Download - Case Asma Bronkhial
PRESENTASI KASUS ASMA BRONKIAL
Pembimbing : dr. Oki Fitriani , Sp.A
Penyusun :Winda Novia Anggraini , S.ked
110.2009.300
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Serang
Periode 3 Juni 2013 – 10 Agustus 2013
Identitas Nama : An. A Jenis kelamin : Perempuan Tempat Tanggal Lahir : Taktakan, 16
Februari 2010 Umur : 3 tahun 3 bulan Suku bangsa/Bangsa : Indonesia Agama : Islam Alamat : Jl. Taktakan kp
Tidasuran Tanggal masuk RS : 12-06-2013 Tanggal keluar RS : 17-06-2012
IDENTITAS ORANG TUA Data orang tua Ibu : Ny. H Umur : 26 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : Tamat SD Agama : Islam
Ayah Nama : Tn N Umur : 28 tahun Pekerjaan : pekerja bangunan Pendidikan : tidak tamat SD Agama : islam
ANAMNESIS
Berdasarkan
(allo anamnesis)
Tanggal : 13-06-2013
Pukul : 16.00 WIB
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien Anak Perempuan datang ke UGD RSUD Serang dengan keluhan utama sesak sejak 1 hari SMRS.
1 hari SMRS, pasien mengeluh sasak, sesak dirasakan pukul 01.00 Wib hari rabu. Pasien sesak pada saat tiduran selama 5 menit. Sebelumnya pasien telah diuap dan ada perubahan.
Pasien juga mengeluh demam 1 hari SMRS pukul 12.00 Wib, demam naik turun dan belum diobati. Pasien juga mengeluh pilek 1 hari SMRS dan telah diobati dan ada perubahan.
Pasien juga mengeluh batuk 6 bulan SMRS telah diobati sembuh dan batuk kembali.
Pasien juga mengeluh muntah 1 hari SMRS sebanyak 4x, muntah sedikit, muntah air dan dahak dan tidak ada darah.
Pasien tidak nafsu makan dan minum. Pasien belum BAB 1 hari dan pipis lancar. Keluhan mencret disangkal.
Pasien lahir secara spontan diklinik dibantu oleh bidan dan telah mendapatkan imunisasi yang lengkap. Pada usia 3 bulan pasien pernah sesak telah diobati dan sesak muncul kembali.
d. Riwayat Penyakit Dahulu : OS pada usia 3 bulan pernah sesak
e. Riwayat Penyakit Keluarga :Di lingkungan , Orang tua pasien
mengatakan tidak ada tetangga yang menderita sesak
Dilingkungan keluarga tidak ada yang terkena sesak
Riwayat Kelahiran dan KehamilanKEHAMILAN Morbiditas
kehamilanIbu pasien ketika hamil tidak menderita penyakit apapun.
Perawatan antenatal Riwayat hamil diurut-urut dukun, terpapar radiasi foto Rongent dan konsumsi obat-obatan selama kehamilan disangkal
KELAHIRAN Tempat kelahiran KlinikPenolong persalinan Bidan
Cara persalinan Normal
Keadaan bayi - Berat lahir : 2,9 Kg- Panjang badan : tidak ingat- Lingkar Kepala : tidak tahu- Langsung menangis- Pucat : -- Biru : -- Kuning : -- Kelainan bawaan : -- Cacat : -
Riwayat Perkembangan Pertumbuhan gigi I : ± 8 bulanTengkurap : ± 3 bulanDuduk : ± 6 bulan Berjalan : ± 10 bulanBicara : ± 18 bulanMembaca dan menulis : ± 6 tahunKesan : Perkembangan anak sesuai usia
Riwayat Makanan..
Umur (bulan) ASI/PASI Buah Biskuit Bubur
susu
Bubur
nasi
0 – 2 ASI - - - -
2 – 4 ASI - - - -
4 – 6 ASI - + + -
6 – 8 ASI + + + +
8 – 10 ASI + + + +
10 – 12 ASI + + + +
Riwayat Imunisasi
Kesan : Riwayat Imunisasi dasar lengkap
Macam Dasar Ulanga
nI II III
BCG
DPT
Polio
Campak
Hepatitis B
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis Berat badan : 12 Kg Tinggi badan : 95 cm Status Gizi : (BB/TB) = 12kg/95cm = -1SD (normal)
Tanda-tanda vital :
Nadi = 130 x/menit teraba kuat, isi cukup, reguler.
