laporan penelitian -...

120
1 LAPORAN PENELITIAN PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA ANAK USIA DINI MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA Ketua : Dr. Susilahati, M.Si (NIDN : 0324106002) Anggota : Dr. Oneng Nurul Bariyah, M.Ag (NIDN: 0310106803) Dr. Ir. Elfarisna, M.Si ( NIDN:0303106503) Ir. Helfi Gustia, M.Si (NIDN:0012086101) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013 PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA ANAK USIA DINI MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA

Upload: dinhthu

Post on 08-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

1

LAPORAN PENELITIAN

PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA ANAK USIA DINI MELALUI

ALAT PERMAINAN EDUKATIF BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA

Ketua : Dr. Susilahati, M.Si (NIDN : 0324106002)

Anggota : Dr. Oneng Nurul Bariyah, M.Ag (NIDN: 0310106803)

Dr. Ir. Elfarisna, M.Si ( NIDN:0303106503)

Ir. Helfi Gustia, M.Si (NIDN:0012086101)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2013

PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA ANAK USIA DINI MELALUI

ALAT PERMAINAN EDUKATIF BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA

Page 2: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

2

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh mahalnya harga Alat Permainan Edukatif (APE)

yang merupakan media belajar pada anak usia dini , sehingga lembaga PAUD yang ada

kekurangan media pembelajaran APE. sementara saat ini jumlah PAUD terus meningkat

seiring dengan peran serta masyarakat dalam merespon PAUD. Disatu sisi limbah rumah

tangga nampak belum banyak termanfaatkan dengan baik . Fakta dilapangan menunjukkan

terdapat PAUD yang kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai

media pembelajaran anak usia dini. Salah satu lembaga yang memanfaatkan limbah rumah

tangga menjadi APE adalah RA Mesjid Istiqlal. Bagaimana APE berbasis limbah rumah

tangga itu digunakan sebagai media pembelajaran, menjadi hal menarik untuk

diteliti.Mengingat penyelenggaraan pendidikan di RA Istiqlal berbasis agama, sub fokus

penelitian ini meliputi : bagaimana penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini

diterapkan dengan menggunakan APE berbasis limbah rumah tangga. Metode penelitian

yang digunakan bersifat kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa APE dapat dibuat

dari limbah rumah tangga dan dapat digunakan sebagai media penanaman nilai-nilai religius

pada pendidikan anak usia dini dengan melalui metode bermain di sentra-sentra. Output

penelitian adalah modul penanaman nilai-nilai religius berbasis APE limbah rumah tangga.

Keywords: penanaman nilai, APE, limbah rumah tangga, anak usia dini, bermain.

Page 3: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

3

Page 4: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

4

Page 5: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

5

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan karunia-Nya akhirnya penelitian yang berjudul: Penanaman Nilai-Nilai

Religius pada anak Usia Dini melalui APE berbasis Limbah Rumah Tangga dapat

selesai.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak, oleh karena itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang secara

langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam penyelesaian penelitian

ini. Secara khusus pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada keluarga

besar RA Istiqlal yang telah bersedia sebagai lokasi dan obyek penelitian. Juga

kepada ditlitambas dikti kemendikbud yang telah mendanai penelitian ini serta rektor

UMJ atas kesempatan yang diberikan dalam mengakses kegiatan penelitian ini.

Terima kasih juga disampaikan kepada tim LPPM UMJ yang telah membantu

tekhnis penelitian ini.

Kiranya hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat memberi sumbangsih

dalam penanaman nilai-nilai religius bagi anak usia dini dan bagi lembaga

penyelenggara pendidikan anak usia dini

Jakarta, Desember 2013

Ketua Tim Peneliti

Dr. Susilahati. M.Si

0324106002/20240

Page 6: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

6

DAFTAR ISI

JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Identifikasi Masalah

C. Perumusan Masalah

D. Pembatasan Masalah

E. Tujuan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Keagamaan Anak Usia Dini

B.Perkembangan Anak Usia Dini

C.Pendidikan Anak Usia Dini

D.Limbah Rumah Tangga..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian.

B. Metode Penelitian.

C. Tahapan penelitian.

D. Jadwal Penelitian.

BAB IV TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi

B. Penanaman nilai-nilai Religius.

C. Penggunaan APE berbasis Limbah Rumah Tangga

BAB IV Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan.

B. Saran.

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran-lampiran...

Page 7: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

7

BAB I.

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang dikarunia akal sebagai pembeda dengan

makhluk lainnya. Oleh karena itu, hal yang sangat pantas apabila manusia berbakti

kepada Tuhan sebagai wujud syukurnya. Semua manusia di segala zaman, mulai

dari manusia primitif sampai modern. Hasrat mengabdikan diri pada Tuhan,

diungkapkan dalam bentuk ritual yang berbeda-beda.

Namun ada masalah yang menjadi perdebatan di kalangan ahli jiwa. Apakah

hasrat mengabdi pada Tuhan itu timbul dalam diri manusia sebagai bawaan sejak

lahir ataukah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain? Dalam masalah tersebut ada yang

disebut dengan teori Monistik dan teori Fakulti (Faculty theory). Dalam teori

monistik menyebutkan bahwa sumber kejiwaan agama adalah satu sumber kejiwaan.

Tokoh-tokoh psikologi yang termasuk aliran Monistik antara lain Thomas van

Aquino, Fredrick Hegel, Fredrickk Schleimacher, Rudolf Oto dan Sigmund Frued.

Aquino berpendapat bahwa sumber kejiwaan agama itu adalah berfikir. Manusia

bertuhan karena manusia menggunakan kemampuan berfikirnya. Sementara Fredrick

Hegel menyatakan bahwa agama adalah suatu pengetahuan yang sungguh-sungguh

benar dan tempat kebenaran abadi. Sementara itu Fredrick Schleimacher

berpendapat bahwa sumber keagamaan adalah ketergantungan yang mutlak.1 Teori

lain yaitu teori fakulti menyebutkan bahwa tingkah laku manusia itu tidak bersumber

pada suatu faktor yang tunggal tetapi terdiri atas beberapa unsur yang dianggap

penting yaitu fungsi cipta (reason), rasa (emotion), dan karsa (will). Cipta (reason)

1Lihat: Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), Cet XIII, hlm 54-56

Page 8: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

8

berperan mennetukan benar tidaknya ajaran suatu agama berdasarkan pertimbangan

intelek seseorang. Rasa (emotion) menimbulkan sikap batin yang seimbang dan

positif dalam menghayati kebenaran ajaran agama. Karsa (will) menimbulkan

amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan logis.2

Pengalaman sebagai bentuk aplikasi agama pada diri manusia dapat terjadi

melalui pendidikan yang diterima sejak lahir. Pendidikan pertama yang diterima

seorang manusia adalah melalui keluarga. Sosok seorang ibu atau bapak memiliki

pengaruh dalam keagamaan seorang anak. Walaupun dalam perkembangan

selanjutnya, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi keagamaan seseorang apakah

melalui berfikir lewat pendidikan yang dia terima ataupun karena lingkungan seperti

melalui perkawinan.

Anak usia dini berada pada masa keemasan ( golden age) bagi penanaman nilai-

nilai religious, sehingga pada masa tersebut seorang anak harus dididik dengan baik.

Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan oleh para pendidik, termasuk upaya

menanamkan nilai-nilai keagamaan pada diri anak sejak usia dini. Metode

pengajaran dan alat yang digunakan oleh seorang pendidik dalam penanaman nilai-

nilai keagamaan bagi anak usia dini disesuaikan dengan perkembangan jiwa mereka.

Selain itu, masa kanak-kanak sebagai masa bermain tentu berpengaruh pada alat

yang digunakan dalam penanaman nilai-nilai religius. Pada anak usia dini media

pembelajaran yang efektif adalah dengan menggunakan APE, karena anak akan

tertarik pada APE. Alat

Pembuatan alat permainan edukatif bagi anak usia dini terkadang

membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan mahal. Untuk itu, diperlukan strategi

2 Ibid . hlm 58

Page 9: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

9

yang baik agar APE yang digunakan itu bersifat murah selain memberikan

penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini. Alat permainan edukatif yang

murah membutuhkan keterampilan khusus dari para pendidik. APE tersebut dapat

dibuat dari limbah rumah tangga yang saat ini kian marak. Limbah yang berasal dari

rumah tangga adalah penyumbang terbesar dari limbah yang ada saat ini. Bahkan,

kini limbah yang berasal dari rumah tangga khususnya di kota-kota besar seperti

Jawa Barat sudah mencapai 80%.

Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai alat permainan edukatif yang

digunakan sebagai media penanaman nilai-nilai religius anak usia dini ada faktor-

faktor yang harus diperhatikan. Misalnya, jenis alat permainan apa yang dapat

digunakan? Bagaimana metode pembelajaran yang dapat dilakukan dengan

menggunakan APE limbah tersebut? Untuk menjawab permasalahan di atas, maka

perlu dilakukan penelitian.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa masalah dalam penelitian

yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Darimana alat permainan edukatif berbasis limbah dapat diperoleh?

2. Bagaimanakah uji kelayakan limbah yang dapat digunakan bagi alat

permainan edukatif?

3. Jenis limbah rumah tangga apa yang dapat dibuat sebagai alat permainan

edukatif bagi penanaman nilai-nilai religius anak usia dini?

4. Bagaimanakah pengaruh penggunaan APE limbah rumah tangga bagi

penanaman psikologi anak?

5. Bagaimana penanaman nilai nilai religius bagi anak usia dini?

Page 10: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

10

6. Bagaimana pemanfaatan APE limbah rumah tangga dalam penanaman

nilai nilai religius?

C. Pembatasan Masalah

Masalah penelitian dibatasi pada pemanfaatan APE berbasis limbah rumah tangga

dalam penanaman nilai nilai religius pada anak usia dini.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini ?

2. APE berbasis limbah rumah tangga yang bagaimana yang dapat digunakan untuk

anak usia dini ?

3. Bagaimana penanaman nilai nilai religius anak usia dini melalui APE berbasis

limbah rumah tangga ?

E. Tujuan Penelitian

1.Mendapatkan bentuk dan jenis serta manfaat APE berbasis limbah rumah tangga

yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai religius

2.Mendapatkan model pembelajaran anak usia dini dalam menanamkan nilai-nilai

religius.

3.Mendapatkan model pembelajaran anak usia dini dalam menanamkan nilai-nilai

religius melalui APE berbasis limbah rumah tangga

Page 11: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

11

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keagamaan Pada Anak Usia Dini.

Hampir pada kebanyakan keluarga saat ini, telah disadari sepenuhnya bahwa

pendidikan agama harus dimulai sejak usia dini. Di lembaga pendidikan anak usia dini,

juga demikian. Institusi ini dengan sadar mempriorotaskan masalah nilai-nilai religi

pada anak sebagai landasan tumbuh kembang anak pada periode berikutnya.

1.Pengertian Agama.

Istilah agama menurut bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "a" artinya

"tidak" dan "gama" artinya "kacau" atau “kocar-kacir” atau “tidak teratur”. Jadi istilah

"agama menurut bahasa bermakna "tidak kacau". Adapun arti agama menurut Mahmud

Syaltut yaitu "ketetapan ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya untuk menjadi

pedoman hidup manusia." Sedangkan menurut Syaikh Muhammad Abdullah Badran

dalam bukunya al-Madkhal ila al-Adyan, bahwa agama sama artinya dengan "din" yaitu

hubungan antara dua pihak dimana yang pertama mmemiliki kedudukan lebih tinggi

daripada yang kedua. Kata "din" yang terdiri dari huruf dal, ya dan nun sama dengan

dain yang berarti utang atau dana yadinu yang berarti menghukum atau taat, dsb. Semua

itu menggambarkan adanya dua pihak yang melakukan interaksi . Dengan demikian

"agama" itu adalah "hubungan antara makhluk dengan Khalik-Nya." Dalam bahasa

Inggris kata "agama" sama dengan "religion" atau "religi". Menurut kamus The Hold

Intermediate Dictionary of American English, religi yaitu:"Belief in and Worship of God

or the Super Natural" (Kepercayaan dan penyembahan kepada Tuhan atau kepada Yang

Maha Mengetahui). Dalam kamus The Edvanced Learner's Dictionary of Current

English , Religion: Belief in the existence of supernatural rulling power, the creator and

Page 12: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

12

controller of the universe, who has given to man a spiritual nature which continues to

exist after the death of body (agama adalah mempercayai adanya kekuatan kodrat Yang

Maha Mengatasi, Menguasai, Menciptakan dan Mengawasi alam semesta dan yang telah

menganugerahkan kepada manusia suatu watak rohani, supaya manusia dapat hidup terus

menerus setelah mati tubuhnya."3

2. Perkembangan Agama Anak

Kata pertumbuhan sering dikaitkan dengan kata perkembangan sehingga ada istilah

tumbuh kembang. Ada pendapat yang mengatakan bahwa pertumbuhan merupakan

bagian dari perkembangan. Namun sebenarnya pertumbuhan dan perkembangan adalah

dua hal yang berbeda. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau

anggota tubuh, misalnya bertambah berat badan, bertambah tinggi badan, bertambah

lingkaran kepala, bertambah lingkar lengan, tumbuh gigi susu, dan perubahan tubuh yang

lainnya yang biasa disebut pertumbuhan fisik. Pertumbuhan dapat dengan mudah diamati

melalui penimbangan berat badan atau pengukuran tinggi badan anak. Pemantauan

pertumbuhan anak dilakukan secara terus menerus dan teratur.

Adapun perkembangan adalah perubahan mental yang berlangsung secara bertahap

dan dalam waktu tertentu, dari kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang

lebih sulit, misalnya kecerdasan, sikap, tingkah laku, dan sebagainya. Proses perubahan

mental ini juga melalui tahap pematangan terlebih dahulu. Bila saat kematangan belum

tiba maka anak sebaiknya tidak dipaksa untuk meningkat ke tahap berikutnya misalnya

kemampuan duduk atau berdiri. Pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak

berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat, tergantung faktor bakat (genetik),

lingkungan (gizi dan cara perawatan kesehatan), dan konvergensi (perpaduan antara

3 Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, dan Agama (Surabaya: Bina Ilmu, 1983), hlm 122; Quraish

Shihab, Membumikan al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1995), hlm 209

Page 13: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

13

bakat dan lingkungan). Oleh sebab itu perlakuan terhadap anak tidak dapat

disamaratakan, sebaiknya dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan

perkembangan anak (Diktentis Diklusepa, 2003:8).

Berdasarkan hasil penelitian Ernest Harms bahwa perkembangan agama pada anak

melalui beberapa fase. Demikian disebutkan dalam bukunya the Development of

Religious of Children bahwa perkembangan agama pada anak melalui tiga tingkatan,

yaitu:

1. The Early Tale Stage (Tingkat Dongeng)

Pada tingkatan ini pengetahuan tentang konsep Tuhan banyak dipengaruhi oleh

fantasi dan emosi

2. The Realistice Stage (Tingkat Kenyataan)

Tingkat ini dimulai pada anak usia Sekolah Dasar hingga usia remaja (adolesense).

Pada masa ini, ide ke-Tuhanan anak sudah menemukan konsep-konsep yang

berdasarkan kepada penyataan. Konsep ini timbul mellaui lembaga-lembaga

keagamaan dan pengajaran agama dari orang dewasa.

3. The individual Stage (tingkat individu)

Pada tingkat ini anak telah memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan

dengan perkembangan usia mereka.Dalam pandangan Islam keagamaan anak sudah

ada sejak lahir. Artinya anak sudah memiliki naluri ketuhanan4 . Namun, potensi

keagamaan yang ada pada anak dapat dipengaruhi oleh orang tua. Maka peran orang

tua di sini sangat besar dalam upaya membina dan menanamkan keagamaan anak.

4

Lihat: Al-Qur‟an surat al-A‟raf ayat 1762 yang artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu

mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa

mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami),

kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:

"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Page 14: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

14

Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di Indonesia, mengacu kepada tujuan

pendidikan nasional yang telah disepakati seluruh bangsa. Tujuan pendidikan nasional

adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5 .

Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda ”setiap bayi yang dilahirkan ke

dunia dalam keadaan fitrah (suci), maka tergantung orang tuanya yang akan menjadikan

ia menjadi Yahudi, Nashrani atau Majuzi.6 Konsekuensi dari landasan yuridis dan

filosofis diatas adalah bahwa dalam pendidikan anak usia dini, nilai-nilai agama harus

sudah dikenalkan dan ditanamkan. Prof Dr.Zakiah Darajat, ahli jiwa menyatakan bahwa :

Anak-anak mulai mengenal Allah SWT, melalui bahasa.Yaitu dari kata-kata orang tua

dan lingkungan keluarganya. Sebelum anak dapat bicara, dia telah dapat melihat dan

mendengar kata-kata, yang barangkali belum mempunyai arti apa-apa baginya, namun

pertumbuhan agama telah mulai ketika itu.7

Ini berarti dalam pembelajaran anak usia dini, harus sudah termasuk bagaimana

agama dipahami dan diaplikasikan dalam tindakan serta perilaku dalam kehidupan

sehar-hari. Sabda Rasulullah SAW “Apabila anak-anakmu mulai dapat berbicara,

maka ajarilah, laa ilaha illallah.” Islam mengajarkan nilai-nilai keislaman ditanamkan

kepada anak melalui cara pembiasaan seperti pendapat al-Ghazali dalam “Ihya

Ulumudidin.”

Anak-anak adalah amanat bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci ibarat permata

bergharga yang masih bersahaja, belum digosok dan dibentuk. Hati ini reseptif bagi

berbagai pengaruh dan cenderung meniru segala yang dekat kepadanya. Oleh karena

itu, apabila hati dibiasakan dan diajarkan untuk selalu berbuat baik, niscaya ia kan

tumbuh di atas kebaikan, serta akan bahagia di dunia dan akhirat. Maka kedua orang

tuanya pun akan mendapatkan pahala, begitu pula guru dan pendidiknya. Tetapi jika

anak dibiasakan untuk berbuat buruk dan dibiarkan bertingkah laku seperti binatang,

5Depdiknas RI: 2003. loc.cit.

6 Imam Musbikin. Kudidik Anakku dengan Bahagia. (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003). p.4.

7Ibid

Page 15: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

15

niscaya ia akan sengsara dan binasa. Maka orang-orang bertanggung jawab dalam

mendidiknya akan menerima dosanya.8

Karakteristik pembelajaran pada anak usia dini, dilakukan melalui pembiasaan

ucapan dan perbuatan yang berdasarkan nilai-nilai agama. Pembiasaan ini dapat

dilakukan disaat anak-anak berinteraksi sosial dengan teman-teman sebayanya mulai

sejak dini. Menurut Sujiono, pelaksanaan interaksi yang berpijak pada landasan iman

dan taqwa, akan mewujudkan perangai akhlak dan interaksi yang sangat baik sebagai

insan shaleh, cerdas, bijak dan dinamis.9

B. Perkembangan Anak Usia Dini.

1.Anak Usia Dini.

Anak usia dini adalah sebuah periode usia bagi anak yang berada diawal-awal

kehidupannya dan anak berada pada kondisi serba belajar dan mencoba melakukan

sesuatu . Jauh sebelum dikenal istilah ini, dikenal istilah balita, yaitu anak berusia

dibawah lima tahun. Ada banyak pendapat yang menjelaskan tentang anak usia dini.

Diantaranya pendapat dari National Association for The Education of Young Children

(NAEYC), yang menjelaskan bahwa kategori anak usia dini adalah mereka yang

usianya antara 0-8 tahun. Sementara di Indonesia anak usia dini memiliki rentang usia

0-6 tahun. Hal ini dapat dilihat pada Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan nasional pasal 28 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia

Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan

merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.” 10

Ini berarti pengakuan

negara akan siapa yang dimaksud anak usia dini adalah mereka yang berusia 0-6 tahun.

2.Perkembangan Anak Usia Dini.

8Ibid., p.8

9Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Indeks, 2009). p. 217

10Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Depdiknas:

2003)

Page 16: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

16

Pada dasarnya perkembangan anak usia dini merupakan masa usia emas bagi

seorang anak atau dikenal pula dengan istilah golden age. Bloom mengemukakan bahwa

pengembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan

anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia

empat tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia delapan tahun, dan 20% pada

pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Ini berarti bahwa pengembangan yang terjadi

pada usia 0-4 tahun sama besarnya dengan pengembangan yang terjadi pada usia 4 tahun

hingga 15-20 tahun. Pengembangan yang terjadi pada usia 4-8 tahun lebih besar dari

pada pengembangan yang terjadi pada usia 8 tahun hingga 15-20 tahun. Dalam kaitan ini

Bloom mengatakan bahwa 4 tahun pertama merupakan kurun waktu yang sangat peka

terhadap kaya miskinnya lingkungan akan stimulasi. Dalam kurun waktu tersebut

perbedaan kecerdasan pada anak yang lingkungannya kaya akan stimulasi dengan anak

yang berada di lingkungan yang miskin stimulasi mencapai sekitar 10 unit IQ.

Selanjutnya perbedaan sekitar enam unit IQ terjadi pada usia 4-8 tahun.11

Dalam perjalanan waktu, setiap potensi yang dibawa oleh anak akan mengalami dua

hal yaitu tumbuh dan berkembang secara optimal atau sebaliknya akan berkembang

minimal. Menurut Gutama, pengembangan potensi pada diri anak bisa dikatagorikan

menjadi tiga, pertama berkembangnya secara alamiah kalau stimulasinya kurang (natural

development), kedua berkembang secara optimal jika stimulasi maksimal (nurture

development). Dan ketiga terlambat memberikan stimulasi, potensi tidak berkembang

secara optimal.12

Perkembangan anak usia dini dapat pula dilihat dari teori perkembangan kognitif,

seperti yang dinyatakan Jean Piaget. Perkembangan kognitif ini akan melibatkan

11

National Early Childhood Development Forum. Early Childhood Care and Development in Indonesia.

(Jakarta: Forum PADU, 2004). p. 21 12

Ibid.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

17

pikiran dan perasaan, inteligensi dan bahasa13

.Peaget mengemukakan bahwa

perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh

lingkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya. Dalam pandangan ini, organisme

aktif mengadakan hubungan dengan lingkungan. Ada penahapan dalam perkembangan

ini yang dicapai oleh anak pada waktu yang tidak sama, tetapi urutannya selalu tetap,

tidak bervariasi. Adanya perbedaan dalam waktu seseorang anak mencapai suatu tahap

perkembangan tertentu, menyebabkan Piaget tidak terlalu memperhatikan penahapan

atas dasar umur. Inilah sebabnya uraiannya tentang umur terkesan kurang jelas, kurang

ajeg.

Tahap-tahap perkembangan kognitif oleh J. Piaget pada masa usia dini disebut sebagai

masa pra-operasional yang berada pada rentang waktu 2-7 tahun. Pada masa ini anak

telah mempergunakan fungsi simbolik. Fungsi simbolik, yakni kemampuan untuk

mewakilkan sesuatu yang tidak ada, tidak terlihat dengan sesuatu yang lain atau

sebaliknya sesuatu hal mewakili sesuatu yang tidak ada. Fungsi simbolik ini bisa nyata

atau abstrak. Misalnya pisau yang terbuat dari plastik adalah sesuatu yang nyata,

mewakili pisau yang sesungguhnya. Kata pisau sendiri bisa mewakili sesuatu yang

abstrak seperti misalnya bentuknya atau tajamnya.

Pada masa pra-operasional ini, anak bisa menemukan objek-objek yang tertutup

atau tersembunyi. Untuk bisa melakukan ini, anak harus bisa melakukan simbolisasi

terhadap objek yang tidak ada atau tidak diketahuinya ketika terjadi pemindahan objek.

Anak juga sudah bisa melalkukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu

model tingkah laku.

13 Barry J. Wadsworth. 1984. Piaget’s Theory of Cognitive and Affective Development. New

York & London. Longman Inc.

Page 18: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

18

Perkembangan mensimbolisasi sesuatu ini terlihat pula pada permainan yang

dilakukan anak-anak, misalnya kursi yang “dijadikan” kereta api, pinsil yang dianggap

pistol dan bermacam-macam lagi. Selain itu, penggunaan kata-kata merupakan

rangkaian simbol-simbol yang tersusun, untuk mengungkapkan sesuatu baik mengenai

sesuatu yang tidak terlihat dan tidak dapat langsung diamati, seperti kata kemarin, nanti

atau besok.

Pada masa ini, anak mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu,

mula-mula dengan satu dimensi, misalnya mengelompokkan benda atas dasar warnanya

atau ukurannya dan bentuknya saja. Semakin lama semakin mampu

memperkembangkan kemampuan mengelompokkan ini atas dasar dua, tiga dimensi dan

seterusnya. Piaget mengatakan anak-anak pada masa pra-operasional belum bisa

memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara serempak. Pada masa ini

anak belum bisa menyusun benda-benda dalam urutan-urutan sesuai dengan ukurannya.

Jadi pada masa praoperasional ini anak berada pada tahap perkembangan penggunaan

simbol dan penyusunan tanggapan internal seperti dalam permainan bahasa dan

peniruan.

Menurut Berk pada dasarnya terdapat lima tahap perkembangan yaitu periode

prenatal, periode infancy and toddlerhood, early childhood, middle childhood, dan

adolescence. Tahap early childhood adalah ketika tubuh menjadi lebih panjang dan

besar, skill motorik lebih bagus, dan anak-anak menjadi lebih bisa mengontrol dirinya

sendiri. Pemikiran dan bahasa menjadi lebih luas, perasaan akan moral menjadi lebih

nyata, dan anak-anak mulai memiliki ikatan dengan teman sebayanya.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

19

C. Pendidikan Anak Usia Dini.

Pendidikan pada periode usia dini merupakan periode kondusif untuk menumbuh

kembangkan berbagai kemampuan, kecerdasan, bakat, kemampuan fisik, kognitif,

bahasa, sosio-emosional dan spiritual yang menentukan tingkat keberhasilan pada

pendidikan selanjutnya yang penuh tantangan bagi setiap anak. Pendidikan pada periode

kondusif ini disebut dengan Pendidikan Anak Usia Dini.

1.Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini.

Di Indonesia, pengertian pendidikan anak usia dini telah jelas dirumuskan dalam

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab I pasal 1 butir 14 yang mencantumkan

bahwa:

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.14

Upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun ini merupakan pendidikan yang menyiapkan anak mampu memasuki pendidikan

sekolah dasar dan seterusnya. Pembinaan yang dilakukan kepada anak usia dini

mengutamakan pemberian rangsangan atau stimulus sesuai dengan masa

perkembangannya.

2.Pendekatan pendidikan anak usia dini.

Pendidikan anak usia dini melibatkan berbagai program yang melayani anak-

anak mulai dari lahir hingga berusia 8 tahun yang dirancang untuk meningkatkan

kemampuan anak-anak dari sisi intelektual, sosial, emosional, bahasa, dan

perkembangan fisik dan pembelajaran (Bredekamp & Copple,). Dari program

14

Depdiknas RI: 2003. loc.cit.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

20

tersebut, sebenarnya pendekatan pendidikan anak usia dini dapat dikelompokan

menjadi dua seperti yang dinyatakan dalam Children Resources International yaitu

bahwa dalam bidang pendidikan anak usia dini, terdapat dua pendekatan yang

mendasar untuk mengajar anak-anak yang berusia antara tiga sampai enam tahun

yaitu: pendidikan perilaku dan pendekatan perkembangan. 15

Pendekatan

perkembangan memberikan kerangka untuk memahami dan menghargai pertumbuhan

alami anak-anak usia dini. Pendekatan ini menganggap bahwa anak-anak usia dini:

1. Adalah pembelajar aktif yang secara terus-menerus mendapatkan informasi

mengenai dunia lewat permainan.

2. Mengalami kemajuan melalui tahapan-tahapan perkembangan yang dapat

diperkirakan.

3. Bergantung pada orang lain berkenaan dengan pertumbuhan emosi dan kognitif

melalui interaksi sosial.

4. Adalah individu yang unik yang tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang

berbeda.

3.Pembelajaran Anak Usia Dini.

Proses pembelajaran adalah bagian penting dari pendidikan. Secara umum

pembelajaran memiliki pengertian sebagai pengaturan lingkungan belajar agar terjadi proses

belajar yang kondusif pada siswa atau anak.

Pembelajaran adalah suatu integrasi dari seperangkat prinsip yang menjelaskan

tentang pedoman untuk mengatur kondisi-kondiri belajar dalam mencapai tujuan-tujuan

pendidikan. (Snelbecker,1974). Sedangkan Kemp mengemukakan bahwa pembelajaran

adalah merupakan proses yang kompleks terdiri dari fungsi dan bagian-bagian yang saling

15

Children Resources International, Inc. Menciptakan Bahan Ajar Yang Berpusat Pada Anak Menciptakan Kelas

yang Berpusat Pada Anak. (Jakarta. CRI Indonesia. 2000). p. 6-8

Page 21: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

21

berhubungan satu dengan yang lainnya serta diselenggarakan secara logis untuk mencapai

keberhasilan dan belajar.16

Sejalan dengan hal tersebut, teori Piaget menekankan menekankan bagaimana anak

memperoleh pengetahuan dan mengembangkan inteleknya secara jelas adalah relevan dengan

pendidikan. Teori Piaget merupakan salah satu gambaran yang merefleksi apa yang dapat

digunakan sebagai alat pendidik dalam memahami anak dan mengapa mereka belajar atau

tidak belajar di sekolah. Piaget memandang bahwa memori (ingatan) bukan hal yang utama

dalam belajar karena hal itu tidak melibatkan asimilasi dan komperhensi, yang berbeda

dengan teori behaviorsime yang memandang hafalan (memori) sebagai bentuk belajar. Piaget

berpendapat bahwa belajar selalu terkait dengan konstruksi dan komperhensif. Piaget juga

menekankan pentingnya transformasi pengajaran berdasarkan tingkat perkembangan anak

tertentu. Pendidik harus dapat berapresiasi secara luas agar minat anak dan model belajar dari

waktu ke waktu berbeda17

Teori Piaget menganjurkan bahwa metode dan materi pengajaran harus konsisten dengan

tingkat perkembangan konsep anak. Keaktifan interaksi fisik dan interaksi anak dengan

lingkungan yang konstrukif adalah faktor yang sangat penting dalam perkembangan kognitif

di sekolah. Jadi dalam teori Piaget ini menekankan bahwa reorganisasi kognitif bisa

berlangsung jika ada aktivitas tindakan pisik dan kognitif. Menurut Piaget , asimilasi dan

akomodasi tindakan adalah selalu di bawah kontrol internal (equilibration), dan reorganisasi

struktur kognitif dalam cara tertentu tidak pernah dapat dipastikan oleh organisasi eksternal

pengalaman. Jadi menurut teori Piaget bahwa belajar pada anak bukan sepenuhnya

tergantung pada pendidik (sebagaimana ditekankan oleh tokoh-tokoh teori belajar pada aliran

behaviorisme yang memandang perkembangan anak sebagai pribadi yang mekanistis)

melainkan harus keluar dari anak itu sendiri. 16

Yamin dan Sanan. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta: GP Press, 2010) . 17

William Crain. Theories of Development (Concepts and Aplications). New Jersey. Prentice

Hall. 1992.p.124

Page 22: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

22

4.Belajar sambil bermain.

Secara epistomologis, pembelajaran pada anak usia dini haruslah menggunakan

konsep belajar sambil bermain (learning by playing), belajar sambil berbuat (learning by

doing) dan belajar melalui stimulus (learning by stimulating). 18

Untuk mencapai ini semua

dibutuhkan suasana belajar, strategi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak, agar

pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.

Hurlock mengartikan bermain adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu

kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara

suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar.19

McConkey secara lebih jelas lagi

menyampaikan akan esensi bermain bagi anak, yaitu:

Bermain itu diinisiasi oleh anak itu sendiri, adalah dirinya yang memilih apa yang

dimainkan dan bagaimana memainkannya. Tak seperti bekerja, bermain dilakukan

untuk kepentingannya, bukan karena kepentingan akan hasil ataupun penghargaan.

Maknabermain adalah penghargaannya sendiri. Di dalam bermain, anak-anak merasa

bebas dari tekanan dan ia bisa memuaskan dirinya sendiri. Dia bisa bereksperimen

tanpa resiko kesalahan, karena dia yang membuat peraturannya sendiri.Bermain juga

merupakan suatu hal yang mencegah munculnya rasa frustasi. Kita sering berbicara

kepada anak untuk melepaskan beban dalam bermain.Dalam bermain, seorang anak

seperti mengisi kembali baterainya dan menemukan energi baru yang segar.20

5. Jenis Permainan

Pengalaman bermain yang menyenangkan dengan bahan, anak lain dan perhatian orang

dewasa menolong anak-anak berkembang secara fisik, emosi, kognisi dan sosial. Lingkungan

bermain yang bermutu tinggi untuk anak usia dini mendukung tiga jenis bermain yang

dikenal dalam penelitian anak usia dini (Wikart, Rodgers, & Adcock. 1971) dan teori dari

Erik Erikson, Jean Piaget, Lev Vygotsky, dan Anna Freud 21

:

18

Sujiono. op.cit. 19

Elizabeth Hurlock. op.cit. p. 320 20

Jeffrey, McConkey. Let Me Play. (London. Souvenir Press. 1994) p.15. 21

CCRT. loc.cit. p.1-10

Page 23: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

23

1. Main sensorimotorik atau fungsional

Menurut Piaget dan Smilansky, anak usia dini belajar melalui panca inderanya dan

melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Kebutuhan sensorimotor anak didukung

ketika mereka disediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam-macam bahan

dan alat permainan, baik di dalam maupun di luar ruangan. Kebutuhan sensorimotor anak

didukung ketika mereka diberi kesempatan untuk bergerak secara bebas, bermain di halaman

atau di lantai atau di meja dan di kursi. Kebutuhan bermain sensorimotor anak didukung bila

lingkungan baik di dalam maupun di luar ruangan menyediakan kesempatan untuk

berhubungan dengan banyak tekstur dan berbagai jenis bahan bermain yang berbeda yang

mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak.

