karena keadaan drainase yang kurang baik.Air dapat
meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-
gaya adhesi,kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-
gaya tersebut maka air dalam tanahdapat dibedakan
menjadi:
1. Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat
kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi
ini terjadi karena adanya gaya adhesi antaratanah
dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada
permukaan butir-butir tanah.
2. Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi
(gaya tarik menarik antara sesama butir-butir air) dan
daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuatdari
gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke
samping) atauvertikal (ke atas) karena gaya-gaya
kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air
yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.
3. Air gravitasi Air yang tidak dapat diserap tanah karena
adanya pengaruh gayagravitasi.(Majid, 2011).
Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk
tumbuh dan berproduksi secara optimal adalah
ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di
dalam tanah. Jika tanah tidak dapat menyediakan unsur
hara yang cukup bagi tanaman, maka pemberian pupuk
perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut.
Setiap jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman,
tentunya memiliki fungsi, kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Dalam memberikan unsur hara pada
tanaman tentunya sangat penting dijaga keseimbangan
dan pengaturan kadar pemberian unsur hara tersebut,
sebab jika kelebihan dalam pemberiannya akan tidak baik
dampaknya, demikian pula halnya jika yang diberikan
tersebut kurang dari takaran yang semestinya diberikan
(Hardjowigeno, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air di dalam tanah adalah :
1. Kadar Bahan Organik Tanah. Bahan organic tanah mempunyai pori-
pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang
berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin
tinggi kadar bahan organic tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan
air tanah.
2. Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah. Kedalaman solum atau lapisan
tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin dalam maka
ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin banyak.
3. Iklim dan Tumbuhan. Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai
pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorbsi dengan
efisiensi tumbuah dalam tanah. Temperatur dan perubahan udara
merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi
pengguanaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui
saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada
kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah fakto
pertumbuhan yang berarti (Hardjowigeno, 2010).
Senyawa Kimiawi Garam-garam dan senyawa pupuk atau
ameliorant baik alamaiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotic
yang dapat menarik dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju
meningkat. Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah
tekstur tanah, dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat
menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air, contohnya
tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat air dalam jumlah banyak
dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah bertekstur pasir
lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu. Faktor lain
yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan
peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak
akan mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-
ruang pori tanah akan terisi oleh air (Hardjowigeno, 2010).
Efisiensi pemupukan dan pemupukan yang
berimbang dapat diiakukan apabila memperhatikan status
dan dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan hara bagi
tanaman untuk mencapai produksi optimum. Dengan
pendekatan ini, maka dapat dihitung kebutuhan pupuk
suatu tanaman pada berbagai kondisi tanah (status hara
rendah, sedang dan tinggi) dan pada tanah-tanah lainnya
pada tingkat famili yang sama (Wijanarko, A dan Taufiq, A.,
2008).
Batas kritis suatu tanaman terhadap unsur hara
tertentu sangat penting untuk diketahui dan dipahami,
tujuannya adalah untuk mengetahui pemberian dosis
pupuk yang tepat sehingga pertumbuhan tanaman
optimum. Pertumbuhan tanaman yang optimum akan
menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitasyang
baik. Batas kritis merupakan acuan atau petunjuk yang
digunakan untuk aplikasi pupuk yang tepat dan efesien,
untuk menentukan batas kritis bisadilakukan dengan
percobaan dalam pot dengan berbagai kadar pupuk
(gram).Hasil yang menunjukkan pertumbuhan paling
optimum bisa dijadikan sebagai acuan pemberian nutrisi
seperti nutrsi N pada suatu tanamn, jika diaplikasikan pada
lahan atau media yang lebih luas maka digunakan rasio
atau perbandingan sehingga komposisi yang diberikan
sama. Batas kritis suatu tanaman bterhadap pemberian
unsur hara tertentu dipengaruhi oleh umur tanaman, umur
fisiologis jaringan tanaman, macam jaringan, interaksi
antar unsur, dan iklim (Hanafiah, 2007).
