kti bab 1-6
TRANSCRIPT
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 1/61
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan
masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis
tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan, dan ketahanan
nasional (Kemenkes RI, 2012)Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negaranegara berkembang sebagai
akibat keterbatasan kemampuan negara tersebut dalam memberikan pelayanan yang
memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan kese!ahteraan sosial ekonomi
pada masyarakat (Kemenkes RI, 2012)
"umlah kasus baru kusta di dunia pada #ahun 2011 sekitar 21$.0%&. "umlah
tersebut paling banyak terdapat di regional 'sia #enggara (10.12), diikuti regional
'merika (.*2), regional '+rika (12.%). ementara di regional 'sia #enggara
distribusi kasus kusta ber-ariasi. Indonesia menepati peringkat 2 dengan !umlah kasus
baru yang ditemukan 20.02, setelah india di peringkat pertama dengan !umlah kasus
baru 12%.2$& (Kemenkes RI, 2012)
Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk
sebagian petugas kesehatan. al ini disebabkan masih kurangnya
pengetahuan/pengertian, keperayaan yang keliru terhadap kusta dan aat yang
ditimbulkan (Kemenkes RI, 2012)."umlah penderita Kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani pada tahun 2013
sampai tahun 201& ber!umlah 1 orang. Pada aal tahun 201 ini, setelah dilakukan
1
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 2/61
skrining penyakit kusta didapatkan adanya & kasus baru.2 al inilah yang
melatarbelakangi penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah tentang karakteristik
penderita penyakit kkusta di ilayah ker!a Puskesmas ani Kabupaten 4onggala
(5P#4 PKM ani, 2013)
B. Rumusan Masalah
Pada uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah dalam peneitian
ini adalah6 7 8agaimana karakteristik dari penderita penyakit kusta di ilayah ker!a
Puskesmas ani Kabupaten 4onggala9:
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui karakteristik dari penderita
penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani Kabupaten 4onggala.
2. Tujuan husus
a. Mengidenti+ikasi karakteristik penderita penyakit kusta di Puskesmas ani
berdasarkan usia
b. Mengidenti+ikasi karakteristik penderita penyakit kusta di Puskesmas ani
berdasarkan !enis kelamin
. Mengidenti+ikasi karakteristik penderita penyakit kusta di Puskesmas ani
berdasarkan tipe kusta
d. Mengidenti+ikasi karakteristik penderita penyakit kusta di Puskesmas ani
berdasarkan riayat kontak e. Mengidenti+ikasi karakteristik penderita penyakit kusta di Puskesmas ani
berdasarkan tingkat pendidikan
D. Man!aat Penelitian
'dapun hasil penelitian ini dapat diberikan memberikan man+aat 6
1. Bagi "eneliti
Menambah aasan ilmu pengetahuan bagi peneliti terkait pemahaman
mengenai penyakit kusta
2
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 3/61
2. Bagi instansi esehatan
4engan penelitian ini diharapkan dapat memberikan in+ormasi yang
berguna bagi pengelola program pengendalian penyakit kusta dalam
optimalisasi penegahan penyakit tersebut.
#. Bagi mas$arakat
Masyarakat dapat mengetahui tentang karakteristik yang berperan
dalam proses ter!adinya penyakit kusta sehingga dapat men!aga diri agar tidak
tertular penyakit tersebut.
BAB %%
T%N&AUAN PU'TAA
A. Telaah Pustaka
1. (am)aran Umum Puskesmas *ani
Puskesmas ani merupakan salah satu puskesmas yang berada di ilayah
Kabupaten 4onggala tepatnya di Keamatan #ananto-ea. 8erdasarkan data dari
5P#4 Puskesmas ani #ahun 2013, Puskesmas ani memiliki luas ilayah
ker!a ; 0$,* km<, bertanggung !aab atas 10 desa dalam ilayah ker!a yang
terdiri dari 6
a 4esa ani I
b 4esa ani II 4esa ani III
d 4esa =umbumpetigo
e 4esa >upabomba+ 4esa ?untarano
g 4esa 8ale
h 4esa ombo Mpanaui 4esa ombo Induk
! 4esa ombo Kalongo
3
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 4/61
'dapun batas ilayah ker!a dari Puskesmas ani adalah sebagai berikut 6
ebelah utara berbatasan dengan Keamatan =abuan. ebelah selatan berbatasan dengan Keamatan Palu 5tara Kota Palu.
ebelah barat berbatasan dengan Keamatan Palu 5tara Kota Palu.
ebelah timur berbatasan dengan Keamatan Palu 5tara Kota Palu dan #eluk
palu.
(5P#4 PKM ani, 2013)
4ari segi geogra+is, ilayah ker!a Puskesmas ani terdiri dari daratan
dengan arus transportasi dan komunikasi yang kurang lanar karena beberapa
ilayah ker!a ukup terpenil sehingga arus transportasi hanya dapat di!angkau
dengan kendaraan roda dua dan beberapa desa !uga tidak ter!angkau oleh signal
komunikasi (5P#4 PKM ani, 2013).
a +isi ,an Misi Puskesmas *ani
1) @isi
Pelayanan kesehatan Puskesmas ani dilaksanakan melalui program
program ker!a dengan -isi 6 7#eru!udnya Pelayanan Kesehatan 4asar
yang 8ermutu Menu!u Masyarakat ehat dan Mandiri:2) Misi
5ntuk dapat meu!udkan -isi tersebut di atas, ditetapkan empat misi
sebagai berikut 6a) Mengembangkan sistem mana!emen puskesmas
b) Mengembangkan pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan
) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia seara
berkesinambungan
d) Mengembangkan kemitraan yang harmonis dengan sistem terkait
) Motto Puskesmas ani 7ABRM'#:
Aermat 6 Aepat dalam Pelayanan
4
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 5/61
B-isien 6 'kses Minimal asil Maksimal
Ramah 6 Perlakuan Ramah terhadap Pasien
Mudah 6 Kemudahan dalam 'kses Pelayanan'kti+ 6 'kti+ dalam Memberikan In+ormasi
#epat 6 #epat dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan seara
Prima dengan enyum, alam dan apa(5P#4 PKM ani, 2013)
) 'truktur -rganisasi
Puskesmas ani memiliki struktur organisasi sebagai berikut6
?ambar 2.1. truktur Crganisasi Puskesmas ani (5P#4 PKM ani,2013)
5
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 6/61
Pr/gram Puskesmas
Program pokok maupun program pengembangan yang diupayakan di
Puskesmas ani, antara lain 6 (5P#4 PKM ani, 2013)
1) Program Kesehatan Ibu dan 'nak (KI')
2) Program Keluarga 8erenana
) Program Perbaikan ?iDi
3) Kesehatan =ingkungan
&) Promosi Kesehatan
) Program Penanggulangan dan Penegahan Penyakit Menular (P2M)
%) Program Pengobatan
*) 5saha Kesehatan ekolah
$) Program P#M (Penyakit #idak Menular)
10) 5saha Kesehatan ?igi dan Mulut
11) =aboratorium
12) Program Kesehatan a!i
1) Penatatan dan Pelaporan istem In+ormasi Kesehatan
13) Program Kesehatan 5sila
1&) Program Kesehatan #radisional
(5P#4 PKM ani, 2013)
2. Pen$akit usta
a. De!inisi
Penyakit kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium leprae ( M.leprae). Kuman golongan myco ini berbentuk
6
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 7/61
batang yang tahan terhadap asam terutama asam alkohol dan oleh sebab itu
disebut !uga 8asil #ahan 'sam (8#'). Penyakit ini bersi+at kronis pada
manusia, yang bisa menyerang sara+sara+ dan kulit. 8ila dibiarkan begitu sa!a
tanpa diobati, maka akan menyebabkan aat E aat !asmani yang berat
(ol++ et al F200$).
Penularan penyakit kusta ke orang lain memerlukan aktu yang ukup
lama tidak seperti penyakit menular lainnya. Masa inkubasinya adalah 2 &
tahun. Penyakit ini sering menyebabkan tekanan batin pada penderita dan
keluarganya, bahkan sampai menggangu kehidupan sosial mereka.
). E"i,emi/l/gi Pen$akit usta
1) 4istribusi Menurut CrangKe!adian penyakit kusta menun!ukkan adanya perbedaan distribusi
dapat dilihat karena +aktor geogra+i. >amun, !ika diamati dalam satu
>egara atau ilayah yang sama kondisi lingkungannya ternyata perbedaan
distribusi dapat ter!adi karena +aktor etnik. 4i Myanmar ke!adian kusta
lepromatosa lebih sering ter!adi pada etnik 8urma dibandingkan dengan
etnik India. ituasi di Malaysia !uga mengindikasikan hal yang sama,
yaitu ke!adian kusta lebih banyak pada etnik Ahina dibandingkan etnik
Melayu atau India. 4emikian pula ke!adian di Indonesia, etnik Madura
dan 8ugis lebih banyak menderita kusta dibandingkan etnik "aa atau
Melayu.
Penyakit kusta !arang ditemukan pada bayi. Insiden rate penyakit ini
meningkat sesuai umur dengan punak pada umur 1020 tahun dan
kemudian menurun. Pre-alensinya !uga meningkat sesuai dengan umur
7
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 8/61
dengan punak antara umur 0&0 tahun dan kemudian seara perlahan
lahan menurun. Insiden maupun pre-alensi pada lakilaki lebih banyak
dari pada anita keuali di '+rika dimana anita lebih banyak daripada
lakilaki. Gaktor +isiologik seperti pubertas, menopause, kehamilan, serta
+aktor in+eksi dan malnutrisi dapat meningkatkan perubahan klinis
penyakit kusta.
2) 4istribusi Menurut #empat dan aktu
Penyakit kusta tersebar di seluruh dunia dengan endemisitas yang
berbedabeda. 4iantara 122 negara yang endemis pada tahun 1$*& dengan
pre-alensi H1/10.000 penduduk, hanya tinggal negara yang masih belum
menapai eliminasi di tahun 200& yaitu 6 India, 8raDil, Indonesia,
8angladesh, Aongo, dan >epal 'ntara tahun 1$*& hingga 200& lebih dari
1& !uta penderita telah sembuh. 4an 222.% kasus masih dalam
pengobatan pada aal tahun 200. "umlah kasus baru kusta di dunia pada
tahun 2011 adalah sekitar 21$.0%&. 4ari !umlah tersebut paling banyak
terdapat di regional 'sia #enggara (10.12), diikuti regional 'merika
(.*2), regional '+rika (12.%) dan sisanya berada di regional lain di
dunia. ementara di regional 'sia #enggara distribusi kasus kusta
ber-ariasi. Indonesia menepati peringkat 2 dengan !umlah kasus baru yang
ditemukan 20.02, setelah india di peringkat pertama dengan !umlah kasus
baru 12%.2$& (at!ito, 201F Kemenkes RI, 2013)"umlah penderita Kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani pada tahun
2013 sampai tahun 201& ber!umlah 1 orang. Pada aal tahun 201 ini,
8
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 9/61
setelah dilakukan skrining penyakit kusta didapatkan adanya & kasus baru.
penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani (5P#4 PKM ani,
2013)
) 4eterminan#imbulnya penyakit kusta bagi seseorang tidak mudah, dan tidak perlu
di takuti. 'dapun beberapa +aktor yang dapat menyebabkan ter!adinya
kusta dipengaruhi oleh host, agent, dan en-ironment antara lain 6
a) Gaktor 4aya #ahan #ubuh (host)
ebagian besar manusia kebal terhadap penyakit kusta ($&).
