repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41872/2/maisa...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU SWITCHING
PADA KONSUMEN DALAM MENGONSUMSI PRODUK
KOSMETIK HALAL DI KOTA DEPOK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(S.E)
Oleh:
MAISA FATIMAH
NIM: 11140860000062
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2018 M
ii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU SWITCHING
PADA KONSUMEN DALAM MENGONSUMSI PRODUK
KOSMETIK HALAL DI KOTA DEPOK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi
Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
MAISA FATIMAH
NIM: 11140860000062
Di Bawah Bimbingan
Ali Rama, S.E., M.Ec.
198406282015031002
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2018 M
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Maisa Fatimah
Tempat, tanggal lahir : Bogor, 18 September 1996
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Alamat : Jl.Danau lengkong B3/12A Komplek Permata Puri
Laguna (radar auri) Cimanggis-Depok 16452
E-mail : [email protected]
Nomor telepon : 083870133544
PENDIDIKAN FORMAL
2002 – 2006 TK Melur
2006 – 2008 SDI PB. Soedirman
2008 – 2011 SMPN 9 Jakarta
2011 – 2014 SMAN 58 Jakarta
2014 – 2018 Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
PENGALAMAN
2015 Panitia Festival Ekonomi Syariah, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2016 Summer school program Inha University Korea
2017 Anggota Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tenjo,
Bogor
viii
ABSTRACT
This study aims to analyze switching behavior factors in consumers with
a case study of halal cosmetics. The dependent variable in this study is brand
switching and the independent variables are product suitability, customer
satisfaction, price, halal labeling, religiosity, service quality and switching costs.
Questionnaire items used were 33 items. Data collection was carried out by
distributing questionnaires to people in Depok City who had carried out brand
switching to halal cosmetic products with a total of 107 respondents determined
by non-probability sampling method. The data analysis technique uses Partial
Least Square (PLS) with SmartPLS 3.0 software.
The findings in this study are consumer satisfaction, price, halal
labeling, religiosity, service quality and switching costs have a significant effect
on brand switching in halal cosmetic products. And product suitability has no
significant effect on brand switching in halal cosmetic products.
Keywords: brand switching, product suitability, customer satisfaction, price,
halal labeling, religiosity, service quality, switching costs.
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor perilaku
switching pada konsumen dengan studi kasus yaitu kosmetik halal. Variabel
dependen pada penelitian ini adalah brand switching dan variabel independen nya
adalah kecocokan produk, kepuasan konsumen, harga, labelisasi halal,
religiusitas, kualitas pelayanan dan biaya perpindahan. Item kuesioner yang
digunakan sebanyak 33 item. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada masyarakat di Kota Depok yang telah melakukan brand
switching ke produk kosmetik halal dengan jumlah responden sebanyak 107 orang
yang ditentukan dengan metode non probability sampling. Teknik analisis
datanya menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan software SmartPLS
3.0.
Hasil temuan pada penelitian ini adalah kepuasan konsumen, harga,
labelisasi halal, religiusitas, kualitas pelayanan dan biaya perpindahan
berpengaruh signifikan terhadap brand switching pada produk kosmetik halal.
Dan kecocokan produk tidak berpengaruh signifikan terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal.
Kata kunci: brand switching, kecocokan produk, kepuasan konsumen, harga,
labelisasi halal, religiusitas, kualitas pelayanan, biaya perpindahan.
x
KATA PENGANTAR
Assalaamu‟alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis faktor-faktor perilaku
switching pada konsumen dalam mengonsumsi produk kosmetik halal di Kota
Depok”. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan Program Sarjana
Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan kepada penulis dan dengan
ridho-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Kedua orang tua penulis, Bapak Drs. Doddy Doelatief, Msc. FSAI. CPM
dan Mamah Nuryatin yang telah memberikan dukungan baik moral
maupun materil juga doa yang tidak ada henti-hentinya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu dalam berbagai kebijakan demi kemajuan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
4. Bapak Ali Rama, SE., M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, membimbing, dan terus memberikan motivasi dengan
penuh kesabaran dan pengertian kepada penulis.
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, SE., MSi selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan motivasi kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
xi
6. Ibu RR Tini Anggraeni, M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan arahan kepada
penulis selama menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Elvira Sitna Hajar, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberikan dorongan untuk selalu berjuang selama penulis
menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM. Hah.Slm sebagai dosen
penguji ahli.
9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan staf karyawan yang telah memberikan ilmu
yang tidak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Teman-teman seperbimbingan Megi, Ades, Aul dan Ima yang telah sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu ada ketika
penulis membutuhkan bantuan.
11. Teman-teman dekat penulis Nuyuy, Dian, Megi, Tika, Suci dan Chika
yang telah memberikan penulis dukungan penuh, terus membantu penulis
dan juga telah rela meluangkan waktu sibuknya untuk mendengarkan
keluh kesah penulis dalam segala hal.
12. Seluruh teman-teman eksyar angkatan 2014, terimakasih untuk semua
kenangan dan canda tawa dalam proses belajar di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
13. Asya dan Al keponakan-keponakan penulis yang walaupun selalu
mengganggu penulis ketika mengerjakan skripsi ini tapi tetap dapat
memberikan canda tawa dan warna untuk penulis.
14. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penulis, terima kasih banyak.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca. Dan penulis sadar sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
xii
karenanya penulis dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 18 Agustus 2018
Maisa Fatimah
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ II
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF..................................III
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. IV
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... V
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... VI
ABSTRACT ...................................................................................................... VIII
ABSTRAK ........................................................................................................... IX
KATA PENGANTAR .......................................................................................... X
DAFTAR ISI ..................................................................................................... XIII
DAFTAR TABEL .......................................................................................... XVII
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... XVII
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 13
C. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................... 13
D. MANFAAT PENELITIAN ............................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 16 A. TEORI YANG BERKENAAN DENGAN VARIABEL YANG DIAMBIL .................... 16
1. Konsep halal ........................................................................................... 16
2. Produk halal (halal product) ................................................................... 17
3. Kecocokan Produk ................................................................................. 18
4. Kepuasan konsumen ............................................................................... 20
5. Harga (Price) .......................................................................................... 21
6. Labelisasi halal (Islamic branding) ........................................................ 22
7. Religiusitas ............................................................................................. 24
8. Kualitas pelayanan (service quality) ...................................................... 26
9. Biaya perpindahan (switching cost) ....................................................... 28
10. Brand switching .................................................................................... 30
11. Teori HAHSLM .................................................................................... 31
B. PENELITIAN TERDAHULU ............................................................................. 34
C. KERANGKA BERPIKIR .................................................................................. 49
D. HIPOTESIS ................................................................................................... 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 54 A. RUANG LINGKUP PENELITIAN ...................................................................... 54
B. METODE PENENTUAN SAMPEL ..................................................................... 55
a. Populasi .................................................................................................. 55
b. Sampel .................................................................................................... 55
C. METODE PENGUMPULAN DATA .................................................................... 57
a. Data primer ............................................................................................. 57
b. Data sekunder ......................................................................................... 58
D. METODE ANALISIS DATA ............................................................................. 59
1. Model pengukuran (Outer Model) ......................................................... 60
xiv
a. Convergent validity ............................................................................. 60
b. Discriminant validity .......................................................................... 61
c. Average variance extracted (AVE) ..................................................... 61
d. Reliability ............................................................................................ 61
2. Model struktural (Inner Model) .............................................................. 62
a. R square............................................................................................... 62
b. Q square .............................................................................................. 62
c. Goodness of fit (GoF) ......................................................................... 62
3. Model analisis persamaan struktural ...................................................... 63
4. Analisis hasil .......................................................................................... 64
E. OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN ........................................................ 65
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 74 A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ...................................................... 74
B. HASIL PENELITIAN ...................................................................................... 78
1. Karakteristik responden .......................................................................... 78
a. Karakteristik responden berdasarkan usia ........................................... 78
b. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ................................. 79
c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir .................. 80
d. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan perbulan ................ 81
2. Uji Partial Least Square (PLS) ............................................................... 83
a. Evaluasi Model Pengukuran (Outer model) ........................................ 84
1) Uji Validitas ................................................................................... 84
2) Uji Reliabilitas ................................................................................ 89
b. Evaluasi Model Struktural (Inner Model) ........................................... 90
1) Uji Coefficient Determination (R2) ............................................. 90
2) Uji Q2
Predictive Relevance ........................................................... 92
3) Uji GOF (Goodness of Fit) ............................................................. 93
c. Analisis Hipotesis ................................................................................ 93
1) Pengaruh kecocokan produk terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal. ...................................................................................... 95
2) Pengaruh kepuasan konsumen terhadap brand switching pada
produk kosmetik halal. .......................................................................... 96
3) Pengaruh harga terhadap brand switching pada produk kosmetik
halal. ...................................................................................................... 97
4) Pengaruh labelisasi halal terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal. ...................................................................................... 98
5) Pengaruh religiusitas terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal. ...................................................................................... 99
6) Pengaruh kualitas pelayanan terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal. .................................................................................... 100
7) Pengaruh biaya perpindahan terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal. .................................................................................... 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 102 A. KESIMPULAN ............................................................................................. 102
B. SARAN....................................................................................................... 106
xv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 108
LAMPIRAN ....................................................................................................... 114
xvi
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1: PENELITIAN TERDAHULU ......................................................... 34
TABEL 3.1: SKALA LIKERT ............................................................................. 58
TABEL 3.2: OPERASIONAL VARIABEL ......................................................... 65
TABEL 4.1: JUMLAH PENDUDUK KOTA DEPOK ........................................ 75
TABEL 4.2: OUTER LOADINGS (MEAN, STDEV, T-VALUES) ................... 84
TABEL 4.3: LATENT VARIABLE CORRELATIONS...................................... 87
TABEL 4.4: SQUARE ROOT OF AVE .............................................................. 88
TABEL 4.5: OVERVIEW .................................................................................... 89
TABEL 4.6: R SQUARE ...................................................................................... 91
TABEL 4.7: Q SQUARE ...................................................................................... 92
TABEL 4.8: PATH COEFFICIENTS (MEAN, STDEV, T-VALUES) ............... 94
xvii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1: KAFFAH THINKING .................................................................. 33
GAMBAR 2.2: KERANGKA BERPIKIR ........................................................... 51
GAMBAR 3.1: MODEL ANALISIS STRUKTURAL ........................................ 64
GAMBAR 4.1: KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN USIA ... 79
GAMBAR 4.2: KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN
PEKERJAAN ........................................................................................................ 80
GAMBAR 4.3: KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN
PENDIDIKAN TERAKHIR ................................................................................. 81
GAMBAR 4.4: KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN
PENDAPATAN PERBULAN .............................................................................. 82
GAMBAR 4.5: DIAGRAM KONSTRUK ........................................................... 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Jumlah penduduk muslim terbesar di dunia berada pada benua Asia
dengan persentase sebesar 70,94% (Kettani, 2010) dan menurut sensus
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 di Indonesia sendiri ada
87,18% yang beragama Islam. Indonesia yang notaben nya merupakan
Negara yang mayoritas beragama Islam menjadikan pasar halal di
Indonesia merupakan salah satu penunjang bisnis yang sangat
menjanjikan. Munculnya berbagai jenis sektor ekonomi berbasiskan pada
syariah ini seperti perbankan dan keuangan syariah, makanan dan
minuman halal, fashion syariah, pariwisata dan kuliner syariah, media dan
hiburan syariah, dan sektor ekonomi syariah lainnya menimbulkan suatu
istilah perekonomian Islam (Islamic economy) (Rama, 2016). Seiring
dengan hal ini, permintaan akan produk-produk halal juga meningkat
secara pesat. Salah satu permintaan yang cukup pesat saat ini adalah
permintaan yang berhubungan dengan kebutuhan untuk menunjang
penampilan khususnya pada wanita. Produk penunjang penampilan atau
yang biasa disebut kosmetik ini mengalami peningkatan sebesar 14% atau
9,76 triliun pada tahun 2012 dari sebelumnya 8,5 triliun dan terus
meningkat pada tahun 2013 sebesar 11,2 triliun (http://kemenperin.go.id).
2
Bahkan penggunaan kosmetik ini sekarang tidak hanya dikalangan wanita
saja, melainkan di kalangan pria juga.
Kosmetik sebagai salah satu bisnis industri yang menggiurkan
sudah dapat dikategorikan sebagai industri yang dapat menumbuhkan
perekonomian di Indonesia, walaupun sudah sangat kita ketahui bahwa
yang berperan penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan suatu Negara adalah sektor perbankan (Musri dan Rama,
2015). Walaupun begitu, sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
sektor perindustrian kosmetik juga berperan penting dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi seperti yang dipaparkan oleh Direktur Jenderal
Basis Industri Manufaktur (BIM) Kementerian Perindustrian Benny
Wachjudi, kosmetik bisa menjadi industri andalan yang mampu
menggerakkan roda perekonomian nasional (http://kemenperin.go.id).
Meningkatnya permintaan akan produk-produk kosmetik ini diikuti oleh
banyaknya perusahaan yang memproduksi kosmetik. Maka dari itu,
terdapat banyak pilihan merek kosmetik yang dapat dipilih oleh
konsumen. Tetapi, semakin banyaknya produk kosmetik ini tidak hanya
menimbulkan kesenangan karena bisa memilih beragam produk dengan
harga yang bersaing saja, melainkan dapat juga menimbulkan kegelisahan
khususnya bagi masyarakat muslim di Indonesia.
Banyaknya kosmetik yang tidak berlabelkan halal menimbulkan
tanda tanya di benak para konsumen muslim, apakah kandungan produk
yang terdapat dalam kosmetik yang digunakan terbuat dari bahan-bahan
3
yang halal atau tidak. Karena dalam agama Islam kita wajib untuk
menghindari segala sesuatu yang haram. Allah mensyari’atkan kita untuk
menghindari segala sesuatu yang haram pasti memiliki tujuan, yaitu untuk
memelihara kemaslahatan manusia dan tujuan tersebut hendak dicapai
melalui tuntutan (takhlif) yang pelaksanaannya tergantung pada
pemahaman sumber hukum yang utama yaitu Al-Qur’an dan Hadis (Ali,
Herni dan Rama, Ali, 2016). Menghindari segala sesuatu yang haram
sendiri telah diatur dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 88, yaitu:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.”
Dari masalah mengenai bahan pembuatan kosmetik ini muncul
suatu inovasi dari produsen-produsen kosmetik untuk mengeluarkan
produk kosmetik yang halal. Salah satunya yang sudah cukup terkenal di
kalangan masyarakat adalah Wardah. Wardah yang telah memiliki
labelisasi halal dari LPPOM MUI ini memiliki 3 prinsip yaitu Pure and
Safe, Beauty Expert, dan Inspiring Beauty. Menurut Survei Institute of
Business (IOB) pada tahun 2012, penjualan produk Wardah merupakan
penjualan kosmetik no 1. Bahkan, pada fase pertama 2015, 9 produknya
masuk Top Brand kosmetik di Indonesia. Dalam pandangan ekonomi
Islam memang tidak secara spesifik mengatur bentuk usaha dalam
perekonomian. Usaha bisa dilakukan secara perorangan, kelompok,
organisasi maupun badan hukum. Yang diatur secara detail dalam
4
ekonomi Islam adalah nilai-nilai dan prinsip-prinsip umum yang harus
diterapkan oleh para pelaku ekonomi dalam menjalankan aktvitas
usahanya (Rama dan Makhlani, 2014).
Dengan mengeluarkan produk kosmetik yang berlabelkan halal,
produsen kosmetik halal sendiri harus mendapatkan keyakinan dari
konsumen bahwa produk kosmetik yang dijual nya adalah benar-benar
halal, yaitu dengan cara produknya harus memiliki labelisasi halal sebagai
jaminan kehalalan. Dan yang dapat mengeluarkan labelisasi halal sebagai
jaminan kehalalan suatu produk adalah Lembaga Pengkajian Pangan,
Obat, dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Dengan
adanya labelisasi halal yang telah diterbitkan oleh MUI, maka konsumen
pun akan merasa yakin bahwa produk yang dijual adalah benar halal.
Masalah labelisasi halal ini sebenarnya tergantung dari kesadaran
masyarakat di Indonesia akan produk halal. Karena apabila seorang
konsumen sadar akan bahan-bahan halal dalam suatu produk, maka dia
pasti akan selalu mencari produk-produk yang telah berlabelkan halal
karena telah terjamin kehalalan nya.
