laporan acara 1 finish

29
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Acara I GEODATABASE, GEOREFERENCING, DIGITASI, DAN LAYOUT Dosen Pengampu: Drs. Rudi Hartono, M.Si Disusun Oleh : Nama : Alam Wida Andriyan NIM : 130721607481 Off/angkatan : B/2013 Asisten Praktikum : 1. Dedi Kurniawan 2. Nabilah F. Mardlotillah UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN GEOGRAFI

Upload: alam-widha-andryan-dsinzzie

Post on 12-Jul-2016

78 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

acara 1

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Acara 1 Finish

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Acara I

GEODATABASE, GEOREFERENCING, DIGITASI, DAN LAYOUT

Dosen Pengampu: Drs. Rudi Hartono, M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Alam Wida Andriyan

NIM : 130721607481

Off/angkatan : B/2013

Asisten Praktikum : 1. Dedi Kurniawan

2. Nabilah F. Mardlotillah

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN GEOGRAFI

Maret 2016

Page 2: Laporan Acara 1 Finish

ACARA I

GEODATABASE, GEOREFERENCING, DIGITASI DAN LAYOUT

I. TUJUAN

1. Mampu membuat geodatabase menggunakan software ArcCatalog

2. Mampu melakukan georeferencing pada suatu area peta menggunakan software ArcMap

3. Mampu melakukan digitasi pada suatu area peta

4. Mampu membuat layout peta menggunakan software ArcMap

5. Untuk mengetahui fungsi dari membuat geodatabase

6. Untuk mengetahui fungsi dari melakukan georeferencing pada suatu peta

7. Untuk mengetahui fungsi dari melakukan digitasi pada peta

8. Untuk mengetahui fungsi dari membuat layout peta

II. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

1) Laptop

2) Software ArcGis 10.1

B. Bahan

1) Peta raster Malang

III.DASAR TEORI

A. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografi merupakan salah satu model informasi yang berhubungan

dengan data spasial (keruangan) mengenai daerah-daerah di permukaan bumi. Sistem

informasi geografi merupakan bagian dari ilmu geografi teknik berbasis kopmputer yang

digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data-data keruangan untuk kebutuhan atau

kepentingan (Sidik: 2014).

B. ArcGis

ArcGis adalah salah satu softwaere yang dikembangkan oleh ESRI yang merupakan

kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS

desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis ole ESRI pada tahun 2000.

Produk utama dari ArcGis adalah ArcGis desktop, dimana ArcGis desktop merupakan

software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu:

ArcView(Komponen yang fokus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan

Page 3: Laporan Acara 1 Finish

analisis), ArcEditor(Lebih fokus kearah editing data spasial), dan ArcInfo(lebih lengkap

dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis geoprosesing).

ArcGis meliputi perangkat lunak berbasis window sebagai berikut:

1. ArcReader, yang memungkinkan pengguna menampilkan peta yang dibuat

menggunakan produk ArcGis lainnya;

a. ArcView, yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial,

membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar.

b. ArcMap adalah aplikasi utama untuk kebanyakan proses GIS dan

pemetaan dengan computer. ArcMap memiliki kemampuan utama

untuk visualisasi, membangun data base spasial yang baru, memilih,

editing, menciptakan desai peta, analisis pembuatan tampilan akhir

dalam laporan kegiatan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh

ArcMap diantaranya yaitu penjelajahan data analising presenting

resoult customizing dan programming.

c. ArcEditor, memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan

tambahan peralatan untuk memanipulasi berkas shape file dan

geodatabase.

d. ArcInfo memiliki kemampuan sebagaimana ArcEdtor dengan

tambahan fungsi manipulasi data, penyuntingan, dan analisis.

e. ArcKatalog, tool untuk menjelajah, mengatur, membagi,

mendokumentasikan data spasial maupun meta data dan menyimpan

data-data SIG (Tedi: 2015).

