laporan acara 2
DESCRIPTION
cvnxTRANSCRIPT
-
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM MATA KULIAH AGROKLIMATOLOGI
ACARA 2 PENGAMATAN SUHU UDARA PADA LAHAN SAWAH, TEGALAN ,
KEBUN CAMPUR, DAN KEBUN RUMPUT GAJAH
Disusun Oleh :
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN AGROTEKNOLOGI
2014
Kelompok 1 Rombongan D1 Kelas D Benyamin Y Manurung A1L013151 Anggreta Az Zahra A1L013152 Rima Dwi Indrianti A1L013154 Grady Grifandi Delevi A1L013155 Aldian Hidayanto A1L013156
-
TUJUAN
Tujuan praktikum pada acara II adalah:
1. Mengetahui suhu udara di atas (ketinggian 1.2 meter) lahan sawah,
tegalan, kebun campur, kebun rumput gajah setiap jam selama 3 hari.
2. Mengetahui besarnya dan saat atau waktu suhu udara maksimum dan
minimum di atas (ketinggian 1.2 m dan 2.0 m) lahan sawah, tegalan,
kebun campur dan kebun rumput gajah.
-
BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan terdiri atas boring pengamatan suhu udara dan alat
pencatat, lahan sawah, tegalan, kebun campur dan kebun rumput gajah.
Sedangkan alat-alat yang digunakan antara lain thermometer dan sangkar cuaca
(semacam kotak berlubang lubang).
-
PROSEDUR KERJA
1. Disiapkan semacam sangkar cuaca pada masing-masing penggunaan lahan
2. Diletakkan (digantung) thermometer pada sangkar cuaca pada masing-
masing penggunaan lahan pada ketinggian 120 cm dan 200 cm.
Dihindarkan thermometer terkena radiasi atau sinar matahari langsung
3. Dicatat suhu udara setiap jam selama 3 hari (lembar pencatatan ada
dibagian lampiran)
4. Dibuat grafik hubungan suhu udara (sumbu Y) dan waktu (sumbu X).
kemudian ditentukan besarnya dan waktu suhu maksimum dan minimum.
-
15
20
25
30
35
40
45
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
S
u
h
u
0
C
Waktu
5 cm
25 cm
50 cm
75 cm
100 cm
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Lahan Tegalan :
(Grafik 1)
Suhu udara di lahan tegalan pada 5 ketinggian
-
15
20
25
30
35
40
45
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
S
u
h
u
0
C
Waktu
5cm
25cm
50cm
75cm
100cm
Ketinggian Hari Suhu Maksimun Pada Jam Suhu Minimum Pada Jam
5 cm 3 31 0C Pada 13.00
50 cm 3 22 0C Pada 01.00
Kebun Campur
(Grafik 2)
Suhu udara di lahan kebun campur pada 5 ketinggian
-
15
20
25
30
35
40
45
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
S
u
h
u
0
C
Waktu
5 cm
25 cm
50 cm
75 cm
100 cm
Rumput Gajah
(Grafik 3)
Suhu udara di lahan rumput gajah pada 5 ketinggian
Ketinggian Hari Suhu Maksimun Pada Jam Suhu Minimum Pada Jam
5 cm 3 26,5 0C Pada 16.00
50 cm dan 75 cm 1 23 0C Pada 17.00
-
15
20
25
30
35
40
45
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
S
u
h
u
0
C
Waktu
5 cm
25 cm
50 cm
75 cm
100 cm
Ketinggian Hari Suhu Maksimun Pada Jam Suhu Minimum Pada Jam
5 cm 2 32 0C Pada 11.00
3 20 0C Pada 17.00
Lahan Sawah
(Grafik 4)
Suhu udara di lahan sawah pada 5 ketinggian
-
15
20
25
30
35
40
45
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
S
u
h
u
0
C
Waktu
LahanTegalan
Lahan KebunCampur
LahanRumput GajahLahan Sawah
Suhu Udara Ketinggian 2 m
(Grafik 5)
Suhu udara pada ketinggian 2 m di 4 lahan
Ketinggian Hari Suhu Maksimun Pada Jam Suhu Minimum Pada Jam
5 cm 2 32 0C Pada 14.00
5 cm 3 22,5 0C Pada 17.00
-
15
20
25
30
35
40
45
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
1
8
.
0
0
1
9
.
0
0
2
0
.
0
0
2
1
.
