case presentation
DESCRIPTION
anemiaTRANSCRIPT
Laporan KasusLaporan Kasus
ANEMIA DEFISIENSI BESI ANEMIA DEFISIENSI BESI + +
HIPERALDOSTERONISME PRIMERHIPERALDOSTERONISME PRIMER
FitriyaniFitriyani
Ichram Riyadi
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS IPROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS IILMU PENYAKIT DALAM FK UNSRI/RSMH ILMU PENYAKIT DALAM FK UNSRI/RSMH
PALEMBANGPALEMBANG20132013
ANEMIA DEFISIENSI
BESI
ANEMIA DEFISIENSI
BESI
Anemia akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi yang kosong sehingga pembentukan hemoglobin berkurang
Anemia akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi yang kosong sehingga pembentukan hemoglobin berkurang
Sering dijumpai di negara berkembang, terutama Indonesia
Pria > wanita tak hamil Wanita hamil 46-92%
Sering dijumpai di negara berkembang, terutama Indonesia
Pria > wanita tak hamil Wanita hamil 46-92%
PrevalensiPrevalensi
DefinisiDefinisi
CausaCausa
Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun
Faktor nutrisi Kebutuhan besi meningkat Gangguan absorbsi besi
Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun
Faktor nutrisi Kebutuhan besi meningkat Gangguan absorbsi besi
HIPERALDOS-TERONISME
PRIMER
HIPERALDOS-TERONISME
PRIMER
Sindrom yang disebabkan oleh hipersekresi aldosteron yang tak terkendali umumnya berasal dari kelenjar korteks adrenal
Sindrom yang disebabkan oleh hipersekresi aldosteron yang tak terkendali umumnya berasal dari kelenjar korteks adrenal
1-2 % populasi hipertensi Wanita >> Pria Usia pertengahan
1-2 % populasi hipertensi Wanita >> Pria Usia pertengahan
PrevalensiPrevalensi
DefinisiDefinisi
CausaCausa
Hiperplasi kelenjar kortek adrenal Adenoma unilateral Karsinoma adrenal
Hiperplasi kelenjar kortek adrenal Adenoma unilateral Karsinoma adrenal
Laporan KasusLaporan Kasus
Seorang Seorang pperempuan berusia 45 tahun denganerempuan berusia 45 tahun dengan
ANEMIA DEFISIENSI BESI + HIPERALDOSTERONISME ANEMIA DEFISIENSI BESI + HIPERALDOSTERONISME PRIMERPRIMER
Laporan KasusLaporan Kasus
Seorang Seorang pperempuan berusia 45 tahun denganerempuan berusia 45 tahun dengan
ANEMIA DEFISIENSI BESI + HIPERALDOSTERONISME ANEMIA DEFISIENSI BESI + HIPERALDOSTERONISME PRIMERPRIMER
Kasus ini diangkat karena
masalah sulitnya menegakkan etiologi dan penatalaksanaan yang tepat pada penderita
Kasus ini diangkat karena
masalah sulitnya menegakkan etiologi dan penatalaksanaan yang tepat pada penderita
ANAMNESIS
Identitas Penderita Ny. YA/ 45 tahun Alamat Jl. Belida Raya
No. 16 RT.67 RW 19 Pusri
Sako, Palembang Berobat ke poliklinik RSMH 14 Februari 2012
Keluhan Utama Badan lemas sejak 6 bulan yang lalu sebelum datang ke RSMH
5 tahun yang lalu
Riwayat Perjalanan PenyakitRiwayat Perjalanan Penyakit
Badan kadang-kadang lemas, kesemutan (+), kram (+), kaku (+) di kedua tangan dan tungkai
Sesak nafas jika beraktivitas berat (-), cepat lelah (-), berkeringat banyak (-), berdebar-debar (+), nafsu makan biasa, penurunan berat badan (-)
BAB cair (-), BAB berlendir disertai darah (-), BAK biasa Sakit kepala (+), penurunan keadaran (-), bicara pelo (-)
mulut mengot (-), demam (-), kejang (-) Os berobat ke spesialis. Os dikatakan sakit hipertiroid,
kurang kalium, darah tinggi. Os diberi obat PTU 1 x 1, amlodipine 1 x 1, KCl 1 x 1, lansoprazole 1 x 1, antasida 3 x 1 sendok makan. Selanjutnya os kontrol rutin ke poli. Keluhan badan lemas berkurang.
Badan kadang-kadang lemas, kesemutan (+), kram (+), kaku (+) di kedua tangan dan tungkai
Sesak nafas jika beraktivitas berat (-), cepat lelah (-), berkeringat banyak (-), berdebar-debar (+), nafsu makan biasa, penurunan berat badan (-)
BAB cair (-), BAB berlendir disertai darah (-), BAK biasa Sakit kepala (+), penurunan keadaran (-), bicara pelo (-)
mulut mengot (-), demam (-), kejang (-) Os berobat ke spesialis. Os dikatakan sakit hipertiroid,
kurang kalium, darah tinggi. Os diberi obat PTU 1 x 1, amlodipine 1 x 1, KCl 1 x 1, lansoprazole 1 x 1, antasida 3 x 1 sendok makan. Selanjutnya os kontrol rutin ke poli. Keluhan badan lemas berkurang.