C. Geodatabase

Geodatabase adalah set data, tool, model spasial yang dapat terdiri dari berbagai tipe,

baik itu vector maupun raster.

D. Georeferencing

Georeferensing adalah proses penempatan objek berupa raster atau image yang

belum mempunyai acuan system koordinat kedalam system koordinat dan proyeksi

tertentu. Secara umum tahapan georeferencing (dengan menggunakan ArcMap) pada

data raster adalah sebagai berikut:

1. Tambahkan data raster yang akan ditempatkan pada system koordinat dan

proyeksi tertentu.

Page 4: Laporan Acara 1 Finish

2. Tambahkan titik control pada data raster yang dijadikan sebagai titik ikat dan

diketahui nilai koordinatnya.

3. Simpan informasi georeferencing jika pengikatan objek ke georeference sudah

dianggap benar (Sidik: 2014).

E. Digitasi

Digitasi adalah proses mengkonversi fitur pada peta spasial ke dalam format

digital. Ada dua teknik mendigit data yang lazim digunakan yakni menggunakan alat

bantu yang disebut digitizer, dan mendigit langsung pada layar komputer dengan bantuan

mouse yang dikenal dengan istilah digitasi on screen.

Sumber data peta untuk digitasi dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain sebagai

berikut:

1. Data Image Raster

2. Data Tabular

3. Data hasil pengukuran lapangan.

4. Decimal Degree (DD)

5. Degree Minute Second(DMS

Syarat-syarat memilih data Image Raster meliputi:

1. Memiliki Koordinat Acuan yang Jelas dan akurat

2. Memiliki Skala

3. Memililiki Bagian dan Batas (Boundary) jelas

4. Arah Utara yang Jelas.

Ada dua macam jenis digitasi, yaitu digitasi dengan meja digit (digitizer) dan

digitasi on screen. Masing-masing kegiatan digitasi tersebut adalah tidak lain untuk

menghasilkan data digital. Proses digitasi dilakukan dengan meng “klik” lajur dan jalus

garis, batas tepi dari objek, seperti jalan, sungai, batas bidang tanah, bangunan, dll.

Proses ini biasanya di lakukan sesuai dengan kebutuhan data yang akan di

hasilkan. Apabila kita hanya ingin membuat peta jaringan jalan maka kita cukup

menlakukan pendigitan pada objek jalan. Sedangakan objek lain dapat diabaikan.

Sehingga hasilnya berupa peta garis berupa jalan. Dalam hal digitasi penggunaan metode

digitasi tergantung dari data masukan. Jika ketersediaan alat untuk merubah data manual

menjadi data gambar digital (bukan peta raster) tidak ada, maka digitasi manual dengan

meja digitizer yang dilakukan. Sedangkan jika kita memiliki alat scanner maka kita dapat

melakukan kegitan digitasi on screen. Perbedaan digitasi dengan meja digitizer dengan

Page 5: Laporan Acara 1 Finish

on screen adalah pada digitasi dengan meja digitizer memerlukan meja khusus yang

terhubung ke komputer, sedangkan jika digitasi on screen dibutuhkan alat lain yaitu

scanner untuk merubah data manual (gambar) menjadi data gambar digital (Sidik: 2014).

F. Layout

Layout Peta digunakan untuk mengatur tampilan peta dan menambahkan

kelengkapan atau atribut-atribut peta agar sesuai dengan kaidah-kaidah kartografi.

Kelengkapan-kelengkapan tersebut misalnya skala, legenda, sistem proyeksi, arah mata

angin, grid, dan keterangan-keterangan lainnya yang diperlukan. Pembuatan layout peta

merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data, analisis data, penambahan

label, dan pengaturan legenda daftar isi telah dilakukan. Sebelum menampilkan atau

mencetak peta harus dilakukan layout terlebih dahulu. Melalui fasilitas layout dapat

membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari proses

atau analisis gis yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan (Sidik:

2014).