2. Main pembangunan: Sifat cair/bahan alam dan terstruktur

Piaget menyatakan bahwa kesempatanmain pembangunan membantu anak untuk

mengembangkan keterampilan yang akan mendukung keberhasilan sekolahnya dikemudian

hari. Balok unit, lego, balok berongga, dan bahan lainnya dengan bentuk yang sudah

ditentukan sebelumnya, yang mengarahkan bagaimana anak meletakkan bahan-bahan

tersebut bersama menjadi sebuah karya, dianggap sebagai bahan main pembangunan yang

terstruktur.22

3. Main peran mikro dan makro

Manusia membangun kemampuan untuk menghadapi pengalaman dengan membuat

suatu keadaan yang semestinya dan menguasai kenyataan melalui uji coba dan perencanaan

didalamnya. Menurut Erikson, anak menyusun hal ini melaluii kegiatan bermain. Dalam

keadaan yang ia buat sendiri, anak memperbaiki kesalahannya dan memperkuat harapan-

harapannya. Anak mengantisipasi keadaan-keadaan masa depan melalui ujicoba-ujicoba.

22

Ibid. p.7

Page 24: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

24

Erikson menjelaskan dua jenis main peran yaitu main peran mikro dan main peran

makro. Main peran mikro terdiri dari bahan main berukuran kecil, contoh : Rumah boneka

dengan perabot dan orang-orangan, kebun binatang dengan binatang-binatang liar.

Sedangkan main peran makro terdiri dari alat-alat berukuran sesungguhnya dan anak-anak

dapat menggunakannya untuk menciptakan dan memainkan peran-peran. Contoh: dokter,

perawat, polisi dan pemadam kebakaran, penjual barang kelontong.23

4. Waktu bermain yang dibutuhkan anak

Anak harus memiliki waktu untuk bermain, tempat, peralatan, dan pijakan dari

pendidik ketika dibutuhkan. Dalam lingkungan anak usia dini harus ditekankan untuk

menyediakan tiga jenis main, intensitas dan densitas dari pengalaman bermain.

a. Konsep Intensitas

Intensitas adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk pengalaman dalam tiga

jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun. Konsep ini menekankan pada jumlah waktu

yang dibutuhkan anak untuk berpindah melalui tahap perkembangan kognisi, sosial, emosi,

dan fisik yang dibutuhkan agar dapat berperan serta dalam keberhasilan sekolah di kemudian

hari.

b. Konsep Densitas

Densitas adalah berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk

mendukung pengalaman anak. Konsep ini menekankan pada kegiatan yang berbeda yang

disediakan untuk anak oleh orang dewasa dilingkungan anak usia dini. Kegiatan-kegiatan ini

harus memperkaya kesempatan pengalaman anak melalui tiga jenis main dan dipilih sesuai

dengan minat dan kebutuhan perkembangan anak.

c. Lingkungan main

23

Ibid.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

25

Pada umumnya, anak-anak usia dini mempunyai kesulitan dalam menemukan urutan

kejadian, benda-benda dan orang di lingkungan mereka. Teori dan penelitian telah

membuktikan bahwa anak membutuhkan lingkungan yang dapat diperkirakan dan ditata, baik

di rumah maupun di sekolah. Warna, penataan ruang dan bahan yang direncanakan dapat

memberi pengaruh positif atau negatif pada anak usia dini (Torelli & Durrentt, 1998).24

Yang

menyarankan bahwa tempat main dimana anak dapat bergerak dengan bebas dan memilih

kegiatan seharusnya berukuran dua setengah (2,5) tempat main setiap anak.

Penelitian yang lain yang dilakukan oleh Phelps (1986) dan Stannard (2002)

menyarankan tiga tempat main setiap anak untuk perkembangan anak usia dua, tiga, dan

empat tahun. Jika satu ruang kelas mempunyai 20 anak yang akan bergerak di sekitar ruangan

untuk memilih kegiatan, di situ harus ada enam puluh tempat yang direncanakan untuk

bermain.25

.

Montessori merealisasikan bahwa anak-anak memiliki motivasi sejak lahir untuk

belajar. Orang lain tidak dapat menghalangi aktivitas belajar atau bekerja anak. Hal ini

merupakan dukungan bagaimana pengembangan sikap positif terhadap sesuatu yang anak

harapkan bagi kepentingan belajar pada jenjang pendidikan yang berbeda yang dimulai dari

jenjang pendidikan anak usia dini baik dalam bentuk TPA, TK maupun kelompok bermain.

Menurut Montesori ada enam periode sensitif yaitu: 1) sensitivitas memerintah, 2) sensitivitas

berbahasa, 3) sensitivitas berjalan, 4) sensitivitas aspek kehidupan sosial, 5) sensitivitas

objek-objek kecil, dan 6) sensitivitas belajar26

.

6.Peran guru anak usia dini dalam bermain.

24

Ibid., p.3 25

Ibid., p.4 26

Lesley Britton. Montessori Play & Learn: A Parent’s Guide to Purposeful Play from Two to Six. (New York:

Crown Publishers,Inc.1992). p.17

Page 26: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

26

Keberhasilan kegiatan bermain pada pendidikan anak usia dini sangat ditentukan oleh

peran guru. Pada anak usia dini tidak mungkin diceramahi atau ditransfer pengetahuan.

Karena itu peran guru dalam memfasilitasi, memediasi, memotivasi, menginformasikan

sesuatu, membimbing, mengevaluasi pada kegiatan bermain menjadi hal yang sangat penting

agar bermain menjadi bermakna bagi anak. Hal ini seperti dinyatakan oleh Yamin bahwa

peran guru anak usia dini adalah sebagai fasilitator, mediator, motivator, informator,

evaluator, dan pembimbing.27

D. Limbah Rumah Tangga

Limbah adalah sisa suatu usaha dan / atau kegiatan.28

Setiap upaya atau kegiatan

memang dapat menghasilkan limbah yakni sisa sumber daya yang tidak sesuai dengan makna

yang dituju semula. Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan oleh rumah tangga,

perkantoran, perdagangan, dan industri yang dianggap tidak punya nilai ekonomi. Limbah

dapat dibagi menjadi limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat pada umumnya disebut

sampah. Apabila dikaitkan dengan bidang usaha, maka dapat dipilahkan menjadi limbah

industri, pertanian, peternakan, dan pertambangan. Limbah padat yang berupa sampah dapat

berupa sampah kota, sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah jalanan. Limbah dapat

berupa barang bekas. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh ....... bahwa limbah adalah Limbah

adalah benda yang dibuang, baik berasal dari alam ataupun dari hasil proses teknologi.

Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran.

Limbah dapat dikelompokan menjadi dua golongan besar, (Nusa Idaman Said, 2011) yaitu ,

1. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah

terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur,

seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.

27

Yamin. op.cit. 28

Anonim. UU RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pasal1 ayat

20. p.3.

Page 27: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

27

2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami

(nondegradable waste = tidak mudah terurai), misanya plastic, kaca, kaleng, dan

sampah sejenisnya.

Berdasarkan wujudnya ( Ign Suharto, 2011) limbah dibedakan menjadi tiga, yaitu: limbah

dalam wujud padat,gas, dan cair.

1. Limbah padat, limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat

bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah

padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah,

plastik, dan logam

2. Limbah cair, limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut

dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air

bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.

3. Limbah gas, limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah

gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga

penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan

bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga menghasilkan gas buangan yang

berbahaya bagi lingkungan.

Berdasarkan sumbernya menurut A. K. Haghi, 2011, salah satu jenis limbah adalah Limbah

rumah tangga, limbah rumah tangga disebut juga limbah domestik. Jika dilihat arti limbah

adalah juga termasuk barang-barang bekas, maka barang bekas rumah tangga seperti botol ,

perlengkapan dari plastik, kardus, kertas yang tidak terpakai termasuk kategoro limbah rumah

tangga.

BAB III.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

28

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RA Istiqlal, Jl. Taman Wijaya Kusumah, Jalarta Pusat.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – November 2013. Penelitian dilakukan di sentra

persiapan, sentra bahan alam, sentra ibadah, sentra main peran dan sentra balok usia anak

yang mengikuti kegiatan ini adalah RA kelompok A yang berumur 3-4 tahun. Kategorinya

dalam PAUD adalah masuk dalam katagori kelompok bermain.

B. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif yang mengacu kepada

paradigma naturalistik yaitu paradigma alamiah yang bersumber pada pandangan

fenomenologis.29

Pandangan ini bersandar pada gejala-gejala yang menampakkan diri,

dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya dalam situasi tertentu

dari perilaku seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan dengan APE berbasis

limbah rumah tangga di RA Istiqlal.

Dalam penelitian kualitatif ini peneliti terlibat langsung di lapangan untuk melihat,

mendengarkan dan ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan untuk mendapatkan kebenaran

empiris secara langsung dengan APE berbasis limbah rumah tangga di RA Istiqlal. Hal ini

sejalan dengan pendapat Muhajir bahwa keterlibatan subyek peneliti di lapangan dan

menghayatinya merupakan salah satu ciri utama penelitian phenomenologik.30

Moleong

menjelaskan lebih lanjut bahwa dari cara penelitian tersebut akan menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat

29

Lexy J. Moleong M.A. Loc.Cit., p.51 30

Noeng Muhajir., Medologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin 2000).p. 19

Page 29: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

29

diamati.31

Melalui data empiris yang terkumpul diyakini akan dapat memberi jawaban

terhadap permasalahan dalam penelitian ini.

Dasar pemilihan metode kualitatif diharapkan dapat memberikan jawaban secara

rinci, untuk mengetahui dan menemukan keunikan APE berbasis limbah rumah tangga.

Straus dan Corbin menyatakan bahwa metode kualitatif dapat digunakan untuk

mengungkapkan dan memahami apa yang menjadi latar belakang sebuah fenomena, dapat

memberikan data secara terinci dari sebuah fenomena yang mungkin sulit diperoleh dengan

menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari metode-metode

kuantitatif lainnya.32

. Lingkup diatas dibuat sebagai sebuah arah bahwa penelitian ini lebih

banyak melihat proses dari pada hasilnya.33

2. Prosedur pengumpulan data :

Data penelitian ini didapat dari informan kunci yaitu guru, kepala sekolah,

Pengumpulan data didapat melalui pengamatan, wawancara terbuka dan dokumentasi seperti

yang dianjurkan oleh penelitian kualitatif bahwa: pengumpulan data didapat melalui

pengamatan, wawancara terbuka dan dokumentasi.34

Mengawali penelitian ini, peneliti datang untuk menjajaki lokasi penelitian, untuk

melihat apakah memang RA Istiqlal menerapkan APE berbasis limbah rumah tangga. Untuk

melihat kebenarannya lalu peneliti meminta waktu kepada kepala tata usaha untuk diizinkan

melihat sekilas sarana prasarana APE berbasis limbah rumah tangga dan proses mengajar

31

Lexy J. Moleong M.A. Loc.Cit., p 11

32

Anselm Strauss dan Juliet Corbin,Dasar-dasar Penelitian Kualitatif Prosedur, Teknik dan Teori Grounded

(Surabaya: PT.Bina Ilmu,2007) p 11 33

Lexy J. Moleong M.A.,Loc.Cit., p.11 34

Robert C.Bogdan &Sari Knopp Biklen, Qualitative Research For Education An Introduction to Theories and

Methods (Amerika,2007)

Page 30: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

30

sekilas. Setelah yakin bahwa Istiqlal menerapkan pendekatan ini, peneliti menyampaikan

surat permohonan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Pengamatan

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan sesuai dengan tahapan-tahapan

yang dijelaskan oleh Basrowi dan Suwandi yaitu: (a) pengamatan deskriptif, (b) pengamatan

terfokus, dan (c) pengamatan terpilih.35

Tahap-tahap yang dilakukan antara lain: 1)

Pengamatan umum untuk memperoleh gambaran secara umum tentang kondisi fisik RA

Istiqlal, unsur personal yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, pelaksanaan

pembelajaran secara umum, interaksi di antara siswa, dan setting lingkungan sentra bermain.

Pengamatan umum ini dilakukan sambil bersilaturahmi dengan informan kunci dan melihat

dari dekat secara keseluruhan apa yang dilaksanakan dalam program pembelajaran. 2)

Pengamatan terfokus dimaksudkan untuk mengamati penanaman nilai-nilai religius dengan

penerapan APE berbasis limbah rumah tangga. Pengamatan difokuskan kepada karakteristik

penanaman nilia-nilia religius melalui APE berbasis limbah rumah tangga, bagaimana peran

pendidik dalam menanamkan nilai-nilai religius; 3) Pengamatan terpilih dilakukan untuk

mengamati secara intensif penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE berbasis

limbah rumah tangga

b. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

berstruktur dan tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh keterangan secara umum mengenai pelaksanaan penanaman nilai-nili religius di

RA Istiqlal melalui APE berbasis limbah rumah tangga. Hasil wawancara tak berstruktur ini

diharapkan dapat diperoleh dari informasi untuk menyusun pertanyaan lebih terperinci yang

35

Basrowi. & Suwandi.. Memahami Penelitian Kualitatif.Rineka Cipta: Jakarta 2008.p 98

Page 31: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

31

akan dituangkan dalam wawancara berstruktur. Sedangkan wawancara berstruktur dilakukan

untuk mengumpulkan informasi mengenai berbagai komponen data yang diperlukan, yang

belum didapat dari pendalaman informasinya saat melukaukan observasi.

c. Dokumentasi

Sebagai kelengkapan data tentang penanaman nilai-nilai religius melalui APE

berbasis limbah rumah tangga, peneliti juga melihat berbagai dokumen yang tersedia seperti

buku persiapan pengajaran, buku persiapan penciptaan setting sentra-sentra bermain, tema-

tema dalam kurikulum. Untuk meyakinkan penanaman nilai-nilai religius melalui APE

berbasis limbah rumah tangga, peneliti juga meminjam buku catatan dan buku-buku lain yang

berisi perkembangan nilai-nilai religius.

Dalam menggunakan dokumentasi sebagai pelengkap data, sebelumnya peneliti

menelaah isi dokumen dengan mengecek: (1) keaslian dokumen, (2)

d. Perekaman Data

Data pengamatan dicatat dalam bentuk inti-inti yang berkaitan dengan fokus,

dilengkapi dengan merekam menggunakan handycam Hasil rekaman ditelaah secara

mendalam dihubungkan dengan catatan tertulis saat di lapangan. Data hasil pengamatan dari

handycam dibuatkan transkipnya dalam bentuk kata-kata. Rekaman berikutnya difokuskan

kepada hal-hal unik yang muncul saat penanaman nilai-nilai religius.

Pada rekaman wawancara, digunakan voice recorder. Dengan menggunakan alat

bantu, data langsung diketik dalam bentuk catatan diskripsi. Lalu data dikelompokkan

sesuai tema yang ditanyakan.

3. Pengorganisasian pengumpulan data

Raudhatul Athfaal Istiqlal mempunyai sepuluh sentra bermain yaitu: sentra ibadah,

sentra main peran makro, sentra main peran mikro, sentra bahan alam, sentra balok, sentra

Page 32: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

32

persiapan, sentra kreatifitas, sentra bahan alam, sentra musik, dan sentra olah tubuh. Sentra yang

diteliti adalah sentra ibadah, sentra main peran, sentra bahan alam, sentra balok, dan sentra

persiapan. Dasar pemilihan sentra tersebut karena ke lima sentra ini merupakan standar yang

dapat diterapkan secara umum di lembaga penyelenggara pendidikan usia dini lainnya yang ada

di masyarakat.

