case asma anak

34
case ASMA BROKHIALE Pembimbing : dr.Nurhayati Sp.A Disusun Oleh : Praptiningsih (1102008192) SMF ILMU KESEHATAN ANAK 1

Upload: praptiningsih90

Post on 26-Apr-2017

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Asma Anak

case

ASMA BROKHIALE

Pembimbing :dr.Nurhayati Sp.A

Disusun Oleh :Praptiningsih (1102008192)

SMF ILMU KESEHATAN ANAKRSUD GUNUNG JATI – CIREBON

2013

1

Page 2: Case Asma Anak

I. IDENTITASNama : An. F Nama ayah : Tn.T

Umur : 5 Tahun Umur : 35 thn

Jenis kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA

Alamat : Jl.pekalipan Pekerjaan

Nama ibu

: Wiraswasta

: Ny. L

Tanggal Masuk : 24-10-2013 Umur : 29 thn

No. CM : 786911 Pendidikan : SMP

Tanggal diperiksa : 24-10-2013 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

II. ANAMNESIS

(anamnesis / alloanamnesis terhadap ibu pasien )

1. Keluhan Utama:

Sesak nafas sejak semalam

2. Keluhan Tambahan:

Batuk berdahak

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Anak datang ke RS Gunung Jati pada tanggal 24-10-2013 pukul 10.00

WIB melalui IGD dengan keluhan sesak sejak semalam SMRS. Sesak napas

dirasakan muncul tiba-tiba, dan sesak diikuti dengan mengi. Saat sesak pasien

lebih berkurang pada posisi duduk, menurut ibu pasien, sebelum sesak napas

pasien batuk berdahak sejak 3 hari SMRS. Dahak putih bening, tidak banyak

namun kadang-kadang susah untuk dikeluarkan.

Tidak ada riwayat demam tinggi, tidak ada riwayat tersedak makanan

atau benda asing, tidak ada riwayat batuk lama, tidak ada riwayat kontak

dengan batuk lama, tidak ada muntah maupun gangguan BAB dan BAK.

Pasien memiliki riwayat asma dalam setahun ini, sesak napas pertama

kali timbul 3 bulan yang lalu, sesak napas timbul saat udara dingin dan debu

yang berlebihan di sekitar. Batuk dan sesak tidak menentu waktu timbulnya,

setiap kambuh dirasakan 1 bulan dua sekali.

2

Page 3: Case Asma Anak

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat sesak 3 bulan yang lalu, ibu pasien mengatakan kambuh sesak 1

bulan 1 kali. Anak belum pernah menderita penyakit berat sebelumnya dan

riwayat alergi (-)

5. Riwayat Penyakit Keluarga:

Riwayat asma pada kakek pasien.

6. Riwayat Pribadi:

Riwayat kehamilan:

Ibu hamil cukup bulan. Selama kehamilan ibu mengaku tidak pernah

mengalami sakit yang berat, ibu melakukan pemeriksaan antenatal dengan

rutin setiap bulannya di bidan.

Riwayat persalinan:

Lahir spontan di Klinik Bersalin dengan bantuan bidan, dengan berat badan

lahir 3000 gr dengan panjang 49 cm.

Riwayat pasca lahir

Tidak ada asfiksia, tidak ada sianosis, dapat menyusu dengan baik, imunisasi

lengkap sampai usia 9 bulan di puskesmas.

7. Riwayat Makanan:

(sejak lahir s/d sekarang, kualitas dan kuantitas)

- 0- 14 bulan : ASI ekslusif

- 14- 2 tahun : ASI eksklusif dan nasi tim

- 2 tahun sampai sekarang : Nasi biasa dan lauk pauk (Mengikuti diet

keluarga)

8. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan:

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan anak baik, yaitu :

- Dapat merangkak pada usia 9 bulan

- Dapat berjalan pada usia 1,5 tahun

3

Page 4: Case Asma Anak

- Dapat berbicara dengan baik usia 1,4 tahun.

- Sekarang anak belum sekolah, dapat bersosialisasi dengan baik

9. Imunisasi:

Ibu mengatakan imunisasi dasar anak lengkap, dilakukan di posyandu , namun

waktunya lupa secara detail.

10. Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Sosial Ekonomi:

Ayah pasien seorang wiraswasta. Ibu pasien ibu rumah tangga. Menurut ibu

penghasilan setiap bulannya cukup.

Lingkungan:

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan seorang kakaknya. Pasien

merupakan anak kedua dari dua bersaudara, Sehari-hari pasien diasuh oleh

ibunya sendiri. Sekitar lingkungannya banyak peliharaan ternak seperti

ayam, kucing yang berkeliaran disekitar rumah dan burung. Rumah pasien

masih berlantai semen sehingga debu masih dapat berterbangan di sekitar

dalam rumah.

III. PEMERIKSAAN FISIS:

A. Pemeriksaan Umum:

1. Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang

2. Kesadaran : komposmentis

3. Tanda Utama :

Frekuensi nadi : 125 x/menit,

Frekuensi napas : 48 x/menit

Suhu : 37,6 Celsius

TD : 110/70

4. Status Gizi:

Antropometris:

Berat Badan (BB) : 20 kg

Tinggi/Panjang Badan(TB/PB) : 110 cm

Status Gizi : IMT = 16,5

4

Page 5: Case Asma Anak

IMT/U = 1 SD (-2SD – 1SD) Gizi Baik.

A. Pemeriksaan Khusus

1. Kulit : sawo matang ,tidak kering, ekstremitas teraba hangat, tidak

sianotik , Turgor kembali <2detik).

2. Kepala : normocephal, pertumbuhan rambut merata , warna hitam.

3. Mata : palpebra cekung( -/- ), pupil bulat isokor , konjungtiva anemis

(-/-), sclera ikterik ( -/- ),reflek cahaya (+/+)

4. Leher : normal, posisi trakea di tengah, tidak teraba limfonodi

5. Telinga : normal, membran timpani intak

6. Hidung : septum deviasi -/- , secret -/- ,

7. Tenggorok : faring tidak hiperemis, tonsil tenang

8. Mulut : bibir kemerahan,mukosa bibir tidak kering, sianosis (-), lidah

kotor (-)

9. Dada

a. Jantung

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

Palpasi : iktus kordis teraba pada sela iga ke-5 linea mid klavikularis

sinistra

Perkusi : Batas kanan atas : SIC II linea parasternalis kanan

Batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis kanan

Batas kiri atas : SIC II linea parasternalis kiri

Batas kiri bawah : SIC V linea midklavikularis sinsitra

Auskultasi :Bunyi jantung I dan II reguler , murmur (-). Gallop (-)

b. Paru

Kanan Kiri

Depan:

5

Page 6: Case Asma Anak

Kanan Kiri

Belakang:

Inspeksi Gerakan dada simetris

dalam keadaan statis dan

dinamis

Gerakan dada simetris dalam

keadaan statis dan dinamis

Palpasi Thoraks simetris dan

fremitus vocal di kedua

hemithorax sama

Thoraks simetris dan fremitus

vocal di kedua hemithorax

sama

Perkusi Batas bawah paru bagian

belakang ialah paravertebral

10 linea skapularis

Batas bawah paru bagian

belakang ialah paravetebral

10 linea skapularis

Auskultasi Suara nafas vesikuler

Rhonki (+), wheezing (+)

Suara nafas vesikuler

Rhonki (+), wheezing (+)

10. Abdomen:

Inspeksi : dinding abdomen simetris, tampak datar

Auskultasi : suara bising usus positif

Perkusi : suara timpani pada ke empat kuadran

Palpasi : tidak teraba massa atau hepar dan lien.

Balotemen (-). Kandung kemih teraba kosong.

11. Ekstremitas:

TUNGKAI LENGAN

6

Inspeksi Pergerakkan dada simetris

dalam keadaan statis dan

dinamis.

Pergerakkan dada simetris

dalam keadaan statis dan

dinamis.