2 tahun yang lalu
Os mengeluh kembali lemas , kelemahan pada kedua tungkai sehingga sulit untuk berjalan tidak ada, sesak nafas tidak ada, berdebar-debar (-), mual dan muntah (-), Sulit menelan (-).
Os sedang hamil 12 minggu anak ke 5 mengalami perdarahan dari rahim, Os lalu berobat ke spesialis Kandungan dan os dirawat untuk dilakukan kuret. Os dirawat selama 3 hari. Dan pulang dengan perbaikan. Dikatakan karena kelelahan.
Os mengeluh kembali lemas , kelemahan pada kedua tungkai sehingga sulit untuk berjalan tidak ada, sesak nafas tidak ada, berdebar-debar (-), mual dan muntah (-), Sulit menelan (-).
Os sedang hamil 12 minggu anak ke 5 mengalami perdarahan dari rahim, Os lalu berobat ke spesialis Kandungan dan os dirawat untuk dilakukan kuret. Os dirawat selama 3 hari. Dan pulang dengan perbaikan. Dikatakan karena kelelahan.
6 bulan yang lalu
Os mengeluh badan kembali lemas , kelemahan pada kedua tungkai sehingga sulit untuk berjalan tidak ada, pusing dan berkunang-kunang ada, jantung berdebar ada, mual ada, muntah tidak ada, nyeri ulu hati ada,
BAB hitam tidak ada, muntah hitam tidak ada, BAK biasa. Pada pemeriksaan darah di poli RSMH os dikatakan sakit anemia,darah tinggi, kurang kalium.
Os disaranakan kontrol rutin untuk mencari penyebab penyakitnya. Os masih mendapat obat valsartan 1x1, amlodipine 1x1, spironolakton 1x1, aspirin 1x1 , KCL 1x1, Lansoprazole 1x1, Antasida 3x1 sendok makan
Os mengeluh badan kembali lemas , kelemahan pada kedua tungkai sehingga sulit untuk berjalan tidak ada, pusing dan berkunang-kunang ada, jantung berdebar ada, mual ada, muntah tidak ada, nyeri ulu hati ada,
BAB hitam tidak ada, muntah hitam tidak ada, BAK biasa. Pada pemeriksaan darah di poli RSMH os dikatakan sakit anemia,darah tinggi, kurang kalium.
Os disaranakan kontrol rutin untuk mencari penyebab penyakitnya. Os masih mendapat obat valsartan 1x1, amlodipine 1x1, spironolakton 1x1, aspirin 1x1 , KCL 1x1, Lansoprazole 1x1, Antasida 3x1 sendok makan
RiwayatPenyakit
Dahulu
RiwayatPenyakit
Dahulu
• Riwayat menggunakan obat melancarkan buang air kecil disangkal.
• Riwayat darah tinggi baru diketahui sejak 5 tahun yang lalu. Os kontrol rutin ke poli RSMH.
• Riwayat sakit maag ada sejak usia 15 tahun yang lalu, sembuh dengan obat maag yang dijual bebas.
•
• Riwayat menggunakan obat melancarkan buang air kecil disangkal.
• Riwayat darah tinggi baru diketahui sejak 5 tahun yang lalu. Os kontrol rutin ke poli RSMH.
• Riwayat sakit maag ada sejak usia 15 tahun yang lalu, sembuh dengan obat maag yang dijual bebas.
•
RiwayatPenyakit
Dahulu
RiwayatPenyakit
Dahulu
• Riwayat perdarahan 3 kali pada kehamilan anak ke-2 tahun 1996 ,anak ke 4 tahun2001 ,dan ke 5 tahun 2010. Dilakukan tindakan kuret oleh Spesialis kandungan.
• Riwayat diare dan muntah-muntah sebelumnya disangkal.
• Riwayat perdarahan 3 kali pada kehamilan anak ke-2 tahun 1996 ,anak ke 4 tahun2001 ,dan ke 5 tahun 2010. Dilakukan tindakan kuret oleh Spesialis kandungan.
• Riwayat diare dan muntah-muntah sebelumnya disangkal.
RiwayatPenyakit Keluarga
RiwayatPenyakit Keluarga
RiwayatSosial
Ekonomi
RiwayatSosial
Ekonomi
Riwayat darah tinggi dalam keluarga ada yaitu bapak, ibu, saudara kandung ke 1,2 os.
Riwayat darah tinggi dalam keluarga ada yaitu bapak, ibu, saudara kandung ke 1,2 os.