4. Keabsahan Data.

Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan

(credibility), keteralihan (transfereability), kebergantungan (dependability), dan kepastian

(confirmability).36

Secara lebih praktis. dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan

data yang digunakan adalah ketekunan pengamatan, triangulasi dan auditing yaitu sebagai

berikut:37

a. Ketekunan Pengamatan

Pengamatan dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan agar menemukan ciri-

ciri atau unsur-unsur dalam situasi yang sesuai, sehingga peneliti mendapatkan pemahaman

yang lebih luas dan jelas dari berbagai aplikasi APE berbasis limbah rumah tangga. Untuk

mempermudah kegiatan pengamatan, peneliti menggunakan alat bantu handycam. Pengaturan

catatan jadwal digital dalam handycam mempermudah untuk mengetahui keabsahan data

karena dapat dibandingkan secara periodic.

. Dengan demikian waktu yang dipergunakan sudah cukup guna kepentingan

penelitian ini dengan mengamati secara berulang peristiwa-peristiwa yang berhubungan

dengan pelaksanaan penanaman nilai-nilai religius dengan pendekatan APE berbasis limbah

rumah tangga.

b. Triangulasi

36

Djam”an Satori,MA & Aan Komariah,M.Pd. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung,2009) p.164. 37

Lexy J. Moleong M.A. Loc.Cit., p.324

Page 33: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

33

Cara yang ditempuh dalam trianggulasi adalah melakukan pengecekan data (cek, cek

ulang, dan cek silang) kepada dua atau lebih sumber informasi, antara lain mengecek ulang

dengan proses wawancara secara berulang dengan mengajukan pertanyaan yang sama kepada

informan yang sama dalam waktu yang berlainan, dan mengecek silang dengan cara

mewawancarai guru dan anak serta melakukan pengecekan terhadap sumber informasi data.

Peneliti juga melakukan pengecekan dengan mencocokkan hasil wawancara dan hasil

pengamatan di lapangan serta dokumentasi yang terkumpul.

C. Tahapan Penelitian

1. Garis Besar Penelitian Tahun 1.

Kegiatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi ke RA Istiqlal untuk melihat APE berbasis limbah yang digunakan dan

penanaman nilai-nilai religius yang diterapkan.

b. Wawancara dengan informan, dan pengambilan dokumentasi.

c. Analisis data.

d. FGD

e. Membuat dan merumuskan draft model.

2. Garis besar penelitian tahun ke 2.

Pada tahun ke 2 ini penelitian yang dilakukan dengan merepakan modul yang telah

dirumuskan dengan langkah

a. Pemilihan TK Aisyiyah yang akan menerapkan draft model.

b. Uji coba draft model.

c. Pelatihan guru

d. Analisis uji coba.

e. Workshop

f. Revisi model

g. Terbitnya buku model penanaman nilai–nilai religius berbasis APE limbah rumah

tangga.

Page 34: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

34

6Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi.PenelitianTindakan Kelas. Jakarta. PT.

Bumi aksara, cetqakan kedelapan .2009), h.74

7Suharsimi Arikunto.prosedur Peneltian suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi V

(Jakarta PT. Rineka Cipta, 2002), h.84

BAGAN ALIR PENELITIAN

Dasar Teori Latar Belakang Masalah

Pendahuluan

Tahun 1 Identifikasi masalah dan rumusan masalah

Merumuskan

draft model pe

nanaman nilai

nilai religius

melalui APE

berbasis lim-

bah rumah tangga

FGD

Draft model

Tahun 2

Analisis uji coba

Pengumpulan data

Observasi, wawancara dan dokumentasi

Analisis data

Uji Coba modl

Penelitian tindakan kelas

P Pemilihan PAUD Pemulung yang

akan menerapkan draft model

Pelatihan Guru

Page 35: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

35

D. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahun I dan tahun II.

1. Jadwal Tahun 1

No Kegiatan Penelitian Juni Juli Agus Sep Okt Nop Des

1 Persiapan penelitian, persiapan ke

lapangan, urus perizinan/ permo-

honan, membuat instrumen, dan

(skedul kegiatan secara teknis)

2 Pengumpulan data

3 Analisis data

4 Penulisan laporan hasil kemajuan

penelitian.

1. Monev internal UMJ kemajuan

penelitian

2. Perbaikan hasil monev

3. Monev dari dikti

5 FGD

6. Draft model

3. Jadwal Tahun 2

No. Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Pemilih Pemilihan PAUD Pemulung yang akan

mene- rapkan draft model PAUD

Pemulung yang akan menerapkan draft

model

2. Uji coba draft model

Workshop

Revisi model

BUKU MODEL

Page 36: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

36

3. Pelatihan guru

4. Analisis uji coba

5. Workshop

6. Revisi model

7. Buku Model

Page 37: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

37

BAB IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum RA Istiqlal

1. Lokasi .

Raudhatul Athfaal (RA) Istiqlal berlokasi di Jln. Taman Wijaya Kusumah Masjid

Istiqlal Jakarta Pusat dengan kode Kode Pos: 10710, Telepon: 021-3500711, fax: 021-3459525.

RA yang terletak di kompleks Masjid Istiqlal ini merupakan cerminan dari PAUD yang

berorientasi pada penanaman nilai-nilai religius.

2. Falsafah.

Falsafah Raudhatul Athfaal (RA) Istiqlal adalah mengintegrasikan iman dan taqwa

sesuai perkembangan anak. Sistem pendidikannya adalah mendukung perkembangan anak dan

memberikan pilihan permainan dengan media yang dirancang untuk membantu mengembangkan

imajinasi. Anak-anak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-temannya dengan tidak

membedakan kemampuan, suku, bangsa, budaya dan status ekonomi.

3. Visi dan Misi

Visi RA Istiqlal adalah memfasilitasi dan mengoptimalkan perkembangan potensi

peserta didik sejak usia dini agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Misinya adalah terlaksananya

ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari anak sesuai dengan kemampuan dan

perkembangannya.

4. Tujuan RA Istiqlal.

Tujuan RA Istiqlal adalah menyiapkan generasi masa depan berkualitas sejak dini dan

meningkatkan sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional,

mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya dan

Page 38: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

38

meletakkan dasar-dasar pengembangan keimanan dan ketakwaan, akhlakul karimah serta seluruh

aspek kepribadian yang dimiliki dan dibutuhkan anak didik.

5. Fungsi.

RA Istiqlal berfungsi sebagai sebuah pusat informasi dan contoh bagi penyelenggaraan

dan pengembangan pendidikan anak usia dini tingkat nasional melalui sistem bermain sambil

belajar terintegrasi imtaq. RA Istiqlal juga memfungsikan dirinya sebagai pusat informasi dan

contoh dalam penyediaan Alat Pendidikan Edukatif yang bernuansa agama dalam menunjang

perkembangan anak usia dini. Selain itu juga berfungsi sebagai tempat pelatihan dan observasi

bagi para guru dan atau pengelola kelompok bermain serta tempat penelitian bagi para

mahasiswa dan tempat konsultasi bagi masyarakat tentang pendidikan anak usia dini

Alat Permainan Edukatif yang bernuansa agama ini, mempunyai ciri khas dalam

menggunakan limbah atau barang-barang bekas seperti botol-botol plastik, kaleng susu, kartun

bekas dus, kompor, panci dan lain sebagainya.

6. Metode Pembelajaran.

. Terdapat 10 (sepuluh ) sentra bermain yaitu: sentra ibadah, sentra main peran makro,

sentra main peran mikro, sentra bahan alam, sentra balok, sentra persiapan, sentra kreatifitas,

sentra seni, sentra olah tubuh, sentra memasak. Metode pembelajaran yang digunakan RA

Istiqlal adalah bermain sambil belajar yang diintegrasikan dengan pendidikan keimanan dan

ketaqwaan melalui sentra-sentra bermain

7. Program.

Program RA Istiqlal adalah menciptakan, mengembangkan dan menyebarluaskan

metode bermain sambil belajar terintegrasi imtaq . Hal ini dilakukan melalui kegiatan belajar

mengajar di sekolah, seminar, pelatihan, dan penataran pendidikan serta demontrasi model Alat

Pendidikan Edukatif yang tepat untuk mendukung pendidikan serta penyediaan Pusat Sumber

Belajar.

Page 39: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

39

8.Jadwal Kegiatan Harian.

Kegiatan belajar terbagi dalam dua kegiatan besar yaitu materi pagi dan bermain di

sentra. Materi pagi untuk pembahasan tema, dan bermain disentra untuk menggunakan APE

yang sesuai dengan tema yang telah dibahas.

Tabel 1.

Jadwal Kegiatan Satu Hari di RA Istiqlal

No. Waktu Kegiatan

1. 07.00-07.30 Morning Al-Quran dan Jurnal Pagi

2. 07.30-08.15 Toilet training, Ikrar dan main bebas

3. 08.15-08.40 RA Bertadarus (surat-surat pendek dan doa)

4. 08.40-09.15 Materi Pagi (Pembahasan Tema)

5. 09.15-12.15 Bermain di sentra

5. 11.45-12.15 Sholat Dzuhur

6. 12.15-12.45 Tilawati PAUD

7. 12.45-12.55 Recalling

8. 12.55-13.00 Doa dan Pulang

9.Hasil yang diharapkan.

Hasil yang diharapkan oleh Istiqlal adalah tercapainya peserta didik yang mampu:

mengenal diri dan mengagumi alam sekitarnya sebagai mahluk ciptaan Allah, mengetahui dan

dapat menirukan sifat-sifat Allah (asmaul husna), melakukan gerakan shalat dan menghapal

bacaan shalat, ikrar, do‟a harian, kalimat thayyibah; dapat mensyukuri rahmat dan nikmat Allah

SWT; mengenal bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang; meningkatkan keimanan,

ketaqwaan, dan berakhlak mulia serta memperoleh pengetahuan dan mengenal teknologi;

meningkat daya kreasi sebagai anugerah dari Allah SWT, mencintai ilmu dan ingin belajar terus

menerus.

Page 40: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

40

10. Dewan guru

Guru yang mengajar di RA Istiqlal seluruhnya berjumlah 20 orang. Latar belakang

pendidikannya bervariasi : S1 lulusan Pendidikan Anak Usia Dini baru 10 orang, lulusan

Pendidikan Guru TK berjumlah 2 orang, dan selebihnya adalah lulusan S1 dari berbagai latar

belakang. Proses pembelajaran juga dibantu oleh staf sekretariat dan tenaga keamanan. Mulau

dari Ketua TU sampai tenaga administrasi keuangan, akademik dan lainnya.

Setiap guru mempunyai tugas rangkap berdasarkan jenis kegiatan. Tugas guru yang

dilakukan bergantian setiap hari adalah kegiatan jurnal, membaca ikrar, variasi bermain,

bermain bebas dan guru tema. Sedangkan tugas tetap adalah sebagai wali kelas materi pagi,

guru bermain di sentra, dan guru keluarga makan.

B. Penanaman Nilai – Nilai Religius.

Penanaman nilai-nilai religius dilakukan disetiap kegiatan, mulai dari anak datang

disekolah sampai pulang. Dalam penanaman nilai-nilai religius, dikelompokkan dalam

dua kegiatan besar yaitu saat sebelum menggunakan APE dan pada saat digunakannya

APE. Dua kegiatan ini dilaksanakan di sentra bermain.

1.Penanaman nilai sebelum menggunakan APE.

Menanamkan nilai-nilai religius dengan menggunakan APE, tidak dapat dilakukan dengan

mengajak anak langsung bersentuhan dengan APE. Banyak proses yang harus dilalui anak,

jauh sebelum anak menyentuh APE. Di KB Istiqlal, kegiatan bermain dengan menggunakan

APE dilakukan di sentra bermain. Jika dilihat pada jadwal kegiatan satu hari, kegiatan di

sentra dilakukan pada siang hari sekitar jam 10.00, sementara kegiatan sudah dimulai sejak

anak datang di sekolah. Dari hasil wawancara dengan guru, kegiatan penanaman nilai-

nilai sebelum penggunaan APE tersebut, memiliki berbagai aspek diantaranya adalah :

Page 41: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

41

a.Tujuan penanaman nilai sebelum menggunakan APE.

1).Untuk menetralisir emosi anak dari rumah agar siap menerima pelajaran

2). Adanya jurnal dapat mengapresisasi ide-ide anak . Jurnal pagi yang dilakukan

dengan menggambar, karena anak akan dapat mengekspresikan apa yang ada dalam

pikirannya yang dituangkan dalam gambar. Dengan demikian akan memudahkan

bagi guru dalam menanamkan nilai-nilai Islam melalui APE Bentuk-bentuk jurnal

pagi dilakukan secara bervariatif misalnya menggambar, mengabsen, menulis,

simbol. Melalui kegiatan menggambar sebenarnya mengandung tiga unsur yaitu :

pembangunan, peran dan sesor motorik.

3).Adanya jurnal pagi juga memberikan manfaat untuk mempererat silaturrahmi antar

anak serta guru.

Hafalan surat-surat pendek pad amateri pagi dapat menjadi pengantar bagi penanaman

nilai-nilai Islam. Karena, dengan menghafal surat-surat pendek anak menjadi senang, dan

dapat memudahkan guru ketika akan menyampaikan nilai-nilai Islam. Misalnya, anak

menghafal surat al-Lahab. Guru menyebutkan sifat dan karakter Abu Lahab. Dengan

penjelasan itu, guru menyampaikan agar anak tidak meniru sifat Abu Lahab. Penyampaian

materi membaca disampaikan melalui permainan suku kata. Hal ini dilakukan agar anak

merasa senang dan tidak monoton dalam belajar membaca. Permainan suku kata dilakukan

untuk memperkenalkan huruf kepada anak. Biasanya dimulai dari huruf vokal seperti a, i,

u, e, dan o. Dari huruf-huruf itu, anak-anak dirangsang untuk menyebutkan nama-nama

binatang yang diawali dengan huruf vokal atau konsonan. Guru memanggil anak-anak

dengan sebutan teman. Hal ini bertujuan agar anak merasa nyaman. Karena mereka

berteman dengan bu guru akan menghilangkan rasa sungkan. Biasanya anak sungkan

untuk bertanya atau menyampaikan sesuatu yang ada dalam fikirannya kepada guru, tetapi

kalau dengan teman anak mudah menyampaikan keinginannya.

Page 42: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

42

b.Tema.

Penyusunan tema disusun untuk satu tahun kemudian dijabarkan dalam semester, lalu

dijabarkan dalam kegiatan harian. Pada prinsipnya adanya tema dimulai dari yang bersifat

global kemudian terurai secara rinci. Tujuannya agar anak dapat berfikir sistematis yaitu

berfikir global kemudian berfikir hal-hal secara rinci.

c. Kegiatan penanaman nilai-nilai religius sebelum menggunakan APE.

Menanamkan nilai-nilai religius dengan menggunakan APE, tidak dapat dilakukan

dengan mengajak anak langsung bersentuhan dengan APE. Banyak proses yang harus dilalui

anak, jauh sebelum anak menyentuh APE. Di KB Istiqlal, kegiatan bermain dengan

menggunakan APE dilakukan di sentra bermain. Jika dilihat pada jadwal kegiatan satu hari,

kegiatan di sentra dilakukan pada siang hari sekitar jam 10.00, sementara kegiatan sudah dimulai

sejak anak datang di sekolah. Sesuai dengan hasil pengamatan , wawancara dan telaah dokumen,

kegiatan penunjang penanaman nilai-nilai religius yang dilakukan sebelum menggunakan

APE,dilakukan dengan melalui :

1).Jurnal pagi.

Kegiatan awal yang diberikan kepada anak adalah kegiatan jurnal pagi. Disini anak sudah

disuasanakan dengan al Quran. Anak boleh menggambar apa saja, guru selalu memberi

recalling setelah anak menggambar. Guru bertanya kepada anak tentang hal yang digambar

oleh anak. Jika anak sulit menjawab, guru memancing agar anak dapat berpendapat tentang

apa yang digambarnya. Saat anak menjawab pertanyaan, guru menyisipkan nilai-nilai

religius dengan menggunakan kalimat thayibah. Fungsi menggambar diawal kegiatan ini

adalah agar anak diberi kesempatan colling down, sebelum anak mengikuti kegiatan yang

perlu fokus.

Page 43: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

43

2).Membaca ikrar.

Saat jam menunjukan hampir 7.30, guru memberi kesempatan kepada anak-anak untuk ke

toilet. Guru mempersiapkan anak-anak menuju ruang membaca ikrar.. Menjelang membaca

ikrar, anak-anak bernyanyi sesuai tema, lalu mempersilahkan anak yang bertugas sebagai

pemimpin , untuk memimpin baca ikrar yang diikuti oleh teman-temannya seperti berikut:

Kotak 1. Pembacaan ikrar.

