17 .. up, laporan penelitian -...

88
\\,lK AM' 1 ,t,:- r< ,\_ LAPORAN PENELITIAN KESENJANGA.i'I ANTARA IDEALITAS DAN REALITAS HUKUM Studi tentang Kesadaran dan Kepatuhan Hukum di Kalangan Mahasiswa S1 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta TEAM PENELITI FAJ(ULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1996

Upload: phamphuc

Post on 10-Apr-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

tJ01,3cr 17 .. 1111; up, ,_,-•>••WW"'''--w;•F~••••••••••"''''"'"'"9'!

\\,lK

l'l'"..l'\~t'S\ AM' 1 ,t,:- r< ,\_ ~'~ -r.~\

LAPORAN PENELITIAN

KESENJANGA.i'I ANTARA IDEALITAS DAN REALITAS HUKUM Studi tentang Kesadaran dan Kepatuhan Hukum di Kalangan Mahasiswa S1

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

TEAM PENELITI FAJ(ULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1996

Page 2: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

KATA SAMBUTAN

Bismillah al-Rahman al-Rahim

Berkat rah.mat Allah SWT. alhmadulillah hasil penelitian dengan

judul KESENJANGAN ANTARA IDEALITAS DAN REALITAS HUKUM;

Studi tentang Kesadaran dan Kepatuhan Hukurn di Kalangan Maha­

siswa Sl IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, walaupun agak tedambat,

narnun akhirnya dapat juga dirampungkan dan dipublikasikan.

Hasil penelitian ini sangat penting untuk disebar-luaskan

kepada para fungsionaris di IAIN yang berkecirnpung di bidang

pendidikan dan pengarnbil kebijakan untuk IAIN. Hasil penelitian ini

diharapkan paling tidak dapat memberikan masukan umum tentang

bagaimana realitas kesadaran dan kepatuhan hukum di kalangan

mahasiswa, dan temuan tersebut kemudian dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk merencanakan masa depat IAIN yang lebih baik.

Mengingat peneli.tian ini lebih bersifat sebagai langkah awal

dalam meneli.ti secara sosiologis realitas kesadaran dan kepatuhan

hukum di masyarakat, maka di masa mendatang, temuan pada

penelitian ini perlu diuji kembali kebenarannya agar kesimpulan yang

sudah dibuat dapat lebih dipertanggungjawabkan.

Kami menyambut balk dengan ucapan teri.tiakasih kepada para

penyusun laporan penelitian, dan mudah-mudahan penelitian ini

dapat memberikan manfaat yang semaksimal mungkin terutarna bagi

mereka yang berkeinginan mempelajari persoala..Tl kesadaran dan ke­

patuhan hukum pada tataran sosiologis. Semoga jerih payah mereka

diterima sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT. A.min.

15 Maret 1997

NIP. 150 033 298

Page 3: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

u

KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat

Allah SWT. karena dengan inayahNya pelaksanaan penelitian kolektif

yang berjudul KESENJANGAN ANTARA IDEALITAS DAN REALITAS

HUKUM; Studi tentang Kesadaran dan Kepatuhan Hukum di Kalangan

Mahasiswa Sl IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah sampai pada

tahap akhir penulisan laporan.

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan

Dekan Fakultas Syari'ah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Nomor

05, tahun 1996, tertanggal 1 Obtober 1996.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa terlaksananya penelitian ini

tidak terlepas dari jasa serta bantuan berbagai fihak. Untuk itu,

dalam kesempatan ini, kami menyampaikan rasa terimakasih yang

mendalam kepada

1. Bapak Rektor dan Dakan Fakultas Syari'ah IAIN Syarif Hidyatul­

lah Jakarta, yang telah menetapkan kebijaksanaan berupa Program

Penelitian Kolektif di samping Program Penelitian Individual bagi

dosen-dosen di lingkungan IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,

yang dananya diambil dari SPP mahasiswa.

2. Bapak Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, yang telah memberikan perse­

tujuan terhadap topik atau judul penelitian yang diajukan, serta

dorongan dan kerjasama yang baik bagi kelancaran penelitian ini.

Page 4: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

iii

3. Segenap fihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang

telah ikut membantu dan mendorong lancarnya pelaksanaan

penelitian ini baik dari tahap awal maupun sampai pada tahap

pembuatan laporan.

Akhirnya, segala jasa dan bantuan mereka, para penulis berharap

semoga Allah SWT. memberikan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Jakarta, Maret 1997

Ketua Pelaksana,

DR.HASANUDDIN,AF

---------------------NIP. 150 050 917

Page 5: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA SAMBUTAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

i

ii

iv

BAB I PENDAHULUAN 1

A, Judul Penelitian 1

B. Latar: Belakang Masalah l

C. Identifikasi dan Perurnusan Pokok Perrnasalahan 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 6

E. Waktu Penelitian 8

F. Organisasi dan Pembiayaan Penelitian 8

G. Sisternatika Penyusunan I.apoi-8.11 9

H. Definisi Operasional 9

BAB II ; KERANGKA PENELITIAN 10

10

10

1.3

A. Pendahuluan

B. Kerangka Medotologi Penelitian

C. Metode Analisis

D. Variabel Penelitian d.an Skal;; P,;ng11kl.1.::annya 15

E. Kerangka Teoti Penelitian

BAB III : TEMIJAN HASIL PENELITIAN

A. Pendahuluan

B. Penyajian Data

C • Diskust dan Intarpretasi

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Implikasi dan Saran

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPtRAN

17

21

21

21 57

63

64

66

67

Page 6: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

A. Judul Penelitian

BAB T

PEDAHULUAN

Studi tentang Kesadaran dan Kepatuhan Hukum di Kalangan Mahasiswa S1 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Latar Belakang Masalah

Ketika diper:bincangkan, hukum di.lpat menunjukkan banyak

hi.il; hukum. ideal (what ought to be) dan hukum fenomeruil (what

is); huku.m pa.da tataran konseptual (in ahstr:acto) at_au hukum dalam.

duoia. ken.yataan (in concrete, ata.u in action). Pembedaan secara

dikotomis di atas U.dak jarang telah membuat hukum. cenderu.ng

herwajah ganda., bahkan terkadang: kontradiktif. Dua ilustrasi dan

komentar berikut dapat menyajikan dua sisi itu.

Pertama adalah komentar bapak Ismail Saleh, SH. saat beliau

masih menjahat Menteri Kehakiman RL pada Kabinet Pembangunan V

(Lim.a). Beliau i.ngin menuturkan realitas huku.m fenomenal yang

ironi.s di masyarakat kota. Kata Ismail, suatu saat, ketika almarhum

pak Anton Soedjarwo masih menjabat Kadapol Metro Jaya, beliau

melintas satu jalan protokol (Husni Thamrin). Tanpa disengaja, di

tengah perjalanan dinasnya pak Anton bertemu dengan serombongan

pelayat yang sedang memanggul keranda jenazah.

Page 7: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

2

Apa yang terjadi? Rombongan itu menyeberangi jalan padat

lalu lintas dengan seenaknya. Mereka lewat jalur lambat sambil

memanggul keranda jenazah, lalu melewati pagar besi pembatas jalur

lambat ke jalur cepat, terus naik dan melompati pagar besi pemisah

kedua jalan, kemudian menghilang berangsur-angsur dari pandangan

mata menuju ke satu tempat pemakaman. Kendaraan yang ada dan

melaju di sekitar kejadian tentunya secara otomatis berhenti guna

memberikan kesempatan kepada pelayan untuk menyeberang. Keadaan

ini telah membuat mereka semakin leluasa menyeberangi jalan.

Mellhat pernandangan unik di atas, pak Anton Soedjarwo

dengan gusar bergurnam sambil geleng-geleng kepala •sudah mati

kok masih diajak untuk melanggar hukum•.

Ilustrasi kedua menuturkan cerita (fiktif) tentang seorang

rnuslim opportunis yang penuh dengan akal-akalannya. Ringkas

cerita begini. Suatu saat simuslim opportunis tersebut naik pesawat

terbang. Namun nasib sial ternyata menirnpa dirinya. Pesawat yang

ditumpanginya rnengalar!'i' kerusakan mesin dan dikabarkan pesawat

itu secepatnya akan meledak.

Tetapi dengan cekatan dia langsung menyambar satu set baju

penyelamatan yang tersirnpang di bawah tempat duduknya. Secepat

kilat pula dia memakai baju itu, kemudian dengan komando kru

pesawat dia langsung loncat ke luar pesawat.

Ketika melompat keluar, simuslim di atas bernazar dalam

hatinya •Ya Allah jika nanti selarnat mendarat di bumi, saya akan

menyembelih s.eekor unta11. Watak akal-akalannya mulai muncul ketika

Page 8: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

3

dia sudah melihat adanya sinyal-sinyal keselamatan pendaratannya.

Ketika dia berada di sekitar seratus meteran di atas permukaan

bumi, target nazarnya berubah. Katanya, •Ya Allah jika aku

selamat, saya akan potong seekor sapi•.

Nazarnya terus berubah menciut tahap demi tahap seiring

dengan tanda-tanda keselamatannya terus tampak secara lebih pasti ·

di pelupuk matanya. Ketika pendaratan daruratnya sudah hanya

sekitar dua-puluh liilia meteran lagi, dia mengatakan •Ya Allah, jika

selamat, saya akan memotong kambing•. Ketika kakinya sudah

menyentuh pucuk dedaunan, nazarnya berubah lagi menjadi seekor

ayam. Bahkan ketika sudah mendarat di bumi dengan selamat, dia

nyeletuk secara arogan, •Ya Allah, jika saya tidak memotong apa­

apa, Kamu mau apa!•.

Kedua komentar dan ilustrasi di atas menggambarkan wajah

hukum fenomenal (sosiologis) yang cukup ironis; kesenjangan antara

idealitas dan realitas hukum; antar:> kesadaran dan kepatuhan

hukum. Dalam hal ini, para pelayat mayat tentunya tahu bahwa

tindakan mereka melangg·ar hukum, dan simuslim opportunis juga

tentunya mengerti hukum Islam tentang nazar.

Tetapi memang beginilah hal yang sering nampak dari potret

hukum. Selain itu, kedua gambaran di atas menyadarkan kita

tentang perlunya menyimak keterkaitan antara kesadaran dan

kepatuhan hukum. Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri

bahwa kesadaran dan pemahaman hukum seringkali terbatas pada

kesadaran dan penge-tahuan 'palsu' (false consciousness), tanpa

Page 9: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

4

rnelahirkan sikap tunduk dan patuh hukum. Artinya adalah bahwa

kesadaran kognitif tentang pengertian dan keberadaan hukum tidak

secara mutlak akan menjamin seseorang akan mematuhi hukum.

Pendapat 1ni terbukti dalam penelitian yang dilakukan Soerjono

Soekanto (1982).

Berdasarkan kerangka acuan di atas adalah menarik untuk

cliketahui apakah kesadaran hukum mahasiswa Sl IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tentang hukum Islam juga terrefleksikan pada

kepatuhan hukumnya dalam mempraktekkan ajaran hukurn keagamaan;

atau akankah kesenjangan antara kesadaran dan kepatuhan hukum

terjadi pula pada kalangan mahasiswa. Kajian ini menjadi dipandang

perlu rnengingat ada sinyalernen di rnasyarakat luas bahwa IAIN telah

berubah fungsi dengan hanya melahirkan sosok ilmuawan Islam yang

miskin dengan praktek keagamaannya.

Klairn diatas memang ada benarnya. Dengan standar praktek

salat berja.rnaah., musholla di sekitar HI.IN di..'!lana mahasiswa banyak

menetap relatif kosong. Bahkan lebih ironis lagi; banyak mahasiswa

yang tetap ngobrol dengan santai padahal para warga lainnya sedang

melakukan salat berjamaah di musholla di dekat rumah mereka yang

jaraknya tidak lebih dart 25 meter. Ringkasnya, penelitian ini

diharapkan dapat menguak fenomena tentang sejauhmana telah terjadi

kesenjangan antara kesadaran (idealitas) dan kepatuhan (realitas)

hukum di kalangan mahasiswa Sl IAIN terhadap hukum Islam, dan

faktor-faktor apa saja yang dinilai terkait dengan realitas

kesenjangan tersebut.

Page 10: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

5

c. Identifikasi dan Perumusan Pokok Permasalahan

Dari latar belakang di atas tampak sejurnlah pertanyaan yang

perlu untuk dikaji dan dikritisi secara empiris dan serius disini.

Untuk mempermudah dan memperjelas masalah serta lingkungan

penelitian ini, maka pokok-pokok permasalahan yang akan diteliti

dapat dirumuskan sebagai berikut;

1. Bagaimana tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum mahasiswa Sl

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam konteks hukum Islam?

2. Apakah kesadaran hukum berkorelasi { positif a tau negatif}

dengan kepatuhan hukum?

3. Bagaimana pengaruh kesadaran hukum terhadap kepatuhan

hukum?

Mengingat dimensi ketegasan dalam mempraktekkan hukum

Islam bervariasi {wajib dan sunat, umpama}, maka aspek hukum

yang diteliti disini terbatas pada hukum-hukum sunat (hukum

anjuran). Pembatasan ini ten tu dengan alasan cukup' mendasar.

Dalam masalah hukum agama, seseorang cenderung merasa dipaksa

untuk menaati kewajiban agama tanpa alasan yang jelas selain

ketaatan tersebut hanya didasarkan pada kesadaran surga dan

neraka; ancaman dan kebaikan Tuhan.

Berbeda halnya dengan masalah-masalah sunat. Ada kecen­

derungan umum bahwa seseorang mempraktekkan ibadah-ibadah

sunat secara sukarela karena kesadaran fungsional tentang makna

ibadah apa yang dipraktekannya. Seperti salat istikharah berfungsi

Page 11: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

6

sebagai media vertikal untuk mengkomunikasikan keraguan seseorang

sementara salat hajat untuk mengkomunikasikan hajat-hajatnya

kepada Allah dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, berdasarkan

asumsi ini, praktek ibadah sunat seseorang cenderung didasarkan

pada kesadaran akan keberadaan dan fungsi hukum.

Dengan dibatasinya pokok bahasan disini, maka dimensi hukum

Islam yang diteliti adalah masalah salat lJC1yamaah, saku tahajiut, shajat,

salat, salat istikharah, salat dhulta, salat rawatib, dan puasa scnin-kamis.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

persoalan di seltitar kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum Islam

di kalangan mahasiswa Sl IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara

r-1.nci sejalan dengan pokok perrnasalahan yang telcth dirur;.uska.u,

tujuan umum di atas dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Penelitian ini ingin mengetahui secara mendasar sejauhmana ting­

kat kesadaran dan kepatuhan hukum mahasiSwa Sl IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terhadap hukum Islam serta kerterkaitan

antara kedua dimensi hukum di atas,

2. ingin mengkaji faktor-faktor apa saja yang secara empirik ber­

kaitan dengan tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum.

Page 12: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

7

2. Kequnaan Penelitian

Pada prinsipnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran dan informasi yang akurat tentang realitas

kesadaran dan kepatuhan hukum di kalangan mahasiswa Sl IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai panduan acuan empirik bagi

perencana dan pembuat kebijaksanaan yang berkaitan dengan

pembinaan dimensi kognisi dan psiko-motorik mahasiswa dalam

masalah hukum Islam.

Secara lebih rinci, hasil penelitian ini diharapkan berfungsi

sebagai;

1. bahan pertimbangan bagi perencana dan perumus kebijaksanaan

dalam upaya meningkatkan peran IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang sesuai

dengan tuntutan umat di sekitar masalah keagamaan, tepatnya

hukum Islam,

2. bOLllan pertimbangan, serta evalusi aktual tentang sejauhmana

proses pendidikan keagamaan yang ada sekarang di IAIN secara

maksimal sudah mampu menyiapkan kader-kader pemimpin umat

yang terdidik di bidang keagamaan terutama di sektor hukum

Islam.

Kegunaan di atas membuat penelitian ini dinilai cukup

signifikan. Di sisi lain, studi tentang keberagamaan dan praktek

hukum keagamaan di kalangan mahasiswa IAIN masih dinilai kurang

memadai, sehingga informasi tentang masalah yang menjadi pokok

sorotan penelitian ini masih terasa kabur.

Page 13: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

8

Sementara itu bagi Fakultas Syari'ah, penelitian ini sebagai

upaya menawarkan alternatif baru dalam usaha memahami realitas

hukum Islam secara lebih komprehensif dari sisi sosiologis. Penelitian

ini dapat difungsikan sebagai •balance control• terhadap kuatnya

tradisi kajian hukum normatif yang sekarang ini mulai dikritik

terutama oleh kalangan pakar sosiologi.

E. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, Nopember 1996

sampai Januari 1997 dengan perincian waktu sebagai berikut. Bulan

Nopember untuk tahap persiapan dan pembuatan instrurnen

pengurnpulan data, bulan Desember tahap pengurnpulan data,

terakhir, bulan Januari untuk pengolahan dan analisis data, serta

pernbuatan laporan.

F. Organisasi dan Pembiayaan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kolektif Fakultas Syari'ah,

Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

susunan organisasi kepanitiaan sebagaimana terlampir (lihat

lampiran).

Sernentara itu, penelitian ini dibiayi dengan dana penelitian

untuk pengembangan IAIN untuk tahun anggaran 1996-1997:

Page 14: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

9

G • Sistematika Penyusunan Laporan

Laporan penelitian ini disusun dengan sisternatika sebagai

berikut;

Bab I adalah Pendahuluan, Bab II adalah Kerangka Penelitian,

Bab III adalah Hasil Ternuan Penelitian, dan Bab IV adalah Penutup.

Terakh.ir adalah Daftar Kepustakaan dan Larnpiran.

H. Definisi Operasional

Untuk rnenyeragarnkan beberapa konsep inti yang dipakai

dalarn laporan penelitian ini, rnaka konsep-konsep tersebut akan

didefinisik.an disini.

Kesadaran Hukurn : pengetahuan, pengakuan, dan penghargaan

terhadap ketentuan-ketentuan hukurn yang

berlaku.

Kepatuhan Hukurn : Suatu keadaan aktual dirnana seseorang rnern­

praktekkan atau bersikap sesuai dengan

ketentuanketentuan hukurn yang berlaku.

Page 15: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

A. Pendahuluan

BAB JI

KERANGKA PENEL!TlAN

'''

Pada bagian ini didiskusikan ernpat pokok pembahasan yaitu

kerangka metodologi penelitian, metode analisis, variabel penelitian

dan skala pengulmrannya, serta kerangka teori dan hipotesis

penelitian.