Pernapasan = 50 x/menit Suhu = 37,9 °C
PEMERIKSAAN FISIK Kepala : Normocephali
Wajah
Simetris, sianosis (-),ikterik (-), pucat (-)
Rambut
Hitam, lurus, distribusi merata, tidak mudah
dicabut
Mata
Pupil bulat isokor, RCL + / +, RCTL + / +
Conjungtiva anemis - / -
Sclera ikterik - / - Telinga
Normotia, Serumen -/-,Sekret -/- Hidung
Tidak ada deviasi septum Nafas cuping hidung (-) Sekret -/- ,Mukosa hiperemis -/-
Mulut Bibir kering (-), sianosis (-) Gigi Geligi carries (-),
stomatitis (-) Faring tidak hiperemis Lidah tidak kotor Tonsil T1 – T1 tenang
Leher KGB Retroauricular, Submandibular,
Submental, Supraclavicula tidak teraba membesar.
Kulit
Turgor : baik
Warna : tidak pucat, sawo matang
PEMERIKSAAN FISIK
Paru – paru Inspeksi : Bentuk simetris saat statis dan dinamis Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru. Auskultasi : Sn. Vesikuler, Rh. - / -, Wheezing + / +
Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V midclav.kiri
Perkusi : Batas atas jantung di sela iga 3 garis sternal kiri Batas kanan jantung di sela iga 4 garis sternal
kanan Batas kiri jantung di sela iga 4 garis midklavikula kiri
Auskultasi : BJ. I – II regular, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen Inspeksi : Datar, warna kulit
tidak pucat. Palpasi
Supel, turgor kulit baik Nyeri tekan (-) pada daerah
epigastrium Hepar, Lien dan Ginjal tidak teraba
membesar. Perkusi : tympani Auskultasi : Bising usus (+)
normal
Ekstremitas
• Atas :
Akral hangat
Edema (-)
Sianosis (-)
• Bawah :
Akral hangat
Edema (-)
Sianosis (-)
PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan penunjangHematologi Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 15,3 10,7-14,7 g/dl
Leukosit 21.900 5500-13500/uL
Hematokrit 44,2 37-46 %
Trombosit 327000 150000-400000/uL
GDS 137 60-100mg/dl
Penatalaksanaan O2 2L/menit Cefotaxim/taxfor 3x350mg iv Ranitidin 2x10mg iv Nebu combivent 6x sehari Metilfrednisolon 3x5mg iv Parasetamol 3x cth 1 atau
parasetamol 125mg iv k/p mucera drop 3x1,5cc D5 1/2 NS 6tpm
PROGNOSIS
Follow up
14 juni 201315 juni 201316 juni 201317 juni 2013
S = batuk (+), Sesak (+) O = KU/KS = Tampak sakit
ringan/compos mentis N = 135x/menit RR = 55x/menit S = 37,2°C (aksila) Kepala = Normocephal,
rambut hitam, distribusi merata
Mata = Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak cekung
THT = Discharge (-), epistaksis (-), NCH tidak ada, secret tidak ada, T1 – T1 tenang, faring tidak hiperemis
Mulut = Sianosis (-), gusi tidak berdarah
Leher = Pembesaran KGB (-)
Thorax = Statis simetris dinamis , retraksi dada (-)
Jantung = BJ I – II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo = Suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (+)
Abdomen = BU (+) N, supel, nyeri tekan epigastrium (-)
Ekstremitas = Akral hangat, CRT < 2” ,edema (-)
Lab 12-6-13 L : 21900 GDS :137
Hb: 15,3 Ht: 44,7 T : 327000 A = Asma bronkial P = ivfd D5 ½ Ns 5tpm, taxfor
3x350iv, Ranitidin 2x10iv, nebu combivent 2x/sehari, nebu ventolin 3/sehari, metilfrednisolon 3x3mg (stop), mucera drop 3x1,5 cc, parasetamol iv k/p
S = batuk (+), Sesak (+) O = KU/KS = Tampak
sakit ringan/compos mentis N = 120x/menit RR = 40x/menit S = 36,3°C (aksila) Kepala = Normocephal,
rambut hitam, distribusi merata
Mata = Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak cekung
THT = Discharge (-), epistaksis (-), NCH tidak ada, secret tidak ada, T1 – T1 tenang, faring tidak hiperemis