Pemimpin : Bismillahir rahmaanir rahim

Murid-murid dan guru : Bismillahir rahmaanir rahim

Pemimpin : Asyhadu al laa ilaaha illallaah

Murid-murid dan guru : Asyhadu al laa ilaaha illallaah

Pemimpin : Aku bersaksi

Murid-murid dan guru : aku bersaksi

Pemimpin : bahwa tiada Tuhan

Murid-murid dan guru : bahwa tiada Tuhan

Pemimpin : melainkan Allah

Murid-murid dan guru : melainkan Allah

Pemimpin : wa asyhadu anna muhammadan

‟abduhu wa rasuuluh

Murid-murid dan bu guru : wa asyhadu anna muhammadan

‟abduhu wa rasuuluh

Pemimpin : dan aku bersaksi

Murid-muriddan bu guru : dan aku bersaksi

Pemimpin : bahwa nabi Muhammad itu

Murid-murid dan bu guru : bahwa nabi Muhammad itu

Pemimpin : Rasul utusan Allah

Murid-murid dan bu guru : Rasul utusan Allah

Pemimpin : Robbitubillahi robbah

Murid-murid dan bu guru : Robbitubillahi robbah

Pemimpin : aku rela

Murid-murid dan bu guru : aku rela

Pemimpin : bertuhan Allah

Murid-murid dan bu guru : bertuhan Allah

Pemimpin : wabil islami dina

Murid-murid dan bu guru : wabil islami dina

Pemimpin : dan aku rela

Murid-murid dan bu guru : dan aku rela

Pemimpin : beragama Islam

Murid-murid dan bu guru : beragama islam

Pemimpin : wabil muhammadi nabi ya

warasullah

Murid-muriddan bu guru : wabil muhammadi nabi ya

Page 44: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

44

warasullah

Pemimpin : dan aku rela

Murid-murid dan bu guru : dan aku rela.

Pemimpin : bernabi muhammad.

Murid-murid dan bu guru : bernabi muhammad.

Pemimpin : Wabil qurani imama wa hukma

Murid-murid dan bu guru : Wabil qurani imama wa hukma

Pemimpin : dan aku rela

Murid-muriddan bu guru : dan aku rela

Pemimpin : berkitab suci al qur‟an

Murid-murid dan bu guru : berkitab suci al qur‟an

Pemimpin : Angkat kedua tangannya.

Murid-murid dan bu guru, lalu mengangkat kedua tangannya

Pemimpin : Robbi

Murid-murid dan bu guru : Robbi

Pemimpin : ya Allah

Murid-murid dan bu guru : ya Allah

Pemimpin : zidnii ‟ilmaaS

Murid-murid dan bu guru : zidnii ‟ilmaa

Pemimpin : tambahilah ilmuku

Murid-murid dan bu guru : tambahilah ilmuku

Pemimpin : wa zukni fahman

Murid-murid dan bu guru : wa zukni fahman

Pemimpin : dan pertingikanlah kecerdasanku

Murid-murid dan bu guru : dan pertingikanlah kecerdasanku

Pemimpin : amin

Murid-murid dan bu guru : amin

Pemimpin : ya Allah

Murid-murid dan bu guru : ya Allah

Pemimpin : Kabulkanlah permohonanku ini

Murid-murid dan bu guru : Kabulkanlah permohonanku ini

Semua menyanyikanlagu TK Istiqlal:

: “Senangnya senangnya di pagi hari.

Kamilah murid TK Istiqlal.

Tempatnya di jalan wijaya kusuma

Ayo kita bergembira.

Selamat pagi bu Selamat pagi pak

Selamat pagi semua

Selamat pagi bu Selamat pagi pak

Selamat pagi merdeka , merdeka !

Merdeka. Merdeka !!! Merdeka !!!

ujar sang pemimpin melanjutkan dengan ucapan

: Allah hu Akbar!! Allahu Akbar.......

Page 45: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

45

Pada naskah pembacaan ikrar, nuansa agama sudah cukup kental, dan ini dibaca setiap hari

dengan dipimpin seorang murid yang bertugas secara bergantian setiap harinya dengan

didampingi guru yang bertugas.

3).Kegiatan variasi bermain.

Variasi bermain adalah kegiatan bermain yang dilakukan tanpa menggunakan APE.

Penanaman nilai-nilai religius dilakukan saat anak-anak akan memulai bermain dan

mengakhiri bermain yaitu dengan membaca doa bismillah dan hamdallah. Pemimpin

akan mengajak semua anak mengucapkan : ” Bismillahir rahmaanir rahiim...” dan

“Alhamdulillahirobbil alamin. “ .

Anak-anak diberi kesempatan sebebasnya untuk tertawa, teriak, berlari, agar ekspresi

anak tersalurkan. Saat ada yang anak yang menang dalam permainan ini, guru

menanamkan ucapan “ Alhamdulillah”..Subhanullah “ dan pada kelompok anak yang

kalah, guru menanamkan ucapan “ bersabar dan ikhlas “

4).Kegiatan transisi menuju materi pagi

Penanaman nilai religius dilakukan saat anak-anak tidak bersabar dan tidak tertib.

Ucapan kata sabar menjadi nilai religius yang ditanamkan. Ditemukan bahwa TK Istiqlal

meyakini akan perlunya masa transisi bagi setiap anak, saat nilai-nilai religius akan

ditanamkan.

5).Materi pagi

Penanaman nilai-nilai religius dilakukan saat kegiatan materi pagi dengan cara

menghafal doa sehari-hari dan surat-surat pendek. Penanaman nilai-nilai religius ini

dilakukan dengan mempersilahkan pemimpin yang memilih kan doa sehari-hari dan

bacaan surat-surat pendek. Penanaman nilai-nilai religius , dilakukan saat terdapat anak

Page 46: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

46

yang tidak tertib atau konflik dengan temannya dengan ungkapan kata “ Allah Maha

Tahu, kejujuran, ikhlas. Hal lain yang berkaitan dengan penanaman niali-nilai religius

adalah tentang latihan melakukan gerakan shalat yang diikuti dengan bacaan doa masuk

kamar mandi, doa berwudhu dan doa selesai wudhu atau keluar kamar mandi.

Penanaman nilai-nilai religius juga dilakukaan saat kegiatan membaca buku cerita

dengan menyediadakan buku-buku yang berkaitan dengan tema dan saat mendampingi

membaca , guru akan melakukan penanaman nilai-nilai religius melalui ungkapan-

ungkapan islami.

2.Penanaman nilai-nilai religius menggunakan APE.

Tujuan memberikan selamat datang kepada anak-anak saat mereka memasuki sentra

adalah agar anak memiliki sikap ramah terhadap orang yang datang. Ucapan

assalamu‟alaikum sebagai bentuk penghormatan bagi tamu yang datang akan

menanamkan sikap empati dan hormat. Hal ini akan berdampak secara psikologis terhadap

kenyamanan anak dalam menggunakan APE.

Materi permainan selalu disampaikan sejak awal kepada anak, hal ini merupakan

pijakan awal agar anak tertib dalam bermain. Dalam menggunakan APE guru selalu

menyampaikan aturan main dalam bermain. Hal demikian dilakukan agar anak memiliki

sikap disiplin, saling menghormati dan menghargai dengan teman, dapat berbagi waktu,

tepa selira, dan tertib. Aturan main memiliki hubungan erat dengan penanaman nilai Islam,

yaitu sikap saling menghargai dan mneghormati serta kesabaran dan menerima. Aturan

main terkadang dimunculkan dari anak, tujuannya agar anak memiliki kretaivitas, dapat

menyampaikan pendapat, serta menumbuhkan keberanian. Setiap anak dibolehkan

memilih teman bermain, tujuannya agar terjalin hubungan silaturrahim. Anak tidak boleh

main sendiri karen ahal tersebut dapat menimbulkan perasaan menyendiri dan merasa

Page 47: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

47

disiishkan atau bahkan merasa lebih dari yang lain. Pada intinya memilih teman bermain

berpengaruh pada psikologi anak.

Penanaman nilai-nilai religius di RA Istiqlal diterapkan dengan menggunakan sentra

bermain, bukan sudut atau area. Menurut RA Istiqlal, istilah sentra lebih tepat digunakan

karena istilah sentra begitu dekat dengan Allah jika dibandingkan dengan menggunakan

konsep sudut. Penerapan konsep sudut dirasa kurang pas, karena secara harfiah sudut itu

artinya pojok. namun pada kenyataannya sudut diletakkan di tengah bukan disudut sesuai

maksudnya. Penggunaan istilah sudut yang berbeda maknanya secara harfiah dikhawatirkan

dapat membingungkan murid. Maka dalam penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

dini, digunakan istilah sentra bermain .

RA Istiqlal menggunakan bagan persegi delapan yang di tengah-tengahnya ada Allah

sebagai sentranya. RA Istiqlal meyakini bahwa konsep dan istilah sentra dalam kegiatan

bermain sesuai dengan pandangan Islam bahwa Allah adalah sentra dari seluruh proses

pembelajaran. Konsepsi ini dapat dilihat seperti bagan yang dibuat oleh RA Istiqlal

dan filosofinya tercantum dalam dokumen gambar di bawah ini . Filosofi setiap sentra

bermain di Istiqlal, bersumber dari ayat-ayat suci Al – Quran yang sesuai dengan sentra

dimaksud. Dalam bagan nampak nama-nama sentra seperti sentra balok, sentra

persiapan, sentra ibadah, sentra seni dan kreativitas, sentra olah tubuh dan sentra makro.

Masing-masing sentra berdasar pada ayat suci Al Quran yang disinari oleh adanya Allah

dipusat seperti dalam gambar bagan tersebut.

Page 48: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

48

Gambar 1 . Penanaman nilai-nilai religius menggunakan model Sentra.

Penanaman nilai-nilai religius dengan cara konvensional pada pendidikan anak

usia dini dilakukan dengan cara-cara menghafal dan memahami tentang agama dan

nilai-nilai religinya tanpa menggunakan APE. Di RA Istiqlal, penanaman nilai-nilai

religius dilakukan dengan media bantu APE. Pada kegiatan ini , desain bermain

sesuai tema diemplementasikan selama 90 menit. Kegiatan ini dinamakan kegiatan

bermain di sentra. Kegiatan di sentra bermain dibagi menjadi tiga yaitu sebelum

main, saat main dan setelah main.

Penggunaan sentra bermain dalam menanamkan nilai-nilai religius, didasarkan

pada filosofi yang terdapat dalam Al Qur‟an, kerangka pemikiran dan tujuan sentra

seperti berikut :

a.Sentra bahan alam :

Sentra bahan alam, memiliki falsafah dari Q.S.Yunus 24 yang artinya “

”Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang

Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanaman-

tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak”

Page 49: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

49

Sentra bahan alam, memiliki kerangka pemikiran sebagai berikut :

1) Allah yang maha pencipta telah menciptakan dan menyiapkan sumber-sumber

bahan alam di bumi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup makhluk-Nya yang ada

di bumi.

2) Salah satu kebutuhan anak adalah bermain yang berfungsi untuk mengaplikasikan

dan mengaktualisasikan dirinya: bermain yang berkualitas dengan menstimulasi

seluruh kecerdasan, diantaranya memfasilitasi bermain sensorimotor.

3) Allah memberi akal dan kekuatan pada manusia untuk mengolah, memanfaatkan

dan melestarikan sumber-sumber bahan alam dengan cara yang diridhoi-Nya.

4) Kemampuan serta kepedulian anak terhadap kelestarian sumber-sumber bahan

alam perlu dilatih dan dibiasakan dari sejak dini melalui aktifitas bermain.

5) Sentra bahan alam disiapkan sebagai tempat anak melakukan kegiatan bermain

sambil belajar dengan menggunakan bahan-bahan alam baik yang kering maupun

yang basah untuk membantu proses perkembangan keimanan dan ketakwaan,

bahasa, daya pikir, daya cipta/kreatifitas, ketrampilan dan jasmani.

Tujuan dibuatnya sentra bahan alam adalah :

1) Mengenalkan bahwa Allah yang telah menciptakan alam beserta isinya, sebagai

bukti adanya Allah.

2) Mengenalkan bahwa Allah maha pandai yang telah menciptakan alam beserta

isinya untuk diolah, dipelajari dan disyukuri oleh manusia

3) Melalui kegiatan ilmiah yang ada di sentra bahan alam dapat mengaktifkan

kemampuan psikomotorik, berfikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban

yang tepat), divergen (proses berfikir yang menghasilkan banyak ide-ide mencari

penyelesaian masalah) dan berfikir evaluatif

Page 50: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

50

4) Mengembangkan aspek-aspek perkembangan, sehingga mengembangkan konsep

diri yang positif, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

5) Memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan minat yang diberikan

Allah untuk eksperimen dan eksplorasi terhadap alam dan lingkungan sekitarnya

sesuai dengan kemampuan dan tahap perkembangan anak.

6) Mengembangkan pemahaman anak tentang alam sekitar ciptaan Allah dan

bagaimana mengolah dengan baik sesuai dengan aturan Allah.

7) Anak dapat memahami hubungan manusia dengan benda alam karunia Allah.

8) Memahami fungsi anggota badan sendiri termasuk panca indera serta perasaan

dan pemeliharaannya menurut aturan Allah.

9) Dengan bimbingan Allah anak belajar membuat keputusan yang akhirnya

mengarah ada kemandirian.

10) Belajar berakhlak dan berprilaku yang benar menurut nilai agama dan budaya

lingkungannya.

11) Berbagai macam kegiatan yang mengfungsikan kontrol motorik halus karunia

Allah adalah mempersiapkan anak untuk persiapan menulis.

b.Sentra ibadah.

Falsafah sentra ibadah, berdasar pada Q. S. Al-Baqarah 177; al-A‟Raaf : 172 ; al-Imran :19,

85; al-Maidah

Bukanlah Menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajukan, akan

tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-

malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada

kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan)

dan orang-orang yang meminta-minta, memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat

dan memuniakan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan

orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaaan dan dalam peperangan. Mereka

ituah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

(al-Baqarah 177)

Page 51: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

51

Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi anak cucu Adam keturunan mereka

dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka : “Bukankah Aku ini Tuhan mu”?.

Mereka menjawab : “Betul, kami bersaksi.” Agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan,

“Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini” (al-A‟Raaf : 172).

Sentra ibadah disusun berdasarkan kerangka pemikirian berikut :

1) Untuk menumbuhkan potensi fitrah (rasa keagamaan) itu, Allah membekali setiap

bayi yang lahir ke dunia dengan pendengaran dan penglihatan. Jika bekal tersebut

di stimulus dengan bahasa dan perilaku yang sesuai dengan agama, maka akan

menjadi bagian kepribadian dari anak.

2) Mengenalkan kehidupan beragama mempunyai tiga landasan pokok yang saling

terkait satu sama lain yang tak bisa dipisah-pisahkan rukun Islam, iman dan ihsan.

3) Keimanan yang tertanam dalam jiwa anak menumbuhkan nilai-nilai ibadah yang

dicontohkan oleh nabi muhammad sebagai utusan Allah. Ibadah yang dilakukan

dengan kesadaran iman (keikhlasan melaksanakan perintah Allah dengan

konsisten) sangat berperan dalam karakter, watak dan adap perilaku sehari-hari

yang akan membawa kebaikan (Ihsan) bagi diri dan lingkungannya. Ihsan dalam

segala aktifitas (amalan) baik hubungan dengan Allah (Habluminallah) hubungan

dengan manusia (habluminnaas) maupun dengan lingkungannya, sebagai aplikasi

dari kehidupan beragama.

4) Proses mengenalkan kehidupan beragama sejak usia dini memerlukan ilmu,

keahlian yang spesifik, sistem dan pengelolaan yang bak dan tepat, sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga potensi fitrah dapat berkembang

secara optimal.

5) Proses mengenalkan kehidupan beragama yang sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak adalah melalui dunia anak itu sendiri yaitu dengan bermain

sambil belajar pada pusat kegiatan (sentra). Sebagai salah satu pusat kegiatan yang

Page 52: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

52

menggunakan sistem bermain sambil belajar integrasi pendidikan agama, sentra

ibadah adalah sentral dari semua sentra yang memfasilitasi dan memotivasi anak

dengan alat bermain (APE), cara bermain dan komunikasi yang tepat sehingga

dapat mengembangkan semua aspek perkembangan (potensi) yang diberikan

Allah.

Sentra ibadah dilaksanaka dengan tujuan :

1) Mengenalkan Allah kepada anak sebagai pencipta seluruh alam melalui sifat-sifat

dan ciptaan-Nya

2) Menanamkan kecintaan anak kepada Allah melalui pembiasaan, senang

melakukan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya sesuai dengan

kemampuan anak.