B. Kerangka Metodologi Penelitian

1. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian sampel. Populasinya adalah

seluruh rnahasiswa Sl IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode

1996-1997. Pada periode ini, berdasarkan data yang dikeluarkan

Biro AAKPSI IAIN, ju::nlah populasi sebanyak 3892 mabasiswa

yang tersebar di lirna fakultas (Tarbiyah, Ushuluddin, Syari'ah,

Adab dab Dakwah).

Mengingat studi ini adalah penelitian sampel, rnaka hanya

sebagian (± 10%) dari populasi saja yang dijadikan responden

penelitian. Untuk mernenuhi target kualitas data yang Iebih baik,

sebanyak 400 kuesioner diberikan kepada responden dengan

tingkat respon atau pengembalian kuesioner sebesar 95 persen

(378 kuesioner]. Sementara data valid yang dipakai untuk

menunjang analisis penelitian ini berjumlah 373 sampel (93 %) •

Page 16: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

11

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian, teknik pengambilan sampel (sampling

technique) penting dan sangat menentukan kualitas data hasil

penelitian. Walaupun secara ideal sampel lebih akurat jika

ditentukan melalui technique pengambilan secara acak (random

sampling technique), namun untuk penelitian ini, sampel

ditentukan secara tidak acak dalam bentuk quota, aksidental dan

purposif.

Secara lebih rinci, teknik pengambilan sampel dalam penelitian

dilakukan melalui variasi cara. Pertama populasi dikelompokkan

berdasarkan fakultas, jenis kelamin, dan tingkat kuliah yang

mereka tempuh di IAIN. Kedua, penentuan kuota jumlah sampel

disesuaikan dengan rasio dari kategori-kategori pengelompokan

tadi. Cara ini diharapkan agar data yang dikumpulkan semaksimal

mungkin dapat menggambarkan secara lebih representatif realitas

permasalahan yang diteliti.

Selain itu, seperti disebutkan di atas, sampel diambil dengan

menggunakan teknik penentuan dan pengambilan sampel secara

purposif-aksidental (purposive-accidental sampling J • Artinya,

dengan pertimbangan tujuan pragmatis, dalam pengumpulan data

ini, hanya mahasiswa-mahasiswi IAIN yang mudah ditemui saja

yang diminta untuk mengisi kuesioner ( daftar pertanyaan) yang

telah disediakan.

Namun demikian, penyeberan kuesioner masih tetap mengacu

pada pertimbangan awal yaitu keselarasan rasio perbandingan

Page 17: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

12

:a. Teknik dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian survei dan data dikumpulkan

dengan menggunakan instrumen kuesioner yang diberikan kepada

responden secara konfidensial (rahasia) agar identitas mereka

sulit untuk bisa dilacak. Untuk meningkatkan standar respon

yang tinggi dart responden, para pengumpul data diminta untuk

selalu menanyakan kepada responden apakah kuesioner yang

sudah diberikan telah diisi. Dalam proses pengisian kuesioner,

pengumpul data, para pengumpul data semaksirnal mungkin

difungsikan agar dapat membantu para responden menangkap isi­

isi pertanyaan.

Sementara itu untuk mengecek kualitas dan akurasi data,

observasi terhadap dirnensi pokok sorotan yang akan diteliti,

seperti praktek sholat berjamaah dan praktek ibadah lainnya juga

dilakukan terutama untuk mendapatkan data kualitatif. Wawancara

singkat juga dilakukan dengan sejumlah responden untuk tujuan

yang sama.

Ada dua pola pertanyaan yang dipakai dalam kuesioner.

Selain memakai teknik •closed-question•, pertanyaan tertutup,

pola •open-ended-question• juga digunakan, dengan harapan

kombinasi dua model pertanyaan ini, selain dapat memudahkan

proses entry dan analisis data, juga perpaduan cara tersebut

diharapkan dapat menjaring informasi yang lebih komprehensif

dalam penelitian.

Page 18: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

13

dalam hal fakultas, tingkat kuliah dan jenis kelami.n. Ar:ti.nya

a,dalah jika jumlah mahasiswa tingkat satu, laki-laki dan fakultas

Tarbiyah lebih banyak, maka jumlah responden yang berlatar

belakang ketiga ciri di atas juga diambil lebih banyak.

Secara metodologis, ada kelemahan data yang sampelnya

ditentukan secara tidak acak. Umpama, dalam penelitian ini, data

yang terkumpul hanya mencenninkan realitas yang ada pada

m.ahasiswa yang mudah ditemui saja. Dengan kata. lain, ia tidak

berlaku untuk keselm:uhan populasi penelitian. Namun demikian,

hasil penelitian ini, paling tida.k, dapat digeneralisasi kepada

keseluruhan sampel dan dijadikan sebagai gambaran umum untuk

rnelihat kondisi objektif dari realitas kesadaran dan kepatuhan

mahasiswa IAIN Jakarta terhadap hukum Islam.

C, Metode AnalisiB

Analisis penelitian ini hersifat kua.ntitatif-deskriptiJ. Data '

disajikan dalam variasi bentuk tabel. Untuk mendeskripsikan latar

bPJakang responden, tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum, data

disajikan dalam hentuk distribusi frekuensL Kemudian untuk

mP.ndeskripsikan pengaruh tingkat kesadaran hukum terhadap

kepatuhan hukum, data disajikan dalam bentuk Analisis Varians

Klasifikasi Eka Arah KrnskaI-Wallis dan nntuk mengptahui hubungan

antara kesi'\daran huknm dengnn kepatnhiln dipakni model korelasi

Spearman ( Spearm;in Correlation).

Page 19: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

14

Model Kruskal-Wallis dan Korelasi Spearman dipakai karena

beberapa alasan. Pertama, skala pengukuran variabel yang akan

diteliti bercorak ordinal. Kedua, dalam penelitian ini tidak diuji

normalitas penyebaran sampel menurut karakteristiknya masing­

masing. Ketiga, sampel tidak dikumpulkan secara random, dan hal

ini berpengaruh terhadap kemungkinan dapat dilakukannya analisis

inferensial. Secara statistik, data yang dikumpulkan dengan cara

non-random tidak bisa untuk memprediksikan (inferensi) kemung-

kl.nan apa yang akan terjadi berdasarkan data yang ada.

Namun, pola data seperti yang digambarkan di atas masih

dapat dipakai untuk menguji hipotesis (jawaban sementara). Model

uji statistik yang tepat untuk jenis data di atas adalah pengujian

statistik non-parametrik. Kruskal-Wallis dan Korelasi Spearman

termasuk jenis statistik inil.

Pola statistik yang dipakai adalah dua jenis statistik

deskriptif dan uii signifikansi statistik. Untuk meyaltinkan akurasi

hasil analisis statistik, pengujian skala signifikansi akan dibuat. '

Skala signifikansi minimal yang dipakai adalah O. 05 seperti yang

lazimnya dipakai dalam penelitian kuantitatif. Artinya jika standar

tersebut dipakai, maka secara statistik (iLuiah) akurasi kebenaran

kesimpulan yang dibuat diterima pada batas toleransi kesalahan 5

persen, atau kemungkinan melakukan kesalahan lima kali untuk

setiap seratus kasus.

'Untuk masalah statistik ini, silahkan lihat umpama buku saduran M.Sudrajat W, 1985, Statistika Non-Parametrik, Bandung;

Page 20: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

15

Untuk mendapatkan hasil penghitungan statistik yang akurat,

data akan di-entry dan diolah dengan menggunakan SPSS

(statistical Package for Social Sciences), yaitu satu paket statistik

yang sangat bagus dalam pengolahan data. Melalui fasilitas program

statistik ini, penghitungan angka-angka (baik angka •absolut•

ataupun •relatif•) tidak perlu dikerjakan secara manual, tetapi

komputerlah yang akan menghitungnya.

D. Variabel Penelitian dan Skala Pengukurannya

l. Variabel Bebas

Variabel bebas utama yang akan dilibatkan dalam penelitian

ini adalah kesadaran hukum. Sementara variabel berikut

berfungsi sebagai variabel latar belakang responden yang terdiri

dari; a. latar belakang sosial dan keagamaan keluarga responden,

b. wilayah asal, c. jenis kelamin, d. lama tinggal di Jaka,.-ta dan

sek.ltarnya, e. fakultas, f. ting kat/ semester ( kuliah) , dan g.

jenis pendidikan pra-IAIN.

2. Variabel Tergantung

Pada prinsipnya, variabel tergantung utama dalam penelitian

ini adalah kepatuhan hukum. Di sisi lain, sejauh memungkinan,

variabel kesadaran hukum juga diuji disini.

Amrico, dan D.A.de Vaus, 1990, Survey in Social Research, Sydney: Allen and Unwin

Page 21: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

I(•

Untuk variabel nominal skala pengkategortannya sebagai

bertkut;

-Vartabel jenis kelamin mengacu pada dikotomi antara prta dan

Wanita.

-Vartabel fakultas dikategorikan kepada 1. Tarbiyah, 2. Ushu­

luddin, 3. Syart'ah, d. Adab dan 5. Dakwah

-Vartabel tingkat/semester kuliah dikategortkan kepada 1. tingkat

I, 2. tingkat II, 3. tingkat III, 4. tingkat IV dan

non-aktif.

-Vartabel wilayah asal dikelompokkan kepada 1. urban dan 2.

rural.

-Vartabel pendidikan pra-IAIN dikategortkan kepada 1. SM Umum

Negert, 2. SM Umum Swasta, 3. SM Agama Negert, 4.

SM Agama Swasta, 5. SMU + Pesantren, dan 6.

Pesantren.

Sementara itu, untuk mempertajam rentang pengukuran2

variabel ordinal, vartasi rentang jawaban dibuat menjadi 7 skala

darl titik ekstrem bawah ke titik ekstrem atas. Rincian

pengukuran tersebut sebagai berikut.

-Variabel latar belakang sosial keluarga diukur dart rentang

sangat tradisional yang dibert skor 1 sampai sangat

modern dengan skor 5.

---~--- ----'Untuk masalah skala pengukuran vartabel, silahkan lihat

umpama D.A.de Vaus, 1990, Survey in Social Research, Sydney; Allen and Unwin, terutama Bab XV

Page 22: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

17

-Vartabel latar belakang kehidupan keagamaan keluarga diukur

dari rentang sangat tidak agamis yang diberi skor 1

sampai sangat agamis dengan skor 5.

-Variabel-variabel kesadaran hukum dalam hal ketentuan anjuran

puasa sunat, sholat berjama'ah, sholat tahajjud, sholat

hajat, sholat istikharah, sholat dhuha, sholat rawatib

diukur dari tidak tahu dengan skor 1 sampai sangat

tahu dengan skor 7.

-Variabel-variabel kepatuhan hukum dalam hal praktek sholat

berjama'ah, tahajjud, sholat hajat, sholat istikharah,

sholat dhuha dan rawatib dan puasa senin-kamis

diukur dari tidak pernah dengan skor 1 sampai selalu

dengan skor 7.

E. Kerangka Teori Penelitian

Kesadaran dan kepatuha.n huk.:m adalah dua isu yang saling

berkaitan. Kesadaran hukum secara konseptuai, seperti yang sudah

didefinisikan pada bab I, dapat diartikan sebagai kesadaran, pema­

haman, pengakuan dan penghargaan terhadap ketentuan suatu

hultum ( dalam hal :ini ketentuan hukum Islam) yang harus kita

lakukan dan tinggalkan terutama dalam kehidupan beragama.

Dengan kata lain, kesadaran terhadap hukum Islam adalah keadaan

kejiwaan seseorang yang tahu, mengerti, merasa, mengakui dan

menghargai ketentuan hukum (fiqh) Islam yang tertuangkan baik

Page 23: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

18

dalam bentuk kewajiban, anjuran (sunat), mubah, makruh atau

haram.

Sementara itu, kepatuhan hukum adalah suatu tindakan

afektif (refleksif) seorang hamba yang menundukkan diri kepada

ketentuan hukum Islam. Kepatuhan bisa didasarkan pada ketulusan,

motivasi, stimulasi ataupun paksaan. Variasi alasan kepatuhan ini

hanya akan menentukan kualitas kepatuhan saja dan tidak akan

menafikannya.

Dalam kajian sosiologi hukum, kepatuhan hukum erat

kaitannya dengan kesadaran hukum. Sedangkan kesadaran hukum

erat kaitannya dengan proses pendidikan. Walaupun kesadaran

hukum erat kaitannya dengan kepatuhan hukum, namun mekanisme

hubungan tersebut tidaklah sederhana. Bahkan berbeda dari satu

konteks sosial ke konteks lainnya. Walaupun secara umum

kesadaran hukum cenderung berkorelasi positif terhadap tingkat

kepatul'1ar.t hukrurt, narnun ·:ialcrrt penc.:.iti&J. Soerjono Soekanto

( 1982), kesadaran hukum tidak ditemukan berkorelctsi secara positif

dengan tingkat kepatuhan hukum.

Keterhubungan antara kesadaran dan kepatuhan hukum dapat

diterangkan melalui suatu pendekatan psikologi. Dalam perspektif

psikologi, dikenal tlga konsep yang saling terkait yaitu kognisi,

efeksi dan psiko-motorik. Kognisi menggambarkan kesadaran

manusia sebagai subjek tentang sesuatu. Satu permasalahan yang

dicermati oleh subjek akan menjadi perbendaharaan kesadaran dan

pengetahuannya. Pada tahap berikutnya, kesadaran dan pemahaman

Page 24: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

19

ini dapat membirnbing subjek untuk menghadirkan kesadaran dan

pemahaman tersebut ke dalam dunia empirisnya.

Namun pada tahapan ini, kesadaran dan pemahaman seseorang

masih belum menyatu secara koheren dalam dirinya. Kesadaran

masih terpisah secara entitas dengan praktek. Dengan kata lain,

kehadiran kesadaran dalam bentuk praksis masih sangat tergantung

pada faktor-faktor eksternal ataupun internal, seperti motivasi,

stimulasi ataupun latar belakang sosial dan lainnya. Sejauh faktor­

faktor tersebut dapat beroperasi secara fungsional dalam mendorong

subjek untuk merefleksikan kesadarannya maka kesadaran dalam

kondisi ini akan menghadirkan dirinya sebagai realitas.

Berdasarkan perspektif ini, kesadaran individual tentang makna

hukum Islam akan memandu dan mendorongnya untuk

mempraktekkan hukum tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.

Oleh sebab itu, ada satu asumsi hipotetik yang menyatakan bahwa

semakin tingg1 tingkat kesadaran hukum seseorang, maka semakin

tinggi tingkat kepatuhan hukumnya.

Pada tahap ketiga, psiko-motorik, kesadaran hukum sudah

menyatu secara koheren dengan entitas penundukan diri dan

kepatuhan terhadapnya. Bahkan kesadaran sudah menjadi bagian

integral dart kepatuhan itu sendiri. Pada tahap ini, kesadaran

hukum seseorang sudah mencapai tahap refleksif; bukan kesadaran

yang mandul. Artinya, kesadaran hukum pada tahap ini akan

secara otomatis akan bermuara pada penundukan dirt dan kepatuhan

terhadap hukum.

Page 25: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

20

Berdasarkan pada tiga tahapan kesadaran hukum seperti telah

digambarkan di atas, ada beberapa masalah yang dapat ditandaskan

sejalan dengan fokus penelitian ini. Pertama, mengingat mahasiswa

IAIN secara khusus dan proporsional cukup memadai mempelajari

hukum Islam terutama dalam pokok masalah yang diteliti, maka

proses pembelajaran tersebut dapat menghantarkannya pada suatu

kesadaran akan pentingnya hukum Islam. Kedua, kesadaran

tersebut secara analitik akan mendorongnya untuk mempraktekkan

atau mematuhi ketentuan hukum itu.

Ketiga, sejalan dengan logika di atas, maka bisa dihipotesis

dua hal. Tingkat kesadaran mahasiswa IAIN terhadap hukum Islam

relatif cukup, dan tingginya tingkat kesadaran tersebut akan

berkorelasi secara positif terhadap tinggi rendahnya kepatuhan

mereka terhadap hukum Islam.

Page 26: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

BAB III

TEMUAN HASIL PENELITIAN

A. Pendahuluan

Bab ini mendiskusi dua pokok permasalahan, yaitu, pertama

Penyajian Data dan Diskusi dan Interpretasi.

B. Penyajian Data

Di bagian ini berturut-turut akan disajikan, pertama, data

tentang latar belakang responden, kedua, kesadaran hukum dan

ketiga, kepatuhan hukum. Kemudian, keempat, akan disajikan uji

statistik Kruskal-Wallis untuk melihat pengaruh variabel bebas pada

variabel tergantung dan uji statistik Korelasi Spearman untuk

melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung.

Uji statistik tersebut terutama bertujuan untuk mengetahui

bagaimana realitas kepatuhan terhadap hukum Islam dalam kaitanny"'

dengan kesadaran hukum.

1. Latar Belakang Responden

Tabel 1.1 berikut ini menyajikan informasi tentang frekuensi

distribusi responden berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan tabel

tersebut, 59 persen dari keseluruhan responden adalah pria dan

selebihnya, 41 persen adalah wanita. Dari tabel ini tergambarkan,

persentase responden wanita jauh lebih banyak. Namun demikian,

Page 27: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

22

besarnya perbedaan jumlah responden pria dan wanita karena

perbedaan yang menyolok antara jumlah mahasiswa dan mahasiswa.

Nomor Kriteria

Tabel l.l

Jenis Kelamin

f % Persen

Kumulatif

----------------~--------------------~--------------------------1. Laki-laki 220 59.l 59.l

2. Wanita 152 40.9 100.0

Jumlah 372 100.0

Sumber: Data Primer

Sementara itu, informasi tentang latar belakang wilayah asal

responden dapat disimak pada tabel 1.2 di bawah ini. Ternyata tidak

terlihat perbedaan yang menyolok antara jumlah responden yang

berasal dari wilayah urban (kota) dan rural ( desa). Dalam hal ini,

51 persen responden berasal dari wilayah perkotaan dan selebihnya,

49 persen, berasal dari pedesaan.

Tabel l.2

I.atar Belakang Wilayah Asal

Nomor

l.

2.

