repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40866/1/eka...
TRANSCRIPT
EVALUASI KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DAN SYARIAH
DENGAN METODE EROV, SORTINO, SHARPE,
TREYNOR, JENSEN, DAN MODIGLIANI DI INDONESIA
Oleh:
Eka Januar Prasetia
NIM: 1111081000077
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
i
EVALUASI KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DAN SYARIAH
DENGAN METODE EROV, SORTINO, SHARPE,
TREYNOR, JENSEN, DAN MODIGLIANI DI INDONESIA
Oleh:
Eka Januar Prasetia
NIM: 1111081000077
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Eka Januar Prasetia
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Januari 1993
3. Alamat : Jl. Kejaksaan 1 Blok C
No. 87 RT/RW: 002/006,
Kreo, Larangan,
Tangerang, 15156
4. Telepon : 081317740180
5. E-mail : [email protected]
6. PENDIDIKAN
1. SDN Joglo 01 Pagi Tahun 1999-2005
2. SMPN 215 Jakarta Barat Tahun 2005-2008
3. SMAN 63 Jakarta Selatan Tahun 2008-2011
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2018
7. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Karsono
2. Ibu : Een Nurnendah
3. Alamat : Kejaksaan 1, Kreo - Tangerang
vii
EVALUATION PERFORMANCE OF CONVENTIONAL AND SHARI’A
EQUITY FUNDS WITH EROV, SORTINO, SHARPE, TREYNOR, JENSEN,
AND MODIGLIANI RATIOS IN INDONESIA
Eka Januar Prasetia
ABSTRACT
The aim of this research is to evaluate the performance of Conventional
Equity Funds and Shari’a Equity Funds listed in OJK Indonesia with EROV,
Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, and Modigliani Ratios. This study used Equity
Funds that were active from 2014 until 2017. The data used in this research were
collected from 30 Conventional Equity Funds and 10 Shari’a Equity Funds. The
sampling technique used in this research is purposive sampling method. The test
used in this research is Kruskal-Wallis test. The results of this research showed
that performance of Conventional Equity Funds with 6 ratios, EROV, Sortino,
Sharpe, Treynor, Jensen, and Modigliani have a significant impact at significant
level 5%. This test indicated that the performance of these ratios were different.
Whereas for Shari’a Equity Funds with 6 ratios, EROV, Sortino, Sharpe, Treynor,
Jensen, and Modigliani have no a significant impact at significant level 5%. This
test indicated that the performance of these ratios were not different. And the test
of the second hypotesis on Conventional Equity Funds and Shari’a Equity Funds
indicated that they have a significant impact at significant level 5% and have a
better performance than market performance. Overall, Sortino is the highest ratio
performance in this research.
Keyword: Post-Modern Portfolio Theory, Evaluation Performance, Equity Fund,
EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, Modigliani
viii
EVALUASI KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DAN
SYARIAH DENGAN METODE EROV, SORTINO, SHARPE,
TREYNOR, JENSEN, DAN MODIGLIANI DI INDONESIA
Eka Januar Prasetia
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja Reksa Dana
Saham Konvensional dan Syariah yang terdaftar di OJK Indonesia dengan rasio
EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani. Penelitian ini
menggunakan Reksa Dana Saham Konvensional dan Syariah yang aktif dari tahun
2014 sampai tahun 2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data sekunder yang didapatkan dari 30 sampel Reksa Dana Saham Konvensional
dan 10 sampel Reksa Dana Saham Syariah. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling, kemudian data akan diolah
dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja
dari Reksa Dana Saham Konvensional dengan 6 rasio, EROV, Sortino, Sharpe,
Treynor, Jensen, dan Modigliani signifikan pada 5%. Tes ini mengindikasikan
bahwa kinerja dari keenam rasio tersebut berbeda. Sedangkan, kinerja dari Reksa
Dana Saham Syariah dengan 6 rasio, EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen,
dan Modigliani tidak signifikan pada 5%. Tes ini mengindikasikan bahwa kinerja
dari keenam rasio tersebut tidak berbeda. Dan pengujian pada hipotesis kedua
pada Reksa Dana Saham Konvensional dan Syariah mengindikasikan bahwa
keenam rasio tersebut signifikan pada 5% dan memiliki kinerja yang lebih baik
dibandingkan dengan kinerja pasar. Secara keseluruhan, Sortino merupakan rasio
yang memiliki kinerja paling besar dalam penelitian ini.
Kata kunci: Post-Modern Portfolio Theory, Evaluasi Kinerja, Reksa Dana Saham,
EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, Modigliani
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW
yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua, ayahanda Karsono dan ibunda Een Nurnendah yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-
hentinya kepada penulis. Untuk Adikku Firmansyah yang juga selalu
memberikan arahan dan doa selalu untuk penulis.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ela Patriana, Ir., MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si, selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah banyak berkenan untuk memberikan tambahan ilmu dan solusi pada
setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini, dan selalu
sabar menghadapi penulis dan menjadi motivator bagi penulis secara pribadi.
Terima kasih banyak, Ibu...
6. Ibu Ela Patriana, Ir., M.M, selaku dosen yang selalu sabar dan memberikan
motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir angkatan 2011 untuk mendapatkan
gelar sarjana.
x
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen, dan civitas akademika Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama
masa perkuliahan.
8. Seluruh teman-teman Manajemen C Angkatan 2011, terutama Ahmad
Mulkih, Rizki Wibowo, Willian Tsania Rachman, Agung Setiawan, dan
teman-teman pejantan kosan yang selalu menemani saat suka dan duka dalam
berjuang bersama. I‘m gonna missing you, guys!
9. Seluruh teman-teman Manajemen Keuangan dan seluruh teman-teman
Manajemen Angkatan 2011 yang selalu mengisi hari-hari menjadi
menyenangkan. Untuk Jumadi dan Kak Lina Meytasari, terima kasih sudah
bekerja sama untuk memahami penelitian ini.
10. Seluruh teman-teman Manajemen 2011 angkatan terakhir, terutama Ahmad
Mulkih, Agung Setiawan, Fahrudin, dan Choyrunnisa yang sudah sama-sama
berjuang untuk mendapatkan gelar sarjana.
11. Seluruh staff dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen keuangan.
Jakarta, 5 Juni 2018
Penulis
(Eka Januar Prasetia)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... vi
ABSTRACT.................................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 12
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 14
A. Landasan Teori ............................................................................... 14
1. Reksa Dana ................................................................................. 14
a) Definisi Reksa Dana ............................................................... 14
b) Perkembangan Reksa Dana ..................................................... 18
c) Bentuk Hukum Reksa Dana .................................................... 19
d) Pihak-Pihak yang Terkait ........................................................ 20
e) Tipe Reksa Dana ..................................................................... 21
f) Macam dan Jenis Reksa Dana ................................................. 22
g) Keuntungan dan Manfaat Reksa Dana ................................... 29
h) Risiko Reksa Dana ................................................................. 32
xiii
2. Kinerja Pasar ............................................................................... 34
3. Portofolio .................................................................................... 35
B. Penelitian Terdahulu........................................................................ 51
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 58
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 66
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 66
B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 67
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 70
D. Metode Analisis Data ...................................................................... 72
1. Return Benchmark dan NAB Reksa Dana Saham ........................ 72
2. Menghitung Varians Saham (Volatilitas Saham) .......................... 73
3. Menghitung Risiko Reksa Dana................................................... 73
4. Evaluasi Kinerja Reksa Dana ....................................................... 73
a) Excess Return on Value at Risk (EROV) ................................. 73
b) Rasio Sortino .......................................................................... 74
c) Metode Sharpe (Excess Return to Valiability Measure)........... 76
d) Metode Treynor (Excess Return to Beta) ............................... 77
e) Metode Jensen ........................................................................ 78
f) M2 atau M-square measure (Modigliani) ................................ 79
5. Melakukan Uji Normalitas dengan Kolmogrov-Smirnov .............. 80
6. ANOVA dengan Tukey Test ........................................................ 80
7. Melakukan Uji Kruskal-Wallis .................................................... 83
E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 85
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ................................................ 94
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................... 94
1. Reksa Dana Saham ...................................................................... 94
B. Analisa dan Pembahasan ................................................................. 95
1. Analisa Deskrptif......................................................................... 95
a. EROV ..................................................................................... 95
b. Sortino .................................................................................... 102
xiii
c. Sharpe ..................................................................................... 109
d. Treynor ................................................................................... 115
e. Jensen ..................................................................................... 123
f. Modigliani ............................................................................... 130
g. Benchmark/IHSG .................................................................... 137
2. Uji Normalitas ............................................................................. 139
3. Uji Homogenitas ......................................................................... 143
4. Uji Kruskal-Wallis ....................................................................... 146
a. Hipotesis Pertama ................................................................... 146
b. Hipotesis Kedua ...................................................................... 181
5. Interpretasi Hasil ......................................................................... 200
a. Hipotesis Pertama ................................................................... 200
b. Hipotesis Kedua ...................................................................... 207
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 218
A. Kesimpulan ..................................................................................... 218
B. Saran ............................................................................................... 222
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 224
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan Reksa Dana Indonesia ............................................... 4
2.1 Perbedaan antara RDS Konvensional dan Syariah ............................. 32
2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................................ 56
3.1 Sampel RDS Konvensional ............................................................... 68
3.2 Sampel RDS Syariah ......................................................................... 70
4.1 Analisis Deskriptif (1) RDS Konvensional ........................................ 96
4.2 Hasil Perhitungan EROV RDS Konvensional .................................... 97
4.3 Analisis Deskriptif (1.1) RDS Syariah ............................................... 100
4.4 Hasil Perhitungan EROV RDS Syariah ............................................. 101
4.5 Analisis Deskriptif (2) RDS Konvensional ........................................ 103
4.6 Hasil Perhitungan Sortino RDS Konvensional ................................... 104
4.7 Analisis Deskriptif (2.1) RDS Syariah ............................................... 107
4.8 Hasil Perhitungan Sortino RDS Syariah............................................. 108
4.9 Analisis Deskriptif (3) RDS Konvensional ........................................ 109
4.10 Hasil Perhitungan Sharpe RDS Konvensional.................................... 110
4.11 Analisis Deskriptif (3.1) RDS Syariah ............................................... 113
4.12 Hasil Perhitungan Sharpe RDS Syariah ............................................. 114
4.13 Analisis Deskriptif (4) RDS Konvensional ........................................ 116
4.14 Hasil Perhitungan Treynor RDS Konvensional .................................. 117
4.15 Analisis Deskriptif (4.1) RDS Syariah ............................................... 121
4.16 Hasil Perhitungan Treynor RDS Syariah ........................................... 122
4.17 Analisis Deskriptif (5) RDS Konvensional ........................................ 123
4.18 Hasil Perhitungan Jensen RDS Konvensional .................................... 125
4.19 Analisis Deskriptif (5.1) RDS Syariah ............................................... 128
4.20 Hasil Perhitungan Jensen RDS Syariah .............................................. 129
4.21 Analisis Deskriptif (6) RDS Konvensional ........................................ 131
4.22 Hasil Perhitungan Modigliani RDS Konvensional ............................. 132
4.23 Analisis Deskriptif (6.1) RDS Syariah ............................................... 135
xvi
4.24 Hasil Perhitungan Modigliani RDS Syariah ....................................... 136
4.25 Analisis Deskriptif (7) RDS Konvensional ........................................ 138
4.26 Analisis Deskriptif (7.1) RDS Syariah ............................................... 139
4.27 Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) (1) RDS Konvensional ......... 140
4.28 Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) (1.1) RDS Syariah ............... 141
4.29 Uji Homogenitas (1) RDS Konvensional ........................................... 144
4.30 Uji Homogenitas (1.1) RDS Syariah .................................................. 144
4.31 Hasil Uji Kruskal-Wallis (1) RDS Konvensional ............................... 147
4.32 Hasil Uji Kruskal-Wallis (1.1) RDS Syariah ...................................... 149
4.33 Hasil Uji Kruskal-Wallis (2) RDS Konvensional ............................... 151
4.34 Hasil Uji Kruskal-Wallis (2.1) RDS Syariah ...................................... 152
4.35 Hasil Uji Kruskal-Wallis (3) RDS Konvensional ............................... 153
4.36 Hasil Uji Kruskal-Wallis (3.1) RDS Syariah ...................................... 154
4.37 Hasil Uji Kruskal-Wallis (4) RDS Konvensional ............................... 155
4.38 Hasil Uji Kruskal-Wallis (4.1) RDS Syariah ...................................... 156
4.39 Hasil Uji Kruskal-Wallis (5) RDS Konvensional ............................... 157
4.40 Hasil Uji Kruskal-Wallis (5.1) RDS Syariah ...................................... 158
4.41 Hasil Uji Kruskal-Wallis (6) RDS Konvensional ............................... 159
4.42 Hasil Uji Kruskal-Wallis (6.1) RDS Syariah ...................................... 160
4.43 Hasil Uji Kruskal-Wallis (7) RDS Konvensional ............................... 161
4.44 Hasil Uji Kruskal-Wallis (7.1) RDS Syariah ...................................... 162
4.45 Hasil Uji Kruskal-Wallis (8) RDS Konvensional ............................... 163
4.46 Hasil Uji Kruskal-Wallis (8.1) RDS Syariah ...................................... 164
4.47 Hasil Uji Kruskal-Wallis (9) RDS Konvensional ............................... 165
4.48 Hasil Uji Kruskal-Wallis (9.1) RDS Syariah ...................................... 166
4.49 Hasil Uji Kruskal-Wallis (10) RDS Konvensional ............................. 167
4.50 Hasil Uji Kruskal-Wallis (10.1) RDS Syariah .................................... 168
4.51 Hasil Uji Kruskal-Wallis (11) RDS Konvensional ............................. 169
4.52 Hasil Uji Kruskal-Wallis (11.1) RDS Syariah .................................... 170
4.53 Hasil Uji Kruskal-Wallis (12) RDS Konvensional ............................. 171
4.54 Hasil Uji Kruskal-Wallis (12.1) RDS Syariah .................................... 172
xvi
4.55 Hasil Uji Kruskal-Wallis (13) RDS Konvensional ............................. 173
4.56 Hasil Uji Kruskal-Wallis (13.1) RDS Syariah .................................... 174
4.57 Hasil Uji Kruskal-Wallis (14) RDS Konvensional ............................. 175
4.58 Hasil Uji Kruskal-Wallis (14.1) RDS Syariah .................................... 176
4.59 Hasil Uji Kruskal-Wallis (15) RDS Konvensional ............................. 177
4.60 Hasil Uji Kruskal-Wallis (15.1) RDS Syariah .................................... 178
4.61 Hasil Uji Kruskal-Wallis (16) RDS Konvensional ............................. 179
4.62 Hasil Uji Kruskal-Wallis (16.1) RDS Syariah .................................... 180
4.63 Hasil Uji Kruskal-Wallis (17) RDS Konvensional ............................. 181
4.64 Hasil Chi-Square (2) RDS Konvensional ........................................... 183
4.65 Hasil Uji Kruskal-Wallis (17.1) RDS Syariah .................................... 184
4.66 Hasil Chi-Square (2.1) RDS Syariah ................................................. 186
4.67 Hasil Uji Kruskal-Wallis (18) RDS Konvensional ............................. 188
4.68 Hasil Uji Kruskal-Wallis (18.1) RDS Syariah .................................... 189
4.69 Hasil Uji Kruskal-Wallis (19) RDS Konvensional ............................. 190
4.70 Hasil Uji Kruskal-Wallis (19.1) RDS Syariah .................................... 191
4.71 Hasil Uji Kruskal-Wallis (20) RDS Konvensional ............................. 192
4.72 Hasil Uji Kruskal-Wallis (20.1) RDS Syariah .................................... 193
4.73 Hasil Uji Kruskal-Wallis (21) RDS Konvensional ............................. 194
4.74 Hasil Uji Kruskal-Wallis (21.1) RDS Syariah .................................... 195
4.75 Hasil Uji Kruskal-Wallis (22) RDS Konvensional ............................. 196
4.76 Hasil Uji Kruskal-Wallis (22.1) RDS Syariah .................................... 197
4.77 Hasil Uji Kruskal-Wallis (23) RDS Konvensional ............................. 198
4.78 Hasil Uji Kruskal-Wallis (23.1) RDS Syariah .................................... 199
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 Komposisi NAB Reksa Dana .......................................................... 5
2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 59
3.1 Pengelompokan Sampel .................................................................. 68
4.1 Normal P-Plot (1) RDS Konvensional ............................................. 140
4.2 Normal P-Plot (1.1) RDS Syariah .................................................... 142
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Mentah
Lampiran 2 : Output Hasil Pengujian Data dengan IBM SPSS 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Situasi ekonomi di Indonesia masih belum stabil, semua orang dihadapkan
dengan berbagai pilihan tentang bagaimana untuk menginvestasikan dana mereka
sendiri untuk mendapatkan hasil yang optimal. Di Indonesia ada berbagai pilihan
investasi dengan berbagai tingkat risiko dan tingkat pengembalian yang dapat
diberikan, namun kendalanya adalah bagaimana memilih investasi yang tepat
sesuai dengan kemampuan masing-masing investor, karena tidak semua investor
memiliki pengetahuan yang sama, dana dan waktu untuk setiap investasi pilihan.
Pasar modal dalam era sekarang telah berkembang sangat pesat, pasar
modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Di
negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika, pasar modal dijadikan tolak ukur
untuk melihat perkembangan perekonomian negara tersebut setiap tahunnya.
Semakin maju pasar modal suatu negara, maka dapat dikatakan bahwa negara
tersebut mempunyai perekonomian yang baik. Karena kemajuan pasar modal
menggambarkan tingginya investasi yang ditanamkan para investor di negara
tersebut dan banyaknya modal yang dapat digunakan untuk pertumbuhan
perekonomian.
Dalam pasar modal terdapat dua unsur yang terkait, yaitu pihak yang
bersedia membeli saham atau obligasi dan pihak yang menawarkan saham dan
obligasi kepada masyarakat atau investor. Investasi telah menjadi suatu kebutuhan
2
yang penting bagi masyarakat modern. Setiap investor mengharapkan keuntungan
yang besar dari investasi yang dilakukannya. Namun keuntungan yang besar dari
suatu investasi disertai dengan risiko yang besar pula. Oleh karena itu, setiap
investor perlu memperhatikan aspek risiko dan return setiap investasi yang akan
dilakukan. Untuk mengurangi risiko suatu investasi, investor dapat melakukan
diversifikasi pada beberapa instrumen investasi.
Di era globalisasi ini banyak sekali investor yang tidak memiliki banyak
waktu dalam mengelola dananya dan keterbatasan keahlian untuk menghitung
risiko atas investasi yang mereka lakukan. Hal tersebut sekarang bukan menjadi
masalah yang besar yang menghalangi para investor untuk melakukan investasi
karena para calon investor dapat memberikan kepercayaannya kepada Manajer
Investasi untuk mengelola dana yang mereka miliki. Pada tahun 1995
diperkenalkan sebuah instrument investasi baru yang disebut Reksa Dana.
Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi di pasar modal untuk
masyarakat terutama investor kecil. Reksa Dana ini dirancang sebagai tempat
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki keterbatasan modal,
pengetahuan dan waktu. Reksa Dana merupakan instrumen yang akrab di pasar
modal Indonesia. Reksa Dana merupakan salah satu bentuk investasi dengan
diversifikasi yang cukup baik. Melalui Reksa Dana, modal dari para investor
dikumpulkan untuk selanjutnya dibelikan efek oleh Manajer Investasi. Dengan
menanamkan dana milik kolektif itu ke dalam berbagai objek investasi
(portofolio) maka risiko investasi dapat dikurangi.
3
Reksa Dana sudah ada sejak 1920-an, meski popularitasnya baru meningkat
dalam 25 tahun. Reksa Dana di Amerika Serikat dikenal dengan istilah Mutual
Fund, di Inggris dan Malaysia dikenal dengan Unit Trust, dan di Jepang dikenal
dengan sebutan Investment Trust (Rodoni, 2006:79-80).
Reksa Dana sendiri mulai diperkenalkan di Indonesia ketika PT Danareksa
didirikan pada tahun 1976 dimana perusahaan ini dapat menerbitkan sertifikat
yang dikenal dengan Sertifikat Danareksa I dan II. Kemudian pada tahun 1995
berdiri sebuah Reksa Dana Tertutup yaitu PT BDNI Reksa Dana dengan
menawarkan 600 juta saham dengan nilai satu saham Rp 500,- sehingga
terkumpul dana sebesar Rp 300 miliar. Pendirian Reksa Dana terus berkembang
dimana pada tahun 1996 berdiri sebanyak 25 Reksa Dana Terbuka yang dikelola
oleh 12 Manajer Investasi. Pada saat itu total Nilai Aktiva Bersih (NAB) sudah
berkembang sebesar Rp 2,8 triliun dan meningkat menjadi sekitar Rp 8 triliun
pada Juni 1997.
Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 turut bereaksi negatif untuk
Reksa Dana. Banyak masyarakat yang menarik dananya dan meyebabkan Nilai
Aktiva Bersih (NAB) menurun menjadi Rp 4,9 triliun. Pertumbuhan Reksa Dana
mulai normal kembali sejak tahun 2001 dengan total NAB sebesar Rp 8 triliun
dengan jumlah Reksa Dana sebanyak 108 Reksa Dana. Dan mengalami
peningkatan yang cukup tajam pada akhir tahun 2002 dengan total Rp 46,6 triliun
dengan jumlah Reksa Dana sebesar 131 dan terus meningkat hingga akhir tahun
2004.
4
Tabel 1.1
Perkembangan Reksa Dana di Indonesia
Periode Jumlah Reksa
Dana Pernyataan
NAB
(Rp Triliun)
Jumlah Unit
Pernyataan
2013 823 192.545 120.886.854.717
2014 894 241.462 142.728.463.838
2015 1091 271.969 182.980.302.321
2016 1425 338,750 240.711.440.472
2017 1777 457.507 323.873.922.191
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, Data Diolah
Menurut data BAPEPAM-LK untuk tahun 2013, komposisi Reksa Dana
yang paling besar dipegang oleh Reksa Dana Saham yakni sebesar 39,71% dan
yang terendah adalah Reksa Dana Syariah-Fixed Income sebesar 0,39%. Pada
Januari-Juni 2017 IHSG naik signifikan 11,46 persen. Meski begitu, hanya sedikit
kinerja Reksa Dana saham yang mampu melampauinya. Indeks Reksa Dana
Saham Bareksa pada periode yang sama hanya naik 5,03 persen, di mana tidak
lebih dari 40 Reksa Dana yang mampu mengalahkan kinerja IHSG. Pencairan
Reksa Dana oleh nasabah, atau lebih dikenal dengan istilah redemption, ditengarai
menjadi penyebab beratnya kinerja Reksa Dana Saham di paruh pertama Tahun
2017.
5
Gambar 1.1
Komposisi NAB Reksa Dana
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2017, Data Diolah
Hal tersebut membuktikan bahwa masyarakat sudah mulai mengenal produk
Reksa Dana dan responnnya cukup baik. Agar dapat memberikan keuntungan dan
mendapatkan kepercayaan dari para calon investor maupun investornya, para
6
Manajer Investasi berlomba-lomba untuk memberikan tingkat pengembalian yang
cukup menarik melalui strategi investasi yang digunakan.
Untuk melihat sampai sejauh mana kinerja Reksa Dana yang dimiliki,
biasanya para Manajer Investasi melakukan evaluasi kinerja portofolio dengan
berbagai metode. Hal itu dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja
portofolio, dalam hal ini Reksa Dana tersebut berkembang. Karena kinerja historis
Reksa Dana menjadi pertimbangan utama dari investor dalam memilih Reksa
Dana. Lebih dari 70% responden memilih Reksa Dana berdasarkan kinerja yang
telah dihasilkan (Pratomo dan Nugraha, 2005:173).
Hambatan yang timbul dalam pengembangan Reksa Dana di Indonesia tidak
terlepas dari risiko dalam berinvestasi yang meliputi: Risiko Berkurangnya Nilai
Unit Penyertaan. Diakibatkan menurunnya harga dari efek, misalnya karena
kenaikan suku bunga atau melemahnya kinerja emiten (penerbit) ekuitas.
Penurunan NAB unit penyertaan Reksa Dana juga bisa terjadi karena adanya
biaya-biaya yang dikenakan atas Reksa Dana tersebut.
Sebagian besar unit penyertaan secara bersamaan dapat menyulitkan
Manajer Investasi dalam menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut;
Risiko Politik dan Ekonomi. Bagi Indonesia yang menganut sistem ekonomi
terbuka, perkembangan politik dan ekonomi di dalam maupun di luar negeri dapat
mempengaruhi pandangan umum terhadap kinerja perusahaan yang tercermin dari
perubahan harga efek dalam portofolio Reksa Dana; Risiko Berkaitan dengan
Peraturan.
7
Adanya batasan-batasan tertentu dari pihak otoritas pasar modal dapat
menyebabkan risk and return Reksa Dana di Indonesia tidak optimal. Misalnya
batasan pembelian efek di luar negeri hanya sebesar 15% dari NAB; dan Adanya
fakta diskriminasi perlakuan pemerintah terhadap investor domestik dalam
berinvestasi. Misalnya, berdasarkan perjanjian bilateral, investor Singapura yang
melakukan transaksi Surat Utang Negara (SUN) dibebaskan dari pungutan pajak
pemerintah Indonesia padahal di sisi lain investor domestik, khususnya investor
pribadi, perusahaan efek, korporasi, dan asuransi, dikenai pajak final 20%. Hal ini
mengakibatkan persaingan tidak sehat.
Dengan nilai pasar efek dalam negeri yang sudah undervalue ditambah
pembebasan pajak investasi, akan tercipta spread insentif yang sangat tinggi bagi
investor asing untuk masuk ke pasar modal Indonesia. Dampak positifnya adalah
terjadi aliran dana masuk dari luar negeri, namun sangat disayangkan hal ini
mengandung risiko besar karena investasi ini terjadi pada pasar modal yang dapat
keluar sewaktu-waktu. Apabila hal ini yang terjadi, maka akan terjadi
keterpurukan harga di pasar yang menjurus pada kesulitan likuiditas.
Menurut Reilly dan Brown (2006), para investor yang rasional mencari
tingkat risiko yang dapat diterima untuk memaksimalkan hasil yang akan mereka
dapatkan. Setelah pemilihan portofolio, mengevaluasi kinerjanya sangatlah
penting. Evaluasi kinerja portofolio terutama mengacu pada penentuan bagaimana
portofolio investasi tertentu dilakukan sehubungan dengan beberapa perbandingan
berdasarkan benchmark yang dilakukan. Evaluasi dapat menunjukkan sejauh
8
mana portofolio lebih unggul, lebih rendah ataukah setara dengan benchmark
yang dijadikan perbandingan (Ataie, 2012:01).
Beberapa model telah dikembangkan untuk mengevaluasi kinerja
portofolio.Model yang paling terkenal beberapa diantaranya yaitu metode Sharpe,
Treynor dan Jensen. Model yang dikembangkan tersebut termasuk kedalam
Modern Portfolio Theory. Saat ini ada metode lain yang dikembangkan oleh
Sortino pada awal tahun 1980, memperkenalkan suatu rasiobaru. Rasio ini
menghitung excess return portofolio dari Minimum Acceptable Return (MAR)
untuk setiap downside deviation. Rasio ini kemudian dikenal dengan nama
Sortino ratio.Selain itu dalam penelitian yang dilakukan Ataie (2012) Post-
Modern Portfolio Theory juga ada rasio yang dikenal dengan nama EROV dan
𝑀3.
Dari evaluasi kinerja portofolio berupa Reksa Dana yang dilakukan oleh
Manajer Investasi, maka akan didapatkan hasil kinerja yang nantinya akan
dipromosikan kepada para investor. Semakin tinggi nilai kinerja Reksa Dana
tersebut, biasanya kinerjanya dianggap baik. Terlebih bila hasil kinerjanya lebih
besar jika dibandingkan dengan kinerja pasar (benchmark) yang dijadikan acuan,
maka Manajer Investasi akan semakin mempromosikan Reksa Dana tersebut
secara besar-besaran agar para investor tertarik dan menanamkan investasinya.
Selain para Manajer Investasi yang menggunakan evaluasi kinerja untuk
menarik minat para investor, cukup banyak pula peneliti yang telah melakukan
penelitian tentang evaluasi kinerja portofolio untuk menilai bagaimana kinerja
9
portofolio tersebut, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa
diantaranya:
Younes Ataie (2012) melakukan penelitian dengan judul “Evaluation
Performance of 50 Top Companies Listed in Tehran Stock Exchange by Sortino,
EROV, and 𝑀3”. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan-perusahaan dengan menggunakan metode Sortino, EROV, dan 𝑀3.
Penelitian ini menggunakan data dari tahun 2006 sampai dengan 2010 dengan
menggunakan 42 sampel perusahaan. Dimana peneliti menginginkan apakah
terdapat perbedaan hasil kinerja dari ketiga model tersebut, dan
membandingkannya dengan kinerja pasar apakah lebih baik atau tidak. Penelitian
ini menggunakan pengukuran kinerja dengan metode Sortino, EROV, dan 𝑀3 dan
menggunakan metode statistik ANOVA dengan Tukey Test. Peneliti menemukan
bahwa kinerja perusahaan-perusahaan ternyata berbeda, dan hasil perhitungan
dengan metode 𝐸𝑅𝑂𝑉 terbukti signifikan dan lebih besar dibandingkan dengan
hasil dari metode 𝑆𝑜𝑟𝑡𝑖𝑛𝑜 dan 𝑀3. Dan didapatkan juga bahwa kinerja
perusahaan menggunakan metode 𝑆𝑜𝑟𝑡𝑖𝑛𝑜 dan 𝑀3 ternyata berbeda dan tidak
lebih unggul dari benchmark (pasar). Kinerja benchmark (pasar) terbukti lebih
baik dari kedua metode tersebut. Dan evaluasi kinerja perusahaan dengan
menggunakan metode EROV yang dibandingkan dengan kinerja benchmark
(pasar) terbukti tidak menunjukkan perbedaan.
Sadia, Sania, dan Sumaira (2013) melakukan penelitian dengan judul “A
Comparative Study on Performance Evaluation of Pakistan Mutual Funds”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja Reksa Dana di Negara
10
Pakistan berdasarkan return bulanan rata-rata dibandingkan dengan pengembalian
benchmark menggunakan metode Sharpe Ratio, Treynor Ratio, Jensen’s Alpha,
Sortino Ratio, Information/Appraisal Ratio, Fama Overall Performance dan
Performance Attribution Analysis selama periode 30 Juni 2004 sampai dengan 30
Juni 2011. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Reksa Dana tidak sinkron
dengan benchmark (pasar). Ukuran sampel dipilih dari keberlangsungan Reksa
Dana di Negara Pakistan yang sering diperdagangkan. Penelitian ini hanya
didasarkan pada beberapa Reksa Dana di Negara Pakistan, karena sebagian besar
Reksa Dana di negara tersebut baru didirikan. Reksa Dana di Negara Pakistan
secara keseluruhan tidak dapat menambah nilai karena perlambatan ekonomi
secara keseluruhan dan krisis likuiditas di pasar.
Magdalena dan Amelina (2012) meneliti tentang “Penilaian Kinerja Produk
Reksa Dana dengan Menggunakan Metode Perhitungan 𝐽𝑒𝑛𝑠𝑒𝑛 𝐴𝑙𝑝ℎ𝑎, 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑝𝑒
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜, 𝑇𝑟𝑒𝑦𝑛𝑜𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜, 𝑀2, dan Information Ratio”. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kinerja portofolio dari perusahaan investasi PT NISP
Sekuritas Bandung tahun 2008 sampai dengan 2009. Peneliti menginginkan
apakah terdapat perbedaan hasil kinerja dari kelima metode tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kinerja produk Reksa Dana dengan menggunakan
metode perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio, 𝑀2, dan
Information Ratio, dinilai berkinerja baik karena terdapat produk-produk Reksa
Dana yang memiliki nilai return di atas pasar, yaitu ISP, Dana Siaga, Dana Tetap
Likuid, Dana Handal, Dana Tetap II, Dana Tetap Likuid, dan Flexi Growth.
11
Produk Reksa Dana yang dapat dinyatakan paling baik kinerjanya menurut lima
metode yang digunakan adalah Reksa Dana Indeks Saham Progresif (ISP).
Dengan merujuk pada penelitian-penelitian di atas, maka penulis merasa
tertarik untuk membuat penelitian sejenis dengan melakukan perbandingan antara
evaluasi kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dan Syariah dengan kinerja
pasar dengan judul “EVALUASI KINERJA REKSA DANA SAHAM
KONVENSIONAL DAN SYARIAH DENGAN METODE EROV, SORTINO,
SHARPE, TREYNOR, JENSEN, DAN MODIGLIANI DI INDONESIA”.
Alasan peneliti menggunakan sampel Reksa Dana Saham Konvensional
yaitu karena saham merupakan instrumen Efek yang lebih familiar di masyarakat
pada umumnya, selain itu karena persentase NAB Reksa Dana Saham terbesar
dibandingkan Reksa Dana lainnya. Sedangkan untuk sampel Reksa Dana Saham
Syariah yaitu karena Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif besar dengan
tujuan investasi untuk menghasilkan return yang stabil dalam jangka panjang.
Penelitian ini mengambil data berupa nilai NAB Reksa Dana Saham
Konvensional dan Syariah di Indonesia selama periode penelitian tahun 2014-
2017. Penelitian ini sendiri dilakukan untuk membandingkan dan mengevaluasi
kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dan Syariah di Indonesia dan melihat
kinerja Reksa Dana Saham yang lebih baik dengan menggunakan enam metode,
yaitu EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen dan Modigliani dan akan
dibandingkan juga dengan kinerja pasar yang akan dicerminkan oleh IHSG yang
ada di Bursa Efek Indonesia.
12
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dan
Syariah dengan metode EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan
Modigliani.
2. Apakah kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dan Syariah dengan
metode EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, Dan Modigliani
berbeda dan lebih baik bila dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG)
secara simultan dan parsial selama periode 2014–2017.
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, adalah:
1. Menganalisa perbedaan kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dan
Syariah yang dihitung menggunakan metode EROV, Sortino, Sharpe,
Treynor, Jensen, Dan Modigliani secara simultan dan parsial selama
periode 2014-2017.
2. Menganalisa perbandingan dari hasil kinerja Reksa Dana Saham
Konvensional dan Syariah yang dihitung menggunakan metode EROV,
Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, Dan Modigliani dengan kinerja pasar
(IHSG) secara simultan dan parsial selama periode 2014-2017.
13
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a) Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah referensi di bidang
karya ilmiah yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.
b) Penelitian ini mungkin merupakan latihan dan pembelajaran dalam
menerapkan teori yang diperoleh sehingga menambah pengetahuan
dan pengalaman ilmiah.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Analis dan Investor
Dengan adanya penilitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada para calon Investor mengenai kinerja Reksa Dana Saham
Konvensional dan Syariah di Indonesia dan bermanfaat pula sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi Investor yang
ingin melakukan investasi di Reksa Dana Saham tersebut.
b) Bagi Akademisi
Penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan dalam berpikir
dan dalam meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan yang
selama ini telah didapatkan oleh penulis selama masa kuliah. Selain
itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan, landasan
berpijak dan referensi bagi para peneliti yang tertarik untuk meneliti
dengan kajian yang sama untuk waktu yang akan datang.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Reksa Dana
a) Definisi Reksa Dana
Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak
memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas
investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai
keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu
dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, Reksa Dana juga diharapkan
dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar
modal Indonesia (Martalena dan Malinda, 2011:83).
Awalnya Mutual Fund berasal dari kata Fund dimana Giles dkk
(2003) menyatakan, “Fund is a pool of money contributed by a range of
investors who may be individuals or companies or other organisations,
which is managed and invested as a whle, on behalf of those investors.”
(Manurung, 2008:01).
15
Di Amerika Serikat, Reksa Dana disebut dengan Unit Investment
Trust, yakni merupakan himpunan dana yang diinvestasikan dalam
sebuah portofolio tetap (tidak berubah) sepanjang umur Reksa Dana
tersebut (Bodie dkk, 2006:141).
Di Indonesia dipakai istilah Reksa Dana. Reksa yang berarti
menjaga atau penjaga. Menjaga disini dalam arti dana itu harus aman
dan memberikan penghasilan. Pada umumnya Reksa Dana
mengumpulkan dana dari investor dengan jalan menerbitkan sekuritas
di pasar modal (Darmawi, 2006:230).
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1
ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer
Investasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK
013/1990 dikatakan bahwa lembaga Reksa Dana adalah emiten
(penerbit) unit-unit sertifikat saham yang kegiatan utamanya adalah
melakukan investasi dalam Efek, investasi kembali atau perdagangan
efek di Bursa Efek (Darmawi, 2006:230).
Reksa Dana merupakan perusahaan yang menanamkan modalnya
dalam berbagai portofolio saham yang beragam (diversified portfolio).
Seorang investor yang melakukan investasi dapat menaikkan
16
keuntungan yang diharapkan (expected return) dan meminimalkan
risiko (Rodoni, 2006:171).
Menurut Martalena dan Malinda (2011:83), ada tiga hal yang
terkait dari definisi di atas, yaitu: Pertama, adanya dana dari
masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam
portofolio efek, dan Ketiga, dana tersebut dikelola oleh Manajer
Investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana
merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan Manajer Investasi
adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Dalam kamus keuangan sendiri, Reksa Dana didefinisikan sebagai
portofolio aset keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai
perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual saham kepada
masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada harga nilai
aktiva bersihnya (Manurung, 2008:01).
Definisi yang diberikan Choong (1999) adalah, "Unit trust is an
investment scheme that pools from many investors who share similiar
financial objective investment strategy and risk tolerance" (Rodoni,
2009:80).
Selanjutnya menurut Manurung (2008:02), Reksa Dana
mempunyai beberapa karakteristik yaitu Pertama, kumpulan dana dan
pemilik, dimana pemilik Reksa Dana adalah berbagai pihak yang
menginvestasikan atau memasukkan dananya ke Reksa Dana dengan
berbagai variasi. Artinya, investor dari Reksa Dana dapat perorangan
17
dan lembaga dimana pihak tersebut melakukan investasi ke Reksa Dana
sesuai dengan tujuan investor tersebut. Kedua, diinvestasikan kepada
efek yang dikenal dengan instrumen investasi. Dana yang dikumpulkan
dari masyarakat tersebut diinvestasikan ke dalam instrumen investasi
seperti deposito, surat utang jangka pendek, Commercial Paper,
obligasi, saham, dan efek lainnya.
Ketiga, Reksa Dana tersebut dikelola oleh Manajer Investasi, baik
sebagai lembaga maupun sebagai perorangan. Keempat, Reksa Dana
merupakan instrumen investasi jangka menengah dan panjang. Hal
tersebut merupakan refleksi dari investasi Reksa Dana tersebut, karena
umumnya Reksa Dana melakukan investasi kepada instrumen investasi
jangka panjang seperti obligasi dan saham. Kelima, Reksa Dana
merupakan produk investasi yang berisiko. Berisikonya Reksa Dana
karena instrumen investasi yang menjadi portofolio Reksa Dana
tersebut, dan pengelola Reksa Dana (Manajer Investasi) yang
bersangkutan.
Jadi pada intinya Reksa Dana merupakan sebuah wadah dimana
Manajer Investasi mengelola dana yang dikumpulkan dari para investor
untuk diinvestasikan berupa portofolio Efek yang terdiversifikasi oleh
Manajer Investasi. Di Indonesia, sekuritas-sekuritas yang
diperkenankan untuk dibeli adalah yang mendapat pengesahan OJK
(Otoritas Jasa Keuangan). Di Malaysia sekuritas yang dibeli adalah
yang mendapat otorisasi dari Securitas Commission (SC) atau
18
Suruhanjaya Sekuriti sebagai badan pengawas pasar modal Malaysia
(Rodoni, 2009:80).
b) Perkembangan Reksa Dana
Reksa Dana sendiri mulai diperkenalkan di Indonesia ketika PT
Danareksa didirikan pada tahun 1976 dimana perusahaan ini dapat
menerbitkan sertifikat yang dikenal dengan Sertifikat Danareksa I dan
II. Kemudian pada tahun 1995 berdiri sebuah Reksa Dana Tertutup
yaitu PT BDNI Reksa Dana dengan menawarkan 600 juta saham
dengan nilai satu saham Rp 500,- sehingga terkumpul dana sebesar Rp
300 miliar.