Mulut = Sianosis (-), gusi tidak berdarah
Leher = Pembesaran KGB (-)
Thorax = Statis simetris dinamis , retraksi dada (-)
Jantung = BJ I – II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo = Suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (+)
Abdomen = BU (+) N, supel, nyeri tekan epigastrium (-)
Ekstremitas = Akral hangat, CRT < 2” ,edema (-)
A = Asma bronkial P = ivfd D5 ½ Ns 5tpm,
taxfor 3x350iv, Ranitidin 2x10iv, nebu ventolin 3/sehari, metilfrednisolon 3x1 g (pulv), mucera drop 3x1,5 cc
S = batuk (+), Sesak (+) O = KU/KS = Tampak sakit
ringan/compos mentis N = 115x/menit RR = 30x/menit S = 35,8°C (aksila) Kepala = Normocephal,
rambut hitam, distribusi merata
Mata = Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak cekung
THT = Discharge (-), epistaksis (-), NCH tidak ada, secret tidak ada, T1 – T1 tenang, faring tidak hiperemis
Mulut = Sianosis (-), gusi tidak berdarah
Leher = Pembesaran KGB (-)
Thorax = Statis simetris dinamis , retraksi dada (-)
Jantung = BJ I – II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo = Suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (+)
Abdomen = BU (+) N, supel, nyeri tekan epigastrium (-)
Ekstremitas = Akral hangat, CRT < 2” ,edema (-)
A = Asma bronkial P = ivfd D5 ½ Ns 5tpm,
taxfor 3x350iv, Ranitidin 2x10iv, nebu combivent 3/sehari, metilfrednisolon 3x1g (pulv), mucera drop 3x1,5 cc
S = batuk (-), Sesak (-) O = KU/KS = Tampak
sakit ringan/compos mentis N = 101x/menit RR = 24x/menit S = 36°C (aksila) Kepala = Normocephal,
rambut hitam, distribusi merata
Mata = Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak cekung
THT = Discharge (-), epistaksis (-), NCH tidak ada, secret tidak ada, T1 – T1 tenang, faring tidak hiperemis
Mulut = Sianosis (-), gusi tidak berdarah
Leher = Pembesaran KGB (-)
Thorax = Statis simetris dinamis , retraksi dada (-)
Jantung = BJ I – II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo = Suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-)
Abdomen = BU (+) N, supel, nyeri tekan epigastrium (-)
Ekstremitas = Akral hangat, CRT < 2” ,edema (-)
A = Asma bronkial P = ivfd D5 ½ Ns 5tpm,
taxfor 3x350iv, Ranitidin 2x10iv, nebu combivent 3/sehari, metilfrednisolon 2x1g (pulv), lasal sirup 3x1/2 cth
ANALISA KASUS
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka diagnosa yang ditegakkan pada pasien ini :
Asma bronkial
Pasien Anak Perempuan datang ke UGD RSUD Serang dengan keluhan utama sesak sejak 1 hari SMRS.1 hari SMRS, pasien mengeluh sasak, sesak dirasakan pukul 01.00 Wib hari rabu. Pasien sesak pada saat tiduran selama 5 menit. Sebelumnya pasien telah diuap dan ada perubahan. Pasien juga mengeluh demam 1 hari SMRS pukul 12.00 Wib, demam naik turun dan belum diobati. Pasien juga mengeluh pilek 1 hari SMRS dan telah diobati dan ada perubahan. Pasien juga mengeluh batuk 6 bulan SMRS telah diobati sembuh dan batuk kembali.
A
ANALISA KASUS
Paien juga mengeluh muntah 1 hari SMRS sebanyak 4x, muntah sedikit, muntah air dan dahak dan tidak ada darah.
Pasien tidak nafsu makan dan minum. Pasien belum BAB 1 hari dan pipis lancar. Keluhan mencret disangkal.
Pasien lahir secara spontan diklinik dibantu oleh bidan dan telah mendapatkan imunisasi yang lengkap. Pada usia 3 bulan pasien pernah sesak telah diobati dan sesak muncul kembali.