Kriteria

Kot a

Desa

f

187

181

%

50.8

49.2

Per sen Kumulatif

50.8

100.0 ------------~-----------------------------------------------------

Jumlah 368 100.0

Sumber: Data Primer

Dengan demikian, mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

cukup mewakili dua kelompok sosial masyarakat yaitu orang kota dan

Page 28: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

23

desa. Di sisi lain, temuan ini menunjukkan bahwa IAIN Jakarta

cukup diminati warga perkotaan yang jumlah mereka tidak lebih dari

30 persen dari seluruh penduduk Indonesia.

Tabel 1. 3 berikut menyajikan gambaran umum tentang Iatar

belakang fakultas responden di lingkungan IAIN Jakarta. Berdasar-

kan data yang disajikan pada tabel ini, 47 persen responden berasal

dari Fakultas Tarbiyah, 16 persen dari Fakultas Ushuluddin, 20

persen dari Fakultas Syari'ah, dan masing-masing 9 persen dari

Fakultas Adab dan Dakwah. Besarnya jumlah responden dari

Fakultas Tarbiyah 1ni dikarenakan jumlah mahasiswa di fakultas 1ni

pada tahun ajaran 1996-1997 mencapai 38 persen dari keseluruhan

mahasiswa IAIN Syarif Hidayullah.

Tabel 1.3

Latar Belakang Fakultas

Nomor Kriteria f %

1. 'i'arbiyah 173 46.5

2. Ushuluddin 60 16.l

3. Syari'ah 73 19.6

4. A dab 33 8.9

5. Dakwah 33 8.9

Jumlah 372 100.0

Sumber: Data Primer

Persen Kumulatif

46.5

62.6

82.2

91.l

100.0

Latar belakang tingkat pendidikan (semester) responden di

IAIN disajikan pada tabel 1.4 berikut. 38 persen dari responden

adalah mahasiswa tingkat I, 20 persen tingkat II, 16 persen tingkat

Page 29: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

24

III, 11 persen tingkat IV dan sisanya, 14 persen berstatus non­

aktif. Walau terlihat adanya perbedaan proporsi responden menurut

semester yang sedang dijalani, namun vartasi tersebut paling tidak

diharapkan dapat memberikan gambaran yang bervariasi berdasarkan

kategori latar belakang ini. Variasi seperti yang dijelaskan di atas

akan dapat membantu kita memahami kompeleksitas yang terjadi dalam

kasus hubungan antara kesadaran dan kepatuhan hukum.

Tabel 1.4

Latar Belakang Tingkat (Semesterj

Nomor Kriteria

1. Tingkat I (Sem.1)

2. Tingkat II (Sem.3)

3. Tingkat III (Sem.5)

4. Tingkat IV (Sem. 7)

5. Non-Aktif

Jumlah

Sumf>er: Data Primer

f

143

76

60

42

51

3-~ "'·

%

38.4

20.5

16.1

11.3

13.7

100.0

Per sen Kumulatif

38.4

58.9

75.0

86.3

100.0

Latar belakang pendidikan responden pra-IAIN adalah hal

yang penting dalam penelitian ini. Bagaimana latar belakang pendi-

dikan responden pra-IAIN dapat disimak pada data yang disajikan

tabel 1.5 berikut. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel ini,

hanya 70 persen saja dari responden yang berlatar belakang pendi-

dikan sekolah umum. Selebihnya mereka telah mengenyam pendidikan

di sekolah-sekolah keagamaan Islam; 34 persen dari mereka

Page 30: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

25

menyelesaikan sekolah lanjutan atasnya pada sekolah menengah

keagamaan Islam negeri (MAN, PGAN, SP-IAIN, dan lain-lain).

Sementara itu, hampir 50 persen lainnya menamatkan sekolah

menengah lanjutannya di lembaga pendidikan keagamaan swasta.

Sesuai dengan basil temuan di atas dapat ditegaskan bahwa

lebih dari empat perlima responden berlatar belakang pendidikan

keagamaan baik swasta maupun negeri.

Tabel 1.5

Latar Belakang Pendidikan Pra-IAlN

Nomor Kriteria f %

1. SM Umun Negeri 8 2.6

2. SM Umum Swasta 14 4.5

3. SM Agama Negeri 109 34.8

4. SM Agama Swasta 153 48.9

5. SM Umum + Pesantren 11 3.5

6. Pesantrsn 18 5.8

Persen Kumulatif

2.6

7.0

41.8

90.7

94.2

100.0

-------------------------------------------------,---~-------------Jumlah 313 100.0

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel tersebut, realitas keagamaan pada kalangan

mahasiswa kemungkinan besar akan sangat banyak dipengaruhi watak

kesantrian dan keagamaan Islam yang diwarisi dan didapatkannya di

sekolah menengah.

Tabel 1. 6 berikut menyajikan informasi berapa lama responden

telah tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Berdasarkan tabel ini, 21

Page 31: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

26

persen dari responden baru menetap disana kurang dari tujuh

bulan, 14 persen dari responden sudah menetap di Jakarta dan

sekitar antara 7-18 bulan, dan 13 persen telah menetap disana 19-30

bulan. 40 persen lainnya telah menetap di Jakarta dan sekitarnya

lebih dari 42 bulan.

Tabel 1.6

Latar Belakang Lama Tinggal di Jakarta dan Sekitarnya

Nomor Kriteria

1. < 7 Bulan

2. 7-18 Bulan

3. 19-30 Bulan

4. 31-42 Bulan

5. > 42 Bulan

Jumlah

Sumber: Data Primer

f %

70 20.9

55 16.4

45 13.4

32 9.6

133 39.7

335 100.0

Persen Kumulatif

20.9

37.3

50.7

60.3

100.0

Dari data di atas dapat ditegaskan bahwa 60 persen dari

keseluruhan responden baru menetap di Jakarta dan sekitarnya

kurang 3 tahun setengah. Dari sisi lain, dapat dLl1:atakan bahwa

paling tidak 60 persen dari keseluruhan responden adalah mereka

yang berstatus pendatang.

Tabel 1. 7 menyajikan informasi umum tentang Iatar belakang

kehidupan sosial keluarga responden. Untuk hal ini, para responden

diminta mendeskripsikan kondisi kehidupan sosial keluarga mereka.

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel tersebut, Jebih dari tiga

perempat · responden berasal dari keluarga yang cukup tradisional,

Page 32: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

27

dan hanya 5 persen saja yang berasal dari keluarga yang cukup

modern.

Berdasarkan temuan ini dalam dikatakan bahwa dengan latar

belakang keluarga ini, para responden secara analitis cukup

mewarisi corak kehidupan keluarga yang relatif tradisional. Hal ini

kemungkinan besar akan sangat menentukan potret kesadaran dan

kepatuhan hukum responden yang secara teorttis erat kaitannya

dengan persoalan kondisi sosial yang banyak mempengaruhi

kehidupan seseorang.

Tabel l.7

Latar Belakang Kehidupan Sosial Keluarga

Nomor Krtterta f % Per sen

Kumulatif -------------------------------------------------------------------

1. Tradisional 22 5.9 5.9

2. Cukup Tradisional 269 72.4 78.3

3. Biasa-biasa saja 63 16.9 95.2

4. Cukup Modern 18 4.8 100.0

5. Modern 0 0 -------------------------~--------------------------------~------

Jumlah 372 100.0 ---Sumber: Data Primer

Tabel 1.8 berikut menyajikan dimensi lain dart latar belakang

kehidupan keagamaan keluarga responden. Tidak ada satu orang

responden yang berasal dart keluarga yang sangat tidak religius

(agamis) atau, sebaliknya, sangat religius. Hanya ± 11 persen dart

responden dart keluarga kurang religius. Sementara itu, 35 persen

dart responden mengaku berasal dart keluarga yang biasa-biasa saja

tingkat keberagamaannya, dan 40 persen lainnya mengatakan berasal

Page 33: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

28

dari keluarga yang cukup religius. Kemudian 13 persen berasal dari

keluarga yang religius.

Tabel 1.8

Latar Belakang Kehidupan Keagarnaan Keluarga

Nomor Kriteria f % Persen

Kumulatif

--~-----------------~--------------------------------------------1. Tidak Agamis 2 .5 .5

2. Kurang Agamis 40 10.8 11.4

3. Biasa-biasa saja 130 35.2 46.6

4. Cukup Agamis 149 40.4 87.0

6. Agamis 48 13.0 100.0 -~------------------------~--------------------------------------

Jumlah 369 100.0

Sumber: Data Primer

Data mengenai latar belakang seperti yang telah disajikan di

atas diharapkan secara maksimal dapat memberikan gambaran umum

tentang karakteristik responden yang mewaklli penelitian ini.

Garnbar.an kari"1tteristik umum tersebut dipandang penting teruta.>na

untuk dijadikan sebagai pertimbangan untuk memahami keutuhan

hasil penelitian ini dan segala implikasinya.

2. Kesadaran (Pengetahuan) Hukum

Pada bagian ini akan disajikan data tentang sejauhmana tingkat

kesadaran hukum responden terhadap beberapa ketentuan dalam

hukum Islam? Seperti disebutkan pada Bab I, sub-bagian Perumusan

dan Pembatasan Masalah, aspek hukum Islam yang disoroti dalarn

kaitannya dengan rnasalah kesadaran hukum hanya terbatas pada

Page 34: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

29

masalah ibadah-ibadah sunat saja yang terdiri dari ketentuan

tentang sQlat berjamaah, sQlat sunat tahajjut, sQlat sunat hajat, sQlat

sunat istikharah, sQlat sunat dhuha dan sQlat sunat rawatib, serta

terakhir tentang puasa sunat Senin-Kamis.

Informasi tentang sejuahmana responden mengerti ketentuan

mengenai sQlat berjamaah dapat disimak pada tabel 2 .1. Berdasarkan

data pada tabel 2.1, tingkat pengetahuan (kesadaran hukum)

responden mengenai ketentuan sQlat berjamaah cukup tinggi. HQ! ini

terlihat dari kenyataan bahwa lebih dari 85 persen responden pQling

tidak mengerti segala ketentuan tersebut, dan hanya ! persen saja

dari keseluruhan responden yang kurang mengerti masalah di atas.

Sementara itu, tidak ada seorang respondenpun yang mengatakan

tidak mengerti masalah ketentuan salat berjamaah.

Tabel 2.1

Intensitas Kesadaran tentang Sal.at Sunat Berjarna.ah

Nomor , Kriteria f

1. Tidak Mengerti 0

2. Samar-samar n v

3. Kurang Mengerti 2

4. Agak Mengerti 13

5. Cukup Mengerti 40

6. Mengerti 111

7. Sangat Mengerti 202

Jumlah 368

Sumba: Data Primer

%

0

" v

.5

3.5

10.9

30.2

54.9

100.0

Persen Kumulatif

0

0

.5

4.0

14.9

45.1

100.0

Page 35: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

30

Gambaran tentang pengetahui (kesadaran) responden mengenai

ketentuan salat sunat tahajjut dapat dilihat pada tabel 2. 2. Seperti

dalam masalah salat berjamaah, pengetahuan responden dalam masalah

salat tahajjut cukup bagus. Hal ini paling tidak terbukti dari satu

kenyataan bahwa lebih dart tiga perempat responden mengatakan

mereka mengerti masalah salat tahajjut. Sebaliknya tidak seorangpun

dari responden yang tidak mengerti isu-isu dalam salat sunat

tersebut dan sementara itu hanya 2 persen saja dari keseluruhan

responden yang kurang mengerti.

Tabel 2.2

Intensitas Kesadaran tentang Salat Sunat Tahajjut

Nomor Kriteria f % Per sen

Kumulatif ------------------------------~--~-----------------------------

1. Tidak Mengerti 0 0 0

2. Samar-samar 3 .8 .8

3. Kurang Mengerti 5 1.4 2.2

4. Agak Mengerti 17 4.6 6.8

5. Cukup Mengerti 58 15.7 22.5

6. Mengerti 146 39.6 62.1

7. Sangat Mengerti 140 37.9 100.0

-----------------------------~-----~------------------------------Jumlah 369 100.0

Sumber: Data Primer

Tabel 2.3 berikut ini menyajikan data tentang pengetahuan

responden mengenai persoalan salat sunat hajat. Walaupun secara

keseluruhan pengetahuan tentang masalah ini cukup bagus, namun

adalah menarik untuk disimak kenapa masih ada responden yang

Page 36: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

31

tidak mengerti masalah salat sunat hajat. Kenyataan ini perlu

clirenungkan mengingat IAIN sebagai lembaga pendidikan keagamaan

yang secara khuSus mengajarkan masalah-masalah keislaman dan

diharapkan dapat dijadikan contoh figur seorang yang muslim yang

baik dan bertaqwa.

Dari tabel 2.3 tersebut, 62 persen mengerti masalah-masalah

yang terkait dengan salat sunat hajat ini, dan 22 persen cukup

mengerti. Sementara itu, 3 persen dari responden masih merasa

kabur pemahamannya tentang masalah salat sunat hajat dan hanya 4

persen dari responden kurang mengerti.

Tabel 2 .3

Intensitas Kesadaran tentanq Salat Sunat Hajat

Nomor Kriteria f % Per sen

Kumulatif

-------------------------------------------------------------------1. Tidak Mengerti 2 .5 .5

2. Samar-samar 9 2.5 3.0 3,, Kurang Mengerti 15 4.1 7.1

4. Agak Mengerti 33 9.0 16.1

5. Cukup Mengerti 81 22.1 38.1

6. Mengerti 139 37.9 76.0

7. Sangat Mengerti 88 24.0 100.0

Jumlah 367 100.0

Sumber: Data Primer

Tabel 2.4 menyajikan informasi tentang tingkat pemahaman

responden tentang salat sunat istikharah. Berdasarkan tabel 2.4 ini,

dibandingkan dengan pengetahuan responden mengenai salat sunat

Page 37: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

32

berjamaah, hajat dan tahajjut, tingkat pemahaman rnereka dalam

masalah salat sunat istikharah sedikit lebih rendah. 61 persen dari

responden mengatakan bahwa mereka mengerti masalah salat sunat

istikharah, dan ± 4 persen saja dari mereka yang kurang mengerti

masalah yang berkaitan dengan salat sunat istikharah.

Tabel 2.4

Intensitas Kesadaran tentang Salat Sunat Istikharah

N omor Kriteria f

1. Tidak Mengerti 1

2. Samar-samar 6

3. Kurang Mengerti 6

4. Agak Mengerti 50

5. Cukup Mengerti 80

6. Mengerti 133

7. Sangat Mengerti 91

%

.3

1.6

1.6

13.6

21.8

36.2

24.8

Persen Kumulatif

.3

1.9

3.5

17.2

39.0

75.2

100.0

----------------------~--------------------~~--------------------Jumlah 367 100.0

!>i1111ber: Data Primer

Pada tabel 2.5 berikut disajikan informasi tentang pemahaman

responden mengenai salat sunat dhuha. Berdasarkan data yang

disajikan pada tabel ini terlihat bahwa lebih dari dua-pertiga (70 %)

responden mengatakan mereka mengerti masalah salat sunat dhuha,

dan 19 persen cukup mengerti. Sematara itu, 4 persen dari mereka

masih kurang mengerti.

Page 38: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

33

Dari temuan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

tingkat kesadaran hukum responden tentang ketentuan salat dhuha

sangat tinggi.

Tabel 2.5

Intensitas Kesadaran tentang Salat Sunat Dhuha

Nomor Kriteria f % Per sen

Kumulatif

--------------------------------~---------------------------------1. Tidak Mengerti 2 .5 .5

2. Samar-samar 4 1.1 1.6

3. Kurang Mengerti 10 2.7 4.3

4. Agak Mengerti 25 6.8 11.1

5. Cukup Mengerti 68 18.5 29.6

6. Mengerti 144 39.1 68.8

7. Sangat Mengerti 115 31.1 100.0

Jumlah 368 100.0

Sumber: Data Primer

Tabel 2. 6 berikut menyajikan gambaran ten tang pengetahuan

responden dalam masalah salat sunat rawatib. Seperti dalam rnasalah

salat sunat lainnya, tingkat pengetahuan responden rnengenai salat

rawatib relatif cukup baik. Sebanyak 70 persen dari responden

rnengerti masalah salat sunat rawatib dan 19 persen rnengaku cukup

rnengerti.

Namun ironisnya bahwa ada 1 persen ( 4 kasus) dari keselu-

ruhan responden yang tidak rnengerti rnasalah ketentuan salat sunat

rawatib. Hal ini dapat menjadi sebuah kajian yang rnenarik kenapa

terjadi mengingat IAIN sebagai lembaga pendidikan keagarnaan Islam

Page 39: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

34

yang diharapkan mampu menyiapkan kader-kader ulama-intelektual

yang mumpuni dalam segala aspek keislaman terutama dalam masalah

hukum Islam.

Tabel 2.6

Intensitas Kesadaran tentang Salat Sunat Rawatib

Nomor Kriteria

1. Tidak Mengerti

2. Samar-sarnar

3. Kurang Mengerti

4. Agak Mengerti

5. Cukup Mengerti

6. Mengerti

7. Sangat Mengerti

Jumlah

.S'utubt:r: Data Priiler

f %

4 1.1

6 1.6

12 3.3

20 5.4

70 19.0

154 41.9

102 27.7

368 100.0

Persen Kumulatif

1.1 ., .., ,,., 6.0

11.4

30.4

72.3

100.0

Sisi lain dari pers6alan kesadaran hull:um yang menarik untuk

disimak adalah isu-isu tentang puasa sunat senin-kamis. Tabel 2. 7

menyajikan informasi tentang tingkat pemahaman responden tentang

ketentuan puasa sunat di hari senin dan kamis. Berdasarkan tabel

2. 7 berikut, sekitar 70 persen dari responden mengerti ketentuan

tentang masalah puasa sunat senin-kamis. Sementara itu, hanya ± 2

persen dari mereka masih merasa bahwa pengetahuan mereka masih

samar-samar.

Page 40: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

35

Tabel 2. 7

Intensitas Kesadaran tentang Puasa Senin-Kamis

Nomor Kriteria f % Persen

Kumulatlf

-------------------------------------------~----------------------1. Tidak Mengerti 3 .8 .8

2. Samar-samar 6 1.6 2.4

3. Kurang Mengerti 8 2.2 4.6

4. Agak Mengerti 25 6.8 11.4

5. Cukup Mengerti 72 19.6 31.0

6. Mengerti 158 42.9 73.9

7. Sangat Mengerti 96 26.1 100.0

Jumlah 368 100.0

Sumher: Data Primer

Jika disimak secara seksama dan menyelurh data yang

disajikan pada sub-bagian 2 (kesadaran hukum) dapat ditegaskan

secara umurn bahwa tingkat pengetahuan (kesadaran) responden

tentang hukum Islam masih cukup tinggi. Walaupun demi.ltian adalah

rnenarik untuk dicermati bahwa kenapa masih ada responden yang

tidak megerti rnasmah yang secara umum telah diajarkan di lernbaga

pendidikan keislaman terutarna IAIN.

