askeb anak asma

31
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan pada Tuhan YME yang telah memberi rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK “I” USIA 4 TAHUN DENGAN ASMA”. Makalah asuhan kebidanan ini kami susun untuk memenuhi tugas praktik klinik kebidanan II dan dengan terselesaikannya laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. 2. 3. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Hal ini karena terbatasnya informasi dan kemampuan kami dalam penyusunan makalah. Maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah asuhan kebidanan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa STIKES Dian Husada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Mojokerto Penulis

Upload: subijakto

Post on 27-Jun-2015

798 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: askeb anak asma

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan pada Tuhan YME yang telah memberi rahmat,

taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK “I” USIA 4 TAHUN DENGAN ASMA”.

Makalah asuhan kebidanan ini kami susun untuk memenuhi tugas praktik

klinik kebidanan II dan dengan terselesaikannya laporan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1.

2.

3.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan. Hal ini karena terbatasnya informasi dan kemampuan kami dalam

penyusunan makalah. Maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah

asuhan kebidanan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa

STIKES Dian Husada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Mojokerto

Penulis

Page 2: askeb anak asma

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1.2.2 Tujuan Khusus

1.3 Metode Penelitian

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

2.2 Etiologi

2.3 Patofisiologi

2.4 Gambaran Klinis

2.5 Diagnosis

2.6 Penanggulangan

2.7 Tinjauan Manajemen

BAB III TINJAUAN KHASUS

3.1 Pengkajian

3.2 Identifikasi Diagnosa/ Masalah

3.3 Identifikasi Masalah Potensial

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

3.5 Intervensi

3.6 Implementasi

3.7 Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: askeb anak asma

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asma merupakan salah satu masalah bagi masyarakat yang dapat timbul

pada setiap usia, pada setiap lapisan masyarakat baik masyarakat dengan status

sosial ekonomi rendah maupun masyarakat dengan status sosial ekonomi cukup

baik. Asma biasanya lebih banyak terjadi pada penderita dengan usia pertengahan

atau lanjut. Kurangnya pengetahuan penderita asma tentang pengertian, tanda dan

gejala, faktor penyebab dan pencegahannya yang dapat menyebabkan suatu

serangan asma yang berat. Hal ini menjadi sangat penting untuk dapat

memberikan pengobatan yang memadai sehingga penderita tidak jatuh ke dalam

status asma. Suatu keadaan yang memerlukan penatalaksanaan yang lebih

kompleks. Sampai saat ini kematian disebabkan oleh serangan asma, yang

seharusnya tidak perlu terjadi masih saja tetap ditemukan, meskipun

perkembangan-perkembangan didalam hal pengobatan sudah demikian majunya.

Pada penderita asma pada dasarnya terjadi karena pengobatan yang tidak adekuat

yang dapat disebabkan oleh keterlambatan penderita datang berobat ke rumah

sakit, atau kesalahan sendiri seperti kegagalan mengenai serangan asma terutama

yang berat membuat program penatalaksanaan yang tidak tepat, atau pengobatan

yang tidak memadai. Kegagalan pengobatan juga terjadi karena serangan asma

yang timbul sangat berat dan mendadak (I Ketut Suastika, 1998; 43).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada anak “I” dengan

asma, diharapkan semua mahasiswa mampu memahami asuhan kebidanan

pada penyakit asma.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada anan “I” dengan

asma mahasiswa mampu:

1. Melaksanakan pengkajian anak dengan asma.

2. Mengidentifikasi masalah asma.

Page 4: askeb anak asma

3. Membuat rencana tindakan.

4. Melaksanakan tindakan perawatan.

5. Melaksanakan evaluasi.

1.3 Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam makalah ini adalah

dengan melakukan pengkajian pada anak secara objektif dan intensif dengan

keluarga serta pengamatan langsung dan pemeriksaan.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Metode Penelitian

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

2.2 Etiologi

2.3 Gambaran Klinis

2.4 Prognosis

2.5 Komplikasi

2.6 Penatalaksanaan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Membahas 7 (tujuh) langkah :

3.1 Pengkajian data

3.2 Identifikasi Masalah

3.3 Antisipasi masalah potensial

3.4 Identifikasi kebutuhan segera

3.5 Intervensi

3.6 Implementasi

3.7 Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

5.3 Kesimpulan

5.4 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: askeb anak asma

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Asma merupakan penyakit dengan karakteristik meningkatnya reaksi trakea dan

bronkus oleh berbagai macam pencetus dengan timbulnya penyempitan

luas saluran nafas bagian bawah yang dapat berubah-ubah derajatnya

secara spontan atau dengan pengobatan. (Ilmu kesehatan anak: 1985 hal

1203).