Pendirian Reksa Dana terus berkembang dimana pada tahun 1996
berdiri sebanyak 25 Reksa Dana Terbuka yang dikelola oleh 12
Manajer Investasi. Pada saat itu total Nilai Aktiva Bersih (NAB) sudah
berkembang sebesar Rp 2,8 triliun dan meningkat menjadi sekitar Rp 8
triliun pada Juni 1997.
Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 turut bereaksi negatif
untuk Reksa Dana. Banyak masyarakat yang menarik dananya dan
meyebabkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) menurun menjadi Rp 4,9
triliun. Pertumbuhan Reksa Dana mulai normal kembali sejak tahun
2001 dengan total NAB sebesar Rp 8 triliun dengan jumlah Reksa Dana
sebanyak 108 Reksa Dana. Dan mengalami peningkatan yang cukup
tajam pada akhir tahun 2002 dengan total Rp 46,6 triliun dengan jumlah
Reksa Dana sebesar 131 dan terus meningkat hingga akhir tahun 2004.
19
Namun pada tahun 2005, Reksa Dana mulai mengalami krisis
kembali. Pemerintah menaikkan tingkat bunga sehingga total NAB
Reksa Dana mengalami penurunan sampai Rp 29 triliun. Penurunan itu
sangat tajam bila dibandingkan dengan akhir tahun 2004 total NAB
mencapai Rp 104 triliun. Penurunan ini tidak terlepas juga terhadap
rumor pajak dan Marked to Market harga obligasi yang ada di Reksa
Dana. Tetapi NAB mulai mengalami kenaikan karena penurunan
tingkat suku bunga sehingga NAB mencapai Rp 59 triliun pada April
2007 (Manurung, 2007:12).
Hingga saat ini pertumbuhan total NAB sudah mencapai lebih dari
Rp 250 triliun. Hal itu membuktikan bahwa Reksa Dana berkembang
dengan cukup pesat. Dan menurut data BAPEPAM-LK untuk tahun
2013, komposisi Reksa Dana justru yang paling besar dipegang oleh
Reksa Dana Saham yakni sebesar 39,71% dan yang terendah adalah
Reksa Dana Syariah-Fixed Income sebesar 0,39%.
c) Bentuk Hukum Reksa Dana
Reksa Dana sebagai emiten (penerbit), memiliki ciri spesifik,
sehingga perlu diatur secara khusus dalam bentuk Undang-Undang.
Melalui Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Reksa Dana, posisi
Reksa Dana mendapat penekanan secara khusus, mulai dari pasal 18
hingga pasal 29. Pasal-pasal tersebut dibagi ke dalam dua bagian, yakni:
Pertama, menguraikan bentuk hukum dan perizinan dan Kedua,
menguraikan tentang pengolahan Reksa Dana.
20
Dengan adanya pengaturan yang jelas mengenai Reksa Dana ini,
maka akan mendorong meningkatnya kepercayaan masyarakat
(investor) terhadap berbagai produk Reksa Dana yang ditawarkan.
Apabila pengolahan investasi pada Reksa Dana didominasi oleh equity
funds atau fixed income fund (bonds) atau kombinasi diantara keduanya,
maka Reksa Dana akan memberikan andil yang besar bagi
perkembangan Pasar Modal di Indonesia (Rodoni, 2006:178).
d) Pihak-Pihak yang Terkait
Menurut Martalena dan Malinda (2011:87) ada lima pihak yang
berkaitan dengan Reksa Dana, yaitu:
1. Manajer Investasi
Adalah pihak yang mengelola Reksa Dana. Pada umumnya
dilakukan oleh perusahaan sekuritas atau lembaga yang sudah
mendapatkan izin sebagai Manajer Investasi dari BAPEPAM.
2. Bank Kustodian
Adalah pihak yang ditunjuk untuk mewakili kepentingan
pemodal untuk mengawasi ketaatan Manajer Investasi terhadap
KIK, bertanggung jawab untuk menyimpan aset Reksa Dana,
menjalankan transaksi Efek sesuai perintah Manajer Investasi,
melaksanakan administrasi Reksa Dana, menghitung Nilai Aktiva
Bersih dan memelihara catatan investor.
21
3. Auditor
Adalah sebagai pihak yang ditunjuk untuk memeriksa secara
berkala kegiatan pengelolaan dana, pembukuan dan perpajakan,
pelaksanaan prinsip kehati-hatian yang dilakukan Manajer
Investasi.
4. Konsultan Hukum atau Notaris
Pihak yang memberikan opini hukum terhadap pembentukan
Reksa Dana dan membuat Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
5. Agen Penjual
Adalah pihak yang ditunjuk oleh Manajer Investasi untuk
membantu memasarkan Reksa Dana kepada nasabah.
e) Tipe Reksa Dana
Menurut Martalena dan Malinda (2011:87), ada dua tipe Reksa
Dana yang dikenal di Indonesia, yaitu tipe Perseroan dan tipe Kontrak
Investasi Kolektif (KIK).
1. Tipe Perseroan
Bentuk Reksa Dana ini adalah Perusahaan Terbatas (PT) di
Indonesia. Tipe ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Reksa Dana
terbuka dan Reksa Dana tertutup.
2. Tipe Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Merupakan kontrak diantara Manajer Investasi dan Bank
Kustodian yang mewakili legalisasi dari pemilik unit atau investor.
Kontrak ini memberikan kewenangan kepada Manajer Investasi
22
untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan kewenangan
Bank Kustodian untuk bertindak sebagai kustodi bagi dana
kolektif. Di Indonesia, tipe Reksa Dana ini hanya dalam bentuk
Reksa Dana terbuka, yang mendominasi Reksa Dana yang ada di
pasar.
f) Macam dan Jenis Reksa Dana
Menurut Rodoni (2009:231), ada dua macam Reksa Dana bila
dilihat dari sifatnya, yakni dikelompokkan menjadi dua yaitu, Reksa
Dana tertutup dan Reksa Dana terbuka.
1. Reksa Dana Tertutup (Closed-end Funds)
Reksa Dana tertutup adalah Reksa Dana yang tidak dapat
membeli kembali dan tidak melakukan redemption saham-saham
yang telah dijual kepada investor. Karakteristik Reksa Dana jenis
ini adalah:
a. Saham Reksa Dana dicatat di Bursa Efek.
b. Pada umumnya hanya satu kali melakukan penawaran.
c. Pemodal tidak dapat menjual kembali saham Reksa Dana yang
dimilikinya kepada perusahaan Reksa Dana atau Manajer
Investasi.
d. Jual beli saham Reksa Dana dilakukan di Bursa Efek dengan
harga diatas (dengan premium) atau dibawah (dengan diskon)
dari Nilai Aktiva Bersih (NAV).
23
e. NAV dari jenis ini tergantung dari nilai harga pasar closed-end
funds tidak harus selalu sama dengan NAV; bahkan dikatakan
bahwa, "The NAV and the market price of a closed-end fund are
almost never the same!".
Pada Reksa Dana tertutup tidak ada aliran uang terus-menerus
dari penjualan saham Reksa Dana, karena penjualan saham
dilakukan dengan proses penawaran umum yaitu melalui right
issue.
Investor akan memperoleh penghasilan jika terjadi kenaikan
nilai unit sertifikat dananya dalam bentuk capital gain, yaitu jika
harga unit di Bursa Efek yang mencatat unit tersebut naik
dibandingkan dengan harga pada emisi perdana (Darmawi,
2006:231).
Berikut ini rumus untuk menghitung premium saham Reksa
Dana tertutup:
Premium = Ps - NAV
NAV
Dimana:
Ps : Harga Pasar
NAV : Net Asset Value per saham Reksa Dana
Premium saham Reksa Dana ini umumnya dinyatakan dalam
presentasi terhadap NAV sehingga pada rumus tersebut dibagi
dengan NAV.
24
2. Reksa Dana Terbuka (Open-end Funds)
Reksa Dana terbuka adalah Reksa Dana yang dapat
menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal
sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan.
Setelah IPO, Manajer Investasi-nya dapat menjual tambahan
unit penyertaan dengan harga senilai NAV, ditambah atau tidak
ditambah dengan biaya penjualan (sales charge). Manajer Investasi
juga berkewajiban membeli kembali (redemption) unit penyertaan
yang dijual pemegang unit, pada harga pasar NAV, dengan atau
tanpa redemption fees. Dengan demikian harga unit penyertaan
selalu sama dengan NAV yang ditentukan oleh nilai portofolio
yang dikelola manajer.
Karakteristik Reksa Dana jenis ini adalah:
a. Saham Reksa Dana tidak dicatat di Bursa Efek.
b. Pemodal dapat menjual kembali saham Reksa Dana yang
dimilikinya kepada Manajer Investasi atas beban rekening
Reksa Dana atau rekening sendiri.
c. Harga jual beli saham Reksa Dana berdasarkan Nilai Aktiva
Bersih. Saham yang diterbitkan pada Reksa Dana terbuka
dijual pada harga sesuai dengan NAV atau NAB.
25
Rumus perhitungan NAV adalah:
NAVn = NAVn-1 + NCIN
Dimana:
NAVn : Net Asset Value (yang ke n)
NAVn− 1 : Net Asset Value yang sebelumnya (yang ke n - 1)
NCIN : Net Change in NAV (perubahan bersih NAV)
Jadi untuk menghitung NAV pada hari tertentu, maka harus
dicari terlebih dahulu perubahan bersih NAV yang terjadi sampai
hari itu (NCIN) dari perhitungan NAV sebelumnya, yang kemudian
ditambah dengan NAV sebelumnya. Untuk menghitung Net
Change in NAV (NCIN) digunakan rumus sebagai berikut:
NCIN = NII – DI + NCG – CGD
Dimana:
NCIN : Net Change in NAV
NII : Net Investment Income
DI : Dividend Income
NCG : Net Capital Gain
CGD : Capital Gain Distribution
Menurut Martalena dan Malinda (2011:85), bila dilihat dari
portofolio investasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu:
26
1) Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksa Dana jenis ini hanya melakukan investasi pada
Efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu)
tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan
pemeliharaan modal. Karakteristiknya yakni memiliki risiko
yang rendah dan berpotensi memberi hasil investasi yang
lebih tinggi daripada deposito.
Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) merupakan Reksa Dana
yang digemari para investor sebelum melakukan investasi
kepada Reksa Dana jenis lain. Awalnya para investor tidak
menyukai RDPU karena penjelasan yang kurang memadai.
Namun Reksa Dana ini cukup berkembang dari waktu ke
waktu, dimana besarnya hanya Rp 658 miliar pada akhir
tahun 2000 dan meningkat menjadi Rp 4,8 triliun pada akhir
tahun 2007 (Manurung, 2007:15).
2) Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Reksa Dana jenis ini melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat
Utang. Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih
besar dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
Karakteristiknya yaitu berisiko relatif rendah, bertujuan
memberikan tingkat penghasilan yang relatif pasti dan
27
berpotensi memberikan hasil yang lebih tinggi daripada
Reksa Dana Pasar Uang.
3) Reksa Dana Saham (Equity Funds)
Jenis Reksa Dana ini merupakan sebuah Reksa Dana
yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Karena
investasinya dilakukan pada saham, risikonya lebih tinggi
dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya, namun Reksa Dana
jenis ini menghasilkan tingkat pengembalian yang cukup
tinggi.
4) Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)
Reksa Dana jenis ini melakukan investasinya dalam Efek
bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang dengan komposisi
yang tidak dibatasi atau ditentukan. Reksa Dana jenis ini
memiliki karakteristik yaitu memiliki risiko moderat,
pengelolaannya lebih fleksibel dan dapat memperoleh tingkat
hasil yang lebih tinggi daripada Reksa Dana Pendapatan
Tetap.
5) Reksa Dana Terproteksi
Reksa Dana ini memberikan proteksi terhadap nilai awal
investasi pada saat jatuh tempo. Manajer Investasi wajib
melakukan investasi pada Efek hutang dengan peringkat
layak investasi. Jatuh tempo Efek hutang setidaknya lebih
28
awal dari jatuh tempo Reksa Dana Terproteksi. Karakteristik
dari Reksa Dana Terproteksi ini yaitu menginvestasikan
sebagian Efek kelolaannya pada Efek bersifat hutang yang
masuk dalam investment grade dan memiliki risiko moderat.
6) Reksa Dana Penjaminan
Reksa Dana ini memberikan penjaminan atas nilai modal
beserta hasil investasi yang akan diperoleh pada saat jatuh
tempo. Mekanisme penjaminan melalui pihak ketiga yaitu
bank atau perusahaan asuransi. Memiliki karakteristik yaitu
memiliki risiko yang kecil dan penjaminan dilakukan melalui
mekanisme penunjukkan lembaga penjamin.
7) Reksa Dana Indeks
Reksa Dana Indeks memiliki pertumbuhan yang
mengikuti pertumbuhan indeks yang menjadi acuan Reksa
Dana tersebut. Manajer Investasi wajib menginvestasikan
sekurang-kurangnya 80% dari NAB Reksa Dana tersebut
pada sekurang-kurangnya 80% dari Efek-efek yang
merupakan bagian dari kumpulan Efek yang ada dalam
indeks tersebut.
Pembobotan masing-masing Efek dalam Reksa Dana
tersebut sekurang-kurangnya 80% dan sebanyak-banyaknya
120% dari pembobotan atas masing-masing Efek dalam
indeks acuan. Karakteristik Reksa Dana indeks ini yaitu
29
memiliki risiko yang moderat dan mempunyai perkembangan
investasi yang mengikuti indeks acuan.
g) Keuntungan dan Manfaat Reksa Dana
Menurut Rodoni (2006,173), Keuntungan memiliki Reksa Dana:
1) Pengelola secara profesional
Reksa Dana dikelola oleh profesional pasar modal yang
memiliki akses pada informasi dan perdagangan Efek, sehingga
selalu dapat meneliti berbagai peluang investasi terbaik bagi para
nasabahnya.
2) Pembagian risiko atau minimalisasi risiko
Pola pembagian risiko ini biasa disebut diversifikasi. Pada
diversfikasi, dana investasi ditempatkan pada beberapa macam
instrumen investasi di pasar modal. Dengan demikian risiko
kerugian investasi secara keseluruhan akan lebih kecil.
3) Kemudahan Pencairan
Investasi Reksa Dana mudah untuk diuangkan kembali secara
efisien. Anda dapat menjual kembali kepada pengelola investasi.
4) Kemudahan Investasi
Investasi di Reksa Dana relatif mudah karena selain prosesnya
tidak rumit, juga diberikan beberapa pilihan dalam investasi,
melalui strategi yang sesuai dengan risiko dan keuntungan yang
diharapkan.
30
5) Keleluasaan Investasi
Dalam Reksa Dana terdapat keleluasaan memilih suatu jenis
investasi dan leluasa pula untuk pindah ke jenis lainnya sesuai
dengan tujuan investasi.
6) Keringanan Biaya
Melakukan investasi melalui Reksa Dana relatif lebih ringan
biayanya dibandingkan bila melakukannya sendiri. Hal ini
disebabkan karena pengelola investasi menghimpun dana dalam
skala besar sehingga dapat mengalokasikan.
7) Keringanan Pajak
Hasil keuntungan dan hasil penjualan kembali Reksa Dana
tidak dikenai pajak sehingga investasi mendapatkan keuntungan
yang bersih.
Manfaat Reksa Dana sendiri dalam suatu pasar modal harus dilihat
dari sisi para pelaku yang terlibat, yakni para investor, bursa efek, dan
pemerintah. Manfaat yang diberikan Reksa Dana bagi para investor
antara lain:
a) Memperoleh penghasilan (return) dari investasinya di masa
depan.
b) Wahana mengakumulasi kekayaan untuk membagi-bagi risiko
investasi.
c) Meminimalkan risiko investasi.
31
Manfaat yang diberikan Reksa Dana bagi pemerintah dan Bursa
Efek yaitu:
1. Memobilisasi dana masyarakat, dimana Reksa Dana (sebagai
emiten) merupakan lahan yang tepat bagi investasi pemodal
segala strata, baik besar maupun kecil. Investor-investor
lembaga (seperti, asuransi dan yayasan dana pensiun) akan
lebih percaya kepada Manajer Investasi yang mengelola Reksa
Dana.
2. Meningkatkan peranan swasta nasional dalam penghimpun
dana masyarakat. Selama ini produk Reksa Dana dikelola oleh
Manajer Investasi Asing, sehingga dikhawatirkan dapat
menaikkan capital outflows yang berimplikasi pada
mengguncangnya stabilitas neraca pembayaran (balance of
payment).
3. Mendorong perdagangan surat-surat berharga di pasar modal
Indonesia sehingga dapat meningkatkan likuiditas bursa dan
kapitalisasi pasar (market capitalization). Tingginya transaksi
perdagangan Efek di bursa akan menarik masuknya modal
asing (capital inflows) sehingga makin menguatkan neraca
pembayaran.
4. Dapat mengoreksi tingkat bunga, karena ada pergeseran dana
dari bank ke capital market.
32
Tabel 2.1
Perbedaan antara RDS Konvensional dan Syariah
NO Jenis Perbedaan
Reksa Dana Konvensional Syariah
1 Tujuan Investasi Return yang tinggi Tidak semata-mata
return tetapi juga SRI
(Socially Responsible
Investment)
2 Operasional Tanpa proses
screening
Ada proses screening
3 Return Tidak ada Proses
cleansing/filterisasi
dari kegiatan haram
4 Pengawasan Hanya OJK DPS dan OJK
5 Akad/Pengikatan Menekankan
kesepakatan tanpa
ada aturan halal
atau haram
Selama tidak
bertentangan dengan
syariah
6 Transaksi Selama transaksinya
bisa memberikan
keuntungan
Tidak boleh
berspekulasi yang
mengandung gharar
seperti najsy
(penawaran palsu),
ihtikar, maisir, dan
riba
h) Risiko Reksa Dana
Kendati Reksa Dana dengan diversifikasinya secara teori akan
meminimalkan risiko, akan tetapi sebagai salah satu alternatif investasi
Reksa Dana juga memiliki beberapa risiko yang mungkin saja bisa
terjadi dan harus diwaspadai oleh para investor. Menurut Rodoni
(2006:180), terdapat lima hal yang bisa menimbulkan risiko Reksa
Dana, yaitu:
33
1. Konsultasi investasi Reksa Dana biasanya pada individu
tertentu dan memilih salah satu diantara bentuk investasi yang
ada, open-end atau close-end, atau Kontrak Investasi Kolektif
(KIK). Pilihan tersebut mungkin cocok untuk kondisi ekonomi
tertentu, akan tetapi untuk kondisi ekonomi yang berubah, bisa
jadi hasil yang diharapkan tidak sesuai yang diharapkan.
2. Setiap Reksa Dana memiliki prospektus ketika Reksa Dana
tersebut diluncurkan (masa penawaran) atau initial public
offering (IPO). Bisa saja, prospektus tidak mencerminkan
keadaan perusahaan yang sesungguhnya.
3. Perusahaan Reksa Dana diharuskan menetapkan nilai aset
mereka pada tingkat harga pasar (current market price) yang
dihitung setiap hari.
4. Aset dalam perusahaan Reksa Dana sebagian besar adalah
sekuritas yang memiliki hak dan klaim hukum terhadap yang
menerbitkannya dan tidak mempunyai wujud fisik.
5. Ada kemungkinan, pemodal tertentu yang menguasai sebagian
aset dapat mempengaruhi manajemen Reksa Dana biasanya
ada orang dalam atau yang memiliki hubungan langsung
dengan Reksa Dana melakukan transaksi di Reksa Dana
tersebut.
34
2. Kinerja Pasar
Kondisi perekonomian memengaruhi pasar dan keadaan pasar akan
memengaruhi pemodal memperkirakan perubahan perekonomian atau pasar
tidak mungkin dapat dilakukan secara tepat sekali. Yang lebih mungkin
adalah memperkirakan gejala-gejala perekonomian dimasa yang akan
datang untuk memperkirakan arah gerakan pasar dan berapa lama perubahan
tersebut akan terjadi.
Kondisi pasar mencerminkan kondisi ekonomi sehingga perubahan
ekonomi akan terlihat pada kondisi pasar. Akan tetapi, kondisi pasar
merupakan cerminan harapan pemodal terhadap kondisi ekonomi yang akan
datang.
Oleh karena itu biasanya kinerja pasar yang dikeluarkan oleh BEI sudah
banyak digunakan oleh Manajer-manajer Investasi sebagai pembanding
untuk mengukur kinerja Reksa Dana Saham yang dikelolanya. Kinerja pasar
yang digunakan sebagai pembanding biasanya adalah Indeks LQ 45 ataupun
IHSG.
Menurut Rodoni dan Ali (2010:183), indeks pasar merupakan alat ukur
kinerja sekuritas khususnya saham yang listing di bursa yang digunakan
oleh bursa-bursa dunia. IHSG digunakan untuk mengukur kinerja saham.
Fungsinya juga sebagai benchmark kinerja portofolio, indikator trend pasar,
indikator tingkat keuntungan dan sebagai fasilitas perkembangan produk
derivatif.
35
Indeks LQ 45 maupun IHSG biasanya turun bila ada kenaikan suku
bunga atau kekhawatiran terjadinya resesi. Umumnya diharapkan ada
hubungan perubahan jumlah uang beredar di masyarakat dengan perubahan
harga saham (Martalena dan Malinda, 2011:48).
Dalam penelitian ini indeks pasar yang digunakan sebagai benchmark
adalah IHSG. Karena dalam portofolio Reksa Dana Saham semuanya
merupakan bagian dari dalam IHSG tersebut. Dimana return benchmark
akan diperbandingkan dengan return Reksa Dana Saham itu sendiri.
Rm,t = IHSGt – IHSGt-1
IHSGt-1
Dimana:
Rm,t : Return IHSG pada periode t
IHSGt : Nilai IHSG pada periode t
IHSGt−1 : Nilai IHSG pada periodet−1
3. Portofolio
“Jangan tempatkan semua telur dalam satu keranjang!”. Kalimat
seperti itu sering kita dengar dalam bidang investasi. Hal itu karena
sebaiknya kita menaruh telur-telur tersebut ke dalam beberapa wadah agar
menghindari kerugian yang bisa terjadi. Demikian pula dengan investasi,
sebaiknya investor menempatkan uangnya tidak hanya pada satu jenis
instrumen saja, namun pada berbagai instrumen investasi seperti saham,
obligasi, deposito, logam mulia, dan lainnya. Gabungan dari berbagai
instrumen investasi disebut sebagai portofolio (Zubir, 2011:01).
36
Setiap investasi memiliki karakteristik (hubungan return dan risiko)
tertentu. Secara umum kita mengatakan bahwa high risk high return, artinya
hasil investasi yang tinggi, mengandung risiko yang besar pula.
Karakteristik tersebut mulai dikembangkan sejak Harry Markowitz
mempublikasikan artikel yang berjudul Portfolio Selection dalam Journal of
Finance pada Maret 1952. Markowitz menekankan bahwa investor
menganalisis dan memilih suatu sekuritas berdasarkan expected return dan
variance return sekuritas tersebut.
Ada beberapa teori yang membahas tentang kinerja investasi portofolio,
salah satunya adalah teori Markowitz tersebut, yang lebih dikenal dengan
Modern Portfolio Theory (MPT). Teori Portofolio Modern memungkinkan
investor untuk memperkirakan risiko dan tingkat return yang diharapkan,
seperti pengukuran secara statistik untuk portofolio investasi mereka. Teori
ini lebih menjelaskan hubungan timbal balik antara risk and return. Menurut
Rom dan Kathleen (1994) serta Clark dan Taylor (2000), asumsi teoritis
terhadap teori modern tersebut dianggap tidak memuaskan karena sebagai
berikut:
a) Distribusi return dari semua sekuritas dan aset adalah normal.
b) Varians dari return aset merupakan indeks yang tepat untuk
mengukur risiko (Ataie, 2012:02).
37
Menurut Fabozzi (1995:81), teori portofolio Markowitz tersebut
mengimplikasikan bahwa untuk dapat menerima risiko yang besar, investor
harus dikompensasi dengan kesempatan untuk mendapatkan return yang
besar pula (Zubir, 2011:02).
Menurut Wiesinger (2010), bertentangan dengan teori portofolio
modern, Post-modern Portfolio Theory (PMPT) lebih meyakini pada
distribusi probabilitas return yang tidak normal. Metode ini memusatkan
kerangka kerjanya yang mengakui preferensi investor pada upside over
downside volatility. Dengan demikian indeks semi varians dan semi-deviasi
untuk mengukur risiko dianggap lebih sesuai. Risiko merugikan yang tidak
diinginkan sebagai indikator risiko tersebut menganggap bahwa perubahan
negatif dalam output ekonomi di masa depan.
Rom dan Brian (2002) percaya bahwa Post-modern Portfolio Theory
(PMPT) telah berkembang di dua bidang utama melengkapi teori portofolio
modern, yaitu:
a) Penerapan standar deviasi sebagai kriteria risiko yang merugikan
bukan menjadi alat penilaian risiko.
b) Post-modern Portfolio Theory termasuk return yang tidak
berdistribusi normal.
PMPT awalnya diciptakan untuk meningkatkan optimasi portofolio dan
alokasi aset. Namun kini telah banyak diterapkan untuk mengukur kinerja
investasi portofolio bagi para Manajer Investasi terhadap Reksa Dana. Salah
satu alasannya bahwa teori portofolio modern yang sebelumnya telah
38
digunakan sebagai dasar untuk analisis portofolio selama empat dasawarsa
menggunakan standar deviasi dan mengasumsikan distribusi normal
terhadap tingkat pengembalian dana yang diinvestasikan (Rom dan
Ferguson, 2001). PMPT mengakui bahwa risiko investasi harus saling
terkait dengan tujuan spesifik para investor. Seringkali, target dari tingkat
return disebut dengan return minimum yang dapat diterima (Minimum
Acceptable Return atau MAR). MAR mewakili tingkat pengembalian yang
harus diperoleh untuk menghindari kegagalan untuk mencapai beberapa
tujuan keuangan yang penting (Alenius, 2007). (Ataie, 2012:02).
Salah satu alat yang digunakan oleh PMPT adalah downside deviation.
Hal ini diukur oleh target dari semi-deviasi yang disebut downside
deviation, yang dalam hal ini dinyatakan dalam persentase dan
memungkinkan peringkat dalam cara yang sama seperti standar deviasi juga
(Rom dan Ferguson, 2001).
PMPT berdasarkan pada hubungan antara return dan adjusted risk,
menjelaskan tentang perilaku investor dan kriteria pemilihan portofolio
optimal. PMPT merupakan kriteria yang tepat untuk mengevaluasi kinerja
portofolio. Karena teori ini menyajikan kriteria yang lebih akurat dengan
memanfaatkan indikator adjusted risk. Dalam PMPT, hanya return yang
nilainya lebih rendah dari besarnya target yang dianggap sebagai risiko
(Wiesinger, 2010). (Ataie, 2012:02).
39
Agar dapat mengetahui kinerja dari suatu portofolio sudah seharusnya
dilakukan evaluasi. Sehingga saat ini evaluasi kinerja portofolio sudah
berkembang dengan pesat dan memiliki banyak metode. Evaluasi kinerja
portofolio merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengambilan
keputusan investasi, baik investasi yang dilakukan sendiri maupun melalui
Manajer Investasi. Dana yang dikelola meliputi mutual funds, dana pensiun,
dana sokongan perguruan tinggi (college endowment), dan lain-lain.
Evaluasi kinerja investasi sudah berkembang pesat. Teori portofolio
modern telah mengubah proses evaluasi yang tidak hanya didasarkan pada
return dan risiko, tetapi juga sumber return dan risiko tersebut. Karena
pengukuran kinerja saham dan portofolio berkaitan dengan pengukuran
perubahan return dan risiko investasi tersebut dari waktu ke waktu. Elton
dan Gruber mengatakan bahwa ada empat prinsip yang harus diperhatikan
dalam mengevaluasi portofolio, yaitu: (Zubir, 2011:248)
a) Mengukur kinerja investasi keseluruhan;
b) Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja investasi;
c) Mengetahui karakter yang bersifat umum dari Manajer Investasi
untuk menghasilkan yang terbaik, dan;
d) Memprediksi kinerja Manajer Investasi.
Evaluasi kinerja portofolio berkaitan dengan perbandingan antara
return suatu portofolio terhadap portofolio lain. Tetapi perlu diperhatikan
bahwa yang dibandingkan tersebut harus dibatasi oleh kendala yang sama.
Pengukuran kinerja suatu portofolio terhadap portofolio lain dilakukan
40
dengan membandingkan return yang diperoleh ada tingkat risiko yang sama
(Zubir, 2011:250).
Pengukuran kinerja portofolio saat ini banyak menggunakan ukuran risk
adjusted return index. Pengukuran kinerja portofolio dengan teknik ini
berdasarkan pada fenomena bahwa pengukuran atas kinerja portofolio yang
terjadi selama ini sebagian besar hanya didasarkan kepada tingkat hasil yang
diperoleh portofolio (portfolio rate of return). Imbal hasil ini bukan sekedar
mengukur return tetapi risk-adjusted, karena adanya trade off antara return
dan risiko. Asumsi bahwa investor biasanya risk averse juga membuat risk
adjusted return sebagai parameter yang relevan untuk perbandingan.
Semakin tinggi tingkat risiko membuat return yang diekspektasikan pun
semakin naik. Dengan demikian risk averse akan mendorong investor
meminta kenaikan return untuk setiap penambahan tingkat risiko
(Rodoni,2009:98).
Menurut Rodoni (2009:99), metode yang biasa digunakan dalam
pengukuran risk-adjusted return adalah:
a) Metode Sharpe (Excess Return to Valiability Measure)
Pengukuran yang dilakukan oleh Sharpe ini lebih menekankan
pada rasio variabilitas dari portofolio, metode ini lebih dikenal dengan
rasio Sharpe, yang diformulasikan sebagai berikut:
41
Sp = (Ri – Rf) / σp
Dimana:
Sp : Sharpe index
Ri : Return portofolio i pada periode t
Rf : Return risk-free rate untuk periode t
σp : Standar deviasi atau total risiko portofolio
Metode ini melakukan pengukuran terhadap risk premium dari
portofolio relatif terhadap total risiko dari portofolio, dimana risk
premium adalah excess return yang dibutuhkan oleh investor dalam
menilai risiko.
Risk-free rate of return merujuk pada return sekuritas yang
dianggap tidak memiliki risiko, atau σ sama dengan 0; biasanya surat
hutang pemerintah, misalnya T-bills di US dianggap sebagai risk free.
Metode Sharpe digambarkan sebagai slope yang dihasilkan oleh
rata-rata return (garis vertikal) dengan risiko (garis horizontal) pada
tingkat bebas risiko sebesar Rf. Semakin besar slope yang terjadi, maka
semakin baik kinerja portofolio.
b) Metode Treynor (Excess Return to Beta)
Model ini dikembangkan oleh Treynor (1965) yang diperkenalkan
dalam artikelnya di Harvard Business Review Jan-Feb 1965, “How to
rate management of investment funds”. Treynor lebih menekankan pada
tingkat volatilitas portofolio.
42
Secara umum dapat dinyatakan bahwa metode Treynor merupakan
hasil dari realisasi return portofolio dikurangi dengan tingkat bebas
risiko yang dimilikinya. Kemudian hasil dari pengurangan tersebut
dibagi dengan volatilitas return yang dinotasikan dalam Beta (β) dari
portofolio. Pernyataan tersebut dapat dijadikan persamaan matematis
dengan formula:
T = Rp – Rf / β
Dimana:
T : Treynor ratio
Rp : Rata-rata expected return yang terjadi pada portofolio
Rf : Tingkat bebas risiko yang dimiliki portofolio
β : Beta portofolio
Perhitungan yang dilakukan dengan metode Treynor adalah untuk
mengukur risiko premium dari portofolio, dimana risiko premium
tersebut adalah selisih antara return portofolio dengan tingkat bebas
risiko yang dimiliki oleh portofolio. Risiko premium ini berhubungan
dengan systematic risk yang diasumsikan terdapat dalam portofolio.
c) Metode Jensen
Jensen (1968) membuat model untuk mengevaluasi kinerja
portofolio yang didasarkan pada Capital Aset Pricing Model (CAPM).
Expected return untuk beberapa sekuritas atau portofolio adalah:
43
α = (Rp – Rf) – β (Rm – Rf)
Dimana:
α : Nilai Jensen atau perpotongan persamaan regresi portofolio
dengan sumbu Y.
Rp : Return rata-rata portofolio selama jangka waktu pengukuran.
Rf : Return rata-rata risk free rate asset selama jangka waktu
pengukuran.
Rm : Return rata-rata pasar selama jangka waktu pengukuran.
β : Slope regresi garis lurus.
Terdapat catatan yang perlu digaris bawahi dalam penggunaan
ukuran-ukuran risk-adjusted ini. Angka peringkat tidak absolut tetapi
bersifat relatif, dan tidak bisa menunjukkan dengan pasti apakah
perbedaan-perbedaan yang timbul tersebut signifikan secara statistik.
d) Market Timing Ability and Stock Selection Ability
Market Timing merupakan ukuran kemampuan manajer portofolio
dalam hal antisipasi terhadap perubahan pasar bilamana pasar menurun.
Manajer portofolio akan merubah komposisi portofolio yang
dikelolanya ke sekuritas yang lebih rendah volatilitasnya. Sedangkan
Stock Selection Ability adalah kemampuan manajer portofolio dalam
memilih saham yang tepat. Baik dalam hal Market Timing maupun
Stock Selection dapat dilihat dari model Market Timing Ability. Model
Market Timing Ability untuk pertama kalinya dikembangkan oleh
44
Treynor dan Mazury (1966) dan dikembangkan oleh Henriksson dan
Merton (1981). Formulasinya adalah:
Rp – Rf = α + β1(Rm – Rf) + β2 (Rm – Rf) D + αp
Dimana:
Rp : Return portofolio Reksa Dana
Rm : Return dari pasar saham
Rf : Return untuk aset bebas risiko
β1 : Koefisien regresi excess return pasar atau slope pada waktu
pasar turun
Adapun metode yang digunakan dalam Post-modern Portfolio
Theory dalam penelitian yang dilakukan oleh Ataie (2012,04) ada tiga
metode, yakni EROV, Sortino, dan M3.
a. Excess Return on Value-at-Risk (EROV)
Excess Return on Value-at-Risk pada dasarnya adalah rasio Sharpe
yang menggunakan volatilitas dari Value-at-Risk sebagai ukuran risiko
(Carl R. Bacon, 2004). Dengan mengasumsikan bahwa nilai return
berdistribusi normal, VaR dihitung sebagai kuantil dari standar
distribusi normal pada tingkat kepercayaan α tertentu, menggunakan
nilai yang diharapkan (expected value), yaitu mean dan standar deviasi
(Jorion, 2006:110).
45
VaR = - (R + Zα * σ)
Dimana:
α : Tingkat kepercayaan (confidence level)
Zα : Kuantil dari standar distribusi normal
Menurut Wiesinger (2010) Ketika VaR digunakan untuk
menentukan kinerja risk-adjusted, ukuran Excess Return on VaR
(EVaR) digunakan. Hal ini memperbandingkan antara excess return
asset dengan nilai VaR suatu aset. EVaR dapat dihitung dengan
menggunakan formula berikut: (Ataie, 2012:04)
EROV = (R – Rf) / VaR
Dimana:
EROV : Excess Return on VaR
R : Return portofolio
Rf : Risk free rate (suku bunga bebas risiko)
VaR : Portofolio VaR (parametrik VaR diasumsikan berdistribusi
normal)
b. Rasio Sortino
Pada awal tahun 1980, Sortino memperkenalkan suatu rasio baru.
Rasio ini menghitung excess return portofolio dari Minimum
Acceptable Return (MAR) untuk setiap downside deviation. Rasio ini
kemudian dikenal dengan nama Sortino ratio.
46
Mengutip dari jurnal yang ditulis oleh Sortino dan Lee di tahun
1994 dikatakan bahwa:
“If there is a minimum return that must be earned to accomplish
some goal (the minimal acceptable return/MAR), then any return below
the MAR will produce unfavorable outcomes and any returns greater
will produce good outcomes. The MAR separates the good volatility
(above the MAR) from the bad volatility (below the MAR). We argue
that the proper measurement of risk should deal only with the returns
that could have been below the MAR. Returns above the MAR should be
viewed as a reward.” (The Journal of Investing Fall 1994, 3)
Because standard deviation measures risk as dispersion on either
side of the mean, it cannot distinguish between good volatility and bad
volatility. Downside deviations measures the deviations below the
MAR.” (The Journal of Investing Fall 1994, 6)
Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia digunakan sebagai
tingkat suku bunga bebas risiko. Besarnya Minimal Acceptable Return
(MAR) adalah tingkat suku bunga minimum yang diharapkan sebagai
return oleh setiap investor dari investasi yang dilakukannya. Namun
karena penelitian ini dilakukan terhadap Reksa Dana secara umum,
bukan untuk suatu investor tertentu, maka tingkat suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia digunakan sebagai MAR.
Return yang berada dibawah MAR, maka akan dianggap sebagai
return yang tidak menguntungkan atau risiko dan return yang lebih
besar dari MAR akan dikatakan sebagai return yang menguntungkan
(Simforianus dan Hutagaol, 2008).
Metode ini hampir serupa dengan pengukuran yang dilakukan oleh
metode Sharpe dengan dua perbedaan utama yaitu imbal hasil aset
bebas risiko diganti dengan imbal hasil minimum yang diharapkan dan
standar deviasi yang digunakan hanya standar deviasi dari imbal hasil
47
portofolio yang berada dibawah imbal hasil minimum yang ditetapkan
dimana dalam penelitian ini hasil minimum yang ditetapkan berasal dari
nilai suku bunga Bank Indonesia. Adapun formula perhitungan yang
digunakan adalah:
𝑺𝑶𝑹 = 𝑹𝑷 − 𝑹𝒇
/ 𝝈𝒅𝒐𝒘𝒏
Dimana:
RP : Rata-rata return portofolio Reksa Dana
Rf : Suku bunga bebas risiko yang ditetapkan sebagai MAR
σdown : Downside deviation
Menurut Chaudry dan Johnson (2008) adapun downside deviation
(DD) sendiri dapat dihitung dengan formula berikut:
𝑫𝑫𝟐 = 𝟏
𝑵∑(𝑹𝒑𝒕 − 𝑴𝑨𝑹)
𝑵
𝒕=𝟏
Dimana:
Rpt : Return portofolio pada periode t, (Rpt ≤ MAR)
MAR : Minimum Acceptable Return, yakni suku bunga bebas risiko
(BI rate)
Dengan syarat (Simforianus, dkk, 2008):
jika (Rp – MAR) negatif, maka digunakan (Rp – MAR)
jika (Rp – MAR) positif, maka digunakan angka 0
48
c. Ukuran M3
Metode ini mengevaluasi efek dari adjusted-correlation antara
faktor yang terdapat dalam portofolio, tanpa memperhatikan investasi
portofolio yang aktif maupun tidak aktif, ataupun berinvestasi pada
sekuritas tanpa risiko. Dengan metode 𝑀3, return adalah adjusted-
correlation dengan memanfaatkan dana yang aktif, pasif, dan bebas
risiko sehingga volatilitas yang dihasilkan sama dengan volatilitas
benchmark dan TE (Tracking Error) sama dengan TTE (Target
Tracking Error). 𝑀3 mengukur tentang risiko mutlak serta relatif
(Muralidhar, 2000) (Cogneau dan Hubner, 2009). Hal ini dapat dihitung
sebagai berikut: (Ataie, 2012:05)
𝐌𝟑 = a * avr (Portofolio) + b * avr (Benchmark) + (1–a–b) * Rf
Dimana:
a : v (benchmark) / v (portfolio) * sqrt [{1 - 𝑡𝑐2} / {1 - 𝑐2}]
b : tc - c * sqrt {1 - 𝑡𝑐2} / {1 - 𝑐2}
tc : 1 - TTE2 / {2 * v (benchmark)2}
Keterangan:
tc : Target korelasi antara portofolio dan benchmark
c : Korelasi aktual antara portofolio dan benchmark
TTE : Target Tracking Error
Tracking error mengukur variabilitas dari return portofolio
terhadap return benchmark, lebih jelasnya maka tracking error adalah
49
volatilitas dari selisih antara return portofolio dengan return benchmark
(excess return), atau dapat juga diinterpretasikan sebagai volatilitas dari
kompensasi yang diterima investor atas keputusan investasinya di aset
berisiko. Makin besar nilai tracking error mengindikasikan makin besar
pula ketidakpastian akan kompensasi yang didapatkan dari Reksa Dana
yang dikelola Manajer Investasi (Manurung, 2008:329).