Page 6: Laporan Acara 1 Finish

IV. CARA KERJA

A. Membuat Geodatabase1. Membuka ArcCatalog dengan cara klik Start > ArcGIS > ArcCatalog

2. Membuat folder baru pada disk D:/ dengan nama ”Latihan”. Klik kanan pada folder

yang diinginkan > new > folder

3. Membuat personal geodatabase pada folder latihan dan beri nama dataMLG.mdb. Klik kanan folder Latihan > new > Personal Geodatabase

4. Mengatur direktori keluaran data olahan dengan klik ArcToolbox pada toolbar

Page 7: Laporan Acara 1 Finish

5. Klik kanan ArcToolbox>Environment

6. Mengatur Current Workspace ke geodatabase dataMLG

7. Abaikan Scratch Workspace, langsung ke coordinate system>As specified below. Klik

tanda ( ), muncul Spatial Reference System. Pilih select>projected > UTM>WGS 84 Zona 49S>OK

8. Mengisi atribut data dengan menggunakan domain pada geodatabase. Klik kanan

geodatabase>properties>Database properties

9. Mengisi kolom Domain Name dengan :

a. Kemiringan lereng (Text)

b. Klasifikasi lereng (Text)

Page 8: Laporan Acara 1 Finish

c. Intensitas Hujan (Text)

d. Klasifikasi hujan (Text)

e. Jenis tanah (Text)

f. Keterangan tanah (Text)

g. Arahan (text)

10. Mengisi kolom coded value dengan :

a. Kemiringan lereng

Code Deskripsi

1 1,00% - 8,00%

2 8,01% - 15,00%

3 15,01% - 25,00%

4 25,01% - 40,00%

5 40,01% atau lebih

b. Klasifikasi lereng

Code Deskripsi

1 Datar

2 Landai

3 Agak Curam

4 Curam

5 Sangat Curam

c. Intensitas hujan

Code Deskripsi

1 < 1750 mm/hari

2 2000 mm/hari

3 2250 mm/hari

4 >2250 mm/hari

d. Klasifikasi hujan

Code Deskripsi

1 Sangat Rendah

2 Rendah

3 Sedang

4 Tinggi

e. Jenis tanah

Code Deskripsi

1 Regosol

Page 9: Laporan Acara 1 Finish

2 Kambisol

3 Aluvial

4 Gleisol

5 Latosol

6 Grumusol

7 Mediteran

f. Keterangan tanah

Code Deskripsi

1 Sangat peka

2 Agak peka

3 Tidak peka

4 Tidak peka

5 Kurang peka

6 Peka

7 Agak peka

g. Arahan

Code Deskripsi

1 Kawasan Lindung

2 Kawasan Penyangga

3 Kawasan Budidaya tanaman tahunan

4Kawasan budidaya tanaman semusim dan

permukiman

11. Membuat feature dataset dalam geodatabase dengan nama Peta Dasar dan Peta

Tematik. Klik kanan dataMLG >new>feature dataset>beri nama peta

dasar>next>finish. (cara yang sama untuk membuat feature dataset peta tematik).

12. Membuat feature class baru pada file dataMLG.mdb. Klik kanan peta dasar>new>feature class Mengisi kolom name dengan batas administrasi, dan kolom alias dengan peta

batas administrasi.

Page 10: Laporan Acara 1 Finish

Mengisi kolom type feature class dengan line feature.

Membuat feature class lain untuk obyek jalan, sungai dan ibukota Kabupaten.

Khusus untuk ibukota kecamatan, isi pada kolom field name dengan ibukota

kecamatan dengan type data berupa text.

13. Membuat feature class baru untuk peta tematik. Langkahnya sama dengan membuat

feature class pada peta dasar. Feature class-nya berupa hujan, lereng dan tanah.

Pada field name SHAPE, isikan data type dengan geometry. Dan pada field

properties di bawah, diisikan dengan geometry type.