ANALISA KASUSPemeriksaan Fisik :
Pada pemeriksaan fisik terdapat demam, batuk,sesak napas(takipneu), wheezing
Pemeriksaan Laboratorium :Hematologi Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 15,3 10,7-14,7 g/dl
Leukosit 21.900 5500-13500/uL
Hematokrit 44,2 37-46 %
Trombosit 327000 150000-400000/uL
GDS 137 60-100mg/dl
Penatalaksanaan O2 2L/menit Cefotaxim/taxfor 3x350mg iv Ranitidin 2x10mg iv Nebu combivent 6x sehari Metilfrednisolon 3x5mg iv Parasetamol 3x cth 1 atau parasetamol 125mg
iv k/p mucera drop 3x1,5cc D5/2 NS 6tpm
Asma bronkhial
Asma adalah mengi berulang dan/atau batuk persisiten dengan karakteristik sebagai berikut: timbul secara episodik, cenderung pada malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas fisik, serta terdapat riwayat asma dan atopi lain pada pasien dan/atau keluarganya.
Eksaserbasi (serangan asma) adalah episode perburukan gejala-gejala asma secara progresif. Gejala yang dimaksud adalah sesak napas, batuk, mengi, dan dada rasa tertekan atau berbagai kombinasi gejala
Etiologi
KlasifikasiTabel klasifikasi derajat penyakit asma menurut PNAA
Parameter
klinis,kebutuhan
obat, dan faal paru
Asma episodik
jarang (asma ringan)
Asma episodik sering
(asma sedang)
Asma persisten
(asma berat)
Frekuensi serangan < 1x/bulan >1x/bulan Sering
Lama serangan <1 minggu ≥ 1 minggu Hampir sepanjang
tahun, tidak ada
remisi
Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan
malam
Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
Pemeriksaan fisik
diluar serangan
Normal (tidak ada
kelainan)
Mungkin terganggu
(ada kelainan)
Tidak pernah normal
Obat pengendali (anti
inflamasi)
Tidak perlu Non steroid/steroid
hirupan dosis rendah
Steroid hirupan/oral
Uji faal paru (diluar
serangan)
PEF/FEV1 > 80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 < 60%
Variabilitas 20-30%
Variabilitas faal paru
(bila ada serangan
paru)
Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas > 50%
Klasifikasi derajat serangan asma
Parameter
klinis faal
paru
laboratoriun
ringan sedang berat Ancaman henti
nafas
sesak Berjalan bisa
tidur
Berbicara lebih
enak duduk
Istirahat
membungkuk
kedepan
posisi Bisa berbaring Lebih suka
duduk
Duduk
bertopang
lengan
bicara kalimat Penggal kalimat Kata-kata
biasanya
irritabel
kesadaran Mungkin
irritable
biasanya
irritabel
biasanya
irritabel
sianosis Tidak ada Tidak ada ada nyata
wheezing Sedang, akhir
ekspirasi
Nyaring pada
saat ekspirasi
dan inspirasi
Sangat nyaring Tidak terdengar
Penggunaan
otot bantu
respiratorik
Biasanya tidak Biasanya ya ya Paradoks
thorako-
abdominal
dangkal/hilang
retraksi Dangkal
interkostal
Sedang,
suprasternal
Dalam napas
cuping hidung
Dangkal/hilang
Frekuensi
napas
Takipnea Takipnea Takipnea bradipnea
Frekuensi nadi
PEFR/FEV1
Normal Takikardi Takikardi brakikardia
Pre
bronkodilator
>60% 40-60% <40%
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Diagnosis Anamnesis
o Apakah anak mengalami serangan mengi atau serangan mengi berulang?
o Apakah anak sering terganggu oleh batuk pada malam hari?
o Apakah anak mengalami mengi atau batuk setelah olahraga?
o Apakah anak mengalami gejala mengi, dada terasa berat atau batuk setelah terpajan alergen atau polutan?
o Apakah jika mengalami pilek, anak membutuhkan > 10 hari untuk sembuh?
o Apakah gejala klinis membaik setelah pemberian pengobatan anti asma?