Model ini menggambarkan faktor correlation-adjusted dari dana
investasi dengan style manajemen terhadap portofolio aktif yang
berkaitan. Metode ini bisa menjadi ukuran yang tepat untuk
pembentukan struktur portofolio. Jika risiko sistematis tidak ada, maka
hasil dari M3 akan sama dengan ukuran M2 (Aragon dan Ferson, 2006).
M3 lebih disukai dari semua metode pengukuran kinerja dengan
risk-adjusted lainnya, karena: (Ataie, 2012:05)
1) Mencakup investasi dalam semua aset, termasuk uang tunai
dan benchmark yang pasif, agar menghasilkan risk-adjusted
return tertinggi untuk target tracking error.
2) Hanya metode ini yang peringkat portofolio (diukur selama
periode waktu yang sama) identik menjadi peringkat
berdasarkan tingkat kepercayaan.
Adapun penghitungan M2 atau M-square measure (Modigliani)
dalam penelitian yang dilakukan oleh Magdalena dan Amelina (2012,
12):
50
M-square measure, merupakan perluasan dari metode Sharpe ratio.
M-square measure diperoleh dari menghitung Sharpe ratio. Kemudian,
mengalikan hasil perhitungan Sharpe ratio dengan standar deviasi pasar
(standar deviasi yang dihitung melalui return pasar). Perhitungan
standar diperoleh dan menggunakan fungsi rumus Excel (=stdev(...));
stdev (return pasar). Hasil yang telah diperoleh tersebut, ditambah
dengan return bebas risiko (BI rate). Kinerja portofolio akan
dibandingkan secara langsung dengan kinerja return pasar.
Penilaian: jika 𝑀2 atau M-square measure (Modigliani) Reksa Dana
positif atau lebih besar dari 𝑀2 atau M-square measure (Modigliani)
pasar (selalu nol) maka kinerja Reksa Dana baik (Hartono, 2010;659-
660). Metode 𝑀2 atau M-square measure (Modigliani) merupakan
perluasan dari metode Sharpe, maka formulanya:
𝐌𝟐 = (𝐑𝐩 - 𝐑𝐟) / 𝛔𝐩x𝛔𝐦 + 𝐑𝐟
Dimana:
M2 : M-square measure (Modigliani)
Rp : Return portofolio i pada periode t
Rf : Return risk-free rate untuk periode t
σp : Standar deviasi atau total risiko portofolio
σm : Standar deviasi atau total risiko pasar
51
B. Penelitian Terdahulu
Cukup banyak penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya untuk melakukan penilaian terhadap kinerja Reksa Dana. Namun
untuk keenam metode yang digunakan dalam penelitian ini terhitung masih jarang
digunakan,terlebih di Indonesia. Berikut diantaranya literature baik dari Indonesia
maupun luar negeri yang digunakan sebagai perbandingan dan acuan bagi
penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Younes Ataie (2012) melakukan penelitian dengan judul “Evaluation
Performance of 50 Top Companies Listed in Tehran Stock Exchange by Sortino,
EROV, and 𝑀3”. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan-perusahaan dengan menggunakan metode Sortino, EROV, dan 𝑀3.
Penelitian ini menggunakan data dari tahun 2006 sampai dengan 2010 dengan
menggunakan 42 sampel perusahaan. Dimana peneliti menginginkan apakah
terdapat perbedaan hasil kinerja dari ketiga model tersebut, dan
membandingkannya dengan kinerja pasar apakah lebih baik atau tidak. Penelitian
ini menggunakan pengukuran kinerja dengan metode Sortino, EROV, dan 𝑀3 dan
menggunakan metode statistik ANOVA dengan Tukey Test. Peneliti menemukan
bahwa kinerja perusahaan-perusahaan ternyata berbeda, dan hasil perhitungan
dengan metode 𝐸𝑅𝑂𝑉 terbukti signifikan dan lebih besar dibandingkan dengan
hasil dari metode 𝑆𝑜𝑟𝑡𝑖𝑛𝑜 dan 𝑀3. Dan didapatkan juga bahwa kinerja
perusahaan menggunakan metode 𝑆𝑜𝑟𝑡𝑖𝑛𝑜 dan 𝑀3 ternyata berbeda dan tidak
lebih unggul dari benchmark (pasar). Kinerja benchmark (pasar) terbukti lebih
baik dari kedua metode tersebut. Dan evaluasi kinerja perusahaan dengan
52
menggunakan metode EROV yang dibandingkan dengan kinerja benchmark
(pasar) terbukti tidak menunjukkan perbedaan.
Sadia, Sania, dan Sumaira (2013) melakukan penelitian dengan judul “A
Comparative Study on Performance Evaluation of Pakistan Mutual Funds”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja Reksa Dana di Negara
Pakistan berdasarkan return bulanan rata-rata dibandingkan dengan pengembalian
benchmark menggunakan metode Sharpe Ratio, Treynor Ratio, Jensen’s Alpha,
Sortino Ratio, Information/Appraisal Ratio, Fama Overall Performance dan
Performance Attribution Analysis selama periode 30 Juni 2004 sampai dengan 30
Juni 2011. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Reksa Dana tidak sinkron
dengan benchmark (pasar). Ukuran sampel dipilih dari keberlangsungan Reksa
Dana di Negara Pakistan yang sering diperdagangkan. Penelitian ini hanya
didasarkan pada beberapa Reksa Dana di Negara Pakistan, karena sebagian besar
Reksa Dana di negara tersebut baru didirikan. Reksa Dana di Negara Pakistan
secara keseluruhan tidak dapat menambah nilai karena perlambatan ekonomi
secara keseluruhan dan krisis likuiditas di pasar.
Magdalena dan Amelina (2012) meneliti tentang “Penilaian Kinerja Produk
Reksa Dana dengan Menggunakan Metode Perhitungan 𝐽𝑒𝑛𝑠𝑒𝑛 𝐴𝑙𝑝ℎ𝑎, 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑝𝑒
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜, 𝑇𝑟𝑒𝑦𝑛𝑜𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜, 𝑀2, dan Information Ratio”. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kinerja portofolio dari perusahaan investasi PT NISP
Sekuritas Bandung tahun 2008 sampai dengan 2009. Peneliti menginginkan
apakah terdapat perbedaan hasil kinerja dari kelima metode tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kinerja produk Reksa Dana dengan menggunakan
53
metode perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio, 𝑀2, dan
Information Ratio, dinilai berkinerja baik karena terdapat produk-produk Reksa
Dana yang memiliki nilai return di atas pasar, yaitu ISP, Dana Siaga, Dana Tetap
Likuid, Dana Handal, Dana Tetap II, Dana Tetap Likuid, dan Flexi Growth.
Produk Reksa Dana yang dapat dinyatakan paling baik kinerjanya menurut lima
metode yang digunakan adalah Reksa Dana Indeks Saham Progresif (ISP).
M.D. Todoni (2015) melakukan penelitian dengan judul “A Post-Modern
Portfolio Management Approach on CEE, Markets”. Penelitian ini dilakukan
menggunakan data Reksa Dana pasar negara berkembang di Eropa Tengah dan
Timur pada periode 2008 sampai dengan 2010 dan 2011 sampai dengan 2013
dengan menggunakan metode Sortino dan Multipliers Method. Hasil penelitian ini
menunjukkan metode Sortino pada Negara Hongaria memiliki hasil terbaik dan di
sisi lain, Negara Bulgaria memiliki hasil terburuk, tanpa target return. Dalam
kasus Multipliers Method, hasil terbaik diperoleh di pasar modal Negara Hungaria
dan hasil terburuk di pasar modal Negara Bulgaria dan Negara Polandia. Analisis
juga dilakukan pada dua subperiods, 2008 sampai dengan 2010 dan 2011 sampai
dengan 2013, menyoroti fakta bahwa pasar negara berkembang Tengah dan Eropa
Timur telah mengalami krisis tahun 2008.
Poornima dan Sudhamathi (2013) melakukan penelitian dengan judul
“Performance Analysis of Growth Oriented Equity Diversified Mutual Fund
Schemes Using Sortino Ratio”. Peneliti melakukan penelitian 42 perusahaan
Reksa Dana yang ada di Negara India pada periode April 2006 sampai dengan
Maret 2011, dan menggunakan metode Sortino. Hasil penelitian yang
54
menggunakan metode Sortino menggambarkan bahwa dari 102 dana, dan hanya
97 dana yang mampu menghasilkan return lebih dari tingkat minimum
pengembalian yang dapat diterima. Sedangkan, 5 Reksa Dana hanya
menghasilkan return kurang dari tingkat minimum pengembalian yang dapat
diterima. Laporan penelitian ini jelas menunjukkan fakta bahwa harus berhati-hati
dalam evaluasi menggunakan ukuran kinerja yang tepat dalam memilih Reksa
Dana yang terbaik.
Winda Waridah dan Elis Mediawati (2016) melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Kinerja Reksa Dana Syariah”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kinerja Reksa Dana Syariah jenis saham pada periode penelitian tahun
2010 sampai dengan 2014. Metode pengukuran kinerja yang digunakan adalah
Sharpe Ratio. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
dengan sampel 6 Reksa Dana Saham Syariah dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Reksa
Dana Cipta Syariah Equity merupakan Reksa Dana Saham Syariah yang memiliki
kinerja terbaik dibandingkan dengan Reksa Dana Saham Syariah lainnya.
Kalpesh dan Mahesh (2012) dengan judul “Comparative Study on
Performance Evaluation of Mutual Fund Schemes of Indian Companies”.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji kinerja Reksa Dana dari perusahaan milik
negara di India dengan menggunakan metode Treynor, Sharpe, Jensen, dan Fama.
Penelitian ini dilakukan selama 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2011.
Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa secara keseluruhan, semua
perusahaan Reksa Dana yang dipilih memiliki return positif selama tahun 2007
55
hingga 2011. Reksa Dana HDFC dan Reliance telah dilakukan baik dibandingkan
dengan tingkat pengembalian Sensex. Indeks Sharpe dari Reksa Dana HDFC
lebih tinggi dari yang lain, sehingga menunjukkan kinerja yang baik dibandingkan
dengan Reksa Dana lainnya. Hasil Indeks Treynor mengungkapkan bahwa Reksa
Dana HDFC dan Reliance menawarkan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan ICICI Prudential, UTI, dan Reksa Dana Birla Sun Life untuk tingkat risiko
eksposur yang sama.
Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lye dan Yusof (2011)
dengan judul, “Performance of Listed State-owned Enterprise using Sortino Ratio
Optimization”. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kinerja dari perusahaan-
perusahaan milik negara dan swasta di Malaysia, Singapura dan Indonesia dengan
menggunakan rasio Sortino. Penelitian ini dilakukan selama Januari 2004 sampai
Desember 2009. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa secara
keseluruhan, perusahaan milik negara (BUMN) di Indonesia secara relatif
memiliki hasil rasio Sortino, return dan risiko yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Malaysia dan Singapura. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio
Sortino dapat diaplikasikan sebagai metode alternatif dalam menilai performa
perusahan yang listing dan terseleksi.
56
Adapun untuk ringkasan penelitian terdahulu dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul
Penelitian Alat Statistik Kesimpulan
1. Younes
Ataie
Evaluation
Performance of
50 Top
Companies
Listen in
Tehran Stock
Exchange by
Sortino, EROV,
and 𝑀3
One-Way ANOVA
with Tukey Test
1. Terdapat
perbedaan antara
kinerja metode
Sortino, EROV, dan
𝑀3. Dengan metode
EROV memiliki
kinerja paling besar.
2. Hasil kinerja
pasar memiliki hasil
kinerja terbaik
diantara Sortino dan
𝑀3. Sedangkan
dengan kinerja
EROV tidak
memiliki perbedaan.
2. Sadia,
Sania, dan
Sumaira
A Comparative
Study On
Performance
Evaluation Of
Pakistani
Mutual Funds
Sharpe Ratio, Treynor
Ratio, Jensen Alpha,
Sortino Ratio,
Information/Appraisal
Ratio, Fama Overall
Performance and
Performance
Attribution Analysis
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa Reksa Dana
di Negara Pakistan
secara keseluruhan
tidak dapat
menambah nilai
karena perlambatan
ekonomi secara
keseluruhan dan
krisis likuiditas di
pasar.
Sumber: Data Diolah
57
Tabel Lanjutan
No. Peneliti Judul Penelitian Alat Statistik Kesimpulan
3. Magdalena
dan
Amelina
Penilaian Kinerja
Produk Reksa
Dana dengan
Menggunakan
Metode
Perhitungan
Jensen Alpha,
Sharpe Ratio,
Treynor Ratio,
𝑀2, dan
Information Ratio
Jensen Alpha,
Sharpe Ratio,
Treynor
Ratio, 𝑀2, dan
Information
Ratio
1. Kinerja produk
Reksa Dana dengan
menggunakan kelima
metode dinilai
berkinerja baik.
2. Produk Reksa Dana
yang dinyatakan paling
baik adalah Reksa Dana
Indeks Saham Progresif
(ISP).
4. M.D.
Todoni
A Post-Modern
Portfolio
Management
Approach on CEE
Markets
Sortino Ratio
and
Multipliers
Method
Hasil penelitian Sortino
menunjukkan Negara
Hongaria memiliki
hasil terbaik dan di sisi
lain, Negara Bulgaria
memiliki hasil
terburuk. Pada
Multipliers Method,
hasil terbaik diperoleh
di pasar modal Negara
Hungaria dan hasil
terburuk di pasar modal
Negara Bulgaria dan
Negara Polandia.
5. Poornima
dan
Sudhamathi
Performance
Analysis of
Growth Oriented
Equity Diversified
Mutual Fund
Schemes Using
Sortino Ratio
Sortino Ratio
and Average
Monthly
Return Percent
Hasil penelitian ini
menggambarkan bahwa
dari 102 dana, hanya 97
dana yang mampu
menghasilkan return
lebih dari tingkat
minimum pengembalian
yang dapat diterima..
Sedangkan 5 Reksa
Dana menghasilkan
kurang dari tingkat
minimum pengembalian
yang dapat diterima.
Sumber: Data Diolah
58
Tabel Lanjutan
No. Peneliti Judul Penelitian Alat Statistik Kesimpulan
6. Winda
Waridah
dan Elis
Mediawati
Analisis Kinerja
Reksadana
Syariah
Sharpe Ratio Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
Reksa Dana Cipta
Syariah Equity
merupakan Reksa Dana
Saham Syariah yang
memiliki kinerja
terbaik dibandingkan
dengan Reksa Dana
Saham Syariah lainnya.
7. Kalpesh
dan
Mahesh
Comparative
Study On
Performance
Evaluation Of
Mutual Fund
Schemes Of
Indian Companies
Risk-Return
Analysis,
Treynor’s
Ratio, Sharp’s
Ratio, Sharp’s
Measure,
Jensen’s
Measure, and
Fama’s
Measure
Hasil penelitian
menunjukkan Indeks
Sharpe dari Reksa
Dana HDFC lebih
tinggi dari yang lain,
sehingga menunjukkan
kinerja yang baik
dibandingkan dengan
dana lainnya. Hasil
Indeks Treynor
mengungkapkan bahwa
Reksa Dana HDFC dan
Reliance menawarkan
hasil yang lebih baik.
8. Lye dan
Yusof
Performance of
Listed State-
owned Enterprise
Using Sortino
Ratio
Optimization
MATLAB Perusahaan milik
negara (BUMN) di
Indonesia secara relatif
memiliki hasil rasio
Sortino, return dan
risiko yang lebih tinggi
dibandingkan dengan
Malaysia dan
Singapura.
Sumber: Data Diolah
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan suatu proses yang dilakukan oleh peneliti dari
memperoleh data hingga mengolah data tersebut dan kemudian
menginterpretasikan hasil data yang telah diolah. Berdasarkan landasan teori dan
59
hasil dari penelitian sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan,
maka kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
NORMAL TIDAK NORMAL
Sumber: Data Diolah
REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DAN SYARIAH
NAB
EROV SORTINO MODIGLIANI
UJI NORMALITAS
UJI HOMOGENITAS
ANOVA WITH TUKEY TEST KRUSKAL-WALLIS
EVALUASI KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DAN SYARIAH
INTERPRETASI
PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM
KONVENSIONAL DAN SYARIAH
DENGAN KINERJA PASAR (IHSG)
SHARPE TREYNOR JENSEN
60
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut:
1. Hipotesis Pertama
Terdapat perbedaan Mean dari hasil kinerja Reksa Dana Saham
Konvensional dan Syariah pada periode 2014-2017 dengan metode EROV,
Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani.
H0: µ1, µ2, µ3, µ4, µ5, µ6 : = (Tidak terdapat perbedaan mean antara
EROV, Sortino, Sharpe, Treynor,
Jensen, dan Modigliani)
Ha: µ1, µ2, µ3, µ4, µ5, µ6 : ≠ (Terdapat perbedaan mean antara EROV,
Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan
Modigliani)
1a) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode EROV dengan
Sortino
H0: µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan mean antara EROV dan Sortino
Ha: µ1 ≠ µ2 : Terdapat perbedaan mean antara EROV dan Sortino
1b) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode EROV dengan
Sharpe
H0: µ1 = µ3 : Tidak terdapat perbedaan mean antara EROV dan Sharpe
Ha: µ1 ≠ µ3 : Terdapat perbedaan mean antara EROV dan Sharpe
61
1c) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode EROV dengan
Treynor
H0: µ1 = µ4 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Sortino dan Treynor
Ha: µ1 ≠ µ4 : Terdapat perbedaan mean antara Sortino dan Treynor
1d) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode EROV dengan
Jensen
H0: µ1 = µ5 : Tidak terdapat perbedaan mean antara EROV dan Jensen
Ha: µ1 ≠ µ5 : Terdapat perbedaan mean antara EROV dan Jensen
1e) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode EROV dengan
Modigliani
H0: µ1 = µ6 : Tidak terdapat perbedaan mean antara EROV dan
Modigliani
Ha: µ1 ≠ µ6 : Terdapat perbedaan mean antara EROV dan Modigliani
1f) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode Sortino dengan
Sharpe
H0: µ2 = µ3 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Sortino dan Sharpe
Ha: µ2 ≠ µ3 : Terdapat perbedaan mean antara Sortino dan Sharpe
1g) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode Sortino dengan
Treynor
H0: µ2 = µ4 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Sortino dan Treynor
Ha: µ2 ≠ µ4 : Terdapat perbedaan mean antara Sortino dan Treynor
62
1h) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode Sortino dengan
Jensen
H0: µ2 = µ5 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Sortino dan Jensen
Ha: µ2 ≠ µ5 : Terdapat perbedaan mean antara Sortino dan Jensen
1i) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode Sortino dengan
Modigliani
H0: µ2 = µ6 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Sortino dan
Modigliani
Ha: µ2 ≠ µ6 : Terdapat perbedaan mean antara Sortino dan Modigliani
1j) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode Sharpe dengan
Treynor
H0: µ3 = µ4 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Sharpe dan Treynor
Ha: µ3 ≠ µ4 : Terdapat perbedaan mean antara Sharpe dan Treynor
1k) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode Sharpe dengan
Jensen
H0: µ3 = µ5 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Sharpe dan Jensen
Ha: µ3 ≠ µ5 : Terdapat perbedaan mean antara Sharpe dan Jensen
1l) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode Sharpe dengan
Modigliani
H0: µ3 = µ6 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Sharpe dan
Modigliani
Ha: µ3 ≠ µ6 : Terdapat perbedaan mean antara Sharpe dan Modigliani
63
1m) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode Treynor
dengan Jensen
H0: µ4 = µ5 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Treynor dan Jensen
Ha: µ4 ≠ µ5 : Terdapat perbedaan mean antara Treynor dan Jensen
1n) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode Treynor
dengan Modigliani
H0: µ4 = µ6 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Treynor dan
Modigliani
Ha: µ4 ≠ µ6 : Terdapat perbedaan mean antara Treynor dan Modigliani
1o) Terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode Jensen dengan
Modigliani
H0: µ5 = µ6 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Jensen dan
Modigliani
Ha: µ5 ≠ µ6 : Terdapat perbedaan mean antara Jensen dan Modigliani
2. Hipotesis Kedua
Terdapat perbedaan Mean antara hasil kinerja Reksa Dana Saham
Konvensional dan Syariah pada periode 2014-2017 antara keenam metode yaitu
EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani dengan kinerja pasar
(IHSG).
H0: µ1, µ2, µ3, µ4, µ5, µ6, µ7 : = (Tidak terdapat perbedaan mean antara
EROV, Sortino, Sharpe, Treynor,
Jensen, Modigliani, dan IHSG)
64
Ha: µ1, µ2, µ3, µ4, µ5, µ6, µ7 : ≠ (Terdapat perbedaan mean antara EROV,
Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen,
Modigliani, dan IHSG)
2a) Hasil kinerja RDS dengan metode EROV lebih besar jika dibandingkan
dengan kinerja pasar (IHSG)
H0: µ1 = µ7 : Tidak terdapat perbedaan mean antara EROV dan IHSG
Ha: µ1 > µ7 : Nilai mean dengan kinerja EROV lebih besar dibandingkan
dengan IHSG
2b) Hasil kinerja RDS dengan metode Sortino lebih besar jika dibandingkan
dengan kinerja pasar (IHSG).
H0: µ2 = µ7 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Sortino dan IHSG
Ha: µ2 > µ7 : Nilai mean dengan kinerja Sortino lebih besar
dibandingkan dengan IHSG
2c) Hasil kinerja RDS dengan metode Sharpe lebih besar jika dibandingkan
dengan kinerja pasar (IHSG).
H0: µ3 = µ7 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Sharpe dan IHSG
Ha: µ3 > µ7 : Nilai mean dengan kinerja Sharpe lebih besar
dibandingkan dengan IHSG
2d) Hasil kinerja RDS dengan metode Treynor lebih besar jika dibandingkan
dengan kinerja pasar (IHSG).
H0: µ4 = µ7 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Treynor dan IHSG
65
Ha: µ4 > µ7 : Nilai mean dengan kinerja Treynor lebih besar
dibandingkan dengan IHSG
2e) Hasil kinerja RDS dengan metode Jensen lebih besar jika dibandingkan
dengan kinerja pasar (IHSG).
H0: µ5 = µ7 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Jensen dan IHSG
Ha: µ5 > µ7 : Nilai mean dengan kinerja Jensen lebih besar dibandingkan
dengan IHSG
2f) Hasil kinerja RDS dengan metode Modigliani lebih besar jika dibandingkan
dengan kinerja pasar (IHSG).
H0: µ6 = µ7 : Tidak terdapat perbedaan mean antara Modigliani dan
IHSG
Ha: µ6 > µ7 : Nilai mean dengan kinerja Modigliani lebih besar
dibandingkan dengan IHSG
Untuk membuktikan hipotesis ini dilakukan dengan uji ANOVA dengan
Tukey Test. Dan akan dilakukan uji Kruskal-Wallis apabila data tidak normal dan
tidak memenuhi asumsi ANOVA. Uji ini dilakukan untuk menunjukkan
perbandingan rata-rata antara evaluasi kinerja Reksa Dana Saham Konvensional
dan Syariah yang dihitung dengan model EROV, Sortino, Sharpe, Treynor,
Jensen, dan Modigliani dan diperbandingkan dengan kinerja pasar (IHSG) di
Bursa Efek Indonesia.
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terfokus pada Reksa Dana Saham
Konvensional dan Syariah yang aktif pada periode tahun 2014 sampai dengan
2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi bagaimana kinerja Reksa Dana
Saham Konvensional dan Syariah yang ada di Indonesia. Penilaian terhadap
Reksa Dana Saham tersebut akan menggunakan model EROV, Sortino, Sharpe,
Treynor, Jensen, dan Modigliani. Adapun yang menjadi variabel dependen adalah
nilai EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani. Penelitian ini
menggunakan metode statistik ANOVA dengan Tukey Test. Dan menggunakan
metode statistik Kruskal-Wallis apabila data yang digunakan dinyatakan tidak
normal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara
kinerja Reksa Dana Saham tersebut yang diukur dengan metode EROV, Sortino,
Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani yang juga akan dibandingkan dengan
kinerja pasar yang mengacu pada nilai IHSG, apakah kinerja Reksa Dana Saham
Konvensional dan Syariah lebih baik dibandingkan kinerja pasar atau sebaliknya.
67
B. Metode Penentuan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purposive Sampling. Pada teknik ini unsur populasi yang ditentukan menjadi
sampel didasarkan pada tujuan penelitian. Menurut Suharyadi dan Purwanto
(2004:332), purposive sampling adalah penarikan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan
penelitian.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Reksa Dana Saham
Konvensional dan Syariah yang aktif dari desember tahun 2013 sampai dengan
tahun 2017. Dari 244 Reksa Dana Saham Konvensional yang aktif pada tahun
penelitian, namun hanya ada 30 Reksa Dana Saham yang mewakili kriteria
sampel. Sedangkan dari 47 Reksa Dana Saham Syariah yang aktif pada tahun
penelitian, namun hanya ada 10 Reksa Dana Saham yang mewakili kriteria
sampel. Adapun kriteria sampel yang dipilih adalah Reksa Dana yang mempunyai
syarat-syarat seperti di bawah ini:
1) Reksa Dana yang dijadikan sampel adalah Reksa Dana Saham.
2) Reksa Dana Saham Konvensional.
3) Reksa Dana Saham Syariah.
4) Merupakan Reksa Dana aktif, agar peneliti bisa melihat bagaimana
perkembangan kinerja Reksa Dana tersebut.
5) Reksa Dana Saham Konvensional yang telah beroperasi dari Desember
2013 sampai dengan Desember 2017.
68
6) Reksa Dana Saham Syariah yang telah beroperasi dari Desember 2013
sampai dengan Desember 2017.
7) Reksa Dana yang mempublikasikan laporan NAB bulanan periode
Desember 2013 sampai dengan Desember 2017.
Gambar 3.1
Pengelompokan Sampel
Tabel 3.1
Sampel RDS Konvensional
No Nama Reksa Dana Manajer Investasi
1. Bahana Dana Prima PT Bahana TCW Investment
Management
2. Batavia Dana Saham Optimal PT Batavia Prosperindo Aset
Manajemen
3. BNI Reksa Dana Berkembang PT BNI Asset Management
4. BNP Paripas Pesona PT BNP Paribas Investment Partners
5. BNP Paribas Star PT BNP Paribas Investment Partners
6. CIMB - Principal Total Return
Equity Fund
PT CIMB Principal Asset
Management
7. FS Indoequity Dividend Yield
Fund
PT First State Investments Indonesia
Sumber: Data diolah
1. 244 RDS Konvensional yang aktif (Sesuai
kriteria poin) 1), 2), dan 4)
2. 47 RDS Syariah yang aktif (Sesuai kriteria
poin) 1), 3), dan 4)
3. 30 RDS Konvensional yang sesuai dengan
kriteria poin 5) dan 7)
4. 10 RDS Syariah yang sesuai dengan
kriteria poin 6) dan 7)
69
Tabel Lanjutan
No Nama Reksa Dana Manajer Investasi
8. FS Indoequity Peka Fund PT First State Investments Indonesia
9. FS Indoequity Sectoral Fund PT First State Investments Indonesia
10. FS Indoequity Value Select Fund PT First State Investments Indonesia
11. Mandiri Investa Cerdas Bangsa PT Mandiri Manajemen Investasi
12. Manulife Dana Saham PT Manulife Aset Manajemen
Indonesia
13. Manulife Institutional Equity
Fund
PT Manulife Aset Manajemen
Indonesia
14. Manulife Saham Andalan PT Manulife Aset Manajemen
Indonesia
15. Maybank Dana Ekuitas PT Maybank Asset Management
16. Panin Dana Prima PT Panin Asset Management
17. Pratama Saham PT Pratama Capital Assets
Management
18. Reksa Dana AXA Maestrosaham PT AXA Asset Management
Indonesia
19. Reksa Dana Bahana Trailblazer
Fund
PT Bahana TCW Investment
Management
20. Reksa Dana BNP Paribas
Infrastruktur Plus
PT BNP Paribas Investment Partners
21. Reksa Dana BNP Paribas Solaris PT BNP Paribas Investment Partners
22. Reksa Dana CIMB - Principal
Indo Domestic Equity Fund
PT CIMB Principal Asset
Management
23. Reksa Dana Dana Ekuitas
Andalan
PT Bahana TCW Investment
Management
24. Reksa Dana Mandiri Investa
Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
25. Reksa Dana Mandiri Saham
Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
26. Reksa Dana Pratama Ekuitas PT Pratama Capital Assets
Management
27. Reksa Dana Simas Danamas
Saham
PT Sinarmas Asset Management
Sumber: Data Diolah
70
Tabel Lanjutan
No Nama Reksa Dana Manajer Investasi
28. Rencana Cerdas PT Ciptadana Asset Management
29. TRAM Consumption Plus PT Trimegah Asset Management
30 TRIM Kapital PT Trimegah Asset Management
Sumber: Data Diolah
Tabel 3.2
Sampel RDS Syariah
No Nama Reksa Dana Manajer Investasi
1. Batavia Dana Saham Syariah PT Batavia Prosperindo Aset
Manajemen
2. CIMB - Principal Islamic Equity
Growth Syariah
PT CIMB Principal Asset
Management
3. Cipta Syariah Equity PT Ciptadana Asset Management
4. Mandiri Investa Atraktif - Syariah PT Mandiri Manajemen Investasi
5. Mandiri Investa Ekuitas Syariah PT Mandiri Manajemen Investasi
6. Panin Dana Syariah Saham PT Panin Asset Management
7. Reksa Dana Manulife Syariah
Sektoral Amanah
PT Manulife Aset Manajemen
Indonesia
8. Reksa Dana MNC Dana Syariah
Ekuitas
PT MNC Asset Management
9. Reksa Dana Syariah BNP Paribas
Pesona Syariah
PT BNP Paribas Investment Partners
10. Reksa Dana Trim Syariah Saham PT Trimegah Asset Management
Sumber: Data Diolah
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi, yakni dimana metode tersebut merupakan metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dan data kepustakaan.
71
1) Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara
mengumpulkan pengetahuan teoritis yang relevan dengan cara membaca
dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel, serta literatur keterangan-
keterangan dari sumber lain baik di Indonesia maupun asing yang
mempunyai hubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian
ini.
2) Data Sekunder (Internet Research)
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara
mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari instansi atau
pihak-pihak lain yang berkaitan dan mendukung terhadap penelitian ini.
Dalam penelitian ini jenis data yang diambil adalah:
a) List Reksa Dana Saham Konvensional dan Syariah yang aktif dan data
NAB Reksa Dana selama periode bulan Desember tahun 2013 sampai
dengan bulan Desember tahun 2017. (https://reksadana.ojk.go.id dan
https://www.bareksa.com/)
b) Data tingkat suku bunga bebas risiko yakni menggunakan suku bunga
(BI Rate), berupa tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh Bank
Indonesia selama tahun penelitian. (http://www.bi.go.id dan
https://www.bps.go.id)
c) Data harga IHSG yang diperoleh dari (http://finance.yahoo.com)
72
Dalam melakukan pengujian, peneliti melakukan pengolahan data
dengan menggunakan Software IBM Statistic SPSS Vol. 24, dan Microsoft
Excel 2007.
D. Metode Analisis Data
Merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengolah suatu data
penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang
mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Dalam penelitian ini digunakan metode EROV, Sortino, Sharpe, Treynor,
Jensen, dan Modigliani untuk mengevaluasi kinerja Reksa Dana Saham
Konvensional dan Syariah dan juga untuk membandingkan kinerja Reksa Dana
Saham tersebut. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, barulah
dilakukan pengujian dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Return Benchmark (IHSG) dan NAB Reksa Dana Saham
Return benchmark (IHSG) dan NAB Reksa Dana Saham dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
𝐑𝐦,𝐭 = 𝐈𝐇𝐒𝐆𝐭− 𝐈𝐇𝐒𝐆𝐭−𝟏
𝐈𝐇𝐒𝐆𝐭−𝟏 𝐑𝐢,𝐭 =
𝐍𝐀𝐁𝐭− 𝐍𝐀𝐁𝐭−𝟏
𝐍𝐀𝐁𝐭−𝟏
Dimana:
Rm,t : Return IHSG pada periode t
IHSGt : Nilai IHSG pada periode t
IHSGt−1 : Nilai IHSG pada periodet−1
Ri,t : Return Reksa Dana i pada periode t
NABt : Nilai NAB pada periode t
NABt−1 : Nilai NAB pada periodet−1
73
2. Menghitung Varians Saham (Volatilitas Saham)
Untuk menghitung varians saham dapat menggunakan rumus berikut:
𝝈𝟐 = ∑ (𝒓��𝒏𝒊=𝟏 – r)2 / (n-1)
Dimana:
ri : Rata-rata return saham
r : return saham
σ2 : varians saham
3. Menghitung Risiko Reksa Dana
Untuk menghitung risiko Reksa Dana dapat digunakan rumus berikut:
𝜎 = √∑(𝑟𝑖 − 𝑟��
2)2 ∶ (𝑛 − 1)
Dimana:
ri : Return saham
ri : Rata-rata return saham
n : Jumlah periode Reksa Dana
4. Evaluasi Kinerja Reksa Dana
a) Excess Return on Value-at-Risk (EROV)
VaR = - (R + Zα * σ)
Dimana:
α : tingkat kepercayaan (confidence level)
Zα : Kuantil dari standar distribusi normal
74
Ketika VaR digunakan untuk menentukan kinerja risk-
adjusted, ukuran Excess Return on VaR (EVaR) digunakan. Hal ini
memperbandingkan antara excess return asset dengan nilai VaR
suatu aset. EvaR dapat dihitung dengan menggunakan formula
berikut: (Wiesinger, 2010)
EROV = (R – Rf) / VaR
Dimana:
EROV : Excess Return on VaR
R : Return portofolio
Rf : Risk free rate (suku bunga bebas risiko)
VaR : Portofolio VaR (parametrik VaR diasumsikan berdistribusi
normal)
b) Rasio Sortino
Metode ini hampir serupa dengan pengukuran yang dilakukan
oleh metode Sharpe dengan dua perbedaan utama yaitu imbal hasil
aset bebas risiko diganti dengan imbal hasil minimum yang
diharapkan dan standar deviasi yang digunakan hanya standar
deviasi dari imbal hasil portofolio yang berada dibawah imbal hasil
minimum yang ditetapkan dimana dalam penelitian ini hasil
minimum yang ditetapkan berasal dari nilai suku bunga Bank
Indonesia. Adapun formula perhitungan yang digunakan adalah:
75
𝑺𝑶𝑹 = 𝑹𝑷 − 𝑹𝒇
/ 𝝈𝒅𝒐𝒘𝒏
Dimana:
RP : Rata-rata return portofolio Reksa Dana
Rf : Suku bunga bebas risiko yang ditetapkan sebagai MAR
σdown : Downside deviation
Menurut Chaudry dan Johnson (2008) adapun downside
deviation (DD) sendiri dapat dihitung dengan formula berikut:
𝑫𝑫𝟐 = 𝟏
𝑵∑(𝑹𝒑𝒕 − 𝑴𝑨𝑹)
𝑵
𝒕=𝟏
Dimana:
Rpt : Return portofolio pada periode t, (Rpt ≤ MAR)
MAR : Minimum Acceptable Return, yakni suku bunga bebas
risiko (BI rate)
Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia digunakan
sebagai tingkat suku bunga bebas risiko. Besarnya Minimal
Acceptable Return (MAR) adalah tingkat suku bunga minimum
yang diharapkan sebagai return oleh setiap investor dari investasi
yang dilakukannya. Namun karena penelitian ini dilakukan
terhadap Reksa Dana secara umum, bukan untuk suatu investor
tertentu, maka tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
digunakan sebagai MAR.
76
Return yang berada dibawah MAR maka akan dianggap
sebagai return yang tidak menguntungkan atau risiko dan return
yang lebih besar dari MAR akan dikatakan sebagai return yang
menguntungkan.
c) Metode Sharpe (Excess Return to Valiability Measure)
Pengukuran yang dilakukan oleh Sharpe ini lebih menekankan
pada rasio variabilitas dari portofolio, metode ini lebih dikenal
dengan rasio Sharpe, yang diformulasikan sebagai berikut:
Sp = (𝐑𝐢 – 𝐑𝐟) / 𝛔𝐩
Dimana:
Sp : Sharpe index
Ri : Return portofolio i pada periode t
Rf : Return risk-free rate untuk periode t
σp : Standar deviasi atau total risiko portofolio
Metode ini melakukan pengukuran terhadap risk premium dari
portofolio relatif terhadap total risiko dari portofolio, dimana risk
premium adalah excess return yang dibutuhkan oleh investor dalam
menilai risiko.
Risk-free rate of return merujuk pada return sekuritas yang
dianggap tidak memiliki risiko, atau σ sama dengan 0; biasanya
surat hutang pemerintah, misalnya T-bills di US dianggap sebagai
risk free.
77
Metode Sharpe digambarkan sebagai slope yang dihasilkan
oleh rata-rata return (garis vertikal) dengan risiko (garis horizontal)
pada tingkat bebas risiko sebesar 𝑅𝑓. Semakin besar slope yang
terjadi, maka semakin baik kinerja portofolio.
d) Metode Treynor (Excess Return to Beta)
Model ini dikembangkan oleh Treynor (1965) yang
diperkenalkan dalam artikelnya di Harvard Business Review Jan-
Feb 1965, “How to rate management of investment funds”. Treynor
lebih menekankan pada tingkat volatilitas portofolio.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa metode Treynor
merupakan hasil dari realisasi return portofolio dikurangi dengan
tingkat bebas risiko yang dimilikinya. Kemudian hasil dari
pengurangan tersebut dibagi dengan volatilitas return yang
dinotasikan dalam Beta (β) dari portofolio. Pernyataan tersebut
dapat dijadikan persamaan matematis dengan formula:
T = 𝐑𝐩 - 𝐑𝐟 / β
Dimana:
T : Treynor ratio
Rp : Rata-rata expected return yang terjadi pada portofolio
Rf : Tingkat bebas risiko yang dimiliki portofolio
β : Beta portofolio
78
Perhitungan yang dilakukan dengan metode Treynor adalah
untuk mengukur risiko premium dari portofolio, dimana risiko
premium tersebut adalah selisih antara return portofolio dengan
tingkat bebas risiko yang dimiliki oleh portofolio. Risiko premium
ini berhubungan dengan systematic risk yang diasumsikan terdapat
dalam portofolio.
e) Metode Jensen
Jensen (1968) membuat model untuk mengevaluasi kinerja
portofolio yang didasarkan pada Capital Aset Pricing Model
(CAPM). Expected return untuk beberapa sekuritas atau portofolio
adalah:
α = (𝐑𝐩 - 𝐑𝐟) – β (𝐑𝐦 - 𝐑𝐟)
Dimana:
α : Nilai Jensen atau perpotongan persamaan regresi portofolio
dengan sumbu Y.
Rp : Return rata-rata portofolio selama jangka waktu pengukuran.
Rf : Return rata-rata risk free rate asset selama jangka waktu
pengukuran.
Rm : Return rata-rata pasar selama jangka waktu pengukuran.
β : Slope regresi garis lurus.
79
Terdapat catatan yang perlu digaris bawahi dalam penggunaan
ukuran-ukuran risk-adjusted ini. Angka peringkat tidak absolut
tetapi bersifat relatif, dan tidak bisa menunjukkan dengan pasti
apakah perbedaan-perbedaan yang timbul tersebut signifikan secara
statistik.
f) Metode 𝑀2 atau M-square measure (Modigliani)
M-square measure, merupakan perluasan dari metode Sharpe
ratio. M-square measure diperoleh dari menghitung Sharpe ratio.
Kemudian, mengalikan hasil perhitungan Sharpe ratio dengan
standar deviasi pasar (standar deviasi yang dihitung melalui return
pasar). Perhitungan standar diperoleh dan menggunakan fungsi
rumus Excel (=stdev(...)); stdev (return pasar). Hasil yang telah
diperoleh tersebut, ditambah dengan return bebas risiko (BI rate).
Kinerja portofolio akan dibandingkan secara langsung dengan
kinerja return pasar.