3) Membentuk perilaku akhlak anak sebagai sumber daya manusia yang berkualitas

(beriman dan bertakwa).

4) Mengembangkan akhlakul karimah dan ihsan kepada anak.

5) Mengembangkan ke-6 Aspek rukun iman

6) Mengembangkan ke-5 Aspek rukun islam

7) Mengembangkan aspek-aspek perkembangan

c. Sentra Main Peran.

Falsafah Sentra main peran, Q.S. At-Taubah 105 :

“Dan katakanlah bekerjalah kamu, maka Allah dan Rosul-Nya serta orang-orang mukmin akan

melihat pekerjaan itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang

gaib dan yang nyata lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Kerangka pemikiran Sentra main peran adalah

Page 53: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

53

1) Bermain peran merupakan salah satu potensi dasar (fitrah islam) yang diberikan

oleh Allah kepada setiap manusia. Orang tua, pendidik dan lingkungan yang akan

membentuk kepribadian anak yang paripurna atau tujuan hidup mencari ridho

Allah.

2) Main peran adalah salah satu cara bagi anak untuk dapat mengembangkan

pengendalian diri, perolehan pengetahuan, ketrampilan kognisi, sosial emosi,

bahasa, daya cipta, rangkaian ingatan, konsep-konsep hubungan kekeluargaan.

Penerimaan kosa kata, ketrampilan pengambilan sudut pandang spasial dan

ketrampilan sudut pandang afeksi (Gown, 1995) yang dibutuhkan anak di

kehidupan selanjutnya.

3) Main peran disebut juga main pura-pura, main khayalan, main fantasi, make

believe, atau simbolik.

4) Dengan main peran anak dapat belajar dan bekerja dengan orang lain, mereka

bermain peran sesuai dengan pengalaman yang dimiliki. Jika anak memiliki hanya

sedikit pengalamanmaka akan kesulitan untuk mendapatkan pengalaman main

peran.

5) Main peran adalah simulasi anak dalam kegiatan kehidupan nyata dan

membolehkan anak untuk membayangkan dirinya ke masa depan sekarang dan

menciptakan kembali kondisi masa lalunya.

Sentra main peran bertujuan :

1) Dapat mengenal dan mengaplikasikan rukun iman, rukun islam dan Ihsan dalam

kehidupan beragama sesuai kemampuan anak.

2) Dapat mengenal tata cara kehidupan beragama

3) Dapat mengenal berbagai profesi halal.

4) Dapat Mengenal makanan dan minuman halal

Page 54: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

54

5) Dapat Mengenal dan mengaplikasikan akhlak Nabi Muhammad saw dalam

kehidupan sehari-hari.

6) Dapat Mengenal dan mengaplikasikan kosa kata bernuansa Imtaq dan Iptek.

7) .Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam berbahasa Imtaq dan Iptek.

8) .Memiliki strategi dalam pemecahan masalah dengan bimbingan Allah.

9) Senang dan ikhlas bermain, bekerja sama dengan alat dan orang lain.

10) Senang berkarya sebagai Ibadah (mengabdi kepada Allah).

11) Memiliki rasa empati yang lebih dalam, hidayah dari Allah.

12) Aktif dan kreatif dalam berimajinasi, hidayah dari Allah.

13) Memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi, kepandaian dari Allah

14) Mengenal dan mengaplikasikan Asmaulhusna yang terdekat dengan

perkembangan an

d.Sentra Balok

Falsafah Sentra balok, adalah Q. S. Al-Baqarah 127 :

“Dan ingatlah ketika Ibrahim dan Ismail meninggikan pondasi-pondasi

Baitullah, sambil berkata “Wahai Tuhan kami, terimalah amal kami,

sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui“; Q.S. Ali

Imran (96) “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat

ibadah) manusia adalah Baitullah yang Bakkah (Mekkah) yang diberkahi

dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”

Kerangka pemikiran sentra balok adalah

1) Anak adalah ilmuan-ilmuan kecil yang ditakdirkan Allah untuk berkembang

sesuai tahap perkembangannya yang ingin sekali menjelajah dunia yang telah

digambarkan Allah melalui pengamatan-pengamatan dan keinginan-keinginan

mereka

2) Pemain-pemain drama yang memerankan pengalaman-pengalamnnya.

Pengalaman-pengalaman yang menarik dapat dituangkan anak-anak secara kreatif

Page 55: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

55

dalam membangun balok-balok tersebut, apalagi dengan dorongan /arahan guru

dan orang tua.

3) Sentra balok dijadikan sasaran untuk mengembangkan proses keimanan dan

ketakwaan, kognitif, motorik, bahasa dan seni kreativitas melalui bermain balok

dan alat pelengkap lainnya.

Tujuan sentra balok adalah

1) Melatih anak untuk menemukan konsep bahwa Allah yang memberi kemampuan

/kepandaian kepada anak untuk bermain balok.

2) Mengenalkan kepada anak untuk bersyukur kepada Allah, karena Allah telah

menciptakan kayu untuk digunakan bermain balok.

3) Pengenalan kemampuan matematika (menghitung, membedakan dan

mengelompokan) Bimbingan Allah

4) Menggunakan kosakata untuk berkomunikasi dengan teman sebaya hidayah

Allah.

5) Mengembangkan hubungan sosial yang islami dengan perilaku yang dicontohkan

Nabi Muhammad SAW.

6) Mengembangkan kemampauan dari Allah dalam mengidentifikasi dan memberi

nama.

7) Melatih koordinasi mata, tangan dan pikiran bantuan Allah.

8) Melatih bersikap baik seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan para

sahabatnya.

9) Mendidik anak untuk mampu mengambil keputusan pengetahuan dari Allah

tentang apa dan bagaimana yang mereka sukai.

10) Melatih anak untuk belajar memecahkan masalah petunjuk dari Allah dengan

bahan-bahan yang mereka temui.

Page 56: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

56

11) Mendidik sikap bekerja sama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad

dalam bermain dengan teman sebaya dan orang lain (guru).

12) Mengembangkan perhatian anak pada bentuk-bentuk yang ain hidayah dari Allah

13) Memberikan pemahaman atas izin Allah tentang bentuk dan ukuran

14) Mengembangkan kemampuan anak untuk mengekspresikan diri secara kreatif

pertolongan dari Allah.

15) Melatih anak untuk disiplin dalam mengambil, mengembalikan dan merapikan

balok sesuai tempat dan bentuk bimbingan dari Allah.

16) Mengembangkan aspek-aspek bidang perkembangan

e.Sentra Persiapan.

.Falsafah Sentra Persiapan, adalah Q. S. Al-Alaq: 1-5:

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Menciptakan manusia

dari segumpal darah. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Maha Mulia. Yang

telah mengajarkan (manusia) dengan qalam. Mengajarkan manusia dari apa yang mereka

tidak ketahui”

Kerangka Pemikiran sentra persiaoan

1) Salah satu kebutuhan anak adalah bermain yang berkualitas dengan menstimulasi

seluruh kecerdasan. Diantaranya bermain keaksaraan.

2) Sentra persiapan memfasilitasi anak dengan alat permainan edukatif yang

memperluas pengalaman keaksaraan (membaca, menulis, dan matematika)

melalui kegiatan bermain yang berkualitas dan menyenangkan.

Tujuan sentra persiapan

1) Melatih dan menumbuhkan kecintaan anak kepada Allah sebagai sumber segala

ilmu dan Allah yang telah memberikan kepandaian.

Page 57: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

57

2) Mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak karunia Allah

3) Menumbuhkan minat membaca, menulis dan matematika kepandaian dari Allah

4) Memberian kesempatan kepada anak menikmati mas bermainnya sebagai sarana

belajar yang menyenangkan.

5) Mengenalkan peraturan kepada anak sehingga menumbuhkan rasa disiplin pada

diri anak.

6) Mengembangkan sosialisasi anak sejak usia dini agar terbiasa untuk salaing

bekerjasama dengan temannya, saling menghargai, menyayangi, meniru akhlak

Nabi Muhammad SAW, dll.

7) Mempersiapkan anak untuk masuk pendidikan selanjutnya kepandaian dari Allah.

Penanaman nilai dengan menggunakan APE ini merupakan kelanjutan dari

kegiatan sebelumnya yang tidak menggunakan APE libah rumah tangga. Pada

penanaman nilai sebelumnya APE yang digunakan adalah tubuh anak itu sendiri.

Menurut salah seorang guru, mainan yang ada disekitar anak dapat berfungsi sebagai

APE. Jadi segala yang dimainkan anak, termasuk tubuhnya adalah juga termasuk APE.

Kegiatan yang dilakukan pada saat sebelum bermain disentra merupakan pemanasan

agar anak siap bermain dengan menggunakan APE. Pada saat pemanasanpun nilai-nilai

religius sudah ditanamkan. Penanaman nilai-nilai religius saat bermian di sentrapun

dilakukan sama dengan sebelumnya, hanya bedanya dengan menggunakan APE. Nilai-

nilai religius yang ditanamkan melalui APE didahului dengan kegiatan-kegiatan

penanaman nilai-nilai dengan tidak menggunakan APE .Menurut salah seorang guru,

penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE, tidak dapat dilakukan

langsung menyentuh APE nya, tetapi harus didahului dengan kegiatan penduhuluan

yang juga sarat dengan kegiatan penanaman nilai-nilai religius.

Page 58: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

58

C.Penggunaan APE Limbah rumah tangga .

1. Penataan lingkungan main.

Sebelum APE digunakan, penataan lingkungan penting dilakukan. Masing-masing

sentra memiliki penataan yang berbeda dengan sentra lain. Pada pentaan lingkungan main,

perlu diperhatian APE yang digunakan yang berasal dari limbah rumah tangga.

APE limbah rumah tangga digunakan pada saat anak-anak berada di sentra.

Penggunaan APE di sentra, dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebelum, saat dan setelah

menggunakan APE. Namun sebelum hal ini diterapkan, guru membuat daftar lingkungan

main dan pijakan yang harus disiapkan. Penataan lingkungan main, dipilih dan diterapkan

sesuai dengan tema yang digunakan. Dipilih dengan pertimbangan satu anak memiliki tiga

kesempatan main, sehingga dimungkinkan setiap sentra mempunyai 27 jenis permainan.

a. Sentra Ibadah.

Kabah dan masjid terbuat dari kardus bekas

Page 59: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

59

Penataan lingkungan main di sentra ibadah dilakukan dengan memberikan nama kegiatan

bermain, penataan tempat dan jenis permainan, alat dan bahan yang akan digunakan dan

tujuan permainan yang dikaitkan dengan nilai-nilai religius yang ditanamkan. Penataan

lingkungan bermain di sentra ibadah adalah seperti dalam tabel berikut.

Tabel 3. Penataan Lingkungan Bermain Sentra Ibadah

Nama

Kegiatan

Sebelum Anak Datang

Alat dan bahan

main yang akan

digunakan

Tujuan

Shalat

berjamaah

9 – 10 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

ka‟bah,

perlengkapan

shalat (sarung,

mukena, peci,

sajadah, dll)

Mendukung main

pembangunan terstruktur

atau sensorimotorik

Mengenal

huruf-huruf

hijaiyah

dalam Al-

Qur‟an

2 – 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

kartu huruf

hijaiyah

batu/biji-bijian

spidol

Mendukung main

pembangunan terstruktur

atau sensorimotorik

Bermain

puzzle

bernuansa

agama

2 – 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

berbagai macam

puzzle (shalat,

wudhu, kalimat

thayyibah,

Alqur‟an, masjid,

ka‟bah, masjidil

haram, manasik

haji, dll.)

Mendukung main

pembangunan terstruktur

atau sensorimotorik

Bermain

maket

masjid

2 – 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

maket

masjid/ka‟bah

boneka kecil

muslim/muslima

h

boneka kecil

gerakan shalat

boneka kecil

Mendukung main

pembangunan terstruktur

main peran mikro atau

sensorimotorik

Page 60: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

60

(kooperatif). gerakan wudhu.

Bermain

balok

kubus

hijaiyah

2 – 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

balok kubus

hijaiyah

kartu angka.

Mendukung main

pembangunan terstruktur,

main peran mikro atau

sensorimotorik

Bermain

kartu

wudhu

2 – 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

kartu wudhu

kartu angka

Mendukung main

pembangunan terstruktur,

atau sensorimotorik

Kegiatan

praktek

berwudhu

9 - 10 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

Praktek langsung Mendukung main peran

makro atau sensorimotorik

Latihan

manasik

haji

9 - 10 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

Praktek langsung

maket kegiatan

manasik haji

Mendukung main peran

makro atau sensorimotorik

Kartu

huruf/ang-

ka Arab

2 tempat yang mendukung

interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

kartu angka arab

batu

biji-bijian

Mendukung main

pembangunan terstruktur

atau sensorimotorik

Maze

(mencari

jejak)

bernuansa

agama

2 - 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

spidol

maze

bernuansa/dinua

nsakan islam

Mendukung main

pembangunan terstruktur

atau sensorimotorik

Page 61: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

61

(assosiatif)

Menggam-

bar bebas

bernuansa

agama

2 - 4 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

spidol

kertas

krayon

Mendukung main

pembangunan sifat cair

atau sensorimotorik

Menyusun

huruf se-

suai kata/

kalimat

thayyibah

yang di-

inginkan.

2 - 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

kartu kata

kartu kalimat

thayyibah

huruf/abjad.

mendukung main

pembangunan terstruktur

atau main sensorimotor.

Bermain

kartu

nama-nama

malaikat

2 - 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

kartu nama

malaikat

puzzle nama

malaikat

spidol

kertas.

mendukung main

pembangunan terstruktur

atau main sensorimotor.

Menarik

garis bernu

ansa agama

2 - 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

kartu huruf

hijaiyah

kartu kalimat

thayyibah

kartu asma‟ul

husna

mendukung main

pembangunan sifat cair

atau main sensorimotor.

Menjahit

bentuk

bernuansa

agama

2 - 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

bentuk ka‟bah

bentuk masjid

bentuk pakaian

muslim

bentuk huruf

hijaiyah

bentuk kalimat

thayyibah, dll.

mendukung main

pembangunan sifat cair

atau main sensorimotor.

Menga-

nyam ben-

tuk bernu-

ansa agama

2 - 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

bentuk bentuk

perlengkapan

shalat

bentuk masjid

bentuk ka‟bah.

mendukung main

pembangunan sifat cair

atau main sensorimotor.

Menjiplak

bentuk

gambar-

gambar

bernuansa

2 - 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

kartu asma‟ul

husna

huruf hijaiyah

angka arab.

mendukung main

pembangunan sifat cair

atau main sensorimotor.

Page 62: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

62

agama

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

Mencipta

suatu ben-

tuk dari

kepingan-

kepingan

bentuk geo

metris men

jadi bentuk

lain terin-

tegrasi aga

ma

2 - 3 tempat yang

mendukung interaksi sosial:

main sendiri (solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

kartu bentuk-

bentuk geometri

kertas

Krayon

Gunting

kata asma‟ul

husna/kalimat

thayyibah.

mendukung main

pembangunan sifat cair

atau main sensorimotor.

b. Sentra Main Peran.

Tabel 4. Penataan Lingkungan Main Sentra Main Peran

Setting Ruang Keluarga

Nama

Kegiatan

Sebelum Anak

Datang

Alat dan bahan main

yang akan igunakan

Tujuan

Bertamu 4 tempat yang dapat

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

1 meja

4 kursi

1 taplak meja

1 vas bunga

Majalah/koran dll

Dapat berbicara lancar

dengan kalimat sederhana,

kepandaian dari Allah

Mengenal dan

mengaplikasikan akhlaq

perilaku nabi Muhammad

saw dalam kehidupan sehari-

hari

Mengembangkan aspek-

Page 63: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

63

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

aspek perkembangan,

petunjuk dari Allah

Shalat

Berjamaah

sejumlah tempat

dapat mendukung

interaksi sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

Sajadah

Mukena

Sarung

Peci sesuai

dengan jumlah

anak dalam

kelompok yang

ada

Mengenal perlengkapan

sholat

Mengenal bacaan sholat

Mengenal urutan gerakan

dalam sholat

Mengenal tatacara sholat

Mengenal azan sebagai tanda

masuk waktu sholat

Mengenal iqomah sebagai

tanda akan dimulai sholat

Senang dan ikhlas sholat

berjamaah

Khusyu‟ sholat berjamaah

Mengenal jumlah rakaat

dalam sholat wajib dan sunah

Mengenal nama-nama sholat

wajib dan sunah

Tabel 5. Setting Ruang Makan

Nama

Kegiatan

Sebelum Anak Datang

Alat dan bahan main

yang akan

digunakan

Tujuan

Makan

bersama

7 tempat yang dapat

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

7 kursi

Meja

Sendok

Garpu

Piring

Gelas

Buah-buahan

Sayur-sayuran

Ikan-ikanan

Teko berisi air

Bakul nasi kecil

dll

Mengenal „konsep‟ makanan

dan minuman halal.

