bab ii kti

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Menurut Robinson dan weighley (1984, dalam Prawirohartono, 1996) status gizi adalah keadaan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan makanan oleh tubuh (Supariasa, 2001). Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Contoh : gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh (fitriani, 2003). Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan 9

Upload: ling-chan

Post on 12-Feb-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II kti

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Status Gizi

Menurut Robinson dan weighley (1984, dalam Prawirohartono, 1996)

status gizi adalah keadaan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan

makanan oleh tubuh (Supariasa, 2001).

Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam

bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel

tertentu. Contoh : gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya

pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh (fitriani, 2003).

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk

anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi

juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh

keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Penelitian status gizi

merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta

biokimia dan riwayat diit.

Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi

badan setiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score)

dengan menggunakan baku antropometri WHO 2006 (WHO, 2006).

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

a. Asupan Makanan

Asupan zat gizi yang cukkup akan menjamin tumbuh kembang

yang optimal untuk fisik maupun otak anak di kemudian hari. Pada saat

9

Page 2: BAB II kti

lahir, kadar lemak esensial pada plasenta dapat memberikan indikasi

kecepatan berpikir seorang anak pada saat dia berusia 8 tahun demikian

pula dengan kadar homosistein dalam darah (jenis asam amino yang

dapat menginformasikan apakah seoarang anak kekurangan atau

kelebihan vitamin B ).

Anak yang mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit

diare atau demam  dapat menderita kurang gizi. Demikian pada anak

yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah

dan mudah terserang penyakit (Akhmadi, 2000).

b. Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi adalah suatu yang disebabkan oleh

mikroorganisme pathogen yang masuk ke dalam tubuh sehingga

menyebabkan radang dan dapat mempengaruhi konsumsi makanan,

infeksi dapat menimbulkan gangguan gizi melalui beberapa cara

mennghilangkan nafsu makan. Kekurangan zat gizi karena

diare/muntah, akibat kekurangan gizi juga memperburuk kemempuan

utbuh untuk mengatasi penyakit infeksi. Kman yang sebenarnya kurang

berbahaya bias menyebabkan hal yang sangat fatal, infeksi lokal bisa

berubah jadi ganggren (Amarizan, 2005).

c. Pola Asuh

Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan

waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh

dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial.

10

Page 3: BAB II kti

Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air

bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh

seluruh keluarga (Akhmadi, 2000).

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak

dapat berinteraksi. Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan

perkembangan kepribadian sangatlah besar artimya. Banyak faktor

dalam keluarga yang ikut berpengaruh dalam proses perkembangan

anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan

penting dalam pembentukan kepribadian adalah praktik pengasuhan

anak.

Pada ibu yang bekerja tentu saja waktu yang diberikan kepada anak

balitanya akan lebih sedikit daripada ibu yang tidak bekerja, tetapi

perhatian yang diperlukan oleh anak ballita sama besarnya. Penyebab

tidak langsung dalam proses tumbuh kembang anak meliputi ketahanan

keluarga, asuhan ibu terhadap anak, pemanfaatan pelayanan kesehatan

dan sanitasi lingkungan (Bumi, 2005).

2. Penentuan Status Gizi

a. Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometr gizi berhubungan

dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi

tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

11

Page 4: BAB II kti

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini

terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti

lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan

dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran

tunggal dari tubuh manusia, antara lain:

Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan

penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi

salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat,

menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang

tepat. Batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh (completed

year) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh

(completed month).

Berat Badan

Merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering

digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan

untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Berat badan dapat

dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi

(Supariasa, 2001).

12

Page 5: BAB II kti

b. Indeks Antropometri

1) Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan

gambaran massa tubuh. Massa rubuh sangat sensitif terhadap

perubuhan-perubahan yang mendadak. Berat badan adalah parameter

antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaa

kesehatan baik dan keseimbangan antara kosumsi dan kebutuhan zat

gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan

umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua

kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat

atau lebih lambat dari kadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat

badan ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai

salah satu cara pengukuran status gizi(Supariasa, 2001).

Indeks BB/U

1. Kategori Gizi Sangat kurang Z-score < -3,0

2. Kategori Gizi Kurang Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0

3. Kategori Gizi Baik Z-score >=-2,0 s/d Z-score <=2,0

4. Kategori Gizi Lebih Z-score >2,0(WHO, 2006)

2) Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan

keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tingi badan

tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan

tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah

13

Page 6: BAB II kti

kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi

terhadap tinggi badan akan tampak dalam waktu yang relatif

lama(Supariasa, 2001).

