bab ii kti dani

76
11 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik 1. Definisi Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kroniologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir (Azizah, 2011). Lanjut usia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses

Upload: dani-ramadhan

Post on 23-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

36

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik1. DefinisiLanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kroniologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir (Azizah, 2011).Lanjut usia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang akan dijalani semua individu, ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan (Suruni & Utomo,2003).Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2006).Lansia berdasarkan karakteristik sosial masyarakat yang menganggap bahwa orang telah tua jika menunjukan ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan kulit, dan hilangnya gigi. Dalam peran masyarakat tidak bisa lagi melaksanakan fungsi peran orang dewasa, seperti pria yang tidak lagi terikat dalam kegiatan ekonomi produktif, dan untuk wanita tidak dapat memenuhi tugas rumah tangga. Kriteria simbolik seseorang dianggap tua ketika ia berfungsi sebagai kepala dari garis keturunan keluarganya (Atanley and Beare, 2007).2. Batasan LansiaWHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis/biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59, lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 90 tahun, dan usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun. Sedangkan Nugroho (2000) menyimpulkan pembagian umur berdasarkan pendapat beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun ke atas. Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro, lanjut usia dikelompokkan menjadi usia dewasa muda (elderly adulthood), 18 atau 29 25 tahun, usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25 60 tahun atau 65 tahun, lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun yang dibagi lagi dengan 70 75 tahun (young old), 75 80 tahun (old), lebih dari 80 (very old).Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1965 Pasal 1 seseorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas (Azizah,2011).3. Tipe-tipe Lanjut Usiaa. Tipe arif bijaksanaKaya dengan hikmah pengalaman menyesuaikan diri dengan perubahan jaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.b. Tipe mandiriMengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.

c. Tipe tidak puasKonflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmaniah, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.d. Tipe pasrahMenerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap datang terang, mengikuti kegiatan beribadah, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.e. Tipe bingungKaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal pasif, mental, sosial dan ekonominya. Tipe ini antara lain : tipe optimis, tipe konstruktif, tipe ketergantungan (dependent), tipe defensif, tipe militan dan serius, tipe marah atau frustasi (the angry man), tipe putus asa.Penggolongan lanjut usia menurut Nugroho, 2000 dibagi dalam 2 golongan :1. Serat Werdatama ( Mangun Negoro IV)H.I Widyapratna mengutip serat werdatama yang menyebutkan :a. Wong sepuhOrang tua yang sepi hawa nafsu, menguasai ilmu dwi tunggal, yakni mampu membedakan antara baik dan buruk, antara sejati dan palsu serta antara gusti (Tuhan) dan kawalunya.b. Tua sepahOrang tua yang kosong, tidak tahu rasa, bicaranya muluk-muluk tanpa isi, tingkah lakunya dibuat-buat dan berlebih-lebihan serta memalukan.2. Serat Kalatida (Ronggo Warsito).a. Orang yang berbudi sentosaPrang tua yang meskipun diridhoi Tuhan dengan rejeki, namun tetap berusaha terus disertai ingat dan waspada.b. Orang lemahOrang tua yang berputus asa, sudah tua mau apa, sebaiknya hanya menjauhkan diri dari keduniawian, supaya mendapat kasih sayang Tuhan.Tipe kepribadian lanjut usia menurut Kuntjoro 2002 sebagai berikut :a) Tipe kepribadian konstruktif (construction personality)Orang ini memiliki integritas baik, menikmati hidupnya, toleransi tinggi dan fleksibel. Biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tentang dan mantap sampai sangat tua. Tipe kepribadian ini biasanya dimulai dari masa mudanya. Lansia bisa menerima fakta proses menua dan menghadapi kematian dengan penuh kesiapan fisik dan mental.