Asma adalah mengi berulang dan / batuk persisten dalam keadaan dimana asma

yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang telah

disingkirkan.

(Kapita selekta kedokteran: 2000 hal 461).

2.2 Etiologi

Penyebab asma belum jelas, diduga yang memegang peranan penting

utama ialah reaksi berlebihan dari trakea dan bronkus (hiperreaktifitas bronkus).

Hiperreaktifitas bronkus itu belum diketahui dengan jelas penyebabnya. Diduga

karena adanya hambatan sebagian adrenergik, kurangnya enzim adenil siklase dan

meningginya tonus sistem parasimpatik. Keadaan demikian menyebabkan mudah

terjadinya kelebihan tonus parasimpatik kalau ada rangsangan sehingga terjadi

spasme bronkus.

Asma (hiperreaktivitas bronkus) agaknya diturunkan secara poligenik.

Alergi (atopik) salah satu faktor pencetus asma juga diturunkan secara genetik

tapi belum pasti bagaimana caranya. (IKA tahun 1985 hal: 1203).

Belum diketahui faktor pencetus adalah alergen, infeksi (terutama saluran

nafas bagian atas), iritan, cuaca, kegiatan jasmani, refluks gastroesofagus dan

psikis. (Kapita selekta tahun 2000 hal 461).

2.3 Patofisiologis

Alergen yang masuk ke dalam tubuh merangsang sel plasma

menghasilkan IgE yang selanjutnya menempel pada reseptor dinding sel mast,

atau disebut sel mast tersensitisasi.

Page 6: askeb anak asma

Bila alergen serupa masuk ke dalam tubuh, alergen tersebut akan

menempel pada sel mast yang mengalami degranulasi dan mengeluarkan

sejumlah mediator seperti histamine, leukotrien, faktor pengaktivasi platelet,

bradikinin dan lain-lain. Mediator ini menyebabkan peningkatan permeabilitas

kapiler sehingga timbul edema, peningkatan produksi mucus, dan kontraksi otot

polos secara langsung atau melakui persarafan simpatis. (Kapita selekta tahun

2000 hal 461)

Salah satu sel yang memegang peranan penting pada patogenesis asma

ialah sel mast, sel mast dapat terangsang oleh pencetus. Bila alergen sebagai

pencetus maka alergen yang masuk ke dalam tubuh merangsang sel plasma / sel

pembentuk antibodi lainnya untuk menghasilkan antibodi reagenik atau IGE. IGE

akan menempel pada reseptor yang sesuai dinding sel mast dan degranulasi sel

mast. Mediator dapat bereaksi langsung dengan reseptor di mukosa bronkus

sehingga menurunkan siklik AMP kemudian terjadi bronkokontriksi. Mediator

dapat juga menyebabkan bronkokontriksi dengan mengiritasi reseptor irritant.

2.4 Gambaran Klinis

Pada anak yang rentan, inflamasi di saluran nafas ini dapat menyebabkan

timbulnya episode mengi berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk,

khususnya pada malam/ dini hari. Gejala ini biasanya berhubungan dengan

penyempitan jalan nafas yang luas namun bervariasi, yang sebagian bersifat

reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Gejala dan serangan

asma biasanya timbul bila pasien terjadi dengan faktor pencetus yang sangat

beragam dan bersifat individual.

Pembagian asma menurut Phelan dkk.:

1. Asma episodik yang jarang.

Biasanya terdapat pada anak umur 3-6 tahun. Serangan umumnya

dicetuskan oleh infeksi virus saluran nafas bagian atas. Banyaknya serangan

3-4 kali dalam 1 tahun. Lamanya serangan jarang dan merupakan serangan

paling berat.

2. Asma episodik sering.

Pada 2/3 golongan ini serangan pertama terjadi pada umur sebelum 3

tahun. Pada permulaan, serangan berhubungan dengan infeksi saluran nafas

akut.

Page 7: askeb anak asma

3. Asma kronik atau persisten

Pada 25% anak golongan ini serangan pertama terjadi sebelum umur 6

bulan, 75% sebelum umur 3 tahun. 50% anak terdapat mengi yang lama pada

2 tahun pertama dan pada 50% sisanya seranganya episodik.