3. Intensitas Kepatuhan Hukum

Di sub-bagian 1 dan 2 terdahulu masing-masing telah disajikan

data tentang, pertarna, latar belakang dan karakteristik responden

dan, kedua, tingkat kesadaran hukurn mereka. Berdasarkan karak-

teristik urnurn, latar belakang responden cukup ]:)ervariasi, dan

Page 41: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

36

fsementara itu tingkat pengetahuan mereka cenderung sudah cukup

baik. Berikut lni akan disajikan data tentang intensitas kepatuhan

(praktek) responden terhadap hukum Islam.

Tabel 3 .1 menyajikan informasi tentang :intensitas praktek

responden dalam mengerjakan salat berjamaah. Secara umum tingkat

kepatuhan hukum responden untuk salat berjamaah masih tergolong

sedang, bahkan 5 persen responden mengatakan tidak pernah

melakukan salat berjamaah selama tiga bulan ke belakang saat data

dikurnpulkan, dan 11 persen jarang melakukannya. Sebaliknya,

hanya 9 persen saja yang selalu melakukan salat berjamaah dan 14

persen mengatakan sangat sering melakukannya.

Tabel 3.1

IntenSitas Praktek Salat Berjamaah

Nomor Kriteria f %

L Tidak Pernah 17 4.6

2. Jarang Sekali 41 11.1

3. Cukup Jarang 37 10.1

4. Te!'."kadang 99 26.9

5. Cukup Sering 89 24.2

6. Sering Sekali 52 14.1

7 Selalu 33 9.0

Per sen Kumulatif

4.6

15.7

25.8

52.7

76.9

91.0

100.0

--------------------------------------------------~-------~-------Jumlah 368 100.0

Sumber: Data Primer

Berdasarkan data pada tabel di atas, terlihat ada kesenjangan

antara tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum responden dalam hal

Page 42: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

37

melakukan salat betjarnaah. Lebih rtnci adalah bahwa di satu sisi

tingkat kesadaran (pemaharnan) hukum responden mengenai salat

berjamaah cenderung tinggi, tetapi di sisi lain, intensitas kepatuhan

mereka dalam masalah ini masih tergolong sedang. Kesenjangan ini

paling tidak dapat meragukan asumsi bahwa kesadaran hukum yang

tinggi akan cenderung melahirkan kepatuhan hukum yang tinggi

pula. Masalah kesenjangan antara kedua kesadaran dan kepatuhan

hukum akan dielaborasi dan direverifikasi ( dibukti-ulangkan) pada

sub-bagian 4 (empat) nanti.

Sekarang bagaimana tingkat kepatuhan hukum responden dalam

masalah Salat sunat tahajjut? Tabel 3.1 berikut menyajikan informasi

intensitas kepatuhan {praktek) hukum responden dalam melakukan

salat sunat tahajjut. Seperti dalam kasus kepatuhan terhadap salat

berjamaah, berdasarkan data pada tabel 3.2, tampak kesenjangan

yang lebar antara kesadaran dan kepatuhan hukum dalam melakukan

Salat tahajjut.

Jika tingkat kesadaran hukurn responden tentang masalah salat

tahajjut cukup tinggi sekali, namun intensitas mereka memprkatekkan

salat tahajjut masih sangat rendah. Hal ini paling tidak terbukti dart

data yang menunjukkan bahwa 14 persen dart responden tidak

pernah melakukannya, 22 persen mengatakan sangat jarang

melakukan dan 36 persen hanya terkadang saja melakukannya.

Sebaliknya, hanya 5 persen saja dart responden yang sering sekali

melakukan salat tahajjut dan 4 persen dart mereka yang selalu

melakukan.

Page 43: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

38

Tabel 3.2

Intensitas Praktek Salat Sunat Tahajjut

Nomor Kriteria f % Persen

Kumulatif

--------------------------------------------------------------------1. Tidak Pernah 51 13.9 13.9

2. Jarang Sekali 81 22.2 36.1

3. Cukup Jarang 34 9.3 45.5

4. Terkadang 130 35.5 80.9

5. Cukup Sering 38 10.4 91.3

6. Sering Sekali 17 4.6 95.9

7. Selalu 15 4.1 100.0

Jumlah 366 100.0

Sumber: Data Primer

Kesenjangan di atas perlu dikritisi, terutama kenapa telah

terjadi kesenjangan tersebut. Apakah memang kesadaran hukum

secara mutlak tidak kaitannya (terpisah secara aktual) dengan

kepatuhan'? Kesimpulan sementara ini akan diuji kembali pada sub-

bagian berikut.

Tabel 3. 3 berikut ini menyajikan data tentang intensitas

responden mempraktekkan salat hajat. Mengingat tuntutan hidup

cenderung semakin banyak terutama yang berorientasi kebendaan,

manusia tidak jarang kembali ke pada media komunikasi vertikal

dengan Tuhan untuk mengharapkan dikabulkan segala macam permo-

honannya seperti melalui salat hajat.

Berdasarkan tabel 3. 3, tingkat kepatuhan responden dalam

mempraktekkan salat hajat sangat rendah. Hal ini terlihat pada

kenyataan di mana 27 persen dari responden tidak pernah melakukan

Page 44: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

39

salat hajat dan 13 persen mengatakan sangat jarang melakukannya.

Sebaliknya, hanya 4 persen saja dari keseluruhan responden yang

selalu melakukan salat hajat, sementara 4 persen lainnya sangat

sering melakukannya.

Tabel 3.3

Intensitas Praktek Salat Sunat Hajat

Nomor Kriteria f % Persen

Kumulatlf

-----~-----------------------------------------~------------------1. Tidak Pernah 100 27.2 27.2

2. Jarang Sekali 49 13.3 40.5

3. Cukup Jarang 56 15.2 55.7

4. Terkadang 93 25.3 81.0

5. Cukup Sering 42 11.4 92.4

6. Sering Sekali 13 3.5 95.9

7. Selalu 15 4.1 100.0

Jumlah 368 100.0

Sumber: Data Primer

Apakah rendah.'"lya tlngkat " intensitas responden dalam

mematuhi ketentuan hukum juga tampak pada praktek salat sunat

istikharah? Berdasarkan tab el 3. 4 berikut, ternyata kepatuhan

hukum responden dalam mempraktekkan salat sunat istikharah cukup

rendah. Paling tldak 40 persen dari keseluruhan responden

mengatakan bahwa mereka sangat jarang melakukannya. Secara rinci,

23 persen bahkan tldak pernah melakukannya dan 15 persen sangat

jarang melakukan. Sebaliknya, hanya 10 persen saja yang selalu

mengerjakan salat sunat istikharah dan 6 persen tergolong sangat

Page 45: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

40

sering melakukan. Sementara itu ada 27 persen responden yang

mengaku bahwa mereka hanya terkadang saja melakukannya.

Tabel 3.4

Intensitas Praktek Salat Sunat Istikharah

Nomor Kriteria f % Persen

Kumulatif

------------------~------------------~---------------------------1. Tidak Pernah 85 23.4 23.4

2. Jarang Sekali 53 14.5 39.9

3. Cukup Jarang 31 8.5 46.4

4. Terkadang 99 27.2 73.6

5. Cukup Sering 40 11.0 84.6

6. Sering Sekali 21 5.8 90.4

7. Selalu 35 9.6 100.0

Jumlah 364 100.0

Sumber: Data Primer

Dibanding dengan tingkat kesadaran (pemahaman) responden

tentang doktrin salat istikharah, tingkat kepatuhan mereka dalam

memprektekkan anjuran salat sunat ini masih sangat rendah. Dengan

kata lain, untuk kasus ilmu tentang dan praktek salat sunat

istikharah telah terjadi kesenjangan antara idealitas dan :?:e,.litas

hukum; antara kesadaran dan kepatuhan hukum. Paling tidak adalah

bahwa temuan ini menguatkan kesimpulan sementara bahwa kesadaran

hukum masih cenderung terpisah dari kepatuhan hukum.

Tabel 3.5 ili bawah ini menyajikan data tentang intensitas

responden dalam mempraktekkan salat sunat dhuha. Secara umum,

kepatuhan mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama

mereka yang terlibat dalam sampel penelitian ini, dalam masalah salat

Page 46: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

41

sunat dhuha masih perlu direnungkan dan sedikit memprihatinkan.

Adalah terbukti bahwa 8 persen dari responden tidak pernah

melakukannya, 11 persen hanya sangat jarang melakukan, 8 persen

cukup jarang melakukan dan 25 persen Iagi hanya terkadang

melakukan. Di sisi lain, hanya 10 persen dari responden yang selalu

melakukan, 13 persen sangat sering melakukan, dan 28 persen

lainnya cukup sering melakukan.

Tabel 3.5

Intensitas Praktek Salat Sunat Dhuha

Nomor Kriteria f % Pers en

Kumu!atif

--------------------------------------------------------------------1. Tidak Pernah 30 8.1 8.1

2. Jarang Sekali 41 11.l 19.2

3. Cukup Jarang 21 5.7 24.9

4. Terkadang 93 25.2 50.1

5. Cukup Sering 103 27.9 78.0

6. Sering Sekali 46 12.5 90.5 .., Selalu 35 9.5 100.0 I •

Jumlah 369 100

Sumher: Data Primer

Temuan pada tabel 3. 5 di atas sangat bertolak belakang

dengan tingkat pemahaman responden yang sangat tinggi tentang

persoalan Salat sunat dhuha ( lihat tabel 2. 5) . Berdasarkan tabel 2. 5

ini, nyaris 70 persen dart responden mengerti masalah-masalah yang

berkaitan dengan ketentuan hukum Salat sunat dhuha, sebaliknya

hanya ± 2 persen saja yang merasa tidak memahaminya.

Page 47: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

42

Sementara itu tabel 3.6 menyajikan data tentang intensitas

responden melakukan Salat sunat rawatib. Walaupun intensitas

mereka relati£ lebih tinggi dibandingkan dengan kepatuhan mereka

terhadap anjuran Salat sunat tahajjut, hajat, istikharah dan dhuha,

secara umum masalah tingkat kepatuhan disini masih memprihatinkan

dan perlu dikritisi terutama oleh fihak penentu kebijakan di tingkat

IAIN untuk mengevaluasi keberhasilan IAIN Jakarta dalam melahirkan

sarjana yang rajin-trampil dalam menjalankan anjuran keagamaan.

Keprihatinan di atas didasarkan pada data yang disajikan pada

tabel 3.6. Menurut tabel ini, 11 persen responden tidak pernah

melakukan, 8 persen lainnya sangat jarang melakukan. sementara

itu, hanya 10 persen responden yang selalu melakukan salat sunat

rawatib, 13 persen sering melakukan, 25 persen lagi cukup sering

melakukan dan 26 persen lainnya hanya terkadang saja melakukan.

Tabel 3.6

Intensitas Praktek Salat Sunat Rawatib

Nomor Kriteria f % Persen

Kumulatif ------------------------------~-----------------------------------

1. Tidak Pernah 39 10.6 10.6

2. Jarang Sekall 28 7.6 18.2

3. Cukup Jarang 25 6.8 25.0

4. Terkadang 97 26.4 51.4

5. Cukup Sering 93 25.3 76.6

6. Sering Sekall 49 13.3 89.9

7. Selalu 37 10.1 100.0 ------~------------------------------------------------------------

Jumlah 368 100

Sumba: Data Primer

Page 48: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

43

Seperti dalam kasus kesenjangan antara kesadaran dan

kepatuhan hukum di sektor praktek salat sunat dhuha, kesenjangan

jug a terjadi untuk kasus salat sunat rawatib. Berdasarkan tabel 2 . 6,

70 persen dari keseluruhan responden mengatakan bahwa mereka

mengertl ajaran hukum Islam tentang salat rawatib. Kesenjangan

disini semakin menguatkan asumsi bahwa kesadaran hukum tidak

secara otomatls melahirkan kepatuhan hukum.

Tabel 3. 7 berikut menyajikan informasi tentang intensitas

praktek puasa Senin-Kamis. Menurut tabel ini, 12 persen responden

tidak pemah melakukan puasa sunat Senin-Kamis selama tlga bulan

terakhir ketika data dikumpulkan, 17 persen sangat jarang melaku­

kan, 10 persen lainnya cukup jarang melakukan serta 28 persen

hanya terkadang saja melakukan. Sementara itu, hanya 4 persen

dari keseluruhan yang selalu berpuasa Senin-Kamis, 9 persen sangat

sering melakuka dan 20 persen cukup sering melakukan,

Tabel 3.7

Intensitas Praktek Puasa Senin-Kamis

Nomor Kriteria f % Persen

Kumulatif -------------------------------~-----------~--------------------

1. Tidak Pemah 43 11. 7 11.7

2. Jarang Sekali 64 17.4 29.1

3. Cukup Jarang 35 9.5 38.6

4. Terkadang 103 28.0 66.6

5. Cukup Sering 75 20.4 87 .o 6. Sering Sekali 33 9.0 95.9

7. Selalu 15 4.1 100.0

Jumlah 368 100.0 S11mber: Data Primer

Page 49: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

44

Jika dipertautkan antara data yang disajikan pada tabel 2. 7

terdahulu dan tabel 3. 7 di atas, kesenjangan antara kesadaran

hukum dan kepatuhan hukum sudah menjadi fenomena yang telah

menglobal dan lebih melembaga. Dari data-data yang telah disajikan

baik pada sub-bagian 2 ( dua} atau pada sub-bagian 3 (tiga},

terlihat bahwa tingkat kepatuhan responden terhadap hukum Islam

masih tergolong rendah walaupun di sisi lain ternyata tingkat

pemahaman mereka sudah relatif tinggi.

Persoalan kesenjangan di atas akan dielaborasi secara lebih

kritis pada sub-bagian berikut.

4. Hubungan antara Kesadaran Hukum dengan Kepatuhan Hukum

Untuk mengetahui apakah terjadi variasi tingkat kepatuhan

hukum (variabel dependen) berdasarkan variasi nilai pada variabel

independen ( Kesadaran hukum) , berikut disajikan analisis statistik

berdasarkan Analisis Varians Klasifikasj Eka Arab Kruskal-wallisl.

Model Kruskal-Wallis dapat rnemberikan hasil uji statistik tentang

apakah variasi tingkat kepatuhan signifikan berdasarkan variasi nilai

yang ada pada nilai variabel kesadaran hukum.

1untuk mengetahui model analisis statistik ini silahkan baca M.Sudradjat SW., 1985, Statistika Non-Parametrik, Bandung; Armico, 187-199

Page 50: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

Cara membaca data dengan model mean ranking adalah sebagai

berikut. Pertama, lihat nilai mean rankingnya. Nilai yang terbesar

untuk mean ranking pada tabel 5.1 berikut adalah 195.23. Angka

tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesadaran 'sangat mengerti'

paling besar pengaruhnya terhadap intensitas responden melakukan

salat berjamaah, sementara tingkat kesadaran hukum 'agak mengerti'

dengan nilai 114.62 mempunyai pengaruh yang terkecil.

Kemudian lihat nilai chi-square 10.2459 (yang sudah disesuai-

kan untuk melihat keterkaitan dan interdependensi antara kedua

variabel di atas) . Dengan D. F (degree of Freedom) 4, nilai statistik

10. 2459 adalah signifikan pada level . 0365 ( 0. 05) • Deng an demikian

test signifikansi ini menunjukkan bahwa variasi tingkat kesadaran

(pemahaman) responden tentang ketentuan salat berjamaah memberi-

kan pengaruh yang bervariasi terhadap intensitas mereka melakukan

salat berjamaah.

Tabel 4.1

Ranking Intensitas Praktek Salat Berjamaah

Berdaaarkan Tingkat Kesadaran Hukum tentang Salat Berjamaah

Mean Ranking Intensitas Kasus Tingkat Kesadaran tentang Praktek Salat Jamaah Salat Jamaah

137.00 2 3 = kurang mengerti 114.62 13 4 = agak mengerti 169.63 40 5 = cukup mengerti 174.74 111 6 = mengerti 195.23 199 7 = sangat mengerti

Corrected for ties Kasus Chi-Square D.F. Signifikansi Chi-Square D . F. Signifikansi

365 9.8364 4 .0433 10.2459 4 .0365

Page 51: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

46

Sekarang bagaimana pengaruh kesadaran hukum tentang salat

berjamaah terhadap kepatuhan hukum'? Berdasarkan tabel 4.1 di

atas, terlihat bahwa semakin tinggi (besar) tingkat kesadaran hukum

terlihat semaltin besar pengaruhnya terhadap intensitas responden

mematuhi hukum. Kemudian, test statsitik menunjukkan bahwa

variasi pengaruh kesadaran hukum adalah signifikan pada level O. 05.

Artlnya adalah bahwa secara statistik, pengaruh variasi tingkat

kesadaran hukum terhadap intenSitas kepatuhan hukum terbukti

secara ilmiah.

Tabel 4.2

Ranking Intensitas Praktek Salat Tahajjut

Berdasarkan Tingkat Kesadaran Hukurn tentang Salat Tahajjut

Mean Ranking Intensitas Kasus Tingkat Kesadaran tentang Praktek Salat Tahhjut Salat Tahajjut

110.50 3 2 = samar-sarnar 133.10 5 3 ~ kurang mengerti 94.29 17 4 = agak mengerti

170.11 57 5 = cukup mengerti 185.79 H4 6 = mengerti 198.41 138 7 = sangat mengerti

Corrected for ties Kasus Chi-Square D.F. Signifikansi Chi-Square D. F. Signifikansi

364 18.5393 5 .0023 19.7427 5 .0014

Tabel 4.2 di atas menggambarkan pengaruh kesadaran hukum

tentang ketentuan salat sunat tahajjut terhadap intensitas responden

mempraktekkan salat sunat ini. Dari tabel 4. 2 di atas terlihat bahwa

peningkatan ranking kesadaran/pemahaman hukum tentang ketentuan

salat sunat tahajjut diikuti dengan peningkatan intensitas responden

Page 52: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

47

memprektekkan salat tahajjut. Bahkan secara spesifik, mereka yang

sangat mengerti ketentuan salat tahajjut menunjukkan intensitas

yang paling tinggi dalam mempraktekkan tahajjut. Untuk responden

yang 'mengerti' ketentuan salat tahajjut, skor intensitas mereka

mempraktekkan salat tahajjut adalah 185. 79, dan ini lebih besar

dibandingkan dengan mereka yang hanya 'cukup mengerti' saja.