b) Tipe kepribadian mandiri (independent personality)Pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power syndrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberi otonomi.c) Tipe kepribadian tergantung (dependent personality)Tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi sedih yang mendalam. Tipe ini lansia senang mengalami pensiun, tidak punya inisiatif, pasif masih tahu diri dan masih dapat diterima oleh masyarakat.d) Tipe berkepribadian bermusuhan ( hostile personality)Lanjut usia pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang tidak diperhitungkan sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menurun. Mereka menganggap orang lain yang menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh dan curiga. Menjadi tua tidak ada yang dianggap baik, takut mati dan iri hati dengan yang muda.e) Tipe kepribadian defensiveTipe ini selalu menolak bantuan, emosinya tidak terkontrol, bersifat kompulsif aktif. Mereka takut menjadi tua dan tidak menyenangi masa pensiun.

f) Tipe kepribadian kritik diri (self hate personality)Pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya. Selalu menyalahkan diri, tidak memiliki ambisi dan merasa korban dari keadaan.4. Mitos-Mitos Lansiaa. Kedamaian dan KetenanganLanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati.Kenyataan :1. Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit.2. Depresi3. Kekhawatiran4. Paranoid5. Masalah psikotikb. mitos konservatismen dan kemunduranpandangan bahwa lanjut usia pada umumnya :1. konservatif2. Tidak kreatif3. Menolak inovasi4. Berorientasi ke masa silam5. Merindukan masa lalu6. Kembali ke masa kanak-kanan7. Susah berubah8. Keras kepala9. CerewetKenyataannya : tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikianc. Mitos berpenyakitanLanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis, yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses menua (lanjut usia merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran).Kenyataan :1. Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan metabolisme, sehingga rawan terhadap penyakit.2. Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.d. Mitos senelitasLanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak (banyak yang tetap sehat dan segar). Banyak cara untuk menyusuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.

e. Mitos tidak jatuh cintaLanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah pada lawan jenis tidak ada.Kenyataan : perasaan cemas dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia.f. Mitos aseksualitasAda pandangan bahwa lanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat, dorongan, gairah, kebutuhan dan daya seks berkurang.Kenyataan : menunjukan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja. Memang frekuensi hubungan seksual menurun, sejalan dengan meningkatnya usia, tetapi masih tetap tinggi.g. Mitos ketidakprodiktifanLanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif.Kenyataan :Tidak demikikian, banyak lanjut usia yang mencapai kematangan, kemantapan dan produktivitas mental dan material.5. Proses MenuaAgeing process (Proses menua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmojo 2004).Menua bukanlah suatu penyakit btetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.6. Teori-Teori Proses MenuaTeori penuan secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu penuaan secara bilogi dan teori penuan psikososial.a. Teori biologi1) Teori selulerKemampuan sel hanya dap-at membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh diprogram untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakan di laboratorium, lalu di observasi, jumlah sel yang akan membelah, akan terlihat sedikit.2) Teori genetic ClockMenrut teori ini menua telah di program secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Tiap sepesies mempunyai di dalam nuklei (intiselnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep genetic Clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa sepesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. (misalnya manusia: 116 tahun, beruang: 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing: 27 tahun, dan sapi: 20 tahun).3) Sintesis Protein (kolagen dan elastin)Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses hilangnya elastisitasnya ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen protein dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen, kartilago dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada kulit yang kehilangan fleksibelitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung berkerut juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem musculoskeletal.4) Keracunan OksigenTeori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri tertentu. Ketidakmampuan mempertahankan diri dari toksi tersebut membuat struktur membran sel mengalami perubahan dari rigid serta terjadi kesalahan genetik.Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam berkomunikasi dengan lingkungannya dan juga mengontrol proses pengambilan nutrien dengan proses ekresi zat toksi didalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat penting bagi proses diatas, dipengaruhi oleh rigiditas membrane tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh.5) Sistem ImunKemampuan sistem imun mengalami kemunduran karena masa penuaan. Walaupun demikian kemunduran kemampuan sistem yang terdiri dari sistem limpatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan.Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca tranlasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri ( self recognition). Jika mutasi sel mati menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai se lasing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya autoimun.6) Mutasi SomatikSekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur, sebaliknya menghindarinya terkena radiasi atau tercemarnya zat kimia yang bersifat karsiogenik dan toksi dapat memperpanjang umur. Menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut.Mekanisme pengontrolan genetik dalam tingkat subseluler dan molekular yang bisa disebut juga hipotesis error catastrophe menurut hipotesis tersebut menua disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang beruntun. Sepanjang kehidupan setelah berlangsung dalam waktu yang cukup lama, terjadi kesalahan dalam proses transkripsi (DNA RNA) maupun dalam proses tranlasi (RNA protein/enzim) kesalahan tersebut akan menyebabkan terbentuknya enzim yang salah kesalahan tersebut dalam berkembang secara eksponensial dan akan menyebabkan terjadinya reaksi metabolisme yang salah sehingga akan mengurangi fungsional sel. apalagi jika terjadi pula kesalahan dalam proses tranlasi (pembuatan protein), maka terjadi kesalahan yang makin banyak maka terjadilah katastrop.7) Teori Menua Akibat MetabolismeMenurut MC Kay et all (1935) yang dikutip Darmojo dan Martono (2004), pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon yang merangsang pruferasi sel misalnya insulin dan hormon pertumbuhan. Modifikasi cara hidup yang kurang bergerak menjadi lebih banyak bergerak mungkin dapat juga meningkatkan umur panjang.8) Kerusakan Akibat Radikal BebasRadikal bebas (RB) dapat terbentuk dialam bebas, dan di dalam tubuh di fagosit (pecah), dan sebagai produk sampingan di dalam rantai pernafasan di dalam mitokondria. Untuk organisasi aerobic radikal bebas terutama terbentuk pada waktu respirasi (aerob) di dalam mitokondria. Karena 90% oksigen yang ambil tubuh termasuk di dalam mitokondria.