0
0
2
2
.
0
0
2
3
.
0
0
2
4
.
0
0
0
1
.
0
0
0
2
.
0
0
0
3
.
0
0
0
4
.
0
0
0
5
.
0
0
0
6
.
0
0
0
7
.
0
0
0
8
.
0
0
0
9
.
0
0
1
0
.
0
0
1
1
.
0
0
1
2
.
0
0
1
3
.
0
0
1
4
.
0
0
1
5
.
0
0
1
6
.
0
0
1
7
.
0
0
S
u
h
u
0
C
Waktu
LahanTegalan
LahanKebunCampuranLahanRumputGajahLahanSawah
Suhu Udara Ketinggian 1.2 m
(Grafik 6)
Suhu udara pada ketinggian 1,2 m di 4 lahan
Lahan Hari Suhu Maksimun pada Jam Suhu Minimum pada Jam
Lahan Rumput
Gajah
2 42 0C Pada 12.00 -
Lahan Tegalan 2 - 20 0C Pada 17.00
-
Lahan Hari Suhu Maksimun pada Jam Suhu Minimum pada Jam
Rumput Gajah 3 39,5 0C Pada 12.00
Rumput Gajah 2 21,5 0C Pada 18.00
-
B. Pembahasan
Panas yang diterima oleh permukaan tanah dari lahan sawah, tegalan,
rumput gajah dan kebun campur ketika diteruskan ke dalam lapisan tanah yang
lebih dalam akan memerlukan waktu. Untuk mengetahui tiap lapisan maka perlu
pengamatan temperatur atau suhu tanah pada tiap kedalaman yaitu 5, 25, 50, 75,
dan 100 cm, dengan memakai alat termometer pengukur suhu tanah. Temperatur
maksimum pada lapisan tanah yang dalam akan mengalami keterlambatan waktu
terhadap temperatur maksimum permukaan tanah sehingga mengindikasikan
kenaikkan dan penurunan suhu tanah akan senantiasa berkorelasi secara linier
terhadap tingkat kedalaman tanah. Pada tanah terbuka seperti lahan sawah, rumput
gajah dan tegalan, semakin dalam tanah maka senatiasa terlambat dalam
menerima panas, sehingga pada intensitas suhu lingkungan yang tinggi pada
tengah hari membuat suhu tanah pada kedalaman 100 cm selalu lebih rendah
dibandingkan dengan kedalaman lainnya, sedangkan pada malam hari tanah
dengan kedalaman paling dalam lebih lama membuang panas sehingga tanah
kedalaman 100 cm suhunya lebih tinggi dibandingkan dengan kedalaman lainnya
secara linier (AAK, 1983).
Mengambil suhu pada tempat yang terlindung seperti kebun campur ada
baiknya sering mengukur suhu tanah pada lapisan tanah yang telah disediakan
misalnya kedalaman 5 cm, 25 cm, 50 cm, 75 cm dan 100 cm yang menampakkan
perkembangan suhu tanah yang jarang berfluktuasi terhadap penerimaan dan
pembuangan panas, hal ini karena intrusi dan perambatan panas sinar matahari
senantiasa terhalang oleh vegetasi pepohonan disekelilingnya sepanjang hari dan
malam di dekat tanah (Waryono dkk. 1987).
-
Keadaan suhu udara pada suatu tempat dipermukaan bumi akan ditentukan
oleh faktor-faktor berikut:
Lama penyinaran matahari
Semakin lama matahari memancarkan sinarnya disuatu daerah, maka semakin
banyak panas yang diterima. Keadaan atmosfer yang cerah sepanjang hari akan
lebih panas daripada jika hari itu berawan sejak pagi.
Kemiringan sinar matahari
Pada suatu tempat apabila posisi matahari dalam keadaan tegak lurus di atas
tempat tersebut, maka radiasi matahari yang diberikan lebih besar dan suhu pada
tempat tersebut juga akan semakin tinggi, dibandingkan dengan tempat yang
posisi mataharinya cenderung miring.
Keadaan awan
Adanya awan di atmosfer akan menyebabkan berkurangnya radiasi matahari yang
diterima di permukaan bumi. Karena radiasi yang mengenai awan, oleh uap air
yang berada di dalam awan tersebut akan dipencarkan, dipantulkan, dan diserap
(Swarinoto,2011).