Indeks TB/U

1. Kategori Sangat Pendek Z-score < -3,0

2. Kategori Pendek Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0

3. Kategori Normal Z-score >=-2,0(WHO, 2006).

3) Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan.

Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan

pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB

merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini.

Indeks BB/TB adalah merupakan indeks yang independen terhadap

umur. (Supariasa, 2001)

Indeks BB/TB

1. Kategori Sangat Kurus Z-score < -3,0

2. Kategori Kurus Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0

3. Kategori Normal Z-score >=-2,0 s/d Z-score <=2,0

4. Kategori Gemuk Z-score >2,0(WHO, 2006)

B. Tumbuh Kembang

Pertumbuhan anak-anak dinegara berkembang termasuk Indonesia

ternyata selalu tertinggal dibandingkan anak-anak dinegara maju. Pada

14

Page 7: BAB II kti

awalnya, kita menduga faktor genetik adalah penyebab utamanya. Namun,

kajian tentang tumbuh kembang anak mebuktikan bahwa abyi di Indonesia

sampai dengan usia enam bulan mempunyai berat badan sama baiknya

dengan bayi Amerika. Perlambatan pertumbuhan kemudian mulai terjadi pada

periode usia 6 24 buan. Penyebabnya tidak lain adalah pola makan yang

semakin tidak memenuhi syarat gizi dan kesehatan. Akibat kemiskinan, anak-

anak usia 6 -24 bulan tidak bisa mendapatkan makanan yang berkkualitas

sebagai pendamping ASI. Akibatnya, kualitas fisik semakin merosot

(Khomsan, 2004).

Anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan

yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada

umumnya dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan anak

seusianya. Anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan baik

dan teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif,

gembira, makannya teratur, bersih, dan dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya (Soegeng, 2004). Seorang anak dikatakan tumbuh kembang

optimal bila pertambahan fisiknya (berat badan dan tinggi) meningkat

dibarengi dengan kemampuan berpikir dan kreativitasnya yang baik Untuk

tumbuh kembang optimal setiap anak memerlukan nutrisi yang baik dan

seimbang. Artinya, setiap anak memerlukan nutrisi dengan menu seimbang

dan porsi yang tepat, tidak berlebihan, dan disesuaikan dengan kebutuhan

tubuhnya (Arif, 2009).

15

Page 8: BAB II kti

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh

jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang

terkandung di dalam ASI tersebut. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai

sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat

makanan tambahan yang tertumpu pada beras.ASI dalam jumlah cukup

merupakan makanan terbaik pada bayi dan memenuhi kebutuhan gizi bayi 6

bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama utama bagi

bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal (Muhammad,

2004).

Semua susu formula yang beredar di Indonesia dan di dunia harus

sesuai dengan Standard RDA (Recomendation Dietery Allowence). Standar

RDA untuk susu formula bayi adalah jumlah kalori, vitamin dan mineral

harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang

optimal (Piogama, 2008).

Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan

mulai dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas

setiap anak. Proses tersebut merupakan proses interaksi yang terus menerus

serta rumit antara faktor genetik dan faktor lingkungan biofisiko-psikososial

tersebut. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak, terutama pertumbuhan

fisiknya maka digunakan antropometri (Soetjiningsih, 1995).

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah suau proses alamiah yang terjadi pada

individu, yaitu secara bertahap anak akan semakin bertambah berat dan

16

Page 9: BAB II kti

tinggi.pertumbuhan berkaitan dengan kuantitas fisik individu anak (yupi

supartini 2004). Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran dan

jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik

dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat di ukur

dengan satuan panjang dan berat (Rusmil, 2008).

Perkembangan adalah suatu proses yang terjadi secara simultan

dengan pertumbuhan yang menghasilkan kualitas individu untuk

berfungsi, yang dihasilkan melalui proses pematangan dan proses belajar

dari lingkungan (yupi, 2004). Perkembangan merupakan bertambahnya

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak

kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian

(Rusmil, 2008).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Setiap individu berbeda dalam proses pertumbuhan dan

perkembangannya karena pertumbuhan dan perkembungan anak di

pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

a. Nutrisi

Bayi membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein,

lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus dikosumsi

secara seimbang, dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tahapan

usianya. Khusus selama periode pertumbuhan dan perkembangan yang

cepat seperti masa pranatal dan bayi akan membutuhkan lebih banyak

17

Page 10: BAB II kti

kalori dan protein. Bayi dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan

perkembangan hanya karena kurang asupan zat gizi yaitu kurangnya

pemberian ASI pada usia 0-6 bulan atau pada usia tersebut sudah

diberikan susu formula. Asupan nutrisi yang berlebihan juga dapat

menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan anak, misalnya

terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel/jaringan,

bahkan pada pembuluh darah sehingga bila anak sakit, pertumbuhan

dan perkembangannya juga terganggu.

