case asma bronkhial

53
PRESENTASI KASUS ASMA BRONKIAL Pembimbing : dr. Oki Fitriani , Sp.A Penyusun : Winda Novia Anggraini , S.ked 110.2009.300 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Serang Periode 3 Juni 2013 – 10 Agustus 2013

Upload: bayu-raharjo

Post on 28-May-2017

250 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Asma Bronkhial

PRESENTASI KASUS ASMA BRONKIAL

Pembimbing : dr. Oki Fitriani , Sp.A

Penyusun :Winda Novia Anggraini , S.ked

110.2009.300

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Serang

Periode 3 Juni 2013 – 10 Agustus 2013

Page 2: Case Asma Bronkhial

Identitas Nama : An. A Jenis kelamin : Perempuan Tempat Tanggal Lahir : Taktakan, 16

Februari 2010 Umur : 3 tahun 3 bulan Suku bangsa/Bangsa : Indonesia Agama : Islam Alamat : Jl. Taktakan kp

Tidasuran Tanggal masuk RS : 12-06-2013 Tanggal keluar RS : 17-06-2012

Page 3: Case Asma Bronkhial

IDENTITAS ORANG TUA Data orang tua Ibu : Ny. H Umur : 26 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : Tamat SD Agama :  Islam

Ayah Nama : Tn N Umur : 28 tahun Pekerjaan : pekerja bangunan Pendidikan : tidak tamat SD Agama : islam

Page 4: Case Asma Bronkhial

ANAMNESIS

Berdasarkan

(allo anamnesis)

Tanggal : 13-06-2013

Pukul : 16.00 WIB

Page 5: Case Asma Bronkhial
Page 6: Case Asma Bronkhial

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien Anak Perempuan datang ke UGD RSUD Serang dengan keluhan utama sesak sejak 1 hari SMRS.

1 hari SMRS, pasien mengeluh sasak, sesak dirasakan pukul 01.00 Wib hari rabu. Pasien sesak pada saat tiduran selama 5 menit. Sebelumnya pasien telah diuap dan ada perubahan.

Pasien juga mengeluh demam 1 hari SMRS pukul 12.00 Wib, demam naik turun dan belum diobati. Pasien juga mengeluh pilek 1 hari SMRS dan telah diobati dan ada perubahan.

Pasien juga mengeluh batuk 6 bulan SMRS telah diobati sembuh dan batuk kembali.

Page 7: Case Asma Bronkhial

Pasien juga mengeluh muntah 1 hari SMRS sebanyak 4x, muntah sedikit, muntah air dan dahak dan tidak ada darah.

Pasien tidak nafsu makan dan minum. Pasien belum BAB 1 hari dan pipis lancar. Keluhan mencret disangkal.

Pasien lahir secara spontan diklinik dibantu oleh bidan dan telah mendapatkan imunisasi yang lengkap. Pada usia 3 bulan pasien pernah sesak telah diobati dan sesak muncul kembali.

Page 8: Case Asma Bronkhial

d. Riwayat Penyakit Dahulu : OS pada usia 3 bulan pernah sesak

e. Riwayat Penyakit Keluarga :Di lingkungan , Orang tua pasien

mengatakan tidak ada tetangga yang menderita sesak

Dilingkungan keluarga tidak ada yang terkena sesak 

Page 9: Case Asma Bronkhial

Riwayat Kelahiran dan KehamilanKEHAMILAN Morbiditas

kehamilanIbu pasien ketika hamil tidak menderita penyakit apapun.

Perawatan antenatal Riwayat hamil diurut-urut dukun, terpapar radiasi foto Rongent dan konsumsi obat-obatan selama kehamilan disangkal

KELAHIRAN Tempat kelahiran KlinikPenolong persalinan Bidan

Cara persalinan Normal

Keadaan bayi - Berat lahir : 2,9 Kg- Panjang badan : tidak ingat- Lingkar Kepala : tidak tahu- Langsung menangis- Pucat : -- Biru : -- Kuning : -- Kelainan bawaan : -- Cacat : -

Page 10: Case Asma Bronkhial

Riwayat Perkembangan Pertumbuhan gigi I : ± 8 bulanTengkurap : ± 3 bulanDuduk : ± 6 bulan Berjalan : ± 10 bulanBicara : ± 18 bulanMembaca dan menulis : ± 6 tahunKesan : Perkembangan anak sesuai usia

Page 11: Case Asma Bronkhial

Riwayat Makanan..