Suhu udara sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari permukaan laut
dan jarak dari pantai. Sebagai contoh di Pusakanegara (daerah pantai) mempunyai
suhu maksimum 32C dan minimum 22C, sedangkan di Mojowarno (inland
plain) suhu maksimum mencapai 33C pada bulan Oktober dan minimum hampir
20C pada Juli-Agustus. Suhu kisaran harian di pantai antara 6-9C sedangkan di
pedalaman (inland plain) antara 8-12C (Lakitan, 1994). Faktor-faktor yang
mempengaruhi variasi atau fluktuasi suhu menurut Daldjoeni, (1983) antara lain:
a. Intensitas cahaya atau jumlah radiasi yang diterima bumi,
-
b. Sudut datang reaksi,
c. Jenis permukaan,
d. Warna permukaan,
e. Struktur permukaan serta situasi vegetasi,
f. Pengaruh ketinggian tempat,
g. Angin
h. Panas laten
Berdasarkan hasil pengamatan suhu udara pada lahan sawah, lahan
tegalan, lahan rumput gajah yang terletak di belakang laboratorium riset dan lahan
kebun campur pada dasarnya menunjukkan hasil pengamatan yang bervariasi. Hal
ini dapat saja dipengaruhi intensitas radiasi diberbagai tempat dan jenis vegetasi
yang menumbuhinya. Data pengamatan pada lahan tegalan (Grafik 1)
menunjukkan bahwa suhu maksimum yang tercatat adalah pada hari ketiga jam
13.00 dengan suhu 31C pada kedalaman tanah 5 cm, dan suhu minimum tercatat
pada hari ketiga jam 01.00 dengan suhu 22 C pada ketinggian 50 cm diatas tanah.
Pengamatan yang dilakukan pada lahan kebun campur (Grafik 2), menunjukkan
hasil bahwa suhu maksimum yang dicapai adalah hari ketiga jam 16.00 dengan
suhu 26,5 C pada kedalaman 5 cm, sedangkan untuk suhu minimum dicapai pada
hari pertama jam 17.00 dengan suhu 23C pada ketinggian 50 cm. Selanjutnya
pengamatan pada lahan rumput gajah (Grafik 3) menunjukkan bahwa suhu udara
maksimum dicapai pada hari kedua jam 11.00 dengan suhu 32 C pada ketinggian
5 cm, sedangkan suhu minimum dicapai dihari ketiga juga dengan suhu 20 C
pada jam 17.00 pada kedalaman 5 cm. Data suhu udara pada lahan sawah (Grafik
4) menunjukkan suhu udara maksimum dicapai pada hari kedua jam 14.00 dengan
-
suhu 32C pada ketinggian 5 cm, sedangkan suhu minimum dicapai pada hari
ketiga jam 17.00 dengan suhu 22,5 C pada kedalaman 5 cm.
Selanjutnya dilakukan pengamatan suhu udara pada keempat lahan atau
tempat tersebut pada ketinggian 200 cm, diperoleh hasil (Grafik 5) bahwa suhu
maksimum tercatat pada lahan rumput gajah yaitu 42C jam 12.00 hari kedua dan
suhu minimum diperoleh dari lahan tegalan dengan suhu 20C jam 17.00 hari
kedua. Pengamatan suhu udara dilakukan pada ketinggian 120 cm di empat lahan
tersebut, diperoleh hasil (Grafik 6) untuk suhu maksimum diperoleh dari lahan
rumput gajah yaitu 39,5 0C jam 12.00 hari ketiga dan suhu minimum diperoleh
dari lahan rumput gajah yaitu 21,5 0C jam 18.00 hari keuda. Adanya perbedaan ini
disebutkan oleh Chambers (1987) bahwa rata-rata siklus harian suhu udara atau
irama antara siang dan malam mengikuti suhu permukaan daratan dan
menggambarkan neraca radiasi matahari datang dan neraca radiasi bumi yang
keluar.