Masalah kesadaran akan produk halal ini harus selalu diikuti
terlebih dahulu dengan munculnya kasus-kasus suatu produk yang biasa
kita konsumsi tetapi ternyata mengandung kandungan yang haram
(http://khazanah.republika.co.id). Salah satu contohnya adalah penemuan
zat haram yang banyak ditemukan pada kosmetik berupa plasenta
manusia. Plasenta manusia sendiri dikategorikan sebagai zat yang haram
5
karena plasenta manusia termasuk najis. Plasenta digunakan dalam
kosmetik karena dapat memberikan efek hormonal seperti menstimulasi
pertumbuhan jaringan dan menghilangkan kerutan di wajah. Plasenta yang
berasal dari manusia maupun hewan yang telah diharamkan dalam Al-
Qur’an sudah diharamkan oleh MUI, tetapi sayangnya kesadaran akan
bahan plasenta dalam kosmetik ini masih sangat rendah
(http://www.republika.co.id). Bahkan plasenta saat ini telah ada yg
dijadikan dalam bentuk pil, yang digunakan untuk mempertahankan
kecantikan, memperbaiki mood dan menurunkan resiko depresi pasca
melahirkan. Padahal dengan mengkonsumsi pil plasenta ini, dapat
menimbulkan resiko infeksi pada bayi (http://lifestyle.kompas.com).
Penemuan plasenta manusia maupun plasenta hewan yang haram pada
suatu produk atau merek kosmetik pasti membuat para konsumen takut
untuk mengkonsumsi suatu produk, sehingga menimbulkan sikap
ketidapercayaan lagi kepada produsen maupun produk tersebut, dan
mengakibatkan ketidakloyalan konsumen terhadap suatu produk yang
ditandai dengan kepuasan konsumen yang menurun atau berkurang.
Seorang konsumen yang bijak tentu akan memilih suatu produk
kecantikan yang tidak hanya terlihat bagus saja tetapi yang juga tidak
memiliki efek berbahaya pada dirinya agar ia merasa aman (secure) dalam
mengkonsumsi suatu produk. Kecocokan bahan yang terdapat dalam suatu
produk kosmetik sangat memegang peranan besar bagi keputusan
konsumen dalam memilih produk atau merek maupun keloyalan nya
6
terhadap suatu merek. Dikarenakan efek berbahaya pada kosmetik dapat
menimbulkan berbagai macam masalah seperti salah satu contoh saja
merkuri yang dapat menyebabkan kanker. Hal ini berbanding terbalik
dengan penelitian Ramadhani (2015) yang menyebutkan bahwa variabel
kecocokan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen
mengkonsumsi produk kosmetik halal.
Padahal, dalam upaya pemenuhan kebutuhan penunjang
penampilan ini, seseorang pasti akan memilih suatu produk yang dapat
memberikan kepuasan tertinggi bagi dirinya khususnya bagi masyarakat
muslim yang diwajibkan untuk mengkonsumsi segala sesuatu yang halal
menurut ajaran Islam. Kepuasan seorang konsumen tergantung dari
pemilihan produk yang digunakan nya dan kepuasan ini dipengaruhi mulai
dari bahan sampai dengan hasil dari pemakaian produk tersebut. Apabila
kepuasan konsumen maksimal terhadap suatu produk, yang dalam
penelitian ini adalah produk kosmetik, maka konsumen akan berupaya
meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk, dimana kepuasan dalam
konteks ini lebih besar atau sebanding dengan marginal utility yang
diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain
seperti yang dijelaskan dalam teori ekonomi mikro. Kepuasan konsumen
yang tinggi dapat membuat seseorang menjadi loyal terhadap suatu produk
dan kepuasan konsumen juga dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur
suatu perusahaan atau produsen dalam mengukur tingkat keberhasilan
dalam penjualan nya. Bahkan tidak sedikit perusahaan yang rela untuk
7
mengeluarkan dana yang besar untuk meningkatkan produk yang
dipasarkan nya agar mendapatkan kepuasan konsumen.
Berbagai cara dilakukan oleh suatu perusahaan agar konsumen nya
memiliki kepuasan yang tinggi dan loyal terhadap produk nya. Seperti
contoh saja perusahaan Wardah yang di dalam website nya terdapat dua
fitur yang menarik, yaitu fitur skin analyzer dan tanya dokter. Dimana skin
analyzer ini merupakan fitur yang dapat mengetahui jenis kulit kita
tergolong kulit jenis apa dan perawatan yang sesuai dengan nya. Lalu,
untuk tanya dokter sendiri merupakan fitur yang dapat digunakan oleh
konsumen yang ingin menanyakan pertanyaan perihal masalah kulit
maupun yang berhubungan dengan kulit langsung kepada dokter yang
bersangkutan. Kedua fitur yang menarik ini digunakan oleh Wardah
semata-mata untuk lebih menarik konsumen maupun untuk memberikan
konsumen kepuasan tertinggi dan kepercayaan dalam menggunakan
produknya. Menurut Emelia (2013:10) bahwa kepuasan berpengaruh
signifikan terhadap brand switching konsumen Rinso ke merek lain di
kota Padang. Penelitian lain mengatakan bahwa kepuasan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen (Suwarni & Mayasari, 2011). Dan
ketidakpuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perpindahan merek (Sulistyo dan Maftukhah, 2016). Tetapi ketiga
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Astini,
2008) yang menyatakan bahwa kepuasan tidak berpengaruh signifikan
8
terhadap loyalitas pelanggan. Salah satu yang menjadi indikator kepuasan
konsumen adalah harga.
Beragamnya merek kosmetik khususnya kosmetik halal
menjadikan konsumen dapat memilih berbagai macam kosmetik yang
harga nya sesuai dengan budget. Kesanggupan dan keinginan seorang
konsumen untuk membeli barang atau jasa ini pada suatu periode waktu
tertentu juga dijelaskan dalam kurva permintaan. Ditandai dengan faktor-
faktor permintaan yaitu pendapatan konsumen dan selera konsumen.
Kualitas produk yang bagus dari mulai bahan sampai dengan hasil yang
terlihat pada produk kosmetik dengan harga jual yang terjangkau membuat
konsumen tidak enggan untuk melakukan repurchase atau pembelian
kembali dan tetap loyal terhadap suatu produk. Penetapan harga suatu
produk oleh perusahaan merupakan hal yang cukup krusial karena apabila
produsen menetapkan harga yang terlalu tinggi maka akan berakibat tidak
baik terhadap penjualan nya. Dan yang lebih buruk lagi adalah apabila ada
kenaikan harga yang cukup signifikan di tengah-tengah penjualan produk.
Dimana hal ini juga dijelaskan dalam kurva penawaran. Dengan adanya
hal ini dapat menyebabkan konsumen tidak loyal dan kepuasan konsumen
pun dapat menurun drastis. Walaupun sebenarnya harga tinggi dan rendah
ditentukan oleh budget masing-masing konsumen. Penelitian yang
dilakukan oleh Masitha dan Suprihhadi (2014) bahwa harga produk
berpengaruh signifikan terhadap perpindahan merek. Dalam pemilihan
suatu produk oleh konsumen maupun keloyalan suatu konsumen terhadap
9
suatu produk atau merek tertentu tidak hanya dipengaruhi oleh harga saja
tetapi juga dipengaruhi oleh sikap kereligiusan seseorang.
Religiusitas adalah salah satu faktor pendorong penting dan dapat
berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Hal ini didasari atas keputusan
konsumen untuk membeli produk tergantung kadar keimanan mereka
(Nasrullah, 2015). Keimanan seseorang dalam taat beribadah kepada Allah
itu pasti berbeda satu dengan yang lainnya. Keputusan seorang konsumen
yang memiliki kadar keimanan yang tinggi dalam memilih suatu produk
pasti akan memilih suatu produk yang sudah berlabelkan halal. Bahkan,
jika ternyata ada suatu produk yang telah digunakan nya dalam keseharian
tetapi ternyata tidak berlabelkan halal, ia tidak enggan untuk berpindah ke
merek lainnya yang sudah berlabelkan halal sebagai pilihan terbaik untuk
produk yang akan digunakan nya. Tetapi nyatanya banyaknya masyarakat
yang belum memiliki kesadaran akan produk halal dan masih berpikir
bahwa produk halal adalah hanya sebagai suatu kewajiban bukan
kebutuhan membuat para produsen merasa bahwa labelisasi halal belum
terlalu penting untuk dipenuhi.
Labelisasi halal atau islamic branding ini pada penelitian
sebelumnya juga telah dipaparkan bahwa labelisasi halal atau islamic
branding secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
konsumen, sehingga hal ini sejalan dengan kesadaran masyarakat yang
masih rendah terhadap produk halal. Lalu, untuk perilaku religius sendiri
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Karena seseorang
10
yang memiliki tingkat religius yang tinggi akan memilih poduk yang dapat
memuaskan lahir dan batin nya (Hafiz, 2017).
Ketidakloyalan konsumen yang dipengaruhi oleh banyak hal ini
sudah banyak terjadi di kalangan masyarakat. Di Indonesia sendiri
menurut Worldpanel Indonesia dalam (https://www.kompasiana.com),
menerangkan bahwa loyalitas konsumen Indonesia tergolong rendah dan
peluang untuk beralih brand rata-rata cenderung lebih tinggi daripada
persentase untuk loyal terhadap suatu brand tertentu. Ketidakloyalan
konsumen terhadap suatu produk ditandai dengan keputusan konsumen
yang berpindah merek ke merek lain yang akan memberikan kepuasan
yang lebih tinggi maupun yang dapat menghilangkan kegelisahan seorang
konsumen khususnya konsumen muslim agar terhindar dari bahan yang
haram. Alasan lainnya mengapa konsumen tidak loyal terhadap suatu
produk adalah karena layanan yang buruk. Di era digital ini, hampir semua
brand sudah memiliki penjualan yang berbasis online. Buruknya layanan
pelanggan digital akibat kurangnya pengalaman menyebabkan terjadinya
perpindahan brand. Dan dampak dari buruknya layanan pelanggan telah
menyebabkan setengah dari konsumen di Inggris (52%) berhenti
menggunakan merek yang sama. Pada industri ritel sendiri 23% konsumen
di Inggris beralih dari satu merek ke merek yang lainnya. Ini diikuti oleh
sektor utilitas, perbankan dan penyedia layanan internet, dimana 13%,
12% dan 11% konsumen berpindah ke merek yang baru pada tahun 2014
(https://www.marketingweek.com).
11
Perpindahan merek telah banyak ditemui di masyarakat dari
berbagai kalangan, bukan hanya perpindahan merek produk sehari-hari
yang digunakan saja melainkan perpindahan seperti ini juga dapat terjadi
dalam dunia perbankan. Seperti contoh, di beberapa area provinsi Banten,
Indonesia, bahwa kepuasan pelanggan, kualitas pelayanan, kepatuhan
shariah, harga dan perpindahan tanpa disengaja berpengaruh signifikan
terhadap perpindahan pelanggan Islamic banks. Dan kegagalan pelayanan
dan iklan tidak berpengaruh signifikan terhadap perpindahan bank (Rama,
2017). Tetapi, penelitian ini sedikit berbanding terbalik dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Accenture (2015) dalam
(https://www.marketingweek.com) terhadap masyarakat di Inggris, bahwa
kegagalan pelayanan dapat menyebabkan pelanggan tidak loyal yang dapat
menyebabkan perpindahan merek. Perpindahan merek untuk kosmetik
sendiri menunjukkan bahwa 55% konsumen kosmetik tidak halal
berpindah ke kosmetik halal (Sukmawati, 2006).
Keputusan seorang konsumen untuk berpindah merek selalu diikuti
oleh biaya perpindahan (switching cost). Dimana biaya perpindahan
(switching cost) ini adalah biaya yang harus ditanggung konsumen apabila
ia melakukan perpindahan merek. Terkadang biaya perpindahan
(switching cost) ini tidak terjadi apabila seorang konsumen berpindah
merek ke merek serupa dengan harga jual yang sama atau lebih rendah,
tetapi akan terjadi biaya perpindahan apabila seorang konsumen berpindah
merek ke merek lain dengan harga yang lebih tinggi. Hasil penelitian yang
12
dilakukan oleh Nisa, dkk (2013) menyatakan bahwa switching cost
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen dan
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Astini (2008) yang
menyatakan bahwa biaya beralih secara bersama-sama dengan kepuasan
dan kepercayaan mempengaruhi loyalitas pelanggan.
Dari penjelasan yang telah dipaparkan diatas, penulis merasa
tertarik dan perlu untuk melakukan sebuah penelitian pada masyarakat di
Depok yang telah atau pernah berpindah dalam hal menggunakan
kosmetik halal. Depok menjadi tempat pengambilan sampel yang menarik
dikarenakan menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kota Depok Khamid Wijaya, tingkat daya beli masyarakat
kota Depok merupakan yang paling tertinggi di Jawa Barat. Khamid
mengklaim bahwa daya beli masyarakat kota Depok mengalami
peningkatan dari 576,76 pada 2006 menjadi 648,58 di 2010. Bahkan,
imbuhnya, daya beli masyarakat tersebut juga lebih tinggi dari nilai rata-
rata propinsi Jawa Barat sebesar 628,71. (https://economy.okezone.com)
Untuk pengambilan sampel yang berlokasi di Depok sendiri,
sampel diambil mewakili semua populasi pengguna kosmetik halal seperti
pada penelitian yang dilakukan oleh Hafiz (2017) dengan studi kasus
konsumen kosmetik Wardah yang ada di Tangerang Selatan dengan dasar
sampel yang diambil mewakili semua populasi pengguna kosmetik
Wardah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dalam kesempatan
ini penelitian yang akan dilakukan berjudul “Analisis faktor-faktor
13
perilaku switching pada konsumen dalam mengonsumsi produk kosmetik
halal di Kota Depok”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kecocokan produk terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal?
2. Bagaimana pengaruh kepuasan konsumen terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal?
3. Bagaimana pengaruh harga terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal?
4. Bagaimana pengaruh labelisasi halal terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal?
5. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap brand switching pada
produk kosmetik halal?
6. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal?
7. Bagaimana pengaruh biaya perpindahan terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh kecocokan produk terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal
2. Mengetahui pengaruh kepuasan konsumen terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
14
3. Mengetahui pengaruh harga terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal
4. Mengetahui pengaruh labelisasi halal terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal
5. Mengetahui pengaruh religiusitas terhadap brand switching pada
produk kosmetik halal
6. Mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal
7. Mengetahui pengaruh biaya perpindahan terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai
pengaruh kecocokan produk, kepuasan konsumen, harga, labelisasi
halal, religiusitas, kualitas pelayanan dan biaya perpindahan
terhadap brand switching pada produk kosmetik halal
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Bagi peneliti sendiri, penelitian ini bermanfaat
untuk menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti
dalam produk-produk halal yang tentu saja berhubungan
dengan ekonomi syariah. Penelitian ini juga dapat
15
bermanfaat bagi penulis dalam hal menerapkan ilmu-ilmu
yang telah dipelajari semasa perkuliahan.
b. Bagi pelaku usaha
1) Penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai
pertimbangan para pelaku usaha untuk berinovasi
maupun mengembangkan produk halal.
2) Dapat memberikan pemahaman kepada para pelaku
usaha untuk lebih memahami lagi keinginan konsumen.
3) Dapat menggambarkan sistem penilaian masyarakat
terhadap produk-produk yang tidak halal dan kenapa
konsumen mengganti nya ke produk yang halal.