Umur (bulan) ASI/PASI Buah Biskuit Bubur

susu

Bubur

nasi

0 – 2 ASI - - - -

2 – 4 ASI - - - -

4 – 6 ASI - + + -

6 – 8 ASI + + + +

8 – 10 ASI + + + +

10 – 12 ASI + + + +

Page 12: Case Asma Bronkhial

Riwayat Imunisasi

Kesan : Riwayat Imunisasi dasar lengkap

Macam Dasar Ulanga

nI II III

BCG      

DPT      

Polio      

Campak      

Hepatitis B      

Page 13: Case Asma Bronkhial

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis Berat badan : 12 Kg Tinggi badan : 95 cm Status Gizi : (BB/TB) = 12kg/95cm = -1SD (normal)

Tanda-tanda vital :

Nadi = 130 x/menit teraba kuat, isi cukup, reguler.

Pernapasan = 50 x/menit Suhu = 37,9 °C

Page 14: Case Asma Bronkhial

PEMERIKSAAN FISIK Kepala : Normocephali

Wajah

Simetris, sianosis (-),ikterik (-), pucat (-)

Rambut

Hitam, lurus, distribusi merata, tidak mudah

dicabut

Mata

Pupil bulat isokor, RCL + / +, RCTL + / +

Conjungtiva anemis - / -

Sclera ikterik - / - Telinga

Normotia, Serumen -/-,Sekret -/- Hidung

Tidak ada deviasi septum Nafas cuping hidung (-) Sekret -/- ,Mukosa hiperemis -/-

Mulut Bibir kering (-), sianosis (-) Gigi Geligi carries (-),

stomatitis (-) Faring tidak hiperemis Lidah tidak kotor Tonsil T1 – T1 tenang

Leher KGB Retroauricular, Submandibular,

Submental, Supraclavicula tidak teraba membesar.

Kulit

Turgor : baik

Warna : tidak pucat, sawo matang

Page 15: Case Asma Bronkhial

PEMERIKSAAN FISIK

Paru – paru Inspeksi : Bentuk simetris saat statis dan dinamis Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru. Auskultasi : Sn. Vesikuler, Rh. - / -, Wheezing + / +

Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V midclav.kiri

Perkusi : Batas atas jantung di sela iga 3 garis sternal kiri Batas kanan jantung di sela iga 4 garis sternal

kanan Batas kiri jantung di sela iga 4 garis midklavikula kiri

Auskultasi : BJ. I – II regular, murmur (-), gallop (-)

Page 16: Case Asma Bronkhial

PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen Inspeksi : Datar, warna kulit

tidak pucat. Palpasi

Supel, turgor kulit baik Nyeri tekan (-) pada daerah

epigastrium Hepar, Lien dan Ginjal tidak teraba

membesar. Perkusi : tympani Auskultasi : Bising usus (+)

normal

Ekstremitas

• Atas :

Akral hangat

Edema (-)

Sianosis (-)

• Bawah :

Akral hangat

Edema (-)

Sianosis (-)

Page 17: Case Asma Bronkhial

PEMERIKSAAN ANJURAN

Page 18: Case Asma Bronkhial

Pemeriksaan penunjangHematologi Hasil Nilai rujukan

Hemoglobin 15,3 10,7-14,7 g/dl

Leukosit 21.900 5500-13500/uL

Hematokrit 44,2 37-46 %

Trombosit 327000 150000-400000/uL

GDS 137 60-100mg/dl

Page 19: Case Asma Bronkhial

Penatalaksanaan O2 2L/menit Cefotaxim/taxfor 3x350mg iv Ranitidin 2x10mg iv Nebu combivent 6x sehari Metilfrednisolon 3x5mg iv Parasetamol 3x cth 1 atau