b. Teori Psikologis1) Aktivitas atau kegiatan (Activity Theory)Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari usia lanjut. Mempertahankan hubungan antara sistem social dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia (Nugroho,2006).2) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Identitas pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan interpersonal. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya (Kuntjoro,2002).3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan inividu lainnya. Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (triple loss), yakni :a. Kehilangan peran (loss of rule)b. Hambatan kontak sosial(restriction of contacts and relationships)c. Berkurangnya komitmen (reduced commitment to sosialmores and values)7. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada LansiaSemakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial, dan seksual.a) Perubahan Fisik1. Sistem IndraPerubahan sistem penglihatan pada lansia erat kaitannya dengan presbiopi. Lensa kehilangan elastisitas dan kaku. Otot penyangga lensa lemah, ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang.Sistem pendengaran : presbiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia di atas 60 Tahun.Sistem integument : pada lansia kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastic kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atrofi glandula sebasea dan glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot. Perubahan kulit lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain angin dan matahari, terutama sinar violet.2. Sistem MuskuloskeletalPerubahan sistem muskuloskeletal pada lansia antara lain sebagai berikut :a) Jaringan penghubung (kolagen dan elastin). Kolagen sebagai pendukung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi bentang yang tidak teratur.b) Kartilago, jaringan kartilago pada persendian lunak dan mengalami granulasi dan akhirnya permukaan sendi menjadi rata.c) Otot, perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi, penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan pengubung dan jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek negatif.d) Sendi, pada lansia jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan fasia mengalami penurunan elastisitas.3. Sistem Kardiovaskuler dan Respirasia) Sistem kardiovaskulerMasa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertropi dan kemampuan peregangan jantung berkurang karena perubahan pada jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan klasifikasi SA node dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat.b) Sistem RespirasiSistem penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru tetap, tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengompensasi kenaikan ruang paru, udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak mengakibatkan gerakan pernafasan terganggu dan kemampuan peregangan toraks berkurang.4. Pencernaan dan MetabolismePerubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata. Kehilangan gigi penyebab utama adala periodontal disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. Pada usia lanjut, obat-obatan di metabolisme dalam jumlah yang sedikit. Pada lansia perlu diketahui kecenderungan terjadinya peningkatan efek samping, over dosis, dan reaksi yang merugikan dari obat. Oleh karena itu, meski tidak seperti biasanya, dosis obat yang diberikan kepada lansia lebih kecil dari dewasa.5. Sistem PerkemihanBerbeda dengan sistem pencernaan, pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, eksresi, dan reabsorpsi oleh ginjal. Hal ini akan memberikan efek dalam pemberian obat pada lansia. Mereka