Gejala Klinis

Serangan akut yang spesifik jarang dilihat sebelum anak berumur 2 tahun.

Secara klinis asma dibagi dalam 3 stadium:

a. Stadium I

Waktu terjadi edema dinding bronkus, batuk paroksismal karena iritasi

dan batuk kering. Sputum yang kental dan mengumpul merupakan benda

asing yang merangsang batuk.

b. Stadium II

Sekresi bronkus bertambah banyak dan batuk dahak yang jernih dan

berbusa. Pada stadium ini anak akan mulai merasa sesak nafas berusaha

bernafas lebih dalam. Ekspirium memanjang dan terdengar bunyi mengi.

Tampak otot nafas tambahan turut bekerja, terdapat retraksi suprasternal,

epigastrium dan mungkin sela iga, anak akan gelisah pucat dan sianosis

sekitar mulut torak membungkung ke depan. Pada anak yang lebih kecil,

cenderung terjadi pernafasan abdominal, retraksi suprasternal dan interkostal.

c. Stadium III

Obstruksi atau spasme bronkus lebih berat, aliran udara sangat sedikit

sehingga suara nafas hampir tidak terdengar. Stadium ini sangat berbahaya

karena disangka ada perbaikan, juga batuk seperti ditekan, pernafasan

dangkal, tidak teratur dan frekuensi nafas yang mendadak meninggi.

Pemeriksaan Fisik

Hasil yang dihasilkan tergantung stadium serangan serta lamanya

serangan serta jenis asmanya. Pada asma yang ringan dan sedang tidak ditemukan

kelainan fisik diluar serangan.

Pada inspeksi terlihat pernafasan cepat dan sukar, disertai batuk-batuk

paroksimal, terdapat suara wheezing (mengi), eksperium memanjang, pada

inspirasi terlihat retraksi daerah supraklavikular, suprasternal, epigastrium dan

sela iga.

Pada asma kronik terlihat bentuk toraks emfisematus, bokong ke depan,

sela iga melebar, diameter anteroposterior torak bertambah. Pada perkusi

Page 8: askeb anak asma

terdengar hipersonor seluruh torak, terutama bagian bawah posterior, daerah

pekak jantung dan hati mengecil.

Pada auskultasi mula-mula bunyi nafas kasar/ mengeras, tapi pada stadium

lanjut suara nafas melemah atau hampir tidak terdengar karena aliran udara sangat

lemah.

Dala fase normal fase ekspirasi 1/3 – ½ dari fase inspirasi, pada waktu

serangan fase ekspirasi memanjang, terdengar juga ronki kering dan ronki basah

lendir banyak sekresi bronkus.

Penyakit asma juga bisa mempengaruhi pertumbuhan anak. Tiap anak

perlu pemeriksaan fisik lebih lengkap pada kunjungan pertama, penting

diperhatikan keadaan kulit saluran nafas bagian atas dan teling.

Page 9: askeb anak asma

2.5 Diagnosis

Batuk atau mengi

Kemungkinan asmaEpisodik

NocturnalMusimanSetelah beban fisikRiwayat asma dan atopi pada anak dan keluarga

Gambaran klinis tak jelas asma atau kemungkinan diagnosis lain:

Timbul pada masa neonatusGagal tumbuhInfeksi kronikMuntah / tersedakKelainan paru setempat atau kelainan kardiovaskular.

Pertimbangan untuk melakukan:Foto rongtenUji faal paruProvokasi bronkus/ atau reaksi terhadap bronkodilatorUji tuberkulinUji keringatPemeriksaan imunologik silia, refluks.

Bila mungkin pemeriksaan dengan

gunakan peakflow meter sesering mungkin untuk melihat reversibilitas dan

variabilitas.Berhasil terhadap

pemberian bronkodilator.

Sangat mungkin asma

Ditentukan berat dan pencetusnya

Foto rongten bila lebih dari episodik ringan.

Diagnosis dan ketaatan dinilai lagi bila

pengobatan tidak berhasil.

Negatif Positif

Diagnosis dan pengobatan alternatif.

Pertimbangan asma sebagai penyakit penyerta.

Riwayat penyakit pemeriksaan fisis

Page 10: askeb anak asma

Diagnosis Banding

Mengi dan dispnu ekspirator dapat terjadi bermacam-macam keadaan

yang menyebabkan obstruksi pada saluran nafas.