4) Memberikan gambaran sebab akibat masalah kegagalan
dalam penjualan suatu produk.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang berkenaan dengan variabel yang diambil
1. Konsep halal
Sebagai umat muslim yang taat beragama haruslah selalu
mengikuti perintah Allah SWT dan menjauhi larangan nya. Salah satu
nya yang merupakan ajaran dasar dalam Agama Islam adalah
mengenai halal dan haram. Seorang muslim wajib untuk
mengkonsumsi produk-produk yang halal. Halal dalam bahasa arab
berarti diizinkan, bisa digunakan, dan sah menurut hukum (Yusoff,
2004). Lalu, haram adalah sesuatu yang dilarang oleh syariat untuk
dilakukan, dan orang yang melanggar nya akan dikenakan sanksi di
dunia juga di akhirat. Halal dan haram sendiri telah disebutkan
didalam Al-Quran surah Al-Maidah ayat 3, yaitu:
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak
panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus
asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
17
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
Kriteria halal sendiri ada 3, yaitu:
a. Halal secara zatnya
b. Halal cara memprosesnya
c. Halal cara memperolehnya
2. Produk halal (halal product)
Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dimaksud
dengan produk halal adalah yang memenuhi syariat kehalalan sesuai
dengan syariat Islam, yaitu:
a. Tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi.
b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti:
bahan-bahan yang berasal dari organ manusia, darah
kotor-kotoran, dan lain sebagainya.
c. Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang
disembelih menurut tata cara syariat Islam.
d. Semua tempat penyimpanan tempat penjualan pengolahan
dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk daging
babi; jika pernah digunakan untuk daging babi atau barang
18
yang tidak halal lainnya terlebih dahulu dibersihkan
dengan tata cara yang diatur menurut syariat.
e. Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung
khamar.
3. Kecocokan Produk
Kecocokan suatu produk dapat dilihat dari kecocokan bahan
maupun kecocokan hasil pemakaian khususnya pada kosmetik.
Kecocokan dalam penggunaan suatu produk (fitness for use) adalah
apabila suatu produk mempunyai daya tahan penggunaan yang lama,
produk yang digunakan akan meningkatkan citra atau status konsumen
yang memakainya, produknya tidak mudah rusak, adanya jaminan
kualitas (quality assurance) dan sesuai dengan etika apabila digunakan
(Nasution, 2005). Kecocokan produk pada satu konsumen dengan
konsumen yang lainnya tentu berbeda. Sebagai contoh saja apabila
seorang konsumen alergi dengan salah satu bahan yang terdapat dalam
kosmetik, yaitu asam salisilat (salicylic acid) belum tentu konsumen
yang lainnya alergi dengan bahan tersebut. Dengan timbulnya rasa
cocok terhadap suatu produk khusunya kosmetik menimbulkan
konsumen memiliki rasa aman (secure) dalam pemakaian produk
tersebut. Aman (secure) sendiri adalah keadaan bebas dari cedera fisik
dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter dan
Perry, 2006). Rasa aman yang dirasakan oleh konsumen pengguna
kosmetik baik itu yang berlabel halal maupun tidak harus selalu
19
menjadi prioritas utama seorang konsumen bijak dalam memilih
produk atau merek yang akan digunakan nya. Aman dalam konteks
pemilihan produk kosmetik adalah kecocokkan seorang konsumen
terhadap suatu merek atau produk kosmetik yang digunakan nya dan
ditandai dengan tidak adanya efek samping dalam penggunaan produk.
Seorang konsumen dalam memilih suatu produk atau merek kosmetik
haruslah cerdas dan cermat. Konsumen harus memperhatikan
kandungan apa saja yang terkandung dalam kosmetik tersebut agar
tercipta rasa aman setelah pemakaian nya. Konsumen harus
menghindari bahan-bahan yang sudah dilarang untuk digunakan dalam
kosmetik menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Salah satu contoh kandungan kosmetik yang berbahaya apabila
digunakan tidak dalam konteks kewajaran atau seharusnya adalah
merkuri. Merkuri dalam suatu produk atau merek kosmetik harus
sesuai dengan batas yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Nomor
HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis
Bahan Kosmetik. Dan dua jenis merkuri yang diperbolehkan dalam
kadar 0,007% dan hanya untuk digunakan pada produk tata rias mata
dan pembersih tata rias mata. Pemakaian merkuri selain untuk produk
tersebut, dianggap sebagai penyalahgunaan dan produknya dilarang
untuk dipasarkan. Apabila seorang konsumen cermat dalam memilih
kosmetik pasti akan timbul rasa aman dalam dirinya dalam
20
penggunaan kosmetik tersebut. Sebenarnya rasa aman dalam
penggunaan kosmetik ini sudah terjamin dengan merek kosmetik yang
berlabel halal. Karena dengan adanya label halal maupun sertifikasi
halal maka semua kandungan yang ada pada kosmetik tersebut sudah
sangat terjamin keamanannya.
4. Kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan
dengan harapannya. Bila kinerja melebihi harapan mereka akan merasa
puas dan sebaliknya bila kinerja tidak sesuai harapan maka akan
kecewa (Kotler, 2001). Kepuasan konsumen dapat menciptakan suatu
kepercayaan kepada produk maupun kepada produsen. Dengan adanya
kepuasan konsumen maka konsumen akan kembali membeli produk
tersebut dan laba perusahaan pun akan meningkat. Kepuasan
konsumen juga merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
keberlangsungan bisnis suatu perusahan. Kepuasan konsumen sendiri
berbeda-beda setiap individu, karena setiap individu pasti memiliki
tolak ukur kepuasaan nya tersendiri. Dimana cara untuk mengukur
kepuasan konsumen adalah:
a. Sistem keluhan dan saran
b. Survei kepuasan pelanggan
c. Ghost shopping
d. Analisa kehilangan pelanggan
21
5. Harga (Price)
Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, harga merupakan elemen termudah dalam
program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran, dan
bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu (Kotler dan
Keller, 2009). Untuk menetapkan harga, suatu perusahaan harus
mempertimbangkan beberapa hal, karena apabila harga yang
ditetapkan terlalu tinggi maka suatu perusahaan akan lebih sedikit
mendapatkan minat beli konsumen apalagi apabila produk yang dijual
nya merupakan produk yang terdapat di pasaran dengan merek yang
beragam. Lalu, apabila perusahaan menetapkan harga yang terlalu
rendah, maka perusahaan tersebut tidak akan mendapatkan laba.
Tujuan penetapan harga antara lain (Djaslim Saladin, 2003):
a. Maksimalisasi keuntungan, yaitu untuk mencapai
maksimalisasi keuntungan bagi perusahaan.
b. Merebut pangsa pasar. Dengan harga rendah, maka pasar akan
dikuasai, sayaratnya: a) Pasar cukup sensitif terhadap harga. b)
Biaya produksi dan distribusi turun jika produksi naik. c) Harga
turun, pesaing sedikit. d) Penetapan laba untuk pendapatan
maksimal.
c. Memperoleh hasil yang cukup agar uang kas cepat kembali.
d. Penetapan harga untuk sasaran berdasarkan target penjualan
dalam periode tertentu.
22
e. Penetapan harga untuk promosi. Penetapan harga untuk suatu
produk dengan maksud untuk mendorong penjualan produk-
produk lain.
f. Penetapan harga yang tinggi. Jika ada sekelompok pembeli
yang bersedia membayar dengan tinggi terhadap produk yang
ditawarkan maka perusahaan akan menetapkan harga yang
tinggi walaupun kemudian harga itu akan turun.
6. Labelisasi halal (Islamic branding)
Labelisasi halal adalah pencantuman label pada kemasan suatu
produk yang telah dinyatakan dan diindikasi halal untuk menunjukkan
bahwa suatu produk tersebut telah memiliki status halal product.
Labelisasi halal ini dapat dikeluarkan apabila telah melalui yang
namanya sertifikasi halal. Sertifikasi halal MUI adalah fatwa tertulis
Majelis Ulama Indonesia yang menyatakan kehalalan suatu produk
sesuai dengan syari’at Islam. Bahkan di dalam UU No. 7 tahun 1996
dinyatakan bahwa setiap orang yang memproduksi atau memasukkan
ke dalam wilayah Indonesia pangan yang dikemas untuk
diperdagangkan wajib mencantumkan label pada kemasan, di dalam
dan atau di kemasan pangan, termasuk keterangan halal. Aspek yang
menjadi tinjauan dalam labelisasi halal, yaitu (Burhanuddin, 2011):
a. Proses Pembuatan
Proses pembuatan atau proses produksi perusahaan yang
sudah menggunakan label halal hendaknya harus tetap menjaga
23
hal-hal sebagai berikut:
1) Binatang yang hendak dibersihkan, binatang yang sudah
mati setelah disembelih.
2) Bahan campuran yang digunakan dalam proses produksi
tidak terbuat dari barang-barang atau bahan yang haram
dan turunannya.
3) Air yang digunakan untuk membersihkan bahan
hendaklah air mutlak atau bersih dan mengalir.
4) Dalam proses produksi tidak tercampur atau berdekatan
dengan barang atau bahan yang najis atau haram.
b. Bahan Baku Utama
Bahan baku produk adalah bahan utama yang digunakan
dalam kegiatan proses produksi, baik berupa bahan baku, bahan
setengah jadi maupun bahan jadi. Sedangkan bahan tambahan
produk adalah bahan yang tidak digunakan sebagai bahan
utama yang ditambahkan dalam proses teknologi produksi.
c. Bahan Pembantu
Bahan pembantu atau bahan penolong adalah bahan yang
tidak termasuk dalam kategori bahan baku ataupun bahan
tambahan yang berfungsi untuk membantu mempercepat atau
memperlambat proses produksi termasuk proses rekayasa.
Rekayasa genetika adalah suatu proses yang melibatkan
pemindahan gen pembawa sifat dari suatu jenis hayati ke jenis
24
hayati lain yang berbeda atau sama untuk mendapatkan jenis
batu yang mampu menghasilkan produk pangan yang lebih
unggul. Sedangkan radiasi pangan merupakan metode
penyinaran terhadap pangan, baik dengan menggunakan zat
radioaktif maupun ekselerator untuk mencegah terjadinya
pembusukan dan kerusakan serta membebaskan pangan dari
jasad renik patogen.
d. Efek
Makanan halal tidak boleh terlepas dari tujuan syariat
Islam, yaitu mengambil maslahat dan menolak madharat atau
bahaya. Jika menurut kesehatan, suatu jenis makanan dapat
membahayakan jiwa, maka makanan tersebut haram
dikonsumsi.
7. Religiusitas
Religiusitas berasal dari kata (Religio, bahasa Latin; religion,
bahasa Inggris), agama, dan din (al-Din, bahasa Arab). Walaupun
secara etimologis memiliki arti sendiri namun secara terminologis dan
teknis istilah diatas berinti makna sama. Religi yang berakar
kata religare berarti mengikat. Religiusitas adalah sesuatu yang
dirasakan sangat dalam, yang bersentuhan dengan keinginan
seseorang, membutuhkan ketaatan dan memberikan imbalan atau
mengikat seseorang dalam masyarakat (Nashori dan Mucharam, 2002).
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas seseorang dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu (Jalaluddin, 2005):
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri kita
sendiri. Faktor internal dibagi menjadi 4 bagian penting, yaitu:
1) Faktor hereditas, hubungan emosional antara orang tua
terutama ibu yang mengandung terhadap anaknya
sangat berpengaruh terhadap religiusitas anak.
2) Tingkat usia, perkembangan agama pada anak-anak
ditentukan oleh tingkat usia karena dengan
berkembangnya usia anak, maka akan mempengaruhi
perkembangan berfikir mereka.
3) Kepribadian, kepribadian sering disebut sebagai
identitas diri seseorang yang sedikit banyak
menampilkan ciri-ciri pembeda dari individu lain diluar
dirinya. Perbedaan itulah diperkirakan berpengaruh
terhadap perkembangan jiwa keagamaan (religiusitas).
4) Kondisi kejiwaan seseorang.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dinilai berpengaruh dalam perkembangan
jiwa keagamaan dapat dilihat dari lingkungan dimana
seseorang itu hidup. Umumnya lingkungan tersebut dibagi
menjadi 3, yaitu:
26
1) Lingkungan keluarga, keluarga merupakan satuan sosial
yang paling sederhana dalam kehidupan manusia.
Sehingga keluarga merupakan lingkungan sosial
pertama yang dikenal anak dan menjadi fase sosialisasi
awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak.
2) Lingkungan institusional, dalam hal ini berupa institusi
formal seperti sekolah ataupun non formal seperti
organisasi, dll.
3) Lingkungan masyarakat dimana ia tinggal.
8. Kualitas pelayanan (service quality)
Kualitas pelayanan atau service quality adalah upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan
penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono,
2007). Dimensi kualitas pelayanan menurut (Kotler dan Keller, 2009)
adalah:
a. Responsiveness (daya tanggap): Daya tanggap merupakan
kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan
cepat. Dalam dimensi ini suatu perusahaan harus memberikan
pelayanan dan menanggapi permintaan dari sudut pandang
pelanggan bukan sudut pandang perusahaan.
b. Tangibles (bukti fisik): Bukti fisik atau wujud merupakan
penampilan fisik, perlengkapan, karyawan, dan bahan
komunikasi. Bukti fisik merupakan salah satu dimensi kualitas
27
pelayanan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan, karena
aktifitas usaha dalam jasa banyak bergantung pada sifat
pelanggan dalam berinteraksi langsung dengan perusahaan.
c. Reliability (keandalan): Keandalan berkaitan dengan
kemampuan perusahaan memberikan pelayanan sesuai yang
dijanjikan secara andal dan akurat. Atribut yang ada dalam
dimensi keandalan ini seperti memberikan pelayanan sesuai
janji, pertanggungjawaban tentang penanganan akan masalah
pelayanan dan memberikan pelayanan tepat waktu.
d. Empathy (empati): Hubungan empati dengan kepuasan
pelanggan adalah apabila pelanggan telah merasa puas dengan
empati yang diberikan perusahaan maka pelanggan pun akan
loyal dengan jasa yang diberikan perusahan tersebut.
e. Assurance (jaminan): Menurut Parasuraman dalam Tjiptono
dan Chandra (2005), menyatakan bahwa karyawan mampu
menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
dan perusahaaan bisa menciptakan rasa aman kepada
pelanggan. Jadi, dengan adanya kepercayaan yang diberikan
terhadap pelanggan dengan rasa aman, maka pelanggan akan
merasa puas dengan pelayanan perusahaan tersebut dan karena
rasa aman ini pun pelanggan merasakan adanya jaminan
(assurance).
28
9. Biaya perpindahan (switching cost)
Biaya perpindahan (switching cost) merupakan “biaya satu
waktu” atau biaya yang sewaktu-waktu dikeluarkan oleh konsumen
pada waktu tertentu. Dalam switching cost terdapat variabel yang
potensial di dalamnya, yaitu (Burnham, dkk. 2003):
a. Procedural switching cost, yang terkait dengan waktu. Aspek-
aspek dari procedural switching cost:
1) Economic risk cost: Mengarah pada biaya atas resiko
ketidakpastian dari efek negatif yang dimungkinkan timbul
ketika menerima layanan service provider yang baru dimana
konsumen hanya memiliki informasi yang terbatas.
2) Evaluation cost: Mengarah pada biaya atas usaha dan waktu
untuk mencari informasi serta proses analisis ketika
menentukan keputusan untuk switching.
3) Learning cost: Mengarah kepada biaya atas usaha dan
waktu untuk mempelajari skill dan knowledge baru yang
diperlukan, agar dapat menggunakan produk atau jasa yang
baru tersebut secara efektif.
4) Set-up cost: Mengarah pada biaya atas usaha dan waktu
yang dibutuhkan dalam mengawali hubungan dengan service
provider atau produk yang baru.
29
b. Financial switching cost, yang terkait dengan keuntungan moneter.
Aspek-aspek financial switching cost:
1) Benefit loss cost: Mengarah kepada biaya yang berkenaan
dengan ikatan kontraktual yang menciptakan nilai yang
lebih untuk tetap bertahan dengan service provider.
2) Monetary loss cost, mengarah kepada biaya yang keluar
sekaligus yang muncul dalam proses ketika konsumen
beralih ke provider yang baru, dibandingkan dengan
mereka yang melakukan pembelian yang baru.
c. Relational switching cost, yang terkait dengan faktor emosional.
Aspek-aspek relational switching cost:
1) Personal relational loss cost: Mengarah kepada emotional
loss yang diterima oleh konsumen ketika harus
memutuskan hubungan dengan orang yang biasanya
berinteraksi dengan konsumen.
2) Brand relationship loss cost: Mengarah kepada emotional
loss yang diterima oleh konsumen ketika mereka
melakukan hubungan atas identifikasi yang selama ini telah
terbentuk dengan merek atau perusahaan dimana
pelanggan bergabung.
