bab ii ok
TRANSCRIPT
5
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pendingin pada Mesin (Coolant System)
Pendingin mempunyai kegunaan yang khusus dalam proses permesinan. Cairan
pendingin perlu dipilih dengan seksama sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan
dengan mesin perkakas. Penggunaan cairan pendingin ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti disemprotkan, dikucurkan dan dikabutkan. Efektivitas dari
cairan pendingin ini hanya dapat diketahui dengan melakukan percobaan permesinan
Cairan pendingin digunakan pada pemotongan logam atau proses permesinan
dengan tujuan antara lain : untuk memperpanjang umur pahat, mengurangi deformasi
benda kerja karena panas, meningkatkan kualitas permukaan hasil permesinan, dan
membersihkan beram dari permukaan potong. Secara umum coolant adalah media
pendingin yang digunakan untuk mendinginkan benda kerja dan alat potong pada saat
proses permesinan dan melumasi alat potong sehingga memiliki umur pakai yang
lebih lama. (Sumber : Widarto,2008. Teknik Permesinan. Jakarta)
2.1.1 Jenis pendingin
Cairan pendingin yang digunakan dapat dikategorikan dalan empat jenis yaitu
(Sumber : Widarto,2008. Teknik Permesinan. Jakarta)
2.1.1.1 Minyak murni (Straight Oils)
Minyak murni (Straight Oils) adalah minyak yang tidak dapat diemulsikan
(dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur) dan
digunakan pada proses permesinan dalam bentuk sudah diencerkan. Minyak ini terdiri
dari bahan minyak mineral dasar atau minyak bumi, dan kadang mengandung
pelumas yang lain seperti lemak, minyak tumbuhan, dan ester. Selain itu bisa juga
6
ditambahkan dengan aditif (zat yang dicampur dengan zat yang lain) tekanan tinggi
seperti Chlorine, Sulphur dan Phosporus. Minyak murni menghasilkan pelumasan
terbaik , akan tetapi sifat pendinginannya paling jelek diantara cairan pendingin yang
lain.
2.1.1.2 Minyak larut (Soluble Oils)
Minyak larut (Soluble Oils) akan membentuk emulsi ketika dicampur dengan
air. Konsentrat mengandung minyak mineral dasar dan pengemulsi untuk
menstabilkan emulsi. Minyak ini digunakan dalam bentuk sudah diencerkan
(biasanya konsentrasinya = 3 sampai 10%) dan unjuk kerja pelumasan dan
penghantaran panasnya bagus. Minyak ini digunakan luas oleh industri permesinan
dan harganya lebih murah diantara cairan pendingin yang lain.
2.1.1.3 Cairan semi sintetis (Semisynthetic fluids)
Cairan semi sintetik (Semisynthetic fluids) adalah kombinasi antara minyak
sintetik dan soluble Oil dan memiliki karakteristik kedua minyak pembentuknya.
Harga dan unjuk kerja penghantaran panasnya terletak antara dua buah cairan
pembentuknya tersebut.
2.1.1.4 Cairan sintetis (Synthetic fluids)
Minyak sintetik (Synthetic Fluids) tidak mengandung minyak bumi atau
minyak mineral dan sebagai gantinya dibuat dari campuran organik dan inorganik
alkaline bersama-sama dengan bahan penambah (additive) untuk penangkal korosi.
Minyak ini biasanya digunakan dalam bentuk sudah diencerkan (biasanya dengan
rasio 3 sampai 10%). Minyak sintetik menghasilkan unjuk kerja pendinginan terbaik
diantara semua cairan pendingin.
