repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/puji...

200
ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh: Puji Ayu Lestari NIM 1112013000066 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: vuongtuyen

Post on 05-Aug-2019

245 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM KEGIATAN

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA

KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Puji Ayu Lestari

NIM 1112013000066

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

i

ABSTRAK

Puji Ayu Lestari, NIM 1112013000066, “Ilokusi dan Perlokusi dalam Kegiatan

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Kota

Tangerang”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembimbing Dr. Nuryani, M. A.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi

dan perlokusi antara guru dan siswa serta siswa dan siswa dalam kegiatan

pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kota

Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif untuk mendeskripsikan data berupa tindak tutur dalam kegiatan

pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kota

Tangerang. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan teknik rekam

dan pencatatan data (transkrip data), setelah itu dilanjutkan dengan kartu data

untuk memudahkan klasifikasi dan pengecekan data, terakhir adalah analisis.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 156 temuan data berdasarkan

beberapa bentuk tindak tutur ilokusi, yaitu : 1) Ilokusi Direktif, 106 temuan data;

2) Ilokusi Ekspresif, 24 temuan data; 3) Ilokusi Asertif, 17 temuan data; 4) Ilokusi

Komisif, 6 temuan data; 5) Ilokusi Deklarasi, 3 temuan data, dan juga 156 temuan

data tindak tutur perloksi. Berdasarkan temuan data tersebut dapat disimpulkan

bahwa tindak tutur ilokusi yang paling dominan muncul pada kegiatan

pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tangerang adalah

ilokusi direktif, dan yang paling sedikit muncul adalah tindak tutur ilokusi

deklarasi.

Kata Kunci: Ilokusi, Perlokusi, Pembelajaran Bahasa.

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

ii

ABSTRACT

Puji Ayu Lestari, NIM 1112013000066, “Ilocution and perlocution in

Indonesian Language Learning Activities in Class XI Students of Tangerang City

High School 3”. Indonesian Language and Literature Education Departement,

Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta, Nuryani, M. A advisor.

The purpose of this study is to describe the form of illocutionary and

perlocutionary speech acts between teachers and students with students in

Indonesian language learning activities in class XI Tangerang 3 State Junior

High School. The method used in this study is descriptive qualitative method to

describe data in the form of speech acts in Indonesian languange learning

activities in class XI Tangerang 3 State Junior High School. The data analysis

technique in this study is by recording techniques and recording data (transcript

of data), after that, it is continue with a data cards to facilitate data collection and

data checking, the one last is analysis.

Based on the results of the study found 156 data findings were found based

on several acts of illocutionary speech acts, namely: 1) Directive Ilocution, 106

data findings; 2) Expressive Illocution, 24 data findings; 3) Assertive Ilocution,

17 data finding; 4) Communicative Illusion, 6 data findings; 5) Declaration

Illocution, 3 data findings, and also 156 findings of perlocutive speech act data.

Related to the data findings it can be concluded and it is undeniable that the most

dominant ilocutionary speech acts that appeared in Indonesian language learning

activities in class XI of 3 Tangerang City State Junior High School is directive

illocutionary, and the least appearing is declaration illocution speech acts.

Keywords: Illocutionary, Perlocution, Language Learning.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah

memberikan taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah berikan

kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya

sampai akhir zaman.

Adapun penulisan skripsi ini diajukan untuk mendapat gelar sarjana

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam menyelesaikan skripsi ini,

penulis banyak menerima saran, petunjuk, bimbingan, dan masukan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak,

khususnya kepada:

1. Dr. Sururin, M. Ag sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang selalu mengarahkan dan memberikan

semangat.

3. Dr. Nuryani, M. A sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan ilmunya

kepada penulis.

4. Dr. Makyun Subuki, M. Hum dan Dra. Mahmudah Fitriyah Z. A, M. Pd

selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk

skripsi penulis, yang sudah banyak meluangkan waktu untuk proses

menjadi lebih baik skripsi penulis.

5. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen di

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama

mengikuti perkuliahan.

6. Terima kasih untuk Pak Mulyadi yang senang hati terus membantu,

terima kasih Pak.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

iv

7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan

dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kepala sekolah SMAN 3 Kota Tangerang Bapak Dr. Arbani, M. Si

yang telah memberikan izin dan kesempatan penulis untuk

melaksanakan penelitian.

9. Guru Bahasa Indonesia Ibu Robianah, M. Pd yang telah memberikan

banyak cerita tentang pelajaran dan cara pembelajaran Bahasa

Indonesia, sehingga dengan mudah penulis mengumpulkan data.

10. Teristimewa untuk Bapak Jamasri dan Ibu Siti Alkomah yang selalu

menyayangi, merawat, menasehati, mendo’akan saya disetiap

sembahyangnya maupun di shalat sepertiga malamnya, dan mendukung

saya dalam setiap proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas jerih

payahnya yang telah berusaha menyekolahkan saya, sampai menjadikan

saya sarjana. Lebih dari terima kasih. Terima kasih Ibu. Terima kasih

Bapak.

11. Untuk kakak dan adik yang telah mendukung saya, Mas Koko, Novi

dan Nova. Terima kasih selalu mengingatkan dan memberikan

semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Untuk Faisal Amar selaku sepupu yang minta namanya dicantumkan

dalam kata pengantar ini juga berhasil bikin penulis greget untuk cepat

menyelesaikan skripsi ini, terima kasih loh.

13. Untuk sahabat saya Pitri Puspita Dewi dan keluarga yang sudah

bersedia memberikan ruang di rumahnya untuk menginap selama

pengambilan data di sekolah dan selalu menemani saya dalam suka-

duka penulisan skripsi ini. Terima kasih nene (Pitri Puspita Dewi).

14. Untuk sahabat saya Selvia Anggraini, Wirda Makiyah, dan Titih

Sundari yang selalu ada dan menyemangati saya, terutama Wirda yang

selalu jadi teman dalam hal mengurus surat-menyurat persyaratan

sidang.

15. Untuk sahabat saya Retno Ayu Kartiko Sari, yang selalu mau dan sabar

banget menemani saya untuk mengurus urusan kuliah saya. Terima

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

v

kasih untuk selalu bersedia menolong saya dikala duka. Terima kasih

yu.

16. Untuk para sahabat lainnya, Ahsani Aulia Vadhlillah, Achdi

Febriansyah, Adfian Yulio Pangestu, Dede Wahyudi, Rahayu Purnama

Sari, Harisda Budiana, yang selalu menampar saya dengan pertanyaan

“kapan?” terima kasih. Terima kasih banyak untuk kalian yang selalu

ada disaat suka-duka. Terima kasih selalu ada disaat saya membutuhkan

kalian. Terima kasih untuk selalu menghibur dan menyemangati saya.

Terima kasih untuk kalian.

17. Teruntuk Styo D. Pratama, lebih dari terima kasih atas apa yang selalu

kamu berikan. Terima kasih untuk kamu yang selalu memanjangkan

sabarnya, mengecilkan ego dan marahnya, memberikan nasehat dan

semangatnya, dan juga waktu yang selalu diluangkanya. Terima kasih

atas dukungannya selama ini. Terima kasih selalu ada dalam suka dan

duka. Terima kasih kesayangan.

18. Terima kasih untuk Afny Irfani, Haiza Hazrina, dan Bernika Liana yang

juga membantu selesainya saya menyelesaikan tugas akhir ini, sangat

terima kasih.

19. Teman-teman mahasiswa FITK angkatan 2012 khususnya mahasiswa

PBSI kelas B yang telah membantu saya dengan berbagai dengan

berbagai pendapat dan tenaganya yang berkaitan dengan penulisan

skripsi ini.

20. Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang tak

bisa disebutkan satu per satu, karena telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini. Ungkapan kata memang takkan cukup untuk

kebaikan kalian semua. Semoga Allah SWT memberikan balasan

dengan segala kebaikan dan pahala yang berlipat.

Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, baik dari segi isi, susunan kalimat dan sistematika

penulisannya. Maka dari itu, penulis berharap ada kritik dan saran yang

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

vi

membangun demi perbaikan selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan

sebelumnya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi masukan yang

positif dalam rangka meningkatkan mutu pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

di negeri ini.

Tangerang, 13 Maret 2019

Penulis,

Puji Ayu Lestari

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ..... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 4

D. Perumusan Masalah ................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ......................................................................... 6

1. Pragmatik ........................................................................... 6

2. Tindak Tutur....................................................................... 7

3. Jenis-jenis Tindak Tutur .................................................... 8

4. Konteks Situasi Ujar (Komponen Tindak Tutur) .............. 15

5. Pragmatik sebagai Bahan Pengajaran Bahasa ................... 18

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 24

B. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 24

C. Metode Penelitian ..................................................................... 24

D. Sumber Data ............................................................................. 25

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 26

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 27

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

viii

G. Instrumen Penelitian ................................................................. 28

BAB IV PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 30

B. Pembahasan ............................................................................... 32

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................... 53

B. Saran .......................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 55

UJI REFERENSI

LAMPIRAN

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Contoh Tabel Analisis Ilokusi dan Perlokusi dalam Kegiatan

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri

3 Kota Tangerang ..........................................................................29

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Transkip Data Tindak Tutur dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tangelrang

Lampiran 2 : Tabel analisis Ilokusi dan Perlokusi dalam Kegiatan Pembelajaran

Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Kota

Tangerang pada Pertemuan Pertama dan Kedua

Lampiran 3 : Lembar Uji Refererensi

Lampiran 4 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 5 : Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah

Lampiran 6 : RPP Teks Cerita Ulang Biografi

Lampiran 7 : Biografi Penulis

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah alat pemersatu. Bahasa merupakan lambang bunyi yang

dihasilkan oleh alat ucap. Oleh sebab itu, bahasa disebut alat dalam

berkomunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berguna bagi kebutuhan

setiap manusia dalam menyampaikan suatu maksud ujaran, dalam

mengekspresikan perasaan dan pikiran antara penutur dan petutur. Sesuai dengan

kebiasaan Searle dan yang lainnya serta untuk mudahnya, yaitu menyatakan orang

yang menyapa dengan n („penutur‟) dan orang yang disapa dengan t („petutur‟).1

Sebuah fakta bahwa manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

komunikasi yang sangat vital dalam kehidupannya. Manusia menggunakan bahasa

untuk menyampaikan segala sesuatu yang ingin disampaikannya terhadap lawan

tuturnya. Hal tersebut pun berlaku sebaliknya pada lawan tuturnya, yaitu dengan

memberikan umpan balik terhadap penuturnya. Tanpa menggunakan bahasa

seseorang tidak akan dapat bersosial, bahkan mungkin juga tidak akan dapat

memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut menjelaskan bahwa dalam kehidupan

bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial memiliki hubungan dan interaksi

yang erat dengan sesamanya. Pada dasarnya, komunikasi merupakan aktfitas yang

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, karena manusia adalah

makhluk sosial.

Seseorang tidak akan salah memaknai suatu ujaran, jika antara penutur dan

petuturnya memiliki pemahaman dan pengetahuan yang sama. Hal inilah yang

dipelajari dalam ilmu pragmatik, yaitu memaknai suatu ujaran berdasarkan

konteksnya. Saat seseorang melakukan suatu ujaran, secara tidak langsung orang

tersebut juga telah melakukan suatu tindakan, biasa disebut dengan tindak tutur

dalam ilmu pragmatik. Tindak tutur adalah apa-apa yang dilakukan oleh

seseorang dalam bertutur.

1 Geoffrey Leech, Prinsip-prinsip Pragmatik. (Jakarta: UI Press, 2011), h. 19.

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Pandangan John L. Austin mengenai bahasa, telah menimbulkan pengaruh

besar di bidang filsafat maupun linguistik. Austin adalah yang pertama kali

mengungkapkan gagasan bahwa bahasa dapat digunakan untuk melakukan

tindakan melalui perbedaan antara ujaran konstatif dan ujaran performatif.

Perbedaan antara ujaran konstatif dan ujaran performatif yang dikemukakan

Austin kemudian di ganti dengan pengklasifikasian rangkap tiga terhadap tindak-

tindak. Beberapa tindak tutur, diantaranya tindak tutur lokusi, ilokusi, dan

perlokusi.2

Tindak tutur ini seringkali kita jumpai dalam percakapan sehari-hari, seperti

di rumah, di sekolah, di kantor, dan lain-lainnya. Salah satu contoh yang dapat

diambil adalah percakapan dalam ruang lingkup pembelajaran. Percakapan dalam

ruang lingkup pembelajaran di kelas antaranya adalah guru dan siswa serta siswa

dan siswa. Peristiwa tutur dalam pembelajaran di sekolah ini merupakan salah

satu bentuk komunikasi yang berlangsung di kelas, guna demi tercapainya tujuan

pembelajaran. Komunikasi antara guru dan siswa serta siswa dan siswa, bukan

hanya mengeluarkan sebuah tuturan saja, melainkan ada maksud atau tindakan

didalam tuturan tersebut. Inilah yang dimaksud dengan adanya tindak tutur dalam

suatu ujaran.

Tindak tutur yang sering terjadi dalam sebuah Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) dapat dicontohkan sebagai berikut “Ruang kelasnya kotor sekali yah”

merupakan tuturan guru kepada siswanya saat memasuki ruang kelas, yang

melihat lantai kelasnya banyak sekali sampah dari sisa makanan siswa saat

istirahat sebelum pembelajaran dimulai, hal ini bisa jadi tidak lebih adalah bukan

sebuah ucapan pathik yang tujuannya sekadar untuk mengisi kekosongan saja.

Akan tetapi, tuturan tersebut mengandung makna yang tersembunyi atau makna

lain yang dikehendaki penutur terhadap petutur. Kalimat dalam tuturan tersebut

merupakan tindak tutur lokusi, yakni tindakan untuk menyatakan sesuatu.

Sedangkan, tujuan dari tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi, yakni

tindakan yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu menuturkan sesuatu.

2 Louise Cummings, Pragmatik sebuah Perspektif Multidisipliner, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2007), h. 8-9.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Tuturan tersebut bertujuan untuk memberikan perintah kepada seluruh siswa agar

ruang kelas tersebut segera di bersihkan dan untuk selalu menjaga kebersihan.

Efek dari tuturan guru kepada siswanya itu adalah salah seluruh siswa tersebut

mengambil sampah-sampah yang berserakan di lantai dan ada pula yang

mengambil sapu dengan menyapunya. Tindakan yang dilakukan oleh siswa

tersebut merupakan efek dari tuturan guru kepada siswanya yang disebut sebagai

tindak tutur perlokusi, yakni sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang

seringkali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya.

Interaksi ini merupakan komunikasi linguistik, yaitu satu pihak berperan

sebagai penutur dan pihak lainnya sebagai petutur, begitu pun sebaliknya. Proses

perubahan dari penutur menjadi petutur terjadi begitu saja sebagai suatu peristiwa

yang biasa dan wajar. Oleh karena itu, banyak orang yang tidak tahu bahwa

dirinya dalam bertutur juga telah melakukan sebuah tindakan, terlebih ia tak harus

tahu terlebih dahulu tindak tutur apa yang ingin atau sedang ia gunakan. Tanpa

sepengetahuan itu pula, sebenarnya setiap orang sering melakukan tindak tutur

seperti lokusi, ilokusi dan perlokusi.

Pemaparan di atas, merupakan hasil dari pengamatan penulis saat Praktik

Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di sekolah. Banyak ditemukannya tindak tutur

antara guru dan siswa serta siswa dan siswa dalam pembelajaran di kelas. Tanpa

pernah mereka sadari, bahwa mereka telah melakukan ketiga tindak tutur tersebut

dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, mereka sudah terbiasa bertindak tutur tanpa

harus tahu tindak tutur apa yang sedang mereka gunakan. Akan tetapi,

ketidaktahuan seseorang akan tindak tutur apa yang mereka gunakan pada saat

bertutur itu tidak menghambat mereka untuk tetap berkomunikasi di setiap

harinya.

Pembahasan mengenai tindak dalam setiap tuturan akan lebih lanjut dibahas

dalam teori tindak tutur. Ada beberapa tokoh terkemuka terkait teori tindak tutur,

misalnya J. L. Austin, J. R. Searle, dan G. N. Leech. Pada kesempatan kali ini,

peneliti hanya akan membahas mengenai tindak tutur khususnya tindak tutur

ilokusi menurut pandangan Searle dan tindak tutur perlokusi. Adapun judul yang

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

peneliti buat adalah “Ilokusi dan Perlokusi dalam Kegiatan Pembelajaran Bahasa

Indonesia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tangerang”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Situasi tindak tutur yang muncul dalam kegiatan pembelajaran Bahasa

Indonesia pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 kota Tangerang.

2. Jenis tindak tutur ilokusi dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia

pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 kota Tangerang.

3. Ilokusi dan perlokusi yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran Bahasa

Indonesia pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 kota Tangerang dikaitkan

dengan konteks. `

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah dengan dibatasi pada tindak tutur

ilokusi dan perlokusi, partisipan dibatasi pada guru dan siswa serta siswa dan

siswa yang terlibat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk tindak

tutur ilokusi dan perlokusi antara guru dan siswa serta siswa dan siswa dalam

kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3

Kota Tangerang?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk tindak

tutur ilokusi dan perlokusi antara guru dan siswa serta siswa dan siswa dalam

kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kota

Tangerang.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

di bawah ini:

1. Manfaat teoretis

a. Penulis, sebagaimana penulis memperoleh ilmu baru.

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas ilmu pragmatik,

khususnya teori-teori tindak tutur serta membantu penelitian-

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan tindak tutur.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan alternatif dalam

menentukan metode dan bahan ajar pada pembelajaran Bahasa

Indonesia dalam meningkatkan kemampuan materi menulis teks

cerita ulang.

b. Bagi siswa, penelitian ini dapat mempermudah siswa untuk

memahami tuturan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis

teks cerita ulang.

c. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai

referensi penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan tindak

tutur.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pragmatik

Istilah pragmatik pertama kali muncul dari seorang filosof pada tahun

1938 yang bernama Charles Morris. Definisi pragmatik juga dikemukakan

oleh Morris sendiri yang mengatakan bahwa pragmatik adalah telaah

mengenai hubungan antara lambang dan penafsirnya.1 Sama halnya dengan

yang dikemukakan Verhaar mengenai pragmatik, menurut Verhaar pragmatik

merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas tentang apa yang

termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dengan

petutur, dan pengacuan tanda-tanda bahasa pada hal-hal ekstralingual yang

dibicarakan.2 Dengan kata lain, pragmatik berusaha mencari makna yang

terkandung di dalam ujaran berupa makna tersirat. George Yule juga

mengatakan bahwa dengan bermacam makna, pragmatik adalah kajian makna

“yang tidak terlihat”, atau bagaimana kita mengetahui apa yang dimaksud

bahkan ketika makna tersebut sebenarnya tidak dikatakan atau ditulis.3

Beberapa definisi mengenai pragmatik, yang hampir semuanya bermuara

pada pendapat bahwa pragmatik mengkaji bahasa sebagaimana digunakan

dalam konteks tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah pemahaman

ataupun pengetahuan yang sama antara penutur dan petutur dalam memahami

sebuah ujaran. Jika tidak ada kesamaan pemahaman antara penutur dan

petutur, maka maksud yang ingin diutarakan tidak akan tercapai. Kesamaan

pengetahuan antara penutur dan petutur merupakan hal yang paling penting

dalam memahami maksud suatu ujaran.

1 Bambang Kaswanti Purwo, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak Kurikulum 1984,

(Yogyakarta: Kanisius, 1990), h. 15. 2 J. W. M. Verhaar, Asas-Asas Linguistik Umum, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

1996), h. 14. 3 George Yule, Kajian Bahasa; Edisi Kelima, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 188.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Jadi, pragmatik adalah telaah umum tentang cara menafsirkan kalimat

dalam suatu konteks. Artinya, pragmatik mencari hubungan antara bahasa dan

maksud yang terkandung di dalamnya. Hubungan keduanya dimaksudkan

untuk menemukan tafsiran yang sesuai dengan konteksnya.

2. Tindak Tutur

The modern study of speech acts begins with Austin (1962) engaging

monograph How to Do Things With Words, the published version of his

William James Lecture delivered at Harvard in 1955. The widely cited

work starts with the observation that certain sorts of sentence, e. g., I

christen the ship the Joseph Stalin; I now pronounce you man and wife,

and the like, seem deigned to do something, here no christen and wed,

respectively, rather than merely to say something.4

(Teori tindak tutur speech acts berawal dari ceramah yang disampaikan

oleh Austin pada tahun 1955 di Universitas Harvard yang kemudian

diterbitkan pada tahun 1962 dengan judul How to Do Things with Word.

Austin memulai penelitiannya melalui beberapa kalimat pendek seperti “Saya

membaptis bahwa kapal ini bernama Joseph Stalin; Saya sekarang

menyatakan bahwa kalian adalah suami istri”, dari kalimat tersebut sama

halnya melakukan sesuatu. Pada contoh membaptis dan menikahkan, masing-

masing merupakan mengatakan sesuatu. Jadi pada dasarnya ketika seseorang

mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu).

Pada pragmatik, tuturan merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks

situasi tutur, sehingga aktivitasnya disebut tindak tutur. Menurut Nababan,

tindak tutur (spech act) merupakan entitas yang bersifat sentral dalam

pragmatik. Oleh karena sifatnya yang sentral, tindak tutur bersifat pokok

dalam pragmatik. Mengujarkan sebuah tuturan tersebut bisa dipandang

sebagai melakukan tindakan (mempengaruhi, menyuruh) di samping memang

mengucapkan atau mengujarkan tuturan itu.5 Sama halnya dengan apa yang

dikatakan Elizabeth Black dalam bukunya Stilistika Pragmatis, istilah speech

act tidaklah merujuk hanya pada tindakan berbicara saja, tetapi merujuk pada

4 Laurence R. Horn dan Gregory Ward, The Handbook of Pragmatics, (UK: Blackwell Publishing,

2004), h. 54. 5 P. W. J. Nababan, Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya), (Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, 1987), h. 28.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

keseluruhan situasi komunikasi, termasuk didalamnya konteks dari ucapan

serta ciri-ciri paralinguistik yang bisa memberikan kontribusi bagi makna dari

interaksi.6

Maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ketika seseorang

mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Penuturlah yang

sesungguhnya bertindak dengan memaksimalkan tuturannya untuk mencapai

tujuan tertentu dan tujuan dari tindak tutur dinyatakan sukses jika apa yang

diinginkan oleh penutur itu tercapai. Tindakan-tindakan yang terjadi karena

disebabkan oleh suatu tuturan ini berakibat pada tindakan yang dilakukan

oleh petutur. Hal ini dikarenakan ada ujaran yang ingin dicapai penutur ketika

tuturan itu diberikan kepada si petutur.

3. Jenis-jenis Tindak Tutur

Tindakan yang ditampilkan dengan menghasilkan suatu tuturan akan

mengandung tiga tindak yang saling berkaitan, seperti yang dikatakan oleh

Austin, yakni lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Menurut Austin dalam Louise

Cummings, tindak lokusi kira-kira sama dengan pengujaran kalimat tertentu

dengan pengertian dan acuan tertentu, yang sekali lagi kira-kira sama dengan

“makna” dalam pengertian tradisional. Selama penutur yang berkata „Anjing

galak itu ada di kebun‟ sedang berusaha memproduksi kalimat yang

maknanya didasarkan pada acuan anjing dan kebun tertentu dalam dunia luar,

maka penutur ini sedang memproduksi tindak lokusi Austin. Namun

demikian, dalam memproduksi tindak lokusi kita juga melakukan berbagai

tindak ilokusi, seperti memberitahu, memerintah, mengingatkan,

melaksanakan dan sebagainya, yakni ujaran-ujaran yang memiliki daya

(konvensional) tertentu. Bagi Austin, tujuan penutur dalam bertutur bukan

hanya untuk memproduksi kalimat-kalimat yang memiliki pengertian dan

acuan tertentu. Bahkan, tujuannya adalah untuk menghasilkan kalimat-

kalimat semacam ini dengan pandangan agar memberikan kontribusi jenis

gerakan interaksional tertentu pada komunikasi. Misalnya, dalam berujar

“Anjing galak itu ada di kebun”, penutur sedang melakukan tindak ilokusi

6 Elizabeth Black, Stilistika Pragmatis, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2011), h. 37.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

dalam bentuk memperingatkan seseorang agar tidak masuk ke dalam kebun.

Hal ini merupakan peringatan daya ilokusi ujaran itu. Akhirnya, kita mungkin

juga „melakukan beberapa tindak perlokusi; apa yang kita hasilkan atau capai

dengan mengatakan sesuatu, seperti meyakinkan, membujuk, mengahalangi.

Jika dengan mengujarkan “Anjing galak itu ada di kebun”, penutur berhasil

menghalangi si petutur untuk masuk ke dalam kebun. Maka, melalui ujaran

ini, penutur telah melakukan suatu tindak perlokusi.7

Berdasarkan gagasan pendahulunya, yakni Austin, Searle menyatakan

bahwa pada praktik penggunaan bahasa yang sesungguhnya itu terdapat tiga

macam tindak tutur atau speech act itu secara berturut-turut dapat disebutkan

seperti berikut ini: (1) tindak lokusi (locution acts), (2) tindak ilokusi

(ilocution acts), (3) tindak perlokusi (perlocution acts). Tindak tutur lokusi

adalah tindak tutur dengan kata, frasa, dan kalimat, sesuai dengan makna

yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu sendiri. Adapun tindak tutur

lokusi itu dapat dinyatakan dengan ungkapan, the acts of saying something.

Di dalam tindak lokusi ini sama sekali tidak dipermasalahkan ihwal maksud

tuturan yang disampaikan oleh penutur. Jadi sekali lagi perlu dikatakan

bahwa tindak lokusi itu adalah tindak penyampaian informasi yang

disampaikan oleh penutur. Selanjutnya, yang kedua adalah tindak ilokusi atau

ilocution acts. Tindak ilokusi ini merupakan tindak melakukan sesuatu

dengan maksud dan fungsi tertentu di dalam kegiatan bertutur yang

sesungguhnya. Tindak tutur ilokusi dapat dinyatakan dengan ungkapan dalam

bahasa Inggris, the act of doing something. Jadi, ada semacam daya atau force

di dalamnya yang dikuatkan oleh makna dari sebuah tuturan. Terakhir adalah

tindak perlokusi atau perlocution acts. Tindak tutur perlokusi ini merupakan

tindak menumbuhkan pengaruh kepada petutur oleh penutur. Tindak tutur

perlokusi dapat dinyatakan dengan ungkapan dalam bahasa Inggris, the act of

affecting someone. 8

7 Louise Cummings, Op. Cit., h. 9-10.

8 R. Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2009), h. 20.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Sedangkan menurut Elizabeth Black, menjelaskan bahwa ― A locutionary

act is the production of a well-formed utter/ance in whatever language one is

speaking. The illocutionary act is the meaning of wishes to communicate: the

illocutionary force we attach to a locutionary act is the meaning we intend to

convey. The perlocutionary act is the effect of our words.―9(Tindak tutur

lokusi merupakan hasil dari ujaran yang baik dalam bahasa apapun orang

tersebut berbicara. Tindak tutur ilokusi merupakan arti atau maksud

seseorang melakukan komunikasi. Sedangkan tindak tutur perlokusi

merupakan efek dari ujaran tersebut).

Maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis tindak tutur itu berupa tindak

tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi. Lokusi ialah ujaran yang keluar dari mulut

seseorang. Tuturan ini hanya memberikan informasi atau pernyataan tanpa

ada maksud lain. Jadi, tindak tutur lokusi ini hanya berupa bentuk dari

ujarannya tersebut. Sedangkan ilokusi, tidak hanya berupa bentuk dari ujaran

tersebut, melainkan adanya maksud atau tujuan yang ingin dicapai dalam

sebuah tuturan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam ujaran yang

dibuat oleh si penutur mengandung arti atau maksud yang ingin disampaikan

kepada si petutur dalam berkomunikasi. Berbeda pula dengan perlokusi,

yakni tidak hanya berupa bentuk ujaran dan maksud yang ingin disampaikan

itu sendiri, melainkan adanya pengaruh terhadap si petuturnya. Pengaruh

tersebut secara tidak langsung menimbulkan suatu tindakan. Akan tetapi,

kajian teori yang akan menjadi landasan penelitian ini ialah tindak tutur

ilokusi dan tindak tutur perlokusi.

Pada bidang pragmatik dan sosiopragmatik, tindak tutur yang disebut

kedua (the act of doing something) atau ilokusi itulah yang banyak

dipelajari.10

Menurut F. X. Nadar, ilokusi adalah apa yang ingin dicapai oleh

penuturnya pada waktu menuturkan sesuatu dan dapat merupakan tindakan

menyatakan, berjanji, minta maaf, mengancam, meramalkan, memerintah, ,

meminta, dan lain sebagainya. Tindak ilokusi dapat dikatakan sebagai tindak

9 Elizabeth Black, Pragmatic Stilistics, (Edinburgh: Edinburgh University Press, 2006), h. 17.

10 R. Kunjana rahardi, Op. Cit,.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

terpenting dalam kajian dan pemahaman tindak tutur.11

Karena, tindak ilokusi

ini sulit diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa

penutur dan lawan tutur, kapan dan di mana tindak tutur itu terjadi.

I cal then these classes of uttarance, classifed according to their

illocutionary force, by the following more- or—less rebarbattive names.12

a. Verdictives

b. Exercitivies

c. Commissives

d. Behabitivies (a shocker this)

e. Expositives

We shall take them in order, but first I wil give a rough idea of each.

The first, verdictivies, are typified by the giving of verdict, as the name

implies, by a jury, arbitrator, or umpire. But they need be final; they may

be, for example, an astimate, reckoning, or apparaisal. It is essentially

giving a finding as to something –fact, or value –which is for different

reasons hard to be certain about.

The second, exercitives, are the exerciting of powers rights, or

influence. Examples are appointingvoting, ordering, urging, advising,

warning, &c.

The third, commissives, are typified bya promising or otherwise

undertaking; they commit you to doing something, but include also

declarations or announcements agintention, which are not promises, and

also declarations or announcements ogintention, which are not promises,

and also rather vague things which we may call espousals, as for

example, siding with. They have abvious connexions with verdictives and

exercitives.

The fourth, behabitivies, are a very miscellaneous group, and have

to do with attitudes and social behaviour. Example are apologizing,

congratulating, commending, condoling, curcing, and challanging.

The fifth, expositivies are difficult to define. They make plain how

our utterances fit into the course of an argument or conversation, how we

are using word, or in general, are expository. Examples are ‗I reply‘, ‗I

argue‘, ‗I concede‘, ‗I illustrate‘, ‗I assume‘, ‗I postulate‘. We should be

cleaar from the start that there are still wide possibilities of marginal or

awkward cases, or of overlaps.

Austin mengungkapkan ilokusi dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu:13

1. Verdictives, yaitu tindakan sebuah bahasa yang ditandai dengan

adanya suatu keputusan seperti yang dilakukan oleh wasit atau juri.

11

F. X. Nadar, Pragmatik dan Penelitian Pragmatik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 14. 12

J. L. Austin, How to do Things with Word, (Cambrige: Harvard University Press, 1962), h. 150-

163. 13

Ibid.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Berikut ini contoh tindakan bahasa yang termasuk verdictives:

membebaskan, menghukum, memutuskan, menyangka, menafsirkan,

memahami, mengirakan, memerintah, menghitung, memperkirakan,

menempatkan, menetapkan tempat, menentukan tanggal, mengukur,

menilai, melukiskan, menganalisa.

2. Exercitivis, jenis ini adalah tindakan bahasa yang merupakan akibat

adanya kekuasaan, hak, atau pengaruh. Contohnya: menunjuk,

memberi suara, memerintahkan, memaksakan, menasehati,

memperingati, menamai, mengarahkan, menghukum, mewariskan,

memproklamirkan.

3. Commisives, jenis ini adalah tindakan bahasa yang ditandai dengan

adanya perjanjian atau perbuatan. Tindakan bahasa ini membuat si

pembicara melakukan sesuatu. Tindakan ini berhubungan erat dengan

verdictives dan exercitivis. Contohnya: berjanji, melaksanakan,

bersumpah, menyetujui, melibatkan/ memperjuangkan,

mengumumkan, melawan, bertaruh, mempertahankan, mengawinkan.

4. Behabitives, jenis ini adalah tindakan bahasa yang merupakan

kelompok campuran dan harus dilaksanakan dengan sikap dan

tingkah laku sosial. Contohnya: memaafkan, memberi selamat,

menghargai, memberi salam duka, mengutuk, menantang.

5. Exopositives, jenis ini adalah tindakan bahasa yang sulit

didefinisikan, karena tindakan bahasa ini menyederhanakan ucapan-

ucapan serta penggunaan kata-kata agar selaras dengan suatu

argumentasi atau percakapan. Dengan kata lain, tindakan bahasa ini

digunakan dalam memberi keterangan yang menyangkut pengurai

pendapat, pengarahan, dan penjelasan mengenai adat istiadat.

Contoh: „aku menjawab‟, „aku membantah‟, „aku mengizinkan‟, „aku

menggambarkan‟, „aku mengasumsikan‟, „aku mengendalikan‟.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Searle mengklasifikasikan tindak tutur ilokusi berdasarkan beberapa

kriteria. Secara garis besar pembagian Searle adalah sebagai berikut14

:

a. Asertif (Assertive)

Bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang

diungkapkan, misalnya menyatakan (stating), menyarankan

(suggesting), membual (boasting), mengeluh (complaining), dan

mengklaim (claiming).

b. Direktif (Directive)

Bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat

pengaruh agar si petutur melakukan tindakan, misalnya memesan

(ordering), memerintah (commending), memohon (requesting),

menasehati (advising), dan merekomendasi (recommending).

c. Ekspresif (Expressive)

Bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan

sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya berterima

kasih (thanking), memberi selamat (congratulating), meminta maaf

(pardoning), menyalahkan (blaming), memuji (praising), dan

berbelasungkawa (condoling).

d. Komisif (Commissive)

Bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran,

misalnya berjanji (promising), bersumpah (vowing), dan

menawarkan sesuatu (offering).

e. Deklarasi (Declaration)

Bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan,

misalnya berpasrah (resigning), memecat (dismissing), membabtis

(christening), memberi nama (naming), mengangkat (appointing),

mengucilkan (excommunicating), dan menghukum (sentencing).

14

R. Kunjana Rahardi, PRAGMATIK; Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Erlangga, 2010), h. 35-36.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Menurut Geoffrey Leech pada tingkatan paling umum, fungsi-fungsi

ilokusi dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis sesuai dengan hubungan

fungsi-fungsi tersebut dengan tujuan-tujuan sosial berupa pemeliharaan

perilaku yang sopan dan terhormat: 15

1. Kompetitif (Conmpotituve)

Tujuan ilokusi bersaing dengan tujuan sosial. Misalnya,

memerintah, meminta, menuntut, mengemis.

2. Menyenangkan (Convival)

Tujuan ilokusi sejalan dengan tujuan sosial. Misalnya

menawarkan, mengajak/ mengundang, menyapa, mengucapkan

terimakasih, mengucapkan selamat.

3. Bekerja Sama (Collaboration)

Tujuan ilokusi tidak menghiraukan tujuan sosial. Misalnya,

menyatakan, melapor, menyatakan, melapor, mengumumkan,

mengerjakan.

4. Bertentangan (Conflictive)

Tujuan ilokusi bertentangan dengan tujuan sosial. Misalnya,

mengancam, menuduh, menyumpahi dan memarahi.

Setelah beberapa paparan mengenai pengklasifikasian ilokusi dari para

ahli dikemukakan di atas. Peneliti memutuskan untuk menggunakan jenis

ilokusi yang dikemukakan oleh Searle dalam menganalisis objek tindak tutur

ilokusi. Hal tersebut dikarenakan pembagian ilokusi oleh Searle dinilai lebih

sesuai dalam menganalisis objek tuturan yang terjadi dalam tuturan guru

dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa

Indonesia, bila ditinjau dari segi pengklasifikasian fungsi tuturan. Selain itu,

teori Searle juga dianggap lebih dapat melengkapi teori tindak tutur

pendahulunya yang juga gurunya yakni J. L. Austin. Selain ilokusi, dalam

penelitian ini peniliti juga akan menganalisis tindak tutur perlokusi. Jadi,

dalam penelitian ini tindak tutur yang akan dianalisis hanya dua, yaitu tindak

15

Geoffrey Leech, Op. Cit., h.162.

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

tutur ilokusi dan perlokusi yang dituturkan oleh guru dan siswa serta siswa

dan siswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia.

4. Konteks Situasi Ujaran (Komponen Tindak Tutur)

Pada suatu peristiwa tutur, sekurang-kurangnya ada dua orang dalam

situasi komunikasi. Fungsi penutur dapat berubah jadi petutur, begitu pula

petutur bisa menjadi penutur dalam konteks tertentu. Sifat konteks yang

utama adalah dinamis, berubah. Konteks berubah dari saat ke saat. 16

Dell Hymes dalam Abdul Chaer dan Leoni Agustina, seorang pakar

sosiolinguistik terkenal menyatakan bahwa suatu peristiwa tutur harus

memenuhi delapan komponen, yang bila huruf-huruf pertamanya

dirangkaikan menjadi akronim SPEAKING. Kedelapan itu adalah17

:

S = Setting and scene

p = Participants

E = Ends: Purpose and good

A = Act sequences

K = Key: tone or spirit of act

I = Instrumentalities

N = Norms of Interactionand Interpretation

G = Genres

Setting and scene. Setting di sini berkenaan dengan waktu dan tempat

tutur berlangsung. Sedangkan scene, mengacu pada situasi tempat dan waktu,

atau situasi psikologis pembicaraan. Waktu, tempat, dan situasi tuuturan yang

berbeda dapat menyebabkan penggunaan variasi bahasa yang berbeda.