Os ibu dari 2 orang anak bekerja sebagai PNSSuami os Bekerja sebagai konsultan, mendapat gaji setiap bulannya Os tinggal di rumah sendiri
Kesan : status ekonomi cukup
Os ibu dari 2 orang anak bekerja sebagai PNSSuami os Bekerja sebagai konsultan, mendapat gaji setiap bulannya Os tinggal di rumah sendiri
Kesan : status ekonomi cukup
RiwayatGizi &
Kebiasaan
RiwayatGizi &
Kebiasaan
• Riwayat pola makan yang tidak teratur dan kurang dari segi kualitas (mengurangi makan daging, pisang, sayuran) dan kuantitas ada sejak 5 tahun yang lalu.
• Riwayat pola makan yang tidak teratur dan kurang dari segi kualitas (mengurangi makan daging, pisang, sayuran) dan kuantitas ada sejak 5 tahun yang lalu.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Tampak sakit sedang Sensorium : Compos mentisTekanan darah : 160/90 mmHgNadi : 84 x/m, reguler, isi & tekanan cukup Pernafasan : 18 x/mTemperatur : 37 ºCTinggi badan : 160 CmBerat badan : 50 kgRBW : 92,5 % (underweight) IMT : 19,5 kg/m2 (status gizi cukup)
Keadaan umum
Tampak sakit sedang Sensorium : Compos mentisTekanan darah : 160/90 mmHgNadi : 84 x/m, reguler, isi & tekanan cukup Pernafasan : 18 x/mTemperatur : 37 ºCTinggi badan : 160 CmBerat badan : 50 kgRBW : 92,5 % (underweight) IMT : 19,5 kg/m2 (status gizi cukup)
Keadaan SpesifikKeadaan Spesifik
Kepala Mata : Konjungtiva palpebra pucat (+) , sklera
ikterik (-), eksoftalmus (+), lid lag (-), lid traction (-)
Mulut : Angular cheilosis (-), atrofi papil lidah (-) Leher : JVP (5-2) cm H20,
pembesaran KGB (-), struma (-)
Lanjutan …………Lanjutan …………
Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tak terlihat Palpasi : Ictus cordis tak teraba Perkusi : Batas atas ICS II, batas kanan LS dextra, batas kiri LMC sinistra Auskultasi : HR 84 x/mnt, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Inspeksi : Statis dan dinamis simetris kanan & kiri Palpasi : Stemfremitus kanan = kiri Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronki (-) wheezing (-)
Abdomen : Inspeksi : Datar, striae (-)Palpasi : Lemas, nyeri tekan epigastrik (-),
hepar dan lien tak terabaPerkusi : TympaniAuskultasi : Bising usus menurun
Ekstremitas : edema pretibial (-), telapak tangan pucat (-)
Kekuatan ekstremitas superior 5Kekuatan ekstremitas inferior 5ROM aktif dan pasif tidak terbatas
Subjektif Nilai Gejala Objektif Nilai
Ada Tidak ada
Dispnoe d’effort +1 Stuma (tiroid teraba) +3 -3
Palpitasi +2 Bruit tiroid +2 -2
Capai/lelah +2 Eksoptalmus +3 0
Suka panas -5 Gerakan hiperkinetis +4 -2
Suka dingin +5 Lid lag +1 0
Keringat banyak +3 Lid traction +2 0
Nervous -2 Telapak tangan hangat +2 -2
Nafsu makan (+) +3 Telapak tangan dingin +1 -1
Nafsu makan (-) -3 Fibrilasi atrium +4 0
BB (+) -3 Nadi < 80x.m 0 -3
BB(-) +3 80 – 90x/m 0 0
> 90x/m +3 0
Jumlah +14 -7
INDEX WAYNE SKOR = 7 ( <10 eutiroid, 10-19 ragu-ragu, >19 hipertiroid )
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium RSMH (18 Februari 2013)
Hb 8,4 gr/dl MCV 62 fLEritrosit 4.630.000/mm3 MCH 18 pgHt 29 vol% MCHC 28 g/dlLeukosit 6.700/mm3 Retikulosit 1,1 %LED 70 mm/jam Trombosit 274.000/mm3Diffcount 0/0/0/63/30/7
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium RSMH (18 Februari 2013)
SGOT 29 U/L T4 159,4 nmol/LSGPT 22 U/L FT4 20 pmol/LCa 8,4 mmol/L TSH 2,6 µIU/mLNa 146 mEq/L Gambaran darah tepi :K 1,9 mEq/L Eritrosit : mikrositik, hipokromT3 1,53 nmol/L Leukosit : jumlah dan bentuk
normalFT3 13,65 pmol/L Trombosit : jumlah dan bentuk
normalKesan : Anemia mikrositik hipokrom
Kesan : HipokalemiaKesan : Hipokalemia
EKG
Sinus rhytme, aksis normal, HR 83x/menit, PR interval 0,16 detik, QRS kompleks 0,06 detik, R/S di V1 < 1, S di V1 + R di V5/v6 <35, segmen ST depresi di lead I, II, III, aVF, V5,V6, T slurred (+) V4-V6, gel U (-)Kesan : Hipokalemia
Ekokardiografi ( 14 Februari 2013)
LVH (-)NormokinetikEF 67%Fungsi diastolik normalMR moderate
LVH (-)NormokinetikEF 67%Fungsi diastolik normalMR moderate
- Anamnesa : Badan lemas, mudah lelah- Pem Fisik : konungtiva palpebra pucat (+),- Pem Labor : Hb 8,4 gr/dl, MCH 19 picogram,
MCV 62 mikrogram, MCHC 28 %
- Anamnesa : Badan lemas, mudah lelah- Pem Fisik : konungtiva palpebra pucat (+),- Pem Labor : Hb 8,4 gr/dl, MCH 19 picogram,
MCV 62 mikrogram, MCHC 28 %
Serum besiTIBCFeritin
Serum besiTIBCFeritin
Rencana Terapi
Rencana Terapi
Rencana Edukasi
Rencana Edukasi
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, rencana pemeriksaan, penatalaksaan selanjutnya.