parasetamol 125mg iv k/p mucera drop 3x1,5cc D5 1/2 NS 6tpm

Page 20: Case Asma Bronkhial

PROGNOSIS

Page 21: Case Asma Bronkhial

Follow up

14 juni 201315 juni 201316 juni 201317 juni 2013

Page 22: Case Asma Bronkhial

S = batuk (+), Sesak (+) O = KU/KS = Tampak sakit

ringan/compos mentis N = 135x/menit RR = 55x/menit S = 37,2°C (aksila) Kepala = Normocephal,

rambut hitam, distribusi merata

Mata = Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak cekung

THT = Discharge (-), epistaksis (-), NCH tidak ada, secret tidak ada, T1 – T1 tenang, faring tidak hiperemis

Mulut = Sianosis (-), gusi tidak berdarah

Leher = Pembesaran KGB (-)

Thorax = Statis simetris dinamis , retraksi dada (-)

Jantung = BJ I – II regular, Murmur (-), Gallop (-)

Pulmo = Suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (+)

Abdomen = BU (+) N, supel, nyeri tekan epigastrium (-)

Ekstremitas = Akral hangat, CRT < 2” ,edema (-)

Lab 12-6-13 L : 21900 GDS :137

Hb: 15,3 Ht: 44,7 T : 327000 A = Asma bronkial P = ivfd D5 ½ Ns 5tpm, taxfor

3x350iv, Ranitidin 2x10iv, nebu combivent 2x/sehari, nebu ventolin 3/sehari, metilfrednisolon 3x3mg (stop), mucera drop 3x1,5 cc, parasetamol iv k/p

Page 23: Case Asma Bronkhial

S = batuk (+), Sesak (+) O = KU/KS = Tampak

sakit ringan/compos mentis N = 120x/menit RR = 40x/menit S = 36,3°C (aksila) Kepala = Normocephal,

rambut hitam, distribusi merata

Mata = Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak cekung

THT = Discharge (-), epistaksis (-), NCH tidak ada, secret tidak ada, T1 – T1 tenang, faring tidak hiperemis

Mulut = Sianosis (-), gusi tidak berdarah

Leher = Pembesaran KGB (-)

Thorax = Statis simetris dinamis , retraksi dada (-)

Jantung = BJ I – II regular, Murmur (-), Gallop (-)

Pulmo = Suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (+)

Abdomen = BU (+) N, supel, nyeri tekan epigastrium (-)

Ekstremitas = Akral hangat, CRT < 2” ,edema (-)

A = Asma bronkial P = ivfd D5 ½ Ns 5tpm,

taxfor 3x350iv, Ranitidin 2x10iv, nebu ventolin 3/sehari, metilfrednisolon 3x1 g (pulv), mucera drop 3x1,5 cc

Page 24: Case Asma Bronkhial

S = batuk (+), Sesak (+) O = KU/KS = Tampak sakit

ringan/compos mentis N = 115x/menit RR = 30x/menit S = 35,8°C (aksila) Kepala = Normocephal,

rambut hitam, distribusi merata

Mata = Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak cekung

THT = Discharge (-), epistaksis (-), NCH tidak ada, secret tidak ada, T1 – T1 tenang, faring tidak hiperemis

Mulut = Sianosis (-), gusi tidak berdarah

Leher = Pembesaran KGB (-)

Thorax = Statis simetris dinamis , retraksi dada (-)

Jantung = BJ I – II regular, Murmur (-), Gallop (-)

Pulmo = Suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (+)

Abdomen = BU (+) N, supel, nyeri tekan epigastrium (-)

Ekstremitas = Akral hangat, CRT < 2” ,edema (-)

A = Asma bronkial P = ivfd D5 ½ Ns 5tpm,

taxfor 3x350iv, Ranitidin 2x10iv, nebu combivent 3/sehari, metilfrednisolon 3x1g (pulv), mucera drop 3x1,5 cc