30
10. Brand switching
Menurut Kapferer (2002) merek adalah landmark, sesuatu
yang mudah dikenali. Selain itu merek menginditifikasikan produk dan
mengungkapkan aset pembedanya yaitu nilai fungsional, nilai
kesenangan, dan nilai simbolis sebagai refleksi citra pribadi pembeli.
Merek atau brand sendiri sangat berpengaruh dalam penjualan suatu
produk, karena apabila merek atau brand suatu produk sudah sangat
dipercaya diantara para konsumen atau pun sudah di rekomendasikan
oleh banyak orang, maka akan membantu konsumen dalam
pengambilan keputusan dalam membeli suatu produk. Maka dari itu,
rekomendasi dari konsumen satu ke konsumen yang lainnya juga dapat
mempengaruhi citra merek atau brand. Menurut Peter dan Olson
(2010) perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian
yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu
merek ke merek yang lain. Yang paling mendasari adanya brand
switching ini adalah konsumen memilih merek atau brand yang paling
sesuai dengan kebutuhannya dan juga keinginannya. Khusus bagi
konsumen muslim, pemilihan suatu produk juga disari oleh adanya
brand yang halal di setiap produk yang dibeli. Brand switching juga
dapat mengukur tingkat loyalitas konsumen terhadap suatu produk.
31
11. Teori HAHSLM
Menurut Clemens et al (2007) faktor-faktor penting yang
memengaruhi brand switching dalam industri perbankan adalah
komitmen pelanggan, reputasi, kualitas pelayanan. Dimana pada teori
maupun penelitian-penelitian mengenai faktor-faktor brand switching
masih sedikit peneliti yang memasukkan variabel religiusitas
kedalamnya. Pengembangan faktor-faktor brand switching dengan
menambahkan variabel religiusitas pada penelitian ini merupakan
pengembangan baru dimana hal ini diperoleh dari pengembangan teori
HAHSLM dengan cara berpikir secara kaffah. Berpikir secara kaffah
berarti sebuah sistem yang menyeluruh itu sudah pasti bernilai Islami,
maka dari itu sistem kaffah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu Tuhan,
Alam dan Ibadah. Untuk definisi teori H dari kata Hahslm menurut
Roikhan (2015) adalah:
1) Secara sempit Teori H berarti pola dasar tiga dominan dengan
konteks tertentu dalam lima dimensi susunan invarian.
2) Secara luas untuk penggunaan paling umum Teori H berarti
teori konsep dasar pola penciptaan dengan hubungan tertentu.
H berasal dari rumus Hahslm, quran surat Hijr, juga singkatan
dari Huda atau Hidup.
Sesuai dengan kaidah Bahasa Arab, kata Islam berasal dari
kata dasar tiga huruf konsonan yaitu: sin, lam, mim , , ,
kemudian mendapat awalan satu huruf konsonan alif (ا), sehingga
32
terbentuk kata dasar alif, sin, lam, mim , , , (ا). Bentuk kata
dasar yang terdiri dari 4 huruf (3 huruf + 1 huruf) tersebut menjadi
kata dasar utama untuk membentuk kata Islam. Kemudian bentuk dari
kata dasar ini akan dituliskan dalam persamaan sederhana yaitu: Islam
adalah alif sin lam mim.
Islam = Alif (Sin, Lam, Mim)
Rumus:
I = A (S, L, M)
Keterangan:
I = Islam
A = Alif
S = Sin
L = Lam
M = Mim
33
Gambar 2.1: Kaffah thinking
Kaffah= Tuhan, Alam, Ibadah
Ekonomi= Makro, Mikro, Peluang
Penjelasan:
Dalam Kaffah ada faktor Tuhan yang menjadi inflow bagi manusia
ke faktor Alam kemudian melalui faktor Ibadah ini dilakukan untuk
terjadinya keberlanjutan kehidupan yang lebih baik dan terus berkah.
Sedangkan untuk pengaplikasiannya dalam Ekonomi ada faktor
Makro yang menjadi inflow bagi transmisi keuangan ke faktor Mikro
kemudian melalui faktor Peluang transmisi keuangan ini dilakukan untuk
terjadinya keberlanjutan perusahaan yang lebih baik dan terus bertumbuh.
KAFFAH
THINKING EKONOMI
Tuhan
Ibadah
Alam
Peluang
Mikro Makro
34
B. Penelitian terdahulu
Dibawah ini adalah hasil kesimpulan penelitian terdahulu terkait
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menjadi salah satu
acuan penulis dalam melakukan penelitian:
Tabel 2.1: Penelitian terdahulu
No
Nama
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Judul
Penelitian
Model
Analisis
Hasil Penelitian
1
Dyah Ayu
Ninda
Ramadhani
(2015)
Pengaruh
Label Halal
Terhadap
Brand
Switching
Produk
Kosmetik Dan
Faktor-Faktor
Yang
Memengaruhi
Konsumen
Mengkonsumsi
Kosmetik
Metode Brand
Switching
Pattern Matrix
yang
digunakan
untuk
menganalisis
pola
perpindahan
merek
pengguna
kosmetik dan
Metode regresi
Hasil Brand
Switching
Pattern Matrix
menunjukkan
bahwa pengguna
kosmetik yang
beragama Islam
cenderung lebih
tidak loyal
khususnya
pengguna
kosmetik tidak
berlabel halal.
35
Berlabel Halal logistik
digunakan
untuk
menganalisis
faktor-faktor
yang
memengaruhi
konsumen
mengkonsumi
kosmetik
berlabel halal
Sedangkan
pengguna
kosmetik yang
beragama non
Islam cenderung
loyal. Hasil
regresi logistic
menunjukkan
bahwa faktor
yang
memengaruhi
konsumen
mengkonsumsi
kosmetik
berlabel halal
adalah variabel
mutu.
2
Siska
Emelia
(2013)
Pengaruh
Atribut
Produk,
Kepuasan,
Dan Variety
Seeking
Regresi
berganda
1. Atribut
produk
berpengaruh
terhadap brand
switching
konsumen Rinso
36
Terhadap
Brand
Switching
Konsumen
Rinso Ke
Merek Lain Di
Kota Padang
ke merek lain di
kota Padang
2. Kepuasa
n berpengaruh
terhadap brand
switching
konsumen Rinso
ke merek lain di
kota Padang
3. Variety
seeking tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap brand
switching
konsumen Rinso
ke merek lain di
kota Padang
3
Suwarni
dan Septina
Dwi
Mayasari
Pengaruh
Kualitas
Produk dan
Harga
Statistik
parametric
dan analisis
jalur (path
1. Terdapat
pengaruh
signifikan antara
kualitas produk
37
(2009) Terhadap
Loyalitas
Melalui
Kepuasan
Konsumen
analysis) dan kepuasan
2. Harga
mempengaruhi
kepuasan secara
signifikan
3. Kualitas
produk
mempengaruhi
loyalitas secara
signifikan
4. Tidak
terdapat
pengaruh yang
signifikan antara
harga dan
loyalitas
5. Kepuasan
mempengaruhi
loyalitas secara
signifikan
4
Budhi Ade
Sulistyo
dan Ida
Analisis
Pengaruh
Perpindahan
Deskriptif
persentase dan
analisis regresi
Semakn tinggi
harga yang
ditawarkan,
38
Maftukhah
(2016)
Merek Melalui
Harga, Iklan,
Dan
Ketidakpuasan
Konsumen
berganda maka semakin
besar peluang
konsumen
berpindah ke PT
JNE, semakin
aktif penggunaan
iklan, maka
semakin besar
peluang
konsumen
berpindah ke PT
JNE, dan
semakin tinggi
tingkat
ketidakpuasan
yang dialami
oleh konsumen,
maka semakin
besar peluang
konsumen
berpindah ke PT
JNE.
5 Rina Astini Mediasi Dan Analisis jalur Kepuasan tidak
39
(2008) Pengaruh
Switching
Cost Terhadap
Loyalitas
Pelanggan
GSM
serta merta
mempengaruhi
loyalitas
pelanggan.
Hubungan
kepuasan
pelanggan dan
kepercayaan
sangat
dipengaruhi oleh
seberapa besar
persepsi
pelanggan
terhadap biaya
beralih.
Kepuasan,
kepercayaan,
dan biaya beralih
secara bersama-
sama
mempengaruhi
loyalitas
pelanggan
40
6
Merry Agil
Masitha
dan Heru
Suprihhadi
(2014)
Pengaruh
Harga,
Variasi
Produk,
Ketidakpuasan
Konsumen
Dan Iklan
Pesaing
Terhadap
Perpindahan
Merek
Analisis
kuantitatif dan
analisis
kualitatif
Harga produk
(HP), kebutuhan
mencari variasi
produk (KMVP),
ketidakpuasan
konsumen (KK)
dan iklan produk
pesaing (IPP)
secara bersama-
sama terhadap
keputusan
perpindahan
merek (KPM)
dari produk
tekstil pada PT.
Lotus Surabaya
memiliki
kontribusi
cukup.
Sedangkan harga
produk (HP),
kebutuhan
mencari variasi
41
produk (KMVP),
ketidakpuasan
konsumen (KK)
dan iklan produk
pesaing (IPP)
secara parsial
terhadap
keputusan
perpindahan
merek (KPM)
dari produk
tekstil pada PT.
Lotus Surabaya,
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
7
Muhamma
d Hafiz
(2017)
Pengaruh
Islamic
Branding Dan
Perilaku
Religius
Terhadap
Kepuasan
Analisis path Islamic branding
dan perilaku
religius secara
parsial maupun
simultan
berpengaruh
signifikan
42
Konsumen
Serta
Dampaknya
Pada
Loyalitas
Konsumen
Pada Produk
Kosmetik
Wardah
terhadap
kepuasan
konsumen.
Islamic
branding,
perilaku religius
dan kepuasan
konsumen
berpengaruh
secara simultan
terhadap
loyalitas
konsumen.
Secara parsial
Islamic branding
dan perilaku
religius tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
loyalitas
konsumen.
Sementara
43
kepuasan
konsumen
berpengaruh
terhadap
loyalitas
konsumen.
8
Ali Rama
(2017)
An
Exploration
Of Customers’
Switching
Behavior In
Islamic
Banking
Industry
Analisis
regresi
Customer
satisfaction,
service quality,
shariah
compliance,
prices dan
involuntary
switching
berpengaruh
signifikan
terhadap
kebiasaan
berpindah
konsumen pada
bank Islam.
Namun, service
failure dan
44
advertisement
tidak berengaruh
signifikan
terhadap
penggerak
perpindahan
bank.
9
Lili
Sukmawati
(2006)
Analisis
Pengaruh
Label Halal
Terhadap
Brand
Switching
(Kasus Produk
Kosmetik
Wardah)
Analisis
tanggapan
responden dan
Brand
switching
pattern matrix
Tingkat
pemahaman dan
kepedulian
konsumen
terhadap produk
kosmetik
berlabel halal
masih rendah.
Konsumen yang
menyatakan
ingin
menggunakan
kosmetik
berlabel halal
(Wardah) cukup
baik yaitu 55%
45
dari seluruh
responden dan di
sisi lain
dinyatakan yang
menyatakan
bahwa label
halal adalah
salah satu faktor
yang
menyebabkan
perpindahan
hanya 8%.
Dengan khi-
kuadrat
didapatkan
bahwa ada
hubungan antara
pernyataan
bahwa label
halal adalah
faktor yang
menyebabkan
perpindahan
46
produk kosmetik
dengan
pernyataan ingin
berpindah ke
produk kosmetik
berlabel halal.
Faktor yang
terpenting dalam
perpindahan
kosmetik adalah
kecocokan
produk.
Didapatkan juga
prediksi pangsa
pasar Wardah,
yaitu 11,85%
tanpa
memperhitungka
n ketersediaan
produk Wardah
di pasaran.
47
10
Harum
Amalum
Nisa, Naili
Farida, dan
Reni Shinta
Dewi
(2013)
Pengaruh
Kepercayaan
Merek,
Switching
Cost, Dan
Kepuasan
Konsumen
Terhadap
Loyalitas
Konsumen
Analisis
kualitatif dan
analisis
kuantitatif
Berdasarkan
hasil uji F
menunjukkan
bahwa secara
simultan variabel
kepercayaan
merek, switching
cost, dan
kepuasan
konsumen
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
loyalitas
konsumen
sebesar 50,6%
yang berarti
loyalitas
konsumen dapat
dijelaskan oleh
kepercayaan
merek, switching
48
cost, dan
kepuasan
konsumen
sebesar 50,6%,
dan sisanya
49,4% dapat
dijelaskan oleh
variabel lain.
Secara parsial
berdasarkan uji t
variabel-variabel
dalam penelitian
ini berpengaruh
positif dan
signifikan
dimana
switching cost
memiliki
pengaruh
terbesar yaitu
sebesar 32,9%,
sedangkan
kepercayaan
49
merek memiliki
pengaruh
terendah yaitu
sebesar 7,3%.
Dari beberapa penelitian diatas, persamaan penelitian penulis
dengan penelitian diatas adalah variabel dependen nya sama yaitu, brand
switching dan objek penelitian nya adalah konsumen yang pernah
melakukan brand switching ke produk kosmetik halal. Untuk perbedaan
nya sendiri, variabel yang diambil oleh penulis lebih beragam dengan
mempertimbangkan grand theory dari penelitian ini yaitu, switching
behavior. Dan pada penelitian ini juga studi kasus yang diambil oleh
peneliti berbeda yaitu, studi kasus nya terhadap masyarakat di Kota Depok
yang telah atau pernah berpindah merek pada kosmetik halal.
C. Kerangka berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana
langkah-langkah peneliti dalam mengambil kesimpulan. Kerangka berpikir
nya yaitu, brand switching dipengaruhi oleh variabel kecocokan produk,
kepuasan konsumen, harga, labelisasi halal, religiusitas, kualitas pelayanan
dan biaya perpindahan. Sebelum menentukan variabel independen dan
dependen dalam penelitian ini, penulis mengelompokkan faktor-faktor
50
brand switching menjadi tiga kelompok terlebih dahulu, yaitu faktor
internal, faktor eksternal dan faktor religiusitas sesuai dengan teori H
menurut Roikhan (2016) yang mengambil makna Qur’an Surah Al-Hijr
(15): 87. Karena pengelompokkan ini bersumber dari teori dalam Qur’an,
maka peneliti muslim mengikuti pola pengelompokkan yang sudah
ditunjukkan oleh Allah SWT. Dimana dalam penelitian ini kelompok
internal terdiri dari kecocokan produk dan kepuasan konsumen, eksternal
terdiri dari harga, labelisasi halal, kualitas pelayanan dan biaya
perpindahan, kelompok religiusitas terdiri dari religiusitas itu sendiri.
Setelah mengelompokkan faktor-faktor brand switching, penulis
menentukan variabel independen dan dependen. Yang menjadi variabel
independen adalah kecocokan produk, kepuasan konsumen, harga,
labelisasi halal, religiusitas, kualitas pelayanan dan biaya perpindahan.
Lalu yang menjadi variabel dependen adalah brand switching. Langkah
pertama yang akan dilakukan peneliti adalah dengan membuat konsep
pemikiran dari model penelitian yang akan diteliti. Langkah kedua,
menguji data dengan menggunakan software SmartPLS dari data yang
telah diperoleh dan dikumpulkan. Setelah itu akan didapatkan hasil dan
dilakukan pembahasannya. Lalu, langkah keempat adalah menarik
kesimpulan dan memberikan saran dari hasil analisis yang telah dilakukan.
