tl72(?ps/r -...
TRANSCRIPT
tl72 (?ps/r
TELAAH ATAS SANAD HADIS
DALAM KITAB TAFSIR AL-KASYSYA.F
"STUDI TENTANG KUAUTAS HADIS
PADA AYAT-AYAT TAHUL"
Tesis diajukan Kepada Sekolah Pasca Sarjana Untuk Memenuhi Persyaratan
Mendapatkan gelar Master Oalam Bidang Tafsir Hadis
Oleh
Nama
NIM
Konsentrasi
: Firdaus Hulwani
: 02.2.001.05.01.0125
: Tafsir Hadis
Di bawah bimbingan
Dr. Hj. Romlah Abu Bakar Askar M.A.I~ ~ ..'~---~ ---."..--v ~if . ""'~"." ..•
lJ
KONSENTRASI TAFSIR HA01S"-""
SEKOLAHPASCA SARJANA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2007M
5URAT PERNYATAAN
{ang bertanda tangan di bawah ini:
\lama : Firdaus Hulwani
fempat/TgI. Lahir
\lomor Pokok
Program
Konsentrasi
Alamat
: Jakarta, 17 Mei 1975.
: 02.2.001.05.01.0125
: Magister (52)
: Tafsir Hadis
:JI. Mampang Prapatan 16 No.7 Rt. 01/03 Jak-Sel
Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa tesis yang berjudul " TELAAH ATAS
SANAD HADIS DALAM KITAB TAFSIR AL-KASYSYAF "STUDI TENTANG
KUALITAS HADIS PADA AYAT-AYAT TAHLIL" adalah karya penulis sendiri,
kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila di dalamnya
terdapat kesalahan dan kekeliruan, sepenulmya menjadi tanggung jawab
penulis.
Demikianlah surat pernyataan ini dibuat oleh penulis dengan
sesungguhnya.
Jakarta, 31 Agustus 2007
Pe
irdaus Hulwani
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
TESIS
TELAAH ATAS SANAD HADIS
DALAM KITAB TAFSIR AL-KASYSyAF
"STUDITENTANG KUALITAS HADISA
PADA AYAT-AYAT TAHLIL"
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Firdaus Hulwani
Telah diujikan dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah Sekolah Pasca
Sarjana urN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2007 dan
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Agama Islam Strata 2 (S.2) dalam bidang Tafsir Hadis.
Susunan Dewan Penguji
Dewan penguji
(Prof. Dr. Hasanuddin AF, M.A.)Penguji II
(Dr. Hj. FMAli Sibromalisi M.A.)(Dr. Hj. Romlah Abu Bakar Askar M.A.)Penguji III Pembimbing dan Penguji
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Konsonan
Fonern konsonan bahasa Arab, yang dalam sistern tulisan Arab
dilambangkan dengan hum£' sebagian dengan tanda dan sebagian lagi
dengan huruf dan tanda sekaligus, sebagai berikut :
HurufArab Nama HurufLatin Nama
\ alif - -
y ba b be
0 ta T te
Q sa ts Tse
C jim j Je
ha hha dengan garis
Cdibawah
C kha kh ka-ha
~ dal d de
~ dza z ze
) ra r er
""
J zai z zet
u" sin s es
J' syin sy es-ye
r./' sad sh sha
uP dad dh dha
.1 ta th tha
j;, Za zh zha
Koma terbalikl 'ain
,diatas
l Ghain gh ge
J Fa f ef
J Qaf q ki
.:J Kaf k ka
J Lam 1 el
i Mim m em
.) Nun n en
) Waw w we
'" Ha h ha
0 Harnzah , apostrof
<..? ya' y ye
2. Vokal
a. Vokal tunggal
TandaVokal Nama HurufLatin Nama
- Fathah a -- Kasrah i I
- Dammah u U
b. Vokal Rangkap
Tanda Nama HurufLatin Nama
<..?Fathah dan ya Ai a-i
,
Fathah dan wau Au a-u)
Contoh:
Kaifa= 4
c. Vokal Panjang (maddah)
Haula = Jy-
Tanda Nama Huruf Latin Nama
u Fathah dan alifa dengan garis
-diatas
IS Fathah dan yaa dengan garis
-diatas
<$ Kasrah dan yai dengan garis
-diatas
) Darnmahu dengan garis
-diatas
Contoh:
QUa - JJ
Rama - L5'J
Qala - Ju
Yaqulu - Jyi.J
3. Ta' Marbutah
a. Transliterasi ta' marbutah adalah "t"
b. Transliterasi ta Marbutah mati adalah "h"
c. Jika ta Marbutah diikuti kata yang menggunakan kata sambung "-"
("al") dan bacaannya terpisah, maka Ta Marbutah tersebut
ditransliterasikan dengan "t"
Contoh:
0.11:i..:.J..u1Jr .
ralldhat al-athfdl
al-madinah al-mllnawwarah
thalLUlh
4. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydid)
Transliterasi Syaddah atau tasydid dilambangkan dengan huruf yang
sarna, baik ketika di awal atau akhir kata.
Contoh:
Jj; = nazzala
5. Kata Sandang "al"
fiJI = al-birrn
Kata sandang "JI " ditransliterasikan dengan "al" diikuti dengan tanda
penghubung "-", baik ketika bertemu huruf qamariyah maupun huruf
syamsiyah.
Contoh:
~I = al-Qalamll ~I = al-SyamslI
6. Huruf Kapital
Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam
transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri dan
sebagainya, seperti ketentuan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama
diri tidak ditulis dengan huruf kapital, kecuali jika terletak pada
permulaan kalimat.
Contoh:
Jr) ':1\ 0 \.. J = Wa mil Muhammadun illil rasUl
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah Swt,
alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan
akademik pada Program Tafsir Hadis Sekolah Pasca Sarjana Universitas
\Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk memperoleh gelai master S2
pada bidang Tafsir Hadis.
Berkenaan dengan selesainya penulisan tesis ini, maka dengan rasa
syukur serta hormat penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak
yang telah memberikan bantuan, birnbingan, dan pengarahan serta
dukungan moril dan materil. Dan dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat M.A. selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Azyuimardi Azra M.A. selaku Direktur Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Hi. Dr. Romlah Abu Bakar Askar M.A. selaku Dosen Pembimbing
I, yang tidak ada henytinya memberikan saran, dorongan dan
bimbingannya selama ini
4. Ayahanda tercinta, Bapak (AIm) H. Hulwani dan Ibunda tersayang,
(AImh) Ibu Hi. Munawwarah dan Bapak H. Yusuf Hamdani dan Ibu
Hi. Aslamah yang telah memberikan kasih sayang yang tiada hingga
dan do'a kan ananda selalu.
5. Istriku tercinta Fadilah SEi, tak Iupa untuk putriku tersayang Arfah
Haqqani.
6. Nenek Hi. Khadiiah dan keluarga H. Sya'rani, terimaksih atas
doanya.
7. Bapak H. Ali Nurdin MP.d. dan keluarga, terimakasih atas segala
arahannya selama ini.
8. Guru-guruku di Sekolah Pasca Sarjana, Pesantren dll, yang teIah
mendidik penulis dengan kesabaran dan kasih sayangnya.
9. Kakak-kakakku serta adik-adikku tercinta, A. Hakim serta keluarga
(AIm) H. Hulwani dan H. Yusuf Hamdani, terimakasih atas segala
dukungan dan semangat serta canda yang selaIu memberikan
inspirasi.
10. Para petugas perpustakaan Pasca Sarjana, dan Perpustakaan Utama
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Akhir kata, penuIis berharap penulisan tesis ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak terutama kawan-kawan di urN Syarif Hidayatullah
Jakarta, baik sebagai bahan karya tulis berupa informasi, perbandingan
maupun dasar untuk penelitian lebih lanjut.
Jakarta, 31 Agustus 2007
Penulis
Daftar lsi
HALAMAN JUDUL i
SURAT PERNYATAAN ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI iv
PEDOMAN TRANSLITERASI v
KATA PENGANTAR xi
DAFTAR lSI xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah 1
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah 8
1.3 Penelitian Terdahulu/Kajian Pustaka Yang Relevan 10
1.4 Tujuan Penelitian 15
1.5 Manfaat/ Signifikansi Penelitian 15
1.6 Metode Penelitian 16
1.7 Sumber Data Yang Digunakan 24
1.8 Sistematika Penelitian 24
BAB II AL-ZAMKSYARI bAN KEHIDUPANNYA 27
2.1 Masa Keci!, Keluarga dan pendidikan al-Zamakhsyari.. 27
2.2 al-Zamksyari dan Karya-karyanya 30
? ." Profil T~f<ir nl-Ka.'llS1Jiif. 44
2.4 Tanggapan Ulama Terhadap Tafsir nl-Knsysyr'if 52
BAB III TAKHRIJ HADITS 59
3.1 LataI' belakang pentingnya suatu penelitian hadis 60
3.2 Definisi dan Urgensi Takhrihj Hadis 68
3.3 Sejarah dan Perkembangan IImu Takhrij 69
3.4 Cara Mentakhrij Hadis 72
3.5 Aplikasi Takhrij Hadis 73
3.6 Kerangka Dasar dalam Penelitian Sanad yang digunakan 80
3.7 Langkah-langkah Kegiatan Penelitian sanad Hadis 84
BAB IV KUALITAS HADIS DALAM KITAB TAFSIR AL-KASYSyAF
............................................................................................................~
4.1 al-Fiitihah ayat 1-7) 88
4.2 Ikhliish 1-4 117
4.3 al-Falaq 1-5 123
4.4 al-Niis 1-6 131
4.5 al-Baqarah 1-5 134
4.6 al-Baqarah 163 162
4.7 al-Baqarah 255 162
4.8 al-Baqarah 284, 285,286 164
4.9 Hud 73 '" 181
410~1-Ahzab 33 dan 56 181
4.11 Ali Imran 173 dan al-Anfal40 189
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP 191
5.1 Kesimpulan _ _.. __ .. .. .. 191
5.2 PENUTUP .. .. __ .. .._.._ _ 193
DAFTAR PUSTAKA 195
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Agama Islam memiliki dua sumber pijakan yaitu al-Qur'an dan
Hadis. al-Qur'an adalah kitabullah yang diyakini umat Islam telah
terjamin keotentikannya. la diturunkan secara mutawatir. Sementara
otentisitas Hadis tidak demikian. Dalam kualitas Hadis, ada yang shabJh,
!lasan, dha'if, bahkan ada yang maudlul' alias palsu.
Para pakar agama Islam terkemuka mulai dari salaf maupun
khalaf, tidak pernah mengangkat isu permasalahan tentang keotentikan
al-Qur'an sebagai sumber ajaran Islam. Tetapi, menanggapi hadis-yang
diposisikan sebagai peringkat kedua setelah al-Qur'an dalam sumber
ajaran Islam-mereka berselisih. Banyak metode dan pendekatan yang
dilakukan untuk menyaring hadis-hadis yang layak dijadikan sandaran
hukum Islam. Di antaranya adalah kodifikasi hadis dengan
mencantumkan sanad-sanadnya, menulis kitab-kitab biografi para rawi,
mengumpulkan data-data yang menjadi pijakan dalam kritik sanad dan
kritik matan.
Usaha-usaha tersebut tentunya dilakukan karena Hadis Rasulullah
Saw itu sebagai pedoman hidup yang utama setelah al-Qur'an.1 Tingkah
laku yang tidak dijelaskan hukumnya, tidak diterangkan cara
mengamalkannya, tidak diperincikan menu rut petunjuk dalil yang masih
utuh dan tidak dikhususkan menurut petunjuk ayat yang masih mutlak
dalam al-Qur'an, hendaklah dicarikan p'enyelesaiannya da'1am al-Hadis.
1 Ibn'Ala al-Mubarokafiirl, TlllJfall al-Ab.wadzi, (ttp: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah,1-1-\ h 10
2
Prof. Dr. 'Abd Wahhilb Khalilf, menyebutkan sedikitnya ada tiga
peranan penting Hadis terhadap al-Qur'an2;
1. Ada kalanya Hadis berfungsi sebagai penguat hukum yang sudah
ada di dalam al-Qur'an. Dengan demikian, hukum tersebut
mempunyai dua sumber dan terdapat pula dua daHl. Yaitu daliJ
daHl yang disebut di dalam al-Qur'an dan dalil-daHI penguat yang
datang dari Rasul Saw. Seperti hukum-hukllm yang
memerintahkan mengerjakan shalat, membayar zakat, berpuasa di
bulan Ramadhan. Dan juga larangan-Iarangan, seperti larangan
menyekutukan Allah, persaksian palsu, menyakiti kedua orang tlla,
serta larangan lainnya yang ditunjllkan oleh al-Qur'an dan
dikuatkan oleh Hadis.
2. Ada kalanya Hadis berfungsi sebagai penafsir atau perinci hal-hal
yang disebut secara mujmal (umllm) di dalam al-Qur'an, atau
memberikan taqyfd terhadap hal-hal yang terdapat di dalam al-
Qur'an secara mutlzlale, atall memberikan talelzslzis terhadap ayat-
ayat al-Qur'an yang 'am (umllm). Karenanya, ta/sir, taqyfd, talelzslzis
yang datang dari Hadis itll memberikan penjelasan kepada makna
yang dimaksud ayat-ayat yang ada di dalam al-Qur'an. Seperti
Hadis yang menjelaskan tentang tatacara mengerjakan shalat,
membayar zakat, dan melaksanakan haji ke Baitullah. Penjelasan
itll ada lantaran al-Qur'an yang memerintahkan melaksanakan
shalat, .menunaikan zakat, dan pergi keBaitullah, akan tetapi al
Qur' an tidak menjelaskan berapa bilangan shalat, nishab llntuk
zakat dan manasile haji. Hadislah yang menjelaskan itu semua.
3
3. Ada kalanya Hadis menetapkan dan membentuk hukum yang
tidak terdapat di dalam al-Qur'an, atau Hadis ini menetapkan
hukum yang tidak disebutkan di dalam nash al-Qur'an. Di antara
hukum-hukum ini adalah haramnya menyatukan wanita dengan
bibi yang dijadikan istri secara bersama-sama, haramnya binatang
buas yang mempunyai taring dan burung yang memiliki kuku
tajam, haramnya mengenakan pakain sutera dan cincin emas bagi
kaum lelaki.
Imam Syafi'i3 berkata : "Apn-npn ynng telnh ditetnpknn aleh Rnsul Snw,
ynng tidnk dijumpni di dnlnm nl-Qur'nn, mnkn itu menjndi ketetnpnn ynng snmn
IJUkumnyn dengnn Ill/klml ynng ditetnpknn alell Allnll."4
Oleh karenanya Hadis menempati posisi yang sangat penting dan
sh'ategis di dalam kajian-kajian keislaman5
Dan ini diperkuat oleh firman-Nya sebagai berikut:
3Dialah Imam yang ilmunya memenuhi permukaan bumi. Nama lengkapnyaialah Muhammad bin Idris bin 'Abbas bin Utsman bin Syiifi'i.. Ia dilahirkan di diGhuzzah pada tahun 150 H. la sudah menghafal al-Qur'an pada usia tujuh tahun. AlSyiifi'i meriwayatkan hadis dari gurunya Imam Malik pemimpin penduduk Madinahpada waktu itu. Pada usia 13 tahun ia ,udah menghafal kitab al-Mllwattha' dalam tempobeberapa hari soja dan mengukuhkannya di depan Imam Malik. la juga meriwayatkanhadis dari Sufyan bin Uyainah, 'Abd Malik bin Majisyun, dan Muslim bin Khiilid. Masapengembaraannya berakhir di Mesir. Ia wafat pada tahun 204 H. Lilzat, M. Hasbi AshShiddieqy, Sejarah dall Pengalltar Ji"", Hadis, (Jakrta: Bulan Bintang, 1993), h. 315-316.
'Muhammad'Ajjaj aI-Khatib, US/1l11 al-Hpdfts '''UlI1mllh wa Musthalall"h, (Syiria:Dar al-Fikr, 1971), h. 49
5 Mundzer Sudarta dan Utang Ranuwijaya, JinJll Hadis, (Jakarta: n. Raja_1_ ........ ,.,.,..)\ L .,
,,
4
"Dan kami turunkan kepadamu al-Qur'an, agar kamumenerangkan kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepadamereka dan supaya mereka memikirkan." (al-Nahl/16: 44)
"Sebagaimana Kami telah mengutus rasul di antara kamu, yangmembacakan ayat-ayat Kami kepadamu dan menyucikanmu sertamengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah kepadamu, seraya mengajarkanpula kepadamu hal-hal yang belum kamu ketahui." (al-Baqarah/2: 151)
Bukan itu saja Hadis sebagai sumber kedua setelah al-Qur'an,
merupakan sumber peradaban, kebudayaan, keluhuran akhlak bagi
seluruh manusia. Dan berpegang teguh atas al-Qur'an dan Hadis
merupakan syarat yang mutlak demi tercapainya kesuksesan umat Islam.6
Oleh karenanya, tidaklah mengherankan jika banyak kita temukan
di dalam al-Qur'an, ayat-ayat yang memerintahkan kepada umat Islam
untuk berpegang teguh kepada Hadis-hadis Nabi Saw, tentunya di
samping al-Qur'an itu sendiri. Seperti terlihat dalam firman berikut ini:
"Siapa saja patuh kepada Rasul, berarti sesungguhnya ia telahpatuh kepada Allah." (al-Nisa/4 : 80)
__ ) J ,.. J " J " " '"
( 7 ?\ ) I*li~ ;...s-45G) ::,.w Jy)l r-s-I;\ L.:;
"Hal-hal yang diberikan Rasul kepadamu maka ambillah hal itu,dan hal-hal yang dilarang oleh Rasul kepadamu maka tinggalkanlah halitu." (al-Hasyr/59 : 7)
5
"Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allahdan Rasul-Nya, dan janganlah kalian berpaling dari pada-Nya." (alAnfill/8 : 20)
"Dan taatlah kalian kepada Allah, dan taatlah kalian kepada Rasul.Jika kalian berpaling (tidak mau menaatinya) maka sesungguhnyakewajiban Rasul kami hanyalah menyampaikan amanah dengan jelas."(al-Taghi\.bun: 12).
Tidak diragukan lagi bahwa kitab-kitab Hadis adalah "gudang
pengaman" terhadap Sunnah Nabi yang merupakan sumber pokok kedua
bagi hukum Islam, di samping sebagai rujukan penting terhadap masalah
masalah Islam lainnya, seperti aqidah, syariah, dan kebudayaan;
khususnya pada priode-priode pertama. Di sini jelaslah betapa
pentingnya mempelajari Hadis-Hadis Nabi, sebab faidahnya tidak hanya
terbatas pada satu bidang i1mu saja, tetapi mencakup seluruh aspek
kebudayaan Islam.7
Dari orientalispun tidak sedikit yang sudah banyak mencurahkan
perhatiannuya terhadap kajian Hadis ini. Seperti penelitian yang
dilakukan oleh Ignaz Goldzier di mana hasil penelitiannya dipublikasikan
pada tahun 1890 dengan judul "MuilmnmedanisciJe studien ". Dan sejak saat
itulah hingga kini, kitab itu dikalangan orang-orang orientalis dijadikan
semacam "kitab suci" yang menjadi anutan penelitian lain8
7 M. M. A'zhami, Dirdsd! Ff al-liadits al-Nabawi lOa Tdriklz Tadwinih, (Beirut: alMaktab al-Islami, 1980), Alih Bahasa oleh Ali Mustafa Yakub, Hadis Nabawi dall SejarahKodifikasillya, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), h. 3
6
Selain itu, adalah Prof. Schact juga meneliti sumber-sumber Hadis
fiqh (Hadis-hadis yang menjadi rujukan umat Islam) selama lebih dari
sepuluh tahun. Hasil penelitiannya kemudian diterbitkan dalam sebuah
buku berjudul "The Origins of Mohammadan Jurisprudence" . Prof. Schact
berkesimpulan bahwa tidak ada satupun Hadis Nabi yang shahih
(autentik), terutama Hadis-Hadis fiqh 9 Walaupun hasil penelitian
penelitian ini akhirnya banyak ditentang oleh pakar-pakar Hadis dari
dunia Islam dan sekaligus mematahkan teori-teori mereka, karena
membawa dampak yang sangat berbahaya bagi kehidupan umat Islam
khususnya dapat merusak pandangan mereka tentang Hadis-Hadis Nabi.
Bertolak dari pandangan orientaJis itulah, Hadis yang merupakan
perkara yang sangat urgen dan mutlak sebagai sumber ilmu pengetahuan
bagi umat Islam yang tidak ternilai harganya harus terus dijaga dan
dilestarikan sepanjang masa. Sehingga menggugah penulis untuk
melakukan penelitian ini.
Salah satu jalan dalam melestarikan Hadis-hadis Nabi tersebut,
adalah dengan mengkaji serta meneliti kualitas Hadis-hadis, yang telah
dijadikan rujukan para ulama terdahulu. Oi antara karya besar ulama
terdahulu yang banyak menggunakan Hadis ialah Imam al-Zamaksyari
dalam karyanya tafsir nl-Knsysynf1o
9 Yakub, Kritik Hadis h. 20-22
10 Menurut al-Harawl, Tafsir al-Kasysyiif merupakan kitab tafsir yang sangat tingginilainya. Tafsir-tafsir sesudahnya tidak ada satupun yang dapat menandinginya. Baik dalamkeindahan maupun kedalamannya. Kalaupun ada, maka penyusunannya hanya mengutipapa adanya, tanpa mengubah sedikitpun baik susunan kata maupun kalimatnya. Tafsir alKasysyaf sangat terkenal di berbagai Negara dan menaburkan makna serta kandungan a1Qur1an dalam seHap kalbu insan yang membacanya. Ia bagaikan sinar matahari yang
1- J~_._,-_._ 1__ 1.. __: 1 :1.._,- "A ••l..~~~~ .... ...l u .. ",,; ....... 1 f)..,.",h."l",. nl_Tnrc'v 711n nL
7
Walaupun al-Zamaksyari seorang pembela aliran Muktazilahl1
yang identik dengan sikap rasionalnya. Sehingga banyak ulama
menggolongkan buku tafsirnya ini sebagai tafsir yang bercorak bi al
ra'yi12. Tapi walaupun begitu, ternyata setelah penulis mengadakan
penelitian awal, ternyata al-Zamaksyari banyak menggunakan Hadis
hadis Nabi sebagai penguat penafsirannya. Hal tersebut membuat penulis
ingin lebih jauh lagi mengetahui sumber-sumber yang beliau jadikan
rujukan dalam pengambilan Hadis. Karena walaupun dalam al-Kasysyiif
banyak ditemukan Hadis, tapi ternyata tidak disebutkan sanad dan
perawi dari Hadis-hadis tersebut. Sehingga orang-orang yang membaca
kitab ini akan menjadi ragu, apalagi pengarangnya merupakan seoarang
Mu'tazili yang sangat dimusuhi oleh golongan ahli Sunnah. Walaupun
kita maklumi, bahwa al-Zamaksyari memang bukan seorang ahli Hadis
akan tetapi seorang ahli Bahasa Arab yang sangat terkenal.
Beberapa contoh Hadis yang ada dalam kitab al-Kasysyiif penulis
ketengahkan di bawah ini:
Hadis pertama ialah hadis yang menerangkan surah al-Nas yaitu
tentang keagungan surat itu, al-Zamaksyari menghadirkan sebuah hadis
yang berbunyi:13
11 Menurut Musthafa aI-ShaWl al-Juwaini, al-Zamaksyari adalah seorang ulamaMuktazilah yang sangat fanatik dalam membela paham Muktazilah, sehinggapenafsirannyasangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip Muklazilah. Oleh karena itu, tafsirnyaseakan-akan merupakan pembelaan terhadap mazhab Muktazilah. Lihat, Musthafa ai-Shawlal-Juwaini. Mal1haj al-Zamaksyarf /f Ta/sfr al-Qllr'al1 ai-Karim wa Bayal1 l'jazih, (Mesir: Dar alMa'arir, t.t.), h. 93.
12 Penilaian bahwa tasir IlI-Kasysyi1f termasuk kitab tafsir yang bercorak a/-la/sIr bi alra'yi diberikan antara lain oleh Muhammad Jjusein al-Dzahabi. Dalam mengelompokankitab-kitab tafsir yang ada, al-Dzahabi mengelompokan Ill-Kilsysyaf dalam deretan kitab-kitabtafsir yang dianggapnya bercorak II/·Iaf'fr 1>, al-I'Il"/i, Lihat, al-Dzahabl, al-Taf'ir, h, 255, 363.
13 Al-Zamaksyarl, Ta!'ir al-Kasysyaf 'al1 Haqaiq GhawaJllidh ai-Tanzi! wa 'Uy,111 al-A _~_ •• ~l f!:III,.,;."';J~~' 'T'~I"..N rQ,..,; ...,,;~. n:;. ...... 1 lI""h.h ",,1 T1.....,;,",,,,h 1QQI; 1I.1f\ T11'7 HI h A1Q
8
"Telah diturunkan kepadaku dua surat yang belum pernah diturunkanseperti keduanya,. Kamu tidak akan pernah membaca dua surat yanglebih Allah cintai dan ridhai dari pada keduanya, yaitu alMu' awwiddzatain"
Ketika al-Zamaksyari menyebutkan hadis ini, ia sama sekali tidak
menyebutkan sanad maupun perawinya sama sekali. Ia hanya
menyebutkan matannya saja, akan tetapi ini juga boleh jadi hanya sekedar
potongan dari matan hadis yang panjang.
Hadis kedua ialah hadis yang menerangkan tentang keagungan
ayat Kursyi yaitu Surat al-Baqarah ayat 255. al-Zamaksyari menghdirkan
sebuah hadis yang berbunyi14 :
Ketika menghadirkan hadis yang kedua ini, al-Zamaksyari juga
tidak menyebutkankan sumber dari mana hadis ini didapatkan. Baik dari
segi snad maupun perawi hadis itu sendiri.
Melihat alasan-alasan di atas, maka penulis menganggap penting
untuk mengkaji Hadis-hadis yang ada dalam kitab tafsir yang sudah
sangat masyhur di kalangan umat Islam ini.
B. Permasalahan
1. Pembatasan MasaIah
9
Sebagaimana penulis ketahui, bahwa tafsir al-Kasysyfif ini berjumlah
empat jilid. Hampir di setiap jilidnya terdapat Hadis-hadis yang sangat
banyak.15 Oleh karena itu, agar kajian tidak terlalu melebar dan lebih
fokus maka dalam penelitian ini hanya akan membahas dan meneliti
hadis-hadis yang menguatkan atau menerangkan keutamanan ayat-ayat
tahlil.
Ayat-ayat tersebut seluruhnya berjumlah 37 ayat, yang tersebar
pada sembilan surat, dengan perincian: tujuh ayat pada surat al-FfitihalJ/1
(Yaitu ayat 1-7), empat ayat pasa surat al-lklzliislJ/112 (Yaitu ayat 1-4), lima
ayat dalam surat al-Falaq/113 (yaitu ayat 1-5), enam ayat dalam surat al
Nfis/114 (ayat 1-6), Sepuluh ayat dalam surat al-BaqaraIJj2 (ayat 1-5, 163,
255, 284 dan 285-286), satu ayat dalam surat Hiid/11 (ayat 73), dua ayat
dalam surat al-Al1zdb/33 (ayat 33 dan 55), satu ayat dalam surat Ali
'imrfinj3 (ayat173) serta satu ayat dalam surat al-Anfiil;8 (ayat 40).
Pembatasan masalah hanya pada ayat-ayat tahlil di atas didasarkan
kepada beberapa hal:
Peratama, hadis-hadis yang dikutip al-Zamaksyari dalam tafsir al
Kasysydf cikup banyak. Hal ini cukup memenuhi syarat untuk penelitian
ini.
Kedua, ayat-ayat tahlil merupakan ayat yang sangat menarik untuk
dikaji, karena sebagian masyarakat Indonesia menjadikannya bacan
khusus pada waktu-waktu tertentu seperti malam jum'at atau pada acara
acara tertentu seperti acara kematian, khitanan, perkawinan dan lain
sebagainya. Sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan adanya
sumber baru atau tambahahan informasi ten tang makna dari ayat-ayat
15 Adapun kitab nl-Knsljsljaf yang akan penulis jadikan rujukan ialah kitab nl-v .... ,'"..,,~{ .. .,. ..... rr rlih"rh;f-L-""n ..... 1,,1-. nAy nl_Ttl/flll, nl_'llJ"illJllJh \l;:lna- rii rpt:lk ni Rpirflt ttlhlln
10
tahlil itu dari prespektif hadis menurut seorang Imam besar yang disebut
sebut menganut faham Mutazilah.
Tahlil sendiri ialah akronim dari kalimat Lfiilfillll Illfi Allfill.
Kumpulan doa yang disusun oleh ulama yang terdiri dari ayat-ayat al
Qur'an dan Hadis-hadis Nabi saw. Itu dinamai Tahlil, karena uacapan
Lfiilfiha Illil Allilh adalah ucapan yang termulia dari seluruh ucapan dan
zikir yang dikenal manusia. "sesungguhnya yang paling utama
kuucapkan dan diucapkan oleh nabi-nabi sebelumku adalah Lfiililha Jllil
Allfih.16
Ketiga, dalam penelitian yang hanya memusatkan perhatian pada
bagian tertentu dari kitab tafsir karya Imam al-Zamaksyari yang sangat
luas, ini dapat dipandang sebagai penelitian awal untuk dilakukan
penelitian pada bagian-bagian lainnya, yang pada gilirannya dapat
menilai bagaimana keadaan dan kualitas Hadis-hadis pada kitab tafsir ini
secara keseluruhan.
2. Perumusan Masalah
Dari permasalahan di atas, sesuai dengan pembatasan masaIah,
dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana keadaan sumber hadis dan kuaIitas sanad-sanad-nya
yang dipergunakan al-Zamaksyari dalam menafsirkan ayat-ayat tahlil?
b. Apakah ada ciri-ciri khusus hadis-hadis yang dipergunakan oleh
al-Zamaksyari yang berbeda dengan hadis-hadis yang dikenal oleh
kalangan aliJi Sunnali?
C. Penelitian Terdahulu yang ReIevan
1(, ~ • r.. • I .... ,., I. n . I
II
Berdasarkan penelitian terdahulu yang relevan yang telah
dilakukan penulis, ditemukan bahwa terdapat beberapa literatur yang
relevan yang membahas tokoh al-Zamaksyari dengan kitab tafsirnya, al
Kasysyfif Kebanyakan Iiteratur-literatur itu menguraikan persoalan ini
hanya secara sepintas dan diuraikan dalam bab atau fasal-fasal tertentu.
Dilihat dari besar dan kecilnya bobot pembahasan mengenai hal ini yang
diuraikan dalam buku-buku tersebut, maka literature-literatur itu dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok leteratur yang
membahas masalah ini dalam bab-bab tertentu saja dan literature-literatur
yang membahas masalah itu secara utuh dalam buku khusus.
Literatur-literatur yang termasuk dalarn kelompok pertama adalah
buku-buku berikut:
1. al-Tafsfr wa al-Mufassirun karya Muhammad Husain al-Dzahabi
2. Manfihij al-' Irffin karya Muhammad 'Abd al-'Azhim al-Zarqani,
3. I'jfiz al-Qur'fin Baina al-Mu' tazilah ll'a al-Asyfi'riyyah karya Munir Sulthan
4. Manfihij al-Mufassfn karya Muni" 'Abd al-Hallm Mahmud.
5. Wafayat al-A'yan, Jilid 5, karya Ibn Khallikan.
Muhammad Husain aI-Dzahabi menguraikan masalah aI
Zamaksyari dan kitab tafsirnya al-Kas1jsyfif dalam bukunya al-Tafsfr ll'a al
Mufassinin Jilid 1, dengan panjang lebar, sekitar 50 halaman. Inti
pembahasannya mencakup beberapa hal, yaitu:
1. uraian menganai tokoh yang bersangkutan, gambaran mengenai
metode penyusunan tafsir al-Kl1sysyfif
2. komentar para tokoh mengenai aI-Zamaksyarl.
3. perhatian al-Zamaksyari terhadap aspek-aspek balfiglwh dalam al
Qur'an.
4. dukungan aI-Zamaksyari terhadap beberapa pandangan
Mll't"zibh ,hl"m heherana nersoalan. dan
12
5. sikap al-Zamaksyari mengenai persoalan fiqih dan israiliah.17
Muhammad 'Abd al-'Adzim al-Zarqanl dalam kitabnya Manahil al
'Ir/an menguraikan tafsir al-Kasysyaf ini hanya dalam beberapa halaman
saja, yang pada intinya hanya mengemukakan tentang beberapa
keistimewaan tafsir al-Kasysyaf Di antaranya ialah :
1. menghindari adanya uraian-uraian yang panjang;
2. menghindari diungkapkannya cerita-cerita dan israilliyah;
3. dalam menjelaskan arti clari kata-kata, tafsir ini tetap berpegang pacla
bahasa Arab clan uslub-uslub mereka.
4. menaruh perhatian pacla masalah-masalah yang berhubungan clengan
balaglwh, seperti yang berhubungan dengan masalah ilmu al-Ma'anf
clan ilmu al-Bayiin, yang merupakan manifestasi dari aspek-aspek i'jaz
clalam al-Qur'an; clan
5. menggambarkan tentang cara yang clitempuh oleh pengarangnya, al
Zamaksyari dalam memberikan penjelasan mengenai satu persoalan
yang cliuraikannya dalam bentuk dialog. Selain itu al-Zarqanl
mengemukakan pula beberapa contoh penafsiaran al-Zamaksyarl
terhadap beberapa ayat,18
Munlr Sulthan dalam bukunya I'jaz al-Qur' an Baina al-Mu' tazilah wa
al-Asya'irah, memang tidak dapat melepaskan diri dari uaraian mengenai
al-Zamakhsyari. Hal ini disebabkan karena inti pembahasan buku yang
ditulisnya itu adalah beberapa perbedaan pokok anatara golongan
Muktazilah dan golongan Asy'ariyyah mengenai masalah I'jaz al-Qur'an,
sementara al-Zamaksyari merupakan salah seorang tokoh penting dalam
17 Muhammad Husain al-Dzahabl, al-Ta.f.<;ir wn ni-Mllfassidin 1 Bahls Taf"hfJi Ian
Naslf'ah al-Ta!,ir Tallwwwllrih wa Alwtillihih wn Madz/Jtibih', 2 jilid, (Beirut: Oar al-Fikr,1976), h. 429-482.
18 'Abd al-'Azhim all-Zarqani, Mantihil ai-' !rltill ft 'Ultim al-Qur'tin, jilid I, (Kairo:.. , .......... , ,.... • ... ..... n,.. A ....
13
golongan Muktazilah. Untuk menunjukan perbedaan yang terdapat di
antara keduanya, Munir mengemukakan beberapa contoh penafsiran al
Zamaksyarf terhadap beberapa ayat al-Qur'an yang di dukung dengan
beberapa hadis dari masing-masing golongan. 1Y
Ibn Khallikan dalam bukunya Wajayat al-A'yan mengemukakan
uraian singkat mengenai al-Zamaksyarf. Uraiannya itu mencakup riwayat
hidup singkat dan perjalanan al-Zamaksyarf dalam menimba ilmu,
termasuk peljalanannya ke Makkah, karya-karya tulis al-Zamaksyarf
dalam berbagai bidang ilmu, dan beberapa contoh hadis di dalamnya.20
Persoalan al-Kasysyaf hanya dikemukakan sangat singkat dalam
buku Manahij al-Mujassirun, uraiannya hanya mencakup riwayat hidup al
Zamakhsyarf, inti perhatian al-Zamakhsyarf terhadap hadis dan satu
contoh penafsiran yang dilakukan al-Zamaksyarf.
Selain buku-buku tersebut, menurut penelitian penulis, hanya ada
5 buku yang secara khusus menguraikan tokoh al-Zamaksyarf. Kedua
buku tersebut adalah 1) Manhaj al-Zamaksyarf fi Tajsfr al-Qur'an wa bayan
I'jazih karya Musthafa al-Sawi al-Juwaini, dan 2) buku al-Balaghah al
Qur'aniyyah fi Tajsfr al-Zamaksyarf wa Atsaruha fi al-Oirasah al-Balaghiyyah
karya Muhammad Abu Musa, dan 3) al-Zamaksyarf karya Ahmad
Muhammad aI-HUff. 4) disertasi yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Ahmad
Thib Raya M.A., yang berjudul Kaidal7-Kaidah al-Bayan dan Fungsinya dalam
Tajsfr al-Kasysyaf 5) serta disertasi yang berjudul Orientasi Semantik al
Zamaksyarf, ditulis oleh Prof. Dr. H. Muhammad Matsna M.A.
Buku pertama, Manhaj al-Zamaksyarf Jf Tajsfr al-Qur'an' wa Bayan
I'jazih (Metode al-Zamaksyarf dalam menafsirkan al-Qur'an dan
19 Munlr Sulthiin, l'iaz al-Q"r'an Baina al-M" ,tazilail wa al-' Asya' irail, (Iskandariah:al-Ma'iirif, 1986), eel. Ke-3, h. 169-200.
14
menjelaskan i'jiiz al-Qur'an) karya Musthafa al-Shawi al-Juwaini,
diterbitkan oleh Dar al-Ma'arif , Kairo. Buku ini dibagi dalam empat bab.
Bab pertama menguraikan tentang riwayat hidup al-Zamaksyari dan
lingkungan sosial yang mengitari kehidupannya. Bab kedua mengurai
tentang Madrasah Muktazilah yang mempengaruhi al-Zamaksyari
disertai dengan metodenya dalam menafsirkan al-Qur'an. Bab ketiga
menguraikan persoalan al-i'jiiz al-Qur'iinf dan metode yang ditempuh al
Zamaksyari dalam menjelaskan i'jiiz tersebut. Bab keempat menguraikan
tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh tafsir al-Kasysyiif
Buku kedua, al-Baliiglzalz al-Qur'iiniyyalz fi Tajsfr al-Zamaksyarf wa
Atsarulzii fi al-Diriisah al-Baliiglziyyalz (Baliiglzalz al-Qur'an dalam Tafsir al
Zamaksyari dan dampaknya dalam kajian-kajian baliigj) oleh Muhammad
Abu Musa, diterbitkan oleh Maktabah Wahbah, Kairo, tahun 1988. Secara
garis besarnya buku itu di bagi atas dua bab. Bab pertama menguraikan
tentang pembahasan baliiglzf yang terdapat dalam tafsir al-Kasysyiijdan bab
kedua membahas tentang pengaruh al-Kasysyiij dalam kajian-kajian
baliighf. Dalam bab pertama diuraikan berbagai hal yang berhubungan
dengan llmu al-Ma'iinf, dan llmu al-bayiin, llmu al-Badf', disertai dengan
pembagian masing-masing.
Buku keempat, yaitu Kilidalz-Kaidaiz al-Bayan dan Fungsinya dalrl1r1
Tajsfr al-Kasysyiif Disertasi ini secara garis besar membahas tentang
riwayat hidup al-Zamaksyari serta menguraikan penggunaan al
Zamaksyari terhadap kaidah-kaidah llmu Bayiin untuk menafsirkan al
Qur'an. Sedangkan buku kelima, yaitu Orientasi Semantik al-Zamaksyari,
secara garis besarnya membahas dan menguraikan penafsiran al
Zamaksyarf terhadap ayat-ayat kalam dalam kajian semantik Disertasi ini
telah diterbitkan oleh Anglo Media Jakarta tahun 2006 M.
15
Dari pembahasan-pembahasan mengenai al-Zamaksyari dengan
kitab tafsirnya al-Kasysydf yang diuraikan dalam buku-buku di atas, baik
yang menguraikan secara sepintas dalam bagian tertentu maupun yang
secara utuh menguraikan dalam satu buku khusus, penulis tidak
mendapatkan adanya suatu uraian yang khusus membahas mengenai
kualitas hadis dalam Tafsir al-Kasysyiif
D. Tujuan Penelitian
Dengan melihat pembatasan dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka penelitian ini diarahkan untuk mengetahui
bagaimana keadaan hadis-hadis yang dijadikan acuan oleh al-Zamaksyari
dalam menafsirkan ayat-ayat tahlil, sebagaimana yang terdapat pada
kitab tafsir al-Kasysyiif baik dilihat dari sudut sumber yang dirujuk
maupun kualitas sanad-nya.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
yang jelas tentang sumber dan kualitas hadis-hadis yang dipakai oleh al
Zamaksyari dalam menafsirkan al-Qur'an,. Dengan demikian, persoalan
sebagaimana dikemukakan pada latar belakang dan perumusan masalah
di atas, dapat ditemukan jawabannya.
E. Manfaat/Signifikansi Penelitain
Hadis penelitian ini diharapkan berguna:
1. untuk menempatkan posisi tafsir al-Kasysyiif pada proporsinya yang
sebenarnya
2. untuk gambaran yang jelas tentang pemikiran seorang al-Zamaksyari
mengenai hadis yang nota benenya adalah seorang penganut faham
Muktazilah.
3. hasil penelitain ini juga diharapkan dapat menambah khazanah
;nh:),lQ1rhl~l TTIllc:.llrrl t1~bm mpmnprk£lv;.1 infonnasi meneenai Hadis-
16
hadis yang digunakan di dalamnya, sebagai informasi pelengkap bagi
hasH penelitian serupa yang pernah ada sebelumnya.
F. Metodologi Penelitian
1. Sumber Penelitian
Penelitian ini memusatkan perhatian pada data-data tertulis. Maka,
sesuai dengan judul disertasi ini, penelitian dilakukan dengan studi
kepustakaan (libran) research). Sedangkan yang menjadi sumber
penelitiannya, adalah kitab Tafsir al-KasysyfiJ
Dalam melihat kualitas Hadis-hadisnya, yang sanad-sanad nya
dianalisis, pada dasarnya adalah Hadis-hadis pada kitab induk yang
enam (aleutub as-sittah), dengan beberapa ketentuan sebagai berikut.
Pertama, Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan
Muslim atau oleh salah satunya, meskipun dilakukan pembahasan, akan
tetapi kualitas sanad-sanadnya tidak teliti. Hal ini karena, hadis-hadis
yang diriwayatkan oleh kedua ulama ini, sesuai dengan nama kedua kitab
hasH karyanya (al-Jami' al--Shahih), berkualitas shahih. Bahkan menurut
jumhur ulama, kualitas kitab tersebut menduduki peringkat ke-shahih-an
tertinggi setelah al-Qur'an21
Kedua, untuk hadis-hadis yang diriwayatkan oleh al-Arba'ah, (Abu
Daud, al-Tirmidzi, al-Nasi'l'i, dan Ibn Majah), dan syahid atau mutfibi'-nya
21 Adalah Imam Ibn Shalflb. (643 H.) menyatakan: "Bahil'll kilab IlI-Sluil1/h aI-Buk/lIlr: ada/allkltab yllng paling otcnlik (SilahilJ) setclail al-Qur'an." Pendapat ini kemudian didukung oleh Imam alNawawi yang semasa dengannya (676 B.). Pernyataan Ibn Shalah ditukil dalam Muqaddimahnyabeliau menyatakan bahwa:
. j!~1 1\ ~I.S ~.~\ t-1 ~\.:r.l '.$JYQI~ .:,.:J.\ :,:I ;WJ~c! ,;;!~~I :......::... >JJ\
Menurut al-'Iraqi dalam al-Taqyid 11'11 al-Idhah pernyalaan Ibn ShaIah itu menyimpulkan hahwa alBukhari adalah orang yang pertama rnenyusun kitab al-Sa!l.fll. Sedangkan Imam Malik walaupuntelah menyusun kitab al-Muwatha' namull masih ditemukan Hadis yang Mursal dan Munqal111yang memungkinkan riwayat yang tidak Sab.fb. terdapat dalamnya. Seperti dikatakan Ibn Abd al~
Barr. adapun perkataan Imam al-Syafi'i yang menyatakan bahwa "tidak ada diatas bumi ini kitabyang lebih sempurna dan lebih baik selain kitab aI~Muwatha" para ulama memahaminya karenakitab tersebut sebelum ditulis kitab al-Iami' al~Sl1a!1ib. al-Buk1Jiiri. Lihat Zainuddin al-'Iraqi, al-Taqyidwa al-ldhah Lima Uthliqa wa Ughliqa min Muqaddlllwh Ibn Shala!!, (Makkah, Maktabah al-Tijariyah,
17
ditemukan pada al-Arba'ah, maka penelitian hanya akan dilakukan
terhadap sanad-sanad yang dipakai oleh al-Arba'ah.
Ketiga, untuk hadis-hadis yang tidak memiliki syahid atau mutiibi'
dalam al-Arba'ah, akan diteliti pada kitab induk yang sembilan (al-Kutub
ai-tis 'ah) atau kitab-kitab induk lainnya.
Keempat, untuk hadis-hadis yang diriwayatkan oleh selain perawi
yang enam, diteliti pada kitab-kitab induk yang sembilan atau pada kitab
kitab induk lainnya termasuk kitab-kitab tafsir /Ii aI-rna' tsrlr.
2. Tolok Ukur Penilaian
a. Penilaian untuk masing-masing Sanad
Untuk melakukan penilaian terhadap kualitas ketsiqah-an sanad
sanadnya digunakan pendapat para ulama yang mendahulukan ta'dil dari
pada jar!1. Hal ini karena, pada dasarnya, bahwa para ulama yang
meriwayatkan hadis dikenal keadilannya. Akan tetapi, jika ada yang
menilai ke-tsiqalwn-nya rendah atau yang men-jari1 disamping yang
menta'dfl-nnya, maka hal itu merupakan koreksi atau catatan yang dapat
mengurangi nilai ketsiqah-an mereka. Jika yang men-jari1-nya dengan
kualifikasi yang tinggi dan cukup beralasan, meskipun ada yang men
ta'dil-nya, maka perawi tersebut dipandang cacat atau tidak tsiqah. 22
b. Tolok Ukur untuk penilaian akhir
Untuk memberi penilaian akhir terhadap kualitas hadis, dengan
memperhatikan kualitas sanad-sanadnya, disini juga digunakan rumusan
menurut kebanyakan ulama ahli hadis, dengan kategorisasi kepas~ Shai1f0
Hasan dan Dha'if. Rumusan tentang ketiga kategori tersebut dapat dilihat
dibawah ini.
-------22 Lihat, ai-Iraqi, Fat}.!, ai-Mughits, (Beiriit: Dar al-Kutub al-'llmiyyah, 1983), h. Juz
18
1. Hadis ShabJh
Menurut para ulama Mutaakhkhirin bahwa hadis shahih, ialah
hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, sempurna ke-dhdbitilan
nya, antara sanad-sanad nya bertalian atau bersambung, tidak
mengandung 'illah, dan tidak ada keganjalan (Syfidz)23 di dalamnya.24
Berdasarkan rumusan diatas, dalam sebuah hadis shahih harus
mendapatkan lima persyaratan, yaitu :
Pertama, hadis tersebut diriwayatkan oleh perawi yang adi!. Arti
adil disini menyangkut kesempurnaan sikap mental dan perilaku
keseharian perawi. Perawi yang adil sangat memelihara norma agama,
baik yang menyangkut aqidah, syariah, maupun akhlaq. Keadilan para
perawi ini oleh para ulama telah ditulis secara lengkap, berikut kritik,
komentar, dan penilaian para ulama yang mengenalinya, baik dalam
kitab-kitab khusus mengenai biografi mereka maupun pada kitab-kitab al
jarl1 wa al-ta'dfl.
Kedua, ke-dhfibith-an perawinya sempurna. Dhfibith, artinya daya
ingatan atau hafalan. Perwai yang sempurna ke-dhabith-annya, berarti
perawi yang memenuhi syarat shahih dari sudut daya ingatannya.
Sebagaimana keadilan perawi, ke-dilfibith-an mereka juga telah ditulis oleh
para ulama pada kitab-kitab di atas secara lengkap.