Pemeriksaan fisikKesadaran Suhu tubuhSesak nafas, apakah terdapat sesak nafasTanda gagal nafasTanda infeksi penyerta/komplikasiPenilaian serangan derajat asma : ringan/sedang/berat/mengancam jiwa
Pemeriksaan Penunjang Uji fungsi paru : peak flow meter, spirometerAnalisis gas darah : pada asma dapat terjadi asidosis respiratorikDarah lengkap dan serum elektrolitFoto thoraks : pada asma hiperserasi, bisa dijumpai komplikasi berupa atelektasis, pneumothoraks dan pneumomediastinumTes kulit untuk berbagai jenis alergen (bila memungkinkan)Kadar IgE serum (bila memungkinkan)
Diagnosa Banding Bronkiolitis
bayi < 2 tahun mengalami serangan wheezing dan sesak untuk pertama kali.
Aspirasi benda asing (susu, makanan dll) Pada anamnesis ada riwayat tersedak Tuberkulosis kelenjar
yang menekan trakea atau bronki kadang-kadang menimbulkan wheezing persisten
Tumor atau kista mediastinum Sindrom hiperventilasi
Tatalaksana Serangan asma ringan Pasien diobservasi selama 1-2 jam, jika respons
tersebut bertahan, pasien dapat dipulangkan. pasien dibekali obat β-agonis (hirupan atau oral) yang harus diberikan tiap 4-6 jam
Pasien kemudian dianjurkan ke klinik rawat jalan dalam waktu 24-48 jam untuk evaluasi ulang tata laksana
Serangan asma sedang Jika serangannya memang termasuk serangan
sedang, pasien perlu diobservasi dan ditangani diruang rawat sehari (RRS). Pada serangan asma sedang, diberikan kortikosteroid sistemik (oral) metilfrednisolon dengan dosis 0,5-1mg/kgBB/hari selama 3-5 hari. (Evidence A)
Walaupun belum perlu diperlukan, untuk persiapan keadaan darurat, pasien yang akan diobservasi di RRS langsung dipasnag jalur parenteral sejak diunit gawat darurat (UGD)
Serangan asma berat Bila dengan 3x nebulisasi berturut-turut pasien tidak menunjukkan
respon (poor response), yaitu gejala dan tanda serangan masih ada (penilaian ulang sesuai pedoman), pasien harus dirawat di ruang rawat inap
Oksigen 2-4L/menit diberikan sejak awal termasuk saat nebulisasi. (Evidence B)
Kemudian dipasang jalur parenteral dan dilakukan foto toraks ravena diberikan secara bolus,tiap 6-8 jam. (Evidence A) Dosis steroid intravena 0,5-1mg/kgBB/hari Nebulisasi β agonis + antikolinergik dengan oksigen dilanjutkan tiap 1-
2jam,jika dengan 4-6 kali pemberian mulai terjadi perbaikan klinis, jarak pemberian dapat diperlebar menjadi tiap 4-6 jam. (Evidence B)
Aminofilin diberikan secara intravena dengan ketentuan sebagai berikut: Jika pasien belum mendapat aminofilin sebelumnya, diberikan aminofilin
dosis awal (inhalasi) sebesar 6-8mg/kgBB dilarutkan dalam dekstrose 5% atau garam fisiologis sebanyak 20ml diberikan dalam 20-30 menit
Sebaiknya kadar aminofilin dalam darah diukur dan dipertahankan sebesar 10-20mcg/ml
Selanjutnya, aminofilin dosis rumatan diberikan sebesar 0,5-1mg/kgBB/jam. (evidence D)
Jika telah terjadi perbaikan klinis nebulisasi diteruskan setiap 6 jam sampai dengan 24 jam
Steroid dan aminofilin diganti dengan pemberian per oral
Jika dalam 24 jam pasien tetap stabil, pasien dapat dipulangkan dengan dibekali obat β agonis (hirupan atau oral) yang diberikan tiap 4-6 jam selama 24-48 jam.