Namun di sisi lain, ada pengecualian. Seperti kasus kepatuhan

terhadap salat berjamaah, responden yang hanya •agak mengerti'

ketentuan salat tahajjut cenderung menunjukkan intensitas kepatuhan

hukum yang paling rendah. Pengecualian ini akan dielaborasi pada

bagian akhir dart Bab III ini.

Sementara itu uji statistik menunjukkan bahwa variasi pengaruh

tingkat kesadaran hukum terhadap intensitas kepatuhan hukum adalah

signifikan pada level 0.001. Artinya adalah bahwa kalaupun kita

melakukan kesalahan dalam menyimpulkan pengaruh di atas, namun

tingkat kesalahannya relatif sangat kecil sekali yaitu 1 kesalahan per

seribu kasus.

Tabel 4.3 menyajikan pengaruh kesadaran hukum tentang salat

hajat terhadap intensitas responden mempraktekkannya. Berdasarkan

tabel ini, mereka yang mempunyai ranking kesadaran hukum yang

lebih tinggi cenderung menunjukkan intensitas kepatuhan hukum yang

tinggi pula, kecuali mereka yang 'kurang mengerti' permasa-lahan

salat hajat. Umpama, mereka yang 'cultup mengerti' Jtetentuan salat

hajat, mempunyai skor ranking kepatuhan hukumnya 165.98, mereka

Page 53: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

48

yang 'mengerti' mempunyai skor 196 dan 'sangat mengerti' mempunyai

skor yang paling tinggi, 207. 62.

Tabel 4.3

Ranking Intensitas Praktek Salat Hajat

Berdasarkan Tingkat Kesadaran Hukum tentang Salat Hajat

Mean Ranking Intensitas Praktek Salat Hajat

50.50 139.06 107.63 158.53 165.98 196.00 207.62

Kasus

2 9

15 33 80

138 88

Kasus Chi-Square D. F. Signifikansi

365 23.1127 6 .0008

Tingkat Kesadaran tentang Salat Hajat

1 = tidak mengerti 2 = samar-samar 3 = kurang mengerti 4 = agak mengerti 5 = cukup mengerti 6 = mengerti 7 = sangat mengerti

Corrected for ties Chi-Square D. F. Signifikansi

24.1796 6 .0005

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variasi pengaruh tingkat

kesadaran hukum terhadap kepatuhan hukum signifikan pada level

0. 005. Deng an kata lain, perbedaan pengaruh itu terbukti secara

ilmiah. Artinya, orang yang berbeda tingkat kesadaran hukum aka.'1

menunjukkan intensitas kepatuhan hukum yang berbeda pula.

Masalah pengaruh kesadaran hukum responden tentang salat

istikharah terhadap intensitasnya mempraktekkan salat sunat ini

dapat disimak pada tabel 4.4 berikut. Data pada tabel ini menunjuk-

kan bahwa secara konsisten, mereka yang mempunyai tingkat

kesadaran hukum dengan standar yang lebih tinggi selalu menunjuk-

kan tingkat kepatuhan yang lebih tinggi. Sebaliknya responden yang

tidak mengerti salat istikharah menunjukkan kepatuhan yang paling

Page 54: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

49

rendah, yaitu 42.5, dan sebaliknya, mereka yang sangat mengerti

salat istikharah menunjukkan tingkat kepatuhan yang paling tinggi,

yaitu 232.01.

Tabel 4.4

Ranking Intensitas Praktek Salat Istikharah

Berdasarkan Tingkat Kesadaran Hukum tentang Salat Istikharah

Mean Ranking Intensitas Kasus Tingkat Kesadaran tentang Praktek Salat Istikharah Salat Istikharah

42.50 1 1 = tak mengerti 65.33 6 2 = samar-samar 76.75 6 3 = kurang mengerti

102.78 47 4 = agak mengerti 164.93 80 5 = cukup mengerti 194.97 131 6 = mengerti 232.01 90 7 = sangat mengerti

Corrected for ties Kasus Chi-Square D.F. Signifikansi Chi-Square D. F. Signifikansi

361 67.2744 6 .0000 69.9891 6 .oooo

Kemudian, hasil uji stastistik menunjukkan bahwa pengaruh

kesadaran hukum responden terhadap intensi.tas kepatuhan mer&ka

mempratekkan salat istiharah bervariasi. menurut besar kecilnya skor

kesadaran hukum. Variasi pengaruh ini secara statistik signifikan

pada level 0.0000. Artinya, kemungkinan kesalahan kita menyimpul­

kan ada pengaruh tersebut sangat kecil, lebih kecil dibandingkan

sepersepuluh ribu. Dengan kata lain, tingkat kepatuhan hukum erat

kaitannya dengan tingkat kesadaran hukum.

Tabel 4.5 berikut ini menyajikan pengaruh kesadaran hukum

responden tentang salat sunat dhuha terhadap kepatuhannya mem-

praktekkan salat sunat ini. Ada temuan pola yang kompleks dart

Page 55: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

50

pengaruh kesadaran hukum terhadap kepatuhan hukum. Terlihat

bahwa responden yang 'agak mengerti' ketentuan salat sunat dhuha

mempunyai skor intensitas (114.66) yang lebih kecil dibandingkan

dengan mereka yang hanya maslh sarnar-samar rnemaharni ketentuan

salat sunat dhuha (156.38).

Tabel 4.5

Ranking Intensitas Praktek Salat Dhuha

Berdasarkan Tingka.t Kesadaran Hukum tentang Salat Dhuha

Mean Ranking Intensitas Praktek Salat Dhuha

76.75 156.38 185.45 114.66 148.61 192.78 211. 78

Kasus

2 4

10 25 68

143 115

Kasus Chi-Square D. F. Signifikansi

367 29.4291 6 .0001

Tingkat Kesadaran tentang Sholat Jamaah

1 = tidak rnengerti 2 = samar-samar 3 = kurang mengerti 4 = agak mengerti 5 = cukup mengerti 6 = mengerti 7 = sangat mengerti

Corrected for ties Chi-Square D. F, Signifikansi

30. 7573 6 .oooo

Mempertimbangkan pengecualian di atas, secara konsisten

ditemukan bahwa mereka yang mempunyai skor kesadaran hukum

yang paling rendah juga mempunyai tingkat kepatuhan hukurn yang

paling rendah pula. Sebaliknya, mereka yang paling tinggi tingkat

kesadaran hukurnnya mempunyai tingkat kepatuhan hukum yang

paling tinggi pula. Temuan pada tabel 4.5 di atas memperkuat fakta

yang ditemukan pada tabel-tabel sebelumnya yang juga menunjukkan

bahwa peningkatan pada skor kesadaran hukum cenderung diikuti

dengan peningkatan intensitas kepatuhan hukum.

Page 56: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

51

Bahkan hasil uji statistik secara konsisten rnenunjukkan bahwa

variasi pengaruh pada kepatuhan hukurn sangat berkaitan erat

dengan variasi tingkat kesadaran hukurn. Hasil uji statistis pada

tabel 4.5 di atas adalah signifikan pada level 0.0000. Artinya variasi

tersebut rnemang betul-betul ada.

Tabel 4.6 berikut ini menyajikan aspek lain dari keterkaitan

antara kesadaran hukum dengan kepatuhan hukum. Berdasarkan

tabel tersebut, dengan pengecualian mereka yang hanya memaharni

ketentuan salat sunat rawatib secara rnasih samar, responden yang

mempunyai skor tingkat kesadaran hukurn yang lebih tinggi selalu

menunjukkan intensitas kepatuhan hukum yang lebih tinggi pula.

Hasil uji statistik menunjukkan adanya variasi pengaruh kesadaran

hukum terhadap kepatuhan hukum, dan adanya variasi tersebut

secara statistik signifikan pada level 0.005.

Tabel 4.6

Ranking Intansitas l?:taktek Salat Rawatib

Berdasarkan Tingkat Kesadaran Hukum tentang Salat Rawatib

Mean Ranking Intensitas Kasus Tingkat Kesadaran tentang Praktek Salat Rawatib Sholat Rawatib

106.00 4 1 = tidak mengerti 196.33 6 2 = samar-samar 112.09 11 3 = kurang mengerti 131.43 20 4 = agak mengerti 167.07 69 5 = cukup mengerti 191.83 154 6 = mengerti 202.23 102 7 = sangat mengerti

Corrected for ties Kasus Chi-Square D. F. Signifikansi Chi-Square D. F. Signifikansi

366 17.9054 6 .0065 18.6487 6 .0048

Page 57: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

52

Adalah menarik kenapa mereka yang hanya secara samar-samar

memahami ketentuan salat sunat rawatib menunjukkan skor kepatuhan

yang sangat tinggi; paling tidak lebih tinggi dibancling mereka yang

mengerti ketentuan salat sunat tersebut. Kemungkinannya begini.

Ketidaktahuan cenderung melahirkan dua model realitas. Di satu sisi

ketidak-jelasan dapat membuat orang tidak terdorong atau tidak

termotivasi untuk melakukan sesuatu yang kurang difahaminya. Hal

ini wajar, mengingat bertindak secara kognitif harus diawali dengan

pengetahuan.

Namun di sisi lain, ketidak-jelasan dapat membuat orang tidak

terlalu mempermasalahkan apa yang dia kerjakan terutama dalam

masalah ibadah (ta'abbudi). Realitas ini akan terus bertahan, jika

didukung oleh suasana yang telah membiasakan atau mentradisikan

dia melakukan apa-apa yang secara sosial dtikuti dari orang lain,

terutama dari keluarga dekatnya atau individu/kelompok kharismatik

yang dikaguminya.

Terakhir, apakah kecenderungan hasil temuan pada tabel-tabel

di sub-bagian di atas juga terlihat pada realitas pengaruh kesadaran

hukum responden tentang puasa sunat Senin-Kamis terhadap kepa­

tuhan mereka berpuasa Senin-Kamis? Berdasarkan tabel 4. 7 dapat

ditegaskan bahwa seperti pada kasus tabel 4.6, responden yang

hanya memahami ketentuan puasa senin-kamis secara samar-samar

menunjukkan skor kepatuhan yang lebih besar dibandlngkan mereka

yang mempunyai skor kesadaran hukum yang lebih tinggi tiga

tingkat di atasnya.

Page 58: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

53

Tabel 4, 7

Ranking Intensitas Praktek Puasa Senin-Kamis

Berdasarkan Tingkat Kesadaran Hukurn tentang Puasa Senin-Karnis

Mean Ranking Intensitas Kasus Tingkat Kesadaran tentang Puasa Senin-Karnis Puasa Senin-Kamis

113.67 3 1 = tidak rnengerti 160.25 6 2 = sarnar-sarnar 121.38 8 3 = kurang rnengerti 115.52 25 4 = agak rnengerti 154.15 72 5 = cukup rnengerti 198.37 156 6 = mengerti 207.86 96 7 = sangat rnengerti

Corrected for ties Kasus Chi-Square D.F. Signifikansi Chi-Square D. F. Signifikansi

366 28.3926 6 .0001 29.5406 6 .0000

Secara rinci, seperti pada kasus yang Iain, responden yang

mempunyai skor tingkat kesadaran hukum yang paling rendah juga

mernpunyai intensitas kepatuhan hukurn yang paling rendah pula.

Sebaliknya, responden yang rnempunyai skor kesadaran hukum yang

paling tinggi juga rnempunyai skor intensitas kepatuhar1 hukum

paling tinggi pula.

Dari ternuan pada sub-bagian 4 di atas dapat dipertegas bahwa

variasi skor tingkat kesadaran hukum secara konsisten erat kaitan-

nya dengan variasi intensitas kepatuhan hukum. Jika disirnak lebih

kritis ternyata terlihat adanya dua sisi ternuan yang berbeda antara

fakta yang disajikan pada sub-bagian 2 (kesadaran hukurn) dan sub-

bagian 3 (kepatuhan hukurn) serta fakta uji statistik yang telah

didiskusikan pada sub-bagian 4 di atas.

Page 59: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

54

Perbedaan di atas perlu diuji lagi dengan cara statistik yang

lain agar kesimpulan yang dibuat dalarn penelitian ini lebih bisa

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sub-bagian berikut menyajikan

hubungan antara kesadaran hukum dengan kepatuhan hukum.

5. Hubungan antara Kesadaran dan Kepatuhan Hukum

Berikut akan disajikan hasil uji statistik tentang hubungan

antara kesadaran dan kepatuhan hukum. Mengingat data yang ada

hanya memenuhi tingkat pengukuran ordinal, maka model uji statistik

untuk hubungan hanya dapat dipakai model Korelasi Spearmanl

(Spearman Correlation) .

Cara membaca tabel tentang korelasi adalah sebagai berikut.

Pertarna, nilai korelasi selalu pada rentang 1 sampai O, dan bisa

korelasi bersifat positlf dan bisa negatif. Kedua, nilai korelasi itu

dapat 'kuat' ( .6 sarnpai 1), 'moderat ( .4 sarnpai .59) dan 'lemah' (0.

Sampai .39) serta tidak ada korelasi jika skornya 0.

Kedua, adali:ih harus difahami bahwa logika korelasi hanya

mengasumsikan bahwa kedua va..r!abel yang dianalisis saling terkait.

Semakin besar nilai korelasi, maka kedua variabel semakin erat

saling berkaitan. Umpama kita perhatikan tabel 5.1, dan perhatian

kita fokuskan pada hubungan variabel Ilmjamaah (ilmu tentang salat

jamaah) dengan varlabel jarnaah ( praktek salat berjarnaah) . Nilai

'Untuk mengetahui model analisis uji statistik ini silahkan Iihat Marlja J.Norusis, 1990, SPSS Base Syatem User's Guide, terutama hal. 217-221, dan D.A.de Vaus, 1990, Survey in Social Research, hal. 183-85

Page 60: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

55

korelasinya adalah 0.1298 dari 365 responden. Sementara itu nilai. uji

statistiJmya adalah .013, dan ini signifikan pada level 0.01.

Lalu apa artinya angka-angka di atas? Nilai korelasi · 0.1298

menunjukkan bahwa hubungan antara kesadaran dan kepatuhan

hukwn dalam kasus di atas relatif lemah. Lalu apa makna hasil uji

statistik yang dalam hal ini signifikan pada level . 01? Artinya adalah

bahwa walau hubungan tersebut cenderung lemah, namun hubungan

tersebut secara ilmiah terbukti ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa

antara kesadaran dan kepatuhan ada hubungan yang signifikan.

Kesadaran Hukum•

Iljamnah

Iltahajjut

Ilhajat

Ilistikha

lldhuha

Iira\vati

Ilpuscka

Tabel 5.1

Korelasi antara Kesadaran dengan Kepatuhan Hukum

KepatuhanHukurn**

Jamaah

0.1298 N (365) Sig .. 013

Tahaliut Hajat

0.1977 J\i !~64\ - . <~· --- c..;

Sig 001 0.2061

N (365) Sig .. 000

lstiharah

--·--------· --·--------- -----------· 0.4209 N (36 I) Sig .. ooo

Dhuha Rawa!ib

0.2140 N (367) Sig. 000

------------ ----------- ------------ ---------·· ------------ 0.1734 N (366) Sig. 001

Puaseka

------------ ------------ -·--·------- ------------ ------------ -----------· 0.2142 N (:>661) Sig .. 000

======================================================~============= Untuk keterangan tentang nama variabel di atas silahkan lihat di

halaman berikut.

Page 61: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

Keterangan*

1. Iljamaah = salat berjamaah 2. Iltahajjut = salat sunat tahajjut 3 . Ilhajat = salat sunat hajat 4. Ilistikha = salat istikharah 5. Ildhuha = salat sunat dhuha 6. Ilrawati = salat sunat rawatib 7. Ilpseka = puasa senin-kamis

56

Keterangan**

1. Jamaah = salat berjamaah 2. Tahajjut = salat tahajjut 3. Hajat = salat sunat hajat 4, Istihara = salat istikharah 5. Dhuha = salat sunat dhuha 6. Rawatib = salat rawatib 7. Puaseka = puasa senin-kamis

Tabel 5.1 menyajikan rangkuman hasil uji statistik tentang

hubungan antara sejumlah variabel bebas (independent variable)

dengan variabel tergantung (dependent variable). Tabel tersebut

menunjukkan adanya konsistensi hasil temuan pada sub-bagian 1.

terdahulu. Dalam hal ini, seluruh variabel bebas berkorelasi secara

positif dengan variabel tergantung. Untuk Iebih rincinya, silahkan

simak tabel yang dimaksud.

Secara rinci hasil uji statistik pada di atas adalah sebagai

berikut. Pertama, hubungan antara seluruh variabel bebas dengan

variabel tergantung selalu bersifat lemah, kecuali untuk kasus salat

sitikharah yang nilai korelasinya moderat (.4209). Kedua, walaupun

nilai korelasi."1ya bersifat lemah, namun korelasi itu secara statistik

signifikan pada level yang beragam ( .000 untuk variabel ilhajat,

illstikha, ildhuha dan ilpuseka, .001 untuk variabel iltahajjut,

ilrawati, serta .01 untuk variabel iljamaah).

Ringkasnya adalah bahwa walaupun penelitian lain, seperti

yang telah dilakukan oleh Soerjono Soekanto, tidak menemukan

hubungan antara kesadaran dan kepatuhan, namun hasil penelitian

yang dilakukan Fakultas Syari'ah ini membantah kesimpulan Soerjono

Soekanto. Kesimpulan akan adanya hubungan bahkan pengaruh

Page 62: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

57

kesada:can hukurn terhadap kepatuhan telah divji melalui dua model

uji statistik. Oleh sebab itu hasil temuan penelitian ini secara ilmiah

lebih bisa dipertanggungjawab kan.

C. Diskusi dan. Interpretasi

Pada ba.giar:t ini akan dielaborasikan basil temuan penelitian

yang sudah disajikan pada sub-bagian terdahulu.

Kenapa tingkat kesadaran hukum respond.en cukup tinggi'? Te­

muan ini dapat diterangkan dari beberapa. dirnensi. Pertama, realitas

ini erat kaitannya dengan latar: helakang (karakteristik) responden.