kehilangan kemampuan untuk mengeksresi obat atau produk metabolisme obat. Pola berkemih tidak normal, seperti banyak berkemih di malam hari, sehingga mengharuskan mereka pergi ke toilet sepanjang malam. Hal ini menunjukan bahwa inkontinensia urin meningkat.6. Sistem SarafSistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atrofi yang progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Penuaan menyebabkan penurunan presepsi sensori dan respon motorik pada susunan saraf pusat dan penurunan reseptor proprioseptif, hal ini terjadi karena susunan saraf pusat pada lansia mengalami perubahan morfologis dan biokimia, perubahan tersebut mengakibatkan penurunan fungsi kognitif. Koordinasi keseimbangan seperti kekuatan otot, reflek, perubahan postur dan peningkatan waktu reaksi. Hal ini dapat di cegah dengan pemberian latihan koordinasi dan keseimbangan serta latihan untuk menjaga mobilitas dan postur.7. Sistem reproduksiPerubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya ovary dan uterus. Terjadi atrofi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara beransur-ansur. Dorongan seksual menetap sampai usai di atas 70 tahun (asal kondisi kesehatan baik), yaitu dengan kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia. Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang dan reaksi sifatnya menjadi alkali (Watson, 2003).b) Perubahan Kognitif1. Memory (Daya ingat, ingatan)Daya ingat adalah kemampuan untuk menerima, mencamkan, menyimpan dan menghadirkan kembali rangsangan/peristiwa yang pernah dialami seseorang.2. IQ (Inteliegent Quocient)Lansia tidak mengalami perubahan dengan informasi matematika (analisi,linier, sekuensial) dan perkataan verbal, tetapi persepsi dan daya membayangkan (fantasi) menurun.3. Kemampuan BelajarLanjut usia yang sehat dan tidak mengalami dimensia masih memiliki kemampuan belajar baik, bahkan di Negara industri maju didirikan University of the third age (Darmoko & Martono, 2004)4. Kemampuan Pemahaman (Comprehension)Kemampuan pemahaman atau menangkap pengertian pada lansia mengalami penurunan.5. Pemecahan Masalah (Problem Solving)Hambatan pada lanjut usia dapat berasal dari penurunan daya ingat, pemahaman dan lain-lain, yang berakibat bahwa pemecahan masalah menjadi lebih lama.6. Pengambilan Keputusan (Decission Making)Pengambilan keputusan pada lanjut usia sering lambat atau seolah-olah terjadi penundaan, oleh karena itu, mereka membutuhkan petugas atau pendamping yang dengan sabar sering mengingatkan mereka.7. Kebijaksanaan (Wisdom)Bijaksana adalah aspek kepribadian (personality) dan kombinasi dari aspek kognitif.8. Kinerja (Performance)Pada lanjut usia memang akan terlihat penuunan kinerja baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan performance membutuhkan kecepatan dan waktu mengalami penurunan (Lumbantobing, 2006).9. MotivasiMotivasi adalah fenomena kejiwaan yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku demi mencapai sesuatu yang diinginkan atau yang dituntut oleh lingkungannya.c) Perubahan SpiritualSpiritualitas pada lansia bersifat universal, intrinsikdan merupakan proses individual yang berkembang sepanjang rentang kehidupan. Karena aliran siklus kehilangan terdapat pada kehidupan lansia, keseimbangan hidup tersebut dipertahankan sebagian oleh efek positif harapan dari kehilangan tersebut. Lansia yang telah mempelajari cara mengahadapi perubahan hidup melalui mekanisme keimanan akhirnya dihadapkan pada tantangan akhir yaitu kematian (Nugroho, 2000).d) Perubahan Psikososial Perubahan psikososial yang dialaminya oleh lansia anatara lain :1. Pensiun2. Perubahan aspek kepribadian3. Perubahan dalam peran sosialdimayarakat4. Perubahan minat