4ari hasil penelitian menun!ukkan baha dari 100 orang yang
terpapar, $& orang tidak men!adi sakit, orang sembuh sendiri tanpa
obat, dan 2 orang men!adi sakit. al ini belum memperhitungkan
pengaruh pengobatan.
b) Gaktor Kuman (agent)
Kuman dapat hidup di luar tubuh manusia antara 1$ hari
tergantung pada suhu atau uaa, dan hanya kuman kusta yang utuh
(solid) sa!a yang dapat menimbulkan penularan.
) Gaktor umber Penularan (en-ironment)
umber penularan adalah penderita kusta tipe Multi 8asiller
(M8). Penderita M8 ini pun tidak akan menularkan kusta apabila
berobat teratur. Penyakit ini dapat ditularkan melalui perna+asan
(droplet) dan kulit.
. lasi!ikasi Pen$akit usta
#u!uan klasi+ikasi ini untuk menentukan regimen pengobatan dan
perenanaan operasional. 5ntuk keperluan pengobatan kombinasi atau
9
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 10/61
Multidrug #herapy (M4#) yaitu menggunakan gabungan Ri+ampiin,
=amprene dan 44, maka penyakit kusta di Indonesia diklasi+ikasikan
men!adi 2 tipe seperti klasi+ikasi menurut C (1$$*) yaitu6
1) #ipe P8 (Pausibasiler)Jang dimaksud dengan kusta tipe P8 adalah penderita kusta dengan
8asil #ahan 'sam (8#') pada sediaan apus, yakni tipe I (Indeterminate)
## (#uberuloid) dan 8# (8oderline #uberuloid) menurut kriteria Ridley
dan "oplin dan hanya mempunyai !umlah lesi 1& pada kulit.
2) #ipe M8 (Multi 8asiler)Kusta M8 adalah semua penderita kusta tipe 88 (Mid 8oderline), 8=
(8oderline lepromatous) dan == (lepromatosa) menurut kriteria Ridley
dan "oplin dengan !umlah lesi atau lebih dan skin smer positi+.(Kemenkes RI, 2012)
Ta)el 2.1. Per)e,aan antara Pen$akit usta Ti"e MB ,an Ti"e PB 0emenkes
R% 2123
N/ (am)aran Ti"e PB Ti"e MB
1. 8erak (Makula)
a. "umlah
b. 5kuran
. 4istribusi
d. Konsistensi
e. 8atas
+. Kehilangan rasa pada
berak
1&
Keil dan besar
5nilateral atau bilateralasimetris
Kering dan kasar
elalu ada dan tegas
#egas
H&
Keilkeil
8ilateral simetris
alus berkilap
#idak !elas, !ika ada
ter!adi pada yang sudah
lan!utKurang tegas
10
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 11/61
g. Kehilangan
kemampuan
berkeringat dan bulurontok pada berak
elalu ada dan !elas 8iasanya tidak !elas, !ika
ada ter!adi pada yang
sudah lan!ut
2. In+iltrat
a. Kulit
b. Membran mukosa
(hidung tersumbat,
peradangan hidung)
#idak ada
#idak pernah ada
'da, kadang tidak ada
'da, kadang tidak ada
#. Airiiri khusus Aentral ealing
(Penyembuhan di tengah)
Punhed out leson
(bentuk lesi sepertidonat)
Madarosis?inekomastiaidung Pelana
uara sengau
4. >odulus #idak ada Kadang ada
5. Penebalan sara+ tepi anya satu sara+ =ebih dari satu sara+
6. 4e+ormitas 8iasanya asimetris dan
ter!adi dini
8iasanya simetris, ter!adi
pada stadium lan!ut
7. 'pusan 8#' >egati+ 8#' Positi+
Menurut Madrid (dalam ol++ et alF 200*) klasi+ikasi kusta dibagi
men!adi 3 yaitu 6 indeterminate, tuberculoid, borderline, dan lepromatosa.1) Intermediate (I)
#erdapat kelainan kulit berupa makula berbentuk bulat yang ber!umlah 1
atau 2. 8atas lokasi di bokong, kaki, lengan, dan punggung pipi.
Permukaan halus dan liin2) Tuberkuloid (#)
#erdapat makula atau berak tipis bulat yang tidak teratur dengan !umllah
lesi 1 atau beberapa. 8atas lokasi terdapat di bokong, punggung, lengan,
kaki, pipi. Permukaan kering, kasar, sering dengan penyembuhan di
tengah
) Borderline (8)
11
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 12/61
Kelainan kulit berak agak menebal yang tidak teratur dan tersebar. 8atas
lokas sama dengan tuberkuoid.3) Lepromatosa (=)
Kelainan kulit berupa berakberak menebal yang di+us, bentuk tidak
!elas. 8erbentuk nodul, maluka tipis di badan, dan bersambung simetris.
Menurut Ridley-Jopling (ol++ et al; 200*) penyakit kusta men!adi &
kelompok berdasarkan gambaran klinis, bakteriologis, histopatologi, dan
imunologi. Klasi+ikasi ini banyak dipakai pada bidang penelitian.
1) #ipe #uberkuloid tuberkuloid (##)=esi mengenai kulit maupun sara+. =esi bisa satu atau beberapa, berupa
berak makula anestetik dan hipopigmentasi yang terdapat di semua
tempat terutama pada a!ah dan lengan, keuali ketiak, kulit kepala,
perineum, dan selangkangan. 8atas lesi !elas berbeda dengan arna kulit
disekitarnya. ipopigmentasi merupakan ge!ala yang menon!ol.
Permukaan lesi dapat bersisik dengan tepi yang meninggi, daapat disertai
dengan penebalan sara+ peri+er yang biasanya teraba, kelemahan otot, dan
sedikit rasa gatal.
2) #ipe borderline tuberkuloid (8#)
?e!ala pada kusta tipe 8# sama dengan tipe ##, tetapi lesi lebih keil,
tidak disertai adanya kerontokan rambut, !umlah lesi dapat satu atau
beberapa, dan perubahan sara+ hanya ter!adi pembengkakan.
) #ipe Mid Borderline (88)
12
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 13/61
Merupakan tipe yang palng tidak stabil dari semua spektrum penyakit
kusta. 4isebut !uga bentik dismor+ik dan benntuk ini !arang di!umpai.
Pada pemeriksaan bakteriologis ditemukan beberapa hasil dan tes
lepromin memberikan hasil negati+. =esii kulit berbentuk tidak teratur,
terdapat satelit yang mengelilingi lesi, dan distribusi lesi simetris. 8aagian
tepi dari lesi dapat dibedakan dengann !elas terhadap daerah sekitarnya.
3) #ipe borderline lepromatous (8=)=esi pada tipe ini berupa makula dan nodul papula yang enderung
asimetris, aalnya hanya dalam !umlah sedikit dan sangat epat menyebar
ke seluruh tubuh. Makula lebih !elas dan lebih ber-ariasi bentuknya,
alaupun keil namun papul dan nodus lebih tegas dengan distribusi lesi
yang hampir simetris dan beberapa nodus tampak melekuk pada bagian
tengah. #anda kerusakan sara+ berupa hilangnya sensasi, hipopigmentasi,
berkurangnya keringat, dan gugurnya rambut lebih epat munul
dibandingkan dengan tipe ==.&) #ipe =epromatosa (==)
"umlah lesi sangat banyak, simetris, dan mengkilap berarna keabu
abuan. 4istribusi lesi khas, yakni di a!ah mengenai dahi, pelipis, dagu,
uping telinga, sedangkan di badan mengenai bagian engan, punggung
tangan dan permukaan ekstensor tungkai baah. Pada stadium lan!ut
tampak penebalan kulit yang progresi+, uping telinga menebal. =ebih
lan!ut lagi dapat ter!adi de+ormitas pada hidung.
(umber6 ol++ et al, 200*)
d. Aara Penularan Penyakit Kusta
13
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 14/61
Penyakit kusta dapat ditularkan dari penderita kusta tipe M8 kepada orang
lain seara langsung. Aara penularan penyakit ini masih belum diketahui
seara pasti, tetapi sebagian besar para ahli berpendapat baha penyakit kusta
dapat ditularkan melalui saluran perna+asan dan kulit. Kusta mempunyai masa
inkubasi 2& tahun, akan tetapi dapat !uga berlangsung sampai bertahun
tahun. Meskipun ara masuk kuman M.leprae ke dalam tubuh belum diketahui
seara pasti, namun beberapa penelitian telah menunu!ukkan baha yang
paling sering adalah melalui kulit yang leet pada bagian tubuh yang bersuhu
dingin dan pada mukosa nasal. elain itu penularan !uga dapat ter!adi apabila
kontak dengan penderita dalam aktu yang sangat lama.(umber6 ol++ et al, 200$)
e. 4iagnosa Penyakit KustaPenyakit kusta dapat menun!ukkan ge!ala yang mirip dengan banyak
penyakit lain. ebaliknya penyakit lain dapat menun!ukkan ge!ala yang mirip
dengan penyakit kusta. Cleh karena itu dibutuhkan kemampuan untuk
mendiagnosis penyakit kusta seara tepat dan membedakannya dengan
berbagai penyakit lain agar tidak membuat kesalahan yang merugikan
penderita.
4iagnosa penyakit kusta didasarkan pada penemuan tanda kardinal (ge!ala
utama), yaitu 6
1) =esi (kelainan) kulit yang mati rasa.
Kelainan kulit dapat berbentuk berak keputihputihan (hipopigmentasi)
atau kemerahmerahan (eritematous) yang mati rasa (anestesi)
14
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 15/61
2) 'danya penebalan sara+ tepi yang disertai dengan gangguan +ungsi sara+.
?angguan +ungsi sara+ ini merupakan akibat dari peradangan kronis sara+
tepi (neuritis peri+er), gangguan +ungsi sara+ dapat berupa gangguan +ungsi
sensoris (anestesia), dan gangguan +ungsi motoris (parese atau plegia).
) 8asil tahan asam (8#') positi+
8ahan pemeriksaan 8#' diambil dari kerokan kulit ( skin smear ) dari
bagian uping telinga dan bagian akti+ dari lesi di kulit. >amun
pemeriksaan ini dapat dilakukan !ika kasus yang ditemukan meragukan.
5ntuk menegakkan penyakit kusta, paling sedikit harus ditemukan satu
tanda kardinal. 8ila tidak atau belum dapat ditemukan, maka kita hanya dapat
mengatakan tersangka kusta dan penderita perlu diamati dan diperiksa ulang
setelah bulan sampai diagnosis kusta dapat ditegakkan atau disingkirkan.
(umber6 Kemenkes RI, 2012)
+. Pemeriksaan Penderita1) 'namnesis
a) Keluhan penderita
b) Riayat kontak dengan penderita lain) =atar belakang keluarga, misalnya keadaan sosial ekonomis
2) Inspeksi
4engan penerangan yang baik, lesi kulit harus diperhatikan dan !uga
kerusakan kulit.