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, rencana pemeriksaan, penatalaksaan selanjutnya.
Rencana DiagnosisRencana
Diagnosis
--Anemia
Hipokrom Mikrositer
Anemia Hipokrom Mikrositer
- Anamnesa : Badan lemas
- Pem Fisik : (-)
- Pem Labor: Kalium = 1,9 mmol/l
- Anamnesa : Badan lemas
- Pem Fisik : (-)
- Pem Labor: Kalium = 1,9 mmol/l
Kalium serum tiap 1 bulanKalium urin 24 jamAnalisa gas darahKonsul divisi ginjal hipertensi
Kalium serum tiap 1 bulanKalium urin 24 jamAnalisa gas darahKonsul divisi ginjal hipertensi
Rencana Terapi
Rencana Terapi
Rencana Edukasi
Rencana Edukasi
Menjelaskan kepada keluarga dan pasien tentang penyakit, diet yang dianjurkan, tindakan yang dilakukan dan efek sampingnya.
Menjelaskan kepada keluarga dan pasien tentang penyakit, diet yang dianjurkan, tindakan yang dilakukan dan efek sampingnya.
Rencana DiagnosisRencana
Diagnosis
K-Aspartat 3 x 300 mgKCl 1 x 600 mg
K-Aspartat 3 x 300 mgKCl 1 x 600 mg
HipokalemiaHipokalemia
- Anamnesa : Sakit kepala
- Pem Fisik : TD = 160/90
- Pem Labor: (-)
- Anamnesa : Sakit kepala
- Pem Fisik : TD = 160/90
- Pem Labor: (-)
Konsul divisi ginjal hipertensiKonsul divisi ginjal hipertensi
Rencana Terapi
Rencana Terapi
Rencana Edukasi
Rencana Edukasi
Menjelaskan kepada keluarga dan pasien tentang penyakit, diet yang dianjurkan, tindakan yang dilakukan dan efek sampingnya
Menjelaskan kepada keluarga dan pasien tentang penyakit, diet yang dianjurkan, tindakan yang dilakukan dan efek sampingnya
Rencana DiagnosisRencana
Diagnosis
Captopril 3 x 25 mgAmlodipin 1 x 5 mg
Captopril 3 x 25 mgAmlodipin 1 x 5 mg
HipertensiStage 2
HipertensiStage 2
DIAGNOSIS SEMENTARADIAGNOSIS SEMENTARA
Anemia hipokrom mikrositer + Hipokalemia e.c. ekstra renal loss + Hipertensi stage 2
DIAGNOSIS BANDINGDIAGNOSIS BANDING Anemia hipokrom mikrositer + Hipokalemia e.c. renal
loss + Hipertensi stage 2
Anemia hipokrom mikrositer + Hiperaldosteronisme primer
DIAGNOSIS SEMENTARADIAGNOSIS SEMENTARA
Anemia hipokrom mikrositer + Hipokalemia e.c. ekstra renal loss + Hipertensi stage 2
DIAGNOSIS BANDINGDIAGNOSIS BANDING Anemia hipokrom mikrositer + Hipokalemia e.c. renal
loss + Hipertensi stage 2
Anemia hipokrom mikrositer + Hiperaldosteronisme primer
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAANPENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
Nonfarmakologi Diet tinggi kalium 1 gram/hari Edukasi
FarmakologiK l-Aspartat 3 x 300 mgKCl 1 x 600 mgCaptopril 3 x 25 mgAmlodipin 1 x 5 mg
Nonfarmakologi Diet tinggi kalium 1 gram/hari Edukasi
FarmakologiK l-Aspartat 3 x 300 mgKCl 1 x 600 mgCaptopril 3 x 25 mgAmlodipin 1 x 5 mg
RENCANA PEMERIKSAAN
RENCANA PEMERIKSAAN
Kalium urinAnalisa gas darahSI, TIBC, feritin serumKalium serum post koreksiTes BenzidinFeses rutinMonitor EKG
Kalium urinAnalisa gas darahSI, TIBC, feritin serumKalium serum post koreksiTes BenzidinFeses rutinMonitor EKG
Tanggal 26 Februari 2013
S : Badan lemas
O : Keadaan UmumSensoriumTD (mmHg)Nadi (x/m)RR Suhu
Keadaan SpesifikKepalaLeher
Thoraks
sakit sedangCompos mentis150/90 mmHg84 x/mnt, reguler, isi & tekanan cukup18x/mnt36,3 0
Konj palp pucat (+), sklera ikterik (-)JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)Cor : HR 84x/m, reguler, murmur (-), gallop (-)Pulmo: vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen
Ekstremitas
Datar, lemas, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, NT epigastrium (-), bising usus (+) normal