7
2.1.2 Sistem Kerja pendingin
Sistem kerja pendingin pada proses permesinan adalah sebagai berikut
(Sumber : Widarto, 2008.Teknik Permesinan. Jakarta):
a. Dialirkan kebenda kerja (Flood Application of Fluid)
Pada pemberian cairan pendingin ini seluruh benda kerja di sekitar proses
pemotongan dialiri dengan cairan pendingin melalui saluran cairan pendingin
yang jumlahnya lebih dari satu.
b. Disemprotkan (Jet Application of Fluid)
Pada proses pendingin dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan
langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara pahat dan benda kerja yang
terpotong). Sistem pendinginan benda kerja adalah dengan cara menampung
cairan pendingin dalam suatu tangki yang dilengkapi dengan pompa yang
dilengkapi filter pada pipa penyedotnya. Cairan pendingin yang sudah digunakan
disaring dengan filter pada meja mesin kemudian dialirkan ke tangki penampung.
c. Dikabutkan (Mist Application of Fluid)
Pemberian cairan pendingin dengan cara ini dikabutkan dengan
menggunakan semprotan udara dan kabutnya langsung diarahkan ke daerah
pemotongan
2.2 Proses Penyaringan
Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen (unsur yg berbeda
sifat atau berlainan jenis) yang mengandung cairan dan partikel-partikel padat dengan
menggunakan media filter yang hanya meloloskan cairan dan menahan partikel-
partikel padat. Pemisahan zat padat dari campuran padat cair dilakukan dengan
bantuan medium berpori yang disebut medium penyaring. Suspensi padat cair dipaksa
melewati medium penyaring. Zat padat akan tertahan medium penyaring sedangkan
cairan dapat melewatinya yang biasa disebut filtrat. Dalam beberapa penyaringan,
padatan-saring yang terbentuk merupakan medium penyaring yang baik.
8
Dalam proses filtrasi dapat kita bedakan menjadi dua yaitu (Sumber : Zulfikar, 2011.
Filtrasi. Jakarta):
a. Pemisah dengan kertas saring tanpa tekanan
Merupakan proses pemisah tanpa tekanan, dimana cairan mengalir karena adanya
gaya grafitasi. Pemisah ini sangat cocok untuk campuran heterogen dimana jumlah
cairannya lebih besar dibandingkan partikel zat padatnya. Contoh seperti gambar
dibawah ini.
b. Pemisah dengan cara meningkatkan tekanan
Proses pemisah dengan tekanan, umumnya dengan cara divakumkan (disedot
dengan pompa vakum),dimana pompa vakum berfungsi sebagai untuk menyedot
angin/ udara pada suatu alat tertentu . Proses pemisah dengan teknik ini sangat tepat
dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya.
Contoh seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.1 Pemisah dengan kertas saring tanpa tekanan
Sumber : http://chemistry35.blogspot.com
9
Gambar 2.2 Pemisah dengan cara meningkatkan tekananSumber : http://chemistry35.blogspot.com
2.2.1 Aplikasi Filter
2.2.1.1 Filter udara
Filter udara mempunyai peran penting dalam menjaga kesehatan mesin
kendaraan anda. Filter udara berfungsi sebagai penyaring dan pembuang debu dari
udara yang masuk dan mengalirkan udara yang bersih ke mesin, karena saringan
udara merupakan suatu bagian yang sangat penting, maka perlu dibersihkan dan
diganti secara teratur dan berkala untuk menjaga agar kondisi kendaraan selalu dalam
keadaan prima. Filter udara terletak pada bagian atas karburator.Mengingat fungsi
filter udara yang sangat vital, maka perawatan secara berkala terhadap komponen ini
menjadi keharusan yang tak bisa dihindari.
10
Saringan udara yang terletak pada bagian atas karburator fungsi utamanya
adalah untuk menghilangkan debu dan kotoran yang terdapat pada udara yang masuk
ke karburator atau silinder mesin.
2.2.1.2 Filter oli
Filter oli berfungsi sebagai penyaring kotoran pada oli dan mengalirkan oli
yang bersih ke mesin. Adapun komponen utama dari filter oli yaitu kertas filter.