Berbicara di lapangan sepak bola pada waktu ada pertandingan sepak bola

dalam situasi yang ramai, tentu berbeda dengan pembicaraan di ruang

perpustakaan pada waktu orang membaca dan dalam keadaan sunyi. Di

16

Anas Yasin, Tindak Tutur; sebuah Model Gramatika Komunikatif. (Padang: Sukabina Press,

2010), h. 50. 17

Abdul Chaer dan Leoni Agustina, Sosiolinguistik; Perkenalan Awal (Edisi Revisi), (Jakarta:

Rineka Cipta, 2004), h. 48-49.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

lapangan sepak bola kita bisa berbicara keras-keras, tapi di ruang

perpustakaan harus seperlahan mungkin.

Participants adalah pihak-piihak yang terlibat dalam pertuturan, bisa si

penutur dan si petutur, penyapa dan persapa, atau pengirim dan penerima

(pesan). Dua orang yang bercakap-cakap dapat berganti peran sebagai

penutur atau petutur; tapi dalam khotbah di masjid, khotib sebagai penutur

dan jamaah sebagai petutur tidak dapat bertukar peran. Status sosial partisipan

sangat menentukan ragam bahasa yang digunakan. Misalnya, seorang anak

akan menggunakan ragam atau gaya bahasa yang berbeda bila berbicara

dengan orang tuanya atau gurunya bila dibandingkan kalau dia berbicara

terhadap teman-teman sebayanya.

Ends, merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan. Peristiwa tutur yang

terjadi di ruang pengadilan bermaksud untuk menyelesaikan suatu kasus

perkara; namun, para partisipan dalam peristiwa tutur itu mempunyai tujuan

yang berbeda. Jaksa ingin membuktikan kesalahan si terdakwa, pembela

berusaha memberikan bahwa si terdakwa tidak bersalah, sedangkan hakim

berusaha memberikan keputusan yang adil. Peristiwa tutur di ruang kuliah

agar dapat dipahami mahasiswanya; namun, barangkali di antara para

mahasiswa itu ada yang datang hanya untuk memandang wajah bu dosen

yang itu.

Act squence, mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran

ini berkenaan dengan kata-kata yang digunakan, bagaimana penggunaannya,

dan hubungan antara apa yang dikatakan dengan topik pembicaraan. Bentuk

ujaran dalam kuliah umum, dalam percakapan biasa, dan dalam pesta adalah

berbeda. Begitu juga dengan isi yang dibicarakan.

Key, mengacu pada nada, cara dan semangat di mana suatu pesan

disampaikan: dengan senang hati, serius, singkat, sombong, mengejek dan

sebagainya. Hal ini dapat juga ditunjukkan dengan gerak tubuh dan isyarat.

Instrumentalities, mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti

jalur lisan, tertulis, melalui telegraf atau telepon. Instrumentalities ini juga

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

mengacu pada kode ujaran yang digunakan, seperti bahasa, dialek, fragam

atau register.

Norm of Interction and Interpretation, mengacu pada nama atau aturan

dalam interaksi. Misalnya yang berhubungan dengan cara berinterupsi,

bertanya dan sebagainya. Juga mengacu pada norma penafsiran terhadap

ujaran dari petutur.

Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi,

pepatah, doa dan sebagainya.

Komponen tutur yang diajukan Hymes itu dalam rumusan lain tidak

berbeda dengan yang diajukan oleh Fishman. Dia menyebut komponen tutur

sebagai pokok pembicaraan sosiolinguistik, yaitu ―Who speak, what

language, to whom, when and what end‖.18

Menurut Yayat Sudaryat dalam bukunya, konteks situasi tersebut dapat

pula disingkat menjadi WICARA, yang fonem awalnya mengacu kepada

komponen-komponen berikut:19

W (waktu, tempat dan suasana)

I (Instrumen)

C (Cara dan etika tutur)

A (Alur ujaran dan pelibat tutur)

R (Rasa, nada dan ragam bahasa)

A (Amanat dan tujuan tuturan)

Untuk komponen tutur yang disampaikan di atas, tidak ada perbedaan

yang sangat mendasar. SPEAKING menurut Hymes dan WICARA yang

dijelaskan oleh Sudaryat menunjukkan kesamaan. Letak perbedaannya hanya

pada bahasa yang digunakan keduanya. Sangat jelas, Hymes menyingkat

konteks situasi tutur dengan bahasa Inggris sedangkan Sudaryat dengan

bahasa Indonesia.

18

Ibid, h. 49. 19

Yayat Sudaryat, Makna dalam Wacana; Prinsip-prinsip Semantik dan Pragmatik, (Bandung:

Yrama Widya, 2009), h. 11.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

5. Pragmatik sebagai Bahan Pengajaran Bahasa

“Pragmatik” yang disajikan sebagai bahan pengajaran bahasa lazim pula

disebut “fungsi komunikatif”. Apa yang dimaksudkan dengan fungsi

komunikatif itu? Setiap bahasa memiliki sejumlah fungsi komunikatif, tetapi

mengenai berapa jumlah fungsi komunikatif itu atau bagaimana

pengklasifikasiannya ada beberapa pendapat. Penyederhanaan sejumlah

fungsi komunikatif ke dalam beberapa kategori telah dilakukan, antara lain,

oleh van Ek, Finocchiaro, dan Wilkins. Van Ek mendaftar enam macam

fungsi komunkatif. Finocchiaro lima macam, dan Wilkins delapan macam.20

Di dalam apa yang disebut “fungsi komunikatif‟ itu terdapat sejumlah

tindak bahasa, seperti “mengajukan pertanyaan”, “ menawarkan usulan”,

“menolak ajakan”, “menyatakan rasa senang”. Untuk mengungkapkan tindak

bahasa itu ada pelbagai macam cara. Untuk mengajukan pertanyaan,

misalnya, ada sekurang-kurangnya lima kalimat yang dapat disusun.

(amatilah [1]-[5], di bawah), yang masing-masing berbeda nuansanya.

Perbedaan itu berkenaan dengan konteks yang dihadapi oleh yang

mengujarkan kalimat yang bersangkutan. Adapun yang dimaksudkan dengan

“konteks” ialah hal-hal seperti berikut: siapa yang diajak berbicara dalam

situasi yang bagaimana kalimat yang bersangkutan diucapkan. 21

[1] Numpang tanya, Pak.

[2] Mau tanya, Bu.

[3] Boleh tanya, Pak?

[4] Saya mau bertanya, Bu.

[5] Saya ada pertanyaan, Pak.22

Kelima kalimat di atas, meskipun sama-sama dapat digunakan sebagai

pembuka sebelum seorang menyampaikan apa yang hendak ditanyakan,

masing-masing memiliki konteks yang berbeda. Kalimat [1] dan [2] dapat

dipakai sebagai pembuka percakapan pada waktu, misalnya, hendak

menanyakan “Di mana jalan Hang Lekir?” pada orang yang kita temui di

20

Bambang Kaswanti Purwo, Op. Cit., h.23. 21

Ibid. 22

Ibid.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

jalan. Sama-sama dalam konteks itu pun ada perbedaan antara [1] dan [2].

Kalimat [2] lebih formal dan lebih resmi daripada kalimat [1].23

Kalimat [1] tidak cocok untuk digunakan sebagai pembuka percakapan

pada waktu kita hendak menanyakan sesuatu, misalnya, di dalam kelas. Akan

tetapi, kalimat [2] dapat dipakai untuk keperluan seperti itu. Untuk keperluan

seperti itu, selain [2], dapat pula digunakan [3], dan [3] terasa lebih formal

atau lebih halus daripada [2]. Namun, kalimat [3] tidak cocok untuk

diutarakan pada konteks menanyakan arah jalan pada orang yang ditemui di

jalan.24

Kalimat [4] dan [5], yang dari segi strukturnya merupakan kalimat yang

paling lengkap atau sempurna, adalah kalimat yang paling formal di antara

kelima kalimat itu. Kedua kalimat ini terlalu formal dan karena itu tidak

cocok diucapkan pada konteks “bertanya di jalan” dan juga tidak cocok pada

konteks “bertanya di kelas atau di ruang sidang”. Kedua kalimat ini akan

cocok apabaila diujarkan , misalnya, oleh seorang wartawan dalam suatu

jumpa pers dengan pejabat tinggi negara, atau oleh seorang bawahan

(misalnya, sekretaris) kepada atasannya.25

Uraian di atas merupakan rincian secara eksplisit dari hal-ihwal yang

menjadi pertimbangan si pembicara sebelum mengucapkan kalimat pembuka

untuk “menanyakan sesuatu”. Hal yang dipersoalkan di sini bukan

“kebenaran” kalimat itu sehubungan dengan kaidah tata bahasanya; kelima

kalimat itu semuanya benar secara gramatikal. Hal yang dipersoalkan,

sehubungan dengan fungsi komunikatif itu, bukan “kebenaran”, melainkan

“kecocokan” (appropriateness) suatu kalimat untuk digunakan pada suatu

tindak komunikasi tertentu. Tidak seluruh lima kalimat itu tepat untuk

digunakan pada suatu tindak komunikasi tertentu. Untuk mencapai kecocokan

pemilihannya, si pembicara perlu menata strateginya sedemikian rupa

sehingga pilihan kalimat yang diujarkannya benar-benar cocok dengan

23

Ibid. 24

Ibid. 25

Ibid, h. 24.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

konteks yang dihadapinya. Strategi komunikasi seperti inilah yang dikutik-

kutik di dalam “pragmatik untuk pengajaran bahasa”.26

Jadi, dapat disimpulkan bahwa apa yang telah dipaparkan di atas ialah

contoh apa yang diperlukan dalam “pragmatik” dalam pengajaran bahasa.

Pada pembahasan sebelumnya, terlihat bahwa konteks penggunaan kalimat

memiliki peran penting yang patut diperhitungkan.

B. Penelitian yang Relevan

Pada sebuah penelitian, sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan perlu

adanya tinjauan pustaka. Hal ini dikarenakan tinjauan pustaka merupakan uraian

sistematis tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang memiliki hubungan

dengan penelitian yang dilakukan.27

Berdasarkan penelusuran penulis di beberapa

universitas, penelitian berupa objek kajian mengenai ―Tindak Tutur Guru dan

Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI SMAN 3 Kota

Tangerang‖ belum pernah dilakukan. Penelitian mengenai tindak tutur juga sudah

dilakukan oleh banyak akademisi. Berikut akan ditampilkan beberapa penelitian

tersebut guna mengetahui perbedaan dari setiap penelitian yang telah ada

sebelumnya.

Skripsi Reki Banondari (2015) yang berjudul “Analisis Tindak Tutur dalam

Kegiatan Diskusi pada Pembelajaran Berbicara Kelas X SMAN 1 Sewon”. Skripsi

jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, ada beberapa jenis

tindak tutur yang ditemukan. Berdasarkan tujuan tindak dari pandangan penutur,

ditemukan tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur lokusi meliputi

bentuk berita, tanya dan perintah. Tindak tutur ilokusi meliputi ilokusi asertif,

direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif. Berdasarkan bentuk penyampaian

maksud tuturan ditemukan tindak tutur langsung dan tidak langsung. Berdasarkan

pengungkapan makna ditemukan tindak tutur literal dan tidak literal. Kedua,

fungsi tindak tutur yang ditemukan meliputi fungsi menginformasikan, bertanya,

memerintah, menyatakan, menyebutkan, menunjukkan, mengakui, menuntut,

26

Ibid. 27

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 40.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

mempertahankan, menyanggah, meminta, menyarankan, mengeluh, menyindir,

mengucapkan salam, mengucapkan maaf, mengucapkan terima kasih, mengkritik,

memuji, mengizinkan, melarang, menawarkan, membatalkan, membuat mitra

tutur melakukan sesuatu, membuat mitra tutur terbujuk, membuat mitra tutur

tertarik, membuat mitra tutur kesal, dan membuat mitra tutur mengurangi

ketegangan.

Skripsi Karina Dwi Nugraheni (2013) yang berjudul “Tindak Tutur

Berbahasa Indonesia dalam Acara Just Alvin di Stasiun Televisi Metro”. Skripsi

jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Jember. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa terdapat tiga jenis tindak tutur yang terdapat pada acara

Just Alvin di stasiun televisi metro yakni tindak lokusi, tindak ilokusi dan tindak

perlokusi. Tindak ilokusi terbagi menjadi lima jenis, yaitu (1) asertif, tindak

asertif yang digunakan adalah memberitahu dan menga\ui; (2) tindak direktif,

tindak direktif yang digunakan adalah bertanya, memerintah, dan meminta; (3)

tindak komisif, tindak komisif yang digunakan adalah menyatakan kesanggupan

dan berjanji; (4) tindak deklaratif, tindak deklaratif yang digunakan adalah

memaafkan, mengabulkan dan melarang; (5) tindak ekspresif, tindak ekspresif

yang digunakan adalah memuji, menyalahkan, mengucapkan terimakasih dan

mengucapkan selamat. Fungsi tindak tutur yang terdapat pada acara Just Alvin di

stasiun televisi metro yakni sebagai pengantar menuju pernyataan inti, sebagai

pernyataan inti, dan sebagai penegas dari pernyataan inti. Fungsi-fungsi pada

segmen tuturan tersebut memuat sebuah informasi, sapaan, honorifik atau

penghormatan, pesan pengingat, pengulangan, uangkapan retoris, serta

kesantunan atau kespanan.

Skripsi Abdullah Fauzan (2015) yang berjudul “Tindak Tutur Percakapan

Guru dengan Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Boyolali”. Skripsi jurusan Pendidikan

Bahasa Indonesia, Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

tindak tutur guru dengan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X

SMA Negeri 2 Boyolali yang ditemukan di kelas meliputi tindak tutur lokusi,

ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur lokusi sebanyak 84 data atau 41%, tindak

tutur ilokusi sebanyak 61 data atau 30%, dan tindak tutur perlokusi sebanyak 60

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

data atau 29%. Maksud tindak tutur guru dengan siswa dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tergantung jenisnya, yakni

maksud tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur lokusi adalah

tindak tutur yang relatif paling mudah untuk diidentifikasikan karena

pengidentifikasiannya cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks

tuturan yang tercantum dalam situasi ututr. Tindak ilokusi sangat sukar

diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan

lawan tutur, kapan dan dimana tindak tutur itu terjadi, dan sebagainya. Dengan

demikian tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami tindak tutur.

Tindak perlokusi yang diutarakan seseorang sering kali mempunyai daya

pengaruh atau efek bagi yang mendengarnya. Efek yang timbul ini bisa disengaja

maupun tidak disengaja. Fungsi tindak tutur guru dengan siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 2 Boyolali yang diujarkan

guru sangat bervariasi heterogen. Tindak tutur memiliki fungsi sosial dan fungsi

edukatif. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan modal bagi guru-guru

mata pelajaran lain agar lebih variatif dalam menggunakan ujaran kepada siswa.

Jurnal Novalina Siagian (2013) yang berjudul “Analisis Tindak Tutur Mario

Teguh dalam Acara Golden Ways di Metro Tv (Kajian Pragmatik)”. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa terdapat tindak tutur lokusi dan ilokusi pada ujuran Mario

Teguh dalam acara Golden Ways di Metro TV. Dari hasil penelitian ini diperoleh

472 bentuk tuturan lokusi dan ilokusi yang digunakan Mario Teguh dalam empat

kali tayang. Tindak tutur lokusi terdapat 44 bentuk tuturan dan tindak tutur ilokusi

berjumlah 428 bentuk tuturan. Perbedaan bentuk tindak tutur tersebut karena

Mario Teguh ingin mengaruhi pikiran penonton lewat tindak tutur ilokusi.

Jurnal Muhammad Rohmadi (2014) yang berjudul “Kajian Pragmatik

Percakapan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Jurnal

jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini

dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) guru dan siswa menggunakan tindak tutur

lokusi, ilokusi, dan perlokusi dalam pembelajaran; (2) maksud-maksud yang

terkandung di balik tuturan guru dan siswa, antara lain: untuk menyuruh,

memotivasi, mengklarifikasi, menguatkan, menghibur, dan menyimpulkan.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Dengan demikian, percakapan guru dan siswa menggunakan tindak tutur langsung

dan tidak langsung dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Persamaan dari penelitian ini dengan tiga skripsi dan dua jurnal di atas

adalah sama-sama mendeskripsikan tindak tutur, menggunakan metode deskriptif

kualitatif, dan teknik pengumpulan data hampir semuanya menggunakan teknik

rekam dan catat. Skripsi pertama, sama-sama menggunakan siswa dan siswa

sebagai objek penelitiannya. Skripsi kedua, sama-sama menggunakan tindak tutur

ilokusi menurut pandangan Searle dalam analisis tindak tutur ilokusinya. Skripsi

ketiga sama-sama menggunakan guru dan siswa sebagai objek penelitiannya.

Selanjutnya, jurnal pertama tidak ada persamaan lain selain yang telah disebutkan

diawal, yakni mendeskripsikan tindak tutur, penggunaan metode deskriptif

kualitatif, dan penggunaan teknik pengumpulan data. Jurnal kedua persamaannya

dengan penelitian saya ialah menggunakan guru dan siswa sebagai objek

penelitiannya.

Perbedaannya dari skripsi pertama dan kedua dengan penelitian ini adalah

tindak tutur yang dianalisisnya. Pada skripsi pertama dan kedua menganalisis

ketiga tindak tutur sekaligus yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Berbeda halnya

dengan skripsi ketiga yang hanya menganalisis tindak tutur lokusi dan ilokusi.

Meskipun sama-sama mendeskripsikan tindak tutur, tetapi isi dan bahasan dari

penelitian ini berbeda, karena pada penelitian ini tindak tutur yang dianalisisnya

adalah tindak tutur ilokusi dan perlokusi. Perbedaan selanjutnya pada skripsi

pertama ialah objek yang digunakan hanya siswa dan siswanya saja, berbeda

halnya dengan penelitian ini yang menggunakan guru dan siswa serta siswa dan

siswa sebagai objek penelitiannya. Berbeda pula pada objek yang digunakan pada

skripsi kedua yakni menggunakan acara Just Alvin sebagai objek penelitiannya.

Hal ini samanya dengan jurnal pertama yang mengambil objek penelitiannya pada

salah satu acara televisi yaitu Mario Teguh Golden Ways. Begitu juga pada skripsi

ketiga yang hanya menggunakan guru dan siswa sebagai objek penelitiannya,

sama halnya dengan jurnal kedua yang juga menggunakan guru dan siswa sebagai

objek penelitiannya.

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Kota Tangerang, berlokasi di Jalan

KH. Hasyim Ashari No. 06, Ciledug, Tangerang, dengan ancangan waktu

pengambilan data pada tanggal 08-10 Februari 2017. Pengambilan data penelitian

tersebut dilakukan pada siswa kelas XI MIPA 6.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah guru dan siswa serta siswa dan siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa kelas XI dan guru bidang studi Bahasa

Indonesia SMA Negeri 3 kota Tangerang. Objek pada penelitian ini adalah tindak

tutur ilokusi dan perlokusi yang dituturkan oleh guru dan siswa serta siswa dan

siswa. Data yang ditampilkan diperoleh dengan cara menyimak langsung tuturan

yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pengambilan data

dilakukan sebanyak dua kali dengan kelas yang sama yaitu XI MIPA 6 di SMA

Negeri 3 Kota Tangerang dan dilaksanakan pada waktu Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) berlangsung.

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif.

Jenis penelitian berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan atas dua

macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Keduanya memiliki

asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda. Tujuan penelitian

kualitatif lebih diarahkan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari

perspektif partisipan. Hal ini diperoleh melalui pengamatan partisipatif dalam

kehidupan orang-orang yang menjadi partisipan.1Pengamatan berperan serta

menceritakan kepada peneliti apa yang dilakukan oleh orang-orang dalam situasi

peneliti memperoleh kesempatan mengadakan pengamatan. Sering terjadi peneliti

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2012), h. 12.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

lebih menghendaki suatu informasi lebih dari sekedar mengamatinya.2Dalam

penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi

yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak

pada observasi berperan serta (Participan observation), wawancara mendalam (in

depth interview) dan dokumentasi.3Sedangkan metode yang diambil dalam

penelitian ini ialah metode deskriptif. Metode deskriptif ialah penelitian dengan

cara menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan

fakta-fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.4

Berdasarkan paparan di atas, metode yang akan digunakan pada skripsi ini

adalah dengan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif

merupakan cara yang dipilih peneliti untuk menyajikan data yang didapat dari

hasil dari pengamatan, melalui gambaran atau deskripsi, dalam menyelidiki objek

yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun dengan ukuran lain yang

bersifat eksak yang bertujuan untuk membuat gambaran, faktual, dan akurat.

Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan pengguna tindak tutur ilokusi dan

perlokusi dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa Kelas XI SMA

Negeri 3 kota Tangerang. Data dan hasil yang didapatkan dari penelitian ini

adalah data tuturan lisan yang dideskripsikan ke dalam jenis tindak tutur.

Penelitian ini mempunyai sasaran untuk mengetahui jenis tindak tutur dalam

kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Kota

Tangerang, yang kemudian dianalisis dan ditafsirkan maksudnya.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.5

Pada penelitian ini sumber data terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

2 Lexy J. Moleong, Metodologi Pnelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), h.

117. 3 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2014), h. 63.

4 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual dan

Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 2, h. 108. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), h. 172.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

1. Sumber data primer

Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber datanya oleh

peneliti untuk suatu tujuan khusus, dengan kata lain, bahwa data primer

adalah data asli, dari sumber tangan pertama.6 Pada penelitian ini, data

primernya yaitu tuturan guru dan siswa serta siswa dan siswa dalam kegiatan

pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Kota Tangerang yang

menjadi sumber rujukan utama pada penelitian ini.

2. Sumber data sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah atau lebih dahulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang lain, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya

data yang asli, atau dengan kata lain, bahwa data sekunder adalah data yang

datang dari tangan kedua yang tidak seasli data primernya.7Pada penelitian ini

yang menjadi sumber data sekunder adalah buku-buku dan website yang

mendukung penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menjadi metodologi selanjutnya. Pengumpulan data dalam

penelitian tentu memiliki cara yang harus dilakukan peneliti karena dalam

mengumpulkan data harus dilakukan dengan aturan yang menjadi ketepatan cara

pengumpulan data yang dilakukan peneliti sesuai masalah yang diteliti. Kaitannya

dengan pengumpulan data, data diperoleh dari sumber lisan. Data lisan diperoleh

dengan cara menyimak tuturan guru dan siswa serta siswa dan siswa dalam

berkomunikasi secara resmi. Untuk mendapatkan data yang valid, teknik lanjutan

yang dapat sekaligus dilakukan adalah teknik rekam dengan perekam suara dan

perekam video sebagai alatnya. Tahap pengumpulan data selanjutnya adalah tahap

pencatatan data (transkrip data) dalam bentuk tulisan. Selanjutnya ialah membuat

kartu data. Penggunaan kartu data ini untuk memudahkan klasifikasi dan

pengecekan data. Sebelum melakukan teknik analisis data, diperlukan

pengumpulan data berdasarkan langkah-langkah berikut:

6 Abdul Halim Hanafi, MetodePenelitian Bahasa uuntuk Penelitian, Tesis, dan Disertasi, (Jakarta:

Diadit Media Press, 2011), h. 128 7 Ibid.

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

1. Peneliti merekam percakapan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran

Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tangerang,

yang mengandung tindak tutur ilokusi dan perlokusi.

2. Peneliti mentranskrip data yang telah direkam.

3. Peneliti membuat kartu data dengan memilah-milah percakapan ke dalam

jenis-jenis tindak tutur ilokusi dan tindak tutur perlokusi yang terdapat

dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI SMA

Negeri 3 Kota Tangerang.

4. Peneliti menganalisis tindak tutur ilokusi berdasarkan teori John R. searle

dan tindak tutur perlokusi.

F. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menganalisis data yang diperoleh

berdasarkan model penelitian Miles dan Huberman, yaitu data reduction (reduksi

data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/ verification

(kesimpulan/ verifikasi).8

1. Reduksi data

Langkah ini berkaitan erat dengan proses menyeleksi, memfokuskan,

menyederhanakan, mengabtraksikan, dan mentransformasikan data mentah

yang diperoleh dari hasil penelitian. Oleh karena itu, peneliti melihat secara

kritis terhadap isi percakapan antara guru dan siswa serta siswa dan siswa

dalam kegiaatan pembelajaran Bahasa Indonesia, dalam rangka memperoleh

penghayatan dan pemahaman percakapan secara keseluruhan. Kemudian

peneliti menentukan tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi dan

perlokusi, dengan memberi tanda pada transkrip data yang akan diteliti.

Penandaan dicermati secara seksama agar tidak ada yang terlewatkan dalam

menentukan data analisis. Metode analisis ilokusi meliputi 5 jenis tuturan

yaitu, representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi. Kemudian,

ujaran yang sudah ditandai ditentukan sesuai dengan jenisnya. Selanjutnya,

8 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R& D,

(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 337.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

diklasifikasikan ke dalam kartu data untuk memudahkan penjabaran ketika

melakukan analisis.

Menurut Burhan Bungin, teknik klasifikasi dilakukan untuk membangun

kategori-kategori dan kemudian satuan makna dan kategori dianalisis serta

dicari hubungan satu dengan lainnya untuk menemukan makna dan tujuan isi

tuturan.9 Teknik ini digunakan untuk mengklasifikasikan jenis tindak tutur

yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Data yang terkumpul

dicatat dalam kartu data dan selanjutnya diidentifikasi ke dalam jenis tindak

tutur ilokusi dan perlokusi.

2. Penyajian data

Penyajian data analisis tuturan menggunakan kartu data agar lebih

sistematis dan lebih terstruktur dalam pengklasifikasian, kemudian temuan

data dijabarkan secara detail di luar kartu data agar lebih terperinci.

3. Kesimpulan/ Verifikasi

Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif dilakukan selama

penelitian berlangsung. Peneliti menangani kesimpulan dilakukan untuk

menemukan kepaduan dan kesatuan data. Pertama dengan cara

menginterpretasikan hasil analisis, melakukan pembahasan dari hasil, dan

menyimpulkan hasil analisis. Jika hasil penelitian dianggap kurang memadai,

wajib diulang kembali proses pengumpulan data, reduksi data, dan analisis

data.

G. Instrumen Penelitian

Suatu penelitian menggunakan instrumen penelitian untuk mengetahui secara

tepat keterangan secara benar dan nyata. Instrumen penelitian ini juga dijadikan

sarana penelitian yang diharuskan ada dalam setiap kegiatan penelitian yang

sedang dilakukan.

Instrumen penelitian adalah alat/ fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar memudahkan pengumpulan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

9 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 156.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

sistematis, sehingga lebih mudah diolah.10

Dengan demikian instrumen penelitian

ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan tabel analisis perwujudan ilokusi dan

perlokusi.

Tabel 3.1

Contoh Tabel Analisis Ilokusi dan Perlokusi dalam Kegiatan Pembelajaran

Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tangerang

No. Kegiatan Temuan Data Ilokusi Perlokusi

Ase

rtif

Dir

ekti

f

Ek

spre

sif

Kom

isif

Dek

lara

si

10

Suharsini Arikunto, Loc. Cit., h. 203.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Proses analisis data yang datanya berupa tuturan dan bahasa sebagai alat

saat seseorang bertutur. Oleh karena itu, penelitian ini harus didasarkan pada

konteks. Berbicara bahasa dan konteks sama halnya bicara mengenai

pragmatik. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan Levinson

dalam P. W. J. Nababan yang mengatakan bahwa pragmatik adalah

pengkajian dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari

penjelasan pengertian bahasa. “Pengertian/ pemahaman bahasa” merujuk

kepada fakta bahwa untuk mengerti sesuatu ungkapan/ ujaran bahasa

diperlukan juga pengetahuan di luar makna kata dan hubungan tata

bahasanya, yakni hubungannya dengan konteks pemakaiannya.1 Sedangkan

konteks itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan latar belakang

yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan petutur dan yang membantu

petutur menafsirkan makna tuturan.2 Berdasarkan pemaparan di atas,

penelitian ini memiliki dua konteks, yakni konteks umum dan konteks

khusus. Adapun yang dimaksud dengan konteks umum ialah konteks yang

secara keseluruhan sama-sama dimikili pada pertemuan pertama dan

pertemuan kedua pada penelitian ini. Sedangkan konteks khusus itu sendiri

ialah konteks yang membedakan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.

Pada penelitian ini, konteks khusus di letakkan pada pembahasan di setiap

analisis temuan data. Sedangkan konteks umum dapat dirincikan sebagai

berikut:

Berdasarkan Dell Hymes dalam Abdul Chaer dan Leoni Agustina,

seorang pakar sosiolinguistik terkenal menyatakan bahwa suatu

1 P. W. J. Nababan, Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya), (Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, 1987), h. 2. 2 Geoffrey Leech, Loc. Cit., h. 20.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen, yang bila huruf-

huruf pertamanya dirangkaikan menjadi akronim SPEAKING(Setting

and scene, Participants, Ends: Purpose and good, Act squence, Key:

tone or spirit of act, Instrumentalities, Norms of Interactionand

Interpretation, Genres). Maka konteks umum pada penelitian ini akan

diurutkan berdasarkan teori Dell Hymes dalam bentuk uraian. Seperti

halnya , Setting and scene pada transkrip data pertemuan pertama

dan kedua ini ialah berlokasi di SMA Negeri 3 Kota Tangerang pada

siang hari, dan lebih tepatnya di ruang kelas XI MIPA 6. Letak

sekolah yang berada persis di pinggir jalan ini membuat Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) sedikit terganggu oleh suara kendaraan yang

melintas. Participants dalam kegiatan ini ialah guru dan siswa serta

siswa dan siswa. Bahasa yang digunakan oleh sang guru dan siswa

ialah resmi dan tidak resmi. Ends: Purpose and good, Act squence

dalam kegiatan ini ialah demi tercapainya pembelajaran bahasa

Indonesia, terutama pada materi teks cerita ulang. Act squence pada

materi ini diubah bentuk menjadi sebuah `drama, guna untuk

memudahkan semua siswa dalam memahami teks cerita ulang yang

telah mereka buat. Key: tone or spirit of act dalam kegiatan ini sang

guru menggunakan suara yang lantang dan sedikit meninggi, guna

mengimbangi suara bising dari suara kendaraan yang melintas di

dekat sekolah dan suara siswa yang masih asik mengobrol. Antusias

siswa dalam materi ini dapat dilihat dari semangatnya mereka dalam

bermainkan perannya masing-masing. Instrumentalities dalam

kegiatan ini ialah secara lisan dan tulisan. Norms of Interactionand

Interpretation dalam kegiatan ini ialah langsung dengan

mengacungkan tangan bagi yang hendak bertanya atau menawarkan

dirinya untuk lebih dahulu maju atau mengeluarkan pendapat.

Sedangkan, Genre dalam kegiatan ini ialah guru menyampaikan dari

awal sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran ceramah dan murid dalam presentasinya menggunakan

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

jenis penyampaian dengan berdrama. Pada pertemuan pertama dan

kedua ini hanyalah mempresentasikan tugas akhir dari materi teks

cerita ulang, karena materi teks cerita ulang tersebut sudah diajarkan

dan dibahas sebelumnya. Oleh karena itu, pertemuan pertama dan

kedua ini hanyalah mempresentasikannya saja, yaitu dengan berdrama

dengan teks cerita ulang yang mereka buat dari hasil wawancara

narasumber yang mereka pilih perkelompok.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil dari analisis penelitian ini ditemukan 156 temuan data

(TD). Analisis didasarkan pada teori ilokusi yang digunakan dalam penilitian

ini, yakni menggunakan teori ilokusi dari Searle. Ilokusi terebut terdiri dari

ilokusi asertif, ilokusi direktif, ilokusi ekspresif, ilokusi komisif, dan ilokusi

deklarasi. Akan tetapi, dari 156 data yang ditemukan hanya beberapa yang

akan dibahas dalam penelitian ini, maksimal 3 temuan data pada setiap jenis

ilokusinya. Berikut analisisnya:

1. Ilokusi Asertif

Bentuk tuturan yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang

diungkapkan. Ilokusi ini meliputi tuturan dalam hal menyatakan,

menyarankan, membual, mengeluh, dan mengkalim. Pada penelitian ini

hanya terdapat ilokusi dalam bentuk menyatakan, menyarankan, dan

mengeluh. Berikut penjelasannya:

a. Menyatakan

Ilokusi dalam bentuk Menyatakan ditemukan pada TD 04, yaitu:

TD 04

Guru : Asti? mana Asti?

Siswa : Izin, Bu.

Konteks khusus pada temuan data ini adalah guru sedang berada

duduk di kursinya saat di kelas. Guru tersebut mengkonfirmasi

ketidakhadiran siswa yang bernama Asti, dengan bertanya alasan

siswa tersebut tidak masuk kepada siswa lain yang memberikan

sebuah pernyataan. Tujuannya guru menanyakan keterangannya

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

dengan lebih lanjut adalah untuk mendapatkan data yang benar.

Volume suara guru tersebut sedikit menurun jika salah satu dari

siswanya memberikan interupsi untuk mengkonfirmasi temannya yang

tidak dapat hadir tersebut. Hal itu dikarenakan guru hanya berbicara

pada siswa yang memberikan informasi mengenai siswa yang tidak

hadir tersebut, sedangkan siswa lainnya menyimak.

Penutur pada temuan data ini adalah siswa dan guru berlaku

sebagai petuturnya. Tuturan di atas menunjukan bahwa penutur

sedang melakukan tindak tutur ilokusi asertif menyatakan yang

dituturkan oleh penutur kepada petutur. Tuturan di atas menunjukkan

bahwa penutur menyatakan dengan sungguh-sungguh, bahwa benar

siswa yang bernama Asti sedang tidak masuk sekolah dikarenakan

sedang izin. Sedangkan, tindak tutur perlokusinya adalah usaha

penutur yang ingin meyakinkan petutur bahwa pernyataannya

mengenai siswa yang bernama Asti adalah suatu kebenaran. Setelah si

petutur yakin dengan apa yang dinyatakan oleh si penutur, hal tersebut

dapat dilihat dari cara petutur yang langsung memberikan tanda “i”

pada kolom absen siswa yang bernama Asti tersebut, yang berarti

‘Izin’.

b. Menyarankan

Ilokusi dalam bentuk menyarankan ditemukan pada TD 103, yaitu:

TD 103

Siswa 1a: Untuk saat ini sih tidak, tapi kamu coba diskusikan

dulu dengan orang tua kamu, baru kamu balik lagi ke

saya untuk mendiskusikan hal ini.

Siswa 2 : Baiklah, Pak! Saya akan diskusikan dulu dengan

orang tua saya. Makasih ya, Pak!

Konteks khusus pada temuan data ini adalah saatnya kelompok

satu mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya, yang terdiri dari

empat orang. Masing-masing orang memiliki peran masing-masing

dalam berdrama, diantaranya: siswa 1 berperan sebagai narator 1, pak

Jodi, Andi dan pak Sam (siswa 1 sebagai narator 1; dan siswa 1a

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

sebagai pak Jodi; siswa 1b sebagai Andi; dan siswa 1c sebagai pak

Sam), siswa 2 berperan sebagai Rika, siswa 3 berperan sebagai Hana,

bu Ika, Vira dan ibu Rika (siswa 3 sebagai Hana; siswa 3a sebagai bu

Ika (guru BP), siswa 3b sebagai Vira, siswa 3c sebagai ibu Rika), dan

siswa 4 berperan sebagai narator 2, pak Ton, kak Vito dan ayah Rika.

Peralatan drama yang digunakan dalam kelompok ini tidaklah begitu

banyak yaitu satu meja, lima kursi, alat tulis. Peristiwa ke peristiwa

lainnya, mereka hanya memindahkan kursi menjadi sedemikian rupa.

Maksud dari kelompok ini mempresentasikan dramanya adalah ingin

berbagi cerita mengenai biografi Siti Riqqah Hasan, yang mereka

dapati dari hasil wawancara langsung kepada Siti Riqqah Hasan.

Maka, isi dari drama tersebut ialah tak lain dari perjalanan hidup Siti

Riqqah Hasan yang merupakan salah satu momen penting dalam

hidupnya. Cara penyampaiannya ialah berdialog, dengan suara yang

cukup kencang untuk didengar guru dan siswa lainnya, yaitu tidak

terlalu pelan maupun tidak terlalu kencang. Terakhir, semangat

kelompok ini sangat menggebu dalam menyampaikan cerita yang

ingin di sampaikan, mereka juga sangat ekspresif dalam memerankan

tokohnya masing-masing.

Pada temuan data ini, siswa 1a berlaku sebagai penutur,

sedangkan siswa 2 berlaku sebagai petutur. Penutur dalam temuan

data ini sedang menawarkan pekerjaan untuk melatih saman kepada

petutur, akan tetapi petutur tersebut bingung, apakah ingin

mengambilnya atau tidak. Tuturan di atas menunjukkan bahwa,

penutur sedang melakukan tindak tutur ilokusi asertif menyarankan.

Penutur memberikan saran kepada petutur agar melakukan tindakan

yang dikehendakinya, yakni untuk mendiskusikannya terlebih dahulu

dengan orang tuanya, sebagai solusi dari dilemanya petutur dalam

mengambil keputusan. Sedangkan, tindak tutur perlokusinya adalah

usaha penutur mencari solusi untuk meringankan dilema petutur

dengan memberikan sebuah saran.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

c. Mengeluh

Ilokusi dalam bentuk mengeluh ditemukan pada TD 93, yaitu:

TD 93

Siswa 2 : Na, aku kok akhir-akhir ini capek banget ya. Senin

sampai rabu aku PSS, juma’atnya saman, sabtu RSS.

Kayak enggak ada waktu istirahatnya.

Siswa 3 : Kan udah aku bilang, Rik. Kamu harusnya buat skala

prioritas. Pilih salah satu ekskul yang menurutmu paling

penting, pilih salah satunya terus fokusin di salah satu

itu.