Page 25: Case Asma Bronkhial

S = batuk (-), Sesak (-) O = KU/KS = Tampak

sakit ringan/compos mentis N = 101x/menit RR = 24x/menit S = 36°C (aksila) Kepala = Normocephal,

rambut hitam, distribusi merata

Mata = Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak cekung

THT = Discharge (-), epistaksis (-), NCH tidak ada, secret tidak ada, T1 – T1 tenang, faring tidak hiperemis

Mulut = Sianosis (-), gusi tidak berdarah

Leher = Pembesaran KGB (-)

Thorax = Statis simetris dinamis , retraksi dada (-)

Jantung = BJ I – II regular, Murmur (-), Gallop (-)

Pulmo = Suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-)

Abdomen = BU (+) N, supel, nyeri tekan epigastrium (-)

Ekstremitas = Akral hangat, CRT < 2” ,edema (-)

A = Asma bronkial P = ivfd D5 ½ Ns 5tpm,

taxfor 3x350iv, Ranitidin 2x10iv, nebu combivent 3/sehari, metilfrednisolon 2x1g (pulv), lasal sirup 3x1/2 cth

Page 26: Case Asma Bronkhial

ANALISA KASUS

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka diagnosa yang ditegakkan pada pasien ini :

Asma bronkial

Pasien Anak Perempuan datang ke UGD RSUD Serang dengan keluhan utama sesak sejak 1 hari SMRS.1 hari SMRS, pasien mengeluh sasak, sesak dirasakan pukul 01.00 Wib hari rabu. Pasien sesak pada saat tiduran selama 5 menit. Sebelumnya pasien telah diuap dan ada perubahan. Pasien juga mengeluh demam 1 hari SMRS pukul 12.00 Wib, demam naik turun dan belum diobati. Pasien juga mengeluh pilek 1 hari SMRS dan telah diobati dan ada perubahan. Pasien juga mengeluh batuk 6 bulan SMRS telah diobati sembuh dan batuk kembali.

A

Page 27: Case Asma Bronkhial

ANALISA KASUS

Paien juga mengeluh muntah 1 hari SMRS sebanyak 4x, muntah sedikit, muntah air dan dahak dan tidak ada darah.

Pasien tidak nafsu makan dan minum. Pasien belum BAB 1 hari dan pipis lancar. Keluhan mencret disangkal.

Pasien lahir secara spontan diklinik dibantu oleh bidan dan telah mendapatkan imunisasi yang lengkap. Pada usia 3 bulan pasien pernah sesak telah diobati dan sesak muncul kembali.

Page 28: Case Asma Bronkhial

ANALISA KASUSPemeriksaan Fisik :

Pada pemeriksaan fisik terdapat demam, batuk,sesak napas(takipneu), wheezing

Pemeriksaan Laboratorium :Hematologi Hasil Nilai rujukan

Hemoglobin 15,3 10,7-14,7 g/dl

Leukosit 21.900 5500-13500/uL

Hematokrit 44,2 37-46 %

Trombosit 327000 150000-400000/uL

GDS 137 60-100mg/dl

Page 29: Case Asma Bronkhial

Penatalaksanaan O2 2L/menit Cefotaxim/taxfor 3x350mg iv Ranitidin 2x10mg iv Nebu combivent 6x sehari Metilfrednisolon 3x5mg iv Parasetamol 3x cth 1 atau parasetamol 125mg

iv k/p mucera drop 3x1,5cc D5/2 NS 6tpm

Page 30: Case Asma Bronkhial

Asma bronkhial

Asma adalah mengi berulang dan/atau batuk persisiten dengan karakteristik sebagai berikut: timbul secara episodik, cenderung pada malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas fisik, serta terdapat riwayat asma dan atopi lain pada pasien dan/atau keluarganya.