Penilaian: jika 𝑀2 atau M-square measure (Modigliani) Reksa
Dana positif atau lebih besar dari 𝑀2 atau M-square measure
(Modigliani) pasar (selalu nol) maka kinerja Reksa Dana baik
(Hartono, 2010;659-660). Metode 𝑀2 atau M-square measure
(Modigliani) merupakan perluasan dari metode Sharpe, maka
formulanya:
80
𝐌𝟐 = (𝐑𝐩 - 𝐑𝐟) / 𝛔𝐩 x 𝛔𝐦 + 𝐑𝐟
Dimana:
M2 : M-square measure (Modigliani)
Rp : Return portofolio i pada periode t
Rf : Return risk-free rate untuk periode t
σp : Standar deviasi atau total risiko portofolio
σm : Standar deviasi atau total risiko pasar
5. Melakukan Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini bisa dilakukan dengan
banyak cara, seperti dengan melihat nilai Skewness-Kurtosis, normal p-plot,
maupun yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu Kolmogorov-
Smirnov.
Dalam uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov data dapat diketahui
berdistribusi normal bila data tersebut terbukti tidak signifikan atau p > α (p
> 0,05). Dan data terbukti tidak berdistribusi normal bila data tersebut
signifikan atau p < α (p < 0,05).
6. ANOVA dengan Tukey Test
Setelah dilakukan perhitungan kinerja Reksa Dana Saham
Konvensional dan Syariah dengan metode EROV, Sortino, Sharpe, Treynor,
Jensen, dan Modigliani, setelah itu akan diperbandingkan dengan kinerja
pasarnya. Dan setelah dilakukan uji normalitas, apabila data tersebut
81
berdistribusi normal, maka untuk mengetahui keakuratan hasil keenam
metode tersebut maka dilakukanlah uji ANOVA dengan Tukey Test.
Menurut Imam Ghazali (2011:68), Analysis of Variance (ANOVA)
merupakan metode untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen
(skala metrik) dengan satu atau lebih variabel independen (skala nonmetrik
atau kategorikal dengan kategori lebih dari dua). Hubungan antara satu
variabel dependen dengan satu variabel independen disebut One Way
ANOVA. Pada kasus satu variabel dependen metrik dan dua atau tiga
variabel independen kategorikal sering disebut Two Ways ANOVA dan
Three Ways ANOVA.
ANOVA digunakan untuk mengetahui pengaruh utama (main effect)
dan pengaruh interaksi (interaction effect) dari variabel independen
kategorikal (sering disebut faktor) terhadap variabel dependen metrik.
Pengaruh utama atau main effect adalah pengaruh langsung variabel
independen terhadap variabel dependen.
Untuk dapat menggunakan uji statistik ANOVA harus dipenuhi
beberapa asumsi terlebih dahulu, yaitu:
a. Homogeneity of Variance
Variabel dependen harus memiliki varian yang sama dalam setiap
kategori variabel independen. Jika terdapat lebih dari satu variabel
independen, maka harus ada homogeneity of variance didalam cell yang
dibentuk oleh variabel independen kategorikal. Dalam SPSS diberikan tes
dengan nama Levene’s test of Homogeneity of variance. Jika nilai Levene
82
test signifikan (probabilitas < 0.05) maka hipotesis nol akan ditolak bahwa
group memiliki variance yang berbeda dan hal ini menyalahi asumsi. Jadi
yang dikehendaki adalah tidak dapat menolak hipotesis nol atau hasil
Levene test tidak signifikan (probabilitas >0.05). Walaupun asumsi variance
sama ini dilanggar, Box (1954) menyatakan bahwa ANOVA masih tetap
dapat digunakan oleh karena ANOVA robust untuk penyimpangan yang
kecil dan moderat dari homogeneity of variance.
b. Random Sampling
Untuk tujuan uji signifikansi, maka subjek didalam grup harus diambil
secara random.
c. Multivariate Normality
Untuk tujuan uji signifikansi, maka variabel harus mengikuti distribusi
normal multivariate. Variabel dependen terdistribusi secara normal dalam
setiap kategori variabel independen. ANOVA masih tetap robust walaupun
terdapat penyimpangan asumsi multivariate normality.
Analysis of variance yang digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata
tiga atau lebih sampel yang tidak berhubungan pada dasarnya adalah
menggunakan F test yaitu estimate between groups variance (atau mean-squares)
dibandingkan dengan estimate within groups varianceatau secara rumus sebagai
berikut:
83
F = 𝑩𝒆𝒕𝒘𝒆𝒆𝒏 𝒈𝒓𝒐𝒖𝒑𝒔 𝒆𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒕𝒆𝒅 𝒗𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏𝒄𝒆 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝒎𝒆𝒂𝒏−𝒔𝒒𝒖𝒂𝒓𝒆𝒔
𝑾𝒊𝒕𝒉𝒊𝒏 𝒈𝒓𝒐𝒖𝒑𝒔 𝒆𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒕𝒆𝒅 𝒗𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏𝒄𝒆 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝒎𝒆𝒂𝒏−𝒔𝒒𝒖𝒂𝒓𝒆𝒔
Total variance dalam variabel dependen dapat dipandang memiliki 2 (dua)
komponen yaitu variance yang berasal dari variabel independen dan variance
yang berasal dari faktor lainnya. Variance dari faktor lain ini sering disebut
dengan error atau residual variance. Variance yang berasal dari variabel
independen disebut dengan explained variance. Jika between group (explained)
variance lebih besar dari within group (residual) variance, maka nilai F ratio
akan tinggi yang berarti perbedaan antara nilai means terjadi acak.
Within group variance atau sum of squares adalah jumlah variance dari
group. Sedangkan mean squares adalah jumlah sum of squares dibagi dengan
degree of freedom. Degree of freedom adalah jumlah kasus dikurangi 1 (satu)
pada setiap gruop [(jumlah kasus grup satu – 1) + (jumlah kasus grup 2 – 1) dan
seterusnya]. Sedangkan between group variance dapat dihitung dengan rumus di
bawah ini:
Total Variance = Between Group (Explained) Variance
+ Within Group (Error) Variance
7. Melakukan Uji Kruskal-Wallis
Apabila setelah dilakukan uji Homogeneity of Variance, data yang
digunakan untuk penelitian dinyatakan tidak normal atau tidak memiliki
varians yang sama, maka untuk penelitian selanjutnya digunakan uji statistik
Kruskal-Wallis. Uji statistik tersebut termasuk dalam statistik non
parametrik, yaitu merupakan alternatif untuk memenuhi validitas
84
berdasarkan asumsi-asumsi umum. Pengujian statistik non parametrik
digunakan untuk pengujian populasi yang seringkali dihadapkan pada uji
yang harus dilakukan tanpa ketergantungan pada asumsi-asumsi kaku yang
bersifat khusus. Oleh karena itu, prosedur yang digunakan dalam statistik
non parametrik tidak harus berdistribusi normal (Pidekso, 2009:145).
Uji Kruskal-Wallis dikenal juga dengan nama Analisis Varians Data
Berperingkat. Analisis varians itu sendiri digunakan untuk membandingkan
dua atau lebih nilai rata-rata populasi secara bersamaan atau simultan.
Analisis varians melihat apakah varians dari populasi tersebut sama. Dalam
menggunakan analisis varians juga harus dipenuhi syarat-syaratnya, yakni
seperti di bawah ini:
a) Populasi yang diteliti mempunyai distribusi normal.
b) Populasi mempunyai standar deviasi yang sama.
c) Dan sampel yang ditarik dari populasi bersifat bebas serta diambil
secara acak.
Uji Kruskal-Wallis juga dimaksudkan sama dengan ANOVA, namun
hanya memerlukan data skala ordinal atau peringkat. Nilai pengamatan yang
ada diberikan peringkat, dan data peringkat itulah yang akan digunakan
untuk uji varians. Uji Kruskal-Wallis juga tidak memerlukan asumsi atau
syarat sebagaimana analisis varians lainnya. Untuk menentukan nilai uji
Kruskal-Wallis dinyatakan dengan 𝐻1dan dirumuskan sebagai berikut:
(Suharyadi dan Purwanto, 2009:328)
85
𝑯 = 𝟏𝟐
𝑵 (𝑵 + 𝟏)[(∑ 𝑹𝟏)𝟐
𝒏𝟏+
(∑ 𝑹𝟐)𝟐
𝒏𝟐+ ⋯ +
(∑ 𝑹𝒌)𝟐
𝒏𝒌
] − 𝟑(𝑵 + 𝟏)
Dimana:
H : Nilai statistik Kruskal-Wallis
N : Jumlah total sampel
R1 : Jumlah peringkat sampel 1
Rk : Jumlah peringkat sampel ke-k
n1 : Jumlah sampel 1
nk: Jumlah sampel ke-k
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah return NAB Reksa
Dana Saham Konvensional dan Syariah yang diperdagangkan di OJK, yang akan
diperbandingkan dengan kinerjanya secara teoritis berdasarkan perhitungan yang
didapat melalui metode EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani.
Dari perhitungan melalui keenam metode tersebut akan diuji keakuratannya
terhadap kinerja pasar (IHSG) di Indonesia melalui uji ANOVA dengan Tukey
Test, dan bila data tidak normal menggunakan uji Kruskal-Wallis.
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: evaluasi kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dan Syariah yang
digambarkan dengan enam rasio yang digunakan, EROV, Sortino, Sharpe,
Treynor, Jensen, Modigliani, dan IHSG.
86
1) Variabel Dependen
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah:
a. Excess Return on Value-at-Risk (EROV)
VaR = - (R + Zα * σ)
Dimana:
α : tingkat kepercayaan (confidence level)
Zα : Kuantil dari standar distribusi normal
Ketika VaR digunakan untuk menentukan kinerja risk-
adjusted, ukuran Excess Return on VaR (EVaR) digunakan. Hal ini
memperbandingkan antara excess return asset dengan nilai VaR
suatu aset. EvaR dapat dihitung dengan menggunakan formula
berikut: (Wiesinger, 2010)
EROV = (R – Rf) / VaR
Dimana:
EROV : Excess Return on VaR
R : Return portofolio
Rf : Risk free rate (suku bunga bebas risiko)
VaR : Portofolio VaR (parametrik VaR diasumsikan
berdistribusi normal)
87
b. Rasio Sortino
Adapun formula perhitungan yang digunakan adalah:
𝑺𝑶𝑹 = 𝑹𝑷 − 𝑹𝒇
/ 𝝈𝒅𝒐𝒘𝒏
Dimana:
RP : Rata-rata return portofolio Reksa Dana
Rf : Suku bunga bebas risiko yang ditetapkan sebagai MAR
σdown : Downside deviation
Menurut Chaudry dan Johnson (2008) adapun downside
deviation (DD) sendiri dapat dihitung dengan formula berikut:
𝑫𝑫𝟐 = 𝟏
𝑵∑(𝑹𝒑𝒕 − 𝑴𝑨𝑹)
𝑵
𝒕=𝟏
Dimana:
Rpt : Return portofolio pada periode t, (Rpt ≤ MAR)
MAR : Minimum Acceptable Return, yakni suku bunga bebas
risiko (BI rate)
Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia digunakan
sebagai tingkat suku bunga bebas risiko. Besarnya Minimal
Acceptable Return (MAR) adalah tingkat suku bunga minimum
yang diharapkan sebagai return oleh setiap investor dari investasi
yang dilakukannya. Namun karena penelitian ini dilakukan
terhadap Reksa Dana secara umum, bukan untuk suatu investor
88
tertentu, maka tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
digunakan sebagai MAR.
Return yang berada dibawah MAR maka akan dianggap
sebagai return yang tidak menguntungkan atau risiko dan return
yang lebih besar dari MAR akan dikatakan sebagai return yang
menguntungkan.
c. Metode Sharpe (Excess Return to Valiability Measure)
Pengukuran yang dilakukan oleh Sharpe ini lebih menekankan
pada rasio variabilitas dari portofolio, metode ini lebih dikenal
dengan rasio Sharpe, yang diformulasikan sebagai berikut:
Sp = E(Ri – Rf) / σp
Dimana:
Sp : Sharpe index
Ri : Return portofolio i pada periode t
Rf : Return risk-free rate untuk periode t
σp : Standar deviasi atau total risiko portofolio
Metode ini melakukan pengukuran terhadap risk premium dari
portofolio relatif terhadap total risiko dari portofolio, dimana risk
premium adalah excess return yang dibutuhkan oleh investor dalam
menilai risiko.
89
Risk-free rate of return merujuk pada return sekuritas yang
dianggap tidak memiliki risiko, atau σ sama dengan 0; biasanya
surat hutang pemerintah, misalnya T-bills di US dianggap sebagai
risk free.
Metode Sharpe digambarkan sebagai slope yang dihasilkan
oleh rata-rata return (garis vertikal) dengan risiko (garis horizontal)
pada tingkat bebas risiko sebesar 𝑅𝑓. Semakin besar slope yang
terjadi, maka semakin baik kinerja portofolio.
d. Metode Treynor (Excess Return to Beta)
Model ini dikembangkan oleh Treynor (1965) yang
diperkenalkan dalam artikelnya di Harvard Business Review Jan-
Feb 1965, “How to rate management of investment funds”. Treynor
lebih menekankan pada tingkat volatilitas portofolio.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa metode Treynor
merupakan hasil dari realisasi return portofolio dikurangi dengan
tingkat bebas risiko yang dimilikinya. Kemudian hasil dari
pengurangan tersebut dibagi dengan volatilitas return yang
dinotasikan dalam Beta (β) dari portofolio. Pernyataan tersebut
dapat dijadikan persamaan matematis dengan formula:
90
T = (𝐑𝐩) - 𝐑𝐟 / β
Dimana:
T : Treynor ratio
E (Rp) : Rata-rata expected return yang terjadi pada portofolio
Rf : Tingkat bebas risiko yang dimiliki portofolio
β : Beta portofolio
Perhitungan yang dilakukan dengan metode Treynor adalah
untuk mengukur risiko premium dari portofolio, dimana risiko
premium tersebut adalah selisih antara return portofolio dengan
tingkat bebas risiko yang dimiliki oleh portofolio. Risiko premium
ini berhubungan dengan systematic risk yang diasumsikan terdapat
dalam portofolio.
f. Metode Jensen
Jensen (1968) membuat model untuk mengevaluasi kinerja
portofolio yang didasarkan pada Capital Aset Pricing Model
(CAPM). Expected return untuk beberapa sekuritas atau portofolio
adalah:
α = (𝐑𝐩 - 𝐑𝐟) – β (𝐑𝐦 - 𝐑𝐟)
Dimana:
α : Nilai Jensen atau perpotongan persamaan regresi portofolio
dengan sumbu Y.
Rp : Return rata-rata portofolio selama jangka waktu pengukuran.
91
Rf : Return rata-rata risk free rate asset selama jangka waktu
pengukuran.
Rm : Return rata-rata pasar selama jangka waktu pengukuran.
β : Slope regresi garis lurus.
Terdapat catatan yang perlu digaris bawahi dalam penggunaan
ukuran-ukuran risk-adjusted ini. Angka peringkat tidak absolut tetapi
bersifat relatif, dan tidak bisa menunjukkan dengan pasti apakah
perbedaan-perbedaan yang timbul tersebut signifikan secara statistik.
g. M2 atau M-square measure (Modigliani)
M-square measure, merupakan perluasan dari metode Sharpe
ratio. M-square measure diperoleh dari menghitung Sharpe ratio.
Kemudian, mengalikan hasil perhitungan Sharpe ratio dengan
standar deviasi pasar (standar deviasi yang dihitung melalui return
pasar). Perhitungan standar diperoleh dan menggunakan fungsi
rumus Excel (=stdev(...)); stdev (return pasar). Hasil yang telah
diperoleh tersebut, ditambah dengan return bebas risiko (BI rate).
Kinerja portofolio akan dibandingkan secara langsung dengan
kinerja return pasar.
Penilaian: jika 𝑀2 atau M-square measure (Modigliani) Reksa
Dana positif atau lebih besar dari 𝑀2 atau M-square measure
(Modigliani) pasar (selalu nol) maka kinerja Reksa Dana baik
(Hartono, 2010;659-660). Metode 𝑀2 atau M-square measure
92
(Modigliani) merupakan perluasan dari metode Sharpe, maka
formulanya:
𝐌𝟐 = (𝐑𝐩 - 𝐑𝐟) / 𝛔𝐩 x 𝛔𝐦 + 𝐑𝐟
Dimana:
M2 : M-square measure (Modigliani)
Rp : Return portofolio i pada periode t
Rf : Return risk-free rate untuk periode t
σp : Standar deviasi atau total risiko portofolio
σm : Standar deviasi atau total risiko pasar
h. Return Benchmark (IHSG)
Menurut Rodoni dan Ali (2010:183), indeks pasar merupakan
alat ukur kinerja sekuritas khususnya saham yang listing di bursa
yang digunakan oleh bursa-bursa dunia. IHSG digunakan untuk
mengukur kinerja saham. Fungsinya juga sebagai benchmark
kinerja portofolio, indikator trend pasar, indikator tingkat
keuntungan dan sebagai fasilitas perkembangan produk derivatif.
Return benchmark (IHSG) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut:
93
𝐑𝐦,𝐭 = 𝐈𝐇𝐒𝐆𝐭− 𝐈𝐇𝐒𝐆𝐭−𝟏
𝐈𝐇𝐒𝐆𝐭−𝟏 𝐑𝐢,𝐭 =
𝐍𝐀𝐁𝐭− 𝐍𝐀𝐁𝐭−𝟏
𝐍𝐀𝐁𝐭−𝟏
Dimana:
Rm,t : Return IHSG pada periode t
IHSGt : Nilai IHSG pada periode t
IHSGt−1 : Nilai IHSG pada periodet−1
Ri,t : Return Reksa Dana i pada periode t
NABt : Nilai NAB pada periode t
NABt−1 : Nilai NAB pada periodet−1
2) Variabel Faktor (Grouping Variable)
Dalam uji ANOVA maupun Kruskal-Wallis yang diuji adalah variabel
dependennya terhadap variabel faktor yang melatarbelakanginya. Dalam
penelitian ini yang menjadi grouping variable adalah metode kinerja yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja Reksa Dana Saham Konvensional
dan Syariah yaitu, EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen dan Modigliani,
dan diperbandingkan juga dengan kinerja pasar (IHSG).
94
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian
1) Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham (RDS) adalah Reksa Dana yang melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke
dalam Efek bersifat ekuitas (saham). Berbeda dengan Efek pendapatan tetap
seperti deposito dan obligasi, dimana investor lebih berorientasi pada
pendapatan bunga, Efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang
lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham.
Selain hasil dari capital gain, Efek saham juga memberikan hasil lain
berupa dividen.
Di Indonesia hanya sebagian kecil investor yang sudah melakukan
investasi pada saham. Memang tidak mudah berinvestasi di saham. Kendala
utama yang dihadapi investor antara lain adalah terbatasnya kemampuan
untuk menganalisa dan memilih saham, terbatasnya dana untuk melakukan
diversifikasi, serta terbatasnya waktu untuk terus memonitor kondisi pasar.
Dibandingkan dengan RDPU dan RDPT, RDS memberikan potensi
pertumbuhan nilai investasi yang lebih besar, demikian juga risikonya. RDS
menjadi alternatif menarik bagi investor yang mengerti potensi investasi
pada saham untuk jangka panjang, sehingga dana yang digunakan untuk
berinvestasi merupakan dana untuk kebutuhan jangka panjangnya. Jadi
95
selain harus mengerti bahwa investasi saham merupakan investasi jangka
panjang, investor juga harus mengerti dan bersedia menerima risiko
investasi yang menyertainya. (Pratomo dan Nugraha, 2001:72)
B. Analisa dan Pembahasan
1) Analisis Deskriptif
Penelitian ini menggunakan 30 sampel Reksa Dana Saham
Konvensional dan 10 sampel Reksa Dana Saham Syariah selama periode
empat tahun yakni dari 2014-2017. Data yang digunakan merupakan data
tahunan setiap sampel Reksa Dana Saham. 30 sampel Reksa Dana Saham
Konvensional dan 10 sampel Reksa Dana Saham Syariah yang digunakan
dihitung menggunakan keenam metode yakni EROV, Sortino, Sharpe,
Treynor, Jensen, dan Modigliani untuk menguji kinerja Reksa Dana Saham
tersebut, dan akan dibandingkan dengan return market yang dicerminkan
oleh IHSG. Adapun yang tercermin dalam hasil deskriptif yang telah diolah
menunjukkan banyaknya total kasus (N), mean, standar deviation,
minimum, dan nilai maximum.
a. EROV
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di halaman selanjutnya bahwa nilai N atas variabel EROV
atau banyaknya data yang digunakan berjumlah 120 untuk RDS
Konvensional, karena penelitian menggunakan 30 sampel selama
empat tahun. Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N
sejumlah 120. Variabel EROV dalam hasil uji deskriptif tersebut
96
memiliki nilai mean atau nilai rata-rata sebesar 0,0073 dan nilai
standard error yakni besarnya nilai error pada data yang digunakan
sebesar 0,0384. Dan memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai
risiko sebesar 0,4207. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling
rendah sebagai batas bawah yakni -0,2250 dan nilai maximum sebagai
nilai tertinggi sebagai batas atas sebesar 1,4987.
Tabel 4.1
Analisis Deskriptif (1) RDS Konvensional
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
EROV 120 -,2250 1,4987 ,007250 ,0384063 ,4207198
Valid N (listwise)
120
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya bahwa kinerja RDS Konvensional
menggunakan metode EROV dengan hasil terendah berada pada tahun
2015 dengan nilai return rata-rata bernilai negatif. Hal itu mungkin
karena pada tahun 2015, NAB perusahaan Reksa Dana BNP Paribas
Infrastruktur Plus mengalami penurunan prospektus yang mungkin
dikarenakan pengaruh faktor perekonomian yang sedang tidak stabil
sehingga membuat investor cenderung lebih pintar dalam memilih
produk Reksa Dana sebagai investasinya. Dan kinerja RDS
Konvensional paling besar berada pada tahun 2014 dengan kisaran
antara 90% sampai dengan 200%. Hal itu mungkin karena adanya
97
tingkat penurunan kinerja RDS pada tahun-tahun sebelumnya,
sehingga membuat dunia investasi khususnya pada Reksa Dana BNP
Paribas Infrastruktur Plus menjadi sangat tinggi kinerjanya agar dapat
menarik bagi investor untuk menanamkan investasinya kembali.
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan EROV RDS Konvensional
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
EROV
2014 2015 2016 2017
1. Bahana Dana Prima
PT Bahana TCW Investment Management
99,98% -17,02% 11,78% 49,31%
2. Batavia Dana Saham Optimal
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
53,69% -20,77% 8,63% 60,91%
3. BNI Reksadana Berkembang
PT BNI Asset Management
96,35% -14,07% 6,09% 27,80%
4. BNP Paribas Pesona
PT BNP Paribas Investment Partners
89,06% -15,10% 8,23% 41,08%
5. BNP Paribas Star PT BNP Paribas Investment Partners
57,51% -17,37% 6,66% 40,35%
6. CIMB - Principal Total Return Equity Fund
PT CIMB Principal Asset Management
83,40% -20,84% 19,72% 77,80%
7. FS Indoequity Dividend Yield Fund
PT First State Investments Indonesia
90,42% -15,39% 4,66% 56,39%
8. FS Indoequity Peka Fund
PT First State Investments Indonesia
64,91% -16,12% 6,36% 48,74%
98
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
EROV
2014 2015 2016 2017
9. FS Indoequity Sectoral Fund
PT First State Investments Indonesia
63,90% -16,63% 5,11% 44,81%
10. FS Indoequity Value Select Fund
PT First State Investments Indonesia
47,04% -20,81% 2,08% 19,80%
11. Mandiri Investa Cerdas Bangsa
PT Mandiri Manajemen Investasi
94,57% -16,15% 12,09% 30,22%
12. Manulife Dana Saham
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
70,79% -18,42% 9,01% 38,64%
13. Manulife Institutional Equity Fund
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
95,80% -18,68% 17,13% 29,30%
14. Manulife Saham Andalan
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
73,05% -19,74% 16,19% 14,90%
15. Maybank Dana Ekuitas
PT Maybank Asset Management
28,62% -18,35% 8,43% 100,66%
16. Panin Dana Prima
Panin Asset Management
35,99% -19,41% 11,43% 31,82%
17. Pratama Saham PT Pratama Capital Asset Management
67,47% -12,10% 5,41% 28,57%
18. Reksa Dana AXA Maestrosaham
PT AXA Asset Management Indonesia
143,69% -13,73% 13,67% 58,37%
19. Reksa Dana Trailblazer Fund
PT Bahana TCW Investment Management
66,63% -19,63% 9,06% 58,29%
20.
Reksa Dana BNP Paribas Infrastruktur Plus
PT BNP Paribas Investment Partners
149,87% -22,50% 10,91% 64,21%
21. Reksa Dana BNP Paribas Solaris
PT BNP Paribas Investment Partners
67,90% -22,29% 13,44% 20,71%
99
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
EROV
2014 2015 2016 2017
22.
Reksa Dana CIMB - Principal Indo Domestic Equity Fund
PT CIMB Principal Asset Management
84,10% -22,41% 6,24% 19,68%
23. Reksa Dana Dana Ekuitas Andalan
PT Bahana TCW Investment Management
99,29% -14,08% 15,80% 33,16%
24. Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
95,44% -15,51% 8,47% 20,31%
25. Reksa Dana Mandiri Saham Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
132,52% -15,92% 13,00% 59,83%
26. Reksa Dana Pratama Ekuitas
PT Pratama Capital Asset Management
107,87% -10,30% 3,73% 25,66%
27. Reksa Dana Simas Danamas Saham
PT Sinarmas Asset Management
97,21% -20,28% 18,57% 35,00%
28. Rencana Cerdas PT Ciptadana Asset Management
96,54% -15,91% 17,27% 29,43%
29. TRAM Consumption Plus
PT Trimegah Asset Management
89,83% -20,59% 15,55% 77,66%
30. TRIM Kapital PT Trimegah Asset Management
97,01% -21,26% 4,20% 52,78%
Sumber: Data Diolah
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di halaman selanjutnya bahwa nilai N atas variabel EROV
atau banyaknya data yang digunakan berjumlah 40 untuk RDS
Syariah, karena penelitian menggunakan 10 sampel selama empat
tahun. Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N sejumlah
40. Variabel EROV dalam hasil uji deskriptif tersebut memiliki nilai
mean atau nilai rata-rata sebesar 0,1148 dan nilai standard error yakni
100
besarnya nilai error pada data yang digunakan sebesar 0,0488. Dan
memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai risiko sebesar
0,3089. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling rendah
sebagai batas bawah yakni -0,2726 dan nilai maximum sebagai nilai
tertinggi sebagai batas atas sebesar 0,7627.
Tabel 4.3
Analisis Deskriptif (1.1) RDS Syariah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
EROV 40 -,2726 ,7627 ,114823 ,0488379 ,3088778
Valid N (listwise)
40
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya bahwa kinerja RDS Syariah
menggunakan metode EROV dengan hasil terendah berada pada tahun
2015 dengan nilai return rata-rata bernilai negatif. Hal itu mungkin
karena pada tahun 2015 RDS Syariah tersebut memiliki beta yang
relatif rendah dengan nilai kurang dari 1. Return yang dihasilkan
dalam tahun tersebut masih negatif, terimbas lesunya ekonomi global
yang menyebabkan penurunan pada pasar saham dalam beberapa
bulan terakhir. Dan kinerja RDS Syariah paling besar berada pada
tahun 2014 dengan kisaran antara 33% sampai dengan 83%. Hal itu
mungkin terjadi karena dalam periode satu tahun, Reksa Dana TRIM
Syariah Saham memiliki keuntungan (return) sebesar 26,28% dan
101
Reksa Dana Mandiri Investa Ekuitas Syariah, memiliki return sebesar
25,59%. Ternyata return keduanya lebih besar dari indeks pasar
(return). Hal tersebut masih berpotensi tumbuh ketika situasi pasar
saham mulai bergejolak menyikapi sentimen-sentimen global maupun
domestik.
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan EROV RDS Syariah
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
EROV
2014 2015 2016 2017
1. Batavia Dana Saham Syariah
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
26,65% -23,38% 13,22% 3,35%
2. CIMB - Principal Islamic Equity Growth Syariah
PT CIMB Principal Asset Management
60,70% -27,26% 7,31% -10,24%
3. Cipta Syariah Equity
PT Ciptadana Asset Management
75,85% -20,39% 9,43% -2,30%
4. Mandiri Investa Atraktif - Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi
41,21% -21,32% 11,20% -8,56%
5. Mandiri Investa Ekuitas Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi
72,11% -21,30% 9,93% -3,31%
6. Panin Dana Saham Syariah
PT Panin Asset Management
34,78% -16,63% 9,71% -12,23%
7.
Reksa Dana Manulife Syariah Sektoral Amanah
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
46,02% -18,73% 16,46% -8,49%
8. Reksa Dana MNC Dana Syariah Ekuitas
PT MNC Asset Management
76,11% -21,89% 16,87% 15,44%
102
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
EROV
2014 2015 2016 2017
9.
Reksa Dana Syariah BNP Paribas Pesona Syariah
PT BNP Paribas Investment Partners
58,19% -20,53% 14,19% 3,78%
10 Reksa Dana TRIM Syariah Saham
PT Trimegah Asset Management
76,27% -23,85% 17,90% 3,02%
Sumber: Data Diolah
b. Sortino
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di halaman selanjutnya bahwa nilai N atas variabel Sortino
atau banyaknya data yang digunakan berjumlah 120 untuk RDS
Konvensional, karena penelitian menggunakan 30 sampel selama
empat tahun. Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N
sejumlah 120. Variabel Sortino dalam hasil uji deskriptif tersebut
memiliki nilai mean atau nilai rata-rata sebesar 0,9960 dan nilai
standard error yakni besarnya nilai error pada data yang digunakan
sebesar 0,1241. Dan memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai
risiko sebesar 1,3589. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling
rendah sebagai batas bawah yakni -0,4680 dan nilai maximum sebagai
nilai tertinggi sebagai batas atas sebesar 5,4661.
103
Tabel 4.5
Analisis Deskriptif (2) RDS Konvensional
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
SORTINO 120 -,4680 5,4661 ,995946 ,1240477 1,3588746
Valid N (listwise)
120
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya bahwa kinerja RDS Konvensional
menggunakan metode Sortino dengan hasil terendah berada pada
tahun 2015 dengan nilai return rata-rata bernilai negatif. Hal itu
mungkin terjadi karena pada tahun 2015 kondisi ekonomi dan pasar
saham yang sedang dihajar badai pasti menimbulkan rasa gundah dan
khawatir bagi para investor, terutama yang punya uang di Reksa Dana
Saham. Sehingga para investor lebih memilih untuk menjual saham-
saham yang dimilikinya yang memberikan dampak terhadap Reksa
Dana BNP Paribas Solaris. Dan kinerja RDS Konvensional paling
besar berada pada tahun 2017 dengan kisaran antara 300% sampai
dengan 600%. Hal itu mungkin terjadi karena pada tahun tersebut
mayoritas saham-saham berkapitalisasi besar, kompak menguat
bahkan menjadi penyokong laju IHSG menanjak tinggi. Sehingga
dengan kondisi portofolio tersebut Reksa Dana TRAM Consumption
Plus mencatatkan pertumbuhan return tertinggi sebesar 1,59%, dan
104
sekaligus memimpin kinerja Reksa Dana Saham pada Marketplace
Reksa Dana Bareksa.
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Sortino RDS Konvensional
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
SORTINO
2014 2015 2016 2017
1. Bahana Dana Prima
PT Bahana TCW Investment Management
252,40% -36,35% 22,65% 231,28%
2. Batavia Dana Saham Optimal
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
164,28% -42,82% 15,60% 249,49%
3. BNI Reksadana Berkembang
PT BNI Asset Management
311,17% -30,74% 12,27% 106,47%
4. BNP Paribas Pesona
PT BNP Paribas Investment Partners
266,04% -31,49% 15,31% 153,04%
5. BNP Paribas Star PT BNP Paribas Investment Partners
123,42% -34,45% 13,22% 164,60%
6. CIMB - Principal Total Return Equity Fund
PT CIMB Principal Asset Management
196,82% -44,15% 40,70% 350,25%
7. FS Indoequity Dividend Yield Fund
PT First State Investments Indonesia
313,69% -32,44% 8,65% 271,50%
8. FS Indoequity Peka Fund
PT First State Investments Indonesia
186,93% -34,04% 11,96% 261,52%
9. FS Indoequity Sectoral Fund
PT First State Investments Indonesia
207,75% -34,66% 9,70% 219,62%
10. FS Indoequity Value Select Fund
PT First State Investments Indonesia
108,37% -43,39% 4,27% 45,66%
105
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
SORTINO
2014 2015 2016 2017
11. Mandiri Investa Cerdas Bangsa
PT Mandiri Manajemen Investasi
277,58% -34,00% 27,50% 127,19%
12. Manulife Dana Saham
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
175,67% -38,36% 17,15% 155,53%
13. Manulife Institutional Equity Fund
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
238,74% -39,03% 34,30% 74,90%
14. Manulife Saham Andalan
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
183,10% -41,22% 33,05% 36,04%
15 Maybank Dana Ekuitas
PT Maybank Asset Management
74,47% -37,50% 15,80% 364,13%
16. Panin Dana Prima
Panin Asset Management
98,81% -42,08% 22,38% 89,19%
17. Pratama Saham PT Pratama Capital Asset Management
166,77% -26,68% 12,29% 76,00%
18. Reksa Dana AXA Maestrosaham
PT AXA Asset Management Indonesia
468,82% -28,60% 25,82% 338,17%
19. Reksa Dana Trailblazer Fund
PT Bahana TCW Investment Management
150,83% -41,06% 17,27% 266,21%
20.
Reksa Dana BNP Paribas Infrastruktur Plus
PT BNP Paribas Investment Partners
325,60% -46,33% 22,53% 268,29%
21. Reksa Dana BNP Paribas Solaris
PT BNP Paribas Investment Partners
155,87% -46,80% 29,01% 54,50%
22.
Reksa Dana CIMB - Principal Indo Domestic Equity Fund
PT CIMB Principal Asset Management
227,80% -46,52% 12,21% 62,39%
106
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
SORTINO
2014 2015 2016 2017
23. Reksa Dana Dana Ekuitas Andalan
PT Bahana TCW Investment Management
277,39% -30,02% 29,84% 118,87%
24. Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
274,70% -32,37% 16,54% 74,59%
25. Reksa Dana Mandiri Saham Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
522,84% -33,38% 24,92% 345,30%
26. Reksa Dana Pratama Ekuitas
PT Pratama Capital Asset Management
218,59% -23,03% 8,48% 71,20%
27. Reksa Dana Simas Danamas Saham
PT Sinarmas Asset Management
222,11% -42,16% 36,13% 135,58%
28. Rencana Cerdas PT Ciptadana Asset Management
317,52% -34,56% 33,65% 96,39%
29. TRAM Consumption Plus
PT Trimegah Asset Management
228,83% -41,32% 27,67% 546,61%
30. TRIM Kapital PT Trimegah Asset Management
161,01% -42,34% 8,40% 201,54%
Sumber: Data Diolah
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di halaman selanjutnya bahwa nilai N atas variabel Sortino
atau banyaknya data yang digunakan berjumlah 40 untuk RDS
Syariah, karena penelitian menggunakan 10 sampel selama empat
tahun. Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N sejumlah
40. Variabel Sortino dalam hasil uji deskriptif tersebut memiliki nilai
mean atau nilai rata-rata sebesar 0,2981 dan nilai standard error yakni
besarnya nilai error pada data yang digunakan sebesar 0,1191. Dan
memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai risiko sebesar
107
0,7530. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling rendah
sebagai batas bawah yakni -0,5369 dan nilai maximum sebagai nilai
tertinggi sebagai batas atas sebesar 2,5599.
Tabel 4.7
Analisis Deskriptif (2.1) RDS Syariah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
SORTINO 40 -,5369 2,5599 ,298108 ,1190526 ,7529545
Valid N (listwise)
40
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya bahwa kinerja RDS Syariah
menggunakan metode Sortino dengan hasil terendah berada pada
tahun 2015 dengan nilai return rata-rata bernilai negatif. Hal itu
mungkin terjadi karena pada tahun 2015 lantaran CIMB - Principal
Islamic Equity Growth Syariah memiliki beta yang tinggi, kinerja
Reksa Dana tersebut tidak begitu baik karena terseret oleh pergerakan
IHSG. IHSG anjlok cukup dalam selama beberapa bulan terakhir yang
berimbas pada return selama satu tahun. Dan kinerja RDS Syariah
paling besar berada pada tahun 2014 dengan kisaran antara 100%
sampai dengan 300%. Hal itu mungkin terjadi karena pada tahun 2014
dalam segi dana kelolaan industri Reksa Dana mengalami kenaikan
yang sangat drastis. Dilihat dari return tahunan (annualized) selama
tiga tahun, RDS Syariah yang mencatat return tertinggi adalah Cipta
108
Syariah Equity. Rata-rata return setahun Reksa Dana ini adalah 2,97%
dalam tiga tahun terakhir. Cipta Syariah Equity memiliki risiko
dibawah rata-rata Reksa Dana, yaitu 0,042.
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Sortino RDS Syariah
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
SORTINO
2014 2015 2016 2017
1. Batavia Dana Saham Syariah
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
69,99% -46,50% 24,79% 9,17%
2. CIMB - Principal Islamic Equity Growth Syariah
PT CIMB Principal Asset Management
160,93% -53,69% 15,31% -22,81%
3. Cipta Syariah Equity
PT Ciptadana Asset Management
255,99% -42,07% 19,71% -5,07%
4. Mandiri Investa Atraktif - Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi
84,82% -43,38% 23,66% -20,40%
5. Mandiri Investa Ekuitas Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi
147,70% -43,59% 20,45% -7,94%
6. Panin Dana Saham Syariah
PT Panin Asset Management
86,59% -36,10% 21,59% -24,33%
7.
Reksa Dana Manulife Syariah Sektoral Amanah
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
100,14% -38,91% 36,85% -17,19%
8. Reksa Dana MNC Dana Syariah Ekuitas
PT MNC Asset Management
169,72% -45,50% 31,36% 47,68%
9.
Reksa Dana Syariah BNP Paribas Pesona Syariah
PT BNP Paribas Investment Partners
129,81% -42,61% 28,72% 8,35%
10. Reksa Dana TRIM Syariah Saham
PT Trimegah Asset Management
192,45% -47,41% 36,01% 8,14%
Sumber: Data Diolah
109
c. Sharpe
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di bawah bahwa nilai N atas variabel Sharpe atau
banyaknya data yang digunakan berjumlah 120 untuk RDS
Konvensional, karena penelitian menggunakan 30 sampel selama
empat tahun. Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N
sejumlah 120. Variabel Sharpe dalam hasil uji deskriptif tersebut
memiliki nilai mean atau nilai rata-rata sebesar 0,2116 dan nilai
standard error yakni besarnya nilai error pada data yang digunakan
sebesar 0,0340. Dan memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai
risiko sebesar 0,3729. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling
rendah sebagai batas bawah yakni -0,4468 dan nilai maximum sebagai
nilai tertinggi sebagai batas atas sebesar 0,8217.
Tabel 4.9
Analisis Deskriptif (3) RDS Konvensional
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
SHARPE 120 -,4468 ,8217 ,211594 ,0340440 ,3729336
Valid N (listwise)
120
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya bahwa kinerja RDS Konvensional
menggunakan metode Sharpe dengan hasil terendah berada pada tahun
2015 dengan nilai return rata-rata bernilai negatif. Hal itu mungkin
110
terjadi karena pada tahun 2015 rata-rata tingkat pengembalian
investasi (return) RDS turun sebesar 11,5% hingga Juli 2015.
Penurunan dipicu pelemahan IHSG sebesar 8,1%. Lebih lanjut,
penurunan kinerja Reksa Dana dipicu pelemahan laba bersih
perusahaan dan kinerja pemerintah yang tidak sesuai dengan
ekspektasi. Dan kinerja RDS Konvensional paling besar berada pada
tahun 2014 dengan kisaran antara 40% sampai dengan 90%. Hal itu
mungkin terjadi karena pada tahun tersebut Reksa Dana BNP Paribas
Infrastruktur Plus memiliki return tertinggi sebesar 39,87%. Reksa
Dana BNP Paribas Infrastruktur Plus memiliki koleksi saham-saham
infrastruktur dan pada tahun 2014 infrastruktur mengalami
peningkatan yang drastis.