2.2.1.3 Filter bahan bakar
Sebuah filter bahan bakar adalah saringan di saluran bahan bakar yang
menyaring kotoran dan karat partikel dari bahan bakar, biasanya dibuat menjadi
kartrid berisi kertas saring . Filter bahan bakar melayani fungsi penting dalam
modern, ketat toleransi sistem bahan bakar mesin saat ini.
2.3 Definisi Pompa
Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan
cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari
daerah bertekanan rendah ke daerah yang bertekanan tinggi dan juga sebagai penguat
laju aliran pada energi jaringan perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu
tekanan yang rendah pada sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada sisi
keluar atau discharge dari pompa. Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik
motor menjadi energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan
untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran
yang dilalui.
Pompa juga dapat digunakan pada proses – proses yang membutuhkan tekanan
hidrolik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan–peralatan berat.
Dalam pengoperasian, mesin–mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge
yang besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap
11
pompa maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan
yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa fluida untuk naik sampai pada
ketinggian yang diinginkan. (sumber : Ali, Syafrillah Dkk.2010. Pembuatan Instalasi
Pipa dan Unjuk Kerja Pompa Sentrufugal. Akademi Teknik Soroako. Soroako)
2.3.1 Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal
Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat seperti
gambar berikut (sumber : Ali, Syafrillah Dkk.2010. Pembuatan Instalasi Pipa dan
Unjuk Kerja Pompa Sentrufugal. Akademi Teknik Soroako. Soroako):
Keterangan Rumah Pompa Sentrifugal
a. Stuffing Box
b. Packing
c. Shaft (poros).
d. Shaft sleeve
Gambar 2.3 Pompa Sentrifugal
sumber : http://uripgumulya.com
12
e. Vane
f. Casing
g. Eye of Impeller
h. Impeller
i. Wearing Ring
j. Bearing
k. Casing
2.3.2 Head Pompa
Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti
direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa.
H= (head statis )+(head dinamis)
H=( ha+Δ hp )+(hl+vd
2
2 g )..........................................................................................(2.1)
(Sumber : Sularso, Tahara H.2006. Pompa dan Kompresor
Pemilihan, Pemelihara, dan Pemakaian. Jakarta)
Dimana :
H : Head total pompa (m)
ha : Head statis total (m)
Δhp : Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua tekanan air (m)
Δhp = hp2 - hp1
h1 Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan, dll (m)
hl = hld + hls
v2/2g :Head kecepatan keluar (m)
g : Percepatan gravitasi (= 9.8 m/s2)
13
2.3.3 Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat
cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada
sisi isap. Head tekanan dapat dinyatakan dengan rumus : (Pd-Ps) / γ
2.3.4 Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antara head kecepatan zat cair pada saluran
tekan dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap.
Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus :
h k=Vd2
2.g−Vs2
2. g........................................................................................................(2.2)
Keterangan :
hk : Head kecepatan
Gambar 2.4 Head pompa (Sumber : Sularso, Pompa dan Kompresor
Sentrifugal)
14
Vd2
2. g: Kecepatan zat cair pada saluran tekan
Vs2
2.g: Kecepatan zat cair pada saluran isap
G : Percepatan gravitasi
2.3.5 Head Statis Total
Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi
tekan dengan permukaan zat cair pada sisi isap.