b. Pengaruh Budaya Lingkungan

Budaya keluaga atau masyarakat akan mempengaruhi

bagaimana mereka mempersepsikan dan memahami kesehatan serta

berprilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu yang sedang hamil

dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya adanya beberapa

larangan untuk makanan tertentu padahal zat gizi tersebut diperlukan

untuk pertumbuhan janin. Begitu juga keyakinan untuk melahirkan

dengan meminta pertolongan petugas kesehatan disarana kesehatan

atau tetap memlih dukun beranak, dilandasi oleh nilai budaya yang

dimiliki. Setelah anak lahir, dia dibesarkan dengan pola asuh keluarga

yang juga dilandasi oleh nilai budaya yang ada dimasyarakat. Anak

yang dibesarkan dilingkungan petani dipedesaan akan mempunyai pola

kebiasaan atau norma prilaku yang berbeda dengan mereka yang

dibesarkan dikota besar.

18

Page 11: BAB II kti

c.Status sosial dan ekonomi kelurga

Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga

yang sosial ekonominya rendah, bahkan punya banyak keterbatasan

untuk memberi makanan bergizi, membayar biaya pendidikan, dan

memenuhi kebutuhan primer lainnya, tentunya kelurganya akan

mendapat kesulitan untuk membantu anak mencapai tingkat

pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal sesuai dengan

tahapan usianya. Keluarga dengn latar belakang pendidikan rendah

juga sering kali tidak dapat, tidak mau, atau tidak meyakini pentingnya

penggunaan fasilitas kesehatan yang dapat menunjang pertumbuhan

dan perkembangan anaknya, misalnya pentingnya imunisasi untuk

anak. (Supartini, 2004).

3. Penilaian keadaan tumbuh kembang

Keadaan tumbuh kembang dapat dinilai dalam empat macam aspek

yaitu:

a. Penilaian pola tumbuh kembang dapat dilakukan dengan cara

pemeriksaan fisik, yaitu corak normal atau corak yang tidak normal,

misalnya kelainan kepala.

b. Penilaian proses tumbuh kembang dilakukan dengan pemeriksaan

antropometri secara berkala,. Anak yang normal akan mengikuti kurva

tumbuh kembang secara mantap dalam persentil yang kira-kira sama,

terutama tinggi badan.

19

Page 12: BAB II kti

c. Penilaian posisi anak yaitu normal atau tidak. Untuk tinggi dan berat

badan diperoleh dari hasil tumbuh kembang pada suatu waktu.

d. Keadaan gizi merupakan bagian dari tumbuh kembang

Secara umum (praktis lapangan) dipakai cara penilaian yang

disepakati bersama untuk keseragaman baik dalam caranya atau metode

maupun baku patokan yang menjadi bahan pembandingnya (Soegeng,

2004).

Menurut Departemen Kesehatan RI (1993) ciri anak sehat adalah:

a. Tumbuh dengan baik, yang dapat dilihat dari naiknya berat dan tinggi

badan secara teratur dan proporsional.

b. Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya

c. Tampak aktif/gesit dan gembira

d. Mata bersih dan bersinar

e. Nafsu makan baik

f. Bibir dan lidah tampak segar

g. Pernapasan tidak berbau

h. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering

i. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. (Soegeng, 2004).

Perkembangan fisik dan mental 0 – 5 tahun :