Edema pretibia (-), telapak tangan pucat (-)
Kekuatan ekstremitas superior 5Kekuatan ekstremitas inferior 5
ROM aktif tidak terbatas, ROM pasif tidak terbatas
Pemeriksaan penunjang
Kalium urine 35,0 mmol/24 jam ( 25-125 mmol/24 jam)Ureum 16 µg/LKreatinin 0,7 mg/dlAsam urat 5,2 mg/dl
Analisa Gas Darah pH : 7,54 (7,35 – 7,45) PCO2 : 52,7 mmHg (32,00 – 45,00)PO2 : 49,4 mmHg(75,00 – 105,00)HCO3- : 46,0 mmol/l (22,0-26,0)TCO2 : 47,7 mmol/lNa: 140,0 mmol/l (136,0-146-0)K: 2,5 mmol/l (3,50-5,10)Kesan: Alkalosis metabolik
Konsul Divisi Ginjal Hipertensi
Kesan : Hipokalemia ec. renal loss DD/ Hiperaldosteronisme primerSaran :- Terapi teruskan- Cek ulang kalium urine setelah kadar K serum normal- Cek klorida urin
A:Diagnosis Sementara
Diagnosis Banding
Anemia hipokrom mikrositer + Hipokalemia e.c. renal loss + Hipertensi stage 2
Anemia hipokrom mikrositer + Hiperaldosteronisme primer
P :
Rencanapemeriksaan
Nonfarmakologi Diet tinggi kalium 1 gram/hari
Farmakologi KCL 1 x 500 mg K Aspartat 3 x 1 Captopril 3 x 25 mg Amlodipin 1 x 5 mg
Klorida urinSI, TIBC, Feritin serumPeriksa kadar kalium serum post koreksiTes benzidine Feses rutin
Tanggal 28 Februari 2013
S : Badan lemas (-)
O : Keadaan UmumSensoriumTD (mmHg)Nadi (x/m)RR Suhu
Keadaan SpesifikKepalaLeher
Thoraks
sakit sedangCompos mentis150/80 mmHg84 x/mnt, reguler, isi & tegangan cukup22 x/mnt36,2 0
Konj palp pucat (-), sklera ikterik (-)JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)Cor : HR 84x/m, reguler, murmur (-), gallop (-)Pulmo: vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen
Ekstremitas
Datar, lemas, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, NT epigastrium (-), bising usus (+) normal
Edema pretibia (-), telapak tangan pucat (-)
Kekuatan ekstremitas superior 5Kekuatan ekstremitas inferior 5
ROM aktif tidak terbatas, ROM pasif tidak terbatas
Pemeriksaan penunjang
Feses rutin : Konsistensi : lunak Amoeba : negatifEritrosit : negatif Leukosit : 0-2Bakteri : positifTelur cacing : negatif, Darah samar : negatif
SI : 15 mikrogram/l (61-157 ug/l)Ferritin : 3,98 ng/ml (13-400 nm/ml)TIBC : 324 mikrogram/dl (112-346 ug/dl)SI/TIBC : 4 %
A:Diagnosis Sementara
Diagnosis Banding
Anemia defisiensi besi + Hipokalemia e.c. renal loss + Hipertensi stage 1
Anemia defisiensi besi + Hiperaldosteronisme primer
P :
Rencanapemeriksaan
Nonfarmakologi Diet tinggi kalium 1 gram/hari
Farmakologi Sulfas ferrosus 3 x 200 mcg KCL 3 x 500 mg Captopril 3 x 25 mg Amlodipin 1 x 5 mg
Klorida urinPeriksa kadar kalium serum post koreksi
Tanggal 05 April 2013
S : (-)
O : Keadaan UmumSensoriumTD (mmHg)Nadi (x/m)RR Suhu
Keadaan SpesifikKepalaLeher
Thoraks
Sakit sedangCompos mentis150/90 mmHg60 x/mnt, reguler, isi & tekanan cukup18 x/mnt37 0
Konj palp pucat (-), sklera ikterik (-)JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)Cor : HR 60x/m, reguler, murmur (-), gallop (-)Pulmo: vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen
Ekstremitas
Datar, lemas, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, NT epigastrium (-), bising usus (+) normal
Edema pretibia (-), telapak tangan pucat (-)
Kekuatan ekstremitas superior 5Kekuatan ekstremitas inferior 5
ROM aktif tidak terbatas, ROM pasif tidak terbatas
Pemeriksaan penunjang
Kalium: 2,8 mmol/lKlorida urin 88 mmol/24jam (110-250 mmol/24jam)
Kesan : Hipokalemia
Pemeriksaan penunjang
EKG