Head statis total dapat dinyatakan dengan rumus :
Z = Zd – Zs..............................................................................................................(2.3)
Dimana :
Z : Head statis total
Zd : Head statis pada sisi tekan
Zs : Head statis pada sisi isap
2.3.6 Kerugian head
Head kerugian (yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian) terdiri atas
head kerugian gesek di dalam pipa, dan head kerugian di dalam belokan, reducer,
katup, dll. Di bawah ini merupakan cara-cara untuk menghitung head kerugian,
antara lain :
a. Head kerugian gesek dalam pipa
h f=10,666 Q1,85
C1,85 . D 4,85 x L.................................................................................................(2.4)
(Aliran turbulen Hazen-Williams)
Di mana :
h f= Kerugian Head (m)
Q = Laju aliran (m3/s)
15
C = Koefisien (Lihat Tabel 2.1)
D = Diameter dalam pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
Bahan Pipa Harga C Bahan Pipa Harga C
Asbes Semen 140 PVC pipe 150
Brass tube 130 General smooth pipes 140
Cast-Iron tube 100 Steel pipe 120
Concrete tube 110 Steel riveted pipes 100
Copper tube 130 Coated cast iron tube 100
Corrugated steel tube 60 Tin tubing 130
Galvanized tubing 120 Wood Stave 110
Glass tube 130 Plastic pipe 140
Lead piping 130
Tabel 2.1 Bahan pipa dan harga C
(Sumber : Sularso, Pompa dan Kompresor sentrifugal)
b. Kerugian head dalam jalur pipa
h f=fv2
2 g .................................................................................................................(2.5)
Dimana:
v = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s)
f = koefisien kerugian
g = percepatan gravitasi (9.8 m/s2)
h f = kerugian head (m)
f =0,131+1,847 ( D2 R )
3,5
( θ90 )
0,5
...............................................................................(2.6)
(Rumus Fuller untuk belokan lengkung)
16
Dimana :
D = diameter dalam pipa (m)
R = jari-jari lengkung sumbu belokan (m)
θ = sudut belokan (derajat)
f = koefisien kerugian
c. Kerugian head katup
hv=fv2
2 g..................................................................................................................(2.7)
Dimana :
hv = kerugian head katup (m)
f = koefisien kerugian
v = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (9.8 m/s2)
Tabel 2.2 Koefisien kerugian dari berbagai katup
17
(sumber : Sularso, Pompa & Kompresor, hal. 39)
2.4 Hidrostatika
Hidrostatika ialah ilmu tentang zat alir atau fluida yang diam atau tidak
bergerak dan Hidrodinamika ilmu tentang fluida yang bergerak. Hidrodinamika yang
khusus mengenai aliran gas dan udara, disebut Aerodinamika.
2.4.1 Tekanan Hidrostatika
Zat cair / fluida dalam keadaan diam ( statis ) menghasilkan tekanan yang sama
untuk semua titik-titik yang mempunyai kedalaman yang sama yang disebut tekanan
hidrostatika. Tekanan tersebut timbul untuk mengimbangi berat fluida yang ada di
atasnya yang dirumuskan sebagai berikut :
Ph= ρ. g . h...............................................................................................................(2.8)
keterangan :
Ph = tekanan hidrostatika ( N.m-2)
g = percepatan gravitasi ( m.s-2), besar percepatan gravitasi biasanya 10 m.s-2 atau
9,8 m.s-2
h = kedalaman ( m )
Apabila fluida terletak pada tempat yang terbuka atau berhubungan dengan
udara luar maka fluida tersebut juga akan mendapatkan tekanan udara / atmosfer (Po).
Suatu titik di dalam fluida dengan kedalaman tertentu mempunyai tekanan total /
mutlak yang dirumuskan :
P=PO+ ρ . g . h.........................................................................................................(2.9)
Tekanan atmosfer terkadang ditulis dalam satuan atm sedangkan tekanan
hidrostatika dalam N.m-2 maka harus dijadikan dalam satuan yang sama.
1 atm = 105 N.m-2
Sumber : http//www.hikmat.web.id/fisika-kelas-xi/
18
pengertian-tekanan-hidrostatik
2.4.2 Massa Jenis dan Tekanan dalam Fuida Statis
a. Massa Jenis
Massa jenis suatu bahan yang homogen didefinisikan sebagai massa bahan
tersebut persatuan volumenya.