2-'Hadis syadz adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi tsiqail yangberbeda dengan sejumlah rawi yang tsigah atau rawi yang tsiqail dan lebih hafal ataulebih dhabit, dan' antara kedua hadis o/ang bertentangan tersebut susah sekali untukdijamak (dikompromikan), apakah perbedaan tersebut ditimbulkan oleh kelebihan ataukekurangan, apakah ada syadz pada sanad atau pada matan. Contoh yang syadz padasanad, hadis yang diriwayatkan oleh Hammad bin Zaid dari Amr bin Dinar dariAusajah: "Seorang laki-Iaki meninggal pada zaman Nabi saw, dia tidak meninggalkanahli waris kecuali seorang tuan yang pernah memerdekakannya. Lalu Nabi sawmenyerahkan harta warisannya kepadanya". Lilm!, Subhi al-ShaIih, Me11lbailas Il11lu-Il11lllHadis. Penerjemah Tim Pustaka Firdaus Oakarta: Pustaka Firdaus, 2002), h. 183
19
Ketiga, antara sanad-sanadnya muttashil25 atau bertalian. Pertalian
ini dapat dilihat dari sudut dddt al-talzamul ll'a ai-add dan riwayat hidup
antara penyampai hadis atau perawi dengan penerimanya, khususnya
yang berkaitan dengan dengan kelahiran dan kematian kedua belah
pihak.
Keempat, pada hadis-hadis tersebut tidak ada cacat atau 'Wah,
kecacatan dalam periwayatan biasanya dilihat dari sudut kesalahan
melihat dalam pertalian sanad-sanadnya. Suatu hadis yang dipandang
muttaslzil bisa terjadi, melalui pembuktian, bahwa sebenarnya hadis itu
munqatlzi'.26 Data yang berkaitan dengan syarat keempat ini pun dapat
dilihat pada kitab-kitab yang memuat biografi mereka dan kitab-kitab
hadis yang memberikan komentar tentang sanad-sanad hadis.
Kelima, hadis tersebut tidak syddz atau janggal. Ke syddz-an suatu
hadis dilihat dari sudut isi matan-nya, bukan dari sudut sanadnya. Sebab
pada dasarnya, sanad-sanad-nya memiliki kriteria 'adil dan dhdbith. Suatu
25 Hadis mllttnslzil adalah hadis yang sanadnya bersambung sampai Nabi sawatau sampai pada sahabat. Gambarannya, setiap rawi mendengar dari rawi yang diatasnya secara lansung sampai pada akhir sanad. Hadis ini diistilahkan juga denganhadis llIallslntl. Masuk daiam kategori hadis seperti ini (berdasarkan pada defin;si) adalahhad;s marfll', seperti hadis yang diriwayatkan oleh Imam Malik dari Nafi' dari Ibn 'Umardari Nabi saw, dan hadis mallqaf seperti riwayat Imam Malik dari Nafi' dari Ibn 'Umar.Dan berdasarkan pada definisi yang mengatakan "sanadnya bersambung" maka tidaktermasuk dalam kategori ini hadis mursal, hadis llIul1qatlli', hadis mu'allaq dan hadismu'dllal. Lihat, Subhi al-Shalih, Memballas llmu-Illllll Hailis, h. 142.
26Pengertian hadis I1Hlllqati ' ialah
'"' \lUil jlO "'" J <fl J.- "L..I j...a.:.- t t..
Hadis Munqothi' menurut pendapat yang dianut oleh ahli fiqih Al Khatib, IblluAbd Barr dan lainnya adalah hadis yang sanadnya tidak muttasil kepada NabiMuhammad dan berbagai jalur periwayatan yang ada. Kebanyakan hadis mllnqatlli'dipergunakan untuk periwayatan seorang rawi yang berada dibawah level tabi'indimana ia meriwayatkan hadis dari seorang sahabat , seperti Imam Malik yangmeriwayatkan dari Ibml Ul1Iar. Lihat, Mahmud Tahhiin, Ta;s;r MlIsllta/nll al-Had;ts,
20
hadis dikatakan syiidz manakala isinya nampak kontradiksi dengan hadis
yang diriwayatkan oleh perawi yang kualitasnya lebih tinggi. Ke-syiidz-an
suatu hadis di antaranya juga sudah ditulis oleh para ulama. Untuk
kriteria atau alat ukur yang kelima ini, dalam penelitian di sini tidak
dipakai. Hal ini karena, kriteria tersebut berkaitan dengan keadaan matan
hadis. Padahal dalam anaJisis kualitas hadis di sini hanya menitik
beratkan atau membatasi pada masalah sanadnya. Meskipun ada
pembahasan mengenai matan, namun tidak ada diteliti dari sudut ke
syiidzan-nya.
Terhadap hadis shahih ini para ulama membagi kepada dua
bagian, yaitu : pertama, slwlzilz lidziitilz atau shahih yang memenuhi lima
kriteria di atas secara sempurna, dan kedua, slzalzih li-gairilz atau sahih
karena adanya syahid dan mutiibi'. Shahih yang disebut kedua ini semula
merupakan hadis l],asan. Karena ada mutiibi' dan syiihid tersebut, kemudian
kedudukannya berubah menjadi shahillli-gairill.
2. Hadis Hasan
Sebagaimana hadis shahih, hadis l],asan juga memiliki lima kriteria.
Akan tetapi, pada kriteria ke-dhiibithan perawinya kurang sempurna.
Dengan demikian, maka definisi hadis l],asan, adalah hadis riwayat perawi
yang 'adil, kurang dluibith, sanad-sanadnya bersambung, tidak
mengandung 'il/ah dan tidak syiidz27
Hadis l],asan juga terbagi kepada dua bagian yaitu : pertama, !lasan
li-dziitih, dan kedua, l],asan li-gairill. Yang li-dziitill, adalah hadis l],asan
sebagaimana pada definisi di atas. Sedang, yang li-gairih, adalah semula
hadis dha'fj yang karena adanya syiihid atau mutiibi', maka berubah
27 Ajjaj aI-Khatib, Pokok-Pokok Ilmu Hadis, Peneljemah M, Qadirun Nur Oakarta:
21
kedudukan, naik satu tingkat pada tingkat diatasnya, menjadi !lasan li
gairiil.
3. Hadis Dha'jf
Hadis dha'if adalah hadis yang tidak memenuhi lima kriteria hadis
sha!lf!l atau hadis !lasan di atas, Dengan demikian, jika hilang salah satu
kriteria saja, maka hadis itu menjadi tidak sila!lf!l atau tidak !lasan, Dengan
kata lain, hadis itu kualitasnya dha"if.
Hadis dha'ifini juga bisa berubah kedudukan setingkat lebih tinggi
di atasnya (menjadi !lasan li-gairiil), apabila ada sydhid atau mutdbi', asal
saja ke dila' ifan-nya tidak terlalu lemah, Dengan demikian, maka hadis
mtmkar28, matnlk,29 dan maudJuPo merupakan hadis dlJa'if yang
kualitasnya tidak akan bisa naik. Hal ini karena, ketiganya merupakan
28Hadis ull/llkar adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh seorang rawi saja,yang tingkat keadilan dan dhabithall-nya tidak menyamai atau lebih rendah dari rawiyang diterima hadisnya. Contohnya hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Nasa'i danIbn Majah dengan cara m"rfit' dari Abu Dzukair dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknyadari 'A'isyah: "Makaniah buah kunna mentah bersama kurma kering. Karena jika syetanmelihat ini ia akan marah sekali. Imam al-Nasa'i berkomentar: "Hadis ini adalah hadislIlunkar karena hanya diriwayatkan oleh Abu Zukair. Imam Ibn Ma'inmengkategorikannya sebagai orang yang dhil'if. Imam Ibn Hibban berkomentar: "Hadisini tidak bisa dijadikan hujjah". Lihat, Lihat, Fatchur Rahman, lkhlis/wr Mushlhala/mlHadis, (Bandung: PT. AI-Ma'arif, 1974), 185
29 Hadis Malrak, jika rawi tersebut bertentangan dengan yang lebih unggul danrawi tersebut diperkirakan berbohong ketika menyampaikan hadis (1Illlttaham bi al-kidzb).Lihat, Rahman, lkhlishar, 184.
30 Hadis maUd/la' adalah hadis yang penyebab ditoIaknya adalah kebohonganrawi. Para ulama sepakat tidak boleh meriwayatkan/membaca hadis maudln1' kecualidisertai penjelasan penyebab maudha'-nya. Lihat, Utang Ranu Wijaya, Hum Hadis,
22
hadis-hadis dha'ifyang sangat sangat lemah31
Ketiga kategori di atas akan dijadikan sebagai alat ukur dalam
menilai kualitas hadis-hadis yang dipakai al-Zamaksyari pada kitab
tafsirnya, sesuai dengan objek penelitian yang sudah ditentukan pada
perumusan dan pembatasan masalah di atas.
3. langkah-langkah penelitian
Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan efektif dan efisien,
maka ditentukan beberapa langkah penelitian, seperti di bawah ini.
Pertama, melakukan inventarisasi terhadap ayat-ayat yang
termasuk ke dalam kategori ayat tahlil, dengan menggunakan alat-alat
telusur;
Kedua, menghimpun hadis-hadis yang terdapat pada ayat-ayat di
atas dan merujukkannya kepada kitab-kitab induk (baik pada al-Kutub al
Sittah maupun di luar al-Kutub al-Sittah), sebagai sumber (primer) hadis
31 Imam al-Hafizh Ibn Hajar berkomentar bahwa orang yang membolehkanperiwayatan hadis dlia'if dalam masalah fadhii'il al-a'mal dan yang sejenisnya,memberikan tiga syarat kepada orang yang meriwayatkannya hadis tersebut: Pertama,ke-dlia'if-an hadis tersebut tidak terlalu parah. Dengan syarat ini maka tidak tennasukorang para pembohong, yang diperkirakan berbohong kerika menyampaikan hadis, danyang kesahalahannya fatal. Sebagain ahli hadis sepakat dengan persyaraan ini. Kedua,beradadi bawah derajat hadis yang diamalakan. Ketiga, dalam mengamalkannya tidakberkeyakinan bahwa hadis tersebut benar-benar dari rasul (/subii/), namun hendaklahberkeyakinan untuk digunakan sebagai kehati-hatian saja. Kedua syarat tersakhir inidiutarakan oleh Ibn 'Abd ai-Salam bin Daqiq al-'id. Dari syarat yang ketiga ini jelaslahkeharusan menjelaskan penyebab da'ifnya hadis dlia' if yang menjelaskan tentangfadllil'ilal-a'l1lill atau yang lainnya sehingga tidak memberikan keyakinan adanya hadis tersebutdalam masalah yang sama, padahal pada kenyataannya hadis tersebut tidak ada.Sehingga orang yang mencoba memperhatikan dan menelaah hadis-hadis dlla'if secaramendalam (yang jumlahnya sedikt), maka akan jelaslah baginya bahwa had is dlia'ifpadahakikatnya tidak ada:
Segolongan ulama tidak membolehkan periwayatan hadis dlia'if dalam bentukapapun. Mereka berpendapat bahwa ahli hadis lalai pada hadis-hadis fadliii'iI al-a'miil.Pendapat ini di kalangan ahli had is, ulama fiqih, dan ushul fiqh adalah salah. karenadalammeriwayatkan hadis tersebut harus dijelaskan masalahnya jika dia ketahui, namunjika tidak dijelaskan padahal dia tahu, maka dia terkena dengan ancaman Nabi saw:"Siapa yang menyampaikan suahl hadisku padahal dia bahwa itu adalah kebohonganmaka dia termasuk salah seorang dari para pembohong". Lilia/, Ajjaj ai-Khatib, Pokok-
23
tersebut. Untuk alat bantu dalam menelusuri hadis-hadis yang diteliti di
sini digunakan al-Mu Jam al-Mufahras li-Alfiizh al-Hadfts al-Naba1l'f karya
A.J. Wensinck, Miftiiil KU11Llz al-Sll11nnh karya Muhammad Fu'ad .Abd al
Baqi, dan Tu!Jfah nl-Asyriifkarya al-Mizzl.
Ketiga, karena hadis-hadis yang dikutip al-Zamaksyari tidak
lengkap, baik matan maupun sanad-nya, maka dilakukan pengutipan
langsung yang mengacu kepada sumber aslinya, yaitu naskah hadis (yang
dilengkapi dengan silsilah sannd-nya) yang terdapat pada salah satu kitab
induk.
Keempat, memastikan sanad-sanad hadis dari hadis yang dikutip
yang kualitasnya akan diteliti. Dalam penelitian dan penempatan sanad
sanad ini pada pembahasan, disusun menurut tertib abjad, yang dibagi ke
dalam tiga kategori (sahabat, tabi'in, dan pasca tabi'in).
Kelima, dilakukan penelitian terhadap sanad-sanad hadis di atas
dari beberapa seginya, yaitu : 1) dari segi ke-adilan-nya ('adalah al-sanad),
yakni apakah masing-masing sanad hadis tersebut memenuhi kriteria adil
atau tidak. Selain itu juga diteliti dari segi ke-dhiibith-annya (d!wbth as
sanad), yakni apakah masing-masing sanad-nya memiliki kesempurnaan
daya hafalnya atau tidak. 2) dari segi persambungan sanad-nya (ittishiil as
sanad), apakah antara satu sanad dengan sanad berikutnya menunjukkan
adanya indikasi mutashil atau tidak.
Keenam, setelah diketahui kualitas sannd dan pertaliannya, pada
pembahasan berikutnya, dikemukakan syiihid dan mutiibi'. Ini
dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya hadis pendukung
terhadap hadis yang di dalamnya terdapat kelemahan atau cacat, baik
pada tsiqah-an maupun pertalian sanad-nya
Ketujuh, pada tahap akhir penelitian ini, dikemukakan penilaian
oL-h;, hwhorbn l-hc1i~_h~c1i~ \l~n,,<nnnd-<nnnd-nva diteliti. Setelah itu.
24
dikemukakan kesimpulan akhir tentang kualitas hadis-hadis tersebut
dilihat dari sudut kualitas sanad-nya.
G. Sumber Data Yang digunakan
Untuk melihat latar belakang pemikiran al-Zamaksyari, baik
tentang riwayat hidup, karya-karya, dan hadis-hadis yang beliau
riwayatkan, maka penelitian ini menggunakan karya-karya al-Zamaksyari
(tidak hanya al-KasysyiifJ dan karya-karya penulis lain yang mengulas al
Zamaksyari sebagai sumber.
Penelusuran tentang kualitas sanad hadis akan didasarkan pada
karyanya, al-KasysyfiJ, sebagai sumber primer. Karya-karyanya yang lain,
yang mungkin menerangkan, menguatkan, memberikan uraian serta
karya-karya penulis lain yang menyorot tafsiranya tentang hal ini hanya
akan dijadikan sebagai pelengkap analisis. Tennasuk dalam kategori
sumber pelengkap adalah tulisan-tulisan tentang al-Zamaksyari dan
tafsirnya.
Kitab al-Kasysyiif merupakan kitab al-Zamaksyari yang banyak
menuangkan Hadis-hadis Nabi saw. Khususnya yang menerangkan
tentang ayat-ayat tahlil. Oleh karenanya kitab tersebut penulis jadikan
data primer, untuk mengetahui sejauh mana pemikiran atau kualitas
hadis yang digunakan oleh seoarang al-Zamakhsyari.
H. Tehnik dan Sistematika Penulisan
Teknik yang digunakan dalam penulisan ini adalah mengikuti
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh
CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas
Islam Negri (urN) Syarif Hidayatullah Jakarta cetakan 1, Januari 2007.
25
HasH penelitian tentang dalam karyanya, al-Kasysyiif, ini akan
diuraikan dengan sistematika sebagai berikut.
Pada bab pendahuluan dijelaskan latar belakang dan identifikasi
masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sumber data
yang digunakan, dan sistematika penelitian. Bab ini sangat penting
dikemukakan, karena menggambarkan mengapa penelitian ini dianggap
perlu. Bagaimana serta metode apa yang akan digunakan penulis untuk
mencapai tujuan penelitian ini. Dan yang terakhir ialah memberikaan
informasi akan kegunaan hasH dari keseluruhan penelitian yang akan
dilakukan.
Bab dua mengulas al-Zamaksyari dan kehidupannya yang meliputi
masa keci!, keluarga, pendidikan, dan karirnya; dan al-Zamaksyari dan
karya-karyanya;. Bab ini dianggap perlu karena penelitian ini akan
mencoba mengungkap pemikiran seoarang tokoh, sehingga diharapkan
dengan menegatahui latar belakang tokoh tersebut secara menyeluruh,
dapat memberikan informasi yang penting tentang segala hal yang nanti
diperlukan dalam pembahasan di bab empat.
Pada Bab ketiga ini, penulis akan menampilkan pembahasan
mengenai takhrfj Hadfts. Bab ini mencakup uraian mengenai latar belakang
pentingnya suatu penelitian hadits, definisi dan urgensi takhrij Hadis,
sejarah dan perkembangan ilmu takhrij, cara mentakhrij Hadis, aplikasi
takhrij Hadis, kerangka dasar dalam penelitian sanad yang digunakan,
dan langkah-langkah Kegiatan penelitian sanad Hadits
Pada bab keempat, penuIis akan menguraikan pembahasan
mengenai penilaian terhadap hadis yang diteliti, yang meIiputi
pembahasan menganai sudut ittishiil ai-sanad (pertalian sanad), keadaan
26
synwiiiJid dan InU tiibi' -nya, serta penilaian akhir terhadap hadis-hadis yang
diteliti.
Pada bab kelima, untuk menutup uralan ini diajukan beberapa
kesimpulan dari hasil penelitian ini, dan rekomendasi.
27
BAB II
AL-ZAMAKHSARI DAN KITABNYA AL-KASYSYAF
A. Riwayat Hidup al-Zamaksyad
Nama lengkap al-Zamakhsyari adalah Abu al-Qasim Mahmud bin
'Umar bin Muhammad bin Ahmad bin 'Umar al-al-Khuwarizml al
Zamakhsyarl dilahirkan pada hari Rabu, 27 Rajab 467 H atau 18 Maret
1075 M, di Zamakhsyar sebuah perkampungan besar dikawasan
Khuwarizm (Turkistan).l
Ayahnya ialah seorang yang sangat cerdas dan berwawasan luas,
tetapi walaupun begitu ia merupakan orang yang sangat sederhana serta
tekun beribadah dan sangat memperhatikan masalah moral. Tidak kurang
dari ayahnya, ibunya juga adalah seorang yang tat beragama dan berhati
lembu, penuh kasih sayang kepada semua makhluk. Diceritakan oleh al
Zamakhsyari sendiri, bahwa ibunya sangat marah ketika melihat seekor
bUlUng kecil yang ku pegang kakinya putus karena aku tarik dengan
paksa ketika masuk lubang, dan ibu berkata; kakimu juga akan putus
seperti dia. Maka ketika al-Zamakhsyari ditanya kenapa kakimu putus
sebelah? la menjawab, karena doa ibu2
al-Zamakhsyari berasal dari keluarga miskin dan taat beragama, ia
pun mulai belajar di negerinya sendiri, selanjutnya menjelang usia remaja,
ia pergi meninggalkan desanya untuk menuntut ilmu ke Bukhiira, yang
pada saat itu menjadi pusat kegiatan keilmuan dan terkenal dengan
sastrawaan. Baru beberapa tahun belajar, ia merasa terpanggil untuk
pulang sehubungan dengan berita yang mengabarkan bahwa ayah
1 Muhammad ):!usein aI-Dzahabi, ai-Tarsi,. ",a Ill-Mllfassin,", (Beirut: Dar al-Fikr,1976), h.429-430.
2 Abu ai-Abbas Syams aI-Din bin Muhammad bin Abu Bakr bin Khallikan,WafnIJlit A'IJIiIl wa Allbri' A/mli' al-Zmmill, (Beirut: Dar al-Shadr, 1977), h. 168-174.
28
handanya dipenjara oleh pihak penguasa dan kemudian wafat. Lalu al
Zamakhsyari bermukim di Kahwarizm dan berguru pada Abu Mudhar
Mahmud bin Jarlr al-Dabl al-Ashbahanl (507 H) seorang tokoh Mu'tazilah
yang banyak menguasai berbagai disiplin ilmu. Di bawah bimbingan Abu
Mudhar, al-Zamakhsyarl berhasil menguasai satra Arab, logika, filsafat
dan teologP.
Setelah mengalami kekecewaan yang mendalam dalam bidang
pemel'intahan dan ditambah dengan sakit yang dideritanya, al
Zamakhsyari lebill banyak berkonsentrasi pada pengajian agama seperti
mengajar, membaca, menulis serta mengadakan ri!1lnh 'ilmiyynh. la pergi
ke Baghdad dan menjumpai beberapa ulama untuk mengikuti pengajian
pengajiannya, beliau belajar hadis kepada Abu Khattab bin AbO al-Bathr,
Abu Sa'ad al-Syifanl dan Syaikh ai-Islam Abu Manshur al-Harisl, dan
belajar fiqili kepada ahli fiqili Hanafi al-Damighilnl al-Syarif bin Syajar1.4
Ia bel'tekad membel'silikan dosa-dosanya dan menjauhi penguasa,
menuju penyel'ahan diri kepada Allah swt, dengan melawat ke Mekkah
selama dua tahun. Di kota sud ini ia mempelajari kitab Slbawaili,s pakar
gramatika Arab yang tel'kenal (518 H). ia juga menyempatkan diri
mengunjungi banyak negeri di Jazirah Arab. Kerinduan kepada kampung
3 Mushthafa al-Shawi al-Juwaini, Mallhiij al-Zamaksyari ji Tafsir al-Qllr'all ai-Karimwa Bayall I'jazilt, (Mesir: Dar al-Ma'arif, U.), h. 25-26.
'Muni 'Abd ]:ialim Mahmud, Malla"i; lli-MIl{Jlssirill, (Mesir: Dar al-Kutub, 1978),h.105.
5 Nama lengkapnya adalah 'Umar ibn Utsman ibn Qanbar, dari kerajaan BaniH~rits ibn Ka'ab. Ia lahir di desa Syiraz atau al-Baidha'. Oi desa ini, pertama kalinya iabelajar dan mendapatkan kebudayaan Arab. Selanjutnya, ia pergi ke Bashrah pada usiabelia dan ikut llaiaqalt dengan ulama fiqih dan ulama hadis. Untuk menambah ilmuNahwu dan Sharaf, ia rnengikuti ularna Nahwu di antaranya 'lsa ibn 'Umar, al-Akhfash,Yunus ibn ]:iabib dan Khalil bin Ahmad. Dalam llaiaqalt-nya, ia rnemakai dua metodeyaitu dengan cara menuIis biasa dan dengan cara Tanya jawab diserati tafsiran. Semuahasil jawaban ditulis dan dikumpulkan, yang sekarang ini dapat kita rasakan hasilnya.Gleh karenanya tak salah kalau beliau dirnasukkan sebagai tokoh Nahwu abad 2 H.Lilla!, Syauqi Dhaif, ai-Madaris al-Nallll,jyya", (Kairo: Dar al-Ma'arif, u.), h. 57.
29
halarnan rnernbawanya pulang kernbali. Setelah ia rnenyadari usianya
sernakin lanjut, ia kernbali ke Mekkah yang kedua kalnya pada tahun 526
H. dan rnenetap selarna tiga tahun yaitu tahun 526-529 H atau 1132-1135
M, karena ia bertentangga dengan Baitulltih sehingga orang-orang
rnernberikan julukan kepadanya dengan Jtir Allah (tetangga Allah). Dari
Mekkah ia pergi lagi ke Baghdad dan selanjutnya ke Khawarizrn,
beberapa tahun setelah berada di negerinya ia wafat di JUijaniah pada
malarn 'Arafah tahun 538 H.b
AI-Zamakhsyar! membujang seumur hidup, sebagian besar
waktunya diabadikan untuk ilmu dan menyebar luaskan paharn yang
dianutnya.7 AI-Zarnakhsyar! adalah seorang ulama jenius yang sangat ahli
dalarn bidang ilrnu nahwu, bahasa Arab, sastra dan tafsir al-Qur'an.
Pendapat-pendapatnya tentang ilrnu bahasa Arab diakui dan dipedornani
oleh para ahli bahasa karena keorisinalan dan kecerrnatannya. la
penganut paharn Mu'tazilah dan bermazhab Hanafi, ia menyusun al
Kasysyiif untuk mendukung akidah dan mazhabnya itu.8
Paharn kernuktazilahan al-Zamakhsyarl dalarn tafsimya menjadi
bukti kecerdasan, kecermelangan dan kemahirannya. la mampu
mengungkapkan isyarat-isyarat yang jauh agar terkandung di dalarn
makna ayat guna rnembela kaurn Muktazilah dan rnenyanggah lawan
lawannaya. Tetapi dari aspek kebahasaan ia berjasa telah menyingkap
keindahan al-Qur'an dan daya tarik balaghahnya. Hal ini karena ia
6Mahmild, Mallfilllj, h. 105, lil1af juga, Manna' Khalil al-Qatthan, Mal>ailits fi 'Uhilllal-Qur'all. Penerjemah Mudzakir AS, (Bogar: Litera Antar Nusa, 1996), cet. ke-3, h. 530.
7 al-juwaini, Mallilaj al-Zalllllkslfarf, h. 49
'Ibid., h. 44.
30
mempunyai pengetahuan luas tentang balaghah, bayan, sastra, nahwu
dan sharaf. Karenanya ia menjadi rujukan kebahasaan yang kaya.9
B. Karya-Karya al-Zamakhsyari
AI-Zamakhsyari dibesarkan di Khuwiirizm, yailu suatu wilayah
Islam yang selalu diperebutkan oleh bangsa-bangsa yang berada
didekatnya, namun begitu, wilayah ini menjadi benteng pertahanan Islam
yang dipelihara baik oleh penduduknya dengan memperkuat pertahanan
sehingga bangsa-bangsa lain tidak mudah memasukinya. Keadaan yang
nyaman dan ditunjang oleh faktor ekonomi yang cukup, sangat besar
sekali pengaruhnya terhadap gairah penduduk untuk mempertahankan
Islam dengan cara menuntut berbagai ilmu pengetahuan yang marak
pada masa itu. Tak terkecuali dengan al-Zamakhsyari, sejak kedl ia sudah
senang belajar dan mengkaji, hatinya sudah begitu senang dengan ilmu
ilmu Islam dan bahasa Arab. Bakan seluruh jiwanya sudah dirasuki oleh
kecintaan terhadap ilmu, sehingga ia rela untuk hidup membujang. Lebih
dar! itu, ia menganggap bahwa hasil karya-karyanya adalah putra-puh'a
yang baik, karena tidak pernah menyakitkan hati. Gambaran ini dapat
dilihat dar! bait-bait syairnya sebagai berikut : 10
..... \)..l.I\ ...i ~w".. cSr(j vI.;, J<-u L5"
9 AI-Qatthan, Mabtihits. h. 508.
10 Ahmad Muhammad al-tlilf1, al-Zamakhsymf, (Kairo: Dar al-Fikr al-'Arabi, 1966),h.57.
31
"ketahuilah, ketunmanku adalalz al1llk-lll1ak 11ll1l1z pikirku,
Mereka dipelilzara olelz ibunya, yaitu dirasalz.
Mereka anak-anak jujur yang berjiwa luhur,
Yang memiliki keutamaan dan kebanggaan.
Mereka perisai dan pelindung kepribadianku,
Yang tak lengalz dan sungkan menjagaku.
Selalu berbuat baik, dan tak pernalz menyakiti,
Beraklzlak mulia dan tak pernalz berbuat sulit. "
AI-Zamakhsyari hampir mencurahkan seluruh hidupnya untuk
ilmu, oleh karenanya karya-karya ilmiahnya mencakup seluruh cabang
ilmu. Karya-karya ilmiahnya ada yang masih dalam bentuk manuskrip
manuskrip dan tidak sedikit yang sudah dicetak dan dibaca orang.
1. Karya-karya ilmiahnya yang sangat popular antara lain:
1.1. Al Kasysyfifan Haqfiiq Ghawfimidll al Tanzfl wa 'Uyun al-Aqfiwfl Fi Wujulz
al-Ta 'wfl.
AI-KasysyfiJ merupakan contoh karya tafsir yang menggunakan
metode tahUli'. Pembahasan dan kandung-annya dipengaruhi oleh aliran
keagamaan dan kecenderungan (keahlian) yang dianut dan dimilikinya.
Corak Muktazilah, aliran yang dianut al-Zamakhsyari dalam
mengungkapkan sisi keindahan bahasa sangat menonjol dalam al-KasysyfiJ
ini. Oleh kalangan Mu'tazilah pada masanya, al-KasysyfiJ dijadikan corong
corong yang menyuarakan fatwa-fatwa rasionalnya. Menurut AI-Fildhil
Ibn 'Asyur, al-KasysyfiJ ditulis antara lain untuk menaikkan pamor
Mu'tazilah sebagai kelompok yang menguasai balaghah dan ta'wil.J1
, Sudah bukan rahasia lagi bahwa al-Zamakhsyari adalah penganut
aliran Muktazilah yang sangat kuat. Demikian kuatnya sehingga sejak
11 AI-Fadhil bin Asyur, al-TaJsfr wa RijrillliJ, (Kairo: Majma' aI-Buhuts aIlslamiyyah, 1970 M), h. 46.
32
membuka tafsirnya ia sudah menggunakan fahamnya. Dalam
mukaddimahnya antara lain ia mengemukakan "Segala puji bagi Allah
yang telah menciptakan (Khalaqa) al-Qur·an". Dengan mengtakan hal ini,
ia pada dasarnya sedang menegaskan pandangan Muktazilah bahwa al
Qur'an itu diciptakan (hadis atau baru). Berbeda dengan pandangan
Sunni bahwa al-Qur'an itu qadi/II. Dengan demikian, jelaslah bahwa sejak
memulai tafsirnya ia sudah berani memasuki wilayah kontroversial.
Sisi lain dari tafsir al-Kasysyfij, yang diakui sebagai
keistimewaannya, terletak pada pembahasan ayat-ayat dengan
mengunakan bahasa dan sastra oleh penulisnya yang dengan pendekatan
kebahasaan itu ia ungkapkan segi kemu'jizatan al-Qur'an.
Para penentang al-Qur'an pada masa itu cenderung mengakui
keistimewaan al-Qur' an terutama dari segi keindahan bahasa dan
sastranya. Penafsirannya kadang ditinjau dari arti mllfradat yang mungkin,
dengan merujuk kepada ucapan-ucapan orang Arab terhadap syair
syairnya atau ta'rifat yang dipakai dan popular. Kadang penafsirannya
juga didasarkan pada tinjauan gramatika atau nahwu, apabila susunan
kalimat dalam ayat itu memungkinkan beberapa alternalif jabatan kata,
maka ia kemukakan dalam tafsirnya.
Dan dalam mengungkapkan keindahan bahasa dan sastra al
Qur' an, al-Zamakhsyari diakui sebagai seorang yang ahli dalam
bidangnya, bahkan tidak sedikit ulama dari kalangan Sunni
mengaguminya. Ibnu Khaldun misalnya, ia mengakui keistimewaan al
Kasysyfij dari segi pendekatan sastra (balaghah)-nya dibanding dengan
kebanyakan karya-karya tafsir ulama mutaqqaddimin lainnya.
Al-Faiidhillbn 'Asyur lebih jauh menegaskan bahwa:
"Sebagian besar pembahasan ulama Sunni terhaadp tafsir alQur' an didasarkan pada tafsir al-Zamakhsyari".J2
12 Ibid.
33
Kemampuan al-Zamakhsyari mengenai seluk beluk bahasa dan
sastra selalu digunakan dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an dengan
tidak terlepas dari corak aliran teologinya yaitu Muktazilah. Namun
demikian, nl-KnsysyaJ tidak selalu mencerminkan pandangan Muktazilah.
Ketika menafsirkan ayat-ayat al-Qur' an yang berkaitan dengan hukum,
al-Zamakhsyari sering menggunakan pendapat mazhab lain, selain
mazhab Hanafi yang dianutnya. Dari sudut ini, jelaskan kalangan Sunni
dapat dengan mudah menerimanya karena mazhab-mazhab itu pun
diakui di kalangan mereka.
1.2. Asas al-Bnlaghnh
Kitab ini adalah kamus yang disusun berdasarkan abjad hijaiyah
yang berbeda dari kamus-kamus yang ada sebelumnya. Seperti kita
ketahui, bahwa pelopor pertama yang menyusun kamus dalam bahasa
Arab adalah aI-Khalil bin Ahmad al-Farahidi13 yang menyusun entrinya
berdasarkan urutan makhraj huruf bahasa Arab, mulai dari !Jalq
(tenggorokan), kemudian ke lidah, gigi, dan bibir. Karena memulai
entrinya dari huruf 'n'in maka beliu namakan kamusnya ini Kitnb nl-'Ain.
Kalau kita melihat bentuk sistematika kamus bahasa Arab yang ada
sekarang, kita dapat membaginya ke dalam 14:
13 Nama asHnya adalah Khalil bin Ahmad al-Farahidi al-Bashri, lahir pada tahun100 H, wafat pada tahun 175 H. ia tinggal dan berkembang di Bashrah. Semasahidupnya, ia belajar di llnlnqnil kepada ulama Hadis, ulama fiqh, ulama bahasa dan ulamanahwu. Di antara guru-gurunya adalah 'isa Ibn 'Umar Ibn al-'Ala. Ia terkenal memilikikecerdasan atau intelegensi yang sangat tinggi. Semasa belajar, ia terkenal kritis dan jelidalam berfikir terutama pada dalam penulisan metode dalam kamus Arabnya. Lilmt,Syauqi Dhaif, Ill-Madnris Ill-Nnllwiyynll, (Kairo: Dar al-Ma'arif, U.), h. 30.
'" Hazim 'Ali Kamala/-Dfll, Dimsnl jf 'I1111 al-Mn'djilll, (Kairo: Maktabah al-Adab,1999), h. h. 32-50. Emil Ya'qlib mengklasifikasikan kamus menjadi delapan, yaitu: a.
Kamus bahasa L.:y..U\ ('""""L•..I.l, b. kamus terjemah "-"":'-?\ ('""""'"L.........., c. Kamus tematik ('"""'"LJ...
~r1'\~yP"ll, d. Kamus etimologis "*,,,81\"'=~1 r-W1, e. Kamus histories ~)"wl r-W1, f.
Kamus istilah~\ ~I...vJ g. Ensiklopedia J}W\ )I),}, h. Kamus bergambar ~J~\ ~W\,
Iihat Emil Ya'qlib, op. cit., h. 15-20. Bandingkan pula dengan klasifikasi yangdikemukakan oleh Henry Guntur Tarigan, Pellglllllnr Sellllllllik, (Bandung: Angkasa, 1995),h.171-178.
34
a. kamus yang disusun urutan enh'inya berdasarkan urutan 111nkhraj
bunyi atau cara rolling bunyi, seperti yang dilakukan oleh ai-Khalil
bin Ahmad dengan kamusnya nl- 'Ain, al-Azhari15 dengan
kamusnya Tnhdzfb nl-Lllghah, dan Ibnu Saidah dengnan kamusnya
al-Mul:!.ka111.
b. Kamus yang disusun urutan enh'inya berdasarkan urutan huruf
asal yang berada di awal kata atau di akhir kata, seperti yang
dilakukan oleh al-Jauhari dengan kamusnya nl-Shil:!.dl:!., Ibn al
Manzhur dengan kamusnya Lisii1'l al- 'Arab, al-Fairllz Abiidl dengan
kamusnya al-Qii111llS al-Mll/lflh, al-Zamakhsyarl dengan kamusnya
al-Misbiilz al-Munfr.
c. Kamus yang disusun urutan entrinya berdasarkan tema-tema,
seperti yang dilakukan oleh Abu 'Ubaid al-Qasim ibn Salam
dengan kamusnya al-Gharfb al-Mllshan1'laj, al-Tsa'alabP6 dengan
15 Nama Asli beliau ialah Ibn Azhari bin Nuh bin Said bin Abd ai-Rahman, alAzhari Abu Manshur al-Lughaawi al-Adib al-Syafi'i al-Mazhab al-Harawi. Beliau lahirpada tahun 202 H, dan wafat parla tahun 370 H. Beliau banyak menimna ilmu di kotaBaghdad. Di 'antara guru-gurunya ialah Ibn Duraid, Ibn al-Sarraj, Ibrahim bin'Arafahdan lain-lain. Seperti gayung bersambut, beliau pun merupakan seorang yang banyakmenghasilkan karya-karya besar dalam berbagai bidang khususnya sastra Arab. Diantara karya-karyanya ialah Kitiib Ma'rifah al-Sllb!!i, Kitiib al-Taqnv fi al-Taftir, Kitiib 'I1al alQira'iit, Kitiib TaJsir Syair Abi Talllmiilll serta masih banyak yang lainnya. Wlnt, Abu'Abdullah Yaqut bin'Abdullah al-Rumi al-Hamawi, Mll'jalll al-Eliidiin all lrsyiid al-Adib iliiMa'riJalz al-Adib, (BeirUt: Dar al-Kutub al-'llmiyyah, 1991 M), h. 112-113,
16 Nama aslinya adalah Abu Manshur 'Abd ai-Malik bin Muhammad bin Isma'ilal-Tsa'alabi, beliau merupakan salah satu pakar dala.m bidang bahasa Arab. Dilahirkan dikota Naisftbl1r pada tahun 350 H '(961 M). sedangkan namanya al-Tsa'alabi .adalahpenisbatan kepada pekerjaannya yaitu sebagai pengusaha kulit musang (pelanduk). Danmeninggal pada tahun 1038 M. Boliau merupakan seorang penulis yang sangat produktifI di antara karya-karyanya adalah Fiq/z Lltgllnll Wil Sir al-'Arabiyyall, Yatf11lall al-Dallr danLatMlfal-Ma'iinf dll. Lihal, Emil Badl Ya'qub, Fiqlz al-Illg/lnh al 'Arabiyyalz 1l'a KhasM-isultii,(Beirut: Dar al- Tsaqafah allslamiyyah, 1982). h. 43.
35
kamusnya Fiqh al-Lughah, dan Ibn Sidah dengan kamusnya al
Mukhasshash. 17
d. Kamus yang disusun berdasarkan urutan abjad huruf yang ada
pada kata bahasa Arab, atau disusun tidak berdasarkan akar kata,
seperti yang diIakukan oIeh Dr. Rohi al-Ba'labaki dengan kamus
dwibahasnya, yaitu al-Maurid
e. Sistem alfabetis yang diurutkan berdasarkan huruf pertama dari
setiap kata dasar Jr---"'II jJl)i~ Jl,Al'l1 ~?', setelah huruf-huruf
tambahannaya (;..L..JI)i j )}-I) dibuang, seperti yang diIakukan oleh
Ibn Faris18 (395 H) dalam Mu 'jam Maqdyis al-Lughah dan al-Mu 'jam
al-Wasith yang disusun oleh tim dari Majma' al-Lughah al
Arabiyyah di Kairo dan dipimpin langsung oleh Ibrahim Anis.
Ii Nama ash beliau ialah Abu ai-Hasan' Ali bin ISma'll cll-Lughawl al-Andalusi yangterkenal dengan sehutan Ibn Sidah. la merupakan seorang pengarang kitab yang sangatproduktif, salah satu karyanya ialah al-Mukhllshash ini, kitab ini diterbitkan oleh Dar al-KutubaVIlmiyyah, Beirut, terdiri dari 5 jilid besar. Kedalaman ilmu sastra Arabnya tidak dapatdiragukan lagi. Karya-karya yang lainnya ialah Syfiz al-Lugitah, al-'AUm wa al-Muta'allim, a1liamfisah dan lain sebaginya. Bahkan menurut al-tlumaidi ia merupakan seorang yang sangatkuat hafalannya walaupun di tidak bisa melihat. LilJa!, Ibn !:!ajar aI-' Asqalani, Lisan al-'Mizan,(Dar al-Fikr: BeirUt, 1993), J. 4, h. 237.
18 Nama aslinya adalah Ahmad bin Faris bin Zakariya bin Muhammad bin J:!abibal-Razi al-Lughawi, beliau dilahirkan pada tahun 329 H (941 M) dan wafat di kotaa al-Raiatau al-Muhammadiyyah. Di antara gurunya adalah Abft Bakr Ahmad bin al-J:!asan alKhatib, Abft al-J:!asan 'Ali bin Ibrahim bin Salamaah al-Qatthan dan AM al-J:!asan 'Alibin Abd al-' Aziz.. Adapun murid-muridnya adalah Badi' al-Zamin al-Hamadzani, AbUThalib bin Fakhr al-Daulah al-Buwaihi dan al-Shahib Isma'j] bin 'Abd. Lillat, "UmarFarftq al-Thibil', Muqaddi1l1all al-Mu!laqqiq ft al-SIlii!labi, (Beirftt; Maktabah al-Maarif,1993), Cet. 1, h. 5). la juga merupakan seorang yang cemedang dalam berbagai disiplini1mu, dalam bidang perkamusan maka beHau mengarang Majl1llll IlI-LJlgltllh dan Maqayis"I-Luglmh. .Sedang dalam bidang Fiqll "1-Lugll,,Il beliau adalaah pengarang kitab al-SIlii!lab;yang berisikan tentang berbagai macam permasalahan fiLlh lughah al-'arabiyyah yangmerupakan referensi wajib bagi para pelajar Fiqll ai-Lug/mil. Oleh kerenanya tidakmengherankan jika para ulama menyebutnya sebagai Begawan dalam bidang bahasaArab di samping i1mu-i1mu yang lainnya. Sebagaimana dikutip dari perkataan IbnKhalkan. Lillat, Amin Muhammad Fakhir, [bu fiiri, al-Lugllaw; : MauilajulllI wa A/sarl/l11I fta/-Diriisiit al-'Arabiyyall, (Saudi Arabiya: Jami'ah ai-Imam Muhammad bin Su'ftd alIsh1.miyyah, 1991 H), h. 12-13.
36
Kamus Asns IlI-Blllnglwlz merupakan kamus yang lebih maju
dibanding dengan yang lainnya dari segi sitematika penyusunan entrinya,
karena disusun berdasarkan urutan huruf asal pertama dari suatu kata,
dengan memperhatikan huruf asal kedua, dan ketiga, di samping
pemberian arti yang meliputi arti hakiki dan arti majazi dalam setiap kata
yang dikemukakan.
Jelas penyusunan kamus seperti ini akan mempermudah bagi
setiap orang yang ingin mencari arti kata yang dimaksud, baik arti hakiki
maupun arti majazi, lebih-lebih dalam setiap mengemukakan arti majazi
selalu didatangkan contoh-contoh kongkrit dari ungkapan orang Arab,
syair, al-Qur'an, atau Hadis Nabi. Dalam 1Il1lqllddilllll!J-nya al-Zamakhsyari
mengemukakan maksudnya:
"Buku ini disusun dengan tata urut yang popular sehingga mudahdipakai, seseorang yang ingin mencari arti kata di dalamnya, cukupmenunjuk objek yang dicarinya tanpa harus membuang-buang waktu danmemutar pikiran seperti terhadap buku yang disusun oleh aI-Khalil danSibawaih".l9
Mengenai buku Asas al-Balaghah ini, Ibn Hajar al-'Asqalani
2oberkomentar:
19 Abu al-Qasim Mahmud bin 'Umar al-Zamakhsyari, Asds al-Baldg/zah, (Kairo:Dar al-Fikr, 1989), h. 8.
20 Beliau lalah seorang ulama besar, ahli hadis kenamaan. fa lahir pada tahun 773H di Mesir dan wafat tahun 852 H. Nama asHnya ialah aI-Hafiz Syihab aI-Din Ahmad bin'Ali bin Hajar al-Askolani. Dalam usia masih mud a ia telah hafal Qur'an 30 juz. Ilmuyang paling ia dalami ialah hadis Rasul saw. Kitab Shahih Bukhari merupakan fokuspengkajiannya. Kitab ini dihafal dan diajarkannya, sehingga beHau menulis sebuah kitabyang sangat besar manfamya bagi umat Islam yaitu Fath al-Baar, yang merupakan syarhdari kitab Shahih ai-Bukhari, Kitabnya sendiri terdiri dari 13 jilid besar. Selain kitabtersebut, banyak lagi karya beliau yang lain dalam berbagai bidang, antara lain: al-Duraral-Kaminah ft A'ymz al-Miat al-Tsaminah, dalam bidang sejarah, Thabaqat al-Mudallisin,TaMzib al-Tahdzib dan Lisan al-Mizau. Dan lain sebagainya. (Harun Nasution et. all.,Ensiklopedi Islam Indonesia, (jakarta: Djambatan, 1992, h. 355-336).
Guru-guru beliau antara lain: AI-Burhan, al-Tanuhi, al-'Iraqi, al-Hisyami, alBulqini, Ibn Mulaqqin, al-Mujiddin dan lain-lain. Adapun murid-murid beliau ialahbanyak sekali. Lihat, Ibn Hajar, Tadzhib al-Tadzhib, Beirut: Dar al-Fikr, 1995.
37
"Pengarangnya adalah betul orang-orang yang mumpuni dalamilmu baldghah dan perubahan kalimat, bukunya termasuk buku yangpaling baik, karena ditulis dengan baik, dan lafaz-Iafaznya yang dipakaibaik secara terpisah maupun tersusun dijelaskan arti hakiki danmajazinya."21
1.3. al-Mufashshal fi 'lim al-Lughahal-Zamakhsyari membagi bukunya al-rulifashsiial ini ke adalam
empat bab, yaitu:
a. Bab Pertama membahas tentang ai-ism yang meliputi behasa al
marfu'iit, al-manshubiit, al-majrllriit, a-lnasab, taslIghzr dan al
musytaqiit.
b. Bab kedua membahas tentang ai-a! iii, yang meliputi bahasan
macam-macam dan hukum-hukumft'il.
c. Bab ketiga membahas tentang al-ahruf yang meliputi bahasan jenis
jenis huruf dan artinya.
d. Bab keempat membahas tentang hal-hal yang tidak menjadi
bahasan ism, ft'il, atau IIarf, seperti masalah zmalalz, ziyiidall, waqf,
ibdiil, 'ilal dan idglJiim.
Kalau kita melihat isi bahasannya, kitab ini tidak hanya membahas
masalah nalyl'll, tetapi ia juga membahas masalah ashwiit (bunyi). Kitab ini
berbeda dengan kitab-kitab na!lwll lainnya, karena dilengkapi dengan
banyak contoh dari al-Qur'an, hadis Nabi, syair dan tulisan para
sastrawan Arab terkemuka ketika menjelaskan masalah bahasa.
Buku ini berisi uraian mengenai persoalan pengajaran nahwu.
Buku itu menurut 'Abd ai-Majid Dayyab di tulis oleh al-Zamakhsyari
selama dua tahun (513-515 H) dengan bahasa yang cukup jelas. Naskah
buku ini pernah dierjemahkan ke dalam bahasa Jerman pad'a tahun 1873
M dan telah dicetak ulang beberapa kali di beberapa negara. Buku ini
sangat menjadi populer setelah diterbitkan dan diedarkan ke beberapa
21 Ibn !:!ajar al-Asqaliini, Lisa/l, Jilid IV, h. 4.
38
negara. Pada tahun 1879 buku ini diterbitkan di Kurdistan, pada tahun
1882 di terbitkan di Libizij disertai dengan penjelasan (ulangan) oleh Ibn
Ya'isy, dan pada tahun 1291 H atas usaha percetakan al-Munlriyyah buku
itu lalu diterbitkan di Kairo dalam 10 jiIid, kemudian disebarkan di
Iskandariyah atas usaha Syaikh Hamzah FathulHih.
1.4. al-Fi\iq fi Gharib al-Hadits
Kitab ini disusun oleh al-Zamakhsyari pada tahun 610 H, dengan
berisikan matan-matan hadis yang mengandung kata-kata yang dianggap
gharib atau asing kemudian diberi penjelasan arti dengan merujuk kepada
pengertian-pengertian yang dipakai oleh oleh orang Arab dalam syairnya
atau ungkapan lainnya. Kitab ini bukan satu-satunya atau kitab pertama
yang disusun dalam bentuk demikian, karena sebelunmya sudah ada
kitab lain yang disusun dalam objek yang sama seperti kitab yang disusun
oleh Abu 'Ubaid al-Qasim bin SaIlam, yang diberi nama Gharf/J al-Ahddfts
wa al-Atsdr. 22
2. Karya-karya iImiahnya dalam bidang agama antara lain:
2.1. Ta'Iim al-Mubtadi wa Irsyad al-Muqtadi (Pengajaran bagi pemula dan
Pembimbing bagai pengikut).
Karyanya ini masih berbentuk manuskrip dengan no. 4204 sy dan
tersimpan di Dar al-Kutub al-'Arabiyyah di Kairo.