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Sharpe RDS Konvensional
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
SHARPE
2014 2015 2016 2017
1. Bahana Dana Prima
PT Bahana TCW Investment Management
68,87% -31,50% 15,81% 48,46%
2. Batavia Dana Saham Optimal
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
50,15% -39,84% 11,81% 53,62%
3. BNI Reksadana Berkembang
PT BNI Asset Management
66,82% -25,38% 8,59% 32,33%
4. BNP Paribas Pesona
PT BNP Paribas Investment Partners
64,41% -27,17% 11,37% 42,16%
111
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
SHARPE
2014 2015 2016 2017
5. BNP Paribas Star PT BNP Paribas Investment Partners
48,99% -31,97% 9,36% 42,70%
6. CIMB - Principal Total Return Equity Fund
PT CIMB Principal Asset Management
65,46% -40,57% 24,10% 61,58%
7. FS Indoequity Dividend Yield Fund
PT First State Investments Indonesia
65,54% -27,74% 6,65% 53,06%
8. FS Indoequity Peka Fund
PT First State Investments Indonesia
54,99% -29,49% 8,96% 48,47%
9. FS Indoequity Sectoral Fund
PT First State Investments Indonesia
54,05% -30,61% 7,29% 45,76%
10. FS Indoequity Value Select Fund
PT First State Investments Indonesia
44,90% -40,46% 3,04% 23,89%
11. Mandiri Investa Cerdas Bangsa
PT Mandiri Manajemen Investasi
66,06% -29,49% 16,19% 34,39%
12. Manulife Dana Saham
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
56,30% -34,55% 12,38% 40,81%
13. Manulife Institutional Equity Fund
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
67,11% -35,25% 21,96% 32,52%
14. Manulife Saham Andalan
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
58,20% -37,78% 20,85% 18,48%
15. Maybank Dana Ekuitas
PT Maybank Asset Management
31,27% -34,16% 11,67% 71,79%
16. Panin Dana Prima
Panin Asset Management
38,02% -36,99% 15,43% 34,18%
17. Pratama Saham PT Pratama Capital Asset Management
60,16% -21,44% 7,87% 33,19%
18. Reksa Dana AXA Maestrosaham
PT AXA Asset Management Indonesia
78,82% -24,45% 18,04% 55,29%
112
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
SHARPE
2014 2015 2016 2017
19. Reksa Dana Trailblazer Fund
PT Bahana TCW Investment Management
56,71% -37,52% 12,39% 53,70%
20.
Reksa Dana BNP Paribas Infrastruktur Plus
PT BNP Paribas Investment Partners
82,17% -44,68% 14,80% 56,66%
21. Reksa Dana BNP Paribas Solaris
PT BNP Paribas Investment Partners
56,08% -44,27% 17,74% 24,36%
22.
Reksa Dana CIMB - Principal Indo Domestic Equity Fund
PT CIMB Principal Asset Management
65,68% -44,43% 8,80% 24,39%
23. Reksa Dana Dana Ekuitas Andalan
PT Bahana TCW Investment Management
68,86% -25,17% 20,36% 36,82%
24. Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
64,85% -28,25% 11,65% 25,16%
25. Reksa Dana Mandiri Saham Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
76,22% -29,01% 17,29% 56,07%
26. Reksa Dana Pratama Ekuitas
PT Pratama Capital Asset Management
76,48% -17,84% 5,49% 30,53%
27. Reksa Dana Simas Danamas Saham
PT Sinarmas Asset Management
68,53% -38,83% 23,32% 37,69%
28. Rencana Cerdas PT Ciptadana Asset Management
69,71% -28,91% 21,95% 33,35%
29. TRAM Consumption Plus
PT Trimegah Asset Management
67,55% -39,17% 20,07% 63,13%
30. TRIM Kapital PT Trimegah Asset Management
69,01% -40,92% 5,82% 49,41%
Sumber: Data Diolah
113
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di bawah bahwa nilai N atas variabel Sharpe atau
banyaknya data yang digunakan berjumlah 40 untuk RDS Syariah,
karena penelitian menggunakan 10 sampel selama empat tahun. Data
yang digunakan terbukti valid semua dengan N sejumlah 40. Variabel
Sharpe dalam hasil uji deskriptif tersebut memiliki nilai mean atau
nilai rata-rata sebesar 0,0520 dan nilai standard error yakni besarnya
nilai error pada data yang digunakan sebesar 0,0551. Dan memiliki
nilai standar deviasi atau besarnya nilai risiko sebesar 0,3483. Dengan
nilai minimum sebagai nilai yang paling rendah sebagai batas bawah
yakni -0,5693 dan nilai maximum sebagai nilai tertinggi sebagai batas
atas sebesar 0,6095.
Tabel 4.11
Analisis Deskriptif (3.1) RDS Syariah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
SHARPE 40 -,5693 ,6095 ,051963 ,0550702 ,3482948
Valid N (listwise)
40
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya bahwa kinerja RDS Syariah
menggunakan metode Sharpe dengan hasil terendah berada pada tahun
2015 dengan nilai return rata-rata bernilai negatif. Hal itu mungkin
terjadi karena pada tahun 2015 lantaran CIMB - Principal Islamic
114
Equity Growth Syariah memiliki beta yang tinggi, kinerja Reksa Dana
tersebut tidak begitu baik karena terseret oleh pergerakan IHSG. IHSG
anjlok cukup dalam selama beberapa bulan terakhir yang berimbas
pada return selama satu tahun. Dan kinerja RDS Syariah paling besar
berada pada tahun 2014 dengan kisaran antara 20% sampai dengan
70%. Hal itu mungkin terjadi karena selama tiga tahun terakhir, Reksa
Dana TRIM Syariah Saham memberikan kinerja yang memuaskan. PT
Trimegah Asset Management berhasil meningkatkan dana kelolaan
TRIM Syariah Saham sebesar 111,37% dari Rp 204,48 miliar pada
Juni 2013 menjadi Rp 508,29 miliar pada Juni 2016. Peningkatan ini
juga terlihat dari sisi pertumbuhan unit penyertaan. Selama periode
yang sama unit penyertaan TRIM Syariah Saham tumbuh 98,13%.
Sementara dari sisi return, RDS Syariah ini memberikan imbal hasil
sebesar 6,68% selama tiga tahun terakhir.
Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Sharpe RDS Syariah
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
SHARPE
2014 2015 2016 2017
1. Batavia Dana Saham Syariah
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
30,51% -45,83% 17,58% 4,82%
2. CIMB - Principal Islamic Equity Growth Syariah
PT CIMB Principal Asset Management
54,23% -56,93% 10,28% -16,75%
3. Cipta Syariah Equity
PT Ciptadana Asset Management
58,95% -38,79% 12,97% -3,51%
115
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
SHARPE
2014 2015 2016 2017
4. Mandiri Investa Atraktif - Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi
40,68% -41,04% 15,16% -13,56%
5. Mandiri Investa Ekuitas Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi
59,48% -41,26% 13,63% -4,99%
6. Panin Dana Saham Syariah
PT Panin Asset Management
38,05% -30,90% 13,29% -20,43%
7.
Reksa Dana Manulife Syariah Sektoral Amanah
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
43,87% -35,10% 21,24% -13,44%
8. Reksa Dana MNC Dana Syariah Ekuitas
PT MNC Asset Management
60,44% -42,53% 21,52% 19,90%
9.
Reksa Dana Syariah BNP Paribas Pesona Syariah
PT BNP Paribas Investment Partners
50,86% -39,33% 18,70% 5,34%
10. Reksa Dana TRIM Syariah Saham
PT Trimegah Asset Management
60,95% -47,20% 22,72% 4,27%
Sumber: Data Diolah
d. Treynor
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di bawah bahwa nilai N atas variabel Treynor atau
banyaknya data yang digunakan berjumlah 120 untuk RDS
Konvensional, karena penelitian menggunakan 30 sampel selama
empat tahun. Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N
sejumlah 120. Variabel Treynor dalam hasil uji deskriptif tersebut
memiliki nilai mean atau nilai rata-rata sebesar 0,0074 dan nilai
standard error yakni besarnya nilai error pada data yang digunakan
116
sebesar 0,0012. Dan memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai
risiko sebesar 0,0127. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling
rendah sebagai batas bawah yakni -0,0205 dan nilai maximum sebagai
nilai tertinggi sebagai batas atas sebesar 0,0323.
Tabel 4.13
Analisis Deskriptif (4) RDS Konvensional
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
TREYNOR 120 -,0205 ,0323 ,007379 ,0011574 ,0126789
Valid N (listwise)
120
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya bahwa kinerja RDS Konvensional
menggunakan metode Treynor dengan hasil terendah berada pada
tahun 2015 dengan nilai return rata-rata bernilai negatif. Hal itu
mungkin terjadi karena sepanjang tahun 2015 kinerja RDS tercatat
paling anjlok dibandingkan dengan Reksa Dana lainnya. Hampir
semua produk RDS mencatatkan return negatif. Bahkan, tidak sedikit
yang memiliki kinerja underperform atau di bawah kinerja IHSG.
Sepanjang tahun lalu, kinerja IHSG sebesar 12,13%. Produk Reksa
Dana sepanjang tahun ini yang memiliki kinerja paling buruk
berdasarkan data Infovesta Utama yaitu, Reksa Dana BNP Paribas
Solaris. Dan kinerja RDS Konvensional paling besar berada pada
tahun 2014. Hal itu mungkin terjadi karena tingkat kepercayaan
117
masyarakat investor terhadap industri Reksa Dana juga semakin
meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah unit
penyertaan yang beredar. Pada 24 Desember 2014, jumlah unit
penyertaan menjadi 143,20 miliar, atau meningkat 18,7 persen
dibandingkan Januari 2014 sebesar 120,64 miliar. Disisi lain,
membaiknya kondisi pasar modal dan makro ekonomi berdampak
positif pada kinerja Reksa Dana. Hal ini didukung dengan edukasi
yang intens kepada masyarakat dan investor sehingga mereka lebih
memahami potensi keuntungan dan risiko Reksa Dana. Sehingga
wajar apabila kinerja Reksa Dana Pratama Ekuitas memberikan hasil
investasi tertinggi di antara RDS lainnya sepanjang tahun ini.
Tabel 4.14
Hasil Perhitungan Treynor RDS Konvensional
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
TREYNOR
2014 2015 2016 2017
1. Bahana Dana Prima
PT Bahana TCW Investment Management
2,15% -1,18% 0,97% 1,35%
2. Batavia Dana Saham Optimal
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
2,01% -1,35% 0,81% 1,22%
3. BNI Reksadana Berkembang
PT BNI Asset Management
2,02% -1,04% 0,72% 1,08%
4. BNP Paribas Pesona
PT BNP Paribas Investment Partners
2,00% -0,83% 0,81% 1,13%
5. BNP Paribas Star PT BNP Paribas Investment Partners
1,57% -0,99% 0,75% 1,32%
118
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
TREYNOR
2014 2015 2016 2017
6. CIMB - Principal Total Return Equity Fund
PT CIMB Principal Asset Management
2,48% -1,78% 1,10% 1,31%
7. FS Indoequity Dividend Yield Fund
PT First State Investments Indonesia
2,09% -0,82% 0,66% 1,47%
8. FS Indoequity Peka Fund
PT First State Investments Indonesia
1,92% -1,04% 0,74% 1,41%
9. FS Indoequity Sectoral Fund
PT First State Investments Indonesia
1,85% -1,10% 0,69% 1,35%
10. FS Indoequity Value Select Fund
PT First State Investments Indonesia
1,70% -1,75% 0,54% 0,77%
11. Mandiri Investa Cerdas Bangsa
PT Mandiri Manajemen Investasi
1,98% -0,99% 0,98% 1,11%
12. Manulife Dana Saham
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
1,78% -1,24% 0,85% 1,17%
13. Manulife Institutional Equity Fund
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
2,08% -1,35% 1,18% 0,92%
14. Manulife Saham Andalan
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
1,91% -1,52% 1,12% 0,65%
15. Maybank Dana Ekuitas
PT Maybank Asset Management
1,36% -1,08% 0,84% 1,59%
16. Panin Dana Prima
Panin Asset Management
1,66% -1,48% 0,97% 0,89%
119
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
TREYNOR
2014 2015 2016 2017
17. Pratama Saham PT Pratama Capital Asset Management
2,90% -0,92% 0,77% 1,12%
18. Reksa Dana AXA Maestrosaham
PT AXA Asset Management Indonesia
2,15% -0,78% 1,05% 1,73%
19. Reksa Dana Trailblazer Fund
PT Bahana TCW Investment Management
2,09% -1,50% 0,84% 1,40%
20.
Reksa Dana BNP Paribas Infrastruktur Plus
PT BNP Paribas Investment Partners
2,41% -1,97% 0,95% 1,41%
21. Reksa Dana BNP Paribas Solaris
PT BNP Paribas Investment Partners
1,90% -2,05% 1,02% 0,74%
22.
Reksa Dana CIMB - Principal Indo Domestic Equity Fund
PT CIMB Principal Asset Management
2,48% -1,93% 0,74% 0,89%
23. Reksa Dana Dana Ekuitas Andalan
PT Bahana TCW Investment Management
2,17% -0,82% 1,09% 1,15%
24. Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
1,84% -1,03% 0,82% 0,93%
25. Reksa Dana Mandiri Saham Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
2,10% -0,99% 1,03% 1,73%
26. Reksa Dana Pratama Ekuitas
PT Pratama Capital Asset Management
3,23% -0,63% 0,65% 1,05%
27. Reksa Dana Simas Danamas Saham
PT Sinarmas Asset Management
2,22% -1,41% 1,17% 1,06%
120
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
TREYNOR
2014 2015 2016 2017
28. Rencana Cerdas PT Ciptadana Asset Management
2,45% -0,92% 1,13% 1,03%
29. TRAM Consumption Plus
PT Trimegah Asset Management
2,45% -1,19% 1,08% 1,51%
30. TRIM Kapital PT Trimegah Asset Management
2,28% -1,35% 0,60% 1,19%
Sumber: Data Diolah
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di halaman selanjutnya bahwa nilai N atas variabel Treynor
atau banyaknya data yang digunakan berjumlah 40 untuk RDS
Syariah, karena penelitian menggunakan 10 sampel selama empat
tahun. Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N sejumlah
40. Variabel Treynor dalam hasil uji deskriptif tersebut memiliki nilai
mean atau nilai rata-rata sebesar 0,0044 dan nilai standard error yakni
besarnya nilai error pada data yang digunakan sebesar 0,0020. Dan
memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai risiko sebesar
0,0127. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling rendah
sebagai batas bawah yakni -0,0217 dan nilai maximum sebagai nilai
tertinggi sebagai batas atas sebesar 0,0216.
121
Tabel 4.15
Analisis Deskriptif (4.1) RDS Syariah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
TREYNOR 40 -,0217 ,0216 ,004425 ,0020062 ,0126881
Valid N (listwise)
40
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya bahwa kinerja RDS Syariah
menggunakan metode Treynor dengan hasil terendah berada pada
tahun 2015 dengan nilai return rata-rata bernilai negatif. Hal itu
mungkin terjadi karena pada tahun 2015 lantaran CIMB - Principal
Islamic Equity Growth Syariah memiliki beta yang tinggi, kinerja
Reksa Dana tersebut tidak begitu baik karena terseret oleh pergerakan
IHSG. IHSG anjlok cukup dalam selama beberapa bulan terakhir yang
berimbas pada return selama satu tahun. Dan kinerja RDS Syariah
paling besar berada pada tahun 2014. Hal itu mungkin terjadi karena
dalam 10 tahun terakhir hingga Juni 2014, tercatat jumlah produk
Reksa Dana naik lebih dari tiga kali lipat dari 207 menjadi 777
produk. Hal tersebut dikarenakan bertambahnya kebutuhan investor
seiring dengan meningkatnya edukasi berinvestasi, beragamnya
alternatif investasi, hingga munculnya peraturan-peraturan terkait,
baik di pasar modal maupun pasar uang, yang mendukung agar
kegiatan berinvestasi dapat berjalan wajar, teratur, dan efisien. Hal
122
tersebut yang membuat Mandiri Investa Ekuitas Syariah memberikan
hasil tertinggi di antara RDS lainnya sepanjang tahun ini.
Tabel 4.16
Hasil Perhitungan Treynor RDS Syariah
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
TREYNOR
2014 2015 2016 2017
1. Batavia Dana Saham Syariah
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
1,49% -1,37% 1,05% 0,44%
2. CIMB - Principal Islamic Equity Growth Syariah
PT CIMB Principal Asset Management
2,12% -2,17% 0,80% -0,02%
3. Cipta Syariah Equity
PT Ciptadana Asset Management
1,86% -1,22% 0,89% 0,24%
4. Mandiri Investa Atraktif - Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi
1,55% -1,33% 0,96% 0,08%
5. Mandiri Investa Ekuitas Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi
2,16% -1,50% 0,92% 0,24%
6. Panin Dana Saham Syariah
PT Panin Asset Management
1,87% -1,38% 0,89% -0,11%
7.
Reksa Dana Manulife Syariah Sektoral Amanah
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
1,63% -1,17% 1,16% 0,08%
8. Reksa Dana MNC Dana Syariah Ekuitas
PT MNC Asset Management
2,05% -1,45% 1,12% 1,67%
9.
Reksa Dana Syariah BNP Paribas Pesona Syariah
PT BNP Paribas Investment Partners
1,76% -1,37% 1,08% 0,44%
10. Reksa Dana TRIM Syariah Saham
PT Trimegah Asset Management
2,14% -1,50% 1,18% 0,42%
Sumber: Data Diolah
123
e. Jensen
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di halaman selanjutnya bahwa nilai N atas variabel Jensen
atau banyaknya data yang digunakan berjumlah 120 untuk RDS
Konvensional, karena penelitian menggunakan 30 sampel selama
empat tahun. Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N
sejumlah 120. Variabel Jensen dalam hasil uji deskriptif tersebut
memiliki nilai mean atau nilai rata-rata sebesar -0,0111 dan nilai
standard error yakni besarnya nilai error pada data yang digunakan
sebesar 0,0078. Dan memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai
risiko sebesar 0,0852. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling
rendah sebagai batas bawah yakni -0,0969 dan nilai maximum sebagai
nilai tertinggi sebagai batas atas sebesar 0,1644.
Tabel 4.17
Analisis Deskriptif (5) RDS Konvensional
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
JENSEN 120 -,0969 ,1644 -,011125 ,0077789 ,0852134
Valid N (listwise)
120
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
124
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya bahwa kinerja RDS Konvensional
menggunakan metode Jensen dengan hasil terendah berada pada tahun
2014 dengan nilai return rata-rata bernilai negatif. Hal itu mungkin
terjadi karena pada tahun 2014 dari sisi pertumbuhan nilai pasar
portofolio, secara rata-rata nilai pasar portofolio RDS dan obligasi
justru menurun akibat koreksi yang terjadi pada kedua aset dasar
tersebut. Kinerja IHSG yang kurang menarik ini dipicu dari sentimen
makro ekonomi Indonesia dan rencana penarikan dana stimulus
moneter oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal
Reserve. Dan kinerja RDS Konvensional paling besar berada pada
tahun 2015. Hal itu mungkin terjadi karena lantaran meningkatnya
pemahaman masyarakat terhadap Reksa Dana telah mendorong
investasi pada produk ini terus meningkat. Potensi itulah yang berhasil
dioptimalkan oleh PT Trimegah Aset Management (Trimegah).
Hingga akhir 2014, Trimegah berhasil menjaring dana kelolaan senilai
Rp 7,16 triliun, meningkat 70 persen dibandingkan pada 30 Desember
2013. Pertumbuhan dana kelolaan Trimegah menjadi salah satu
indikasi tingginya kepercayaan investor terhadap Reksa Dana. Apalagi
sebagian besar dana kelolaan Trimegah merupakan RDS yang
memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan produk
lainnya.
125
Tabel 4.18
Hasil Perhitungan Jensen RDS Konvensional
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
JENSEN
2014 2015 2016 2017
1. Bahana Dana Prima
PT Bahana TCW Investment Management
-7,46% 13,19% -4,59% -6,30%
2. Batavia Dana Saham Optimal
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
-5,89% 14,88% -5,13% -8,17%
3. BNI Reksadana Berkembang
PT BNI Asset Management
-7,72% 10,58% -4,74% -5,74%
4. BNP Paribas Pesona
PT BNP Paribas Investment Partners
-8,16% 14,90% -4,94% -7,18%
5. BNP Paribas Star PT BNP Paribas Investment Partners
-9,69% 15,34% -4,98% -5,70%
6. CIMB - Principal Total Return Equity Fund
PT CIMB Principal Asset Management
-4,41% 11,62% -5,60% -7,56%
7. FS Indoequity Dividend Yield Fund
PT First State Investments Indonesia
-7,45% 15,08% -5,08% -6,04%
8. FS Indoequity Peka Fund
PT First State Investments Indonesia
-6,90% 13,59% -4,91% -5,84%
9. FS Indoequity Sectoral Fund
PT First State Investments Indonesia
-7,52% 13,69% -4,96% -5,93%
10. FS Indoequity Value Select Fund
PT First State Investments Indonesia
-7,17% 11,48% -4,88% -5,79%
11. Mandiri Investa Cerdas Bangsa
PT Mandiri Manajemen Investasi
-6,62% 14,17% -4,25% -5,73%
126
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
JENSEN
2014 2015 2016 2017
12. Manulife Dana Saham
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
-9,15% 14,21% -4,91% -6,46%
13. Manulife Institutional Equity Fund
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
-8,23% 13,48% -4,40% -7,50%
14. Manulife Saham Andalan
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
-8,18% 13,03% -4,59% -7,54%
15. Maybank Dana Ekuitas
PT Maybank Asset Management
-7,43% 15,25% -4,55% -6,77%
16. Panin Dana Prima
Panin Asset Management
-5,56% 12,62% -4,14% -7,11%
17. Pratama Saham PT Pratama Capital Asset Management
-2,18% 9,88% -3,33% -3,69%
18. Reksa Dana AXA Maestrosaham
PT AXA Asset Management Indonesia
-8,55% 13,95% -4,59% -4,55%
19. Reksa Dana Trailblazer Fund
PT Bahana TCW Investment Management
-6,36% 12,61% -4,92% -6,54%
20.
Reksa Dana BNP Paribas Infrastruktur Plus
PT BNP Paribas Investment Partners
-7,48% 12,12% -4,32% -7,02%
21. Reksa Dana BNP Paribas Solaris
PT BNP Paribas Investment Partners
-7,99% 10,75% -4,20% -6,72%
22.
Reksa Dana CIMB - Principal Indo Domestic Equity Fund
PT CIMB Principal Asset Management
-4,97% 12,10% -4,94% -5,89%
23. Reksa Dana Dana Ekuitas Andalan
PT Bahana TCW Investment Management
-7,19% 13,82% -4,79% -6,03%
127
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
JENSEN
2014 2015 2016 2017
24. Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
-9,51% 13,25% -5,10% -5,75%
25. Reksa Dana Mandiri Saham Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
-8,98% 13,89% -4,52% -4,61%
26. Reksa Dana Pratama Ekuitas
PT Pratama Capital Asset Management
-2,16% 10,69% -3,66% -3,46%
27. Reksa Dana Simas Danamas Saham
PT Sinarmas Asset Management
-7,34% 13,39% -4,61% -5,98%
28. Rencana Cerdas PT Ciptadana Asset Management
-5,81% 14,39% -4,81% -6,84%
29. TRAM Consumption Plus
PT Trimegah Asset Management
-5,22% 16,44% -4,67% -6,81%
30. TRIM Kapital PT Trimegah Asset Management
-4,96% 15,59% -6,65% -6,23%
Sumber: Data Diolah
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di halaman selanjutnya bahwa nilai N atas variabel Jensen
atau banyaknya data yang digunakan berjumlah 40 untuk RDS
Syariah, karena penelitian menggunakan 10 sampel selama empat
tahun. Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N sejumlah
40. Variabel Jensen dalam hasil uji deskriptif tersebut memiliki nilai
mean atau nilai rata-rata sebesar -0,0050 dan nilai standard error
yakni besarnya nilai error pada data yang digunakan sebesar 0,0140.
Dan memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai risiko sebesar
128
0,0887. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling rendah
sebagai batas bawah yakni -0,0807 dan nilai maximum sebagai nilai
tertinggi sebagai batas atas sebesar 0,1599.
Tabel 4.19
Analisis Deskriptif (5.1) RDS Syariah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
JENSEN 40 -,0807 ,1599 -,004995 ,0140272 ,0887158
Valid N (listwise)
40
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya bahwa kinerja RDS Syariah
menggunakan metode Jensen dengan hasil terendah berada pada tahun
2017 dengan nilai return rata-rata bernilai negatif. Hal itu mungkin
terjadi karena kurangnya pemahaman investor tentang produk
investasi ini masih rendah, sehingga pertumbuhannya lebih rendah
dibandingkan dengan produk Konvensional. Selain itu, banyaknya
investor yang beralih ke produk lain juga menjadi penyebab
menurunnya dana kelolaan Reksa Dana syariah pada tahun 2017.
Imbas dari pelemahan ekonomi tersebut yang dirasakan oleh Mandiri
Investa Atraktif – Syariah. Dan kinerja RDS Syariah paling besar
berada pada tahun 2015. Pada tahun 2015 Batavia Dana Saham
Syariah menjadi salah satu pilihan investasi para investor yang dapat
menerima risiko, tapi tidak terlalu tinggi. Volatilitas dari Reksa Dana
129
ini tergolong tidak terlalu tinggi, sehingga apabila IHSG mengalami
penurunan tajam, penurunan dari RDS syariah tersebut tidak sedalam
IHSG. Reksa Dana yang masih bertahan dengan return positif itu
adalah Batavia Dana Saham Syariah yang memiliki beta 1,02 serta
return 1,6 persen.
Tabel 4.20
Hasil Perhitungan Jensen RDS Syariah
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
JENSEN
2014 2015 2016 2017
1. Batavia Dana Saham Syariah
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
-5,50% 15,99% -3,98% -6,28%
2. CIMB - Principal Islamic Equity Growth Syariah
PT CIMB Principal Asset Management
-4,79% 13,59% -4,38% -6,72%
3. Cipta Syariah Equity
PT Ciptadana Asset Management
-6,91% 15,12% -4,40% -6,11%
4. Mandiri Investa Atraktif - Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi
-7,51% 15,23% -4,17% -8,07%
5. Mandiri Investa Ekuitas Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi
-5,26% 13,57% -4,09% -7,44%
6. Panin Dana Saham Syariah
PT Panin Asset Management
-3,88% 10,83% -4,02% -5,24%
7.
Reksa Dana Manulife Syariah Sektoral Amanah
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
-7,90% 14,71% -4,10% -7,30%
8. Reksa Dana MNC Dana Syariah Ekuitas
PT MNC Asset Management
-5,42% 14,42% -4,44% 0,85%
130
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
JENSEN
2014 2015 2016 2017
9.
Reksa Dana Syariah BNP Paribas Pesona Syariah
PT BNP Paribas Investment Partners
-7,89% 14,35% -4,12% -6,57%
10. Reksa Dana TRIM Syariah Saham
PT Trimegah Asset Management
-6,74% 15,91% -4,09% -7,23%
Sumber: Data Diolah
f. Modigliani
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di halaman selanjutnya bahwa nilai N atas variabel
Modigliani atau banyaknya data yang digunakan berjumlah 120 untuk
RDS Konvensional, karena penelitian menggunakan 30 sampel selama
empat tahun. Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N
sejumlah 120. Variabel Modigliani dalam hasil uji deskriptif tersebut
memiliki nilai mean atau nilai rata-rata sebesar 0,0074 dan nilai
standard error yakni besarnya nilai error pada data yang digunakan
sebesar 0,0009. Dan memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai
risiko sebesar 0,0100. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling
rendah sebagai batas bawah yakni -0,0130 dan nilai maximum sebagai
nilai tertinggi sebagai batas atas sebesar 0,0224.
131
Tabel 4.21
Analisis Deskriptif (6) RDS Konvensional
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
MODIGLIANI 120 -,0130 ,0224 ,007392 ,0009098 ,0099666
Valid N (listwise)
120
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya bahwa kinerja RDS Konvensional
menggunakan metode Modigliani dengan hasil terendah berada pada
tahun 2015 dengan nilai return rata-rata bernilai negatif. Hal itu
mungkin terjadi karena pada tahun 2015 rata-rata tingkat
pengembalian investasi (return) Reksa Dana Saham turun sebesar
11,5% hingga Juli 2015. Penurunan dipicu pelemahan IHSG sebesar
8,1%. Lebih lanjut, penurunan kinerja Reksa Dana dipicu pelemahan
laba bersih perusahaan dan kinerja pemerintah tidak sesuai ekspektasi.
Dan kinerja RDS Konvensional paling besar berada pada tahun 2014.
Hal itu mungkin terjadi karena adanya tingkat penurunan kinerja RDS
pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga membuat dunia investasi
khususnya pada Reksa Dana BNP Paribas Infrastruktur Plus menjadi
sangat tinggi kinerjanya agar dapat menarik bagi investor untuk
menanamkan investasinya kembali.
132
Tabel 4.22
Hasil Perhitungan Modigliani RDS Konvensional
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
MODIGLIANI
2014 2015 2016 2017
1. Bahana Dana Prima
PT Bahana TCW Investment Management
1,98% -0,73% 0,91% 1,17%
2. Batavia Dana Saham Optimal
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
1,61% -1,09% 0,80% 1,25%
3. BNI Reksadana Berkembang
PT BNI Asset Management
1,94% -0,47% 0,72% 0,91%
4. BNP Paribas Pesona
PT BNP Paribas Investment Partners
1,89% -0,54% 0,79% 1,07%
5. BNP Paribas Star PT BNP Paribas Investment Partners
1,59% -0,75% 0,74% 1,08%
6. CIMB - Principal Total Return Equity Fund
PT CIMB Principal Asset Management
1,91% -1,12% 1,12% 1,38%
7. FS Indoequity Dividend Yield Fund
PT First State Investments Indonesia
1,91% -0,57% 0,67% 1,24%
8. FS Indoequity Peka Fund
PT First State Investments Indonesia
1,71% -0,64% 0,73% 1,17%
9. FS Indoequity Sectoral Fund
PT First State Investments Indonesia
1,69% -0,69% 0,69% 1,13%
10. FS Indoequity Value Select Fund
PT First State Investments Indonesia
1,51% -1,12% 0,58% 0,77%
11. Mandiri Investa Cerdas Bangsa
PT Mandiri Manajemen Investasi
1,92% -0,64% 0,92% 0,94%
133
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
MODIGLIANI
2014 2015 2016 2017
12. Manulife Dana Saham
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
1,73% -0,86% 0,82% 1,05%
13. Manulife Institutional Equity Fund
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
1,94% -0,89% 1,06% 0,91%
14. Manulife Saham Andalan
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
1,77% -1,00% 1,03% 0,68%
15. Maybank Dana Ekuitas
PT Maybank Asset Management
1,24% -0,85% 0,80% 1,55%
16. Panin Dana Prima
Panin Asset Management
1,37% -0,97% 0,90% 0,94%
17. Pratama Saham PT Pratama Capital Asset Management
1,81% -0,30% 0,70% 0,92%
18. Reksa Dana AXA Maestrosaham
PT AXA Asset Management Indonesia
2,17% -0,43% 0,96% 1,28%
19. Reksa Dana Trailblazer Fund
PT Bahana TCW Investment Management
1,74% -0,99% 0,82% 1,26%
20.
Reksa Dana BNP Paribas Infrastruktur Plus
PT BNP Paribas Investment Partners
2,24% -1,30% 0,88% 1,30%
21. Reksa Dana BNP Paribas Solaris
PT BNP Paribas Investment Partners
1,73% -1,28% 0,96% 0,78%
22.
Reksa Dana CIMB - Principal Indo Domestic Equity Fund
PT CIMB Principal Asset Management
1,92% -1,29% 0,73% 0,78%
23. Reksa Dana Dana Ekuitas Andalan
PT Bahana TCW Investment Management
1,98% -0,46% 1,02% 0,98%
134
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
MODIGLIANI
2014 2015 2016 2017
24. Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
1,90% -0,59% 0,80% 0,79%
25 Reksa Dana Mandiri Saham Atraktif
PT Mandiri Manajemen Investasi
2,12% -0,62% 0,94% 1,29%
26. Reksa Dana Pratama Ekuitas
PT Pratama Capital Asset Management
2,13% -0,14% 0,64% 0,88%
27. Reksa Dana Simas Danamas Saham
PT Sinarmas Asset Management
1,97% -1,05% 1,10% 0,99%
28. Rencana Cerdas PT Ciptadana Asset Management
1,99% -0,62% 1,06% 0,92%
29. TRAM Consumption Plus
PT Trimegah Asset Management
1,95% -1,06% 1,01% 1,41%
30. TRIM Kapital PT Trimegah Asset Management
1,98% -1,14% 0,65% 1,19%
Sumber: Data Diolah
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di halaman selanjutnya bahwa nilai N atas variabel
Modigliani atau banyaknya data yang digunakan berjumlah 40 untuk
RDS Syariah, karena penelitian menggunakan 10 sampel selama
empat tahun. Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N
sejumlah 40. Variabel Modigliani dalam hasil uji deskriptif tersebut
memiliki nilai mean atau nilai rata-rata sebesar 0,0042 dan nilai
standard error yakni besarnya nilai error pada data yang digunakan
sebesar 0,0017. Dan memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai
135
risiko sebesar 0,0106. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling
rendah sebagai batas bawah yakni -0,0183 dan nilai maximum sebagai
nilai tertinggi sebagai batas atas sebesar 0,0182.
Tabel 4.23
Analisis Deskriptif (6.1) RDS Syariah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
MODIGLIANI 40 -,0183 ,0182 ,004168 ,0016799 ,0106243
Valid N (listwise)
40
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya bahwa kinerja RDS Syariah
menggunakan metode Modgiliani dengan hasil terendah berada pada
tahun 2015 dengan nilai return rata-rata bernilai negatif. Hal itu
mungkin terjadi karena pada tahun 2015 lantaran CIMB - Principal
Islamic Equity Growth Syariah memiliki beta yang tinggi, kinerja
Reksa Dana tersebut tidak begitu baik karena terseret oleh pergerakan
IHSG. IHSG anjlok cukup dalam selama beberapa bulan terakhir yang
berimbas pada return selama satu tahun. Dan kinerja RDS Syariah
paling besar berada pada tahun 2014. Hal itu mungkin terjadi karena
Selama tiga tahun terakhir, Reksa Dana TRIM Syariah Saham
memberikan kinerja yang memuaskan. PT Trimegah Asset
Management berhasil meningkatkan dana kelolaan TRIM Syariah
Saham sebesar 111,37% dari Rp 204,48 miliar pada Juni 2013
136
menjadi Rp 508,29 miliar pada Juni 2016. Peningkatan ini juga
terlihat dari sisi pertumbuhan unit penyertaan. Selama periode yang
sama unit penyertaan TRIM Syariah Saham tumbuh 98,13%.
Sementara dari sisi return, RDS Syariah ini memberikan imbal hasil
sebesar 6,68% selama tiga tahun terakhir.
Tabel 4.24
Hasil Perhitungan Modigliani RDS Syariah
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
MODIGLIANI
2014 2015 2016 2017
1. Batavia Dana Saham Syariah
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
1,23% -1,35% 0,95% 0,46%
2. CIMB - Principal Islamic Equity Growth Syariah
PT CIMB Principal Asset Management
1,69% -1,83% 0,76% 0,11%
3. Cipta Syariah Equity
PT Ciptadana Asset Management
1,78% -1,05% 0,83% 0,32%
4. Mandiri Investa Atraktif - Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi
1,43% -1,14% 0,89% 0,16%
5. Mandiri Investa Ekuitas Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi
1,79% -1,15% 0,85% 0,30%
6. Panin Dana Saham Syariah
PT Panin Asset Management
1,37% -0,71% 0,84% 0,05%
7.
Reksa Dana Manulife Syariah Sektoral Amanah
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
1,49% -0,89% 1,04% 0,16%
8. Reksa Dana MNC Dana Syariah Ekuitas
PT MNC Asset Management
1,81% -1,21% 1,05% 0,70%
137
Tabel Lanjutan
No. Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
MODIGLIANI
2014 2015 2016 2017
9.
Reksa Dana Syariah BNP Paribas Pesona Syariah
PT BNP Paribas Investment Partners
1,62% -1,07% 0,98% 0,47%
10. Reksa Dana TRIM Syariah Saham
PT Trimegah Asset Management
1,82% -1,41% 1,08% 0,45%
Sumber: Data Diolah
g. Benchmark (IHSG)
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di halaman selanjutnya bahwa nilai N atas variabel IHSG
atau banyaknya data yang digunakan untuk RDS Konvensional
berjumlah 120 karena penelitian menggunakan 30 sampel selama
empat tahun. Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N
sejumlah 120. Variabel IHSG dalam hasil uji deskriptif tersebut
memiliki nilai mean atau nilai rata-rata sebesar 0,0073 dan nilai
standard error yakni besarnya nilai error pada data yang digunakan
sebesar 0,0009. Dan memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai
risiko sebesar 0,0103. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling
rendah sebagai batas bawah yakni -0,0101 dan nilai maximum sebagai
nilai tertinggi sebagai batas atas sebesar 0,0162.
138
Tabel 4.25
Analisis Deskriptif (7) RDS Konvensional
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
IHSG 120 -,0101 ,0162 ,007250 ,0009366 ,0102596
Valid N (listwise)
120
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di halaman selanjutnya bahwa nilai N atas variabel IHSG
atau banyaknya data yang digunakan untuk RDS Syariah berjumlah
40 karena penelitian menggunakan 10 sampel selama empat tahun.
Data yang digunakan terbukti valid semua dengan N sejumlah 40.
Variabel IHSG dalam hasil uji deskriptif tersebut memiliki nilai mean
atau nilai rata-rata sebesar 0,0073 dan nilai standard error yakni
besarnya nilai error pada data yang digunakan sebesar 0,0016. Dan
memiliki nilai standar deviasi atau besarnya nilai risiko sebesar
0,0104. Dengan nilai minimum sebagai nilai yang paling rendah
sebagai batas bawah yakni -0,0101 dan nilai maximum sebagai nilai
tertinggi sebagai batas atas sebesar 0,0162.
139
Tabel 4.26
Analisis Deskriptif (7.1) RDS Syariah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Statistic
IHSG 40 -,0101 ,0162 ,007250 ,0016360 ,0103469
Valid N (listwise)
40
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
2) Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
menguji apakah variabel-variabel yang digunakan berdistribusi normal atau
tidak.yang diperlukan sebagai syarat untuk dapat diuji dengan model One-
Way ANOVA. Sebuah pengujian parametrik diwajibkan bahwa data harus
berdistribusi normal. Karena prosedur yang digunakan pada statistik
parametrik dilandasi oleh asumsi-asumsi tertentu, yang antara lain data
harus berdistribusi normal (Pidekso, 2009:127). Uji normalitas pada data
bisa menggunakan banyak cara, salah satunya yang digunakan dalam
penelitian ini yang dapat dilihat pada tabel di halaman selanjutnya, yaitu uji
normalitas RDS Konvensional dan uji normalitas RDS Syariah melalui
Kolmogorov-Smirnov.
140
Tabel 4.27
Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) (1) RDS Konvensional
Tests of Normality
metodekinerja
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai
kinerja
EROV ,130 120 ,000 ,925 120 ,000
SORTINO ,180 120 ,000 ,885 120 ,000
SHARPE ,123 120 ,000 ,927 120 ,000
TREYNOR ,206 120 ,000 ,907 120 ,000
JENSEN ,339 120 ,000 ,707 120 ,000
MODIGLIANI ,202 120 ,000 ,896 120 ,000
IHSG ,382 120 ,000 ,688 120 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Gambar 4.1
Normal P-Plot (1) RDS Konvensional
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
141
Dapat dilihat dari tabel sebelumnya pada kolom Kolmogorov-Smirnov
dan Shapiro-Wilk pada indeks df, dapat diketahui bahwa masing-masing
data memiliki jumlah 120. Dan terlihat bahwa masing-masing masing-
masing variabel di atas memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05 ( p < α :
0,000 < 0,05) yang berarti data tersebut signifikan dan H0 ditolak. Oleh
karena dalam uji normalitas yang diharapkan adalah data tersebut tidak
signifikan (p > α) dan H0 diterima, maka dapat dinyatakan bahwa data yang
digunakan dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal. Hal tersebut
didukung juga dengan nilai signifikansi Shapiro-Wilk yang juga lebih kecil
dari nilai α (0,05) yang berarti kesemua variabelnya signifikan. Dan bila
melihat gambar grafik Normal P-Plot di atas dapat dilihat pula bahwa
penyebaran data menjauhi garis normal. Oleh karena itu disimpulkan bahwa
data berdistribusi tidak normal, sehingga penelitian ini akan menggunakan
uji statistik non-parametrik yakni uji Kruskall-Wallis.