Palpasi Tidak teraba massa dan tidak

ada nyeri tekan

Tidak teraba massa dan tidak

ada nyeri tekan

Perkusi Sonor di hemithorax kanan Sonor di hemithorax kiri

Auskultasi Suara nafas vesikuler

Rhonki (+), wheezing (+)

Suara nafas vesikuler

Rhonki (+), wheezing (+)

Page 7: Case Asma Anak

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Baik Baik Baik Baik

Tonus Baik Baik Baik Baik

Kekuatan Baik Baik Baik Baik

Klonus Negatif Negative Negatif Negative

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Rutin Differential Count

(25/10/2013)

WBC : 19.270 /mm3 MCV : 86 µm3

HGB : 13,9 g/dl MCH : 28,6 ρg

HCT : 39,5 % MCHC: 33,4 g/dl

PLT : 321.000/mm3

V. RINGKASAN DATA DASAR

Anak laki-laki usia 5 tahun di rawat dengan keluhan sesak sejak semalam. Munurut ibu

pasien, awalnya sejak 3 hari batuk berdahak Anak ada riwayat sesak 1 bulan sebelumnya.

Riwayat asma pada keluarga(+). Riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik. Imunisasi

dasar lengkap. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 120x/menit, frekuensi napas

48x/menit, TD 110/70 mmHg, thorax di dapatkan suara wheezing dan rhonki pada seluruh

lapang paru. Status gizi baik. Pemeriksaan darah rutin:

WBC : 19.270 /mm3 MCV : 86 µm3

HGB : 13,9 g/dl MCH : 28,6 ρg

HCT : 39,5 % MCHC: 33,4 g/dl

PLT : 321.000/mm3

VI. DIAGNOSIS

Diagnosis Utama : susp. asma bronkiale derajat ringan

episodic jarang

Diagnosis Komplikasi : -

Diagnosis Gizi : Gizi cukup

7

Page 8: Case Asma Anak

Diagnosis Pertumbuhan Perkembangan : Tidak ada gangguan pertumbuhan dan

perkembangan.

Diagnosis Sosial Ekonomi : Tidak ada masalah dalam sosial

ekonomi.

VII. DIAGNOSIS BANDING

Pneumonia

Bronkhiolitis

VIII. RENCANA PENGELOLAAN

A. Rencana Pemeriksaan

1. Rontgen thorax

2. Pemeriksaan spirometri

3. Uji provokasi bronkus

B. Rencana Pengobatan

Pasang O 2 liter/menit

IVFD D5+4 cc Aminofilin : 20 tetes/menit makro

Cefotaxime 2x1 gr

Nebu farbiven 3x1 ampul

Dexamethasone 2x1 ampul

C. Rencana Pemantauan

1. Pantau tanda-tanda vital

2. edukasi

IX. PROGNOSIS

Quo ad vitam: dubia ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

8

Page 9: Case Asma Anak

Follow up harian di ruangan XI ( kemuning ) RSUD Gunung Jati

24/10/2013 S : sesak (+) batuk berdahak (+)

O :

Kes : CM

Vital sign :

o RR : 38 x/menit

o Suhu : 36,7 oC (suhu aksila)

o HR : 98 x/menit

o TD : 110/70 mmHg

Kepala : Normochepal

Mata : CA (-/-), SI (-/-)

Hidung : NCH (-)

Mulut : Sianosis (-),bibir lembab,

Thorax : Retraksi (-)

Cor : BJ I-II Reguler, Gallop (-),

Murmur (-).

Pulmo : VBS (+/+), Rhonki (+/+),

Wheezing (+/+).

Abdomen : BU (+) datar, supel

Ekstremitas : Akral hangat, Edema (-),

Sianosis (-).

A: asma bronkhiale ringan episodic jarang

Planning

IVFD D5+4 cc

aminofilin 20 gtt/menit

(makro)

Cefotaxime 2x1 gr

Nebu farbiven 3x1

ampul

Dexamethasone 2x1

ampul

Ambroxol syr 3x1 cth

darah rutin

25/07/2013 S : sesak berkurang

Batuk berdahak (+)

O:

Kes : CM

Vital sign :

o RR : 28 x/menit

o Suhu : 37,1 oC (suhu aksila)

P :

IVFD D5+4 cc

aminofilin 20 gtt/menit

(makro)

Cefotaxime 2x1 gr

Nebu farbiven 3x1

ampul

Dexamethasone 2x1

9

Page 10: Case Asma Anak

o HR : 90 x/menit

o TD :110/70 mmHg

Kepala : Normochepal

Mata : CA (-/-), SI (-/-)

Hidung : NCH (-)

Mulut : Sianosis (-),bibir lembab,

Thorax : Retraksi (-)

Cor : BJ I-II Reguler, Gallop (-),

Murmur (-).