2.2. Risalah fi Hikmah al-Syahadah (Artikel tentang Hikmah Syahadah).
Terdapat perbedaan penyebutan nama buku ini dalam beberapa Iiteratur.
Menurut 'Abd ai-Majid Dayyab buku ini berjudul Mas'alah fi Kalimat al
Syahadah (Masalah Kalimat Syahadah), sedangkan menurut Ahmad
Muhammad al-Hufi buku ini berjudul RisaIah fi Hikmah al-Syahadat.
Namun demikian isi buku tet<ip sama, yaitu berisi uraian tentang
syahadat. Naskah buku ini pernah dipublikasikan dalam Majallah al-
22 AI-Hill!, nl-ZmllknllSljiJri, h. 261.
39
Majma' al-'Jlmf al-'Iriiqf, Jilid 15 tahun 1967 yang diedit oleh Dr. Buhaijah
Baqir al-Husna. Tentang buku ini ada beberapa pandangan ulama.
Ahmad Muhammad ai-HuH, misalnya menyebutkan bahwa buku ini
merupakan nama lain dari buku Klzashiiish al-'Asyarah al-Kiriim al-Bararah
(Keistimewaan-keistimewaan Sepuluh Sahabat Rasulullah). Sedangkan
'Abd Majid Dayyab menyatakan bahwa buku ini berbeda dengan buku
Khashiiish al-'Asyarah. Karena itu, dalam uraiannya ia membedakan antara
kedua buku tersebut.
2.3. Khashaish al-'Asyarah al-Kiram al-Bararah
Naskah manuskrip ini masih tersimpan di Dar al-Kutub al-'Arabiyyah di
Kairo, Meisr dengan nomoI' 1/348 dan satu naskah lagi di Berlin dengan
No. 9656. lalu manuskrip itu diterbitkan di Baghdad pada tahun 1968
disertai tallqfq (editing) oleh Buhaijah Baqir al-Husna.
2.4. Dhiilat al-Niisyid wa Riiidh fi 'JIm al-Fariiidh.
Oleh sebagian ulama, seperti Ahmad Muhammad ai-HuH, buku ini
dipandang sebagai satu buku, sedangkan oleh sebagain ulama lain, seperti
'Abd ai-Majid Dayyab buku ini dipandang sebagai dua buku. Karena itu,
buku tersebut diberi dua judul terpisah dalam uraian Abd ai-Majid al
Dayyab, yaitu buku Dhillat al-Nasyid dan al-Raidh fi al-Faraidh. Dasar
yang dijadikan pegangan oleh Dayyab ialah penjelasan yang disebutkan
oleh Yaqut al-Hamawi dan Ibn Khaldun.
2.5. al-Kasyffi al-Qirii'iit al-'Asyr (Penyingkap Bacaan Sepuluh).
Karyanya ini masih terismpan dalam bentuk manuskrip di Maktabah
Ribath Sayyina 'Utsman bin 'Affan di Madinah al-Munawwarah dengall
nomoI' 59., namun demikian, sebagian dari isi buku ini pernah dir11uat
dalam MajalalJ al-Majma'.
Buku-buku lain yang telah disusunnya dalam bidang agama, tetapi
buku-buku tersebut kuarang dikenal, yaitu: a. Mlltasyiibih Asmii' al-Rllwiit,
b). Mllkhtashar al-MlIwiifaqah bailw ahl ai-bait 1m al-Shalliibah, c). Rll'Iis al-
40
Masa'il fi al-Fiqh, d). Syafi al-'Ay min al-Kalam al-Syafi'f, e). Syaqaiq al
Nu'man fi Haqaiq al-Nu'man fi Manaqib ai-Imam Abi Hanifah, f). al-Nu'manf,
g). Mu'jam al-Hudrld fi al-Fiqh, h). al-Minhaj H al-'Ushul.
3. Karya-karya Ilmiahnya dalam bidang bahasa
3.1. al-Asma' fi al-LlIghah.
Buku ini menurut ai-HuH merupakan salah satu bagian dari bukunya
yang beljudul Muqaddimah al-Dzalwb. Bagian pertama buku ini berisi urain
menganai ism (kata benda), dan bagian keempat berisi uraian mengenai
Tashrifal-'Afal (tata cara pembentukan kata kerja dalam bahasa Arab).
3.2. A 'jab al-'Ajfib fi Syarh Lamiyat ai-Arab.
Buku ini diterbitkan di Kairo pada tahun 1324 H dan tahun 1928 M.
3.3. al-Jibal wa al-Amkinah wa al-Miyah.
Buku ini diterbitkan di Najef pada tahun 1962.
3.4. Jawahir al-Lughal1
3.5. Hasyiah 'ala al-Mlifasslwi.
3.6. al-Durr al-Muntakl1ab fi Kinayat wa Isti'arat wa Tasybihat al-'Arab.
Sebagain dari isi buku ini pernah ditulis dalam Majllah al-Majma' al-' lImi
al-' Iraqi yang diedit oleh Dr. Buhaijah Baqir al-Husna.
3.7. Shamim al-'Arabiyyah
Tentang buku ini terdapat pendapat para ulama. Menurut Ahmad
Muhammad aI-HuH, buku ini tidak terkenal. Fadhil al-Samura'l
menyatakan bahwa di Perpustakaan Museum Irak di Baghdad terdapat
suatu manuskrip dengan judul Sl1amim al-'Arabiyyah dengan no. 1002 yang
pengarangnya duinisbahkan kepada al-Zamakhsyarl, tetapi disampulnya
tertera tulisan MlIkhtashar al-Llighah Ii al-' Allamah Jar Allah al-Zamakhsyarl.
Lebil1 lanjut Fadhil al-Samura'! menyatakan bahwa menurut komentar
Husein Nasshar, buku ini bukanlah buku yang ditulis oleh al
Zamakhsyari dengan alasan bahwa sistem penulisan buku tersebut sangat
berbeda. Husain Nasshar lebih condong untuk menyebutkan bahwa buku
41
tersebut merupakan ringkasan dari buku Ishliii! nl-Mmztiq oleh Ibn al-Sikkit
atau yang serupa dengannya. Ia tidak pernah mengetahui bukub yang
berjudul Asiis nl-Lllghnh yang ditulis al-Zamakhsyari, yang ia ketahui
hanyalah buku Asas al-Balaghah.
3.8. nl-Mllstashfd fi Am/sdl al-'Arab
Buku ini merupakan ensiklopedi mengenai pepatah dalam bahasa Arab yang
menghimpun sebanyak 3461 pepatah yang disusun secara hijai. Buku ini
diterbitkan pertama kali di India pada tahun 1962 M.
3.9. MllJam al-'Arabi al-Fdrisi
Buku ini merupakan kamus bahasa Arab-Persi
4. Karya-karya ilmiahnya dalam bidang nahwu
4.1. aI-AnmOdzij fi al-Nahwi.
Buku ini merupakan buku kecil yang berisi ringkasan isi bukunya nl
Mllfassal, diterbitkan pertama kali di Mesir pada tahun 1289 H, dan
diterbitkan di Istambul, Turki pada tahun 1298 H. buku ini telah diberi
ulasan oleh banyak ulama.
4.2. Syarafl Abydt Kitdb Sibnwaih
Buku ini berisi penjelasan tentang bait-bait syair yang disusun oleh
Sibawaih yang berkaitan dengan ilmu nahwu.
4.3. Synrafl al-Mllfasshal,
Buku ini berisi uraian mengenai penjelasan tentang beberapa kesulitan
yang terdapat dalam kitab nl-Mufnssnl. Salah satu naskah buku ini
terdapat di Leiden, Belanda.
4.4. al-Mllfldjdt bi al-Masd'il al-Nni!wiyynh all nl-Afldji al-Nnflwiyynh
Judul buku ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ahmad
Muhammad aI-HuH dalam al-Zamakhsyari. Sedangkan menurut 'Abd a1
Majid Dayyab, buku ini berjudul. Namun demikian, mereka tidak
mempersilihkan tentang isi buku itu, kedua-duanya sama-sama berisi
uraian tentang nahwu. Buku itu pertama kali diterbitkan di Baghdad
42
tahun 1973. naskah manuskrip buku itu terdapat di Dar al-Kutub al
Mishriyyah, di Kairo No. 116
4.5. al-Mufrad wa al-Mu' allif
Sebagian dari manuskrip ini pernah dimuat di dalam Majallah al-Majma'
al- 'Jlmf al-'Irdqf tahun 1967 disertai komentar yang diberikan oleh Buhaijah
Baqir al-Husna.
4.6. Muqaddimnt nl-Adnb
Buku ini dari segi judulnya, terkesan berisi pembahasan mengenai sash'a,
akan tetapi kebanyakan isinya membicarakan uraian mengenai persoalan
nahwu. Buku ini terdiri atas lima bagian. Bagian pertama dan kedua
pernah diterbitkan menjadi satu buku di Libizij tahun 1843 M dan
bagiannya yang lain diterbitkann pada tahun 1650.
4.7. Nuktat al-I'rdb fi Gharib nl-I'rdb
Naskah manuskrip ini masih tersimpan di Dar al-Kutub al-Mishriyyah,
Kail'O dengan no. 25102 B yang dihimpun dalam risalah-risalah al-Kasysydf
. Dua kitab lainnya yang kurang dikenal ialah a). al-Mufrad wn al-Murakkab
fi al-'Arabiyyah, b). al-'Amdlifi nl-Nahwi fi Wafaydt nl-'A 'ydn.
5. Karya-karya ilmiahnya dalam bidang 'Arud
Satu-satunya buku yang telah ditulis al-Zamakhsyari mengenai bidang
'an1d ialah bukunya yang berjudul nl-Qisthds fi al-'Arudh . buku ini telah
diterbitkan di Najd/, sebuah kota dalam wilayah Irak disertai komentar
oleh Buhaijah Baqir al-Husna. Foto kopi naskah manuskrip ini terdapat
dibeberapa perpustakaan, seperti di perpustakaan 'Asyir Effendi No. 990,
di perpusakaan Sulthan Ahmad Tsalits NO. 1652, di perpustakaan Berlin
no. 7111, dan di perpustakaan Leiden no. 267.
6. Karya-karya ilmiahnya dalam bidang sastra
6.1. Athwdq al-Dzahab
Dalam bidang sastra buku ini menu rut beberapa ulama, seperti Musthafa
al-Sawi al-Juwaini, pada mulanya bernama IlI-NIlShdi!l. al-Shighdr, di
43
perpustakaan museum Iraq, buku ini tercatat sebagai manuskrip no. 567
di bawah juduI Kitdb Atl17Lloq al-Dzalzab fi 'Ilm al-Adab yang juga
dinamakan al-Nasii'ilz al-Slziglzlir.
6.2. Di7l'dn al-Zamaklzsayri
Merupakan suatu manuskrip yang masih tersimpan dengan baik di Dar
aI-Kutub aI-Mishriyyah di Kairo dengan no. 529/ adab. Manuskrip ini
telah diulas dalam bentuk tesis untuk memperoleh gelar Majester oleh
'Abd al-Sattar Daif, seorang mahasiswa Fakultas Dar al-'Ulum,
Universitas Kairo.
6.3. Di7l'on al-Tamtsil
Buku ini disebutkan dalam buku Yaqut, dan Ibn khallikan dan pengarang
buku Hadiyyah al-'Arifin jilid II h. 402.
6.4. Di7l'on al-Khutab
Disebutkan dalam kitab yang disusun oleh yaqut.
6.5. Di7l'dn al-Raso'il
Juga buku ini disebutkan dalam buku Yaqut, Ibn Khallikan, dan penulis
buku Taj al-Tarlijum.
6.5. Rabi' al-Abrdr
Merupakan suatu manuskrip yang telah diedit oleh 'Abd ai-Majid
Dayyab, dan diterbitkan oleh al-Hai'ah al-Mishriyyah al-'Ammah Ii al
Kitab di Kairo pada tahun 1992.
6.6. al-Qashidalz al-Ba' zidiyyah
Buku ini berisi pujian terhadap Allah dan Rasul-Nya isi buku ini pernah
dimuat di Majallalz al-Ustlidz yang diterbitkan di Iraq pada tahun 1967 M
dengan ulasa,n yang diherikan oleh Buhaijah Baqir al-Husna.
6.7. QaslzidahJi Su'dl al-Ghazdli
Buku ini berisi uraian mengenai kalam yang antara lain menjelaskan
tentang bagaimana Allah duduk diatas arasy.
6. Maqdmdt al-Zamakhs.1!ari
44
Buku ini berisi 50 maqamat berkaitan dengan nasihat dan petunjuk
petunjuk yang pada dasarnya ditujukan kepada diri al-Zamakhsyari
sendiri yang kemudian disyarahnya sendiri. Buku ini telah diterbitkan
pertama kali di Kairo pada tahun 1312 H dan cetakan kedua ditempat
yang sama pada tahun 1320 H.
Buku-buku lain yang disusun mengenai bidang ini tetapi kurang
dikenal, adalah buku-buku berikut: a). al-Nashiiib. al-Shighiir wa al-Bawdligh
al-KiMr, b). Nawdbigh al-Kalim, c). Risdlat al-Mas'alah, d). al-Risdiat al
NdsiJihaiJ, e). Sawd'ir al-Amtsci!, f). Risdlat al-Asrdr. 23
Dari kitab-kitab yang telah disusunnya dapat diketahui bahwa al
Zamkhsyari adalah seoarang ulama yang mempunyai wawasan yang luas
mengenai berbagai bidang ilmu, yang tidak hanya mengenai ilmu agama,
tetapi juga mengani ilmu bahasa. Kemampuan dan kedalaman ilmunya di
bidang bahasa inilah yang membuatnya lebih terkenal di kalangan ulama
di masa-masa sesudahnya, terutama ketika ia menafsirkan al-Qur'an
dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa dan baIdgiJaiJ.
C. PROFIL TAFSIRAL-KASYSyAF
1. Latar Belakang Penulisan Tafsir al-Kasysyiif
Nama lengkap tafsir ini adalah "AL-KASYSyAF 'AN HAQAIQ AL
TANZIL WA 'UYUN AL-AQAwIL FI WUJlIH AL-TA'wfL" yang berarti
"Penyingkap Tabir Hakikat Wahyu dan Mata Air Hikmah Dalam Aneka
Pentakwilan" yang penulisnya memakan waktu kurang lebih 30 bulan
atau 3 tahun, kitab ini terdiri dari 4 jilid. Dimulai ketika ia berada di
23 Buku-buku ini dapat dilihat pada Ahmad al-jjufi, al-Zalllak"styan~h. 56-63.
45
Mekkah pada tahun 526 H. Dan selesai pada had Senin 23 Rabi'ul Akhir
528 H.24
Ide al-Zamakhsyari dalam penulisan tafsir al-Kasysyiif dilatar
belakangi aleh:
Pertama, Semakin banyaknya permintaan agar ia menulis sebuah
kitab tafsir
Kedua, berasal dari permintaan suatu kelampak yang menamakan
diri al-Fi'ah al-Niijiyah al-Adaliyyah (Muktazilah).
Ketiga, atas darongan aI-Hasan 'Ali bin Hamzah bin Wahhils dan
kesadaran did sendiri. Hal ini sebagaimana yang ia kemukakan dalam
muqaddimah tafsirnya yang disebutkan sebagai berikut:
"...Mereka menginginkan adanya sebuah kitab tafsir dan mereka memintasaya supaya mengungkapkan hakikat makna al-Qur'an dan semlla kisah yangterdapat di dalamnya termasllk segi-segi pentak7l'ilannya. "25
2. Literatur Yang Digunakan Dalam Tafsir al-Kasysyaj
Berikut ini akan akan penulis kemukakan beberapa kitab yang
menjadi rujukan al-Zamakhsyarl dalam menulis karya tafsirnya, antara
lain sebagai berikut26:
a. Rujukan al-Kasysyiifyang berasal dad kitab-kitab tafsir yaitu:
- Tafslr al-Mujiihid (104 H)
- Tafsir 'Amr bin 'Ash bin 'Ubaid al-Muktazili (144 H)
- Tafsir Abu Bakar al-Mu'tazili (235 H)
- Tafsir al-Zujjiijl (311 H)
- Tafsir al-Rummiini (382 H)
- Tafsir AbU Thiilib dan Ja'far al-Shiidiq
2·1 al-Zamaksyari, Ttlf~ir nl-KnsysyiiJ 'flJl I1llqfliq Ghll7Pfll1lidJI al-TIlI/ziI lila I Uyl1n aiMAq(Ujififi WIIjlih al-Ta'7I'il, (Beurut:Dar aI-Kutub al-'Ilmiyyah, 1995 M), Jilid IV, h. 825.
25 Ibid., Jilid I, h. t-u.
26 aI-Juwaini, Manhiij al-Zalllaksyarifi TaJsir 1l1-QIIr'all, h. 80-91
46
- Tafs!r dari kelompok Jabariyah dan Khawarij
b. Rujukan nl-Knsysynf yang berasal dari kitab-kitab bahasa dan tata
bahasa, yaitu
- Kitab al-Nahwi, Karya Slbawaih (146 H)
- Ishlah al-Manthiq karya Ibn al-Sikkit (244 H)
- al-Kamil, karya al-Mubarrad (285 H)
- al-Mutammim karya 'Abdullah bin Dustilriyyah (347 H)
- al-Hujjah karya AbU 'All aI-Faris! (377 H)
- al-Halabiyyat, karya Abu 'All aI-Faris! (377 H)
- al-Tamrnam, karya Ibn Jinnj27 (392 H)
- al-Muhtasab, karya Ibn Jinn! (392 H)
- al-Tibyan, karya Abu al-Fattah al-Hamadan!
c. Rujukan nl-Knsysynfyang berasal dari kitab-kitab sash'a yaitu:
- al-Hayaran, karya al-Jahizh
- al-Hamasah, karya Abu Tamam
-Istaghfir dan Istaghfir!, karya Abu 'Abd al-Mu'arr1.
d. Rujukan al-Kasysynfyang berasal dari kitab-kitab Qiraat, yaitu:
- Mushaf 'Abdullah Ibn Mas'ud
- Mushaf Haris Ibn Suwaid
- Mushaf Ubay bin Ka'ab
- Mushaf ulama Hijaz dan Syam
e. Rujukan nl-Knsysynfyang berasal dari kitab-kitab Hadis yaitu:
27 Nama aslinya adalah Abu al-Fatah Utsman ibn Jinni al-Mushili, ayahnyaadalah seorang Romawi, ada kemungkinan namanya adalah asal dari bahasaYunaniGennaiu, lahir pada tahun 320 H, ia terkenal dengan kee~rdasannya, ia belajar ilmubahasa Arab ketika masih keeil. Pada tahun 337 H, ia mengikuti !lalaqah ahli Nahwu padawaktu itu, ia sangat terkagum dengan gurunya, sehingga kalau kita telusuri sejarahnya,al-Farisi mempunyai pengaruh besar terhadap pemikiran Ibn Jinni. Ibn Jinni memilikikarya yang sangat banyak sampai 50 karya, di antaraa karyanya yang terkenal adalah alKhashiiish, al-MIIl!tasab fi Taby,,, WlIjllh Sympaz al-Qiratit. Akhirnya beliau meninggal padatahun 392 H di Baghdad. Lihat, Syauqi Dhaif, ai-Madaris al-Nal!lPiyyah, (Kairo: Dar alMa'arif, tt.), h. 265-266.
47
Untuk rujukan ke buku-buku hadist, penulis tidak menemukan al
Zamakhsyari menyebutkan sumber-sumber dari hadis-hadis yang beliau
jadikan rujukan. Beliau hanya menggunakan istilah fi al-hadfts dan lain
sebaginya. Inilah yang nantinya akan penulis jadikan kajian penelitian
dalam tesis ini dalam bab IV.
3. Sitematika Penyusunan Tafsir al-Kasysyiif
Dalam penyusunannya, tafsir ini disusun berdasarkan tartib
mushaf Utsmani. Yang terdiri dad 30 Juz dan 114 surat. Dimulai dari surat
al-Ftitih.ah dan diakhiri dengan surat ai-Nils. Setiap surat diawali dengan
basmalah kecuali surat al-Taubah.
Sebelum menafsirkan al-Qur'an, terlebih dahulu al-Zamakhsyari
menuliskan ayat al-Qur'an yang akan ditafsirkan, kemudian memulai
penafsirannya dengan mengemukakan pemikiran rasionalnya yang
didukung dengan daW-dalil riwayat (hadis) atau ayat al-Qur'an, baik
berhubungan dengan asbilb al-Nuzm suatu ayat atau dalam hal penafsiran
ayat. Meskipun demikian ia tidak terikat oleh riwayat dalam
penafsirannya. dengan kata lain, kalau ada riwayat yang mendukung
penafsirannya ia akan mengambilnya, dan kalau tidak ada riwayat ia akan
tetap melakukan penafsirannya.
Bila diperhatikan dengan cermat, akan nampak dengan jelas
metode yang dipergunakan oleh al-Zamakhsyari dalam menafsirkan ayat
ayat al-Qur'an. Ia juga menyingkap aspek nllmdsabah antara ayat yang satu
dengan yang lainnya atau antara surat yang satu dengan surat yang
lainnya, sesuai dengan tertib susunan surat-surat dalam Mushaf Utsmani.
Untuk membantu mengungkap makna ayat-ayat, ia juga menggunakan
riwayat-riwayat dari para sahabat dan para tabi'in dan kemudian
mengambil 'conklusi dengan pemikirannya sendiri.
48
4. Berbagai Sikap Penafsiran al-Zamakhsyari
Untuk lebih memahami karakteristik tafsir al-Kasysydf, di bawah ini
akan dikemukakan beberapa hal yang terkait dengan sikap dan
pandangan al-Zamakhsyari ketika menafsirkan ayat, yang an tara lain
sebagai berikut:
- sikapnya terhadap ayat-ayat ten tang fiqih
Dalam menafsirkan ayat-ayat tentang fiqih al-Zamakhsyari
berusaha untuk bersikap netral sebagaimana terlihat pada penafsiran
surah al-Maidah/5:6:
·(-i~·f'·(-. " I"'" '·I"i,J',·c:.cf' 'c:" II ;li;li:.aJIJ"·~~I;'1 ~'I" . .J'I',~C~ J ) i'"""'")'~ Y'--') ~ r : "-", . ) ,,--YC) r:-' : r-' : y." J., "",
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendakmengeljakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampaidengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengankedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamusakit atau dalam peljalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, makabertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dantanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapiDia hendak membersihkan kamu dan menyempumakan nfmat-Nyabagimu, supaya kamu bersyukur."
khususnya mengenai lafadz ;,L);~ 1;":':'1) di dalam penafsiram1ya al
Zamakhsyari mengemukakan perbedaan pendapat yang terjadi antara
madzhab imam Syafi'1, Malik1 dan Hanan. AI-Zamakhsyarl tidak
membela salah satu pendapat tetapi menyatakan bahwa mengusap salah
satu bagian dari kepala atau keseluruhan kepala memiliki pengertian
yang sarna. Karena keduanya sarna meletakkan tangan di atas kepala
49
dengan satu tujuan yang sama yakni mengusap kepala. Kesimpulan yang
diambil dari pernyataan adalah
e-------U J-d.. LJ)IS' c;-i~ ¥.>'-')~ r:--') ,..h~ c;-il J L.aJ, ,I}I "~j..r. 1)'"--'1/
- sikapnya dalam menafsirkan ayat dari aspek balaghah demi membela
theology Mujktazilah
AI-Zamakhsyarl sebagai tokoh Muktazilah yang benar-benar
menguasai bahasa Arab dan bnldghnh, sering menggunakan keahliannya
itu untuk membela alirannya. Jika menemukan dalam al-Qur'an suatu
lafadz yang kata lahirnya tidak sesuai dengan pendapat Muktazilah, ia
berusaha dengan segenap kemampuannya untuk membatalkan makna
lahir (yang tampak) dan menetapkan makna lainnya yang terdapat dalam
bahasa. Misalnya ketika ia menafsirkan surah al-Qiyamah/75: 22-23:
23-22 ...LaJ, i"I~15 ,.... ;.. J", i" . 15 ..i.{;''': "( .. ) ff "",j :.d' ... y.. Y')
Menurut al-Zamakhsyarl kata iln merupakan isim yang bermakna
nikmat, sehingga ia mengesampingkan makna lahir makna kata i};L...;
sebab menurut Muktazilah Allah SWT tidak dapat dilihat di dunia
maupun di akhirat. Oleh karena itu kata i};" diartikan dengan .4-)' Ji tijill
yang artinya menunggu atau mengharapkan 2R
Ketika ia menemukan suatu ayat yang pada lahirnya bertentangan
dengan prinsip-prinsip Muktazilah, ia akan mencari jalan keluar dengan
cara mengumpulkan beberapa ayat kemudian mengklasifikannya pada
ayat mul1knmdt dan mutnsydbihdt. Ayat-ayat yan sesuai dengan paham
Muktazilah dikelompokkan ke dalam ayat mul1knmdt, sedangkan ayat
ayat yang tidak sesuai dengan paham Muktazilah dikelompokkan ke
28 al-Zamakhsyarl, al-Kasysyiif, Juz IV, h. 661..662.
50
dalam ayat mutasyabihilt. Kemudian ditakwilkan agar sesuai dengan
prinsip-prinsip Muktazilah. Misalnya ketika ia menafsirkan surah al
An'am ayat 103
Ayat 103 surah al-An'am dikelompokkan ke dalam ayat muh.kamdt.
Karena maknanya sesuai dengan paham Muktazilah. Sedangkan ayat 22
23 surah al-Qi1jd11lah dikelompokkan kedalam ayat 11lutas1jdbiluit, karena
makna ayat tersebut tidak sesuai dengan paham Muktazilah. Selanjutnya
kata dicarikan maknanya yang sesuai dengan paham Muktazilah yaitu
yang artinya menunggu, mengharapkan.29
- sikapnya dalam menafsirkan ayat dari aspek Qawaid al-Lughah
Aspek nahwu dan gemetika Arab sangat kental dalam tafsir al
Kas1js1jdf Hal ini terlihat ketika al-Zamakhsyari menafsirkan surah al
Baqarah ayat 23:
,(23 i}Ui) ~~G,~
"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan ten tang Al Qur'an yangKami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat(saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selainAllah, jika kamu orang-orang yang benar".
Menurutnya kembalinya dhamir "hi" pada kata <..t. adalah pada
kata Wly l. atau pada kata LJ¥-, tetapi yang lebih kuat dha11lir itu kembali
kepada kata sesuai dengan maksud ayat tersebut, sebab yang dibicarakan
dalam ayat tersebut, sebab yang dibicarakan dalam ayat tersebut adalah
al-Qur'an, bukan Nabi Muhammad.3D
29 Ibid.30 Ibid., h. 96.
51
- sikapnya terhadap israiliyat
AI-Zamakhsyari tidak mengambil banyak riwayat israiIiyat yang
dijadikan sebagai rujukan, kecuali hanya sedikit. la menggunakannya jika
riwayat israiliyat mendukung dalam rangka mempelielas penafsirannya.
dan ia tidak membenarkan dan tidak menolak riwayat israiIiyat kecuali
jika sejalan dengan kebenaran Dfn al-Isllim. la pun selalu menyebutkan
lafaz riwayatnya dengan (<#_u) dan mengembalikan kebenarannya pada
Allah swt.
5. Bentuk Metodologi dan Corak Tafsir al-Kasysyiif
Bentuk penafsiran yang digunakan oleh al-Zamakhsyari dalam
tafsir al-Kasysylif adalah bi al-ra'yi, hal ini dikarenakan sebagian besar
penafsirannya berorientasi pada rasio (ra'yll),31 meskipun pada beberapa
penafsirannya menggunakan dalil naql yaitu al-Qur'an dan Hadis.
Kemudian metode yang digunakan ialah ta!J.lfly, Adapun pengertian tal;lflf
sendiri ialah satu metode tafsir yang "Mufassirnya berusaha menjelaskan
kandungan ayat-ayat al-Qur'an dari berbagai seginya dengan
memperhatikan runtutan ayat-ayat al-Qur'an sebagailI\ana tercal1tum di
dalam mushaf." 32 Sedangkan corak penafsirannya yang palil1g dolI\il1an
adalah bahasa dan sash'a serta teologi khususnya aliran Muktazilah.
31 Sedangkan kebalikan dari tafsir bi al-ra1yi lalah tafsir hi al-111I1 'tsl1r yaitu tafsiral-Qur'an dengan al-Qur'an, atau penafsiran al-Qur'an dengan hadis, atau penafsiran alQur'an dengan pendapat sahabat dan tabi'in, termasuk juga penafsiran al-Qur'an dengankaidah-kaidah bahasa seperti syair-syair Arab, yang kemudian dengan itudisimpulkanlah makna. hukum serta petunjuk ayat tersebut. Lilla/, Hal ini dikemukakanoleh juga oleh, Shaliih 'Abd al-Fattah al-Khiilidi, Ta'ri[ al-Darisill bi al-Mallahij al-
. Mufassirill, (Damaskus; Dar al-Qalam, ttl, h. 396. Liha/ jllga, Thameem Ushama, MetodalogiTafsiral'Qur'all, (jakarta: Riora Cipta, 2000 M), h. 5-6.
32 M. Quraish Shihab, Membumikan nl-Qllr'ml lFlIllgsi dan Pernn WahyuDnlamKehidllpml Masyaraka/', (Jakarta, Mizan, 2003), Cet. XXVI, h. 86. Beliau jugamenambahkan, II Balzw/1 seorang mufassir yang menggl/llakan metode in; binsanya menguraikrl1larti kosa kata, asbiib al-Hl/zm, mWltlsabah, dan lain-lain yang berkaital1 del1gml leks ainukalldllllgan ayat ll
•
52
D. TANGGAPAN ULAMA TERHADAP TAFSIR AL-KASYSYM DAN
PENGARANGNYA, AL-ZAMAKSYARI
Kitab tafsir al-Kasysyfij karya al-Zamakhsyari ini diakui oleh para
ulama sebagai kitab tafsir yang bernilai tinggi. AI-Kasysyfij memiliki
beberapa keistimewaan yang membedakan dengan para mufassir lainnya.
Keistimewaan tersebut terletak pada pembahasan atau penafsirannya
yang mengungkap rahasia-rahasia balaghah yang terkandung dalam al
Qur'an.33
Meskipun banyak pujian yang dilontarkan para ulama, namun
tidak sedikit para ulama ayang mengkritik tafsir al-KasysyfiJ, terutama dari
kalangan Ahl al-Sunnah. Berikut ini beberapa pendapat para ulama
tentang tafsir al-KasysydJ, antara lain:
1. Haidar al-Harawi
Menurutnya bahwa tafsir al-Kasysydj merupakan kitab tafsir yang
sangat tinggi nilainya. Tafsir-tafsir setelahnya tidak ada satupun yang
dapat menandinginya, baik dari segi keindahan maupun ke dalamannya.
Kalupun ada, maka penyusunannya hanya mengutip apa adanya, tanpa
mengubah sedikitpun baik susunan kata maupun kalimatnya. Tafsir al
Kasysyfij sangat terkenal di berbagai negara dan menaburkan makna dan
kandungan al-Qur'an dalam setiap kalbu insan yang membacanya, ia
bagaikan sinar matahari yang menyinari seluruh daratan bahad. Namun
bukan berarti al-Kasysyfijsempurna tanpa kekurangan.
Adapun kekurangan-kekurangan dalam tafsir al-KasysyfiJ, menurut
al-Harawi, antara lain
Pertama, sering melakukan penyimpangan makna lafaz tanpa dipikirkan
terIebih dahulu secara mendalam, ia juga sering menafsirkan sebuah ayat
33 Muhammad Husein al-Dzahabi, al-Tn/sir, h. 433.
53
dengan panjang lebar seakan-akan untuk menutupi kelemahannya, serta
penuh dengan pemikiran Muktazilah.
Kedlla, serinng menyebut Ahl al-Sunnah dengan sebutan yang tidak
sopan. Bahkan terkadang mengkafirkan mereka dengan sindiran-sindiran.
lni adalah suatu perilaku yang tidak laying yang disandang oleh ulama
yang shaleh.
Ketiga, terlalu banyak menghadirkan syair-syair dan pribahasa yang
penuh dengan kejenakaan yang jauh dari tuntutan syariat,34
2. Ibn Khaldun
Ibn Khaldun memberikan analisa dan penilaian terhadap tafsir al
Kasysyiif karya al-Zamakhsyari dengan mengatakan, : "Di antara kitab
tafsir yang paling baik yang mencakup bidang bahasa, I'rdb dan baldglzialz
adalah tafsir al-Kasysyiif Hanya saja pengarangnya termasuk pengikut
fanatik aliran Muktazilah. Karena itu, senantiasa ia menghadirkan
argumentasi-argumentasi untuk membela mazhabnya setiap la
menerangkan ayat-ayat al-Qur'an dari segi baldghah. Cara demikian bagi
para penyelidik dari kalangan Ahl al-Sunnah, dipandang sebagai
penyirnpangan dan bagi !llmhur merupakan manipulasi terhadap rahasia
dan kedudukan al-Qur'an. Namun demikian, mereka tetap mengakui
kekokohan langkahnya dalam hal yang berkaitan dengan bahasa dan
balaghah. Tetapi jika seseorang yang membacanya tetap berpijak pada
mazhab Sunni dan menguasai hujjah-hujjahnya, tentu ia akan selamat dari
perangkap-perangkapnya. Gleh karena itu, kitab tersebut perlu dibaca
mengingat keindahan dan keunikan seni bahasanya."35
3. Mushthafa aI-Saw! al-]uwaini
34 AI-juwaint Mal/1m;, h. 436-438
3S Ibn Khaldan, al-MuqaddllllalI, (Beirat: Dar aI-Kutub al-'lImiyyah, 1993), Cet. ke1, h. 349, lilIal juga, al-Dzahabi, al-Tafsir, h. 440.
54
Menurutnya al-Zamakhsyari adalah seorang ulama Muktazilah
yang sangat fanatik dalam membela paham kemuktazilaharmya, sehingga
penafsirannya sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip Muktazilah. Oleh
karena itu, tafsrnya seakan-akan merupakan pembelaan terhadap mazhab
MuktaziIah.36
4. Syauqi Dhaif
Ia mengatakan bahwa al-Zamakhsyari adalah seorang penulis dan
penyair yang telah mencapai kemasyhuran di dunia Islam semenjak
masanya. Kemasyhurannya itu dicapainya karena kelebihan dan
keutamaan kitab tafsirnya, nl-Knsysyiif Dalam tafsirnya ia telah mampu
menyajikan suatu penafsiran yang menarik, tidak hanya mengenai
rahasia-rahasia yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur'an, tetapi juga
telah mengungkapkan rahasia-rahasia keindahan bahasa al-Qur'an yang
ditampilkannya melalui penafsiran yang bersifat bnliighf. Kemampuannya
dalam hal ini, menurut Syauqi Dhaif, tidak dapat ditandingi oleh ulama
mana pun, balk oleh ulama yang hidup pada masa sebelumnya maupun
oleh ulama yang hidup pada masa sesudahnya. Karena itulah, maka
golongan Ahl al-Sunnah pun memuji kehebatannya dan keberadaan
tafsirnya, meskipun dari segi aqidah ia penganut akidah MuktaziIah.37
5. Muhammad al-Shiidiq Ibrahim 'Uljun, mengungkapkan bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi munculnya perbedaan penafsiran para
ulama dan penyimpangan dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an ialah
karena adanya perbedaan golongan dan faham kalam yang dianut oleh
setiap mufassir dan pengaruh yang ditimbulkan oleh pandangan
pandangan mereka berkaitan dengan aqidah dan prinsip yang dianutnya.
36 AI-Juwainl, Ma/lha}, h. 149.
37 Syauqi Dhail, al-Balfighah Tathaww/lr ,ua Tarikh, (Kairo: Dar aI-Ma'aril, tt), h.219-220.
55
Salah satu kitab tafsir yang dinilainya dipengaruhi oleh aqidah seperti itu
ialah tafsir al-KasysyfiJ Ia rnernandang bahwa tafsir al-Kasysyfij adalah
salah satu tafsir yang telah rnenyirnpang dari rnaksud kandungan ayat
ayat al-Qur'an. Penyirnpangan itu, rnenurutnya, disebabkan oleh karena
penafsirannya telah rnenarnpilkan beberapa aspek yang rnendukung
prinsip-prinsip yang dianut oleh golongan Muktazilah, yang rnerupakan
paharn yang dianut kuat oleh al-Zarnakhsyarl. Penyajian seperti ini
membuka jalan yang selebal'-lebarnya bagi adanya perdebatan teologis di
kalangan mufassirin. Penafsiran seperti ini dapat mernberi peluang bagi
adanya suatu pernaharnan bahwa al-Qur'an dapat dianggap oleh sebagain
orang sebagai salah satu kitab falsafah teologis yang diturunkan hanya
unhlk memberi kesempatan bagi perdebatan dan diskusi yang panjang,
bukan lagi kitab yang berisi petunjuk, keyakinan dan keterangan yang
dapat memberi ketenagan dan kesejukan dalam hati manusia. 38
6. Munir Sulthiln
Dalam bukunya, I'jfiz al-Qur' fin baina al-Mu' tazilalz 1/la al-Asyfi'iralz
menguraikan berbagai hal yang berkaitan dengan kemukjizatan al-Qur'an
menurut pandangan golongan Muktazilah dan Asy'ariah. la
mengelompokan kitab tafsir al-Kasysyfij ke dalam kelompok tafsir yang
bercorak Muktazilah. Kitab al-Kasysyfij, rnenurutnya adalah salah satu
kitab yang dihasilkan oleh golongan Muktazilah dalam bidang tafsir. Hal
ini seperti dapat dilil1at dalam ungkapannya bahwa al-Zamakhsyarl al
Mu'tazili telah menyusun suatu kitab yang diberi judul al-KasysyfiJ Ia
menilai bahwa al-Zamakhsyarl dalam kitab tafsirnya itu telah
rnengungkapkan su~tu argumen yang pasti bahwa makna-rnakna yang
dikandung oleh al-Qur'an selumhnya saling berkaitan dan tidak illungkin
ada pertentangan dan perbedaan. Di samping itu, menurutnya ada
" Ahmad Thib Raya, FlIllgs; al·Bnyrill daltllli Tarsir ill-Kasysyrif (Jakarta: SPS UINJakarta, 1999), h. 76-77.
56
beberapa hal yang telah dilakukan oleh al-Zamakhsyari dalam
menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an, yaitu
a). la telah berusaha memadukan antara al-Qur'an dan Hadis yang shahih,
karena Hadis merupakan pemberi penjelasan dan penerangan terhadap
al-Qur'an.
b). Ia telah mengangkat lima prinsip Muktazilah dalam penafsirannya.
dengan mamadukan antara argumen kebahasaan dan argument
keagamaan yang diyakininya, ia telah mampu menampilkan berbagai
pandangan yang dapat membawa penafsirannyakepada pandangan
pandangan yang sesuai dengan Muktazilah.39
7. 'Abd al-'Azhim al-Mu'thini
Ia memberikan pujian yang amat berlebihan kepada al
Zamakhsyari, dalam hal yang berkaitan dengan ilmu yang dirnilikinya
dan kedalaman pengetahuannya mengenai ilmu-ilmu bahasa, terutama
ilmu baldghah. Ia mengemukakan bahwa al-Zamakhsyari adalah seorang
pernimpin Islam, yang karena keluasan dan kedalam ilmunya dapat
digambarkan sebagai sebuah lautan yang dalam dan luas. Ia merupakan
gudang i!mu pengetahuan, dan bintang dalam ilmu al-baydn.Ia
dipandangnya sebagai seorang mufassir yang kukuh pendiriannya dan
dengan kemampuan yang diberikan Allah ia mampu menerangkan
makna-makna yang dikandung oleh al-Qur'an. Dengan pemahamannya
yang mendalam itu, ia telah mampu mengungkap rahasia-rahasia yang
tersembunyi dibalik makna lahir, yang kesemuanya itu terungkap dalam
kitab tafsirnya, al-Kasysydf Ia dipandang sebagai imam yang mempunyai
39 Raya, Ibid,. h. 77, yang beliau tukil dari kitab I'jaz nl-Qllr'all bnilla ai-Mil' tazilailwn nl-Asya'irail, (al-lskandariah: Mansya'ah al-Ma'arif, 1986), h. 169-170.
57
pengetahuan yang sangat dalam mengenai baliiglzalz pada umumnya dan
persoalan pada umumnya serta persoalan majiiz pada khususnya.40
8. Sedangkan M.Quraish Shihab menilai kelemahan corak tafsir dan
metode seperti ini secara umum sebagai berikut4l :
a. Terjerumusnya sang musafir dalam uraian kebahasaan dan
kesusasteraan yang bertele-tele sehingga pesan pokok Al-Quran menjadi
kabur dicelah uraian itu.
b. Seringkali konteks turunnya ayat (uraian asbab al-nl/zul atau sisi
kronologis turunnya ayat-ayat hokum yang dipahami dari uraian nasiklz
(mansl/klz) hampir dapat dikatakan terabaikan sarna sekaIi, sehingga ayat
ayat tersebut bagaikan turun bukan dalam satu masa atau berada di
tengah-tengah masyarakat tanpa budaya.
Bahwa mereka mengandalkan bahasa, serta menguraikan
ketelitiannya adalah wajar. Karena, di samping penguasaan dan rasa
bahasa mereka masih baik, juga karena mereka ingin membuktikan
kemukjizatan Al-Quran dari segi bahasanya. Namun, menerapkan metode
ini serta membuktikan kemukjizatan itu untuk masa kini, agaknya sangat
sulit karena - jangankan kita di Indonesia ini - orang-orang Arab sendiri
sudah kehilangan kemampuan dan rasa bahasa itu.
9. Muhammad Rajab al-Bayumi mengemukakan bahwa sulit bagi kita
untuk meyatakan bahwa al-Zamakhsyari hanyalah seorang penyair, tanpa
menyebutkan pula bahwa ia adalah seorang kritikus dan mufassir. Ia
merupakan orang pertama yang mengubah sebutan "mabiiilits al-nazm"
yang digunakan oleh ulama-ulama sebelumnya dengan sebutan yang
40 Ibid., h. 78. Kutipan ini langsung ditukil dari kitab aslinya yaitu, al-Majnzji alLuglwli wa al-Qur'nn ai-Karim baina al-Ijnza" wa ai-Man: al-'Ard wa Tab}!l wa Naqd, 2 jilid(Kairo: Maktabah Wahbah, 1993), h. 477-478.
41 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur'an, h. 86.
58
baru yaitu ilmu al-Ma'iinf, yang kemudian diikuti pula oleh al-Sakkaki
dalam kitanya Mifliill al-' Ulz1m. 42
Dari berbagai pandangan yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa pada umumnya para ulama menilai positif dan
memuji akan kehebatan tafsir ini, jika pandangan itu dikaitkan dengan
aspek kebahasaan yang ditampilkan oleh mufassirnya. Dari segi ini para
ulama sepakat menilai bahwa al-Kaslfsyiif adalah sualu kitab tafsir yang
memiliki keunggulan tersendiri di bidang kebahasaan, terutama yang
berkaitan dengan aspek-aspek baldghah dan analisisnya tentang
kemukjizatan al-Qur'an. Uraiannya yang sangat mendalam dan luas
mengenai aspek kebahasaan ini telah mengantar al-Zamakhsyari
kepuncak kemasyhuran dan kehebatan. Akan tetapi jika dilillat dari aspek
lain, terutama yang menyangkut sebagaian dari subtansi penafsirannya
yang menonjolkan prinsip-prinsip Muktazilah, para ulama menilainya
negatif, aspek-aspek ini pula yang membawa par ulama untuk memberi
penilaian bahwa tafsir al-Kaslfslfiif adalah tafsir bi al-m'lfi al-madzmllm dan
dinilai sebagai tafsir yang menyimpang dari maksud-maksud kandungan
al-Qur'an.
42 Raya, Flings; ai-Baya", h. 78.
59
BAB III
TAKHRIJ HADIS
Agama Islam memiliki dua sumber pijakan yaitu al-Qur'an dan
Hadis. al-Qur'an adalah kitabullah yang telah terjamin keotentikannya. la
diturunkan secara mutawatir. Sementara otentisitas Hadis tidak demikian.
Dalam kualitas Hadis, ada yang shahih, hasan, dhaif, bahkan ada yang
maudhu alias palsu.
Para ulama, baik salaf maupun Khalaf, tidak pernah mengangkat
isu permasalahan tentang keotentikan al-Qur'an sebagai sumber ajaran
Islam. Tetapi, menanggapi hadis-yang diposisikan sebagai peringkat
kedua setelah al-Qur'an dalam sumber ajaran Islam-mereka berselisih.
Banyak metode dan pendekatan yang dilakukan untuk menyaring hadis
hadis yang layak dijadikan sandaran hukum Islam. Di antaranya adalah
kodifikasi hadis dengan mencantumkan sanad-sanadnya, menulis kitab
kitab biografi para rawi, mengumpulkan data-data yang menjadi pijakan
dalam kritik sanad dan kritik matan.
Berbicara sanad dan matan hadis, kita akan tahu betapa besar
signifikansinya dalam menentukan kualitas hadis. Sanad hadis adalah
rangkaian para rawi dari guru ke murid dalam periwayatan sebuah matan
hadis. Sedangkan matan hadis itu sendiri adalah isi dari hadis yang
dimaksud. Karenanya, ketika kita ingin meneliti sebuah hadis, terlebih
dahulu harus mengetahui sanadnya. Secara umum dapat dipastikan, jika
sanadnya shahih, maka inatannya pun demikian. Tetapi tidak sebaliknya.
Hal ini dikarenakan beragamnya pemahaman para ulama dalam
memaknai isi sebuah matan hadis. Dan untuk mengetahui itu semua,
mereka menawarkan sebuah metode yang lazim disebut Takhrl Hadits.
Berkaitan dengan penelitian ini, setelah melakukan serangkaian takhrij
60
kitab-kitab Hadis yang begitu berserakan, penulis mencoba melanjutkan
penelitian untuk mengetahui kualitasnya dengan hanya akan mefokuskan
pembahasan terhadap kajian sanad. Hal ini didasarkan pada statemen di
atas bahwa jika sanad shahih, maka matannya pun demikian.
A. Latar belakang pentingnya suatu penelitian Hadis
Kegiatan untuk melakukan suatu penelitian Hadis adalah sangat
penting. Hal tersebut berangkat dari latar belakang, bahwa :
o Hadis Nabi Sebagai Salah Satu Ajaran Islam
Cukup banyak ayat al-Qur'an yang memerintahkan orang-orang
yang beriman untuk patuh dan mengikuti petunjuk-petunjuk Nabi
Muhammad saw. Di antara ayat-ayat al-Qur'an yang terkait, adalah :
1. al-Qur'an, Surah al-Hasyr (59), 7.
... Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan
apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah...
Menurut ulama, ayat tersebut memberi petunjuk secara urnum,
yaitu bahwa semua perintah dan larangan yang berasal dari Nabi wajib
dipatuhi oleh orang-orang yang beriman1 Dengan demikian, kewajiban
patuh kepada segala apa yang datang dari Nabi merupakan konsekuensi
logis dari keberimanan seseorang.
2. al-Qur'an, Surah Ali lmran (3), 32.
~OJ ~:;';>~;;>o,/" ;;> .· .. D)
( 32 J\r>- JI ) ::r-)\.SJ\~ U :\.LI\ JIi \:,Jy '-'Ii J;"):, :\.LI\ \~\ J', "
I I ihM ~1_7::lm::lkh,v::lri 41_Km:u~'lJ/,{'nn Hnoliin nl_ Tnm:iI wn If Ilnm nl-Aniipwil
61
Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
Menurut penafsiran ulama, ayat tersebut memberi petunjuk bahwa
bentuk ketaatan kepada Allah Swt adalah mematuhi perintah yang ada
dalam al-Qur'an. Sedangkan bentuk kepatuhan kepada Nabi adalah
dengan mengikuti sunnah atau Hadis beliau.2
3. al-Qur'an, Surah al-Ahzab (33), 21." ~" ~ 0" " " '" '<!" ~ __ "" ""
<.01 ?;) ~UI r:,;JI) <.01 ;:; .jl5' ~~ ..::....;. ;rl ;illl ~;.~ ,);"-<J .jl5':uJ
( 21 ,-,I ;>.~I' I' ,:c• J ) po;-
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.
Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa Nabi Muhammad adalah
teladan hidup bagi orang-orang yang beriman. Bagi mereka yang sempat
bertemu langsung dengan Rasulullah, maka cara meneladani beliau dapat
mereka lakukan secara langsung, sedang bagi mereka yang tidak sezaman
dengannya, maka cara meneladani Rasulullah adalah dengan
mempelajari, memahami dan mengikuti beberapa petunjuk yang termuat
dalam sunnah atau Hadis beliau.
Dengan petunjuk ayat-ayat di atas maka jelaslah bahwa Hadis atau
sunnah Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam, di samping al
Qur'an. Orang yang menolak Hadis sebagai salah satu sumber ajaran
Islam berarti orang itu menolak petunjuk al-Qur'an.
62
Dalam sejarah dan bahkan sampai saat ini, ada sekelompok kecil
orang-iorang yang mengaku diri sebagai orang Islam, tetapi mereka
menolak Hadis atau sunnah Rasulullah sebagai sumber ajaran Islam.
Mereka dikenal sebagai orang-orang yang berpaham inkarusunnah.
Cukup banyak alasan yang mereka ajukan untuk menolak Hadis Nabi
sebagai sumber ajaran Islam. Alasan-alasan yangf mereka ajukan itu ada
yang berupa dalil-dali naqli, dalil-dalil aqli, argumen-argumen sejarah
dan lain-lain. Semua alasan yang mereka ajukan itu ternyata sangat
lemah.3 Mereka yang berpaham menolak sunnah adalah umumnya yang
tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang bahasa arab, ulumu tafsir,
ulumul Hadis, khususnya yang berkenaan dengan sejaran
pengkodifikasian dan penelitian Hadis, pengetahuan sejarah Islam, dan
bahkan dasar-dasar pokok dari pengetahuan Islam.4
Dengan meyakini bahwa Hadis Nabi sebagai salah satu sumber
ajaran Islam, maka penelitian Hadis khususnya Hadis Ahad sangat
penting. Penelitian ini dilakukan untuk upaya menghindarkan diri dari
pemakaian dalil-dalil Hadis yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai
sesuatu yang berasal dari Rasulullah saw. sekiranya Hadis Nabi hanya
berstatus sebagai data sejarah belaka, niscaya penelitian Hadis tidaklah
begitu penting. Hal itu tampak jelas pada sikap ulama ahli kritik Hadis
dalam menghadapi berbagai kitab sejarah. Kritik yang diajukan ulama
Hadis terhadap apa yang termuat dalam berbagai kitab-kitab sejarah tidak
seketat kritik yang mereka ajukan kepada berbagai berbagai Hadis yang
termuat dalam kitab-kitab Hadis, khususnya yang berkaitic\n erat dengan
pokok-pokok ajaran Islam.
3 Ulama yang mula-mula mCllulis bantahan terhadap paham yang menolak sunnah(Hadis) sebagai salah satu suimber ajaran Islam Imam Syafi'i dalam kitabnya al-Vmm. Lihat. M.Syuhudi Ismail. Sunnah Memmll Para Pengingkarnya dan Vpaya Pelestarian Sunnah oleh ParaD",.", 1-."1",,,,,, ... iT Ii" ... ", D",nrl..,n,.,.o V A 11'1<::: C",I.,,,lt,,,, C"" .. i' .... h 1001 \
63
o Tidak Semua Hadis Tertulis Pada Masa Nabi
Perintah menulis Hadis, tidak seketat dengan perintah untuk
menulis wahyu. Meskipun dipahami secara umum, bahwa tidak ada
perintah langsung untuk menulis Hadis, namun, dijumpai dalam beberap
literatur riwayat bahwasanya Nabi saw pernah menyuruh para sahabat
untuk menulis Hadis beliau, sebagaimana pula Nabi pernah melarang
para sahabat untuk menulisnya.5
Kebijaksanaan Nabi tersebut telah menimbulkan terjadinya
perbedaan pendapat di kalangan ulama, bahkan di kalangan para sahabat
Nabi, tentang boleh atau tidak bolehnya penulisan Hadis. Dalam sejarah,
pada zaman Nabi telah telah terjadi penulisan Hadis, misalnya berupa
surat-surat Nabi tentang ajakan memeluk Islam kepada sejumlah pejabat
dan kepala negara yang belum memeluk Islam. Sejumlah sahabat Nabi
telah menulis Hadis Nabi, misalnya 'Abdullah bin 'Amr bin al-'As (65 HI
685 M), Abdullan bin Abbas (68 HI 687 M), Ali bin Abu Thalib (40 HI 661
M), Sumrah bin Jundab (60 H), Jabir bin Abdullah (78 H? 697 M) dan
Abdullah bin AbU 'Aufa (86 H).6
Walaupun demikian, tidaklah berarti bahwa seluruh Hadis telah
terhimpun dalam catatan para sahabat tersebut. Hal itu sangatlah
berasalan karena para sahabat yang memibikin catatan-catatan itu
didorong oleh kehendak diri pribadi, sedang mereka itu sangat sulit
untuk mampun mengikuti dan mencatat apa saja yang berasal dari Nabi,
khususnya Hadis Nabi yang terjadi di hadapan satu dua orang sahabat
saja.
, M. Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 2005 M),f'f't 1,-",,_1. h l(l1~l()d
64
Dengan demikian, Hadis Nabi yang berkembang pada zaman Nabi
lebih banyak berlangsung secara hafalan daripada secara tulisan. Hal itu
berakibat bahwa dokumentasi Hadis Nabi secara tertulis belum
mencakup seluruh Hadis yang ada.
Dengan kenyataan tersebut maka memang sangat logis bila
dinyatakan bahwa tidaklah seluruh Hadis Nabi telah tertulis pada zaman
Nabi. Hal itu membawa akibat bahwa Hadis Nabi tidak terhidar dari
kemungkinan salah dalam periwayatan. ltu berarti, saksi-saksi sejarang
yang terlibat dalam periwayatan hams dilakukian penelitian. Jadi,
kedudukan penelitian yang mampu menerangkan tingkat kebenaran
suatu riwayat menjadi sangat penting.
o Telah timbul berbagai pemalsuan Hadis
Belum ada data sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan bahwa
pada zaman Nabi telah teljadi pemalsuan Hadis. Kegiatan pemalsuan
Hadis mulai muncul dan berkembang pada zaman Khalifah 'All bin Abu
Thalib (memerintah 35-40 H/656-661 M), demikian pendapat ulama
Hadis pada umumnya?
Awalnya, faktor yang mendorong seseorang melakukan pemalsuan
Hadis adalah kepentingan politik. Pada masa itu, telah terjadi
pertentangan berdarah antara 'All bin Abu Thalib dan Mu'awiyah bin Abu
Sofyan. Para pendukung masing-masing tokoh telah melakukan berbagai
upaya untuk menenangkan perjuangan mereka. Salah satu upaya yang
telah dilakukan oleh sebagian dari mereka itu adalah pembuatan Hadis
Hadis palsu8
7 Liha! al-Siba'i AI-Slinnah \Va Makanailihafi al-Tasyri' al-Islami. (Dar al-Qaumiyah,1966 M) h. 76.
65
Dalam sejarah, pertentangan politik berlanjut kepada timbulnya
pertentangan di bidang teologi. Sebagian dari pendukung aliran teologi
yang timbul membuat juga Hadis-Hadis palsu untuk memperkuat
argumentasi aliran yang mereka yakini benar. selain itu, fakor-faktor
kepentingan ekonomi, keinginan menyenangkan hati para pejabat dan
intrik-intrik lainnya telah ikut pula menycmarakkan pembuatan Hadis
Hadis palsu. Bahkan, sejumlah muballig yang beranggapan bahwa untuk
kepentingan dakwah dapat saja dilakukan pembuatan Hadis palsu.9
Kesemuanya ini telah ikut menjadi faktor lahirnya upaya pemalsuan
Hadis Nabi.
Berbagai pemalsuan hadis tersebut telah menyulitkan umat Islam
yang ingin mengetahui berbagai riwayat Hadis yang benar-benar dapat
dipertanggunjawabkan berasal dari Nabi Muhammad saw. namun,
sungguh merupakan karunia yang luar biasa dari Allah bahwa ternyata
para ulama Hadis telah bekerja keras menyelamatkan Hadis-Hadis Nabi
dari rongrongan para pemalsu Hadis. Usaha ulama Hadis untuk
menyelamatkan Hadis-Hadis Nabi tersebut berupa penyusunan berbagai
kaidah dan ilmu Hadis yang secara ilmiah dapat digunakan untuk
penelitian Hadis.lO
Berbagai kaidah dan ilmu Hadis yang telah diciptakan oleh ulama
Hadis telah dituangkan dalam berbagai kitab untuk kepentingan
penelitian Hadis. Jasa keilmuan para ulama itu telah mampu menyeleksi
secara akurat terhadap riwayat Hadis yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah berasal dari Nabi dan riwayat yang ternyata diragukan
ataupun dipastikan tidak berasal dari Nabi. Oleh karena itu, kegiatan
penelitian Hadis sangatlah penting. Tanpa dilakukan penelitian, maka
66
Hadis Nabi akan bercampur aduk dengan yang bukan Hadis dan ajaran
Islam akan dipenuhi oleh berbagai hal yang menyesatkan umat.
o Proses penghimpunan Hadis yang memakan waktu lama
Dalam sejarah, penghimpunan Hadis secara resmi dan massal
terjadi atas pedntah Khalifah 'Umar bin Abdul Aziz (101 HI 720 M).
Dikatakan resmi karena kegiatan penghimpunan itu merupakan
kebijaksanaan dad kepada negara. Dan dikatakan massal karena
diperuntukkan kepada semua gubernur dan ulama ahli Hadis pada
zaman itu l1
Sebelum I<halifah 'Umar bin' Abd Azlz, ulama Hadis yang telah
berhasil melaksanakan perintah khalifah adalah muhammad bin Muslim
bin Syihab al-Zuhrl (124 HI 742 M), seorang ulama terkenal di neged
Hijaz dan Syam. Pada sekitar pertengahan abad ke-2 Hijriah, telah muncul
karya-karya himpunan Hadis di berbagai kota besar, misalnya di Mekah,
Madinah dan Basrah. Puncak penghimpunan Hadis Nabi terjadi sekitar
pertengahan abad ke-3 Hijriah12
Dengan demikian, jarak antara masa penghimpunan Hadis dan
wafatnya Nabi cukup lama. Hal itu membawa akibat bahwa berbagai
Hadis yang dihimpun dalam berbagai kitab menuntut penelitian yang
seksama untuk menghindarkan dad dad pengunaan dalil Hadis yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.
o Jumlah kitab Hadis yang banyak dengan metode penyusunan
yang beragam
" Lihar M. Syuhudi Ismail, Meadalagi Penelitiall Hadis Nabi (Jakarta: Bulan Bintang,2007) cet.1I h. 16.
67
Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kitab Hadis yang disusun
oleh ulama periwayat Hadis cukup banyak. Jumlha itu sangat sulit
dipastikan angkanya sebab Mukharrijul Hadis, atau ulama yang
meriwayatkan Hadis sangat banyak. Apalagi, sebagian dari para
penghimpun Hadis itu ada yang menghasilkan karya himpunan Hadis
lebih dari satu buah kitab.
Oi antara kitab-kitab Hadis yang diutulis oleh para mukharrijnya
masing-masing ada yang beredar luas di masyarakat sampai zaman
sekarang, ada yang cukup sulit ditemukan dan ada pula yang telah
hilang.13 Kitab-kitab himpunan Hadis yang banyak beredar tersebut
tanpaknya hanya belasan buah saja. Misalnya yang telah kita kenaI luas,
Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan seterusnya.
Metode penysuisunan kitab-kitab himpunan Hadis tersebut
ternyata tidak seragam. Hal itu memang ligis sebab yang lebih ditekankan
dalam kegiatan penulisan itu bukanlah metode penyusunannya,
melainkan penghimpunan Hadisnya. Masing-masing mukharrij memiliki
metode sendiri-sendiri, baik dalam penyusunan sistematikanya dan topik
yang telah dikemukakan oleh Hadis yang dihimpunnya, maupun kriteria
kualitas Hadisnya masing-masing.
Oalam kegiatan yang beragam terhadap Hadis-Hadis yang
dihimpun dalam kitab-kitab Hadis tersebut, maka kualitas Hadis
Hadisnya menjadi tidak selalu sarna. Oleh karena itu, untuk mengetahui
apakah Hadis-Hadis yang termuat dalam berbagai kitab himpunan itu
berkualitas shahih atau tidak shahih, diperIukan kegiatan penelitian.
o Telah terjadi periwayatan Hadis secara makna
68
Pada umumnya, para sahabat Nabi membolehkan periwayatan
Hadis secara makna, meskipun di antaranya ada yang tidak
membolehkannya. Perbedaan pandangan tentang periwayatan Hadis
secara makna itu terjadi juga di kalangan ulama sesudah zaman sahabal.
Ulama yang membolehkan periwayatan secara makna menekankan
pentingnya pemenuhan syarat-syarat yang cukup ketat, misalnya
periwayatan yang bersangkutan harus mendalam pengetahuannya
tentang bahasa arab, Hadis yang diriwayatkan tidak bersifat ta'abbudi
dan periwayatan secara makna dilakukan secara terpaksa. Dengan
demikian, periwayatan Hadis secara makna tidaklah berlangsung secara
longgar, tetapi cukup ketal.
Demikian faktor-faktor yang menyebabkan pentingan penelitian
Hadis.
B. Definisi dan Urgensi Takhrij Hadis
Takhrij Hadis adalah bagian terpenting dari upaya yang berkenaan
dengan metodologi penelitian Hadis. Makna Takhrij Hadits, secara
etimologi adalah diambil dari fiil madhi kharraja (Cr'). Para pakar bahasa
membagi definisi takhrij ini pada tiga pengertian. Pertama, al-Istinbat
(mengambil dalil). Kedua, al-Tadrfb (mendidik). Dan ketiga, al-TaujfIJ
(pengarahan).14 Sedangkan, secara termonologi, seorang pakar hadis
kontemporer Prof. Dr. Mahmud al-Thahhan menjelaskan bahwa al-taklJrfj
adalah petunjuk khusus untuk mengungkap letak hadis dalam sumber
kitabnya yang asH berikut sanad-sanadnya. Dan jika diperlukan, usaha
tersebut dilanjutkan dengan mengupas kualitas hadis yang dimaksud."15
14 al-Fairuzabadi, Al-Qdllllis al-Muflith, (Beirut, Dar al-Kutub al-lImiyyah, 1.1.), hal 1/192.
69
Dari definisi inilah, dua metade penelitian hadis, yaitu sanad dan
matan, muncul ke permukaan. Dalam ilmu hadis, istilah tersebut dikenal
dengan dirasat al-asanid wa al-matn. Karenanya, para ulama hadis biasa
menyertakan term takhrij dengan dirasat al-asanid. Langkah ini ditempuh
untuk mencari hadis yang dimaksud dari sumber aslinya, sekaligus
mengupas dan menentukan kualitasnya, berdasarkan kajian sanad dan
matan.
Melihat kegiatan takhrij Hadis yang begitu penting, maka tanpa
adanya kegiatan tersebut, sulit diketahui asal-usul riwayat Hadis yang
adakan diteliti, berbagai riwayat yang telah meriwayatkan Hadis itu.
Begitu pula ada atau tidak adanya syahid dan mutabi' dalam sanad bagi
Hadis yang ditelitinya. Paling tidak ada tiga hal yang menyebabkan
pentingnya kegiatan takhrijul Hadis l6:
1. Untuk mengetahui asal usul riwayat yang akan diteliti.
2. Untuk mengetahui seluruh riwayat bagi Hadis yang akan
diteliti.
3. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya syahid dan mutabi'
pada sanad yang diteliti.
C. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Takhrij
Mentakhrij Hadis bukan satu perkaran baru dalam sejarah
perkembangan ilmu Hadis. Kegiatan mentakhrij Hadis muncul setelah
semakin panjangnya silsilah sanad dan telah dibukukan semua Hadis
Hadis yang ada. Lalu, disebabkan semakin panjangnya sanad yang
mengakibatkan semakin sukar dan kurangnya orang yang menghafal
Hadis dengan sanadnya sendiri sampai kepada Rasulullah saw., maka
orang tidak lagi menyebutkan sanadnya sendiri. Bahkan tidak
70
menyebutkan sarna sekali siapa yang meriwayatkan Hadis, cukup hanya
menyatakan bahwa apa yang dikatakan itu adalah sabda Rasulullah saw.
Selain sebab di atas, sebagian ulama ada pula yang bermaksud
untuk meringkaskan sanad. Oleh karena itu, ketika mereka menyebutkan
sesuatu Hadis, mereka merasa cukup dengan hanya menyebutkan
beberapa perawinya saja, seperi al-Bukharf, Muslim, Abu Dawud, al
Tirmidzl, ai-Nasal dan lain-lain. Karena itulah masih diperlukan
pentakhrijan lebih lanjut untuk menguat atau memperjelas hukum Hadis
yang sedia ada.
Namun, tidak dapat dipastikan siapakah yang pertama sekali
memulai gerakan takhrij, yang terkumpul dalam satu kitab Hadis
tertentu. Dari literatur kumpulan Hadis-Hadis takhrij, dapat disimpulkan
bahwa kegiatan itu bermula pada pertengahan abad ke-lima Hijriah.
Berbeda dengan ilmu cara mentakhrij Hadis itu sendiri
(metodologinya), ilmu ini adalah ilmu yang baru diperkenalkan dalam
kurung waktu dua puluh tahun terakhir ini. Hal ini disebabkan dasar
pentakhrijan yang dilakukan oleh ulama-ulama terdahulu dilalui dengan
metode menghafal, sehingga kita tidak menjumpai seorang ulama yang
mentakhrij Hadis-Hadis satu kitab tertentu kecuaH belaiu bergelar al
Hafidz (penghafal). Seperti aI-Zayla'i (763 H), ai-Iraqi' (805 H), Ibnu Hajar
855 H), al-Shakawl (903 H), aI-Suyuthl (911 H), dan lain-lain. Berbeda
dengan zaman sekarang, jarang sekali ditemui huffaz Hadis, kalaupun
ada jumiah mereka tidak banyak. Maka, untuk memudahkan cara
mentakhrij Hadis, diperkenalkan metode-metodenya. Di antaranya oleh
Dr. Mahmud Thahhan pada tahun 1978, dalam kitab Us/nil al-Taklzrfj wa
Diriisah al-Asiinfd, Dr. Abu Muhammad Abd. Mahdl, Abd. Qadir, Abd,
Hadi pada tahun 1987 dalam kitab TlIrllq Takhrfj Hadfts Raslllilliih saw.
Pada tahun 1988, Muhammad Utsman al-Khasht menuHs kitab Mafatih
71
Muhammad Bakkar dalam kitabnya 'Ilmll Tnklzrfj nI-Hndfls. Lalu, pada
sekitar tahun 1996, Dr. Walkl Hasan al-Anani menulis kitab Mnnlznj
Diriisnlz nl-Asiinid wn III-I-lllkm 'Alnylui. Pada terakhir bab kitab ini dibahas
mengenai cara mentakhrij Hadis.
Setelah meluasnya penggunaan komputer dewasa ini, dan mulai
dikenal pula alat-alat super canggih di dunia Islam, penciptaan program
Hadis pun mulai dilakukan, lengkap dengan pentakhrijan Hadis-Hadis
yang terkandung dalam program itu sendiri.
AI-Mu'assasah al-'Alamiah yang pada awalnya berpusat di Kuwait,
bekerja sama dengan syarikat al-Sakhar, telah menyelesaikan program
shahih Bukhari pada tahun 1990. Sekarang ini, syarikat itu telah sukses
menyelesaikan program Hadis dari kitab-kitab sembilan (Kutub al-Tis'ah),
yaitu : Shahih Bukharl, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan al
Tirmidzi, Sunan al-Nasai, Sunan lbnu Majah, Musnad Imam Hanbal, al
Darimi dan Muwatta' Imam Malik. Program tersebut dilengkapi dengan
sistem pentakhrijan yang terdapat di dalamnya dengan menggunakan
lima teori pentakhrijan seperti yang telah disebutkan. Ditambah dengan
dua kaidah bam, Hadis-Hadis pada program ini diberi penomoran Hadis
yang ada dan menyebutkan seorang di antara perawi-perawi pada sanad
suatu Hadis (tidak terhadap kepada perawi daripada kalangan sahabat
saja).
Pada tahun 1996, Syarikat Ariss Computer Inc, yang memiliki
ribuan pejabat di Beirut bekerjasama dengan dengan syarikat Andzimat
al-Hawasib yang juga memiliki ribuan staf dan berpusat di Riyad, telah
menghasilkan program Hadis komputer yang dinamakan dengan
Maktabah al-Hadis al-Syarif. Program ini mengandung 35 kitab, terdiri
atas sebelas kitab asal yang bersanad, delapan kitab syarah ke atas
beberapa kitab asal di atas, tiga belas kitab mengenai perawi Hadis (Rijal
72
Sebelas kitab yang bersanad, di antaranya: Shahih Bukharl, Shahih
Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-Nasai al-Sughra
dan Sunan al-Nasai al-Kubra, Sunan Ibnu Majah, Musnad Imam Hanbal,
al-Darimi, Muwatta' Imam Malik, dan Misbah al-Zujajah.
Sedangkan tiga belas kutub al-Rijal yang dimaksud di atas adalah
kitab-kitab: Tahdzib ai-Kamal, Tahdzib al-Tahdzib, Taqrib al-Tahdzlb, al
Ikmal, Is'a£ al-Mubatta', al-Kasyf al-Hadis, al-Ightiba', al-Kawakib al
Nayyiriit, jami al-Tahshll, Tabaqiit al-Mudallisln, Asma' al-Mudallisln,
Ta'jil al-Manfa'ah dan Tadzkirat al-Thalib al-Mu'allim.
Dua kitab bahasa yang dimaksudkan adalah kitab al-Nihayah £i
Gharib al-Hadis dan kitab Gharib ai-Hadis. Sedangkan, dua kitab Mu'jam
yang dimaksudkan adalah kitab Mu'jam al-Buldan dan Mu'jam al
Ma'ustujim.
D. Cara Mentakhrij Hadis
Menurut al-Thahan, sedikitnya ada lima cara dalam mentakhrij
hadis. Di antaranya:
I. Takhrij dengan melacak nama rawi hadis dari kalangan sahabat.
2. Takhrij dengan melacak awal kata dari matan hadis.
3. Takhrij dengan melacak salah satu kata dari matan hadis.
4. Takhrij dengan melacak tema tertentu dari hadis yang dimaksud.
5. Takhrij dengan melacak ciri-ciri tertentu dari sanad atau matan
hadis.J7
Dari kelima cara di atas, Dr. M. Syuhudi Ismail meringkasnya pada
dua. Pertama, cara mencari hadis lewat kamus hadis berdasarkan
petunjuk lafal hadis (Takhrij al-Hadis bi al-Alfazh)18 Di antara kitab-kitab
73
populer yang sering dipakai dalam hal ini adalah, ai-Jam!' al-Shaghir
(untuk lebih dari duapuluh delapan kitab hadis dan bukan kitab hadis)
karya al-Suyuti (w.911 H), Faidh al-Qadhir (syarah al-Jami al-Shagir)
karya al-Minawi (w.1300 H ), dan al-Mu'jam al-Mufahras Ii Alfazh al
Hadis (untuk sembilan kitab hadis) karya Dr. Arnold John Wensinck
(w.1939 M).
Kedua, cara mencari hadis lewat kamus hadis berdasarkan topik
masalah (Takhrij al-Hadis bi al-Maudhu').l9 Kitab-kitab populer yang
digunakan dalam kategori ini, diantaranya adalah al-Kutub al-Sittah
(Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan al
Tirmidzi, Sunan al-Nasai, dan Sunan Ibnu Majah), Sunan al-Darimi,
Muwatta Malik, dan Musnad Ahmad bin Hanbal.
E. Aplikasi Takhrij Hadis
1. Penelusuran Melalui Petunjuk Nama Rawi Hadis dad Kalangan
Sahabat
Jika dalam sebuah hadis sudah diketahui nama sahabatnya, maka
untuk menelusuri sanad dan matannya secara lengkap kita dapat merujuk
pada tiga kitab. al-Masanid, al-Ma'ajim, dan Kutub al-Athraf. Kitab-kitab
yang tergolong dalam kategori al-Masanid diantaranya adalah Musnad al
Humaidi karya Abu Bakar al-Humaidi (w. 219 H) dan Musnad ai-Imam
Ahmad karya Ahmad bin Hanbal (w. 241 H). al-Ma'ajim diantaranya
adalah al-Mu'jam al-Kabir, al-Mu'jam al-Ausath, dan al-Mu'jam al-Shagir.
Ketiganya karya Imam al-Tabrani (w.360 H). Ada juga Mu'jam al
Shahabat, masing-masing karya Ahmad bin Ali al-Hamadani (w.398 H)
dan Abu Ya'ia al-Mushili (w.307 H). Sedangkan Kutub al-Athraf
diantaranya adalah Athraf al-Shahihain karya al-Wasiti (w. 401 H), Tuhfah
al-Asyraf bi Ma'rifah al-Athraf karya Abu al-Hajjaj al-Mizzi (w. 742 H),
74
dan Itihaf al-Maharah bi Athraf al-Asyrah karya Ibnu Hajar al-Asqalani
(w, 852 H), Secara umurn kitab-kitab tersebut menghimpun hadis
berdasarkan nama-nama shahabat yang meriwayatkannya, Sedangkan
urutan penyusunannya sesuai dengan urutan huruf hijaiyyah,
Misalnya Hadis (0l,.J~ JLY'J\ til) yang beras,al dari riwayat Umar
bin Khattab, Untuk menelusuri kelengkapan sanadnya, kita merujuk pada
Musnad ai-Imam Ahmad bagian Musnad Umar bin Khattab, Dalam
bagian tersebut kita akan menemukan semua hadis dari riwayat Umar bin
Khattab lengkap dengan sanad-sanadnya, Salah satunya yaitu hadis di
atas,
2. PeneIusuran MeIaIui Petunjuk Matan Hadis (Takhrij aI-Hadis bi aI
Alfazh)
Ada beberapa kamus hadis yang digunakan dalam kategori ini.
Untuk hadis-hadis dalam kitab Shahih al-Bukhari, kamusnya adalah kitab
Hidayah aI-Bari karya Abdurrahim Ambar al-Tahtawi. Kamus ini memuat
lafal-Iafal hadis riwayat al-Bukhari dalam kitabnya Shahih al-Bukhari
yang dimulai dari awal matan hadis, Karenanya, pemakai kamus yang
tidak mengetahui awal matan hadis tidak dapat tertolong dengan kamus
inpo
Untuk kitab Shahih Muslim, Muhammad Fuad Abdul Baqi
menyusun kamusnya dalam juz terakhir (Juz V) dari kitab Shahih Muslim
yang disuntingnya, Dr, Mahmud al-Thahan menyebut karya Muhammad
Fuad Abdul Baqi ini dengan Fihris Ii Tartib AHadis Shahih Muslim.
Kamus hadis sejenis ini disusun juga oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi
untuk hadis-hadis riwayat Sunan Ibnu Majah (w.273 H) dan riwayat
75
Malik bin Anas (w.179 H). Kedua kamus itu tercantum di bagian akhir
dari masing-masing kitab karya ulama hadis tersebut, yakni Sunan lbnu
Majah dan Wuwatta Malik.21 Dalam kamus-kamus tersebut memuat
beberapa hal yang diperlukan dalam mencari hadis riwayat Muslim, lbnu
Majah, dan Malik bin Anas. Di antaranya, daftar urut judul-judul kitab
dari hadis-hadis di atas, daftar nama para sahabat Nabi yang
meriwayatkannya, dan daftar awal matannya. Daftar ini tersusun
menurut urutan huruf hijaiyah22
Misalkan awal matan hadis riwayat Muslim dalam kitabnya Shahih
Muslim, berbunyi: ( ~~I, ..\;J....:J\ ~ ). Untuk mengetahui penggalan
matan hadis tersebut, langkah yang harus dilakukan adalah menelusuri
penggalan matan itu pada urutan awal matannya. Yaitu (~ ). Maka kita
langsung menuju bagian huruf (J ). Ternyata penggalan matan tersebut
terdapat pada halaman 2014. ltu berarti matan yang dicari berada pada
halaman 2014 juz IV. Setelah diperiksa, bunyi lengkap matan hadis
tersebut adalah:
"Hadis riwayat Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw telahbersabda: "(Ukuran) orang yang kuat itu bukan dilihat darikehebatannya dalam berkelahi, tetapi orang kuat adalah orangyang mampu menguasai dirinya tatkala marah."
Hadis dalam Shahih Muslim ini, apabila dikutip dalam karya
ilmiah, maka sesudah penulisan matan dan nama sahabat periwayat hadis
76
itu, nama imam Muslim dicantumkan. Biasanya kalimat yang dipakai
adalah ( r-l-' 01)) ). Nama sahabat periwayat hadis, dalam contoh di atas
adalah Abu Hurairah, dapat pula ditulis sesudah nama Muslim. Dalam
hal ini kalimat yang dipakai adalah (i.l-f' ,} Y r-l-' .1)) ).23 Sedangkan
untuk footnotenya, maka lazim dicantumkan juz dan halamannya, sesuai
dengan percetakan kitab yang menerbitkannya.
Di samping itu ada juga kamus hadis yang khusus untuk dua kitab
hadis (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim). Kamus ini bernama: ( C\::..i..
~I ) buah karya Muhammad al-Syarif bin Mustafa al-Tauiqidi.
Hadis-hadis yang dimuat dalam kamus ini hanya berupa sabda
(qauliyyah). Jadi hadis-hadis perbuatan (fi'liyyah) dan ketetapan
(taqririyah), tidak tercantum dalam kamus tersebut. Adapun kitab-kitab
rujukan dalam kamus ini adalah, Shahih al-Bukhari karya al-Bukhari,
Shahih Muslim karya Muslim bin Hajjaj, Fath al-Bari karya Ibnu Hajar al
Asqalani, 'Umdah al-Qari karya al-' Aini, Irsyad aI-Sari karya al-Qastalani,
dan Shahih Muslim bi Syarh al-Nawawi. Misalkan sebuah hadis riwayat
al-Bukhari berbunyi,(.i>Jl; Iy$'r; '1 .:>i Js- ~l;i). Setelah menelusuri
kesamaan awal huruf abjadnya dalam kamus Miftah al-Shahihain, maka
penggalan hadis itu termuat dalam Bukhari (8/179), 'Aini (11/579),
Asqalani (13/377), dan Qastalani (10/109). Yaitu pada Bab 14,
pembahasan Kitab al-Hudud. Dan kamus-kamus lainnya, seperti al
Bugyah fi Tartib AHadis al-Hilyah karya al-Sayyid Abdul 'Aziz al
Gammari, yang memuat daftar isi hadis dalam kitab Hilyah al-Auliya wa
Thabaqat al-Ashfiya karya Abu Nu'aim al-Asfihani (w.430 H) dan Miftah
77
al-tartib li AHadis Tarikh aI-Khatib karya al-Ghimari juga. Kamus yang
terakhir ini menjadi bank data kitab Tarikh Baghdad karya aI-Khatib al
Baghdadi (w.463 H).
Kitab terpenting dalam Takhrij al-Hadis bi al-Alfazh adalah al
]ami' al-Shagir min AHadis al-Basyir al-Nadzir karya al-Suyuti (w.9ll H).
]umlah lambang yang dipakai dalam kitab ini ada 33 macam. !tu semua
bisa kita simak dan teliti pada mukaddimah kitab. Oi antaranya, v
(Riwayat al-Tirmidzi dalam Sunan al-Tirmidzi), t:' (Riwayat al-Bukhari
dalam Tarikh al-Shahabah), t (Riwayat al-Bukhari dalam Shahih al
Bukhari), dsb. Kitab ini memuat lebih dari 28 kitab hadis dan bukan kitab
hadis. Hadis-hadisnya disusun berdasarkan urutan abjad dari awal lafal
matan hadis. Misalkan, hadis: (...~ yt,h rS'..\;-1 yi bj ). Kita
menelusurinya dari kata (101). Ternyata matan hadis tersebut selengkapnya
dalam kitab al-]am'i adalah sebagai berikut:
JL...:-; y~ 0lk"..'J\ 0\'~ y.A:li y? bj) ~ yt,h rS'..\;-i yi bj
Maksud dari rumus-rumus di atas, hadis ini diriwayatkan oleh
Ahmad dalam al-Musnad, Muslim dalam Shahih Muslim, dan Abu
Oawud dalam Sunan Abu Oawud, berasal dari Sahabat Ibnu Umar dan
Sahabat Abu Hurairah, dengan kualitas shahih.
Kamus terpenting lainnya adalah Mu'jam al-Mufahras Ii Alfadz al
Hadis al-Nabawi karya A.J. wensinck. Kamus ini memuat sembilan kitab
78
al-Tirmidzi, Sunan al-Nasa'i, Sunan lbnu Majah, Sunan al-Oarimi,
Muwatta Malik, dan Musnad Ahmad. Sebelum menggunakan kamus ini,
kita perlu memahami lambang-lambang khusus sebagai singkatan dari
kitab hadis yang dimaksud.
Oalam menggunakan kamus ini, sebelum lafal matan hadis
ditelusuri, kita harus meneari salah satu kata ku~ci dari matan tersebut.
Kemudian kata kunei itu dikembalikan pada bentuk asalnya (fiil madhi).
Misalnya, ( vW~ Jw.'J1 lil ), maka kita mengambil lafal (Jw.'JI ) yang
bentuk asalnya adalah (j...>-). Selanjutnya kita langsung menelusuri kata
(j...>-), yaitu pada huruf 'ain. Oi sana akan ditemukan hadis yang
dimaksud.
3. Penelusuran Hadis Melalui Petunjuk Topik Masalah
,(Takhrij al-Hadis bi al-Maudhu)
Upaya penelusuran ini sangat menolong pengkaji hadis yang ingin
memahami petunjuk-petunjuk hadis dalam segala konteknya. Oengan
bantuan kamus hadis tertentu, pengkajian teks dan kontekshadis
menurut riwayat dari berbagai periwayat akan mudah dilakukah. Salah
satu kamus hadis itu ialah: Miftah Kunuz al-Sunnah karya Dr. A.J.
Weinsinek (w.1939 M), seorang orientalis yang besar jasanya dalam dunia
perkamusan hadis. Kamus ini diterjemahkan dari bahasa aslinya yaitu A
Handbook of Early Muhammadan, memuat 14 kitab hadis dan kitab
tarikh Nabi. Oalam kamus hadis ini dikemukakan berbagai topik, baik
yang berkenaan dengan masalah-masalah yang berkaitan del1gan
petunjuk Nabi maupun yang berkenaan dengan masalah-masalah nama.
79
setiap subtopik dikemukakan data hadis dan kitab yang menjelaskannya.
Kitab-kitab yang menjadi rujukan dalam kamus ini adalah: Shahih al
Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al
Nasai, Sunan Ibnu Majah, Sunan al-Darimi, Muwatta Malik, Musnad
Ahmad, Musnad Abu Dawud al-Tayalisi, Musnad Zaid bin Ali, Sirah Ibnu
Hisyam, Maghazi al-Waqidi, dan Thabaqat Ibnu Sa'd. 24
Umpamanya, kita sedang mencari hadis-hadis tentang pemenuhan
nadzar. Dengan demikian, topik yang dicari dalam kamus adalah topik
tentang nadzar. Dalam kamus Miftii!l Kunuz al-Sul1l1ah, topik tersebut
mengandung empat belas subtopik. Data yang tercantum dalam subtopik
yang dicari adalah sebagai berikut:
18~y 11!.l~c:-'
l~y 14!.l~<$'
Dengan memahami kembali maksud larnbang-lambang tersebut, kita tahu
bahwa subtopik yang dicari ada dalam:
Sunan Abu Dawud, no. urut bagian: 21, no. urut bab: 22
Sunan Ibn Majah, no. urut bagian: 11, no. urut bab: 18
Sunan al-Dariml, no. urut bagian: 14, no. urut bab: 1
Muwatta Malik, no. urut bagian: 22, no. urut bab: 3
Musnad Ahmad, Juz II ha1.159, juz III ha1.419, juz VI ha1.266.
80
Apabila yang dicari misalnya berbagai hadis Nabi tentang tata cara
shalat malam bulan Ramadhan, maka topik yang dicari adalah topik
Ramadhan. Begitulah seterusnya.
F. Kerangka Dasar dalam Penelitian Sanad yang Digunakan
Yang dijadikan rujukan dalam menyusun kerangka dalam
menelusuri teoritis dalam penelitian ini, di antaranya adalah kitab Ushill
al-Takhrij wa Dirasah al-Asanid karya Mabmild al-Thahhan, Mafiitih
'Ulilm al-Hadis wa Turuq Takhrijih karya Muhammad 'Utsman al-Khusyt,
Turuq Takhrij Hadits Rasulullah saw karya 'Abd al-Muhdi bin 'Abd al
Qadir bin 'Abd' ai-Had!, Takhri Hadis al-Nabawi karya 'Abd al-Gani al
Tamimi. Para periwayat diidentifikasi dan dinilai melalui penilaian para
ulama kritikus Hadis, apakah mereka termasuk pada kelompok periwayat
sahih atau !lasan atau dha'if.
Istilah-istilah yang digunakan para ulama dalam menilai para
periwayat terbagi kepada dua macam. Yaitu isitilah yang menunjukkan
penilaian positif (ta'dfl), dan istilah yang menunjukkan kepada penilaian
negatif (jarll). Lafal-Iafal yang menunjukkan penilain positif (ta'dfl) terbagi
kepada enam peringkat.
Peringkat pertama adalah lafal-lafal dalam bentuk superlatif (ism
tafdil), seperti ausaq al-nas (orang yang paling terpercaya), asbat al-nas
(orang yang paling mantap ingatan dan keadilannya), dan lafal yang
menyerupainya dalam bentuk sigah mubalagah, seperti ilaih al-muntahah
fi al-asbat (orang yang padanya puncak keteguhan). Peringkat kedua
adalah lafal-lafal yang menunjukkan kepercayaan dan keteguhan hati
serta hafalan dengan mengulangnya dua kali, seperti siqah siqah
(terpercaya, terpercaya), hujjah hujjah (hujjah hujjah), sabt-sabt (teguh
teguh). Nilai hujjah lebih tinggi daripada siqah.
81
Peringkat ketiga adalah lafal peringkat kedua tanpa pengulangan,
seperti siqah saja, hujjah saja, dan sabt saja. Peringkat keempat adalah
lafal-Iafal yang menunjukkan kepercayaan yang memadai tetapi ingatan
yang kurang kuat, seperti lafal sl1adllq (sangat jUjur), ma'mlln (dapat diberi
amanah), hi ba' s bil1 (tidak cacat). Namun demikian, ibn Ma'in
menggunakan lafal terakhir ini untuk pengertian peringkat ketiga.25
Peringkat kelima adalah lafal-Iafal seperti syaikh wasat (syaikh,
pertengahan), ijayyid al-Hadis (bagus Hadisnya), saduq sayyi al-hifz
(sangat jujur, tetapi buruk hafalannya), dan muqarib al-Hadis (Hadisnya
menghampiri Hadis periwayat siqah)26 Peringkat keenam adalah lafal
lafal yang mendekati penilaian negatif (Jari]), seperti salih ai-Hadis (baik
Hadisnya), dan saduq insya Allah (sangat jujur Insya Allah).
Periwayat yang termasuk dalam penilaian empat peringkat'
pertama dan yang seumpamanya, riwayatnya dapat diterima dan
dijadikan hujjah. Adapun riwayat dua peringkat terakhil' hanya dapat
ditulis untuk dipertimbangkan. Hadisnya akan diterima jika ditermukan
kalu yang dapat menguatkannya27
Lafal-Iafal yang menunjukkan penilaian negatif Garh) juga terbagi
kepada enam pel'ingkat. Pel'ingkat pertama adalah lafal-Iafal yang
menunjukkan kejelekan dalam bentuk superlatif (ism tafdIl), seperti auda'
al-nas (orang yang paling mengada-ada), akzab al-nas (orang yang paling
pendusta) atau lafal yang menyerupai dalam bentuk sigah muballagah,
seperti ilaih al-muntaha fl ai-wad' (orang yang padanya puncak mengada
ada).
25 AI-Suyuthi, Tadrib al-Rawi, (Beirut: Dar Fikr, Jil.l, 1409 HI 1988 M), h. 343-344.
26 Husein Abu Lubabah, al-Jarb. IVa al-Ta'dil, (Riyad: Dar al-Liwa Ii al-Nasyr wa altauzi'. 1393-94 HI 1974 M), h. 103-104.
82
Peringkat kedua adalah lafal-Iafal yang mengandung pengertian
kedustaan dalam bentuk eksesif (mubalagah), seperti kazzab (sangat
pendusta), dan dajjal (sangat penipu). Peringkat ketiga adalah lafal-Iafal
yang menunjukkan tuduhan berdusta dan mengada-ada, seperti fulan
muttaham bi al-kazb atau aI-wad' (orang yang dituduh berdusta dan
mengada-ada), fulan saqit (orang yang gugur), fulan matnlk (orang yang
di tinggalkan).
Peringkat keempat adalah seperti lafal mardud aI-Hadis (orang
yang Hadisnya ditolak), da'if jiddan (Iemah sekali), irmi bih (Iemparkan
Hadisnya), dan mutrah (terlempar). Peringkat kelima adalah seperti lafal
fulan da'H munkar al-Hadis (orang yang lemah lagi mungkar Hadisnya),
wah da'afuh (orang yang lemah, mereka menilainya lemah), fulan la
yuhtaj bih (orang yang tidak dapat dijadikan hujjah). Peringkat keenam
adalah lafal-Iafal yang menunjukkan p[eriwayat yang da'if, tetapi
mendekati keadaan 'adil, seperti fulan fih maqal (orang yang tentang
dirinya ada pembicaraan), fulan fih da'f (orang yang pada dirinya ada
kelemahan), dan lais bi hujjah (ia bukan hujjah).
Riwayat dari periwayat yang termasuk dalam penilaian negatif
Oarh) empat peringkat pertama tidak dapat dijadikan hujjah dan tidak
pula i'tibar (dipertimbangkan). Adapun peringkat kelima dan keenam,
riwayatnya ditulis untuk dijadikan i'tibar (pertimbangan).28
Dalam memberikan penilaian terhadap keadaan periwayat, ulama
kritikus Hadis terbagi kepada tiga kelompok, yaitu kelompok yang sangat
ketat (mutasyaddi), kelompok yang bersikap longgar (mutasahil), dan
kelompok yang moderat (mu;tadil). Penilaian positif yang diberikan
kelompok yang bersikap ketat diperpegangi secara maksimal dan
penilaian negatif Oarh)-nya tidak diperhatikan jika bertentangan dengan
83
penilaian kritikus lain. Ulama yang termasuk kelompok yang bersikap
ketat (mutasyadid), di antaranya Abu Hatim al-Razi (275H)m Abnu Abi
Hatim (327 H), al-Nasa'i (293 H), Ibnu Ma'in (233 H).
Ulama yang termasuk kelompok yang bersikap longgar
(mutasahil), di antaranya Tirmidzi (279 H), ai-Hakim (405 H), Ibnu
Hibban (354 H), al-Syafi'i (204 H), al-Tabrani (360 H), Ibnu Khuzaimah
(311 H), al-Baihaqi (458 H), dan lain-lain. Sementara ulama kritikus yang
bersikap moderat, di antaranya Bukharf (256 H), al-Daraqutni (385 H),
Ahmad (241 H), al-Zahabi (748 H), Ibnu Hajar al-Askalaru (858 H).
Penilaian positif (ta'dil) dari kelompok yang bersikap ketat
dipandang kuat, sedang penilaian negarif mereka tidak diterima jika
bertentangan dengan penilaian kelompok lainnya. Penilaian positif
(mu'tadil) oleh kelompok yang bersikap longgar (mutasahil) perlu
diperbandingkan dengan penilaian kelompok lainnya.
Kebersambungan (ittisiil) antara semua rangkaian sanad
merupakan salah satu syarat kesahihan sanad Hadis. Rangkaian
periwayat dipandang bersambing jika antara mereka pernah bertemu
(liqa') atau semasa (mu'asarah). Seorang periwayat dinilai bertemu
dengan gurunya jika ia dinilai sebagai periwayat yang siqah atau
menggunakan lafal penerimaan (sigah al-tahammul), sami'tu (saya dengar)
atau akhbarani (ia memberitahu saya) atau qiila If (ia mengatakan kepada
saya). Seorang periawayat diduga semasa dengan gurunya jika ia
periwayat terpercaya dan perbedaan tahun wafat antara keduanya tidak
terlalu jauh sekalipun ia menggunakan ungkapan penerimaan (sighat al
tahammuli) dan yang seumpamanya. Masa hidup periwayat yang tidak
ditemukan tahun wafatnya ditelusuri melalui masa hidup ternan
sebayanya (aqriinuh) atau melalui tabaqah-nya (generasinya).
84
G. Langkah-langkah Kegiatan Penelitian Sanad Hadis
Setelah dilakukan kegiatan takhrij sebagai langkah awall penelitian
untuk Hadis yang diteliti, maka seluruh sanad Hadis dicatat dan
dihimpun untuk memudahan dilakukan kegiatan i'tibar.
1. I'tibar
Menurut istilah ilmu Hadis, i'tibar berarti menyertaklan sanad
sanad yang lain utnuk suatu Hadis tertentu, yang hadit situ pada bagian
sanadnya tampak hanya terdapat seorang periwayatnya saja. Dan dengan
menyertakan sanad-sanad yang lain tersebut akan dapat diketahui
apakah ada periwayat yang lain ataukah tidak ada untuk bagian sanada
dari sanad Hadis dimaksud.29
Dengan dilakukan i'tibar, maka akan terliaht dengan jelas seluruh
sanad.Hadis yang diteliti. Demikian juga nama-nama periwayatnya, dan
metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing periwayat yang
bersangkuita. Jadi, kegunaan i'tibar adalah untuk mengetahui keadaan
sanada Hadis seluruhnya dilihat dari ada atau tidak adanya pendukung,
berupa periuwayat yang berstatus mutabi' dan syahid yang dimaksud
mutabi' (kadang disebut juga tabi') ialah periwayat yang berstatus
pendukung pada periwayat yang bukan sahabat Nabi. Pengertian syahid
(dalam istilah ilmu Hadis biasa dikenal dengan jamak syawahid) ialah
periwayat yang berstatus pendukung yang berkedudukan sebagai dan
unluk sahabat Nabi. Melalui iu'tibar akan dapat diketahui apakah sanad
Hadis yang diteliti memiliki mutabi' dan syahid atau tidak.
Demikian sekelumit aflikasi takhrij hadis. Untuk menelaah kualitas
sanad dari hadis-hadis yang sudah ditemukan sumber kitab aslinya, maka
kita harus masuk pada kajian kritik sanad, sekaligus matan. Dan ini perlu
pembahasan tersendiri. Secara singkat, kita bisa mengkajinya pada kitab-
85
kitab tentang rijal al-ruwat (biografi para rawi hadis). Kitab-kitab itu di
antaranya, Lisan al-Mizan karya Ibnu Hajar, Tahdzib aI-Kamal karya al
Mizzi, Tadzhib al-Tahdzib karya al-Dzahabi, dsb. Tetapi sebelumnya kita
harus memiliki penegtahuan dasar tentang jarh wa ta'dil.
Untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan di i'tibar,
diperlukan pembuatan skema untuk seluruh sanad bagi Hadis yang akan
diteliti. Dalam pembuatan skema, ada tiga hal penting yan perlu
mendapat perhatian, yaitu (1). Jalur seluruh sanad; (2). Nama-nama
periwayat untuk seluruh sanad; dan (3) metode periwayatan yang
digunakan oleh masing-masing periwayat.
Dalam melukiskan jalur-jalur sanad, garis-garisnya harus jelas
sehingga dapat dibedakan antara jalur sanad yang satu dan jalur sanad
yang lainnya. Pembuatan garis-garis jalur sanad terkadang harus diulang
ulang perbaikannya bila Hadis yang diteliti memiliki sanad yang banyak.
2. Meneliti pribadi periwayat dan metode periwayatannya
Untuk meneliti Hadis, diperlukan acuan. Acuan yang digunakan
adalah kaidah kesahihan Hadis bila ternyata Hadis yang diteliti bukanlah
Hadis mutawatir.