Tabel 4.28
Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) (1.1) RDS Syariah
Tests of Normality
metodekinerja
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai
kinerja
EROV ,168 40 ,006 ,894 40 ,001
SORTINO ,188 40 ,001 ,874 40 ,000
SHARPE ,101 40 ,200 ,948 40 ,066
TREYNOR ,148 40 ,027 ,913 40 ,005
JENSEN ,373 40 ,000 ,700 40 ,000
MODIGLIANI ,130 40 ,086 ,915 40 ,006
IHSG ,381 40 ,000 ,690 40 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
142
Gambar 4.2
Normal P-Plot (1.1) RDS Syariah
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dapat dilihat dari tabel sebelumnya pada kolom Kolmogorov-Smirnov
dan Shapiro-Wilk pada indeks df, dapat diketahui bahwa masing-masing
data memiliki jumlah 40. Dan terlihat bahwa masing-masing variabel di
halaman sebelumnya memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05 (p < α :
0,000 < 0,05) yang berarti data tersebut signifikan dan H0 ditolak. Oleh
karena dalam uji normalitas yang diharapkan adalah data tersebut tidak
signifikan (p > α) dan H0 diterima, maka dapat dinyatakan bahwa data yang
digunakan dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal. Hal tersebut
didukung juga dengan nilai signifikansi Shapiro-Wilk yang juga lebih kecil
dari nilai α (0,05) yang berarti kesemua variabelnya signifikan. Dan bila
melihat gambar grafik Normal P-Plot di atas dapat dilihat pula bahwa
143
penyebaran data menjauhi garis normal. Oleh karena itu disimpulkan bahwa
data berdistribusi tidak normal, sehingga penelitian ini akan menggunakan
uji statistik non-parametrik yakni uji Kruskall-Wallis.
3) Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui uji
Homogeneity of Variance dengan uji Levene test. Dimana dalam uji statistik
tersebut, variabel dependen harus memiliki varian yang sama dalam setiap
kategori variabel independen. Jika terdapat lebih dari satu variabel
independen, maka harus ada homogeneity of variance di dalam cell yang
dibentuk oleh variabel independen kategorikal. Dalam SPSS diberikan tes
dengan nama Levene’s test of Homogeneity of variance. Jika nilai Levene
test signifikan (probabilitas < 0,05) maka hipotesis nol akan ditolak bahwa
grup memiliki variance yang berbeda dan hal ini menyalahi asumsi.
Jadi yang dikehendaki adalah tidak dapat menolak hipotesis nol atau
hasil Levene test tidak signifikan (probabilitas > 0,05). Walaupun asumsi
variance ini dilanggar, Box (1954) menyatakan bahwa ANOVA masih tetap
dapat digunakan oleh karena ANOVA robust untuk penyimpangan yang
kecil dan moderat dari homogeneity of variance. Perhitungan kasarnya rasio
terbesar ke terkecil dari grup variance harus 6 atau kurang dari 6. Uji
homogenitas pada data dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada tabel di
halaman selanjutnya, yaitu uji homogenitas RDS Konvensional dan uji
homogenitas RDS Syariah melalui Levene test.
144
Tabel 4.29
Hasil Uji Homogenitas (1) RDS Konvensional
Test of Homogeneity of Variances
nilaikinerja
Levene Statistic df1 df2 Sig.
218,784 6 833 ,000
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil uji Levene test di atas, didapatkan nilai Levene Statistic
sebesar 218,784 dan terbukti siginifikan sebesar 0,000. Hal itu berarti nilai
sig < α (0,000 < 0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis nol (H0)
yang menyatakan bahwa varians sama ditolak dan Ha diterima, yakni
terbukti data memiliki varians yang tidak sama (berbeda). Oleh karena itu
berarti uji ANOVA tidak terpenuhi dan tidak dapat diteruskan karena hal
tersebut menyalahi asumsi yang harus dipenuhi, yakni data harus memiliki
varians yang sama.
Tabel 4.30
Hasil Uji Homogenitas (1.1) RDS Syariah
Test of Homogeneity of Variances
nilaikinerja
Levene Statistic df1 df2 Sig.
39,085 6 273 ,000
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
145
Dari hasil uji Levene test di halaman sebelumnya, didapatkan nilai
Levene Statistic sebesar 39,085 dan terbukti siginifikan sebesar 0,000. Hal
itu berarti nilai sig < α (0,000 < 0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa
hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa varians sama ditolak dan Ha
diterima, yakni terbukti data memiliki varians yang tidak sama (berbeda).
Oleh karena itu berarti uji ANOVA tidak terpenuhi dan tidak dapat
diteruskan karena hal tersebut menyalahi asumsi yang harus dipenuhi, yakni
data harus memiliki varians yang sama.
Menurut Imam Ghazali (2011:75), pada kasus dimana asumsi ini
dilanggar, yakni bila hasil uji Levene test menunjukkan hasil probabilitas
signifikan yang berarti varians tidak sama (berbeda), hal ini tidak fatal untuk
ANOVA dan analisis masih bisa dapat diteruskan sepanjang grup memiliki
sample size yang sama (secara proporsional). Namun peneliti tetap
menggunakan statistik non-parametrik untuk menghindari adanya kesalahan
dalam asumsi distribusi data normal, dikarenakan dalam uji normalitas
dengan Kolmogorov-Smirnov data yang digunakan dalam penelitian
dinyatakan tidak normal. Selain itu juga data yang digunakan tidak lolos
dalam uji homogenitas karena terbukti memiliki varians yang tidak sama
(berbeda). Oleh karena itu peneliti menggunakan uji Kruskal-Wallis untuk
menguji hipotesis yang dikehendaki dalam penelitian ini.
146
4) Uji Kruskal-Wallis
Setelah sebuah data diuji dan layak untuk diolah dengan metode
statistik Kruskal-Wallis, maka selanjutnya adalah pembahasan mengenai
hasil analisis metode Kruskal-Wallis.
Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk menguji hipotesis nol dari
beberapa sampel yang diambil dari populasi-populasi yang sama atau
identik dengan Analis Varians satu arah berdasarkan peringkat. Uji Kruskal-
Wallis adalah untuk menguji mean suatu variabel apakah sama pada
beberapa sampel independen yang ditentukan oleh suatu variabel grup.
(Pidekso, 2010:169)
a. Hipotesis Pertama
Hasil dari pengujian hipotesis pertama dalam analisis
perbandingan kinerja antara keenam metode evaluasi kinerja RDS
diharapkan yakni adanya perbedaan (tidak sama) dari hasil kinerja
RDS Konvensional dan RDS Syariah pada periode 2014-2017 dengan
metode EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani.
Untuk menjawab hipotesis yang diinginkan, sebagai indikatornya
keenam metode tersebut itu pun diperbandingkan dengan
menggunakan uji Kruskal-Wallis.
147
Tabel 4.31
Hasil Uji Kruskal-Wallis (1) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja EROV 120 437,64
SORTINO 120 475,28
SHARPE 120 427,12
TREYNOR 120 302,92
JENSEN 120 221,80
MODIGLIANI 120 298,25
Total 720
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 138,672
Df 5
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 30 sampel selama
empat tahun dan dilakukan uji Kruskal-Wallis, dapat dilihat pada tabel
di atas bahwa kinerja dengan metode Sortino lebih unggul
dibandingkan EROV, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani. Dan
dapat dilihat pada tabel selanjutnya, yakni hasil uji Chi-Square
statistik menunjukkan nilai sebesar 138,672. Dan uji Chi-Square
dengan mengacu pada tabel Chi-Square dengan nilai α sebesar 5%
(0,05) dan jumlah df yaitu 5 (df = 5), maka didapatkan nilai Chi-
Square hitung sebesar 11,07. Hal itu berarti menunjukkan bahwa
148
perhitungan nilai Chi-Square statistik terbukti lebih besar daripada
nilai Chi-Square hitung (tabel), yakni 138,672 > 11,071.
Sehingga dengan tingkat kesalahan sebesar 5% (0,05), dapat
dilihat pada tabel di halaman sebelumnya dari hasil pengujian
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal itu menunjukkan
bahwa sig < α (0,00 < 0,05) yang berarti terbukti bila hipotesis nol
(H0) yang menggambarkan mean keenam metode kinerja RDS
Konvensional berbeda (tidak sama) ditolak dengan tingkat
kepercayaan sebesar 95%. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa mean dengan metode EROV, Sortino, Sharpe,
Treynor, Jensen, dan Modigliani tidak memiliki persamaan (berbeda)
dengan kata lain Hipotesis nol (H0) ditolak dan Hipotesis alternatif
(Ha) diterima. Sehingga dapat dikatakan keenam metode kinerja RDS
Konvensional yakni EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan
Modigliani signifikan dan terdapat perbedaan (tidak sama).
149
Tabel 4.32
Hasil Uji Kruskal Wallis (1.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja EROV 40 131,53
SORTINO 40 135,28
SHARPE 40 128,83
TREYNOR 40 118,49
JENSEN 40 91,46
MODIGLIANI 40 117,43
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 10,505
Df 5
Asymp. Sig. ,062
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 10 sampel selama
beberapa tahun dan dilakukan uji Kruskal-Wallis, dapat dilihat pada
tabel di atas bahwa kinerja dengan metode Sortino lebih unggul
dibandingkan EROV, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani. Dan
dapat dilihat pada tabel selanjutnya, yakni hasil uji Chi-Square
statistik menunjukkan nilai sebesar 10,505. Dan uji Chi-Square hitung
dengan mengacu pada tabel Chi-Square dengan nilai α sebesar 5%
(0,05) dan jumlah df yaitu 5 (df = 5), maka didapatkan nilai Chi-
Square sebesar 11,07. Hal itu berarti menunjukkan bahwa perhitungan
150
nilai Chi-Square statistik terbukti lebih rendah daripada nilai Chi-
Square hitung (tabel), yakni 10,505 < 11,07.
Sehingga dengan tingkat kesalahan sebesar 5% (0,05), dapat
dilihat pada tabel di halaman sebelumnya dari hasil pengujian
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,062. Hal itu menunjukkan
bahwa sig > α (0,062 > 0,05) yang berarti terbukti bila Hipotesis nol
(H0) yang menggambarkan mean keenam metode kinerja RDS
Syariah tidak berbeda (sama) diterima dengan tingkat kepercayaan
sebesar 95%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa
mean dengan metode EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan
Modigliani memiliki persamaan (tidak berbeda) dengan kata lain
Hipotesis nol (H0) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
Sehingga dapat dikatakan keenam metode kinerja RDS Syariah yakni
EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani terbukti
tidak signifikan dan tidak terdapat perbedaan (sama).
Lalu selanjutnya adalah pengujian hipotesis secara parsial, yakni
membandingkan keenam metode tersebut secara masing-masing.
1. Hipotesis 1a
Dalam hipotesis 1a) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
EROV dengan metode Sortino pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
151
Tabel 4.33
Hasil Uji Kruskal-Wallis (2) RDS Konvensional
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 120 108,31
SORTINO 120 132,69
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 7,401
df 1
Asymp. Sig. ,007
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode EROV dengan metode Sortino terbukti
signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,007 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1a) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode EROV dan metode Sortino
memiliki perbedaan (tidak sama), dengan metode Sortino
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
152
Tabel 4.34
Hasil Uji Kruskal-Wallis (2.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 40 39,50
SORTINO 40 41,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square ,148
df 1
Asymp. Sig. ,700
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode EROV dengan metode Sortino terbukti
tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih besar
daripada nilai α (0,700 > 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1a) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode EROV dan metode Sortino tidak memiliki
perbedaan (sama), dengan metode Sortino merupakan kinerja
dengan mean yang lebih besar.
153
2. Hipotesis 1b
Dalam hipotesis 1b) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
EROV dengan metode Sharpe pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.35
Hasil Uji Kruskal-Wallis (3) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 120 125,32
SHARPE 120 115,68
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 1,157
df 1
Asymp. Sig. ,282
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode EROV dengan metode Sharpe terbukti
tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih besar
daripada nilai α (0,282 > 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1b) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode EROV dan metode Sharpe tidak
154
memiliki perbedaan (sama), dengan metode EROV merupakan
kinerja dengan mean yang lebih besar.
Tabel 4.36
Hasil Uji Kruskal-Wallis (3.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 40 41,50
SHARPE 40 39,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square ,148
df 1
Asymp. Sig. ,700
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode EROV dengan metode Sharpe terbukti
tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih besar
daripada nilai α (0,700 > 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1b) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode EROV dan metode Sharpe tidak memiliki
perbedaan (sama), dengan metode EROV merupakan kinerja
dengan mean yang lebih besar.
155
3. Hipotesis 1c
Dalam hipotesis 1c) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
EROV dengan metode Treynor pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.37
Hasil Uji Kruskal-Wallis (4) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 120 150,37
TREYNOR 120 90,63
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,429
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode EROV dengan metode Treynor terbukti
signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1c) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode EROV dan metode Treynor
156
memiliki perbedaan (tidak sama), dengan metode EROV
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
Tabel 4.38
Hasil Uji Kruskal-Wallis (4.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 40 44,50
TREYNOR 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,371
df 1
Asymp. Sig. ,124
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode EROV dengan metode Treynor terbukti
tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih besar
daripada nilai α (0,124 > 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1c) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode EROV dan metode Treynor tidak
memiliki perbedaan (sama), dengan metode EROV merupakan
kinerja dengan mean yang lebih besar.
157
4. Hipotesis 1d
Dalam hipotesis 1d) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
EROV dengan metode Jensen pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.39
Hasil Uji Kruskal-Wallis (5) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 120 145,17
JENSEN 120 95,83
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 30,306
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode EROV dengan metode Jensen terbukti
signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1d) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode EROV dan metode Jensen
158
memiliki perbedaan (tidak sama), dengan metode EROV
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
Tabel 4.40
Hasil Uji Kruskal-Wallis (5.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 40 43,53
JENSEN 40 37,48
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 1,356
df 1
Asymp. Sig. ,244
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode EROV dengan metode Jensen terbukti
tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih besar
daripada nilai α (0,244 > 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1d) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode EROV dan metode Jensen tidak memiliki
perbedaan (sama), dengan metode EROV merupakan kinerja
dengan mean yang lebih besar.
159
5. Hipotesis 1e
Dalam hipotesis 1e) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
EROV dengan metode Modigliani pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.41
Hasil Uji Kruskal-Wallis (6) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 120 150,47
MODIGLIANI 120 90,53
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,714
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode EROV dengan metode Modigliani
terbukti signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1e) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode EROV dan metode Modigliani
160
memiliki perbedaan (tidak sama), dengan metode EROV
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
Tabel 4.42
Hasil Uji Kruskal-Wallis (6.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 40 44,50
MODIGLIANI 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,370
df 1
Asymp. Sig. ,124
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode EROV dengan metode Modigliani
terbukti tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih
besar daripada nilai α (0,124 > 0,05), sehingga bisa dikatakan
bahwa hipotesis 1e) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah
dengan menggunakan metode EROV dan metode Modigliani
tidak memiliki perbedaan (sama), dengan metode EROV
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
161
6. Hipotesis 1f
Dalam hipotesis 1f) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
Sortino dengan metode Sharpe pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.43
Hasil Uji Kruskal-Wallis (7) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 120 135,28
SHARPE 120 105,73
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 10,870
df 1
Asymp. Sig. ,001
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode Sortino dengan metode Sharpe terbukti
signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,001 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1f) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode Sortino dan metode Sharpe
162
memiliki perbedaan (tidak sama), dengan metode Sortino
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
Tabel 4.44
Hasil Uji Kruskal-Wallis (7.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 40 42,63
SHARPE 40 38,38
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square ,669
df 1
Asymp. Sig. ,413
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Sortino dengan metode Sharpe terbukti
tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih besar
daripada nilai α (0,413 > 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1f) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Sortino dan metode Sharpe tidak
memiliki perbedaan (sama), dengan metode Sortino merupakan
kinerja dengan mean yang lebih besar.
163
7. Hipotesis 1g
Dalam hipotesis 1g) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
Sortino dengan metode Treynor pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.45
Hasil Uji Kruskal-Wallis (8) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 120 150,50
TREYNOR 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,814
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode Sortino dengan metode Treynor terbukti
signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1g) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode Sortino dan metode Treynor
164
memiliki perbedaan (tidak sama), dengan metode Sortino
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
Tabel 4.46
Hasil Uji Kruskal-Wallis (8.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 40 44,50
TREYNOR 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,371
df 1
Asymp. Sig. ,124
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Sortino dengan metode Treynor terbukti
tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih besar
daripada nilai α (0,124 > 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1g) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Sortino dan metode Treynor tidak
memiliki perbedaan (sama), dengan metode Sortino merupakan
kinerja dengan mean yang lebih besar.
165
8. Hipotesis 1h
Dalam hipotesis 1h) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
Sortino dengan metode Jensen pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.47
Hasil Uji Kruskal-Wallis (9) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 120 148,31
JENSEN 120 92,69
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 38,505
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode Sortino dengan metode Jensen terbukti
signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1h) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode Sortino dan metode Jensen
166
memiliki perbedaan (tidak sama), dengan metode Sortino
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
Tabel 4.48
Hasil Uji Kruskal-Wallis (9.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 40 44,15
JENSEN 40 36,85
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 1,974
df 1
Asymp. Sig. ,160
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Sortino dengan metode Jensen terbukti
tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih besar
daripada nilai α (0,160 > 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1h) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Sortino dan metode Jensen tidak memiliki
perbedaan (sama), dengan metode Sortino merupakan kinerja
dengan mean yang lebih besar.
167
9. Hipotesis 1i
Dalam hipotesis 1i) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
Sortino dengan metode Modigliani pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.49
Hasil Uji Kruskal-Wallis (10) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 120 150,50
MODIGLIANI 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,814
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode Sortino dengan metode Modigliani
terbukti signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1i) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
168
dengan menggunakan metode Sortino dan metode Modigliani
memiliki perbedaan (tidak sama), dengan metode Sortino
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
Tabel 4.50
Hasil Uji Kruskal-Wallis (10.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 40 44,50
MODIGLIANI 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,370
Df 1
Asymp. Sig. ,124
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel diatas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Sortino dengan metode Modigliani
terbukti tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih
besar daripada nilai α (0,124 > 0,05), sehingga bisa dikatakan
bahwa hipotesis 1i) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah
dengan menggunakan metode Sortino dan metode Modigliani
tidak memiliki perbedaan (sama), dengan metode Sortino
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
169
10. Hipotesis 1j
Dalam hipotesis 1j) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
Sharpe dengan metode Treynor pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.51
Hasil Uji Kruskal-Wallis (11) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 120 150,49
TREYNOR 120 90,51
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,789
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode Sharpe dengan metode Treynor terbukti
signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1j) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode Sharpe dan metode Treynor
170
memiliki perbedaan (tidak sama), dengan metode Sharpe
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
Tabel 4.52
Hasil Uji Kruskal-Wallis (11.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 40 44,50
TREYNOR 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,371
Df 1
Asymp. Sig. ,124
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Sharpe dengan metode Treynor terbukti
tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih besar
daripada nilai α (0,124 > 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1j) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Sharpe dan metode Treynor tidak
memiliki perbedaan (sama), dengan metode Sharpe merupakan
kinerja dengan mean yang lebih besar.
171
11. Hipotesis 1k
Dalam hipotesis 1k) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
Sharpe dengan metode Jensen pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.53
Hasil Uji Kruskal-Wallis (12) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 120 146,73
JENSEN 120 94,28
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 34,245
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode Sharpe dengan metode Jensen terbukti
signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1k) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode Sharpe dan metode Jensen
172
memiliki perbedaan (tidak sama), dengan metode Sharpe
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
Tabel 4.54
Hasil Uji Kruskal-Wallis (12.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 40 43,95
JENSEN 40 37,05
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 1,763
Df 1
Asymp. Sig. ,184
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Sharpe dengan metode Jensen terbukti
tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih besar
daripada nilai α (0,184 > 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1k) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Sharpe dan metode Jensen tidak memiliki
perbedaan (sama), dengan metode Sharpe merupakan kinerja
dengan mean yang lebih besar.
173
12. Hipotesis 1l
Dalam hipotesis 1l) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
Sharpe dengan metode Modigliani pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.55
Hasil Uji Kruskal-Wallis (13) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 120 150,50
MODIGLIANI 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,814
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode Sharpe dengan metode Modigliani
terbukti signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1l) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode Sharpe dan metode Modigliani
174
memiliki perbedaan (tidak sama), dengan metode Sharpe
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
Tabel 4.56
Hasil Uji Kruskal-Wallis (13.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 40 44,50
MODIGLIANI 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,370
Df 1
Asymp. Sig. ,124
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel diatas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Sharpe dengan metode Modigliani
terbukti tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih
besar daripada nilai α (0,124 > 0,05), sehingga bisa dikatakan
bahwa hipotesis 1l) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah
dengan menggunakan metode Sharpe dan metode Modigliani
tidak memiliki perbedaan (sama), dengan metode Sharpe
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
175
13. Hipotesis 1m
Dalam hipotesis 1m) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
Treynor dengan metode Jensen pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.57
Hasil Uji Kruskal-Wallis (14) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
TREYNOR 120 150,50
JENSEN 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,814
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode Treynor dengan metode Jensen terbukti
signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1m) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
176
dengan menggunakan metode Treynor dan metode Jensen
memiliki perbedaan (tidak sama).
Tabel 4.58
Hasil Uji Kruskal-Wallis (14.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
TREYNOR 40 50,00
JENSEN 40 31,00
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 13,371
Df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel diatas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Treynor dengan metode Jensen terbukti
signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1m) diterima, yaitu antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Treynor dan metode Jensen memiliki
perbedaan (tidak sama), dengan metode Treynor merupakan
kinerja dengan mean yang lebih besar.
177
14. Hipotesis 1n
Dalam hipotesis 1n) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
Treynor dengan metode Modigliani pada RDS Konvensional
dan RDS Syariah.
Tabel 4.59
Hasil Uji Kruskal-Wallis (15) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
TREYNOR 120 122,78
MODIGLIANI 120 118,22
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square ,260
df 1
Asymp. Sig. ,610
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Konvensional dengan
menggunakan metode Treynor dengan metode Modigliani
terbukti tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih
besar daripada nilai α (0,610 > 0,05), sehingga bisa dikatakan
bahwa hipotesis 1n) ditolak, yaitu antara kinerja RDS
Konvensional dengan menggunakan metode Treynor dan
178
metode Modigliani tidak memiliki perbedaan (sama), dengan
metode Treynor merupakan kinerja dengan mean yang lebih
besar.
Tabel 4.60
Hasil Uji Kruskal-Wallis (15.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
TREYNOR 40 40,99
MODIGLIANI 40 40,01
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square ,035
Df 1
Asymp. Sig. ,851
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel di atas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Treynor dengan metode Modigliani
terbukti tidak signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih
besar daripada nilai α (0,851 > 0,05), sehingga bisa dikatakan
bahwa hipotesis 1n) ditolak, yaitu antara kinerja RDS Syariah
dengan menggunakan metode Treynor dan metode Modigliani
179
tidak memiliki perbedaan (sama), dengan metode Treynor
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
15. Hipotesis 1o
Dalam hipotesis 1o) diharapkan dalam hasil pengujian
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS dengan metode
Jensen dengan metode Modigliani pada RDS Konvensional dan
RDS Syariah.
Tabel 4.61
Hasil Uji Kruskal-Wallis (16) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
JENSEN 120 90,50
MODIGLIANI 120 150,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,814
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel sebelumnya, antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode Jensen dengan metode Modigliani
terbukti signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
180
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1o) diterima, yaitu antara kinerja RDS Konvensional
dengan menggunakan metode Jensen dan metode Modigliani
memiliki perbedaan (tidak sama), dengan metode Modigliani
merupakan kinerja dengan mean yang lebih besar.
Tabel 4.62
Hasil Uji Kruskal-Wallis (16.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
JENSEN 40 31,09
MODIGLIANI 40 49,91
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 13,126
Df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel diatas, antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Jensen dengan metode Modigliani
terbukti signifikan. Hal itu karena nilai signifikansi lebih rendah
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga bisa dikatakan bahwa
hipotesis 1o) diterima, yaitu antara kinerja RDS Syariah dengan
menggunakan metode Jensen dan metode Modigliani memiliki
181
perbedaan (tidak sama), dengan metode Modigliani merupakan
kinerja dengan mean yang lebih besar.
b. Hipotesis Kedua
Dalam hipotesis ini sampel yang diuji adalah keenam metode
yaitu EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, Modigliani, dan juga
digunakan kinerja pasar (IHSG) untuk RDS Konvensional dan RDS
Syariah. Hasil yang diharapkan dari pengujian yang dilakukan yaitu
terdapat perbedaan antara hasil kinerja RDS Konvensional dan RDS
Syariah pada periode 2014-2017 antara keenam metode yang
diperbandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
Tabel 4.63
Hasil Uji Kruskal-Wallis (17) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja EROV 120 527,64
SORTINO 120 565,28
SHARPE 120 517,12
TREYNOR 120 360,30
JENSEN 120 251,80
MODIGLIANI 120 353,63
IHSG 120 367,75
Total 840
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa kinerja RDS
Konvensional dengan menggunakan metode Sortino terbukti lebih
besar dibandingkan dengan kinerja pasar yakni dicerminkan oleh
182
IHSG dan juga dengan kelima metode lainnya yaitu EROV, Sharpe,
Treynor, Jensen, dan Modigliani. Sedangkan metode EROV
merupakan metode dengan hasil kinerja yang lebih tinggi
dibandingkan dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor, Jensen,
dan Modigliani yang memiliki hasil terendah dibandingkan keenam
metode tersebut. Namun, dalam hasil uji Kruskal-Wallis di atas
didapatkan hasil bahwa ternyata metode Jensen memiliki kinerja
terburuk dibandingkan dengan kinerja RDS Konvensional yang
digambarkan oleh keenam metode tersebut dan juga kinerja pasar
(IHSG). Hal itu mungkin dalam perhitungan metode Jensen terdapat
variabel perhitungan yang berbeda dengan metode yang lain berupa
return pasar, serta pengukuran Jensen membutuhkan penggunaan
tingkat hasil bebas risiko yang berbeda untuk masing-masing interval
waktu. Hal ini dikarenakan masing-masing tingkat hasil dan risiko
akan bervariasi sesuai periode waktu. Pada saat periode penelitian
terlihat di tahun 2015 merupakan tahun yang bisa dikatakan tidak
bersahabat dengan investor saham di Indonesia. Setelah berfluktuasi
dalam satu tahun IHSG mencatatkan return yang negatif yakni sebesar
-11%. Faktor yang menyebabkan IHSG turun yang paling menonjol
adalah perlambatan ekonomi yang melanda Indonesia sejak 5 tahun
terakhir, serta kinerja emiten-emiten yang memburuk.
183
Tabel 4.64
Hasil Chi-Square (2) RDS Konvensional
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 165,374
Df 6
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 30 sampel selama
beberapa tahun dan dilakukan uji Kruskal-Wallis, dapat dilihat dari
tabel di atas, yakni hasil uji Chi-Square statistik menunjukkan nilai
sebesar 165,374. Dan uji Chi-Square hitung dengan mengacu pada
tabel Chi-Square dengan nilai α sebesar 5% (0,05) dan jumlah df yaitu
6 (df = 6), maka didapatkan nilai Chi-Square hitung sebesar 12,59.
Hal itu berarti menunjukkan bahwa perhitungan nilai Chi-Square
statistik terbukti lebih besar daripada nilai Chi-Square hitung (tabel),
yakni 165,74 > 12,59.
Dan dengan tingkat kesalahan sebesar 5% (0,05), dapat dilihat
dari hasil pengujian didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal
itu menunjukkan bahwa sig < α (0,000 < 0,05) yang berarti terbukti
bila Hipotesis nol (H0) yang menggambarkan mean keenam metode
kinerja RDS Konvensional tidak berbeda (sama) ditolak dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95%. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa mean dengan metode EROV, Sortino, Sharpe,
184
Treynor, Jensen, Modigliani, dan IHSG memiliki persamaan (tidak
berbeda) dengan kata lain Hipotesis nol (H0) ditolak dan Hipotesis
alternatif (Ha) diterima. Sehingga dapat dikatakan keenam metode
kinerja RDS Konvensional yakni EROV, Sortino, Sharpe, Treynor,
Jensen, Modigliani, dan IHSG terbukti signifikan dan terdapat
perbedaan (tidak sama).
Oleh karena itu secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
untuk hipotesis kedua ini pada RDS Konvensional dinyatakan
diterima, (H0 ditolak dan Ha diterima) karena berdasarkan hasil Chi-
Square dan tingkat kesalahan (α = 5%) terbukti signifikan, yang
berarti mean keenam metode tersebut tidak sama (berbeda), dan
kinerja RDS Konvensional dengan keenam metode yaitu EROV,
Sortino, Sharpe, Treynor, Modigliani, dan IHSG terbukti lebih besar
dibandingkan dengan metode Jensen.
Tabel 4.65
Hasil Uji Kruskal-Wallis (17.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja EROV 40 155,53
SORTINO 40 159,28
SHARPE 40 152,83
TREYNOR 40 134,74
JENSEN 40 101,71
MODIGLIANI 40 132,05
IHSG 40 147,38
Total 280
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
185
Dapat dilihat pada tabel di halaman sebelumnya bahwa kinerja
RDS Syariah dengan menggunakan metode Sortino terbukti lebih
besar dibandingkan dengan kinerja pasar yakni dicerminkan oleh
IHSG dan juga dengan kelima metode lainnya yaitu EROV, Sharpe,
Treynor, Jensen, dan Modigliani. Sedangkan metode EROV
merupakan metode dengan hasil kinerja yang lebih tinggi
dibandingkan dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor, Jensen,
dan Modigliani yang memiliki hasil terendah dibandingkan keenam
metode tersebut. Namun, dalam hasil uji Kruskal-Wallis di atas
didapatkan hasil bahwa ternyata metode Jensen memiliki kinerja
terburuk dibandingkan dengan kinerja RDS Syariah yang
digambarkan oleh keenam metode tersebut dan juga kinerja pasar
(IHSG). Dalam perhitungan metode Jensen terdapat variabel
perhitungan yang berbeda dengan metode yang lain berupa return
pasar, serta pengukuran Jensen membutuhkan penggunaan tingkat
hasil bebas risiko yang berbeda untuk masing-masing interval waktu
yang dipertimbangkan. Hal ini dikarenakan masing-masing tingkat
hasil dan risiko akan bervariasi sesuai periode waktu. Pada saat
periode penelitian terlihat di tahun 2015 merupakan tahun yang bisa
dikatakan tidak bersahabat dengan investor saham di Indonesia.
Setelah berfluktuasi dalam satu tahun IHSG mencatatkan return yang
negatif yakni sebesar -11%. Faktor yang menyebabkan IHSG turun
yang paling menonjol adalah perlambatan ekonomi yang melanda
186
Indonesia sejak 5 tahun terakhir, serta kinerja emiten-emiten yang
memburuk.
Tabel 4.66
Hasil Chi-Square (2.1) RDS Syariah
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 14,562
df 6
Asymp. Sig. ,024
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 10 sampel selama
beberapa tahun dan dilakukan uji Kruskal-Wallis, dapat dilihat dari
tabel di atas, yakni hasil uji Chi-Square statistik menunjukkan nilai
sebesar 14,562. Dan uji Chi-Square hitung dengan mengacu pada
tabel Chi-Square dengan nilai α sebesar 5% (0,05) dan jumlah df yaitu
6 (df = 6), maka didapatkan nilai Chi-Square hitung sebesar 12,59.
Hal itu berarti menunjukkan bahwa perhitungan nilai Chi-Square
statistik terbukti lebih besar daripada nilai Chi-Square hitung (tabel),
yakni 14,562 > 12,59.
Dan dengan tingkat kesalahan sebesar 5% (0,05), dapat dilihat
dari hasil pengujian didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,024. Hal
itu menunjukkan bahwa sig < α (0,024 < 0,05) yang berarti terbukti
bila hipotesis nol (H0) yang menggambarkan mean keenam metode
kinerja RDS Syariah tidak berbeda (sama) ditolak dengan tingkat
187
kepercayaan sebesar 95%. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa mean dengan metode EROV, Sortino, Sharpe,
Treynor, Jensen, Modigliani, dan IHSG memiliki persamaan (tidak
berbeda) dengan kata lain Hipotesis nol (H0) ditolak dan Hipotesis
alternatif (Ha) diterima. Sehingga dapat dikatakan keenam metode
kinerja RDS Syariah yakni EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen,
Modigliani, dan IHSG terbukti signifikan dan terdapat perbedaan
(tidak sama).
Oleh karena itu secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
untuk hipotesis kedua ini pada RDS Syariah dinyatakan diterima, (H0
ditolak dan Ha diterima) karena berdasarkan hasil Chi-Square dan
tingkat kesalahan (α = 5%) terbukti signifikan, yang berarti mean
keenam metode tersebut berbeda (tidak sama), dan kinerja RDS
Syariah dengan keenam metode yaitu EROV, Sortino, Sharpe,
Treynor, Modigliani, dan IHSG terbukti lebih besar dibandingkan
dengan metode Jensen.
Selanjutnya untuk pengujian hipotesis kedua secara parsial atau
menguji secara masing-masing metode sebagai berikut:
1. Hipotesis 2a
Untuk hipotesis 2a) yang diharapkan dari pengujian yang
telah dilakukan adalah hasil kinerja RDS Konvensional dan
RDS Syariah dengan metode EROV lebih besar jika
dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
188
Tabel 4.67
Hasil Uji Kruskal-Wallis (18) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja EROV 120 150,50
IHSG 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 45,166
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa untuk hipotesis 2a) dinyatakan terbukti
signifikan dengan tingkat 0,000 (0,000 < 0,05). Hal itu berarti
pernyataan hipotesis 2a) diterima, yakni kinerja RDS
Konvensional dengan metode EROV terbukti lebih besar jika
dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG). Hal itu juga dapat
dilihat pada kolom Ranks dengan melihat nilai mean rank-nya,
terbukti bahwa nilai mean rank metode EROV terbukti lebih
besar jika dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
189
Tabel 4.68
Hasil Uji Kruskal-Wallis (18.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja EROV 40 44,50
IHSG 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,389
df 1
Asymp. Sig. ,122
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa untuk hipotesis 2a) dinyatakan terbukti tidak
signifikan dengan tingkat 0,122 (0,122 > 0,05). Hal itu berarti
pernyataan hipotesis 2a) ditolak, yakni kinerja RDS Syariah
dengan metode EROV terbukti tidak terdapat perbedaan mean,
dan hasilnya terlihat bahwa metode EROV lebih rendah
dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
2. Hipotesis 2b
Dalam hipotesis 2b) dari pengujian yang telah dilakukan
diharapkan bahwa hasil kinerja RDS Konvensional dan RDS
Syariah dengan metode Sortino lebih besar jika dibandingkan
dengan kinerja pasar (IHSG).
190
Tabel 4.69
Hasil Uji Kruskal-Wallis (19) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja SORTINO 120 150,50
IHSG 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 45,166
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel sebelumnya bahwa untuk hipotesis 2b) dinyatakan terbukti
signifikan dengan tingkat 0,000 (0,000 < 0,05). Hal itu berarti
pernyataan hipotesis 2b) diterima, yakni kinerja RDS
Konvensional dengan metode Sortino terbukti lebih besar jika
dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG). Hal itu juga dapat
dilihat pada kolom Ranks dengan melihat nilai mean rank-nya,
terbukti bahwa nilai mean rank metode Sortino terbukti lebih
besar jika dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
191
Tabel 4.70
Hasil Uji Kruskal-Wallis (19.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja SORTINO 40 44,50
IHSG 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,389
df 1
Asymp. Sig. ,122
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa untuk hipotesis 2b) dinyatakan terbukti tidak
signifikan dengan tingkat 0,122 (0,122 > 0,05). Hal itu berarti
pernyataan hipotesis 2b) ditolak, yakni kinerja RDS Syariah
dengan metode Sortino terbukti tidak terdapat perbedaan mean,
dan hasilnya terlihat bahwa metode Sortino lebih rendah
dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
3. Hipotesis 2c
Pada hipotesis 2c) dari pengujian yang telah dilakukan
diharapkan bahwa hasil kinerja RDS Konvensional dan RDS
Syariah dengan metode Sharpe lebih besar jika dibandingkan
dengan kinerja pasar (IHSG).
192
Tabel 4.71
Hasil Uji Kruskal-Wallis (20) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja SHARPE 120 150,50
IHSG 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 45,166
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa untuk hipotesis 2c) dinyatakan terbukti
signifikan dengan tingkat 0,000 (0,000 < 0,05). Hal itu berarti
pernyataan hipotesis 2c) diterima, yakni kinerja RDS
Konvensional dengan metode Sharpe terbukti lebih besar jika
dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG). Hal itu juga dapat
dilihat pada kolom Ranks dengan melihat nilai mean rank-nya,
terbukti bahwa nilai mean rank metode Sharpe terbukti lebih
besar jika dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
193
Tabel 4.72
Hasil Uji Kruskal-Wallis (20.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja SHARPE 40 44,50
IHSG 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,389
df 1
Asymp. Sig. ,122
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa untuk hipotesis 2c) dinyatakan terbukti tidak
signifikan dengan tingkat 0,122 (0,122 > 0,05). Hal itu berarti
pernyataan hipotesis 2c) ditolak, yakni kinerja RDS Syariah
dengan metode Sharpe terbukti tidak terdapat perbedaan mean,
dan hasilnya terlihat bahwa metode Sharpe lebih rendah
dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
4. Hipotesis 2d
Dalam hipotesis 2d) dari pengujian yang telah dilakukan
diharapkan bahwa hasil kinerja RDS Konvensional dan RDS
Syariah dengan metode Treynor lebih besar jika dibandingkan
dengan kinerja pasar (IHSG).
194
Tabel 4.73
Hasil Uji Kruskal-Wallis (21) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja TREYNOR 120 117,88
IHSG 120 123,13
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square ,346
Df 1
Asymp. Sig. ,556
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel sebelumnya bahwa untuk hipotesis 2d) dinyatakan terbukti
tidak signifikan dengan tingkat 0,556 (0,556 > 0,05). Hal itu
berarti pernyataan hipotesis 2d) ditolak, yakni kinerja RDS
Konvensional dengan metode Treynor terbukti tidak terdapat
perbedaan mean, dan hasilnya terlihat bahwa metode Treynor
lebih rendah dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG). Hal itu
juga dapat dilihat pada kolom Ranks dengan melihat nilai mean
rank-nya, terbukti bahwa nilai mean rank metode Treynor
terbukti lebih rendah jika dibandingkan dengan kinerja pasar
(IHSG).
195
Tabel 4.74
Hasil Uji Kruskal-Wallis (21.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja TREYNOR 40 36,75
IHSG 40 44,25
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,100
Df 1
Asymp. Sig. ,147
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa untuk hipotesis 2d) dinyatakan terbukti tidak
signifikan dengan tingkat 0,147 (0,147 > 0,05). Hal itu berarti
pernyataan hipotesis 2d) ditolak, yakni kinerja RDS Syariah
dengan metode Treynor terbukti tidak terdapat perbedaan mean,
dan hasilnya terlihat bahwa metode Treynor lebih rendah
dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG). Hal itu juga dapat
dilihat pada kolom Ranks dengan melihat nilai mean rank-nya,
terbukti bahwa nilai mean rank metode Treynor terbukti lebih
rendah jika dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
196
5. Hipotesis 2e
Dalam hipotesis 2e) dari pengujian yang telah dilakukan
diharapkan bahwa hasil kinerja RDS Konvensional dan RDS
Syariah dengan metode Jensen lebih besar jika dibandingkan
dengan kinerja pasar (IHSG).