) Palpasi
a) Kelainan kulit, nodus in+iltrate, !aringan perut, ulkus, khususnya paa
tangan dan kaki
b) Kelainan sara+ 6 pemeriksaan sara+, termasuk meraba dengan teliti 6
>.aurikularis magnus, >.ulnaris, dan >.peroneus. Petugas harus
menatat, adanya nyeri tekan dan penebalan sara+. arus diperhatikan
raut a!ah penderita, apakah kesakitan atau tidak pada aktu sara+
15
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 16/61
diraba. Pemeriksaan sara+ harus sistematis, meraba atau palpasi
sedemikian rupa !angan sampai menyakiti atau penderita mendapat
kesan kurang baik.
Aara pemeriksaan sara+ 6 8andingkan sara+ bagian kiri dan kanan.
Membesar atau tidak
8entuk bulat atau o-al
Pembesaran regular (smooth) atau irregular, lumps, kerots Perabaan keras atau kenyal
>yeri atau tidak
5ntuk mendapat kesan sara+ mana yang masih normal, diperlukan
pengalaman yang banyak.
Aara pemeriksaan sara+ tepi 6 >. aurikularis magnus 6 Pasien disuruh menoleh ke samping
semaksimal mungkin, maka sara+ yang terlihat akan terdorong oleh
otot dibaahnya sehingga sudah dapat terlihat bila membesar. 4ua
!ari pemeriksaan diletakkan di atas persilangan !alannya sara+
tersebut dengan arah otot, perabaan seara seksama akan
menentukan !aringan seperti kabel atau kaat, bila ada penebalan.
"angan lupa membandingkan yang kiri dan kanan. >. ulnaris 6 #angan yang diperiksa harus santai, sedikit +leksi dan
sebaiknya diletakkan diatas satu tangan pemeriksa. #angan
pemeriksa yang lain meraba lekukan di baah siku (sulkus ner-i
ulnaris) dan merasakan, apakah ada penebalan atau tidak. Perlu
dibandingkan >. ulnaris kanan dan kiri untuk melihat adanya
perbedaan atau tidak.
>. peroneus lateralis 6 Pasien disuruh duduk dengan kedua kaki
menggantung kemudian diraba di sebelah lateral dari apitulum
16
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 17/61
+ibulae biasanya sedikit ada ke posterior. 8ila sara+ yang diari
tersentuh oleh !ari pemeriksa, sering pasien merasakan seperti
terkena setrum pada daerah yang dipersara+i oleh sara+ tersebut.
Pada keadaan neuritis akut, sedikit sentuhan sudah memberikan
rasa nyeri yang hebat.
(umber6 Kemenkes RI, 2012)3) #es +ungsi sara+
a) #es sensoris
Rasa raba 6 dengan kapas atau sepotong kapas yang dilanipkan
dipakai untuk memeriksa perasaan dengan menyinggung kulit. Jang
diperiksa harus duduk pada aktu pemeriksaan. #erlebih dahulu
petugas menerangkan baha bila mana merasa disinggung bagian
tubuhnya dengan kapas, ia harus menun!ukkan kulit yang disinggung
dengan !ari telun!uknya dan diker!akan dengan mata terbuka. #anda
tanda di kulit dan bagianbagian kulit lain yang diurigai, diperiksa
sensibilitasnya. arus diperiksa sensibilitas kulit yang tersangka
diserang kusta. 8erakberak di kulit harus diperiksa ditengahnya dan
!angan dipinggirnya.
Rasa nyeri 6 diperiksa degan memakai !arum. Petugas menusuk kulit
dengan u!ung !arum yang ta!am dan dengan pangkal tangkainya yangtumpul dan penderita harus mengatakan tusukan mana yang tumpul.
Rasa suhu 6 dilakukan dengan mempergunakan 2 tabung reaksi, yang
satu berisi air panas(sebaiknya 30 A) yang lainnya air dingin
(sebaiknya sekitar 20 A). kenudian mata penderita ditutup atau
menoleh ke tempat lain, lalu bergantian kedua tabung tersebut
ditempelkan pada daerah kulit yang diurigai. 8ila penderita salah
17
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 18/61
menyebutkan rasa pada tabung yang ditempelkan, maka dapat
disimpulkan baha sensasi suhu di daerah tersebut terganggu.
8erdasarkan adanya gangguan berkeringat di makula anestesi pada
penyakit kusta, pemeriksaan lesi kulit dapat dilengkapi dengan
test anhidrosis.
b) #es motoris 6 Voluntary muscle test (@M#)(umber6 Kemenkes RI, 2012)
&) Komplikasi 6 diari komplikasi
a) Pada mata, hidung, laring dan testis
b) Reaksi 6 nyeri sara+, eritema nodosum leprosum, iridosiklitis
tenosino-itis) Kerusakan sara+ sensoris
d) Kerusakan sara+ motoris
e) Kerusakan sara+ otonom(umber6 Kemenkes RI, 2012)
) Pemeriksaan bakterioskopik
Pemeriksaan apusan kerokan kulit (bakterioskopik) berguna untuk 6
a) Membantu menentukan diagnosis penyakit b) Membantu menentukan klasi+ikasi (tipe) penyakit kusta
) Membantu menilai hasil pengobatan.
d) Ketentuan untuk lokasi sediaan 6 ediaan diambil dari kelainan kulit yang paling akut
Kulit muka sebaiknya dihindari karena alasan kosmetik keuali
tidak ditemukan kelainan kulit di tempat lain
Pada pemeriksaan ulangan dilakukan di tempat kelainan kulit yang
sama dan bila perlu ditambah dengan lesi kulit yang baru timbul ebaiknya petugas yang mengambil dan memeriksa sediaan hapus
dilakukan oleh orang yang berlainan. al ini untuk men!aga
pengaruh gambaran klinis terhadap hasil pemeriksaan
bakterioskopik
18
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 19/61
#empat yang sering diambil untuk sediaan hapus !aringan bagi
pemeriksaan M.leprae adalah 6 uping telinga, lengan, punggung,
bokong, dan paha
"umlah pengambilan sediaan apus !aringan kulit harus minimum
dilaksanakan di tiga tempat, yaitu 6 uping telinga kiri, uping
telinga kanan, dan berak yang paling akti+ ediaan dari selaput lender hidung sebaiknya dihindarkan karena 6
tidak menyenangkan bagi penderita, positi+ palsu karena
mikrobakterium lain, tidak pernah ditemukan M.leprae pada
selaput lender hidung apabila sediaan hapus kulit negati+, pad
pengobatan pemeriksaan bakterioskopis selaput lender hidung
negati+ lebih dahulu daripada di kulit
8eberapa ketentuan yang harus diambil sediaan hapus kulit 6
semua orang yang diurigai menderita kusta, semua penderita baru
yang didiagnosis seara klinis sebagai penderita kusta, semua
penderita kusta yang diduga kambuh (relaps) atau karena tersangka
kuman (resisten) kebal terhadap obat, dan semua penderita M8
setahun sekali
(umber6 Kemenkes RI, 2012)
g. Penegahan Pen$akit usta
Mengingat di masyarakat masih banyak yang belum memahami tentang
penyakit kusta yang bisa men!adi hambatan bagi pelaksanaan program
pemberantasan kusta termasuk dalam mengikutsertakan peran serta
masyarakat, maka diperlukan upayaupaya penegahan untuk dapat
mengurangi pre-alensi, insidens dan keaatan penderita kusta. 5payaupaya
19
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 20/61
penegahan diatas dibagi men!adi beberapa tingkatan sesuai dengan
per!alanan penyakit yaitu 6 penegahan primer, sekunder, dan penegahan
tersier
1) Penegahan PrimerPenegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mempertahankan
orang yang sehat agar tetap sehat atau menegah orang yang sehat men!adi
sakit. eara garis besar, upaya penegahan ini dapat berupa penegahan
umum dan penegahan khusus. Penegahan umum dimaksudkan untuk
mengadakan penegahan pada masyarakat umum, misalnya personal
ygiene, pendidikan kesehatan masyarakat dengan penyuluhan dan
kebersihan lingkungan. Penegahan khusus ditu!ukan pada orangorang
yang mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit, misalnya pemberian
imunisasi.2) Penegahan ekunder
#ingkat penegahan kedua ini merupakan upaya manusia untuk menegah
orang yang telah sakit agar sembuh dengan pengobatan, menghindarkan
komplikasi keaatan seara +isik. Penegahan sekunder menakup
kegiatankegiatan seperti dengan tes penyaringan yang ditu!ukan untuk
pendeteksian dini serta penanganan pengobatan yang epat dan tepat.
#u!uan utama kegiatan penegahan sekunder adalah untuk
mengidenti+ikasikan orangorang tanpa ge!ala yang telah sakit atau yang
!elas berisiko tinggi untuk mengembangkan penyakit.) Penegahan #ersier
Penegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidak mampuan dan
mengadakan rehabilitasi. 5paya penegahan tingkat tiga ini dapat
20
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 21/61
dilakukan dengan memaksimalkan +ungsi organ tubuh, membuat protesa
ekstremitas akibat amputasi dan mendirikan pusat pusat rehabilitasi
medik
(umber6 Kemenkes RI, 2012)
h. Penegahan eaatan
M.leprae menyerang sara+ tepi pada tubuh manusia. #ergantung dari
kerusakan urat sara+ tepi, maka akan ter!adi gangguan +ungsi sara+ tepi 6
sensorik, motorik, dan otonom.
Menurut C tahun 1$$ batasan istilah dalam aat kusta adalah 6
1) Impairment 6 segala kehilangan atau abnormalitas struktur +ungsi yang
bersi+at psikologik, +isiologik, atau anatomik.2) 4isability 6 segala keterbatasan atau kekurangmampuan (akibat
impairment)) 5ntuk melakukan kegiatan dalam batasbatas kehidupan yang normal bagi
manusia.
3) andiap 6 kemunduran pada seorang indi-idu (akibat impairment dan
disability) yang membatasi atau menghalangi penyelesaian tugas normal
yang bergantung pada umur, seks, dan +aktor sosial budaya.
"enis aat kusta dapat dikelompokkan men!adi dua kelompok, yaitu 61) Kelompok aat primer, adalah kelompok aat yang disebabkan langsung
oleh akti+itas penyakit, terutama kerusakan akibat respons !aringan
terhadap M.leprae, yang termasuk aat primer adalah aat pada +ungsi
sara+ sensorik, +ungsi sara+ motorik, dan aat pada +ungsi otonom serta
gangguan re+leks -asodilatasi.
2) Kelompok aat sekunder, yaitu aat yang ter!adi akibat aat primer,
terutama akibat adanya kerusakan sara+. 'nastesi akan memudahkan
21
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 22/61
ter!adinya luka akibat trauma mekanis atau termis yang dapat mengalami
in+eksi sekunder dengan segala akibatnya. (umber6 Kemenkes RI, 2012)
4era!at aat kusta, di bagi men!adi tiga tingkatan, yaitu 6
1) Aaat pada tangan dan kaki 6#ingkat 0 6 tidak ada anestesi dan kelainan anatomis
#ingkat 1 6 ada anestesi, tetapi tidak ada kelainan anatomis
#ingkat 2 6 terdapat kelainan anatomis
2) Aaat pada mata 6#ingkat 0 6 tidak ada kelainan pada mata (termasuk -isus)
#ingkat 1 6 ada kelainan mata, tetapi tidak terlihat, -isus sedikit berkurang
#ingkat 2 6 ada lago+talmos dan -isus sangat terganggu
) 5paya penegahan aat terdiri atas 6a) 5paya penegahan aat primer, yang meliputi 6
Pengobatan seara teratur dan adekuat 4iagnosa dini dan penatalaksanaan neuritis
4iagnosa dini dan penatalaksanaan reaksi
b) 5paya penegahan aat sekunder, yang meliputi 6 Peraatan diri sendiri untuk menegah luka
=atihan +isioterapi pada otot yang mengalami kelumpuhan untuk
menegah ter!adinya kontraktur 8edah rekonstruksi untuk koreksi otot yang mengalami
kelumpuhan agar tidak mendapat tekanan yang berlebihan 8edah plastik untuk menguragi perluasan in+eksi
Peraatan mata, tangan, dan atau kaki yang anestesi atau
mengalami kelumpuhan otot.