Page 31: Case Asma Bronkhial

Eksaserbasi (serangan asma) adalah episode perburukan gejala-gejala asma secara progresif. Gejala yang dimaksud adalah sesak napas, batuk, mengi, dan dada rasa tertekan atau berbagai kombinasi gejala

Page 32: Case Asma Bronkhial

Etiologi

Page 33: Case Asma Bronkhial

KlasifikasiTabel klasifikasi derajat penyakit asma menurut PNAA

Parameter

klinis,kebutuhan

obat, dan faal paru

Asma episodik

jarang (asma ringan)

Asma episodik sering

(asma sedang)

Asma persisten

(asma berat)

Frekuensi serangan < 1x/bulan >1x/bulan Sering

Lama serangan <1 minggu ≥ 1 minggu Hampir sepanjang

tahun, tidak ada

remisi

Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan

malam

Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu

Pemeriksaan fisik

diluar serangan

Normal (tidak ada

kelainan)

Mungkin terganggu

(ada kelainan)

Tidak pernah normal

Obat pengendali (anti

inflamasi)

Tidak perlu Non steroid/steroid

hirupan dosis rendah

Steroid hirupan/oral

Uji faal paru (diluar

serangan)

PEF/FEV1 > 80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 < 60%

Variabilitas 20-30%

Variabilitas faal paru

(bila ada serangan

paru)

Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas > 50%

Page 34: Case Asma Bronkhial

Klasifikasi derajat serangan asma

Parameter

klinis faal

paru

laboratoriun

ringan sedang berat Ancaman henti

nafas

sesak Berjalan bisa

tidur

Berbicara lebih

enak duduk

Istirahat

membungkuk

kedepan

posisi Bisa berbaring Lebih suka

duduk

Duduk

bertopang

lengan

bicara kalimat Penggal kalimat Kata-kata

biasanya

irritabel

kesadaran Mungkin

irritable

biasanya

irritabel

biasanya

irritabel

sianosis Tidak ada Tidak ada ada nyata

wheezing Sedang, akhir

ekspirasi

Nyaring pada

saat ekspirasi

dan inspirasi

Sangat nyaring Tidak terdengar

Penggunaan

otot bantu

respiratorik

Biasanya tidak Biasanya ya ya Paradoks

thorako-

abdominal

dangkal/hilang

retraksi Dangkal

interkostal

Sedang,

suprasternal

Dalam napas

cuping hidung

Dangkal/hilang

Frekuensi

napas

Takipnea Takipnea Takipnea bradipnea

Frekuensi nadi

PEFR/FEV1

Normal Takikardi Takikardi brakikardia

Pre

bronkodilator

>60% 40-60% <40%

Page 35: Case Asma Bronkhial

Patofisiologi

Page 36: Case Asma Bronkhial

Manifestasi klinis

Page 37: Case Asma Bronkhial

Diagnosis Anamnesis

o Apakah anak mengalami serangan mengi atau serangan mengi berulang?

o Apakah anak sering terganggu oleh batuk pada malam hari?

o Apakah anak mengalami mengi atau batuk setelah olahraga?

o Apakah anak mengalami gejala mengi, dada terasa berat atau batuk setelah terpajan alergen atau polutan?

o Apakah jika mengalami pilek, anak membutuhkan > 10 hari untuk sembuh?

o Apakah gejala klinis membaik setelah pemberian pengobatan anti asma?

Page 38: Case Asma Bronkhial

Pemeriksaan fisikKesadaran Suhu tubuhSesak nafas, apakah terdapat sesak nafasTanda gagal nafasTanda infeksi penyerta/komplikasiPenilaian serangan derajat asma : ringan/sedang/berat/mengancam jiwa

Page 39: Case Asma Bronkhial

Pemeriksaan Penunjang Uji fungsi paru : peak flow meter, spirometerAnalisis gas darah : pada asma dapat terjadi asidosis respiratorikDarah lengkap dan serum elektrolitFoto thoraks : pada asma hiperserasi, bisa dijumpai komplikasi berupa atelektasis, pneumothoraks dan pneumomediastinumTes kulit untuk berbagai jenis alergen (bila memungkinkan)Kadar IgE serum (bila memungkinkan)

Page 40: Case Asma Bronkhial

Diagnosa Banding Bronkiolitis

bayi < 2 tahun mengalami serangan wheezing dan sesak untuk pertama kali.