51
Gambar 2.2: Kerangka berpikir
Kecocok
an
Produk
(X1)
Kepuas
an
Konsu
men
(X2)
Harga
(X3)
Label
isasi
Halal
(X4)
Biaya
Perpin
dahan
(X7)
Analisis Faktor-Faktor Perilaku Switching Pada Konsumen Dalam
Mengonsumsi Produk Kosmetik Halal Di Kota Depok
Brand Switching
(Y)
Kesimpulan dan Saran
Uji Partial Least Square
Hasil dan Pembahasan
Religiusi
tas
(X5)
Kuali
tas
Pelay
anan
(X6)
Faktor Internal Faktor Eksternal
Religiusitas
52
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian sementara terhadap rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Ho1: Kecocokan produk tidak berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal
Ha1: Kecocokan produk berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
2. Ho2: Kepuasan konsumen tidak berpengaruh signifikan
terhadap brand switching pada produk kosmetik halal
Ha2: Kepuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal
3. Ho3: Harga tidak berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
Ha3: Harga berpengaruh signifikan terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal
4. Ho4: Labelisasi halal tidak berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal
Ha4: Labelisasi halal berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
5. Ho5: Religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
Ha5: Religiusitas berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
53
6. Ho6: Kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal
Ha6: Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal
7. Ho7: Biaya perpindahan tidak berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal
Ha7: Biaya perpindahan berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas pengaruh kecocokan
produk, kepuasan konsumen, harga, labelisasi halal, religiusitas, kualitas
pelayanan dan biaya perpindahan terhadap brand switching produk
kosmetik halal. Dimana pada penelitian ini, yang menjadi variabel
independen nya adalah kecocokan produk, kepuasan konsumen, harga,
labelisasi halal, religiusitas, kualitas pelayanan dan biaya perpindahan.
Lalu yang menjadi variabel dependen nya adalah brand switching. Metode
survei sebagai metode primer penelitian ini terfokus pada penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan menyebarkan kuesioner kepada responden.
Metode kuantitatif ini berguna untuk mengetahui hubungan sebab akibat
antara variabel independen dengan variabel dependen. Responden yang
termasuk kategori dalam penelitian ini adalah semua responden yang
pernah melakukan brand switching pada produk kosmetik halal. Objek
penelitian nya adalah konsumen yang pernah mekakukan brand switching
pada produk kosmetik halal yang berada di Depok dengan waktu
penelitian yaitu pada bulan April – Mei 2018.
55
B. Metode penentuan sampel
a. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri
atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi pada
penelitian ini adalah semua penduduk Kota Depok yang pernah
melakukan brand switching pada produk kosmetik halal.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006). Pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling agar sampel yang nantinya diambil dengan cara
menyebarkan kuesioner dapat memecahkan permasalahan dalam
penelitian ini dan lebih khusus dan tepat sasaran dalam penyebaran
kuesioner nya. Pengertian purposive sampling sendiri adalah
teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa
pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh
nantinya bisa lebih representatif (Sugiyono, 2010). Dan teknik
purposive sampling merupakan teknik dari prosedur non
probability sampling yang pada dasarnya adalah teknik pemilihan
sampel ketika peneliti tidak memiliki data tentang populasi dalam
56
bentuk sampling frame dan peneliti kemudian memilih sampel
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dan penilaian peneliti untuk
mengarahkan sampel terpilih sesuai dengan tujuan penelitian
(Yamin dan Kurniawan, 2011).
Untuk pengambilan sampel dilakukan di daerah Depok dengan
dasar bahwa sampel yang diambil mewakili semua konsumen yang
pernah melakukan brand switching pada produk kosmetik halal.
Dikarenakan pada penelitian ini populasi nya tidak diketahui, maka
rumusnya menurut Wibisono dalam Riduwan dan Kuncoro (2014),
yaitu:
n = 2
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Zα = Ukuran tingkat kepercayaan, dengan α = 0,05
(tingkat kepercayaan 95% berarti Z½.95% = Z.
0,475 dalam tabel ditemukan 1,96)
σ = Standar deviasi
e = Standar error atau kesalahan yang dapat
ditoleransi (5% = 0,05)
Zα/2σ e
57
Dengan perhitungan:
n = 2
= 96,04 ≈ 100
Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang diambil
adalah 100 responden.
C. Metode pengumpulan data
a. Data primer
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
metode penyebaran kuesioner kepada responden. Kuesioner atau
dalam kata lainnya angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006).
Pernyataan pada kuesioner sendiri akan disiapkan oleh peneliti dimana
tiap pernyataan nya berkaitan dengan penelitian. Data primer pada
penelitian ini akan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada
masyarakat Depok yang pernah melakukan kegiatan brand switching
pada produk kosmetik halal. Skala Likert akan digunakan pada
penelitian ini dengan rentang skor 1-5. Skala Likert sendiri adalah
1,96/0,25 0,05
58
skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau
fenomena pendidikan (Djaali, 2008). Indeks dari skala Likert adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1: Skala likert
Kategori Skor Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang Setuju 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Angka 5 (lima) menunjukan tanggapan yang bersifat positif
(sangat setuju), sedangkan angka 1 (satu) menunjukan bahwa
responden memberikan tanggapan yang bersifat negatif (sangat tidak
setuju) terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga
peneliti tinggal mencari dan menggunakan data tersebut (Sarwono,
2006). Data sekunder yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
bersumber dari buku-buku, jurnal, dan media internet untuk
memperoleh informasi, serta data-data yang diperlukan.
59
D. Metode analisis data
Metode analisis datanya menggunakan software SmartPLS. PLS
(Partial Least Square) adalah metode analisis yang bersifat soft modeling
karena tidak mengasumsikan data dengan pengukuran skala yang tertentu,
dimana berarti jumlah sampelnya dapat lebih kecil atau dibawah dari 100
sampel (Ghozali, 2005). Kelebihan dari PLS adalah (Jogyanto dan
Abdillah, 2009):
1. Mampu memodelkan banyak variabel dependen dan variabel
independen (model komplek)
2. Mampu mengelola masalah multikolinieritas antara variabel
independen
3. Hasil tetap kokoh walaupun terdapat data yang tidak normal dan
hilang
4. Menghasilkan variabel laren independen secara langsung berbasis -
cross product yang melibatkan variabel laten dependen sebagai
kekuatan prediksi
5. Dapat digunakan pada konstruk reflektif dan formatif
6. Dapat digunakan pada sampel kecil
7. Tidak mensyaratkan data berdistribusi normal
8. Dapat digunakan pada data dengan tipe skala berbeda, yaitu:
nominal, ordinal dan kontinus
60
1. Model pengukuran (Outer Model)
Outer model digunakan untuk menilai reliabilitas dan
validitas suatu konstruk. Dimana uji reliabilitas digunakan untuk
mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau
mengukur konsistensi responden dalam menjawab butir-butir
pernyataan dalam kuesioner. Dan uji validitas dilakukan untuk
mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang
seharusnya diukur (Cooper dan Schindler, 2006). Outer model
dengan indikator reflektif dievaluasi dengan validitas convergent
dan discriminant dari indikator pembentuk konstruk laten dan
composite reliability serta cronbach alpha untuk blok indikatornya.
Sedangkan outer model dengan indikator formatif dievaluasi
dengan substantive contentnya yaitu dengan membandingkan
besarnya relative weight dan melihat signifikansi dari indikator
konstruk tersebut (Latan dan Ghozali, 2012). Uji yang dilakukan
pada outer model yaitu:
a. Convergent validity
Nilai untuk Convergent validity diharapkan > 0,5. Nilai
dari convergent validity adalah nilai loading faktor pada
variabel laten dengan indikator-indikator yang ada
(Vicenzo, 2010).
61
b. Discriminant validity
Discriminant validity diukur dengan dua tahap, yaitu
pertama melihat nilai cross loading untuk setiap variabel
harus > 0,70. Kedua dinilai berdasarkan pengukuran cross
loading dengan konstruk. Apabila korelasi konstruk dengan
item pengukurannya lebih besar daripada ukuran konstruk
lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten
memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada
blok lainnya (Ghozali, 2006).
c. Average variance extracted (AVE)
Dalam mengukur nilai discriminant validity dapat juga
dilakukan dengan membandingkan nilai square root of
Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan
nilai korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Nilai
AVE harus > 0,50 (Ghozali, 2006).
d. Reliability
Reliability diukur dengan dua kriteria, yaitu dengan
composite reliability dan diperkuat dengan cronbach alpha.
Nilai dari composite reliability diharapkan > 0,70. Dan nilai
dari cronbach alpha diharapkan > 0,70 untuk semua
konstruknya (Vicenzo, 2010).
62
2. Model struktural (Inner Model)
Inner model menggambarkan hubungan antara variabel
laten berdasarkan pada teori substantif. Inner model dianalisis
dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-
Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji t serta
signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural.
a. R square
Inner model dievaluasi dengan melihat persentase
varians yang dijelaskan oleh R2
untuk variabel dependen
dengan menggunakan ukuran stone-geisser Q-square test
dan juga melihat besarnya koefisien jalur struktural.
b. Q square
Q square atau stone-geisser mengukur seberapa baik
nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga
estimasi parameternya. Apabila nilai dari Q square lebih
besar dari 0, maka model mempunyai nilai predictive
relevance, sedangkan apabila nilai Q square kurang dari 0,
maka model kurang memiliki predictive relevance.
c. Goodness of fit (GoF)
Goodness of fit (GoF) dapat dihitung dengan
formula:
63
Keterangan:
Com : mean of communalities
R2 : mean of R
2
3. Model analisis persamaan struktural
Model analisis struktural yang dibangun dalam penelitian ini dari
perumusan masalah dapat dilihat pada gambar berikut:
64
Gambar 3.1: Model analisis struktural
Sumber: diolah dengan SmartPLS
4. Analisis hasil
Tahapan terakhir dari analisis data adalah analisis hasil atau
pengujian hipotesis dengan menggunakan smartpls. Untuk analisis
hasil atau pengujian hipotesis dilakukan dengan mengukur tingkat
signifikansi dalam mendukung hipotesis yang ada dengan cara
membandingkan nilai T-table dan T-statistic. Apabila nilai dari T-
65
statistic lebih besar dari nilai T-table, maka hipotesis dapat diterima
(Jogyanto dan Abdillah, 2009).
E. Operasional variabel penelitian
Tabel 3.2: Operasional variabel
Variabel Definisi Indikator Pernyataan
Brand
switching
Perpindahan
merek (brand
switching) adalah
pola pembelian
yang
dikarakteristikkan
dengan perubahan
atau pergantian
dari satu merek ke
merek yang lain.
1. Intention to
switch
(keinginan
berpindah)
2. Nilai
fungsional
3. Nilai
kesenangan
4. Nilai
simbolis
1. Saya memiliki
keinginan
berpindah merek
ke kosmetik halal.
2. Saya berpindah
ke merek
kosmetik halal
karena harganya
lebih murah.
3. Saya berpindah
ke merek
kosmetik halal
karena lebih
mudah
ditemukan.
4. Saya berpindah
ke merek
66
kosmetik halal
karena ingin
mencari variasi
yang baru.
5. Saya berpindah
ke merek
kosmetik halal
karena tidak puas
dengan merek
kosmetik
sebelumnya.
6. Saya berpindah
ke merek
kosmetik halal
karena sudah
terdapat label
halalnya.
7. Saya berpindah
ke merek
kosmetik halal
karena iklan dan
promosinya lebih
menarik.
67
Kecocoka
n produk
Kecocokan dalam
penggunaan suatu
produk (fitness
for use) adalah
apabila suatu
produk
mempunyai daya
tahan penggunaan
yang lama,
produk yang
digunakan akan
meningkatkan
citra atau status
konsumen yang
memakainya,
produknya tidak
mudah rusak,
adanya jaminan
kualitas (quality
assurance) dan
sesuai dengan
etika apabila
digunakan.
1. Rasa aman
1. Saya cocok
menggunakan
kosmetik halal
karena
kandungannya
yang aman.
2. Saya
menggunakan
kosmetik halal
karena tidak
mengandung
bahan kimia yang
dapat merugikan
saya.
68
Kepuasan
konsumen
Kepuasan
konsumen adalah
tingkat perasaan
seseorang setelah
membandingkan
kinerja atau hasil
yang ia rasakan
dibandingkan
dengan
harapannya.
1. Kepuasan
dalam
penggunaan
produk
2. Harapan
dalam
penggunaan
produk
1. Saya merasa
senang
menggunakan
merek kosmetik
halal.
2. Saya merasa
bangga
menggunakan
merek kosmetik
halal.
3. Merek kosmetik
halal memenuhi
harapan saya.
Harga Harga adalah
salah satu elemen
bauran pemasaran
yang
menghasilkan
pendapatan, harga
merupakan
elemen termudah
dalam program
pemasaran untuk
1. Keterjangka
uan harga
untuk
merebut
pangsa
pasar
2. Penetapan
harga untuk
sasaran
1. Harga merek
kosmetik halal
terjangkau
dengan
pendapatan saya.
2. Harga merek
kosmetik halal
sesuai dengan
kualitas, manfaat
dan hasilnya.
69
disesuaikan, fitur
produk, saluran,
dan bahkan
komunikasi
membutuhkan
lebih banyak
waktu.
3. Harga merek
kosmetik halal
dapat bersaing
dengan harga
merek kosmetik
yang umum di
pasaran.
Labelisasi
halal
Labelisasi halal
adalah
pencantuman
label pada
kemasan suatu
produk yang telah
dinyatakan dan
diindikasi halal
untuk
menunjukkan
bahwa suatu
produk tersebut
telah memiliki
status halal
product.
1. Keputusan
pembelian
2. Proses
pembuatan
3. Kepercayaa
n
1. Label halal
menjadi
pertimbangan
saya dalam
memilih produk
kosmetik.
2. Saya merasa
aman
mengkonsumsi
produk berlabel
halal.
3. Produk berlabel
halal tidak
mengandung
bahan-bahan
yang merugikan.
70
4. Produk berlabel
halal berkualitas.
5. Saya tidak ragu
untuk
mengkonsumsi
produk yang
berlabel halal.
Religiusit
as
Religiusitas
adalah sesuatu
yang dirasakan
sangat dalam,
yang bersentuhan
dengan keinginan
seseorang,
membutuhkan
ketaatan dan
memberikan
imbalan atau
mengikat
seseorang dalam
masyarakat.
1. Faktor
internal
2. Faktor
eksternal
1. Saya yakin akan
keberadaan
Tuhan Yang
Maha Esa sebagai
Sang Pencipta.
2. Saya percaya
dengan adanya
hari kiamat.
3. Saya berusaha
menjalankan
ibadah dengan
sebaik-baiknya.
4. Saya berusaha
memperdalam
ilmu Agama
dengan mengikuti
71
kegiatan-kegiatan
Agama.
Kualitas
pelayanan
Kualitas
pelayanan atau
service quality
adalah upaya
pemenuhan
kebutuhan dan
keinginan
konsumen serta
ketepatan
penyampaiannya
dalam
mengimbangi
harapan
konsumen.
1. Responsive
ness (daya
tanggap)
2. Tangibles
(bukti fisik)
3. Reliability
(keandalan)
1. Respon yang
cepat terhadap
keluhan
konsumen.
2. Karyawan/SPG
merek kosmetik
halal lebih sabar
dalam melayani
konsumen.
3. Karyawan/SPG
merek kosmetik
halal komunikatif
dalam menjawab
konsumen.
4. Penampilan
karyawan/SPG
merek kosmetik
halal menarik,
rapih dan sopan.
5. Sistem pelayanan
berbasis online
72
yang ditawarkan
oleh merek
kosmetik halal
memuaskan.
Biaya
perpindah
an
Biaya
perpindahan
(switching cost)
adalah “biaya
suatu waktu” atau
biaya yang
sewaktu-waktu
dikeluarkan oleh
konsumen pada
waktu tertentu.
1. Economic
risk cost
2. Evaluation
cost
3. Learning
cost
1. Jika beralih ke
kosmetik lain,
saya khawatir
biaya yang
dikeluarkan akan
lebih besar/lebih
mahal.
2. Jika beralih ke
merek kosmetik
lain, saya
khawatir hasilnya
tidak memuaskan.
3. Saya
membutuhkan
banyak waktu
untuk
mengevaluasi
merek kosmetik
lainnya jika ingin
73
beralih (seperti
melihat review di
media sosial
terlebih dahulu).
4. Saya akan
kehilangan
manfaat jika
beralih ke merek
kosmetik lain.
74
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Kota Depok adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Kota ini terletak tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta dan Bogor.
Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 60 19’00” – 60
28’00” Lintang Selatan dan 106043’00” – 106055’30” Bujur Timur.