(umber6 Kemenkes RI, 2012)
i. Penemuan ,an Peng/)atan Pen,erita usta
1) Penemuan Penderita4alam program pemberantasan penyakit kusta, penemuan penderita
seara dini sangat penting untuk menegah penularan dan timbulnya aat
pada penderita.
Aara penemuan penderita kusta ada 2 (dua) yaitu 6a) Penemuan penderita seara pasi+ (sukarela)
Penemuan ini dilakukan oleh penderita baru atau tersangka yang
belum pernah berobat kusta, datang sendiri atau saran dari orang lain
22
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 23/61
ke sarana kesehatan. al ini tergantung dari pengertian dan kesadaran
penderita itu sendiri untuk mendapatkan pengobatan. Gaktor+aktor
yang menyebabkan penderita terlambat datang berobat ke
Puskesmas/sarana kesehatan lainnya, yaitu 6
#idak mengerti tanda dini kusta
Malu datang ke Puskesmas
#idak tahu baha ada obat yang tersedia uma uma di
Puskesmas
"arak penderita ke Puskesmas/sarana kesehatan lainnya terlalu
!auh.
b) Penemuan seara akti+ Kegiatan yang dilakukan dalam penemuan penderita seara akti+
adalah 6 Pemeriksaan kontak serumah (ur-ei Kontak)
4engan melakukan pemeriksaan kepada semua anggota
keluarga yang tinggal serumah dengan penderita. Pemeriksaan
dilakukan minimal 1 tahun sekali, terutama ditu!ukan pada kontak
tipe M8.
Pemeriksaan anak sekolah
Penderita pada usia dibaah 13 tahun atau anak ekolah 4asar
dan #aman Kanakkanak ukup banyak. Ini untuk mengantisipasi
kemungkinan adanya penderita kusta pada anak dan menegah
ter!adinya penularan di lingkungan sekolah.
) Ahase ur-eyMenari penderita baru sambil membina partisipasi masyarakat
untuk mengetahui tandatanda kusta dini seara benar.d) ur-ei Khusus
ur-ei ini dilakukan apabila suatu daerah dimana proporsi
penderita M8 minimal 0 dan di!umpai penderita pada usia muda
23
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 24/61
ukup tinggi sesuai dengan perenanaan dan petun!uk dari 4epkes
yang sudah diadakan 7et 5p: seara statistik oleh ahli statistik dari
C tahun 201
(umber6 Kemenkes RI, 2012)
j. Peng/)atan Pen$akit usta
1) Program M4#
Program M4# dimulai pada tahun 1$*1, yaitu ketika Kelompok tudi
Kemoterapi C seara resmi mengeluarkan rekomendasi pengobatan
kusta dengan regimen kombinasi yang selan!utnya dikenal dengan
regimen M4# C (2001). Regimen ini terdiri atas kombinasi obatobat
dapson, ri+ampisin, dan klo+asimin. elain untuk mengatasi resistensi
adapson yang semakin meningkat, penggunaan M4# dimaksudkan !uga
untuk mengurangi ketidakpatuhan penderita dan menurunkan angka putus
obat (drop-out rate) yang ukup tinggi pada masa monoterapi dapson. 4i
samping itu !uga diharapkan !uga dengan M4# dapat mengeliminasi
persistensi kuman dalam !aringan.
2) Cbat Kusta 8aru
4alam pelaksanaan program M4#C (2001) ada beberapa
masalah yang timbul, yaitu 6 adanya persister, resistensi ri+ampisin, dan
lamanya pengobatan terutama untuk kusta M8. 5ntuk penderita kusta P8,
regimen M4#P8 !uga masih menimbulkan beberapa masalah, antara lain6
masih menetapnya lesi kulit setelah bulan pengobatan. "ika seorang
penderita mempunyai resistensi ganda terhadap dapson dan ri+ampisin
bersamasama, tentunya hal ini akan membahayakan.
24
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 25/61
Cleh karena itu diperlukan obatobat baru dengan mekanisme
bakterisidal yang berbeda dengan obatobat dalam regimen M4#C
saat ini. Idealnya, obatobat kusta baru harus memenuhi syarat antara lain 6
bersi+at bakterisidal kuat terhadap M.leprae, tidak antagonis dengan obat
yang sudah ada, aman dan akseptabilitas penderita baik, dapat diberikan
per oral, dan sebaiknya diberikan tidak lebih dari sekali sehari. 4i antara
yang sudah terbukti e+ekti+ adalah o+loksasin, minosiklin, dan
klaritromisin.
(umber6 Kemenkes RI, 2012)
b. Program Pemberantasan Kusta
5ntuk menapai tu!uan nasional eliminasi kusta pada tahun 200&,
Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan program pemberantasan kusta
adalah dengan memutuskan rantai penularan untuk menurunkan insidens
penyakit, mengobati dan menyembuhkan penderita dan menegah timbulnya
aat.1) #u!uan Program "angka Pan!ang
a) Penemuan penderita sedini mungkin sehingga proporsi aat tingkat 2
(dua) di antara penderita baru dapat ditekan serendah mungkin. b) Meningkatkan pengobatan M4# sebagai obat standar bagi penderita
terda+tar dan penderita baru) #erapainya 100 selesai pengobatan untuk P8 dalam !angka aktu $
bulan dan untuk M8 1* bulan dengan melakukan ase holding yang
ketat dan ermat.
25
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 26/61
d) Pembinaan pengobatan, agar penderita yang di M4# akan selesai
pengobatannya dalam batas aktu $ bulan. 4an semua penderita M8
yang di M4# akan selesai pengobatannya dalam batas aktu 1* bulan
sesuai urat Bdaran 4irektorat Pemberantasan Penyakit Menular
langsung 4epartemen Kesehatan RI >omor 6 K.00.02.3.1%1
e) Menegah aat pada penderita yang telah terda+tar sehingga tidak
akan ter!adi aat baru.
+) Melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat tentang penyakit kusta,
agar masyarakat memahami kusta yang sebenarnya dan mengurangi
leprophobia
g) Pengaasan sesudah RG# (Release Grom #reatment) dengan
memberikan moti-asi kepada semua penderita agar datang
memeriksakan dirinya setiap tahun setelah selesai masa pengobatan
selama 2 tahun untuk tipe P8 dan & tahun untuk tipe M8
h) Melaksanakan penatatan dan pelaporan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam memenuhi kebutuhan program
(umber6 Kemenkes RI, 2012)
2) #u!uan Program "angka Pendek#u!uan program kusta adalah menurunkan angka kesakitan penyakit
kusta men!adi kurang dari 1/10.000 penduduk seara nasional pada tahun
200&, sehingga tidak lagi !adi masalah kesehatan masyarakat.
) Kebi!aksanaana) Pelaksanaan program kusta diintegrasikan dalam kegiatan puskesmas
b) Penderita kusta tidak boleh diisolasi
) Pengobatan kusta dengan M4# sesuai dengan rekomendasi C
diberikan seara gratis
26
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 27/61
#. 8akt/r9!akt/r $ang men$e)a)kan keja,ian usta
a. 'gent
Mycobacterium leprae yang menyerang sara+ tepi, kulit dan
!aringan tubuh lainnya keuali susunan sara+ pusat. Kusta adalah
penyakit yang disebabkan oleh bakteri M. leprae yang menyerang
kulit, sara+ tepi di tangan maupun kaki, dan selaput lendir pada hidung,
tenggorokan dan mata. Kuman ini satu genus dengan kuman #8
dimana di luar tubuh manusia, kuman kusta hidup baik pada
lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan terhadap sinar
matahari. Kuman kusta dapat bertahan hidup pada tempat yang se!uk,
lembab, gelap tanpa sinar matahari sampai bertahuntahun lamanya.
Kuman #uberulosis dan leprae !ika terkena ahaya matahari akan
mati dalam aktu 2 !am, selain itu. eperti halnya bakteri lain pada
umumnya, akan tumbuh dengan subur pada lingkungan dengan
kelembaban yang tinggi. 'ir membentuk lebih dari *0 -olume sel
bakteri dan merupakan hal esensial untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup sel bakteri. Kelembaban udara yang meningkat
merupakan media yang baik untuk bakteribakteri patogen termasuk
yang memiliki rentang suhu yang disukai, merupakan bakteri
meso+ilik yang tumbuh subur dalam rentang 2&300A, tetapi akan
tumbuh seara optimal pada suhu 1%0A. Pengetahuan mengenai
si+atsi+at agent sangat penting untuk penegahan dan penanggulangan
penyakit, si+atsi+at tersebut termasuk ukuran, kemampuan
27
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 28/61
berkembangbiak, kematian agent atau daya tahan terhadap pemanasan
atau pendinginan (umber6 at!ito et al , 200)b. !ost
Manusia merupakan reser-oir untuk penularan kuman seperti
Myobaterium tuberulosis dan morbus ansen, kuman tersebut dapat
menularkan pada 101& orang. Menurut penelitian pusat ekologi kesehatan
(1$$1), tingkat penularan kusta di lingkungan keluarga penderita ukup tinggi,
dimana seorang penderita ratarata dapat menularkan kepada 2 orang di
dalam rumahnya. 4i dalam rumah dengan -entilasi baik, kuman ini dapat
hilang terbaa angin dan akan lebih baik !ika -entilasi ruangannya
menggunakan pembersih udara yang bisa menangkap kuman. al yang perlu
diketahui tentang host atau pen!amu meliputi karakteristikF giDi atau daya
tahan tubuh, pertahanan tubuh, hygiene pribadi, ge!ala dan tanda penyakit dan
pengobatan. Karakteristik host dapat dibedakan antara lain 6 umur, !enis
kelamin, peker!aan , keturunan, peke!aan, ras dan gaya hidup (umber6
at!ito et al , 200). =ingkungan
=ingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host baik benda
mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat
interaksi semua elemenelemen termasuk host yang lain. =ingkungan terdiri
dari lingkungan +isik dan non +isik, lingkungan +isik terdiri dari 6 keadaan
geogra+is (dataran tinggi atau rendah, persaahan dan lainlain), kelembaban
udara, suhu, lingkungan tempat tinggal. 'dapun lingkungan non +isik meliputi
6 sosial (pendidikan, peker!aan), budaya (adat, kebiasaan turun temurun),
28
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 29/61
ekonomi (kebi!akan mikro dan loal) dan politik (suksesi kepemimpinan yang
mempengaruhi kebi!akan penegahan dan penanggulangan suatu penyakit)
(umber6 at!ito et al , 200)
Menurut 'P' ( "merican public elat "ssosiation, 200&), lingkungan
rumah yang sehat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 6
1) Memenuhi kebutuhan +isiologisFa) uhu ruangan, yaitu dalam pembuatan rumah harus diusahakan agar
kontruksinya sedemikian rupa sehingga suhu ruangan tidak berubah
banyak dan agar kelembaban udara dapat di!aga !angan sampai terlalu
tinggi dan terlalu rendah. 5ntuk itu harus diusahakan agar erbedaan
suhu antara dinding, lantai, atap dan permukaan !endela tidak terlalu
banyak.
b) arus ukup mendapatkan penahayaan baik siang maupun malam.
uatu ruangan mendapat penerangan pagi dan siang hari yang ukup
yaitu !ika luas -entilasi minimal 10 dari !umlah luas lantai.) Ruangan harus segar dan tidak berbau, untuk ini diperlukan -entilasi
yang ukup untuk proses pergantian udara.d) arus ukup mempunyai isolasi suara sehingga tenang dan tidak
terganggu oleh suarasuara yang berasal dari dalam maupun dari luar
rumah.
e) arus ada -ariasi ruangan, misalnya ruangan untuk anakanak
bermain, ruangan makan, ruang tidur, dan lainlain.