Seorang ulama Hadis, telah berjasa menysun rumusan kaidah
kesahihan Hadis , yaitu Abu 'Amr 'Utsman bin Abd Rahman bin Salah
(1245 H). Rumusannya adalah sebagai berikut:
o~ J! ~L..aJ1 J..wl yo, ,,\.:....,! j..a.:; "".lJ\ J..c..-.l.\ ~..G-I ~ :~I ~..G-I
30.)u..... ) ':i) I;l:;, j ~ ':i)
86
Hadis shahih adalah Hadis yang bersambung sanadnya (sampai
kepada Nabi), ditirwayatkan oleh periwayat yang adil dan dhabit sampai
akhir sanad, tidak dijumpai kejanggalan dan cacat.
Berangkat dari defenisi di atas dapat dikemukakan bahwa unsur
unsur lkaidaj kesahihan Hadis adalah :
1. Sanad Hadis yang bersangkutan h~rus bersambung ~ulai dari
mukharrijnya sampai kepada Nabi.
2. Seluruh periwayat dalam Hadis itu harus bersifat adil dan dabit.
3. Hadis itu, jadi sanad dan matannya harus terhindar dari
kejanggalan dan cacat.
Dari ketiga butir tersebut dapat diurai, yaitu lima butir yang
berhubungan dengan sanad, dan dua butir yang berhubungan dengan
matn.
Adapun tentang segi-segi pribadi periwayat yang diteliti, ulama
Hadis sependapat bahwa ada dua hal yang harus diteliti pada diri pribadi
periwayat Hadis untuk dapat diketahui apakah riwayat Hadis yang
dikemukakannya dapat diterima sebagai hujjah atau harus ditolak.. kedua
hal tersebut adalah sisi keadilan kedabitannya. Keadilan berhubungan
dengan kualitas pribadi, sedangkan dabit berhubungan dengan kapasitas
intelektualnya. Apabila kedua hal itu dimiliki oleh periwayat Hadis, maka
periwayat tersebut dinyatakan sebagai bersifat siqah. Istilah siqah
merupakan gabungan dari sifat adil dan dabit. Untuk sifat adil dan sifat
dabit, masing-masing memiliki kriteria tersendiri.
3. Menyimpulkan hasH penelitian sanad
Kegiatan berikutnya dalam penelitian sanad Hadis inii ialah
mengemukakan kesimpulan hasil penelitian. Kegiatan menyimpulkan itu
merupakan kegiatan akhir bagi kegiatan penelitian sanad Hadis.
87
Hasil penelitian yang dikemukakan dilihat dari segi jumlah
periwayatannya. Bila Hadisnya mutawatir, maka hasilnya berupa
pernyataan. Dan bila berstatus ahad, natijahnya adalah berisi pernyataan
bahwa Hadis yang bersangkutan berkualitas sahih, atau hasan atau da'if,
sesuai dengan apa yang telah diteliti. Bila perlu, pernyataan kualitas
tersebut disertai dengan macamnya. Misalnya dengan mengemukakan
bahwa Hadis yang diteliti berkualitas hasan ligairihi.
88
BABIV
KUALITAS HADIS DALAM KITAB TAFSIRAL-KASYSyAF
A. Surat al-Fatihah
"1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi MahaPenyayang. 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, 3. Maha Pemurahlagi Maha Penyayang, 4. Yang menguasai hari pembalasan. 5. Hanya kepadaEngkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohonpertolongan. 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orangyang telah Engkau anugerahkan ni'mat kepada mereka; bukan Galan) merekayang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
Hadis-Hadis dan Kualitasnya yang Terdapat di dalamnya
Ketika al-Zamakhsyari menjelaskan bahwa para ulama dari kalangan
ahli qira'at serta ahli fiqih yaitu dari Syam, Madinah dan Kufah berpendapat
bnsmnllnh bukan termasuk ayat dalam surat al-Fiitii.J.nh dan bukan pula ayat
dalam surat-surat yang lainnya sehingga penyebutannya hanya untuk
keutamaan serta tabarruk (mengharap berkahnya). Pendapat tersebut
merupakan pendapat mazhab Abu Hanifah, sehingga mereka tidak
membacanya dengan keras ketika melaksanakan shalat. Kemudian setelah itu
al-Zamakhsyari menguatkannya dengan sebuah hadis:
89
1. Hadis Pertama
"Segala urusan penting yang tidak dimulai dengan Bismilliih, ia
terputus".
a. Penelusuran
Setelah menelusuri matan hadis di atas melalui al-Mu'jam al-Mufahras Li
al-Ffizh al-Hadfts al-Nabawf dan al-Kutub al-Tis'ah, penulis tidak menjumpai
seperti yang tertera di atas. Yang ada adalah hadis semakna yang diriwayatkan
oleh Abu Salamah dari Abu Hurairah. Di antaranya diriwayatkan oleh Abu
Dawud dan Ibn Majah dalam kitab Sunannya. Serta Imam Ahmad dalam lafadz
yang agak berbeda pula. Berikut adalah bunyi hadis dalam beberapa kitab
sunan:
1). Hadis Riwayat dari Abu Daud.1
"Abu Taubah berkata kepada kami, Za'am al-Walud berkata, dari al'Auza'i, dari Qurrah, dari al-Zuhri, dari Abu Salamah, dari AbU Hurairahberkata: Rasulullah saw bersabda; "Semua perkataan yang tidak dimulai
1 Abu Dawud, SUllall Aba Dawud, Kitab al-Adab, Bab al-Hadyu Ii al-Kalam, No. 4200.(CD Room KutubuTis'ah).
90
dengan al-Hamdulilliill, ia terputus pertolongan Allah yang berkaitan dengankebaikan".
2). Hadis Riwayat dari Ibn Majah. 2
"Ibn Abu Bakar bin AbU syaibah, Muhammad bin Yahya danMuhammad bin Khalaf al-Asqalanl berkata kepada kami, dari 'Ubaidillah binMusa, dari al-'Auza'l, dari Qurrah, dari al-Zuhrl, dari Abu salamah, dari AbuHurairah berkata: Rasulullah saw bersabda; Segala urusan yang tidak dimulaidengan al-HamdulilliilJ, ia terputus".
3). Hadis Riwayat dari Ahmad bin HanbaP
"Yahya bin Adam berkata kepada kami, dari Ibnu Mubarak, dari al'Auza'l, dari Qurrah bin Abdul Rahman, dari al-Zuhrl, dari Abu salamah, dariAbu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda: "semua ucapan yang tidakdidahului dengan kalimat dzikirullalJ, ia terputus dari kebaikan".
'Ibn Miijah, Sunm, Ibn Miijah, Kitab al-Nikiih, Bab Khutbah al-Nikiih. No. 1884. (CDRoom Kutubu Tis'ah).
, Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, Kitab Biiql Musnad al-Mukatsirln, Bab BaqlMusnad al-Siibiq, No. 8355. (CD Room Kutubu Tis'ah).
91
b. Dari ketiga sumber hadis di atas, penulis memilih hadis yang
diriwayatkan oleh Ibn Majah untuk diteliti dengan pertimbangan, bunyi
matannya lebih mirip kepada hadis yang dikuti oleh al-Zamakhsyarl. Berikut
adalah skema sanad hadis seluruhnya:
c. Kritik Sanad dari Riwayat Ibn Majah.
1. Abdul Rahman bin Sakhar
Nama Iengkapnya Abdul Rahman bin Sakhar. Masyhur dengan nama
AbU Hurairah. Bertempat tinggal dan wafat dikota Madlnah pada tahun 57
Hijriah. Dari kalangan sahabat yang sangat banyak meriwayatkan hadis,
sehingga menempati derajat setinggi-tingginya.
92
2. Abu Salamah
Nama aslinya Abdullah bin Abdul Rahman bin'Auf. Dikenal dengan
nama Abu Salamah. Bertempat tinggal dan wafat di kota Madinah pada tahun
94 Hijriah. Beliau termasuk dari kalangan tabi'in era pertengahan.
Di antara guru-gurunya yaitu Abu Raddad, Abu Sufyan bin Sa'id bin al
Mughirah, Jabir bin Abdullah bin'Amru bin Haram, Hamzah bin'Amru bin
'Uwaimar, Khalid bin Zaid bin Kal1b, Salim bin Abdullah, 'Ubadah bin al
Shamit bin Qais, Abdullah bin Sakhar, Hindun binti AbU Umayah bin al
Mnghirah, dll.
Murid-muridnya, Abu Bakar bin Muhammad bin 'Amru bin Hazm,
Tsmamah bin Kilab, al-Jalah, hamid bin Ziyad, Zaid bin Abu 'Utab, Salim bin
Abu Umayyah, Sulaiman bin Vassar, Abudllah bin Fairuz, Muhammad bin
Muslim bin 'Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab, Hilal bin'Ali bin Usamah.
Menurut Abu Zar'ah al-Razi, beliau adalah Imam yang terpercaya. Ibn
Hibban, dipercaya. Dan al-Dzahabi, salah seorang dari imam.
3. AI-Zuhri
Nama lengkapnya Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin Abdullah
bin Syihab. Dikenal dengan nama Abu Bakar dan nasabnya al-Zuhri. Tempat
bermukin di kota Madinah. Wafat tahun 124 Hijriah. Termasuk dari kalangan
tabi'in setelah era pertengahan.
Di antara guru-gurunya Ibrahim bin Abdul Rahman bin 'Auf, Abu
Hamid Maula MasMi', Abu 'Ubaidah bin Abdullah bin Zum'ah, Tsa'labah bin
Sha'ir, Jafar bin'Amru bin Umayyah, Sahim, 'Ubadah bin al-Shamit bin Qais,
Abdullah bin Abdul Rahman bin 'Auf, al-Qasim bin Muhammad bin Abu
Bakar al-Shiddiq, dll.
Murid-muridnya Ibrahim bin Ismail bin Majma' bin Yazid, Ayyub bin
Habib, Zaid bin Abu Anisah, Said bin AbU Hilal, Abdul rahman bin Ishaq bin
93
Abdullah, Iyadh bin Abdullah bin Abdul Rahman, Qurrah bin Abdul Rahman
bin Hiwail, Kaits bin Sa'ad bin Abdul Rahman, dll
Menurut Musa bin Ismilll, tidak ada yang menyamai pengetahuannya
tentang hadis orang-orang sebelum beliau. 'Amru bin Dinar, ai-Laits bin Sa'ad,
Amru bin A?dul AZlz, .tidak ada orang yang lebih kompleks keilmuannya
tentang hadis selain beliau. Ayyub al-Sakhtayanl, saya belum pernah melihat
orang yang mendalam keilmuannya dari pada beliau.
4. Qurrah
Nama lengkapnya Qurrah bin Abdul Rahman bin Hlwail. Tempat
tinggal di Marwa, dan wafat tahllIl 14'7 Hijriah. Beliau termasuk pemuka dari
kalangan atba' tabnn.
Oi antara guru-gurunya 'Amir bin Yahya bin JasYlb dan Muhammad bin
Muslim bin 'Ubaidillah bin Abdul Rahman bin Syihab.
Murid-muridnya Rusydln bin Sa'ad bin MufIih, Abdul Rahman bin
'Amru bin Abu' Amru, Abdullah bin Lahlbah bin 'Uqbah dan Abdullah bin
Wahab bin Muslim.
Menurut Ibn'Uday an AbU Zar'ah al-Razl, tidak dijumpai hadis dari
beliau yang munkar. Ibn Hibbad,dipercaya. Ahmad bin Hanbal, hadisnya
sangat munkar. Yahya bin Ma'in, Abu Hatim al-Razl, hadisnya Iemah atau
tidak kuat.
5. AI-Auza'l
Nama Iengkapnya Abdul Rahman bin'Amru bin AbU 'Amru. OikenaI
dengan nama Abu'Amru, dan nasabnya aI-Auza'L Bertemapt tinggal di kota
Syam dan wafat di kota Bait al-Maqdls pada tahun 157 Hijriah.
94
Di antara guru-gurunya Usamah bin Zaid, Hafsha bin Abdul Rahman,
Hayyun bin Abu 'Umar, Sulaiman bin Habib, Abdullah bin' Amir, Qurrah bin
Abdul Rahman bin Hiwail, Muhammad bin 'Ijlan, dll.
Murid-muridnya Isma'll bin Abdullah bin Sumaah, Anas bin 'Iyadh bin
Dhamrah, basyar bin Bakar, al-Harits bin' Athiyah, Sofyan bin Habib, Salmah
bin Kaltsum, 'Ubaidillah bin Musa bin Abu Mukhtar Badzam, badul Malik bin
Muhammad, dll.
Menurut Sofyan bin 'Uyaynah, beliau adalah Imam di zamannya. 'Isa
bin Yunus, hafidz. Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Sa'ad, Amru bin al-Falas
dan Ya'qub bin Syaibah, beliau adalah orang tsiqah.
6. 'Ubaidillah bin Musa
Nama Iengkapnya 'Ubaidillah bin Musa bin Abu al-Mukhtar Badzam.
Dikenal dengan nama Abu Muhammad, dan nasabnya aI-AbbasI. Tempat
tinggal dan wafat di kota KUfah pada tahun 213 Hijriah.
Di antara guru-gurunya Usamah bin Zaid, Salim bin Abdullah, Abdul
Rahman bin 'Amru bin Abu 'Amru, Abdul Aziz bin Sayyah, al-' Alabin
ShalehMubarak bin HassanMuhammad bin Abdul Rahman bin Abu Laill,
Musa bin 'Ubaidah bin Nasylth, dll.
Murid-muridnya Ibrahim bin Dinar, Ibrahim bin Ya'qub bin Ishaq,
Ahmad bin Ishaq bin al-Hashin bin Jabir bin Jandal, Sulaiman bin Saif bin
Yahya, Abdullah bin Jarrah bin Sa'id, Abdullah bin Muhammad bin Abu
Syaibah Ibrahim bin 'Utsman, 'All bin Muhammad bin Ishaq, Muhammad bin
Khalaf bin 'Ammar, Muhammad bin 'Amru bin Hayyaj, Muhammad bin
Yahya bin Abdulah bin Khalid bin Faris bin Dzuaib, Muhammad bin GHan, dll.
Menurut Yahya bin Ma'in, al-Ajall, Muhammad bin sa'ad, Ibn 'Uday dan
Ibn Hibban, beliau adalah tsiqah. Sedangkan menurut Abu Hiltim al-Razi,
beliau shaduq.
95
1) Terdapat tiga orang periwayat pada tingkat ini.
a) Muhammad bin Khalaf al-Askalanl
Nama lengkapnya Muhammad bin Khalaf bin'Ammar. Oikenal dengan
nama Abu Nashr, dan nasabnya al-Askalanl. Bertempat tinggal di kota Syam,
dan wafat tahun 260 Hijriah.
Guru-gurunya, di antaranya Sa'id bin Abu Maryam al-Hikarn bin
Muhammad bin Salim, 'Ubaidilllah bin Musa bin AbU al-Mukhtar Badzam,
Muhammad bin Yusuf bin Waqid bin 'UtsmanYa'la bin 'Ubaid bin Umayyah,
Yunus bin Muhammad bin Salim, dll.
Murid-muridnya salah seorang di antaranya adalah Ibn Majah.
Menurut Abu Hiltim al-Razi dan al-Ozahabi, beliau shaduq. Menurut
Musallamah bin Qasim, Abu Bakar bin Abu' Ashim, ai-Nasal dan Abu Bakar
bin Abu' Ashim, beliau adalah orang tsiqah.
b) Muhammad bin Yahya
Nama lengkapnya Muhammad bin Yahya bin Abdul Rahman bin Khalid
bin Faris bin Ozuaib. Oikenal dengan nama Abu Abdullah, dengan nasab al
Ozahli al-NaisabUri. Tempat tinggal di kota Hams, dan wafat tahun 258 Hijriah.
Termasuk dari kalangan tabi; tabi'in pertengahan.
Oi antara guru-gurunya, yaitu Ahmad bin Khalid, Azhar bin Sa'ad,
Ishaq bin Ibrahim bin Makhlad, Salam bin Qutaibah, 'Ashim bin'Ali bin 'ashim
bin Shuhaib, Abdullah bin Raja', Ubaidillah bin Musa bin Abu bin al-Mukhtar
Badzam, Muhammad bin'Ashim bin ja'far, dll.
Murid-muridnya di antaranya adalah Imam Bukhari, Turmudzi, Abu
Oawud, Ibn Majah, Ahmad dan al-Oariml.
Menurut Ahmad bin Hanbal dan Abu Hiltim al-Razi, beliau adalah
Imam di zamannya dalam bidang hadis. AI-Nasai dan Ibn Hatim, beliau adalah
imam yang terpercaya. Menurut Abu Bakar bin Abu Oawud dan al-kahthib,
96
beliau adalah sosok Amirul Mu'minin dalam bidang hadis serta seorang wali
yang sangat kuat hafalannya.
c) AbU Bakar bin Abu Syaibah
Nama aslinya Abdullah bin Muhammad bin Abu Syaibah Ibrahim bin
'Utsman. Dikenal dengan nama Abu Bakar, dengan nasab ai-Abbasi. Bertempat
tinggal di kota KUfah, dan wafat tahun 2.",5 Hijriah. Termasuk dari kalangan
tokoh tabi' al-atba'.
Guru-gurunya Ahmad bin lshaq bin Zaid, Ahmad bin Abdul Malik bin
Waqid, Ishaq bin Manshur, Ja'far bin 'Aun bin Ja'far bin 'Armu bin
Harits,Hammad bin Khalid, Dawud bin Abdullah bin Abu aI-Karam,
'Ubaidillah bin Musa bin Abu al-Mukhtar Badzam, Ali bin Mashar, dl!.
Murid-muridnya salah seorang di antaranya adalah Ahmad bin'Ali bin
Sa'id.
Menurut Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma'in, beliau shaduq.
Menurut Abu Hi\.tim al-Razi, Ibn Kharrasy, al-Ajali Dan Abu Zar'ah al-Razi,
beliau adalah tsiqah dan penghafal hadis.
d. Kesimpulan
Setelah melalui serangkaian penelitian hadis di atas, penulis
berkesimpulan bahwa hadis ini adalah bersumber dari Rasulullah, dengan
sanad yang bersambung. Sedangkan kualitasnya adalah !lasan lidzatih, karena
adanya seorang dari rawi yang shaduq.
2. Hadis Kedua
Ketika al-Zamakhsyari menjelaskan ayat miiliki ynumiddfn, ia
menjelaskan juga perbedaan pendapat cara membaca ayat tersebut di kalangan
97
para ulama. Ada yang membaca maliki yaumiddfn, ada juga yang membaca
malaka yaumaddfn, ada juga mtiliku yaumidd dan lain sebagainya. Namun yang
paling tepat menurut al-Zamakhsyari ialah dibaca malilci yaumiddfn seperti
dalam surat ai-gharir ayat 12 serta ai-Nils ayat 2. Kemudian setelah itu ia
menerangk,an makna yau11l ai-din dengan yaum al-jazti', sebagaimana
diungkapkan dalam hadis berikut ini:
"Balasanmu sesuai dengan keberagamaanmu".
a. Penelusuran
Dari hasil penelusuran meialui al-Kulub al-Tis'ah, al-Mu'jam al-Mufahrasli
al-Ftizh al-Hadfls, penulis mendapati bahwa matan hadis tersebut di atas
merupakan penggalan hadis mauqiifdari sahabat Abu 'Ubaidah. Letaknya pada
pengantar bab Tafsir al-QUI.'an dalam kitab shahilz Bukhtirf. Berikut adalah nash
lengkap dari matan tersebut :
"Surah ini (al-Fillihah) dinamakan Umm al-Kiltib, karena ia mengawalipenulisan surah dalam kitab mushaf, mengawali bacaan shalat.Agama itu ialahbalasan, ada balasan yang baik dan ada balasan yang buruk, kamu akan dibalassebagaimana kalian beragama (atau mengamalkan agama). Mujahid berkata:agama itu ialah penghisab, dan om'ang yang beagama itu akan dihisab".
4 Imam Bukhiiri, Sh"hi/z Bllkllliri, Bab Talsir al-Qur'an, Bab Wasummiyat Ull1.mu aIKitiib. (CD Room Kutubu Tis'ah)
98
b. Kesimpulan
Hadis ini adalah hadis mauqlif atau ungkapan dari kalangan sahabat,
tetapi walaupun mauqlif tetap berhukum slwhih karena hal tersebut (yakni
penamaan surat al-Fiiti!lah dengan Ummul kitiib dan lain-lain) tidak berkaitan
dengan masalah zjjtihiidf sehingga sahabat pasti mengetahuinya dari Rasulullah
saw, Jadi hadis ini berhukum marfCt' apalagi diriwayakan oleh Imam al
Bukhari.
3. Hadis Ketiga
AI-Zamakhsyarf menerangkan bahwa kata tlInfn merupakan isim fi'iI 'amr
yang bermakna "istajib", dan kata amfn ini bisa dibaca dengan dua bentuk' yaitu
dipanjangkan alif-nya atau bisa juga dibaca pendek. Kemudian ia menyebutkan
dalil yang menerangkan hal tersebut yaitu hadis di bawah ini:
"Dari Nabi saw bersabda: "Jibrll as mengajariku menyebut Amin setelahsaya selesai membaca Fiiti!lat al-Kitiib. Nabi berkata; "Sesungguhnya surah alFiiti!lah laksana penutup kitab".
a. Penelusuran
Setelah melakukan serangkaian penelusuran tentang hadis ini melalui al
Kutub al-Tis'ah dan al-Mu'jam al-Mufahras Li al-Fiizh al-Hadfts, penulis tidak
menjumpai bunyi nash di atas. Jadi hadis ini adalah hadis yang tidak memiliki
sanad atau hadis mau'dhzl'. Sebagaimana dikatakan juga oleh Imam Ibn Hajar
dalam kitabnya al-Kiifi al-Syiifi fi Takhrij Ahiidfts al-Kasysyiif Namun beliau
menambahkan bahwa ada hadis yang lain dengan lafaz yang berbeda dengan
hadis di atas yaitu riwayat Abu Syaibah dari Abu Maisarah salah satru kibar al-
99
Tabi'in, hadisnya berbunyi "Aqrrz'a fibril alaihi al-sa/iim a/-Nabi saw fiitil1at a/-Kitiib
falammii qiilii 'wa/ad/u'illfn' qiila /aha 'amln',fa qii/ii amln."
4. Hadis Keempat
Setelah itu al-Zamkahsyari menerangkan perbedaan pendapat para
ulama tentang apakah sunnah bagi Imam untuk mengatakan "amln". Menurut
Abu Hanifah, Anas bin Malik serta 'Abdullah bin Mughaffal tidak usah, karena
imam ialah orang yang mengajak. Sedangkan menurut Imam al-Syafi'i itu
merupakan kesunnahan berdasarkan hadis berikut ini:
"Dari Wail bin Hujrin berkata, bahwa Nabi Saw setelah membacaWa/adhdhiillfn, lalu membaca Amln dengan suara yang jelas".
a. Penelusuran
Dalam menelusuri hadis ini, dipergunakan kitab-kitab hadis rujukan,
baik dalam kitab-kitab al-Kutub al-Tis'ah, melalui al-Mu'jam al-Mufahras Ii al
Fazh al-Hadits dan al-Jami' al-Shaghir, penulis tidak menemukan hadis dengan
lafaz yang persis sarna dengan nash matan di atas. Namun penulis menemukan
nash lain yang susunan lafaznya hampir sarna. Yaitu hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Abu Dawud dalam kitab sunannya dari jalur Wail bin Hujrin.
Demikian pula daIam kitab lain, meskipun nampak lebih panjang, seperti
sunan aI-Nasal, Ibn Majah dan al-Darimi. Serta dalam kitab Musnad Ahmad
bin Hanbal.
100
1). Hadis dari Riwayat Abu Dawud,s
"Muhammad bin Katsir berkata kepada kami, dari Sofyan, dari Salamah,dari Hujrin al-Anbasi al-Hadhrami, dari Wail bin Hujrin berkata, bahwaRasulullah saw setelah membaca Waladhdhallfn, beliau berkata Amin dengansuara yang jelas".
2). Hadis dari Riwayat AI-Nasai.6
'.' <Wf '.~ '.' '\ f '." ! '8%. J'li Ji;..: 8%. 'Jli~ '.' d\:U c"·f.:"r, .. u ~,cs' J<f'Y- , J"., . J?""" "" -"
'Imam AbU Dawud, Sunal! Abri Oawud, Kitab aI-ShaIilt, Bab aI·Ta'min Waraa aI-Imam.No.797. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
6 Imam AI-Nasai, SUI!",l al·Nasaf, Kitab al-iftitah, Bab Qaul aI·Ma'mfin Idza 'AthasyaKhalfa aI-Imam. No.923. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
101
"Abdul Hamid bin Muhammad berkata kepada kami, dari Mukhllad,
dari Yunus bin Abu Ishiik, dari Bapaknya, dari 'Abdul Jabbar bin Wiiil, dari
Bapaknya berkata: Saya shalat di belakang Rasulullah saw, ketika beliau
bertakbir dan mengangkat kedua tangannya di bawah kedua ujung telinganya.
Setelah membaca Waladhdlwllfl1 beliau mengucapkan Amzl1, dan saya
mendengarnya karena saya dibelakang beliau. Rasulullah kemudian
mendengar seseorang mengucapkan alhamdulillah Hamdal1 Katszran Thayyibal1
Mubiirakal1 Ffh. Setelah Rasulullah memberi salam, lalu bertanya siapa yang
mengucapkan kalimat tersebut dalam shalat? Si laki-Iaki menjawab: Saya wahai
Rasulullah, dan dengan ucapan tersebut saya tidak ingin berdosa. Nabi saw
berkata: sungguh ada dua belas malaikat yang berlomba menaunginya, dan
kami tidak menahannya selain Arsy".
3). Hadis dari Riwayat Ibn Miijah?
Muhammad bin Shabbiih dan 'Ammiir bin Khiilid al-Wasithl berkatakepada kami, dari Abu Bakar bin 'Ayyiisy, dari Abu Ishiiq, dari Abu Jabbar binWiiil, dari Bapaknya berkata bahwa saya shalat bersama Rasulullah saw, ketika
7 Ibn Majah, S,IllGlJ II", Mnjah. Kitab Iqamah ai-Salah, Bab al-Jahru Bi Amin. No. 845.(CD-Hadis KUlub Tis'ah).
102
beliau membaca Waladhdhiillfn, beliau membaca Amfn, dan kami semuamendengarnya".
4). Hadis dari Riwayat Ahmad bin Hanbal
"Abdul Quddo.s berkata kepada kami, dari al-Hajjaj, dari Abdul Jabar,dari Bapaknya bahwa ia mendengar Nabi saw menyebut Amfn".
5). Hadis dari Riwayat al-DarimioJ"" "" } 0 .-.- " ...
:;.Pi J. ;::- :;.~ J.~ :;.~ J. LJ~ Ii:;'d fr? J.~ Ii;"!.- .-... "'.- '"
"Muhammad bin Katsir berkata kepada kami, dari Sofyan bin Sa'id, dariSalamah bin Kuhail, dari Hujrin bin al-'Anbasi, dari Wail bin Hujrin berkata,bahwa ketika Rasulullah membaca Waladhdhdllfn, beliau membaca Amfn, dan iamemperjelas suaranya".
103
b. Skema Sanad Hadis Seluruh Riwayat
c. Kritik Sanad Hadis Imam Abu Dawud
1. Wail bin Hujrin
Nama lengkapnya adalah Wail bin Hujrin bin Sa'ad. Dari golongan
sahabat dan menempati derajat setinggi-tingginya.
2. Hujrin Abu al-Anbas al-Khadhraml
Hujrin bin al-Anbas dikenal dengan nama Abu al-Anbas. Tinggal di
Kufah dan termasuk golongan pemuka dan tokoh dari kalangan tabi'in.
Diketahui, bahwa beliau pernah berguru kepada 'Alqamah bin Wail bin
Hujrin dan Wail bin Hujrin bin Sa'ad.
Sedangkan muridnya adalah Salamah bin Kahil bin Hashin.
104
Menurut Yahya bin Ma'in, Hujrin al-Khadhrami termasuk orang yang
terpercaya dan terkenal. AI-Khathib, beliau orang yang terpercaya. Al
Daraquithni berpendapat bahwa bahwa hadis-hadis beliau adalah shahih
semuanya. Binu Hibban, Hujrin adalah orang yang dipercaya. Dan menurut al
Dzahabi, terpercaya.
3. Salamah
Nama lengkapnya adalah Salamah bin Kahil bin Hashln. Dikenal dengan
nama Abu Yahya. Bertempat tinggal dan wafat di kota KUfah, tahun 121
Hijriah. Beliau termasuk dari kalangan tabi'in yang menengah.
Di antara guru-gurunya, yaitu Ibrahim bin Yazid bin Syarik, Bakir bin
Abdullah bin al-Asyja', Hujrin bin al-'Anbas, Hujiyah bin 'Uday, Sa'ad bin Iyas,
Sa'id bin Jubair bin Hisyam, Abdullah bin Abu Aufa 'Alqamah bin Khiilid,
'Amran bin al-Harits, dll.
Nama murid-muridnya, di antaranya Ismail bin Khalid, Hammad bin
Salamah bin Dinar, Sa'idb bin Masruuq, Sofyan bin Sa'id bin Masruq, Syua'ib
bin Khalid, Shaleh bin Shaleh bin Muslim bin Hayyan, 'Uqail bin Khalid bin
'Uqail, 'Ali bin Shaleh bin Shiileh, Muhammad bin Jahadah, dll.
Menurut Ahmad bin Hanbal, Salamah adalah orang yang sangat yakin.
Menurut Yahya bin Ma'in, beliau orang yang terpercaya. Abu Zar'ah al-Razi,
orang yang terpercaya dan amanah. Abu Hatim al-Razi, orang terpercaya dan
sangat yakin. AI-Nasai, orang terpercaya dan teguh. AI-'Ajali, orang terpercaya
dan teguh.
4. Sofyan
Nama lengkap beliau adalah Sofyan bin Sa'ld bin Masruq. Dikenal
dengan nama Abu Abdullah. Bertempat tinggal di KUfah, dan meninggal di
105
kota Bashrah pada tahun 161 Hijriah. Ia juga dikenal sebagai pemuka dari
kalangan tabi'ln.
Di antara deretan guru-gurunya, vaitu Adam bin Sulaiman, Ibrahim bin
'Amir bin Mas'ud, Ibrahim bin Abdul A'la, Ibrahim bin Uqbah bin Abu 'Ayas,
Ibrahlr,n bin Muhammad bin al-Muntasylr bin al-Ajda', Ibrahim bin Muhajir bin
Jabir, Ibrahim bin Maisarah, AbU Bakar bin Abdullah bin Abu al-Jahm, Abu
Musa, Usamah bin Zaid, Aslam, Bardu bin Sunan, Basylr bin Salman, Bayan bin
Basylr, Jabir bin Yazld bin aI-Harits, Jablah bin Sahlm, Hubaib bin Syahid,
Khalid bin Mahran, Salim bin Abu Umayyah, Sa'id bin Ibrahim bin Abdullah
bin 'Auf, SaIamah bin Dinar, Salamah bin Kahll bin Hashain, Salamah bin
Nablth bin Syuraith, Salamah bin Wardan, Sulaiman bin Tarkhan, Shafwan bin
Salim, Thalhah bin Yahya bin ThaIhah bin 'UbaidiIlah dIL
Sedangkan, murid-muridnya, di antaranya Tsabit bin Muhammad, Ja'far
bin 'Aun bin Ja'far bin 'Amru bin Harlts, Hujjaj bin Muhammad, aI-Hasan bin
'Ayasy bin Salim, Hammad bin DaliI, Khalid bin al-Harits, Sofyan bin
'Uyaiybah bin Abu 'Arman Maimun, Salam bin Salim, Abdullah bin Yazld,
Qablsah bin 'Uqbah bin Muhammad bin Sofyan, Muhammad bin Humaid,
Muhammad bin Katslr, Mahmud bin Khalid bin Abu Khalid, al-Walld bin
Muslim, dB.
Menurut Malik bin Anas, Sofyan termasuk orang yang terpercaya.
Syu'bah bin al-Hujjaj memandangnya sebagai sosok yang mendapat gelar
'AmiruI Mu'minin, atau geIar kemuIyaan tertinggi daIam i1mu hadis. AI-Fazarl,
berkata; kalau saya diminta untuk menunjuk orang terbaik, pasi saya akan
memilih Sofyan. Yahya bin Ma'in, beliau orang terpercaya. Ibn Hibban, ia
termasuk dari golongan penghafal hadis yang paling yakin. Dan menurut al
Khatib, Sofyan adalah tipe orang yang kuat memegang amanah.
106
5. Muhammad bin Katsir
Muhammad bin Katsir dikenal dengan nama Abu Abdullah. Beliau
bertempat tinggal di kota Basrah, Irak, dan termasuk pemuka besar dari
golongan tabi' tabi'in. Wafat pada tahun 223 Hijriah.
Di antara guru-gurunya, yaitu ,Ibrahim bin Nafi', Israil bin Yunus bin
Abu Ishak, Ja'far bin Sulaiman, Sofyan bin Sa'id bin Masruq, Sulaiman bin
Katsir, Sulaiman bin al-Mughirah, Syu'bah bin al-Hujjaj bin aI-Ward, Abdul
Rahman bin 'Amru bin Abu 'Amru, Mahdi bin Maymun dan Hamam bin Yahya
bin Dinar.
Sedangkan, murid-murid beliau, di antaranya ialah AI-Husain bin
Muhammad bin Ja'far, Abdul Hamid bin Nasr, Abdul Quddus bin Muhamamd
bin Abdul Kabir bin Syu'aib, Abdullah bin Abdul Rahman bin al-FadhI bin
Bahram, Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim, Muhammad bin Ma'mar bin
Rabi'i dan Muhammad bin Yahya bin Abdullah bin Khalid bin Faris bin Dzuib.
Menurut Ahmad bin HanbaL Muhammad bin Katsir adalah orang yang
terpercaya. Menurut Abu Hatim al-Razi, ia orang yang sangat jujur. Binu
Hibban, orang yang ingatannya kuat dan dipercaya. Yahya bin Ma'in, belum
sampai derajat terpercaya. Dan menurut Binu Qani, ia orang yang lemah.
d. Kesimpulan
Setelah menelusuri hadis ini dan dan melakukan serangkaian penelitian
untuk mencari tahu kualitas hadis, khususnya dari sisi sanad, penulis
berkesimpulan bahwa kualitas hadis di atas adalah !1asan, karena salah seorang
dari perawinya hanya dinilai jujur (shaduq).
5. Hadis Kelima
107
Setelah selesai menerangkan perbedaan pendapat di hadis sebelumnya,
lalu al-Zamakhsyari menerangkan tentang keutamaan surat ini dengan
memaparkan hadis di bawah ini:
"Dari Rasulullah saw. beliau berkata kepada Abu bin Ka'ab: "Maukahengkau kuberitahukan satu surah yang tidak diturunkan ke dalam kitab Taurat,atau Injil maupun kitab al-Qur'an yang sarna dengannya?" Saya berkata:"Tentu wahai Rasulullah". Nabi berkata : "Pembuka kitab (al-Qur'an) yaitu alSab' al-Matsanf serta kitab al-Qur'an al-Azhim yang dengannya saya diutus".
a. Penelusuran
Setelah melakukan serangkaian penelitian kepada-kitab hadits melalui
al-Mu'jal1l al-Mufahras Li al-Fazh al-Hadfts dan al-jan!'i al-Slwgfr dijumpai bahwa
nash matan hadis di atas hanyalah berupa penggalan dari riwayat-riwayat
aslinya yang lebih panjang. Beberapa matan hadis tersebut di antaranya
diriwayatkan oleh Imam Tirmidzl, Ahmad, al-Darimi, Ibn Majah dan al-Nasai.
1). Hadis dari Riwayat Tirmidzi.8
8 Imam Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzf, Kitab Fadhftil al-Qur'an 'an Rasulillah, Bab Mil JilaFi Fadhl Fiitihat al-Kitilb. No. 2800. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
108
"Qutaibah berkata kepada kami, dari 'Abdul Aziz bin Muhammad, darial-'Ala bin Abdul Rahman, dari Bapaknya, dari Abu Hurairah bahwasanyaRasulullah saw keluar menemui Ubayy yang sedang menunaikan shalat, danberkata; "Wahai Ubayy!". Namun Ubay tidak mengindahkan panggilanRasulullah hingga selesai dari menunaikan shalatnya. Setelah shalat, ia bangkitperlahan dan menemui Rasulullah dengan terlebih dahulu berkata, AssallimuAlaikum Wahai Rasulullah. Nabi menjawab; "Wa'alaika al-Sallim, apa yangmembuatmu wahai Ubayy enggan menoleh ketika saya memanggilmu?Ubayyu menjawab; "Wahai Rasulullah, saya sedang menunaikan shalat". Nabiberkata; "Apakah engkau tidak mau apa yang telah diwahyukkan Allahkepadaku untuk memohon kepada-Nya dan Rasul-Nya untuk memberimu apayang engkau harapkan tentang kehidupan". Ubayy menjawab: "Tentu, dansaya tidak akan mengulanginya lagi". Nabi berkata; "Maukah engkaukuberitahukan satu surah yang tidak diturunkan ke dalam kitab Taurat, atauInjil dan tidak pula kepada kitab Zabur, maupun kitab al-Qur'an yang samadengannya?" Saya berkata: "Tentu wahai Rasulullah". Nabi saw berkata : "Apa
109
yang engkau baca dalam shalat?". Ubayy berkata; "saya membaca Umm alQur'an". Rasulullah saw menjawab: "Demi jiwa dan ragaku yang beradadalam genggaman-Nya bahwa belum pernah diturunkan ke dalam kitabTaurat, atau lnjil maupun kitab al-Qur'an yang sama dengannya. Surahtersebut adalah terdiri atas tujuh ayat, serta kitab al-Qur'an al-Azhim yangdengannya saya diutus".2). I1adis RiwaYilt dari al-Darimi.9
:; ~( :; ~)i ~ J. .LW\ :;~ :; j!;J\ ¥ 8:G.- ?G- :; ;::i 8:G.-
"Nu'aim bin Hammad berkata kepada kami, dari Abdul Aziz binMuhammad, dari al-'Ala bin Abdul Rahman, dari Bapaknya, dari AbUHurairah, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: "Tidak pernah diturunkanke dalam kitab Taurat, kitab lnjil, atau kitab Zabur maupun kitab al-Qur'anyang sama dengannya. Yaitu Umm al-Qur'an yaitu al-Sab' al-Matsanf, sertakitab al-Qur'an al-Azhim yang diberikan kepadaku".
3). Hadis Riwayat dari Ibn Majah.1O0" J "'" '" . 0 .. . '"
~ :; ;,.;.) ~ J.~ :; .::\ :; >:~ G:b- y <5- i :; ;::,. ;\ G:b-'" ... " " .... ..
9 Imam al-Diirimi, 51111nll ni-Darillli, No. 3239. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
[0 Ibn Majah, 51111"" 11m Mtijnh, No. 3775. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
110
"Abu Bakar bin Abu Syaibah berkata kepada kami, dari Gundar binAbu Syu'bah, dari Khubaib bin Abqul Rahman; dari Hafsha bin' Ashim, dariAbu Sa'id bin al-Mu'alIi berkata, RasululJah saw berkata kepadaku: Maukahengkau aku beritahu surah yang paling agung dalam kitab al-Qur'an sebelumsaya keluar dair masjid?". Ketika Nabi akan keluar dari masjid, sayamengingatkannya, dan Nabi berkata: "AI-Hamdulillah Rabbi! 'Alamin, iaadalah al-Sab' al-Matsiinf beserta kitab al-Qur'an al-Azhim (lainnya) yangdengannya saya diutus".
4). Hadis Riwayat dari al-NasaLll
"lsma'll bin Mas'ud berkata kepada kami, dari Khalid berkata, dariSyu'bah bin Khubaib bin Abdul Rahman berkata, saya mendengar Hafsha bin'Ashim diceritakan dari Abu Sa'id bin al-Mu'am, sesungguhnya RasululJah sawsuatu waktu lewat sernentara ia sedang shalat. Nabi lalu memanggilnya. Tapi iasedang shalat. Setelah shalat, ia lalu mendatangi Nabi saw. Nabi berkata: "Apayang membuatmu enggan menoleh ketika saya memanggilmu? Ia menjawab;"Wahai RasululJah, saya sedang menunaikan shalat". Nabi berkata; "Bukankah
11 Imam aI-Nasal, SUllall ai-Nasal, No. 904 (CD-Hadis Kutub Tis'ah)
111
Allah swt telah berkata, wahai orang-orang beriman; jawab!ah panggilan Allahdan Rasul-Nya yang memberimu apa yang engkau harapkan tentangkehidupan". "Maukah engkau kuberitahukan satu surah yang paling agungsebelum saya keluar dari masjid?". Saya berkata; wahai Rasulullah, apa yangengkau sampaikan? Nabi bersabda; "AI-Hamdulillah Rabbi! Alamln, yaitu a/Sab' al-Matsiini beserta dan al-Qur'an yang Agung".
5). Hadis Riwayat dari Ahmad.12
" ,... } '" g "" ". ____". ... J ~ __ "
~I ::I' F) ~ :; ~lliJl G::G- JIj ~I;~ :; F) ¥ G::G- JIj 0\A$. G::G-
12 Imam Ahmad bin Hanbal, Musllad Ahmad bill Hallbal, No. 8977 (CD-Hadis al-Kutubal-Tis'ah)
112
"Affan berkata kepada kami, dari Abdul Rahman bin Ibrahim berkata,al-' Ala bin Abdul Rahman berkata kepada kami, dari Bapaknya, dari AbuHurairah berkata: bahwasanya Rasulullah saw keluar menemui Ubayy yangsedang menunaikan shalat, dan berkata; "Wahai Ubayy!". Namun Ubay tidakmengindahkan panggilan Rasulullah hingga selesai dari menunaikanshalatnya. Setelah shalat, ia bangkit perlahan dan menemui Rasulullah denganterlebih dahulu berkata, Assalamu Alaikum Wahai Rasulullah. Nabi menjawab;"Wa'alaika ai-Salam, apa yang membuatmu wahai Ubayy enggan menolehketika saya memanggilmu? Ubayy menjawab; "Wahai Rasulullah, saya sedangmenunaikan shalat". Nabi berkata; "Apakah engkau tidak mau apa yang telahdiwahyukkan Allah kepadaku untuk memohon kepada-Nya dan Rasul-Nyauntuk memberimu apa yang engkau harapkan tentang kehidupan". Ubayymenjawab: "Tentu, dan saya tidak akan mengulanginya lagi". Nabi berkata;"Maukah engkau kuberitahukan satu surah yang tidak diturunkan ke dalamkitab Taurat, atau Injil dan tidak pula kepada kitab Zabur, maupun kitab alQur'an yang sama dengannya?" Saya berkata: "Tentu wahai Rasulullah". Nabisaw berkata : "saya tidak menginginkan keluar dari masjid ini hingga engkaumengetahuinya". Ubayy berkata; Maka Rasulullah mulai menyapah tangankudan berkata kepadaku. Dan saya merasa gagap dan khawatir sebelum terucapapa yang mau disampaikan Nabi. Ketika mendekati pintu keluar, saya berkatakepada beliau: "Surah apa yang engkau ingin sampaikan kepadaku?". Nabimenjawab: "Apa yang engkau baca dalam shalat?". Ubayy berkata; "sayamembaca Umm al-Qur'an". Rasulullah saw menjawab: "Demi jiwa dan ragakuyang berada dalam genggaman-Nya bahwa belum pernah diturunkan kedalam kitab Taurat, atau Injil maupun kitab al-Furqan. Surah tersebut adalah alSab' al-Matsanf (al-Ffttihah)."
113
6). Hadis Riwayat dari Ahmad,13
'" '" " ".. 0 ".. '" ".. '" " ;".. } '" "'.-
<$i Y ~i Y <\.WI J~i Jli~ :;1 ~ J£Cl 8:b- ~)I~ :; JL:.;L 8:b-'" '" '" ;; ".. ..
"Sulaiman bin Dawud berkata kepada kami, dari Ismail Ibnu Ja'farberkata, al-'Ala menyampaikan kepada kami, dari Bapaknya, dari AbuHurairah bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, dan Ubayyu membacanya,yaitu Ummu al-Qur'an. Nabi bersabda: "Demi jiwa dan ragaku yang beradadalam genggaman-Nya bahwa belurn pernah diturunkan ke dalam kitabTaurat, atau Injil maupun kitab al-Furqan yang sarna dengannya. Surahtersebut adalah al-Sab' al-Matst'inf (al-Fatihah) serta kitab al-Qur'an al-Adzlmyang diberikan kepadaku".
b. Skerna Sanad Hadis SeIuruh Riwayat
13 Imam Ahmad bin Hanbal, Musllad Allmad bill Hallbal. No. 8328 (CD-Hadis KutubTis' ah)
114
c. Kritik Sanad Hadis
1. Abu Hurairah
Nama aslinya Abdul Rahman bin Sakhar. Masyhur dengan nama Abu
Hurairah. Bertempat tinggal di kota Madinah dan wafat di sana pada tahun 57
Hijriah. Beliau termasuk dari, kalangan .sahabat yang sangat banyak
meriwayatkan hadis, sehingga menempati derajat setinggi-tingginya.
2. Abdul Rahman
Nama aslinya Abdul Rahman bin Ya'qub. Oikenal dengan nama Maula
al-Haraqah. Bermukin di kota Madinah. Termasuk dari kalangan tabi'in
pertengahan.
Oi antara guru-gurunya yaitu Sa'ad bin Malik bin Sunan bin 'Ubaid,
Abdul Rahman bin Sakhar, dan Ya'qub Maula al-Harqah.
Murid-muridnya, yaitu al-'Ala bin Abdul Rahman bin Ya'qub,
Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits bin Khalid, Muhammad bin'Amru bin
'Alqumah bin Waqqash, Yahya bin Abu Katsir Shaleh bin al-Mutawakkil dan
,Amru bin Hafsh bin Ozikwan.
Menurut al-Ajali, Ibn Hibban dan al-Ozahabi, beliau adalah orang yang
tsiqah. Sedangkan menurut aI-nasa'!, hadisnya dapat diterima.
3). AI-'Ala bin Abdul Rahman
Beliau bernama AI-Ala' bin Abdul Rahman bin Ya'qub. Dikenal dengan
nama AbU Syibl, dari kalangan tabi'in ked!. Bertempat tinggal di kota Madinah.
Dan wafat tahun 132 Hijriah.
Oi antara guru-gurunya yaitu Abu Katsir, Ishaq Maula Zaidah, Anas bin
Malik bin al-Nadhar bin Ohamdham bin Zaid bin Haram, Ozikwan, Abbas bin
Sahal bin sa'ad, Abdul Rahman bin Ya'gub,'Ali bin Majdah dll.
115
Murid-muridnya, Ismail bin Ibrahim bin Muqslm, Hafsha bin Maisarah,
Ruh bin al-Qasim, Zuhair bin Muhammad, Sufyan bin Sa'id bin Masruq,
Sulaiman bin Bilal, Abdul Humaid bin ]a'far bin Abdullah bin al-Hikam, Abdul
AZlz bin Muhammad bin 'Ubaid bin 'Ubaid, Abdullah bin ]a'far bin Najlh, dll.
Menurut Ahmad bin I-1anbal, beliau adalah terpercaya dan beJum
pernah terdengar orang -orang menceritakan keburukannya. Menurut Abu
I-1iitim al-Razl, aJ-' Ala adalah sosok yang shaleh dan dipandang sebagai orang
yang tsiqah. TurmduzI, terpercaya di kalangan ahli hadis. Ibn Hibban juga
memadangnya sebagai orang dipercaya. AI-Nasal dan Ibn 'Uday, tidak
dijumpai cacat pada diri beliau.
4. Abdul Aziz Muhammad
Nama aslinya Abdul AZlz bin Muhammad bin 'Ubaid bin Abu 'Ubaid.
Dikenal dengan nama Abu Muhammad, dari kalangan tabi'ln pertengahan.
Bertempat tinggal di kota Madlnah hingga wafatnya pada tahun 187 I-1ijriah.
