presentation case tifoid

Click here to load reader

Upload: yuke-putri

Post on 24-Sep-2015

366 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS DEMAM TIFOID

Oleh :Farhana Oktoriana1102009106

Kepanitraan Ilmu Kesehatan anak RSUD Soreang 2012LAPORAN KASUSDEMAM TIFOIDIDENTITAS PASIEN

Nama: An. M. IJenis kelamin: Laki-lakiTTL/ Usia: Bandung, 2 Agustus 2007 / 5 tahun 9 bulanAlamat: Jl. Cijaura Lebak Muncang, Ciwidey.Anak ke-: 3 dari 4 bersaudaraPendidikan: TK APekerjaan: PelajarAgama: IslamSuku bangsa: SundaTanggal masuk RS: 02-05-13Nomor RM: 432437Jenis pasien: SKTM

IDENTITAS KELUARGAAYAHNama : Tn. A. MUmur: 48 tahunPekerjaan: BuruhAlamat: Jl. Cijaura Lebak Muncang, CiwideyPenghasilan: Tidak menentu

IBUNama : Ny. A. WUmur: 40 tahunPekerjaan: Ibu rumah tanggaAlamat: Jl. Cijaura Lebak Muncang, CiwideyPenghasilan: -ANAMNESIS ( Alloanamnesa ayah dan ibu pasien )Keluhan utama : Demam

Perjalanan PenyakitRiwayat Penyakit DahuluSebelumnya, pasien pernah mengalami gejala yang sama. Lalu pasien sempat pergi ke dokter. Dokter mendiagnosis pasien tifus, kemudian pasien diberikan obat dan sembuh. 20 hari kemudian pasien mulai panas kembali dan mengalami gejala yang sama.Riwayat Penyakit dalam Keluarga/ Lingkungan sekitarnya yang ada hubungannya dengan penyakit sekarangPasien tinggal di rumah bersama 6 anggota keluarga yang lain. Tidak ada keluhan serupa pada anggota keluarga pasien. Di sekitar rumah pun tidak ada yang mengalami gejala seperti pasien.

Susunan Keluarga

Riwayat kehamilan dan kelahiran Kehamilan ini merupakan kehamilan yang diinginkan. Ibu tidak sakit saat hamil Pasien lahir spontan dan cukup bulan. Pasien lahir di rumah ditolong oleh paraji. Pada saat lahir pasien langsung menangis, warna kulit kemerahan dan tidak kuning. Berat badan saat lahir 2,5 Kg. Panjang pasien saat lahir tidak diukur.

Riwayat imunisasiBCG: 1 x ( usia 1 bulan)DPT: 3 xPolio: 4 xHep B: 3 xCampak: 1 x

Riwayat Makanan :Nasi lembekSayuranRiwayat tumbuh kembangGigi pertama tumbuh: 7 bulanDuduk Sendiri: 9 bulanBerdiri: 14 bulanBerjalan: 1,5 tahunBerbicara: 1 tahunSekolah: 5 tahun

PEMERIKSAAN FISIKKEADAAN UMUMKesadaran: Compos MentisKesan sakit: Sakit sedangBB: 15 kgStatus gizi: BB/U = -2 sd -3 SD ( Kesan Gizi Kurang )Tanda Vital ( Saat pertama kali diperiksa 03-05-2013 )Nadi : 100 x/menitNafas : 32 x/menitSuhu : 37,3 CTekanan darah: 110/60 mmHg

Pemeriksaan KhususKepala: Tidak ada deformitas, rambut hitam lurus, tidak mudah dicabut.Mata: Palpebra tidak udem, konjungtiva tidak anemis ataupun hiperemis, sklera tidak ikterik, tidak terdapat sekret.Hidung: Sekret (+), pernafasan cuping hidung (-)Telinga : Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sekretMulut: Detritus (+)Perioral cyanosis: tidak ada Lidah: lidah kotor, tepi hiperemis, tremor tidak adaTonsil : T1-T1, tenangLeher: KGB tidak teraba, retraksi suprasternal tidak adaThoraxParu-paruInspeksi : Bentuk dan gerak simetris, retraksi intercostal tidak adaPalpasi: Simetris kiri-kananPerkusi: Sonor pada kedua lapangan paruAuskultasi: Vesikular +/+, Rhonci -/-, Wheezing -/-, Slym -/-