Tatalaksana Asma Jangka Panjang Asma Episodik Jarang Pemberian obat hanya jika ada gejala/serangan Obat yang diberikan : obat pereda berupa
bronkodilator β-agonist hirupan kerja pendek (short acting β2-agonist, SABA)
Dapat juga digunakan teofilin Selama pemakaian obat dipantau munculnya gejala
selama 4-6 minggu Jika penggunaan β-agonist > 3x/minggu atau
serangan sedang atau berat terjadi > 1x/bulan, maka tatalaksana diperlukan sebagai asma episodik sering
Asma Episodik Sering Disamping menggunakan β-agonist atau teofilin, perlu
ditambahkan anti inflamasi berupa steroid hirupan dosis rendah. Obat steroid hirupan yang sudah sering digunakan pada anak-anak adalah budesonid, sehingga digunakan sebagai standar :
Dosis steroid yang digunakan adalah dosisi rendah Usia < 12 tahun : 100-200 mcg/hari budesonid (50-
100 mcg/hari flutikason) Usia ≥ 12 tahun : 200-400 mcg/hari budesonid (100-
200 mcg/flutikason) Penilaian efek terapi dilakukan setelah 6-8 minggu
Asma Persisten Tatalaksana asma persisten terdapat 2 alternatif yang dilakukan yaitu : Steroid hirupan tetap dalam dosis rendah dan dikombinasi dengan salah
satu obat yaitu : LABA (long acting β2-agonist), atau teofilin lepas lambat (TSR = theophylline slow release), atau anti leucotriene receptor (ALTR)
Golongan LABA : prokaterol, bambuterol, salmeterol, klenbuterol Golongan ALTR adalah zafirlukas dan muntelukas Meningkatkan dosisi steroid hirupan menjadi dosis medium yaitu : Usia < 12 tahun : setara dengan 200-400 mcg/hari budesonid (100-200
mcg/hari flutikason) Usia ≥ 12 tahun : 400-600 mcg/hari budesonid (200-300 mcg/flutikason) Dilakukan pemantauan selama 6-8 mingguuntuk melihat muncul tidaknya
gejala asma dengan salah satu alternatif terapi diatas
Jika selama waktu tersebut masih terdapat gejala asma, maka dilanjutkan dengan memilih salah satu dari dua laternatif berikut, yaitu :
Steroid hirupan tetap dalam dosis medium dengan menambahkan salah satu obat : LABA atau TSR, atau ALTR
Meningkatkan dosis hirupan menjadi dosis tinggi Usia < 12 tahun : setara dengan >400 mcg/hari budesonid
(>200 mcg/hari flutikason) Usia ≥ 12 tahun : >600 mcg/hari budesonid (>300
mcg/flutikason) Dilakukan pemantauan selama 6-8 minggu
Pencegahan Menjaga kesehatan Menjaga kebersihan lingkungan Menghindarkan faktor pencetus
serangan penyakit asma Menggunakan obat-obat anti penyakit
asma Makan makanan yang bergizi Edukasi kepada orangtua
komplikasi1. Mengancam pada gangguan
keseimbangan asam basa dan gagal napas
2. Chronik persistent bronkitis3. Bronchiolitis4. Pnemunia5. Empisema
Prognosis Mortalitas akibat asma jumlahnya kecil. Gambaran yang paling akhir
menunjukkan kurang dari 5000 kematian setiap tahun dari populasi berisiko yang jumlahnya kira-kira 10 juta penduduk. Angka kematian cenderung meningkat di pinggiran kota dengan fasilitas kesehatan terbatas.
perjalanan klinis asma menyatakan bahwa prognosis baik ditemukan pada 50–80% pasien, khususnya pasien yang penyakitnya ringan dan timbul pada masa kanak-kanak. Jumlah anak yang masih menderita asma 7–10 tahun setelah diagnosis pertama bervariasi dari 26–78% dengan nilai rata-rata 46%, akan tetapi persentase anak yang menderitaringan dan timbul pada masa kanak-kanak. Jumlah anak yang menderita asma penyakit yang berat relatif berat (6 –19%). Secara keseluruhan dapat dikatakan 70–80% asmaanak bila diikuti sampai dengan umur 21 tahun asmanya sudah menghilang.
Daftar pustaka1. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
RSHS (2005). Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 3, FKUP, Bandung
2. Pudjiadi,Antonius,dkk, Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia,jilid 1,IDAI 2010
3. Rahajoe,nantiti,dkk, Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi pertama, Cetakan ketiga, IDAI 2012
4. World Health Organization, Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, Cetakan pertama, WHO 2009