Di antara guru-gurunya Usamah bin Zaid, Usaid bin Abu Usaid, ]a'far
bin Muhammad bin'Ali bin ai-Husain, Humaid bin Abu Humaid, Dawud bin
Qais, Shaleh bin Kisan, Shafwan bin Salim, Abdullah bin Sulaiman bin Abu
Salamah, al-'Ala bin Abdul Rahman bin Ya'qub, 'Imarah bin Ghuzayah bin al
Harits, dll
Murid-muridnya, yaitu Ibrahim bin'Amru bin Muthraf, Ibrahim bin
Musa bin Yazld bin Zadzan, Sa'id bin Abu Maryam aJ-Hikam bin Muhammad
bin Salim, Abdul Rahman bin Abu al-Zanadi Abdullah bin Dzikwan, 'Ali bin
Bahri bi Barrl, Outaibah bin Sa'id bin Tamil bin Thuraif bin Abdullah,
Muhammad bin Ayyub, dll.
Menurut Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Sa'ad, Malik bin Anas, Ibn
Hibban dan al-'Ajall memandang Abdul AZlz Muhammad sebagai orang
116
tsiqah. Sementara, aI-Nasal memandangnya sebagai orang bersih dan
riwayatnya dapat diterima.
5. Qutaibah
Nama aslinya Qutaibah bin Sa'id bin JamB bin Thuraif bin Abdullah.
Dikenal dengan nama Abu Raja', dari kalangan tokoh tabi' tabiin. Bertempat
tinggal di Hamash. Dan wafat tahun 240 Hijriah.
Di antara guru-gurunya Ibrahim bin Sa'id, Isma'il bin Ja'far bin Abu
Katsir, Hujaj bin Muhammad, Hammad bin Khalid, Dawud bin Abdul Rahman,
Abdul Rahman bin Abu Rijal, Abdul Aziz bin Muhammad bin 'Ubaid bin
'Ubaid, Abdul Wahid bin Ziyad, Laits bin Sa'ad bin Abdul Rahman, dll
Murid-muridnya Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin
AsadL Abdullah bin Muhammad bin Abu Syaibah Ibrahim bin 'Utsman dan
Muhammad bin Yahya bin Abdullah bin Khillid bin Faris bin Dzuaib.
Menurut Yahya bin Ma'in, Abu Hatim al-Razi, al-Nasai, Ibn Hibban dan
aI-Hakim dipandang sebagai orang yang terpercaya. Dan Ahmad bi Siyar,
beliau adalah orang yang teguh
d. Kesimpulan
Setelah mengadakan penilaian terhadap kualitas hadis ini, khususnya
yang berkaitan dengan para sanadnya, dijumpai bahwa ada dua sanad yang
dipandang shadiiq, atau hanya jujur dan tidak sampai pada derajat sha!l.f!l. Yaitu
Abdul AZlz bin Muhammad yang pernah mengutip suatu riwayat dari buku
lain, dan ia salah. Demikian pula al-'Ala bin Abdul Rahman yang dipandang
shaduq bahkan hampir wahm (bingung).
Oleh karena itu, penulis menempatkan kualitas hadis ini sebagai hadis
!J.asan lidziitihi. Dan melihat kepada skema sanad, ada satu mutabi' namun tidak
mendukung kualitasnya sampai ke derajat shah/!J..
117
B. Surah_al-Ikhlas
1. Katakanlah: "Dia-Iah Allah, Yang Maha Esa, 2. Allah adalah Tuhan_yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tiada. pula diperanakkan, 4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
Hadis-hadis dan kualitasnya yang terdapat di dalamnya
Ketika al-Zamakhsyari menerangkan keutamaan ayat ml, ia
menyuguhkan sebuah hadis yang sangat bagus yaitu sebagai berikut:
1. Hadis Pertama
}" 0 " " ... ;;. .-
"QI ~ .- N ," 'J~ '? ." N , ~ ill! J } , L• . e-.,.>.-). .~) , y)"
"Dari Rasulullah saw, beliau mendengar seseorang membaca Qui HuwaAlliilzu A!.!ad. Nabi berkata: "Ia telah dapatkan". Orang bertanya: " Apa yangtelah didapat?". Nabi menjawab: "Ia telah mendapatkan surga".
a. Penelusuran
Setelah mencari hadis ini di beberapa buku hadis, baik di al-Kutub al
Tis'ah, meIaIui al-Mu'jam al-Mufahras Ii al-Fiizh al-Hadfts, al-Jiimi' al-Shaghfr,
maupun Mausl/'ah Athriif al-Hiidfts al-Nabawf serta di daIam kitab-kitab hadis
yang memuat hadis-hadis palsu dan Iemah, penulis tidak menemukan hadis
dengan Iafaz di atas. Namun penuIis menemukan hadis lain yang semakna
dengannya, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin HanbaI
118
dalam kitabnya al-Musnad, Imam Malik dalam kitabnya al-Muwattha', dan
dalam sunan Aba Dfiwud.
1). Riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal.14
Jf ;:;:;, ) ~ ; JI Y ;.;-) ~ J. 1J1 ~ ~ ~~ G~ /~ ;f G~~ ... '" ......... -- . '"
"Abu'Amir berkata kepada kami, dari Malik, dari Abdullah bin 'AbdulRahman, dari Ibn Hunain dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah sawmendengar seseorang membaca Qui Huwa Allfihu Al1ad. Nabi berkata: uIa telahdapatkanu. Orang bertanya: U Apa yang telah didapat?". Nabi menjawab: uIatelah mendapatkan surgau.
2). Riwayat dari Imam Malik,15
14 Imam Ahmad bin Hanbal, Musllad Imam A!!Jllad bill Hallbal, Kitab Baqi MuslladMukatssirill. no.7669, (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
15 Millik bin Anas, Muwattha Malik, Kitilb al-Nidil Li al-Shalilh. No. 435. (CD-HadisKutub Tis'ah).
119
"Malik berkata kepada kami, dari 'Ubaidillah bin Abdul Rahman, dari'Ubaidillah bin Hunain Maula Ali Zaid bin al-Khattab, ia berlfata bahwa. iamendengar dari Abu Hurairah berkata bahwa ia telah bertemu Rasulullah sawdan mendengar seseorang membaca Qui HUWIl Alliihu A!llld. Nabi berkata: "Iatelah dapatkan". Saya bertanya kepada Nabi: "Apa Wahai Rasulullah?". Nabimenjawab: "Surga". Abu Hurairah berkata: "saya ingin pergi menemui laki-Iakiitu untuk menyampaikan kabar gembira, namun tidak sempat karena sayamenemani Rasulullah untuk makan siang. Setelah selesai makan siang bersamaNabi, saya lalu pergi mencari laki-Iaki tersebut, namun saya mendapati ia telah
."pergl .
3). Riwayat dari Tirmidzl,16
"AbU Kuraib berkata kepada kami, dari lshaq bin Sulaiman, dari Malikbin Anas, dari 'Ubaidillah bin Abdul Rahman, dari lbnu Humin Maulakeluarga Zaid bin al-Khattab, atau Maula bin Zaid bin al-Khattab, dari AbUHurairah berkata, saya bertemu Rasulullah saw dan mendengar seseorangmembaca Qui Huwll Alliihu A!llld, Allahu Shamad. Nabi berkata: "la telah
16 Imam Tirmidzl, SUllmz Tinllidzi, Kitab Fadhail al-Qur'an 'an Rasulillah. Bab Ma Jiia FlSurah al-Ikhlas. No.2822. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
120
dapatkan". Saya bertanya: "Apa yang telah didapat?". Nabi menjawab: "Iatelah mendapatkan surga".
b. Skema Sanad Hadis Seluruh Riwayat
c. Kritik Sanad Hadis Ahmad bin Hanbal
1. Abu Hurairah
Nama aslinya Abdul Rahman bin Sakhar. Dikenal dengan nama Abu
Hurairah. Bertempat tinggal hingga wafat di kota Madinah pada tahun 57
Hijriah. Beliau termasuk dari kalangan sahabat dan menempati derajat setinggi
tingginya.
2. Ibn Hunain
Nama aslinya 'Ubaid bin Hunain Maula Ali Zaid bin al-Khattab. Dikenal
dengan nama Abu Abdullah. Bertempat tinggal hingga wafat di kota Madinah
pada tahun 105 Hijriah. Tergolong tabi'in pertengahan.
121
Di antara guru-gurunya Abu Sa'id bin al-Ma'la, Sa'ad bin Malik bin
Sanan bin 'Ubaid, Abdul Rahman bin Sakhar, Abdullah bin Abbas bin Abdul
Muthalib bin Hasyim dan Abdullah bin 'Umar bin al-Khattab bin Nufail.
Menurut Muhammad bin Sa'id, beliau Tsiqah (terpercaya). Abu Hatim
al-Razi, shalehul hadis (pemumi hadis). Ibn Hibban, dipercaya.
3. Abdullah bin Abdul Rahman
Nama aslinya Abdullah bin Abdul Rahman bin al-Harits bertempat
tinggal hingga wafat di kota Madinah. Termasuk dari kalangan tabi'in
pertengahan.
Di antara guru-gurunya yaitu Sahal bin Sa'ad bin Malik, Abdul Rahman
bin Sakhar, 'Ubaid bin Hunain Mau'a Ali Zaid bin al-Kahttab dan Abdul
Rahman bin al-Harits bin Sa'ad bin AbO. Dzubiib.
Sedangkan murid-muridnya, yaitu Sa'id bin Abu Hila!, Abdul Rahman
bin Mu'awiyah bin al-Huwairits, Malik bin Anas bin Malik bin Abu'Amir, dan
'Ikriimah bin Ibrahim.
Menurut Yahya bin Ma'in, Abdullah adalah orang yang tsiqah.
Muhammad bin Sa'ad, tsiqah. Ibn Hibban, dipercaya. Dan menurut al-Dzahabi,
beliau orang yang tsiqah.
4. Malik
Nama aslinya Malik bin Anas bin Malik bin Abu 'Amir. Dikenal dengan
nama AbO. Abdullah. Bertempat tinggal di kota Madinah, hingga wafat pada
tahun 179 Hijriah. Termasuk dari kalangan tokoh tabi'in besar.
Di antara guru-gurunya, yaitu Hamid bin Qais, Dawud bin al-Hushin,
Zaid bin Aslam, Salim bin AbU Umayyah, Syuraik bin Abdullah bin Abu Namr,
Shaleh bin Kesan, Shafwan bin Salim, Abdul Rahman bin al-Qasim bin
Muhammad bin AbU Bakar al-Shiddiq, Abdullah bin Abdul Rahman bin
122
Ma'mar, Abdullah bin Abdul Rahman bin al-Harits, 'Amru bin al-Harits bin
Ya'qub, Musa bin Maisarah, Naii' Maula bin 'Umar, dll.
Di antara murid-muridnya, yaitu Ibrahim bin Thahman bin Syu'bah,
Ahmad bin Isma'il bin Muhammad, Isma'il bin Ja'far bin Abu Katsir, Basyar bin
'Umar bin al-Hukm, Hikam bin al-Mubarak, Dawud bin Abdullah bin AbU al
Kiram, Abdul Rahman bin al-Qasim bin Khalid, Abdullah bin Raja', Abdul
Malik bin'Amru, Laits bin Sa'ad bin Abdul Rahman, Muhammad bin Ja'far, dll.
Menurut al-Syaii'i, Malik bin Anas adalah sebagai hujjah Allah bagi
mahluk-Nya. Yahya bin Aktsam, tsiqah. Ahmad bin Hanbal, Malik bin Anas
adalah orang yang paling teguh dalam segala hal. Yahya bin Ma'in, tsiqah.
Muhammad bin Sa'ad, terpercaya dan paling teguh dalam berhujjah. Dan
menurut aI-Nasa'!, beliau adalah orang yang paling benar informasinya setelah
era tabi'in.
5. Abu 'Amir
Nama aslinya Abdul Malik bin 'Amru. Dikenal dengan nama Abu 'Amir.
Bertempat tinggal hingga wafat di kota Bashrah, wafat tahun 204 Hijriah.
Termasuk dari golongan tabi'in keci!.
Di antara guru-gurunya, yaitu Isma'il bin Muslim, Aflah bin Sa'id,Khalid
bin Maisarah, Dawud bin Qais, Zuhair bin Muhammad, Sa'id bin Salamah bin
Abu al-Hassam, Abdul rahman bin Tsabit bin Tsauban, Qarrah bin Malik,
Malik bin Anas bin Malik bin Abu 'Amir, Musa bin 'Ali bin Rabah, dll.
Di antara murid-muridnya yaitu Ahmad bin Sa'id bin Sakhar, Ahmad
bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad, Hasan bin Ali bin Muhammad,
Zahir bin Harab bin Syadad, zaid bin Yazid, dll.
Menurut Yahya bin Ma'in, beliau adalah orang yang shaduq (sangal
jujur). Ishaq bin Rahawain, terpercaya dan dapat diberi amanah. Abu Hiitim al-
123
Razl, orang yang shaduq. AI-Nasal, terpereaya dan dapat diberi amanah.
Muhammad bin Sa' ad, tsiqah. Utsman bin al-Darimi, tsiqah.
d. Kesimpu1an
Setelah menelusuri hadis ini, penulis berkesimpulan bahwa hadis di atas
adalah mar!u' dan kualitasnya sha!Jl!llidzntihf. Yaitu telah memenuhi syarat
untuk dipadang sebagai hadis shahih, yaitu sanadnya bersambung, para
perawinya 'adil dan dhabit serta terhindar dari syaz Oanggal) dan ilIat (eaeat).
C. Surat al-Falaq
... :;. ......... ... "''' co J. ... co J
;:A~l"~li ), :x) (3)~) bl ~\i. ), :x) (2)Jh- G), :x (1)Jl"l1 ~~ ~;\ cP
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,2. dari kejahatan makhluk-Nya, 3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelapgulita, 4. dan dari kejahatan wahita-wanita tukang sihir yang menghembuspada buhul-buhul, 5. dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki".
Hadis dan Kualitasnya yang Terdapat di dal~mnya
Setelah al-Zamakhsyari menerangkan ayat demi ayat surat al-Falaq ini,
kemudian sampailah ia menafsirkan kata 'al-glzilsiq' yaitu duklu/l zhulnmuh fikulli syai (meratanya kegelapan keseluruh penjuru). Kemudian ia menampilkan
sebuah hadis yang mengandung kata 'glzilsiq' di atas sebagai berikut:
1. Hadis Pertama
124
Dari 'Aisyah ra, bahwa Nabi saw menggenggam tanganku danmemandang ke bulan. Nabi bersabda: "Wahai 'Aisyah: "Mohonperlindunganlah kepada Allah dari segala macam keburukan. Sesungguhnya,bulan tersebut adalah tanda kejahatan malam apabila telah gelap gulita".
a. Penelusuran
Setelah mencari hadis ini di beberapa buku hadis, baik di al-Kutub al
Tis'ah, melalui al-Mu'jam al-Mufahras Ii al-Fiizh al-Hadfts, al-Jiimi' al-Shaghfr,
maupun Mausu'ah Athriif al-Hiidfts al-Nabawf, penulis tidak menemukan hadis
dengan lafaz di atas. Namun penulis menemukan hadis lain yang semakna
dengannya, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal
dalam kitabnya al-musnad serta Imam Tirmidzl dalam kita sunannya.
1). Hadis dari riwayat Ahmad bin HanbaJ.17
~~ :;. i',i'.. cs.f:;' .;,.;-Ji ~ J. ~};.JI :;. ..)~ ) J.I IS;J J~ ~;. 8~p "", "" ;;; - " "
"Yazld berkata kepada kami, bahwa Ibn Abu Dzi'b berkata dari al-Haritsbin Abdul Rahman dari Abu Salamah, dari ' Aisyah ra berkata, bahwa Nabi sawmenggenggam tanganku dan memandang ke bulan. Nabi bersabda: "Wahai'Aisyah: "Mohon perlindunganiah kepada Allah dari segala macam keburukan.Sesungguhnya, bulan tersebut adalah tanda kejahatan malam apabila telahgelap gulitan.
2). Hadis dari riwayat Tirmidzl18
17 Ahmad bin Hanbal, Mnsnad Ahmad bin Hanbal, Kitab Baqi Musnad al-Anshk No.24807. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
18 Imam Tirmidzi, SllIIan Tirmidzi, Kitab Tafsir al-Qur'an 'an Rasulillah.Bab Wa MinSurah al-Mu'awwidzatain. No.3288. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
125
"" ,," ...... . ...
~~ G::.;.>-
"Muhammad bin al-Mutsanna berkata kepada kami, dari Abdul Malik bin'Amru al-'Uqadr, dari Abu Dzi'bin, dari al-Harits bin Abdul Rahman dari AbuSalamah, dari 'Aisyah ra berkata, bahwa Nabi saw memandang ke bulan danberkata: "Wahai 'Aisyah: "Mohon perlindunganlah kepada Allah dari segalamacam keburukan. Sesungguhnya, bulan tersebut adalah tanda kejahatanmalam apabila telah gelap gulita".
b. Skema Sanad Hadis Riwayat Ahmad bin Hanbal
126
Co Kritik Sanad Hadis Ahmad bin Hanbal
1. 'Aisyah ra.
Nama aslinya 'Aisyah binti Abu Bakar al-Shiddiq. Dikenal dengan nama
Ummul Mu'minin, atau dengan nama lain Ummu Abdullah. Bertempat tinggal
hingga wafat di kota Madlnah pada tahun 58 Hijriah. Beliau termasuk dari
kalangan sahabat dan menempati derajat setinggi-tingginya.
2. Abu Salamah
Nama panjang beliau adalah Abdullah bin Abdul Rahman bin 'Auf.
Kadang dipanggil dengan Abu Salamah. Bertemukim di kota Madinah hingga
wafat pada tahun 94 Hijriah. Tergolong tabi'in pertengahan.
Di an tara guru-gurunya, terdapat Salamah bin Shakhar bin Salman,
Hamzah bin 'Amru bin 'Uwaimar, Thalhah bin 'Ubaidillah bin 'Utsman,
'Aisyah binti Abu Bakar al-Shiddiq, 'Ubadah bin al-Shamit bin Qais,dll.
Murid-muridnya, yaitu Ja'far bin Rabi'ah bin Syarhabll bin Hasanah, al
Jalah, AI-Harits bin Abdul Rahman, Hashan bin Abul Rahman, Hamld bin
Ziyad, Salim bin Abu Umayyah, Sa'ad bin Thariq bin Usyaim, dll.
Menurut Abu Zar'ah al-Razi, Abu Salamah orang yang tsiqah dan
pemimpin. Ibn Hibban, orang yang dipereaya. Dan al-Dzahabi, beliau salah
seorang dari kalangan Imam.
3. AI-Harits bin Abdul Rahman
Nama lengkapnya adalah al-Harits bin Abdul Rahman. Nasabnya
kepada al-Qursyi al-' Amid, dan termasuk dari kalangan tabi'in keeil.
Di antara guru-gurunya, yaitu Hamzah bin Abdullah bin 'Dmar bin al
Kahtthab, Salim bin Abdullah bin 'Umar bin al-Khatthab, Abdullah bin Abdul
Rahman bin'Auf, Muhammad bin Abu Muslim Maula bin'Abbas, Muhammad
bin Jubair bin Math'am bin'Ady, dll.
127
Murid-muridnya, yaitu Muhammad bin Abdul Rahman bin al-Mughirah
bin al-Harits bin Abu Dzi'bin, Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin
Abdullah bin Syihab dan Yazid bin Abdullah bin Qusait.
Menurut Ahmad bin Hanbal, saya tidak melihat cacat pada dirinya.
Yahya bin Ma'in, boleh meriwayatkan darinya, dan dia tergolong yang
masyhur. AI-Nasai, tidak ada cacat padanya. Ibn Hibban, dipercaya. AI
Dzahabi, shaduq.
4. Ibn Abu Dzi'bin
Nama lengkapnya Muhammad bin Abdul Rahman bin al-Mughirah bin
al-Harits bin Abu Dzi'bin. Dikenal dengan nama Abu al-Harits. Bermukim di
kota Madinah dan wafat di KUfah pada tahun 158 Hijriah. Dan termasuk dari
kalangan atba' tabi'in yang pertama.
Di antara guru-gurunya, yaitu Ishaq bin Yazid, AI-Aswad bin al' Ala bin
Jariyah, Iyas bin Salamah bin al-Akwa', AI-Harits bin Abdul Rahman, Syu'bah
bin Dinar, Shaleh bin Nabhan Maula al-Taumah, dl!.
Murid-muridnya, yaitu Adam bin Abu Iyas, Ishak bin Muhammad bin
Abdul Rahman, Isma'il bin 'Umar, Dawud bin' Atha, Isa bin Yunus bin Abu
Ishaq,al-FadhI bin Dakin bin Hammad bin Zahir, AI-Walid bin Muslim, Yazid
bin Harun, Khalf bin al-Walid, dl!.
Menurut Ahmad bin Hanbal, Ibn AbU Dzi'bin adalah tsiqah dan shaduq.
Yahya bin Ma'in, orang yang terpercaya. AI-Nasai, terpercaya. Ya'qub bin
Syaibah, tsiqah dan shaduq. Dan Ibn Hibban, disebut sebagai orang dipercaya.
5. Yazid
Nama lengkapnya Yazid bin Harun. Dikenal dengan nama Abu Khalid.
Bertempat tinggal di kota Hayit dan wafat di sana pada tahun 206 Hijriah.
Termasuk dari kalangan atba' tabi'in yang ked!.
128
Di antara guru-gurunya adalah Ayyub bin 'Utbah, Jurair bin Hazim bin
Zaid, Ja'far bin Hayyan, Hammad bin Zaid bin Dirham, Sa'id bin Iyas, Fudhail
bin Marzuq, Muhammad bin Salim, Muhammad bin Abdul Rahman bin al
Mughirah bin al-Harits bin Abu Q~i'bin, Muslim bin 'Ubaid, dll.
Murid-muridnya, yaitu Ibrahim bin Ya'qub bin Ishaq, Ahmad bin
Sulaiman bin Abdul Mulk, Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin
Asad, AI-Husain bin Manshur bin Ja'far, Ziyad bin Ayyub bin Ziyad, Sofyan
bin Wakii bin al-Jarrah, Sahal bin Abu Sahal Zanjalah, dll.
Menurut Ibn Abu Syaibah, ia berkata bahwa saya belum pernah melihat
orang yang Iebih kuat hafalannya seIain Yazid bin Harun. Ahmad bin Hanbal,
semua hadits yang diriwayatkannya shahih. Yahya bin Ma'in, orang yang
terpercaya. 'Ali bin al-Madini, ia berkata bahwa saya belum pernah melihat
orang yang paling baik hafalannya selain Yazid. Abu Hiltim al-Razi, terpercaya
dan imam bagi para shaduq, dan tidak ada yang menyamainya. Dan aI-AjaIi, ia
orang terpercaya dan teguh.
d. Kesimpulan
Setelah menelusuri hadis di atas, khususnya pada sanadnya, penulis
berkesimpulan bahwa kualitas hadis ini adalah !lasan. Hal itu dikarenakan
adanya seorang dari perawinya yang bernama AI-Harits bin Abdul Rahman
sebagai perawi yang tergolong shaduq, tidak terlalu dhabit atau kurang kuat
hafalannya. Demkian pula dengan mutabi, sanad hadis ini, seperti yang tertera
pada skema hadis di atas, di antaranya ada yang dinilai kurang dlziibit.
Hadis kedua di bawah ini ditampilkan oleh al-Zamakhsyari ketika ia
menjelaskan makna ayat "min syarri rna khalak". Ayat tersebut menyebutkan
secara umum yaitu perlindungan dari segala yang telah Allah ciptakan. Namun
setelah itu Allah mengkhususkan dengan menyebut al-ghtisiq, al-naffiitsiit serta
al-!lasid, karena hal tersebut merupakan keburukan yang tersembunyidan
129
merupakan seburuk-buruknya kejahatan karena orang yang terkena tidak
menyadarinya. Setalah itu ia menjelaskan juga bahwa tidak semua !J.asad (iri
hati) itu buruk, karena dalam hadis di bawah ini diperbolehkan iri hati dalam
dua hal:
2. Hadis Kedua
"Tidak boleh dengki (iri hati) kecuali dalam dua hal".
a. Penelusuran
Setelah menelaah hadis di atas ke beberapa buku hadis, baik di al-Kulub
al-Tis'ah, melalui al-Mu'jam al-Mufahras Ii al-Fiizh al-Hadfls, al-Jiimi' al-Slzaghfr,
maupun Mausu'ah Alhriif al-Hiidfts al-Nabawf, penulis mendapati bahwa hadis
tersebut adalah penggalan matan riwayat dari Muttafaq Alaih, yaitu dari jalur
Ibn Mas'ud radhiyallahu 'anhu. Jalur lain dari Abu Hurairah khususnya yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhilrl.
1). Hadis dari riwayat Muttafaq Alaih.J9.-" ",.. ,,). "'..." "J 0 ..-'" ...... J 0 ...",
~8:b- G '. \;:,. ..ub:. \ '.' \ ,,-CI .':b- JL; JLL, 8:b- JL; - ~I 8:b-.r~., <.?':..:r.~:~ . (,?,.
"Dari Qais bin Hilzim, ia berkata, saya mendengar 'Abdullah bin Mas'udberkata, Rasulullah saw. bersabda tidak ada kedengkian (iri hati) kecuali
19 Muttafaq Alaih, Shahih Bukltar~ Kitiib Ilmu. No.71. (CD"Hadis Kutub Tis'ah). DanShahih Muslim, Shalat Musiifir wa Katsruhii. No.1352. (CD-Hadis Kutub Tis'ah).
130
dealam dua hal, yaitu ketika seseoarang di berikan harta yang banyak lalu iadermakan dalam kebaikan dan seseorang yang diberikan Allah hikmah (ilmupengetahuan) yang banyak lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya."2). Hadis dari riwayat Bukharpo
-" -"" "" "''' ) ,,> "'... J /"
0;'; c/i Y o\J5'~ ~ oL:,L y -::\ 8:";" c:,~ 8:";" ~\? :;. ~ 8:";"
"Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: tidak adakedengkian (iri hati) kecuali dalam dua hal, yaitu ketika seseorang yang telahAllah ajarkan pemahaman tentang al-Qur'an kemudian ia membacanya siangdan malam, kemudian tentangganya mendengar dan mengatakan, seandainyaaku diberikan juga apa yang telah diberikan Allah kepada orang itu, maka akupasti akan mengamalkannya seperti ia amalkan. Yang kedua ialah ketikaseseorang diberikan Allah harta yang banyak kemudian ia dermakan dalamkebaikan, lalu seseorang berkata, seandainya aku diberikan harta seperetinya,maka aku akan lakukan seperti yang telah ia lakukan."
Demikianlah penjelasan serta paparan tentang sanad-sanad hadis yang
terdapat dalam kitab al-KasysyfiJ karya Imam al-Zamakhsyari yang sangat
terkenal ini. Dari hasil penelitian ini, penulis menemukan bahwa dalam kitab
tersebut banyak sekali menggunakan hadis sebagai argumen serta penguat
penafsiran al-Zamakhsyari terhadap ayat-ayat tersebut terutama ketika
menjelaskan makna dari kata-kata dengan tinjauan bahasa, karena memang
telah penulis jelaskan dalam halam sebelumnya, bahwa al-Zamakhsyari selain
20 Imam Bukhiiri, Shahill Bllkhiirf, Kitiib Fadhiiil al-Qur'an. No.4632. (CD-Hadis KutubTis'ah).
131
ahli tafsir tapi juga sebagai seorang pakar lingustik. Oleh karena itu dengan
adanya selesainya penelitian ini, penulis mengharapkan akan banyak memberi
informasi tentang kualitas sanad-sanad di dalamnya. Bukan itu saja, dengan
penelitian ini diharapkan juga memberikan inspirasi kepada para mahasiswa
serta orang-orang yang bergelut dalam bidang keilmuan untuk meneruskan
penelitian ini.
D. Surat al-Nas (1-6)21
"Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara danmenguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. dari kejahatan(bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) kedalam dada manusia. dari (golongan) jin dan manusia". (QS. AI-Nas/114:1-6)
Hadis-Hadis dan Kualitasnya Yang terdapat di daIammnya
Ketika al-Zamakhsyari selesai menafsirkan surat al-Nas ini, lalu beliau
meriwayat kan sebuah hadis yang menerangkan keagungan dan
keistimewaaan ayat-ayat di dalamnya. Adapun hadisnya ialah sebagai berikut:
1. Hadis Pertama22
11~ '. ° f~' ~f .0" o} f"" J.' dl' ,". r:. J·!f c:. 0\5,0} • I;" ~ .!f JjJ, <...>+"J J. .:.r-J)"" J'" ,J ,~j' ,J)"" L> j''" " '" '" "
21 al-Zamaksyari, Taf'ir al-Kasysyaf 'an Haqaiq Ghawa11lidh al-Tanzil wa 'Uyt1n al-Aqawil fiWlljlih al-Ta'wil, (Beinlt:Diir al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1995 M), Juz.4, h. 818
22 Ibid., h. 819
132
"Telah diturunkan kepadaku dua surat yang belum pernah diturunkanseperti keduanya,. Kamu tidak akan pernah membaca dua surat yang IebihAllah cintai dan ridhai dari pada keduanya, yaitu al-Mu'awwiddzatnin"
a. Penelusuran
Setelah mencari hadis ini di beberapa buku hadis, baik di nl-Kutub nl
Tis'nh, melalu nl-MlI'jam nl-Mufnhrns Ii al-Fazh al-Hadfts, al-Jami' nl-Shaghfr,
maupun Mausii'ah Athraf al-Hiidfts nl-Nabml'f serta di dalam kitab-kitab hadis
yang memuat hadis-hadis palsu dan lemah, penulis tidak menemukan hadis
dengan Iafaz di atas. Nanum penulis menemukan hadis lain yang semakna
dengannya, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, al-Darimi dan
al-Nasa'i dalam kitabnya23
1). Hadis riwayat Imam Muslim:24
" " '" 0 "" "" J J "'"
JL; /~ J ~~ ('jG- c.s'l J ~~ ~t.; ~ ~;.- G:b- ~_:/ .. J. Q G:b- )-;!" ~..- -""" ;'
"Dari 'Uqbah bin 'AmiI', Nabi Bersabda: "Tidakkah kalian tahu,bahwasannya telah diturunkan (ayat aI-Qur'an) malam ini yang belum pernahditurunkan seperti itu sebelumnya, yaitu Qui A'iidzu bi Rnbbi! Falaq wa QuiA 'udzu bi Rabbinnas. "
2). Hadis Riwayat Imam al-Darimi25
2.' Lihat Wensick, al-Mu'jam al-Mulalzras Ii ai-Fiizlz al-fjadits, (Leiden: Mathba'ah Briil,1967), Juz. 6, h. 418.
2,1 Imam Muslim, ShalJilJ Muslim, Kitiih Sizaliit ai-Musiijirill wa Qaslzrihii hah Fadi Qirii'at aiMu'aunvidzataill, (Beiriit: Dar Ihya al-Turats al-'Arabiyyah, Lt.), Juz. I, h. 558, no, 1348
25 Imam al-Darimi, S,mall al-Diirimr, Kitiih FadMil al-Qllr'iill hiih fi Fadl al-Muawwidzataill,(Beiriit: Dar al-Kutub al-'Arabi, 1407 H), Juz, 2, h. 554 , no. 3306.
133
"Dari 'Uqbah bin 'Amir, Nabi Bersabda: "Bahwasannya telah diturunkanayat al-Qur'an atas ku yang belum pernah aku mengetahu dan atau diketahuisebelumnya, yaitu Qui A'iidzu bi Rabbil Falaq wa Qui A'iidzu bi Rabbinniis. "
3). Hadis Riwayat Imam al-Nasa'j26
'" ",," """ ..." ""..} -- '"JLj JLj /~ J.~ Y~ Y ~t; Y ~;,. 8:b. Jl.i -:';\Jj :;~ J;;:'i~"?'" ...
"... } .. ,,} ",,"u"81 ::.,.,~ .\;i j) JLJI, , /
"Dari 'Uqbah bin 'Amir, Nabi Bersabda: "Bahwasannya telah diturunkanayat al-Qur'an atas ku malam ini, yang belum pernah sama sepertinya , yaituQui A' iidzu bi Rabbil Falaq wa Qui A' iidzu bi Rabbinniis. "
b. Skema Sanad Hadis Seluruh Riwayat
26 Imam ai-Nasa'., 5unan al-Nasii'f, Kitiib al-Iftitii!!. biib al-Fadl ft Qirii'at al-Muawwidzatain,(!::!alb: Maktab al-MathbU'ah al-Islamiyyah, 1986M), Juz. 2, eel. Ke-2, h. 158 no. 945.
134
c. KesimpuIan
Karena penulis tidak menmukan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al
Zamakhsyari tersebut di atas, oleh karena itu penulis tidak dapat
menyimpulkan hukum hadis itu. Namun demikian penulis menemukan hadis
hadis shabfb. yang lain yang semakna dengan hadis itu. Oleh karenanya riwayat
Imam Muslim, al-Nasa'f dan al-Darimf bisa kita jadikan sandaran untuk
mendukung hadis di atas dan kita gunakan sebagai hujjah yang benar.
Perlu diketahui pula, bahwa penulis hanya menemukan satu hadis saja
yang digunakan oleh al-Zamakhsyarf llntuk rnenerangkan surat al-Nas di atas.
E. Surat aI-Baqarah (1-5)
~) ~t.tJ\ ::)J:_~;) >:;J~ 0~;; ::r-}S\(2)::r}:1~ LS:U ~;:;~ Uy~1 ~~(l)t\
Q " -- I "" I'" ~ ... ) .,• '0'· LJV 2..LG . J .'\ G.' 2J,J\ J ·'1 L:,., 0 ~ '," jJ( 0 - .~' • 'lX"r-'" J:- ) " u----: ! ) -c! ; ~y..,J.., )(3) ~ I'-" ))
(5)0~1~ ~)) ti~::.,.;. LS»' ~ ~)(4)0~;'
"Alif Lam Mfrn. Kitab (AI Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya;petunjuk bagi rnereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepadayang ghaib, yang mendirikan shaIat dan rnenafkahkan sebahagian rezki yangKami anugerahkan kepada rnereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab (AIQur'an) yang teIah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang teIahditurunkan sebeIurnmu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.Mereka ituIah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, danmerekalah orang-orang yang beruntung". (QS. AI-Baqarah/2: 1-5)
- Hadis-Hadis dan Kualitasnya Yang terdapat di daIamnya
Ketika al-Zamakhsyari menafsirkan ayat alif Lfimfm, dengan mengupas
banyak pendapat dari kalangan ahli bahasa dan qira'at, ada yang mengatakan
bahwa al-Qur'an diturunkan dengan huruf-huruf seperti yang digunakan oleh
135
orang-orang Arab dan lain sebagainya, kemudian ia menghadirkan hadis
pertama ini yang memiliki kemiripan dengan ayat di atas:
1. Hadis Pertama27
"Ha Mfm, mereka tidak akan ditolong".
a. Penelusuran
Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dilud dan Imam al
TirmidzJ.28
1). Hadis Imam al-TirmidzJ29-' ~ 0 -', 0 "'", ____" "''' ""
~\ -:r-~ ~\Y~~ ~t y J(L G:G- ~:, G:G- Jt¥ J ~~ G:G-
"Dari al-Muhallab bin Abi Shufrah, dari orang yang mendengar dariNabi Saw. bersabda: "Jika musuhmeyerang kalian di waktu malam, makakatakanlah "Ha Mfm, mereka tidak akan ditolong".
27 al-Zamakhsyari, al-Knsysyaf, h. 36.
28 Wensick, al-Mu'jalll, Juz. 6, h. 460. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad binHanbal, lihat Musllad Al!mad, Juz. 4, hadis no. 289.
29 Imam al-Tirmidzi, SUM" al-Tirmidzi, Kilab al-/iMd 'all RasUl bab lila la'a fi al-Syi'ar,(Beirut: Dar Ihya Ii al-Turats al-'Arabiyyah, t.t.l, Juz. 4, h. 197, no.1605
136
2). Hadis Riwayat Imam Abo. Dilud30
-' __ -'" Q " ~ 0 "J 0 "',.. " __
.j;;:'i Jl.i o~ cs!i J ~\ :; ~! cs!i :; 0y.:.. lS;;:'i frf ;;~ 8:G-~ M " ..... ~
"Dari al-Muhallab bin Abi Shufrah, dari orang yang mendengar dariNabi Saw. bersabda: "Jika musuh meyerang kalian di waktu malam, makakatakanlah "Hii Mim, mereka tidak akan ditolong".
b. Skema Sanad Hadis Riwayat Imam Abu Diiud dan Imam al-Tirmidzi
c. Kritik Sanad Hadis Imam Abu Diiud dan Imam al-Tirmidzi
1. al-Muhallab bin Abi Shufrah
Nama aslinya ialah al-Muhallab bin Abi Shufrah, sedangkan kunyahnya
ialah Abu Sa'id. Ia sendiri termasuk min kibtlr al-tabi'in yang bermukim di
Bashrah dan wafat pada tahun 82 H.
30 Abu Daud, SUllall AM Driud, Kitrib al-Jihrid brib al-Rajt1l YUllridi bi al-Syi'rir, (BeirUt: Daral-Fikr, u,), Juz. 3, h. 33, no. 2230.
137
Oi antara guru-gurunya ialah Samrah bin Jundub bin Hila!. Sedangkan
di antara murid-muridnya ialah Samak bin Harb bin Aus, 'Amr bin Abdullah
bin 'Ubaid (AbU Ishak).
Menurut Ibn Hibban, Ibn 'Abd aI-Barr, dan al-Ozahabi ia merupakan
orang yang tsiqnh (terpercaya).'\l
2. AbU Ishak
Nama aslinya ialah 'Amr bin 'Abdullah bin 'Ubaid, sedangkan
kunyahnya ialah Abu Ishak dan bernasab al-Sabi'i al-Hamadani. Ia sendiri
termasuk nl-wnsath min al-tiibi'fn yang bermukim di KUfah dan wafat pada
tahun 128 H.
Oi antara guru-gurunya ialah Ibrahim bin al-Muhajir bin Jabir (Abu
Ishak), Ibrahim bin Yazid bin Qais (Abu 'Imran), Abu Asma', AI-Bara' bin 'Azib
bin al-Harits, Ozakwan dan al-Muhallab bin Shufrah dan lain-lain. Sedangkan
di antara murid-muridnya ialah Aban bin Thaghallub (Abu Sa'ad), Ibrahim bin
Tham'an bin Syu'bah (Abu Sa'id), Sufyan bin Sa'id bin Masruq, Sufyan bin
Uyainah bin Abi 'Imran Maimun (Abu Muhammad) dan lain-lain.
Menurut Ibn Hibban, Abu Hatim al-Razi, al-'Ajali, al-Nasa'i dan Ahmad
bin Hanbal ia merupakan orang yang tsiqal1 (terpercaya).32
3. Sufyan
Nama aslinya ialah Sufyan bin Sa'id bin Masruq, sedangkan kunyahnya
ialah AbU 'Abdullah dan bernasab al-Tsauri. Ia sendiri termasuk kibiir al-Atbii'
yang bermukim di KUfah dan wafat di Bashrah pada tahun 161 H.
3' Abu al-Hajjaj al-~izzi, TlliIdzil' al-Kmlllil. (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1980 M), Juz.29, h. 8-13, lihat juga, Ibn Hajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, (Beirut: Dar al-Fikr, 1984 M),Juz. 10, h.293-294.
32 AI-Mizzi, ibid., h. juz. 22, h. 102-105.
138
Oi antara guru-gurunya ialah Adam bin Sulaiman, Usamah bin Zaid,
Aslam, Al-Aswad bin Qais (Abu Qais), Aflat bin Khalifah, (Abu Hassan), 'Amr
bin 'Abdullah bin 'Ubaid (Abu Ishak), 'Amr bin Amir dan lain-lain. Sedangkan
di antara murid-muridnya iaIah Ishak bin Isma'l!, Tsabit bin Muhammad,
Hammad bin Usamah bin Zaid, Sufyan bin 'Uqbah, Waki' bin Jarrah bin MaIih
(Abu Sufyan), dan lain-lain.
Menurut Ibn Hibban, Yahya bin Ma'in, Malik bin Anas ia adaIah orang
yang tsiqaIJ, sedangkan menurut aI-Khatib, Syu'bah bin aI-Hajjaj aI-Fazzari ia
merupakan amfr al-mu 'minfn fi al-!.!adfts.33
4. Waki'
Nama aslinya ialah Waki' bin Jarrah bin Malih, sedangkan kunyahnya
iaIah Abu Sufyan dan bernasab al-Ru'asi. Ia sendiri termasuk sllghril min al
Atbil' yang bermukim di KUfah dan wafat di 'Ain al-Wardah pada tahun 196 H.
Oi antara guru-gurunya iaIah Aban bin Sham'ah, Usamah bin Zaid,
Asyats bin Said, Badr bin Utsman dan Sufyan bin Sa'id bin Masril.q dan Iain
lain. Sedangkan di antara murid-muridnya iaIah Ibrahim bin Sa'id, Hajib bin
SuIaiman, Zubair bin Harb bin Syaddad, Salam bin Jannadah bin Salim dan
Mahmil.d bin Ghailan dan lain-lain.
Menurut Ibn Hibban, aI-'AjaIi, Yahya bin Ma'in dan Ahmad bin HanbaI
ia merupakan orang yang tsiqaIJ (terpercaya), !.!iifizIJ dan mutqin fi al-Hadfts.34
33 Ibid., Juz. 11, h. 154-160. Liha! juga, Ibn Hajar aI-AsqaIani, Tahdzfb al-Tahdzfb, Juz. 4, h.99-111.
'" aI-Mizzi, Tahdzfb, Juz. 30, h. 462-484.
139
5. Mahmud bin Ghailan
Nama aslinya ialah Mahmud bin Ghailan, sedangkan kunyahnya ialah
Abu Ahmad dan bernasab al-Adawi al-Marwazi. la sendiri termasuk kibar labi'i
aI-Alba' yang bermukim di Baghdad dan wafat di Kufr Jadya pada tahun 239 H.
Oi antara guru-gurunya ialah Azhar bin al-Qasim, Bisyr bin al-Harits,
Sa'id bin 'Amir, al-Fadl bin Musa, Waki' bin Jarrah bin Malih, dan lain-lain.
Sedangkan di antara murid-muridnya ialah al-Bukhari, Muslim, al-Nasa'i, Ibn
Majah, Ahmad bin Hanbal, al-Oarimi dan lain-lain.
Menurut Ibn Hibban, AbU Hatim al-Razi, ai-Nasa'!, Ahmad bin Hanbal
dan Maslamah bin Qasim ia merupakan orang yang Isiqah (terpercaya).35
6. Muhammad bin Katsir
Nama aslinya ialah Muhammad bin Katsir, sedangkan kunyahnya ialah
Abu 'Abdullah dan bernasab al-Asadi. Ia sendiri termasuk kibar labi'i aI-Alba'
yang bermukim di Bashrah dan wafat pada tahun 223 H.
Oi antara guru-gurunya ialah Ja'far bin Sulaiman, Sulaiman bin Katsir,
Mahdi bin Maimun, Hammam bin Yahya, Sufyan bin Sa'id bin Masruq dan
lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah ai-Husain bin
Muhammad bin Ja'far, 'Abd al-Quddus bin Muhammad, Muhammad bin
Isma'il bin Ibrahim dan lain-lain.
Menurut Ibn Hibban, Ahmad bin Hanbal ia adalah orang yang Isiqah,
sedangkan menurut Yahya bin Ma'in dan Abu Hatim al-Razi ia merupakan
orang yang shuduq, menurut Ibn Qani' ia dha'if.36
d. Kesimpulan
Karena dalam kedua sanad di atas terdapat orang yang mubham (tidak
jelas identitasnya) pada tingkat shabat sehingga terdapat jalur sanad yang tidak
35 Ibid., Juz. 27, h. 305-308.
36 Ibid., Juz. 26, h. 334-335.
140
bersambung, maka hadits ini disebut sebagai hadits yang mursal. Hadis mursal
sendiri merupakan salah satu penyebab had is menjadi dlza'f((lemah).
Ketika al-Zamakhsyari sampai pada ayat dzalilcal kitiib laiba fih, ia
menjelaskan arti dari kata al-mib Jengan menggunakan hadis dibawah ini:
2. Hadis Kedua37
2.L ' G ' ~ J' , :' ~L' ~:ill! I' A JJ\ J' " ~ • 1:-.. ' ~ " "G t,'.--! t Y-!. ) ,- <.$'""" , r) , <.F '!~ t,?)) ,)
"Darinya hadis yang diriwayatkan oleh Hasan bin 'Ali, saya mendengarRasulullah saw. bersabda: "Tinggalkanlah apa yang membuatmu ragu kepadaapa yang tidak meragukanmu, karena sesungguhnya kejujuran itumembuahkan ketenangan dan sebaliknya berdusta itu membuahkankeraguan."
a. Penelusuran
Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidz!, ai-Nasa'!, Imam
Ahmad bin Hanbal dan Imam al-DarimP8
1). Hadis Riwayat al-Tirmidzj39
37 AI-Zamakhsyri, al-Kasysydf h. 43
38Wensick, al-Mu'jam, Juz. 7, h. 168.
39 Imam aI-Tirmidzi, SUllan al-Tirmidzi, kitdb Si!at al-Qiydmah al-Raqdiq !Va at-Wara' 'allRaslltittdh bab millhll, Juz. 4, h. 668, no.2442, h.
141
"Dari Abi Hauril', Aku bertanya kepada Hasan bin 'Ali, apa yang kamuhafal dari Rasulullah saw. Ia berkata, saya hafa1 Rasulullah saw. bersabda:"Tinggalkanlah apa yang membuatmu ragu kepada apa yang tidakmeragukanmu, karena sesungguhnya kejujuran itu membuahkan ketenangandan sebaliknya berdusta itu membuahkan keraguan."
2). Hadis Riwayat Imam al-Nasil'i40
-- } '" "''' '" ;;. -'", '" --""'.. -"
u"' \. ' ,.G" '.' ;(.:\ \5U\ Jlj' ~\ '. ' .uJ\ ~ G:b- Jlj 0\,;'\ '. '~ [j"'. \r-'/ <.?'; '! ,"J.,y. . if'!.} : J. " . J. r-
"Dari Abi Hauril', Aku bertanya kepada Hasan bin 'All, apa yang kamuhafal dari Rasulullah saw. Ia berkata, saya hafal Rasulullah saw. bersabda:"Tinggalkanlah apa yang membuatmu ragu kepada apa yang tidakmeragukanmu."
3). Hadis Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal41
i:, ::-,£1\ 0\' 8lJo '"~\ 0~ ~ ,U~ J'\ ~ , ~ , ~ J' ~'015"" J'~.-) " ,J" '-' ,."..1- ,.-..1- t J"'!. J
40 Imam aI-Nasa'l, Sunan al"Nasa'f, kitab al"Asyribail bab al-liatsu 'ala Tark al-Syubahdt, Juz.8,327, no.5615 h.
41 Imam Ahmad bin Hanbal, kiWb /IIl/snad Aill ai-Bait bab iladfts al-liasan bin 'Alf, (Mesir:Muassasah Qurtubah, Lt.), Juz. 1, h. 200, nO.1630
142
"Rasulullah saw. bersabda: "Tinggalkanlah apa yang membuatmu ragukepada apa yang tidak meragukanmu, karena sesungguhnya kejujuran itumembuahkan ketenangan dan sebaliknya berdusta itu membuahkankeraguan."
4). Hadis Riwayat Imam al-Darimi42
"Dari Abi Haura', Aku bertanya kepada Hasan bin 'Ali, apa yang kamuhafal dari Rasulullah saw. la berkata, saya hafal Rasulullah saw. bersabda:"Tinggalkanlah apa yang membuatmu ragu kepada apa yang tidakmeragukanmu, karena sesungguhnya kejujuran itu membuahkan ketenangandan sebaliknya berdusta itu membuahkan keraguan."
b. Skema sanad riwayat Imam empat di atas
42 Imam al-Dariml, kitab al-Buyl1' bab Oa' rna Yuribuk iia rna Yuribuk, Juz. 2, h. 319, no.2420.
143
c. Kritik Sanad Hadis Imam al-Tirmidzi dan Imam al-Nasa'i43
1. Abu al-Hama' al-Sa'di
Nama aslinya ialah Rabi'ah bin Syaiban, sedangkan kunyahnya ialah
Abu al-Hama' dan bemasab aI-Sa'di. la sendiri termasuk al-wasath min al-tiibi'fn
yang bennukim di Bashrah.