Walaupun suhu udara rata-rata harian bervariasi mengikuti suhu
permukaan bumi, kisaran paling besar terdapat didekat permukaan bumi dan
kisaran mengecil bila menjauhi permukaan bumi. Kisaran harian besar pada hari
yang cerah daripada hari-hari yang tertutup awan. Pada hari yang cerah, radiasi
cepat sekali memanaskan bumi yang padat, dan kemudian memanaskan udara
diatasnya. Pada malam yang cerah pula radiasi keluar dengan cepat dari bumi
mengakibatkan pendinginan yang besar. Langit yang tertutup awan mengurangi
radiasi matahari yang diterima, kemudian pemanasan pada siang hari dan
pendinginan pada malam hari terhalang. Pendinginan yang berkurang pada malam
hari mengakibatkan kurva harian agak mendatar. Dari penjelasan diatas telah
-
diperoleh, mengapa pada cuaca cerah suhu udara lebih tinggi daripada cuaca
mendung atau hujan, selain itu perubahan suhu pada cuaca yang berlainan karena
intensitas radiasi matahari saat cuaca mendung dan tertutup awan terhalang
sehingga mempengaruhi panas bumi dan mempengaruhi radiasi bumi
mengakibatkan berubahnya suhu udara. Sedangkan pada saat cuaca cerah dan
tidak berawan radiasi sinar matahari ke bumi tidak terhalang (Bourke, 1968).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran suhu pada permukaan
bumi:
1. Pengaruh lintang bumi, dimana suhu tertinggi terdapat di equator dan
terendah berada di kutub.
2. Untuk daratan suhu terendah pada musim dingin (winter) dan terpanas
pada musim panas (summer).
3. Teraturnya isotherm di belahan bumi selatan di banding dengan dibelahan
bumi utara.
4. Penyimpangan isotherm padasisi benua.
5. Pengaruh arus laut.
6. Pengaruh barisan gunung yang tinggi.
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa suhu tertinggi berada pada
kedalaman 200 cm ini sesuai dengan literatur suhu udara tertinggi yaitu berada
pada ketinggian 200 cm dikarenakan pada jarak tersebut intensitas penyinaran
lebih banyak atau lebih dekat dengan radiasi matahari. Dengan adanya hasil
tersebut maka hasil pengamatan menunjukan hasil praktikan sama dengan
literatur. Peningkatan suhu pada area persawahan sebagai akibat adanya genangan
air di dalam petakan, disebabkan permukaan air sebagai penerima radiasi surya,
-
akan menyimpan bahang lebih lama dibandingkan dengan permukaan tanah.
Bahang yang tersimpan akan dilepaskan perlahan-lahan sehingga dicapai
keseimbangan suhu, ketika bahang ini terlepas ke atmosfir menyebabkan
peningkatan suhu udara. (Tjasyono, 2004)
Pentingnya kita mengetahui kondisi suhu tanah dan pengukurannya karena
suhu tanah tertentu mempengaruhi untuk kehidupan tanaman , penjelasan berikut
akan memperjelas alasan dari tabel-tabel atau grafik pengamatan yang telah ada :
a) Titik 0 bagi tanaman, pada suhu dibawah 0 derajat ini, pertumbuhan
tanaman akan berhenti, biji-biji tidak akan berkecambah, berbagai biji
tanaman kekuatan berkecambahnya berlainan suhunya, misalnya untuk
gandum 0-30C, sedangkan untuk jagung 9-100C
b) Suhu minimum tanah bagi tanaman, tiap-tiap tanaman tidak akan dapat
berkembang pada suhu dibawah derajat minimal, suatu periode tanaman
menghendaki derajat minimal tersendiri. Umpamanya pada masa berbunga
jagung membutuhkan suhu minimal 100C sedangkan jagung tua
menghendaki suhu yang lebih tinggi lagi.
c) Suhu optimal tanah bagi tanaman, kecepatan tumbuh tanaman tergantung
dari suhu tanah yang dibatasi suhu tanah maksimal, diatas suhu tanah
maksimal tanaman sudah tidak tumbuh lagi, apalagi berproduksi. Pada
suhu tanah yang lebih tinggi daripada maksimum, sekalipun mendapat
irigasi atau siraman, tanaman itu tidak akan tumbuh. Untuk tanaman
didaerah tropis sudah tentu membutuhkan tanaman yang tahan panas.
d) Jumlah suhu tanah, sampai akhir lingkaran perkembangannya, tanaman
membutuhkan jumlah panas tertentu.
-
Dari pengamatan setiap hari selama 3 hari pada lahan sawah, tegalan,
rumput gajah dan kebun campur, dapat diketahui keadaan temperatur tanah secara
harian, rata-rata fluktuasi dan menurut musim. Dan dengan mengetahui fluktuasi
temperatur tanah, konduktivitas panas, serta kedalaman peredaman untuk setiap
macam tanah, maka dapat diperoleh informasi untuk merencanakan sistem tanam
terutama pada tanaman yang berakar dangkal (Daldjoeni, 1983).