Tabel 4.75
Hasil Uji Kruskal-Wallis (22) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja JENSEN 120 90,50
IHSG 120 150,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 45,166
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa untuk hipotesis 2e) dinyatakan terbukti
signifikan dengan tingkat 0,000 (0,000 < 0,05). Hal itu berarti
pernyataan hipotesis 2e) diterima, yakni kinerja RDS
Konvensional dengan metode Jensen terbukti lebih rendah jika
dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG). Hal itu juga dapat
dilihat pada kolom Ranks dengan melihat nilai mean rank-nya,
197
terbukti bahwa nilai mean rank metode Jensen terbukti lebih
rendah jika dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
Tabel 4.76
Hasil Uji Kruskal-Wallis (22.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja JENSEN 40 30,75
IHSG 40 50,25
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 14,193
Df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa untuk hipotesis 2e) dinyatakan terbukti
signifikan dengan tingkat 0,000 (0,000 < 0,05). Hal itu berarti
pernyataan hipotesis 2e) diterima, yakni kinerja RDS Syariah
dengan metode Jensen lebih rendah dibandingkan dengan
kinerja pasar (IHSG). Hal itu juga dapat dilihat pada kolom
Ranks dengan melihat nilai mean rank-nya, terbukti bahwa nilai
mean rank metode Jensen terbukti lebih rendah jika
dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
198
6. Hipotesis 2f
Dalam hipotesis 2f) dari pengujian yang telah dilakukan
diharapkan bahwa hasil kinerja RDS Konvensional dan RDS
Syariah dengan metode Modigliani lebih besar jika
dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
Tabel 4.77
Hasil Uji Kruskal-Wallis (23) RDS Konvensional
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja MODIGLIANI 120 115,88
IHSG 120 125,13
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 1,074
df 1
Asymp. Sig. ,300
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa untuk hipotesis 2f) dinyatakan terbukti tidak
signifikan dengan tingkat 0,300 (0,300 > 0,05). Hal itu berarti
pernyataan hipotesis 2f) ditolak, yakni kinerja RDS
Konvensional dengan metode Modigliani terbukti tidak terdapat
perbedaan mean, dan hasilnya terlihat bahwa metode Modigliani
lebih rendah dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG). Hal itu
199
juga dapat dilihat pada kolom Ranks dengan melihat nilai mean
rank-nya, terbukti bahwa nilai mean rank metode Treynor
terbukti lebih rendah jika dibandingkan dengan kinerja pasar
(IHSG).
Tabel 4.78
Hasil Uji Kruskal-Wallis (23.1) RDS Syariah
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja MODIGLIANI 40 35,13
IHSG 40 45,88
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 4,316
df 1
Asymp. Sig. ,038
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
Sumber: Hasil Olah Data dengan IBM SPSS 24
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa untuk hipotesis 2f) dinyatakan terbukti
signifikan dengan tingkat 0,038 (0,038 < 0,05). Hal itu berarti
pernyataan hipotesis 2f) diterima, yakni kinerja RDS Syariah
dengan metode Modigliani terbukti lebih rendah jika
dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG). Hal itu juga dapat
dilihat pada kolom Ranks dengan melihat nilai mean rank-nya,
200
terbukti bahwa nilai mean rank metode Modigliani terbukti
lebih rendah jika dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
5) Interpretasi Hasil
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, melalui uji normalitas
dengan Kolmogorov-Smirnov pada RDS Konvensional didapatkan hasil
bahwa distribusi data yang digunakan dalam penelitian tidak normal karena
nilai p < α (0,000 < 0,05). Lalu melalui uji homogenitas dengan Levene test
didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,000 yang kurang dari nilai α (0,05)
sehingga dapat dikatakan bahwa data memiliki varians yang berbeda
sehingga tidak lolos uji homogenitas. Sedangkan melalui uji normalitas
dengan Kolmogorov-Smirnov pada RDS Syariah didapatkan hasil bahwa
distribusi data yang digunakan dalam penelitian tidak normal karena nilai
p < α (0,000 < 0,05). Lalu melalui uji homogenitas dengan Levene test
didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,000 yang kurang dari nilai α (0,05)
sehingga dapat dikatakan bahwa data memiliki varians yang berbeda
sehingga tidak lolos uji homogenitas.
a. Hipotesis Pertama
Berdasarkan uji Kruskal-Wallis dapat diketahui bahwa kinerja
RDS Konvensional di Indonesia berdasarkan metode EROV, Sortino,
Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani terbukti memiliki perbedaan.
Hal itu karena berdasarkan pengujian hasil yang didapatkan signifikan
dengan nilai 0,000 (0,000 < 0,05).
201
Untuk uji parsial pada hipotesis pertama, dapat diketahui bahwa
untuk hipotesis 1a) didapatkan hasil bahwa hipotesis diterima, karena
signifikan pada tingkat 0,007 sehingga untuk metode EROV dengan
metode Sortino terbukti memiliki perbedaan. Untuk hipotesis 1b)
didapatkan hasil bahwa hipotesis ditolak, karena hasil tidak signifikan
pada tingkat 0,282 sehingga untuk metode EROV dengan metode
Sharpe terbukti tidak memiliki perbedaan. Untuk hipotesis 1c)
didapatkan hasil bahwa hipotesis diterima, karena signifikan pada
tingkat 0,000 sehingga untuk metode EROV dengan metode Treynor
terbukti memeiliki perbedaan. Untuk hipotesis 1d) didapatkan hasil
bahwa hipotesis diterima, karena signifikan pada tingkat 0,000
sehingga untuk metode EROV dengan metode Jensen terbukti
memiliki perbedaan. Untuk hipotesis 1e) didapatkan hasil bahwa
hipotesis diterima, karena signifikan pada tingkat 0,000 sehingga
untuk metode EROV dengan metode Modigliani terbukti memiliki
perbedaan.
Untuk hipotesis 1f) didapatkan hasil bahwa hipotesis diterima,
karena signifikan pada tingkat 0,001 sehingga untuk metode Sortino
dengan metode Sharpe terbukti memiliki perbedaan. Untuk hipotesis
1g) didapatkan hasil bahwa hipotesis diterima, karena signifikan pada
tingkat 0,000 sehingga untuk metode Sortino dengan metode Treynor
terbukti memiliki perbedaan. Untuk hipotesis 1h) didapatkan hasil
bahwa hipotesis diterima, karena signifikan pada tingkat 0,000
202
sehingga untuk metode Sortino dengan metode Jensen terbukti
memiliki perbedaan. Untuk hipotesis 1i) didapatkan hasil bahwa
hipotesis diterima, karena signifikan pada tingkat 0,000 sehingga
untuk metode Sortino dengan metode Modigliani terbukti memiliki
perbedaan. Untuk hipotesis 1j) didapatkan hasil bahwa hipotesis juga
diterima, karena signifikan pada tingkat 0,000 sehingga untuk metode
Sharpe dengan metode Treynor terbukti memiliki perbedaan.
Untuk hipotesis 1k) didapatkan hasil bahwa hipotesis diterima,
karena signifikan pada tingkat 0,000 sehingga untuk metode Sharpe
dengan metode Jensen terbukti memiliki perbedaan. Untuk pengujian
hipotesis 1l) didapatkan hasil bahwa hipotesis diterima, karena
signifikan pada tingkat 0,000 sehingga untuk metode Sharpe dengan
metode Modigliani terbukti memiliki perbedaan. Untuk hipotesis 1m)
didapatkan hasil bahwa hipotesis diterima, karena signifikan pada
tingkat sebesar 0,000 sehingga untuk metode Treynor dengan metode
Jensen terbukti memiliki perbedaan. Untuk hipotesis 1n) didapatkan
hasil bahwa hipotesis ditolak, karena tidak signifikan pada tingkat
0,610 sehingga untuk metode Treynor dengan metode Modigliani
terbukti tidak memiliki perbedaan. Untuk hipotesis 1o) didapatkan
hasil bahwa hipotesis diterima, karena signifikan pada tingkat 0,000
sehingga untuk metode Jensen dengan metode Modigliani terbukti
memiliki perbedaan.
203
Hasil penelitian pada RDS Konvensional ini sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Ataie, dkk (2012) yang
menunjukkan hasil signifikan dengan adanya perbedaan (tidak sama)
antara mean ketiga metode yang digunakan, yakni EROV, Sortino,
dan M3. Dengan metode EROV memberikan hasil yang paling besar
dibandingkan dua metode lainnya.
Lalu penelitian yang dilakukan oleh Magdalene dan Amelina
(2012) yang mendapatkan hasil signifikan terbukti memiliki
perbedaan (tidak sama) antar kelima metode yang diujikan yaitu
Sharpe, Treynor, Jensen, M2, dan Information Ratio. Dengan metode
Information Ratio yang memiliki hasil lebih baik dibandingkan
dengan keempat metode lainnya.
Adapun mengapa hasil pengujian dalam penelitian ini signifikan
mungkin dikarenakan selama periode penelitian, rata-rata RDS
Konvensional mencatatkan return yang positif dan nilai NAB RDS
Konvensional yang meningkat. Unggulnya kinerja RDS Konvensional
ditopang kinerja beberapa sektor saham, seperti pertambangan,
properti, dan kimia yang melaju cukup baik. Sehingga membuat nilai
mean pada hasil penelitian RDS Konvensional terpaut jauh sehingga
membuat hipotesis pertama diterima dan terbukti memiliki perbedaan
(tidak sama).
204
Berdasarkan uji Kruskal-Wallis dapat diketahui bahwa kinerja
RDS Syariah di Indonesia berdasarkan metode EROV, Sortino,
Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani terbukti tidak memiliki
perbedaan. Hal itu karena berdasarkan pengujian hasil yang
didapatkan tidak signifikan dengan nilai 0,062 (0,062 > 0,05).
Untuk uji parsial pada hipotesis pertama, dapat diketahui bahwa
untuk hipotesis 1a) didapatkan hasil bahwa hipotesis ditolak, karena
tidak signifikan pada tingkat 0,700 sehingga untuk metode EROV
dengan metode Sortino terbukti tidak memiliki perbedaan. Untuk
hipotesis 1b) didapatkan hasil bahwa hipotesis ditolak, karena hasil
tidak signifikan pada tingkat 0,700 sehingga untuk metode EROV
dengan metode Sharpe terbukti tidak memiliki perbedaan. Untuk
hipotesis 1c) didapatkan hasil bahwa hipotesis ditolak, karena tidak
signifikan pada tingkat 0,124 sehingga untuk metode EROV dengan
metode Treynor terbukti tidak memiliki perbedaan. Untuk hipotesis
1d) didapatkan hasil bahwa hipotesis ditolak, karena tidak signifikan
pada tingkat 0,244 sehingga untuk metode EROV dengan metode
Jensen terbukti tidak memiliki perbedaan. Untuk hipotesis 1e)
didapatkan hasil bahwa hipotesis ditolak, karena tidak signifikan pada
tingkat 0,124 sehingga untuk metode EROV dengan metode
Modigliani terbukti tidak memiliki perbedaan.
205
Untuk hipotesis 1f) didapatkan hasil bahwa hipotesis ditolak,
karena tidak signifikan pada tingkat 0,413 sehingga untuk metode
Sortino dengan metode Sharpe terbukti tidak memiliki perbedaan.
Untuk hipotesis 1g) didapatkan hasil bahwa hipotesis ditolak, karena
tidak signifikan pada tingkat 0,124 sehingga untuk metode Sortino
dengan metode Treynor terbukti tidak memiliki perbedaan. Untuk
hipotesis 1h) didapatkan hasil bahwa hipotesis ditolak, karena tidak
signifikan pada tingkat 0,160 sehingga untuk metode Sortino dengan
metode Jensen terbukti tidak memiliki perbedaan. Untuk hipotesis 1i)
didapatkan hasil bahwa hipotesis ditolak, karena signifikan pada
tingkat 0,124 sehingga untuk metode Sortino dengan metode
Modigliani terbukti tidak memiliki perbedaan. Untuk hipotesis 1j)
didapatkan hasil bahwa hipotesis juga ditolak, karena tidak signifikan
pada tingkat 0,124 sehingga untuk metode Sharpe dengan metode
Treynor terbukti tidak memiliki perbedaan.
Untuk hipotesis 1k) didapatkan hasil bahwa hipotesis ditolak,
karena tidak signifikan pada tingkat 0,184 sehingga untuk metode
Sharpe dengan metode Jensen terbukti tidak memiliki perbedaan.
Untuk pengujian hipotesis 1l) didapatkan hasil bahwa hipotesis
ditolak, karena tidak signifikan pada tingkat 0,124 sehingga untuk
metode Sharpe dengan metode Modigliani terbukti tidak memiliki
perbedaan. Untuk hipotesis 1m) didapatkan hasil bahwa hipotesis
diterima, karena signifikan pada tingkat sebesar 0,000 sehingga untuk
206
metode Treynor dengan metode Jensen terbukti memiliki perbedaan.
Untuk hipotesis 1n) didapatkan hasil bahwa hipotesis ditolak, karena
tidak signifikan pada tingkat 0,851 sehingga untuk metode Treynor
dengan metode Modigliani terbukti tidak memiliki perbedaan. Untuk
hipotesis 1o) didapatkan hasil bahwa hipotesis diterima, karena
signifikan pada tingkat 0,000 sehingga untuk metode Jensen dengan
metode Modigliani terbukti memiliki perbedaan.
Hasil penelitian pada RDS Syariah ini tidak sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Ataie, dkk (2012) yang
menunjukkan hasil signifikan dengan adanya perbedaan (tidak sama)
antara mean ketiga metode yang digunakan, yakni EROV, Sortino,
dan M3. Dengan metode EROV memberikan hasil yang paling besar
dibandingkan dua metode lainnya.
Lalu penelitian yang dilakukan oleh Magdalene dan Amelina
(2012) yang mendapatkan hasil signifikan terbukti memiliki
perbedaan (tidak sama) antar kelima metode yang diujikan yaitu
Sharpe, Treynor, Jensen, M2, dan Information Ratio. Dengan metode
Information Ratio yang memiliki hasil lebih baik dibandingkan
dengan keempat metode lainnya.
Adapun mengapa hasil pengujian dalam penelitian ini tidak
signifikan mungkin dikarenakan adanya faktor-faktor ekonomi makro
yang melatarbelakangi data yang digunakan, yakni dengan adanya
dampak dari turunnya kinerja pasar (IHSG) pada tahun 2015 yang
207
membuat nilai indeks saham dan nilai NAB RDS Syariah menurun.
Hal tersebut terjadi karena pada tahun tersebut daya beli cenderung
melemah, belanja pemerintah belum juga jalan, dan ekspor-impor
melambat. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk memperbaiki
daya tarik investasi telah meningkatkan kepercayaan dunia usaha baik
dalam maupun luar negeri. Sehingga membuat nilai mean pada hasil
penelitian tidak terpaut jauh sehingga membuat hipotesis pertama
ditolak dan terbukti tidak memiliki perbedaan.
b. Hipotesis Kedua
Untuk uji hipotesis kedua yaitu menguji perbandingan kinerja
RDS Konvensional dengan enam metode yaitu EROV, Sortino,
Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani dengan kinerja pasar yaitu
IHSG di Indonesia terbukti signifikan memiliki mean yang berbeda
dengan nilai 0,000 (0,000 < 0,05). Dari hasil yang telah diuji,
diketahui bahwa kinerja RDS Konvensional di Indonesia sangat bagus
sekali, hal itu karena berdasarkan pengujian ternyata terbukti kinerja
RDS Konvensional memiliki mean lebih besar jika dibandingkan
dengan kinerja pasar yang dicerminkan oleh IHSG. Bila diurutkan
dengan peringkat dapat ditulis sebagai berikut ini:
1. Sortino
2. EROV
3. Sharpe
4. IHSG
208
5. Treynor
6. Modigliani
7. Jensen
Dalam uji parsial untuk hipotesis kedua, dapat diketahui bahwa
untuk hipotesis 2a) terbukti signifikan pada tingkat 0,000 sehingga
dapat dikatakan bahwa hipotesis 2a) diterima dan kinerja RDS
Konvensional untuk metode EROV terbukti lebih besar jika
dibandingkan oleh kinerja pasar (IHSG). Untuk hipotesis 2b) terbukti
signifikan pada tingkat 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa
hipotesis 2b) diterima dan kinerja RDS Konvensional untuk metode
Sortino terbukti lebih besar jika dibandingkan oleh kinerja pasar
(IHSG). Untuk hipotesis 2c) terbukti signifikan pada tingkat 0,000
sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis 2c) diterima dan kinerja
RDS Konvensional untuk metode Sharpe terbukti lebih besar jika
dibandingkan oleh kinerja pasar (IHSG).
Untuk hipotesis 2d) terbukti tidak signifikan pada tingkat 0,556
sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis 2d) ditolak dan kinerja RDS
Konvensional untuk metode Treynor terbukti lebih rendah jika
dibandingkan oleh kinerja pasar (IHSG). Untuk hipotesis 2e) terbukti
signifikan pada tingkat 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa
hipotesis 2e) diterima dan kinerja RDS Konvensional untuk metode
Jensen terbukti lebih rendah jika dibandingkan oleh kinerja pasar
(IHSG). Untuk hipotesis 2f) terbukti tidak signifikan pada tingkat
209
0,300 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis 2f) ditolak dan
kinerja RDS Konvensional untuk metode Modigliani terbukti lebih
rendah jika dibandingkan oleh kinerja pasar (IHSG).
Metode Jensen memiliki kinerja yang lebih rendah dari EROV,
Sortino, Sharpe, kinerja pasar (IHSG), Treynor, dan Modigliani.
Kinerja RDS Konvensional dengan metode Jensen tersebut memiliki
kinerja lebih rendah dikarenakan nilai Jensen memiliki nilai yang
negatif dan terdapat variabel perhitungan yang berbeda dengan
metode yang lain berupa return pasar, serta pengukuran Jensen
membutuhkan penggunaan tingkat bebas risiko yang berbeda untuk
masing-masing interval waktu. Pada saat periode penelitian terlihat di
tahun 2015 merupakan tahun yang bisa dikatakan tidak bersahabat
dengan investor saham di Indonesia. Setelah berfluktuasi dalam satu
tahun IHSG mencatatkan return yang negatif yakni sebesar -11%.
Faktor yang menyebabkan IHSG turun, yang paling menonjol adalah
perlambatan ekonomi yang melanda Indonesia sejak 5 tahun terakhir,
serta kinerja emiten-emiten yang memburuk. Sehingga data indeks
saham tersebut lebih fluktuatif dan unpredictable, menjadikan banyak
para Manajer Investasi membuat Reksa Dana menjadi terkesan
menyilaukan dan menjanjikan serta meningkatkan kinerja Reksa Dana
agar terlihat menarik untuk investor agar lebih merasa aman dalam
berinvestasi dan mendapatkan return yang tinggi, sehingga mereka
tidak jatuh terpuruk terlalu dalam.
210
Hal ini menunjukkan bahwa bila seorang investor berinvestasi
pada RDS Konvensional di Indonesia bisa mendapatkan keuntungan
yang cukup menjanjikan untuk ke depannya dengan risiko yang
mendampinginya juga. Dan untuk perkembangan RDS Konvensional
yang masih terbuka sangat lebar peluangnya agar tidak disia-siakan
oleh Pemerintah untuk bisa mensosialisasikan kepada masyarakat.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Ataie, dkk (2012) yang
melakukan penelitian di Tehran Stocks Exchange, menunjukkan
bahwa hasil penelitian yang dilakukan terbukti signifikan dengan
kinerja pasar lebih besar dibandingkan dengan kinerja portofolio
dengan metode EROV, Sortino dan M3. Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian tersebut ditolak, karena kinerja portofolio dengan
ketiga metode tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kinerja
pasar.
Lalu hasil kinerja RDS dengan menggunakan metode Sortino
memiliki hasil yang besar didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh MD Todoni (2015) yang menunjukkan bahwa penelitian ini
menunjukkan metode Sortino pada Negara Hongaria memiliki hasil
terbaik dan di sisi lain, Negara Bulgaria memiliki hasil terburuk, tanpa
target return. Dalam kasus Multipliers Method, hasil terbaik diperoleh
di pasar modal Negara Hungaria dan hasil terburuk di pasar modal
Negara Bulgaria dan Negara Polandia. Analisis juga dilakukan pada
dua subperiods, 2008 sampai dengan 2010 dan 2011 sampai dengan
211
2013, menyoroti fakta bahwa pasar negara berkembang Tengah dan
Eropa Timur telah mengalami krisis tahun 2008.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Lye, dkk (2011) yang
menunjukkan bahwa rasio Sortino dapat di optimalkan untuk
mengetahui kinerja dari perusahaan-perusahaan yang listing. Dari
penelitian yang dilakukan mengenai kinerja perusahaan BUMN dan
non-BUMN di negara Malaysia, Singapura, dan Indonesia dengan
menggunakan rasio Sortino, di dapatkan hasil bahwa Indonesia
memiliki nilai rasio Sortino, return dan risiko tertinggi dibandingkan
dengan Singapura dan Malaysia.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa metode Sortino
merupakan metode yang memiliki kinerja terbaik dibandingkan
dengan metode lainnya didukung oleh pernyataan dari Sortino (1994)
bahwa:
“If there is a minimum return that must be earned to accomplish
some goal (the minimal acceptable return /MAR), then any returns
below the MAR will produce unfavorable outcomes and any returns
greater will produce good outcomes. The MAR separates the good
volatility (above the MAR) from the bad volatility (below the MAR).
We argue that the proper measurement of risk should deal only with
the returns that could have been below the MAR. Returns above the
MAR should be viewed as a reward.”
Because standard deviation measures risk as dispersion on
either side of the mean, it cannot distinguish between good volatility
and bad volatility. Downside deviations measures the deviations
below the MAR.” (The Journal of Investing Fall 1994, 6).
Sehingga dapat diketahui bahwa rasio Sortino lebih baik
dibandingkan yang lainnya karena dalam penggunaan rasio ini
menggunakan komponen MAR (Minimum Acceptable Return) yaitu
212
tingkat minimal return yang dapat diterima. Dengan komposisi bila
return yang berada dibawah MAR maka akan dianggap sebagai return
yang tidak menguntungkan atau risiko dan return yang lebih besar
dari MAR akan dikatakan sebagai return yang menguntungkan (jika
(Rp - MAR) negatif, maka digunakan (Rp - MAR) dan jika (Rp -
MAR) positif, maka digunakan angka 0).
Dalam Sortino (1994) dikatakan bahwa MAR memisahkan
antara volatilitas baik dengan volatilitas yang dianggap buruk dan
standar deviasi tidak menggambarkan kedua hal tersebut sehingga
penggunaan MAR dirasa lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan standar deviasi. Sehingga kinerja dengan menggunakan
rasio Sortino mendapatkan hasil kinerja yang lebih baik dibandingkan
dengan rasio lainnya yaitu EROV, Sharpe, Treynor, Jensen, dan
Modigliani.
Untuk uji hipotesis kedua yaitu menguji perbandingan kinerja
RDS Syariah dengan enam metode yaitu EROV, Sortino, Sharpe,
Treynor, Jensen, dan Modigliani dengan kinerja pasar yaitu IHSG di
Indonesia terbukti signifikan memiliki mean yang berbeda dengan
nilai 0,024 (0,024 < 0,05). Dari hasil yang telah diuji, diketahui bahwa
kinerja RDS Syariah di Indonesia sangat bagus sekali, hal itu karena
berdasarkan pengujian ternyata terbukti kinerja RDS Syariah memiliki
mean lebih besar jika dibandingkan dengan kinerja pasar yang
213
dicerminkan oleh IHSG. Bila diurutkan dengan peringkat dapat ditulis
sebagai berikut ini:
1. Sortino
2. EROV
3. Sharpe
4. IHSG
5. Treynor
6. Modigliani
7. Jensen
Dalam uji parsial untuk hipotesis kedua, dapat diketahui bahwa
untuk hipotesis 2a) terbukti tidak signifikan pada tingkat 0,122
sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis 2a) ditolak dan kinerja RDS
Syariah untuk metode EROV terbukti lebih besar jika dibandingkan
oleh kinerja pasar (IHSG). Untuk hipotesis 2b) terbukti tidak
signifikan pada tingkat 0,122 sehingga dapat dikatakan bahwa
hipotesis 2b) ditolak dan kinerja RDS Syariah untuk metode Sortino
terbukti lebih besar jika dibandingkan oleh kinerja pasar (IHSG).
Untuk hipotesis 2c) terbukti tidak signifikan pada tingkat 0,122
sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis 2c) ditolak dan kinerja RDS
Syariah untuk metode Sharpe terbukti lebih besar jika dibandingkan
oleh kinerja pasar (IHSG).
214
Untuk hipotesis 2d) terbukti tidak signifikan pada tingkat 0,147
sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis 2d) ditolak dan kinerja RDS
Syariah untuk metode Treynor terbukti lebih rendah jika dibandingkan
oleh kinerja pasar (IHSG). Untuk hipotesis 2e) terbukti signifikan
pada tingkat 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis 2e)
diterima dan kinerja RDS Syariah untuk metode Jensen terbukti lebih
rendah jika dibandingkan oleh kinerja pasar (IHSG). Untuk hipotesis
2f) terbukti signifikan pada tingkat 0,038 sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis 2f) diterima dan kinerja RDS Syariah untuk metode
Modigliani terbukti lebih rendah jika dibandingkan oleh kinerja pasar
(IHSG).
Metode Jensen memiliki kinerja yang lebih rendah dari EROV,
Sortino, Sharpe, kinerja pasar (IHSG), Treynor, dan Modigliani.
Kinerja RDS Syariah dengan metode Jensen tersebut memiliki kinerja
lebih rendah dikarenakan nilai Jensen memiliki nilai yang negatif dan
terdapat variabel perhitungan yang berbeda dengan metode yang lain
berupa return pasar, serta pengukuran Jensen membutuhkan
penggunaan tingkat bebas risiko yang berbeda untuk masing-masing
interval waktu. Pada saat periode penelitian terlihat di tahun 2015
merupakan tahun yang bisa dikatakan tidak bersahabat dengan
investor saham di Indonesia. Setelah berfluktuasi dalam satu tahun
IHSG mencatatkan return yang negatif yakni sebesar -11%. Faktor
yang menyebabkan IHSG turun, yang paling menonjol adalah
215
perlambatan ekonomi yang melanda Indonesia sejak 5 tahun terakhir,
serta kinerja emiten-emiten yang memburuk. Sehingga data indeks
saham tersebut lebih fluktuatif dan unpredictable, menjadikan banyak
para Manajer Investasi membuat Reksa Dana menjadi terkesan
menyilaukan dan menjanjikan serta meningkatkan kinerja Reksa Dana
agar terlihat menarik untuk investor agar lebih merasa aman dalam
berinvestasi dan mendapatkan return yang tinggi, sehingga mereka
tidak jatuh terpuruk terlalu dalam.
Hal ini menunjukkan bahwa bila seorang investor berinvestasi
pada RDS Syariah di Indonesia bisa mendapatkan keuntungan yang
cukup menjanjikan untuk ke depannya dengan risiko yang
mendampinginya juga. Dan untuk perkembangan Reksa Dana Saham
yang masih terbuka sangat lebar peluangnya agar tidak disia-siakan
oleh Pemerintah untuk bisa mensosialisasikan kepada masyarakat.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Ataie, dkk (2012) yang
melakukan penelitian di Tehran Stocks Exchange, menunjukkan
bahwa hasil penelitian yang dilakukan terbukti signifikan dengan
kinerja pasar lebih besar dibandingkan dengan kinerja portofolio
dengan metode EROV, Sortino dan M3. Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian tersebut ditolak, karena kinerja portofolio dengan
ketiga metode tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kinerja
pasar.
216
Lalu hasil kinerja RDS dengan menggunakan metode Sortino
memiliki hasil yang besar didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh MD Todoni (2015) yang menunjukkan bahwa penelitian ini
menunjukkan metode Sortino pada Negara Hongaria memiliki hasil
terbaik dan di sisi lain, Negara Bulgaria memiliki hasil terburuk, tanpa
target return. Dalam kasus Multipliers Method, hasil terbaik diperoleh
di pasar modal Negara Hungaria dan hasil terburuk di pasar modal
Negara Bulgaria dan Negara Polandia. Analisis juga dilakukan pada
dua subperiods, 2008 sampai dengan 2010 dan 2011 sampai dengan
2013, menyoroti fakta bahwa pasar negara berkembang Tengah dan
Eropa Timur telah mengalami krisis tahun 2008.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Lye, dkk (2011) yang
menunjukkan bahwa rasio Sortino dapat di optimalkan untuk
mengetahui kinerja dari perusahaan-perusahaan yang listing. Dari
penelitian yang dilakukan mengenai kinerja perusahaan BUMN dan
non-BUMN di negara Malaysia, Singapura, dan Indonesia dengan
menggunakan rasio Sortino, di dapatkan hasil bahwa Indonesia
memiliki nilai rasio Sortino, return dan risiko tertinggi dibandingkan
dengan Singapura dan Malaysia.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa metode Sortino
merupakan metode yang memiliki kinerja terbaik dibandingkan
dengan metode lainnya didukung oleh pernyataan dari Sortino (1994)
bahwa:
217
“If there is a minimum return that must be earned to accomplish
some goal (the minimal acceptable return /MAR), then any returns
below the MAR will produce unfavorable outcomes and any returns
greater will produce good outcomes. The MAR separates the good
volatility (above the MAR) from the bad volatility (below the MAR).
We argue that the proper measurement of risk should deal only with
the returns that could have been below the MAR. Returns above the
MAR should be viewed as a reward.”
Because standard deviation measures risk as dispersion on
either side of the mean, it cannot distinguish between good volatility
and bad volatility. Downside deviations measures the deviations
below the MAR.” (The Journal of Investing Fall 1994, 6).
Sehingga dapat diketahui bahwa rasio Sortino lebih baik
dibandingkan yang lainnya karena dalam penggunaan rasio ini
menggunakan komponen MAR (Minimum Acceptable Return) yaitu
tingkat minimal return yang dapat diterima. Dengan komposisi bila
return yang berada dibawah MAR maka akan dianggap sebagai return
yang tidak menguntungkan atau risiko dan return yang lebih besar
dari MAR akan dikatakan sebagai return yang menguntungkan (jika
(Rp - MAR) negatif, maka digunakan (Rp - MAR) dan jika (Rp -
MAR) positif, maka digunakan angka 0).
Dalam Sortino (1994) dikatakan bahwa MAR memisahkan
antara volatilitas baik dengan volatilitas yang dianggap buruk dan
standar deviasi tidak menggambarkan kedua hal tersebut sehingga
penggunaan MAR dirasa lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan standar deviasi. Sehingga kinerja dengan menggunakan
rasio Sortino mendapatkan hasil kinerja yang lebih baik dibandingkan
dengan rasio lainnya yaitu EROV, Sharpe, Treynor, Jensen, dan
Modigliani.
218
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa tentang perbandingan evaluasi
kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dan Syariah dengan menggunakan
metode EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani selama periode
2014-2017. Dalam penelitian ini perbandingan yang dilakukan juga untuk
menguji kinerja RDS Konvensional dan Syariah terhadap kinerja pasar yang
dicerminkan oleh IHSG, dengan menggunakan sampel sebanyak 30 untuk Reksa
Dana Saham Konvensional dan 10 untuk Reksa Dana Saham Syariah yang ada di
Indonesia. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Dari hasil pengujian penelitian yang telah dibahas sebelumnya,
diketahui bahwa untuk evaluasi kinerja RDS Konvensional dengan
metode EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani
selama periode 2014-2017 secara simultan didapatkan bahwa antara
keenam metode tersebut terdapat perbedaan. Hal itu mungkin karena
nilai statistik mean antara keenamnya jauh berbeda. Untuk pengujian
secara parsial didapatkan bahwa antara kinerja EROV dengan Sortino
terdapat perbedaan, kinerja EROV dengan Sharpe sama tidak berbeda,
kinerja EROV dengan Treynor terdapat perbedaan, kinerja EROV
dengan Jensen terdapat perbedaan, kinerja EROV dengan Modigliani
219
terdapat perbedaan, kinerja Sortino dengan Sharpe terdapat perbedaan,
kinerja Sortino dengan Treynor terdapat perbedaan, kinerja Sortino
dengan Jensen terdapat perbedaan, kinerja Sortino dengan Modigliani
terdapat perbedaan, kinerja Sharpe dengan Treynor terdapat perbedaan,
kinerja Sharpe dengan Jensen terdapat perbedaan, kinerja Sharpe
dengan Modigliani terdapat perbedaan, kinerja Treynor dengan Jensen
terdapat perbedaan, kinerja Treynor dengan Modigliani sama tidak
berbeda, dan kinerja Jensen dengan Modigliani terdapat perbedaan.
Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa antara keenam
metode tersebut memiliki perbedaan. Selanjutnya, untuk evaluasi
kinerja RDS Syariah dengan metode EROV, Sortino, Sharpe, Treynor,
Jensen, dan Modigliani selama periode 2014-2017 secara simultan
didapatkan bahwa antara keenam metode tersebut tidak terdapat
perbedaan. Hal itu mungkin karena nilai statistik mean antara
keenamnya tidak terpaut jauh berbeda. Untuk pengujian secara parsial
didapatkan bahwa antara kinerja EROV dengan Sortino sama tidak
berbeda, kinerja EROV dengan Sharpe sama tidak berbeda, kinerja
EROV dengan Treynor sama tidak berbeda, kinerja EROV dengan
Jensen sama tidak berbeda, kinerja EROV dengan Modigliani sama
tidak berbeda, kinerja Sortino dengan Sharpe sama tidak berbeda,
kinerja Sortino dengan Treynor sama tidak berbeda, kinerja Sortino
dengan Jensen sama tidak berbeda, kinerja Sortino dengan Modigliani
sama tidak berbeda, kinerja Sharpe dengan Treynor sama tidak berbeda,
220
kinerja Sharpe dengan Jensen sama tidak berbeda, kinerja Sharpe
dengan Modigliani sama tidak berbeda, kinerja Treynor dengan Jensen
terdapat perbedaan, kinerja Treynor dengan Modigliani sama tidak
berbeda, dan kinerja Jensen dengan Modigliani terdapat perbedaan.
Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa antara keenam
metode tersebut tidak memiliki perbedaan.
2) Dari pengujian hipotesis kedua secara simultan menunjukkan bahwa
untuk evaluasi kinerja RDS Konvensional antara metode EROV,
Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, Modigliani, dan kinerja pasar (IHSG)
didapatkan hasil yaitu terbukti signifikan memiliki perbedaan, dan
benar terbukti bahwa kinerja RDS Konvensional lebih besar jika
dibandingkan dengan kinerja pasar yang dicerminkan oleh IHSG. Hal
itu didukung oleh pengujian secara parsial antara kinerja EROV dengan
IHSG, Sortino dengan IHSG, Sharpe dengan IHSG, Treynor dengan
IHSG, Jensen dengan IHSG, dan Modigliani dengan IHSG terbukti
bahwa secara parsial memiliki perbedaan dan kinerja EROV, Sortino,
dan Sharpe lebih besar jika dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
Hal itu menunjukkan bahwa kinerja RDS Konvensional di Indonesia
memiliki perkembangan yang sangat bagus dan prospek yang cerah.
Dari pengujian hipotesis kedua ini diketahui bahwa kinerja RDS
Konvensional dengan menggunakan metode Sortino terbukti memiliki
kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Dan
metode Jensen memiliki kinerja yang paling rendah dibandingkan
221
dengan kinerja RDS Konvensional dengan kelima metode dan kinerja
pasar (IHSG). Untuk evaluasi kinerja RDS Syariah antara metode
EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, Modigliani, dan kinerja pasar
(IHSG) didapatkan hasil yaitu terbukti signifikan memiliki perbedaan,
dan benar terbukti bahwa kinerja RDS Syariah lebih besar jika
dibandingkan dengan kinerja pasar yang dicerminkan oleh IHSG. Hal
itu didukung oleh pengujian secara parsial antara kinerja EROV dengan
IHSG, Sortino dengan IHSG, Sharpe dengan IHSG, Treynor dengan
IHSG, Jensen dengan IHSG, dan Modigliani dengan IHSG terbukti
bahwa secara parsial memiliki perbedaan dan kinerja EROV, Sortino,
dan Sharpe lebih besar jika dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
Hal itu menunjukkan bahwa kinerja RDS Syariah di Indonesia memiliki
perkembangan yang sangat bagus dan prospek yang cerah. Dari
pengujian hipotesis kedua ini diketahui bahwa kinerja RDS Syariah
dengan menggunakan metode Sortino terbukti memiliki kinerja yang
lebih tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Dan metode Jensen
memiliki kinerja yang paling rendah dibandingkan dengan kinerja RDS
Syariah dengan kelima metode dan kinerja pasar (IHSG).
222
B. Saran
Berdasarkan uraian teori, pengolahan data, pembahasan pada bab
sebelumnya, dan kesimpulan di atas maka peneliti menyampaikan beberapa saran
sebagai berikut:
1) Peneliti tidak melanjutkan penelitian dengan metode M3 karena adanya
masalah dengan perhitungan korelasi. Sehingga bagi peneliti
selanjutnya diharapkan untuk menggunakan metode evaluasi kinerja
portofolio dengan PMPT (Post Modern Portfolio Theory) lainnya
seperti M3 atau Sterling.
2) Peneliti hanya menggunakan enam metode pengukuran kinerja, yaitu
EROV, Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Modigliani. Sehingga
dapat dimungkinkan terjadinya ketidakakuratan pada hasil yang
diperoleh dari penelitian ini. Oleh karena itu disarankan untuk
penelitian selanjutnya agar menambahkan jumlah metode evaluasi
kinerja Reksa Dana agar diperoleh hasil yang lebih akurat.
3) Peneliti hanya menggunakan 30 sampel RDS Konvensional dan 10
sampel RDS Syariah, sehingga bagi peneliti selanjutnya diharapkan
bisa lebih banyak menggunakan sampel Reksa Dana yang lebih banyak.
Dan diharapkan bisa menggunakan alat statistik dengan jenis lain.
223
4) Untuk para Manajer Investasi dan pelaku Pasar Modal diharapkan
untuk bisa menggunakan Post-Modern Portfolio Theory untuk
mengevaluasi kinerja portofolio yang dikelolanya, terlebih dengan rasio
Sortino agar hasil kinerja portofolio lebih optimal.
5) Bagi para investor hendaknya melihat kinerja Reksa Dana tersebut
terlebih dahulu sebelum berinvestasi agar mengetahui bagaimana
tingkat keuntungan dan risiko yang bisa didapatkan dan melihat juga
bagaimana kondisi pasar pada saat berinvestasi. Peneliti menyarankan
untuk mencoba berinvetasi untuk RDS TRAM Consumption Plus
maupun Maybank Dana Ekuitas untuk RDS Konvensional dan Reksa
Dana MNC Dana Syariah Ekuitas maupun Batavia Dana Saham
Syariah untuk RDS Syariah.
224
DAFTAR PUSTAKA
Ataie, Y. Evaluation Performance of 50 Top Companies Listed in Tehran Stock
Exchange by Sortino, EROV, and 𝑀3. International Journal of Economics
and Finance. 2012.
Anggara, AW. & Yulianto, A. Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan
Metode Sharpe, Treynor, Dan Jensen. Management Analysis Journal 6 (1).
2017.
Santosa, M. & Sjam, AA. Penilaian Kinerja Produk Reksa Dana Dengan
Menggunakan Metode Perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor
Ratio, 𝑀2, dan Information Ratio. Jurnal Manajemen, Vol. 12, No. 1,
November 2012.
Waridah, W. & Mediawati, E. Analisis Kinerja Reksa Dana Syariah. Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan, 4 (2). 2016.
Prajapati, KP. & Patel, MK. Comparative Study on Performance Evaluation of
Mutual Fund Schemes of Indian Companies. International Refereed
Research Journal, www.researchersworld.com, Vol–III, Issue3(3), July
2012.
Poornima, S. & Sudhamathi, RK. Performance Analysis of Growth Oriented
Equity Diversified Mutual Fund Schemes Using Sortino Ratio. Asia Pacific
Journal of Research, A Post Reviewed International Journal, Print –ISSN-
2320-5504-, August 2013, Volume: I, Issue: VIII.
Babar, S., Nawaz, S., & Ashraf, S. A Comparative Study on Performance
Evaluation of Pakistani Mutual Funds. Actual Problems of Economics No.
6 (144), 2013.
Todoni, MD. A Post-Modern Portfolio Management Approach on CEE Markets.
Journal of Economics and Business Research, ISSN: 2068 - 3537, E – ISSN
(online) 2069 – 9476, ISSN – L = 2068 – 3537 Year XXI, No. 1, 2015, pp.
84-97.
Bodie., Alex Kane., Alan J. Marcus. Investasi. Salemba Empat: Jakarta. 2006.
Bacon, CR. Practical Portfolio Performance Measurement and Attribution. John
Wiley & Sons Ltd. 2004.