Pulmo : VBS (+/+), Rhonki (-/-),

Wheezing (+/+).

Abdomen :BU(+), turgor baik,

Ekstremitas : Akral hangat, Edema (-),

Sianosis (-).

A : asma bronchial dengan derajat ringan episodic

jarang

ampul

Ambroxol syr 3x1 cth

Hasil darah

WBC : 19.270 /mm3

MCV : 86 µm3

HGB : 13,9 g/dl

MCH : 28,6 ρg

HCT : 39,5 %

MCHC: 33,4 g/dl

PLT : 321.000/mm3

26/10/2013 S : sesak (-)

Batuk sedikit berkurang

O:

Kes : CM

Vital sign :

o RR : 26 x/menit

o Suhu : 36,5 oC

o HR : 110 x/menit

o TD :100/70 mmHg

Kepala : Normochepal

Mata : CA (-/-), SI (-/-)

Hidung : NCH (-)

Mulut : Sianosis (-)

Thorax : Retraksi (-)

Cor : BJ I-II Reguler, Gallop (-),

P :

Terapi lanjutkan

10

Page 11: Case Asma Anak

Murmur (-).

Pulmo : VBS (+/+), Rhonki (-/-),

Wheezing (-/-).

Abdomen : BU (+) , datar, supel

Ekstremitas : Akral hangat, Edema (-),

Sianosis (-).

A : asma bronkhiale ringan episodic jarang

11

Page 12: Case Asma Anak

Analisa kasusPasien Teori

1. Definisi

2.Klasifikasi secara

etiologi

3.klasifikasi menurut

derajatnya

Asma bronkial

Anak usia 5 tahun dengan keluhan

sesak akibat terpapar udara dingin dan

batuk berdahak disertai mengi, di

keluarga mempunyai riwayat asma (+)

saat serangan di picu oleh factor

lingkungan .

Sesak sering timbul 1 bulan 1 kali di

dahului dengan batuk atau terpapar

udara dingin, setiap serangan di malam

hari membuat pasien terganggu saat

tidur, membaik jika pasien duduk

Asma adalah sebagai penyakit inflamasi kronis yang terjadi di salur pernafasan sehingga menyebabkan penyempitan pada salur pernafasan tersebut. Asma merupakan sindrom yang kompleks dengan karakteristik obstruksi jalan nafas, hiperresponsif bronkus dan inflamasi pada salur pernafasan.

Asma bronchial tipe atopi (ekstrinsik)

adalah bentuk asma paling umum yang

disebabkan karena reaksi alergi penderita

terhadap allergen dan tidak membawa

pengaruh apa-apa terhadap orang yang

sehat. Pada tipe ini mempunyai sifat-sifat:

- Timbuk sejak kanak-kanak

- Keluarga ada yang menderita

asma

- Sering menderita rhinitis

Berdasarkan derajatnya :

Persisten ringan :

- Gejala klinis > 1 kali/minggu

tetapi < 1x/hari

- Gejala malam > 2x/bulan

- Tanpa gejala diluar serangan

- Serangan dapat mengganggu

aktivitas tidur

- Volume ekspirasi pada detik

pertama (VEP 1 ) > 80% ,(APE) >

80% nilai terbaik

Persisten sedang

- Gejala setiap hari

- Gejala malam > 2x/minggu

- Sering mengganggu aktivitas dan

tidur

- Volume ekspirasi paksa detik

12

Page 13: Case Asma Anak

5.faktor resikoSesak disertai batuk berdahak. Usia 4 tahun

mempunyai riwayat asma keluarga pada

kakek (+)

Pemicu terjadinya sesak akibat udara

dingin, debu dan di sekitar rumah

terdapat kucing.

pertama (VEP 1) 60-80% nilai

prediksi atau arus puncak

ekspirasi (APE) 60-80-%

- Variabilitas APE >30%

Persisten berat

- Gejala terus menerus

- Gejala pada malam hari sering

- Sering kambuh

- Aktivitas fisik terbatas.