Konteks khusus pada temuan data ini adalah saatnya kelompok

satu mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya, yang terdiri dari

empat orang. Masing-masing orang memiliki peran masing-masing

dalam berdrama, diantaranya: siswa 1 berperan sebagai narator 1, pak

Jodi, Andi dan pak Sam (siswa 1 sebagai narator 1; dan siswa 1a

sebagai pak Jodi; siswa 1b sebagai Andi; dan siswa 1c sebagai pak

Sam), siswa 2 berperan sebagai Rika, siswa 3 berperan sebagai Hana

sahabat Rika, bu Ika, Vira dan ibu Rika (siswa 3 sebagai Hana; siswa

3a sebagai bu Ika (guru BP), siswa 3b sebagai Vira, siswa 3c sebagai

ibu Rika), dan siswa 4 berperan sebagai narator 2, pak Ton, kak Vito

dan ayah Rika. Peralatan drama yang digunakan dalam kelompok ini

tidaklah begitu banyak yaitu satu meja, lima kursi, alat tulis. Peristiwa

ke peristiwa lainnya, mereka hanya memindahkan kursi menjadi

sedemikian rupa. Maksud dari kelompok ini mempresentasikan

dramanya adalah ingin berbagi cerita mengenai biografi Siti Riqqah

Hasan, yang mereka dapati dari hasil wawancara langsung kepada Siti

Riqqah Hasan. Maka, isi dari drama tersebut ialah tak lain dari

perjalanan hidup Siti Riqqah Hasan yang merupakan salah satu

momen penting dalam hidupnya. Cara penyampaiannya ialah

berdialog, dengan suara yang cukup kencang untuk didengar guru dan

siswa lainnya, yaitu tidak terlalu pelan maupun tidak terlalu kencang.

Terakhir, semangat kelompok ini sangat menggebu dalam

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

menyampaikan cerita yang ingin di sampaikan, mereka juga sangat

ekspresif dalam memerankan tokohnya masing-masing.

Pada temuan data ini, siswa 2 berlaku sebagai penutur, sedangkan

siswa 3 berlaku sebagai petutur. Pada kutipan tersebut penutur

menceritakan kesibukkannya yang sangat padat, sehingga kesulitan

untuk mencari waktu untuk istirahat. Tuturan di atas, penutur dalam

kutipan tersebut sedang melakukan tindak tutur ilokusi asertif

mengeluh, adapun maksudnya adalah untuk mengeluarkan beban yang

sedang dialaminya. Sedangkan, tindak tutur perlokusinya adalah usaha

penutur yang ingin didengarkan oleh petutur, agar perasaan beban

yang sedang dideritanya menjadi lebih berkurang, yaitu dengan cara ia

bercerita kepada petutur.

2. Ilokusi Direktif

Bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh

agar si penutur melakukan tindakan. Ilokusi ini meliputi tuturan dalam hal

memesan, memerintah, memohon, menasehati, dan merekomendasi.

Hanya saja, ilokusi dalam bentuk merekomendasi saja yang tidak

ditemukan dalam penelitian ini. Berikut penjelasannya:

a. Memesan

Ilokusi dalam bentuk memesan ditemukan pada TD 47, yaitu:

TD 47

Siswa 2 : Ya udah, rasa stroberinya dua, rasa taronya satu ya

teh.

Siswa 4 : Ada yang lain lagi?

Konteks khusus pada temuan data ini adalah saatnya kelompok

lima mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya, yang terdiri dari

empat orang. Masing-masing orang memiliki peran masing-masing

dalam berdrama, diantaranya: siswa 1 berperan sebagai Latifa dan

suami Wulan (siswa 1 sebagai Latifa; dan siswa 1a sebagai suami

Wulan), siswa 2 berperan sebagai Nita, siswa 3 berperan sebagai

narator, teman Nita dan pembeli (siswa 3 sebagai narator; siswa 3a

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

sebagai teman Nita; dan siswa 3b sebagai pembeli), dan siswa 4

berperan sebagai Wulan Mayliana. Peralatan drama yang digunakan

dalam kelompok ini tidaklah begitu banyak yaitu beberapa botol dan

satu meja. Maksud dari kelompok ini mempresentasikan dramanya

adalah ingin berbagi cerita mengenai biografi Wulan Mayliana yang

mereka dapati dari hasil wawancara langsung kepada Wulan

Mayliana-nya. Maka, isi dari drama tersebut ialah tak lain dari

perjalanan hidup Wulan Mayliana yang merupakan salah satu momen

penting dalam hidupnya. Cara penyampaiannya ialah berdialog,

dengan suara yang lumayan keras. Siswa lainnya menyimak dan

hanya sedikit gaduh. Terakhir, semangat kelompok ini lumayan

semangat dalam menyampaikan cerita atau menampilkan dramanya,

mereka juga lumayan ekpresif.

Pada temuan data ini, siswa 2 berlaku sebagai penutur, sedangkan

siswa 4 berlaku sebagai petutur. Pada kutipan tersebut, petutur adalah

seorang penjual minuman es, dan penutur adalah seorang pembeli

yang ingin memesan minuman kepada penjual. Tuturan di atas

menunjukkan bahwa, penutur dalam kutipan tersebut sedang

melakukan tindak tutur ilokusi direktif memesan untuk memesan

minuman yang dia inginkan yaitu stoberi dan taro. Sedangkan, tindak

tutur perlokusinya adalah penutur berusaha agar si petutur segera

membuatkan pesanannya.

b. Memerintah

Ilokusi dalam bentuk memerintah ditemukan pada TD 25, yaitu:

TD 25

Guru : Lanjutkan! Ayo! Masih ada enggak? Sudah siap?

Konteks khusus pada temuan data ini adalah kelompok dua sudah

selesai menampilkan teks cerita ulangnya. Kemudian guru langsung

mempersilahkan untuk kelompok selanjutnya segera maju ke depan.

Tujuan guru adalah agar mempersingkat waktu yang ada.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Pada temuan data ini, guru berlaku sebagai penutur dan seluruh

siswa berlaku sebagai petutur. Pada kutipan tersebut, kelompok dua

telah selesai mempresentasikan kelompoknya, kemudian penutur

meminta untuk kelompok selanjutnya segera maju mempresentasikan.

Tuturan di atas menunjukkan bahwa penutur sedang melakukan tindak

tutur ilokusi direktif memerintah dengan tujuan untuk mempersingkat

waktu yang sudah tidak banyak lagi, agar kelompok selanjutnya

segera maju. Sedangkan, tindak tutur perlokusinya adalah penutur

berusaha agar petutur yang menjadi gilirannya segera maju dan

menyelesaikan presentasinya.

c. Memohon

Ilokusi dalam bentuk memohon ditemukan pada TD 99, yaitu:

TD 99

Siswa 2: Bantuin aku yah, belajar bareng-bareng aku. Aku

banyak banget pelajaran yang ketinggalan.

Siswa 3 : Tenang Rik, tenang ... aku akan bantu. Kapan kamu

bisanya? Aku kamis sampai jum’at juga bisa kok.

Konteks khusus pada temuan data ini adalah saatnya kelompok

satu mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya, yang terdiri dari

empat orang. Masing-masing orang memiliki peran masing-masing

dalam berdrama, diantaranya: siswa 1 berperan sebagai narator 1, pak

Jodi, Andi dan pak Sam (siswa 1 sebagai narator 1; dan siswa 1a

sebagai pak Jodi; siswa 1b sebagai Andi; dan siswa 1c sebagai pak

Sam), siswa 2 berperan sebagai Rika, siswa 3 berperan sebagai Hana,

bu Ika, Vira dan ibu Rika (siswa 3 sebagai Hana; siswa 3a sebagai bu

Ika (guru BP), siswa 3b sebagai Vira, siswa 3c sebagai ibu Rika), dan

siswa 4 berperan sebagai narator 2, pak Ton, kak Vito dan ayah Rika.

Peralatan drama yang digunakan dalam kelompok ini tidaklah begitu

banyak yaitu satu meja, lima kursi, alat tulis. Peristiwa ke peristiwa

lainnya, mereka hanya memindahkan kursi menjadi sedemikian rupa.

Maksud dari kelompok ini mempresentasikan dramanya adalah ingin

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

berbagi cerita mengenai biografi Siti Riqqah Hasan yang mereka

dapati dari hasil wawancara langsung kepada Siti Riqqah Hasan.

Maka, isi dari drama tersebut ialah tak lain dari perjalanan hidup Siti

Riqqah Hasan yang merupakan salah satu momen penting dalam

hidupnya. Cara penyampaiannya ialah berdialog, dengan suara yang

cukup kencang untuk didengar guru dan siswa lainnya, yaitu tidak

terlalu pelan maupun tidak terlalu kencang. Terakhir, semangat

kelompok ini sangat menggebu dalam menyampaikan cerita yang

ingin di sampaikan, mereka juga sangat ekspresif dalam memerankan

tokohnya masing-masing.

Pada temuan data ini, siswa 2 berlaku sebagai penutur,

sedangkan siswa 3 berlaku sebagai petutur. Pada tuturan tersebut, si

penutur sedang mengalami kesulitan dalam hal pelajaran di sekolah,

banyak pelajaran yang ketinggalan dikarenakan banyaknya kegiatan

ekskul yang dia ikuti. Berdasarkan tuturan di atas, penutur sedang

melakukan tindak tutur ilokusi direktif memohon kepada si petutur

agar bersedia menolongnya dalam mengejar pelajaran yang tertinggal.

Sedangkan, tindak tutur perlokusinya adalah usaha si penutur agar si

petutur mau membantunya mengejar pelajaran yang tertinggal.

d. Menasehati

Ilokusi dalam bentuk menasehati ditemukan pada TD 98, yaitu:

TD 98

Siswa 2 : Capek Buuu, enggak ada waktu untuk belajar.

Waktu saya tersita untuk kegiatan ekstrakurikuler.

Siswa 3a : Nah, itu konsekuensinya, makannya kamu jangan

ngambil ekstrakurikuler yang banyak. Kamu tuh

harus bisa me-manage waktu.

Siswa 2 : Iya, Bu.

Konteks khusus pada temuan data ini adalah saatnya kelompok

satu mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya, yang terdiri dari

empat orang. Masing-masing orang memiliki peran masing-masing

dalam berdrama, diantaranya: siswa 1 berperan sebagai narator 1, pak

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Jodi, Andi dan pak Sam (siswa 1 sebagai narator 1; dan siswa 1a

sebagai pak Jodi; siswa 1b sebagai Andi; dan siswa 1c sebagai pak

Sam), siswa 2 berperan sebagai Rika, siswa 3 berperan sebagai Hana,

bu Ika, Vira dan ibu Rika (siswa 3 sebagai Hana; siswa 3a sebagai bu

Ika (guru BP), siswa 3b sebagai Vira, siswa 3c sebagai ibu Rika), dan

siswa 4 berperan sebagai narator 2, pak Ton, kak Vito dan ayah Rika.

Peralatan drama yang digunakan dalam kelompok ini tidaklah begitu

banyak yaitu satu meja, lima kursi, alat tulis. Peristiwa ke peristiwa

lainnya, mereka hanya memindahkan kursi menjadi sedemikian rupa.

Maksud dari kelompok ini mempresentasikan dramanya adalah ingin

berbagi cerita mengenai biografi Siti Riqqah Hasan yang mereka

dapati dari hasil wawancara langsung kepada Siti Riqqah Hasan.

Maka, isi dari drama tersebut ialah tak lain dari perjalanan hidup Siti

Riqqah Hasan yang merupakan salah satu momen penting dalam

hidupnya. Cara penyampaiannya ialah berdialog, dengan suara yang

cukup kencang untuk didengar guru dan siswa lainnya, yaitu tidak

terlalu pelan maupun tidak terlalu kencang. Terakhir, semangat

kelompok ini sangat menggebu dalam menyampaikan cerita yang

ingin di sampaikan, mereka juga sangat ekspresif dalam memerankan

tokohnya masing-masing.

Pada temuan data ini, siswa 2 berlaku sebagai petutur, sedangkan

Siswa 3a berlaku sebagai penutur. Pada kutipan tersebut penutur

sedang mengingatkan petutur karena sebelumnya dia mengeluhkan

kegiatannya yang padat sehingga tak punya waktu untuk belajar.

Berdasarkan tuturan di atas penutur sedang melakukan tindak tutur

ilokusi direktif menasehati kepada petutur, agar petutur lebih bisa me-

manage diri, terlebih pada kegiatan ekskulnya. Sedangkan, tindak

tutur perlokusinya adalah usaha penutur agar petutur mau merubah

diri yang lebih dari yang sebelumnya.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

3. Ilokusi Ekspresif

Bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap

psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Ilokusi ini meliputi tuturan

dalam hal berterima kasih, memberi selamat, meminta maaf,

menyalahkan, memuji, dan berbelasungkawa. Hanya saja dalam ilokusi

dalam bentuk berbela sungkawa saja yang tidak ditemukan dalam

penelitian ini. Berikut penjelasannya:

a. Berterima kasih

Ilokusi dalam bentuk berterima kasih ditemukan pada TD 32, yaitu:

TD 32

Siswa 4 : Terima kasih, Bu. (Sambil berjabat tangan)

Siswa 2a : Iya, sama-sama.

Konteks khusus pada temuan data ini adalah saatnya kelompok

empat mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya, yang terdiri dari

empat orang. Masing-masing orang memiliki peran masing-masing

dalam berdrama, diantaranya: siswa 1 berperan sebagai narator 1 dan

Gisel (siswa 1 sebagai narator 1; dan siswa 1a sebagai Gisel), siswa 2

berperan sebagai narator 2 dan tim redaksi (siswa 2 sebagai narator 2;

siswa 2a sebagai tim redaksi), siswa 3 berperan sebagai dosen

pembimbing dan mamah Arumi (siswa 3 sebagai dosen pembimbing;

dan siswa 3a sebagai mamah Arumi), dan siswa 4 berperan sebagai

Arumi. Peralatan drama yang digunakan dalam kelompok ini tidaklah

begitu banyak yaitu dua kursi, kertas pengumuman dan map biru.

Maksud dari kelompok ini mempresentasikan dramanya adalah ingin

berbagi cerita mengenai biografi Arumi Ekowati yang mereka dapati

dari hasil wawancara langsung kepada Arumi Ekowati-nya. Maka, isi

dari drama tersebut ialah tak lain dari perjalanan hidup Arumi Ekowati

yang merupakan salah satu momen penting dalam hidupnya. Cara

penyampaiannya ialah berdialog, dengan suara yang sedikit kencang

dari kelompok sebelumnya agar siswa lainnya dapat menyimak

dengan baik dan jelas karena adanya suara bising dari kendaraan yang

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

lalu lalang dekat kelasnya tersebut. Sedangkan siswa lainnya diam

untuk menyimak, sekalipun ada yang bersuara hanya suara berbisik

kepada lawan bicaranya. Terakhir, semangat kelompok ini sedikit

menggebu dibandingkan kelompok sebelumnya dan lebih ekpresif.

Pada temuan data ini, siswa 4 berlaku sebagai penutur, sedangkan

siswa 2a berlaku sebagai petutur. Pada tuturan tersebut penutur sedang

berterima kasih kepada petutur karena sudah memberikan saran untuk

menuliskan bertema relligi. Berdasarkan tuturan di atas, penutur

sedang melakukan tindak tutur ilokusi ekspresif berterima kasih

kepada petutur, tujuannya adalah untuk mengapresiasi atas saran yang

dia berikan. Sedangkan, tindak tutur perlokusinya adalah usaha

penutur menghargai saran dari petutur, agar petutur merasa bahwa

saran yang dia berikan dihargai.

b. Memberi selamat

Ilokusi dalam bentuk memberi selamat ditemukan pada TD 100, yaitu:

TD 100

Siswa 4a: Selamat! Saya juga ikut bangga atas prestasi kamu itu.

Siswa 2 : Makasih ya, Pak.

Konteks khusus pada temuan data ini adalah saatnya kelompok

satu mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya, yang terdiri dari

empat orang. Masing-masing orang memiliki peran masing-masing

dalam berdrama, diantaranya: siswa 1 berperan sebagai narator 1, pak

Jodi, Andi dan pak Sam (siswa 1 sebagai narator 1; dan siswa 1a

sebagai pak Jodi; siswa 1b sebagai Andi; dan siswa 1c sebagai pak

Sam), siswa 2 berperan sebagai Rika, siswa 3 berperan sebagai Hana,

bu Ika, Vira dan ibu Rika (siswa 3 sebagai Hana; siswa 3a sebagai bu

Ika (guru BP), siswa 3b sebagai Vira, siswa 3c sebagai ibu Rika), dan

siswa 4 berperan sebagai narator 2, pak Ton, kak Vito dan ayah Rika.

Peralatan drama yang digunakan dalam kelompok ini tidaklah begitu

banyak yaitu satu meja, lima kursi, alat tulis. Peristiwa ke peristiwa

lainnya, mereka hanya memindahkan kursi menjadi sedemikian rupa.

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Maksud dari kelompok ini mempresentasikan dramanya adalah ingin

berbagi cerita mengenai biografi Siti Riqqah Hasan yang mereka

dapati dari hasil wawancara langsung kepada Siti Riqqah Hasan.

Maka, isi dari drama tersebut ialah tak lain dari perjalanan hidup Siti

Riqqah Hasan yang merupakan salah satu momen penting dalam

hidupnya. Cara penyampaiannya ialah berdialog, dengan suara yang

cukup kencang untuk didengar guru dan siswa lainnya, yaitu tidak

terlalu pelan maupun tidak terlalu kencang. Terakhir, semangat

kelompok ini sangat menggebu dalam menyampaikan cerita yang

ingin di sampaikan, mereka juga sangat ekspresif dalam memerankan

tokohnya masing-masing.

Pada temuan data ini, siswa 4a berlaku sebagai penutur,

sedangkan siswa 2 berlaku sebagai penutur. Pada tuturan di atas,

penutur sedang memberikan selamat kepada petutur karena bisa

mendapatkan hasil yang terbaik walaupun sempat tertinggal banyak

pelajaran dikarenakan kegiatannya yang padat di kegiatan ekskul.

Berdasarkan tuturan di atas, penutur sedang melakukan tindak tutur

ilokusi ekspresif memberi selamat kepada petutur, tujuannya adalah

untuk mengapresiasi atas keberhasilan yang telah petutur raih.

Sedangkan, tindak tutur perlokusinya adalah usaha penutur

mengekspresikan rasa bangga dan senangnya ia sebagai guru terhadap

keberhasilan siswanya, yaitu dengan memberi selamat kepada petutur

agar petutur merasa dihargai keberhasilannya.

c. Meminta maaf

Ilokusi dalam bentuk meminta maaf ditemukan pada TD 110, yaitu:

TD 110

Siswa 1 : Kurang lebih itu perjalanan hidup dari Siti Riqqah

Hasan. Kurang lebihnya mohon maaf.

Konteks khusus pada temuan data ini adalah saatnya kelompok

satu mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya, yang terdiri dari

empat orang. Masing-masing orang memiliki peran masing-masing

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

dalam berdrama, diantaranya: siswa 1 berperan sebagai narator 1, pak

Jodi, Andi dan pak Sam (siswa 1 sebagai narator 1; dan siswa 1a

sebagai pak Jodi; siswa 1b sebagai Andi; dan siswa 1c sebagai pak

Sam), siswa 2 berperan sebagai Rika, siswa 3 berperan sebagai Hana,

bu Ika, Vira dan ibu Rika (siswa 3 sebagai Hana; siswa 3a sebagai bu

Ika (guru BP), siswa 3b sebagai Vira, siswa 3c sebagai ibu Rika), dan

siswa 4 berperan sebagai narator 2, pak Ton, kak Vito dan ayah Rika.

Peralatan drama yang digunakan dalam kelompok ini tidaklah begitu

banyak yaitu satu meja, lima kursi, alat tulis. Peristiwa ke peristiwa

lainnya, mereka hanya memindahkan kursi menjadi sedemikian rupa.

Maksud dari kelompok ini mempresentasikan dramanya adalah ingin

berbagi cerita mengenai biografi Siti Riqqah Hasan yang mereka

dapati dari hasil wawancara langsung kepada Siti Riqqah Hasan.

Maka, isi dari drama tersebut ialah tak lain dari perjalanan hidup Siti

Riqqah Hasan yang merupakan salah satu momen penting dalam

hidupnya. Cara penyampaiannya ialah berdialog, dengan suara yang

cukup kencang untuk didengar guru dan siswa lainnya, yaitu tidak

terlalu pelan maupun tidak terlalu kencang. Terakhir, semangat

kelompok ini sangat menggebu dalam menyampaikan cerita yang

ingin di sampaikan, mereka juga sangat ekspresif dalam memerankan

tokohnya masing-masing.

Pada temuan data ini, siswa 1 bertugas sebagai moderator

kelompok 1 dan berlaku sebagai penutur, sedangkan guru dan siswa

lainnya berlaku sebagai petutur. Pada tuturan tersebut penutur sedang

meminta maaf atas kurang dan lebihnya presentasi dari kelompok

mereka kepada petutur. Penutur dalam tuturan tersebut sedang

melakukan tindak tutur ilokusi ekspresif meminta maaf kepada

petutur, tujuannya adalah untuk meminta maaf bila ada kekurangan

dari kelompok mereka saat mempresentasikan teks cerita ulangnya.

Sedangkan, tindak tutur perlokusinya adalah usaha penutur agar dapat

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

memaklumi oleh si petutur atas kekurangan ataupun kesalahan yang

dilakukan oleh kelompoknya.

d. Menyalahkan

Ilokusi dalam bentuk menyalahkan ditemukan pada TD 139, yaitu:

TD 139

Siswa 3 : Ya berarti kamu yang ada di situ kan? Berarti kamu

yang salah.

Siswa 4 : Saya hanya membantu anak Ibu, saya hanya membantu

anak Ibu membawanya ke sini karena sudah terluka

parah Bu.

Konteks khusus pada temuan data ini adalah saatnya kelompok

enam mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya, yang terdiri dari

lima orang. Masing-masing orang memiliki peran masing-masing

dalam berdrama, diantaranya: siswa 1 berperan sebagai pembukan

korban kecelakaan, dan teman Ahmad Ghazali (siswa 1 sebagai

pembuka; siswa 1a sebagai korban kecelakaan dan siswa 1b sebagai

teman Ahmad Ghazali), siswa 2 berperan sebagai narator, siswa 3

berperan sebagai ibu korban kecelakaan dan ibu Ahmad Ghazali

(siswa 3 sebagai ibu korban kecelakaan; dan siswa 3a sebagai ibu

Ahmad Ghazali), siswa 4 berperan sebagai polisi, dan siswa 5

berperan sebagai mas-mas, dokter, dan Ahmad Ghazali (siswa 5

sebagai mas-mas; siswa 5a sebagai dokter; dan siswa 5b sebagai

Ahmad Ghazali). Peralatan drama yang digunakan dalam kelompok

ini tidaklah begitu banyak yaitu satu meja, dua kursi, satu dompet, dan

satu handphone. Maksud dari kelompok ini mempresentasikan

dramanya adalah ingin berbagi cerita mengenai biografi pak Ahmad

Ghazali yang mereka dapati dari hasil wawancara langsung kepada

pak Ahmad Ghazali-nya. Maka, isi dari drama tersebut ialah tak lain

dari perjalanan hidup pak Ahmad Ghazali yang merupakan salah satu

momen penting dalam hidupnya. Cara penyampaiannya ialah

berdialog, dengan suara yang cukup kencang untuk didengar guru dan

siswa lainnya, sehingga dapat menyimak dengan baik. Terakhir,

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

kelompok ini semangat dalam menampilkan, akan tetapi tidaklah

terlalu serius dengan sikap mereka yang masih tertawa-tawa saat

berdrama dan masih melakukan blocking ke penonton.

Pada temuan data ini, siswa 3 berlaku sebagai penutur, sedangkan

siswa 4 berlaku sebagai petutur. Pada kutipan tersebut penutur sedang

salah paham terhadap petutur dengan menyalahkan penutur sebagai

tersangka, karena tidak terima melihat keadaan anaknya yang menjadi

korban kecelakaan. Berdasarkan tuturan di atas, penutur sedang

melakukan tindak tutur ilokusi ekspresif menyalahkan kepada petutur,

tujuannya adalah untuk mengeluarkan kekesalan penutur mellihat

kondisi anaknya yang mengalami kecelakaan dengan melemparkan

kesalahan kepada petutur yang posisinya berada di dekat korban,

tanpa peduli kejadian yang sebenarnya seperti apa? Sedangkan, tindak

tutur perlokusinya adalah usaha penutur untuk meminta

pertanggungjawaban terhadap apa yang terjadi dengan anaknya.

e. Memuji

Ilokusi dalam bentuk memuji ditemukan pada TD 34, yaitu:

TD 34

Siswa 1a: Wah,bagus tuh sepertinya. Bisa kamu kembangkan?

Siswa 4 : Bisa. Tapi, gak bisa cepet. Soalnya kan, aku harus bagi

waktu aku untuk menulis naskah aku.

Konteks khusus pada temuan data ini adalah saatnya kelompok

empat mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya, yang terdiri dari

empat orang. Masing-masing orang memiliki peran masing-masing

dalam berdrama, diantaranya: siswa 1 berperan sebagai narator 1 dan

Gisel (siswa 1 sebagai narator 1; dan siswa 1a sebagai Gisel), siswa 2

berperan sebagai narator 2 dan tim redaksi (siswa 2 sebagai narator 2;

siswa 2a sebagai tim redaksi), siswa 3 berperan sebagai dosen

pembimbing dan mamah Arumi (siswa 3 sebagai dosen pembimbing;

dan siswa 3a sebagai mamah Arumi), dan siswa 4 berperan sebagai

Arumi. Peralatan drama yang digunakan dalam kelompok ini tidaklah

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

begitu banyak yaitu dua kursi, kertas pengumuman dan map biru.

Maksud dari kelompok ini mempresentasikan dramanya adalah ingin

berbagi cerita mengenai biografi Arumi Ekowati yang mereka dapati

dari hasil wawancara langsung kepada Arumi Ekowati-nya. Maka, isi

dari drama tersebut ialah tak lain dari perjalanan hidup Arumi Ekowati

yang merupakan salah satu momen penting dalam hidupnya. Cara

penyampaiannya ialah berdialog, dengan suara yang sedikit kencang

dari kelompok sebelumnya agar siswa lainnya dapat menyimak

dengan baik dan jelas karena adanya suara bising dari kendaraan yang

lalu lalang dekat kelasnya tersebut. Sedangkan siswa lainnya diam

untuk menyimak, sekalipun ada yang bersuara hanya suara berbisik

kepada lawan bicaranya. Terakhir, semangat kelompok ini sedikit

menggebu dibandingkan kelompok sebelumnya dan lebih ekpresif.

Pada temuan data ini, siswa 1a berlaku sebagai penutur,

sedangkan siswa 4 berlaku sebagai petutur. Pada tuturan tersebut

penutur sedang memberikan pujian terhadap petutur akan keahlian

dalam melukis di sepatu. Berdasarkan tuturan di atas, penutur sedang

melakukan tindak tutur ilokusi ekspresif memuji kepada petutur,

tujuannya adalah sebagai salah satu bentuk ekpresi untuk

mengapresiasi bakat petutur yakni dalam hal melukis, terutama dalam

hal melukis sepatu. Sedangkan, tindak tutur perlokusinya adalah usaha

penutur mengakui bahwa bakatnya tidaklah buruk, melainkan sesuatu

yang baik dan perlu untuk dikembangkan..

4. Ilokusi Komisif

Bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran.

Ilokusi ini meliputi tuturan dalam hal berjanji, bersumpah, dan

menawarkan sesuatu. Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya ditemukan

ilokusi dalam bentuk berjanji dan menawarkan sesuatu saja. Berikut

penjelasannya:

a. Berjanji

Ilokusi dalam bentuk berjanji ditemukan pada TD 155, yaitu:

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 155

Guru : Janji ya!

Siswa (Kel. 6) : Iya.

Konteks khusus pada temuan data ini adalah guru masih duduk di

kursi salah satu murid, sambil mulai menutup pembelajaran hari itu

dengan mengumpulkan seluruh teks cerita ulang yang telah

ditampilkan dan mengingatkan untuk satu kelompok yang telah

mengganti teks cerita ulangnya dengan tokoh yang lain untuk

membawa teksnya pada hari senin. Semua siswa pun menyimak

dengan seksama. Selanjutnya, ditutup dengan mengucapkan

hamdallah bersama dan guru langsung beranjak meninggalkan kelas

sambil mengucap salam.

Pada temuan data ini, siswa (Kel. 6) berlaku sebagai penutur,

sedangkan sang guru berlaku sebagai petutur. Pada kutipan tersebut

penutur sedang berjanji kepada guru untuk melakukan presentasi hari

Senin, dengan menggunakan teks cerita ulang yang berbeda.

Berdasarkan tuturan di atas, penutur sedang melakukan tindak tutur

ilokusi komisif berjanji kepada petutur, tujuannya adalah untuk

menyetujui apa yang telah menjadi suatu kesepakatan yang telah

disepakati, yaitu melakukan presentasi ulang dengan menggunakan

teks cerita ulang baru di hari Senin. Sedangkan, tindak tutur

perlokusinya adalah usaha penutur untuk sebisa mungkin tidak

membuat kecewa petutur, di hari yang telah disepakati.

b. Menawarkan sesuatu

Ilokusi dalam bentuk menawarkan sesuatu ditemukan pada TD 40,

yaitu:

TD 40

Siswa 1a: Iya, ada yang saya bisa bantu?

Siswa 2 : Ya, saya ingin pesan ayam 3 dan 3 ice cream ya!

Konteks khusus pada temuan data ini adalah saatnya kelompok

tiga mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya, yang terdiri dari

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

lima orang. Masing-masing orang memiliki peran masing-masing

dalam berdrama, diantaranya: siswa 1 berperan sebagai narator dan

pelayan restoran (siswa 1 sebagai narator; dan siswa 1a sebagai

pelayan restoran), siswa 2 berperan sebagai Seman, siswa 3 berperan

sebagai Rina, dan siswa 4 berperan sebagai Tino, siswa 5 berperan

sebagai anaknya Rina. Peralatan drama yang digunakan dalam

kelompok ini tidaklah begitu banyak yaitu satu meja, tiga kursi, dan

satu botol minum. Maksud dari kelompok ini mempresentasikan

dramanya adalah ingin berbagi cerita mengenai biografi Seman yang

mereka dapati dari hasil wawancara langsung kepada Seman-nya.

Maka, isi dari drama tersebut ialah tak lain dari perjalanan hidup

Seman yang merupakan salah satu momen penting dalam hidupnya.

Cara penyampaiannya ialah berdialog, dengan suara yang sangat kecil

seperti sedang mengobrol berdua saja, hal ini menjadikan lainnya

tidak tertarik untuk melihat drama tersebut melainkan pada asik

mengobrol masing-masing. Terakhir, semangat kelompok ini tidaklah

bersemangat dalam menyampaikan cerita atau menampilkan

dramanya, yang menjadikannya kurang ekpresif.

Pada temuan data ini, siswa 1a berlaku sebagai penutur,

sedangkan siswa 2 berlaku sebagai petutur. Pada tuturan tersebut si

penutur sebagai pelayan restoran sedang melayani pelanggannya yang

datang ke restorannya. Berdasarkan tuturan di atas, penutur sedang

melakukan tindak tutur ilokusi komisif menawarkan sesuatu kepada si

petutur, tujuannya adalah melayani si pelanggan tersebut dengan

menawarkan diri untuk dapat membantu petutur tersebut. Sedangkan,

tindak tutur perlokusinya adalah salah satu bentuk usaha penutur

memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada petutur, salah satunya

adalah dengan memberikan kenyamanan pada pelanggan.

5. Ilokusi Deklarasi

Bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan. Ilokusi

ini meliputi tuturan dalam hal berpasrah, memecat, membabtis, memberi

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

nama, mengangkat, mengucilkan, dan menghukum. Akan tetapi, dalam

penelitian ini hanya ditemukan ilokusi dalam bentuk mengucilkan dan

menghukum saja. Berikut penjelasannya:

a. Mengucilkan

Ilokusi dalam bentuk mengucilkan ditemukan pada TD 128, yaitu:

TD 128

Siswa 3 : Hey kamu yang medok! Kita ini tinggal di Tangerang,

bukan di Jawa Tengah!

Siswa 1a: (Bambang yang menunduk terdiam)

Konteks khusus pada temuan data ini adalah saatnya kelompok

sepuluh mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya, yang terdiri dari

empat orang. Masing-masing orang memiliki peran masing-masing

dalam berdrama, diantaranya: siswa 1 berperan sebagai narator dan

Bambang (siswa 1 sebagai narator; dan siswa 1a sebagai Bambang),

siswa 2 berperan sebagai Dewi, Egi, pak Kuwat, dan Evans (siswa 2

sebagai Dewi; siswa 2a sebagai Egi siswa 2b sebagai pak Kuwat; dan

siswa 2c sebagai Evans), siswa 3 berperan sebagai Zulfa, Paijo, bu

Aeni (siswa 3 sebagai Zulfa; siswa 3a sebagai Paijo; dan siswa 3b

sebagai bu Aeni), siswa 4 berperan sebagai Agusi. Peralatan drama

yang digunakan dalam kelompok ini tidaklah begitu banyak yaitu

beberapa botol dan satu meja. Maksud dari kelompok ini

mempresentasikan dramanya adalah ingin berbagi cerita mengenai

biografi Arumi Ekowati yang mereka dapati dari hasil wawancara

langsung kepada Arumi Ekowatinya. Maka, isi dari drama tersebut

ialah tak lain dari perjalanan hidup Arumi Ekowati yang merupakan

salah satu momen penting dalam hidupnya. Cara penyampaiannya

ialah berdialog, dengan suara yang kurang kencang. Terakhir,

kelompok ini sedikit kurang menujukkan semangatnya dalam

menampilkan dramanya, terlihat dari bagaimana para tokoh kurang

mengekspresikan dan menjiwai perannya. Terkahir, kelompok ini

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

sedikit adegan, dikarenakan terlalu banyak narasi, yang menyebabkan

sedikitnya siswa yang menyimak saat kelompok ini tampil.

Pada temuan data ini, siswa 3 berlaku sebagai penutur, sedangkan

Siswa 1a berlaku sebagai petutur. Pada tuturan tersebut penutur

merupakan teman baru petutur di sekolah barunya, akan tetapi penutur

tidak suka dengan cara bicaranya petutur yang sangat medok,

dikarenakana petutur tersebut merupakan pindahan dari Jawa.

Berdasarkan tindak tutur di atas, penutur sedang melakukan tindak

tutur ilokusi deklarasi mengucilkan kepada petutur, tujuannya adalah

untuk mengapresiasi atas saran yang dia berikan. Sedangkan, tindak

tutur perlokusinya adalah usaha penutur menghargai saran dari

petutur, agar petutur merasa bahwa saran yang dia berikan dihargai.

b. Menghukum

Ilokusi dalam bentuk menghukum ditemukan pada TD 15, yaitu:

TD 15

Guru : Ninu? Waktu yang sebelum ini dikumpulkan, Ibu udah

minta, kalian foto teks yang mau diperankan. Ya, kan?

Katanya udah. Nah itu, kelemahan kalian kalau pakai

yang seperti itu eggak dibuka. Ya, kan? Kalau itu kan

tinggal kalian kirim, kirim ke temen. Kalau sekarang

masih alasannya pinjem teks lagi, berarti sama sekali

tidak dibaca. Ya, kan? Nah, sekarang konsekuensinya,

bisa improvisasi enggak?

Siswa : Bisa, Bu!

Konteks khusus pada temuan data ini adalah setelah mengabsen

guru mulai mempersiapkan kelompok cerita ulang yang akan

dipresentasikan dengan berdrama. Tujuannya ialah untuk

mempersiapkan dan melihat kelompok mana yang siap tampil. Akan

tetapi, terjadi kendala yang dikarenakan banyaknya siswa yang belum

siap dengan beralasan ini itu. Guru pun mulai kesal, volume suaranya

pun terjadi beberapa penekanan dan meninggi. Penekanan suara di sini

sang guru sedang menekankan perihal tugas yang telah ia berikan,

telah ia jelaskan sedetail mungkin, maka dari itu harusnya tak ada

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

alasan ini itu. Sedangkan, suara meningginya mengimbangi suara

bising kendaraan karena ruang kelas tersebut berdekatan sekali dengan

jalan raya. Lain halnya dengan volume suara siswa yang mulai

mengecil dan diam tak lagi banyak yang gaduh karena rasa

bersalahnya tidak siap untuk tampil. Guru pun langsung menawarkan

sebuah konsekuensinya dengan berimprov. Sebagian siswa ada yang

paham, dan sebagian yang tidak. Bagi yang tidak, siswa tersebut

langsung menanyakan apa itu improv?

Pada temuan data ini, guru berlaku sebagai penutur, sedangkan

siswa berlaku sebagai petutur. Pada kutipan tersebut penutur sedang

kesal terhadap siswanya, karena banyak yang tidak membawa lembar

tugasnya. Karena waktu yang dimiliki untuk pengambilan nilai materi

tersebut sudah tidak banyak lagi, guru memberikan konsekuensi

kepada siswanya. Berdasarkan tuturan di atas, penutur sedang

melakukan tindak tutur ilokusi ekspresif menghukum kepada petutur,

tujuannya adalah sebagai salah satu bentuk pelajaran bagi siswa yang

tidak membawa lembar tugasnya dan agar mereka belajar bertanggung

jawab atas perbuatannya. Sedangkan, tindak tutur perlokusinya adalah

usaha penutur untuk mendidik para siswanya agar tidak malas lagi dan

berani bertanggung jawab.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini merupakan jenis

penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tindak

tutur antara guru dan siswa serta siswa dan siswa dalam kegiatan pembelajaran

bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tangerang, khususnya tindak tutur

ilokusi dan perlokusi. Berdsarkan temuan data pada kegiatan pembelajaran bahasa

Indonesia kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tangerang ditemukan sebanyak 156

temuan data yang terdiri dari tindak tutur ilokusi dan perlokusi. Tindak tutur

ilokusi pada temuan tersebut terdiri dari tindak tutur ilokusi asertif, ilokusi

direktif, ilokusi ekspresif, ilokusi komisif, dan ilokusi deklarasi.