Mengenal bahwa Allah

sumber/ pemberi rizki

Mengenal dan

mengaplikasikan bahasa

Imtaq dan iptek

Mengenal akhlaq prilaku

dalam kegiatan makan

Mengenal nutrisi pada

makanan dan minuman halal

Mengembangkan aspek-

aspek perkembangan,

petunjuk dari Allah

Menyetrika

Pakaian

2 tempat dapat

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

2 papan triskaan

mini

2 triska

Beberapa

kain/baju.

Dapat mengetahui bahwa

Allah yang memberi

kekuatan dan ketrampilan

dalam menyetrika

Mengenal warna-warna

ciptaan Allah

Mengenal urutan bilangan,

kepandaian dari Allah

Page 64: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

64

(assosiatif)

Mengembangkan apek-aspek

bidang pengembangan,

petunjuk dari Allah

Tabel 6. Setting Ruang Dapur

Nama

Kegiatan

Sebelum Anak Datang

Alat dan bahan main

yang akan

digunakan

Tujuan

Memasak 2 tempat yang dapat

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

2 kompor yang

sudah dilengkapi

dengan

perlengkapan dapur

seperti :

panci

sodet

wajan/penggoren

gan

sayuran dan

buah-buahan

plastik

Mengembangkan daya cipta

berkreasi membuat makanan

dan minuman hidayah dari

Allah.

Melatih koordinasi tangan

dan mata dengan bimbingan

Allah

Dapat mengenal urutan

bilangan kepandaian dari

Allah

Mengembangkan aspek-

aspek perkembangan,

kepandaian dari Allah.

Mencuci

Piring

2 tempat dapat

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

2 baskom berisi

air

2 mangkok berisi

spons dan sabun

Piring

Gelas

Alat dapur lainnya

Menstimulasi fine motor,

bimbingan dari Allah

Mengenal bahwa Allah yang

menciptakan air

Mengenal jumlah bilangan,

hidayah dari Allah

Mengenal dan

mengaplikasikan bahasa

Imtaq dan iptek

Dapat mengkelompokkan

benda, bimbingan dari Allah

Mengenal bentuk geometri,

kepandaian dari Allah

Mengembangkan aspek-

aspek bidang pengembangan,

petunjuk dari Allah

Tabel 7. Setting Ruang Belakang

Nama

Kegiatan

Sebelum Anak Datang

Alat dan bahan

main yang akan

digunakan

Tujuan

Memasak 2 tempat yang dapat

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

2 bak bayi berisi

air

2 sabun mandi

2 boneka

Mengenal tatacara

membersihkan diri,

kepandaian dari Allah.

Mengenalkan bahwa Allah

sayang anak yang bersih

Page 65: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

65

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

2 handuk

Mengenal bahwa Allah yang

menciptakan air

Menstimulasi fine motor,

bimbingan dari Allah.

Mengembangkan aspek-

aspek perkembangan,

petunjuk dari Allah

Mencuci

Pakaian

2 tempat dapat

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

2 papan

penggilesan

2 baskom berisi

air

2 buah sikat cuci

2 buah sabun

cuci

jemuran

Menstimulasi fine motor,

bimbingan dari Allah

Mengenalkan bahwa Allah

sayang anak yang bersih

Mengenal jumlah bilangan

(pakaian yang dicuci)

kepandaian dari Allah

Mengenal bahwa Allah yang

memberi kekuatan dan

ketrampilan dalam mencuci

pakaian

Mengembangkan aspek-

aspek perkembangan,

petunjuk dari Allah

Tabel 8. Setting Mini Market

Nama

Kegiatan

Sebelum Anak Datang

Alat dan bahan main

yang akan

digunakan

Tujuan

Berbelanja 3 tempat yang dapat

mendukung interaksi

sosial:

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif).

1 meja dan mesin

kasir

Uang mainan

Botol

Dus bekas

Kantong plastik

belanja

Sayuran dan

buah-buahan

plastik

Mengenal transaksi jual beli

mencari ridha Allah.

Mengenal dan

mengaplikasikan bahasa

Imtaq dan iptek

Mengenal konsep

matematika, pengurangan,

penambahan, kepandaian dari

Allah.

Dapat mengklasifikasikan

benda, petunjuk dari Allah.

Mengembangkan aspek-

aspek perkembangan,

kepandaian dari Allah

Page 66: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

66

Alat-alat kosmetik tak terpakai komputer tak terpakai

Page 67: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

67

c. Sentra balok.

Tabel 9. Penataan Lingkungan Bermain Sentra Balok

Nama

Kegiatan

Sebelum Anak Datang

Alat dan bahan main

yang akan

digunakan

Tujuan

Bermain

Balok

Tempat luas untuk

membangun dan bergerak

Menyusun alat bermain

balok disertai pelengkap

dan memberi label di

setiap tempat

100 potong balok

(200 lebih baik)

Alat pelengkap

main balok

Alat mikro

disimpan ditempat

Ketrampilan hubungan

dengan teman sebaya.

Kemampuan

berkomunikasi

Kekuatan dan koordinasi

motorik halus dan kasar

Page 68: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

68

penyimpanan.

Balok-balok yang

tersusun rapi dan

diklasifikasikan

berdasarkan bentuk dan

ukuran untuk

memudahkan anak saat

mengambil dan

mengembalikan balok

pada tempatnya serta

merupakan pengalaman

penjajaran pengamatan

yang lebih diberi

nama dan gambar Konsep matematika dan

geometri.

Pemikiran simbolik.

Pengetahuan pemetaan

Ketrampilan

membedakan

penglihatan

Berbagai bahan berbentuk balok yang dibuat dari limbah

d. Sentra persiapan

Tabel 10. Penataan Lingkungan Bermain Sentra Persiapan

Nama

Kegiatan

Sebelum Anak

Datang

Alat dan bahan main

yang akan

digunakan

Tujuan

Bermain

angka

kepandaian

4 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

angka

berbagai macam-

macam buah-

dapat mengklasifikasikan

warna, bentuk, ukuran

hidayah Allah

Page 69: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

69

dari Allah main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif)

buahan

batu kerikil

kerang

sekop botol

ranting

lidi

biji

lengkeng

penjepit kue

dll

melatih motorik halus anak

yang telah dibekali oleh

Allah dengan mengambil

mainan menggunakan

penjepit kue

dapat menghubungkan

konsep bilangan dengan

lambang bilangan

kepandaian dari Allah

mengenalkan konsep sama,

tidak sama dari jumlah

benda-benda kepndaian dari

Allah.

Bermain

huruf

kepandaian

dari Allah

2 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif)

berbagai macam

huruf

potongan-

potongan kata

papan alas

Mengenalkan tentang huruf

dan bentuknya

Mengenalkan macam-macam

huruf dan pengucapannya.

Memotivasi untuk

menambah kosa kata.

Bermain

kartu

kepandaian

dari Allah

2 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif)

berbagai macam

kartu seperti;

kartu buah, kartu

binatang, kartu

profesi, kartu

huruf dan angka,

dll.

Anak memahami gambar,

bentuk dan warna ilham dari

Allah.

Menambah kosakata dan

kemampuan berbahsa

bimbingan Allah

Melatih kecermatan dan

pemahaman melihat suatu

objek.

Bermain

tutup botol

dengan

berbagi cara

kepandaian

dari Allah

2 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

tutup botol melatih motorik halus anak

yang dibekali oleh Allah

yaitu membuka dan menutup

tutup botol.

Bermain 2 tempat yang berbagai macam Dapat menyusun kembali

Page 70: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

70

berbagai

macam

Puzzle

Kepandaian

dari Allah

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif)

Puzzle seperti;

puzzle huruf, angka,

dll.

kepingan puzzle menjadi

bentuk semula kepandaian

dari Allah

Menambah kosakata dan

melatih kemampuan

berbahasa

Melatih motorik halus

Melatih koordinasi mata –

tangan.

Bermain

kartu angka

kepandaian

Allah

2 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main kerjasama

(kooperatif)

penjepit baju

kartu angka

melatih motorik halus anak

yang dibekali oleh Allah

dengan memegang penjepit.

Mengenal konsep bilangan

dan lambang bilangan.

Bermain

perabaan

angka dan

huruf

hidayah dari

Allah

2 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

bentuk huruf dan

angka yang

terbuat dari

amplas.

Anak mengenal entuk angka

dan huruf dengan benar

ilham dari Allah.

Mengenal tekstur hidayah

Allah.

Menggambar

Ilham dari

Allah

4 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

buku

krayon

spidol

penggaris

menuangkan ekspresi dan

imajinasi serta

mengembangkan informasi

melalui goresan atau gambar

ilham dari Allah

melatih anak mau dan

mampu menceritakan

perasaan atau imajinasinya

dengan bahsa yang

dikuasainya kemampuan dari

Allah.

Mengenal berbagai macam

warna dan media petunjuk

dari Allah.

Mempersiapkan motorik

Page 71: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

71

halus untuk menulis.

Menulis

kepandaian

dari Allah

5 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

buku

spidol

pensil

penghapus

menanamkan pemahaman

pada anak tentang

kemampuan mengenal huruf

serta menulis kepandaian dari

Allah.

Melatih anak menulis sesuai

dengan kemampuannya.

Melatih kecermatan anak

dalam menulis bimbingan

Allah

Melatih hasil motorik

halusnya melalui tulisan

bimbingan Allah

Mengenalkan serta

memantapkan konsep dan

lambang bilangan dan huruf

petunjuk Allah.

Bermain

congklak

2 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

kartu penjumlahan

biji congklak

berbagai macam

media yang dapat

dihitung

Mengenalkan dan

memantapkan konsep

lambang bilangan

Memantapkan konsep

penjumlahan dan

pengurangan dengan benda-

benda hidayah Allah.

Menambah kosa kata dan

melatih kemampuan

berbahasa anak kepandaian

dari Allah

Bermain

meneruskan

pola

kepandaian

dari Allah

2 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

pola yang sudah

dibuat dan media

yang mendukung

(tutup botol,

kerikil, ranting)

menanamkan pemahaman

pada anak bahwa Allah yang

menciptakan bahan-bahan

alam seperti; kerikil, ranting).

Melatih kecermatan meniru

pola dan membaca gambar.

Melatih koordinasi mata,

otak, dan tangan.

Mengenal dan memahami

bentuk-bentuk pola.

Mengenal dan mematangkan

konsep warna dan bentuk

kepandaian dari Allah.

Bermain

mengelompo

kkan benda-

benda kepan-

daian dari

Allah

2 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

batu-batu kerikil

biji-bijian

kerang

aneka buah kecil

dari kayu

tutup botol

berbagai macam

menanamkan pemahaman

bahwa Allah swt yang maha

pencipta telah menciptakan

alam sekitar untuk

dimanfaatkan sebaik-

baiknya.

Mengenalkan dan

Page 72: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

72

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

jepit

memantapkan konsep

bilangan dngan benda-benda

Melatih fine motor anak

dengan menggengga,

menjepit, memindah dan

mengelompokkan benda-

benda.

Menambah kosa kata dan

melatih kemamampuan

berbahasa anak

Menjiplak

kemampuan

dari Allah

2 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

huruf-huruf dan

angka yang akan

dijiplak

spidol

kertas

menanamkan pemahaman

pada anak tentang

kemampuan mengenal huruf

serta menulis

melatih anak menulis sesuai

dengan kemampuannya.

Melatih kecermatan anak

dalam menulis.

Mengenalkan serta

memantapkan konsep

lambang bilangan dan huruf.

Melatih motorik halusnya

melalui tulisan

Penjumlahan

dan pengu-

rangan kepan

daian dari

Allah

4 tempat yang

mendukung interaksi

sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

kartu penjumlahan

dan pengurangan

berbagai macam

media

alat tulis

menanamkan pemahaman

pada anak tentang

kemampuan mengenal

penjumlahan dan

pengurangan

melatih anak menulis sesuai

dengan kemampuannya.

Melatih kecermatan anak

dalam menulis.

Mengenalkan serta

memantapkan konsep

bilangan dan lambang

bilangan.

APE Sentra persiapan terbuat dari limbah.

Page 73: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

73

e. Sentra Bahan Alam.

Tabel 11. Penataan Lingkungan Bermain Sentra Bahan Alam

Nama

Kegiatan

Sebelum Anak

Datang

Alat dan bahan main

yang akan digunakan Tujuan

Menakar air

ciptaan Allah

2 tempat yang

mendukung

interaksi sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

1 bak besar air yang

sudah diberi warna

sesuai dengan tema

2 dari setiap ukuran

botol

2 dari setiap jenis

ukuran gelas plastik

dengan berbagai

macam ukuran

2 dari setiap ukuran

canting

Mengenalkan bahwa Allah

maha pencipta, maha pandai,

maha kaya, maha pemurah

yang telah menciptakan air

untuk kehidupan makhluk

hidup (manusia, hewan dan

tumbuhan)

Mengenalkan bahwa Allah

maha pencipta, maha pandai

menjadikan air dapat mengalir

ke tempat yang lebih rendah

dan selalu mengikuti bentuk

wadahnya (bentuknya dapat

berubah sesuai dengan

tempatnya)

Anak mengenal volume air

Mengembangkan aspek-aspek

perkembangan.

Menangkap

ikan ciptaan

Allah

4 tempat yang

mendukung

interaksi sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main

kerjasama

(kooperatif).

1 bak air besar

Berbagai jenis ikan-

ikanan

4 alat pancingan

4 saringan

Mengenalkan bahwa Allah

yang maha berkehendak

(qudrah) telah menciptakan

jenis hewan air dengan

kehidupannya (habitatnya).

Mengenalkan kepada Anak

tentang hewan air dan

kehidupannya

Mengembangkan kemampuan

berbahasa anak

Mengembangkan aspek-aspek

perkembangan.

Mengocok sa

bun kemam

puan dari

Allah

4 tempat yang

mendukung

interaksi sosial:

main sendiri

(solitary)

2 wadah air sabun

yang sudah diberi

warna sesuai tema

2 alat kocokan

telur

Mengenalkan bahwa Allah

maha pencipta, maha pandai,

maha kaya, maha pemurah

yang telah menciptakan air

untuk kehidupan makhluk

Page 74: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

74

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

main

kerjasama

(kooperatif).

2 dari setiap jenis

sendok

2 dari setiap jenis

ukuran gelas

2 buah sedotan

hidup (manusia, hewan dan

tumbuhan)

Mengenalkan bahwa Allah

maha pandai menjadikan sabun

yang bila dikocok akan

mengeluarkan busa yang

banyak

Mengembangkan aspek-aspek

perkembangan.

Menyikat lan

tai kekuatan

dari Allah

4 tempat yang

mendukung

interaksi sosial:

main sendiri

(solitary)

main

berdampingan

(paralel)

main bersama

(assosiatif)

4buah dari setiap

jenis sikat lantai

Mengenalkan bahwa Allah

menyukai orang muslim yang

dapat menjaga kebersihan

Mengembangkan aspek-aspek

perkembangan.

APE sentra bahan alam terbuat dari limbah.botol minuman.

2. Pijakan Bermain.

Penataan lingkungan main, dipilih dengan mempertimbangkan tema . Hal ini berkaitan

dengan APE yang akan digunakan. Apapun tema dan APE yang digunakan, penting untuk

diperhatikan adalah penerapan pijakan main. Keberhasilan pijakan sangat bermakna pada

efektif tidaknya sebuah hasil kegiatan bermain. Setiap bermain disentra diberi pijakan yang

Page 75: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

75

sesuai dengan sentra masing-masing. Pijakan tersebut dapat dicermati seperti pijakan berikut

:a. Sentra Ibadah.

1) Pijakan Lingkungan Main

a) Mengelola awal lingkungan main dengann bahan-bahan yang cukup (3 tempat

untuk setiap anak).

b) Merencanakan intensitas dan densitas pengalaman.

c) Memiliki berbagai bahan (bernuansa atau dinuansakan agama) yang mendukung

tiga jenis main; sensorimotor, pembangunan, main peran.

d) Memiliki berbagai bahan (bernuansa atau dinuansakan agama) yang mendukung

hubungan sosial yang positif dalam kehidupan beragama.

2) Pijakan Pengalaman Awal

a) Membaca doa dengan khusyu‟ dan ikhlas sebelum memulai kegiatan pengalaman

main.

b) Membaca buku bernuansa atau dinuansakan agama yang berkaitan dengan

pengalaman atau mendatangkan narasumber.

c) Menggabungkan kosa kata baru (agama dan ilmiah) dan menunjukkan konsep

yang mendukung perolehan ketrampilan kerja (standar kerja).

d) Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan main.

e) Mendiskusikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan main.

f) Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main.

g) Menjelaskan rangkaian waktu main.

h) Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial dalam kehidupan beragama

i) Merancang dan menerapkan urutan transisi main.