B. Konsep Dasar Penyakit Atritis rematoid1. Definisi Atritis rheumatoid merupakan penyakit auto imun dari jaringan ikat, terutama sinovia dan kausanya multi faktor.Rheumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006).Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour. 2005).Penyakit dapat ditemukan pada semua sendi dan sarung tendo, tetapi paling sering di tangan. Kecuali sendi tangan atritis rheumatoid dapat menyerang sendi siku, kaki, pergelangan kaki dan lutut. Bila penyakit ini ditemukan di sarung tendo, bursa, dan lokasi lain di jaringan ikat, dan bukan di sendi penyakit disebut inflamasi rheumatoid ekstraartikuler. Kelainan ini agak jarang ditemukanBiasanya penyakit ini timbul secara simetrik. Pada 30% penderita terlihat nodul subkutan. Nodul ini sering terdapat di ekstermitas atas dan tampak sebagai vaskultis rheumatoid yang merupakan manifestasi ekstraartikuler. 2. PenyebabHingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :1.Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor Reumatoid2.Gangguan Metabolisme3. Genetik4.Faktor lain: nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik, dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis reumatoid adalah;a.Jenis Kelamin. Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya adalah 2-3:1.b. Umur. Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)

c.Riwayat Keluarga. Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga. d.Merokok. Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.3. PatofisiologiPada arthritis rheumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan mencegah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membrane sinovial, dan akhirnya membentuk panus. Panus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya menghilangkan permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan generatif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.4. Manifestasi KlinisAda beberapa manifestasi klinis yang lazim ditemukan pada klien rheumatoid arthritis. Manifestasi ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan. Oleh karenanya penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang sangat bervariasi.a. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat bdan menurun atau demam. Terkadang dapat terjadi kelelahan yang hebat.b. Poliarthritis simetris, terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.c. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam, dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteortritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari satu jam.d. Artitis erosive, merupakan cirri khas rheumatoid arthritis pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan dapat dilihat pada radiogram.e. Deformitas adalah kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Dapat terjadi pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere, dan leher angsa merupakan beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada klien. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan akan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.f. Nodula-nodula rheumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa penderita reumatodi arthritis. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adapun nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk penyakit yang aktif dan lebih berat.g. Manifestasi ekstra-artikular : heumatoid arthritis juga dapat menyerang organ-organ lain diluar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat rusak.5. Pemeriksaan Penunjanga. Tes serologi Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita.b. Sinar X dari sendi yang sakit menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.c. Scan radionuklida mengidentifikasi peradangan sinoviumd. Artroskopi Langsung Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendie. Aspirasi cairan sinovialmungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).f. Biopsi membran sinovialmenunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.6. Penatalakasanaan Atritis rheumatoid Tujuan utama terapi adalah:a. Meringankan rasa nyeri dan peradanganb.memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.c. Mencegah atau memperbaiki deformitasProgram terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:1).Istirahat2). Latihan fisik3). Panas4).PengobatanAspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 mlNatrium meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapikolin dan asetamenofen obatObat mengatasianti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 600 mg/hari keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.5). Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebihBila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:a). Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.b). Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.c).Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.d).Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian.

C. Konsep Dasar Proses KeperawatanAsuhan keperawatan lanjut usia (gerontik) merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan atau bimbingan serta pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu, kelompok, seperti di rumah atau lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas, yang diberikan oleh perawat (Nugroho, 2008). 1. PengkajianPengkajian adalah langkah pertama pada proses keperawatan, meliputi pengumpulan data, analisis data, dan menghasilkan diagnosis keperawatan.Pengkajian meliputi aspek :a. Wawancara1) Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya.2) Kegiatan yang mampu dilakukan diri sendiri.3) Kebiasaan lanjut usia merawat diri.4) kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran.5) Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil.6) Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lansia.7) Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.8) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat.9) Masalah seksual yang dirasakan.Pada pemeriksaan riwayat kesehatan pada pasien dengan rheumatoid arthritis biasanya di dapat klien mengeluh nyeri pada persendian sehingga menggangu klien untuk memenuhi aktivitasnya sehari-hari.b. Pemeriksaan Fisik1) Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan fungsi sistem tubuh.2) Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik adalah head to toe dan sistem tubuh.Pada lansia yang mengalami riwayat penyakit rheumatoid arthritis biasanya di dapat data sebagai berikut :a) Aktivitas/IstirahatGejala : nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari, keletihan.Tanda : Malaise, keterbatasan rentang gerak : atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot.b) KardiovaskulerGejala : fenomena raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.c) Integritas EgoGejala : Faktor-faktor stress akut atau kronis, misalnya finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubunganKeputusan dan ketidak berdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh.d) Makanan Atau CairanGejala : ketidak mampuan untuk menghasilkan/mengkonsumsi makanan/cairan adekuat ; mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah.Tanda : penurunan berat badan, dan membran mukosa kering.e) HygieneGejala : berbagai untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergangtungan pada orang lain.f) NeurosensoriGejala : kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.Tanda : pembengkakan sendi simetris.