+) "umlah kamar tidur dan pengaturannya disesuaikan dengan umur dan
!enis kelaminnya. 5kuran ruang tidur anak yang berumur kurang dari
lima tahun minimal 3,& m, artinya dalam suatu ruangan anak yang
29
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 30/61
berumur lima tahun ke baah diberi kebebasan menggunakan -olume
ruangan 3,& m (1,& 1 m) dan di atas lima tahun menggunakan
ruangan $ m ( 1 m).
(umber6 yamsir et al , 2012)2) Perlindungan terhadap penularan penyakitF
a) arus ada sumber air yang memenuhi syarat, baik seara kualitas
maupun kuantitas, sehingga selain kebutuhan untuk makan dan minum
terpenuhi, !uga ukup tersedia air untuk memelihara kebesihan rumah,
pakaian dan penghuninya. b) arus ada tempat penyimpanan sampah dan A yang baik dan
memenuhi syarat, !uga air pembuangan harus bisa dialirkan dengan
baik.) Pembuangan kotoran manusia dan limbah harus memenuhi syarat
kesehatan, yaitu harus dapat menegah agar limbah tidak meresap dan
mengkontaminasi permukaan sumber air bersih.
d) #empat memasak dan tempat makan hendaknya bebas dari
penemaran dan gangguan binatang serangga dan debu.
e) arus ada penegahan agar -ektor penyakit tidak bisa hidup dan
berkembangbiak di dalam rumah, !adi rumah dalam kontruksinya
harus rat proo#, #ly #igt, mos$uito #igt .
+) arus ada ruangan udara (air space) yang ukup.g) =uas kamar tidur minimal $ m per orang dan tinggi langitlangit
minimal 2,%& meter. Gaktor lingkungan memegang peranan yang
penting dalam penularan penyakit kusta, terutama pada pemenuhan
+isiologis rumah, sebab sinar ultra -iolet yang terdapat pada sinar
matahari dapat membunuh kuman kusta, selain itu sinar matahari !uga
30
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 31/61
dapat mengurangi kelembaban yang berlebihan, sehingga dapat
menegah berkembangnya kuman kusta dalam rumah, oleh karenanya
suatu rumah sangat perlu adanya penahayaan langsung yang ukup
dari sinar matahari.
(umber6 'P', 200&)
4. 8akt/r Risik/ Lingkungan
a. Penahayaan
Rumah sehat memerlukan ahaya yang ukup khususnya ahaya alam
berupa ahaya matahari yang berisi antara lain ultra -iolet. Aahaya matahari
minimal masuk 0 lu dengan syarat tidak menyilaukan. Penahayaan rumah
yang tidak memenuhi syarat berisiko 2,& kali terkena #uberulose dan kusta
dibanding penghuni yang memenuhi persyaratan dan pada kusta pun ter!adi hal
yang sesuai dengan #8 tersebut. emua ahaya pada dasarnya dapat mematikan,
namun tentu tergantung !enis dan lama ahaya tersebut. Penahayaan alami
ruangan rumah adalah penerangan yang bersumber dari sinar matahari (alami),
yaitu semua !alan yang memungkinkan untuk masuknya ahaya matahari alamiah,
misalnya melalui !endela atau genteng kaa.
a) Aahaya 'lamiahAahaya alamiah yakni matahari. Aahaya ini sangat penting, karena
dapat membunuh bakteribakteri pathogen di dalam rumah, misalnya kuman
tuberkulose, kusta dan kuman lain. Cleh karena itu rumah yang ukup sehat
seyogyanya harus mempunyai !alan masuk yang ukup (!endela) luasnya
sekurangkurangnya 1& 20. Perlu diperhatikan agar sinar matahari dapat
31
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 32/61
langsung ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Gungsi
!endela selain sebagai -entilasi, !uga sebagai !alan masuk ahaya. elain itu
!alan masuknya ahaya alamiah !uga diusahakan dengan genteng kaa.
2) Aahaya 8uatan
Aahaya buatan yaitu ahaya yang menggunakan sumber ahaya yang
bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan lainlain. Kualitas
dari ahaya buatan tergantung dari terangnya sumber ahaya (brigtness o#
te source%. Penahayaan buatan bisa ter!adi dengan ara, yaitu direct ,
indirect , semi direct atau general di##using . eara umum pengukuran
penahayaan terhadap sinar matahari adalah dengan menggunakan lu& meter ,
yang diukur di tengahtengah ruangan setinggi L *3 m dari lantai, dengan
ketentuan tidak memenuhi syarat kesehatan bila penahayaan rumah antara L
&0 menyebakan penahayaan dalam rumah kurang terang sedangkan H00 lu
penahayaan dalam rumah menyilaukan.Aahaya matahari mempunyai si+at membunuh bakteri, terutama kuman
M. tuberculosis dan leprae. Kuman tuberkulosa dan lepra dapat mati oleh
sinar matahari langsung. Cleh sebab itu, rumah dengan standar penahayaan
yang buruk sangat berpengaruh terhadap ke!adian tuberulosis dan kusta.
Kuman tuberkulosis dan leprae dapat bertahan hidup pada tempat yang se!uk,
lembab dan gelap tanpa sinar matahari sampai bertahun tahun lamanya, dan
mala bila terkena sinar matahari, sabun lisol, karbol dan panas api, kuman
Myobaterium tuberulosis dan leprae akan mati dalam aktu 2 !am oleh
sinar matahariF oleh tincture iodii selama & menit dan !uga oleh etanol *0
32
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 33/61
dalam aktu 210 menit serta mati oleh +enol & dalam aktu 23 !am, rumah
yang tidak masuk sinar matahari mempunyai risiko menderita tuberkulosis
seperti halnya kusta % kali dibandingkan dengan rumah yang dimasuki sinar
matahari.
(umber6 yamsir et al, 2012)
b. Kepadatan Penghuni Rumah
Kepadatan penghuni adalah perbandingan antara luas lantai rumah dengan
!umlah anggota keluarga dalam satu rumah tinggal. Persyaratan kepadatan hunian
untuk seluruh perumahan biasa dinyatakan dalam m2 per orang. =uas minimum
per orang sangat relati+, tergantung dari kualitas bangunan dan +asilitas yang
tersedia. 5ntuk perumahan sederhana, minimum $ m2/orang. 5ntuk kamar tidur
diperlukan minimum m2 per orang. Kamar tidur sebaiknya tidak dihuni H 2
orang, keuali untuk suami istri dan anak di baah dua tahun. 'pabila ada
anggota keluarga yang men!adi penderita penyakit kusta sebaiknya tidak tidur
dengan anggota keluarga lainnya. eara umum penilaian kepadatan penghuni
dengan menggunakan ketentuan standar minimum, yaitu kepadatan penghuni
yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi antara luas lantai
dengan !umlah penghuni $ m2 per orang dan kepadatan penghuni tidak
memenuhi syarat kesehatan bila diperoleh hasil bagi antara luas lantai dengan
!umlah penghuni L $ m2 per orang. Kepadatan penghuni dalam satu rumah
tinggal akan memberikan pengaruh bagi penghuninya. =uas rumah yang tidak
sebanding dengan !umlah penghuninya akan menyebabkan o'ercro(ded . al ini
tidak sehat karena selain menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen, !uga bila
salah satu anggota keluarga terkena penyakit in+eksi, terutama tuberulose dan
33
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 34/61
leprae akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain, dimana seorang
penderita ratarata dapat menularkan 2 orang di dalam rumahnya.Kepadatan merupakan prereNuisite untuk proses penularan penyakit, semakin
padat maka perpindahan penyakit khususnya penyakit melalui udara akan
semakin mudah dan epat. Cleh sebab itu kepadatan hunian dalam rumah tempat
tinggal merupakan -ariabel yang berperan dalam ke!adian kusta. 5ntuk itu
4epartemen Kesehatan telah membuat peraturan tentang rumah sehat dengan
rumus !umlah penghuni/luas bangunan. yarat rumah dianggap sehat adalah $ m2
per orang, !arak antara tempat tidur satu dan lainnya adalah $0 m, kamar tidur
sebaiknya tidak dihuni 2 orang atau lebih keuali di baah 2 tahun. ebuah
penelitian menun!ukkan baha resiko untuk terkena penyakit kusta 1, kali lebih
tinggi pada penduduk yang tinggal pada rumah yang kurang memenuhi
persyaratan kesehatan
(umber6 yamsir et al , 2012)
. =antai Rumaheara hipotesis !enis tanah memiliki peran terhadap proses ke!adian kusta,
melalui kelembaban dalam ruangan. =antai tanah enderung menimbulkan
kelembaban, dengan demikian -iabilitas kuman lepra di lingkungan !uga sangat
dipengaruhi. =antai merupakan dinding penutup ruangan bagian baah, kontruksi
lantai rumah harus rapat air dan selalu kering agar mudah dibersihkan dari
kotoran dan debu. elain itu dapat menyebabkan meningkatnya kelembaban
dalam ruangan. 5ntuk menegah masuknya air ke dalam rumah, maka lantai
rumah sebaiknya dinaikan 20 m dari permukaan tanah. Keadaan lantai rumah
34
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 35/61
perlu dibuat dari bahan yang kedap terhadap air sehingga lantai tidak men!adi
lembab dan selalu basah seperti tegel, semen, keramik.=antai yang tidak memenuhi syarat dapat di!adikan tempat hidup dan
perkembangbiakan kuman dan -ektor penyakit, men!adikan udara dalam ruangan
lembab, pada musim panas lantai men!adi kering sehingga dapat menimbulkan
debu yang berbahaya bagi penghuninya. Keadaan lantai rumah perlu dibuat dari
bahan yang kedap terhadap air seperti tegel, semen, keramik.
(umber6 yamsir et al , 2012)
d. @entilasi@entilasi adalah usaha untuk memenuhi kondisi atmos+er yang menyenangkan
dan menyehatkan manusia. 8erdasarkan ke!adiannya, maka -entilasi dapat dibagi
ke dalam dua !enis, yaitu61) @entilasi alamiah
@entilasi alamiah berdasarkan pada tiga kekuatan, yaitu 6 daya di+usi
dari gas gas, gerakan angin dan gerakan massa di udara karena perubahan
temperatur. @entilasi alam ini mengandalkan pergerakan udara bebas (angin),
temperatur udara dan kelembabannya. elain melalui !endela, pintu dan
lubang angin, maka -entilasi pun dapat diperoleh dari pergerakan udara
sebagai hasil si+at porous dinding ruangan, atap dan lantai.