Tindak tutur ilokusi yang paling dominan muncul pada kegiatan pembelajaran

bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tangerang adalah ilokusi direktif

dengan jumlah 106 temuan data. Tindak tutur ilokusi direktif adalah bentuk tutur

yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar si petutur

melakukan tindakan. Sedangkan, temuan data ilokusi yang paling sedikit adalah

temuan data ilokusi deklarasi, yakni hanya berjumlah 3 temuan data. Tindak tutur

ilokusi deklarasi adalah Bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan

kenyataan. Temuan data ilokusi lainnya adalah ilokusi asertif sebanyak 17 temuan

data, ilokusi ekspresif sebanyak 24 temuan data, dan ilokusi komisif sebanyak 6

temuan data.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia

pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tangerang, saran yang dapat penulis

berikan kepada pembaca antara lain:

1. Para pengguna bahasa, agar dapat menggunakan tuturan-tuturan yang

sesuai dengan situasi tutur agar maksud yang ingin disampaikan oleh

penutur dapat diterima dengan baik oleh petutur.

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

2. Para peneliti bahasa, agar ada penelitian lanjutan dari peneliti ini dengan

aspek yang lain guna menambah khasanah ilmu bahasa.

3. Para pendidik, dapat menggunakan tindak tutur ilokusi dan perlokusi

dalam belajar agar pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Austin, J. L. How to do Things With Word. Cambrige: Harvard University Press.

Black, Elizabeth. Pragmatic Stilistics. Edinburgh: Edinburgh University Press,

2006.

Black, Elizabeth. Stilistika Pragmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2008.

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. Sosiolinguistik; Perkenalan Awal (Edisi

Revisi). Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Cummings, Louise. Pragmatik sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2007.

Hanafi, Abdul Halim. Metodologi Penelitian Bahasa untuk penelitian, Tesis, dan

Disertasi. Jakarta: Diadit Media Press, 2011.

Horn, Laurence R. dan Gregory Ward. The Handbook of Pragmatics. UK:

Blackwell Publishing, 2004.

Leech, Geoffrey. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: UI Press, 2011.

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1990.

Nababan, P. W. J. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987.

Nadar, F. X. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Purwo, Bambang Kaswanti. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa; Menyibak

Kurikulum 1984. Yogyakarta: Kanisius, 1984.

Rahardi, R. Kunjana. Sosiopragmatik. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2009.

Rahardi, R. Kunjana. PRAGMATIK; Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga, 2010.

Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian; Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2011.

Sudaryat, Yayat. Makna dalam Wacana: Prinsip-prinsip Semantik dan

Pragmatik. Bandung: Yrama Widya, 2009.

Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R & D. Bandung: Alfabeta, 2013.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2012.

Verhaar, J. W. M. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1996.

Yasin, Anas. Tindak Tutur; sebuah Model Gramatika Komunikatif. Padang:

Sukabina Press, 2010.

Yule, George. Kajian Bahasa; Edisi Kelima. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id
Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id
Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id
Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id
Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id
Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Kota Tangerang

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/1

Materi Pokok : Teks Cerita Ulang Biografi

Pertemuan Ke : 18 sampai 22

Jumlah Pertemuan : 5 x pertemuan

Alokasi Waktu : 10 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun, responsif

dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di

sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan

menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami,

menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks

cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama.

2.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli dan proaktif dalam

menggunakan bahasa Indonesia untuk memahami dan menyampaikan

permasalahan sosial, lingkungan. Ideologis, dan kebijakan publik.

3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita ulang baik melalui lisan dan

tulisan.

3.1.1 Mengetahui struktur isi teks cerita ulang.

3.1.2 Mengetahui ciri bahasa teks cerita ulang.

4.1 Menginterpretasi makna teks cerita ulangbaik secara lisan maupun

tulisan.

4.1.1 Memahami isi teks cerita ulang.

4.1.2 Mengidentifikasi makna/maksud teks cerita ulang.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran ini diharapkan:

1. Peserta didik dapat menjelaskan struktur isi teks cerita ulang.

2. Peserta didik dapat menentukan ciri bahasa teks cerita ulang.

3. Peserta didik dapat menjelaskan isi teks cerita ulang.

D. Materi Pembelajaran

1. Pengenalan struktur isi teks cerita ulang.

2. Pengenalan ciri bahasa teks cerita ulang.

3. Pemahaman isi teks cerita ulang.

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan: Scientific.

Metode: Diskusi, pemberian tugas, dan presentasi.

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

F. Media dan Sumber Belajar

Media:

1. Contoh-contoh teks cerita ulang.

2. Uraian tentang struktur isi teks cerita ulang

Sumber belajar:

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

2. Media massa

3. Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas XI

G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke 18 (2x45 menit)

Kegiatan Alokasi Waktu

A. Pendahuluan

1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru yang

berhubungan dengan kesyukuran kepada Tuhan.

2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya dengan yang akan dilaksanakan.

3. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, materi,

tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

4. Peserta didik menerima pengarahan bahwa melalui topik

pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur,

kerja sama, tanggung jawab, dan cinta damai.

15 menit

B. Kegiatan Inti

Mengamati

1. Peserta didik membaca contoh teks cerita ulang.

2. Peserta didik mencermati uraian yang berkaitan dengan struktur

60 menit

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

isi teks cerita ulang.

Mempertanyakan

1. Peserta didik mempertanyakan struktur isi teks cerita ulang

2. Peserta didik membuat pertanyaan yang berhubungan dengan isi

teks cerita ulang.

Mengeksplorasi (menalar)

1. Peserta didik menemukan struktur isi teks cerita ulang.

2. Peserta didik menemukan ciri bahasa teks cerita ulang.

3. Peserta didik menentukan makna/maksud isi teks cerita ulang.

Mengasosiasi (mencoba)

1. Peserta didik mediskusikan dan menyimpulkan hasil temuan

terkait dengan struktur isidan ciri bahasa teks cerita ulang.

2. Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan makna/ maksud

teks cerita ulang dalam diskusi kelas dengan saling menghargai.

Mengomunikasikan

1. Peserta didik mempresentasikan temuan terkait struktur isi teks

cerita ulang.

2. Peserta didik mempresentasikan makna/maksud teks cerita ulang

dengan rasa percaya diri.

3. Peserta didik menanggapi presentasi teman/kelompok lain secara

santun.

C. Penutup

1. Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran.

2. Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

3. Siswa menerima tugas dari guru.

15 menit

Pertemuan ke 19 (2x45 menit)

Kegiatan Alokasi

Waktu

A. Pendahuluan 15 menit

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru yang

berhubungan dengan kesyukuran kepada Tuhan.

2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya dengan yang akan dilaksanakan.

3. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, materi,

tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

4. Peserta didik menerima pengarahan bahwa melalui topik

pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun,

jujur, kerja sama, tanggung jawab, dan cinta damai.

B. Kegiatan Inti

Mengamati

1. Peserta didik membaca dua teks cerita ulang.

2. Peserta didik mencermati uraian yang berkaitan dengan

persamaan dan perbedaan dua buah teks certa ulang yang

dibaca.

Mempertanyakan

1. Peserta didik mempertanyakan isi kedua teks cerita ulang.

Mengeksplorasi (menalar)

1. Peserta didik mengidentifikasi persamaan struktur isi beberapa

teks cerita ulang yang dibaca.

2. Peserta didik mengidentifikasi persamaan ciri bahasa beberapa

teks cerita ulang yang dibaca.

3. Peserta didik mengidentifikasi perbedaan struktur isi beberapa

teks cerita ulang yang dibaca.

4. Peserta didik mengidentifikasi perbedaan ciri bahasa beberapa

teks cerita ulang yang dibaca.

5. Peserta didik menentukan topik teks cerita ulang.

6. Peserta didik membuat teks cerita ulang sesuai dengan struktur isi

teks cerita ulang dan ciri bahasanya.

Mengasosiasi (mencoba)

60 menit

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

1. Peserta didik mediskusikan dan menyimpulkanpersamaan dan

perbedaan beberapa teks cerita ulang dalam diskusi kelas.

2. Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan teks cerita ulang

yang ditulis.

Mengomunikasikan

1. Peserta didik mempresentasikan persamaan dan perbedaan

beberapa teks cerita ulang dalam diskusi kelas.

2. Peserta didik membacakan teks cerita ulang dengan intonasi dan

ekspresi yang tepat.

C. Penutup

1. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran.

2. Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

3. Peserta didik menerima tugas dari guru

15 menit

Pertemuan ke 20 (2x45 menit)

Kegiatan Alokasi

Waktu

A. Pendahuluan

1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru yang

berhubungan dengan kesyukuran kepada Tuhan.

2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya dengan yang akan dilaksanakan.

3. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, materi,

tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

4. Peserta didik menerima pengarahan bahwa melalui topik

pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur,

kerja sama, tanggung jawab, dan cinta damai.

15 menit

B. Kegiatan Inti

Mengamati

60 menit

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

1. Peserta didik membaca contoh analisis teks cerita ulang.

2. Peserta didik membaca teks cerita ulang yang ditulis teman

Mempertanyakan

1. Peserta didik mempertanyakan contoh analisis teks cerita ulang.

2. Peserta didik mempertanyakan isi teks cerita ulang yang ditulis

teman.

Mengeksplorasi (menalar)

1. Peserta didik menganalisis isi teks cerita ulang dengan cermat.

2. Peserta didik menganalisis bahasa teks cerita ulang dengan

cermat.

3. Peserta didik menyunting teks cerita ulang yang ditulis teman dari

aspek struktur isi dan bahasa teks cerita ulang dengan cermat.

Mengasosiasi (mencoba)

1. Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan hasil analisis

teks cerita ulang.

2. Peserta didik memperbaiki teks cerita ulang berdasarkan

suntingan.

Mengomunikasikan

1. Peserta didik mempresentasikan hasil analisis dengan percaya

didik.

2. Peserta didik menanggapi presentasi teman/ kelompok lain secara

santun.

3. Peserta didik membacakan teks cerita ulang dengan intonasi dan

ekspresi yang tepat.

4. Peserta didik mengomentari/menanggapi struktur isi dan bahasa

teks cerita ulang yang dibacakan dengan santun.

C. Penutup

1. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran.

2. Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

3. Peserta didik menerima tugas dari guru.

15 menit

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Pertemuan ke 21 (2x45 menit)

Kegiatan Alokasi

Waktu

A. Pendahuluan

1. Peserta didk merespon salam dan pertanyaan guru yang

berhubungan dengan kesyukuran kepada Tuhan.

2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya dengan yang akan dilaksanakan.

3. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, materi,

tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

4. Peserta didik menerima pengarahan bahwa melalui topik

pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur,

kerja sama, tanggung jawab, dan cinta damai.

15 menit

B. Kegiatan Inti

Mengamati

1. Peserta didik membaca contoh teks cerita ulang.

2. Peserta didik mencermati uraian yang berkaitan dengan

karakteristik teks cerita ulang.

Mempertanyakan

Peserta didik mempertanyakan isi teks cerita ulang yang dibaca.

Mengeksplorasi (menalar)

Peserta didik menuliskan garis besar isi teks cerita ulang (abstraksi)

dalam beberapa kalimat secara terpadu.

Mengasosiasi (mencoba)

Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan abstraksi cerita ulang

yang telah ditulis.

Mengomunikasikan

Peserta didik mempresentasikan abstraksi teks cerita ulang

60 menit

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Pertemuan ke 22 (2x45 menit)

C. Penutup

1. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran.

2. Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

3. Peserta didik menerima tugas dari guru.

15 menit

Kegiatan Alokasi

Waktu

A. Pendahluan

1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru yang

berhubungan dengan kesyukuran kepada Tuhan.

2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya dengan yang akan dilaksanakan.

3. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, materi,

tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

4. Peserta didik menerima pengarahan bahwa melalui topik

pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun,

jujur, kerja sama, tanggung jawab, dan cinta damai.

15 menit

B. Kegiatan Inti

Mengamati

1. Peserta didik membaca contoh teks cerita ulang.

2. Peserta didik membaca contoh hasil evaluasi (kekurangan/

kelebihan) struktur isi dan bahasa teks cerita ulang.

Mempertanyakan

1. Peserta didik mempertanyakan teks cerita ulang yang dibaca.

2. Peserta didik mempertanyakan contoh evaluasi teks cerita ulang

yang dibaca.

Mengeksplorasi (menalar)

60 menit

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

A. Penilaian

Teknik penilaian:

1. Penilaian proses/ pengamatan.

2. Tertulis.

3. Lisan.

4. Pemberian tugas

1. Peserta didik mengevaluasi (kekurangan/kelebihan) struktur isi

dan bahasa teks cerita ulang dengan cermat.

2. Peserta didik menulis ulang teks cerita ulang dalam bentuk

uraian dialog.

Mengasosiasi (mencoba)

1. Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan hasil evaluasi

teks cerita ulang.

2. Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan cerita ulang

yang ditulis.

Mengomunikasikan

1. Peserta didik mempresentasikan hasil evaluasi (kekurangan

/kelebihan) terhadap teks cerita ulang dengan rasa percaya diri.

2. Peserta didik menanggapi presentasi teman/kelompok lain

secara santun.

3. Peserta didik membacakan hasil tulisan teks cerita ulang yangh

ditulis.

4. Peserta didik mengomentari pembacaan teks cerita ulang.

C. Penutup

1. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran.

2. Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

3. Peserta didik menerima tugas dari guru.

15 menit

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Bentuk Instrumen:

Tes lisan:

1. Ceritakan isi teks cerita ulang yang sudah menjadi teks dialog dengan

berdrama!

2. Sebutkan langkah-langkah konversi teks cerita ulang menjadi teks

dialog!

Tes tertulis:

1. Tentukan struktur isi teks cerita ulang yang dibaca!

2. Tentukan bahasa teks cerita ulang yang dibaca!

3. Tentukan langkah-langkah konversi teks cerita ulang menjadi teks

dialog!

4. Konversikan teks cerita ulang menjadi teks dialog!

Tugas:

1. Cari narasumber untuk dibuatkan menjadi teks cerita ulang!

2. Ubahlah teks cerita ulang tersebut menjadi teks dialog!

Penilaian Proses/Pengamatan:

No. Nama Prilaku yang Diamati dalam Proses Pembelajaran

Menghargai

orang lain

Disiplin Aktivitas Kerjasama Komunikasi

1.

2.

3.

4.

5.

Dst.

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Keterangan:

Skala penilaian dibuat dengan rentangan 1 s/d 5

Skor Penafsiran Angka

1 Sangat kurang

2 Kurang

3 Cukup baik

4 Baik

5 Sangat baik

Penilaian Tes Tertulis:

Aspek Skor

Siswa menjawab benar semua 5

Siswa menjawab benar 4 4

Siswa menjawab benar 3 3

Siswa menjawab benar 2 2

Siswa menjawab benar 1 1

Skor maksimal 3

Keterangan:

Skor yang di peroleh

Nilai akhir = ----------------------------- x 100

Skor maksimal

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Penilaian Tugas/ Portofolio:

Aspek yang Dinilai Skor Kriteria Komentar

ISI

27 - 30

Sangat baik –

sempurna:menguasai topik tulisan;

substantif; abstraksi^orientasi^

krisis^ reaksi^coda; relevan dgn

topik yang dibahas.

22 – 26 Cukup – baik: cukup menguasai

permasalahan; cukup memadai;

pengembangan tesis terbatas;

relevan dengan topik, tetapi kurang

terinci.

17 – 21 Sedang – cukup: penguasaan

permasalahan terbatas; subtansi

kurang; pengembangan topik tidak

memadai.

13 - 16 Sangat kurang – kurang: tidak

menguasai permasalahan; tidak ada

substansi; tidak relevan; tidak layak

dinilai.

STRUKTUR TEKS

18 – 20

Sangat baik – sempurna:ekspresi

lancar; gagasan terungkap padat,

dengan jelas; tertata dengan baik;

urutan abstraksi^

orientasi^krisis^reaksi^coda;

relevan; kohesif.

14 – 17 Cukup – baik: kurang lancar;

kurang terorganisasi, tetapi ide

utama ternyatakan; pendukung

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

terbatas; logis, tetapi tidak lengkap.

10 – 13 Sedang – cukup: tidak lancar;

gagasan kacau/ tidak terkait; urutan

dan pengembangan kurang logis.

7 – 9 Sangat kurang – kurang: tidak

komunikatif; tidak terorganisas;

tidak layak dinilai.

KOSAKATA

18 – 20 Sangat baik –

sempurna:penguasaan kata canggih;

pilihan kata dan ungkapan efektif;

menguasai pembentukkan kata;

penggunaan register tepat.

14 – 17 Cukup – baik: penguasaan kata

memadai; pilihan, bentuk, dan

penggunaan kata/ ungkapan kadang-

kadang salah tetapi tidak

mengganggu.

10 – 13 Sedang – cukup: penguasaan kata

terbatas; sering terjadi kesalahan

bentuk, pilihan dan penggunaan

kosakata/ ungkapan; makna

membingungkan/ tidak jelas.

7 – 9 Sangat kurang – kurang:

pengetahuan tentang

kosakata, ungkapan, dan

pembentukkan kata rendah; tidak

layak dinilai.

18 – 20 Sangat baik – sempurna:konstruksi

kompleks dan efektif; terdapat hanya

sedikit kesalahan penggunaan

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

KALIMAT

bahasa (urutan/fungsi kata, artikel,

pronomina, preposisi).

14 – 17 Cukup – baik: konstruksi

sederhana, tetpi efektif; terdapat

kesalahan kecil pada konstruksi

kompleks; terjadi sejumlah

kesalahan penggunaan bahasa

(fungsi/ urutan kata, artikel,

pronomina, preposisi), tetpi makna

cukup jelas.

10 – 13 Sedang – cukup: terjadi kesalahan

serius dalam konstruksi kalimat

tunggal/kompleks (sering terjadi

kesalahan pada kalimat negasi,

urutan/ fungsi kata, artikel,

pronomina, kalimat, fragmen,

pelesapan; makna membingungkan/

kabur.

7 – 9 Sangat kurang – kurang: tidak

menguasai tata kalimat; terdapat

banyak kesalahan; tidak

komunikatif; tidak layak dinilai.

MEKANIK

9 – 10 Sangat baik –

sempurna:menguasai aturan

penulisan; terdapat sedikit kesalahan

ejaan, tanda baca, penggunaan huruf

kapital, dan penataan paragraf.

7 – 8 Cukup – baik: kadang-kadang

terjadi kesalahan ejaan, tanda baca,

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

penggunaan huruf kapital, dan

penataan paragraf, tetapi tidak

mengaburkan makna.

4 – 6 Sedang – cukup: sering terjadi

kesalahan ejaan, tanda baca,

penggunaan huruf kapital, dan

penataan paragraf; tulisan tangan

tidak jelas; makna membingungkan /

kabur.

1 - 3 Sangat kurang – kurang: tidak

menguasai aturan penulisan;

terdapat banyak kesalahan ejaan,

tanda baca, penggunaan huruf

kapital, dan penataan paragraf;

tulisan tidak terbaca; tidak layak

dinilai.

KOMENTAR:

JUMLAH SKOR:

PENILAI:

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Mengetahui, Jakarta, 2017

Kepala SMA Negeri 3 Kota Tangerang Guru Mata Pelajaran

Drs. Arbani, M. Si Hj. Robianah, M. Pd

NIP. 196110311987031004 NIP. 196910032002007

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TRANSKRIP DATA

ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM KEGIATAN

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA

KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG

1. Pertemuan Pertama

Transkrip data ini didapat dari pembelajaran Bahasa Indonesia, kelas XI

dengan materi Teks Cerita Ulang yang dipresentasikan dengan berdrama dan

didampingi oleh Ibu Robianah atau biasa dipanggil dengan sebutan Ibu Robi,

selaku guru bidang studi. Teks Cerita Ulang kelompok, diperoleh dari hasil

wawancara yang dilakukan setiap kelompoknya. Partisipan pada saat

pembelajaran ini ialah guru dan siswa serta siswa dan siswa. Pada satu kelas

terdapat sepuluh kelompok, masing-masing dari setiap kelompok berkisar 4-5

siswa. Pada pertemuan pertama ini, hanya empat kelompok yang berkesempatan

untuk mempresentasikan hasil teks cerita ulangnya. Pembelajaran dimulai dengan

guru masuk kelas dengan mengucap salam dan dilanjutkan dengan mengabsen

siswa, selanjutnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai. Berikut hasil

trankrip datanya:

Guru : Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa : Wa’alaikum salam Wr. Wb

Guru : Andini

Andini : (Unjuk tangan) Hadir

Guru : Anindya

Anindya : (Unjuk tangan)

Guru : Annisa Fajar

Annisa : (Unjuk tangan) Hadir, Bu!

Guru : Ardha

Ardha : (Unjuk tangan) Hadir

Guru : Ariando

Ariando : (Unjuk tangan)

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Guru : Askar

Askar : (Unjuk tangan)

Guru : Asti? mana Asti?

Siswa : Izin, Bu!

Guru : Izin, ini yang acara keluarga? Acara keluarga apa si?

Siswa : Kakaknya wisuda, Bu!

Guru : Civitya, Civitya mana?

Civitya : (Unjuk tangan)

Guru : Daris

Daris : (Unjuk tangan)

Guru : Elsa

Elsa : (Unjuk tangan)

Guru : Erika

Erika : (Unjuk tangan)

Guru : Fitriani

Fitriani : (Unjuk tangan)

Guru : Finia

Finia : (Unjuk tangan)

Guru : Indra

Indra : (Unjuk tangan)

Guru : Kristintiya

Kristintiya : (Unjuk tangan) Hadir, Bu!

Guru : Lita

Lita : (Unjuk tangan) Hadir

Guru : Zidan

Siswa : Sakit

Guru : Sakit? Apa izin? Kok yang dulu dispen gitu ya, kalau enggak

sakit, izin ini. Tadi Asti yang dispen paskib ya ?

Siswa : Ya

Guru : Izin, sekarang Zidan sakit. Kok bisa barengan yah? Nadya?

Nadya : (Unjuk tangan) Hadir

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Guru : Naini

Naini : (Unjuk tangan) Hadir, Bu!

Guru : Natasya

Natasya : (Unjuk tangan) Hadir, Bu!

Guru : Nia

Nia : (Unjuk tangan) Hadir

Guru : Ninu

Ninu : (Unjuk tangan) Hadir

Guru : Nurul

Nurul : (Unjuk tangan) Hadir, Bu!

Guru : Puspita

Puspita : (Unjuk tangan) Hadir

Guru : Ramadya

Ramadya : (Unjuk tangan) Hadir, Bu!

Guru : Rida

Rida : (Unjuk tangan) Hadir, Bu!

Guru : Risa

Risa : (Unjuk tangan) Hadir

Guru : Riyada

Riyada : (Unjuk tangan) Hadir

Guru : Sergi

Sergi : (Unjuk tangan) Hadir, Bu!

Guru : Stenny

Steni : (Unjuk tangan) Hadir, Bu!

Guru : Suci

Suci : (Unjuk tangan) Hadir, Bu!

Guru : Tegar

Tegar : (Unjuk tangan) Hadir

Guru : Thifal

Thifal : (Unjuk tangan)

Guru : Titis

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Titis : (Unjuk tangan)

Guru : Yola

Yola : (Unjuk tangan)

Guru : Wita

Wita : (Unjuk tangan)

Guru : Dini? Dwi Nur? Cuma dua ah! Yang sakit satu, izin satu.

Katanya, banyak yang izin! Berarti, semua kelompok siap hari ini

ya? Yok, mulai dari kelompok tujuh dulu. Naini, Audrey, Finia,

siapa lagi nih? Erika! Ayo! Silahkan tujuh! Menghafal dialognya

jangan semua, bagian kalian aja ya!

Siswa : Kan diantara empat itu, pilih satu, kan ya, Bu!

Guru : Iya, baru mau milih?

Siswa1 (Kel.7): Enggak, udah. Cuman kita tuh, masih itu, mau baca-baca.

Soalnya, kemaren kita tuh, lupa di foto-foto.

Guru : Eeeyyy, kemarin ngapain? Terus enggak latihan dong?

Siswa1 (Kel.7): Kita mau ke meja Ibu, Ibunya udah enggak ada.

Guru : Terus belum latihan?

Siswa1 (Kel.7) : Iya, aduh Bu.

Siswa2 (Kel.7) : Tapi, insya Allah siap!

Guru : Iih, udah enggak bisa pake teks lagi ya!

Siswa1 (Kel.7): Tapi, itu kebanyakan narasi gitu.

Guru : Ya enggak bisa! Kamu kan harus pegang, gimana? Ganti yang

lain?

Siswa2 (Kel.7): Ganti yang lain aja Bu.

Guru : Ya, udah!

Siswa1 (Kel.7): Atau enggak, kalau yang maju dikocok aja Bu!

Guru : Enggak ah, jangan! Enggak mau diundi-undi gitu, kaya apaan

diundi-undi gitu.

Siswa1 (Kel.7): Ya, udah. Kalau enggak, punya kita aja dulu Bu!

Siswa3 (Kel.7): Ya, udah. Foto dulu daaah, foto! Foto!

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Guru : Punya siapa yang mau diinikan? Kelompoknya tegar deh,

kelompok tegar.

Siswa4 (Kel.6): Kelompok saya enggak masuk Bu, yang Asti.

Guru : Kurang?

Siswa4 (Kel.6): Iya, kurang orang.

Guru : Kelompoknya Nurayu, Nurayu?

Siswa1 (Kel.7): Nurayu no berapa sih?

Guru : Kelompok delapan! Nur ayu, Dwi, Thifal.

Siswa5 (Kel.8): Bu, belum siap Bu!

Guru :Yeee, kapan siapnya? Satu, mana satu? Kelompok satu,

kelompoknya Ariando!

Ariando : Itu kelompok saya, Bu!

Guru : Siap? Kurang satu, kelompoknyaaa...

Siswa1 (Kel.7): Yah Bu, boleh minjem teksnya dulu enggak, Bu?

Guru : Entar dulu, Natasya, siap? Siap? Kelompoknya Arda, Annisa

sama Arda, Andini.

Siswa1 (Kel.7) : Ibuuu, teksnya yang tadi Bu? Yang kurang satu orang?

Siswa1 (Kel.7) : Ibu, boleh ngambil teksnya bisa enggak, Bu?

Guru : Ninu? Waktu yang sebelum ini dikumpulkan, Ibu udah minta,

kalian foto teks yang mau diperankan. Ya, kan? Katanya udah. Nah

itu, kelemahan kalian kalau pakai yang seperti itu eggak dibuka.

Ya, kan? Kalau itu kan tinggal kalian kirim, kirim ke temen. Kalau

sekarang masih alasannya pinjem teks lagi, berarti sama sekali

tidak dibaca. Ya, kan? Nah, sekarang konsekuensinya, bisa

improvisasi enggak?

Siswa : Bisa, Bu!

Guru : Yakin sesuai teks?

Siswa : (Tidak menjawab, sibuk bicara masing-masing)

Guru : Ya, yang siap improvisasi silahkan! Siapa dulu?

Siswa : Improvisasi kaya gimana, Bu?

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Guru : Kalian kemarin kan, udah pilih teks 1. Kalian kan tau isinya,

percakapan siapa dengan siapa? Yang dibicarakan itu intinya apa?

Ya? Kalau tekstual, berarti harus sesuai teks. Kalau improvisasi,

inti dari pembicaraan yang kalian lakukan itu apa saja dengan

narasumber. Ya? Itu yang improvisasi. Tetapi tidak keluar dari isi

dialog yang mau disampaikan. Mana ini? Coba filenya liat deh,

filenya dibuka lagi, ada tidak?

Siswa : Adaaa... (Memeriksa dan membuka file kembali)

Guru : Kasih yang udah di foto enggak apa-apa, kalau mau difotokopi

bisa, maunya di foto? Filenya buka lagi! kalau tidak Ibu ganti!

Enggak bisa nunggu lama-lama. Besok paling tidak, semuanya

harus sudah ya!

(Kelompok 2)

Keterangan :

Siswa 1 : Sebagai narator 1

Siswa 1a : Sebagai Haryati

Siswa 1b : Sebagai anak-anak

Siswa 2 : Sebagai narator 2

Siswa 3 : Sebagai Ayah Haryati

Siswa 3a : Sebagai satpam

Siswa 4 : Sebagai Ibu Haryati

Siswa 4a : Sebagai Zahra

Siswa 1 : Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr.Wb.

Siswa 1 : Di sini, kami dari kelompok dua, akan menampilkan sebuah

drama dengan judul Hj. Haryati.

Siswa3 : Haryati, sudah waktunya sore. Ayo! Kita pulang, Nak!

Siswa 1a : Iya, Ayah.

Siswa 4 : Ayo, Haryati kamu mandi! Lalu, kita shalat maghrib berjamaah

dan mengaji bersama.

Siswa 1a : Baik, Bu!

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 2 : Adzan maghrib pun tiba, mereka sekeluarga shalat maghrib

berjamaah. Setelah shalat maghrib dan mengaji bersama.

Siswa 3 : Ayo, Nak! Semuanya bawa Al-Qur’an kalian masing-masing.

Siswa 1b : Iya Ayah. A’udzubillahiminasyaithaanirrajiim..

Siswa 2 : Kebiasaan baik itu berlangsung terus menerus hingga mereka

dewasa. Setelah Haryati lulus dari SDN Patal Utara 07 Pagi, ia

melanjutkan sekolah

Siswa 3 : Haryati, sebaiknya kamu melanjutkan sekolah di Madrasah

Jannatul Khairiyah.

Siswa 1a : Iya Ayah, apa yang dikatakan Ayah akan Haryati ikuti, karena

Haryati tau, bahwa ridha Allah ada pada ridha orang tua.

Siswa 3 : Baiklah, kamu anak yang sangat berbakti kepada orang tua.

Siswa 1a : Terima kasih, Ayah.

Siswa 3 : Semoga apa yang kamu ingini tercapai Haryati.

Siswa 1a : Aamiin ya Allah.

Siswa 2 : Hari demi hari sudah dilalui, tak terasa sudah enam tahun Haryati

muda mengenyam Pendidikan SMP dan SMA di Jannatul

Khairiyah. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di perguruan

tinggi.

Siswa 3 : Haryati, alhamdulillah Nak, kamu sudah menyelesaikan

pendidikanmu.

Siswa 1a : Ya, alhamdulillah sekali Ayah. Tapi, Haryati ingin sekali

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Siswa 4 : Apakah kamu sudah memikirkan dengan keputusanmu itu?

Siswa 1a : Sudah, Ibu.

Siswa 4 : Ya sudah, apapun yang kamu pilih Ibu akan merestui kamu nak.

Siswa 1a : Terima kasih Ayah, terima kasih Ibu. Haryati harap, ibu dan ayah

dapat mendo’akan Haryati untuk lebih baik lagi di kemudian hari.

Siswa 2 : Setelah itu Haryati tes masuk di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Tak disangka ia lulus seleksi dan diterima di IAIN dengan Fakultas

Tarbiyah dan jurusan Pendidikan Agama Islam.

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 1a : Ayah, Ibu. Alhamdulillah Haryati diterima di perguruan tinggi

IAIN Jakarta, Haryati mendapatkan Fakultas Tarbiyah di sana.

Siswa 4 : Alahamdulillah Nak, dengan begini kamu bisa melanjutkan

pendidikan dengan baik dan benar ya, Nak.

Siswa 1a : Terima kasih, Ibu.

Siswa 2 : Hari demi hari berlalu, tiba saat Haryati untuk wisuda S1 nya,

namun cobaan menimpa Haryati dan keluarganya.

Siswa 4 : Hallo, assalammu’alaikum.

Siswa 1a : Wa’alaikum salam, Ibu.

Siswa 4 : Nak, pulang nak (Sambil menangis tersedu-sedu).

Siswa 1a : Iya, ada apa Ibu? Emang ada apa? Tumben sekali Ibu menelpon

Haryati.

Siswa 4 : Ayah, Nak!

Siswa 1a : Ayah kenapa, Ibu? Ada apa dengan Ayah, apa yang terjadi

dengan Ayah, Ibuuu?

Siswa 4 : Ayah meninggal, Nak.

Siswa 1a : Apa Ibu? Apa itu benar? Kalau begitu Haryati akan segera pulang

sekarang.

Siswa 2 : Setelah Ayahnya meninggal, mendiang memberikan amanat untuk

Haryati agar membantu biaya pendidikan sekolah adik-adiknya.

Siswa 1a : Ibu, benarkah Ibu memanggil Haryati?

Siswa 4 : Benar, Nak. Ibu ingin menyampaikan amanat dari Ayahmu.

Bahwa, Ayahmu ingin, kamu membantu pendidikan adik-adikmu

hingga mereka sukses nanti.

Siswa 1a : Iya Ibu, Haryati janji. Haryati akan menyekolahkan adik-adik

nanti hingga lulus seperti Haryati.

Siswa 4 : Kamu memang anak yang berbakti nak.

Siswa 1a : Terima kasih, Ibu.

Siswa 2 : Hari ini Haryati akan mengantar Zahra ke Surabaya. Saat mereka

sudah tiba di stasiun, ada saja cobaan yang menimpa Haryati dan

adiknya.`

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa1a : Zahra... Zahra, apakah tiketnya dipegang kau?

Siswa 4a : Enggak ka, tiketnya enggak sama aku. Bukannya di tas kakak

tadi?

Siswa 1a : Astagfirullah, tiketnya hilang Zahra. Bagaimana ini? Kita kan

mau berangkat.

Siswa 4a : Ayo Kak, lebih baik kita cari dulu tiketnya.

Siswa 1a : Tapi Kakak tidak tahu naruh tiketnya dimana tadi, dan kita sudah

tidak mempunyai uang untuk membelinya lagi.

Siswa 4a : Pasti ketemu tiketnya, Kak!

Siswa 1a : Ya udah, ayo! Kita mencarinya sekali lagi.

Siswa 3a : Bu, Bu, Bu, Ibu, Ibu..ini tiket Ibu bukan?

Siswa 1a : Astagfirullah, alhamdulillah, terima kasih, Pak!

Siswa 4a : Terima kasih, ya, Pak! Tanpa Bapak, kita tidak bisa berangkat ke

Surabaya.

Siswa 3a : Iya, Bu.

Siswa 1a : Terima kasih banyak, ya, Pak!

Siswa 3a : Iya, sama-sama.

Siswa 2 : Untuk membiayai kehidupan Haryati, Haryati mencoba mengikuti

tes sebagai PNS. Lalu ia diterima, setelah diterima beliau mengajar.

Tak lama, beliau menikah dengan Komaryudi yang juga seorang

guru matematika. Pernikahannya Haryati di karuniai 2 orang anak.

Namun, ia diminta sang suami untuk berhenti mengajar, dan lebih

baik menjadi seorang Ustadzah.

Siswa 3b : Mah, Mah, lebih baik kamu menjadi seorang guru ngaji saja.

Siswa 1a : Loh? Memangnya ada apa Yah?

Siswa 3a : Karena, Ayah lebih merasa Mamah lebih cocok jadi seorang guru.

Siswa 1a : Ya sudah, kalau memang itu permintaan Ayah, akan Mamah

pertimbangkan.

Siswa 2 : Setelah menjadi seorang Ustadzah, Haryati memantapkan

pilihannya. Ia merasa sekolah menjadi seorang Ustadzah, hidupnya

menjadi lebih tentram. Terima kasih atas perhatiannya, sekian

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

drama dari kelompok dua, kurang lebihnya mohon maaf,

wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb (Tepuk tangan)

Guru : Lanjutkan! Ayo! Masih ada enggak? Sudah siap?

(Kelompok 4)

Keterangan :

Siswa 1 : Sebagai narator 1

Siswa 1a : Sebagai Gisel, teman Arumi

Siswa 2 : Sebagai narator 2

Siswa 2a : Sebagai tim redaksi

Siswa 3 : Sebagai dosen pembimbing

Siswa 3a : Sebagai Mamah Arumi

Siswa 4 : Sebagai Arumi

Kelompok 4 : Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Siswa 1 : Kami dari kelompok empat ingin menampilkan drama kami

dengan tokoh seorang penulis novel yang bernama Arumi Ekowati.

Nah, sebelumnya kami memperkenalkan diri kami dahulu. Nama

saya, Anindya Mulyawati berperan sebagai Gisel temannya Arumi.

Siswa 2a : Nama saya Krisintiya Riyana, berperan sebagai tim redaksi,

Siswa 3 : Nama saya Ninu Eltriya, sebagai dosen pembimbing Arumi dan

juga Mamahnya Arumi.

Siswa 4 : Nama saya Lita Eviranti, sebagai Arumi.

Siswa 2 : Arumi Ekowati atau Arumi Eko Purwanto, yang biasa di sapa

Arumi, beliau lahir di Jakarta pada tanggal 06 Mei. Beliau anak

pertama dari Bapak Purwanto dan Ibu Sumirat. Pada suatu hari, di

Universitas Trisakti semester delapan, ada seorang perempuan

bernama Arumi sedang menyelesaikan skripsinya. Ia mendapatkan

dosen pembimbing prempuan yang sangat baik, dan dosen

perempuan itu juga merupakan temannya di Bali. Pada suatu hari,

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Arumi datang ke rumah dosen pembimbingnya, untuk menanyakan

skripsinya.

Siswa 4 : Assalammu’alaikum, Bu.

Siswa 3 : Wa’alaikum salam.