1. Pada bayi adanya korpus alienum di saluran nafas dan esofagus atau kelenjar

timus yang menekan trakea.

2. Penyakit paru kronik yang berhubungan dengan bronkiestatis atau fibrosis

kistik.

3. Bronkiolotis akut, biasanya mengenai anak dibawah umur 2 tahun dan

terbanyak dibawah umur 6 bulan dan jarang berulang.

4. Tuberkulosis di daerah limfe di daerah trakeobronkial.

5. Kelainan trakea dan bronkus misal trakeobronkomalasi dan stenosis bronkus.

Pencegahan Serangan Asma

a. Penghindaran faktor-faktor pencetus.

b. Obat-obat terapi imunologik.

Penggunaan obat atau tindakan untuk mencegah dan meredakan atau

mengurangi reaksi-reaksi yang akan dan atau sudah timbul oleh pencetus tadi.

2.6 Penanggulangan

1. Oksigen 4-6 liter permenit.

2. Periksa gas darah dan pasang IUFD cairan 3:1 (glukosa 10% NaCl 0,9%)

ditambah KCl 5 kolf.

- Koreksi kekurangan cairan

- Koreksi penyimpangan asam basa

- Koreksi penyimpangan elektrolik

3. Theophylin yang sudah diberikan diteruskan, bila belum harus diberikan

- Ukur kadar theopylin dalam darah

- Pantau tanda-tanda keracunan theopylin

- Bila tanda-tanda keracunan tidak dan keadaan serangan asmanya belum

membaik mungkin perlu tambahan dosis theopylin.

4. Kartikosteroid diberikan intravena, sangat diperlukan dalam mempercepat

hilangnya odema dan mengembalikan sensivitas terhadap obat-obat

bronkodilator.

5. Pengenceran lendir dengan mukolitik, foto rongten torak dan periksa EKG.

Page 11: askeb anak asma

2.7 Konsep Dasar Asuhan Manajemen Varney

2.7.1 Langkah I (Pengkajian)

Pengkajian: Untuk mengetahui siapa yang melakukan pengkajian, kapan

waktunya, dilakukan dimana dan mulai masuk ke sarana

kesehatan kapan.

Data Subjektif

1. Biodata

Nama ibu/suami : Untuk mengetahui identifikasi dan digunakan

sebagai sapaan untuk komunikasi.

Umur ibu/suami : Untuk mengetahui apakah umur ibu menjadi faktor

predisposisi pada masa nifas.

Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap

agama yang dianutnya dan mengenali hal-hal yang

berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.

Suku/bangsa : Untuk mengetahui asal suku daerah ibu,

mengetahui adat budayanya, memudahkan dalam

berkomunikasi dengan bahasa daerah dalam

menyampaikan KIE.

Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu sebagai

dasar dalam memberikan KIE.

Pekerjaan : Untuk mengetahui aktivitas ibu di tempat kerja

berkaitan dengan kemungkinan kenaikan tekanan

darah.

Alamat : Untuk mengetahui lokasi tempat tinggal ibu.

2. Keluhan utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu saat pengkajian

berkaitan dengan masa nifas.

3. Alasan datang ke RS

Untuk mengetahui alasan pertama kali datang ke sarana

kesehatan.

4. Riwayat kesehatan yang lalu

Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit

jantung, sakit kuning, TBC, mempunyai penyakit kronis seperti asma,

hipertensi, gagal ginjal maupun penyakit menurun seperti kencing

manis.

Page 12: askeb anak asma

5. Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit kronis

dan menurun.

6. Riwayat penyakit keluarga

Untuk mengetahui apakah saudara pihak ibu ada yang pernah

mengalami atau sedang menderita penyakit seperti penyakit jantung,

sakit kuning, TBC, dan penyakit kronis seperti asma, gagal ginjal

maupun penyakit keturunan seperti kencing manis.

7. Riwayat haid

Untuk mengetahui siklus haid teratur/ tidak, banyaknya darah

yang keluar, lamanya haid, disertai nyeri/ tidak, keputihan, berbau,

gatal/ tidak, lamanya, haid terakhir kapan, untuk mengetahui fungsi alat

reproduksi.

8. Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui ibu menikah umur berapa, berapa kali

menikah dan lamanya perkawinan.