Sinus rhytme, aksis normal, HR 76x/menit, PR interval 0,16 detik, QRS kompleks 0,06 detik, R/S di V1 < 1, S di V1 + R di V5/v6 <35, segmen ST depresi (+), T slurred (+), gel U (-)Kesan : Hipokalemia
Konsul divisi Ginjal hipertensi
Kesan: Hiperaldosteronisme
Saran: Serum aldosterone, plasma renin Activity (PRA)
A:Diagnosis Sementara
Diagnosis Banding
Anemia defisiensi besi + Hiperaldosteronisme primer
Anemia defisiensi besi + Hiperaldosteronisme sekunder
P :
Rencanapemeriksaan
Nonfarmakologi Diet tinggi kalium 1 gram/hari
Farmakologi Sulfas ferrosus 3 x 200 mcg KCL 3 x 500 mg Captopril 3 x 25 mg ( tunda) Amlodipin 1 x 10 mg
Serum aldosteronPRAPeriksa kadar kalium serum post koreksiCT scan abdomen
Tanggal 07 juli 2013
S : (-)
O : Keadaan UmumSensoriumTD (mmHg)Nadi (x/m)RR SuhuKeadaan SpesifikKepalaLeherThoraks
Sakit sedangCompos mentis180/90 mmHg82 x/mnt, reguler, isi & tekanan cukup20 x/mnt37 0
Konj palp pucat (-), sklera ikterik (-)JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)Cor : HR 82x/m, reguler, murmur (-), gallop (-)Pulmo: vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen
Ekstremitas
Datar, lemas, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, NT epigastrium (-), bising usus (+) normal
Edema pretibia (-), telapak tangan pucat (-)
Kekuatan ekstremitas superior 5Kekuatan ekstremitas inferior 5
ROM aktif tidak terbatas, ROM pasif tidak terbatas
Pemeriksaan penunjang
Natrium: 142 mmol/l- Kalium: 3,0 mmol/l- Hb: 9,6 g/dl
Serum aldosterone : 22 ng/dl (2 - 9 ng/dl supine)PRA : 0,15 ng/dl (0.2 - 1.6 ng/mL/hr supine)AAR ( Aldosteron Renin Ratio) 143
Pemeriksaan penunjang
CT Scan Abdomen
Kesan : Tidak menunjukkan kelainan Organ-organ abdomen dalam batas normalNB : CT Scan dengan kontras pasien alergi
Konsul gizi
EKG
Sinus rhytme, aksis normal, HR 80x/menit, PR interval 0,16 detik, QRS kompleks 0,06 detik, R/S di V1 < 1, S di V1 + R di V5/v6 <35, ST – T change (-)Kesan : Normal EKG
Konsul Divisi Ginjal Hipertensi
Konsul Bagian Radiologi
Kesan : Hiperaldosteronisme primerSaran : Spironolaton 2x100 mg
Konfirmasi hasil CT scan dengan USG
A:Diagnosis Sementara
P:
Anemia defisiensi besi + Hiperaldosteronisme primer
Nonfarmakologi- Diet nasi biasa tinggi kalium 1 gram/hari - Edukasi Farmakologi
Sulfas ferrosus 3 x 200 mcg KCL 3 x 500 mg Captopril 3 x 25 mg Amlodipin 1 x 10 mg Spironolakton 2 x 100 mg
ANALISA KASUSANALISA KASUS
Anamnesis
Badan lemas, mudahLelah, R/ perdarahan saat Hamil anak ke 2, 4, 5R/ mengurangi makan daging
Anamnesis
Badan lemas, mudahLelah, R/ perdarahan saat Hamil anak ke 2, 4, 5R/ mengurangi makan daging
PemeriksaanFisik Konjungtiva palp.pucatAkral pucat
PemeriksaanFisik Konjungtiva palp.pucatAkral pucat
PemeriksaanPenunjang Hb 8,4 gr/dlMCH 18 picogramMCV 62 mikrogram MCHC 28 %SI : 15 ug/lFerritin : 3,98 ng/ml TIBC : 324 ug/dlSI/TIBC = 4 %
PemeriksaanPenunjang Hb 8,4 gr/dlMCH 18 picogramMCV 62 mikrogram MCHC 28 %SI : 15 ug/lFerritin : 3,98 ng/ml TIBC : 324 ug/dlSI/TIBC = 4 %
ANEMIA DEFISIENSI BESIANEMIA DEFISIENSI BESI
ANALISA KASUSANALISA KASUS
Anamnesis
Badan lemas, sakit Kepala mudah lelah, berdebar-debarR/ darah tinggi baru Diketahui 5 thn ygll
Anamnesis
Badan lemas, sakit Kepala mudah lelah, berdebar-debarR/ darah tinggi baru Diketahui 5 thn ygll
PemeriksaanFisik TD 160/90
PemeriksaanFisik TD 160/90
PemeriksaanPenunjangKalium 1,9 mmol/K+ urin 33 mmol/lAldosteron 22ng/dlRenin 0,15 ng/dlAAR 143CT scan abdomen NormalAVS