Bentang alam Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran
rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140
meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15
persen. Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat,
mempunyai luas wilayah sekitar 20.029 ha. Adapun Batas Administrasi
Kota Depok adalah:
1. Utara : Prov. DKI Jakarta dan Kab. Tangerang (Provinsi Banten)
2. Selatan : Kab. Bogor (Provinsi Jawa Barat)
3. Barat : Kab. Bogor (Provinsi Jawa Barat) dan Kab. Tangerang
(Provinsi Banten)
4. Timur : Kab. Bekasi dan Kab. Bogor (Provinsi Jawa Barat)
Rincian jumlah penduduk Kota Depok adalah:
75
Tabel 4.1: Jumlah penduduk Kota Depok
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Jiwa)
Kecamatan Laki-laki (2016) Perempuan (2016)
Laki-laki dan
perempuan (2016)
Kota Depok 1 098 473 1 081 340 2 179 813
Sawangan 78 880 76 053 154 933
Bojongsari 63 508 61 539 125 047
Pancoran
Mas
132 807 131 135 263 942
Cipayung 81 500 78 882 160 382
Sukmajaya 144 520 146 747 291 267
Cilodong 79 183 77 559 156 742
Cimanggis 153 410 149 982 303 392
Tapos 136 242 134 848 271 090
Beji 105 331 102 678 208 009
Limo 55 823 54 452 110 275
Cinere 67 269 67 465 134 734
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Depok (2016)
Pada tahun 1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif
Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang
peresmiannya pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri dalam Negeri (H.
Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh belas)
Desa, yaitu:
76
1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu
Desa Depok, Desa Depok Jaya, Desa Pancoran Mas, Desa
Mampang, Desa Rangkapan Jaya, Desa Rangkapan Jaya Baru.
2. Kecamatan Beji, terdiri dari 5 (lima) Desa, yaitu: Desa Beji,
Desa Kemiri Muka, Desa Pondok Cina, Desa Tanah Baru,
Desa Kukusan.
3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu: Desa
Mekarjaya, Desa Sukma Jaya, Desa Sukamaju, Desa Cisalak,
Desa Kalibaru, Desa Kalimulya.
Selama kurun waktu 17 tahun Kota Administratif Depok
berkembang pesat baik dibidang Pemerintahan, Pembangunan dan
Kemasyarakatan. Khususnya bidang Pemerintahan semua Desa berganti
menjadi Kelurahan dan adanya pemekaran Kelurahan, sehingga pada
akhirnya Depok terdiri dari 3 (Kecamatan) dan 23 (dua puluh tiga)
Kelurahan, yaitu:
1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Kelurahan,
yaitu: Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya,
Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Rangkapan Jaya,
Kelurahan Rangkapan Jaya Baru.
2. Kecamatan Beji terdiri dari (enam) Kelurahan, yaitu:
Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Pondok
Cina, Kelurahan Kemirimuka,Kelurahan Kukusan,Kelurahan T
anah Baru.
77
3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11 (sebelas) Kelurahan,
yaitu: Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan Sukamaju,
Kelurahan Mekar Jaya, kelurahan Abadijaya, Kelurahan Bakti
Jaya, Kelurahan Cisalak, Kelurahan Kalibaru,
Kelurahan Kalimulya, Kelurahan Cilodong,
Kelurahan Jatimulya, Kelurahan Tirtajaya.
Perkembangan Kota Depok dari
aspek geografis, demografis maupun sumber pendapatan begitu pesat,
terutama di bidang administrator pembangunan. Ada beberapa indikator
yang dapat dipergunakan sebagai acuan tentang pertumbuhan ekonomi di
Kota Depok. Pertama, Indeks daya beli masyarakat Depok semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Sisi daya beli terjadi peningkatan indeks
daya beli dari 576,76 pada tahun 2006 menjadi 586,49 pada tahun 2009.
Kedua, capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Depok pada
tahun tahun 2009: 6,22%. Kontribusi paling dominan terhadap PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto) dan LPE, dari subsektor perdagangan
dan jasa. Ketiga, terjadi peningkatan dari tahun ke tahun pada peranan
sektor tersier, yaitu dari 50,42% pada tahun 2006 menjadi 52,77% pada
tahun 2009. Indikasi tersebut menandakan bahwa masyarakat Depok
sudah dapat memenuhi kebutuhan sektor primer maupun sekunder. Laju
ekonomi yang meningkat tersebut, telah menjadikan Depok sebagai kota
jasa dan perdagangan. Hal itu terlihat secara nyata dengan semakin
banyaknya layanan sektor jasa dan perdagangan yang bermunculan di
78
Kota Depok, seperti restauran, Mall, tempat-tempat usaha dan layanan jasa
lainnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2012 pertumbuhan
perekonomian Kota Depok mencapai 7,1%. Angka tersebut jauh melebihi
pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat sebesar 6,2%. Usaha jasa perorangan
di Depok turut mendorong laju pertumbuhan ekonomi sekitar 10,56
persen. Layanan jasa yang menyokong perekonomian Depok antara lain
dari jasa pencucian baju (laundry), servis motor, salon dan guru privat.
Usaha-usaha itu berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat
(www.wikipedia.org).
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik responden
a. Karakteristik responden berdasarkan usia
17 – 25 tahun : 40 orang
26 – 45 tahun : 51 orang
46 – 55 tahun : 16 orang
79
Gambar 4.1: Karakteristik responden berdasarkan usia
Sumber: Data primer diolah (2018)
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan responden yang berusia
17 – 25 tahun sebesar 40%, berusia 26 – 45 tahun sebesar 51% dan berusia
46 – 55 tahun sebesar 16%. Sehingga mayoritas respon yang diteliti
berusia 26 – 45 tahun sebesar 51%.
b. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Pelajar / Mahasiswa : 37 orang
Ibu Rumah Tangga : 35 orang
PNS : 25 orang
Karyawan Swasta : 10 orang
80
Gambar 4.2: Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Sumber: Data primer diolah (2018)
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan responden yang
pekerjaannya Pelajar / Mahasiswa sebesar 37%, Ibu Rumah Tangga
sebesar 35%, PNS sebesar 25% dan Karyawan Swasta sebesar 10%.
Sehingga mayoritas respon yang diteliti pekerjaannya adalah Pelajar /
Mahasiswa sebesar 37%.
c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
SMA : 37 orang
DIPLOMA : 27 orang
S1 : 43 orang
81
Gambar 4.3: Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
Sumber: Data primer diolah (2018)
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan responden yang
pendidkan terakhirnya SMA sebesar 37%, DIPLOMA sebesar 27% dan S1
sebesar 43%. Sehingga mayoritas respon yang diteliti pendidikan
terakhirnya adalah S1 sebesar 43%.
d. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan perbulan
0 – 3 juta : 43 orang
3 – 6 juta : 57 orang
6 – 9 juta : 7 orang
82
Gambar 4.4: Karakteristik responden berdasarkan pendapatan perbulan
Sumber: Data primer diolah (2018)
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan responden dengan
pendapatan perbulan 0 – 3 juta sebesar 43%, 3 – 6 juta sebesar 57% dan 6
– 9 juta sebesar 7%. Sehingga mayoritas respon yang diteliti pendapatan
perbulannya adalah 3 – 6 juta yaitu sebesar 57%.
83
2. Uji Partial Least Square (PLS)
Gambar 4.5: Diagram konstruk
Sumber: Data diolah dengan SmartPLS
Keterangan:
KP variabel kecocokan produk yang memiliki 2 indikator, KK variabel
kepuasan konsumen yang memiliki 3 indikator, H variabel harga yang
memiliki 3 indikator, LL variabel labelisasi halal yang memiliki 4
indikator, R variabel religiusitas yang memiliki 4 indikator , KPE
84
variabel kualitas pelayanan yang memiliki 5 indikator, BP variabel
biaya perpindahan yang memiliki 4 indikator dan BS variabel brand
switching yang memiliki 7 indikator. Arah panah antara indikator
dengan konstruk laten adalah menuju konstruk yang menunjukan
bahwa penelitian menggunakan indikator formatif yang bersifat
menyebabkan dan mendefinisikan karakteristik atau menjelaskan
konstruk.
a. Evaluasi Model Pengukuran (Outer model)
1) Uji Validitas
a. Validitas kovergen (convergent validity)
Nilai untuk validitas konvergen (convergent
validity) yang dianjurkan adalah outer loading > 0,5,
Communallity > 0,5 dan Average Variance Extracted
(AVE) > 0,5.
Tabel 4.2: Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)
Loading Factor
BP1 <- Biaya_pindah 0.752
BP2 <- Biaya_pindah 0.854
BP3 <- Biaya_pindah 0.776
BP4 <- Biaya_pindah 0.675
BS1 <- Brand_Switch 0.798
85
BS2 <- Brand_Switch 0.873
BS3 <- Brand_Switch 0.915
BS4 <- Brand_Switch 0.897
BS5 <- Brand_Switch 0.886
BS6 <- Brand_Switch 0.912
BS7 <- Brand_Switch 0.816
H1 <- Harga 0.793
H2 <- Harga 0.845
H3 <- Harga 0.814
KP1 <- Kecocokan_Prod 0.750
KP2 <- Kecocokan_Prod 0.970
KK1 <- Kepuasan_Kons 0.856
KK2 <- Kepuasan_Kons 0.904
KK3 <- Kepuasan_Kons 0.816
KPE1 <- Kualitas_pel 0.884
KPE2 <- Kualitas_pel 0.627
KPE3 <- Kualitas_pel 0.656
KPE4 <- Kualitas_pel 0.622
KPE5 <- Kualitas_pel 0.847
LL1 <- Label_halal 0.751
LL2 <- Label_halal 0.742
LL3 <- Label_halal 0.783
86
LL4 <- Label_halal 0.694
R1 <- Religiusitas 0.973
R2 <- Religiusitas 0.989
R3 <- Religiusitas 0.990
R4 <- Religiusitas 0.970
Sumber: Data diolah dengan SmartPLS
Berdasarkan tabel di atas, tidak ada indikator yang memiliki nilai
di bawah 0,5. Nilai indikator yang paling rendah ada pada indikator KPE4
dengan nilai sebesar 0.622 dan indikator yang memiliki nilai tertinggi R3
sebesar 0.990. Karena tidak ada indikator yang dibawah 0,5 nilainya,
berarti semua indikator valid dan ideal dalam mengukur konstruk
latennya, maka indikator dalam penelitian ini dinyatakan valid dan
penelitian dapat dilanjutkan.
b. Validitas Diskriminan (discriminant validity)
Untuk mengukur validitas diskriminan
(discriminant validity) adalah dengan membandingkan
akar AVE untuk setiap konstruk dengan korelasi antara
konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Model
mempunyai validitas diskriminan yang cukup jika akar
AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada
korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam
model (Abdillah dan Hartono, 2015).
87
Tabel 4.3: Latent Variable Correlations
Biaya_
pindah
Brand_
Switch
Harga
Kecocok
an_Prod
Kepuasa
n_Kons
Kuali
tas_p
el
Label_h
alal
Religi
usitas
Biaya_p
indah
1.000
Brand_
Switch
0.573 1.000
Harga 0.149 0.412 1.000
Kecocok
an_Prod
-0.093 -0.126 -0.106 1.000
Kepuas
an_Kon
s
0.023 -0.249 -0.277 0.245 1.000
Kualitas
_pel
0.336 0.437 0.294 -0.075 -0.267 1.000
Label_h
alal
0.225 0.435 0.176 -0.020 -0.035 -0.028 1.000
Religius
itas
0.209 0.262 -0.116 0.277 0.217 -0.043 0.174 1.000
Sumber: Data diolah dengan SmartPLS
88
Tabel 4.4: Square Root of AVE
AVE
Square Root of
AVE
Biaya_pindah 0.588 0.767
Brand_Switch 0.761 0.872
Harga 0.668 0.817
Kecocokan_Prod 0.752 0.867
Kepuasan_Kons 0.738 0.859
Kualitas_pel 0.542 0.736
Label_halal 0.552 0.743
Religiusitas 0.962 0.981
Korelasi maksimal konstruk biaya pindah dengan
konstruk lainnya adalah 0.573; sedangkan nilai akar AVEnya
adalah 0.767, maka konstruk biaya pindah memiliki validitas
diskriminan yang valid. Korelasi maksimal untuk konstruk
brand switch dengan konstruk lainnya adalah 0.437; sedangkan
nilai akar AVEnya adalah 0.872, maka konstruk brand switch
memiliki validitas diskriminan yang valid. Korelasi maksimal
89
untuk konstruk harga dengan konstruk lainnya adalah 0.294;
sedangkan akar AVEnya adalah 0.817, maka konstruk harga
memiliki validitas diskriminan yang valid. Selengkapnya,
setiap konstruk memiliki nilai akar AVE lebih besar dari
korelasi antar konstruk sehingga dapat disimpulkan bahwa
validitas diskriminan dari setiap variabel dalam penelitian ini
dapat tercapai.
2) Uji Reliabilitas
Untuk pengevaluasian nilai reliabilitas dapat dilihat dari
hasil Cronbach’s Alpha dan composite reliability dan nilai
Cronbach’s alpha dan composite reliability yang dapat diterima
yaitu > 0,7. Analisis terakhir yaitu Average Variance Extracted
(AVE), nilai AVE signifikan > 0,5.
Tabel 4.5: Overview
AVE
Composite
Reliability
Cronbachs
Alpha
Biaya_pindah 0.588 0.850 0.763
Brand_Switch 0.761 0.957 0.947
Harga 0.668 0.858 0.756
Kecocokan_Prod 0.752 0.857 0.724
Kepuasan_Kons 0.738 0.894 0.825
Kualitas_pel 0.542 0.852 0.805
90
Label_halal 0.552 0.831 0.738
Religiusitas 0.962 0.990 0.987
Sumber: Data diolah dengan SmartPLS
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat baik nilai composite
reliability maupun cronbachs alpha berada diatas 0,7, maka semua
variabel reliabel dan dapat diterima. Dan nilai AVE yang diperoleh
dari tabel di atas lebih besar dari 0,5 berarti pengukuran convergent
validity bagus dan laten variabel juga mampu menjelaskan varians
dari indikatornya, valid dan dapat diterima. Berarti penelitian dapat
dilanjutkan (Abdillah dan Hartono, 2015)
b. Evaluasi Model Struktural (Inner Model)
1) Uji Coefficient Determination (R2)
Nilai R2
digunakan untuk mengukur tingkat variasi
perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.
Semakin tinggi nilai R2
berarti semakin baik model
prediksi dari model penelitian yang diajukan. Kriteria
batasan nilai R2
ini terdiri dari tiga klasifikasi, yaitu R2
0,67 substansial, 0,33 moderat, dan 0,19 lemah (Abdillah
dan Hartono, 2015).
91
Tabel 4.6: R Square
R Square
Biaya_pindah
Brand_Switch 0.6191
Harga
Kecocokan_Prod
Kepuasan_Kons
Kualitas_pel
Label_halal
Religiusitas
Sumber: Data diolah dengan SmartPLS
Berdasarkan tabel diatas, biaya pindah, harga, kecocokan
produk, kepuasan konsumen, kualitas pelayanan, label halal dan
religiusitas menjelaskan variability konstruk brand switch sebesar
0,6191 atau 61,91%, sisanya 0,3808 atau 38,08% dijelaskan oleh
konstruk lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model penelitian
ini. Dan nilai ini termasuk kategori moderat menuju tinggi.
92
2) Uji Q2
Predictive Relevance
Tabel 4.7: Q square
Q²
Biaya pindah_
Brand switch 0.431
Harga
Kecocokan produk
Kepuasan
konsumen
Kualitas pelayanan
Label halal
Religiusitas
Sumber: Data diolah dengan SmartPLS
Berdasarkan perhitungan diatas, biaya pindah, harga,
kecocokan produk, kepuasan konsumen, kualitas pelayanan, label
halal dan religiusitas mampu menjelaskan variability konstruk
bramd switch dengan nilai Q2
sebesar 0,431. Merujuk Wold
(1989), variabel eksogen senilai Q2
> 0 mampu memprediksi
variabel endogennya dengan baik. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa variabel eksogennya cukup baik sebagai predictor variable.
93
3) Uji GOF (Goodness of Fit)
Untuk memvalidasi mode secara keseluruhan maka
dapat dilihat dari goodness of fit (GoF). Nilai GoF ini
terbentang antara 0 – 1 dengan interpretasi nilainya adalah
0,1 (GoF kecil), 0,25 (GoF moderat) dan 0,36 (GoF besar)
(Yamin dan Kurniawan, 2011). Yang mana rumus untuk
GoF adalah:
Nilai com bergaris atas adalah rata-rata communalities.