a. 0 – 3 bulan

- Belajar mengangkat kepala

- Mengikuti objek dengan matanya

- Melihat wajah orang dan tersenyum

20

Page 13: BAB II kti

- Bereaksi terhadap suara/bunyi

- Mengenali ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran,

dan kontak

- Mengoceh spontan

b. 3 – 6 bulan

- Mengangkat kepala 90º dan mengangkat dada dengan bertopang

tangan

- Berusaha meraih bebda-benda

- Menaruh meraih benda-benda

- Tertawa atau menjerit bila di ajak bermain

- Berusaha mencari benda-benda miliknya yang hilang

c. 6 – 9 bulan

- Mampu tengkurap dan berbalik sendiri

- Mampu duduk tanpa dibantu

- Mampu merangkak

- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain

- Memegang benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk

- Mengeluarkan ”kata” tanpa arti

- Takut kepada orang asing

- Mampu bertepuk tangan dan bermain petak umpet

d. 9 – 12 bulan

- Berjalan dituntun

- Berdiri sendiri tanpa dibantu

21

Page 14: BAB II kti

- Menirukan suara, belajar menyatakan satu atau dua kat

- Mengerti perintah/larangan sederhana

- Selalu ingin mengeksplorasi dan memasukkan semua benda ke

mulutnya

- Berpartisipasi dalam permainan

e. 12 – 18 bulan

- Berjalan dan mengeksplorasi rumah dan sekitar rumah

- Menyusun 2 atau 3 kotak

- Mengucapkan 5 – 10 kata

- Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

f. 18 – 24 bulan

- Naik turun tangga

- Menyusun 6 kotak

- Menunjuk mata dan hidungnya

- Menyusun kalimat dengan 2 kata

- Belajar makan sendiri

- Belajar mengontrol buang air kecil/besar

- Menaruh minat pada hal-hal yang dikerjakan orang/anak yang lebih

besar

- Bermain dengan anak-anak lain

g. 2 – 3 tahun

- Meloncat, memanjak

- Membuat jembatan dengan 2 kotak

22

Page 15: BAB II kti

- Mampu menyusun kalimat sederhana

- Menggambar lingkaran

- Bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain

di luar keluarganya

h. 3 – 4 tahun

- Berjalan sendiri mengunjungi tetangga

- Belajar mengenakan dan membuka pakaian

- Menggambar orang dengan kepala dan badan

- Menenali 2 atau 3 warna

- Bicara dengan baik, menyebut nama, jenis kelamin, dan usianya

- Bertanya bagaimana anak dilahirkan

- Mengenali bagian tubuh atas, bawah, muka, dan belakang

- Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana

i. 4 – 5 tahun

- Melompat, menari, dan menggambar orang dengan kepala, lengan,

badan

- Menggambar segi empat dan segitiga

- Dapat menghitung jari-jarinya, menyebut hari dalam seminggu

- Protes bila dilarang keinginannya

- Mengenal 4 warna, menaruh minat/menirukan aktivitas orang

dewasa

- Memperkirakan bentuk dan besar benda, membedakan besar dan

Kecil.

23

Page 16: BAB II kti

C. ASI Eksklusif

1. Pengertian

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan

cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa

tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,

bubur nasi, dan tim hingga usia 6 bulan. Dengan manajemen laktasi yang

baik, produksi ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal untuk

pertumbuhan bayi yang normal sampai usia 6 bulan. Itu sebabnya, Badan

Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar ASI eksklusif diberikan

hingga bayi berusia 6 bulan (Arif, 2009).

Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi

Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan

pertama hidup bayi adalah yang terbaik.

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut

untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif :

a. Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran

b. Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah

makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.

c. Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi

mau, siang dan malam.

d. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.

e. Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan,

disaat tidak bersama anak.

f. Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang (WHO, 2001).

24

Page 17: BAB II kti

2. Komposisi ASI

a. ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai,

juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang

terdapat dalam ASI tersebut.

b. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.

c. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan

antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan

Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan

susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35.

Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap.

Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein

adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap (Arif, 2009).

3. Manfaat ASI dan Kandungan Zat Gizi

Manfaat ASI untuk bayi adalah melindungi dari penyakit infeksi,

diare, dan alergi, mempererat dengan ibu, dan meningkatkan daya tahan

ibu, sedangkan manfaat untuk ibu adalah memberikan kepuasan, lebih

praktis dan murah, dan dapat menunda masa subur (Supartini, 2004).

Kandungan zat gizi ASI (setiap 100 gram) adalah :

Kalori : 68 kalori

Protein : 1,4 gram

Lemak : 3,7 garm

Karbohidrat : 7,2 garm

25

Page 18: BAB II kti

Zat kapur : 30 gram

Fosfor : 20 gram

Vitamin A : 60 gram

Tiamin : 30 gram

Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI antara lain :

a. Immunoglobulin yang berfungsi untuk melindungi dari infeksi

b. Lisozin yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri

c. Laktoperoksidase yang dapat membunuh streptococcus

d. Laktoferin yang dapat membunuh beberapa jenis mikroorganisme

e. Sel darah putih yang dapat berfungsi sebagai fagositosis

f. Zat anti-staphylococcus yang dapat menghambat pertumbuhan

staphylococcus (Supartini, 2004).

26