-
KESIMPULAN
1. Suhu udara di 4 lahan di lahan tegalan pada ketinggian 1,2 m
Waktu Lahan
Tegalan
(0C)
Lahan
Kebun
Campu
r (0C)
Lahan
Rumpu
t Gajah
(0C)
Lahan
Sawah
(0C)
17.00 25 24 24.5 25.5
18.00 24 26 24.5 25
19.00 24 25 24 25
20.00 24.5 25 23.5 25
21.00 24 25 23.5 25
22.00 24 25 23.5 25
23.00 24.5 25 23.5 25
24.00 24 25 23.5 25
01.00 23.5 25 23 24
02.00 24 25 23 24.5
03.00 23.5 24.5 23.5 24.5
04.00 23.5 24 22.5 24.5
05.00 23 24 23 24.5
06.00 23.5 24.5 23 24.5
07.00 27 25 28.5 27
08.00 28 26 32 29.5
09.00 28.5 27.5 36.5 31
10.00 34.5 29.5 37.5 32.5
11.00 33.5 29 35 32
12.00 28 31 37 33
13.00 37 30 34 33
14.00 35.5 31 35 34
15.00 30.5 30 30.5 30.5
16.00 30 27 25 26
17.00 22.5 24 22 23
18.00 22 22.5 21.5 23
19.00 23 22.5 22 23
20.00 23 22.5 21.5 22.5
21.00 22.5 23 22 23
22.00 22.5 23 22 23
23.00 22.5 23.5 22 25
24.00 22.5 23.5 22 23
01.00 23 23.5 22 23
02.00 23 23.5 22.5 23.5
03.00 23 23.5 22.5 23.5
04.00 23 23 21.5 23.5
05.00 22.5 23 22 23.5
06.00 23 23.5 22 23.5
07.00 24 23,5 23 24
08.00 25 24 25 26
09.00 27 25,5 26.5 27
10.00 30 26,5 32.5 30
11.00 31.5 28,5 34.5 32
12.00 35 28,5 39.5 32
13.00 35.5 29 38 33
14.00 34.5 30 36 33
15.00 30 29 29.5 28.5
16.00 25.5 26,5 24 24.5
17.00 23 24 22.5 24
-
2. Suhu maksimum pada lahan tegalan di ketinggian 200 cm yaitu 37 0C dan
minimun yaitu 20 0C, dan suhu maksimun pada ketinggian 120 cm yaitu 35,5 0C
dan suhu minimun yaitu 22 0C. Suhu maksimum pada lahan kebun campur di
ketinggian 200 cm yaitu 29,5 0C dan minimun yaitu 21,5 0C, dan suhu maksimun
pada ketinggian 120 cm yaitu 31 0C dan suhu minimun yaitu 22,5 0C. Suhu
maksimum pada lahan sawah di ketinggian 200 cm yaitu 33,5 0C dan minimun
yaitu 22 0C, dan suhu maksimun pada ketinggian 120 cm yaitu 34 0C dan suhu
minimun yaitu 22,5 0C. Suhu maksimum pada lahan rumput gajah di ketinggian
200 cm yaitu 42 0C dan minimun yaitu 20 0C, dan suhu maksimun pada
ketinggian 120 cm yaitu 39,5 0C dan suhu minimun yaitu 21,5 0C.
-
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Kanisius, Yogyakarta.
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-dasar Klimatologi . PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Bourke, P.M.A. 1968. Introductoin the Aims of Agrometeorologi in
Agroklimatological Metthods. Proc, Of Reading Stmposium, UNESCO.
Chambers, R. E. 1987. Klimatologi Pertanian Dasar. Bagian Klimatologi
Pertanian Departemen Ilmu-Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Daldjoeni, N. 1986. Pokok-Pokok Klimatologi. Alumni, Bandung.
Swarinoto, Y.S dan Sugiyono. 2011. Pemanfaatan Suhu dan Kelembaban Udara
dalam Persamaan Regresi untuk Simulasi Prediksi Total Hujan Bulanan
di Bandar Lampung. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. Volume 12
No.3 hal 271-281.
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung.
-
Waryono dkk. 1987. Pengantar Meteorologi dan Klimatologi. Bina Ilmu, Surabaya.