Di antara guru-gurunya ialah aI-Hasan bin 'Ali bin Abi Thillib (Abu
Muhammad), aI-Husain bin Ali bin Abi Thillib (Abu 'Abdullah). Sedangkan di
antara mmid-mmidnya ialah Bmaid bin Abi Maryam, Tsabit bin 'Imilrah dan
lain-lain.
Menurut Ibn Hibbiln, aI-'Ajaii dan al-Nasil'i ia merupakan orang yang
tsiqah (terpercaya).44
2. Bmaid bin Abi Maryam
Nama aslinya ialah Bm'aid bin Abi Maryam Malik, sedangkan nasab
ialah al-Saluli. Ia sendiri termasuk duna al-wasath min al-tiibi'fn yang bermukim
di Bashrah dan meninggal pada tahun 144 H.
Di antara guru-gurunya ialah Rabi'ah bin Syaibiln (Abu Hamil'), Anas
bin Malik bin al-Nadhr bin Zaid bin Harilm (Abu Hamzah), Malik bin Rabi'ah
(AbU Maryam), 'Abdullilh bin Qais bin Salim. Sedangkan di antara murid
mmidnya ialah Syu'bah bin al-Hajjilj bin al-Warad (Abu Bastham), Atha' bin al
SiI'ib bin Millik, al-'Ala bin Shillih, Aus bin 'Abdullilh dan lain-lain.
Menurut al-'Ajali, al-Nasa'i, Yahya bin Ma'in, Ibn Syahin, Abu Zur'ah al
Razi ia merupakan orang yang tsiqah (terpercaya), sedangkan menurut Abu
Hiltim al-Rilzi ialah orang yang shiilill.45
43 Penulis hanya meneliti ciua sanad hadis saja di sini, yairu riwayat Imam al~Tirmidzi dan Imamal-Nasali'. karena menurut penulis kedua sanad tersebut sudah mewakili keseluruhan sanad yang ada.
44 Ibn !::!ajar aI-'Asqah\ni, Tahdzib al-Tahdzib, ]uz. 3, h. 221-222.
45 aI-Mizzi, Tahdzib, ]uz. 4, h. 52-55.
144
3. Syu'bah bin al-Hajjaj bin al-Warad (Abu Bastham)
Nama aslinya ialah Syu'bah bin al-Hajjaj bin al-Warad, sedangkan
kunyahnya ialah Abu Bastham dan bernasab al-Azdi al-Wasithl. la sendiri
termasuk kibiir al-atba' yang bermukim di Bashrah dan wafat pada tahun 160 H.
Oi antara guru-gurunya ialah Aban bin Thagallub, Ibrahim bin Suwaid,
Azraq bin Qais dan Buraid bin Abi Maryam Malik dan lain-lain. Sedangkan di
antara murid-muridnya ialah al-Aswad bin 'Amir, Bisr bin Tsabit, Bakr bin 'Isa,
'Abdullah bin Idris bin Yazid bin 'Abd ai-Rahman bin al-Aswad dan lain-lain.
Menurut Ahmad bin Hanbal, al-'Ajali, Sufyan al-Tsauri, Yahya bin
Ma'in, Abu Oaud dan Muhammad bin Sa'ad ia merupakan orang yang tsiqah
(terpercaya) h.ajizh mutqin.46
4. 'Abdullah
Nama aslinya ialah 'Abdullah bin Idris bin Yazid bin 'Abd ai-Rahman
bin al-Aswad, sedangkan kunyahnya ialah Abu Muhamad dan bernasab al
Audi al-Za'Marl. Ia sendiri termasuk lcibiir al-atbil' yang bermukim di KUfah dan
wafat pada tahun 192 H.
Oi antara guru-gurunya ialah Svu'bah bin al-Hajjaj bin al-Warad,
Tha'mah bin 'Amr, ai-Hasan bin 'Ubaidullah bin 'Urwah, Isma'll bin Abi Hakim
dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Ibrahim bin Mahdi,
Ahmad bin Harb bin Muhammad, al-Hakam bin al-Mubarak, Muhammad bin
al-Mutsanna bin 'Ubaid (Abu Musa, Ishak bin Musa bin 'Abdullah (Abu Musa)
dan lain-lain.
Menurut Ahmad bin Hanbal, al-'Ajali, Yahya bin Ma'in, 'All aI-Madani
dan Muhammad bin Sa'ad ia merupakan orang yang tsiqah (terpercaya), h.ujjall
ma'nnln tsabat.47
"Ibid., JU2. 12, h. 479-493.
47 Ibid., JU2. 14, h. 293-300.
145
5. Abu Musa al-AnsharlNama aslinya ialah Ishak bin Musa bin 'Abdullah, sedangkan
kunyahnya ialah Abu Musa dan bernasab al-Khithami. Ia sendiri termasuk kibilr
tabi'i al-atbil' yang bermukim di al-Mad!nah dan wafat di HuIwan pada tahun
192H.
Di antara guru-gurunya ialah 'Abdullah bin Idrls bin Yazid bin 'Abd aI
Rahman bin al-Aswad (Abu Muhammad), Anas bin 'Iyadh bin Dhamrah,
'Ashim bin 'Abd al-'Aziz bin 'Ashim, 'Abdullah bin Wahab bin Muslim dan
lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Imam Muslim, al
Tirmidz!, aI-Nasa'!, Ibn Majah, Ahmad bin Hanbal dan lain-lain.
Menurut aI-Nasa'!, Abu Hatim al-Razi, Ibn Hibban dan aI-Khatib Ia
adalah orang yang tsiqah (terpercaya).48
6. Muhammad bin AbanNama aslinya ialah Muhammad bin Aban, sedangkan nasabnya ialah aI-
Mustamli al-Balkhi. Ia sendiri termasuk ldbilr tabi'i al-atbil' yang bermukim di
Himsh dan wafat di Balkhi pada tahun 244 H.
Di antara guru-gurunya ialah 'Abdullah bin Idrls bin Yaz!d bin 'Abd al
Rahman bin al-Aswad, Ibrah!m bin Shidqah, AYYllb bin Suwaid, 'Abdullah bin
Numair dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Imam
Bukharl, al-Tirmidzi, aI-Nasa'!, Ibn Majah, Ahmad bin Hanbal, Abu Daud dan
lain-lain.
Menurut aI-Nasa'!, Ibn Hibban dan ai-Khatib ia adalah orang yang tsiqah
(terpercaya), sedangkan menurut Abu Hiitim al-Raz! ia adalah orang yang
shuduq, sementara menurut al-Dzahab! ia adalah orang yang !.!.ujjah.49
" Ibid., Juz. 2, h. 480-483.
49 Ibn Hajar aI-'Asqalani, Tahdzfb, Juz. 9, h. 4-5. Lilla! juga, al-Mizzi, ibid., Juz. 24, h. 296-299.
146
d. Kesimpulan
Setelah mengkritisi kedua jalur sanad dan perawi-perawi hadis yang ada
di dalam keduanya, penulis berkesimpulan bahwa hadis ini bernilai sha!1f!1li
dziitih karena seluruh syarat hadis shahih telah terkumpul di dalamnya, yaitu
sanad yang bersambung, para perawi yang tsiqah, 'iidil dan dhiibith serta tidak
terdapat 'illah maupun ke-syadzan di dalamnya.
Ketika menerangkan ayat ll!ldallilmuttqafn, al-Zamakhsyart mengatakan
bahwa hal tersebut untuk menambah ketetapan serta terus menerusnya orang
orang bertaqwa itu dalam petunjuk, seperti kita berkata kepada orang yang
yang mulia, semoga Allah memuliakanmu. Setelah itu ia menguatkannya
dengan hadis di bawah ini:
3. Hadis Ke Tiga50
"Siapa saja yang telah membunuh seseorang, maka atasnyalah hartarampasannya."
a. Penelusuran
Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhart dan Imam Muslim.51
1). Riwayat Imam al-Bukhart52
50 al-Kasysyaf, al-Zamakhsyari, h. 819
51Wensick, al-Mu'jam, Juz. 5, h. 268. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam AbU DauddaIam kitab Jihad, Imam al-Tirmidz! dalam kitab a/-Siyar dan Imam Ahmad.
52 Imam al-Bukhar!, Shahfll al-BllkiIdrf kitab Fard al-Klwms bab Mall lam yahkl1lus 10a MallQatala qatf/all fa lallll Sa/buh, (Beirut: Dar Ibn Kats!r al-Yamamah, 1987), Juz. 4, h. 1570 no.2909.
147
;;, ,,:;' :;, :;, ".,.:;' -'""" '" "
~~ r-t--J ~ ~\ ~ ~\ ~;.~ c;. 8,.:;':- Jt.; ~ ~\ ~~ 0;8 'It y 0;8 'It
"Dari Abi Qatadah ra ia berkata, kami keluar bersama Rasulullah saw.pada perang Hunain, ketika kami bertemu, ternyata orang-orang Islamberputar, ketika itu saya melihat seorang dari kaum musrikin yang mengintaiseorang muslim, kemudian aku mengelilinginya sampai aku mendekatinyadari belakang kemudian aku memukulnya dengan pedangku tepay dilehernya. Setelah itu ia menghadap kepada ku serta merangkulku dengan
148
keras, sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dan akhirnya iamelepaskanku. Lalu aku mengikuti Umar bin al-Khattab, dan aku berkata,bagaimana keadaan mereka? Kemudian ia menjawab, itu perkara Allah,kemudian mereka kembali, sedangkan Nabi saw. duduk dan bersabda: "siapasaja yang telah membunuh seseorang dan ia memiliki bukti maka ia berhak atasharta rampasan perang itu, maka aku berdiri dan aku berkata, siapa yangmenyaksikanku kemudian aku duduk. Lalu aku ulang sampai tiga kali sepertiitu. Kemudian Nabi bersabda: ada apa dengan mu wahai Abu Qatadah?kemudian aku ceritakan atasnya kisah tersebut. Lalu ada seorang yang berkata,benar wahai Rasulullah, dan harta rampasannya ada bersamaku oleh karena ituserahkanlah haknya. Lalu Abu Bakar berkata ra, demi Allah, tidaklah pantasberperang seorang pemberani untuk Allah dan Rasulnya, kemudian kamudiberikan harta rampasannya. Kemudian Rasul bersabda, benar, berikanlahkepadanya, kemudian ia memberikannya kepadaku, ia berkata, lalu aku jualbaju besi itu, lalu dengan uang itu aku belikan tempat tinggal di Bani Salamah,itulah harta pertama yang aku dapatkan dalam Islam."
2). Riwayat Imam MusIim53
'" __ " o;li J." :;,,, ,,__ '" 0 " __ " ... ".;;,,,,, __ ...
~ IS;,J ~ .billl) ;;r:?) ~lkJI y,1 GJ;.. ) ~;WI ;:;C) J~ ;;~G (I 0\ ;;~G <.$.1, -,
53 Imam Muslim, SlwlJ.ilJ. Muslim kitrib al-JiMd wn nl-Siynr, Juz. 3, h. 1371. no.3295.
149
"Dari Abi Qatadah ra ia berkata, kami keluar bersama Rasulullah saw.pada perang Hunain, ketika kami bertemu, ternyata orang-orang Islamberputar, ketika itu saya melihat seorang dari kaum musrikin yang mengintaiseorang muslim, kemudian aIm mengelilinginya sampai aku mendekatinyadari belakang kemudian aku memukulnya dengan pedangku tepay dilehernya. Setelah itu ia menghadap kepada ku serta merangkulku dengankeras, sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dan akhirnya iamelepaskanku. Lalu aku mengikuti Umar bin al-Khattab, dan aku berkata,bagaimana keadaan mereka? Kemudian ia menjawab, itu perkara Allah,kemudian mereka kembali, sedangkan Nabi saw. duduk dan bersabda: "siapasaja yang telah membunuh seseorang dan ia memiliki bukti maka ia berhak atasharta rampasan perang itu, maka aku berdiri dan aku berkata, siapa yangmenyaksikanku kemudian aku duduk. Lalu aku ulang sampai tiga kali sepertiitu. Kemudian Nabi bersabda: ada apa dengan mu wahai Abu Qatadah?
150
kemudian aku ceritakan atasnya kisah tersebut. Lalu ada seorang yang berkata,benar wahai Rasulullah, dan harta rampasannya ada bersamaku oleh karena ituserahkanlah haknya. Lalu Abu Bakar berkata ra, demi Allah, tidaklah pantasberperang seorang pemberani untuk Allah dan Rasulnya, kemudian kamudiberikan harta rampasannya. Kemudian Rasul bersabda, benar, berikanlahkepadanya, kemudian ia memberikannya kepadaku, ia berkata, lalu aku jualbaju besi itu, lalu dengan uang itu aku belikan tempat tinggal di Bani Salamah,itulah harta pertama yang aku dapatkan dalam Islam."
b. Kesimpulan
Karena hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim
atau yang disebut dengan muttafaqun 'a/aill, maka penulis tidak perlu untuk
meneliti Iebih lanjut kualitas sanad di dalamnya.
Ketika al-Zamkahsyari menjelaskan ayat liiibii fill, beliau menghadirkan
hadis pertama di atas. Kemudian dikuatkan juga dengan hadis di bawah ini:
4. Hadis Ke Empat54
"Darinya, bahwasanya ia menemukan seeokor kijang yang melingkartidur (membungkuk), kemudian ia bersabda, tidak ada apapun yangmeragukannya."
a. PeneIusuran
Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas dan Imam al-
Nasa'i,55
54 aI-Zamakhsyarl, al-Kasysyiif, h. 43.
55 Wensick, al-Mu'jant, Juz. l, h. 488. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad,Juz. 3, h. 452.
151
1). Riwayat Imam Malik bin Anas56
"Dari Bahzl bahwasanya Rasulullah saw. berangkat menuju Makkahdalam keadaan ihram, ketika sampai di sebuah kampung yang bernama Rauha'ada seekor keledai liar yang terluka, maka hal itu dilaporkan kepada Nabi,kemudian Nabi bersabda, tinggalkan karena ditakutkan ada pemiliknya ,kemudian al-Bahzl datang kepada Nabi, sedangkan ia adalah pemilik hewanitu, lalu berkata, Wahai rasul, apa yang kamu inginkan dari keledai ini,kemudian Rasul memerintahkan Abu bakar untuk membagi-bagikannya, laluia bagi-bagikan di antara mereka setelah itu ia melanjutkan perjalanan, ketikasampai di kampung Utsabah di antara kampung al-Ruwaitsah dan al-'Arajmereka menemukan seekor kijang yang melingkat tidur (membungkuk) dibawah sebuh pohon sedangkan ia terluka dengan panah, maka ketika itu
S6 Imam Malik bin Anas, aI-MlIwattha' kitab aI-Hajj Mb ma Yajuz Ii al-Muhrim Akl1lllhumill aI-SIwid, (Mesir: Dar Ihya Ii al-TurMs al-'Arabiyyah, l.t.), Juz. I, h. 351, 110.687
mereka menyangkamenangkapnya sertamereka melewatinya."
152
bahwa Rasul memerintahkan seseorang untuktidak ada yang meragukannya seoarangpun sampai
2). Riwayat Imam al-Nasa'i57
/", ,,"';' "" "" .- '" ,," ,) '"e:-:- 0\5' :Ji o~G ~i ::f o~G ~I J'; yU ::f ~\ ~i ::f 0 G ::f Q \S:;:'i
"Dari Abi Qatadah, bahwasannya ia bersama Rasul, ketika sampai dipertengahan jalan menuju kota Mekkah mereka tertinggal bersama sahabatnyadalam keadaan berihram, sedangkan ia tidak berihram, ketika itu ia melihatseekor keledai liar, lalu ia berdiam di atas kudanya dan meminta kepadasahabat-sahabatnya agar mengambilkan pecutnya, tetapi mereka menolak,kemudian ia meminta anak panahnya, mereka menolak juga, lalu iamengambilnya dan mengejar keledai itu lalu membunuhnya, setelah itusebagian sahabat memakannya, sedangkan sebagian yang lain menolaknya,lalu mereka berjumpa dengan Nabi dan menannyakan hal itu, kemudian Nabimenjawab, itu adalah makanan yang telah Allah berikan kepada kalian."
57 Imam aI-Nasa'!, Sunan aI-Nasa'! kitab kitdb Mandsik ai-Hajj bdb md Yajl1z Ii al-MuhrimAkhluhu min al-Shaid, Juz. 5, h. 182, no.2766
153
b. Skema sanad kedua riwayat di atas
c. Kritik Sanad Hadis Imam al-Tirmidzi dan Imam al-Nasa'i58
1. al-Bahzi
Nama aslinya ialah Zaid bin Ka'ab, sedangkan nasabnya ialah al-Bahzi.
Ia sendiri termasuk sahabat nabi yang bermukim di Madinah.
Di antara murid-muridnya ialah 'Umair bin Salamah al-Dhamri dan
Jumail bin Zaid al-Thii'i.59
2. 'Umair bin Salamah al-Dhamri
Nama aslinya ialah 'Umair bin Salamah al-Dhamri, sedangkan nasabnya
ialah al-Dhamri. Ia sendiri termasuk sahabat nabi yang bermukim di Madinah.
58 Penulis hanya meneliti dua sanad hadis saja di sini, yaitu riwayat Imam al-Tirmidzldan Imam al-Nasa'l, karena menurut penulis kedua sanad tersebut sudah mewakilikeseluruhan sanad yang ada.
59 Ibn Hajar al-'Asqalanl, aI-15Mbah ft Tamyiz al-Shabfibah, (Beirut: Dar ai-Jail, 1992 M),Juz. 2, h. 719. Lilla! juga, Ibn Hajar, Tahdzib, Juz. 3, h. 366. al-Mizzl, Tahdzib, Juz.10, h.103.
154
Gurunya antara lain ialah Zaid bin Ka'ab, sedangkan muridnya di
antaranya ialah 'Isa bin Thalhah bin 'Ubaidullah.6o
3. 'Isa bin Thalhah bin 'Ubaidullah
Nama aslinya ialah 'Isa bin Thalhah bin 'Ubaidullah, sedangkan
nasabnya ialah al-Taimi dengan kunyah Abu Muhammad. Ia sendiri termasuk
al-wasth min al-ttibi'fn yang bermukim di al-Madfnah dan wafat pada tahun 100
H.
Di antara guru-gurunya ialah'Umair bin Salamah al-Dhamri, Thalhah
bin 'Ubaidullah bin Utsman, "Aisyah binti Abu Bakr al-Shiddiq, 'Abdurrahman
bin Shakr, Mu'az bin Jabal dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya
ialah 'Ubaidullah bin Abu Ja'far, Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits bin
Khalid, Muhammad bin 'Abdurrahman bin 'Ubaid, Thalhah bin Yahya bin
Thalhah bin 'Ubaidullah dan lain-lain.
Menurut al-Nasa'i, Ibn Hibban al-'Ajali, Yahya bin Ma'in dan
Muhammad bin Sa'ad ia adalah orang yang tsiqah (terpercaya) dan llujjah.61
4. Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits
Nama aslinya ialah Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits bin Khalid,
sedangkan nasabnya ialah al-Tairni al-Quraisi dengan kunyah Abu 'Abdullah.
la sendiri termasuk dana wasth al-tiibi'fn yang bermukim di al-Madinah dan
wafat pada tahun 120 H.
Di antara guru-gurunya ialah 'Isa bin Thalhah bin 'Ubaidullah, AbU al
Haitsam bin Nashr bin Dahr, Abu 'Abdullah, Usamah bin Zaid bin Harits'
As'ad bin Sahl bin Hanif dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya
ialah Usamah bin Zaid, Taubah bin Abi al-Aswad bin Kaisan, Hamid bin Qais,
60 Ibn Hajar al-'Asqalani, al-Isluibalt, Ibid. Liltat juga, Ibn Hajar, Taltdzib, Juz. 8, h. 130. alMizzi, Taltdzfb, Juz. 22, h. 378-379.
61 AI-Mizzi, Taltdzfb, h. 615-616.
155
Safwan bin Salim, Yahya bin Abi Katsir Sha.lih bin al-Mutawakkil, Yahya bin
Sa'id bin Qais dan lain-lain.
Menurut al-Nasa'i, Yahya bin Ma'in dan Muhammad bin Sa'ad, Abu
HMim al-Razl, Ya'qub bin Syaibah, Ibn Kharras ia adalah orang yang tsiqah
(terpercaya).62
5. Yahya bin Sa'id al-Anshari
Nama aslinya ialah Yahya bin Sa'id bin Qais, sedangkan kunyahnya
ialah Abu Sa'id. Ia sendiri termasuk al-sughrii min al-tiibi'fn yang bermukim di
al-Madinah dan wafat di al-Hasyimiyyah pada tahun 144 H.
Oi antara guru-gurunya ialah Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits bin
Khalid, Abu Bakr bin Muhammad bin 'Arm bin Hazm, Ishak bin 'Abdullah bin
Abi Thalhah Zaid bin Sahl, Isma'l! bin Abi Hakim dan lain-lain. Sedangkan di
antara murid-muridnya ialah Aban bin Yazid, Ibrahim bin Thahman bin
Syu'bah (Abu Sa'id), Jarir bin Hazim bin Zaid, HMim bin Isma'l! bin Ubay,
Malik bin Anas bin Malik bin Abi'Amir (Abu 'Abdullah) dan lain-lain.
Menurut al-Nasa'i, Yahya bin Ma'in dan Abu Zur'ah al-Razi, Abu Hatim
al-Razi, al-'Ajali ia adalah orang yang tsiqah ma'mun (terpercaya).63
d. Kesimpulan
Setelah mengkritisi jalur sanad dari Imam Malik bin Anas dan perawi
perawi hadis yang ada di dalamnya, penulis berkesimpulan bahwa hadis ini
bernilai shab/!:!Ii dziitih karena seluruh syarat hadis sha!:!f!:! telah terkumpul di
dalamnya, yaitu sanad yang bersambung, para perawi yang tsiqah, 'iidil dan
dhiibith serta tidak terdapat 'illah maupun ke-syadzan di dalamnya. Apalagi
62 Ibid., Juz. 24, h. 301-305.
63 Ibid., h. 346-358. Ibn Bajar al-'Asqalani, Tahdzib, h. 194-195.
156
ditambah dengan syiihid dan JIlufiibi' yang ada dalam jalur sanad Imam al
Nasa'i, ini tentunya semakin menguatkan posisi hadis tersebut64
Ketika menerangkan ayat hudallilmuflqafn, al-Zamakhsyari mengatakan
bahwa hal tersebut untuk menambah ketetapan serta terus menerusnya orang
orang bertaqwa itu dalam petunjuk, seperti kita berkata kepada orang yang
yang mulia, semoga Allah memuliakanmu. Setelah itu ia menguatkannya
dengan hadis di bawah ini:
5. Hadis ke Lima65
"Ketika seseorang di antara kalian hendak berhaji, maka bersegeralah,karena terkadang banyak yang terhalang dengan sakit, tersesat dan banyakkeperluan."
a. Penelusuran
Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Ahmad dan al
Darimi.66
1). Riwayat Imam AbU Daud67
64 Penulis mencukupi penelitian terhadap jaIur sanad Imam Malik bin Anas di atasdalam kitabnya al-Muwattha, karena penulis pikir hal tersebut telah mewakili sanad-sanad yanglain atau khususnya sanad Imam al-Nasa'i. Sehingga waktu bisa penulis gunakan untukpenelitian di hadis-hadis yang Iainnya. Apalagi hadis riwayat Imam Malik tersebut berderajatshab/ll·
65 AI-Zamakhsyarl, al-Kasysyiij, h. 45.
66 Wensick, al-Mu'jal1l, Juz. 4, h. 142.
67 Imam Abii Daud, Sunmz Aba Diilld kitdb al-Mmziisik biib al-Tijiirah fi ai-Hajj, Juz. 2, h.141, no.1472.
157
"Dari Ibn 'Abbas ia berkata, Nabi saw. bersabda: "Ketika seseorang diantara kalian hendak berhaji, maka bersegeralah."
2). Riwayat Imam Ahmad68
" "~,, ," , ".10 " ,,__ _, " ""
Jij J'y, JI .y- 01j.£P ;t 01~ :;.~I )~ J. ~\ G:G- ";)6 ;i G:G-'" - '" ...
"Dari Ibn 'Abbas, Nabi saw. bersabda Ketika seseorang di antara kalianhendak berhaji, maka bersegeralah, karena terkadang banyak yang terhalangdengan sakit, tersesat dan banyak keperluan."
3). Riwayat Imam al-Darim169
)~S.:r-; ~I 8:G- ~)6 ;f 8:G-. ;I:~' , J. ~I ¥)~ J. JJI ¥ 8:G-, '
"Dari Ibn 'Abbas, Nabi saw. bersabda Ketika seseorang di antara kalian hendakberhaji, maka bersegeralah, karena terkadang banyak yang terhalang dengansakit, tersesat dan banyak keperluan."
fiR Imam Ahmad bin Hanbal, MlIsllad A!lmad kitiib 'nn Baqi MlIsllad Balli Hiisyim biibMlIsllad al-Fadl bill 'AbMs, Juz. I, h. 214, no.1737.
"Imam al-Dilrimi, Musllad al-D"rim kitiib al-Mmziisik bab 'Mall Ariida a[-lipjja fa1yata'ajjal,Juz. 2, h. 45, no.1718.
158
b. Skema
-Skema Sanad Imam aI-Dariml, Imam Abu Daud, Imam Ahmad bin Hanbal
'---~~'---
~
c. Kritik Sanad Hadis Imam aI-Darimi, Imam Abu Daud, Imam Ahmad
bin HanbaI
1. 'Abdullah
Nama aslinya iaIah 'Abdullah bin 'Abbas bin 'Abd al-Muthallib bin
Hisyam, sedangkan kunyahnya ialah Abu al-'Abbas. Ia sendiri termasuk shailiibf
yang bermukim di Marwu al-Raudzi dan wafat di Thaif pada tahun 68 H.70
2. Mihran
Nama aslinya ialah Mihran, sedangkan kunyahnya ialah Abu Shafwan.
Ia sendiri termasuk diina cl'nsth al-tiibi'fn yang bermukim di KUfah.
Di antara guru-gurunya ialah 'Abdullah bin 'Abbas bin 'Abd al
Muthallib bin Hisyam. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah ai-Hasan
bin 'AmI.
70 AI-Mizzl, Tahdzib, Juz. 15, h. 154-162.
159
Menurut ai-Hakim ia lfiyu'rafu bi jaril., Abu Zur'ah mengatakan ia tidak
mengenal tokoh ini (majhal), al-Ozahabi menilai bahwa ia orang yang tidak
dikenal (yujhalu bi I1tilihf).71
3. ai-Hasan bin 'Amr
Nama aslinya ialah ai-Hasan bin 'Amr, sedangkan nasabnyanya ialah al
a1-Fuqaimi al-Tamimi . la sendiri termasuk orang yang tidak bertemu dengan
sahabat dan bermukim di KUfah serta wafat pada tahun 142 H.
Oi antara guru-gurunya ialah Ibrahim bin Yazid bin Qais (Abu 'Imran),
Abu 'Umamah, al-Hakam bin Utaibah, Fudhail bin' Amr, Milnfin (Aba ShafmfinJ
dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Abu Bakr bin 'lyasy
bin Salim (AbU Bakr), ]arlr bin 'Abdull HamId (AbU 'Abdullah), Sulaiman bin
Hayyan, Sufyan bin Sa'Id bin Masruq (Abu 'Abdullah), Muhammad bin
Khazim (Abu Mu'awiyah) dan lain-lain.
Menurut al-Nasa'i, Yahya bin Ma'In dan Abu Hatim al-Razi, Ibn Hibban,
'Umar bin Abdul 'Aziz ia adalah orang yang tsiqah ma'nnln (terpercaya).72
4. Muhammad bin Khazim
Nama aslinya ialah Muhammad bin Khazim, sedangkan kunyahnya
ialah Abu Mu'awiyah. Ia sendiri termasuk al-sughrfi min al-atbil' yang bermukim
di Kufah pada tahun 195 H.
Oi antara guru-gurunya ialah aI-Hasan bin 'Amr (al-al-Fuqaimi al
TamImi), IbrahIm bin Muslim (AbU Ishak), Isma'il bin Muslim (Abu Ishak),
]a'far bin Burqan (AbU 'Abdullah), Hajjaj bin Dinar dan lain-lain. Sedangkan di
antara murid-muridnya ialah Ahmad bin Sinan bin Asad bin Hibban (Abu
]a'far), Ishak bin Isma'il (AbU Ya'qub), Ishak bin Ibrahim bin Mukhallad (AbU
71 Ibid., [uz. 28, h. 599-600.
"Ibid., [uz. 6, h. 283-285. Lillal juga. Ibn Hajar. Tahdzfh, [uz. 2, h. 268.
160
Ya'gub), Musaddad bin Musarhid bin Musarbil bin Mustaurid (Abu aI-Hasan)
dan lain-lain.
Menurut al-Nasa'i, Yahya bin Ma'in, al-'Ajali, Waki' bin al-Jarrah, Ya'gub
bin Syaibah ia adalah orang yang tsiqah ma' /111{11 (terpercaya). Sedangkan
menurut Ibn Kharrasy ia orang yang slnldOq/3
5. Musaddad
Nama aslinya ialah Musaddad bin Musarhid bin Musarbil bin
Mustaurid, sedangkan kunyahnya ialah Abu aI-Hasan serta bernasab al-Asadi.
Ia sendiri termasuk kibar tabi'i al-atba' yang bermukim di Bashrah dan wafat di
pada tahun 228 H.
Oi antara guru-gurunya ialah Bisyr bin al-Mufaddhal bin lahiq, Ja'far bin
Sulaiman (Abu Sulaiman), al-Jarrah bin Malih bin 'Adi, Hushain bin Numair
(Abu Muhshin), Muhammad bin Khazim (AbU Mu'awiyah) dan lain-lain.
Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Muhammad bin Muhammad bin
Khallad (Abu 'Umar), Ibrahim bin Ya'kub bin Ishak (Abu Ishak), Muhammad
bin Ahmad bin aI-Husain bin Madwaih (Abu 'Abdurrahman) dan lain-lain.
Menurut al-Nasa'i, Yahya bin Ma'in, Abu Hatim al-Razi, al-'Ajali dan Ibn
Hibban ia adalah orang yang tsiqah rna'mun (terpercaya). Sedangkan menurut
Ahmad bin Hanbal ia orang yang shuduq/4
6. 'Abdullah bin Muhammad
Nama aslinya ialah 'Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah Ibrahim
bin Utsman, sedangkan kunyahnya ialah Abu Bakr serta bernasab al-'Abasi. Ia
sendiri termasuk kibar tabi'i al-atba' yang bermukim di Kufah dan wafat di pada
tahun 235 H.
73 AI-Mizzi, Tal1dzfb, Juz. 25, h. 341-345.
74 Ibid., Juz. 27,443-448.
161
Oi antara guru-gurunya ialah Abu Bakr bin 'lyasy, Ahmad bin Ishak bin
Zaid, Ishak bin Sulaiman, Ishak bin Manshur, Muhammad bin Khazim (Abu
Mu'awiyah) dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Ahmad
bin'All bin Sa'id (Abu Bakr) dan lain-lain.
Menurut Abu Hiitim al-Razi, al-'AjaIl, Abu Zur'ah al-Razi, Ibn Kharrasy
ia adaIah orang yang tsiqah ma'man (terpercaya). Sedangkan menurut Yahya
bin Ma'in dan Ahmad bin Hanbal ia orang yang shuduq/5
7. 'Abdullah bin Sa'id
Nama aslinya ialah, 'Abdullah bin Sa'id bin Hushain sedangkan
kunyahnya ialah Abu Sa'id serta bernasab al-Kindi. 10. sendiri termasuk kibiir
tab!'! al-atM' yang bermukim di KUfah dan wafat di pada tahun 257 H.
Oi antara guru-gurunya ialah Sa'id bin Muhammad, Sulaiman bin
Hayyan, Syuja' bin al-Walid bin Qais, 'Abdullah bin Aslab, Muhammad bin
Khazim (Abu Mu'awiyah) dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya
ialah al-Bukhari, Muslim, al-Nasa'i, Ibn Majah, Ahmad bin Hanbal, al-Oarimi,
Abu Oaud dan lain-lain.
Menurut Abu Hiitim al-Razl, Yahya bin Ma'in al-Nasa'i ia orang yang
shuduq. Sedangkan menurut Imam Ibn Hibban, al-KhaIIal dan Imam al-Syatwi
ia seorang yang ts!qah dan !1/ifizh.76
d. Kesimpulan
Setelah mengkritisi seluruh sanad yang penulis ketemukan baik dalam
Musnad Ahmad, Musnad al-Oariml dan Imam Abu Oaud, maka penulis
berkesimpulan bahwa hadis ini merupakan hadis dha'ff Adapun penyebab
kelemahannya ialah karena dalam sanad ini terdapat seorang perawi yang
tidak dikenal keadaannya (majlnll), yaitu Mihran dengan kunyah AbU Shafwan.
75 Ibn Hajar al-'Asqalani, Tahdzfb, Juz. 6, h. 3-4.
76 AI-Mizzl, Tahdzfb, Juz. 15, h. 28-29.
162
Dan ternyata dari ketiga sanad tersebut jalurnya sama semua yaitu dari Mihran
ini, sehingga hadis ini tergolong hadis gharfb juga jika dilihat dari
kesendiriannya.
F. Surat al-Baqarah (163)
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
(QS. AI-Baqarah/2:163)
-Keterangan:
Setelah membaca secara keseluruhan tafsir al-Kasysyiif khususnya yang
menjelaskan surat al-Baqarah ayat 163 di atas, penulis tidak menemukan satu
hadispun yang dijadikan sumber oleh al-Zamakhsyari untuk menjelaskan ayat
ini. Oleh karenanya penulis mencukupkan penelitiannya sampai di sini.77
G. Surat al-Baqarah (255)
I~ '.' .' UI . c:: 0(' ~ II . C j '" U' G ~~~ U} ~~tl ~ :..h ,} UI ;.JI U;]1.y ..r) <5 ), .r--- <5 U'), i.r--- <.5"" .Y' , ,,,_.. M '" '"
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia YangHidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantukdan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yangdapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apayang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidakmengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
77 LilIat, AI-Zamakhsyari, Al-Knsysydf, h. 295
163
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa beratmemelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. AIBaqarah/2:255).
- Hadis-Hadis dan Kulitasnya Yang terdapat di dalamnya
Ketika al-Zamakhsyari selesai menerangkan seluruh kata-kata yang ada
dalam ayat Kursi, lalu ia menerangkan tentang keutamaim serta keistimewaan
ayat ini melalui hadis-hadis yang mendukungnya sebagai berikut:
1. Hadis Pertama78
.."" J '" ". '" ;t> '" 0 '"0' C ,{ , C I'.\~.J.; -:t ~O, '. 0,-;..:; ~ °1_1"'11 \',,°'.;° 1':}I \~ . ~I ojj ::.:x- ~.r; J.r; ~ - ) .J!.c.r.:-o ~- '-(I-'~, 0) c,F -" ~, ,
"Tidaklah kamu membaca ayat ini di rumah, kecuali kamu telahmembentenginya dari syaitan selama tiga puluh hari, serta tidak akanmemasukinya seorang penyihir baik laki-laki maupun perempuan selamaempat puluh hari, wahai 'Ali, ajarkan anak-anak, keluarga dan tetanggamu ayatitu, karena tidak ada ayat png turun yang lebih agung darinya
a. Penelusuran dan kesimpulan
Setelah mencari hadis ini di beberapa buku hadis, baik di al-Kutub al
Tis'ah, melalui al-Mu'jam al-Mujahras Ii al-Fazh al-Hadfts, al-Jami' al-Shaghfr,
maupun Mausu' al1 Atl1raj al-Hadfts al-Naba1l'f serta di dalam kitab-kitab hadis
yang memuat hadis-hadis palsu dan lemah, penulis tidak menemukan hadis
dengan lafaz di atas. Dengan demikian dalam bahasa hadis penulis lam ajid
hadza al-h.adfts (tidak menemukan sanad dan sumber dari hadis itu).
78 al-Zamakhsyari, al-KasysydJ, Juz. I, h. 298
164
2. Hadis ke dua79} '" )" )0... __ __ __ "... ... }
i)~\~:' ,0kL cJ":;J\ ',>:,,~ '1:'~ y/)\~:' ,~)i ;':\\ ~ ~ 4-- " "" ~
"Wahai 'Ali, tuan para manusia ialah Nabi Adam, sedangkan tuan parabangsa Arab ialah Nabi Muhammad tapi tidak ada kesombongan, dan tuanbangsa Persia ialah Salman. Tuan bangsa Romawi ialah Shuhaib, sedangkantuan bangsa Ethopia ialah Bilal. Tuan gunung-gunung ialah gunung Thur,Tuan para haari ialah hari Jum'at sedangkan tuan pembicaraan ialah al-Qur'an,dan tuannya al-Qur'an ialah al-Baqarah sedangkan tuannya al-Baqarah ialahayat Kursi."
a. Penelusuran dan kesimpulan
Setelah mencari hadis ini di beberapa buku hadis, baik di al-Kutub aI
Tis'ah, melalui aI-Mu'jam al-Mufahrns Ii aI-Fiizh al-Hadfts, al-Jdmi' al-Shaghfr,
maupun Maus(/'ah At/mif al-Hiidfts a/-Nabawf serta di dalam kitab-kitab hadis
yang memuat hadis-hadis palsu dan lemah, penulis tidak menemukan hadis
dengan lafaz di atas. Dengan demikian dalam bahasa hadis penulis lam ajid
hadza al-iladfts (tidak menemukan sanad dan sumber dari hadis itu).
H. Surat al-Baqarah (284, 285 dan 286);; J J,,})~ " __ 0 .- :;.
U\ ~ ~~ ~ybJ )i~i J c \)~ 01:' J'~tJ\ .j C:, ~\:,:.:J\ J C~" " "" ~
79 al-Zarnakhsyari, al-Kasysydf, h. 299.
165
" ,," -' -- ~/ "" "" "", " '"L.:s' I~l 1::lc j;.J lJJ~) tS~I)1~ 01 tSJ..:-.lj.{ lJ ~) ;-:- :5'1 L: ~J- - -
(286)~)tSjl (':,ill JP tS~J~ \SUy 0f- -
" Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang adadi burni. Dan jika karnu rnelahirkan apa yang ada di dalarn hatirnu atau karnurnenyernbunyikannya, niscaya Allah akan rnernbuat perhitungan dengan karnutentang perbuatanrnu itu. Maka Allah rnengarnpuni siapa yang dikehendakiNya dan rnenyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atassegala sesuatu (284). Rasul telah berirnan kepada Al Qur'an yang diturunkankepadanya dari Tuhannya, dernikian pula orang-orang yang berirnan.Sernuanya berirnan kepada Allah, rnalaikat-rnalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya danrasul-rasul-Nya. (Mereka rnengatakan): "Karni tidak rnernbeda-bedakan antaraseseorangpun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan rnerekarnengatakan: "Karni dengar dan kami ta·at". (Mereka berdo'a): "Arnpunilahkami ya Tuhan karni dan kepada Engkaulah ternpat kernbali (285). Allah tidakmembebani seseorang rnelainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapatpahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia rnendapat siksa (darikejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan karni, janganlahEngkau hukurn karni jika karni lupa atau karni tersalah. Ya Tuhan kami,janganlah Engkau bebankan kepada karni beban yang berat sebagairnanaEngkau bebankan kepada orang-orang yang sebelurn karni. Ya Tuhan kami,janganlah Engkau pikulkan kepada karni apa yang tak sanggup karnimemikulnya. Beri rna'aflah karni; arnpunilah karni; dan rahrnatilah kami.Engkaulah Penolong karni, rnaka tolonglah kami terhadap kaurn yang kafi(286)." (QS. AI-Baqarah/2: 284, 285 dan 286).
Setelah al-Zarnakhsyari rnenerangkan seluruh ayat-ayat di atas, lalu ia
menerangkan keutarnaan-keutarnaan ayat-ayat tersebut dengan menyebutkan
beberapa hadis di bawah ini:
166
1. Hadis Pertama80
"Aku te1ah diberikan ayat-ayat penutup surat al-Baqarah yangmerupakan pusaka yang berada di bawah 'Ars, dan belum pernah diberikankepada seoarang Nabi pun sebelumku."
a. Penelusuran
Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Imam Ahmad dan Imam al-
Nasa'i81
1). Hadis Imam Ahmad82.- ... J. "" __ ,.. "" ... ",_} ...o" '-..'- .- ....
::'1 '", JLi a.,;,;~ :/ J\~ J. ~) :/ ~tJ\ 0L.: ;i 8:G. ~)~ ;i 8:G.~ .- -" - .-
"Dari Hudzaifah ia berkata, Ummat ini diberi keIebihan atas umat-umatyang lain dengan tiga perkara, telah dijadikan bumi ini sebagai tempat yangsuci dan tempat untuk shalat. Kemudian dijadikan shaf-shafnya dalam shalatseperi shaf-shafnya para malaikat, Nabi saw. pernah bersabda, aku telah
80 al-Zamakhsyarl. al-Kasysydf, Juz. I, h. 328.
81 Wensick, al-Mu'jam, Juz. 6, h. 67. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam al-Thabrilnldalam al-Kabir dan Imam aI-Baihaqi dalam Sya'b al-Imall. Namun penulis tidak meneliti sanadkedua hadis tersebut karena keterbatasan waktu.
82 Imam Ahmad, Musllad Ahmad kitdb Bdqi Musllad Ahmad bdb liadils Hudzaijah billYamnll 'all al-Nabi, Juz. 5, h. 159, no. 22167.
167
diberikan ayat-ayat ini yaitu akhir dari surat al-Baqarah yang merupakanpusaka di bawah 'Arsy yang belum pernah diberikan kepada Nabi sebelumku."
2). Hadis Riwayat Imam al-Nasa'i83
'( 8L;. J'~ ')\ '.' ", 8);.. J'~ t ":.,' II !rLJI .' JJI ..w- '.'~ \5""(y--! i J.~ ~~ ,). J., " J. r- ,
"Dari Ibn 'Abbas ia berkata, ketika Rasul saw. bersama Jibri!, iamendengar sesuatu terbuka di atasnya, kemudian Jibril mengangkatpandangannya ke langit dan berkata, ini adalah pintu yang elah dibuka yangtidak pernah dibuka sebelumnya. Kemudian ia berkata, maka turunlahmalaikat yang mendatangi Nabi saw. dan berkata, sampaikanlah kabar gembiradengan daua cahaya, kamu diberikan keduanya dan belum pernnah diberikankepada Nabi sebelum muyaitu al-Fatihah dan akhir dari surat al-Baqarah,tidaklah kamu membaca satu huruf kecuaH kamu diberikan pahalanya."
"Imam al-Nasa'i, SUllml nl-Nnsn'f killih IIf-lrtitlilt bah Fllrll Fntiltnh nl-Kitri/J, Juz. 2, h. 138,no. 903.
b. Skema sanad kedua riwayat di atas
-Skema Musnad Ahmad
-Skema Imam al-Nasa'i
168
169
c. Kritik Sanad Hadis Imam aI-Nasa'!
1. Ibn 'Abbas
Nama aslinya ialah 'Abdullah bin 'Abbas bin 'Abd al-Muthallib bin
Hisyam, sedangkan kunyahnya ialah AbU al'-Abbas. Ia sendiri termasuk shallllbf
yang bermukim di Marwu al-Raudzl dan wafat di Thaif pada tahun 68 H. 84
2. Sa'!d bin Jubair bin Hisyam
Nama aslinya ialah Sa'id bin Jubair bin Hisyam, sedangkan kunyahnya
ialah Abu Muhammad serta bernasab al-Asadi. la sendiri termasuk al-ll'asth min
al-tabi'fn yang bermukim di KUfah dan wafat di Irak pada tahun 94 H.
Oi antara guru-gurunya ialah 'Abdulliih bin 'Abbas bin 'Abd al
Muthallib bin Hisyam (Abu aI-'Abbas), al-Aswad bin Yazid bin Qais, Sa'ad bin
Malik bin Sinan bin 'Ubaid, Syaqlq bin Salamah, 'Adl bin Hatim bin 'Abdullah
dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya Adam bin Sulaiman, Abu
al-Shahba', Bukair bin Syihab, Tsabit bin 'Ajalan, 'Abdullah bin 'lsa bin
'Abdurrahman bin Abi Laila dan lain-lain.
Menurut Yahya bin Ma'in dan Abu Zur'ah al-Razi, Ibn Hibban ia adalah
orang yang tsiqah (terpercaya). Sedangkan menurut Abu al-Qasim al-LaliU! ia
merupakan Imam dan lltljjah. 85
3. 'Abdullah
Nama aslinya ialah 'Abdullah bin 'lsa bin 'Abdurrahman bin Abi Laila,
sedangkan kunyahnya ialah AbO. Muhammad serta bernasab al-Ansharl. Ia
sendiri termasuk lam talaqqa al-shallnbah yang bermukim di KUfah dan wafat di
Irak pada tahun 135 H.
Oi antara guru-gurunya ialah Sa'id bin Iubair bin Hisyam (AbO.
Muhammad), Umayyah bin Hind, Jabar bin 'Utaik bin Qais, 'Abdurrahman bin
MA1-Mizz!, Taltdzib, Juz. 15, h. 154-162.
85 Ibid., Juz. 10, h. 358-375. Lilzat juga, Ibn !:!ajar al-'Asqaliml, Taltdzib, Juz. 4, h. 11-12.
170
Abi Laila Yasar, 'Abdullah bin Abi al-Ja'd. dan lain-lain. Sedangkan di antara
murid-muridnya ialah 'Ammar bin Ruzaik, Isma'il bin Abi Khalid, al-Jarrah bin
Malih bin 'Adi, Sufyan bin Sa'id bin Masnlq, 'Umar bin Syabib bin 'Umar dan
lain-lain.
Menurut Yahya bin Ma'in, al-Nasa'i, Ibn Hibban, al-'Ajali, ai-Hakim dan
Ibn Kharrasy ia adalah orang yang tsiqah tsabat (terpercaya).B6
4. 'Ammar bin Ruzaik
Nama aslinya ialah 'Ammar bin Ruzaik, sedangkan kunyahnya ialah
Abu al-Ahwash serta bernasab al-Dhabbi al-Tamimi. Ia sendiri termasuk al
wasth min al-atbii' yang bermukim di KUfah dan wafat pada tahun 159 H.
Di antara guru-gurunya ialah 'Abdullah bin 'lsa bin 'Abdurrahman bin
Abi Laila, Sulaiman bin Nahran, Syabib bin Gharqadah, AtM' bin al-Sa'ib bin
Malik, 'Amr bin 'Abdullah dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya
ialah Salam bin Sulaim (Abu al-Ahwash), al-Ahwash bin al-Jawwab, Zaid bin
al-Habbab, Mu'awiyah bin al-Hisyam dan lain-lain.
Menurut Yahya bin Ma'in, Ahmad bin Hanbal, 'Ali al··Madani, Abu
Zur'ah al-Raz!, ia adalah orang yang tsiqah tsabat (terpercaya). Sedangkan
menurut Abu Hiltim al-Razi dan al-Nasa'i ia Iii ba'sa bih,87
5. Abu al-Ahwash
Nama aslinya ialah Salam bin Sulaim, sedangkan kunyahnya ialah Abu
al-Ahwash serta bernasab al-Hanafi. Ia sendiri termasuk kibiir al-atbii' yang
bermukim di Kufah dan wafat pada tahun 179 H.
Di antara guru-gurunya ialah 'Ammar bin Ruzaik (Abu al-Ahwash),
Adam bin 'Ali, Ibrahim bin Muhajir bin Jabir (Abu Ishak), al-Aswad bin Qais
"Ibid., juz.15, h.412-415. Lihat jl/ga, Ibn Hajar aI-'Asqalani, Tahdzib, juz. 5, h. 308.
"Ibid., juz. 7, h. 350. Lihat juga, Ibn Hajar aI-'Asqalani, Tahdzib, juz. 21, h.189-190.
171
dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Ahmad bin Ibrahim
bin Khalid (Abu 'Ali), Ahmad bin Jawwas (Abu 'Ashim), Isma'll bin Aban,
Khalaf bin Tamim 'Atab, Yahya bin Adam bin Sulaiman Maula 'Ali Abi Mu'ith
(Abu Zakariya), dan lain-lain.