225
Darmawi, Herman. Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial, Edisi
Pertama. PT Bumi Aksara: Jakarta. 2006.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19,
Edisi Lima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. 2011.
Pidekso, Ari. Komputer, Wahana. Seri Panduan Praktis: SPSS 17 untuk
Pengolahan Data Statistik, Edisi Pertama. Andi: Yogyakarta. 2009.
Pidekso, Ari. Komputer, Wahana. Seri Panduan Praktis: SPSS 18 untuk
Pengolahan Data Statistik, Edisi Pertama. Andi: Yogyakarta. 2010.
Martalena., Maya Malinda. Pengantar Pasar Modal, Edisi Satu. Yogyakarta:
Andi. 2011.
Manurung, Adler. Panduan Lengkap: Reksa Dana Investasiku. PT Kompas Media
Nusantara: Jakarta. 2008.
Pratomo, Eko Priyo, Ubaidillah Nugraha. Reksa Dana:Solusi Perencanaan
Investasi di Era Modern. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 2005.
Danuarta, B. Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham Menggunakan
Metode Sharpe, Metode Treynor, dan Metode Jensen. Skripsi Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. 2015.
Rodoni, Ahmad. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Pertama. Center
for Social and Economics Studies (CSES) Press: Jakarta. 2006.
Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah. Lembaga Penelitian UIN: Jakarta. 2009.
Rodoni, Ahmad., Herni, Ali. Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media:
Jakarta. 2010.
Suharyadi, Purwanto S.K. Statistika: Untuk Ekonomi & Keuangan Modern, Edisi
Pertama. Salemba Empat: Jakarta. 2004.
Rom BM. & Ferguson, KW. A software developer’s view: using Post-Modern
Portfolio Theory to improve investment performance measurement in the
book of Sortino Frank A & Satchell Stephen E. Managing Downside Risk in
Financial Markets; Butterworth-Heinemann, UK b. 2001.
226
Rom, BM. (2002). Using Downside Risk to Improve Performance Measurement.
Investment Technologies, taken from: www.investtech.com.
Lye, CT. & Yusof, NAM. Performance of Listed State-owned Enterprises using
Sortino Ratio Optimization. Journal of Applied Science 11 (19). 2011.
Chaudhry, A. & Johnson, HL. The Efficacy of the Sortino Ratio and Other
Benchmarked Performance Measures Under Skewed Return Distributions.
Australian Journal of Management, Vol. 32, No. 3, Special Issue. 2008.
Zubir, Zalmi. Manajemen Portofolio: Penerapannya dalam Investasi Saham.
Salemba Empat: Jakarta. 2011.
LAMPIRAN 1
Data BI Rate Tahun 2014-2017
TAHUN BULAN BI RATE
2014
Jan 7,50%
Feb 7,50%
Mar 7,50%
Apr 7,50%
Mei 7,50%
Jun 7,50%
Jul 7,50%
Ags 7,50%
Sep 7,50%
Okt 7,50%
Nov 7,63%
Des 7,75%
2015
Jan 7,75%
Feb 7,50%
Mar 7,50%
Apr 7,50%
Mei 7,55%
Jun 7,50%
Jul 7,50%
Ags 7,50%
Sep 7,50%
Okt 7,50%
Nov 7,50%
Des 7,50%
LAMPIRAN 1
Data BI Rate Tahun 2014-2017
Tabel Lanjutan
TAHUN BULAN BI RATE
2016
Jan 7,25%
Feb 7,00%
Mar 6,75%
Apr 6,75%
Mei 6,75%
Jun 6,50%
Jul 6,50%
Ags 5,25%
Sep 5,00%
Okt 4,75%
Nov 4,75%
Des 4,75%
2017
Jan 4,75%
Feb 4,75%
Mar 4,75%
Apr 4,75%
Mei 4,75%
Jun 4,75%
Jul 4,75%
Ags 4,50%
Sep 4,25%
Okt 4,25%
Nov 4,25%
Des 4,25%
Lampiran 1
Data IHSG Tahun 2014-2017
TAHUN BULAN OPEN CLOSE RETURN
2014
Jan 4294,50 4418,76 0,02893
Feb 4407,00 4620,22 0,04838
Mar 4589,62 4768,28 0,03893
Apr 4796,16 4840,15 0,00917
Mei 4845,34 4893,91 0,01002
Jun 4900,97 4878,58 -0,00457
Jul 4877,65 5088,80 0,04329
Ags 5076,23 5136,86 0,01194
Sep 5159,94 5137,58 -0,00433
Okt 5148,58 5089,55 -0,01147
Nov 5102,54 5149,89 0,00928
Des 5150,38 5226,95 0,01487
AVERAGE = 0,01620
2015
Jan 5233,80 5289,40 0,01062
Feb 5277,15 5450,29 0,03281
Mar 5452,83 5518,68 0,01208
Apr 5516,80 5086,43 -0,07801
Mei 5093,33 5216,38 0,02416
Jun 5212,13 4910,66 -0,05784
Jul 4924,07 4802,53 -0,02468
Ags 4778,04 4509,61 -0,05618
Sep 4484,20 4223,91 -0,05805
Okt 4231,41 4455,18 0,05288
Nov 4442,42 4446,46 0,00091
Des 4504,22 4593,01 0,01971
AVERAGE = -0,01013
LAMPIRAN 1
Data IHSG Tahun 2014-2017
Tabel Lanjutan
TAHUN BULAN OPEN CLOSE RETURN
2016
Jan 4580,17 4615,16 0,00764
Feb 4620,15 4770,96 0,03264
Mar 4760,24 4845,37 0,01788
Apr 4843,39 4838,58 -0,00099
Mei 4828,96 4796,87 -0,00665
Jun 4801,85 5016,65 0,04473
Jul 5027,62 5215,99 0,03747
Ags 5280,21 5386,08 0,02005
Sep 5368,52 5364,80 -0,00069
Okt 5403,86 5422,54 0,00346
Nov 5430,75 5148,91 -0,05190
Des 5168,63 5296,71 0,02478
AVERAGE = 0,01070
2017
Jan 5290,39 5294,10 0,00070
Feb 5319,94 5386,69 0,01255
Mar 5389,17 5568,11 0,03320
Apr 5583,35 5685,30 0,01826
Mei 5703,87 5738,16 0,00601
Jun 5749,42 5829,71 0,01396
Jul 5846,60 5840,94 -0,00097
Ags 5853,51 5864,06 0,00180
Sep 5858,21 5900,85 0,00728
Okt 5917,75 6005,78 0,01488
Nov 6017,04 5952,14 -0,01079
Des 6053,03 6355,65 0,04999
AVERAGE = 0,01224
LAMPIRAN 1
Data Tabel Distribusi Chi-Square
α
0.1 0.05 0.025 0.01 0.005
df 1 2.70554 3.84146 5.02390 6.63489 7.87940 2 4.60518 5.99148 7.37778 9.21035 10.59653 3 6.25139 7.81472 9.34840 11.34488 12.83807 4 7.77943 9.48773 11.14326 13.27670 14.86017
5 9.23635 11.07048 12.83249 15.08632 16.74965
6 10.64464 12.59158 14.44935 16.81187 18.54751 7 12.01703 14.06713 16.01277 18.47532 20.27774 8 13.36156 15.50731 17.53454 20.09016 21.95486 9 14.68366 16.91896 19.02278 21.66605 23.58927
10 15.98717 18.30703 20.48320 23.20929 25.18805
11 17.27501 19.67515 21.92002 24.72502 26.75686 12 18.54934 21.02606 23.33666 26.21696 28.29966 13 19.81193 22.36203 24.73558 27.68818 29.81932 14 21.06414 23.68478 26.11893 29.14116 31.31943
15 22.30712 24.99580 27.48836 30.57795 32.80149
16 23.54182 26.29622 28.84532 31.99986 34.26705 17 24.76903 27.58710 30.19098 33.40872 35.71838 18 25.98942 28.86932 31.52641 34.80524 37.15639 19 27.20356 30.14351 32.85234 36.19077 38.58212
20 28.41197 31.41042 34.16958 37.56627 39.99686
21 29.61509 32.67056 35.47886 38.93223 41.40094 22 30.81329 33.92446 36.78068 40.28945 42.79566 23 32.00689 35.17246 38.07561 41.63833 44.18139 24 33.19624 36.41503 39.36406 42.97978 45.55836
25 34.38158 37.65249 40.64650 44.31401 46.92797
26 35.56316 38.88513 41.92314 45.64164 48.28978 27 36.74123 40.11327 43.19452 46.96284 49.64504 28 37.91591 41.33715 44.46079 48.27817 50.99356 29 39.08748 42.55695 45.72228 49.58783 52.33550
30 40.25602 43.77295 46.97922 50.89218 53.67187
Tabel Chi-Square
LAMPIRAN 1 HASIL KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DENGAN METODE EROV, SORTINO, DAN SHARPE
2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017
1 Bahana Dana Prima
PT Bahana TCW
Investment
Management
99,98% -17,02% 11,78% 49,31% 252,40% -36,35% 22,65% 231,28% 68,87% -31,50% 15,81% 48,46%
2Batavia Dana Saham
Optimal
PT Batavia Prosperindo
Aset Manajemen53,69% -20,77% 8,63% 60,91% 164,28% -42,82% 15,60% 249,49% 50,15% -39,84% 11,81% 53,62%
3BNI Reksadana
Berkembang
PT BNI Asset
Management96,35% -14,07% 6,09% 27,80% 311,17% -30,74% 12,27% 106,47% 66,82% -25,38% 8,59% 32,33%
4 BNP Paribas PesonaPT BNP Paribas
Investment Partners89,06% -15,10% 8,23% 41,08% 266,04% -31,49% 15,31% 153,04% 64,41% -27,17% 11,37% 42,16%
5 BNP Paribas StarPT BNP Paribas
Investment Partners57,51% -17,37% 6,66% 40,35% 123,42% -34,45% 13,22% 164,60% 48,99% -31,97% 9,36% 42,70%
6CIMB - Principal Total
Return Equity Fund
PT CIMB Principal Asset
Management83,40% -20,84% 19,72% 77,80% 196,82% -44,15% 40,70% 350,25% 65,46% -40,57% 24,10% 61,58%
7FS Indoequity Dividend
Yield Fund
PT First State
Investments Indonesia90,42% -15,39% 4,66% 56,39% 313,69% -32,44% 8,65% 271,50% 65,54% -27,74% 6,65% 53,06%
8FS Indoequity Peka
Fund
PT First State
Investments Indonesia64,91% -16,12% 6,36% 48,74% 186,93% -34,04% 11,96% 261,52% 54,99% -29,49% 8,96% 48,47%
9FS Indoequity Sectoral
Fund
PT First State
Investments Indonesia63,90% -16,63% 5,11% 44,81% 207,75% -34,66% 9,70% 219,62% 54,05% -30,61% 7,29% 45,76%
10FS Indoequity Value
Select Fund
PT First State
Investments Indonesia47,04% -20,81% 2,08% 19,80% 108,37% -43,39% 4,27% 45,66% 44,90% -40,46% 3,04% 23,89%
11Mandiri Investa Cerdas
Bangsa
PT Mandiri Manajemen
Investasi94,57% -16,15% 12,09% 30,22% 277,58% -34,00% 27,50% 127,19% 66,06% -29,49% 16,19% 34,39%
12 Manulife Dana SahamPT Manulife Aset
Manajemen Indonesia70,79% -18,42% 9,01% 38,64% 175,67% -38,36% 17,15% 155,53% 56,30% -34,55% 12,38% 40,81%
13Manulife Institutional
Equity Fund
PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia95,80% -18,68% 17,13% 29,30% 238,74% -39,03% 34,30% 74,90% 67,11% -35,25% 21,96% 32,52%
14Manulife Saham
Andalan
PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia73,05% -19,74% 16,19% 14,90% 183,10% -41,22% 33,05% 36,04% 58,20% -37,78% 20,85% 18,48%
15 Maybank Dana EkuitasPT Maybank Asset
Management28,62% -18,35% 8,43% 100,66% 74,47% -37,50% 15,80% 364,13% 31,27% -34,16% 11,67% 71,79%
No. Nama Reksa Dana Manajer InvestasiEROV SORTINO SHARPE
LAMPIRAN 1 HASIL KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DENGAN METODE EROV, SORTINO, DAN SHARPE
2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017
16 Panin Dana PrimaPanin Asset
Management35,99% -19,41% 11,43% 31,82% 98,81% -42,08% 22,38% 89,19% 38,02% -36,99% 15,43% 48,46%
17 Pratama SahamPT Pratama Capital
Asset Management67,47% -12,10% 5,41% 28,57% 166,77% -26,68% 12,29% 76,00% 60,16% -21,44% 7,87% 53,62%
18Reksa Dana AXA
Maestrosaham
PT AXA Asset
Management Indonesia143,69% -13,73% 13,67% 58,37% 468,82% -28,60% 25,82% 338,17% 78,82% -24,45% 18,04% 32,33%
19Reksa Dana Trailblazer
Fund
PT Bahana TCW
Investment
Management
66,63% -19,63% 9,06% 58,29% 150,83% -41,06% 17,27% 266,21% 56,71% -37,52% 12,39% 42,16%
20
Reksa Dana BNP
Paribas Infrastruktur
Plus
PT BNP Paribas
Investment Partners149,87% -22,50% 10,91% 64,21% 325,60% -46,33% 22,53% 268,29% 82,17% -44,68% 14,80% 42,70%
21Reksa Dana BNP
Paribas Solaris
PT BNP Paribas
Investment Partners67,90% -22,29% 13,44% 20,71% 155,87% -46,80% 29,01% 54,50% 56,08% -44,27% 17,74% 61,58%
22
Reksa Dana CIMB -
Principal Indo Domestic
Equity Fund
PT CIMB Principal Asset
Management84,10% -22,41% 6,24% 19,68% 227,80% -46,52% 12,21% 62,39% 65,68% -44,43% 8,80% 53,06%
23Reksa Dana Dana
Ekuitas Andalan
PT Bahana TCW
Investment
Management
99,29% -14,08% 15,80% 33,16% 277,39% -30,02% 29,84% 118,87% 68,86% -25,17% 20,36% 48,47%
24Reksa Dana Mandiri
Investa Atraktif
PT Mandiri Manajemen
Investasi95,44% -15,51% 8,47% 20,31% 274,70% -32,37% 16,54% 74,59% 64,85% -28,25% 11,65% 45,76%
25Reksa Dana Mandiri
Saham Atraktif
PT Mandiri Manajemen
Investasi132,52% -15,92% 13,00% 59,83% 522,84% -33,38% 24,92% 345,30% 76,22% -29,01% 17,29% 23,89%
26Reksa Dana Pratama
Ekuitas
PT Pratama Capital
Asset Management107,87% -10,30% 3,73% 25,66% 218,59% -23,03% 8,48% 71,20% 76,48% -17,84% 5,49% 34,39%
27Reksa Dana Simas
Danamas Saham
PT Sinarmas Asset
Management97,21% -20,28% 18,57% 35,00% 222,11% -42,16% 36,13% 135,58% 68,53% -38,83% 23,32% 40,81%
28 Rencana CerdasPT Ciptadana Asset
Management96,54% -15,91% 17,27% 29,43% 317,52% -34,56% 33,65% 96,39% 69,71% -28,91% 21,95% 32,52%
29TRAM Consumption
Plus
PT Trimegah Asset
Management89,83% -20,59% 15,55% 77,66% 228,83% -41,32% 27,67% 546,61% 67,55% -39,17% 20,07% 18,48%
30 TRIM KapitalPT Trimegah Asset
Management97,01% -21,26% 4,20% 52,78% 161,01% -42,34% 8,40% 201,54% 69,01% -40,92% 5,82% 71,79%
No. Nama Reksa Dana Manajer InvestasiEROV SORTINO SHARPE
LAMPIRAN 1 HASIL KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DENGAN METODE TREYNOR, JENSEN, DAN MODIGLIANI
2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017
1 Bahana Dana Prima
PT Bahana TCW
Investment
Management
2,15% -1,18% 0,97% 1,35% -7,46% 13,19% -4,59% -6,30% 1,98% -0,73% 0,91% 1,17%
2Batavia Dana Saham
Optimal
PT Batavia Prosperindo
Aset Manajemen2,01% -1,35% 0,81% 1,22% -5,89% 14,88% -5,13% -8,17% 1,61% -1,09% 0,80% 1,25%
3BNI Reksadana
Berkembang
PT BNI Asset
Management2,02% -1,04% 0,72% 1,08% -7,72% 10,58% -4,74% -5,74% 1,94% -0,47% 0,72% 0,91%
4 BNP Paribas PesonaPT BNP Paribas
Investment Partners2,00% -0,83% 0,81% 1,13% -8,16% 14,90% -4,94% -7,18% 1,89% -0,54% 0,79% 1,07%
5 BNP Paribas StarPT BNP Paribas
Investment Partners1,57% -0,99% 0,75% 1,32% -9,69% 15,34% -4,98% -5,70% 1,59% -0,75% 0,74% 1,08%
6CIMB - Principal Total
Return Equity Fund
PT CIMB Principal Asset
Management2,48% -1,78% 1,10% 1,31% -4,41% 11,62% -5,60% -7,56% 1,91% -1,12% 1,12% 1,38%
7FS Indoequity Dividend
Yield Fund
PT First State
Investments Indonesia2,09% -0,82% 0,66% 1,47% -7,45% 15,08% -5,08% -6,04% 1,91% -0,57% 0,67% 1,24%
8FS Indoequity Peka
Fund
PT First State
Investments Indonesia1,92% -1,04% 0,74% 1,41% -6,90% 13,59% -4,91% -5,84% 1,71% -0,64% 0,73% 1,17%
9FS Indoequity Sectoral
Fund
PT First State
Investments Indonesia1,85% -1,10% 0,69% 1,35% -7,52% 13,69% -4,96% -5,93% 1,69% -0,69% 0,69% 1,13%
10FS Indoequity Value
Select Fund
PT First State
Investments Indonesia1,70% -1,75% 0,54% 0,77% -7,17% 11,48% -4,88% -5,79% 1,51% -1,12% 0,58% 0,77%
11Mandiri Investa Cerdas
Bangsa
PT Mandiri Manajemen
Investasi1,98% -0,99% 0,98% 1,11% -6,62% 14,17% -4,25% -5,73% 1,92% -0,64% 0,92% 0,94%
12 Manulife Dana SahamPT Manulife Aset
Manajemen Indonesia1,78% -1,24% 0,85% 1,17% -9,15% 14,21% -4,91% -6,46% 1,73% -0,86% 0,82% 1,05%
13Manulife Institutional
Equity Fund
PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia2,08% -1,35% 1,18% 0,92% -8,23% 13,48% -4,40% -7,50% 1,94% -0,89% 1,06% 0,91%
14Manulife Saham
Andalan
PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia1,91% -1,52% 1,12% 0,65% -8,18% 13,03% -4,59% -7,54% 1,77% -1,00% 1,03% 0,68%
15 Maybank Dana EkuitasPT Maybank Asset
Management1,36% -1,08% 0,84% 1,59% -7,43% 15,25% -4,55% -6,77% 1,24% -0,85% 0,80% 1,55%
No. Nama Reksa Dana Manajer InvestasiTREYNOR JENSEN MODIGLIANI
LAMPIRAN 1 HASIL KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DENGAN METODE TREYNOR, JENSEN, DAN MODIGLIANI
2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017
16 Panin Dana PrimaPanin Asset
Management1,66% -1,48% 0,97% 0,89% -5,56% 12,62% -4,14% -7,11% 1,37% -0,97% 0,90% 0,94%
17 Pratama SahamPT Pratama Capital
Asset Management2,90% -0,92% 0,77% 1,12% -2,18% 9,88% -3,33% -3,69% 1,81% -0,30% 0,70% 0,92%
18Reksa Dana AXA
Maestrosaham
PT AXA Asset
Management Indonesia2,15% -0,78% 1,05% 1,73% -8,55% 13,95% -4,59% -4,55% 2,17% -0,43% 0,96% 1,28%
19Reksa Dana Trailblazer
Fund
PT Bahana TCW
Investment
Management
2,09% -1,50% 0,84% 1,40% -6,36% 12,61% -4,92% -6,54% 1,74% -0,99% 0,82% 1,26%
20
Reksa Dana BNP
Paribas Infrastruktur
Plus
PT BNP Paribas
Investment Partners2,41% -1,97% 0,95% 1,41% -7,48% 12,12% -4,32% -7,02% 2,24% -1,30% 0,88% 1,30%
21Reksa Dana BNP
Paribas Solaris
PT BNP Paribas
Investment Partners1,90% -2,05% 1,02% 0,74% -7,99% 10,75% -4,20% -6,72% 1,73% -1,28% 0,96% 0,78%
22
Reksa Dana CIMB -
Principal Indo Domestic
Equity Fund
PT CIMB Principal Asset
Management2,48% -1,93% 0,74% 0,89% -4,97% 12,10% -4,94% -5,89% 1,92% -1,29% 0,73% 0,78%
23Reksa Dana Dana
Ekuitas Andalan
PT Bahana TCW
Investment
Management
2,17% -0,82% 1,09% 1,15% -7,19% 13,82% -4,79% -6,03% 1,98% -0,46% 1,02% 0,98%
24Reksa Dana Mandiri
Investa Atraktif
PT Mandiri Manajemen
Investasi1,84% -1,03% 0,82% 0,93% -9,51% 13,25% -5,10% -5,75% 1,90% -0,59% 0,80% 0,79%
25Reksa Dana Mandiri
Saham Atraktif
PT Mandiri Manajemen
Investasi2,10% -0,99% 1,03% 1,73% -8,98% 13,89% -4,52% -4,61% 2,12% -0,62% 0,94% 1,29%
26Reksa Dana Pratama
Ekuitas
PT Pratama Capital
Asset Management3,23% -0,63% 0,65% 1,05% -2,16% 10,69% -3,66% -3,46% 2,13% -0,14% 0,64% 0,88%
27Reksa Dana Simas
Danamas Saham
PT Sinarmas Asset
Management2,22% -1,41% 1,17% 1,06% -7,34% 13,39% -4,61% -5,98% 1,97% -1,05% 1,10% 0,99%
28 Rencana CerdasPT Ciptadana Asset
Management2,45% -0,92% 1,13% 1,03% -5,81% 14,39% -4,81% -6,84% 1,99% -0,62% 1,06% 0,92%
29TRAM Consumption
Plus
PT Trimegah Asset
Management2,45% -1,19% 1,08% 1,51% -5,22% 16,44% -4,67% -6,81% 1,95% -1,06% 1,01% 1,41%
30 TRIM KapitalPT Trimegah Asset
Management2,28% -1,35% 0,60% 1,19% -4,96% 15,59% -6,65% -6,23% 1,98% -1,14% 0,65% 1,19%
No. Nama Reksa Dana Manajer InvestasiTREYNOR JENSEN MODIGLIANI
LAMPIRAN 1 HASIL KINERJA REKSA DANA SAHAM SYARIAH DENGAN METODE EROV, SORTINO, DAN SHARPE
2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017
1Batavia Dana Saham
Syariah
PT Batavia Prosperindo
Aset Manajemen26,65% -23,38% 13,22% 3,35% 69,99% -46,50% 24,79% 9,17% 30,51% -45,83% 17,58% 4,82%
2CIMB - Principal Islamic
Equity Growth Syariah
PT CIMB Principal Asset
Management60,70% -27,26% 7,31% -10,24% 160,93% -53,69% 15,31% -22,81% 54,23% -56,93% 10,28% -16,75%
3 Cipta Syariah EquityPT Ciptadana Asset
Management75,85% -20,39% 9,43% -2,30% 255,99% -42,07% 19,71% -5,07% 58,95% -38,79% 12,97% -3,51%
4Mandiri Investa Atraktif
- Syariah
PT Mandiri Manajemen
Investasi41,21% -21,32% 11,20% -8,56% 84,82% -43,38% 23,66% -20,40% 40,68% -41,04% 15,16% -13,56%
5Mandiri Investa Ekuitas
Syariah
PT Mandiri Manajemen
Investasi72,11% -21,30% 9,93% -3,31% 147,70% -43,59% 20,45% -7,94% 59,48% -41,26% 13,63% -4,99%
6Panin Dana Saham
Syariah
PT Panin Asset
Management34,78% -16,63% 9,71% -12,23% 86,59% -36,10% 21,59% -24,33% 38,05% -30,90% 13,29% -20,43%
7
Reksa Dana Manulife
Syariah Sektoral
Amanah
PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia46,02% -18,73% 16,46% -8,49% 100,14% -38,91% 36,85% -17,19% 43,87% -35,10% 21,24% -13,44%
8Reksa Dana MNC Dana
Syariah Ekuitas
PT MNC Asset
Management 76,11% -21,89% 16,87% 15,44% 169,72% -45,50% 31,36% 47,68% 60,44% -42,53% 21,52% 19,90%
9
Reksa Dana Syariah
BNP Paribas Pesona
Syariah
PT BNP Paribas
Investment Partners58,19% -20,53% 14,19% 3,78% 129,81% -42,61% 28,72% 8,35% 50,86% -39,33% 18,70% 5,34%
10Reksa Dana TRIM
Syariah Saham
PT Trimegah Asset
Management76,27% -23,85% 17,90% 3,02% 192,45% -47,41% 36,01% 8,14% 60,95% -47,20% 22,72% 4,27%
No. Nama Reksa Dana Manajer InvestasiEROV SORTINO SHARPE
LAMPIRAN 1 HASIL KINERJA REKSA DANA SAHAM SYARIAH DENGAN METODE TREYNOR, JENSEN, DAN MODIGLIANI
2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017
1Batavia Dana Saham
Syariah
PT Batavia Prosperindo
Aset Manajemen1,49% -1,37% 1,05% 0,44% -5,50% 15,99% -3,98% -6,28% 1,23% -1,35% 0,95% 0,46%
2CIMB - Principal Islamic
Equity Growth Syariah
PT CIMB Principal Asset
Management2,12% -2,17% 0,80% -0,02% -4,79% 13,59% -4,38% -6,72% 1,69% -1,83% 0,76% 0,11%
3 Cipta Syariah EquityPT Ciptadana Asset
Management1,86% -1,22% 0,89% 0,24% -6,91% 15,12% -4,40% -6,11% 1,78% -1,05% 0,83% 0,32%
4Mandiri Investa Atraktif
- Syariah
PT Mandiri Manajemen
Investasi1,55% -1,33% 0,96% 0,08% -7,51% 15,23% -4,17% -8,07% 1,43% -1,14% 0,89% 0,16%
5Mandiri Investa Ekuitas
Syariah
PT Mandiri Manajemen
Investasi2,16% -1,50% 0,92% 0,24% -5,26% 13,57% -4,09% -7,44% 1,79% -1,15% 0,85% 0,30%
6Panin Dana Saham
Syariah
PT Panin Asset
Management1,87% -1,38% 0,89% -0,11% -3,88% 10,83% -4,02% -5,24% 1,37% -0,71% 0,84% 0,05%
7
Reksa Dana Manulife
Syariah Sektoral
Amanah
PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia1,63% -1,17% 1,16% 0,08% -7,90% 14,71% -4,10% -7,30% 1,49% -0,89% 1,04% 0,16%
8Reksa Dana MNC Dana
Syariah Ekuitas
PT MNC Asset
Management 2,05% -1,45% 1,12% 1,67% -5,42% 14,42% -4,44% 0,85% 1,81% -1,21% 1,05% 0,70%
9
Reksa Dana Syariah
BNP Paribas Pesona
Syariah
PT BNP Paribas
Investment Partners1,76% -1,37% 1,08% 0,44% -7,89% 14,35% -4,12% -6,57% 1,62% -1,07% 0,98% 0,47%
10Reksa Dana TRIM
Syariah Saham
PT Trimegah Asset
Management2,14% -1,50% 1,18% 0,42% -6,74% 15,91% -4,09% -7,23% 1,82% -1,41% 1,08% 0,45%
No. Nama Reksa Dana Manajer InvestasiTREYNOR JENSEN MODIGLIANI
LAMPIRAN 2
Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov RDS Konvensional
Tests of Normality
metodekinerja
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai
kinerja
EROV ,130 120 ,000 ,925 120 ,000
SORTINO ,180 120 ,000 ,885 120 ,000
SHARPE ,123 120 ,000 ,927 120 ,000
TREYNOR ,206 120 ,000 ,907 120 ,000
JENSEN ,339 120 ,000 ,707 120 ,000
MODIGLIANI ,202 120 ,000 ,896 120 ,000
IHSG ,382 120 ,000 ,688 120 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Nilai Kinerja RDS Konvensional
LAMPIRAN 2
Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov RDS Syariah
Tests of Normality
metodekinerja
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai
kinerja
EROV ,168 40 ,006 ,894 40 ,001
SORTINO ,188 40 ,001 ,874 40 ,000
SHARPE ,101 40 ,200 ,948 40 ,066
TREYNOR ,148 40 ,027 ,913 40 ,005
JENSEN ,373 40 ,000 ,700 40 ,000
MODIGLIANI ,130 40 ,086 ,915 40 ,006
IHSG ,381 40 ,000 ,690 40 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Nilai Kinerja RDS Syariah
LAMPIRAN 2
Analisis Deskriptif RDS Konvensional
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
IHSG 120 -,0101 ,0162 ,007250 ,0009366 ,0102596
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
EROV 120 -,2250 1,4987 ,301182 ,0384063 ,4207198
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
SORTINO 120 -,4680 5,4661 ,995946 ,1240477 1,3588746
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
SHARPE 120 -,4468 ,8217 ,211594 ,0340440 ,3729336
Valid N (listwise) 120
LAMPIRAN 2
Analisis Deskriptif RDS Konvensional
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
TREYNOR 120 -,0205 ,0323 ,007379 ,0011574 ,0126789
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
JENSEN 120 -,0969 ,1644 -,011125 ,0077789 ,0852134
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
MODIGLIANI 120 -,0130 ,0224 ,007392 ,0009098 ,0099666
Valid N (listwise) 120
LAMPIRAN 2
Analisis Deskriptif RDS Syariah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
IHSG 40 -,0101 ,0162 ,007250 ,0016360 ,0103469
Valid N (listwise) 40
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
EROV 40 -,2726 ,7627 ,114823 ,0488379 ,3088778
Valid N (listwise) 40
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
SORTINO 40 -,5369 2,5599 ,298108 ,1190526 ,7529545
Valid N (listwise) 40
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
SHARPE 40 -,5693 ,6095 ,051963 ,0550702 ,3482948
Valid N (listwise) 40
LAMPIRAN 2
Analisis Deskriptif RDS Syariah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
TREYNOR 40 -,0217 ,0216 ,004425 ,0020062 ,0126881
Valid N (listwise) 40
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
JENSEN 40 -,0807 ,1599 -,004995 ,0140272 ,0887156
Valid N (listwise) 40
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
MODIGLIANI 40 -,0183 ,0182 ,004168 ,0016799 ,0106243
Valid N (listwise) 40
LAMPIRAN 2
Uji Homogenitas RDS Konvensional
Test of Homogeneity of Variances
nilaikinerja
Levene Statistic df1 df2 Sig.
218,784 6 833 ,000
ANOVA
nilaikinerja
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 95,734 6 15,956 51,464 ,000
Within Groups 258,260 833 ,310
Total 353,994 839
LAMPIRAN 2
Uji Homogenitas RDS Syariah
Test of Homogeneity of Variances
nilaikinerja
Levene Statistic df1 df2 Sig.
39,085 6 273 ,000
ANOVA
nilaikinerja
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2,910 6 ,484 4,274 ,000
Within Groups 30,884 273 ,113
Total 33,786 279
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Hipotesis 1
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 720 ,252061 ,6955222 -,4680 5,4661
metodekinerja 720 3,50 1,709 1 6
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja EROV 120 437,64
SORTINO 120 475,28
SHARPE 120 427,12
TREYNOR 120 302,92
JENSEN 120 221,80
MODIGLIANI 120 298,25
Total 720
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 138,762
df 5
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Hipotesis 1
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,078082 ,3750009 -,5693 2,5599
metodekinerja 240 3,50 1,711 1 6
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja EROV 40 131,53
SORTINO 40 135,28
SHARPE 40 128,83
TREYNOR 40 118,49
JENSEN 40 91,46
MODIGLIANI 40 117,43
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 10,505
df 5
Asymp. Sig. ,062
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Hipotesis 2
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 840 ,217088 ,6495567 -,4680 5,4661
metodekinerja 840 4,00 2,001 1 7
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja EROV 120 527,64
SORTINO 120 565,28
SHARPE 120 517,12
TREYNOR 120 360,30
JENSEN 120 251,80
MODIGLIANI 120 353,63
IHSG 120 367,75
Total 840
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 165,374
df 6
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Hipotesis 2
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 280 ,067963 ,3479882 -,5693 2,5599
metodekinerja 280 4,00 2,004 1 7
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja EROV 40 155,53
SORTINO 40 159,28
SHARPE 40 152,83
TREYNOR 40 134,74
JENSEN 40 101,71
MODIGLIANI 40 132,05
IHSG 40 147,38
Total 280
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 14,562
df 6
Asymp. Sig. ,024
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial EROV-Sortino
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,648564 1,0624117 -,4680 5,4661
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 120 108,31
SORTINO 120 132,69
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 7,401
df 1
Asymp. Sig. ,007
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial EROV-Sharpe
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,256388 ,3992442 -,4468 1,4987
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 120 125,32
SHARPE 120 115,68
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 1,157
df 1
Asymp. Sig. ,282
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial EROV-Treynor
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,154280 ,3314854 -,2250 1,4987
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 120 150,37
TREYNOR 120 90,63
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,429
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial EROV-Jensen
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,145028 ,3409306 -,2250 1,4987
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 120 145,17
JENSEN 120 95,83
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 30,306
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial EROV-Modigliani
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,154287 ,3314365 -,2250 1,4987
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 120 150,47
MODIGLIANI 120 90,53
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,714
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Sortino-Sharpe
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,603770 1,0691591 -,4680 5,4661
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 120 135,28
SHARPE 120 105,73
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 10,870
df 1
Asymp. Sig. ,001
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Sortino-Treynor
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,501663 1,0792707 -,4680 5,4661
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 120 150,50
TREYNOR 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,814
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Sortino-Jensen
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,492410 1,0851872 -,4680 5,4661
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 120 148,31
JENSEN 120 92,69
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 38,505
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Sortino-Modigliani
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,501669 1,0792537 -,4680 5,4661
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 120 150,50
MODIGLIANI 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,814
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Sharpe-Treynor
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,109487 ,2824861 -,4468 ,8217
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 120 150,49
TREYNOR 120 90,51
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,789
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Sharpe-Jensen
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,100235 ,2920909 -,4468 ,8217
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 120 146,73
JENSEN 120 94,28
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 34,245
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Sharpe-Modigliani
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,109493 ,2824297 -,4468 ,8217
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 120 150,50
MODIGLIANI 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,814
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Treynor-Jensen
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 -,001873 ,0614937 -,0969 ,1644
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
TREYNOR 120 150,50
JENSEN 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,814
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Treynor-Modigliani
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,007385 ,0113798 -,0205 ,0323
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
TREYNOR 120 122,78
MODIGLIANI 120 118,22
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square ,260
df 1
Asymp. Sig. ,610
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Jensen-Modigliani
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 -,001867 ,0612455 -,0969 ,1644
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
JENSEN 120 90,50
MODIGLIANI 120 150,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 44,814
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial EROV-Sortino
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,206465 ,5792112 -,5369 2,5599
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 40 39,50
SORTINO 40 41,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square ,148
df 1
Asymp. Sig. ,700
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial EROV-Sharpe
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,083393 ,3286124 -,5693 ,7627
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 40 41,50
SHARPE 40 39,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square ,148
df 1
Asymp. Sig. ,700
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial EROV-Treynor
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,059624 ,2241960 -,2726 ,7627
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 40 44,50
TREYNOR 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,371
df 1
Asymp. Sig. ,124
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial EROV-Jensen
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,054914 ,2337068 -,2726 ,7627
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 40 43,53
JENSEN 40 37,48
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 1,356
df 1
Asymp. Sig. ,244
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial EROV-Modigliani
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,059495 ,2241752 -,2726 ,7627
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 40 44,50
MODIGLIANI 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,370
df 1
Asymp. Sig. ,124
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Sortino-Sharpe
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,175305 ,5959089 -,5693 2,5599
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 40 42,63
SHARPE 40 38,38
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square ,669
df 1
Asymp. Sig. ,413
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Sortino-Treynor
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,151266 ,5493604 -,5369 2,5599
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 40 44,50
TREYNOR 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,371
df 1
Asymp. Sig. ,124
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Sortino-Jensen
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,146556 ,5540993 -,5369 2,5599
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 40 44,15
JENSEN 40 36,85
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 1,974
df 1
Asymp. Sig. ,160
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Sortino-Modigliani
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,151138 ,5493736 -,5369 2,5599
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 40 44,50
MODIGLIANI 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,370
df 1
Asymp. Sig. ,124
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Sharpe-Treynor
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,028194 ,2460456 -,5693 ,6095
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 40 44,50
TREYNOR 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,371
df 1
Asymp. Sig. ,124
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Sharpe-Jensen
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,023484 ,2541527 -,5693 ,6095
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 40 43,95
JENSEN 40 37,05
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 1,763
df 1
Asymp. Sig. ,184
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Sharpe-Modigliani
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,028065 ,2460099 -,5693 ,6095
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 40 44,50
MODIGLIANI 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,370
df 1
Asymp. Sig. ,124
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Treynor-Jensen
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 -,000285 ,0631457 -,0807 ,1599
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
TREYNOR 40 50,00
JENSEN 40 31,00
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 13,371
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Treynor-Modigliani
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,004296 ,0116282 -,0217 ,0216
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
TREYNOR 40 40,99
MODIGLIANI 40 40,01
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square ,035
df 1
Asymp. Sig. ,851
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Jensen-Modigliani
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 -,000414 ,0629477 -,0807 ,1599
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
JENSEN 40 31,09
MODIGLIANI 40 49,91
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 13,126
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial EROV-IHSG
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,154216 ,3314725 -,2250 1,4987
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 1
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 120 150,50
IHSG 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 45,166
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Sortino-IHSG
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,501598 1,0792876 -,4680 5,4661
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 1
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 120 150,50
IHSG 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 45,166
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Sharpe-IHSG
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,109422 ,2824606 -,4468 ,8217
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 1
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 120 150,50
IHSG 120 90,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 45,166
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Treynor-IHSG
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,007315 ,0115089 -,0205 ,0323
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 1
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
TREYNOR 120 117,88
IHSG 120 123,13
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square ,346
df 1
Asymp. Sig. ,556
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Jensen-IHSG
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 -,001938 ,0612588 -,0969 ,1644
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 1
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
JENSEN 120 90,50
IHSG 120 150,50
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 45,166
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Konvensional
Uji Parsial Modigliani-IHSG
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 240 ,007321 ,0100932 -,0130 ,0224
metodekinerja 240 1,50 ,501 1 1
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
MODIGLIANI 120 115,88
IHSG 120 125,13
Total 240
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 1,074
df 1
Asymp. Sig. ,300
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial EROV-IHSG
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,061036 ,2237886 -,2726 ,7627
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
EROV 40 44,50
IHSG 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,389
df 1
Asymp. Sig. ,122
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Sortino-IHSG
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,152679 ,5489555 -,5369 2,5599
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SORTINO 40 44,50
IHSG 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,,389
df 1
Asymp. Sig. ,122
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Sharpe-IHSG
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,029606 ,2458573 -,5693 ,6095
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
SHARPE 40 44,50
IHSG 40 36,50
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,389
df 1
Asymp. Sig. ,122
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Treynor-IHSG
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,005838 ,0115909 -,0217 ,0216
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
TREYNOR 40 36,75
IHSG 40 44,25
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 2,100
df 1
Asymp. Sig. ,147
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Jensen-IHSG
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,001128 ,0630575 -,0807 ,1599
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
JENSEN 40 30,75
IHSG 40 50,25
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 14,193
df 1
Asymp. Sig. ,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Kruskal-Wallis RDS Syariah
Uji Parsial Modigliani-IHSG
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
nilaikinerja 80 ,005709 ,0105348 -,0183 ,0182
metodekinerja 80 1,50 ,503 1 2
Kruskal-Wallis Test
Ranks
metodekinerja N Mean Rank
nilaikinerja
MODIGLIANI 40 35,13
IHSG 40 45,88
Total 80
Test Statisticsa,b
nilaikinerja
Chi-Square 4,316
df 1
Asymp. Sig. ,038
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: metodekinerja