PemeriksaanPenunjangKalium 1,9 mmol/K+ urin 33 mmol/lAldosteron 22ng/dlRenin 0,15 ng/dlAAR 143CT scan abdomen NormalAVS
HIPERALDOSTERONISME PRIMERHIPERALDOSTERONISME PRIMER
KLASIFIKASI DERAJAT DEFISIENSI BESIKLASIFIKASI DERAJAT DEFISIENSI BESI
Defisiensi besi dapat dibagi menjadi 3 tingkatan:Defisiensi besi dapat dibagi menjadi 3 tingkatan:
Deplesi besi (iron depleted stute): cadangan besi Deplesi besi (iron depleted stute): cadangan besi menurun tetapi penyediaan besi untuk eritropoesis belum menurun tetapi penyediaan besi untuk eritropoesis belum tergangguterganggu
Eritropoesis defisiensi besi ( iron deficient erythropoiesis): Eritropoesis defisiensi besi ( iron deficient erythropoiesis): cadangan besi kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis cadangan besi kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis terganggu, tetapi belum timbul anemia secara laboratorik.terganggu, tetapi belum timbul anemia secara laboratorik.
Anemia defisiensi besi: cadangan besi kosong disertai Anemia defisiensi besi: cadangan besi kosong disertai anemia defisiensi besi.anemia defisiensi besi.
EtiologiEtiologi
Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari:dari:
- saluran cerna: - saluran cerna:
- saluran genitalia perempuan: menorrhagia atau metrorhagia.- saluran genitalia perempuan: menorrhagia atau metrorhagia.
- saluran kemih: hematuria- saluran kemih: hematuria
- saluran napas: hemoptoe.- saluran napas: hemoptoe.
Faktor nutrisi: akibat kurangnyajumlah besi total dalam makanan, Faktor nutrisi: akibat kurangnyajumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang tidak baik (makanan tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging).dan rendah daging).
Kebutuhan besi meningkat: seperti pada prematuritas, anak dalam Kebutuhan besi meningkat: seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan.masa pertumbuhan dan kehamilan.
Gangguan absorbsi besi: gastrektomi, tropical sprue ataukolitis Gangguan absorbsi besi: gastrektomi, tropical sprue ataukolitis kronik.kronik.
Metabolisme besi
TerutamaProteinhewan
+HCL :Fe x Fe ++
Fe+++ Fe++
MAKANAN
LAMBUNG
DUODENUMUSUS HALUS Fe++ +APOFERITIN
FERITIN
SEL MUKOSA
Fe++ β GLOBULIN
TRANSFERIN
Fe++ + PROTOPORFIRIN HEMEHEME + GLOBIN Hb
SUMSUM TULANG
HbFe++
SDMPLASMA
DISTRUKSISDM
Fe+++
FERITINFe +++
HEMOSIDERINFE+++
Klasifikasi derajat defisiensi besiKlasifikasi derajat defisiensi besi
Status anemiaStatus anemia Feritin Feritin serumserum
Besi ss Besi ss tulangtulang
ProtopofirProtopofirin eritrositin eritrosit
Saturasi Saturasi transferitransferi
nn
TIBCTIBC HbHb
Keseimbangan Keseimbangan besi negatifbesi negatif
↓↓ ↓↓ NN NN NN NN
Eritropoesis Eritropoesis def besidef besi
↓↓ ↓↓ ↑↑ ↓↓ ↑↑ NN
Anemia Anemia
def besidef besi↓↓ ↓↓ ↑↑ ↓↓ ↑↑ ↓↓, ,
mikrositik mikrositik hipokromikhipokromik
Deplesi besi: cadangan besi menurun tapi penyediaan besi utk eritropoesis belum tergangguEritropoesis def besi: cadangan besi kosong, penyediaan besi utk eritropoesis terganggu, tp belum timbul anemiaAnemia def besi: cadangan besi kosong, disertai anemia
Adrenal venous sampling in Adrenal venous sampling in right and left adrenal veinsright and left adrenal veins
Ada 6 subtipe hiperaldosteronisme primer, yaitu:
1. Aldosterone-producing adrenal adenomas (APA)
Terjadi pada kira-kira 40% kasus. Hiperaldosteronisme cenderung lebih berat, dengan hipertensi dan hipokalemia yang lebih jelas.