Menurut Yahya bin Ma'in, al-'Ajali, al-Nasa'i, Abu Zur'ah al-Razi, Ibn
Hibban ia adalah orang yang tsiqalz tsabat (terpercaya). Sedangkan menurut
Abu Hfltim al-Razi ia adalah orang yang slzuduq.88
6. Yahya bin Adam
Nama aslinya ialah Yahya bin Adam bin Sulaiman Maula 'Ali Abi
Mu'ith, sedangkan kunyahnya ialah Abu Zakariya serta bernasab al-Umawi. Ia
sendiri termasuk al-Slzugra min al-atba' yang bermukim di KUfah dan wafat di
Palestin pada tahun 203 H.
Di antara guru-gurunya ialah Salam bin Sulaim (Abu al-Ahwash),
Ibrahim bin Hamid bin 'Abdurrahman, Abu Bakr bin 'Iyasy bin Salim, Basiyr
bin Salman, Ja'far bin Ziyad dan lain-lain. Sedangkan di antara murid
muridnya ialah Ahmad bin Abdullah bin Ayyub, Ishak bin Ibrahim bin
Mukhallad, Ishak bin Ibrahim bin Nashr, Bisyr bin Khalid, Muhammad bin
'Abdullah bin al-Mubarak al-Mukharrimi (Abu la'far) dan lain-lain.
Menurut Yahya bin Ma'in, al-'Ajali, al-Nasa'i, Abu Hatim al-Razi,
Muhammad Sa'ad, Ya'qub bin Syaibah ia adalah orang yang tsiqalz tsabat
(terpercaya).89
7. Muhammad bin 'Abdullah bin al-Mubarak
Nama aslinya ialah Muhammad bin 'Abdullah bin al-Mubarak,
sedangkan kunyahnya ialah Abu Ja'far serta bernasab al-Muharrimi al-
88 Ibid., Juz. 12, h. 282-285. Lillat juga, Ibn Hajar al-'Asqalanl, Talldzfb, Juz. 4, h. 248.
89 Ibid., Juz.31, h. 188-192. Lillat juga, Ibn Hajar aI-'Asqalani, Talldzfb, Juz. 31, h. 154.
172
Mada'ini. Ia sendiri termasuk a/-wasth min tabi'i al-atba' yang bermukim di
Bahghdad dan wafat pada tahun 255 H.
Di antara guru-gurunya ialah Yahya bin Adam bin Sulaiman Maula 'Ali
Abi Mu'lth (Abu Zakariya'), al-ASwad bin 'Amir (Abu 'Abdurrahman), al
Hasan bin Musa (Abu 'All), Hammad bin Usamah bin Zaid (AbU Usamah),
Sulaiman bin Harb bin Bujail (Abu Ayyub) dan lain-lain. Sedangkan di antara
murid-muridnya ialah al-Bukhari, Muslim, al-Nasa'i, Ibn Majah, Ahmad bin
Hanbal, al-Dilrimi, Abfi Daud dan lain-lain
Menurut Yahya bin Ma'ln, al-Nasa'l, Abu Hatim al-Razi, Ibn Abi Hfltim
al-Razi, Abu Bakr al-Baghanadi ia adalah orang yang tsiqah tsabat (terpercaya).
Menurut Ibn 'Adi ia seorang !1afizh, dan menurut al-Daruquthnl ia seorang
mlltqin.90
d. Kesimpulan
Setelah mengkritisi jalur sanad dari Imam al-Nasa'l dan perawi-perawi
hadis yang ada di dalam nya, penulis berkesimpulan bahwa hadis ini bernilai
sha!1f!1/i dzatih karena seluruh syarat hadis slw!1f!1 telah terkumpul di dalamnya,
yaitu sanad yang bersambung, para perawi yang tsiqah, 'ndil dan dilnbith
walaupun memang penulis akui ada dua orang perawi dalam sanad tersebut
yang memang diperselisihkan ketsiqahan-nya oleh para ulama yaitu Salam bin
Sulaim yang menurut Abu Hatim al-Razl ia adalah orang yang shllduq,
sementara yang kedua ialah 'Ammar bin Ruzaik yang menurut Abu Hfltim al
Razl dan al-Nasa'l ia /a ba'sa bih, tetapi penulis lebih condong kepada para
ulama yang memandang kedua perawi tersebut tsiqah. Dari segi yang lain,
penulis tidak menemukan 'il/ah maupun ke-syadzan di dalamnya. Apalagi
9OAI-Mizzi, Tahdzib, Juz. 25, h. 534-538.
173
ditambah dengan syiihid dan muliibi' yang ada dalam jalur sanad Imam Ahmad
bin Hanbal, ini tentunya sernakin rnenguatkan posisi hadis tersebut91
2. Hadis Ke dua92
"Nabi bersabda: 'Katakanlah sami'na wa atha'na wa sallarnna, kemudian iabersabda maka Allah mencampakkan keirnanan ke dalam hati mereka, laluAllah berfirrnan, Iii yukallifullahlz1/ naf<al1 illii lUus'aM lalzii mii kasabal H'a 'alaiMnwklasabal, rabbal1ii Iii lu' iikhidznii in nas/nii au akh Iha' l1ii, Ialu ia bersabda akutelah melakukannya, rabbanii wa Iii la!l.mil 'alainii ishran kamii !l.amaltalJu'alalladz/na min qablinii, lalu ia bersabda, saya telah melakukannya, waghfirlaniiwar!l.amnii anla mauliinii, lalu ia bersabda, saya telah ~elakukannya."
a. Penelusuran
Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis !TIl merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslirn.93
91Penulis hanya meneliti hadis riwayat Imam al-Nasa'i ini saja, itu dikarenakan hasilpenelitian dari sanad al-Nasa'i ini bel'l1ilai ,ha!!f!!. sehingga penulis mencukupkan penelitiansampai di sini saja tanpa meneliti sanad yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin HanbaI.Tentunya dengan penulis tampilkan pula sanad dari Imam Ahmad tersebut, untukmemperkuat kualitas sanad hadis dari Imam al-Nasa'i itu sendiri.
92 aI-Zamakhsyari, al-Kasysynf h.328
93 Abu Hajar Muhammad Sa'id bin Basyuni ZaghIul, MauSlI'ah Athrn! al-Hadfts al-Syarif,(Beiriit: Dar al-Fikr, 1989), Juz. 5, H. 729. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam al-Tirmidzidalam kitab Sunan-nya, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnad-nya, sertaImam aI-Hakim dalam kitab Mustadrak-nya
174
1). Riwayat Imam Muslim94
"Dari Ibn 'Abbas, ketika ayat ini turun in tubdil ma ft anfusikum au tukhfiihuyuMsibkum bihillah, ia berkata, telah masuk sesualu kedalam hati mereka dariayat, dan tidak masuk sesuatu ke dalam hati mereka, lalu Nabi bersabda:'Katakanlah sami'na wa atha'na wa sallamna, kemudian ia bersabda makaAllah mencampakkan keimanan ke dalam hati mereka, Ialu Allah berfirman, layukallifullahhu nafsan ilia wus'aha laha ma kasabat wa 'alaiM maktasabat, rabbana latu'akhidzna in nasfna au akhtha'na, Ialu ia bersabda aku telah melakukannya,rabbana wa la ta!lmil 'alaina ishran kama !lamilitahu 'alalladzfnll min qablina, Ialu iabersabda, saya telah melakukannya, waghfirillna war!lamna anta mllulana, lalu iabersabda, saya telah melakukannya."
b. KesimpuIan
Karena hadis ini diriwayatkan oIeh Imam Muslim, maka penulis tidak
perlu untuk meneliti Iebih Ianjut kualitas sanad di dalamnya.
94 Imam Muslim, Sl1ahf!! Muslim kitab al-iman bab Bayan mmal1il Subhanal1u Wa ta'ala lamYukaUifu illa ma yuthaq, Juz. I, h. 115, no. 180.
175
Kemudian al-Zamakhsyari menyebutkan hadis berikut ini:
3. hadis Ke Tiga95
"Siapa saja yang membaca dua ayat terakhir surat al-Baqarah di malamhari, maka keduanya itu akan menjaganya."
a. Penelusuran
Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim.96
1). Riwayat Imam al-Bukhar197
Jli J.-.; ~ ~)\ ~ ~ ~\;~ ~ ~;a.:.: G:G- ~j G:G- :r;; ;; ~f G:G-
"Nabi bersabda, dua ayat terakhir dari surat a.l-Baqarah Siapa saJa yangmembaca di malam hari, maka keduanya itu akan menjaganya."
'5 AI-Zamakhsyarl, al-KasY5yfiJ, h. 328.
"Abu Hajar Muhammad Sa'id bin Basyuni Zaghlul, Mal/sti'ah Athrfifal-Hadfts, Juz. 8, H.469. Hadis in; diriwayatkan juga oleh Abu Daud dan Imam al-Tirmidzi dalam kitab Slmankeduanya, Slwl!fl! Ibn Khl/zaimah (114), MIlsHad al-lil/maidi (452), Ml/shmJllaf 'Abd. AI-Razzfiq(6020), al-Targhfb wa al-Tarhfb Ii al-MIlndziri (2: 446), at-SlilwH al-KIlbrd Ii al-Baihaqi (20,21).
'7 Imam al-Bukhari, Shal!il! al-Bukhari kitdb Fadhd'il al-QIlr'dn /Jdb Fadl Surat al-Baqarah,Juz. 4, h. 1914, no.4624.
176
2). Riwayat Imam Muslim98
u~ )l:; JI) l}~ II J~ 8:G. ) C fl!"- lS:;;,.[ ~I;~ J ~~ o8:G. ) ;&,
o -' "" J ,,__ -' ,_ ......
~G~I 1-4; )~ :;- wUf 0 G~ ~ J.~ G:b-" , <' I>
"Nabi bersabda, dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah Siapa saja yangmembaca di malam hari, maka keduanya itu akan menjaganya."
b. KesimpuIan
Karena hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim
atau yang disebut dengan mllttafaqlln 'alaih, maka penulis tidak perlu untuk
meneliti lebih lanjut kualitas sanad di dalamnya.
4. Hadis ke Ernpat99
"Dari Nabi saw. Allah telah menurunkan dua ayat dari pusaka surga.Allah telah rnenulis keduanya dengan tangannya sendiri 200 tahun sebelum
98 Imam Muslim, Sha!,!i!l Muslim kitiib Shaldt al-Musiijirfn wa Qashrihii biib Fadl al-Fiitilmhwa Klwwiitfm Surat al-Baqarah 10a al-Hatsl! 'alii qirii'atiiIii, Juz. I, h. 554, nO.1340.
99 AI-Zamakhsyari, al-Kasysyiif h. 329.
177
menciptakan ciptaannya. Siapa saja yang membaca keduanya setelah 'isyamaka keduanya itu telah mencukupinya dari shalat malam."
a. Penelusuran dan kesimpulan
Setelah mencari hadis ini di beberapa buku hadis, baik di al-Kulub al
Tis'ah, melalui al-Mu'jam al-Mufahrns Ii al-Fiizh al-Hadfls, al-Jiimi' al-SllIlghfr,
maupun Mausa 'al1 All1rtif al-Hiidfls al-Naba1l'f serta di dalam kitab-kitab hadis
yang memuat hadis-hadis palsu dan lemah, penulis menemukan hadis ini di
kitab al-Kafi al-Syafi fi Takl1rfj A!ladfls al-Kasysyaf yang ditulis oleh al-Hafizh Ibn
Hajar al-'Asqalani yang menerangkan bahwa hadis ini diriwayakan oleh Ibn'
Adl dari sahabat Ibn Mas'ud akan tetapi di sanadnya terdapat seorang yang
bernama al-Walld bin 'Abad yang tidak jelas identitasnya atau dalam ilmu
hadis orang tersebut majl1Ul al-!lal. Bukan itu saja, dalam sanad hadis ini
ternyata terdapat juga seorang perawi yang bernama Aban bin 'Iyasy yang
menurut Ibn Hajar, ia merupakan perawi hadis yang tertuduh dusta atau
dalam istilah ilmu hadis c1isebut sebagai malnlk al-hadfls. Sehingga hadis ini
tidak dapat dijadikan hujjah, karena sangat lemah atau semi maudha' (palsu).
Penulis tidak melanjutkan penelitiannya, karena merasa cukup dengan
komentar dari al-Hafizh Ibn Hajar in!.
Kemudian al-Zamakhsyari menambahkan penjelasan tentang
keutamaan ayat ini, dengan hadis dari 'Abdullah bin Mas'ud sebagai berikut:
5. Hadis Ke Lima100
"Dari sinilah, c1emi Zat yang tiacla Tuhan selainnya, ia melemparkannyayaitu yang telah turun atasnya surat al-Baqarah."
looal-Zamakhsyarl, al-Kasysyaf, h. 329.
178
a. Penelusuran
Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim,lOl
1). Riwayat Imam Muslim102
Li'~.o.f j 'boill!,) '. --'"'"':0 : '.~. ~ 8:G- oWl 'f 8:G- l"\ f '. ° (" 'f 8:G-J. \.>- - u' \.>- - ) C ' - Yo .. ~ J. !'" Yo
""',,} 00;:; "'''' __ ' ' ''''''' " .. :;.
G::r: JIj ;:.; l?~ljJ\ ~ :x ~\ ¥ \.AL.) JIj ~\ 0j.! :x o;..,;JI 0;:;' ("Li 0l
"Dari Abdul Rahman bin Yazid ia berkata, dikatakan kepada Abdullah,bahwasannya orang-orang melempar jarnrah dari atas 'aqabah, ia berkata maka'Abdullah melemparkannya dari dalam lembah, kemudian ia berkata, darisinilah, demi Zat yang tiada Tuhan selainnya, ia melemparkannya yaitu yangtelah turun atasnya surat al-Baqarah."
2). Riwayat Imam al-Bukhari103
lOl Wensick, aI-Mu'jam, Juz. 6, h. 418. Hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam aI-Nasa'!dalam kitab al-Mmulsik dan Imam Ibn Majah dalam kitab al-Manasik juga.
102 Imam Muslim, Shab.f!! Muslim kitab aI-!iajj bab Ramyu Jmnrah aI-'Aqabah min Bathn aIWadi, Juz. 2, h. 932, no. 2285.
lO'Imam al-Bukharl, Sha!!i!! Mllslim kitab ai-Hajj bab Ramyu aI-Jimar min Bath ai-Wadi, Juz.2, h. 622.
179
"Dari Abdul Rahman bin Yazid ia berkata, Abdullah melempar jamrahdari dalam lembah, lalu akp berkata, wahai Abdul Rahman bahwasannyaorang-orang melempar jamrah dari atas 'aqabah, ia berkata maka 'Abdullahmelemparkannya dari dalam lembah, kemudian ia berkata, dari sinilah, demiZat yang tiada Tuhan selainnya, ia melemparkannya yaitu yang telah turunatasnya surat al-Baqarah."
b. Kesimpulan
Karena hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim
atau yang disebut dengan lIluttllfllqUI1 'Il/Ilih, mab penulis tidak perlu untuk
meneliti lebih lanjut kualitas sanad di dalamnya.
6. Hadis Ke Enam104
a.lk.,)\ 4-•.k-
"Adapun surat yang disebutkan di dalamnya al-Baqarah, maka ia ituialah inti al-Qur'an , maka pelajarilah, karena mempelajarinya merupakankeberkahan, sedangkan meninggalkannya ialah kerugian, tidaklah kamumembacanya kecuali terlindungi dari sihir."
a. Penelusuran
Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis In! merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.lOS
104 AI-Zamakhsyari, al-Kasysynf, h. 329.
105 Abii Hajar Muhammad Sa'id bin Basyt1l1i Zaghliil, Maust/'alt Atltrnfal-liadits at-Syarff,Juz. 2, H. 94. hadis ini diriwayatkan juga dalam Mllsllad All/llad (5:249), Tafsir Ibll Katsir (1: 53),Tafsir al-Baglzawi (1:11), al-Baihaqi dalam SUllall al-Kubrn (2: 395), Imam al-Thabrani dalam alMil 'jam al-Kabir (8: 139), at-Targltib lOa at-Tarlzib Ii al-Mlllldziri (2: 369).
180
1). Hadis Riwayat Imam Muslim106
"... "--:;;,, " II " j, II """ " ... ...";
~; LP,..G:.\ LJ~ ~).;JI ;;~;. 1)<)1 4~\ :;. yG..GJ 0\;.0 )0 :x yu') q\5', ,
"Dari Abu Umamah al-Bahil!, ia berkata, ia mendengar Rasul sawbersabda, bacalah al-Qur'an karena ia akan datang sebagai penyelamat di harikiamat bagi pembacanya. Bacalah al-Zahrawain yakni al-Baqarah dan Ali'Imran, karena keduanya akan datang di hari kiamat seakan-akan keduanyaadalah awan atau seperti burung yang melindungi atau memayungi pembacakeduanya. Bacalah surat al-Baqarah, karena membacanya merupakankeberkahan, sedangkan meninggalkannya ialah kerugian, tidaklah kamumembacanya kecuali terlindungi dari sihir."
b. KesimpuIan
Karena hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, maka penulis tidak
perlu untuk meneliti lebih lanjut kualitas sanad di dalamnya.
lOr, Imam Muslim, Sha!ll71 Muslim kitab Shalnt al-Mus,jftr,,, bab Fadl Qim'ril al-Qur'an waSum Ial-Baqamh, Juz. I, h. 553.
181
I. Surat Had (73).- 0"." J" , :;, J. :;,,, , ,I"
(73)~~ ~~;- ::11 Jti~ :01S'/':' :illl ;.:.;.~ ~I (i:X ~i I}li
"Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentangketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkanatas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi MahaPemurah." (QS. Hfrdjll: 73).
-Keterengan:
Setelah membaca secara keseluruhan tafsir al-Kasysyiif khususnya yang
menjelaskan surat Hfrd ayat 73 di atas, penulis tidak menemukan satu
hadispun yang dijadikan sumber oleh al-Zamkhsyarl untuk menjelaskan ayat
ini. Oleh karenanya penulis mencukupkan penelitiannya sampai di sini.107
J. Surat aI-Ahzab (33)
LUI -. :1..\- ;t.S-".\i -. -\~- ;Ll:JI -. '-(- J- UI a.1.b.J\ - t_" -. ' "-" li- ". C-" . 0':-~ ,) J' <Y.C. ,) ~ ,) ,) _-__ . c.r.'.:.i"'.r.' ,) <f"'...r.:! t/: .J,)
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhiasdan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlahshalat, hmaikanlah zakat dan ta'atilah Allah dan Rasul-Nya. SesungguhnyaAllah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait danmembersihkan kamu sebersih-bersihnya. (al-Ahzabj33:33).
-Keterangan:
Setelah membaca secara keseluruhan ta£sir al-Kasysyiif khususnya yang
menjelaskan surat al-Ahzab ayat 33 di atas, penulis tidak menemukan satu
107 Lilla!, AI-Zamakhsyarl, AI-Kasyssynf, Juz. 2, h. 396.
182
hadispun yang dijadikan sumber oleh al-Zamkhsyari untuk menjelaskan ayat
ini. Oleh karenanya penulis mencukupkan penelitiannya sampai di sini.108
K. Surat aI-Ahzab (56)'/J _ t " ;:; J/ "'" "r ~ "" ;p:;
(56/,X ; I;L:,~ \}:o \';1< ~;U\ ~\4;;JI ~ J~ ~~:, all J)"". "
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untukNabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi danucapkanlah salam penghormatan kepadanya". (QS. al-Ahzab/33: 56).
Menurut al-Zamakhsyari, ulama berbeda tentang masalah shalawat
kepada Nabi saw, apakah merupakan suatu kewajiban atau sunnah saja
hukurnnya dengan melihat konteks ayat yang memerintahkan shalawat ini.
Kemudian setelah itu ia menyebutkan beberapa hadis di bawah ini:
Hadis-Hadis dan Kualitasnya Yang terdapat di daIammnya
1. Hadis Pertama109
"Sangatlah rugi seseorang yang disebutkan namaku di sisinya, akantetapi tidak berselawat atasku."
a. Penelusuran
Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata hadis ini merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidzl dan Imam Ahmad
bin Hanbal.l1O
108 Lihat. AI-Zamakhsyari, AI-Knsyssydf, Juz. 3. h. 521.
109 al-Zamakhsyari, nl-Knsysydf, Juz. 3, h. 540.
II°Abu Hajar Muhammad Sa'id bin Basyuni Zaghlul, MmlSll'nh Athra!al-Hadfts al-Syarff,Juz. 5. H. 144. hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam ai-Hakim dalam Mllstadrak-nya, al-Targhn,wn al-Tl1rhib Ii al-Mundziri. Kallz al-' UllIllIdili aI-Muttaqi aI-Hindi.
183
1). Hadis riwayat Imam al-Tirmidzj111
.;.;-~\ W Jli QI ;Ll;:.J.; tli ~I ;,;f ;~ ~~)f cf.-~ ~f tf~) :j A 0f, ,
"Dari AbO. Hurairah ra, ia berkata, Nabi saw. bersabda, "5angatlah rugiseseorang yang disebutkan namaku di sisinya, akan tetapi tidak berselawatatasku. Dan sangatlah rugi orang yang berada di bulan sud Ramadhan sampaiselesai bulan itu tapi ia belum diampuni oleh Allah. Amatlah rugi, jikaseseoarang memiliki dua orang tua yang sudah sangat renta di sisinya, akantetapi kedua oarang tuanya itu tidak dijadikannya sebab masuk kedalamsurga."
11l Imam al-Tirmidzl, SUllall al-Tirl1lidzf kitnb al-Oa'awnl 'all Rast1luUnh Ragllla Allfi Rajul,Juz. 5, h. 550, no.3468.
184
2). Imam Ahmad bin Hanbal l12
0l5-:' / JU :;~ JI ;.; ~I:;~~; iEC~ ;-f ;:, eff JU ~1:;1 :; ~;' 8:G..
"Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Nabi saw. bersabda, "Sangatlah rugiseseorang yang disebutkan namaku di sisinya, akan tetapi tidak berselawatatasku. Dan sangatlah rugi orang yang berada di bulan sud RamadhzH1 sampaiseIesai bulan itu tapi ia belum diampuni oleh Allah. AmatIah rugi, jikaseseoarang memiliki dua orang tua yang sudah sangat renta di sisinya, akantetapi kedua oarang tuanya itu tidak dijadikannya sebab masuk kedaIamsurga."
b. Skema sanad Imam Ahmad dan Imam aI-Tirmidzl
112 Imam Ahmiid bin Hanbal, Mus11ad Imam Allmad leitdb Biiqf MusHad ai-MuleaIsirfH biibMusHad Aba Hurnirah, Juz, 2, h. 254, no.7139,
185
c. Kritik sanad Imam al-Tirmidzi dan Imam Ahmad
1. Abdurrahman
Nama aslinya ialah 'Abdurrahman bin Shakhr, sedangkan kunyahnya
ialah Abu Hurairah serta bernasab al-Daus! al-Yamani. Ia sendiri termasuk
sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis dan bermukim di Madinah
serta wafat pada tahun 57 H.113
2. Sa'!d
Nama aslinya ialah Sa'!d bin Ab! Sa'id Kaisan, sedangkan kunyahnya
ialah AbU. Sa'ad serta bernasab al-maqburi. la sendiri termasuk al-wastll min al
tabifn' yang bermukim di Madinah dan wafat pada tahun 123 H.
Di antara guru-gurunya 'Abdurrahman bin Shah (Abu Hurairah), Anas
bin Malik bin al-Nadhar bin Dhamdham bin Zaid bin Haram, Salim bin
'Abdullah, Sa'id bin Yasar dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya
ialah Ibrahim bin aI-FadI, Usamah bin Zaid, Ishak bin Abi al-Furat, Ayyub bin
Abi Miskin, Abdurrahman bin Ishak bin 'Abdullah dan lain-lain.
Menurut Abu Hatim al-Razi ia shud11q, menurut Ahmad bin Hanbal ia
adalah Iii ba'sa bih, sedangkan menurut al-Nasa'i, al-'Ajali, Abu Zur'ah al-Razi,
'Ali aI-Madani ia adalah orang yang tsiqah (terpercaya).114
3. 'Abdurrahman
Nama aslinya ialah 'Abdurrahman bin Ishak bin 'Abdullah, sedangkan
nasabnya ialah al-Qurasyi al-'Amiri. Ia sendiri termasuk orang yang tidak
berjumpa dengan sahabat serta bermukim di Madinah. 'Abdurrahman bin
Ishak wafat di Bashrah.
113 Ibn Hajar al-'Asqalan!, al-ls1Iribah, juz. 4, h. 316, al-Mizz!, Tnhdzib, juz. 366-379, IbnHajar, Tnluizib, juz. 12, h. 288-291.
11,1 al-Mizz!, Tahdzib, juz.l0, h. 466-472, Ibn Hajar, Tnhdzib, juz. 4, h. 34.
186
Di antara guru-gurunya Sa'id bin Abi Sa'id Kaisan (Abu Sa'ad), Abu Bakr
bin Muhammad bin 'AmI' bin Hazm (AbU Muhammad), Ishak bin 'Abdulliih
bin al-Harits bin Kinanah, Zaid bin Abi 'Atab, Zaid bin Aslam dan lain-lain.
Sedangkan di antara murid-muridnya ialah lsma'il bin Ibrahim bin Muqsim
(Abu Bisyr), Hammad bin Salamah bin Dinar (Abu Salamah), Rabi' bin Ibrahim
bin Muqsim (Abu ai-Hasan), Muslim bin Khalid, Musa bin Ya'qub bin
'Abdullah dan lain-lain
Menurut Abu Daud ia adalah orang yang tsiqah (terpercaya). Sedangkan
menurut Ya'qub bin Sufyan, aI-Nasa'!, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in,
Ya'qub bin Syaibah ia orang yang sMlill al-lladfts dan la ba'sa biil. 115
4. Rabi
Nama aslinya ialah Rabi' bin Ibrahim bin Muqsim, sedangkan nasabnya
ialah al-Asadi dan berkunyah Abu aI-Hasan. la sendiri termasuk al-suglmi min
al-atba' yang bermukim di Bashrah dan wafat pada tahun 197 H.
Di antara guru-gurunya Daud bin Abi Hind Dinar, Yunus bin 'Ubaid bin
Dinar, 'Abdurrahman bin Ishak bin 'Abdullah dan lain-lain. Sedangkan di
antara murid-muridnya ialah Ahmad bin Ibrahim bin Katsir (Abu 'Abdullah)
dan lain-lain
Menurut al-Nasa'i ia Iii ba'sa biil, menurut Ahmad bin Hanbal ia
merupakan rajul shiilih yafdhulu 'ala akhihf, sedangkan menurut Yahya bin Ma'in,
Ibn Hibban, aI-Dzahabi ia orang yang tsiqalz ma"nlin.116
115 Ibid., Juz. 16, h. 519-524.
116 AI-Mizzi, Talzdzib, Juz. 9, h. 52-54.
J87
5. Ahmad
Nama aslinya ialah Ahmad bin Ibrahim bin Katsir, sedangkan nasabnya
ialah al-Nukuri al-Oauraqi dan berkunyah Abu'Abdullah. Ia sendiri termasuk
kibilr labi'i al-albil' yang bermukim di Baghdad dan wafat pada tahun 246 H.
Oi antara guru-gurunya Bakr bin 'Abdurrahman bin 'Abdullah (Abu
Bisr), Rabi' bin Ibrahim bin Muqsim (Abu aI-Hasan), Hajjaj bin Muhammad,
Hammad bin 'Usamah bin Zaid, Raihan bin Sa'id bin al-Mutsanna (Abu
'Ashamah) dan lain-lain. Sedangkan di antara murid-muridnya ialah Muslim,
al-Nasa'i, Ibn Majah, Ahmad bin Hanbal, al-Oarimi, Abu Oaud, dan lain-lain.
Menurut Ibn Hibban, al-'Uqaill, Shalih al-Jazirah, al-Khallal ia orang
yang tsiqah ma'mun. Hanya Abu Hiltim yang memandang ia orang yang
shuduqJJ7
d. KesimpuIan
Setelah meng~tahui seluruh riwayat hidup dan komentar para ulama
kritikus hadis terhadap para perawi yang ada dalam kedua hadis di atas,
penulis berkesimpulan hadis ini ialah hadis !lasan Ii dzillih, karena di dalamnya
terdapat tiga perawi yang hafalannya sedikit dibawah para perawi hadis slw!lf!l
yaitu Ahmad bin Ibrahim bin Katsir, Rabi' bin Ibrahim bin Muqsim,
'Abdurrahman bin Ishak bin 'Abdullah. Sedangkan dari segi sanad, maka hadis
ini juga bisa dibilang hadis !lasmz glwrfb, karena hanya diriwayatkan oleh satu
jalur sanad saja.
Selanjutnya ia menannyakan, bagaimana jika ada seorang yang
bershalawat kepada selain Nabi, apakah diperbolehkan? Menurutnya secara
analogi itu sah-sah saja, karena ini diterangkan dalam surat al-Ahzab ayat 43
serta surat al-Nur ayat 103. sebagaimana terdapat dalam Hadis di bawah ini:
117 Ibid., Juz. I, h. 249-251.
188
2. Hadis Ke dua1l8
"Kesejahteraan atas keluarga Abi Aufa"
a. Penelusuran
Setelah penulis mengadakan penelitian, ternyata ,hadis ini merupakan
potongan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukharl dan Imam Muslim.ll9
1). Riwayat Imam Muslim120
"Dari Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata, bahwa Nabi saw. jika kedatangansekelompok orang (kaum) yang menyerahkan sedekah, maka beliau bersabda,'Allahummii shalli 'alaihim, kemudian bapakku Abu Aufa mendatangi Nabi danmenyerahkan sedekahnya, lalu Nabi bersabda, Kesejahteraan atas keluarga AbiAufa"
lIB AI-Zamkhsyari, nl-Knsifsifiif, Juz 3, h. 541
119 Abu Hajar Muhammad Sa'ld bin Basyunl Zaghlul, MallslI' nii AllIrii!al-liadfts al-SyarfJ,Juz. 2, H. 238. Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad, al-Nasa'l dan lain-lain.
120 Imam Muslim, SlInhfll Muslim kitiib nI-Zakiit biib aI-Du'ii' Liman 'Atii bi Shndaqnlihi, Juz.2, h. 756, no.1791.
189
2). Riwayat Imam al-Bukhari l21
:;. )" " " .'" __" -" :;; .'''.. 0 __
~ ~I 0\5' JL; J} \$-1 J. ~I ~ J )~ J .~:\ 8J;- :;,.:, J.~ 8~
""Dari Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata, bahwa Nabi saw. jika kedatanganseke1ompok orang (kaum) yang menyerahkan sedekah, maka beliau bersabda,'Allahumma shalli 'ala ali fulanin, kemudian bapakku mendatangi Nabi danmenyerahkan sedekahnya, lalu Nabi bersabda, Kesejahteraan atas keluarga AbiAufa"
b. Keslmpulan
Karena hadls inl diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim
atau yang disebut dengan muttafaqun 'alaih, maka penulis tidak perlu untuk
meneliti lebih lanjut kualitas sanad di dalamnya.
L. Surat aI-'Imran (173)
UI~ I)~:' tr\.l;~ ;";"~I) ;..;,,:;- ~~ ~ I;:';' Jj d81 0~ ~8\ ~ J~ ::r-+l\
J •
(173)~3Ji ~J
" (Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepadamereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesllngguhnya manllsia telahmengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepadamereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan merekamenjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaikbaik Pelindung." (QS. al-Imran/3: 173).
121 Imam al-Bukhiiri, Shailiil al-Bukhdri kitab al-Zakdt bab ShaW ai-Imam wa Du'aih Ii Slta!.!ibal-Shadaqah, Juz. 2, h. 544, no. 1402.
190
-Keterangan:
Setelah membaca secara keseluruhan tafsir al-Kasysyiif khususnya yang
menjelaskan surat al-'Imrim ayat 173 di atas, penulis tidak menemukan satu
hadispun yang dijadikan sumber oleh al-Zamakhsyari untuk menjelaskan ayat
ini. Oleh karenanya penulis mencukupkan penelitiannya sampai di sini.122
M. Surat aI-Anfal (40)
"Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya AllahPelindungmu. Dia adaIah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong".(QS. AI-Anfal/8: 40).
-Keterangan:
Setelah membaca secara keseluruhan tafsir al-Kasysyiif khususnya yang
menjelaskan surat al-Anfal ayat 40 di atas, penulis tidak menemukan satu
hadispun yang dijadikan sumber oleh al-Zamakhsyari untuk menjelaskan ayat
ini. Oleh karenanya penulis mencukupkan penelitiannya sampai di sini.123
122 LiIJat, Al-Zamakhsyari, Al-Kasysydf, h. 431-432.
123 Lillat, AI-Zamakhsyari, Al-Kasysyiif, Juz. 2, 213.
191
BABV
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini dirumuskan dengan mengacu dan merupakan
jawaban terhadap rumusan masalah yang dipertajam melalui rincian dalam
bentuk sub masalah. '
Adapun hasil penelitian 24 hadis dalam Tafsir al-Kasysyiif tentang ayat
ayat Talllil, dengan berdasarkan kepada kaedah-kaedah penilaian yang
dikembangkan para ulama, termasuk al-Zamakhsyari, dapat dikemukakan
sebagai berikut
Dalam surah al-Fatihah ayat 1-7 terdapat 5 hadis, dengan rincian 1 hadis
slzalJlll. 3 hadis hasan, dan 1 mudhll'.
Dalam surah al-Ikhlash ayat 1-4 terdapat 1 hadis saja dengan derajat
shallfll·
Dalam surah al-Falaq ayat 1-5 terdapat 2 hadis saja dengan derajat 1 shallfll
dan 1 bernilai llasan.
Dalam surah al-Nas ayat 1-6 terdapat 1 hadis, dengan derajat shallfll
riwayat Imam Muslim, al-Darim1 dan aI-Nasa'!
Dalam surah al-Baqarah ayat 1-5 terdapat 5 hadis, dengan rincian 3 hadis
shallfll dan 4 da' if.
Dalam surah aI-Baqarah ayat 163 penulis tidak menemukan satu hadis
pun.
Dalam surah 255 ayat 255 terdapat 2 hadis yang tidak penulis temukan
sumbernya. Sehingga boleh jadi ini merupakan hadis maudhu' .
Dalam surah al-Baqarah ayat 284 penulis tidak menemukan satu hadis
pun yang dijadikan rujukan oleh al-Zamakhsyari.
Dalam surah al-Baqarah ayat 285-286 terdapat 6 hadis, dengan rincian 5
hadis shal1f!:b dan 1 hadis maudhU' .
192
Dalam surah Hud ayat 73 penulis tidak menemukan satu hadis pun yang
dijadikan rujukan oleh aI-Zamakhsyarf.
Dalam surah al-Ahzab ayat 33 penulis tidak menemukan satu hadis pun
yang dijadikan rujukan oleh aI-Zamakhsyarl.
Dalam surah al-Ahzab ayat 56 terdapat 2 hadis, dengan rindan 1 hadis
sahahih dan 1 hadis !lasan.
Dalam surah 'Ali 'Imran ayat 173 penulis tidak menemukan satu hadis
pun yang dijadikan rujukan oleh aI-Zamakhsyari..
Dalam surah al-Anfal ayat 40 penulis tidak menemukan satu hadis pun
yang dijadikan rujukan oleh aI-Zarnakhsyarl.
Dari segi yang lain, yakni sumber pengutipan al-Zamakhsyari dapat
disimpulkan bahwa aI-Zarnkahsyari lebih banyak menggunakan sumber dari al
Kutub al-Tis'ah, yakni sebanyak 20 hadis, disamping itu, aI-Zamakhsyari juga
mengutip riwayat-riwayt yang bersumber dari kitab-kitab di luar al-Kutub al
Tis 'ah, antara lain dari kitab-kitab hadis, seperti Sunan al-Baihaqi, riwayat Imam
Thabraru, Mustadrak Imam aI-Hakim, Slza!lf!l Ibn Khuzaimah, Musnad al-Humaidi,
Mushannaf I Abd. AI-Razziiq al-Targhfb wa al-Tarhfb Ii al-Mundziri, al-Sunan al-Kubrii
Ii al-Baihaqf, namun demikian sejumlah 4 riwayat yang tidak diketahui sanadnya,
baik sebelum, maupun setelah di-takhrij.
Dari segi dri-ciri hadis yang digunakan al-Zamakhsyari ternyata tidak
jauh berbeda dengan kaum ahl al-Sunnah, walaupun nota benenya ia adalah
seorang muktazilah. Namun demikian hadis-hadis yang ada dalam tafslr al
Kasysyiifmemiliki beberapa ciri:
Pertama, Pengarang tidak menyebutkan sanad maupun perawi hadis yang
dijadikan rujukan.
Kedua, pengarang terkadang hanya menyabutkan potongan hadis, dari
keseluruhan hadis yang panjang.
Ketiga, pengarang terkadang banyak menggunakan hadis dengan lafaz
yang berbeda, namun bermakna sarna dengan hadis yang dijadikan rujukan. lni
193
holeh jadi karena al-Zamakhsyari tidak merujuk langsung kesumber aslinya,
akan tetapi beliau menggunakan hafalannya saja di dalam mengutip hadis,
apalagi al-Zamakhsyari memiliki keistimewaan dengan keahliannya dalam
bidang bahasa, sehingga memudahkannya untuk membuat bahasa yang indah.
B. Penutup
Demikianlah kesimpulan dari hasil penelitian dalam disertasi ini al
Zamakhsyari adalah seorang ulama dan intelektual Islam yang besar. Karya
karyanya telah menjadi penuntun umat Islam, termasuk para ulama dan seluruh
pencinta ilmu di seluruh dunia, atau yang mengajarkan Agama Islam di seluruh
Indonesia khususnya.
Dengan tidak mengurangi kebesaran al-Zamakhsyari, penulis telah
berupaya dengan hati-hati dan secermat-cermatnya, mengadakan penelitian
terhadap hadis-hadis yang digunakan al-Zamakhsyari dalam Tafsir al-KasysyM
nya khususnya dalam ayat-ayat tahlil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hadis-hadis dalam Tafsir
al-KasysyM tersebut yang kualitasnya dlm'if, bahkan sangat mawdhii (tidak
diketahui sumbemya), sebagaimana dikemukakan di atas.
Hal ini, kiranya dapat dipahami, apabila kita mengingat bahwa penulisan
hadis-hadis dalam tafsir tersebut, bukanlah dimaksudkan sebagai tujuan inti
penulisan dan bukan pula tulisan yang kllUSUS mengkaji hadis. Pemasangan
hadis-hadis itu Iebili sebagai "mutabi" saja, melengkapi uraian dalam
menafsirkan ayat-ayat tertentu.
Meneliti satu persatu tingkat kualitas hadis yang jumlalmya sebesar itu, tentu
memerlukan waktu khusus, yang pasti tidak singkat. Hal tersebut dapat
mengganggu konsentrasi dan kelancaran tujuan inti penyusun, yakni
menafsirkan ayat demi ayat dalam al-Qur'an.
194
Baik aI-Zamakhsyarf, apalagi penulis disertasi ini, adalah manusia biasa.
Tabiat-tabiat kemanusiaan tetap terbawa serta. Kekurangan sering menyertai
kemampuaannya, kekeliruan biasa menyelinap dalam kehati-hatiannya.
Karena itu, khususnya untuk penuIis, kritik dan pembenaran dari semua
pihak, terutama yang memiliki keahlian dalam bidang ini, sangat diharapkan,
sehingga dengan demikian tulisan ini dapat Iebih bermanfaat, baik secara
akademik maupun untuk kepentingan masyarakat.
Akhirnya hanya kepada AIIah-Iah penulis menyarahkan seluruhnya,
karena Ia-Iah Zat Yang Maha Sempurna. Walliih A'lam bi al-Shawiib.
DAFTARPUSTAKA
Abu Rayyah, Adhwa' 'alii al-Sunnah al-MulJpmmadi!f1Jah, Dar al-Maarif,
Kairo, tth.
Abu Syu'bah, Muhammad, Fi Rilzlib al-Sunnah al-Kutub al-Shihlih al-Sittah,
Majma" al-Buhuts al-lslamiyyah, Kairo, Mesir, tth.
Al-Ahdal, Hasan Muhammad Maqbftli, Mushthalah al-Hadfis wa Rijliluh,
Maktabah al-Jil al-Jadid, San'a, 1414 Hj1993 M.
Ash Shiddieqy, M. Hasbi Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan
Bintang, 1993
'Asqalaru, 5yiMb ai-Din Abi al-Fadhl Ahmad bin 'Ali bin Hajar, Tahdzfb al
Tahdzfb, Beirut: Dar al-Fikr, 1984 M.
____~, Had!f1l al-Slirf Muqaddimah Fat!1 al-Blirf, BeirUt: Dar al
Fikr, 2000, cet. 11'\ 1\ 1\ 1\
A'zhami, M. M., Dirlisat Ff al-Hadfts al-Nabmvf wa Tlirlkh Tadwlh, BeirUt: al-
Maktab aI-Islam!, 1980), Alih Bahasa oleh Ali Mustafa Yakub,
Hadis Nabawi dan Sejarah KOdifikasinya, Jakarta: Pustaka Firdaus,
2000
____~. Studies in Hadisth Metlwdology and literature, American Trust
Publication Indiana Polis, 1997, alih bahasa oleh Meth Kieraha,
Memahami Ilmu Hadis "Telaah Metodologi dan Literatur Hadfs",
Jakarta: Lentera Basritarna, 2003
AI-Baghdadi, Abft Bakar Ahmad bin Ali aI-Khatib, Tlirfkh Baghdlid au
Madfnah Salam Il, Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1997, cet. 1.
Baqi, Muhammad Fuad 'Abd, Miftlih Kunuz al-Sunnah,., Kairo, Dar al
Hadits, 1991 Al-Fayumi, Ahmad bin Ahmad al-Mishba!1 ai-MunfrfiGlwrfb al-Syar!1 al-Kabfr Ii ai-RIiJf, (Beirut: Dar al-Kutub al-
Bucaille, Maurice, Prof. Dr, Bible, Qur'an, dan Science Modern (ter. Prof. Dr.
H.M.Rasyidi), Bulan Bintang, Jakarta, 1979.
Dosen Tafsir Hadis DIN Yogyakarta, Studi Kritis Hadis, Yogyakarta; Teras,
20m,cet.1
Hajjaj, Abu aI-Husain Muslim, Shai1fi1Muslim, (~eirut: Dar al-Fikr, 1993).
AI-Hakim, Imam, Mustadrak ai-Hakim 'Ala al-Shai1filFfn, Beirut: Dar al
Kutub al-'Ilmiyyah,tth.
Hlsyim, AI-Husaini 'Abdul Majid, ai-Imam al-BukJuirf Muhaddits lOa Faqih,
Kairo, Dar al-Qaumiyyah, tth
A
AI-Hasyimi, Sayyid Ahmad, Jawahir al-Balfighah, Beirut: Dar al-Fikr, 1994),
terjemah oleh Muhammad Zuhri, Mutiara Ilmu Balaghah,
Surabaya: Mutiara ilmu, 1994
Husnan, Ahmad, Kajian Hadis Metode Takhrij, Jakarta, Pustaka Kautsar,
1993, cet. 2
Hawa, Said, al-Rasiil Saw, al-Azhar: Dar al-Salam, 1990
A _
______~, Fann al-Balagah, Beirut: 'Alirn al-Kutub, 1405 H
Al-Idrlsi, Ja'far aI-Husain! Nazhm al-Mutawdtir min al-Hadfts al-Mutwdtir,
Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1978
AI-' Iraqi, Zainuddin, al-Taqyfd 10a al-IdMi1 Lima Uthliqa lOa Ughliqa min
Muqaddimah Ibn Shala!.b Makkah, Maktabah al-Tijariyah, 1993 cet. 1
Isma'll, M. SyuhUdi, Kaedah Keshai1filFn Sanad Hadis, Jakarta, Bulan
Bintang, 1995.
__~, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta, Bulan Bintang, 1992.
Ja'fi, AbU 'Abd Allah Muhammad bin Isma'll bin Ibrahim al-MughIrah bin
Bardizbah al-Bukhari, Shahfh al-BukJuiri, BeirUt: Dar Ibn Katsir al
Yamamah, 1987, 1981.
JaghluI, AbU Hajir Muhammad aI-Sa'ld bin Basyuni, Mausu'ah Athraj al
Hadfts al-Nabawiyyah al-SyarfJ, Beirut, Dar al-Fikr, 1989,Cet. ke-1.
AI-Jarirni, ' Ali dan Mushthafa Arnin, al-Baltlghah al-Wadhillah "al-Bayan, al-
Ma'an4 wa al-Badi', Mesir: Dar al-Ma'arif, 1957
Khalaf, Abd Wahab, 'lim Us/nil al-Fiqh, Kairo: aI-Dar al-Kuwaitiyyah,
1965.
AI-Khatib, Muhammad 'Ajaj, UshUi al-Hadfts "'U!umuh wa Musthiliahuh.
Beiru: Dar al-Fikr, 1975
Ma'IUf, Luis, al-Munjfd fi al-Lughah wa al-A'lam, Beirut: Dar al-Masyriq,
1986
Mastuhu dan M. Deden Ridwan (ed), Tradisi Baru Dalam Peneliotian Aga11lll
Islam "Tinjauan antar Disiplin lImu, Bandung: Rusjardit & Nuansa,
1998
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian KualitatiJ, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2001
Manzhur al-Afriqi al-Mishri, Lisan al-'Arab, Beirut: Dar al-Shadir, tth
AI-Mubarokaffui, Ibn 'Ala, Tulifah al-A!1wadzf, ttp: Dar al-Kutub al
'Ilmiyyah, tt
Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatij Edisi III, Yogyakarata: Rake
Sarasin, 1996
Al-Munawwir, A. Warson Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya:Pustaka
Progressif, 1997
Al-Nawawi, Imam Matn al-Arba'fn al-Nawawiyyah fi al-A1Jjidits al-ShaJjfllah
al-Nabawiyyah, (Cirebon: Syirkah Mathba'ahlndonesia, tth
Qajwini, al-Hafidz Abi 'Abd Allah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu
Majah, Beirut, Dar al-Fikr, 1995.
Rahman, Fathur, Ikhtisar Musthiliahul Hadits, (Bandung: PT. AI-Ma'arif,
AI-Ramahurmuzi, al-Mu!J.addits al-Fiishil, Beirut: Dar al-Fila, 1984 M
Ranuwijaya, Utang, Ilmu Hadis, Jakarta, Gaya Media Pratama, 1996.
AI-Ridha, Al-SyarH, al-Majiizlit al-Nabawiyyalz, Mesir : Syirkah Maldabah
Musthafa aI-Bam aI-Halbl, 1971
AI-Rifa'i, Musthafa Shidiq, I'jiiz al-Qur'an wa al-Bala.glzah al-Nabawiyyah,
Mesir: al-Maktabah al-Tijariyyah aI-Kubra, 1965
Salfunah, Muhammad Husain, al-I'jliz al-Ballighf jf al-Qur'lin al-Karfm,
Kairo: Dar al-Mat al-'Arabiyyah, 2002.
Saurah, Abu '1sa Muhammad bin '1sa, Sunan al-Tirmidzf, Beirut, Dar aI
Fikr,1994.
AI-Shabbagh, Muhammad al-Hadfts al-Nabawf,: Mustlzalalzulz wa Balliglzatuh
'Wllrnulz Kutubulz, (Riyiidlz: Mansyuriit al-Maktabalz al-Isliimf, 1972
A
_________~,al-Sunnah Qabl al-Tadwfn, Beirut: Dar al-Fikr,
1993
Sudarta, Mundzer dan Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadis, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1993)
Suprayogo, Imam, Metodologi Penelitian Sosial -Agama, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2003
AI-Shabuni, Muhammad 'All, Min Kunuz al-Sunnalz 'Diriisah Adabiyyalz wa
Luglzawiyyalz min al-Hadfts al-SyarfJ, Makkah: Dar aI-Kutub al
IsIamiyyah,1999.
Al-Shalih, Subhi, 'Wurn al-Hadfts wa Muslztlzalahuh, Dar al-'IIm Ii al
MaIayin, Beirut, 1378 H/1959 M, alih bahasa, Tim pustaka
firdaus, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus,
2002.