Nilai communalities didapatkan dari nilai loading factor
yang dikuadratkan. Nilai R2
bergaris atas adalah rata-rata
nilai R2. Sehingga:
GoF = √0.693 x 0.619
= 0,655 (GoF besar)
Dari nilai diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai GoF
yang didapat adalah 0,655 dan termasuk kedalam kategori GoF
besar sehingga model penelitian ini valid dan memiliki
performa yang baik.
c. Analisis Hipotesis
Ukuran signifikansi keterdukungan hipotesis dapat digunakan
perbandingan nilai t-table dan t-statistics pada tabel total effects.
94
Jika nilai t-statistics lebih tinggi dibandingkan nilai t-table, berarti
hipotesis terdukung. Untuk tingkat keyakinan 95% (alpha 5%)
maka nilai t-table adalah ≥1,96 (Hartono, 2008).
Tabel 4.8: Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
Biaya_pindah ->
Brand_Switch
0.352 0.345 0.067 0.067 5.233
Harga ->
Brand_Switch
0.221 0.219 0.068 0.068 3.222
Kecocokan_Prod ->
Brand_Switch
-0.073 -0.061 0.081 0.081 0.901
Kepuasan_Kons ->
Brand_Switch
-0.159 -0.152 0.068 0.068 2.343
Kualitas_pel ->
Brand_Switch
0.224 0.233 0.063 0.063 3.544
Label_halal ->
Brand_Switch
0.276 0.274 0.073 0.073 3.767
Religiusitas ->
Brand_Switch
0.230 0.224 0.069 0.069 3.336
Sumber: Data diolah dengan SmartPLS
95
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai
berikut:
1) Pengaruh kecocokan produk terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal.
Ho1: Kecocokan produk tidak berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal
Ha1: Kecocokan produk berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
Berdasarkan hasil uji T, dapat dilihat bahwa kecocokan
produk berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal. Dengan nilai t-statistik
sebesar 0.901 < 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa
Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, yaitu kecocokan produk tidak
berpengaruh signifikan terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ramadhani (2015) tentang Pengaruh Label Halal
Terhadap Brand switching Produk Kosmetik Dan Faktor-Faktor
Yang Memengaruhi Konsumen Mengkonsumsi Kosmetik Berlabel
Halal (Studi Kasus Karyawati Gedung Graha Menara Hijau,
Jakarta Selatan) dimana variabel kecocokan produk tidak
berpengaruh signifikan terhadap faktor-faktor yang memengaruhi
konsumen mengkonsumsi kosmetik berlabel halal.
96
2) Pengaruh kepuasan konsumen terhadap brand switching pada
produk kosmetik halal.
Ho2: Kepuasan konsumen tidak berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal
Ha2: Kepuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
Berdasarkan hasil uji T, dapat dilihat bahwa kepuasan
konsumen berpengaruh negatif signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal. Dengan nilai t-statistik
sebesar 2.343 > 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa
Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, yaitu kepuasan konsumen
berpengaruh signifikan terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal. Hasil ini sejalan dengan teori ekonomi mikro yaitu
marginal utility dimana konsumen akan berusaha memperoleh
kepuasan yang tinggi atau maksimal. Dan hasil penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Emelia (2013) yang
berjudul Pengaruh Atribut Produk, Kepuasan, Dan Variety Seeking
Terhadap Brand switching Konsumen Rinso Ke Merek Lain Di
Kota Padang, dimana pada penelitian ini variabel kepuasan
berpengaruh signifikan terhadap brand switching konsumen Rinso
ke merek lain di kota Padang. Penelitian lain yang sejalan dengan
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo dan
97
Maftukhah (2016) yang berjudul Analisis Pengaruh Perpindahan
Merek Melalui Harga, Iklan, dan Ketidakpuasan Konsumen,
dimana ketidakpuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap
perpindahan merek.
3) Pengaruh harga terhadap brand switching pada produk kosmetik
halal.
Ho3: Harga tidak berpengaruh signifikan terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal
Ha3: Harga berpengaruh signifikan terhadap brand switching pada
produk kosmetik halal
Berdasarkan hasil uji T, dapat dilihat bahwa harga
berpengaruh positif signifikan terhadap brand switching pada
produk kosmetik halal. Dengan nilai t-statistik sebesar 3.222 >
1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ho3 ditolak dan
Ha3 diterima, yaitu harga berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal. Hasil ini sejalan dengan
hukum permintaan dan penawaran dimana harga memiliki peran
yang sangat penting dan besar. Bunyi dari hukum permintaan
adalah, apabila harga naik maka jumlah barang yang diminta akan
mengalami penurunan, dan apabila harga turun maka jumlah
barang yang diminta akan mengalami kenaikan. Dan hukum
penawaran adalah, apabila harga mengalami kenaikan maka jumlah
98
barang yang ditawarkan akan naik, dan bila harga turun maka
jumlah barang yang ditawarkan turun. Hasil dari penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masitha dan
Suprihhadi (2014) berjudul Pengaruh Harga, Variasi Produk,
Ketidakpuasan Konsumen dan Iklan Pesaing Terhadap
Perpindahan Merek, dimana pada penelitian yang dilakukan ini
didapatkan hasil bahwa variabel harga berpengaruh signifikan
terhadap perpindahan merek.
4) Pengaruh labelisasi halal terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal.
Ho4: Labelisasi halal tidak berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
Ha4: Labelisasi halal berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
Berdasarkan hasil uji T, dapat dilihat bahwa labelisasi halal
berpengaruh positif signifikan terhadap brand switching pada
produk kosmetik halal. Dengan nilai t-statistik sebesar 3.767 >
1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ho4 ditolak dan
Ha4 diterima, yaitu labelisasi halal berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal. Hasil ini sejalan
dengan penelitian Herni dan Rama (2016) tentang The Ranking
Performance On Sharia Financial Institutions Based On Maqashid
99
Al-Shari’ah yang menerangkan bahwa Allah mensyari’atkan kita
untuk menghindari segala sesuatu yang haram untuk memelihara
kemaslahatan manusia dan tujuan tersebut hendak dicapai melalui
tuntutan (takhlif) yang pelaksanaannya tergantung pada
pemahaman sumber hukum yang utama yaitu Al-Qur’an dan
Hadis. Dan labelisasi halal dapat membuktikan bahwa produk
tersebut terjamin kehalalannya.
5) Pengaruh religiusitas terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal.
Ho5: Religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
Ha5: Religiusitas berpengaruh signifikan terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal
Berdasarkan hasil uji T, dapat dilihat bahwa religiusitas
berpengaruh positif signifikan terhadap brand switching pada
produk kosmetik halal. Dengan nilai t-statistik sebesar 3.336 >
1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ho5 ditolak dan
Ha5 diterima, yaitu religiusitas berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal. Hasil ini sejalan
dengan penelitian Hafiz (2017) tentang Pengaruh Islamic Branding
Dan Perilaku Religius Terhadap Kepuasan Konsumen Serta
Dampaknya Pada Loyalitas Konsumen Pada Produk Kosmetik
100
Wardah. Dimana seseorang yang memiliki tingkat religius yang
tinggi akan memilih poduk yang dapat memuaskan lahir dan
batinnya sehingga variabel religius dan kepuasan konsumen
berpengaruh secara simultan terhadap loyalitas konsumen.
6) Pengaruh kualitas pelayanan terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal.
Ho6: Kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal
Ha6: Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
Berdasarkan hasil uji T, dapat dilihat bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal. Dengan nilai t-statistik sebesar 3.544
> 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ho6 ditolak
dan Ha6 diterima, yaitu kualitas pelayanan berpengaruh signifikan
terhadap brand switching pada produk kosmetik halal. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rama (2017) berjudul An
Exploration Of Customers’ Switching Behavior In Islamic Banking
Industry, yang menerangkan bahwa variabel kualitas pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap perpindahan pelanggan Islamic
banks.
101
7) Pengaruh biaya perpindahan terhadap brand switching pada produk
kosmetik halal.
Ho7: Biaya perpindahan tidak berpengaruh signifikan terhadap
brand switching pada produk kosmetik halal
Ha7: Biaya perpindahan berpengaruh signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal
Berdasarkan hasil uji T, dapat dilihat bahwa biaya
perpindahan berpengaruh positif signifikan terhadap brand
switching pada produk kosmetik halal. Dengan nilai t-statistik
sebesar 5.233 > 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa
Ho7 ditolak dan Ha7 diterima, yaitu biaya perpindahan berpengaruh
signifikan terhadap brand switching pada produk kosmetik halal.
Sejalan dengan hasil penelitian Nisa, dkk (2013) tentang Pengaruh
Kepercayaan Merek, Switching Cost, Dan Kepuasan Konsumen
Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Pada Pengguna Ponsel Nokia
Pada Mahasiswa FISIP Universitas Diponegoro Angkatan 2010
Sampai 2012), dimana variabel switching cost berpengaruh positif
dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Penelitian lainnya
yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh Astini (2008)
yang menyatakan bahwa biaya beralih secara bersama-sama
dengan kepuasan dan kepercayaan memengaruhi loyalitas
pelanggan.
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecocokan produk
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap brand switching
pada produk kosmetik halal. Artinya apabila kecocokan seseorang
atau konsumen terhadap suatu produk kosmetik yang awalnya Ia
gunakan menurun, maka konsumen akan melakukan brand
switching ke produk kosmetik halal. Dan juga kecocokan produk
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap brand
switching produk kosmetik halal dikarenakan faktor kecocokan
produk seseorang berbeda satu dengan yang lainnya.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan konsumen
berpengaruh negatif signifikan terhadap brand switching pada
produk kosmetik halal. Artinya apabila kepuasan konsumen
terhadap suatu produk kosmetik yang awalnya Ia gunakan
menurun, maka konsumen akan brand switching ke produk
kosmetik halal. Dan kepuasan konsumen memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap brand switching dikarenakan apabila
seorang konsumen tidak puas terhadap suatu produk maka Ia akan
berpikir dua kali apakah Ia akan membeli ulang produk tersebut
103
kembali atau brand switching. Namun, kepuasan konsumen
terhadap suatu produk khususnya pada produk kosmetik juga
berbeda satu dengan yang lainnya.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif
signifikan terhadap brand switching pada produk kosmetik halal.
Artinya apabila harga produk kosmetik yang awalnya Ia gunakan
naik, maka konsumen akan brand switching ke produk kosmetik
halal. Dan harga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
brand switching dikarenakan harga merupakan salah satu kriteria
penting konsumen dalam memilih produk khususnya produk
kosmetik. Terkadang harga yang tinggi belum tentu memberikan
kualitas dan kecocokan yang diharapkan oleh konsumen dan harga
merupakan salah satu variabel yang juga tidak menentu
dikarenakan kecocokan harga seseorang terhadap suatu produk
khususnya produk kosmetik berbeda-beda.
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa labelisasi halal berpengaruh
positif signifikan terhadap brand switching pada produk kosmetik
halal. Artinya apabila semakin terjamin label halal nya, maka
konsumen akan brand switching ke produk kosmetik halal. Dan
labelisasi halal memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
brand switching produk kosmetik halal dikarenakan labelisasi halal
pada suatu produk kosmetik memberikan rasa aman konsumen.
Dengan adanya labelisasi halal konsumen merasa yakin bahwa
104
bahan-bahan yang terkandung dalam kosmetik tersebut halal dan
aman untuk digunakan.
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas berpengaruh
positif signifikan terhadap brand switching pada produk kosmetik
halal. Artinya apabila semakin religiusitas, maka konsumen akan
brand switching ke produk kosmetik halal. Dan religiusitas
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap brand switching
produk kosmetik halal dikarenakan apabila tingkat kereligiusan
atau keimanan seseorang tinggi, maka Ia akan memilih produk
yang pastinya sudah halal dengan adanya label halal, dimana pada
penelitian ini kosmetik halal sudah dijamin kehalalannya. Bahkan,
jika ternyata ada suatu produk yang telah digunakan nya dalam
keseharian tetapi ternyata tidak berlabelkan halal, ia tidak enggan
untuk berpindah ke merek lainnya yang sudah berlabelkan halal
sebagai pilihan terbaik untuk produk yang akan digunakan nya.
6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh positif signifikan terhadap brand switching pada
produk kosmetik halal. Artinya apabila kualitas pelayanan pada
produk kosmetik halal meningkat, maka konsumen akan brand
switching ke produk kosmetik halal. Dan kualitas pelayanan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap brand switching
produk kosmetik halal dikarenakan kualitas pelayanan yang buruk
membuat konsumen enggan untuk membeli maupun membeli
105
ulang produk kosmetik tersebut, karena konsumen mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu produk kosmetik salah satunya
adalah dari SPG produk kosmetik tersebut, yang mana apabila
kualitas pelayanannya buruk, maka konsumen pun akan berpikir
negatif terhadap produk kosmetik tersebut.
7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya perpindahan
berpengaruh positif signifikan terhadap brand switching pada
produk kosmetik halal. Artinya apabila biaya perpindahan naik,
maka konsumen akan brand switching, hal ini relatif tergantung
kepada biaya yang disanggupi oleh seseorang atau konsumen, gaya
hidup seseorang dan juga kecocokan produk. Dan biaya
perpindahan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap brand
switching produk kosmetik halal dikarenakan biaya perpindahan
merupakan salah satu kriteria yang penting apabila seseorang ingin
melakukan brand switching. Terkadang biaya perpindahan ini
tidak terjadi apabila seorang konsumen berpindah merek ke merek
serupa dengan harga jual yang sama atau lebih rendah, tetapi akan
terjadi biaya perpindahan apabila seorang konsumen berpindah
merek ke merek lain dengan harga yang lebih tinggi. Apalagi
apabila produk kosmetik halal sudah dijamin kehalalannya dan
kandungannya, maka konsumen tidak enggan untuk mengeluarkan
biaya perpindahan yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan.
106
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat
disampaikan oleh penulis adalah:
1. Untuk produsen-produsen kosmetik halal harus lebih gencar dalam
mempromosikan produk kosmetiknya agar masyarakat dapat
mengetahui keuntungan maupun kelebihan produk kosmetik halal
dan konsumen pun pada akhirnya akan banyak yang menggunakan
produk kosmetik halal. Hal ini dapat diwujudkan melalui
workshop, seminar maupun memanfaatkan media online yang ada
saat ini.
2. Untuk LPPOM MUI, harus mengajak serta produsen-produsen
kosmetik agar ingin membuat maupun berinovasi dengan
produknya agar semua produknya halal dan mendapatkan
sertifikasi halal yang sah dari LPPOM MUI dikarenakan pada
jaman sekarang minat beli masyarakat terhadap kosmetik sudah
sangat meningkat, jadi dengan adanya sertifikasi halal ini produsen
tidak hanya akan menarik konsumen yang beragama Islam saja
melainkan juga yang non Islam dikarenakan sertifikasi halal
memberikan jaminan bahan maupun keamanan produk kosmetik.
Sosialisasi-sosialisasi dapat dilakukan untuk menarik para
produsen kosmetik dalam mewujudkannya melalui media masa
seperti televisi, radio, koran maupun internet agar penyampaiannya
dapat diketahui oleh produsen kosmetik dan masyarakat dengan
107
mudah di era millennial ini.
3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan
sampel yang lebih besar lagi bukan hanya di Kota Depok saja agar
dapat lebih mewakili populasi yang ada, bahkan jika
memungkinkan di Indonesia. Dan untuk peneliti selanjutnya juga
diharapkan dapat meneliti dengan variabel yang lebih beragam
dikarenakan dari hasil penelitian yang didapat masih ada variabel
lain yang dapat memengaruhi brand switching produk kosmetik
halal.
4. Kecocokan produk harus bermakna bahwa responden akan mencari
produk yang makin lebih sesuai dan makin tinggi kehalalannya
serta makin tinggi keamanannya. Jadi, responden akan
menghasilkan keinginan untuk berpindah mencari brand switching
yang lebih baik, aman dan halal.
5. Religiusitas tidak boleh berdiri sendiri. Karena harus dikaitkan
dengan kosmetik halal.
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W dan Jogiyanto, H. M. 2009. Konsep Dan Aplikasi PLS (Partial Least
Square) Untuk Penelitian Empiris. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis UGM, Yogyakarta.