ρ=mv
.....................................................................................................................(2.10)
keterangan :
ρ= massa jenis (kg.m-3)
m = massa benda ( kg )
V = volume benda ( m3)
b. Tekanan
Tekanan dinyatakan sebagai gaya yang bekerja per satuan luas
P= FA
.....................................................................................................................(2.11)
keterangan :
P = tekanan ( N.m-2)
F = gaya tekan ( N )
A = luas permukaan ( m2)
sumber : pajatangka.wordpress.com
2.5 Teori Dasar Perancangan
Dalam melakukan suatu perancangan tentunya memerlukan suatu dasar teori
yang sesuai dengan tuntutan pemesan dan kemajuan teknologi yang semakin inovatif,
dengan memperhatikan fungsi terhadap apa yang dirancang. Maka dari itu, seorang
designer tentunya harus mengikuti arus perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan tingkat kebutuhan atau tuntutan dari masyarakat
19
2.5.1 Perencanaan teknik mesin
Perencanaan adalah suatu kreasi untuk mendapatkan suatu hasil akhir dengan
mengambil suatu keputusan yang jelas, atau suatu kreasi atas sesuatu yang
mempunyai kenyataan fisik. Dalam melakukan perencanaan, tentunya terlebih dahulu
harus mengetahui tuntutan dari sesuatu yang akan direncanakan, yang berdasarkan
pada kebutuhan. Tetapi pada kenyataannya untuk memenuhi tuntutan yang ada
tentunya sangatlah sulit, dimana kebutuhan cukup luas seiring perkembangan
teknologi, sosial dan ekonomi masyarakat.
Tujuan perancangan itu sendiri adalah:
a. Menyiapkan suatu langkah perancangan yang efisien dan efektif.
b. Memungkinkan dimunculkannya pemecahan masalah yang lebih baik.
c. Menampilkan alternatif yang realistis.
2.5.2 Tahap perancangan
Dalam perancangan dan pembuatan mesin atau fasilitas, memiliki beberapa
tahapan perencanaan yang dijadikan sebagai acuan utama dalam menentukan dan
merencanakan pembuatan suatu produk. Tahapan pelaksanaan suatu pekerjaan
diharapkan dapat dilakukan sesuai dengan kegiatan kerja yang akan kita lakukan
dengan harapan agar penyelesaiannya sesuai dengan harapan.
20
2.5.2.1 Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan tahap pertama dari suatu perancangan.
Permasalahan tersebut dikelompokkan sesuai jenis dan intensitasnya. Sehingga arah
penyelesaian masalahnya lebih jelas dan terukur. Kumpulan masalah tersebut
dijabarkan lebih rinci dalam bentuk daftar tuntutan. Daftar tuntutan inilah yang
menjadi acuan dalam proses perancangan.
Gambar 2.5 Bagan perancanganSumber : Pengantar perancangan teknik hal 21
21
2.5.2.2 Analisa
Aktivitas pertama dalam menentukan langkah kerja. Analisa harus
dilaksanakan dengan tepat agar langkah kerja dapat berjalan dengan sistematik dan
baik. Analisa mencakup semua masalah yang berhubungan dengan lingkup kajian
yang akan dicarikan solusinya.
2.5.2.3 Konsep Rancangan
Merupakan rencana awal yang mempunyai beberapa kegiatan, yaitu:
a. Memperjelas pekerjaan
Merupakan bagian dari rumusan masalah atau tugas. Pada bagian ini, perancang
harus menjelaskan masalah atau tugas yang akan diproses secara logis, sehingga
perancang mengetahui dengan jelas apa yang seharusnya dilakukan. Hal ini
menyangkut pemahaman terhadap objek rancangan.
b. Membuat daftar tuntutan
Data-data teknis rancangan diuraikan. Data-data bisa didapat dari permintaan
pasar atau konsumen dan juga bisa dari keinginan yang ditentukan oleh pemesan.