Berdasarkan latar helakang pendidikan pra-IAIN, sejumlah besar

dari responden telah mengecap pendidikan lanjutan di hidang agama

Islam. Latar belakang ini tentunya merupakan basis yang potensial

dan fungsional untuk menyiapkan ro.e.reka untuk lebih memahami

hukum Islam, menqingat masalah yang disoroti dalam peneUtian ini

paUng tidak sudah pernah dipelajari mereka di tingkat sekolah

lanjutan walaupun masih bersifat umum.

Selain itu, tingginya tingkat kesadaran hukum di atas juga

e:i:-at kaitannya dengan IAIN, tempat mereka melanjutkan kuliah.

Sepe:i:-ti yang te:i:-tuangkan dalam buku pedoman IAIN, IAIN Jaka:i:-ta

bedungsi sebagai lembaga pendidikan keagaroaan yang bectujuan

untuk rnenyiapkan satjana muslirn yang berwawasan mendalam dan

luas tentang aja.:i:-an Islam. Dan tingginya tingkat kesadaran hukum

respond.en dalam penelitian ini rnerupa.kan refleksi dari tujuan di

atas. Bahkan, secara irleal, tingkat kesadaran hukum responden

Page 63: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

58

seharusnya lebih tinggi lag:i mengingat IAIN seca.ra. khusus diper­

si.ap kan untuk mendidik dan menghastlkan ka.der ulama intelektual.

Namun demikian wala.upun tingkat kesadaran hukum respond.en

sudah cukup tinggi, namun untuk dimensi hukum f5lam tertentu,

kesadaran hukum mereka masih perlu difahami secara lehili krltis

la.gt.. Umpama, maslh ad.a respond.en yang tidak mengerti masalah

salat istikharah, salat dhuha, salat rawatib, dan anjuran puasa

senin kamis. Temuan ini paling tid~ dapat dijadikan sebagai sebuab

ca.tat;,n penting tentang hasil pendidikan rli Il'-..IN. Hal ini.. juga perlu

disikap untuk mengevaluasi apakah sistem pendidikan di IAIN sud.ah

cukup baik, temt.am.a dalam menyiapkan calon ulama intelektual yang

berwawasan luas.

Berbeda. halnya dengan realitas kesadara.n. hukum, responden

penelitian ini belum menunjukkan tingkat kepatuhe.n hukum yang

cukup tinggi. Bahkan dari beberapa sisi, realita.s kepatuhan hukum

mer.eka agak memprihatinkan. Umpama, bai1.yak respond.en yang tidak

per.mth salat berjamaah ( 5 %) , tidak pernah melakukan saJat tahajjut

( 14 % ) , tidak per.nab melakttkan salat hajat ( 27 % ) , tidak pernah

melakukan salat istikharah (?.3 %) , tidak pernah melakuka.n. salat

dhuha (8 %), tidak pernah melakukan salat sunat rawatib (11 %),

dan tidak pernah berpuasa sun.at senin-kamls ( 12 %) •

Rendahnya tingkat kepatuhan tersebut mungkin rl.isebabkan

oleh beberapa faktor, baik secara. internal mom.pun eksternal. Fo.ktor

perta.ma. erat kaitannya dengan masalah Ungkungan sosial-keagamaan.

F'aktor kedua berkaitan dengan dampak dari keh\dupan kotn he1'iff

Page 64: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

59

seperti. .Jakarta yang p1l.da beberapa sisi tidak kondusif untuk

pe:cilaku keagamaan seperti berkemhangnya budaya roaterialistik yang

lebih berorientasi pada pola kehidupan yang pragmatis. Faktor

ketiga mungkin be.rkaitan de.ngan siste.m pendidikan di IAIN yang

lebi.h berorientasi pada pengejaran target teori.tis, tetapi kurang

memprtoritaskan aktualisasi dan penerapan konsep-konsep keilmuan

yang diajarkan di bangku kuliab.

Rendahnya tingkat kepatuhan. hukum di kalan.gan mahasiswa

TAIN ini dapat diji'l<'Uk;in seb;i.g;ii beberapa indikator realitas sosial­

keagamaan. Pertama, adalah pedu dikaji secara lebih teliti apakah

rendahnya tingkat kesadaran ini sebagai. sebuah peringatan bahwa

proses pendidikan telah berdampak pad.a. pemandulan praktek­

praktek keagamaan. Kedua, di sisi lain rendahnya tingkat kepatuhan

ini berkaitan erat dengan fenomena global di man.a. proses pendidiklm

cenderung berujung pada proses sekularisasi yang kemudfo.n mela­

h' • .:'P;,an individu yang ba..-iman teru15 ke.hi.1angan dimensl. praktikal

keagamaannya.

Sement.ara itu adala.h roJ.marik untuk disimak kenapa pada. be­

berapa dimensi hukum tectentu. ti.ngkat kepatu.han hukum respondE\n

relatif lebih baik. Umpama, ha.sil penelitian ini secara um.um menun­

jukkan bahwa kepatuhan hukum responden relatif tinggi untuk salat

istikharah dan sa.lat rawati.b, tetapi relatif rendah, terutama. untuk

salat tahajjut dan s3lat hajat.

Pertama, Unggi.nya kepatuhan respond.en dnlam mempraktekkan

istikha.rah se,.ara positif dapllt clinili'li. bahwa. di kalllngl!n mahllsiswa,

Page 65: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

60

doktrin. kP.<igamaim l.ehih he.r.nila.i fungsi.onal tei::utama untuk menyi­

kopi kehidupan yang sering membingungkan. Actinya, dalam suasana

kebingungan itu, or.ang kembali kepada k.r.msep pesan keagamaan

yang mengajar:kan kepada pemeluknya untuk memintakan 'konfirmasi'

kepada sang Pencipta tentang sejumlah alternatif pili.han yang masih

meragukan.

Namun di sisi yang negatif, ti.ngginya kepatub.an r:esponden di

bidang salat istikhar:ah ini mungkin menggambar:kan kenyat<1<1n b<1.hwa

masyarakat kota, terutama mahaslswa, sering did.era dan di.had;;1.pkan

p!l_da dilema ketidakpastian. Kru!l.u asumsi mi hetu.l, implik<1.si keadaan

ter:sebut per:ht ditelusuri; keadaan ini potensial untuk menjadi basis

penyebab utama kenapa mahasisw!l_ ban.yak ter.hi.nggapi penyakit yang

di.sebabkan oleh gangguao psikologis, seperti stress dan depresi.

Ked1;.a, tingginya kepatuhan responden mempraktekkan sal.i;l.t

r.awatib besar kemungkinan d.i.sebabkan persoal.i;l..n waktu. Maksudnya

adalah bahwa unt.uk melJ.ikukan s.~lat s1.mat 1ni, si;seor.ang tidak

terlalu dihadi'!pkan kepada persoalan. keten.tuan '{syarat) waktu yang

ketat. Untuk kasus salat tahajjut dan dhuha, seseora.ng harus

mengikuti petunjuk waktu kh.usus agar dapat melakukan salat-sala.t

tersebut. Umpama, mereka yang kuliah, pl'lli.ng tidak, a.kan meng­

alami kesulitan untuk mencari wa.kt.u. sengga.ng gu.na mela.kuka.n sala.t

sunat dhuha, begitu juga untuk mempraktekkan sala.t tl'lhajjut.

TEJ<.akhir: walaupun secari'I. umum dnlam penelit\an ini ditemuk.an

adanya kesenjangan antani. idealitas hukum dengan. realitas hukum,

namun uji statistik yang bervariasi. menunjukkan bi'lhwa. tingkat

Page 66: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

61

kesadaran hukull\ secara statistik erat kaitannya dengan kepatuhan.

Dalam hal ini, kesadaran hukum ditemukan berkorelasi secara positif

dengan kepatuhan hukum, walaupun nilai/skor hubungan tersebut

masih lemah sekali. Kemudi.an dengan uji mean rank ( Kruskal-Wallis)

ditemukan bahwa peningkatan skor kesadaran hukum eenderung

dilkuti dengan meningkatnya skor kepatuhan hukum. Uji stal:istik

menunjuk.kan bahwa variasi tingkat kesadaran hukum ternyata

berdampak secara variatif teJ:badap tiMkat kepatuhan hukum.

Kenapa kesadar"n hukum berkm:elasi se<::.ara poi;;itif terhadap

kepatuhan hukum? Temuan ini dapat diterangkan melalui kera.ngka

teori.tis yang telah dikemukakan pada bab II. Dalarn bah tersebut

diterangkan bahwa prosBs penyadaran akan membantu individu

mBngenal sesu<1.tu. Pengenalan itu pada tahap berikutnya, kemudian,

dapat menjadi basis potensial yang akan mBmfurong seseorang untuk

mempraktekkan apa yang tel.ah dia fah<!rni. Temuan ini menguatkan

asumsi konsep ( teori) psikologi yang menerangko.n hahwa kesadar:an

(kognisi) dapat menjadi penggerak seseorang untuk mereaiisasikan

(afektif dan psi.ko-motorik) apa yang difahaminy;1.

Kemudi.an, kenapa basil temuan penelitian ini. tidak sejalan

dengan hasil yang dil:P..mukan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Soetjono Soeka.nto'? Penyebab utama. kelihat.:!.nnya diakibatka.n oleh

pP.rbedaan model analisis yang dipaknL Peneliti.an yang di.1akukan

Soetjono Soeki'lnto tidak menggunakan uji statistik y<!ng lebih

kmupleks; bahkan uji signifikansi tidak dihuat. Sehaliknya penelitian

yang dilakukan terh!l.d.:!.p mahasi.swa IAIN ini menggunakan variasi uji

Page 67: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

62

statistik yang memungkinkan dibuktikan secara ilmiah hubungan

antara kesadaran dan kepatuhan hukum.

Kemungkinan kedua lebih berkaitan dengan materi hukum yang

diteliti. Penelitian Soerjono Soekanto menyoroti aspek peraturan

( undang-undang) lalu lintas yang jarang disebut-sebut atau dikenal

orang. Sebaliknya, materi hukum yang diteliti terhadap mahasiBwa

IAIN ini terfokus pada iBu-isu yang sangat famiiiar di telinga dalam

kehidupan mereka. Perbedaan di atas kemudian, mungkin berdampak

pada hasil temuan yang berbeda. Oleh sebab itu, membandingkan

hasil dari dua penelitian yng berbeda tentunya kurang relevan.

Maka adalah tetap jika hasil penelitian yang dilakukan ini diuji

secara tentatif agar kesimpulan yang telah dibuat ini lebih dapat

dipertanggungjawabkan lagi. l

Page 68: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

A. Kesimpulan

BAB IV

PENUTUP

Sesuai dengan tujuannya, penelitian ini bermaksud hendak

mengetahui beberapa persoalan di sekitar kesadaran dan kepatuban

te.rhadap hukum Islam di kalangan mahasiswa 81 IAIN Syarif

Hidyatullab. Jakarta. Berdasarkan tu.ju.an di at.as, ada beberapa

pokok pemikiran yang dapat disimpulkan dari penelitian ini.

1. Secara umum, tingkat kesadaran hukum maha5iswa IAIN Syarif

Hidyatull.ah Jakarta dala.m bidang hukum Islam ( terbatas pada

aspek yang diteliti) sud.ah cukup baik. Na.mun demikian, ada

sebuah keprihatinan terntama ketika sejumla_h mahasiswa mengaku

bahwa mereka tidak mengerti masalah-masalah hukum Islam yang

menurnt standar umum seharusnya diketahui oleh mereka .•

Keprihatinan rlj atas pa.Jing tidak perlu dir.enungkan mengapa hal

tersebut hisa tetja.di. Pedu ditambahkan, realitas di atas selayak­

nya dijadikan sebagai sehuah renungan terutama tenta.ng segala

i.su yang berkaitan dengan masalah kesadaran bukum di a.ti.l.S.

2. Berbeda. balnya. dengan isu kesadaran hukum, tingkat kepatuban

hukum mahasiswa dalam mempraktekkan sejmnlah ketentuan hukum

Islam masih tergolong helum tinggi. Hal ini terbukti dari data

bahwa. selama ti.ga. bu1'm ke belak.ang saat data. dikumpulkan,

banyak mahasiswa yang tidak pernah salat betjamaah (5 %) , salat

tahajjut (14 %) , salat hajat (27 %), salat !sti.kharah (23 %) , salat

Page 69: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

dhuha (8 %),. salat rawatib (11 %), dan tidak pernah berpuasa

senin-kamis (12 %) •

Secara komparatif, terlihat adanya kesenjangan antara tingkat

idealitas (kesadaran) dan realitas (kepatuhan) hukum di kalangan

mahasiswa IAIN Jakarta. Namun demildan kesimpulan di atas perlu

diuji secara lebih teliti.

3. HasU uji statistik korelasi dan pengaruh dalam penelitian ini rne­

nunjukkan bahwa walaupun secm:a sederhana tetjadi kesenjangan

antara. tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum, namun hasil uji

statistik., sebaliknya, membuktikan bahwa antara kedua variabel

di atas terdapat hubungan positif yang signifikan. Artinya adalah

semakin tingkat kesadaran hukum seseorang maka semakin tinggi

tingkat kepatuhan hukumnya.

I-fan.ya. saja nilai hubungan tersebut relatif lemah. Namun yang

panting di sini adalah bagairaana dan upa_ya apa yang lebih tepat

untuk mernaksimalisasikan kesaiL~a.n hu.kuro. yang akhirnya

mf\lahirkrln indhri.du yang perilakunya patuh hukum.

4- Adanya bnbungan di. atas kemudian lebi.h dikuatkan lagi dengan

uji statistik yang membuktikan bahwa peningkatan skor pad.a. nilai

kesadaran hukum selalu diikuti secara. konsisten dengan peni.ng­

katan pada intensitas kepatuhan hukum. Uji statistik dengan

model Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa variasi skor kesadaran

hukum berdampak variatif terhadap tingkat kepatuhan seseorang

c'lalam mempraktekkan pengetahuan hukumnya.

Page 70: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

65

B • Implikasi dan Saran

Berdasarkan kesimpulan di at.;i_s, maka ada beberapa irnplikasi

logis yang perlu dirnunr::ulkan di bagian akhir laporan i.ni.

1. Walaupun secara urnum tingkat kesadaran hukum mahasiswa IAIN

Jakarta tentang b11_k_11m Tsli'\m surtah cukup baik namun di sisi lain

pada sejumlah kasus tingkat kesadaran hukum rna.hasiswa agak

memprlha.tinkan. Rt'lndahnya tingkat kesadaran hukum di atas

mengimplikasikan kemungkinan adanya mekantsme atau sistem yang

bermasalah sehingga proses pendidikan di IAIN, belum maksimal

dalam menanamkan pemahamar1 optimal mengenai hukum Islam.

2. l,ebih jauh, rendahnya tingkat kepatuhan hukum mahasiswa me­

maksa para penentu kebijakan di lingkungan IAIN untuk mempela­

jart apa sebetulnya yang sedang tetjadi di kalangan ma.hasiswa

sehingga kepatuhan mereka terhadap hukum Islam relatif rend.ah.

Perenungan ini semakin penting mengingat tuju;m didirikannya

IlUN salah satunya adalah herupaya IT'.elahir!rnn generasi. ulam7.

Islam yang intelektual, heD¥awasan luas dan mampu o.kornadatif

terhadap persaalan yang sedang tetjadi di masyarakat luas.

3. ,Jika antara kesadaran dan kepatuhan terdapat hubungan positif

yang signifikan, maka irnplikasinya adalah perlunya dia.dakan

penelitian lanjutan untuk mengAtahui lebih jauh apakah meknnisme

hubungan antar dua varinhel di atas beroperasi ro.elalui kehadi.ran

varta.bel ketiga. K.ajian ini penting karena dalam konteks sosW.­

keagamaan, seseorang mematuhi ketentuan hukum tidak jarang

dipenguruhi secara simultan oleh sejumlah faktor yang terkadang

sulit untuk dipisah-pisahkan.

Page 71: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

DAFT AR KEPUSTAKAAN

de Vaus.,D.A., 1990, Suryev in Social fuyffl11p;h, Sydney: Allen and Un win

N01:usis,j.Marlja, 1990, SPSS Base Sva!;em User's Gurne, Chicago: SPSS lnc.