Mengisi field name dengan keterangan seperti gambar diatas.

Melakukan langkah yang sama untuk feature class lereng dan tanah. Field name

yang ditambahkan, yaitu:

Lereng

- Kelas_lereng (Text)

- Kemiringan_lereng (Text)

- Klasifikasi lereng (Text)

- Skor_lereng (Short Integer)

Tanah

- Kelas_tanah (Text)

- Jenis_tanah (Text)

- Keterangan_tanah (Text)

- Skor_tanah

14. Membuat feature class baru dengan type Annotation features dalam features

datasets peta tematik. Memberi nama Anno_hujan> memberi nama alias Annotasi

Page 11: Laporan Acara 1 Finish

peta hujan>Memberi tanda centang pada link the annotation to following feature

class>Pilih hujan> next.

15. Mengisi Reference Scale pada skala 1:500.000. Lalu klik next.

16. Mengubah nama Annotation Classes menjadi kelas hujan dengan klik rename.

17. Memilih Kelas hujan pada label field.

18. Mengatur text dengan huruf Arial ukuran 8.

19. Memilih posisi Horizontal pada position

20. Klik next>finish

21. Buat Annotasi lereng dan Annotasi tanah dengan langkah yang sama.

Page 12: Laporan Acara 1 Finish

B. Georeferencing

1. Buka ArcMap 10.1 pada start menu

2. Tampilkan peta admin kota malang.jpg pada view ArcGis dengan cara mengklik

file>add data>add data hingga muncul tampilan seperti di bawah ini, lalu cari peta

admin kota malang.jpg>Add

3. Munculkan skala peta dengan cara klik view>data frame properties, rubah unit map

dan display menjadi meter lalu OK

4. Perbesar titik perpotongan garis X dan Y sebelah kiri atas peta admin Kota Malang

hingga skalanya menjadi 1:0.01 dan warnanya berubah menjadi hitam

Page 13: Laporan Acara 1 Finish

5. Munculkan georeferencing tool dengan cara klik kanan pada toolbar>

georeferencing

6. Beri point pada pertemuan garis X dan Y dengan cara klik ”Add Control Point” yang

ada di georeferencing tool>klik kiri pada garis pertemuan X dan Y

7. Klik kanan pada garis pertemuan X dan Y>input X and Y>masukan koordinat X =

675100 dan Y = 9124991

8. Beri 3 poin lagi pada perpotongan garis X dan Y yang terletak peta admin Kota

Malang dengan cara yang sama seperti langkah 6 dan 7dengan ketentuan sebagai

berikut:

Kordinat pojok kanan atas= X 685100 dan Y 9124991

Kordinat pojok kanan bawah= X 685100 dan Y 9109991

Kordinat pojok kiri bawah= X 675100 dan Y 9109991

9. Tampilan akan berubah seperti gambar di bawah

10. Pada Georeferencing Tool klik Georeferencing>Update Georeferencing

C. Digitasi

1. Buka ArcMap 10.1

2. Buka peta administrasi Kota Malang yang telah digeoreferencing

3. Buka data shapefile peta dasar yang telah dibuat dengan cara klik add data, cari file

peta dasar lalu klik OK

Page 14: Laporan Acara 1 Finish

4. Tampilkan editor tool dengan cara klik kanan pada toolbar lalu pilih editor

5. Pada editor tool klik editor>start edit

6. Pada create features pilih file shapefile yang akan diedit dan pada construction tool

pilih line, point, atau polygon sesuai dengan objek yang akan didigitasi

7. Mulai lakukan digitasi batas administrasi, ibukota kecamatan, jalan, dan sungai pada

peta administrasi kota malang

Page 15: Laporan Acara 1 Finish

8. Klik kiri satu kali pada garis administrasi, jalan, dan sungai hingga terbentuk poin-

poin yang saling terhubung. Khusus untuk ibukota kecamatan cukup mengklik kiri

satu kali.