Daftar tuntutan ini harus mewakili dimensi, fungsi, dan operasional dari rancangan
tersebut. Batasan suatu rancangan untuk memenuhi tuntutan pemesan atau pasar akan
semakin jelas terlihat bila data-data yang dibuat terinci dan akurat.
c. Pembagian fungsi
Rancangan yang dibuat harus dikelompokkan berdasarkan dimensi, fungsi dan
bentuk sehingga akan sesuai dengan daftar tuntutan. Setelah pengelompokan, dapat
dijelaskan bagian-bagian yang mempunyai fungsi tertentu. Pembagian fungsi
bertujuan untuk membantu pemahaman pada setiap bagian rancangan agar lebih
mendalam, tanpa mengabaikan fungsi pendukung.
d. Membuat dan memilih alternatif
22
Dari pembagian fungsi dapat disusun alternatif rancangan. Tujuan pembuatan
alternatif adalah membantu mendapatkan jalan keluar atau solusi untuk memperoleh
hasil yang baik agar memungkinkan untuk mendapatkan solusi yang cocok atau tepat
untuk semua aspek. Alternatif yang dibuat akan dipilih dan diseleksi yang paling
efektif berdasarkan prioritas tuntutan.
e. Pemecahan
Setelah ditentukan alternatifnya, maka hasil yang memiliki kelebihan dapat
dijadikan konsep pemecahan untuk rancangan tersebut.
2.5.2.4 Merancang
Setelah menganalisa dan membuat konsep, selanjutnya adalah merancang
suatu alat dengan acuan pemecahan konsep. Langkah-langkah perancangan:
a. Membuat rancangan dengan skala.
Rancangan yang dibuat dalam bentuk skala dimaksudkan untuk mempermudah
dalam proses analisa rancangan, baik dimensi maupun bentuk geometri dari
rancangan yang akan kita buat.
b. Menilai rancangan.
Bentuk rancangan yang telah dibuat, dinilai berdasarkan aspek tuntutan terhadap
spesifikasi produk baik tuntutan utama maupun tuntutan tambahan. Kelebihan dan
kekurangan tiap rancangan dikaji untuk proses pengembangan lebih lanjut.
c. Perbaikan rancangan.
Dalam perancangan cukup sulit untuk mendapatkan hasil rancangan yang
langsung sesuai dengan tuntutan. Untuk itu, dalam perancangan perlu adanya
perbaikan yang berkelanjutan. Perbaikan dalam proses perancangan seringkali
dibatasi oleh tuntutan pasar/produksi maupun industri. Perbaikan rancangan
merupakan langkah maju dalam memenuhi kebutuhan.
d. Optimalisasi rancangan.
23
Pada tahap akhir perbaikan, beberapa solusi rancangan yang dimunculkan harus
dioptimalkan agar mendekati penyelesaian masalah yang dikaji. Optimalisasi ini
dapat dilakukan dengan mengkombinasikan rancangan.
e. Menentukan rancangan.
Dari variasi rancangan yang telah disusun sesuai kelebihan dan kekurangannya,
maka dapat ditentukan alternatif yang paling sesuai dengan tuntutan.
2.5.2.5 Rancangan Final
Setelah menentukan rancangan yang ideal, maka realisasi dari hal tersebut
dapat ditampilkan dalam bentuk gambar :
a. Gambar susunan.
Gambar susunan merupakan bentuk rancangan yang menginformasikan fungsi,
posisi bagian dan urutan perakitan. Gambar susunan merupakan dasar pertimbangan
dalam penentuan dimensi tiap bagian.
b. Gambar bagian atau detail.
Gambar bagian memberikan data lengkap dalam proses permesinan yang
meliputi dimensi dan bentuk geometri tiap-tiap bagian.
c. Daftar bagian.
Daftar bagian berisi data struktur perakitan rancangan secara umum. Pada daftar
bagian terdapat nama bagian, nomor bagian, dan jumlah bagian.
d. Daftar material.