2) @entilasi buatan
Pada suatu aktu, diperlukan !uga -entilasi buatan dengan
menggunakan alat mekanis maupun elektrik. 'lat alat tesebut antara lain 6
kipas angin, ehauster dan 'A (air conditioner ). Persyaratan -entilasi yang
baik adalah sebagai berikut 6 luas lubang -entilasi tetap minimal & dari luas
lantai ruangan, sedangkan luas lubang -entilasi insidentil (dapat dibuka dan
35
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 36/61
ditutup) minimal & dari luas lantai. "umlah keduanya men!adi 10 dari luas
lantai ruangan, udara yang masuk harus bersih, tidak diemari asap atau
pabrik, knalpot kendaraan, debu dan lain lain, aliran udara diusahakan ross
-entilation dengan lubang -entilasi berhadapan antar dua dinding. 'liran
udara !angan sampai terhalang oleh barangbarang besar, misalnya lemari,
dinding, sekat dan lainlain. eara umum, penilaian -entilasi dan luas lantai
rumah, dengan menggunakan roll meter . Menurut indikator pengaasan
rumah, luas -entilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah 10 luas
lantai rumah dan luas -entilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah
L 10 luas lantai rumah. Rumah dengan luas -entilasi yang tidak memenuhi
syarat kesehatan akan membaa pengaruh bagi penghuninya. alah satu
+ungsi -entilasi adalah men!aga aliran udara di dalam rumah tersebut tetap
segar. =uas -entilasi rumah yang L 10 dari luas lantai (tidak memenuhi
syarat kesehatan) akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi oksigen dan
bertambahnya konsentrasi karbondioksida yang bersi+at raun bagi
penghuninya. 4isamping itu, tidak ukup -entilasi akan menyebabkan
peningkatan kelembaban ruangan karena ter!adinya proses penguapan airan
dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ruangan yang tinggi akan men!adi
media yang baik untuk tumbuh dan berkembangbiaknya bakteri bakteri
pathogen termasuk kuman lepra. elain itu, +ungsi kedua -entilasi adalah
untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri bakteri, terutama bakteri
patogen seperti leprae, karena di situ selalu ter!adi aliran udara yang terus
36
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 37/61
menerus. 8akteri yang terbaa oleh udara akan selalu mengalir. elain itu,
luas -ertilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan mengakibatkan
terhalangnya proses pertukaran aliran udara dan sinar matahari yang masuk ke
dalam rumah, akibatnya kuman leprae yang ada di dalam rumah tidak dapat
keluar dan ikut terhisap bersama udara perna+asan. @entilasi berman+aat bagi
sirkulasi udara dalam rumah serta mengurangi kelembaban. Keringat manusia
!uga dikenal mempengaruhi kelembaban. emakin banyak manusia dalam
satu ruangan kelembaban semakin tinggi khususnya karena uap air baik dari
perna+asan maupun keringat. Kelembaban dalam ruang tertutup dimana
banyak terdapat manusia di dalamnya lebih tinggi dibanding kelembaban di
laur ruang. @entilasi mempengaruhi proses dilusi udara !uga dengan kata lain
mengenerkan konsentrasi kuman tuberulosis dan leprae serta kuman lain
terbaa keluar dan mati terkena sinar ultra -iolet. @entilasi !uga dapat
merupakan tempat untuk memasukan ahaya ultra -iolet. al ini akan
semakin baik apabila konstruksi rumah menggunakan genteng kaa (umber6
yamsir et al , 2012)
e. Kelembaban
Kelembaban udara adalah prosentase !umlah kandungan air dalam udara.
Kelembaban terdiri dari 2 !enis, yaitu 1) Kelembaban absolute, yaitu uap air per
unit -olume udaraF 2) Kelembaban relati+, yaitu banyaknya uap air dalam udara
pada suatu temperatur terhadap banyaknya uap air pada saat udara !enuh dengan
uap air pada temperatur tersebut. eara umum penilaian kelembaban dalam
rumah dengan menggunakan ygrometer . Menurut indikator pengaasan
37
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 38/61
perumahan, kelembaban udara yang memenuhi syarat kesehatan dalam rumah
adalah L 30 atau H %0. Rumah yang tidak memiliki kelembaban yang
memenuhi syarat kesehatan akan membaa pengaruh bagi penghuninya. Rumah
yang lembab merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme,
antara lain bakteri, spiroket, riketsia dan -irus. Mikroorganisme tersebut dapat
masuk ke dalam tubuh melalui udara. elain itu kelembaban yang tinggi dapat
menyebabkan membrane mukosa hidung men!adi keringat sehingga kurang
e+ekti+ dalam menghadang mikroorganisme. 8akteribakteri pada umumnya akan
tumbuh dengan subur pada lingkungan dengan kelembaban tinggi karena air
membentuk lebih dari *0 -olume sel bakteri dan merupakan hal yang esensial
untuk petumbuhan dan kelangsungan hidup sel bakteri. elain itu kelembaban
udara yang meningkat merupakan media yang baik untuk bakteribakteri patogen.
Penghuni rumah yang mempunyai kelembaban ruang keluarga lebih besar dari
%0 berisiko terkena penyakit tuberkulosis 10,% kali dibanding penduduk yang
tinggal pada perumahan yang memiliki kelembaban lebih keil atau sama dengan
%0. Kelembaban merupakan sarana yang baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme, termasuk kuman tuberkulosis dan leprae sehingga -iabilitas
lebih lama. eperti telah dikemukakan, kelembaban berhubungan dengan
kepadatan dan -entilasi. #opogra+i menurut penelitian !uga berpengaruh terhadap
kelembaban, ilayah yang lebih tinggi enderung memiliki kelembaban lebih
rendah.
(umber6 yamsir et al , 2012)
+. Ketinggian
38
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 39/61
Ketinggian seara umum mempengaruhi kelembaban dan suhu lingkungan.
etiap kenaikan 100 meter, selisih suhu udara dengan permukaan laut sebesar
0,&0A. ketinggian berkaitan dengan kelembaban !uga dengan kerapatan oksigen.
Kuman M. tuberulosis dan kuman se!enisnya seperti leprae sangat aerob,
sehingga diperkirakan kerapatan oksigen di pegunungan akan mempengaruhi
-iabilitas kuman. (umber6 yamsir et al , 2012)
5. 8akt/r Risik/ arakteristik Pen,u,uk "a,a keja,ian kusta
a. osial BkonomiC (200) menyebutkan $0 penderita kusta di dunia menyerang
kelompok dengan sosial ekonomi lemah atau miskin. ubungan antara
kemiskinan dengan penyakit kusta bersi+at timbal balik. Kusta merupakan
penyebab kemiskinan dan karena miskin maka manusia menderita kusta. Kondisi
sosial ekonomi itu sendiri, mungkin tidak hanya berhubungan seara langsung,
namun dapat merupakan penyebab tidak langsung seperti adanya kondisi giDi
memburuk, serta perumahan yang tidak sehat, ygiene sanitasi yang kurang dan
akses terhadap pelayanan kesehatan !uga menurun kemampuannya (umber6
at!ito et al, 200).
#ingkat peker!aan dan !enis peker!aan sangat mempengaruhi ter!adinya kasus
kusta atau keberhasilan pengobatan, status sosial ekonomi keluarga diukur dari
!enis, keadaan rumah, kepadatan penghuni per kamar, status peker!aan dan harta
kepemilikan. Masyarakat dengan sosial ekonomi yang rendah sering mengalami
kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, sehingga penyakit kusta
men!adi anaman bagi mereka. Penyebab terbesar menurunnya kasus kusta adalah
39
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 40/61
meningkatnya tingkat sosial ekonomi keluarga tetapi +aktor lain akibat sosial
ekonomi adalah pengaruh lingkungan rumah seara +isik baik pada, penahayaan,
-entilasi, kepadatan rumah, dan pemenuhan kebutuhan giDi dapat terpenuhi
(umber6 at!ito et al, 200).
Gaktor sosial ekonomi ini merupakan salah satu karakteristik tentang +aktor
orang, perlu mendapat perhatian tersendiri. tatus sosial ekonomi sangat erat
hubungannya dengan peker!aan dan !enis peker!aan serta besarnya pendapatan
keluarga !uga hubungan dengan lokasi tempat tinggal, kebiasaan hidup keluarga,
termasuk kebiasaan makan, !enis rekreasi keluarga, dan lain sebagainya. tatus
sosial ekonomi erat pula hubungannya dengan +aktor psikologi indi-idu dan
keluarga dalam masyarakat. tatus ekonomi sangat sulit dibatasi, hubungan
dengan kesehatan !uga kurang nyata, yang !elas baha kemiskinan erat
hubungannya dengan penyakit hanya sulit dianalisa managemen sebab, dan yang
mana akibat. tatus ekonomi menentukan kalitas makanan, hunian, kepadatan
giDi, tara+ pendidikan, tersediannya +asilitas air bersih, sanitasi kesehatan lainnya,
besar keil keluarga, dan teknologi (umber6 at!ito et al, 200)
b. 5mur
Kebanyakan peneliti melaporkan distribusi penyakit kusta menurut umur
berdasarkan pre-alensi, hanya sedikit yang berdasarkan insiden, karena pada saat
timbulnya penyakit sangat sulit diketahui. 4engan kata lain ke!adian penyakit
sering terkait umur pada saat ditemukan dari pada saat timbulnya penyakit. Kusta
diketahui ter!adi pada semua umur mulai bayi sampai umur tua ( minggu sampai
lebih dari %0 tahun), namun yang terbanyak adalah pada umur muda dan
40
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 41/61
produkti+. Keaatan lebih banyak ter!adi pada usia produkti+ dan keaatan
sekunder pada usia dibaah 0 tahun. al ini disebabkan oleh bahaya yang
terpapar pada saat berakti+itas (umber6 at!ito et al, 200)
. "enis kelaminPenyakit kusta dapat mengenai dari semua !enis kelamin, baik laki laki
mupun perempuan. ebagian besar >egara di dunia keuali dibeberapa >egara di
'+rika menun!ukkan baha lakilaki lebih banyak terserang kusta dari pada
anita. Rendahnya ke!adian kusta pada anita disebabkan karena beberapa
+aktor antara lain +aktor lingkungan dan +aktor biologis. #ingkat keaatan pada
lakilaki lebih besar daripada anita. al ini berkaitan dengan peker!aan,
kebiasaan keluar rumah, dan merokok (umber6 at!ito et al, 200).d. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terenana untuk meu!udkan suasana
bela!ar dan proses pembela!aran agar peserta didik seara akti+ mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki semangat spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, keerdasan akhlak mulia keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan >egara. Pendidikan +ormal adalah !alur pendidikan yang
terstruktur dan ber!en!ang yang terdiri dari pendidikan dasar (4/MP/edera!at),
pendidikan menengah (M'/edera!at) serta pendidikan tinggi
(4iploma/sar!ana/magister/spesialis) (55 >o 20 tahun 200 #entang istem
pendidikan >asional). tatus pendidikan berkaitan denga tindakan penarian
pengobatan penderita kusta. Rendahnya tingkat pendidikan dapat mengakibatkan
lambatnya penarian pengobatan dan diagnosis penyakit, hal ini dapat
mengakibatkan keaatan pada penderita kusta semakin parah. Kelompok tidak
41
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 42/61
terpela!ar (3) lebih banyak mengalami keaatan sekunder. al ini disebabkan
pada kelompok terpela!ar lebih mengerti dan mengikuti instruksi tenaga kesehatan
(umber6 at!ito et al, 200).
e. Peker!aanebagian besar penderita kusta di dunia berada di negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia, sebagaian besar penduduk. Indonesia menari
penghasilan dengan berook tanam atau bertani. al ini sangat berpengaruh
terhadap ter!adinya aat pada kusta (umber6 at!ito et al, 200).