9. Apabila telah selesai, klik kiri dua kali untuk mengakhiri proses digitasi.

10. Apabila semua objek telah selesai didigitasi, pada editor tools klik editor>save edits

lalu klik lagi editor>stop editing.

D. Membuat Layout Peta

1. Klik layout view

2. Ubah orientation dengan klik file>page and print setup.

Page 16: Laporan Acara 1 Finish

3. Pada menu page and print setup ubah size menjadi A4 dan orientation menjadi

landscape.

4. Untuk memberi grid pada peta klik view>data frame properties>grid>new grid

5. Pada menu grids and graticules wizard pilih measure grid lalu next>finish

6. Tambahkan skala, judul, legenda, dan gambar/foto dengan memanfaatkan menu

insert

7. Apabila layout peta telah selesai diedit simpan peta dengan cara klik file>export

map… lalu pilih lokasi penyimpanan dan jenis file yang diinginkan dan klik save.

Page 17: Laporan Acara 1 Finish

V. HASIL PRAKTIKUM

Setelah melakukan praktikum acara 1 diperoleh hasil sebagai berikut:

A. Geodatabase

1. Bagan Geodatabase

2. Printscreen hasil pembuatan folder ”Latihan”

GEODATABASEdataMLG.mdb

FEATURE DATASET

PETA DASAR PETA TEMATIK

FEATURE CLASS FEATURE CLASS

Batas administras

i

Jalan IbukotaKecamatan

Sungai Hujan Lereng Tanah

Annotasi

Anno Hujan Anno Lereng Anno Lereng

Kelas Hujan

Intensitas

KlasifikasiHujan

Skor Hujan

Kelas

Kemiringan

KlasifikasiLereng

Skor Lereng

Kelas Tanah

Jenis Tanah

KeteranganTanah

Skor Tanah

Page 18: Laporan Acara 1 Finish

3. Printscreen hasil pembuatan geodatabase ”dataMLG.mdb”

4. Printscreen hasil pembuatan feature dataset

5. Printscreen hasil pembuatan feature class peta dasar

Page 19: Laporan Acara 1 Finish

6. Printscreen hasil pembuatan feature class peta tematik

B. Georeferencing

1. Printscreen peta belum retifikasi

Page 20: Laporan Acara 1 Finish

2. Printscreen peta sudah diretifikasi

3. Printscreen RMS Error

Page 21: Laporan Acara 1 Finish

C. Digitasi

1. Layout peta administrasi Kota Malang (terlampir).

VI. PEMBAHASAN

A. Geodatabase

Untuk membuat peta menggunakan software ArcGis diperlukan adanya

geodatabase. Geodatabase ini nantinya akan menjadi data awal yang akan digunakan

dalam membuat suatu peta. Selain itu, geodatabase dalam software ArGis juga berfungsi

untuk menyimpan/menampung shapefile yang dibuat pada proses digitasi. Dalam

praktikum acara 1 ini, geodatabase yang dibuat adalah dataMLG.mdb yang di dalamnya

terdapat data peta dasar yang meliputi: jalan, batas administrasi, ibukota kecamatan, dan

sungai. Selain itu juga terdapat peta tematik yang di dalamnya terdapat anno hujan, anno

lereng, dan anno tanah.

B. Georeferencing

Dalam ArcGis terdapat istilah yang disebut dengan georeferencing.

Georeferencing adalah proses untuk memberi koordinat pada suatu data. Pada praktikum

ini, data yang digunakan adalah peta administrasi Kota Malang yang memiliki format jpg

yang dalam software arcgis belum diketahui koordinatnya. Dengan melakukan proses

georeferencing, peta administrasi Kota Malang yang dalam software arcgis tidak diktahui

koordinatnya dapat diketahui koordinatnya dengan mudah. Caranya adalah dengan

memberi minimal 4 titik pada data yang ingin diketahui koordinatnya.