Siswa 4 : Hai Gisel, apa kabar?

Siswa 3 : Alhamdulillah baik.

Siswa 4 : Oh ya, aku ke sini mau menanyakan skripsi aku.

Siswa 3 : Oh ini (Sambil memeriksa), masih banyak yang salah Mi,

diperbaiki lagi yah.

Siswa 4 : Saya akan memperbaikinya.

Siswa 3 : Oke!

Siswa 2 : Lambat laun, Arumi pun lulus dari Universitas Trisakti. Beberapa

bulan kemudian, Arumi bekerja sebagai arsitek di salah satu

perusahaan ternama. Arumi bimbang, akan keinginannya menjadi

seorang penulis atau arsitek. Lalu, ia pun bertanya pada Ibunya.

Siswa 3a : Arumi, kamu kenapa? Kok, bingung gitu?

Siswa 4 : Arumi bingung, Mah, Aku gak tau harus jadi penulis, tapi

sekarang aku jadi arsitek. Arumi merasa, kalau menulis itu sudah

menjadi sebagian dari diri aku. Aku merasa perlu, aku merasa kalau

menulis itu adalalah jati diri aku.

Siswa 3a : Kamu lebih menyukai mana?

Siswa 4 : Aku bingung. Tapi, aku lebih suka menjadi penulis. Aku bisa

merasakan, gimana jati diri aku sebenernya, kalau aku lagi menulis,

Mah.

Siswa 3a : Ya udah, ikuti kata hati kamu. Coba kamu pikirkan lebih baik

lagi. Kamu mau jadi penulis atau sebagai arsitek yang kamu

dapatkan sekarang ini. Semoga pilihan kamu enggak salah ya.

Siswa 4 : Ya udah, kalau gitu aku akan mulai memikirkannya dari sekarang,

supaya aku bisa berusaha sebisa mungkin, supaya aku bisa jadi

seorang penulis.

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 3a : Mamah selalu berdo’a, supaya kamu bisa sukses di masa depan

dan dapat menggapai cita-cita kamu, dan menjadikan kehidupan

kamu yang lebih baik.

Siswa 4 : Terima kasih, ya Mah.

Siswa 2 : Arumi juga menanyakan hal yang sama pada temannya, yaitu

Gisel.

Siswa 4 : Gisel, aku lagi bingung nih.

Siswa 1a : Bingung kenapa?

Siswa 4 : Aku bingung, mau menjadi penulis atau jadi arsitek. Aku merasa

kalau aku menulis itu udah jadi bagian dari hidup aku.

Siswa 1a : Menurut kamu, gimana? Kamu lebih suka jadi arsitek atau jadi

penulis, yang jadi penulis cita-cita kamu?

Siswa 4 : Aku lebih suka jadi aku yang sekarang, jadi seorang penulis. Dan

insya Allah beberapa bulan kedepan, aku akan ikut pelatihan

menulis cerpen, lalu aku akan ikut pelatihan penulisan novel, kamu

do’ain aku yah, semoga aku bisa jadi seorang penulis.

Siswa 1a : Iya, aku akan selalu do’ain kamu Arumi.

Siswa 2 : Dan beberapa bulan kemudian, Arumi pun mulai mengirimkan

naskah novelnya ke beberapa penerbit, seperti Gramedia, Mizan

dan majalah lainnya. Hingga suatu ketika, tanpa disengaja di

sebuah restoran, dia bertemu dengan salah satu penerbit dari

Gramedia.

Siswa 2a : Hai Arumi, bisakah saya bicara dengan Anda?

Siswa 4 : Oh ya, silahkan duduk. Ada apa yah?

Siswa 2a : Saya penerbit, dari Gramedia. Saya diberitahu, naskah yang kamu

kirimkan kemarin masih mengalami kesalahan, bisakah kamu

revisi lagi?

Siswa 4 : Ya, ya, saya bisa memperbaikinya. nanti secepatnya akan kirim

kembali revisiannya, yah.

Siswa 2a : Oke, saya punya saran. Bagaimana kalau kamu menulis novel

yang bertemakan religi?

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 4 : Saya akan menyelesaikan novel yang pertama saya, setelah itu

saya baru akan mencoba menulis novel yang Ibu saranin.

Siswa 2a : Oke lah, saya akan menunggu.

Siswa 4 : Terima kasih, Bu. (Sambil berjabat tangan)

Siswa 2a : Iya, sama-sama.

Siswa 2 : Dan suatu hari, Gisel ingin berbicara mengenai bisnis dengan

Arumi. Kemudian, ia bermain ke rumah Arumi.

Siswa 1a : Assalammu’alaikum.

Siswa 4 : Wa’alaikum salam. Hai Gisel kamu apa kabar?

Siswa 1a : Alhamdulillah baik.

Siswa 4 : Kamu ada apa ke sini?

Siswa 1a : Oh iya bagaimana dengan pekerjaan kamu sebagai penulis

sekarang?

Siswa 4 : Alhamdulillah lancar dan aku sangat menyukaiku pekerjaanku

saat ini.

Siswa 1a : Oh bagus deh kalau kamu nyaman dengan kerjaan kamu. Oh ya

aku mau ngajak bisnis nih.

Siswa 4 : Bisnis? Bisnis apa?

Siswa 1a : Aku juga masih bingung, kamu ada saran?

Siswa 4 : Saran? Saran apa yah? Aku punya hobi, hobi melukis gitu di atas

sepatu, menurut kamu gimana?

Siswa 1a : Wah, bagus tuh sepertinya. Bisa kamu kembangkan?

Siswa 4 : Bisa. Tapi, gak bisa cepet. Soalnya kan, aku harus bagi waktu aku

untuk menulis naskah aku.

Siswa 1a : Oh yaudah gak apa-apa. Oh ya sekarang kamu lagi menulis novel

bergenre apa sekarang?

Siswa 4 : Aku lagi nulis novel bergenre islami nih, yang berjudul “Tahajud

Cinta di Kota New York”

Siswa 1a : Wah bagus tuh. Kapan rilisnya?

Siswa 4 : Insya Allah beberapa saat lagi selesai dan mengirimkannya ke

penerbit, nanti kamu jangan lupa baca yah!

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 1a : Iya nanti aku pasti baca. Oh ya soal bisnis kita, nanti soal bisnis

kita bicarakan lagi, semoga kamu sukses.

Siswa 4 : Iya, terima kasih yah.

Siswa 2 : Arumi akhirnya menjadi seorang penulis terkenal, dan usahanya

bersama Gisel pun berjalan dengan lancar. Sekian, terima kasih,

kurang lebihnya mohon maaf.

Kelompok 4 : Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Guru : Ya, siap! Ayo! (berjalan menghampiri kelompok selanjutnya).

Semakin lama, semakin ragu. Ayo! Semangaattt!!! Bismillah! Ayo,

ayo dari tadi sudah baca, waktunya sudah mau habis. Ayo! Boleh

liat sesekali.

Siswa (Kelompok 3) : Tuh, ayo boleh liat!

(Kelompok 3)

Keterangan :

Siswa 1 : Sebagai narator

Siswa 1a : Sebagai pelayan restoran

Siswa 2 : Sebagai Seman

Siswa 3 : Sebagai Rina

Siswa 4 : Sebagai Tino

Siswa 5 : Sebagai anaknya Rina

Kelompok 3 : Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Kelompok 3 : Kita akan membawakan drama dengan sebuah judul “Seman”

Siswa 1 : Saya sebagai pembaca narasi.

Siswa 1a : Saya sebagai anaknya Rina.

Siswa 2 : Saya sebagai Seman. .

Siswa 3 : Saya sebagai Rina.

Siswa 5 : Saya sebagai pelayan restoran.

Siswa 4 : Saya sebagai Tino.

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 1 : Malam itu sepulangnya Seman dari koramil ia berkunjung ke

sebuah restoraan cepat saji dan bertemu dengan Rina teman Sd-

nya sedang bersama anaknya.

Siswa 3 : Eh Seman ya?

Siswa 2 : Eh iya

Siswa 3 : Apa kabar?

Siswa 2 : Alhamdulillah baik, kamu gimana?

Siswa 3 : Alhamdulillah saya juga baik-baik saja. Sekarang profesimu apa

man?

Siswa 2 : Saya sebagai TNI-AD, Rin.

Siswa 3 : Hebat dong! setelah lulus SD kamu lanjut ke SMP dan SMA

mana?

Siswa 2 : Waktu itu saya melanjutkan di SMP 13 Purworejo dan SMAN 2

Purworejo Rin. Kalau kamu pasti ikut kakakmu di Jakarta kan?

Siswa 3 : Wah iya Man. Saya SMP dan SMA di Jakarta, Man. Sekarang

sudah punya istri dong ya?

Siswa 2 : Iya Rin sudah, istriku namanya Dian Novianti kita juga udah

dikaruniai 2 anak, kamu punya berapa anak Rin?

Siswa 3 : Aku baru punya anak 1, padahal ingin banget punya anak lagi.

Anakmu sudah bekerja?

Siswa 2 : Belum, anakku yang pertama lagi menjalani pendidikan

pramugari dan yang kedua SMA kelas 2 di SMAS Dharma Bhakti.

Siswa 3 : Banyak ya anakmu, apa pengalamanmu semenjak jadi TNI-AD?

Siswa 2 : Tunggu! (Tiba-tiba Seman mengambilkan segelas jus untuk

Rina). Kalau itu pasti banyak Rin, dari saya jadi pengawal

presiden, pengamanan KTT, pokoknya saya ditugaskan sebagai

pengamanan VVIP.

Siswa 3 : Kamu hebat yah, bisa ditugaskan sebagai pengamanan VVIP ya.

Siswa 2 : Ya itu pasti hasil dari saya bekerja keras, berusaha, dan berdoa.

Siswa 3 : Tidak di sangka dulu kamunya yang nakal, yang kalau ditegur

guru pasti jawabnya pakai emosi (Sambil tertawa)

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 1 : Setelah itu Seman memanggil pelayan restoran untuk memesan

makanan.

Siswa 2 : Mba.. Mba (Sambil mengangkat tangannya)

(Pelayan restoran menghampiri Seman)

Siswa 1a : Iya, ada yang saya bisa bantu?

Siswa 2 : Ya, saya ingin pesan ayam 3 dan 3 ice cream ya!

Siswa 1a : Oke, tunggu ya Mas!

Siswa 2 : Terima kasih ya Mba, saya tunggu!

Siswa 1 : Setelah memesan makanan, Rina dan Seman pun melanjutkan

perbincangannya.

Siswa 3 : Banyak ya berarti pengalaman kamu? Pastinya kan susah, kalau

saya lihat di tv-tv tentara itu sering ditempatkan di perbatasan

negara lain. Tidak bertemu istri dan anak, demi negara bukan?

Siswa 2 : Ya, mungkin ada beberapa teman saya yang ditempatkan diujung

perbatasan. Tetapi yang saya alami yaitu dilempari air kencing, air

got, aqua dan lain sebagainya. Ya, tapi demi negara apa boleh buat.

Siswa 3 : Waah... ternyata susah ya jadi seorang tentara harus meninggalkan

anak dan istri, bertaruh nyawa juga untuk mengabdi pada negara.

Siswa 2 : Ya, karena itu semua sudah menjadi kewajiban juga Rin, jadi ya

harus gimana lagi kalau tidak dikerjakan.

Siswa 3 : Berarti kamu hebat ya, Man.

Siswa 2 : Ah, biasa aja Rin.

Siswa 1 : Lalu terdengar bunyi telfon dari Handphone Rina dengan sangat

keras dan tidak diketahui nomor telfon siapa itu.

Siswa 3 : Halo dengan siapa?

Siswa 4 : Saya Toni, benar ini Rina?

Siswa 3 : Ya, siapa nih?

Siswa 4 : Toni temen SD, masa enggak kenal si?

Siswa 3 : Ooh .. ya, ya, saya baru ingat.

Siswa 4 : Nah gitu dong!

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 3 : Yang jaman SD sering dijailin Seman kan? Terus nangis

(Ketawa)

Siswa 4 : Ah sudahlah jangan bahas itu! oh ya, gimana kabarmu sekarang?

Siswa 3 : Alhamdulillah baik-baik aja, kamu gimana?

Siswa 4 : Wah syukurlah, alhamdulillah Rin baik.

Siswa 3 : Eh, ini saya lagi sama Seman nih, baru aja ketemu.

Siswa 4 : Apa iya? Gimana dia masih jail apa udah berubah? (Sambil

tertawa kecil)

Siswa 3 : Sudah berubah drastis nih (Sambil tertawa)

Siswa 4 : Wah, alhamdulillah ya kalau gitu, salam untuk Seman ya Rin.

Aku sudahi dulu pembicaraan kita.

Siswa 3 : Oke, daaahhh Ton, sampai jumpa!

Siswa 4 : Daaaah... Assalammu’alaikum, Rin.

Siswa 3 : Wa’alaikum salam, Ton.

Siswa 1 : Kemudian Rina melanjutkan pembicaraannya dengan Seman.

Akan tetapi, waktu tidak memungkinkan untuk melanjutkan,

akhirnya ia menyelesaikan pembicarannya.

Siswa 3 : Waduh... sudah mau maghrib, kalau begitu saya balik pulang dulu

ya, Seman.

Siswa 2 : Oke, enggak apa-apa Rina.

Siswa 3 : Oke, kalau begitu aku pulang ya!

Siswa 2 : Iya Rina, lain kali kita kumpul dengan teman yang lainnya ya!

Siswa 3 : Oke, Seman!

Siswa 1 : Dan mereka pulang ke rumah masing-masing. Sekian penampilan

drama dari kelompok kami, kurang lebihnya mohon maaf.

Kelompok 3 : Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lainnya : Wa’alaikum salam Wr. Wb. (Sambil tepuk tangan)

Guru : Hari ini, empat kelompok dulu ya! Satu kelompok lagi!

(Menghampiri kelompok selanjutnya) Nih, silahkan! (Kelompok

Selanjutnya bersiap-siap maju) Empat kelompok berikutnya harus

sudah siap.

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

(Kelompok 5)

Keterangan :

Siswa 1 : Sebagai Latifa

Siswa 1a : Sebagai suami Wulan Mayliana

Siswa 2 : Sebagai Nita

Siswa 3 : Sebagai narator

Siswa 3a : Sebagai teman Nita

Siswa 3b : Sebagai pembeli

Siswa 4 : Sebagai Wulan Mayliana

Siswa 3 : Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Siswa 3 : Kami dari kelompok lima, ingin mencoba mementaskan drama

kami yang berjudul Wulan Mayliana. Dia seorang salah satu

pengusaha sukses, yang sukses di bidang...ehhhh

Siswa 2 : Yang mempunyai sebuah kedai...sebuah apa yah?

Siswa 1 : Tempat tongkronganlah

Siswa 3 : Dan juga mempunyai toko baju muslim. Di sini kami akan

memperkenalkan diri kami terlebih dahulu. Nama saya Titis Melia

Sanini, berperan sebagai Latifa dan juga sebagai suami dari Wulan

Mayliana.

Siswa 2 : Nah, disini saya sendirisaya sebagai Nita

Siswa 3 : Saya Elsa Moria, saya sebagai pembaca narasi.

Siswa 4 : Nama saya Fatriani Melia, saya berperan sebagai Wulan Mayliana

Siswa 3 : Pada suatu hari, Nita mengajak Latifa jalan-jalan, untuk menemui

temannya di Bentai. Nita pun mengahampiri rumahnya Latifa

Siswa 2 : Assalammu’alaikum, Latifa..

Siswa1 : Wa’alaikum salam, ada apa ya ta? Tumben ke sini.

Siswa 2 : Main yuk!! Sekalian ini jalan-jalan, apa sekalian kita nyari angin

juga, mau enggak?

Siswa 1 : Main? Main kemana?

Siswa 2 : Ke itu, Feli Ice.

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 1 : Feli Ice? Apaan tuh Feli Ice? Baru denger.

Siswa 2 : Dia tuh kaya jualan es bubble gitu, mau enggak?

Siswa 1 : Enak enggak? Enak enggak?

Siswa 2 : Enak, kok.

Siswa 1 : Harganya murah?

Siswa 2 : Iya, murah.

Siswa 1 : Seriusan?

Siswa 2 : Ya, serius. Mau enggak?

Siswa 1 : Aku mau ambil tas dulu deh.

Siswa 2 : Ya udah.

Siswa 3 : Nita dan Latifa, pergi bersama-sama. Setelah itu mereka

melanjutkan perjalanan menuju Felice Ice. Tidak lama kemudian,

mereka pun sampai di Feli Ice.

Siswa 4 : Nih kalian, lagi pada mau beli apa nih?

Siswa 1 : Adanya rasa apa aja?

Siswa 2 : Rasanya banyak, kaya stroberi, taro, permen karet, banyak deh

pokoknya..

Siswa 3a : Ya udah, aku rasa taro kayaknya.

Siswa 2 : Kamu mau rasa apa?

Siswa 1 : Aku? Rasa Cola yuk! Tadi ada rasa apa aja?

Siswa 2 : Stroberi, taro, permen karet, coklat, banyak deh pokoknya.

Siswa 1 : Aku pesen apa ya? Oh ya, aku rasa stroberi aja satu!

Siswa 2 : Ya udah, rasa stroberinya dua, rasa taronya satu ya teh.

Siswa 4 : Ada yang lain lagi?

Siswa 2 : Udah enggak, itu aja.Taronya satu, stroberinya dua.

Siswa 4 : Jadi, taronya satu, stroberinya dua?

Siswa 2 : Iya.

Siswa 4 : Tunggu sebentar.

Siswa 3 : Dan mereka pun menunggu di bawah pohon beringin.

(Beberapa menit kemudian)

Siswa 4 : Udah, pesenannya udah.

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 1 : Iya, teh.

Siswa 4 : Ini rasa taronya, ini stroberinya.

Siswa 2 : Berapa semuanya?

Siswa 4 : Jadi lima belas ribu.

Siswa 2 : Udah nih, kalian.

Siswa 1 : Bayar, talangin dulu.

Siswa 2 : Apaan, si! Enggak punya duit!!!

Siswa 3a : Nih, bayar nih bayar! (Siswa 1 langsung mengambil uang dan

membayarnya)

Siswa 4 : Uangnya, pas ya.

Siswa 2 : Ya, makasih.

Siswa 4 : Terima kasih kembali.

Siswa 1 : Ya, makasih Teteh.

Siswa 2 : Ini, apa nih?

Siswa 1 : Stroberi, ini taro.

Siswa 2 : Kok punya ku beda. (sambil mencari punyanya)

Siswa 1 : Dah.

Siswa 3 : Semakin hari, semakin banyak pelanggan yang datang untuk

membeli ice bubble di Feli Ice. Pada suatu hari, ada salah satu

pelanggan yang mengatakan agar pula memberikan tempat duduk

untuk kenyamanan para pelanggannya.

Siswa 3b : Teteh..

Siswa 4 : Iya.

Siswa 3b : Mau beli.

Siswa 4 : Beli apa?

Siswa 3b : Beli bubble.

Siswa 4 : Bubble rasa apa?

Siswa 3b : Adanya rasa apa aja?

Siswa 4 : Semuanya ada.

Siswa 3b : Rasa jeruk purut?

Siswa 4 : Itu enggak ada.

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 3b : Oh itu enggak ada (Sambil tertawa). Ya udah, rasa stroberi.

Siswa 4 : Satu aja?

Siswa 3b : Satu. Teh, ini dong... di kasih tempat duduk, buat nongkrong, atau

di kasih wifi gitu kan, biar rame. Kan kalau beli berdiri gini kan,

enggak mungkin.

Siswa 4 : Ya, nanti saya coba ya. (Sambil membuat bubble, kemudian

memberikannya), makasih yah.

Siswa 3b : Makasih Teh.

Siswa 4 : Iya.

Siswa 3 : Setelah beberapa hari kemudian, Wulan menyediakan beberapa

meja dan kursi, dengan merelakan pohon mangga di halaman

rumahnya, demi kenyamanan untuk pelanggannya. Kini nama ice

Feli berubah menjadi Kedai Feli. Usaha Wulan berkembang pesat,

hingga ia direpotkan oleh banyak pelanggannya. Pada akhirnya,

Wulan berbincang dengan suaminya untuk memasang wifi, karena

mengantisipasi ketidaksabaran para pelanggan ketika pesanan

belum terpenuhi.

Siswa 4 : Ayah, kita masang wifi aja yuk!

Siswa 1a : Loh? buat apa Bun?

Siswa 4 : Ya ... buat ngantisipasi, kan sekarang kan jamannya internetan

kaaan. Jadi kan bisa nunggu-nunggu sambil nunggu ice-nya jadi.

Siswa 1a : Boleh juga tuh ide bunda. Siapa tau dengan adanya wifi kedai kita

jadi rame. Makin rame malah. Mmm... oke deh, nanti ayah coba

cari teman ayah yang bisa masang wifi, bulan depan kita pasang

wifi.

Siswa 4 : Makasih, Ayah.

Siswa 3 : Dan kini, Kedai Feli milik Wulan semakin ramai dikunjungi para

pelanggannya. Walaupun banyak pesaing yang tersebar di

lingkungan sekitarnya. Ya, sekian dari kelompok kami. Kurang

lebihnya mohon maaf. Apabila ada kesalahan tolong dimaafkan.

sekian, terima kasih, wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb. (Tepuk tangan)

Guru : Ada Arumi, Haryati, siapa lagi tadi? Tukang pop ice, yang ketiga

siapa?

Siswa : Sle... Sleman.

Guru : Sleman yah? Udah yah, empat kelompok dulu hari ini. Besok kita

lanjutkan yang empat kelompoknya, mudah-mudahan lebih baik

lagi dari hari ini.

Siswa : Kelompoknya ada 10, Bu.

Guru : 10 ya? Berarti besok 6 yah? Meskipuuun bukan drama, yah? Tapi

paling tidak, yang namanya berdialog, bisa dipahami orang,

intonasi harus jelas yah.

Siswa : Siaaap!!!

Guru : Kalau pake blocking atau apa itu silahkan, yang jelas kalau diliat

sih memang, kekurangan ya tadi. Tidak siap, alasannya macem-

macem tadi yah, boleh sih improvisasi seperti itu yang hari ini gitu

yah. Besok, yang enam kelompok lagi, yang penting tidak asal gitu

yah. Bisa yah? kalau misalkan sampai besok ada temennya yang

tidak masuk, coba di antisipasi untuk diambil alih aja. Jangan

menunggu!

Siswa : Yaaa.

Guru : Tadi empat kelompok sudah menceritakan kembali, eee...

beberapa biografi tokoh. Pertama ada Haryati yah?

Siswa : Ya, Bu.

Guru : Kedua? Arumi. Ketiga?

Siswa : Semaaan.

Guru : Sleman yah?

Siswa : Seman, Buuu.

Guru : Seman apa Sleman?

Siswa : Seman.

Guru : Seman, berarti semua denger “Seman” yah? Yang keempat,

penjual?

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa : Jualan.

Guru : Wulan yah?

Siswa : Ya.

Guru : Penjual pop ice. Ya, kan?

Siswa : Iya, Bu.

Guru : Oke, sekarang Ibu mau meminta untuk kalian menceritakan

kembali sendiri-sendiri yah! Kisah empat tokoh ini, tapi bekerja

secara kelompok, tapi hasilnya sendiri. Sekarang, bagi kelas kalian

menjadi empat kelompok. Berarti satu kelompok, sepuluh orang.

Usahakan duduknya melingkar, melingkar! Coba, bisa gak

melingkar posisi tempat duduknya di.. di.. diiii... di apa namanya

itu yah? Dikemas sedemikian rupa, sehingga kalian melingkar. Ayo

silahkan! nanti Ibu bagi kelompok satu, Haryati. Kelompok dua,

kelompok Arumi. Kelompok Seman yah? Ini kelompok Wulan.

Oke, kalian ... ya, coba ini kelompoknya, dua orang ini kemana?

Siswa : Ini Bu, enggak masuk sekarang.

Guru : Aturnya sesuai posisi sekarang! Ya, kembali ke posisi duduk

masing-masing! Ya, sekarang udah Ibu bagi kelompoknya.

Sekarang coba kemas kursi dan bangkunya, eh.. kok kursi, kursi

sama bangku sama yah? Kursi sama mejanya, supaya kalian

kerjanya enak. Dapat posisi melingkar, yok!!!

Siswa : Di buku apa di kertas, Bu?

Guru : Nanti dulu, siapkan dulu tempatnya!

(Siswa langsung menata meja dan kursinya)

Siswa : Mejanya rapatkan...

Guru : Kursinya berarti diangkat, mejanya dirapatkan tergantung posisi.

Ibu hitung satu sampai tiga selesai, ya. Dua sampai tiga meja

silahkan! Udah bisa yah? Ya, yang sudah siap.

(Menghampiri kelompok Arumi)

Guru : Kalian tadi kebagian kelompok biografi Arumi? Sekarang siapkan

kertas satu lembar, satu orang, yok! Satu lembar saja, selembar

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

bagi dua (siswa mengambil kertas tengah pada setiap bukunya).

Tulis biografi Arumi! Dengan nama kalian ya! Jangan lupa!

Biografi Arumi! Jangan lupa diberi nama, ya! Untuk membuktikan

kalian tadi menyimak apa tidak dialognya, ya! Sekarang... biar apa

yah, posisi dari kanan ke sini yah ! Seperti arah jarum jam, Ini yah?

Ke sini satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan,

sepuluh yah! Sekarang masing-masing dari kalian buat satu kalimat

tentang Arumi. Tulis satu kalimat tentang Arumi. Silahkan!

Terserah, mau mulai dari mana sesuai dengan apa yang kalian

tangkap tadi. Silahkan! Satu kalimat saja!

Siswa : Boleh dari mana aja, Bu?

Guru : Ya, kan tadi boleh dari mana saja terserah yang penting tentang

Arumi. Boleh dialog umum, mau apa dulu terserah. Bebas! Jangan

liat kiri-kanan! Yang kalian denger saja tentang Arumi, mulai dari

mana terserah, ya!

(Menghampiri kelompok Haryati)

Guru : Nah ini udah siap? Siapkan kertas satu orang satu, kasih nama,

terus kalian biografinya, biografi Haryati, yah !

(Menghampiri kelompok Seman)

Guru : Yang ini udah siap? Ya, kalian dapet biografi Seman yah? Seman

apa Sleman?

Siswa : Seman.

Guru : Sleman mah di Yogja ya?

Siswa : Iya.

Guru : Seman, biografi Seman. Tulis nama masing-masing di kertas.

(Menghampiri kelompok Wulan)

Guru : Oke, sudah ngumpul. Ya, kalian dapat biografi? Wulan?

Kel. Wulan : Wulan.

Guru : Masih anget tuh, ya?

Kel. Wulan : Ya.

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Guru : Sekarang tulis di kertas kalian masing-masing, biografi Wulan.

Ibu Wulan yah?

Kel. Wulan : Wuuulan.

Guru : Wulan saja? Apa Ibu tadi?

Kel. Wulan : Wuuulan.

Guru : Wulan? Terus nama kalian jangan lupa di tulis. Dah? Nih Steny

kemana?

Stenny : Ini.

Guru : Kalau sudah, sekarang masing-masing dari kalian tulis satu

kalimat, tentang Wulan. Mau dari mana terserah. Jangan lihat

temen kiri-kanannya! Sepahaman kalian tadi, sependengaran,

sepenglihatan kalian pada saat didialogkan, oke? Ya, silahkan.

Berarti hitungan urutannya, Stenny nomor satu yah? Satu, dua, tiga,

empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. Oke, kalau udah

selesai, tunggu intruksi ibu berikutnya. Satu kalimat saja!

(Menghampiri kelompok Seman)

Guru : Tulis yang berhubungan dengan biografi Seman! Satu kalimat

saja! Ya, tadi kalian sudah menyimak semua kan yah? Satu kalimat

saja!

(Menghampiri kelompok Arumi)

Guru : Nah ini sudah kan yah? Sudah bikin satu kalimat?

Kel. Arumi : Udaaah.

Guru : Oke, sekarang tukar kertas kalian ke sampingnya, suruh mereka

melanjutkan. Satu kalimat saja! Sama-sama menyimpulkan satu

kalimat! Satu kedua, tulis satu kalimat di kertas temennya nomer

satu. Ngerti?

Kel. Arumi : Ngerti.

Guru : Satu kalimat saja! Melanjutkan apa yang sudah di tulis oleh

temen sebelumnya. Samping kirinya. Kan tadi sudah, satu biografi

sama kan isinya?

Kel. Arumi : Iya.

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Guru : Coba sekarang masih sama enggak hasilnya. Setelah kalian

mendengar cerita dari masing-masing tulisan sendiri. Oke,

mengerti? Ini ke nomer dua, ini ke sini. Satu saja dulu yah! Satu

saja, kalau sudah, muter terus sampai dapat sepuluh kalimat.

(Menghampiri kelompok Haryati)

Guru : Ini sudah? Oke, kalau sudah... tadi urutan nomor satu dari Askar

yah?

Kel. Haryati : Dari sini.

Guru : Oh ke sini, ini mulai dari nomer satu dari sini. Satu, dua, tiga,

empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. Sudah, kan? satu

kalimat? Sekarang tukar kertas kalian ke samping. Nomer satu ke

nomer dua. Sumbangkan lagi satu kalimat yang berhubungan

dengan biografi Haryati, yah? Haryati kan?

Kel. Haryati : Ya.

Guru : Okey, satu kalimat-satu kalimat saja. Terus muter.

Kel. Haryati : Ibu... Ibu... itu...

Guru : Terserah, lanjutkan yang sudah ada di nomer satu, kalimat di

nomer satu. Ya, kamu sudah tukar?

Kel. Haryati : Udah.

Guru : Sudah tukar ke sini?

Kel. Haryati : Dah.

Guru : Sudah yah? Terserah, apa yang ada di kalimat nomer satu

lanjutkan, ya! Mengerti? Lanjutkan! Ya, sudah!

(Menghampiri kelompok Arumi)

Guru : Sudah lanjutkan?

Kel. Arumi : Dah.

Guru : Putar lagi, putar lagi sampai kalian temui kalimat ke sepuluh.

Sampai kalian dapatkan kertas sendiri. Ya, kertas sendiri yah!

Mengerti yah! Puter terus!

(Menghampiri kelompok Seman)

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Guru : Dah? Sudah? Ya, udah ditukar? Sudah sampai mana? Ini yah?

Belom yah? Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan,

sembilan, sepuluh. Tuker, dari nomer satu ke nomer dua. Oke,

nomer satu ke nomer dua, dua ke tiga, tiga ke empat, empat ke

lima, lima ke enam, terus. Tulis lagi satu kalimat! Lihat kalimat

sebelumnya, mengatakan apa?

Siswa (Kel. Seman) : Kalimat sebelumnya?

Guru : Ya, kalimat yang sudah di dapat dari awal temennya lanjutkan.

Begitu seterusnya, sampai kalian dapat sepuluh kalimat. Terakhir,

punya kalian pegang sendiri. Jelas yah?

Kel. Seman : Iya.

Siswa (Kel. Seman) : Jadi, satu kalimat puter gitu, Bu?

Guru : Ya, satu kalimat puter, satu kalimat puter, satu kalimat puter.

Lanjutkan, sampai kalian nanti bacakan.

(Menghampiri kelompok Wulan)

Guru : Ini sudah?

Kel. Wulan : Belom.

Guru : Sudah putaran pertama?

Kel. Wulan : Belom.

Guru : Belom puter? Sekarang puter! Mulai nomer satu dari Stenny.

Stenny ke sini, teruuusss. Liat kalimat sebelumnya, ya! Ssst sudah,

kalau sudah dapat, sudah selesai kalimat kedua, puter lagi!

Siswa (Kel. Wulan) : Jadi, kita harus selesaiin ini dulu, Bu?

Guru : Ya, puter lagi lanjutin kalimat temennya. Sampai akhirnya kertas

itu, kertas kalian ada di tangan kalian sendiri. Nanti ada berapa

kalimat. Yaaa paling tidak kalian kan harus tau bagaimana.

Siswa (Kel. Wulan) : Bikinnya satu paragraf atau satu kalimat-satu kalimat gitu,

Bu?

Guru : Boleh berupa kata, kalau menurut kalian lima kalimat sudah

cukup, ganti lagi. Kalimatnya boleh kalimat simpleks, kemarin kan

udah kan?

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Kel. Wulan : Ya.

Guru : Boleh kalimat dialog. Ya, mengerti yah? Putar lagi yah!

Lanjutkan! Putar lagi kalau sudah yang kedua.

(Menghampiri kelompok Seman)

Guru : Ini sudah?

Kel. Seman : Dah.

Guru : Putar lagi! Kedua kali, putar lagi!

(Menghampiri kelompok Arumi)

Guru : Ini sudah berapa kali?

Kel. Seman : Empat.

Guru : Empat, ini kalian sudah semuanya ya? Putar lagi!

(Menghampiri kelompok Haryati)

Guru : Ini sudah berapa putaran?

Kel. Seman : Dua.

Guru : Baru dua, putar lagi! Jangan senyum-senyum, nanti juga dibaca

lagi. Jadi setiap... nanti dibacakan. Menyimak tidak tadi dialognya

yang disampaikan. Sudah mengerti yah? Jalaaaannn, artinya sudah

tau yah? Sampai kalian mentok di kertas masing-masing.

Dibacakan. Ini siapa? Punya temen? Jangan liat punya temen! Yok!

Jangan mentok di satu orang! Nanti dibacakan yah! Siapa yang

paling memperhatikan dialog tadi. Karena kalau yang

memperhatikan tinggal nerusin, tinggal nerusin, bisa. Enggak usah

pake di kasih angka-angka yah, enggak usah. Karena Ibu cuma

minta satu kalimat, bukan berarti satu, yah!

Kel. Seman : Iya, Bu.

Guru : Yok, sebentar lagi. Ya, siapa yang sudah pegang kertasnya

masing-masing?

Kel. Seman : Belum.

(Menghampiri kelompok Arumi)

Guru : Sudah sampaikah ke kertasnya masing-masing?

Kel. Arumi : Belum, Bu.

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

(Menghampiri kelompok Seman)

Guru : Yah, lama nih. Ini udah sampai enggak? Sampai mana nih?

Kel. Seman : Belum, Buuu.

(Menghampiri kelompok Wulan)

Guru : Ini sudah sampai mana? Sampai sembilan sudah?

Kel. Wulan : Belom.

Guru : Satu putaran lagi?

Kel. Wulan : Ya, Bu.

(Menghampiri kelompok Seman)

Guru : Jangan lupa ya, jangan lebih!

(Menghampiri kelompok Arumi)

Guru : Dah, ya?

Kel. Arumi : Belum.

Guru : Dah sepuluh?

Kel. Arumi : Udah.

Guru : Ya, cukup waktunya selesai!

(Menghampiri kelompok Haryati)

Guru : Kenapa dipilih angka?

Siswa (Kel. Haryati) : Kan Ibu yang nyuruh tadi.

Guru : Kenapa pilih angka? Kan kelompok Haryati. Tulis satu kalimat!

Tulis satu kalimat! Ayo! Mulai dari kelompok Arumi!

Siswa (Kel. Arumi) : Assalammua’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Siswa (Kel. Arumi) : Saya akan membacakan biografi tentang Arumi Ekowati.

Arumi Ekowati lahir pada tanggal 06 Mei. Arumi seorang

mahasiswa lulusan Tri Sakti. Setelah lulus, ia bekerja sebagai

arsitek di sebuah perusahaan. Saat ia bekerja, ia mengalami

kebimbangan, antara menjadi arsitek atau meneruskan hobi

menulisnya. Arumi memiliki teman bernama Gisel. Arumi pun

meminta saran pada Ibu dan temannya. Setelah ia putuskan menjadi

penulis, novel pertamanya diterima di sebuah penerbit. Kini ia

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

merupakan seorang penulis novel. Dia juga sekarang menulis novel

yang berceritakan religius, novel tersebut berjudul Tahajud Cinta

di Kota.

Siswa : Widiiiiiiihhhh.

Siswa (Kel. Arumi) : Ia juga bekerja sampingan dengan berbisnis sepatu.

Siswa lain : (Tertawa)

Siswa (Kel. Arumi) : Ahirnya usaha itupun semakin sukses.

Guru : Selesai?

Siswa (Kel. Arumi) : (Mengangguk kepala)

Guru : Nampaknya seperti itu yah! Sesuai gak? Tadi kamu Civitya, mau

mengungkapkan tentang Arumi tuh seperti apa? Karena dari hasil

kerja bareng, sesuai enggak dengan apa yang kamu inginkan?

Civitya : Enggak.

Guru : Tidak, yah? Coba deh, coba baca teksnya masing-masing! Teks

kalian masing-masing. dibaca. Berapa persen hasil yang kalian

inginkan? Ya, dengan yang kalian... tadi kalian sudah

menginginkan seperti ini, tapi hasilnya seperti...berapa persen yang

didapat? Ada yang 100%?

Siswa lain : 50%

Guru : 50% dapet isinya?

Siswa lain : Iya, Bu.

Guru : Siapa yang 100%? Dapet hasil dari membuat teks cerita ulang

yah, yang 100% sudah sesuai dengan yang diinginkan.

(Salah satu siswa mengangkat tangan)

Guru : Dah? Sesuai?

Siswa (Kel. Seman) : Enggak tau, Bu.

Guru : Harusnya yah, diniatkan dari awal.

(Kelompok Wulan mengacungkan tangan)

Kel. Wulan : Bu, Bu, Bu, Bu kelompok ini Bu.

Guru : Udah semua? Sesuai keinginan?

Kel. Wulan : Iya.

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Guru : Oke, coba bacakan! Mau yang mana dulu?

Kel. Wulan : Stenny... (Kel. Wulan menunjuk salah satu temannya)

Guru : Ayo Stenny dibaca! (Stenny berdiri untuk membacakan) Coba

yang lain, bener enggak 100% apa yang disampaikan oleh

temennya.