g) Nyeri / KenyamananGejala : fase akut dari nyeri (disertai/tidak disertai pembengkakan jaringan lunak pada sendi). Terasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari).h) KeamananGejala : kesulitan dalam menangani tuga/pemeliharaan rumah tangga, kekeringan pada mata, dan membrane mukosa.i) Interaksi SosialGejala : kerusakan interaksi dan keluarga/orang lain : perubahan peran :isolasi (Doengoes E. marilin,2002).c. Psikologis1) Apakah mengenal masalah utamanya2) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan3) Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak4) Apakah memandang kehidupan secara optimis5) Bagaimana mengatasi stress yang dialami.6) Apakah harapan pada saat ini dan yang akan datingd. Sosial1) Apa saja kegiatan lanjut usia ketika waktu senggang2) Dengan siapa ia tinggal3) Bagaimana lanjut usia terhadap lingkungannya4) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumahe. Spiritual1) Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agama2) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan agama3) Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal.f. Pengkajian Dasar Pada LansiaPengkajian pada lansia harus dilakukan terhadap fungsi semua sistem, status gizi dan aspek psikososialnya (Wahyudi Nugroho,2008) yaitu :1) Temperature atau suhua) Mungkin hipotermib) Lebih teliti diperiksa di sublingual2) Denyut nadia) Kecepatan, irama, volumeb) Apical, radial3) Respirasia) Kecepatan, irama, kedalamanb) Pernapasan tidak teratur4) Tekanan daraha) Saat baring, duduk, berdirib) Hipotensi akibat posisi tubuh5) Berat badan mungkin menurun pada beberapa tahun terakhir6) Tingkat orientasi7) Memori8) Pola tidur9) Penyesuaian psikososialg. Pemeriksaan system persyarafan1) Kesimetrisan raut wajah2) Tingkat kesadaran3) Mata : pergerakan, kejelasan melihat, dan adanya katarak atau tidak4) Pupil : kesamaan, dilatasi5) Gangguan sensori6) Ketajaman pendengaran7) Adanya rasa sakit atau nyerih. System kardiovaskuler 1) Sirkulasi perifer, warna, kehangatan2) Auskultasi nadi apical3) Periksa adanya pembengkakan vena jugularis4) Pusing5) Sakit/nyeri6) Edemai. System gastrointestinal1) Status gizi2) Asupan diet3) Anoreksia, tidak dapat menverna, mual, muntah4) Fungsi mengunyah dan menelan5) Keadaan gigi, rongga mulut6) Auskultasi bising usus7) Palpasi apakah perut kembung8) Periksa apakah ada konstipasi atau tidak, adanya diarej. System genitourinaria1) Urine (warna dan bau)2) Distensi kandung kemih, inkontinensia3) Frekuensi, tekanan atau desakan4) Pemasukan dan pengeluaran cairan5) Disuriak. System kulit1) Periksa turgor kulit2) Perubahan pigmen kulit3) Keadaan kuku4) Kadaan rambutl. System musculoskeletal1) Periksa adanya kontraktur2) Atrofi3) Tendon mengecil4) Ketidakadekuatan gerakan sendi5) Tingkat mobilitasi6) Gerakan sendi7) Paralisis8) Kifosis9) Osteoporosism. Pemeriksaan fungsional1) Katz indeksTabel 2.1PEMERIKSAAN KATZ INDEKSNoKegiatanMandiriBantuan SebagianBantuan Penuh

1Mandi

2Berpakaian

3Pergi ke toilet

4Berpindah (berjalan)

5BAB dan BAK

6Makan

Termasuk/kategori manakah klien ?a) Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB,BAK), menggunakan pakaian, pergi ketoilet, berpindah, dan mandi.b) Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas.c) Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.d) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain.e) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lainf) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.g) Ketergantungan untuk semua fungsi diatasKeterangan : mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain. Lansia yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia dianggap mampu.