9. Riwayat kontrasepsi

Untuk mengetahui ibu menggunakan kontrasepsi jenis apa,

lamanya pemakaian kontrasepsi keluhan selama pemakaian serta untuk

mengetahui kontraindikasi sehingga komplikasi tidak terjadi.

10. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu

Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah hamil/

bersalin dan adakah resiko atau penyulit dalam kehamilan, persalinan

dan nifas yang lalu. Bila ada dapat diantisipasi dengan segera oleh

petugas kesehatan sehingga komplikasi tidak terjadi.

11. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang

Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah hamil/

bersalin dan adakah resiko atau penyulit dalam kehamilan, persalinan

dan nifas yang lalu. Bila ada dapat diantisipasi dengan segera oleh

petugas kesehatan sehingga komplikasi tidak terjadi.

12. Pola kebiasaan

Untuk mengetahui perbedaan pola kebiasaan ibu sebelum masuk

sarana kesehatan dan saat berada di sarana kesehatan.

Page 13: askeb anak asma

13. Riwayat psikososial spiritual

Psikososial : Untuk mengetahui keadaan kejiwaan ibu yang

mempengaruhi terhadap proses pengambilan mioma pada

ibu.

Spiritual : Untuk mengetahui kepercayaan ibu terhadap agama yang

dianutnya dan mengenali hal-hal yang berkaitan dengan

masalah asuhan yang diberikan.

Data Objektif

1. Pemeriksaan umum : Untuk mengetahui kesadaran ibu secara

keseluruhan.

Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu,

composmentis, samnolen, sopor dan koma.

Suhu : Untuk mengetahui temperatur suhu ibu.

Nadi : Untuk mengetahui frekuensi detak jantung

ibu/menit.

Pernafasan : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan

ibu/menit, iramanya regular/ tidak.

2. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Wajah : Untuk mengetahui ekspresi wajah ibu, anemi/ tidak,

odem/ tidak.

Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtiva ibu pucat/

tidak, sclera putih/ kuning.

Mulut : Untuk mengetahui tingkat kelembaban sehubungan

dengan dehidrasi, adanya stomatitis.

Leher : Untuk mengetahui adanya hiperpigmentasi berkaitan

dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron,

pembesaran vena jugularis.

Dada : Untuk mengetahui apakah adanya benjolan abnormal.

Perut : Untuk mengetahui adanya kelainan pada perut,

apakah adanya luka bekas operasi.

Vulva : Untuk mengetahui derajat kebersihan, keluaran

pervaginam, varises, odem, kondiloma akuminata.

Ekstreimitas: Untuk mengetahui kualitas pergerakan spontan,

varises, odem.

Page 14: askeb anak asma

b. Palpasi

Perut : Untuk mengetahui apakah adanya TFU sesuai dengan

yang seharusnya.

c. Auskultasi

Thoraks : Untuk mengetahui adanya ketidaknormalan dalam

pernafasan.

d. Perkusi

Reflek patella : Untuk mengetahui adanya reflek pada lutut.

2.7.2 Identifikasi Diagnosa / Masalah

DS : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kondisi kesehatannya

setelah melahirkan.

DO : TTV: Untuk mengetahui kondisi ibu.

Inspeksi : Untuk melihat apakah adanya kelainan pada

anggota tubuh.

Palpasi : Untuk mengetahui adanya kalinan pada perabaan.

Masalah : Ibu mengatakan susah BAB.

Ds : Ibu mengatakan susah BAB dan luka jahitan masih basah.

Do : - Benang jahit masih ada dan kelihatan basah.

- Ibu terlihat mengeluh karena tidak bisan BAB.

2.7.3 Identifikasi Masalah Potensial

1. Infeksi puerperalis

R/ setelah dilakukan episiotomi ditakutkan terjadinya infeksi pada

lokasi episiotomi dan kurangnya ibu menjaga personal hygiene.

2.7.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

Berikan informasi tentang menjaga daerah kewanitaannya dengan tepat dan

benar.

R/ memberikan informasi yang dibutuhkan pasien supaya tidak terjadi

infeksi selama masa nifas, bila tidak akan meningkatkan angka morbiditas

dan mortalitas kematian ibu.

Identifikasi kebutuhan segera

R/ kolaborasi dengan tim medis bila terjadi komplikasi lebih lanjut

Page 15: askeb anak asma

2.7.5 Intervensi

Dx : Ny. “A” P20002 2 hari post partum

Intervensi diagnosa

1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan ibu.