Dalam melakukan georeferencing diperlukan ketepatan dalam prosesnya, hal ini

disebabkan karena melenceng sedikit saja dalam melakukan georeferencing maka

koordinatnya juga akan berbeda. Oleh karena itu dalam proses georeferencing terdapat

RMS error yang berfungsi untuk mengoreksi kesalahan ketika melakukan proses

Page 22: Laporan Acara 1 Finish

georeferencing. Semakin kecil nilai RMS error maka semakin kecil pula kesalahan dalam

proses georeferencing.

C. Digitasi

Digitasi adalah proses di mana suatu objek pada peta misalnya sungai yang pada

peta tersebut merupakan data raster dapat dirubah menjadi data vektor. Data vektor ini

meliputi titik, garis, dan polygon dimana data vektor tersebut akan tersimpan pada file

geodatabase yang telah dibuat sebelumnya. Dalam praktikum ini, digitasi dilakukan pada

peta administrasi kota malang yang di dalamnya terdapat jalan, batas administrasi, sungai,

dan ibukota kecamatan. Jalan didigitasi dengan garis/line, batas administrasi didigitasi

dengan garis/line, sungai didigitasi dengan garis/line dan polygon, dan ibukota didigitasi

dengan point. Setelah proses digitasi selesai dilakukan, hasilnya akan tersimpan pada file

geodatabase yang telah dibuat dengan format shp atau shapefile.

D. Layout

Layout adalah bagian terakhir dalam proses pembuatan peta menggunakan

software arcgis. Pada proses pembuatan layout ini kita bisa menuangkan kreatifitas kita

dalam membuat sebuah peta seutuhnya, yang penting tidak melupakan kaidah-kaidah

kartografi dalam membuat peta. Dalam proses membuat layout ini kita bisa menambahkan

judul, inset, legenda, orientasi, garis tepi, skala, dll.

Dalam praktikum acara 1 ini, layout yang dihasilkan adalah peta administrasi

Kota Malang. Peta tersebut memiliki skala 1:90.000 yang di dalamnya terdapat 4

informasi yang dapat diperoleh yaitu: (1) batas administrasi kota malang yang berbentuk

garis putus-putus dengan warna hitam, (2) Ibukota kecamatan yang berbentuk titik/poin

yang berwarna merah, (3) sungai yang berbentuk garis dan polygon yang berwarna biru,

berbentuk garis menunjukan seungai kecil dan berbentuk polygon menunjukan sungai

besar, (4) jalan yang berbentuk garis dengan warna merah.

VII. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum acara 1 dapat disimpulakan bahwa dalam praktikum

ini untuk menghasilkan sebuah peta administrasi Kota Malang menggunakan software

ArcGis diperlukan 4 proses, yaitu: membuat geodatabase, melakukan georeferencing dan

digitasi, serta membuat layout. Geodatabase sendiri adalah proses untuk membuat data

Page 23: Laporan Acara 1 Finish

awal yang fungsinya menjadi wadah penyimpanan hasil dari proses digitasi.

Georeferencing adalah proses untuk memberikan koordinat pada peta yang belum terdapat

koordinatnya. Digitasi adalah proses menciptakan/membuat data vector yang nanti akan

tersimpan dengan format file shp atau shapefile. Sedangkan layout adalah proses untuk

merubah data raster atau vector menjadi sebuah peta seutuhnya.

VIII. DAFTAR RUJUKAN

Sidik, Nur. 2014. Laporan Pratikum SIG Pengenalan Arc Gis dan Georeferencing Peta. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta

Sidik, Nur. 2014. Laporan Pratikum SIG Acara II Digitasi Garis atau LineI. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta

Eka, Tedi Saputra dan Yaqien, Nur Jaya. 2015. Digitasi Peta Kelurahan Tamangapa, Manggala, Sulawesi Selatan. Universitas Hasanudin: Makassar