Ali, Herni dan Rama, Ali. (2016). “Peringkat Kinerja Lembaga Keuangan Syariah
Berdasarkan Maqashid Syariah”. Dialog Vol. 39, No.2, pp.139 – 154.
A, Potter dan Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Astini, Rina. (2008). “Mediasi Dan Pengaruh Switching Cost Terhadap Loyalitas
Pelanggan GSM”. Journal The WINNERS, Vol. 9 No. 2, pp.161-179.
Aziz, Roikhan Mochamad. (2015). “Teori H dalam Islam Sebagai Wahyu dan
Turats”. Jurnal UIN Syarif Hidayatullah.
Aziz, Roikhan Mochamad. (2015). “Hahslm Islamic Economic Methodology”.
Proceeding ICOSEC: Developing Countries Readiness Toward Global
Universitas Negri Solo, Surakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2016. Factors of Internal, External And Religiosity To
Influence Lecture Performance By Peer Review Teaching on HAHSLM
Approach. The 3rd International Conference on Socio-Cultural
Relationship and Education Pedagogy Learning Science Bali
Burhanuddin. 2011. Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikat
Halal. Malang: UIN Maliki Press.
109
Burnham, T.A., Frels, J.K., Mahajan, Vijay. (2003). “Consumer Switching Cost :
A Typology, Antecedents, And Consequences”. Journal of The Academy
of Marketing Science Vol. 31. No.2 .
Cooper, Donald R dan Pamela, S. Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis, Volume
1. PT Media Global Edukasi: Jakarta.
Djaali, 2008. Skala likert. Jakarta: Pustaka Utama.
Djaslim, Saladin. 2003. Manajemen Pemasaran. Bandung: Linda Karya.
Emelia, Siska. (2013). “Pengaruh Atribut Produk, Kepuasan, Dan Variety Seeking
Terhadap Brand Switching Konsumen Rinso Ke Merek Lain Di Kota
Padang”. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, Padang.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:
Badan Penerbit UNDIP.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hafiz, Muhammad. (2017). “Pengaruh Islamic Branding Dan Perilaku Religius
Terhadap Kepuasan konsumen Serta Dampaknya Pada Loyalitas
Konsumen Pada Produk Kosmetik Wardah”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hartono. (2008). SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hartono, J.M dan Abdillah, Willy (2015). Partial Least Square (PLS), Alternatif
Structural Equation Modeling (SEM) dalam penelitian bisnis.
Jalaluddin. 2005. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
110
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kapferer, J.N. 2002. Strategi Brand Management New Approaches to Creating
and Evaliating Brand Eqity. The Free: New York.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Nomor
HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011.
Kettani, H. (2010). “World Muslim Population. Proceeding og the 8th
Hawaii
International Conference on Arts and Humanities, Honolulu Hawaii”.
Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat: Jakarta.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga.
Latan, H., and Ghozali, I. 2012a. Partial Least Squares: Concept, Technique and
Application SmartPLS 2.0 M3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Masitha, Merry Agil dan Suprihhadi, Heru. (2014). “Pengaruh Harga, Variasi
Produk, Ketidakpuasan Konsumen Dan Iklan Pesaing Terhadap
Perpindahan Merek”. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1.
M. Nasution, 2005. Total Quality Management. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Mohd Yusoff, H. (2004), “Halal certification scheme, Standard & Quality News”
Vol. 11, pp.4-5.
Musri, Mustabsyirah dan Rama, Ali. (2015). “Analisis Perilaku Deposan
111
Perbankan Di Indonesia (Studi Kasus Bank Syariah Dan Konvensional)”.
The Journal of Tauhidinomics Vol. 1 No. 1: 1-34.
Nashori, Fuad dan Rachmy Diana Mucharam. 2002. Mengembangkan Kreativitas
dalam Perspektif Psikologi Islam. Jogyakarta: Menara Kudus.
Nasrullah, Muhammad. (2015). “Islamic Branding, Religiusitas dan Keputusan
Konsumen Terhadap Produk”. Jurnal Hukum Islam (JHI), Vol 13, No 2.
Nisa, Harum Amalun., Farida, Naili dan Dewi, Reni Shinta. (2013). “Pengaruh
Kepercayaan Merek, Switching Cost, Dan Kepuasan Konsumen Terhadap
Loyalitas Konsumen (Studi Pada Pengguna Ponsel Nokia Pada Mahasiswa
FISIP Universitas Diponegoro Angkatan 2010 Sampai 2012).
DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC, pp.1 – 8.
Peter, J. Paul and Jerry C Olson. 2010. Consumer Behavior and Marketing
Strategy. Ninth Edition. New York: McGraw Hill.
Rama, Ali. (2014). “Analisis Kesesuaian Konstitusi Ekonomi Indonesia Terhadap
Ekonomi Islam”. Al-Iqtishad: Vol. VI No. 1, pp.22 – 52.
Rama, Ali. (2016). “Konstruksi Indeks Keislaman Ekonomi dan Kajian
Empirisnya di Indonesia”. Jurnal Bimas Islam Vol.9, No.III, PP 557-594.
Rama, Ali. (2017). “An Exploration Of Customers’ Switching Behavior In
Islamic Banking Indsutry”. Journal of Islamic Monetary Economics and
Finance, Vol.2, No.2, pp.251 – 286.
Ramadhani, Dyah Ayu Ninda. (2015). “Pengaruh Label Halal Terhadap Brand
Switching Produk Kosmetik Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Konsumen Mengkonsumsi Kosmetik Berlabel Halal (Studi Kasus
112
Karyawati Gedung Graha Menara Hijau, Jakarta Selatan)”. Departemen
Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2014. Analisis Jalur. Cetakan ke enam.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, Prof, Dr. 2006. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukmawati, Lili. (2006). “Analisis Pengaruh Label Halal Terhadap Brand
Switching (Kasus Produk Kosmetik Wardah)”. Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sulistyo, Budhi Ade dan Maftukhah, Ida. (2016). “Analisis Pengaruh Perpindahan
Merek Melalui Harga, Iklan, Dan Ketidakpuasan Konsumen”.
Management analysis journal 5 (2), pp.96 – 103.
Suwarni dan Mayasari, Septina Dwi. (2011). “Pengaruh Kualitas Produk dan
Harga terhadap Loyalitas melalui Kepuasan Konsumen”. JURNAL
EKONOMI BISNIS, TH. 16, NO. 1, pp.76 – 84.
Tjiptono, Fandi dan Chandra, Gregorius. 2005. Service Quality Satisfaction.
Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Ofset.
UU No. 7 tahun 1996.
Vincenzo et,.al. (2010). Handbook of Partial Least Square. Springer-Verlag
113
Berlin Heidelberg.
Yamin, Sofyan dan Kurniawan, Heri. (2011). Generasi Baru Mengolah Data
Penelitian denga Partial Least Square Path Modeling. Jakarta: Penerbit
Salemba Infotek.
https://www.bps.go.id
http://kemenperin.go.id
http://khazanah.republika.co.id
http://www.republika.co.id
http://lifestyle.kompas.com
https://www.kompasiana.com
https://www.marketingweek.com
https://economy.okezone.com
https://wikipedia.org
114
LAMPIRAN
115
KUESIONER
Tanggal Pengisian:
Responden yang terhormat.
Nama saya Maisa Fatimah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Saya sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir (skripsi)
yang berjudul “Analisis faktor-faktor perilaku switching pada konsumen
dalam mengonsumsi produk kosmetik halal di Kota Depok”. Dimohon
kesediaan responden untuk mengisi seluruh kuesioner ini secara jujur dan
lengkap. Semua informasi yang diterima sebagai hasil kuesioner ini bersifat
rahasia dan digunakan untuk kepentingan akademis. Atas pertisipasi Anda saya
ucapkan terima kasih.
Identitas Responden
Nama :
Usia :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan {beri tanda ceklis (√)} : ( ) Pelajar/Mahasiswa
( ) Ibu Rumah Tangga
( ) PNS
116
( ) Karyawan Swasta
( )Tidak/Belum bekerja
( ) Lainnya
Pendidikan terakhir {beri tanda ceklis (√)} : ( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) DIPLOMA
( ) S1
( ) S2
( ) Lainnya
Pendapatan perbulan {beri tanda ceklis (√)} : ( ) 0 – 3 juta
( ) 3 – 6 juta
( ) 6 – 9 juta
( ) > 9 juta
SCREENING QUESTION
Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban dan tuliskan jawaban
singkat.
1. Apakah dalam kurun waktu 6 bulan ini, anda pernah menggunakan produk
kosmetik halal?
a. Ya b. Tidak (STOP, terima kasih)
117
2. Apakah sebelumnya Anda pernah berpindah merek pada produk kosmetik
halal?
a. Ya b. Tidak (STOP, terima kasih)
3. Apa nama kosmetik halal yang Anda gunakan terakhir kali?..........
4. Dari alasan berikut, mana yang menjadi alasan Anda beralih merek
kosmetik ke kosmetik yang halal? (Jawaban dapat lebih dari satu)
a. Kenaikan harga pada produk
b. Produknya bermutu
c. Adanya label halal
d. Kemasannya bagus
e. Cocok untuk saya
f. Citra merek produk kosmetik
g. Mengikuti ajaran Islam dalam penggunaan produk halal
h. Tergantung situasi
i. Hanya coba-coba
j. Lainnya (Sebutkan jika ada):..........
PERTANYAAN BAGIAN II
Berilah tanda silang (X) pada kolom yang sesuai dengan persepsi Saudara/i
mengenai
pernyataan tersebut. Skala respon adalah sebagai berikut:
118
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
1. Kecocokan Produk
No Pernyataan
Respon
STS TS KS S SS
1
Saya cocok menggunakan kosmetik
halal karena kandungannya yang
aman.
2
Saya menggunakan kosmetik halal
karena tidak mengandung bahan
kimia yang dapat merugikan saya
119
2. Kepuasan Konsumen
No Pernyataan
Respon
STS TS KS S SS
1
Saya merasa senang menggunakan
merek kosmetik halal
2
Saya merasa bangga menggunakan
merek kosmetik halal
3
Merek kosmetik halal memenuhi
harapan saya
3. Harga
No Pernyataan
Respon
STS TS KS S SS
1
Harga merek kosmetik halal
terjangkau dengan pendapatan saya.
2 Harga merek kosmetik halal sesuai
dengan kualitas, manfaat dan
120
hasilnya.
3
Harga merek kosmetik halal dapat
bersaing dengan harga merek
kosmetik yang umum di pasaran.
4. Labelisasi Halal
No Pernyataan
Respon
STS TS KS S SS
1
Label halal menjadi pertimbangan
saya dalam memilih produk
kosmetik.
2
Saya merasa aman mengkonsumsi
produk berlogo halal.
3
Produk berlabel halal tidak
mengandung bahan-bahan yang
merugikan.
4 Produk berlabel halal berkualitas.
5 Saya tidak ragu untuk
mengkonsumsi produk yang
121
berlabel halal.
5. Religiusitas
No Pernyataan
Respon
STS TS KS S SS
1
Saya yakin akan keberadaan Tuhan
Yang Maha Esa sebagai Sang
Pencipta.
2
Saya percaya dengan adanya hari
kiamat.
3
Saya berusaha menjalankan ibadah
dengan sebaik-baiknya.
4
Saya berusaha memperdalam ilmu
Agama dengan mengikuti kegiatan-
kegiatan Agama.
122
6. Kualitas Pelayanan
No Pernyataan
Respon
STS TS KS S SS
1
Respon yang cepat terhadap keluhan
konsumen.
2
Karyawan/SPG merek kosmetik
halal lebih sabar dalam melayani
konsumen.
3
Karyawan/SPG merek kosmetik
halal komunikatif dalam menjawab
konsumen.
4
Penampilan karyawan/SPG merek
kosmetik halal menarik, rapih dan
sopan.
5
Sistem pelayanan berbasis online
yang ditawarkan oleh merek
kosmetik halal memuaskan.
123
7. Biaya Perpindahan
No Pernyataan
Respon
STS TS KS S SS
1
Jika beralih ke merek kosmetik lain,
saya khawatir biaya yang
dikeluarkan akan lebih besar (lebih
mahal).
2
Jika beralih ke merek kosmetik lain,
saya khawatir hasil nya tidak
memuaskan.
3
Saya membutuhkan banyak waktu
untuk mengevaluasi merek kosmetik
lainnya jika ingin beralih (seperti
melihat review di media sosial
terlebih dahulu).
4
Saya akan kehilangan manfaat jika
beralih ke merek kosmetik lain.
124
8. Brand Switching
No Pernyataan
Respon
STS TS KS S SS
1
Saya memiliki keinginan berpindah
merek ke kosmetik halal.
2
Saya berpindah ke merek kosmetik
halal karena harganya lebih murah.
3
Saya berpindah ke merek kosmetik
halal karena lebih mudah
ditemukan.
4
Saya berpindah ke merek kosmetik
halal karena ingin mencari variasi
yang baru.
5
Saya berpindah ke merek kosmetik
halal karena tidak puas dengan
merek kosmetik sebelumnya
6 Saya berpindah ke merek kosmetik
halal karena sudah terdapat label
125
halal nya.
7
Saya berpindah ke merek kosmetik
halal karena iklan dan promosi nya
lebih menarik.
TERIMA KASIH
126
HASIL KUESIONER
N
o
K
P
1
K
P
2
K
K
1
K
K
2
K
K
3
H
1
H
2
H
3
L
L
1
L
L
2
L
L
3
L
L
4
R
1
R
2
R
3
R
4
K
P
E
1
K
P
E
2
K
P
E
3
K
P
E
4
K
P
E
5
B
P
1
B
P
2
B
P
3
B
P
4
B
S
1
B
S
2
B
S
3
B
S
4
B
S
5
B
S
6
B
S
7
1 5 5 5 5 5 4 5 5 2 5 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4
3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2
4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4
5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4
6 4 3 4 3 3 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5
7 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4
8 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
9 5 5 5 5 5 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 3 3 3 3 3 2 3 3
1
0 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4
1
1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 3 3 3 3 3 4
1 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4
127
2
1
3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4
1
4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4
1
5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4
1
6 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 3 4 3 3 4 4
1
7 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4
1
8 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 3 3 4 4
1
9 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4
2
0 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4
2
1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4
2
2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5
2
3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5
128
2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 3 4 3 3 4 4
2
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
2
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
2
7 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5
2
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
2
9 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4
3
0 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4
3
1 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
3
2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5
3
3 5 4 5 5 5 3 4 4 2 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 3 3 3 2 3 3
3
4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4
129
5
3
6 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4
3
7 4 5 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4
3
8 4 5 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
3
9 5 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4
0 5 5 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4
4
1 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 3 4 4
4
2 5 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5
4
3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4
4
4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4
4
5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4
4
6 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4
130
4
7 4 5 5 5 5 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 3 3 3 3 3 2 3 3
4
8 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4
4
9 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4
5
0 4 4 4 4 5 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 3 4 4 4 4 3 4 4
5
1 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4
5
2 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4
5
3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4
5
4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4
5
5 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4
5
6 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
5
7 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
5 4 4 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
131
8
5
9 4 4 5 4 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4
6
0 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
6
1 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4
6
2 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
6
3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
6
4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
6
5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
6
6 5 5 4 5 4 4 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6
7 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6
8 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6
9 5 5 5 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
132
7
0 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
7
1 5 5 4 5 5 3 4 4 3 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
7
2 5 5 5 5 4 3 4 4 2 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
7
3 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
7
4 4 5 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4
7
5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
7
6 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
7
7 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
7
8 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
7
9 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
8
0 4 4 5 4 4 4 5 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5
8 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5
133
1
8
2 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5
8
3 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5
8
4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4
8
5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5
8
6 5 5 4 4 4 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5
8
7 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5
8
8 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5
8
9 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5
9
0 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5
9
1 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5
9
2 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
134
9
3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5
9
4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5
9
5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5
9
6 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 5 5 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4
9
7 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5
9
8 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5
9
9 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5
1
0
0 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4
1
0
1 4 4 5 5 5 3 5 5 2 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 3 4 3 2 4 4
1
0
2 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 3 3 4 4 5 3 3 5
135
1
0
3 5 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 3 3 4 5 4 3 4 4
1
0
4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 5 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4
1
0
5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 3 5 5
1
0
6 4 4 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4
1
0
7 4 5 5 5 5 3 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4