Aspirasi benda asing (susu, makanan dll) Pada anamnesis ada riwayat tersedak Tuberkulosis kelenjar

yang menekan trakea atau bronki kadang-kadang menimbulkan wheezing persisten

Tumor atau kista mediastinum Sindrom hiperventilasi

Page 41: Case Asma Bronkhial

Tatalaksana Serangan asma ringan Pasien diobservasi selama 1-2 jam, jika respons

tersebut bertahan, pasien dapat dipulangkan. pasien dibekali obat β-agonis (hirupan atau oral) yang harus diberikan tiap 4-6 jam

Pasien kemudian dianjurkan ke klinik rawat jalan dalam waktu 24-48 jam untuk evaluasi ulang tata laksana

Page 42: Case Asma Bronkhial

Serangan asma sedang Jika serangannya memang termasuk serangan

sedang, pasien perlu diobservasi dan ditangani diruang rawat sehari (RRS). Pada serangan asma sedang, diberikan kortikosteroid sistemik (oral) metilfrednisolon dengan dosis 0,5-1mg/kgBB/hari selama 3-5 hari. (Evidence A)

Walaupun belum perlu diperlukan, untuk persiapan keadaan darurat, pasien yang akan diobservasi di RRS langsung dipasnag jalur parenteral sejak diunit gawat darurat (UGD)

Page 43: Case Asma Bronkhial

Serangan asma berat Bila dengan 3x nebulisasi berturut-turut pasien tidak menunjukkan

respon (poor response), yaitu gejala dan tanda serangan masih ada (penilaian ulang sesuai pedoman), pasien harus dirawat di ruang rawat inap

Oksigen 2-4L/menit diberikan sejak awal termasuk saat nebulisasi. (Evidence B)

Kemudian dipasang jalur parenteral dan dilakukan foto toraks ravena diberikan secara bolus,tiap 6-8 jam. (Evidence A) Dosis steroid intravena 0,5-1mg/kgBB/hari Nebulisasi β agonis + antikolinergik dengan oksigen dilanjutkan tiap 1-

2jam,jika dengan 4-6 kali pemberian mulai terjadi perbaikan klinis, jarak pemberian dapat diperlebar menjadi tiap 4-6 jam. (Evidence B)

Aminofilin diberikan secara intravena dengan ketentuan sebagai berikut: Jika pasien belum mendapat aminofilin sebelumnya, diberikan aminofilin

dosis awal (inhalasi) sebesar 6-8mg/kgBB dilarutkan dalam dekstrose 5% atau garam fisiologis sebanyak 20ml diberikan dalam 20-30 menit

Page 44: Case Asma Bronkhial

Sebaiknya kadar aminofilin dalam darah diukur dan dipertahankan sebesar 10-20mcg/ml

Selanjutnya, aminofilin dosis rumatan diberikan sebesar 0,5-1mg/kgBB/jam. (evidence D)

Jika telah terjadi perbaikan klinis nebulisasi diteruskan setiap 6 jam sampai dengan 24 jam

Steroid dan aminofilin diganti dengan pemberian per oral

Jika dalam 24 jam pasien tetap stabil, pasien dapat dipulangkan dengan dibekali obat β agonis (hirupan atau oral) yang diberikan tiap 4-6 jam selama 24-48 jam.

Page 45: Case Asma Bronkhial

Tatalaksana Asma Jangka Panjang Asma Episodik Jarang Pemberian obat hanya jika ada gejala/serangan Obat yang diberikan : obat pereda berupa

bronkodilator β-agonist hirupan kerja pendek (short acting β2-agonist, SABA)

Dapat juga digunakan teofilin Selama pemakaian obat dipantau munculnya gejala

selama 4-6 minggu Jika penggunaan β-agonist > 3x/minggu atau

serangan sedang atau berat terjadi > 1x/bulan, maka tatalaksana diperlukan sebagai asma episodik sering

Page 46: Case Asma Bronkhial

Asma Episodik Sering Disamping menggunakan β-agonist atau teofilin, perlu

ditambahkan anti inflamasi berupa steroid hirupan dosis rendah. Obat steroid hirupan yang sudah sering digunakan pada anak-anak adalah budesonid, sehingga digunakan sebagai standar :