B. erangka Te/ri
8erdasarkan uraian tin!auan pustaka terdapat banyak +aktor yang dapat
mempengaruhi ter!adinya penyakit kusta yang akan di gambarkan dalam kerangka
teori berikut ini6
?ambar 2.2. Kerangka #eori (umber at!ito et al , 200F yamsir et al,2012F
amsuar et al,2012)
C. erangka /nse"
4ari banyaknya +aktor yang dapat mempengaruhi ter!adinya penyakit kusta,
peneliti menggunakan -ariabel independen yaitu umur, !enis kelamin, tingkat
pendidikan, peker!aan, riayat kontak, dan daerah tempat tinggal. 8eberapa
42
Agent:
M.leprae Environtment
Penahayaan Kepadatan
penghuni rumah
=antai rumah
@entilasi
Kelembaban Ketinggian
Pen$akit
usta
Host:
- 5mur
- "enis Kelamin
- Pendidikan
- osialBkonomi
- Peker!aan
Ria at Kontak
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 43/61
-ariabel lainnya tidak diambil, karena peneliti menyesuaikan dengan data yang
bisa diambil melalui rekam medik yang ada ditempat penelitian. 8erikut akan
digambarkan dalam kerangka konsep6
?ambar 2.. kema Kerangka Konsep
BAB %%%
43
@ariabel 4ependen@ariabel Independen
5mur
Penyakit Kusta
#i e Kusta
Riayat Kontak
#ingkat Pendidikan
"enis Kelamin
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 44/61
MET-DE PENEL%T%AN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan !enis penelitian obser-asional deskripti+ dengan
pendekatan sur-ei untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit kusta pada
atatan rekam medik di Puskesmas ani periode "anuari 2013 sampai 4esember
#ahun 201&.
B. *aktu ,an Tem"at Penelitian
1. L/kasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Puskesmas ani Kabupaten 4onggala
2. *aktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1* 20 "anuari tahun 201
C. P/"ulasi Penelitian
1. P/"ulasi target
Penderita Penyakit Kusta
2. P/"ulasi terjangkau
eluruh penderita penyakit kusta yang teratat dalam rekam medik program
tatalaksana pasien penyakit kusta di Puskesmas ani periode "anuari 2013 sampai
4esember 201&
D. 'am"el ,an teknik "engam)ilan sam"el
ampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi penderita
penyakit Kusta yang teratat dalam register kohort program tatalaksana pasien
penyakit kusta di Puskesmas ani periode "anuari 2013 sampai 4esember 201& yang
diambil dengan menggunakan tehnik sampling )enu *sensus% serta memenuhi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi
E. riteria Retriksi
1. riteria %nklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah6
44
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 45/61
a. Pasien yang terdiagnosis kusta
b. Pasien dengan data rekam medik lengkap
2. riteria EksklusiKriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah6
a. Pasien yang terdiagnosis kusta tetapi rekam medik tidak lengkap.
8. De!inisi -"erasi/nal
1. +aria)el %n,e"en,en
Penderita penyakit kusta adalah pasien yang dinyatakan menderita kusta
berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan +isik (berdasarkan cardinal sign) tanpa
pemeriksaan penun!ang skin smear 8#' yang teratat dalam rekam medik pasien.
a. 5mur 5mur adalah lamanya hidup dalam tahun dilihat dari tanggal kelahiran
sampai dengan ulang tahun terakhir responden.'lat 5kur 6 Rekam Medik
kala 5kur 6 >ominal
asil 5kur 6 1 O L 1& tahun
2 O H 1& tahun b. "enis Kelamin
"enis kelamin adalah Pembagian manusia menurut anatomi dan +isiologi
yaitu lakilaki atau perempuan
'lat 5kur 6 Rekam Medik
kala 5kur 6 >ominalasil 5kur 6 1 O =akilaki
2 O Perempuan
. #ingkat pendidikan
#ingkat pendidikan adalah !en!ang pendidikan tertinggi yang pernah
diikuti/ditamatkan/di apai oleh responden. Pendidikan tinggi termasuk 1
sampai . Pendidikan sedang termasuk tamat 4, MP, dan M'/edera!at.
Pendidikan rendah termasuk tidak tamat 4 dan tidak bersekolah.'lat 5kur 6 Rekam Medik
kala 5kur 6 Crdinal
asil 5kur 6 1 O Pendidikan Rendah
2 O Pendidikan edang
45
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 46/61
O Pendidikan #inggi
d. #ipe kusta
#ipe kusta adalah tipe penyakit kusta yang diderita responden berdasarkan
klasi+ikasi dari C yang terbagi atas dua yaitu tipe pausibasiler (P8) dan tipe
multibasiler (M8).
'lat 5kur 6 Rekam Medik
kala 5kur 6 >ominal
asil 5kur 6 1 O P8 2 O M8
e. Riayat kontak
Riayat kontak adalah adanya kontak +isik dengan orang (baik anak atau
deasa) yang sudah diketahui menderita penyakit kusta, sedang men!alani
pengobatan penyakit kusta, telah selesai pengobatan, maupun yang tidak selesai
pengobatan, baik yang tinggal serumah maupun tidak.'lat 5kur 6 Rekam Medik
kala 5kur 6 >ominal
asil 5kur 6 1 O 'da Kontak
2 O #idak 'da Kontak
2. +aria)el De"en,en
Penyakit Kusta adalah penyakit in+eksi granulomatous menahun yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. 8akteri ini merupakan bakteri tahan
asam yang menyerang sistem sara+ tepi, kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian
atas, mata, otot, tulang, testis dan sistem retikuloendotelial, keuali sistem sara+ pusat.
(. Tehnik Pengum"ulan Data
1. &enis ,ata
"enis data penelitian ini berupa data kuantitati+.
2. 'um)er ,ata
46
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 47/61
umber data yang digunakan berupa sekunder (rekam medik) yang diperoleh
dari instansi tempat penelitian dilakukan.#. Cara Pengum"ulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan ara memeriksa data yang diperoleh seara
tidak langsung dari sub!ek penelitian melainkan diperoleh dari data yang telah ada
(rekam medik).
H. Peng/lahan Data
4atadata yang digunakan dalam penelitian ini diatur terlebih dahulu melalui
lima tahapan, antara lain6
+. ata oding
Pada tahapan ini klasi+ikasi dibuat terlebih dahulu kemudian diberi kode pada
rekam medik yang peneliti kumpulkan. #ahapan ini dilakukan agar memudahkan
dalam mengedit dan memasukkan data.
. ata /diting
etelah diberi kode, kemudian diek terlebih dahulu kelengkapan !aabannya,
selan!utnya diproses dalam pengeditan
0. ata /ntry
Pada tahap ini, barulah data dimasukkan ke dalam setiap template yang telah
disiapkan.
1. ata Tabulating Pada tahap ini data dikelompokkan sesuai -ariabel yang akan diteliti guna
memudahkan analisis data2. ata leaning
Pengeekan kembali data yang telah dientry dimasukkan untuk memastikan
baha data tersebut telah bebas dari kesalahan, baik kesalahan pengkodean
47
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 48/61
ataupun kesalahan dalam membaa kode, sehingga data benarbenar siap untuk
dianalisis.
%. Teknik Analisa Data
"enis analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
uni-ariat. 'nalisis data uni-ariat ber+ungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari
masingmasing -ariabel, baik -ariabel dependen maupun -ariabel independen.
@ariabel diteliti melalui distribusi +rekuensi dari masingmasing -ariabel. 'nalisis
data uni-ariat pada penelitian ini ber+ungsi untuk mengetahui gambaran distribusi
pasien penderita penyakit Kusta di Puskesmas ani periode "anuari 2013 sampai
4esember 201& berdasarkan umur, !enis kelamin, tingkat pendidikan, daerah tempat
tinggal, riayat kontak, dan tipe kusta.
48
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 49/61
BAB %+
HA'%L PENEL%T%AN
8erdasarkan penelitian yang telah dilakukan, data di analisis dengan
menggunakan teknik analisis uni-ariat dan hasil karakteristik penderita penyakit
kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani Kabupaten 4onggala yang didapatkan adalah6
A. Umur
#able 3.1 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan umur pada penderita
penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&
UMUR &UMLA
H
PER'ENTA'E
;15 Tahun 1 *
<15 Tahun 12 $2
T/tal 1 100
?ra+ik 3.1. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan umur pada penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&
*
$2
UMUR
L1& H1&
49
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 50/61
4ari hasil analisis distribusi +rekuensi, didapatkan !umlah penderita
penyakit kusta dengan kelompok umur H 1& tahun lebih banyak dibandingkan
kelompok umur L 1& tahun. 4ari 1 orang penderita kusta didapatkan proporsi
kelompok umur L 1& tahun sebesar *, sedangkan proporsi kelompok umur H 1&
tahun sebesar $2.
B. &enis elamin
#abel 3.2. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan !enis kelamin pada
penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&
&enis elaminT/tal
=K P
¨ah 10 1
Persentase %% 2 100
?ra+ik 3.2. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan !enis kelamin pada penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&
50
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 51/61
='KI ='KI PBRBMP5'>0
2
3
*
10
12
10
3
&enis elamin
"5M='
4ari hasil analisis distribusi +rekuensi, didapatkan !umlah penderita penyakit
kusta dengan "enis kelamin laki laki lebih banyak dibandingkan !enis kelamin
perempuan. 4ari 1 orang penderita kusta didapatkan proporsi !enis kelamin laki
laki sebesar %% (10 orang), sedangkan proporsi perempuan sebesar 2 (
orang).
C. Tingkat Pen,i,ikan
#abel 3.. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan pada
penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&
Tingkat
"en,i,ikan
¨a
h
Persentase
Ren,ah $ $
'e,ang 2
Tinggi 1 *
T/tal 1# 1
51
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 52/61
?ra+ik 3.. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan pada
RB>4' B4'>? #I>??I0
1
2
3
&
%
*
$
10
9
3
1
T%N(AT PEND%D%AN
"5M='
penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&
4ari hasil analisis distribusi +rekuensi, didapatkan !umlah penderita penyakit
kusta dengan kelompok pendidikan rendah lebih banyak dibandingkan kelompok
pendidikan sedang dan pendidikan tinggi. 4ari 1 orang penderita kusta
didapatkan proporsi kelompok pendidikan rendah sebesar $ ($ orang),
sedangkan proporsi kelompok pendidikan sedang dan tinggi masing masing 2
( orang) dan * (1 orang).
D. Ti"e usta
#abel 3.3. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan tipe pada penderita
penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&
Ti"e ¨ah Persen
MB 12 $2
52
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 53/61
PB 1 *
T/tal 1# 1
?ra+ik 3.3. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan peker!aan pada penderita
$2
*
T%PE U'TA
M8 P8
penyaki
t kusta periode "anuari 2013 4esember 201&
4ari hasil analisis distribusi +rekuensi, didapatkan !umlah penderita penyakit
kusta dengan tipe M8 lebih banyak dibandingkan kelompok tipe P8. 4ari 1
orang penderita kusta didapatkan proporsi kelompok tipe P8 1 orang (*) ,
sedangkan proporsi kelompok tipe M8 12 orang ($2).