JantungInspeksi : Iktus cordis terlihatPalpasi: Iktus cordis teraba di sedikit medial ICS V LMCSPerkusi: Tidak dilakukan karena anak kurang kooperatifAuskultasi: BJ I-II murni regulerAbdomenInspeksi: Datar, retraksi epigastrium tidak ada, rose spot tidak adaPalpasi: Lembut, turgor kulit baik, Hepar teraba 4 cm dibawah arcus costarum, Lien tidak teraba, Nyeri tekan ( + )Perkusi: TympaniAuskultasi: Bising usus (+) normalAlat genital : tidak diperiksaEkstremitas : akral hangat, CRT = 1/160)

Biakan salmonellaDarah / Sumsum tulang / Kel.limfe / jaringan fagosit : (+)Urin/feses : sesudah bakteremia sekunder

( Sumarmo 2010 )PENATALAKSANAANUmum : Tirah baringDiet makanan lunak, tidak asam atau pedas untuk mencegah terjadinya perdarahan usus. Diet rendah serat, tinggi protein, dan meningkatkan status gizi pasien.Khusus :antibiotik dicoba terlebih dahulu dengan menggunakan kloramfenikol yang merupakan drug of choice untuk pasien demam tifoid, namun dapat diberikan antibiotik lain bila pasien telah resisten terhadap kloramfenikol. Antipiretik diberikan untuk mengatasi gejalan panas tinggi.

Terapi farmakologi

I. Lini pertamaa. Kloramfenikol, masih merupakan pilihan pertama dalam urutan antibiotik, diberikan dengan dosis 200 mg/kgBB/hari secara intravena dalam 4 dosis selama 10 - 14 hari. Pada bayi usia < 2 minggu beri 25 mg/KgBB/harib. Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari diberikan peroral/iv dibagi 3 4 dosis selama 10 - 14 hari, atauc. Kotrimoksazol dengan dosis 10 mg/kgBB/hari trimetoprim atau 50 mg/KgBB/hari sulfametoksazol, dibagi 2 dosis, selama 10 - 14 hari.

II. Lini ke dua, diberikan pada kasus-kasus demam tifoid yang disebabkan S.typhi yang resisten terhadap berbagai obat (MDR=multidrug resistance), yang terdiri atas :a. Seftriakson dengan dosis 50 mg/kgBB/hari, dosis tunggal selama 5 hari .b. Sefiksim dengan dosis 10 - 15 mg/kgBB/hari peroral, dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari, adalah alternatif pengganti seftriakson yang cukup handal.c. Sefotaksim 150 200 mg/ KgBB/hari dibagi 3 4 dosis.

Kortikosteroid Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran,gangguan sirkulasi dan gejala berkepanjangan. Pemberian kortikosteroid juga dianjurkan pada demam tifoid berat. Deksametason diberikan dengan dosis awal 3 mg/kbBB, diikuti dengan 1 mg/kgBB setiap 6 jam selama 2 hari

Lain-lainVitaminPerdarahan usus : - Puasa selama 24 jam sampai tidak ada perdarahan- Antibiotik iv- Transfusi bila perlu- Operasi (bila ada indikasi)

( Sumarmo, 2010 )PENCEGAHANHygiene perorangan dan lingkungan seperti mencuci tangan sebelum makan, penyediaan air bersih, dan pengamanan pembuangan limbah feses.Kontrol penularan dengan identifikasi dan eradikasi Salmonella Thyphi pada kasus demam tifoid, pencegahan transmisi langsung dari pasien terinfeksi, dan proteksi pada orang yang beresiko terinfeksi Imunisasi aktif diberikan terutama bila kontak dengan pasien demam tifoid, apabila terjadi kejadian luar biasa, dan untuk turis yang berpergian ke daerah endemik, petugas laboratorium / kesehatan.. Jenis : - Vaksin polisakarida (capsular Vi polysaccharide) - Vaksin tifoid oral (ty21-a)

( Aru W Sudoyo 2009 )PROGNOSISUmumnya baik. Tergantung cepatnya terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, penyebab tipe Salmonella, dan adanya penyulit.Prognosis kurang baik bila terdapat gejala klinis berat.

( Arif Mansjoer, 2000 )Quo ad vitam : ad bonam karena saat ini penyakit tidak mengancam jiwaQuo ad functionam : ad bonam karena dengan pengobatan yang cepat dan tepat maka fungsi organ dalam tubuh dapat kembali bekerja dengan baik dan komplikasi dari penyakit bisa dihindari.TERIMA KASIH

WASSALAMMUALAIKUM WR. WB