Eksikator berfungsi untuk mendinginkan tanah yang telah selesai
dioven. Tanah direndam dalam bak perendam agar tanah bersifat basah
dan mengembang. Sedang penimbangan bobot kering dan bobot basah
dilakukan untuk membandingkan serta menentukan kadar air dalam tanah.
Kadar air tanah kering udara pada tanah ultisol
sebesar 9,8016% pada ulangan pertama, 39,5511% pada
ulangan kedua dan 10,1536% pada ulangan ke tiga,
sehingga diperoleh rata-ratanya adalah 19,8354%.
Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh kandungan
bahan organik tanah dan kedalaman solum di dalam ring
sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2007)
yang menyatakan bahwa kadar air tanah dipengaruhi oleh
kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin
tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar
air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar
air juga semakin tinggi.
Kadar air kapasitas lapang pada tanah ultisol ulangan
1 adalah 44,9943%sedangkan pada ulangan 46,2289%.
Jadi, didapatkan rata-ratanya 45,6115%. Hasil karena
dipengaruhi oleh besar kecilnya pemberian air pada
permukaan tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Bukman
and Brady (1982) yang menyatakan bahwa jika pemberian
air pada permukaan tanah dihentikan, air akan turun ke
bawah lebih cepat.
Kadar air maksimum tanah ultisol pada ulangan
pertama adalah 77,6443% dan78,3701% pada ulangan
kedua, sehingga rata-ratanya adalah 78,0072%. Dari data
atau hasil yang terdapat atau didapat, dapat dilihat bahwa
masing-masing tanah mempunyai kadar air tanah kering
udara,kadar air kapasitas lapang, dan kadar air maksimum
yang berbeda-beda. Hal itu disebabkan oleh beberapa
faktor yang telah disebutkan di atas.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Rata-rata kadar air tanah kering angin pada tanah
ultisol adalah 19,8354%.
2. Rata-rata kapasitas lapang ultisol adalah 45,6115%.
3. Rata-rat kadar air maksimum ultisol adalah 78,0072%.
B. Saran
Pada praktikum yang dilakukan diperlukan ketelitian dari praktikan
dalam melakukan pengisian tanah pada cawan porus dan petridis,
penimbangan serta saat pencoletan setelah perendaman agar mendapatkan
data yang tidak melenceng dari literatur.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry, 1998, Dasar-dasar ilmu tanah, UGM
Press,Yoyakarta.
Hakim, Nurhajati dkk, 1986, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, UNILA,
Lampung.
Hanafiah, K., A, 2007, Dasar-Dasar ILmu Tanah, Rajawali Press,
Jakarta
Handayani, S, 2009, Panduan Praktikum dan Bahan Asistensi
Dasar-dasar IlmuTanah, Yogyakarta, Universitas Gadjah
Mada.
Hardjowigeno, Sarwono, 2010, Ilmu Tanah, Akademika Pressindo, Jakarta.
Kartasaputra,dkk,1991, Teknologi konservasi tanah dan air ,
Rineka cipta, Jakarta
Madjid, Abdul, Fisika Tanah (Bagian 6: Air Tanah daan Kadar
Air Tanah),
http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/fisika-tanah-
bagian- 6-air-tanah.html
Ruhnayat, Agus, 2007, Penentuan Kebutuhan Pokok Unsur Hara
N, P, K untuk Pertumbuhan Tanaman Panili, Jurnal pertanian
Soetjipto , 1992 , Dasar-Dasar Irigasi, Erlangga, Jakarta.
Winarso, S, 2003, Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan Dan
Kualitas Tanah, Gava Media, Jember.
Yusmandhany, Endang Suparma.2004. Kemampuan Potensial tanah Menahan Air
Hujan dan Aliran Permukaan Berdasarkan type Penggunaan Lahan di daerah
Bogor Bagian tengah. Buletin Teknik Pertanian. Vol 9 Nomor 1 tahun 2004
halaman 26-29.