2) Modifikasi dari Barthel IndeksTermasuk yang manakah klien ?Tabel 2.2PEMERIKSAAN BARTHEL INDEKSNoKriteriaDengan BantuanMandiriKeterangan

1Makan510Frekuensi : Jumlah : Jenis :

2Minum510Frekuensi :Jumlah : Jenis :

3Berpindah dari kursi roda ketempat tidur, sebaliknya5-1015

4Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi)05Frekuensi :

5Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram)510

6Mandi515Frekuensi :

7Jalan di permukaan datar05

8Naik turun tangga55

9Mengenakan pakaian510

10Kontrol BAB510Frekwensi :Konsistensi :

11Kontrol BAK55Frekwensi : Warna :

12Olahraga/latihan510Frekwensi : Jenis :

13Rekreasi/pemanfaatan510Frekwensi :

InterprestasiSkor: MandiriSkor 65-125: Ketergantungan sebagianSkor 60: ketergantungan total

3) Pengkajian Status MentalIdentifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)Induksi : ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban. Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.Tabel 2.3PENGKAJIAN STATUS MENTALSHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONER (SPSMQ)BenarSalahNoPertanyaan

01Tanggal berapa hari ini ?

02Hari apa sekarang ?

03Apa nama tempat ini ?

04Dimana alamat anda ?

05Berapa umur anda ?

06Kapan anda lahir ? (minimal tahiun lahir)

07Siapa presiden Indonesia sekarang ?

08Siapa presiden Indonesia sebelumnnya ?

09Siapa nama ibu anda ?

10Kurangi 3 dari 20 tetap pengurangan samapai 3 x turunan

= =

Score total : Interprestasi hasil :Salah 0-3: Fungsi intelektual utuhSalah 4-5: keruksakan intelektual ringanSalah 6-8: keruksakan intelektual sedangSalah 9-10: keruksakan intelektual beratIdentifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE ( Mini Mental Status Exam)Tabel 2.4PENGKAJIAN ASPEK KOGNITIF DARI FUNGSI MENTALDENGAN MENGGUNAKAN ASPEK MMSE (MINI MENTAL STATUS EXAM)NoAspek KognitifNilai MaksimalNilai KlienKriteria

1Orientasi5Menyebutkan dengan benar: Tahun Musim Tanggal Hari Bulan

Orientasi5Dimana kita sekarang berada: Negara Indonesia Propinsi Jawa Barat Kota PSTW/desa/kampun.. Wisma/alamat

2Registrasi3Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan masing-masing obyek. Kemudian tanyakan kepada klien ketiga obyek tadi. (untuk disebutkan) : Obyek Obyek Obyek ..

3Perhatian dan Kalkulasi5Minta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat. 93, 86, 79, 72, 65

4Mengingat3Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada No.2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1 point untuk masing-masing obyek.

5Bahasa9Tunjukan pada klien suatu benda dan tanyakan namanya pada klien (missal jam tangan) (missal pensil)Minta klien untuk mengulang kata berikut : tak ada jika, dan,atau tetapi. Bila benar nilai satu point. Pernyataan benar 2 buah : tak ada, tetapiMinta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah : Ambil kertas di tangan anda, lipat dua dan taruh di lantai. Ambil kertas di tangan anda Lipat dua Taruh di lantaiPerintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai 1 point) Tutup mata andaPerintahkan pada klien untuk menulis satu kalimat dan menyalin gambar Tulis datu kalimat Menyalin gambar

Nilai

Interprestasi Hasil :>23: Aspek kognitif dari fungsi mental baik18-22: Kerusakan aspek fungsi mental ringan