2. Idiopathic hyperaldosteronism (IHA)
Disebabkan oleh hiperplasia adrenal bilateral, terdapat pada 50-60% kasus. Secara umum, lebih ringan.
3. Primary adrenal hyperplasia (PAH) unilateral
Mempunyai kemiripan biokimia dengan APA, tetapi menunjukkan bentuk jarang hiperaldosteronisme.
4. Aldosterone-producing adrenocortical carcinoma
Merupakan penyebab yang jarang dari hiperaldosteronisme primer.
5. Familial hyperaldosteronism
Tipe I atau glucocorticoid-remediable aldosteronism (GRA) diturunkan sebagai trait dominan autosom yang tergantung dengan ACTH. Kelainan itu terjadi < 3% kasus hiperaldosteronisme primer. Tipe II juga diturunkan secara dominant autosom, namun tidak tergantung dengan ACTH.
6. Ectopic aldosterone-producing adenoma/carcinoma
Terjadi pada < 0,1% kasus.
Kandungan Potasium pada Bahan Makanan Kandungan Potasium pada Bahan Makanan
Jenis Makanan Takaran Kadar Potasium (mg)
Kentang bakar dengan kulit 1 buah ukuran sedang 721
Prunes, dried ½ gelas 633
Kismis ½ gelas 598
Prunes, juice 6 fl oz 530
Kacang Lima, digoreng ½ gelas 478
Pisang 1 buah ukuran sedang 467
Acorn squash ½ gelas 448
Juice tomat 6 fl oz 400
Jeruk 1 buah ukuran sedang 237
Kriteria diagnosis anemia defisiensi Kriteria diagnosis anemia defisiensi besibesi
1.1. Dua dari tiga parameter :Dua dari tiga parameter :
- Besi serum < 50 mg/dl- Besi serum < 50 mg/dl
- TIBC > 350 mg/dl- TIBC > 350 mg/dl
- Saturasi transferin < 15%- Saturasi transferin < 15%
1.1. Ferritin serum < 20 mg/dlFerritin serum < 20 mg/dl
2.2. Pengecatan sumsum tulang Pengecatan sumsum tulang hemosiderin (-) hemosiderin (-)
3.3. Dengan pemberian sulfas ferrosus 3 x 200 mg/hari Dengan pemberian sulfas ferrosus 3 x 200 mg/hari selama 4 minggu disertai kenaikan kadar Hb > 2 g/dlselama 4 minggu disertai kenaikan kadar Hb > 2 g/dl
8585
Nilai Normal elektrolit serum dan urineNilai Normal elektrolit serum dan urine
FaktorFaktor Nilai NormalNilai NormalKonsentrasi PlasmaKonsentrasi Plasma
KK
ClCl
CreatinineCreatinine
UreaUrea
Konsentrasi urineKonsentrasi urine
ClCl
NaNa
KK
Analisa gas Darah Analisa gas Darah
pHpH
HCO3HCO3
pCO2pCO2
3,5-5,5 mmol/l3,5-5,5 mmol/l
97-107 mmol/l97-107 mmol/l
0,5-1,1 mg/dl0,5-1,1 mg/dl
20-45 mg/dl20-45 mg/dl
30-120 mmol/l30-120 mmol/l
40-130 mmol/l40-130 mmol/l
30-110 mmol/l30-110 mmol/l
7.427.42±0.04±0.04
25±4 mmol/l25±4 mmol/l
39±4 mm Hg39±4 mm Hg
Dikutip dari Neprol Dial Transplant 14; 2957-2961,1999Dikutip dari Neprol Dial Transplant 14; 2957-2961,1999
Potasium Serum Gambaran EKG Keterangan
3,5 – 4,0 mEq/L - Gel U masih normal- Tidak spesifik untuk
hipokalemia
3,0 – 3,5 mEq/L - Gel U terlihat lebih
tinggi dari gel T
- Hipokalemia ada
2,5 – 3,0 mEq/L - Segmen ST me↓, gel
T mendatar, gel U
prominen
- Hipokalemia progresif
< 2,5 mEq/L - Kompleks QRS
menyempit, interval
PR memanjang
- Hipokalemia berat
Gambar Perubahan Gambar pada Hipokalemia