R/ Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan

dengan pasien.

2. Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu.

R/ Menambah pengetahuan ibu tentang kondisi kesehatan.

3. Observasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda infeksi.

R/ Mengetahui keadaan umum ibu dan mengetahui adanya komplikasi.

4. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini mengurangi rasa sakit.

R/ Agar peristaltik usus bekerja dan dapat

5. Kolaborasi dengan dokter SPOG.

R/ Mempercepat penyembuhan kondisi ibu dalam pemberian terapi

obat.

Intervensi masalah

1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan keluarga.

R/ Terciptanya hubungan baik antara bidan dan klien.

2. Anjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak.

R/ Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama persalinan.

3. Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi.

R/ Untuk mempercepat involusi organ-organ tubuh.

4. Anjurkan ibu untuk menjaga daerah kewanitaannya.

R/ Untuk mencegah terjadinya infeksi.

5. Beri ibu obat supositoria per rektal.

R/ Untuk melunakkan feses.

2.7.6 Implementasi

Penanganan disesuaikan dengan intervensi.

2.7.7 Evaluasi

Berhubungan dengan kriteria hasil yang diharapkan.

Page 16: askeb anak asma

BAB III

TINJAUAN KHASUS

I. PENGKAJIAN

Data Subjektif

1. Nama anak : Anak “I”

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 4 tahun

Nama ibu : Ny. “A” Nama ayah : Tn. “M”

Usia : 39 th Usia : 43 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : ngoro,jombang Alamat : ngoro,jombang

2. Alasan datang

Ibu px mengatakan anaknya sesak, batuk dan muntah 2x dan dibawa

ke pukesmas cukir.

3. Keluhan utama

Ibu px mengatakan anaknya sesak, batuk dan saat bernafas dibagian

leher terlihat agak cekung.

4. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan anaknya sesak batuk dan muntah sejak tanggal 7

januari 2010 yang lalu.

5. Riwayat penyakit lalu

Ibu px mengatakan anaknya saat usia 2,5 tahun pernah sakit batuk dan

dibelikan obat OBH tapi batuk tidak sembuh, sudah dibawa ke bidan 5 kali

tidak sembuh dan dibawa ke puskesmas.

6. Riwayat penyakit keluarga

Ibu px mengatakan dalam keluarga tidak ada yang punya penyakit

menurun DM, asma, hipertensi, menular HIV, hepatitis, TBC dan menahun

jantung.

Page 17: askeb anak asma

7. Pola kebiasaan sehari-hari

Di rumah Di RSPola istirahat Tidur ± 10 jam siang

± 2 jam dan 8 jam saat malam terbangun jika BAB & BAK.

D RS istirahat ± 10 jam terbangun jika ingin BAB, BAK berisik dan saat TTV.

Nutrisi Makan ± 3x dengan nasi, sayur minum air putih.

Makan 3x dengan nasi, sayur, minum air putih dan the hangat.

Eliminasi BAB 1x/Hr Lunak, Kuning

BAK 4-5x/hr kuning jernih

BAB 1x/hr lunak, kuning.

BAK 5-6x/hr kuning, jernih.

Aktivitas Anak “I” biasa bermain-main dengan temannya dan melakukan aktivitas seperti belajar.

Anak “I” sudah 2 hari ini berjalan sendiri saat mau BAB/BAK

Personal hygiene Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 1x dalam 3 hari.

Diseka 2x sehari gosok gigi 2x sehari tidak keramas.

8. Data sosial budaya

Anak “I” dalam adatnya tidak ada pantangan dalam hal makanan

Data Objektif

1. – k/u: lemah

- Kesadaran: composmentis

- TTV Nadi: 100x/mnt

Suhu: 368 0C

RR: 35x/mnt

- BB 15 kg.

2. Pemeriksaan fisik

Kepala : Tidak ada benjolan, rambut hitam merata, bersih tidak

ada ketombe.

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.

Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada

secret.

Telinga : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen.

Mulut : Bibir agak pucat, tidak labio skisis, tidak stomatitis,

tidak ada caries gigi, lidah bersih.

Page 18: askeb anak asma

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan

vena jugularis.

Dada : Simetris, tidak ada massa, ada tarikan intra costa

sedikit, terdengar bunyi ronki.

Abdomen : Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak kembung.

Genetalia : Bersih, belum ada rambut pubis, tidak ada hipospadia

dan epispadia.