- Volume ekspirasi paksa detik

pertama (VEP 1 ) < 60 % nilai

prediksi atau arus puncak

ekspirasi (APE) < 60% nilai

terbaik

- Varibilitas APE > 30%

Faktor resiko asma :

1. Factor genetic :

Hiperreaktivitas jalan

nafas : berhubungan

dengan reaksi

hipersensitivitas yang

melibatkan sel-sel

inflamasi

Atopi/alergi bronkus :

adanya riwayat atopi

berhubungan dengan

meningkatnya resiko

asma persisten dan

beratnya asma. Dapat

mempengaruhi yaitu,

alergi inhalan, susu, telur

atau kacang-kacangan

Jenis kelamin : menurut

beberapa penelitian

didapatkan bahwa

13

Page 14: Case Asma Anak

6.patofisiologiAsma bronchial

prevalens asma pada anak

laki-laki sampai usia 10

1,5-2 kali lipat anak

perempuan.

2. Factor lingkungan:

Allergen didalam ruangan

(tungau, debu rumah,

kucing, dan jamur)

Makanan (bahan

penyedap, pengawet,

pewarna makanan,susu

sapi, dan dan telur)

Asap rokok

Cuaca

14

Page 15: Case Asma Anak

7.diagnosis

8.Pemeriksaan

penunjang

Dari anamnesis

didapatkan sesak di

dahului batuk berdahak

dan mengi akibat

terpapar udara dingin.

Terdapat riwayat asma

pada keluarga yaitu

kakek. Saat sesak pasien

lebih berkurang pada

posisi duduk, menurut

ibu pasien, sebelum

sesak napas pasien batuk

berdahak sejak 3 hari.

Batuk dan sesak

tidak menentu waktu

timbulnya, setiap

kambuh dirasakan 1

bulan dua sekali.

WBC : 19.270 /mm3

MCV : 86 µm3

HGB : 13,9 g/dl

MCH : 28,6 ρg

HCT : 39,5 %

MCHC: 33,4 g/dl

PLT : 321.000/mm3

Diagnosis asma pada umumnya disdasari

oleh gejala yang episodic, gejala berupa

batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di

dada dari variabilitas yang berkaitan

dengan cuaca. Anamnesis dapat tegak

apabila ada riwayat perjalanan penyakit,

factor-faktor yang mempengaruhi

terhadap asma, riwayat asma dalam

keluarga.

Dari pemeriksaan fisik tergantung dari

derajak obstruksi saluran napas, dapat

ditemukan sesak napas, ekspirasi

memanjang disertai rhonki kering, nafas

cupng hidung pada saat inspirasi, bicara

terputus-putus akibat hiperinflasi thoraks.

Pemeriksaan :

1. Pemeriksaan darah

analisa gas darah pada

umumnya normal akan tetapi

dapat pula terjadi hipoksemia,

hiperkapnia, atau asidosis.

Kadang pada darah

15

Page 16: Case Asma Anak

terdapat peningkatan

dari SGOT dan LDH.

Hiponatremia dan kadar

leukosit kadang-kadang

di atas 15.000/mm3

dimana menandakan

terdapatnya suatu

infeksi

Pada pemeriksaan

faktor-faktor alergi

terjadi peningkatan dari

Ig E pada waktu

serangan dan menurun

pada waktu bebas dari

serangan.

2. Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk

melihat adanya:

- Kristal-kristal charcot leyden yang

merupakan degranulasi dari kristal

eosinopil.

  - Spiral curshmann, yakni yang

merupakan cast cell (sel cetakan) dari

cabang bronkus.

  - Creole yang merupakan fragmen dari

epitel bronkus.

  - Netrofil dan eosinopil yang terdapat

pada sputum, umumnya bersifat

mukoid dengan viskositas yang tinggi

dan kadang terdapat mucus.

3. Pemeriksaan foto thoraks

Gambaran radiologi pada asma pada

umumnya normal. Pada waktu

16

Page 17: Case Asma Anak

serangan menunjukan gambaran

hiperinflasi pada paru-paru yakni

radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis, serta

diafragma yang menurun.