Pembuatan daftar material mengacu pada daftar bagian. Daftar material ini
sangat membantu dalam proses pengadaan material. Di sini terdapat data mengenai
nama material, dimensi dan bentuk awal bagian.
2.5.3 Permesinan
Berdasarkan gambar teknik, dimana dinyatakan spesifikasi geometrik suatu
produk/ komponen dari suatu mesin, maka urutan proses permesinan ditetapkan
24
sebagai langkah untuk merealisasikannya. Dalam hal ini akan dibuat urutan proses
permesinan yang diperlukan dalam pembutan alat sesuai rancangan yang telah
ditetapkan.
Pada proses pembuatan alat ini, memerlukan beberapa proses permesinan
yang membutuhkan perhitungan waktu dan biaya. Adapun proses permesinan yang
diperlukan untuk membuat mesin penyaring domus sesuai dengan rancangan adalah
sebagai berikut :
2.5.3.1 Proses bubut
Proses bubut merupakan salah satu proses permesinan yang umumnya sudah
dikenali, dimana benda kerja dipegang oleh pencekam yang dipasang pada ujung
poros utama (spindle) dan alat potong bergerak memanjang dan atau melintang. Pada
mesin bubut putaran poros utama (n) dan gerakan pemakanan (f) dapat diatur sesuai
dengan nilai yang telah distandarkan pada suatu mesin bubut. Waktu permesinan
proses bubut dapat diketahui atau dihitung dengan menggunakan rumus yang telah
disesuaikan dengan kondisi pemotongan.
2.5.3.2 Proses bor
Pemotongan pada proses bor terjadi karena mata bor yang mempunyai dua
mata potong diputar oleh poros utama mesin bor. Putaran tersebut dapat dipilih dari
beberapa tingkatan putaran yang tersedia pada mesin bor. Selain putaran gerak
pemakanan juga dapat dipilih bila mesin tersebut mempunyai system gerak
pemakanan dengan tenaga motor (power feeding). Untuk jenis mesin bor yang kecil,
gerak pemakanan tersebut tidak dapat dipastikan karena tergantung pada kekuatan
tangan untuk menekan lengan poros utama. Selain itu proses bor juga dapat dilakukan
pada mesin bubut, dimana benda kerja diputar oleh spindel utama dan gerak
pemakanan dilakukan oleh mata bor yang dipasang pada kepala lepas (tail stock).
2.5.4 Pengelasan
25
Pengelasan merupakan sambungan yang sifatnya permanen dan bukan untuk
dilepas pasang. Proses penyambungan dengan las ini tidak hanya untuk bahan-bahan
seperti baja, besi tuang dan baja tuang akan tetapi juga ternasuk bahan-bahan non-
ferro seperti : aluminium, tembaga, seng, nikel, timah, paduan magnesium dan bahan
sintetis thermoplastic. Umumnya penyambungan dengan las dilakukan dengan
memanaskan permukaan benda yang akan dilas hingga suhu las (suhu lebur) baik
menggunakan bahan tambah atau tidak.
2.5.4.1 Perhitungan kekuatan pengelasan pada konstruksi
a. Berat konstruksi
- Rangka (Mild steel, Ms. Plat, dan Dudukan pompa)
Berat total angel = V total × ρ ...........................................................................(2.12)
ρ=7850 kg/m3 ...............................................................................................(2.13)
Roundbar
Berat total =( L × P ) × ρ...................................................................................(2.14)
ρ=7850 kg/m3 ...............................................................................................(2.15)
- Pipa
Berat total angel = V total × ρ ...........................................................................(2.16)
ρ=7870 kg/m3 ...............................................................................................(2.17)
b. Beban merata pada kampuh las
Tegangan ijin untuk bagan st.37 adalah :
σ w ijin=γ2× σm /sf .........................................................................................(2.18)
σ w ijin=0,7 ×2401,8
...........................................................................................(2.19)
σ w ijin=93,34 N /mm2 ...................................................................................(2.20)