Siswa (Kel.Wulan) : Ada seseorang yang melihat empat jomblo memesan

stroberi. Seseorang tersebut menyarankan adanya tempat duduk

supaya pelanggan nyaman. Apalagi tanpa di solusi waktu yang

enak, akan membuat tempat tersebut akan semakin nyaman.

Sehingga, Wulan sang pemilik kedai memutuskan untuk nyari

solusi dan suaminya untuk memasang wifi. Saat ini Wulan tidak

lagi kerepotan dalam melayani pelanggan. Meskipun terdapat

banyak pesaing, namun kedai Wulan tidak kalah saing karena

memiliki rasa yang berbeda dari kedai lainnya. Lalu ia mempunyai

ide dengan mengubah suasana kedainya. Kemudian, ia mulai

berbicara dengan suaminya tersebut. Dan suaminya mewujudkan

keinginan istrinya tersebut.

Siswa lain : Yeeeeee (Tepuk tangan)

Guru : Berapa kali itu bilang lalu, lalu, lalu gitu yah?

Siswa lain : (Tertawa)

Guru : Enggak bisa pasang wifi, tapi bicara lagi dengan suaminya.

Padahal setelah berbicara dengan suaminya yaitu apa? Pasang wifi.

Tapi diulang lagi mau memakai. Perencanaan tadi seperti itu yah?

Diulang, diulang, diulang. Ya, tapi bagaimanapun yang hari ini

dikumpulkan! Jangan lupa diberi nama. Masing-masing kelompok

jadi satu. Mau baca? Oh ya, mau baca yah? Oke, kasih kesempatan

dulu yah, buat kelompok ini baca. Dapetnya bagaimana tadi? Oke.

Siswa (Kel. Seman) : Seman memiliki istri bernama Dian.

Guru : Sssttt....

Siswa (Kel. Seman) : Ia memiliki dua orang anak. Anak yang pertama

berpendidikan menjadi pramugari, anak yang kedua

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

bersekolah di SMA Dharmawati. Ia bekerja sebagai TNI-

AD. Dirinya sendiri pun pernah bersekolah di SMA Negeri,

eh... SMA Negeri 2 Tangerang.

Siswa lain : Purworejooo.

Siswa (Kel. Seman) : Purworejo. Ia melanjutkan pendidikannya di Jakarta.

Umur anak kedua berusia 16 tahun. Seman pernah

mengamani presiden.

Guru : Seperti itu tidak? Yang diperankan di depan. Coba mana

tadi yang memerankan Seman? (Siswa yang memerankan

Seman mengacungkan tangannya) Seperti itu tidak?

Pemeran Seman : Iya.

Guru : Persis?

Pemeran Seman : Iya.

Guru : Bener?

Pemeran Seman : Iya.

Guru : Hebat!! Ya (Tepuk tangan)

Siswa lain : (Tepuk tangan)

Guru : Besok kita lanjutkan enam kelompok, kasih tau juga

temannya yang gak masuk belum siap. Harus siap yah!

Enggak perlu lagi suruh mana yang kelompok ini, harus

sudah siap. Yang sudah kan, sebelum Ibu datang sudah

disiapkan. Terus kalau sudah sendiri, siapa yang lebih dulu?

Siapa yang buat? Jangan Ibu yang meminta, lama. Ayo!

kumpulkan perkelompok, perkelompok dimasukkan biar

enggak kececer. Seman mana? Fotoin yah jangan lupa!

Dah, yang sudah, assalammu’alaikum (Pergi meninggalkan

kelas)

Siswa : Wa’alaikum salam.

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

2. Pertemuan Kedua

Transkrip data ini dilakukan saat pembelajaran Bahasa Indonesia,

kelas XI semester dua dengan materi teks Cerita Ulang yang

dipresentasikan dengan berdrama. Teks Cerita Ulang setiap keolmpok

mereka peroleh dari hasil wawancara yang dilakukan setiap

kelompoknya. Partisipan pada saat pembelajaran ini ialah guru dan

siswa serta siswa dan siswa. Pada satu kelas terdapat sepuluh

kelompok, masing-masing dari setiap kelompok berkisar 4-5 siswa.

Pada pertemuan kedua ini, enam kelompok terakhir yang

berkesempatan untuk mempresentasikan hasil teks Cerita Ulang-nya.

Pembelajaran dimulai dengan guru masuk kelas dengan mengucap

salam dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa, selanjutnya Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) dimulai. Berikut hasil transkrip datanya:

Guru : Ya, assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Guru : Ya, langsung saja kelompok berikutnya maju. Sssttt... tolong

diam! (Siswa lain langsung diam, kelompok 1 maju)

(Kelompok 1)

Keterangan :

Siswa 1 : Sebagai narator 1

Siswa 1a : Sebagai Pak Jodi

Siswa 1b : Sebagai Andi

Siswa 1c : Sebagai Pak Sam

Siswa 2 : Sebagai Rika

Siswa 3 : Sebagai Hana

Siswa 3a : Sebagai Bu Ika (guru BP)

Siswa 3b : Sebagai Vira

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 3c : Sebagai Ibu Rika

Siswa 4 : Sebagai narator 2

Siswa 4a : Sebagai Pak Tono

Siswa 4b : Sebagai Kak Vito

Siswa 4c : Sebagai Ayah Rika

Siswa 1 : Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Siswa 1 : Kami dari kelompok satu ingin mempraktikan hasil teks Cerita

Ulang kami dalam bentuk drama. Sebelumnya kami ingin

memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Tegar sebagai Pak

Jodi, Pak Sam dan juga Andi.

Siswa 2 : Nama saya Asti Dwi Ambarwati sebagai Rika.

Siswa 3 : Nama saya Andini Setiawati sebagai Hana, sebagai Ibu BP, Ibu

Rika dan sekaligus sebagai Vira.

Siswa lain : Eeehhh jangan berisik!!!

Siswa 4 : Nama saya Ramadya Ajidan sebagai narartor dua, Pak Tono,

bapak dan juga Kak Vito.

Siswa 1 : Judul teks Cerita Ulang kami ialah Siti Riqqah Hassan ia

merupakan mahasiswa farmasi ITB yang memiliki banyak cerita

inspiratif dalam hidupnya, berikut kisahnya. Di suatu hari yang

cerah, Rika seorang siswi SMPN 9 Tangerang sedang

bercengkrama dengan teman sebangkunya perihal kesibukannya

sebagai pelajar.

Siswa 2 : Na, aku kok akhir-akhir ini capek banget ya. Senin sampai rabu

aku PSS, juma’atnya saman, sabtu RSS. Kayak enggak ada waktu

istirahatnya.

Siswa 3 : Kan udah aku bilang, Rik. Kamu harusnya buat skala prioritas.

Pilih salah satu ekskul yang menurutmu paling penting, pilih salah

satunya terus fokusin di salah satu itu.

Siswa 2 : Tapi menurut aku semuanya penting. Aku takut nilai aku enggak

bisa terselamatkan lagi.

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 3 : Ya udah deh, sekarang gini deh, kalau kamu kesulitan aku akan

bantu.

Siswa 2 : Oke, makasih Hana.

Siswa 3 : Sama-sama.

Siswa 4 : Bulan demi bulan telah terlewati. Namun, Rika masih belum

menemukan motivasi untuk menjadi lebih baik. Hingga suatu saat,

ketika ia sedang mengerjakan ulangan PKn di kelasnya, terjadi

sesuatu yang mengejutkan.

Siswa 3a : Rika, apa yang kamu simpan di kolongmu itu? Coba liat!

Siswa 2 : Enggak ada, Bu.

Siswa 3a : Jangan bohong kamu, coba liat!!!

Siswa 2 : Jangan Bu, aduuuh Buuu...

Siswa 1 : Dengan gesit Bu Ika meraba kolong meja Rika, dan betapa

terkejutnya ia saat menemukan secarik kertas contekan. Tanpa

banyak kata, Rika digiring Bu Ika ke ruang BK.

Siswa 3a : Rika, kamu kenapa jadi kayak gini sekarang? Kamu pas awal-

awal masuk sekolah itu, kamu berprestasi, kamu sampai masuk

kelas unggulan loh!

Siswa 2 : Capek Buuu, enggak ada waktu untuk belajar. Waktu saya tersita

untuk kegiatan ekstrakurikuler.

Siswa 3a : Nah, itu konsekuensinya, makannya kamu jangan ngambil

ekstrakurikuler yang banyak. Kamu tuh harus bisa me-manage

waktu.

Siswa 2 : Iya, Bu.

Siswa 3a : Oke, semoga omongan saya ini, enggak jadi angin lewat buat

kamu saja yah!

Siswa 2 : Baik, Bu.

Siswa 1 : Dari kejadian memalukan ini Rika belajar untuk merubah pola

pikirnya dan kembali menata kehidupan akademiknya, didorong

keinginan yang kuat, ia meminta sahabatnya Hana untuk

membimbingnya dalam proses belajar.

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 2 : Na, aku mau ubah mindset aku loh! Aku mau serius belajar, besok

kan udah UN.

Siswa 3 : Nah, itu baru temen gua, eh temen aku deng. Semoga dengan cara

kayak gini, kamu bisa jadi lebih baik lagi.

Siswa 2 : Bantuin aku yah, belajar bareng-bareng aku. Aku banyak banget

pelajaran yang ketinggalan.

Siswa 3 : Tenang Rik, tenang ... aku akan bantu. Kapan kamu bisanya? Aku

kamis sampai jum’at juga bisa kok.

Siswa 2 : Jum’at aja deh. Soalnya supaya gak bentrok sama ekskul.

Siswa 3 : Kayaknya bisa deh, mulok diganti hari jum’at kan? Deal?

Siswa 2 : Deal.

Siswa 1 : Hari-hari menjelang UN mereka lewati dengan latihan-latihan

intensif dan diskusi-diskusi materi yang sukar dipahami. Dalam

kurun waktu dua bulan, Rika berhasil mengejar ketertinggalannya

di berbagai mata pelajaran, dan sekaligus sukses memperbaiki

nilai-nilai merah di rapotnya. Seminggu sebelum UN tiba, ia

melakukan relaksasi dengan jalan-jalan bersama kawannya. Ketika

UN berlangsung, ia dengan gesit mengerjakan soal demi soal. Kini,

satu bulan tlah berlalu semenjak diselenggarakannya UN. Para

pelajar berharap-harap cemas mengenai hasil ujian mereka.

Termasuk Rika, yang kebetulan pada hari ini dijadwalkan

mengambil hasil UN di sekolah.

Siswa 4a : Ini nilai kamu (Memberikan amplop)

Siswa 2 : Pak, ini nilai saya tidak salah?

Siswa 4a : Tidak Rika, itu nilaimu dan perlu diketahui, nilai UN kamu ini

tertinggi kedua di kota ini.

Siswa 2 : Beneran?

Siswa 4a : Selamat! Saya juga ikut bangga atas prestasi kamu itu.

Siswa 2 : Makasih ya, Pak.

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 1 : Air mata bahagia tak henti berderai dari mata Rika. Ia terharu

dengan hasil yang ia capai. Kini ia bertanya-tanya, apakah yang

terjadi dengan Hana.

Siswa 2 : Han, gimana sama nilai mu?

Siswa 3 : Ya gitu deh, nilaiku kurang sempurna. Jadi, kayaknya aku enggak

bisa lolos di NITRA.

Siswa 2 : Kenapa sih? ada yang salah kali sama nilainya.

Siswa 3 : Enggak Rik, itu udah bener-bener valid. Oh ya, anyway kamu

nilai tertinggi kedua kedua di kota ya?

Siswa 2 : Iya.

Siswa 3 : Selamat kalau gitu, aku senang dengarnya.

Siswa 2 : Ini kan juga berkat kamu, makasih ya Hana.

Siswa 3 : Selamat.. selamat.. selamat (berpelukan)

Siswa 1 : Rika memeluk erat sahabatnya itu, hatinya dicampur rasa senang

pun juga kecewa. Senang karena ia mendapat nilai UN tertinggi.

Kecewa karena sahabatnya yang telah sabar membimbingnya justru

mendapat nilai UN yang kurang memuaskan. Namun mereka

berjanji untuk bersatu kembali di perguruan tinggi nanti.

Siswa 4 : Kini Rika sudah resmi menjadi siswi SMAN 1 Tangerang. Ia

sedang mencoba berkenalan dengan seorang siswa di sampingnya.

Siswa 2 : Hai, aku Siti Riqqah Hassan. Panggil aja Rika.

Siswa 3b : Vira Madhina. Panggil aja Vira.

Siswa 2 : Mau ikut ekskul apa Vir?

Siswa 3b : Kayaknya saman deh, kamu?

Siswa 2 : Kayaknya aku juga ikut saman deh.

Siswa 3b : Abisnya penampilan mereka keren banget sih pas demo ekskul

kemarin.

Siswa 2 : Iya, aku juga suka liatnya pas demo kemarin.

Siswa 3b : Iya kaaan, makannya mau aku ikutin.(Tersenyum sambil

menunjuk ke arah siswa 2)

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 1 : Setelah bergabung dengan saman, ia banyak mengenal orang

baru. Pengalamannya pun semakin bertambah. Bahkan, ia ditawari

pekerjaan melatih ekstrakurikuler saman di SMP-nya dahulu.

Siswa 1a : Jadi gini, saya ingin menawarkan kamu pekerjaan, untuk melatih

saman di Sempana. Perihal uang untuk mengajar dan gaji sudah

tercantum dalam surat ini. Apakah kamu bersedia?

Siswa 2 : Ini serius Pak? Ada persyaratan khususnya enggak Pak?

Siswa 1a : Untuk saat ini sih tidak, tapi kamu coba diskusikan dulu dengan

orang tua kamu, baru kamu balik lagi ke saya untuk mendiskusikan

hal ini.

Siswa 2 : Baiklah Pak, saya akan diskusikan dulu dengan orang tua saya.

Makasih ya, Pak.

Siswa 4 : Sepulang dari pertemuan ini, Rika mendiskusikan hal ini kepada

orang tuanya.

Siswa 2 : Pak, Bu kemarin aku ditawarin nih suruh melatih saman di

Sempana, gimana?

Siswa 3c : Ya udah enggak apa-apa, asal kan enggak menghambat kamu

dalam belajar enggak masalah.

Sisiwa 4c : Bapak juga setuju Rik.

Sisiwa 2 : Makasih Pak, Bu. Kalau nanti aku sudah mulai melatih di sana,

kayaknya uang jajan aku dihentiin aja deh, Pak! Hitung-hitung

bantuin Bapak sama Ibu.

Siswa 4c : Ya udah kalau gitu.

Siswa 1 : Di kemudian hari Rika kembali menemui Pak Jodi untuk

mengkonfirmasi jawabannya.

Siswa 2 : Ini, Pak (Menyerahkan amplop)

Siswa 1a : Makasih.

Sisiwa 1 : Di samping kesibukkannya melatih saman, ia juga mendapat

prestasi gemilang di kelasnya. Ia menduduki peringkat ke-5 di

kelasnya. Semester demi semester dilalui Rika dengan nilai yang

memuaskan. Saat bulan penerimaan mahasiswa baru se-Indonesia,

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

ia dengan mudah diterima di Fakultas Farmasi ITB. Dalam

kehidupannya sebegai menjadi seorang mahasiswa, ia banyak

menemui hal-hal baru. Salah satunya saat ia menjalani OSPEK.

Siswa 4b : Coba kamu, apa alasan kamu masuk Fakultas Farmasi?

Siswa 2 : Saya masuk Fakultas Farmasi ini karena saya termotivasi dengan

pelayanan kesehatan yang buruk di Indonesia. Akses obat saja sulit,

Kak! Selain itu profesi kesehatan selalu saja dikaitkan dengan

“dokter”. Padahal ada bidang farmasi juga. Nah, saya ingin ubah

perspektif masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sekaligus

farmasi di sini, Kak.

Siswa 4b : Bagus, kamu contoh orang yang visioner. Punya tujuan yang

jelas.

Siswa 2 : Makasih, Kak.

Siswa 1 : Hari-harinya sebagai mahasiswa ITB terus-menerus dipenuhi

berbagai kejutan. Salah satunya ialah pertemuan dengan orang-

orang yang ambisius dalam mecapai tujuannya.

Siswa 2 : Andi!!

Siswa 1b : Iya kenapa, Rik?

Siswa 2 : Kok, kamu pucet banget si?

Siswa 1b : Iya nih, aku belum tidur dua hari terakhir. Tugas numpuk banget.

Siswa 2 : Ndi kuliah emang penting, tapi kesehatan jauh lebih penting.

Siswa 1b : Iya sih aku tahu, tapi ini kan ITB Rik. Ini tuh sarangnya anak-

anak jenius, para peraih mendali OSN dan juga oarng-orang yang

ambisius. Jadi, sekali kamu longgarin semangat kamu, ambisi

kamu, kamu bakal kalah. Jadi ya, bahkan ada yang pernah bilang,

kalau sakit itu hal yang wajar dalam proses di sini Rik.

Siswa 2 : Tapi, aku rasa belajar itu ada baiknya dibatasi. Jangan sampai

merugikan seperti itu.

Siswa 4 : Rika tetap teguh dengan pendiriannya, untuk belajar dengan

efektif bukan dengan berorientasi pada nilai. Dan terbukti setelah

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

membawakan presentasi mengenai pendistribusian obat di dunia,

dihampiri oleh salah seorang dosen.

Siswa 1c : Rika tunggu! Apa yang kamu sampaikan tadi benar-benar relevan

dengan isu yang kita hadapi saat ini. Jadi, saya rasa, saya ingin

mengajakmu untuk berkolaborasi dengan saya menyusun

presentasi untuk pertemuan organisasi farmasi seluruh Indonesia

agustus nanti. Apa kamu bersedia?

Siswa 2 : Bersedia sih Pak, cuma bisa enggak yah, saya presentasikan lagi

ke audiens yang lebih banyak?

Siswa 1c : Untuk saat ini sih saya tidak tahu, saya belum bisa memberikan

kabar yang jelas. Tapi yang utamanya kamu bisa enggak ikut

mewakili farmasi ITB dalam rapat ISMAFARSI Agustus nanti?

Siswa 2 : Siap, Pak! (Berjabat tangan)

Siswa 1c : Ya, siap!!!

Siswa 4 : Sekali lagi, Rika berhasil membuktikan dengan kemauan yang

tinggi serta ketekunan yang tak goyah. Ia dapat memperoleh

berbagai kesempatan dalam hidupnya.

Siswa 1 : Kurang lebih itu perjalanan hidup dari Siti Riqqah Hasan.

Kurang lebihnya mohon maaf.

Kel. 1 : Wabilllahi thaufik wal hidayah, wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb (Tepuk tangan)

Guru : Kelompok berikutnya! Kelompok berikutnya! Hari ini empat

kelompok yah.

Siswa : Masih lima, Bu.

Guru : Eh iya, lima, bukan empat yah. Sekarang enam, nanti baru...

berarti lima lagi, ayo siap-siap! Kemarin sudah Ibu bilang, buat

jadwalnya siapa yang awal, siapa yang kedua, siapa yang keenam.

(Kelompok 7)

Keterangan` :

Siswa 1 : Sebagai narator 1

Siswa 1a : Sebagai rekan kerja Mashudi

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 2 : Sebagai Mashudi

Siswa 3 : Sebagai Dito

Siswa 3a : Sebagai Ranti anaknya Mashudi

Siswa 4 : Sebagai Ibunya Mashudi

Siswa 4a : Sebagai istrinya Mashudi

Siswa 1 : Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam wr. Wb.

Siswa 1 : Kami kelompok tujuh ingin menampilkan drama tentang biografi

Pak Mashudi. Sebelumnya kita memperkenalkan diri terlebih

dahulu.

Siswa 2 : Nama saya Viola Cesi Febrianti, sebagai Pak Mashudi.

Siswa 1 : Saya Erika Triana, sebagai narartor dan Pak Kuwat.

Siswa 3 : Nama saya Naini Nurqaidah, sebagai Dito temannya Pak Mashudi

dan sebagai Ranti anak Mashudi.

Siswa 4 : Saya Finia Khairani bekerja sebagai Ibunya Mashudi dan istrinya

Pak Mashudi.

Siswa 1 : Selamat menyaksikan drama kami. Hari ini Mashudi menjalankan

rutinitasnya sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah. Mashudi merupakan mahasiswa yang rajin dan tekun

dikampusnya. Sehingga, para dosen sangat menyukainya. Ia pun

juga orang yang mudah bergaul. Sehingga banyak teman-temannya

yang merasa nyaman.

Siswa 3 : Mashudi, kamu lagi ngapain di sini?

Siswa 2 : Aku lagi baca buku pelajaran ini, kamu ada apa kemari?

Siswa 3 : Aku lagi pusing.

Siswa 2 : Duduk lah sini! Ada apa sih? Coba cerita, siapa tahu aku bisa

menenangkan pikiranmu.

Siswa 3 : Ayah dan ibuku setiap hari bertengkar, soalnya ayah sudah tidak

bekerja lagi akibat di PHK. Belum lagi, semua tagihan meminta

untuk segera dilunaskan. Bagaimana ini? Bisa-bisa aku berhenti

kuliah karena orang tuaku tak sanggup membiayaiku.

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 2 : Kamu yang sabar Dito, kamu harusnya banyak bersyukur, kamu

seharusnya semangat dalam menjalani hidup.

Siswa 3 : Kamu berbicara seperti itu karena kamu enggak tahu bagaimana

rasanya jadi aku. Berbuat tak semudah berkata-kata.

Siswa 2 : Ya asal kamu tahu tentang kehidupan aku, kamu pasti akan

merasa beruntung daripada aku. Percayalah!

Siswa 3 : Bukannya kamu adalah orang yang ceria, bahagia, bersemangat.

Siswa 2 : Ya, memang seperti itu nampak luarnya. Tapi sebenarnya, aku ini

bukan berasal dari keluarga yang mampu. Kakak-kakakku,

saudara-saudaraku hanya tamat lulusan sekolah SD, dan aku yang

sampe sekarang alhamdulillah bisa sampai kuliah di sini. Harusnya

kamu lebih banyak bersyukur dong, kan apa yang dilihat orang lain

itu belum tentu sebenarnya seperti itu.

Siswa 3 : Ya Allah, berarti selama ini aku kurang banyak bersyukur yah?

Siswa 2 : Ya di sini kita sama-sama belajar untuk menjadi orang yang lebih

baik lagi, kita harus banyak-banyak bersyukur.

Siswa 3 : Makasih yah Mashudi, atas sarannya dan pengalaman terbaik

Mashudi.

Siswa 2 : Iya, sama-sama.

Siswa 1 : Begitulah Mashudi. Merupakan orang yang sangat bersahabat

dengan siapa pun. Ia sangat tekun dalam menempuh

pendidikannya. Bahkan walaupun harus mengirit uang makan pun

ia lakukan agar dapat meneruskan kuliahnya. Sesampainya di

rumah.

Siswa 4 : Mas, kamu kok kurus banget Mas.

Siswa 2 : Ibu aku enggak apa-apa, aku udah makan yang banyak.

Siswa 4 : Maafkan Ibu ya Nak, belum bisa membahagiakan kamu.

Siswa 2 : Ibu, aku seperti ini ikhlas karena keinginanku untuk sukses dan

menjadi lebih baik lagi. Aku yakin suatu saat nanti, aku akan

membanggakan Ibu. Karena Ibu wanita terhebat yang ada

dihidupku.

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 4 : Terima kasih, Nak.

Siswa 1 : Begitulah wujud sayang Mashudi kepada orang tuanya. Akibat

sudah tidak mampu lagi keluarganya untuk membiayai

pendidikannya, sampai-sampai Mashudi pernah berpuasa sampai

empat bulan berturut-turut hanya untuk berhemat dalam memenuhi

kebutuhannya. Mashudi juga sangat berprestasi. Ia mendapatkan

beasiswa karena kepintarannya. Setelah lulus dari UIN pada tahun

1993, dan melanjutkan S2 di Universitas Mercu Buana. Ia

mendapatkan beasiswa hingga ia lulus s2.

Siswa 2 : Alhamdulillah yah, saya merasa sangat bersyukur karena diawali

dengan niat, usaha dan do’a, Allah menjawab semua do’a-do’a

saya. Maka saya bersyukur bisa seperti ini, makasih ya Allah

(Mengusap wajah dengan kedua tangannya)

Siswa 1 : Setelah selesai menempuh S2 di Universitas Mercu Buana,

Mashudi pun bekerja di berbagai tempat. Sampai beliau banyak

sekali memiliki teman. Beliau tidak sungkan berteman dengan

siapapun karena beliau tahu bahwa hidup tak selamanya di atas.

Ada kalanya orang dapat merasakan di atas dan di bawah. Lagi

pula, apalah yang harus disombongkan? Toh semua ini hanyalah

titipan semata dari Allah SWT. Ketika masuk tempat kerjanya.

Siswa 1a : Mas, kamu abis dari mana?

Siswa 2 : Aku abis ngajar di kelas XII IPS 3. Ada apa?

Siswa 1a : Enggak... ini, tadi di kelas XI IPS 2 ada yang berbuat ulah di

kelas, dan dia tidak mau mengikuti pelajaran.

Siswa 2 : Ya Allah, anakku lagi. Ya udah nanti akan ku beri kabar ke kedua

orang tuanya. Terima kasih, yah!

Siswa 1a : Iya.

Siswa 1 : Begitulah Mashudi orang yang sangat bersahabat dengan siapa

pun, dan ia juga begitulah keseharian Mashudi. Mengajar murid-

murid SMAN 3 Tangerang sebagai guru agama Islam. Beliau juga

menjadi guru sejarah wajib. Pengalamannya dalam mengajar sangat

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

banyak. Maka dari itu, ia dipercaya oleh kepala sekolah dan guru-

guru sebagai wakil kepala sekolah bidang humas. Karena sifatnya

yang ramah, mudah bergaul dan terus menyalurkan aura positif

kepada orang banyak, ia sangat disukai dan pada umumnya orang

akan menilai bahwa Mashudi adalah orang yang bijaksana dalam

menentukan segala tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Kini,

Mashudi sudah memiliki rumah dan cukup mapan dalam segi

ekonomi. Ia pun banyak membantu orang-orang sekitar karena

Mashudi mempunyai sikap sosial yang tinggi. Sesampainya di

rumah.

Siswa 4a : Mas, udah pulang?

Siswa 2 : Sini sayang. Alhamdulillah sih lancar, cuman... cuman aku masih

kesel, masih banyak siswa nih yang sering bolos. Jadi, masih

banyak kendala buat aku.

Siswa 4a : Sabar ya Mas, pekerjaanmu itu memang agak berat ya kan? Kamu

harus selalu sabar menghadapi kendalanya, semakin sabar kita itu,

semakin menunjukkan ketaatan kita kepada Allah SWT , Mas.

Siswa 2 : Subhanallah, sholehah sekali istriku.

Siswa 4a : Nih Mas, diminum Mas.

Siswa 2 : Iya, terima kasih yah Istriku.

Siswa 1 : Memang setelah lulus S2 dan memiliki penghasilan, Mashudi

menikahi Emay Nuroniah S. Ag, pada tanggal 24 Mei 1996 di

Purwakarta. Ia menikahi wanita shalihah yang mampu memikat

hatinya dengan segala kedewasaan dan kebijakan yang istrinya

miliki. Dari pernikahan ini, Mashudi dan Emay di karuniai 3 orang

anak. Dua laki-laki dan satu perempuan.

Siswa 3a : Ayah... Ayah udah pulang?

Siswa 2 : Udah nak, gimana kabarnya kamu hari ini?

Siswa 3a : Baik ayah. Ayah besok aku kan ada tugas ke Malaysia. Ada

pertemuan sama dosen-dosenku yang akan menguji nanti di

skripsiku.

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 2 : Oh bagus sekali Nak, lalu bagaimana masalah transportasi dan

biaya di sana?

Siswa 3a : Ayah gak usah pusing, karena semua biaya ssudah di tanggung

sama sekolah. Jadi, Ayah gak usah ngeluarin uang sepersen pun.

Siswa 2 : Waaah, subhanallah anak Ayah. Hati-hati yah kamu, Ayah akan

selalu mendoakan yang terbaik buat kamu.

Siswa 3a : Iya terima kasih, Ayah.

Siswa 1 : Anak pertama Mashudi sudah beranjak dewasa, memiliki banyak

kegiatan dan juga memiliki sifat yang hampir sama dengan

ayahnya, Mashudi. Tekun dan giat dalam segala kegiatan yang

dilakukan. Apalagi kalau untuk masa depannya. Karena, setiap

anak pastinya ingin melebihi kehebatan orang tuanya. Dari kisah

Mashudi ini, banyak sekali nilai-nilai dan pelajaran yang dapat kita

ambil maknanya. Bahwa kesulitan ekonomi bukanlah penghalang

untuk kita menjadi sukses dalam menempuh pendidikan. Ada

kalanya kita merasa hidup lebih berat dari yang kita bayangkan,

namun lupa bahwa banyak sekali orang-orang yang berada di

bawah kita. Semoga dengan adanya sepenggal atau secuil

kehidupan dari Pak Mashudi dapat menjadikan pelajaran bagi kita

semua.

Siswa 2 : Sekian dari kelompok kami, itu adalah sedikit cuplikan dari kisah

hidup Pak Mashudi dari kita. Kurang lebihnya mohon maaf.

Kel. 7 : Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb (Tepuk tangan)

(Kelompok 9)

Keterangan :

Siswa 1 : Sebagai Ibunya Indra

Siswa 1a : Sebagai narator 2

Siswa 2 : Sebagai narator 1

Siswa 2a : Sebagai wasit

Siswa 3 : Sebagai coach

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 4 : Sebagai Indra

Siswa 1 : Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Siswa 1 : Kami dari kelompok sembilan, ingin mendramakan biografi dari

kak Indra, yaitu atlet dari itu... Anggar.

Siswa 2 : Pintu kamar itu terbuka. Terlihat seorang lelaki yang bercermin.

Ia sedang merapihkan seragam, menata rambutnya lalu menyiapkan

peralatannya maupun perlengkapannya. Muncullah seorang wanita

tua yang berada di balik pintu.

Siswa 1 : Kamu sudah siap, Nak?

Siswa 4 : Sudah, Bu.

Siswa 1 : Ibu selalu mendoakanmu. Semoga kamu bisa banggain Ibu, nak.

Siswa 4 : Iya, Bu.

Siswa 1 : Bawa nama baik keluarga. Banggakan negara kita. Kamu sudah

siap kan?

Siswa 4 : Iya, aku sudah siap Bu (Cium tangan/ saliman)

Siswa 1 : Hati-hati yah.

Siswa 4 : Assalammu’alaikum.

Siswa 1 : Wa’alaikum salam.

Siswa 2 : Indra pergi meninggalkan ruangan tersebut, dan menuju ke tempat

dimana ia bertanding. Ia menghampiri teman-teman dan pelatihnya

yang sudah menanti dirinya. Ia menaruh perlengkapan serta

peralatan yang telah ia bawa dari rumah.

Siswa 3 : Gimana Ndra? Kamu siap gak untuk kejuaran kali ini?

Siswa 4 : Insya Allah sudah siap Coach.

Siswa 3 : Kali ini kamu akan bertanding melawan Jung dari Korea dan

Wang Lee dari Cina.

Siswa 4 : Hah? Serius Coach?

Siswa 3 : Ya.

Siswa 4 : Wah, ini bakal jadi pertandingan yang menantang dan berkesan

bagi saya Coach.

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 3 : Semangat ya Ndra, saya doakan kamu menang.

Siswa 4 : Makasih Coach.

Siswa 2 : Tak lama kemudian, terdengarlah suara panggilan pembawa acara

yang menyebutkan nama Indra. Indra segera tanding, menyerang

lawan di arena. Namun, tak lama kemudian, selang pertandingan

yang telah berlangsung ditemukan kejanggalan-kejanggalan wasit

yang curang ini. Indra menghampiri wasit tersebut dan

menegurnya.

Siswa 4 : Wasit ini enggak adil sit, dia buat pelanggaran sit. Poin dia

harusnya untuk saya, kenapa Anda menambah poin dia.

Siswa 2a : Enggak boleh gitu dong, saya di sini wasit, saya punya hak.

Enggak boleh gitu.

Siswa 4 : Ini enggak adil.

Siswa 2a : Ya enggak, ini tuh poin untuk teman Anda, bukan buat Anda.

Untuk lawan Anda.

Siswa 4 : Anda gak adil, curang!!

Siswa 2a : Anda masih ingin lanjut di sini, atau mau keluar? Kalau Anda

ingin lanjut, Anda ikuti kata-kata saya.

Siswa 4 : Percuma sit. Meskipun saya mengikuti pertandingan ini pun,

Anda tetap berlaku curang, Anda membela dia.

Siswa 1a : Indra mengotot agar wasit bermain dan bekerja secara adil.

Namun percuma, semua akan sia-sia karena wasit tersebut sudah

mengawasi jalannya permainan dengan sangat tidak efektif dan

subjektif. Indra pun mengalah dari kejuaraan yang seperti ini.

Mengalah bukan berarti kalah.

Siswa 2 : Setibanya di rumah, Indra sangat kecewa. Ia mencari Ibunya.

Ditemukanlah sang Ibu sedang terbaring di tempat tidurnya.

Siswa 4 : Bu saya kalah tanding Bu, gak bisa buat Ibu bangga, gara-gara

wasitnya curang Buuu.

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 1 : Sudah nak, dengarkan Ibu... Ibu tau ya, kamu sudah berjuang

sebisa kamu, semampu kamu. Ibu tau nak kamu sudah berusaha

sampai sebisa kamu, ya.

Siswa 4 : Maaf Bu, aku hanya pulang dengan membawa medali perak Bu.

Siswa 1 : Nak, dengarkan Ibu yah. Walaupun medali perak saja, itu berarti

kamu sudah membanggakan tanah air kita, membanggakan Ibu,

membanggakan teman-teman kamu, ya! Jadi, kamu yang tenang

yah! Mengalah bukan berarti kalah nak.

Siswa 4 : Makasih, Bu.

Siswa 1 : Sama-sama, Nak.

Siswa 2 : Walaupun ia kecewa akan kejuaraan kali ini, namun ia tak

pantang menyerah. Ia bertekad agar bisa menang di kejuaraan

selanjutnya.

Siswa 1a : Sekian dari kelompok kami, assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Guru : Ya, kelompok berikutnya.

(Kelompok 10)

Keterangan :

Siswa 1 : Sebagai narator

Siswa 1a : Sebagai Bambang

Siswa 2 : Sebagai Dewi

Siswa 2a : Sebagai Egi

Siswa 2b : Sebagai Pak Kuwat

Siswa 2c : Sebagai Evans

Siswa 3 : Sebagai Zulfa

Siswa 3a : Sebagai Paijo

Siswa 3b : Sebagai Bu Aeni

Siswa 4 : Sebagai Agus

Siswa 1 : Bismillah, assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 1 : Ya, kami di sini dari kelompok sepuluh, akan menampilkan drama

tentang Bambang. Pak Bambang, kalian semua pasti udah pada tau

kan? Ya, ya itu. Perkenalkan, saya Thifal Zharifa Fauziyyah

sebagai moderator dan Bambang.

Siswa 2 : Nama saya Nur Ayu Jamila sebagai Dewi, Zulfa, Evans dan

Kuwat.

Siswa 3 : Dan saya Wita Kurnamasari menjadi Egi dan...

Siswa 1 : Paijo.

Siswa 3 : Ya, Egi, Paijo sama Bu Aeni.

Siswa 4 : Saya Dwi Wulan Sari sebagai Agus.

Siswa 1 : Bambang Gunawan atau yang biasa di panggil Bambang, lahir di

Brebes, 08 Juni 1987. Bambang Gunawan merupakan anak dari

pasangan Bapak Haryono dan Ibu Sukirah. Anak kedua dari lima

belas saudara ini paling suka ya. Ya, dan dia suka banget nari-nari

enggak jelas. Bambang bersekolah di SDN Wlahar 01 Kab. Brebes.

Lalu ia pindah ke Melanjutkan ke SMPN 24 Kota Tangerang. Di

SMPN 24 Kota Tangerang, ia sering dibuli oleh temannya ataupun

dari kakak kelasnya karena ia masih berlogat Jawa.

Siswa 4 : Hey, kamu kok masih medok banget suaranya?

Siswa 1a : Iya, soalnya aku lahir di Brebes.

Siswa 4 : Udah berapa tahun tinggal di sana?

Siswa 1a : Baru satu tahun.

Siswa 4 : Pantes masih medok. Temenin ke kantin yuk!

Siswa 1a : Ayo!

Siswa 1 : Saat mereka berjalan menuju kantin, ada kakak kelas yang

mendengar obrolan mereka dan ingin membuli Bambang.

Siswa 3 : Hey kamu yang medok! Kita ini tinggal di Tangerang, bukan di

Jawa Tengah!

Siswa 1a : (Bambang yang menunduk terdiam)

Siswa 3 : Orang nanya tuh dijawab! Jangan diem aja!

Siswa 2a : Enggak punya mulut kali. Zul, panggil anak-anak!

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 3 : Siaaap!

Siswa 1 : Teman dari kakak kelasnya pun datang menghampiri Bambang.

Siswa 3 : Woy, angkat dia ke tempat sampah sekarang!

Siswa 2a : Iya.

Siswa 1 : Mereka mengangkat Bambang dan memasukkannya ke tempat

sampah. Setelah kejadian tersebut, Bambang termotivasi untuk

menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Sampai-sampai ia

terpilih sebagai ketua osis dan menjabat sebagai koordinator sesi.

Dan ia aktif di ekstrakurikuler Pramuka dan KIR. Lalu ia menjabar

sebagai ketua ekskul KIR selama dua periode. Saat itu tak ada lagi

yang berani membulinya. Saat ia kelas 9, Bambang terpilih lagi

sebagai ketua kelas, untuk ketiga kalinya. Dia mulai fokus belajar

dan mendapat peringkat sepuluh tertinggi se-SMPN 24 Kota

Tangerang.