4. Uji spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi

jalan nafas reversible, cara yang paling

cepat dan sederhana diagnosis asma

adalah melihat respon pengobatan

dengan bronkodilator.

Pemeriksaan spirometer dilakukan

sebelum dan sesudah pamberian

bronkodilator aerosol (inhaler atau

nebulizer) golongan adrenergik.

Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak

lebih dari 20% menunjukkan diagnosi

asma. Tidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20%.

Pemeriksaan spirometri tidak saja

penting untuk menegakkan diagnosis

tetapi juga penting untuk menilai berat

obstruksi dan efek pengobatan. Benyak

penderita tanpa keluhan tetapi

pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi.

5. Uji tes kulit

Uji kulit adalah cara utama untuk mendiagnosis status alergi/atopi,  umumnya dilakukan dengan prick test. Walaupun uji kulit merupakan cara yang tepat untuk diagnosis atopi, tetapi juga dapat menghasilkan positif  maupun negatif palsu. Sehingga konfirmasi terhadap pajanan alergen yang relevan dan hubungannya dengan gejala harus selalu dilakukan.

17

Page 18: Case Asma Anak

9.diagnosis akhir

10.penatalaksanaan Asma bronchial

Asma bronchial

IVFD D5+4 cc aminofilin 20

gtt/menit (makro)

Cefotaxime 2x1 gr

Nebu farbiven 3x1 ampul

Dexamethasone 2x1 ampul

Ambroxol syr 3x1

Pengukuran IgE spesifik dilakukan pada keadaan uji kulit tidak dapat dilakukan (antara lain dermatophagoism, dermatitis/ kelainan kulit pada lengan tempat uji kulit, dan lain-lain). Pemeriksaan kadar IgE total tidak mempunyai nilai dalam diagnosis

6. uji provokasi bronkus

Uji ini mampu menegakkan diagnosis

asma. Pada penderita dengan gejala asma

dan faal paru normal sebaiknya dilakukan

uji provokasi bronkus. Uji ini untuk

membuktikan secara objektif

hiperreaktivitas saluran napas pada orang

yag diduga asma. Terdiri dari 3 jenis yaitu

uji provokasi dengan beban kerja

(exercise), hiperventilasi udara dan

allergen non spesifik seperti metakolin

dan histamine.

asma bronkiale derajat ringan episodic

jarang

Pengobatan asma bronchial :

Pengobatan asthma secara garis

besar dibagi dalam pengobatan non

farmakologik dan pengobatan

farmakologik.

1.      Penobatan non farmakologik

a)      Penyuluhan

Penyuluhan ini ditujukan

pada peningkatan pengetahuan

klien tentang penyakit asthma

sehinggan klien secara sadar

menghindari faktor-faktor

pencetus, serta menggunakan

obat secara benar dan

berkonsoltasi pada tim

kesehatan.

b)      Menghindari faktor pencetus

Klien perlu dibantu

18

Page 19: Case Asma Anak

mengidentifikasi pencetus

serangan asthma yang ada pada

lingkungannya, serta diajarkan

cara menghindari dan

mengurangi faktor pencetus,

termasuk pemasukan cairan yang

cukup bagi klien.

c)      Fisioterapi

Fisioterpi dapat digunakan

untuk mempermudah

pengeluaran mukus. Ini dapat

dilakukan dengan drainage

postural, perkusi dan fibrasi

dada.

2.      Pengobatan farmakologik

a)      Agonis beta

Bentuk aerosol bekerja sangat

cepat diberika 3-4 kali semprot

dan jarak antara semprotan

pertama dan kedua adalan 10

menit. Yang termasuk obat ini

adalah metaproterenol ( Alupent,

metrapel ).

b)      Metil Xantin

Golongan metil xantin adalan

aminophilin dan teopilin, obat ini

diberikan bila golongan beta

agonis tidak memberikan hasil

yang memuaskan. Pada orang

dewasa diberikan 125-200 mg

empatkali sehari.

c)      Kortikosteroid

Jika agonis beta dan metil xantin

tidak memberikan respon yang

baik, harus diberikan

kortikosteroid. Steroid dalam

bentuk aerosol ( beclometason

dipropinate ) dengan disis 800 

empat kali semprot tiap hari.