E. Ri=a$at /ntak
#abel 3.&. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan riayat kontak pada
penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&
Ri=a$at k/ntak ¨a
h
Persen
A,a k/ntak 2 1&
Ti,ak a,a k/ntak 11 *&
53
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 54/61
#otal 1# 1
?ra+ik 3.&. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan riayat kontak pada
penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&
15%
85%
R%*A>AT -NTA
'4' KC>#'K #I4'K '4' KC>#'K
4ari hasil analisis distribusi +rekuensi, didapatkan !umlah penderita penyakit
kusta dengan #idak ada riayat kontak lebih banyak dibandingkan yang memiliki
riayat kontak. 4ari 1 orang penderita kusta didapatkan proporsi ada riayat
kontak 2 orang (1&) , sedangkan proporsi tidak ada riayat kontak 11 orang
(*&).
54
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 55/61
BAB +
PEMBAHA'AN
Penelitian obser-asional deskripti+ yang dilakukan mengambil sampel dari
seluruh populasi penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani periode
"anuari 2013 sampai 4esember 201& dengan menggunakan data sekunder yaitu
rekam medik pasien. 4ari sampel penderita yang ber!umlah 1 orang, semuanya
memenuhi kriteria inklusi.
A. (am)aran karakteristik "en,erita "en$akit kusta ,i =ila$ah kerja Puskesmas
*ani "eri/,e &anuari 214 hingga Desem)er 216 )er,asarkan umur
4ari hasil analisis penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani
periode "anuari 2013 hingga 4esember 201 didapatkan baha kelompok umur lebih
dari 1& tahun lebih banyak ($2) dibandingkan dengan kelompok umur kurang dari
1& tahun (*).
55
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 56/61
8erdasarkan teori, penyakit kusta lebih banyak ter!adi pada kkelompok usia
produkti+. Grekuensi tertinggi ter!adi pada kelompok usia antara 2&& tahun. al ini
dapat disebabkan karena usia produkti+ merupakan usia dimana seseorang
mempunyai pergaulan atau akti-itas lebih tinggi dibanding usia tidak produkti+
sehingga usia produkti+ lebih rentan tertular penyakit kusta. elain itu, insiden
penyakit kusta sulit diketahui dan masa inkubasinya ukup lama (2& tahun) sehingga
kebanyakan penderita kusta baru ditemukan pada umur 1& 0 tahun (umber6 ol++
et al, 200*).
B+ek kusta pada usia produkti+ berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi
penderita. #idak sedikit diantara mereka yang ditolak oleh masyarakat sekitar dan
akhirnya sulit untuk mendapatkan peker!aan atau bahkan kehilangan peker!aan. al
tersebut mengakibatkan penderita kusta tidak dapat hidup seara mandiri dan harus
tergantung pada anggota keluarganya (umber6 at!ito et al, 200F yamsir et al ,
2012F amsuar et al, 2012).
B. (am)aran karakteristik "en,erita "en$akit kusta ,i =ila$ah kerja Puskesmas
*ani "eri/,e &anuari 214 hingga Desem)er 216 )er,asarkan jenis kelamin.
4ari hasil analisis penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani
periode "anuari 2013 hingga 4esember 201 didapatkan !enis kelamin lakilaki lebih
banyak (%%) menderita penyakit kusta dibandingkan perempuan (2).
al ini dapat disebabkan karena rendahnya status sosial atau stigma sosial di
kalangan perempuan dalam kehidupan masyarakat peradaban timur, sehingga
kalangan anita harus meminta iDin terlebih dahulu kepada suami atau keluarga bila
ingin berobat. Rendahnya kun!ungan kalangan perempuan untuk mengakses
pelayanan kesehatan menybabkan pendataan untuk gender ini men!adi kurang.
56
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 57/61
4engan kata lain, masih ada kemungkinan kasus tersembunyi pada kalangan
perempuan di tengahtengah masyarakat sehingga perlu untuk dilakukan in-estigasi
langsung ke lapangan. elainn itu, dera!at paparan atau pa!anan!uga ikut berpengaruh.
Cleh karena perempuan !arang beker!a atau melakukan akti-itas di luar rumah, maka
risiko paparan terhadap penyakit kusta berpeluang keil bila dibandingkan dengan
lakilaki (umber6 at!ito et al, 200F yamsir et al , 2012F amsuar et al, 2012)
C. (am)aran karakteristik "en,erita "en$akit kusta ,i =ila$ah kerja Puskesmas
*ani "eri/,e &anuari 214 hingga Desem)er 216 )er,asarkan tingkat
"en,i,ikan
4ari hasil analisis penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani
periode "anuari 2013 hingga 4esember 201 didapatkan penyakit kusta lebih banyak
($) diderta oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah dibandingkan
dengan tingkat pendidikan sedang (2) dan tingkat pendidikan tinggi (*).
8erdasarkan teori, banyak +aktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat
pendidikan di kalangan penderita kusta, diantaranya keterbatasan kondisi sosial
ekonomi, persepsi indi-idu yang keliru akan arti pentingnya pendidikan dan malu
untuk melan!utkan pendidikannya setelah mengetahui dirinya menderita kusta.
>amun, keterbatasan kondisi sosialekonomi men!adi alasan yang paling utama.
ementara itu, status pendidikan erat kaitannya dengan tindakan penderita kusta
untuk menari pengobatan. Penderita dengan tingkat pendidikan yang rendah
enderung lambat dalam menari pengobatan sehingga lambat untu didiagnosis
menderita kusta. Cleh sebab itu, sebagian besar mereka yang datang untuk menari
57
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 58/61
pengobatan sudah masuk dalam pengelompokkan kusta tipe M8 atau bahkan datang
dalam kondisi aat.
D. (am)aran karakteristik "en,erita "en$akit kusta ,i =ila$ah kerja Puskesmas
*ani "eri/,e &anuari 214 hingga Desem)er 216 )er,asarkan ti"e kusta
4ari hasil analisis penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani
periode "anuari 2013 hingga 4esember 201 didapatkan kusta dengan tipe M8 lebih
banyak ($2) dibandingkan tipeP8 (*).
Persentase penderita kusta tipe M8 lebih besar daripada penderita kusta tipe
P8 atau sebaliknya dapat dipengaruhi oleh beberapa +aktor diantaranya adalah
genetik, tingkat in+eksi bakteri, daya tahan tubuh pe!amu, pengetahuan dan kesadaran
penderita, epat lambatnya seseorang untuk menari pengobatan, !arak dan
ketersediaan akses pelayanan kesehatan, keadaan sosial ekonomi dan keteraturan
minum obat M4#. >amun, +aktor penyebab yang paling utama adalah daya tahan
tubuh pe!amu atau keadaan respon imunitas seluler seseorang. 8ila respon imun
selulernya baik, maka seseorang yang terin+eksi bakteri Myobaterium leprae hanya
akan bermani+estasi sebagai kusta tipe P8 atau bahkan dapat sembuh sendiri.
edangkan bila respon imunitas selulernya buruk, maka akan berrmani+estasi sebagai
kusta tipe M8 (umber6 at!ito et al, 200F yamsir et al , 2012F amsuar et al, 2012)
E. (am)aran karakteristik "en,erita "en$akit kusta ,i =ila$ah kerja Puskesmas
*ani "eri/,e &anuari 214 hingga Desem)er 216 )er,asarkan ri=a$at k/ntak
4ari hasil analisis penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani
periode "anuari 2013 hingga 4esember 201didapatkan baha sebanyak *&
58
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 59/61
penderita menyangkal adanya riayat kontak dengan pasien yang diketahui
menderita kusta, dan 1& mengatakan baha pernah kontak dengan penderita kusta.8anyak +aktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian mengenai persentase
ada tidaknya riayat kontak pada penderita kusta. >amun +aktor yang sangat
mempengaruhi adalah ara penemuan penderita seara akti+ (deteksi dini), dimana
petugas harus melakukan pemeriksaan kontak. #u!uannya adalah untuk menari
penderita baru yang mungkin sudah lama ada dan belum ditemukan bahkan belum
diobati sert amenari penderita baru yang mungkin ada diatara penderita kusta yang
sudah berstatus release #rom treatment (RG#). asaran program ini ditu!ukan pada
semua anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita dan tetangga
sekitarnya. Pemeriksaan ini harus dilakukan minimal dalam aktu bulan se!ak
diketahui ada anggota keluarga menderita kusta terlebih bila tipe kusta yang diderita
adalah tipe M8. Pemeriksaan ini sebaiknya diulang setiap tahun (umber6 at!ito et
al, 200F yamsir et al , 2012F amsuar et al, 2012)Kontak dengan penderita kusta seara langsung, lama dan berulang, terlebih
mereka dengan tipe M8 merupakan +aktor determinan utama ke!adian kusta. emakin
tinggi hasil temuan akan riayat kontak serumah, tetangga, dan masyarakat sekitar
maka akan semakin berpeluang tinggi untuk penyebaran penyakit ini di lingkungan
tersebut yang akan berhubungan langsung dengan angka pre-alensi kasus penyakit ini
(umber6 at!ito et al, 200F yamsir et al , 2012F amsuar et al, 2012).
BAB +%
PENUTUP
59
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 60/61
A. E'%MPULAN4ari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan baha6
1. Karakteristik penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani
Kabupaten 4onggala periode "anuari 2013 4esember 201& berdasarkan umur
didapatkan baha kelompok umur lebih dari 1& tahun lebih banyak ($2)
dibandingkan dengan kelompok umur kurang dari 1& tahun (*).
2. Karakteristik penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani
Kabupaten 4onggala periode "anuari 2013 4esember 201& berdasarkan !enis
kelamin didapatkan !enis kelamin lakilaki lebih banyak (%%) menderita
penyakit kusta dibandingkan perempuan (2).
. Karakteristik penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani
Kabupaten 4onggala periode "anuari 2013 4esember 201& berdasarkan tingkat
pendidikan didapatkan baha penyakit kusta lebih banyak ($) diderita oleh
masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah dibandingkan dengan tingkat
pendidikan sedang (2) dan tingkat pendidikan tinggi (*).
3. Karakteristik penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani
Kabupaten 4onggala periode "anuari 2013 4esember 201& berdasarkan tipe
kusta didapatkan baha kusta dengan tipe M8 lebih banyak ($2) dibandingkan
tipe P8 (*).
&. Karakteristik penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani
Kabupaten 4onggala periode "anuari 2013 4esember 201& berdasarkan adanya
riayat kontak didapatkan baha sebanyak *& penderita menyangkal adanya
riayat kontak dengan pasien yang diketahui menderita kusta, dan 1&
mengatakan baha pernah kontak dengan penderita kusta.
60
7/24/2019 KTI BAB 1-6
http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 61/61
B. 'ARAN
1. Bagi "en,erita "en$akit kusta4isarankan untuk selalu berkonsultasi tentang perubahan yang ter!adi
sehubungan dengan penyakit yang diderita
2. Bagi %nstitusi
Meningkatkan pengaasan dan keteraturan minum obat untuk memonitoring
penderita penyakit kusta
#. Bagi Peneliti lain
Perlu dilakukan penelitian lan!utan dengan sampel yang !auh lebih besar dan
-ariabel yang lebih banyak