Soekantor, Soetjono, 1982, Kesadaran dan Kepatµhan Huk,um, Jakarta: Rajawali Press

Sudr.adjat,M.SW., 1985, Stati.stika HonParametrik, Bandung: Armico

Page 72: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

64

Lampiran-lampiran

KUESIONER PENELITIAN TENT ANG KESEJANGAN ANT ARA KESADARAN DAN KEPATUHAN HUKUM

JAWABLAH PERTANYAAN/PERNYATAAN BERIKUT DENGAN MEMBERI TANDA SILANG

PADA ALTERNATIF JAWABAN YANG SESUAI DENGAN PILIHAN ANDA IJ!l

I. IDENTITAS DAN LA TAR BELAKANG

1. Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan

2. Lokasi daerah asal: 1. Perkotaan 2. Pedesaan

3. Anda kuliah di fakultas apa?

1. Tarbiyah 2. Ushuluddin 3. Syari'ah 4. Adab 5. Dakwah

4. Anda kuliah pada tingkat berapa?

1. Tingkat I 2. Tingkat 11 3. Tingkat Ill 4. Tingkat TH

"' 5. Non-Aktif

5. Apa pendidi.kan anda Pra-IATN?

1. SM Unmm Negeri 2. SM Umuro. Swasta. 3. SM Agaroa Negeri 4. SM Agama Swasta 5. SM Umum + Pesant.ren 6. PesantrP.n

6. Berapa lama Tinggal di J11karta/dekat kampus? .... tahun, .... bulan

Kade Untuk Peneliti

0

0

D

D

0

OD

Page 73: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

65

7. Bagaimana anda mendeskripsikan kehidupan sosial keluarga anda?

1. Saugat tradisional 2. Cukup Tradisional 3. Biasa saja 4. Cukup Modern 5. Modern 6. Sangat Modern

D

8. Bagaimana an.da mendeskripsikan latar belakang D sua.saua kehidupau_ keagarna.a.11 keluarga anda. sehari-hari?

L Tidak religius ( a.gamis) 2. Kurang religius 3. Biasa. saja. 4. Cukup religius 5. Religit1s 6. Sa.nga.t religius

II. Kesadaran Hukum K!!:t!!J::illil§!l l.Tidak meugerti 5.Cukup mengerti 2.Samar-samar 6.Mengerti

Sejauhmana anda mengerti 3.Kurang mengerti 7.Sangat mengerti masalah masalah berikut 4.Agak mengerti

9_ s~lat BPrjamaah 'Mk Mengexti = 1 2 3 4 5 6 7 = :t•fe-ngerti

1.0. Sa.lat Tahajjut Tdk Mengerti = 1 2 3 4 5 6 7 = Mengerti

11. Sa.lat Hajat Tdk Mengerti = 1 2 3 4 5 6 7 = Mengerti ,

12. Sa lat Istikharah Tdk Menger.ti = l 2 3 4 5 6 7 = Mengei:ti

13. Salah Dhuha Tdk Mengerti = 1 2 3 4 5 6 7 = Mengerti

14. Sa lat Rawatib Tdk Mengerti = 1 2 3 4 5 6 7 = Mengerti

15. Puasa Senin-Kamis Tdk Mengerti = 1 2 3 4 5 6 7 = Mengexti

Page 74: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

66

Ill. Kesadaran Hukum K!it!it:IU!&lil!l

1.Tidak pernah 5.Cukup sering 2.Jarang Sekali 6. Sering sekali

Sejauhmana anda mengerjakan 3.Cukup Jarang 7.Selau ketentuan agama berikut ini 4.Terkadang

16. Salat Berjamaah Tdk pernah = 1 2 3 4 5 6 7 = Selalu

17. Salat Tahajjut Tdk pernah = 1 2 3 4 5 6 7 = Selalu

18. Salat Hajat Tdk pernah = , 2 3 4 5 6 7 = Selalu J,

19. Salat lstikharnh Tdk pernah = 1 2 3 4 5 6 7 = Sela ht

20. Salah Dhuha Tdk pernah = 1 2 3 4 5 6 7 = Selalu

21. Salat Rawatib Tdk pernah = l z 3 4 5 6 7 = Selalu

22. Puasa. Senin-Kamis Tdk pernah = l 2 3 4 5 6 7 = Selaltt

Page 75: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

PROPOSAL PENELITIAN

PERTENTANGANANTARA IDEALITAS DAN REALITAS HUKUM

Studi tentang Kesadaran dan Kepatuhan Huknm Islam di Kalangan Mahasiswa Sl IAIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta

Diajukan untuk Penelitian Kelompok

FAKULTAS SYARI'AH IAINSYARIFHIDAYATULLAHJAKARTA

FAKULTAS SYARI'AH INSTI1UT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYARIF HIDAYATULLAI-1, JAKARTA

1996

Page 76: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

PROPOSAL PENELITIAN

1. Judul Penelitian

PERTENTANGAN ANTARA IDEALITAS DAN REALITAS HUKUM

Studi tentang Kesadaran dan Kepatuhan Hukum di Kalangan Mahasiswa Sl IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Latar Belakang Masalah

2

Ketika diperbincangkan, hukum dapat menunjukkan banyak hal; hukum

ideal (what ought to be) dan hukum fenomenal (what it is); hukum pada tataran konseptual (in abtrsacto) atau hukum dalam dunia kenyataan (in concrete, atau law in action). Pembedaan secara dualisme di atas tidak jarang telah membuat hukum cenderung berwajah ganda, bahkan terkadang kontradiktif. Dua ilustrasi dan komentar berikut dapat menyaj ikan dua

sisi itu. Pertama adalah komentar bapak Ismail Saleh SH. ketika ia masih

menjabat menteri Kehakiman RI pada Kabinet Pembangunan Lima. Beliau ingin menuturkan realitas hukum fenomenal yang ironis dimasyarakat kota.

Kata Ismail Saleh, suatu saat, ketika almarhum pak Anton Soejarwo masih

menj abat Kadapol Metro Jaya, beliau melintas satu j al an protokol, dan tanpa sengaj a di tengah parj alanan dinasnya, beliau bertemu dm19'2li

serombongan pelayat yang sedang memanggul keranda jenazah. Apa yang terjadi? Rombongan itu menyeberangi jalan yang padat lalu lintas dengan seenaknya. Mereka lewat jalur lambat sambil memanggul keranda jenazah, lalu melewati pagar besi pembatas jalur lambat ke jalur cepat, terus naik dan melompati pagar besi pemisah antara kedua jalan, kemudian menghilang dari pandangan mata menuju satu tempat pemakaman. Kendaraan

yang ada dan melaju di sekitar kejadian itu tentunya secara otomotis berhenti memberikan kesempatan buat pelayat untuk menyebarang dan

keadaan ini telah membuat mereka sernakin leluasa rnenyeberangi jalan. Melihat pernandangan unik di atas, pak Anton Soejarwo dengan gusar

berkornentar sarnbil geleng-geleng kepala; "sudah rnati, kok, rnasih diajak untuk melanggar hukum, apalagi yang masih hdiup?".

Page 77: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

Ilustrasi kedua menuturkan cerita seorang muslim opportunis yang

penuh dengan akal-akalannya. Ringkas cerita begini. Suatu saat simuslim opportunis tersebut naik pesawat terbang, namun nasib sial ternyata menimpa dirinya; pesawat yang ditumpanginya mengalami kerusakan mesin dan dikabarkan secepatnya akan meledak. Tetapi dengan cekatan dia langsung menyambar baju penyelamat yang tersimpan di bawah kursi tempat duduknya. Secepat kilat dia memasang baju penyelemat itu, kemudian

dengan komando kru awak pesawat dia langsung lempat keluar pesawat.

Ketika melempat keluar, simuslim ini bernazar dalam hatinya "Ya Allah, kalau nanti selamat mendarat di bumi saya akan menyembelih seeker unta''. Watak akal-akalannya mulai muncul ketika dia sudah melihat adanya sinyal-sinyal keselamatan bagi dirinya. Ketika dia berada sekitar seratus meter di atas permukaan bumi, nazarnya berubah. Katanya, ''Ya Allah, j ika selamat, saya akan poteng seeker sapi ''. Nazarnya terus menciut tahap demi tahap ketika tanda-tanda keselamatannya terus tampak secara lebih pasti di pelupuk matanya. Ketika pendaratan daruratnya

sudah hanya sekitar dua-puluh lima meter dari bumi, dia mengatakan "Ya Allah, j ika selamat, saya akan menyembelih seeker kambing'', dan ketika

dia sudah menyentuh pucuk dedaunan, nazarnya berubah lagi menjadi seeker ayam. Bahkan ketika mendarat di bumi dengan selamat, dia 'nyeletuk' secara aregan, ''Ya Allah, j ika saya tidak memeteng apa-apa, Kamu mau apa, Tuhan", ungkapnya dengan nada penuh kemenangan.

Kedua komentar dan ilustrasi di atas menggambarkan wajah hukum fenemenal yang cukup irenis; pertentangan an tar a ideali tas hukum dan realitas (dalam hal ini para pelayat tentunya tahu bahwa tindakan mereka melanggar hukum, dan simuslim opportunis juga tentu.nya mengerti hukum Islam tentang nazar). Tetapi memang beginilah hal yang sering nampak

dari petret hukum. Selain itu, kedua gambaran di atas menyadarkan kita tentang perlunya menyimak keterkaitan antara kesadaran dan kepatuhan hukum. Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa kesadaran dan pemahaman hukum sering kali hanya sebatas kesadaran dan pengetahuan 'palsu' (false consciousness) tentang hukum, tanpa melahirkan satu sikap penundukan dan kepatuhan pada hukum. Artinya kesadaran kognitif tentang pengertian dan keberadaan hukum tidak secara mutlak akan menjamin seseerang mematuhi ketentuan hukum yang diketahuinya. Bahkan pendapat ini telah dibuktikan Soerjono Soekanto (1982) dalam sebuah penelitiannya

Page 78: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

tentang Kesadaran dan Kepatuhan Hukum di kalangan mahasiswa Fakul tas

Hukum Universtas Indonesia. Berdasarkan kerangka acuan di atas adalah menarik untuk mengetahui

apakah kesadaran hukum mahasiswa Sl IAIN Syahid Jakarta tentang hukum

Islam juga akan tampak dalam praktek keagamaannya (akankah pertentangan

antara idealitas dan realitas hukum juga terjadi pada kalangan mahasiswa

IAIN Syahid?). Hal ini menj adi akan semakin lebih perlu lagi untuk

diteliti ketika ada satu sinyalemen di masyarakat luas dan kritikan

bahwa IAIN telah berubah fungsi dengan hanya melahirkan kelompok elit­islamisis yang steril dari praktek keagamaan. Klaim di atas ada benarnya

ketika standarnya adalah aktivitas sholat berjamaah dan intensitas

kegiatan keagamaan yang diprakarsai dan dipandu oleh mahasiswa IAIN di 1 ingkungan kampus. Tempat-tempat ibadah dimana mahasiswa IAIN Syahid

banyak menetap, di sekitar kampus, sholat berjamaah cenderung terlihat

sepi. Bahkan lebih ironis lagi, banyak mahasiswa yang terus ngobrol

padahal para jamaah sholat sedang melakukan ibadah sholat berjamaah di

mushola d,ekat rumah mereka yang jaraknya tidak lebih dari 15 meter.

Ringkasnya, penelitian ini diharapkan dapat menguak sejauhmana telah telah terjadi kesenjangan antara idealitas dan realitas hukum di

kalangan mahasiswa IAIN Syahid, Jakarta, dan faktor-faktor apa saja yang

dinilai terkait dengan realitas pertentangan ini.

3. Identifikasi dan Perurnusan Pokok Pe.rmasalahan

Dari latar belakang di atas tampak sejumiah pertanyaan yang perlu

untuk dikaji dan dikritisi secara empirik dan serius. Untuk mempermudah

dan memperjelas masalah serta lingkup penelitian ini, maka pokok-pokok

permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut

1. Bagaimana tingkat pemahaman (kesadaran) dan kepatuhan huku.T. mahasiswa Sl IAIN Syahid, Jakarta dalam konteks hukum Islam?

2. Sejauhmana kesadaran hukum mempengaruhi kepatuhan hukum?

3. Apakah hubungan antara kesadaran dan kepatuhan beroperasi melalui

kehadiran variabel-variabel mediator lainnya, baik bercorak sosial, kultural, demografis, ekonomi dan lain-lain?

4. Dari temuan di atas perlu dirancang dan dirumuskan langkah-langkah

kebijakan apa saja yang dinilai perlu ditindak lanjuti untuk meng­

optimalisasikan fungsi IAIN sebagai .. lembaga pendidikan Islam yang

Page 79: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

diharapkan dapat melahirkan para sarj ana yang konstan dan konsisten

dalam kesadaran dan kepatuhan hukurn Islarnnya? Mengingat dimensi praktikal dari hukurn Islam cukup luas maka pokok

permasalahan penelitian perlu dibatasi agar studi ini dapat mernberikan

satu analisis tentang kesadaran dan kepatuhan kepada hukurn Islam secara

lebih kritis dan substansial. Dimensi hukurn Islam yang akan di teli ti

adalah isu yang melingkar disekitar persoalan sholat dan puasa baik yang

sunat maupun yang waj ib. Selain i tu, persoalan zakat dan arnalan sunat lainnya (wirid, zikir dan tadarrus), juga difokuskan.

4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

4.1. Tujuan Penelitian

Secara urnum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persoalan­

persoalan di seki tar kesadaran dan kepatuhan terhadap hukurn Islam di

kalangan mahasiswa Sl IAIN Syahid, Jakarta. Secara rinci tujuan umurn di atas dapat digarnbarkan sebagai berikut :

1. Peneli ti an ini ingin mengetahui secara mendasar sej auhrnana tingkat

pemaharnan atau kesadaran dan kepatuhan mahasiswa Sl IAIN SYAHID terhadap hukurn Islam,

2. ingin mengkaji faktor apa saja yang secara ernpirik berpengaruh terha­

dap tingkat kesadaran dan kepatuhan hukurn di kalangan mahasiswa Sl

IAIN Syahid, Jaka:0:ta, dan akan

3. berupaya mernberikan masukan kepada para pengelola dan fungsionaris

IAIN sebagai bahan pertirnbangan untuk menyusun kerangka dan muatan

kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu alumni IAIN dan

lebih dapat mengfungsionalkan mereka dalam kehidupan keagamaan umat.

4.2. Kegunaan Penelitian

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi yang akurat dan sebagai panduan empirik bagi

perencana dan pernbuat kebijakan di kalangan IAIN SYAHID untuk melihat

secara tepat bagaimana realitas kesadaran dan kepatuhan hukum Islam di

kalangan mahasiswa Sl IAIN Syahid, Jakarta.

Secara lebih rinci, hasil penelitian ini diharapkan sebagai

,

Page 80: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

1. bahan pertimbangan bagi perencana dan perumus kebijakan dalam upaya meningkatkan peran IAIN SYAHID Jakarta dalam menyiapkan sumber daya

manusia yang sesuai dengan tuntutan umat di sektor keagamaan, 2. dan bahan pertimbangan serta evaluasi empirik ten tang sejauhmana

proses dan system pendidikan keagamaan yang ada sekarang ini di IAIN SYAHID Jakarta secara maksimal sudah dapat menyiapkan calon-calon pemimpin umat yang terdidik di bidang keagamaan terutama di sektor

hukum Islam.

5. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Penelitian

Kesadaran hukum secara konseptual bisa diartikan sebagai kesadaran atau pemahaman tentang hukum Islam yang seharusnya kita kerjakan dan kita tinggalkan dalam kehidupan beragamaan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Lebih konkret adalah bahwa kesadaran hukum Islam adalah keadaan masyarakat yang tahu, mengerti dan merasa akan perintah dan larangan dan anjuran hukum Allah, dan mereka mau mentaati semua pe­rintah, larangan serta anjuran tersebut tanpa adanya rasa paksaan baik secara psikologis ataupun fisikis, bahkan dari manapun datangnya.

Sementara kepatuhan hukum adalah sebagai tindakan afeksi (reflek­si) seorang hamba yang dengan tulus bersedia menundukkan diri kepada

hukum-hukum Allah. Lalu bagaimana logika bahwa kesadaran hukum secara er at berkai tan dengan kepatul1an hukum?

Minimal ada satu cara untuk menggambarkan hubungan antara kesa­daran hukum dan kepatuhan hukum. Pendekatan itu dari sisi perpsektif psikologis. Dalam ilmu p$ikolcgi dikenal tiga konsep yang saling terkait yaitu kognisi, afeksi dan psiko-motorik. Kognisi menggambarkan kesadaran subj ek/manusia ten tang sesuatu. Sa tu permasalahan yang dicermati oleh subjek akan menjadi satu perbendaharaan kesadaran dan pengetahuannya.

Dan pada tahap berikutnya, kesadaran dan pemahaman ini dapat membimbing

subjek untuk menghadirkan kesadaran dan pemahaman tersebut dalam dunia realitasnya.

Namun pada tahapan ini, kesadaran dan pemahaman seseorang akan sesuatu belum menyatu secara koheren dalam dirinya. Kesadaran masih terpisah secara entitis dengan praktek. Dengan kata lain, kehadiran kesadaran dalam bentuk praksis masih sangat bergantung' pada faktor-

Page 81: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

faktor eksternal atau internal, seperti motivasi dan stimulasi. Sejauh

faktor-faktor tersebut bisa beroperasi secara fungsional dalam mendorong

subjek untuk merefleksikan kesadarannya maka kesadaran dalam kondisi ini

akan menghadirkan dirinya sebagai realitas. Dalam masalah kesadaran hukum, kesadaran seseorang akan makna hukum Islam akan memandu dan men­

dorongnya untuk mempraktekkan hukum tersebut dalam kehidupan religius

dan sosialnya. Oleh sebab itu ada satu asumsi hipotetik yang menyatakan

bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran hukum seseorang, maka akan

semakin besar kemungkinan dia akan mentaati hukum tersebut dengan cara

mempraktekkannya. Pada tahap ketiga, psiko-motorik, kesadaran sudah menyatu secara

koheren dengan en ti tas penundukan diri dan kepatuhan terhadap hukum.

Bahkan kesadaran sudah menj adi bagian integral dari kepatuhan. Pada tahapan ini, kesadaran hukum seseorang sudah mencapai tahapan refleksif;

atau bukan kesadaran hukum yang mandul semata. Artinya, kesadaran hukum

akan selalu bermuara pada penundukan diri dan kepatuhan terhadap hukum

seperti apa yang dia fahami.

Berdasarkan pada tiga tingkatan kesadaran hukum ini, ada beberapa

masalah yang dapat ditandaskan. Pertama mengingat mahasiswa IAIN secara

proporsional cukup memadai (untuk tidak mengatakan terlalu banyak) dalam mempelaj ari hukum Islam, maka proses pembelaj aran ten tang hukum i tu

dapat menghantarkannya pada suatu kesadaran akan hukum Islam yang begitu

mendalam dan menyadari begitu pentingnya tindakan mematuhi hukU'F Tr,)aJTI,

Kedua, dengan mengakui ~danya hubungan antara kesadaran hukum dengan ke­

patuhan hukum maka dapat dihipotesiskan a. kesadaran/pemahaman mahasiswa 81 IAIN Syahid Jakarta tentang hukum Islam relatif cukup nagus, dan

konsekwensinya, b. kepatuhan mereka terhadap hukum Islam j uga relatif

akan tinggi.

Namun, mengingat hubungan antara kesadaran dan kepatuhan hukum

bukan suatu hubungan otomatis-refleksif, maka c. intensi tas kepatuhan

mahasiswa IAIN terhadap hukum Islam sangat bergantung pada beberapa

faktor baik internal (penghargaan individual terhadap hukum Islam) maupun eksternal, seperti latar belakang keagamaan dan sosial keluarga

mereka, kesadaran urban mereka, dan lain-lain. Ketiga hipotesis di atas akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini.

'

Page 82: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

()

semaksimal mungkin dapat menggambarkan secara representatif realitas

pokok permasalahan yang akan diteliti. Perlu ditambahkan bahwa sampel diambil dengan menggunakan teknik

pengambilan sampel secara purposif (accidental sampling). Artinya,

dalam pengumpulan data ini, hanya mahasiswa Sl IAIN SYAHID Jakarta

yang mudah ditemui saja yang diminta untuk mengisi kuesioner (daftar

pertanyaan) yang telah disediakan. Akibatnya, sampai pada skala ter­

tentu disadari keterbatasan data dalam penelitian ini untuk upaya ge­

neralisasi. Tapi, temuan dari penelitian ini minimal dapat dijadikan

sebagai langkah awal untuk mengetahui keterkaitan antara kesadaran

dan kepatuhan hukum di kalangan mahasiswa IAIN.