Karena pemberian steroid yang

19

Page 20: Case Asma Anak

lama mempunyai efek samping

maka yang mendapat steroid

jangka lama harus diawasi

dengan ketat.

d)     Kromolin

Kromolin merupakan obat

pencegah asthma, khususnya

anak-anak . Dosisnya berkisar 1-

2 kapsul empat kali sehari.

e)      Ketotifen

Efek kerja sama dengan kromolin

dengan dosis 2 x 1 mg perhari.

Keuntunganya dapat diberikan

secara oral.

f)       Iprutropioum bromide (Atroven)

Atroven adalah antikolenergik,

diberikan dalam bentuk aerosol

dan bersifat bronkodilator.

3.      Pengobatan selama serangan status

asthmatikus       

a)      Infus RL : D5  = 3 : 1 tiap 24 jam

b)      Pemberian oksigen 4 liter/menit

melalui nasal kanul

c)      Aminophilin bolus 5 mg / kg bb

diberikan pelan-pelan selama 20

menit dilanjutka drip Rlatau D5

mentenence (20 tetes/menit)

dengan dosis 20 mg/kg bb/24

jam.

d)     Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara

sub kutan.

e)      Dexamatason 10-20 mg/6jam

secara intra vena.

f)       Antibiotik spektrum luas.

Obat-obat pereda reliever :

1. Bronkodilator :

- beta agonis selektif : salbutamol orl 0,1-

0,15 mg/kgBB/kali /6 jam

- methyl xanthine : dosis aminofilin iv,

20

Page 21: Case Asma Anak

11. Diagnosis banding

12.prognosis

Sesak, batuk dan wheezing

Quo ad vitam :ad bonam

Quo ad funtionam : ad bonam

Qua sanactionam : ad bonam

1,2-1,5 mg/kgBB/jam

2. Antikolinergik :

- ipratropium bromide dosis anjuran 0,1

cc/kg BB/ 4 jam

3. Kortikosteroid :

- prednisolon : 1-2 mg/kgBB/hari 2-3 x

sehari

1. Bronkiolitis adalah infeksi saluran

respiratorik bawah yang disebabkan virus,

yang lebih berat pasa usia < 2 tahun yang

ditandai dengan obstruksi saluran

pernapasan dan wheezing.

Diagnosis :

Wheezing tidak membaik dengan

3 dosis bronkodilator

Ekspirasi memanjang/ expiratory

effort

Hiperinflasi dinding dada, dengan

hipersonor pada perkusi

Tarikan dinding dada kebawah

dan dalam

Ronki pada auskultasi dada

Sulit makan, minum dan menyusu

2. peneumonia adalah peradangan paru

disebabkan oleh mikroorganisme baik

bakteri maupun vrus jamur dan parasit.

Diagnosis :

Batuk berdahak mukoid atau

purulent.

Demam

Sesak napas

Ronki pada auskultasi dada

Pernapasan cuping hidung

Merintih/grunting

21

Page 22: Case Asma Anak

Jika serangan asma diketahui dan dimulai

sejak kanak-kanan dan mendapat

pengawasan yang cukup kira-kira setelah

20 tahun hanya 1% yang tidak sembuh

dan pada pasien yang mengalami serangan

intermiten (kumat-kumatan) angka

kematiannya 2 % sedangakan angka

kematian pada pasien yang serangan terus

menerus yaitu 9%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer Arif, Suprohaita, Wardhani Wahyu Ika, et al. Neurologi Anak, dalam Kapita

Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid Kedua. Media Aesculapius FK Universitas

Indonesia, Jakarta. 2000

22

Page 23: Case Asma Anak

2. Evelin dan joyce L. kee, 1994 ; Karnen baratawijaja, 1994

3. Pedoman penatalaksanaan status asthmatikus UPF paru RSUD Dr Soetomo Surabaya.

4. Abidin, M. Angela (2002) Mengenal, Mencegah dan Mengatasi Asma pada Anak Plus

Panduan Senam Asma. Jakarta : Puspa Swara

5. Noenoenong R, Supriyatno . Pedoman Nasional Asma Anak. Ukk Pulmologi IDAI, 2004

23