Ekstremitas atas : Simetris, tidak polidaktil maupun sindaktil, tangan kiri

terpasang infus Ds, gerak atif.

Ekstermitas bawah : Simetris, gerak aktif, tidak sindaktil maupun

polidaktil.

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx : Anak “I” usia 4 tahun dengan asma.

Ds :

Do : - k/u: lemah

- Kesadaran: composmentis

- TTV Nadi: 100x/mnt

Suhu: 368 0C

RR: 35x/mnt

- Bibir agak pucat

- Terdengar bunyi ronki

- Ada tarikan intercosta sedikit.

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL

-

IV. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

-

V. INTERVENSI

Tgl : 10 januari 2010 Jam: 08.00 WIB

Dx : Anak “I” usia 4 tahun dengan asma

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan masalah dapat teratasi 1 x 24 jam.

KH : - Keadaaan umum baik

- asma atau sesak dapat teratasi

- TTV dalam batas normal

Page 19: askeb anak asma

Nadi : 120x/mnt RR : 16-24x/mnt

Suhu : 36,5-37,5 0C

Intervensi

1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan keluarga dan pasien

R/ Menjalin hubungan saling percaya antara tenaga kesehatan dan pasien.

2. Observasi TTV

R/ Mengetahui keadaan umum pasien

3. Berikan posisi setengah duduk (semi fowler)

R/ Untuk mempermudah jalan nafas.

4. Beri nutrisi yang cukup

R/ Untuk menjaga kondisi pasien tetap sehat.

5. Sarankan ibu pasien untuk memberikan anaknya minum air hangat cukup.

R/ Membantu mengencerkan sekret yang menghambat jalan nafas.

6. kolaborasi dengan tim medis lain dokter spesialis anak/.

R? Untuk perawatan lebih lanjut.

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal : 10 januari 2010 Jam: 08.30 WIB.

1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan pasien dan keluarga.

2. Mengobservasi TTV nadi: 120x/mnt S: 365 0C RR: 24x/mnt

3. Memberikan posisi semi fowler pada pasien.

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter:

- Injeksi ampisilin 4x500 mg.

- Aminopilin 3x2 cc.

5. Menyarankan ibu px memberikan px minum air hangat saat anak haus.

6. Memberi nutrisi yang cukup

- Minum air putih cukup

- Makan-makanan bergizi.

VII. EVALUASI

Tanggal : 10 januari 2010 Jam: 10.00 WIB.

Dx : Anak “I” usia 4 tahun dengan asma bronkiale.

S : Anak “I” mengatakan selang O2 ingin dilepas dan nafasnya tidak

sesak seperti tadi pagi.

O : - k/u: baik

Page 20: askeb anak asma

- Kesadaran: composmentis

- TTV Nadi: 120x/mnt

Suhu: 365 0C

RR: 24x/mnt

- Bibir tidak pucat.

- Ronki (-)

A : Masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

- Memberi nutrisi cukup

Page 21: askeb anak asma

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada anak “I” usia 4 tahun dengan asma

tidak ditemukan suatu kendala, dilihat dari data pengkajian subjektif dan objektif

ditandai dengan nafas terengah-engah, leher agak cekung, sehingga petugas kesehatan

mengidentifikasi diagnosa.

Pada anak “I” setelah dilakukan analisa data maka tidak ditemukan kesenjangan

antara teori dan praktik lapangan. Di puskesmas cukir melakukan suatu perawatan

sesuai degnan prosedur sehingga anak “I” nafasnya tidak terengah-engah.

Page 22: askeb anak asma

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada tinjauan kasus dapat ditarik kesimpulan asuhan kebidanan pada anak

“I” usia 4 tahun dengan asma . Jika kita menemukan pasien dengan keluhan asma

kita bisa menolong sesuai dengan prosedur untuk dapat menghasilkan hasil yang

dicapai yakni anak “I” bernafas normal tidak terengah-engah.

5.2 Saran

Asuhan yang diberikan pada anak “I” yakni harus sesuai dengan prosedur

dan memberi langsung bantuan O2 untuk mempermudah bernafas serta prosedur

lain yang dapat mengembalikan kondisi anak sehat kembali.

Page 23: askeb anak asma

DAFTAR PUSTAKA

- Dr. Latif Abdul dkk., 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika.

- Mansjoer Arif dkk., 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.