5.2. Metode Analisis dan Variabel Penelitian

A. Metode Analisis

Analisis penelitian ini bersifat kuantitatif-deskriptif. Data

disaj ikan dalam bentuk tabel dan kalau dipandang perlu, data akan

disaj ikan dalam bentuk grafik. Pola statistik yang dipakai adalah

jenis statistik deskriptif, dan untuk meyakinkan kualitas akurasi

hasil analisis statistik, pengujian skala signifikansi akan dibuat.

Untuk mendapatkan hasil penghitungan statistik yang akurat, data

akan di-entry dan diolah dengan menggunakan perangkat lunak (software) SPSS (statistic~\ Package for Social Sciences)! yaitu satu

paket statistik yang canggih dan akurat dalam pengolahan data.

Mengingat masalah-masalah yang diteliti dalam penelitian ini

banyak dan saling terkait, maka analisis akan dilakukan dengan meng­

gunakan beberapa variabel kontrol. Hal ini akan dicoba terutama untuk

melihat kemungkinan adanya mediasi pengaruh kesadaran hukum terhadap

kepatuhan dan interaksi antar variabel-variabel yang diteliti.

B. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel-variabel bebas (independent variables) yang akan dilibat­

kan adalah a. tingkat pemahaman (kesadaran) hukum Islam, b. latar belakang sosial dan religius keluarga mahasiswa, c. fakultas, d.

jenis kelamin, e. lama tinggal di Jakarta, f. ~ingkat/semester

Page 83: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

10

(kuliah) di IAIN, g. usia, dan h. jenis pendidikan pra-masuk IAIN

SYAHID Jakarta.

2. Variabel Tergantung

Di sisi lain, ada dua variabel tergantung (dependent variables)

dalam penelitian ini; a. tingkat pemahaman (kesadaran) hukum dan

tingkat kepatuhan hukum.

7. Waktu Penelitian

-Tahap Persiapan

-Tahap Pengumpulan Data

-Coding dan Entry Data

-Analisis Data dan Laporan

7. Organisasi Penelitian

1 s/d 15 Mei 1996

16 Mei s/d 15 Juni 1996

16 s/d 31 Juni 1996

1 s/d 30 Juli 1996

Penelitian ini dilakukan secara kolektif oleh sekelompok dosen Fakultas Syari'ah, IAIN SYAHID Jakarta dengan susunan pengurus sebagai berikut :

1. Ketua

2. Sekretaris

3. Bendahara

4. Tim Peneliti 1.

2.

3.

'

Page 84: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

--- lll:l'Alrl l·.MFN /\<;AMA INS nn1T Al:AMA 1s1.AM NH:Hn

SYAIOF lllD:AYATlll.1.All IAKAHTA

·1ilpo11: 7•1160(i-741CJ2;) .. -·-··-·~·-"'·°'--"'·=,;-::'+.:,,;;:::±o;:====~..,.,-:_::_:::-:_::._:".,,_o:_c:_,.,_.,,,,==.,..,.=""=""

I.

I

i N:1111;i

! J;1h:1!.11j

DR. IJ,1:.n11udbin l\F

i I ,\J.11n;11 1t~;111tor IAIN Sy:ui! lli1lay;1l11llaf1 Jat:ut:i, JI. Ir. II. J1rnwl.1 No 11;, t·ip11taL

I

d.d.1111 j'lill lni ht•tli1ul,1k 1111t11k tlan ui:is 11a1na l11i;tll11t h1i:1111a 1 .. 1.1111 Nq•l'ti Sya1H ll11Lq.1lullah I .

I.ii a1la~ y:n1J~Sl'l.111j11t11ya d:il 1111 11rija11jla11 ini tli'>l'hol 'il'hagai 1'111/\1\ Pl It I /\~IA I I d

IL N.1111 a : .. ~~· .. lLl~n.r:~ ·!?~n .. ~: .......... , ... , . . . . . .. . Ketuu Pa11itiin Penclitin11· Kol0ktif

' . ·······1······ ............ _ ................... . . I .

i\la1nat kantor IAIN Sy:uif lliday;ltnlf11h JaLuta, JI. Ir. IL .luarn!:i No.()) f'ipnlal

, , · J)cY,:;111 F'nJultas Syuri'nh Jl\lN !)yi'11·.if JIJ,1uyntu.1.lnh

~~,~~';t~~~1 Kl·iniiu.<>an · · · · · _. · · · ·els· :1:.~ ,~;1;1 · ·i 9 9 6 · _· · · · · _· · · · · · · · · i · ()k·1:·;;1·,~ ~ · · · · · · · ·

-" , • , . 1 .••••••••• , •..• Nn111or .. ·, ..........•..... ." terl:111r1~:1I .....................•

l q 96. 'l·I 1' · k •I· •'l"l·k ·1·,. •I'" !• 1 .. , PER1'ENW1NGllN llll'l'/\Hf1 l!JF:l\LITl\S , ... ·:·It .11 t il1111.1u sr l.IJ .. 11 t ,1 sa 1.11 t nt 111.111 1.11 .1111 •.. ~ •••.••...••.• , ..•..•.....•• _ .•

'D/\N )lE/\UT/\S llUKUM (S:l'UDl 'l'EN'l'l\NG KESl\lll\H/\N ll/ltl lml'l\'J'tllll\N tl!IKUM 1sr,;-,1, 11·1 . f/\l.l'iNGAN' 'MllflllS'ffWll' fl I r l\TN . SYl'iHH" Hl'lll\Yli'l'll r.1.1111 ',) l\K/l'll'l'I'1) ....... .

ibbn1 h:il i11i ht•rlinilak u111t_11: tlan :1l:,s 11:1111:1 p1·laksa1rn Jll'Hrlilia11 ft'fKl'i111I, lia11 ~-i·l;1nti1l11ya dnla111

;w1;.niji:1n ini tlii::1•ln1t 5l'hUg:ii l'll!AK ~El>llA. . I

1\11\na lwlah piltak h•lal1 •:1·11aknl'.d:111 ~;1•{11it1 1111!•1k 11w1_wH';\ll.:n1 1!i1i 1lal:1111 ·;11:1!\l l"'1ianji:i11 i

Pa-:ar 1

r\1<;As l'FKFIUAAN

l'llft\K l'FHTAt-.1A llll'11lhl'l'i 111)':1~• kl•p:~il;i Plll1\K Kl:llll/\. tlan 1'111/\h'. h"FIHI/\ 01t·n~'1i;:::t !fl/!.1<;

t<·rst'hUl. y1nitu 111l'1aksanakan 1w11~·1it ian k1~ll·ldil/tNt1NkOOx1-t 1t·11!:111g .. Pl~ll'J'EN'l'/J.NGJ\N . l\N'l'J\llll. ...

lO(:l\!,.l;'foS .. QllN. )lEALJ:r;v;. llllKUi1 .. (l'.'rlJDI . .'J:t>~J'J'l\NC;. K)':1'1\IJ/\J!l\N. llMJ KEl'i\'J:JJllMl

IJ t!l<.\Ji'-t .. i SJ.N1 , DI . .RA.l1l\Nf;·\1'1. MAJl~S l B.Wi\ . ti l. , Il1 J ~l .SY l\ RI F . 1! .I Jll\ Y l\'J'l i!. r_,l\J I. "IilK/I R'i'l\)

1' 1° I Ii\~~ ~ Ll)l I I\ llh'll1huat :- ~-1;111gl.:1 ~ .1n1:111 IH!'Jlj'_{'tJai pt·1wLt!:1n 1t·1 -\·!·nl d,111 di•;,>in op1·1 :t·.inn;d

ll) ,)_ l I

l,q:idi~ka :1L·n;111 da11 dbai1 •l[l\'l:i<;ln11al 1ne111p:1l:;111 h:1".ia11 !:1L l"tpi-;dd.:111' 1l;i11 111 ·11i:1.Ji d;r>.ll

'11.1 f'·dni;i;111p,.!;,;""'"""1• 11l'iilia1j.

I 'a-~:!\ . I I

·I I IN<a:,\ \\'AKT!I l'l·LAKS,\NA.\N

l'<1n·l{!L111 ;l,ilak~;;n1;1\.:111"1,11 1'1111\I~'. 1.;1·1J11A •;1'1'•'1:1 :1·l1·l;i!i .•.:u1:ll l" 1j.1~·1ji.111 11•i d1! 11,.!.1t.1n1•.1ni l !

Ii ";11,, 11!'!iti:Hl h:tl11\ ",\"!'1'1.1 •'1'-•'!.dl!-1111 d.d Jill 1.,-1:1111. 1;111,u 1 ;1)'''!,!I\ "--!in-' I 11111, .I/,\'>• j'_.I

Page 85: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

j'y;;d l

I'! \IHl!1\ I ,\NI ,\l'l!H,\N

I. !\·111lnLt!.111 h1pn1a11 hl'tjlnlc1n1:111' 11.1d;1 11p·J.,.li1l••1'l J'<-1w!iti;111 ra11i·. \lj;1·-:1 lw1l.1! 11

okh ln:-.!it1ll dan Fakull:is. tk1•r:i11 \..\'h!lltLlH '1 (l1111a) 1·\ s1:11q 1l.ll 1cd;iL l'u,:d l'··11•·litb11 d:111

!\·11~·;iJ,,1i.11i p;1d:1 r-.l:1syar;1ka1.

l'.1' .. d \

I\ [ ,I\ ) -\

Sq.,11.1 1w1uhiayaa11 d:!la111 11wl.1~'a1•.11 .111

liid;1y:tl_t1ll.d1 Jak111la lahnu 111 -~~ -1!•1 ~I/ Jok•rt• Tahun 1996/1997

1w1c .. liH;111 ird dihd1;111I a11 J.11';111:1 \1.1•)';11,111 1.-\11·! 'svadl

1111 [.1 ;11 wi•:H; 111 !lll.~~l~_l/\lU .'.'.'r"·I/! l!l~ld/dl_u_lltdi

I' I·: M 11 A Y A 11 A N

b T:1l~:111 kl'llll:I Sl'hL'S<lr (10 1;;. Sl'l<'i ,ii ~1'11•<>:1i 1w111!H1:1l;111 cli«ain 111w1:1~it11L1l 1l,1n i11•;[111111t·11 IH'llf'.tlJ!l-

1•111 dat;1.11kii 11111/\K KFIHl1\ ·Lt1i t;_f;d1 di·-~-!!1i"i nkh 1'11..,:1! P('11<-lili.Hi d:n1 l'cnrahdi;n1 p:11kl

~-L1'>r:11 :1k.11.

·1 alwp l.l•liga !\t'lll'S:ll 20 ',;. Sl'I· l,dt .~vl1·~;1i- _.,1·11111;1 1wl;t·rja;111 d'·r1i«111 p··11yi-r;d1:111 l.q1n1;1n 1w1n·ll

tia11 srsuai dt·n~an pasal •I di al;,-, dan kl_:1h 111t·rnlapai 1L·konw11d;i.,j d:11i 1111'>:11 !'t'ndilian th11 l'c111.t­

nhdi:111 p:nla Masyarakat.

SANKS! l>AN Ill NIL\

.-\pal>iLt 1l·111ynla l'lllAI\ l\.l·llll \ lidal; daJ';ll 11wnyd1·.,:si~;1n 1;d;ctia:11111\;1 ·:a111p.d ha!::'i w:1l..!11

);IUJ' ditt·11!11k:111, kl'padn l'lllAI, K!·llllA diL1·ria~.ao dc11da ~d·t'~::11 •;:J!11 1!'·11nil {I 11/no) sdhp

h:ni ~\·1t·1!;1111halil11, tlt•nt•-a11111ak·.1:1111111 d1·nd:1 sc·lit·s;n !1111:1 p\·1-;i·n tS ''!·l d:ni.lii:Jy:1

i\pahi!a h·rjadi l1al-11al d1 hm: i .. 1;:;:r:~:·n;1n !'::• \[.~ i- i ;;-;:,-\ yarw dil111tt1i;;;q ,.j,-ii •;ti:d!l !i:'n rani~·

ilil1vn!11k okh kl'tlu;1 bd;1h pilt !l., 111;11\:1 ';:inL"i d:Hl 1k11d:1 (c1~:t·h11t p:1da i1.1·;ai ini rid.ii- iwda·

k11

l'a~.:d ~

f' F N ti T Ii I'

ll\'111ikia11lah Surat l'1·1ja11jian Kl'Jj<t in! dil111a! .1i>111•.a11 •:ch1·n:11 !w1w11.1·:1 11nllll; dii11da!i~:111

sd•:1i•ai111.111a 1111·~lit1ya.

- DH,. ;>/.,

f!ASANUDIJIN

NI!': l~O 050 917

, .. ·I 'I .\

)~\ ,'. '_,--' "· /

I) (\I.;() ., ! 7

)

l'· i)j-'_Jlr.:·r _Ji_1·1,,.i11;;)" l!f'.,.,_'.j , . I

_vii' i '> n i) r11 .' "

J\I".

Page 86: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

--·-~

i<etiga

l<eempat

TEMBUSAN :

litian Knlel l 1 t l.r.:'.'t\t;.11HJ : Per te11\21!1<J,di 1<11t.:~r-c~ ldr:.c<lit.<:1:.... dan Realit-as Hukum (S\udj T'enlolHJ l<esacl.?.r-dt1 ilt:1n kHp&l1di.:111 !h1~1llll lsldlh di 1'.,_-1l<-1!'\(ldll l·lal1dSiSt.-JL:I ~;1 Jl'!IH Syar-if H.lday.-ott·11llah ,'Jakctr !,•).

Tug~~s pci11iti.:• •-;eba9aim<:H1C< dimal sud d1I tum per·tam.::~ <:ldalAh mengumpull<~.1n 1Jata, mentab11las1 ~ m1oi1111,:i1ialisa d.o1n m1.>1·1!Jgan-~

dakan hc.~.il pro.>nelitjan, n111la.i ditel<.tpk<Hi Scir·at VE'putu;:;i<.n in.i dL111 "'el .. Hubat..--lambdl11yd .:.d l1ir ./ .. 111u.:ir·i 191)7 suddh menyamp<.\ikan hasilnyM k.epada D1:k;~1·. srdelat1 it~1 l·ugas te1seln.1I di;1;1(_19ap l1?ldll t>1:lt?L1-11;

Segal.:~ biay<:t , ..... ,.:i.ng dilaksa11akar1 seba(Jr.1.1 <.1~.ibat V.t'~iut.usan

ini dibebank.-,n pada DURK IAIN By,-a'r·if Hidl•:1atull<:<.h ,f,:-.kar-·-­ta lei.hun 1179/y .1997.

Kepulusan in1 mulai ber·laL.u -sro.'Jd!': tC1nc;ic1.:.11 ditetapY..an de­ngan ketc.•11l1--i11 jik.,,-, t·er·ny.--.la tc~r-.Jap.:il Li:•kelir·u;~n dit1n

c.:ltbetoll·._u1 1,•ml,dli sebayiot1m.::.u·1d uu~·:0Liny,.1.

DI I ETAPKAN ll I PADA TANGGAL

1 .Ji\KARTA 1 DKTDBEH 1996

1. Rektor IAIN Jakarta Kepala Pusat P2M IAIN Jakarta

3. l<epala Biro ADKLM IAIN Jakarta 1. Kepala Biro AAKPSI IAIN Jakarta ~- Yang bersangkutan.

2

Page 87: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu

Da1tar

I.

~·.

v:nnsu 1 tan F'onanog11nr1 K e t u a l.J.tlk j J.ut11<-•

il. Se~:.rE't,.r·ii;:;

' Lampiran SK Dekan F.<1kul tas Syi\r i ';;·fl No. 05 Tahun 199{, tentang Panilia Panelitl~n ~~nlekt 11 du·ngan ,JlH.lul i

Pertentangan Antara Idealit~s d~,, f~0alitaG l-lt1~1Jm

(Studi Tentang Kesadar.an dan Kepdtul1iiln Hukum l~iliiiim di. Kalangan Maharaiswa. Sl IAIM. E;y .. u·1 t HjtJ.lyatullah Jakarta).

11,,,,.,,

D!-(.!i_,!-·-'•nittJd1;1 Ai-1!1 fl·ir·,-;,.n1n {\1111 :i,.

Wak i l i--;p~ r·r:·t .-:i.r 1 •,

~'. Eiendahiu--"\

!Jr F·.; 1. 111 ~;" -•fh i I.;..·,_'''" n1" .. !1•1· .. n"'1·, n,,.· L-1 (·lu1·1 .. ,,,1n~d I·\ I l Hi

I>. lim Pr.r1q11mf-..t.tl f),;.:i.\<.'1 1. \_1 t-il.'J;,t1 I (J•I!

! '' ~ii-I\!! ! I

I ' 11110.•l•V !r:! i !JI ·1 !>! • fil",; ' '.,J t"itm • .:,tJ

' 1-1,·

·'· I I ' o!11!\,1 11 ,i,,-,l, I i1 d "' I '" I " '" . i ~ j ;t·;. I •-:Ii{. ., " ' j\; (i; ' '!' ' ' u ! I " ;:[ I> ,, c.J,n, '

!'·I. !·1. I 11; I "I ,! ' ' ,,

j:, .\lil\I' /odl• J l! i \ l i' I l'l11

DI . ll.F.:. l ht (I d•ll:.'.J, " 1 .. ,11ll

'I ltJ; I LJ • : it 1. _q-111 "' I "i ; II, ". 1): . II I .)J_:,] 101.di ,, ,, I ;:, ~ !!1 ~· • I I. I id j t'i 1·_.i•-t1.•\

1 [; 1 .. • ~~o) i' .1111! ,, " '" i·l{ j lh .-..H.i'I. t;J,d.i ' . .J,: j 11 ;;1

;.,

•1 . J1;· .H.::c,;~JHH;rJ ;;,

I'< '"I !.Ma·,· lid ' !'i . 11. r~1 1-;; 1 .'{I\

i 1.1·1. r-~ .;: f'1; ;f;.c1mm:~rJ i qh:; l

f,;

~ ('.,

N .:1 t ~ ;," i !k

'l. St·~ya.ti

::i. l'.j; d' l t c.hd j 1 '·" l

6.H.M.:JvJjc;

I

Page 88: 17 .. up, LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28289/1/LAPORAN... · LAPORAN PENELITIAN ... KATA PENGANTAR Terlebih dahulu