Siswa 4 : Bam, kamu peringkat ke berapa nemnya?

Siswa 2 : Bagus enggak?

Siswa 1a : Alhamdulillah aku dapet peringkat sepuluh, kalau kalian?

Siswa 4 : Wah, bagus ya. Duh nilaiku jelek, gara-gara santai terus di kelas9.

Siswa 2 : Kalau aku sih lumayan. Pinter juga kamu ya.

Siswa 1a : Enggak juga kok. Semoga kalian sukses juga ya nantinya.

Siswa 2 & 4 : Aamiin.

Siswa 1 : Setelah lulus SMP tahun 2013, Bambang diterima di SMAN 3

kota Tangerang. Ketika OSPEK, ia terpilih sebagai ketua gugus

dan pada saat itu OSPEK dilakukan, ia mendapat, ia menjadi

primadona OSPEK dengan tingkah konyol tanpa malu dan

mendapat predikat peserta paling konyol dari kakak kelas. Setelah

OSPEK ia masuk ke kelas X IPA 4 dan terpilih sebagai ketua kelas.

Bambang tidak terlalu menunjukkan prestasi saat ia kelas X.

Namun, saat kelas XI telah menunjukkan prestasi dengan

mengikuti lomba-lomba yang membanggakan, se... yang

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

membanggakan, seperti juara tiga mading 3D sejabodetabek di

SMAN 13 Jakarta.

Siswa 3a : Wah, sepertinya orang sepertimu berbakat dalam ekskul pramuka

dan KIR.

Siswa 1a : ah, enggak juga.

Siswa 3a : Apa ekskul-ekskul yang kamu tekuni itu tidak memberatkanmu?

Siswa 1a : Ah, enggak juga kok. Karena, saya menyukai ekskul itu udah

semenjak SMP.

Siswa 1 : Setelah itu, banyak prestasi-prestasi di bidang KIR, Pramuka dan

lingkungan. Ia juga mendapat juara harapan kedua duta sampah dan

juara 3 pramuka peduli sampah. Ketika melihat lingkungan ia

merasa khawatir, karena kotor dan tidak tertata rapih. Dan

kemudian, Bambang bertemu dengan Bu Aeni.

Siswa 1a : Hallo, Bu Aeni.

Siswa 3b : Iya, kenapa Bambang?

Siswa 1a : Bu, begini, saya tuh merasa khawatir dengan lingkungan kota

yang seperti ini.

Siswa 3b : Saya juga khawatir, Saya takut murid-murid mudah sakit dengan

lingkungan kotor seperti ini.

Siswa 1a : Bagaimana kalau kita membentuk suatu perkumpulan yanag

peduli terhadap lingkungan sekolah?

Siswa 3b : Ide bagus tuh, namanya apa?

Siswa 1a : Apa ya Bu? Oooh... ya Bu, bagaimana kalau 3R, Go Green sama

Go Clean, Bu?

Siswa 3b : Bagus juga, besok mulai aktif ya Mbang.

Siswa 1a : Iya, Bu.

Siswa 1 : Ya, sejak tahun 2014, ekskul 3R Go Green Go Clean ini selalu

jadi panitia pada HUT SMANIC. Ketika naik ke kelas XII

Bambang masih ingin berprestasi lagi walaupun ada larangan dari

sekolah. Pada 07 Agustus 2015 sekolah mendapat undangan dari

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Dinas Pendidikan Banten, Pak Kuwat menunjuk Bambang

mengikuti kuis Ki Hajar, Bambang di panggil ke ruang wakasek.

Siswa 1a : Assalammu’alaikum Pak, apakah Pak Kuwat memanggil saya?

Siswa 2b : Silahkan duduk dulu!

Siswa 1a : Iya, Pak.

Siswa 2b : Apa kamu ingin mengikuti kuis Ki Hajar, Mbang?

Siswa 1a : Kuis tentang apa itu, Pak?

Siswa 2b : Kuis tentang pramuka, kan gugus depan sekolah kita kan Ki

Hajar.

Siswa 1a : Ya udah deh Pak, insya Allah saya bisa mengikuti kuisnya Pak.

Siswa 2b : Ok, ini surat undangannya.

Siswa 1a : Ya sudah Pak, saya balik kelas dulu ya, Pak.

Siswa 2b : Iya, sama-sama.

Siswa 1a : Setelah Bambang membaca surat undangannya, ternyata kuis Ki

Hajar adalah kuis Kita Harus Belajar (Ki Hajar) yang diadakan

tanggal 10. Sedangkan, ia baru dapat surat tanggal 07 Agustus.

Lomba itu diadakan di hotel Karawaci. Pada saat itu, Bambang

sendirian, ia tidak ada yang mendampinginya. Saat itu, pada saat ia

registrasi, ia hampir didiskualifikasi karena data-datanya kurang

lengkap. Tetapi, karena konsekuensi dari panitia, akhirnya

Bambang boleh ikut serta dalam kompetisi lomba . Ada dua orang

panitia yang menyampaikan perlombaan sebelum lomba

dilaksanakan pukul tiga sore. Seluruh peserta dari SD, SMP, SMA

Dan peserta lomba mengerjakan 20 soal umum. Mengerjakan soal

tersebut dengan sesingkat mungkin. Setelah pengerjaan soal

tersebut, mereka bermain-main. Dan saat pulang, Bambang

bertemu Evans dari SMAN 6 Kota Tangerang.

Siswa 1a : Van...

Siswa 2c : Pulang bareng yuk! Kita kan searah.

Siswa 1a : Boleh, emangnya rumah kamu arah kemana?

Siswa 2c : Kalau aku sih pulang ke Karang Tengah.

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 1a : Boleh juga tuh.

Siswa 2c : Ya udah.

Siswa 1a : Ayo!

Siswa 1 : Setelah tiga hari, pemenang diumumkan lewat web, dan Bambang

berhasil mendapat juara satu dengan soal benar 17 dari 20 soal

dalam 9 menit. Karena ia juara satu tingkat provinsi, ia diminta

mewakili provinsi Banten ke tingkat nasional. Pada tanggal 01

Oktober, Bambang dihubungi oleh Dinas Pendidikan Banten untuk

menjadi wakil Provinsi Banten. Kuis Ki Hajar nasional diadakan di

hotel santika, TMII.

Siswa 1a : Assalammu;alaikum, Pak. Oh iya Pak, saya ditelpon orang Dinas

Pendidikan. Bahwa saya harus mengumpulkan surat-surat, entah itu

kesehatan, terus proposal, dan lain-lainnya pak.

Siswa 2b : Kapan kamu mau berangkat?

Siswa 1a : Insya Allah saya akan berangkat pada tanggal 23 November, Pak.

Siswa 2b : Ya udah, nanti saya akan mempersiapkan surat-surat yang kamu

butuhkan nanti, saya akan mengurusnya.

Siswa 1a : Siap pak! Ya udah Pak, makasih Pak.

Siswa 1 : Pada akhirnya, lomba itu pun dilaksanakan. Lomba itu diadakan

pada tanggal 23 November 2015 sampai 27 November 2015. Kuis

Ki Hajar ini terdiri dari tiga tahap penilaian, yaitu menjelajah

Taman Mini Indonesia Indah masing-masing tes akademik. Selain

ada beberapa tahapan, itu juga ada kegaitan-kegiatan lain. Pada

malam terakhir sebelum pisah, mereka pun berbincang-bincang.

Mereka pun bersenang-senang , bercanda dan bercerita hingga larut

malam. Waktu pun menunjukkan jam dua pagi. Dan keesokkan

harinya mereka pun diumumkan pemenangnya. Pada lomba

tersebut ia tidak mendapatkan .. tidak mendapatkan beberapa juara.

Namun, ia mendapatkan kompensasi pada malam tersebut. Setelah

lulus SMA, Bambang melanjutkan... selanjutkan, ia melanjutkan ke

perguruan tinggi. Namun, ia mulai mengajar hingga sekolahnya itu.

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Ekskul KIR di SMPN 11 Kota Tangerang, ekskul KIR di SMP 02

Kota Tangerang, dan ekskul KIR di SMAN 03 Kota Tangerang.

Ya, sekian dari drama kit, kurang lebihnya mohon maaf, billahi

thaufik wal hidayah,

Kel. 10 : Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb (Tepuk tangan)

(Kelompok 6 )

Keterangan :

Siswa 1 : Sebagai pembuka

Siswa 1a : Sebagai korban kecelakaan

Siswa 1b : Sebagai Hani

Siswa 2 : Sebagai narator

Siswa 3 : Sebagai Ibu dari korban kecelakaan

Siswa 3a : Sebagai Ibu Ahmad Ghazali

Siswa 4 : Sebagai polisi

Siswa 5 : Sebagai mas-mas

Siswa 5a : Sebagai dokter

Siswa 5b : Sebagai Ahmad Ghazali

Siswa 1 : Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Siswa 1 : Kami akan menampilkan drama kami tentang biografi Ahmad

Ghazali, itu dia polisi.

Siswa 2 : Ahmad Ghazali merupakan seorang polisi yang berjaga di

kesatuan polres metro Tangerang kota. Beliau lahir di Bandung.

Ahmad Ghazali merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Sewaktu kecil, beliau memiliki sifat yang jail, yaitu suka menggoda

perempuan, serta beliau memiliki hobi bernyanyi. Saat ini beliau

sedang berjaga. Suatu hari, ada anak laki-laki bernama Ahmad

Ghazali yang kemudian ingin pergi ke suatu tempat di kota

Bandung. Pada saat perjalanania melihat seorang anak yang

mengalami kecelakaan, dan ditolong oleh seorang polisi.

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 4 : Mas, Mas, tolong bantu saya bisa enggak Mas?

Siswa 5 : Bisa, bisa. Ini kenapa?

Siswa 4 : Coba saya hubungi keluarganya (mencari identitas) Oh ya, ini ada

no telpon keluarganya (menelfon)

Siswa 3 : Halo

Siswa 4 : Halo

Siswa 3 : Halo, ada apa yah?

Siswa 4 : Ini, saya mau mengabarkan anak Ibu kecelakaan.

Siswa 3 : Kecelakaan dimana ya, Bu?

Siswa 4 : Kecelakaan di jalan merpati.

Siswa 3 : Ya udah saya ke sana yah.

Siswa 4 : Ayo, kita bawa ke rumah sakit.

Siswa 2 : Keesokan harinya, putri meminta ingin pergi ke sesuatu tempat,

yang mana si? Lalu kemudian sang polisi meminta membantunya,

membawanya ke rumah sakit. Ditengah-tengah perjalanan, Ghazali

berkata padanya.

Siswa 3 : Ada apa, Bu?

Siswa 4 : Saya enggak tau, dia tiba-tiba...mungkin dia agak kenceng naik

motornya, jadi dia terjatoh.

Siswa 3 : Gimana si! Kok bisa!

Siswa 4 : Saya hanya membantu anak Ibu yah, saya hanya membantu anak

Ibu. Saya sebagai polisi membantu anak Ibu dan mencoba

menghubungi keluarganya. Siapa tahu ada keluarganya bisa

membantu.

Siswa 3 : Pokoknya saya enggak mau tau, kalau ada apa-apa dengan anak

saya, Anda yang saya salahkan.

Siswa 4 : Loh kok bisa begitu, Bu? Saya hanya membantu membawa anak

Ibu, saya juga tidak tahu persis kenapa kecelakaannya.

Siswa 3 : Ya berarti kamu yang ada di situ kan? Berarti kamu yang salah.

Siswa 4 : Saya hanya membantu anak Ibu, saya hanya membantu anak Ibu

membawanya ke sini karena sudah terluka parah Bu.

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 3 : Ya sudah, panggilkan dokter!

Siswa 5a : Maaf Ibu, anak Ibu tidak bisa diselamatkan.

Siswa 3 : Apaaa!!! Naaakkk... bangun Nak, banguuunnn Nak, Nak

banguuuunnn.

Siswa 2 : Di sore harinya, Ibu dan Ghazali pergi berjalan-jalan.

Siswa 5b : Bu, bagaimana kalau saya menjadi seorang polisi?

Siswa 3a : Menurut Ibu sih, tidak apa-apa. Tapi kan, kamu kuliah ngambil

jurusan ekonomi, kamu gimana?

Siswa 5b : Saya mengikuti tes kepolisian aja dulu, Bu. Kalau misalnya, saya

diterima, saya akan menjadi polisi dan meninggalkan kerjaan yang

saya sekarang ini.

Siswa 3a : Ya sudah, Ibu hanya bisa mendoakan kamu. Semoga kamu bisa

menggapai cita-cita kamu nak.

Siswa 2 : Keesokkan harinya, Ghazali ingin pergi ke Sulawesi untuk

mengikuti tes kepolisian di sana. Sesampainya di Sulawesi, dia

bertemu dengan temannya.

Siswa 1b : Eh, Ghazali. Gimana kabarnya?

Siswa 5b : Baik, kamu gimana kabarnya?

Siswa 1b : Alhamdulillah baik. Kamu di sini sedang apa?

Siswa 5b : Aku sedang tes kepolisian, tapi enggak tau dimana.

Siswa 1b : Oh, coba sini aku liat lokasinya dimana? (Mengambil kertas dari

Ghazali) Oh ini, kalau ini aku tau. Ini dekat tempat kantorku. Aku

antar yah.

Siswa 5b : Boleh.

Siswa 2 : Mereka berdua pun pergi ke tempat tersebut.

Siswa 1b : Ini kantor aku, dan ini depannya kantor kamu.

Siswa 5b : Makasihnya Hani udah nganterin aku.

Siswa 1b : Oh iya sama-sama. Ya udah aku pulang duluan yah. Kapan-kapan

main ke kantor aku.

Siswa 5b : Iya.

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 2 : Ghazali pun menelpon Ibunya, untuk mengabari kalau ia sudah

sampai ke tempat tersebut. Setelah Ghazali mengikuti tes ia pulang

ke Bandung. Lalu sesampainya di Bandung. Lalu sesampainya

Ghazali di rumah.

Siswa 5b : Assalammu’alaikum, Ibu.

Siswa 3a : Wa’alaikum salam, kamu udah pulang? Sini duduk! Gimana

tesnya kamu lulus enggak?

Siswa 5b : Lulus Bu, alhamdulillah.

Siswa 3a : Oh yaudah bagus deh, kamu tinggal melanjutkan kerjaan kamu itu

deh yang satunya.

Siswa 5b : Aduh Bu, saya kerja di kepolisian aja. Soalnya waktu itu saya

pernah lihat orang kecelakaan. Dia membantu, membantu orang itu

kecelakaan. Tetapi, dia, polisi itu malah disalah-salahkan sama Ibu

korban. Gara-gara korbannya enggak terselamatkan pada saat

kecelakaan itu.

Siswa 3a : Oh ya udah, semoga pilihan kamu yang sekarang berjalan dengan

sukses ya, Nak.

Siswa 5b : Aamiin.

Siswa 2 : Akhirnya Ghazali pun menjadi seorang polisi.

Siswa 1 : Sekian dari kelompok kami, kurang lebihnya mohon maaf.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

(Kelompok 8)

Keterangan :

Siswa 1 : Sebagai narator 1

Siswa 1a : Sebagai Andi

Siswa 1b : Sebagai pemberi gaji

Siswa 2 : Sebagai Irchish Akbar

Siswa 2a : Sebagai ketua penyalur beasiswa

Siswa 3 : Sebagai murid Irchish Akbar 1

Siswa 3a : Sebagai adik Irchish Akbar

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 3b : Sebagai narator 2

Siswa 4 : Sebagaai murid Irchish Akbar 2

Siswa 4a : Sebagai narator 3

Siswa 4b : Sebagai Irchish Akbar 2

Siswa 1 : Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa lain : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Siswa 1 : Kami akan melakukan drama tentang kehidupan tokoh Irchish

Akbar.

Siswa lain : Hah? Siapa?

Siswa 1 : Gampang, nanti aja susah. Pemuda ini lahir tanggal 30 Januari

1992, dan baru saja lulus S1 Universitas Islam Indonesia, dan untuk

memenuhi kebutuhannya sehari-hari, beliau mengajar di salah satu

masjid.

Siswa 3 : Siaaap, memberi salam!

Siswa 3&4 : Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Siswa 2 : Ya, sebelum saya memulai pelajaran, ada yang sudah kenal saya

apa belum?

Siswa 3&4 : Belum, Pak.

Siswa 2 : Yaudah kalau gitu kita perkenalan dulu aja ya.

Siswa 3 : Iya, Pak.

Siswa 2 : Nama saya Irchish Akbar. Saya tinggal di deket daerah-daerah

sini. Sekarang giliran kalian. Mulai dari kamu.

Siswa3 : Nama saya Irsyad.

Siswa 4 : Nama Dani, Pak.

Siswa 2 : Jangan manggil saya Pak, saya kan masih muda. Jangan manggil

saya Pak yah, panggil saya Kakak aja.

Siswa 3&4 : Iya, Pak.

Siswa 2 : Kok manggil Pak, Pak lagi sih? Emangnya saya udah tua ya?

Siswa 4 : Iya Pak, ada jenggotnya tuh.

Siswa 3 : Iya Pak.

Siswa 2 : Kambing yang baru lahir aja udah mempunyai jenggot.

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 4 : Berarti bapak kambing.

Siswa 2 : Alhamdulillah selama jadi guru, sekarang kita sudahi.

Siswa 3&4 : Iya, Pak.

Siswa 1 : Setelah selesai mengajar, Akbar hendak pergi ke suatu masjid

untuk mengisi mimbar jum’at. Dan setelah mengisi mimbar jum’at,

Akbar bertemu dengan seorang pemuda.

Siswa 1a : Assalammu’alaikum (Berjabat tangan)

Siswa 2 : Wa’alaikum salam.

Siswa 1a : Ustadz yang tadi ngisi pas khotbah yah?

Siswa 2 : Iya, memangnya kenapa ya?

Siswa 1a : Ustadz kayaknya pinter banget dalam menjaga ibadah.

Siswa 2 : Ah tidak seperti itu, saya berbagi pengetahuan saya membaca,

membaca buku.

Siswa 1a : Oh, maaf sebelumnya nama saya Andi, Tadz.

Siswa 2 : Oh, iya.

Siswa 1a : Ustadz lulusan S1 apa S2?

Siswa 2 : Saya lulusan S1.

Siswa 1a : Oh S1, Ustadz ada niatan enggak lanjutin S2?

Siswa 1a : Iya sih, tapi...

Siswa 4a : Tiba-tiba telpon berbunyi.

Siswa 2 : Hallo, assalammu’alaikum. Apaaaa? Ibu pingsan? Yaudah iya,

aku kesana sekarang. Maaf ya saya harus pulang duluan.

Assalammu’alaikum.

Siswa 1a : Iya, makasih ya Tadz. Wa’alaikum salam.

Siswa 1 : Lalu Akbar pulang ke rumah, dan khawatir akan ibunya.

Siswa 4b : Assalammu’alaikum Bu, eh ada Adek. Ibu gimana Dek?

Siswa 3a : Ibu enggak apa-apa Bang. Ibu lagi di kamar. Nanti samperin aja

mungkin.

Siswa 4b : Lagian Ibu kenapa keluar-keluar segala si? Ibu kan udah tua,

harusnya di rumah aja.

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 3a : Ibu katanya ingin mencari suasana baru Bang, bete di rumah

mulu, bosen. Makannya Ibu kerja di ladang.

Siswa 4b : Ibu tuh, harusnya masalah gitu, biar Abang aja yang cari. Abang

juga bingung si soalnya gaji Abang buat nabung supaya kuliah lagi

S2.

Siswa 3a : Iya Adek udah bilang ke Ibu. Katanya Adek juga bantu cari duit,

buat bantu Abang, buat S2.

Siswa 4b : Iya Dek, makasih yah. Mudah-mudahan besok-besok Abang bisa

kuliah lagi.

Siswa 3a : Iya, Bang.

Siswa 1 : Setelah sebulan demikian, setelah Akbar mulai mengajar, tiba

saatnya Akbar menerima gaji.

Siswa 1b : Akbar!

Siswa 4b : Iya, Pak.

Siswa 1b : Ini ada sedikit uang sebagai upah kamu telah mengajar di sini.

Siswa 4b : Ya, makasih banyak ya Pak. Alhamdulillah.

Siswa 1b : Saya pergi dulu ya.

Siswa 4b : Iya. Wih, uangnya banyak juga. Wah, ini buat nabung kuliah

sebagian, lebihnya kasih Ibu ah.

Siswa 1 : Tiba-tiba telpon Akbar berdering.

Siswa 4b : Halo, assalammu’alaikum.

Siswa 1a : Halo. wa’alaikum salam, Tadz ini saya Andi yang ngobrol sama

Ustadz. Bisa ketemu gak Tadz? Saya ada perlu.

Siswa 4b : Oh ya, nak Andi. Kita ketemuannya dimana ya? Gimana kalau di

masjid kemarin aja, soalnya minggu ini saya juga ada khotbah di

sana.

Siswa 1a : Oh ya Tadz, maaf ya ganggu.

Siswa 4b : Iya nak.

Siswa 1a : Assalammu’alaikum.

Siswa 4b : Wa’alaikum salam.

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 3b : Jum’at kemudian, Akbar mengisi khotbah jum’at dari pagi,

tempat mereka bertemu. Setelah shalat jum’at mereka berbincang-

bincang kembali.

Siswa 1a : Assalammu’alaikum, Tadz.

Siswa 4b : Wa’alaikum salam, ada apa?

Siswa 1a : Jadi gini, saya belom selesai ngomong kemaren. Saya ada

program S2, S3 di Madinah. Saya belum ada calon untuk dikirim

ke sana. Saya lihat ustadz memenuhi kriteria. Ustadz mau gak?

Siswa 4b : Saya sih mau, tapi saya belum ada duitnya.

Siswa 1a : Jadi gini, semua biayanya itu ditanggung sama pemerintah Tadz.

Siswa 4b : Oh gitu, jadi semuanya ditanggung sama pemerintah?

Siswa 1a : Iya. Jadi, pemerintah itu punya program S2, S3 bagi lulusan

agama di Indonesia. Jadi, gimana Tadz?

Siswa 4b : Alhamdulillah kalau gitu. Jadi, apa aja persyaratannya?

Siswa 1a : Nanti surat-surat sama dokumennya tolong di lengkapin, nanti

tinggal kasih ke saya.

Siswa 4b : Makasih banyak ya nak, nanti kita ketemu lagi.

Siswa 1a : Iya, assalammu’alaikum.

Siswa 4b : Wa’alaikum salam.

Siswa 1 : Setelah mendapat kabar gembira, Akbar pulang ke rumah untuk

menemui ibunya.

Siswa 4b : Assalammu’alaikum, ibuuu.

Siswa 3a : Wa’alaikum salam, nak.

Siswa 4b : Bu, Akbar punya kabar baik nih Bu.

Siswa 3a : Kabar baik apa nak?

Siswa 4b : Akbar dapet beasiswa untuk S2 di Madinah.

Siswa 3a : Alhamdulillah nak, akhirnya cita-cita kamu tercapai juga. Yang

pinter ya nak.

Siswa 4b : Ya, Bu. Doain Akbar ya, semoga Akbar sukses di sana.

Alhamdulillah, biayanya ditanggung sama pemerintah semua.

Siswa 3a : Ya, Ibu selalu ngedoain Akbar. Ibu selalu dukung Akbar.

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 4b : Ya, jadi Akbar nanti akan ngurusin dokumen-dokumennya. Insya

Allah, lusa besok Akbar berangkat ke sana.

Siswa 3a : Ya, Akbar siapin aja, surat-surat, dokumennya. Ibu Cuma bisa

bantu doa, supaya kamu sukses belajarnya di sana. Jadi, yang apa

kamu cita-citakan dan kembali lagi.

Siswa 4b : Iya Bu, doain Akbar ya supaya jadi S2.

Siswa 3a : Iyaaa, aamiin. Ibu selalu mendoakannya.

Siswa 4b : Ya udah Bu, Akbar pamit dulu ya, mau ngurus dokumen ya,

assalammu’alaikum Bu.

Siswa 3a : Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Siswa 1 : Setelah meminta izin ke ibunya, Akbar kembali bertemu dengan

mas Andi yang akan menuju berangkat kerja.

Siswa 1a : Bar, udah siap belom?

Siswa 4b : Udah siap nih.

Siswa 1a : Ya udah ayo ikut saya ke sekolah.

(Sesampainya di sekolah)

Siswa 1a : Pak jadi gini, ini kabarnya yang saya bilang buat S2 di Madinah.

Silahkan Bapak tanya-tanya aja, saya duluan ya Pak.

Siswa 2b : Iya. Kamu mau S2 di Madinah ya?

Siswa 4b : Ya.

Siswa 2b : Barang-barang kamu udah siap?

Siswa 4b : Udah siap dong Pak. Barang-barangnya udah saya siapin.

Siswa 2b : Oh ya udah.

Siswa 4b : Jadi , kira-kira disana berapa lama ya, Pak?

Siswa 2b : Mungkin sekitar lima atau enam tahun.

Siswa 4b : Wah lama juga ya. Kalau liburan atau lebaran gitu saya bisa

pulang enggak?

Siswa 2b : Bisa kok, tapi biaya ditanggung sendiri.

Siswa 4b : Ya udah nanti saya tabung deh, biar bisa balik pas lebaran.

Siswa 2b : Ya udah sekarang bawa barang-barang kamu, biar kita bisa

langsung berangkat aja.

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 4b : Ya.

Siswa 1 : Sekian dari kami, kurang lebihnya mohon maaf. Billahi thaufik

wal hidayah wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Guru : Satu lagi yah! Selesai yah? Yang polisi, biografi yang polisi

belum jadi yah?

Siswa (kel. 6) : Iya.

Guru : Kok di sini enggak ada? Menyerahkannya barengan kelompok

lain?

Siswa (kel. 6) : Sendiri.

Guru : Sendiri? Kalau Akbar ada. Kelompok Haryati, Bambang,

kelompok Stenny, Indra, Bambang ada, Arumi ada, Seman ada,

Wulan, terus siapa ini? Siti Riqqah ada. Ini enggak ada yang

Ghazali, menyerahkannya ke siapa? Next, yang Ghazali enggak

ada. Menyerahkannya bareng atau sendiri? Yang kemarin telat

siapa? (Kelompok Ahmad Ghazali menghampiri guru) Ini Akbar,

ini Haryati, ini Bambang, Seman, Pak Mashudi, Wulan milea, ini

Bambang, Arumi, Seman.

Siswa (kel. 6) : Oh, itu kita salah Bu bikinnya.

Guru : Iya, itu enggak ketemu. Makannya, daritadi Ibu cari tidak ketemu.

Mana begitu jadinya. Ya?

Siswa (kel. 6) : Iya.

Guru : Berarti, gimana nih? Teks yang tadi, jadi Ibu harapkan.

Siswa (kel. 6) : Iya begitu tadi, Bu.

Guru : Ya udah.

Siswa (kel. 6) : Makasih, Bu.

Guru : Mau kapan?

Siswa (kel. 6) : Besok, Bu.

Guru : Besok kan upacara, Ibu enggak ada jam sama sekali.

Siswa (kel. 6) : Soalnya Civitya enggak masuk Bu, gimana?

Page 155: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Guru : Terus kapan? Ibu juga daritadi enggak ketemu biografinya yang

mana? Kenapa bisa beda dengan teks yang dibuat? Berarti rombak

semua dong?

Siswa (kel. 6) : Iya, semuanya di rombak.

Guru : Aduuuh, berarti yang kemarin dikirim beda lagi?

Siswa (kel. 6) : Yang dikirim email itu sama ama biografi ini. Cuma kalau ini

bukan tentang kehidupan Ahmad Ghazali.

Guru : Ibu tunggu sampe hari senin. Senin ya!

Siswa (kel. 6) : Ya.

Guru : Presentasinya senin!

Siswa (kel. 6) : Iya.

Guru : Janji ya!

Siswa (kel. 6) : Iya.

Guru : Selesai sudah ya!

Siswa : Alhamdulillah.

Guru : Jadi kumpulkan teks, mungkin bareng dengan teks Pak Ghazali,

yang punya ada berapa orang? Ingatkan temannya!

Siswa (kel. 6) : Misalnya kalau belum selesai gimana tuh, Bu?

Guru : Iya, ditinggal saja. Yang penting sudah diingatkan, ya?

Siswa (kel. 6) : Ya.

Guru : Kalau sudah diingatkan dan tidak kerja sama kasih tau Ibu, ya.

Siswa : Iya, Bu.

Guru : Assalammu’alaikum.

Siswa : Wa’alaikum salam. Wr. Wb.

Page 156: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Tabel Penyajian Data

1. Tabel analisis Ilokusi dan Perlokusi dalam Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Kota

Tangerang pada Pertemuan Pertama

No. Kegiatan Temuan Data (TD) Ilokusi Perlokusi

Ase

rtif

Dir

ekti

f

Ek

spre

sif

Kom

isif

Dek

lara

si

1. Pembukaan

Guru memasuki kelas

dengan mengucap

salam, dilanjutkan

dengan mengabsen satu

persatu nama siswa.

TD 01

Guru : Andini

Andini : (Unjuk tangan) Hadir

√ √

TD 02

Guru : Anindya

Anindya : (Unjuk tangan)

√ √

TD 03 √ √

Page 157: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Guru : Annisa Fajar

Annisa : (Unjuk tangan) Hadir, Bu!

TD 04

Guru : Asti mana Asti?

Siswa : Izin, Bu!

√ ` √

TD 05

Guru : Izin, ini yang acara keluarga? Acara keluarga apa si?

Siswa : Kakaknya wisuda, Bu!

√ √

TD 06

Guru : Zidan

Siswa : Sakit

√ √

2. Kegiatan Inti

a. Siswa dan guru

menyiapkan

kelompok yang

akan

mempresentasikan

TD 07

Guru : Dini? Dwi Nur? Cuma dua ah! Yang sakit satu, izin

satu. Katanya, banyak yang izin! Berarti, semua

kelompok siap hari ini ya? Yok, mulai dari kelompok

tujuh dulu. Naini, Audrey, Finia, siapa lagi nih? Erika!

Ayo! Silahkan tujuh! Menghafal dialognya jangan

√ √

Page 158: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

teks cerita ulang

yang telah

disajikan dengan

berdrama serta

menggunakan

bahasa Indonesia

yang baik dan

benar.

semua, bagian kalian aja ya!

TD 08

Siswa1 (Kel.7): Enggak, udah. Cuman kita tuh, masih itu, mau

baca-baca. Soalnya, kemaren kita tuh, lupa di

foto-foto.

Guru : Eeeyyy, kemarin ngapain? Terus enggak

latihan dong?

√ √

TD 09

Siswa1 (Kel.7): Tapi, itu kebanyakan narasi gitu.

Guru : Ya enggak bisa! Kamu kan harus pegang, gimana?

Ganti yang lain?

√ √

TD 10

Siswa1 (Kel.7): Atau enggak, kalau yang maju dikocok aja, Bu!

Guru : Enggak ah, jangan! Enggak mau diundi-undi gitu,

kaya apaan diundi-undi gitu.

√ √

TD 11

Siswa1 (Kel.7): Ya, udah. Kalau enggak, punya kita aja dulu

Bu!

Siswa3 (Kel.7): Ya, udah. Foto dulu daaah, foto! Foto!

Guru : Punya siapa yang mau diinikan? Kelompoknya tegar

√ √

Page 159: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

deh, kelompok tegar.

TD 12

Guru :Yeee, kapan siapnya? Satu, mana satu? Kelompok

satu, kelompoknya Ariando!

Ariando : Itu kelompok saya, Bu!

√ √

TD 13

Siswa1 (Kel.7): Yah Bu, boleh minjem teksnya dulu enggak,

Bu?

Guru : Entar dulu, Natasya, siap? Siap? Kelompoknya Arda,

Annisa sama Arda, Andini.

√ √

TD 14

Siswa1 (Kel.7) : Ibu, boleh ngambil teksnya biisa enggak, Bu?

Guru : Ninu? Waktu yang sebelum ini dikumpulkan, Ibu

udah minta, kalian foto teks yang mau diperankan. Ya,

kan? Katanya udah. Nah itu, kelemahan kalian kalau

pakai yang seperti itu eggak dibuka. Ya, kan? Kalau

itu kan tinggal kalian kirim, kirim ke temen. Kalau

sekarang masih alasannya pinjem teks lagi, berarti

sama sekali tidak dibaca. Ya, kan? Nah, sekarang

konsekuensinya, bisa improvisasi enggak?

Siswa : Bisa, Bu!

√ √

Page 160: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 15

Siswa1 (Kel.7) : Ibu, boleh ngambil teksnya biisa enggak, Bu?

Guru : Ninu? Waktu yang sebelum ini dikumpulkan, Ibu

udah minta, kalian foto teks yang mau diperankan. Ya,

kan? Katanya udah. Nah itu, kelemahan kalian kalau

pakai yang seperti itu eggak dibuka. Ya, kan? Kalau

itu kan tinggal kalian kirim, kirim ke temen. Kalau

sekarang masih alasannya pinjem teks lagi, berarti

sama sekali tidak dibaca. Ya, kan? Nah, sekarang

konsekuensinya, bisa improvisasi enggak?

Siswa : Bisa, Bu!

√ √

TD 16

Guru : Kalian kemarin kan, udah pilih teks 1. Kalian kan

tau isinya, percakapan siapa dengan siapa? Yang

dibicarakan itu intinya apa? Ya? Kalau tekstual,

berarti harus sesuai teks. Kalau improvisasi, inti dari

pembicaraan yang kalian lakukan itu apa saja dengan

narasumber. Ya? Itu yang improvisasi. Tetapi tidak

keluar dari isi dialog yang mau disampaikan. Mana

ini? Coba filenya liat deh, filenya dibuka lagi, ada

tidak?

Siswa : Adaaa... (Memeriksa dan membuka file kembali)

√ √

Page 161: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

b. Siswa dengan

kelompoknya

masing-masing

mempresentasikan

teks cerita ulang

yang telah mereka

sajikan dengan

berdrama.

TD 17

Siswa3 : Haryati, sudah waktunya sore, Ayo, kita pulang nak!

Siswa 1a : Iya, Ayah.

√ √

TD 18

Siswa 4 : Ayo, Haryati kamu mandi! Lalu, kita shalat maghrib

berjamaah dan mengaji bersama.

Siswa 1a : Baik, Bu!

√ √

TD 19

Siswa 3 : Ayo, nak! Semuanya bawa Al-Qur’an kalian

masing-masing.

Siswa 1b : Iya Ayah. A’udzubillahiminasyaithaanirrajiim..

√ √

TD 20

Siswa 3: Haryati, sebaiknya kamu melanjutkan sekolah di

Madrasah Jannatul Khairiyah.

Siswa 1a : Iya Ayah, apa yang dikatakan Ayah akan Haryati

ikuti, karena Haryati tau, bahwa ridha Allah ada pada

ridha orang tua.

√ √

TD 21

Siswa 3: Baiklah, kamu anak yang sangat berbakti kepada

orang tua.

√ √

Page 162: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 1a : Terima kasih, Ayah.

TD 22

Siswa 4: Nak, pulang nak (sambil menangis tersedu-sedu).

Siswa 1a : Iya, ada apa Ibu? Emang ada apa? Tumben sekali

Ibu menelpon Haryati.

√ √

TD 23

Siswa 4a: Ayo Kak, lebih baik kita cari dulu tiketnya.

Siswa 1a : Tapi Kakak tidak tahu naruh tiketnya dimana tadi,

dan kita sudah tidak mempunyai uang untuk

membelinya lagi.

√ √

TD 24

Siswa 1a : Ya udah, ayo! Kita mencarinya sekali lagi.

√ √

TD 25

Guru : Lanjutkan! Ayo! Masih ada enggak? Sudah siap?

√ √

TD 26

Siswa 3: Oh ini (Sambil memeriksa), masih banyak yang salah

Mi, diperbaiki lagi yah.

√ √

Page 163: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 4 : Saya akan memperbaikinya.

TD 27

Siswa 3a: Ya udah, ikuti kata hati kamu. Coba kamu pikirkan

lebih baik lagi. Kamu mau jadi penulis atau sebagai

arsitek yang kamu dapatkan sekarang ini. Semoga

pilihan kamu enggak salah ya.

Siswa 4 : Ya udah, kalau gitu aku akan mulai memikirkannya

dari sekarang, supaya aku bisa berusaha sebisa

mungkin, supaya aku bisa jadi seorang penulis.

√ √

TD 28

Siswa 4 : Gisel, aku lagi bingung nih.

Siswa 1a : Bingung kenapa?

√ √

TD 29

Siswa 4 : Aku bingung, mau menjadi penulis atau jadi arsitek.

Aku merasa kalau aku menulis itu udah jadi bagian

dari hidup aku.

Siswa 1a : Menurut kamu, gimana? Kamu lebih suka jadi

arsitek atau jadi penulis, yang jadi penulis cita-cita

kamu?

√ √

Page 164: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 30

Siswa 2a : Saya penerbit dari Gramedia, saya diberitahu naskah

yang kamu kirimkan kemarin masih mengalami

kesalahan, bisakah kamu revisi lagi?

Siswa 4 : Ya, ya, saya bisa memperbaikinya. nanti secepatnya

akan kirim kembali revisiannya yah.

√ √

TD 31

Siswa 2a: Oke, saya punya saran. Bagaimana kalau kamu

menulis novel yang bertemakan religi?

Siswa 4 : Saya akan menyelesaikan novel yang pertama saya,

setelah itu saya baru akan mencoba menulis novel

yang Ibu saranin.

√ √

TD 32

Siswa 4 : Terima kasih, Bu. (Sambil berjabat tangan)

Siswa 2a : Iya, sama-sama.

√ √

TD 33

Siswa 1a: Aku juga masih bingung, kamu ada saran?