Dosis steroid yang digunakan adalah dosisi rendah Usia < 12 tahun : 100-200 mcg/hari budesonid (50-

100 mcg/hari flutikason) Usia ≥ 12 tahun : 200-400 mcg/hari budesonid (100-

200 mcg/flutikason) Penilaian efek terapi dilakukan setelah 6-8 minggu

Page 47: Case Asma Bronkhial

Asma Persisten Tatalaksana asma persisten terdapat 2 alternatif yang dilakukan yaitu : Steroid hirupan tetap dalam dosis rendah dan dikombinasi dengan salah

satu obat yaitu : LABA (long acting β2-agonist), atau teofilin lepas lambat (TSR = theophylline slow release), atau anti leucotriene receptor (ALTR)

Golongan LABA : prokaterol, bambuterol, salmeterol, klenbuterol Golongan ALTR adalah zafirlukas dan muntelukas Meningkatkan dosisi steroid hirupan menjadi dosis medium yaitu : Usia < 12 tahun : setara dengan 200-400 mcg/hari budesonid (100-200

mcg/hari flutikason) Usia ≥ 12 tahun : 400-600 mcg/hari budesonid (200-300 mcg/flutikason) Dilakukan pemantauan selama 6-8 mingguuntuk melihat muncul tidaknya

gejala asma dengan salah satu alternatif terapi diatas

Page 48: Case Asma Bronkhial

Jika selama waktu tersebut masih terdapat gejala asma, maka dilanjutkan dengan memilih salah satu dari dua laternatif berikut, yaitu :

Steroid hirupan tetap dalam dosis medium dengan menambahkan salah satu obat : LABA atau TSR, atau ALTR

Meningkatkan dosis hirupan menjadi dosis tinggi Usia < 12 tahun : setara dengan >400 mcg/hari budesonid

(>200 mcg/hari flutikason) Usia ≥ 12 tahun : >600 mcg/hari budesonid (>300

mcg/flutikason) Dilakukan pemantauan selama 6-8 minggu

Page 49: Case Asma Bronkhial

Pencegahan Menjaga kesehatan Menjaga kebersihan lingkungan Menghindarkan faktor pencetus

serangan penyakit asma Menggunakan obat-obat anti penyakit

asma Makan makanan yang bergizi Edukasi kepada orangtua

Page 50: Case Asma Bronkhial

komplikasi1.      Mengancam pada gangguan

keseimbangan asam basa dan gagal napas

2.      Chronik persistent bronkitis3.      Bronchiolitis4.      Pnemunia5.      Empisema

Page 51: Case Asma Bronkhial

Prognosis Mortalitas akibat asma jumlahnya kecil. Gambaran yang paling akhir

menunjukkan kurang dari 5000 kematian setiap tahun dari populasi berisiko yang jumlahnya kira-kira 10 juta penduduk. Angka kematian cenderung meningkat di pinggiran kota dengan fasilitas kesehatan terbatas.

perjalanan klinis asma menyatakan bahwa prognosis baik ditemukan pada 50–80% pasien, khususnya pasien yang penyakitnya ringan dan timbul pada masa kanak-kanak. Jumlah anak yang masih menderita asma 7–10 tahun setelah diagnosis pertama bervariasi dari 26–78% dengan nilai rata-rata 46%, akan tetapi persentase anak yang menderitaringan dan timbul pada masa kanak-kanak. Jumlah anak yang menderita asma penyakit yang berat relatif berat (6 –19%). Secara keseluruhan dapat dikatakan 70–80% asmaanak bila diikuti sampai dengan umur 21 tahun asmanya sudah menghilang. 

 

Page 52: Case Asma Bronkhial

Daftar pustaka1. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

RSHS (2005). Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 3, FKUP, Bandung

2. Pudjiadi,Antonius,dkk, Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia,jilid 1,IDAI 2010

3. Rahajoe,nantiti,dkk, Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi pertama, Cetakan ketiga, IDAI 2012

4. World Health Organization, Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, Cetakan pertama, WHO 2009

Page 53: Case Asma Bronkhial