Siswa 4 : Saran? Saran apa yah? Aku punya hobi, hobi melukis

gitu di atas sepatu, menurut kamu gimana?

√ √

Page 165: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 34

Siswa 1a : Wah,bagus tuh sepertinya. Bisa kamu kembangkan?

Siswa 4 : Bisa. Tapi, gak bisa cepet. Soalnya kan, aku harus

bagi waktu aku untuk menulis naskah aku.

√ √

TD 35

Siswa 1a : Wah bagus tuh. Kapan rilisnya?

Siswa 4 : Insya Allah beberapa saat lagi selesai dan

mengirimkannya ke penerbit, nanti kamu jangan lupa

baca yah!

√ √

TD 36

Siswa 4 :Insya Allah beberapa saat lagi selesai dan

mengirimkannya ke penerbit, nanti kamu jangan lupa

baca yah!

Siswa 1a: Iya nanti aku pasti baca. Oh ya soal bisnis kita, nanti

soal bisnis kita bicarakan lagi, semoga kamu sukses.

√ √

TD 37

Guru : Ya, siap! Ayo! (Berjalan menghampiri kelompok

selanjutnya). Semakin lama, semakin ragu. Ayo!

Semangaattt!!! Bismillah! Ayo, ayo dari tadi sudah

√ √

Page 166: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

baca, waktunya sudah mau habis. Ayo! Boleh liat

sesekali.

Siswa (Kelompok 3) : Tuh, ayo boleh liat!

TD 38

Siswa 3 : Kamu hebat yah, bisa ditugaskan sebagai

pengamanan VVIP ya.

Siswa 2 : Ya itu pasti hasil dari saya bekerja keras, berusaha,

dan berdoa.

√ √

TD 39

Siswa 2 : Mba.. Mba (Sambil mengangkat tangannya)

(Pelayan restoran menghampiri Seman)

√ √

TD 40

Siswa 1a : Iya, ada yang saya bisa bantu?

Siswa 2 : Ya, saya ingin pesan ayam 3 dan 3 ice cream ya!

√ √

TD 41

Siswa 1a : Oke, tunggu ya Mas!

√ √

Page 167: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 2 : Terima kasih ya Mba, saya tunggu!

TD 42

Siswa 3 : Berarti kamu hebat ya, Man.

Siswa 2 : Ah, biasa aja Rin.

√ √

TD 43

Siswa 3 : Halo dengan siapa?

Siswa 4 : Saya Toni, benar ini Rina?

√ √

TD 44

Siswa 4 : Toni temen SD, masa enggak kenal si?

Siswa 3 : Ooh .. ya, ya, saya baru ingat.

√ √

TD 45

Siswa 3 : Yang jaman SD sering dijailin Seman kan? terus

nangis (Ketawa)

Siswa 4 : Ah sudahlah jangan bahas itu! oh ya, gimana

kabarmu sekarang?

√ √

Page 168: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 46

Guru : Hari ini empat kelompok dulu ya! satu kelompok

lagi! (Menghampiri kelompok selanjutnya) nih,

silahkan! (Kelompok selanjutnya bersiap-siap maju)

Empat kelompok berikutnya harus sudah siap.

√ √

TD 47

Siswa 2 : Ya udah, rasa stroberinya dua, rasa taronya satu ya

teh.

Siswa 4 : Ada yang lain lagi?

√ √

TD 48

Siswa 4 : Tunggu sebentar.

√ √

TD 49

Siswa 1 : Bayar, talangin dulu.

Siswa 2 : Apaan si. Gak punya duit.

√ √

TD 50

Siswa 3a : Nih, bayar nih bayar (Siswa 1 langsung mengambil

uang dan membayarnya)

√ √

Page 169: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 51

Siswa 4 : Beli apa?`

Siswa 3b : Beli bubble.

√ √

TD 52

Siswa 3b : Oh itu enggak ada (Sambil tertawa). Ya udah, rasa

stroberi.

√ √

TD 53

Siswa 3b : Satu. Teh, ini dong... di kasih tempat duduk, buat

nongkrong, atau di kasih wifi gitu kan, biar rame. Kan

kalau beli berdiri gini kan, enggak mungkin.

Siswa 4 : Ya, nanti saya coba ya. (Sambil membuat bubble,

kemudian memberikannya), makasih yah.

√ √

TD 54

Guru : Kalau pake blocking atau apa itu silahkan, yang jelas

kalau diliat sih memang, kekurangan ya tadi. Tidak

siap, alasannya macem-macem tadi yah, boleh sih

improvisasi seperti itu yang hari ini gitu yah. Besok,

yang enam kelompok lagi, yang penting tidak asal gitu

yah. Bisa yah? kalau misalkan sampai besok ada

√ √

Page 170: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

temennya yang tidak masuk, coba diantisipasi untuk

diambil alih aja. Jangan menunggu!

c. Siswa menarik

kesimpulan

mengenai teks

cerita ulang yang

sudah disajikan

dengan cara

memberikan

latihan.

TD 55

Guru: Oke, sekarang Ibu mau meminta untuk kalian

menceritakan kembali sendiri-sendiri yah! Kisah empat

tokoh ini, tapi bekerja secara kelompok, tapi hasilnya

sendiri. Sekarang, bagi kelas kalian menjadi empat

kelompok. Berarti satu kelompok, sepuluh orang.

Usahakan duduknya melingkar, melingkar! Coba, bisa

gak melingkar posisi tempat duduknya di.. di.. diiii... di

apa namanya itu yah? Dikemas sedemikian rupa,

sehingga kalian melingkar. Ayo silahkan! nanti Ibu bagi

kelompok satu, Haryati. Kelompok dua, kelompok

Arumi. Kelompok Seman yah? Ini kelompok Wulan.

Oke, kalian ... ya, coba ini kelompoknya, dua orang ini

kemana?

Siswa : Ini Bu, gak masuk sekarang.

√ √

TD 56

Guru : Aturnya sesuai posisi sekarang! Ya, kembali ke posisi

duduk masing-masing! Ya, sekarang udah Ibu bagi

kelompoknya. Sekarang coba kemas kursi dan

bangkunya, eh.. kok kursi, kursi sama bangku sama yah?

√ √

Page 171: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Kursi sama mejanya, supaya kalian kerjanya enak. Dapat

posisi melingkar, yok!!!

TD 57

Guru : Nanti dulu, siapkan dulu tempatnya!

(Siswa langsung menata meja dan kursinya)

√ √

TD 58

Guru : Kursinya berarti diangkat, mejanya dirapatkan

tergantung posisi. Ibu hitung satu sampai tiga selesai, ya.

Dua sampai tiga meja silahkan! Udah bisa yah? Ya, yang

sudah siap.

√ √

TD 59

Guru : Kalian tadi kebagian kelompok biografi Arumi?

Sekarang siapkan kertas satu lembar, satu orang, yok!

Satu lembar saja, selembar bagi dua (siswa mengambil

kertas tengah pada setiap bukunya). Tulis biografi

Arumi! Dengan nama kalian ya! Jangan lupa! Biografi

Arumi! Jangan lupa diberi nama, ya! Untuk

membuktikan kalian tadi menyimak apa tidak

dialognya, ya! Sekarang... biar apa yah, posisi dari

kanan ke sini yah ! Seperti arah jarum jam, Ini yah? Ke

√ √

Page 172: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

sini satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan,

sembilan, sepuluh yah! Sekarang masing-masing dari

kalian buat satu kalimat tentang Arumi. Tulis satu

kalimat tentang Arumi. Silahkan! Terserah, mau mulai

dari mana sesuai dengan apa yang kalian tangkap tadi.

Silahkan! Satu kalimat saja!

Siswa : Boleh dari mana aja, Bu?

TD 60

Guru : Kalian tadi kebagian kelompok biografi Arumi?

Sekarang siapkan kertas satu lembar, satu orang, yok!

Satu lembar saja, selembar bagi dua (siswa mengambil

kertas tengah pada setiap bukunya). Tulis biografi

Arumi! Dengan nama kalian ya! Jangan lupa! Biografi

Arumi! Jangan lupa diberi nama, ya! Untuk

membuktikan kalian tadi menyimak apa tidak

dialognya, ya! Sekarang... biar apa yah, posisi dari

kanan ke sini yah ! Seperti arah jarum jam, Ini yah? Ke

sini satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan,

sembilan, sepuluh yah! Sekarang masing-masing dari

kalian buat satu kalimat tentang Arumi. Tulis satu

kalimat tentang Arumi. Silahkan! Terserah, mau mulai

dari mana sesuai dengan apa yang kalian tangkap tadi.

Silahkan! Satu kalimat saja!

√ √

Page 173: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa : Boleh dari mana aja, Bu?

TD 61

Guru : Kalian tadi kebagian kelompok biografi Arumi?

Sekarang siapkan kertas satu lembar, satu orang, yok!

Satu lembar saja, selembar bagi dua (siswa mengambil

kertas tengah pada setiap bukunya). Tulis biografi

Arumi! Dengan nama kalian ya! Jangan lupa! Biografi

Arumi! Jangan lupa diberi nama, ya! Untuk

membuktikan kalian tadi menyimak apa tidak

dialognya, ya! Sekarang... biar apa yah, posisi dari

kanan ke sini yah ! Seperti arah jarum jam, Ini yah? Ke

sini satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan,

sembilan, sepuluh yah! Sekarang masing-masing dari

kalian buat satu kalimat tentang Arumi. Tulis satu

kalimat tentang Arumi. Silahkan! Terserah, mau mulai

dari mana sesuai dengan apa yang kalian tangkap tadi.

Silahkan! Satu kalimat saja!

Siswa : Boleh dari mana aja, Bu?

√ √

TD 62

Guru : Kalian tadi kebagian kelompok biografi Arumi?

Sekarang siapkan kertas satu lembar, satu orang, yok!

Satu lembar saja, selembar bagi dua (siswa mengambil

√ √

Page 174: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

kertas tengah pada setiap bukunya). Tulis biografi

Arumi! Dengan nama kalian ya! Jangan lupa! Biografi

Arumi! Jangan lupa diberi nama, ya! Untuk

membuktikan kalian tadi menyimak apa tidak

dialognya, ya! Sekarang... biar apa yah, posisi dari

kanan ke sini yah ! Seperti arah jarum jam, Ini yah? Ke

sini satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan,

sembilan, sepuluh yah! Sekarang masing-masing dari

kalian buat satu kalimat tentang Arumi. Tulis satu

kalimat tentang Arumi. Silahkan! Terserah, mau mulai

dari mana sesuai dengan apa yang kalian tangkap tadi.

Silahkan! Satu kalimat saja!

Siswa : Boleh dari mana aja Bu?

TD 63

Guru : Nah ini udah siap? Siapkan kertas satu orang satu,

kasih nama, terus kalian biografinya biografi Haryati,

yah !

√ √

TD 64

Guru : Seman, biografi Seman. Tulis nama masing-masing di

kertas.

√ √

Page 175: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 65

Guru : Sekarang tulis di kertas kalian masing-masing, biografi

Wulan. Ibu Wulan yah?

√ √

TD 66

Guru : Wulan? Terus nama kalian jangan lupa di tulis. Dah?

Nih Steny kemana?

√ √

TD 67

Guru : Kalau sudah, sekarang masing-masing dari kalian

tulis satu kalimat, tentang Wulan. Mau dari mana

terserah. Jangan lihat temen kiri-kanannya!

Sepahaman kalian tadi, sependengaran, sepenglihatan

kalian pada saat didialogkan, oke? Ya, silahkan.

Berarti hitungan urutannya, Stenny nomor satu yah?

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan,

sembilan. Oke, kalau udah selesai, tunggu intruksi ibu

berikutnya. Satu kalimat saja!

√ √

TD 68

Guru : Tulis yang berhubungan dengan biografi Seman! Satu

kalimat saja! Ya, tadi kalian sudah menyimak semua

√ √

Page 176: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

kan yah? Satu kalimat saja!

TD 69

Guru : Oke, sekarang tukar kertas kalian ke sampingnya,

suruh mereka melanjutkan. Satu kalimat saja! Sama-

sama menyimpulkan satu kalimat! Satu kedua, tulis satu

kalimat di kertas temennya nomer satu. Ngerti?

√ √

TD 70

Guru : Satu kalimat saja! Melanjutkan apa yang sudah di tulis

oleh temen sebelumnya. Samping kirinya. Kan tadi

sudah, satu biografi sama kan isinya?

√ √

TD 71

Guru : Coba sekarang masih sama enggak hasilnya. Setelah

kalian mendengar cerita dari masing-masing tulisan

sendiri. Oke, mengerti? Ini ke nomer dua, ini ke sini.

Satu saja dulu yah! Satu saja, kalau sudah, muter terus

sampai dapat sepuluh kalimat.

√ √

TD 72

Guru : Sudah yah? Terserah, apa yang ada di kalimat nomer

satu lanjutkan, ya! Mengerti? Lanjutkan! Ya, sudah!

√ √

Page 177: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 73

Guru : Putar lagi, putar lagi sampai kalian temui kalimat ke

sepuluh. Sampai kalian dapatkan kertas sendiri. Ya,

kertas sendiri yah! Mengerti yah! Puter terus!

√ √

TD 74

Guru : Dah? Sudah? Ya, udah ditukar? Sudah sampai mana?

Ini yah? Belom yah? Satu, dua, tiga, empat, lima, enam,

tujuh, delapan, sembilan, sepuluh. Tuker, dari nomer

satu ke nomer dua. Oke, nomer satu ke nomer dua, dua

ke tiga, tiga ke empat, empat ke lima, lima ke enam,

terus. Tulis lagi satu kalimat! Lihat kalimat sebelumnya,

mengatakan apa.

Siswa (Kel. Seman): Kalimat sebelumnya?

√ √

TD 75

Guru : Ya, kalimat yang sudah di dapat dari awal temennya

lanjutkan. Begitu seterusnya, sampai kalian dapat

sepuluh kalimat. Terakhir, punya kalian pegang sendiri.

Jelas yah?

Kel. Seman: Iya.

√ √

Page 178: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 76

Guru : Belom puter? Sekarang puter! Mulai nomer satu dari

Stenny. Stenny ke sini, teruuusss. Liat kalimat

sebelumnya, ya! Ssst sudah, kalau sudah dapat, sudah

selesai kalimat kedua, puter lagi!

√ √

TD 77

Guru : Boleh kalimat dialog. Ya, mengerti yah? Putar lagi

yah! Lanjutkan! Putar lagi kalau sudah yang kedua.

√ √

TD 78

Guru : Baru dua, putar lagi! Jangan senyum-senyum, nanti

juga dibaca lagi. Jadi setiap... nanti dibacakan.

Menyimak tidak tadi dialognya yang disampaikan.

Sudah mengerti yah? Jalaaaannn, artinya sudah tau yah?

Sampai kalian mentok di kertas masing-masing.

Dibacakan. Ini siapa? Punya temen? Jangan liat punya

temen! Yok! Jangan mentok di satu orang! Nanti

dibacakan yah! Siapa yang paling memperhatikan

dialog tadi. Karena kalau yang memperhatikan tinggal

nerusin, tinggal nerusin, bisa. Enggak usah pake di

kasih angka-angka yah, enggak usah. Karena Ibu cuma

minta satu kalimat, bukan berarti satu, yah!

√ √

Page 179: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Kel. Seman: Iya, Bu.

TD 79

Guru : Baru dua, putar lagi! Jangan senyum-senyum, nanti

juga dibaca lagi. Jadi setiap... nanti dibacakan.

Menyimak tidak tadi dialognya yang disampaikan.

Sudah mengerti yah? Jalaaaannn, artinya sudah tau yah?

Sampai kalian mentok di kertas masing-masing.

Dibacakan. Ini siapa? Punya temen? Jangan liat punya

temen! Yok! Jangan mentok di satu orang! Nanti

dibacakan yah! Siapa yang paling memperhatikan

dialog tadi. Karena kalau yang memperhatikan tinggal

nerusin, tinggal nerusin, bisa. Enggak usah pake di

kasih angka-angka yah, enggak usah. Karena Ibu cuma

minta satu kalimat, bukan berarti satu, yah!

Kel. Seman: Iya, Bu.

√ √

TD 80

Guru : Baru dua, putar lagi! Jangan senyum-senyum, nanti

juga dibaca lagi. Jadi setiap... nanti dibacakan.

Menyimak tidak tadi dialognya yang disampaikan.

Sudah mengerti yah? Jalaaaannn, artinya sudah tau yah?

Sampai kalian mentok di kertas masing-masing.

Dibacakan. Ini siapa? Punya temen? Jangan liat punya

√ √

Page 180: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

temen! Yok! Jangan mentok di satu orang! Nanti

dibacakan yah! Siapa yang paling memperhatikan

dialog tadi. Karena kalau yang memperhatikan tinggal

nerusin, tinggal nerusin, bisa. Enggak usah pake di

kasih angka-angka yah, enggak usah. Karena Ibu cuma

minta satu kalimat, bukan berarti satu, yah!

Kel. Seman: Iya, Bu.

TD 81

Guru : Jangan lupa ya, jangan lebih!

√ √

TD 82

Guru : Ya, cukup waktunya selesai!

√ √

d. Siswa

menyampaikan

hasil latihan terkait

dengan teks cerita

ulang yang ada

pada teks yang

telah disajikan

sebelumnya, dan

siswa lain

TD 83

Siswa : Widiiiiiiihhhh.

√ √

TD 84

Guru: Tidak, yah? Coba deh, coba baca teksnya masing-

masing! Teks kalian masing-masing. dibaca. Berapa

persen hasil yang kalian inginkan? Ya, dengan yang

kalian... tadi kalian sudah menginginkan seperti ini, tapi

hasilnya seperti...berapa persen yang didapat? Ada yang

√ √

Page 181: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

menanggapi hal-hal

yang telah

disampaikan oleh

salah satu dari

siswa yang

mewakili

kelompoknya.

100%?

Siswa lain: 50%

TD 85

Guru : Oke, coba bacakan! Mau yang mana dulu?

Kel. Wulan : Stenny... (Kel. Wulan menunjuk salah satu

temannya)

√ √

TD 86

Guru: Ayo Stenny dibaca! (Stenny berdiri untuk membacakan)

Coba yang lain, bener enggak 100% apa yang

disampaikan oleh temennya.

√ √

TD 87

Siswa lain: Yeeeeee (Tepuk tangan)

√ √

TD 88

Guru : Gak bisa pasang wifi, tapi bicara lagi dengan

suaminya. Padahal setelah berbicara dengan suaminya

yaitu apa? Pasang wifi. Tapi diulang lagi mau

memakai. Perencanaan tadi seperti itu yah? Diulang,

diulang, diulang. Ya, tapi bagaimanapun yang hari ini

dikumpulkan! Jangan lupa diberi nama. Masing-

masing kelompok jadi satu. Mau baca? Oh ya, mau

baca yah? Oke, kasih kesempatan dulu yah, buat

√ √

Page 182: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

kelompok ini baca. Dapetnya bagaimana tadi? Oke.

TD 89

Guru : Sssttt....

√ √

TD 90

Guru : Hebat!! Ya (Tepuk tangan)

Siswa lain : (Tepuk tangan)

√ √

3. Penutup

Guru menutup

pembelajaran dengan

mengingatkan kembali

kepada kelompok yang

belum berkesempatan

presntasi untuk bersiap-

siap mempresentasikan

hasil kerja

kelompoknya

dipertemuan

selanjutnya dan diakhiri

dengan mengucap

salam.

TD 91

Guru : Besok kita lanjutkan enam kelompok, kasih tau juga

temannya yang gak masuk belum siap. Harus siap yah!

Enggak perlu lagi suruh mana yang kelompok ini, harus

sudah siap. Yang sudah kan, sebelum Ibu datang sudah

disiapkan. Terus kalau sudah sendiri, siapa yang lebih

dulu? Siapa yang buat? Jangan Ibu yang meminta, lama.

Ayo! kumpulkan perkelompok, perkelompok

dimasukkan biar enggak kececer. Seman mana? Fotoin

yah jangan lupa! Dah, yang sudah, assalammu’alaikum

(Pergi meninggalkan kelas)

√ √

Page 183: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

2. Tabel analisis Ilokusi dan Perlokusi dalam Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Kota

Tangerang pada Pertemuan Kedua

No. Kegiatan Temuan Data (TD) Ilokusi Perlokusi

Ase

rtif

Dir

ekti

f

Ek

spre

sif

Kom

isif

Dek

lara

si

1. Pembukaan

Guru memasuki kelas

dengan mengucap

salam.

TD 92

Guru : Ya, langsung saja kelompok berikutnya maju. Sssttt...

tolong diam!

√ √

2. Kegiatan Inti

Siswa dengan

kelompoknya masing-

masing

mempresentasikan teks

cerita ulang yang telah

mereka sajikan dengan

berdrama.

TD 93

Siswa 2 : Na, aku kok akhir-akhir ini capek banget ya. Senin

sampai rabu aku PSS, juma’atnya saman, sabtu RSS.

Kayak enggak ada waktu istirahatnya.

Siswa 3 : Kan udah aku bilang, Rik. Kamu harusnya buat skala

prioritas. Pilih salah satu ekskul yang menurutmu

paling penting, pilih salah satunya terus fokusin di

salah satu itu.

√ √

Page 184: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 94

Siswa 2 : Oke, makasih Hana.

Siswa 3 : Sama-sama.

√ √

TD 95

Siswa 3a: Rika, apa yang kamu simpan di kolongmu itu? Coba

liat!

Siswa 2 : Enggak ada, Bu.

√ √

TD 96

Siswa 3a : Jangan bohong kamu, coba liat!!!

Siswa 2 : Jangan Bu, aduuuh buuu...

√ √

TD 97

Siswa 2 : Capek Buuu, enggak ada waktu untuk belajar.

Waktu saya tersita untuk kegiatan ekstrakurikuler.

Siswa 3a : Nah, itu konsekuensinya, makannya kamu jangan

ngambil ekstrakurikuler yang banyak. Kamu tuh

harus bisa me-manage waktu.

Siswa 2 : Iya, Bu.

Page 185: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 98

Siswa 2 : Capek Buuu, enggak ada waktu untuk belajar.

Waktu saya tersita untuk kegiatan ekstrakurikuler.

Siswa 3a : Nah, itu konsekuensinya, makannya kamu jangan

ngambil ekstrakurikuler yang banyak. Kamu tuh

harus bisa me-manage waktu.

Siswa 2 : Iya, Bu.

TD 99

Siswa 2: Bantuin aku yah, belajar bareng-bareng aku. Aku

banyak banget pelajaran yang ketinggalan.

Siswa 3 : Tenang Rik, tenang ... aku akan bantu. Kapan kamu

bisanya? Aku kamis sampai jum’at juga bisa kok.

√ √

TD 100

Siswa 4a: Selamat! Saya juga ikut bangga atas prestasi kamu

itu.

Siswa 2 : Makasih ya, Pak.

v √

TD 101

Siswa 3b: Abisnya penampilan mereka keren banget sih pas

demo ekskul kemarin.

√ √

Page 186: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 2 : Iya, aku juga suka liatnya pas demo kemarin.

TD 102

Siswa 1a : Jadi gini, saya ingin menawarkan kamu pekerjaan,

untuk melatih saman di Sempana. Perihal uang untuk

mengajar dan gaji sudah tercantum dalam surat ini.

Apakah kamu bersedia?

Siswa 2 : Ini serius, Pak? Ada persyaratan khususnya enggak,

Pak?

√ √

TD 103

Siswa 1a: Untuk saat ini sih tidak, tapi kamu coba diskusikan

dulu dengan orang tua kamu, baru kamu balik lagi ke

saya untuk mendiskusikan hal ini.

Siswa 2 : Baiklah, Pak! Saya akan diskusikan dulu dengan

orang tua saya. Makasih ya, Pak!

√ √

TD 104

Siswa 4b: Coba kamu, apa alasan kamu masuk Fakultas

Farmasi?

Siswa 2 : Saya masuk Fakultas Farmasi ini karena saya

termotivasi dengan pelayanan kesehatan yang buruk di

Indonesia. Akses obat saja sulit, ka. Selain itu profesi

√ √

Page 187: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

kesehatan selalu saja dikaitkan dengan “dokter”.

Padahal ada bidang farmasi juga. Nah, saya ingin ubah

perspektif masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

sekaligus farmasi di sini, Kak.

TD 105

Siswa 4b: Bagus, kamu contoh orang yang visioner. Punya

tujuan yang jelas.

Siswa 2 : Makasih, Kak.

√ √

TD 106

Siswa 1b: Iya nih, aku belum tidur dua hari terakhir. Tugas

numpuk banget.

Siswa 2 : Ndi kuliah emang penting, tapi kesehatan jauh lebih

penting.

√ √

TD 107

Siswa 1c : Rika tunggu! Apa yang kamu sampaikan tadi

benar-benar relevan dengan isu yang kita hadapi saat

ini. Jadi, saya rasa, saya ingin mengajakmu untuk

berkolaborasi dengan saya menyusun presentasi

untuk pertemuan organisasi farmasi seluruh

Indonesia agustus nanti. Apa kamu bersedia?

Siswa 2 : Bersedia sih Pak, cuma bisa enggak yah, saya

presentasikan lagi ke audiens yang lebih banyak?

√ √

Page 188: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 108

Siswa 1c : Rika tunggu! Apa yang kamu sampaikan tadi

benar-benar relevan dengan isu yang kita hadapi saat

ini. Jadi, saya rasa, saya ingin mengajakmu untuk

berkolaborasi dengan saya menyusun presentasi

untuk pertemuan organisasi farmasi seluruh

Indonesia agustus nanti. Apa kamu bersedia?

Siswa 2 : Bersedia sih Pak, cuma bisa enggak yah, saya

presentasikan lagi ke audiens yang lebih banyak?

√ √

TD 109

Siswa 1c : Untuk saat ini sih saya tidak tahu, saya belum bisa

memberikan kabar yang jelas. Tapi yang utamanya

kamu bisa enggak ikut mewakili farmasi ITB dalam

rapat ISMAFARSI Agustus nanti?

Siswa 2 : Siap, Pak! (Berjabat tangan)

√ √

TD 110

Siswa 1 : Kurang lebih itu perjalanan hidup dari Siti Riqqah

Hasan. Kurang lebihnya mohon maaf.

√ √

TD 111

Guru : Kelompok berikutnya! Kelompok berikutnya! hari

√ √

Page 189: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

ini empat kelompok yah.

TD 112

Guru : Eh iya, lima, bukan empat yah. Sekarang enam, nanti

baru... berarti lima lagi, ayo siap-siap! Kemarin sudah

Ibu bilang, buat jadwalnya siapa yang awal, siapa

yang kedua, siapa yang keenam.

√ √

TD 113

Siswa 3 : Aku lagi pusing.

Siswa 2 : Duduk lah sini! Ada apa sih? Coba cerita, siapa tahu

aku bisa menenangkan pikiranmu.

√ √

TD 114

Siswa 3 : Aku lagi pusing.

Siswa 2 : Duduk lah sini! Ada apa sih? Coba cerita, siapa tahu

aku bisa menenangkan pikiranmu.

√ √

TD 115

Siswa 3 : Ayah dan Ibuku setiap hari bertengkar, soalnya ayah

sudah tidak bekerja lagi akibat di PHK. Belum lagi,

semua tagihan meminta untuk segera dilunaskan.

Bagaimana ini? Bisa-bisa aku berhenti kuliah karena

orang tuaku tak sanggup membiayaiku.

Siswa 2 : Kamu yang sabar Dito, kamu harusnya banyak

√ √

Page 190: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

bersyukur, kamu seharusnya semangat dalam

menjalani hidup.

TD 116

Siswa 2 : Kamu yang sabar Dito, kamu harusnya banyak

bersyukur, kamu seharusnya semangat dalam

menjalani hidup.

Siswa 3 : Kamu berbicara seperti itu karena kamu enggak tahu

bagaimana rasanya jadi aku. Berbuat tak semudah

berkata-kata.

√ √

TD 117

Siswa 3 : Makasih yah Mashudi atas sarannya dan pengalaman

terbaik Mashudi.

Siswa 2 : Iya, sama-sama.

√ √

TD 118

Siswa 4 : Maafkan Ibu ya nak, belum bisa membahagiakan

kamu.

Siswa 2 : Ibu, aku seperti ini ikhlas karena keinginanku untuk

sukses dan menjadi lebih baik lagi. Aku yakin suatu

saat nanti, aku akan membanggakan Ibu. Karena Ibu

wanita terhebat yang ada dihidupku.

√ √

TD 119

Siswa 2 : Sini sayang. Alhamdulillah sih lancar, cuman...

√ √

Page 191: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

cuman aku masih kesel, masih banyak siswa nih yang

sering bolos. Jadi, masih banyak kendala buat aku.

Siswa 4a : Sabar ya Mas, pekerjaanmu itu memang agak berat

ya kan? Kamu harus selalu sabar menghadapi

kendalanya, semakin sabar kita itu, semakin

menunjukkan ketaatan kita kepada Allah SWT , Mas.

TD 120

Siswa 2 : Sini sayang. Alhamdulillah sih lancar, cuman...

cuman aku masih kesel, masih banyak siswa nih yang

sering bolos. Jadi, masih banyak kendala buat aku.

Siswa 4a: Sabar ya Mas, pekerjaanmu itu memang agak berat

ya kan? Kamu harus selalu sabar menghadapi

kendalanya, semakin sabar kita itu, semakin

menunjukkan ketaatan kita kepada Allah SWT , Mas.

√ √

TD 121

Siswa 2 : Subhanallah, sholehah sekali Istriku.

√ √

TD 122

Siswa 4a : Nih Mas, diminum Mas.

Siswa 2 : Iya, terima kasih yah Istriku.

√ √

TD 123

Siswa 3 : Kali ini kamu akan bertanding melawan Jung dari

√ √

Page 192: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Korea dan Wang Lee dari Cina.

Siswa 4 : Hah? Serius Coach?

TD 124

Siswa 4 : Wasit ini gak adil sit, dia buat pelanggaran sit. Poin

dia harusnya untuk saya, kenapa Anda menambah

poin dia.

Siswa 2a : Enggak boleh gitu dong, saya di sini wasit, saya

punya hak. Enggak boleh gitu.

√ √

TD 125

Siswa 2a : Anda masih ingin lanjut di sini, atau mau keluar?

Kalau Anda ingin lanjut, Anda ikuti kata-kata saya.

Siswa 4 :Percuma sit. Meskipun saya mengikuti pertandingan

ini pun, Anda tetap berlaku curang, Anda membela

dia.

√ √

TD 126

Siswa 2a : Anda masih ingin lanjut di sini, atau mau keluar?

Kalau Anda ingin lanjut, Anda ikuti kata-kata saya.

Siswa 4 :Percuma sit. Meskipun saya mengikuti pertandingan

ini pun, Anda tetap berlaku curang, Anda membela

dia.

√ √

TD 127 √ √

Page 193: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 4 : Bu saya kalah tanding Bu, gak bisa buat Ibu bangga,

gara-gara wasitnya curang Buuu.

Siswa 1 : Sudah nak, dengarkan Ibu... Ibu tau ya, kamu sudah

berjuang sebisa kamu, semampu kamu. Ibu tau nak

kamu sudah berusaha sampai sebisa kamu, ya.

TD 128

Siswa 3 : Hey kamu yang medok! Kita ini tinggal di

Tangerang, bukan di Jawa Tengah!

Siswa 3 : Tau, kampung banget sih!

Siswa 2a : Bisa enggak sih, enggak usah medok!

Siswa 1a : (Bambang yang menunduk terdiam)

√ √

TD 129

Siswa 3 : Orang nanya tuh dijawab! Jangan diem aja!

Siswa 2a : Enggak punya mulut kali. Zul, panggil anak-anak!

Siswa 3 : Siaaap!

√ √

TD 130

Siswa 3 : Orang nanya tuh dijawab! Jangan diem aja!

Siswa 2a : Enggak punya mulut kali. Zul, panggil anak-anak!

Siswa 3 : Siaaap!

√ √

TD 131

Siswa 3 : Woy, angkat dia ke tempat sampah sekarang!

√ √

Page 194: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 2a : Iya.

TD 132

Siswa 3a : Wah, sepertinya orang sepertimu berbakat dalam

ekskul pramuka dan KIR.

Siswa 1a : Ah, enggak juga.

√ √

TD 133

Siswa 1a : Apa ya, Bu? Oooh... ya Bu, bagaimana kalau 3R,

Go Green sama Go Clean, Bu?

Siswa 3b : Bagus juga, besok mulai aktif ya Mbang.

√ √

TD 134

Siswa 2b : Silahkan duduk dulu!

Siswa 1a : Iya, Pak.

√ √

TD 135

Siswa 4 : Mas, Mas, tolong bantu saya bisa enggak Mas?

Siswa 5 : Bisa, bisa. Ini kenapa?

√ √

TD 136

Siswa 4 : Ayo, kita bawa ke rumah sakit.

√ √

TD 137

Siswa 3 : Gimana si! Kok bisa!

√ √

Page 195: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

Siswa 4 : Saya hanya membantu anak Ibu yah, saya hanya

membantu anak Ibu. Saya sebagai polisi membantu

anak Ibu dan mencoba menghubungi keluarganya.

Siapa tahu ada keluarganya bisa membantu.

TD 138

Siswa 3 : Pokoknya saya enggak mau tau, kalau ada apa-apa

dengan anak saya, Anda yang saya salahkan.

Siswa 4 : Loh kok bisa begitu, Bu? Saya hanya membantu

membawa anak Ibu, saya juga tidak tahu persis kenapa

kecelakaannya.

√ √

TD 139

Siswa 3 : Ya berarti kamu yang ada di situ kan? Berarti kamu

yang salah.

Siswa 4 : Saya hanya membantu anak Ibu, saya hanya

membantu anak Ibu membawanya ke sini karena

sudah terluka parah Bu.

√ √

TD 140

Siswa 3 : Ya sudah, panggilkan dokter!

Siswa 5a : Maaf Ibu, anak Ibu tidak bisa diselamatkan.

Siswa 3 : Apaaa!!! Naaakkk... bangun Nak, banguuunnn Nak,

Nak banguuuunnn.

√ √

Page 196: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 141

Siswa 3 : Ya sudah, panggilkan dokter!

Siswa 5a : Maaf Ibu, anak Ibu tidak bisa diselamatkan.

Siswa 3 : Apaaa!!! Naaakkk... bangun Nak, banguuunnn Nak,

Nak banguuuunnn.

√ √

TD 142

Siswa 1b : Oh, coba sini aku liat lokasinya dimana?

(Mengambil kertas dari Ghazali) Oh ini, kalau ini

aku tau. Ini dekat tempat kantorku. Aku antar yah.

Siswa 5b : Boleh.

√ √

TD 143

Siswa 3a: Wa’alaikum salam, kamu udah pulang? Sini duduk!

Gimana tesnya kamu lulus enggak?

√ √

TD 144

Siswa 3 : Siaaap, memberi salam!

Siswa 3&4 : Assalammu’alaikum Wr. Wb.

√ √

TD 145

Siswa 2 : Ya, sebelum saya memulai pelajaran, ada yang

sudah kenal saya apa belum?

Siswa 3&4 : Belum, Pak.

√ √

Page 197: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 146

Siswa 2 : Nama saya Irchish Akbar. Saya tinggal di deket

daerah-daerah sini. Sekarang giliran kalian. Mulai dari

kamu.

Siswa3 : Nama saya Irsyad.

Siswa 4 : Nama Dani, Pak.

TD 147

Siswa 2 : Jangan manggil saya Pak, saya kan masih muda.

Jangan manggil saya Pak yah, panggil saya Kakak

aja.

Siswa 3&4 : Iya, Pak.

√ √

TD 148

Siswa 1a : Ustadz kayaknya pinter banget dalam menjaga

ibadah.

Siswa 2 : Ah tidak seperti itu, saya berbagi pengetahuan saya

membaca, membaca buku.

√ √

TD 149

Siswa 2 : Hallo, assalammu’alaikum. Apaaaa? Ibu pingsan?

Yaudah iya, aku kesana sekarang. Maaf ya saya

harus pulang duluan. Assalammu’alaikum.

Siswa 1a : Iya, makasih ya Tadz. Wa’alaikum salam.

√ √

Page 198: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 150

Siswa 1b : Akbar!

Siswa 4b : Iya, Pak.

√ √

TD 151

Siswa 1a: Ya udah ayo ikut saya ke sekolah.

√ √

3. Penutup

Guru menutup

pembelajaran, sebagai

tanda guru mengakhiri

pembelajaran dengan

mengucap hamdallah

dan salam.

TD 152

Guru : Satu lagi yah! Selesai yah? Yang polisi,

biografi yang polisi belum jadi yah?

Siswa (kel. 6) : Iya.

√ √

TD 153

Guru : Ibu tunggu sampe hari senin. Senin ya!

Siswa (kel. 6) : Ya.

√ √

TD 154

Guru : Presentasinya senin!

Siswa (kel. 6) : Iya.

√ √

TD 155

Guru : Janji ya!

Siswa (kel. 6) : Iya.

√ √

Page 199: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

TD 156

Guru : Selesai sudah ya!

Siswa : Alhamdulillah.

√ √

Page 200: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45679/1/PUJI AYU...repository.uinjkt.ac.id

BIODATA PENULIS

Puji Ayu Lestari, NIM 1112013000066. Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Penulis lahir di Tangerang, 20 Februari 1995.

Bertempat tinggal di Jalan Ampera Hankam (Kodiklat TNI) RT 01/ RW 03

No.47, Kode Pos 15310, Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong,

Tangerang Selatan. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Orang tua penulis adalah Bapak Jamasri dan Ibu Siti Alkomah.

Riwayat Pendidikan penulis, SDI Al-Huda, lulus tahun 2006, SMP Al-

Amanah, lulus tahun 2009, MAN 1 Kota Tangerang Selatan, lulus tahun

2012, dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.