3) Pijakan Pengalaman Main setiap Anak (Individual)

Page 76: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

76

a) Memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman spiritual

mereka.

b) Mencontohkan komunikasi yang tepat.

c) Memperkuat dan memperluas bahasa agama dan ilmiah anak.

d) Meningkatkan kesempatan sosialisasi dalam kehidupan beragama melalui

dukungan pada hubungan teman sebaya.

e) Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak.

4) Pijakan Pengalaman setelah Main

a) Mendukung anak untuk mengingat kembali dan menceritakan pengalaman

spiritualnya.

b) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar yang positif

melalui pengelompokan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat.

c) Mengucapkan do‟a dengan khusyu‟ dan ikhlas setelah bermain sebagi rasa

syukur.

b. Sentra main peran.

1) Pijakan Lingkungan Main

a) Mengelola awal lingkungan main peran dengan mennghitung tempat main (3

tempat untuk setiap anak).

b) Merencanakan pengalaman intensitas (waktu) dan pengalaman densitas

(alat/bahan) main peran.

c) Memiliki berbagai alat-alat APE (dicari, dibuat atu dibeli dengan

murah)bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung tiga jenis main;

sensorimotor, main peran makro dan mikro, pembangunan sifat cair dan

terstruktur

Page 77: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

77

d) Memiliki bahan keaksaraan (bernuansa atau dinuansakan agama) yang tersedia

seperti; buku, kertas, alat tulis, dll

e) Menata lingkungan main peran untuk mendukkung keberhasilan hubungan sosial

yang positif dalam kehidupan beragama.

2) Pijakan Pengalaman sebelum main

a) Membaca doa dengan khusyu‟ dan ikhlas sebelum memulai kegiatan pengalaman

main.

b) Membaca buku (bernuansa atau dinuansakan agama) yang terkait dengan

pengalaman atau mendatangkan narasumber.

c) Mengenalkan kosa kata baru (imtaq dan iptek) dan peran-peran.

d) Menjelaskan urutan kegiatan main peran.

e) Menjelaskan cara menggunakan alat.

f) Mendiskusikan semua gagasan.

g) Menyediakan kesempatan bagi anak mencapai keberhasilan hubungan sosial

yang positif dalam kehidupan beragama

h) Merancang dan menerapkan urutan transisi main peran

3) Pijakan Pengalaman Main untuk setiap Anak (Individual)

a) Memberikan anak waktu untuk;

- Merumuskan gagasan mereka

- Mengajak pemain lainnya

- Menetapkan peran yang akan dimainkan

- Menyetujui jalan cerita untuk dimainkan

- Menetapkan objek main

b) Memperkuat dan memperluas bahasa (imtaq dan iptek) anak.

c) Mencontohkan komunikasi yang tepat.

Page 78: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

78

d) Memberi pijakan hubungan sosial yang positifdalam kehidupan beragama

4) Pijakan Pengalaman sesudah Main

a) Mendukung anak untuk mengingat kembali dan menceritakan pengalaman main

peran.

b) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar yang positif

melalui pengelompokan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat.

e) Mengucapkan do‟a dengan khusyu‟ dan ikhlas setelah bermain sebagi tanda

syukur kepada Allah SWT.

c. Sentra Balok.

1) Pijakan Lingkungan

a) Membaca doa sebelum main dengan khusyu‟ dan ikhlas

b) Membaca sebuah buku yang bernuansa atau dinuansakan agama.

c) Pengelolaan awal lingkungan pembangunan dengan tempat bangunan yang

dipilih.

d) Merencanakan untuk intensitas dan pengalaman densitas pembangunan.

e) Menata lingkungan pembangunan untuk mendukung hubungan sosial yang

positif dalam kehidupan islami.

f) Membolehkan menggunakan paling sedikit 100 (200 lebih baik) unit balok unit

tanpa warna untuk tiap anak dalam kelompoknya.

g) Memiliki berbagai ragam alat-alat main peran mikro yang bernuansa atau

dinuansakan agama yang tersedia untuk memperluas pengalaman pembangunan

ke main peran. Tambahkan bahan-bahan seperti potongan-potongan; karpet,

pohon-pohonan, perabotan rambu-rambu lalu lintas, dll.

Page 79: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

79

h) Memiliki bahan-bahan bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung

keaksaraan seperti buku bergambar, meja, buku anak-anak, kertas, pensil,

spidol, dll

i) Memiliki set balok yang mewakili budaya Islam dan nasional yang berbeda

untuk anak prasekolah dan pemain usia sekolah dasar.

2) Pijakan Pengalaman sebelum main

a) Membaca doa sebelum main dengan khusyu‟ dan ikhlas

b) Membaca sebuah buku yang sesuai dengan pengalaman membangun.

c) Mendiskusikan gagasan untuk pengalaman main pembangunan.

d) Menyediakan kesempatan-kesempatan kepada anak untuk keberhasilan

hubungan sosial yang islami dan tepat dengan cara penempatan bahan-bahan

dan tempat yang cukup.

e) Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main pembangunan.

f) Merancang dan menerapkan urutan transisi main.

3) Pijakan Pengalaman Main untuk setiap Anak (Individual)

a) Memberikan setiap anak waktu yang cukup (paling sedikit 60 menit) untuk

membantu dan main peran dengan hasil karya, tempat main yang cukup dan

bahan-bahan bermain yang cukup untuk melengkapi pembangunan.

b) Memperkuat dan memperluas bahasa (imtaq dan iptek) mereka dengan

menanyakan dan mendiskusikan tentang pembangunan mereka.

c) Meningkatkan kesempatan hubungan sosial yang islami dan tepat melalui

banyaknya hubungan sosial diantara anak-anak

d) Mengamati dan mendokkumentasikan perkembangan dan kemajuan

pembangunan anak-anak.

4) Pijakan Setelah Main

Page 80: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

80

a) Mendukung anak untuk mengingat kembali dan menceritakan pengalaman

mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya (recalling)

b) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar yang positif

melalui pengelompokan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat.

d. Sentra Persiapan.

1) Pijakan Lingkungan Main

a) Pengelolaan lingkungan keaksaraan, merencanakan pengalaman untuk

intensitas dan densitas

b) Memiliki berbagai bahan bernuansa / dinuansakan agama yang mendukung 3

jenis main dan keaksaraan.

c) Pra-organisasi lingkungan munculnya keaksaraan.

d) Punya bermacam-macam bahan yang mendukung ketrampilan keaksaraan.

e) Contohnya penggunaan bahan secara tepat.

f) Buat harapan guru yang ringkas dan jelas.

g) Izinkan anak memilih tempat kerjanya.

h) Tata tempat untuk dua anak atau lebih agar mereka dapat kerja dan saling

belajar satu sama lain dengan teman sebayanya.

i) Hindari penataan tempat kerja yang diarahkan langsung oleh guru sehingga

membuat guru tidak bebas melakukan percakapan satu-satu dengan anak-anak.

j) Menata kesempatan main mendukung hubungan sosial yang positif dalam

kehidupan beragama.

k) Pilih bahan yang dapat digunakan untuk rentang yang luas dari tingkat

ketrampilan anak.

Page 81: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

81

l) Beri anak waktu untuk memilih dan menyelesaikan bermacam-macam kegiatan

kerja.

m) Punya bermacam-macam kegiatan yang memungkinkan anak untuk berlatih

perkembangan motorik halus.

n) Buku, buku, buku !!!

o) Punya bermacam-macam bahan menulis dan tempat yang tersedia

p) Pastikan ada cukup tempat untuk anak dapat memilih.

2) Pijakan Pengalaman Sebelum Main

a) Contohkan penggunaan bahan yang tepat.

b) Membaca doa sebelum memulai kegiatan.

c) Mulai setiap waktu sentra dengan sebuah buku untuk mengawali diskusi dan

gagasan untuk menulis/menggambar.

d) Contohkan beberapa cara untuk menggunakan bahan-bahan secara tepat.

e) Menyampaikan aturan secara jelas dan ringkas.

f) Merancang dan menerapkan urutan transisi main.

g) Bolehkan anak untuk memilih di mana mereka akan mulai dan dengan siapa

mereka suka untuk kerja.

h) Siap untuk menolong anak dalam tulisan mereka

i) Bantu anak di tahapan yang mereka perlukan.

j) Misalnya; jika anak ingin tahu bagaimana kata itu dieja, guru mungkin menulis

di kertas lain untuk ditru atau anak ingin guru menulis kata itu dengan stabilo

untuk dijiplak di atasnya atau anak ingin guru menulis kata tersebut.

k) Punya bermacam-macam buku yang disediakan untuk membantu anak dalam

menulis (kamus, daftar kata-kata, resep, kartu kata dari kosa kata mereke

sendiri).

Page 82: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

82

l) Buat lingkungan yang menerima untuk semua usaha menulis sehingga anak

mau mengambil resiko untuk mencoba banyak hal.

m) Ada waktu sesudah sentra selesai, sehingga anak dapat berbagi apa yang

mereka telah berhasil lakukan.

n) Turut bergembira pada semua usaha keaksaraan.

3) Pijakan Pengalaman Main untuk setiap Anak (Individual)

a) Beri setiap anak kesempatan keaksaraan sepanjang hari dalam setiap

pengalaman main.

b) Beri setiap anak interaksi yang langsung dan tetap dengan buku, bahasa, dan

pengalaman motorik halus dan kasar.

c) Buat setiap pengalaman keaksaraan itu menyenangkan.

d) Meningkatkan dan mengembangkan bahasa (agama dan ilmiah) mereka

melalui pertanyaan dan diskusi.

e) Contohkan komunikasi yang tepat melalui percakapan individual.

f) Menambah kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman

sebaya.

g) Amati dan buat dokumentasi dari perkembangan dan peningkatan keaksaraan

anak.

h) Turut bergembira dalam setiap usaha keaksaraan.

4) Pijakan Setelah Main

a) Mengingat dan mengulas kembali pengalaman main keaksaraan hidayah dari

Allah.

b) Manfaatkan waktu bersih-bersih sebagai pengalaman main yang positif.

c) Membaca do‟a setelah kegiatan.

Page 83: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

83

e. Sentra Bahan Alam.

1) Pijakan Lingkungan Main

a) Mengelola awal lingkungan main peran dengan bahan-bahan yang cukup (3

tempat main untuk setiap anak).

b) Merencanakan intensitas dan pengalaman densitas pengalaman.

c) Memiliki berbagai bahan bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung

tiga jenis main;( sensorimotor, main peran, pembangunan)

d) Memiliki berbagai bahan bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung

pengalaman keaksaraan

e) Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif

dalam kehidupan beragama.

2) Pijakan Pengalaman sebelum main

a) Membaca doa dengan khusyu‟ dan ikhlas sebelum memulai kegiatan bermain.

b) Membaca buku (bernuansa atau dinuansakan agama) yang berrkaitan dengan

pengalaman atau mendatangkan narasumber.

c) Mengenalkan kosa kata baru (imtaq dan iptek) dan menunjukkan konsep yang

mendukung perolehan ketrampilan kerja (standar kinerja)

d) Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan

e) Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main.

f) Menjelaskan rangkaian waktu main

g) Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial.

h) Merancang dan menerapkan urutan transisi main.

3) Pijakan Pengalaman Main untuk setiap Anak (Individual)

a) Memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman main.

Page 84: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

84

b) Memperkuat dan memperluas bahasa (imtaq dan iptek) anak.

c) Mencontohkan komunikasi yang tepat.

d) Meningkatkan kesempatan sosialisasi (dalam kehidupan beragama) melalui

dukungan pada hubungan teman sebaya)

e) Mengamati dan mendokkumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak.

4) Pijakan Pengalaman sesudah Main

a) Mendukung anak untuk mengingat kembali dan menceritakan pengalaman

mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya (recalling)

b) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar yang positif

melalui pengelompokan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat.

c) Mengucapkan do‟a dengan khusyu‟ dan ikhlas setelah kegiatan bermain .

D.Penanaman Nilai-nilai Religius Berbasis APE Limbah Rumah Tangga.

Pada kegiatan penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE. Dilakukan di

sentra bermain. Disinilai kegiatan inti bermain anak, langsung bersentuhan dengan APE.

Namun demikian tetap akan ada kegiatan yang bertahap yaitu kegiatan sebelum bermain, saat

bermain dan setelah bermain. Dari setiap tahapan kegiatan ini slalu diorientasikan kepada

penanaman nilai-nilai religius.

1.Tahapan penanaman nilai-nilai religius.

Nilai religius ditanamkan sebelum, saat dan setelah anak bersentuhan dengan APE. Nilai-

nilai yang ditanamkan pada ketiga tahap tersebut, adalah :

1. Sebelum Main

a. Setting duduk melingkar.

Posisi duduk melingkar memiliki keunikan yang bercirikan murid laki-laki duduk

berdekatan dengan murid laki-laki dan murid perempuan duduk berdekatan dengan murid

Page 85: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

85

perempuan. Hal ini mencerminkan penanaman tentang perbedaan laki-laki dan perempuan

sehingga anak tahu konsep muslim-muslimah.

b. Guru memberi ucapan salam :

Setiap akan memulai kegiatan bermain di sentra, guru menyapa anak-anak dengan

ucapan Assalamu‟alaikum wa rahmatullaahi Wabarakatuh”.

c. Guru memberi ucapan selamat datang.

Selamat datang di sentra karunia Allah,

1) Ucapan syukur berkat karunia dan izin Allah.Alhamdulillah,

2) Kita bertemu kembali di sentra main pern berkat karunia Allah.

3) Alhamdulillah, hari ini Allah izinkan teman-teman bermain kembali di sentra balok.

d. Mengabsen murid.

Dilakukan dengan menanyakan kabar pada anak, juga dijadikan media untuk

menanamkan nilai-nilai religi pada anak. Jika anak-anak terlihat senang, guru slalu

mengucapkan alhamdulillah... jika semua anak hadir, guru akan mengucapkan alhamdulillah,

jika ada yang tidak masuk guru mengajak anak-anak mendoakannya.

e. Mengajak pemimpin, untuk memimpin doa.

Setiap anak, mendapat tugas pemimpin sesuai jatuhnya hari. Saat akan memulai

kegiatan di sentra, guru meminta pemimpin yang bertugas, untuk membuka kegiatan dengan

doa. Pemimpin diminta sebeluimnya untuk menertibkan teman-temanmnya.Setelah dapat

dipastikan bahwa anak-anak telah focus perhatiannya, guru menyilahkan pemimpin untuk

memimpin doa.

f. Guru membacakan buku /kartu/gambar yang terkait dengan tema.

Guru membacakan buku atau memperlihatkan gambar yang terkait dengan tema

berbasis nilai-nilai religius:

“aku adalah satu pemandangan ciptaan Allah”.

Page 86: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

86

”wah subhanallah banyak sekali ya...ada apa lagi ya?”

g. Menjelaskan cara bermain.

1) Menggali.

2) Memancing.

3) Mempersilahkan bermain.

2. Saat Bermain.

a. Memfasilitasi bantuan.

Membantu memfasilitasi kebutuhan anak-anak, jika anak membutuhkannya. Saat

terdapat masalah saat anak bermain, seperti misalnya bersenggolan, berebut mainan,

melanggar peraturan main, anak menangis, emosional, pada kondisi inilah kalimat tahyibbah

diluncurkan oleh guru bersama sifat-sifat Allah, dan perilaku nabi. Contoh yang ditemukan :

1) Nabi muhammad mau berbagi kepada temannya.

2) Malaikat Rokib, melihat siapa yang suka berbagi kepada temannya.

3) Alhamdulillah, terima kasih mau berbagi.

4) “Astaghfirullah adzim…”sebaiknya berbagi ya sama teman. bisa menepati janji

seperti nabi Muhammad, bisa..oke

b. Memberi dukungan

Kalimat thoyyibah, nilai-nilai islam, iman dapat diutarakan oleh guru, digunakaan saat

anak membutuhkan dukungan. Contoh kalimatnya: Alhamdulillah, butuh bantuan ?

c. Mendorong

Anak didorong untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki pengalaman

main yang kaya., termasuk mendisiplinkan jumlah anak bermain :

d. Mencatat.

Mencatat yang dilakukan anak (jenis main, tahap perkembangan, tahap sosial).

g. Mengumpulkan dan mencatat.

Page 87: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

87

Mengumpulkan hasil kerja anak, hasil kerja anak. mencatat nama dan tanggal di

lembar kerja anak.

h. Mengajak shalat di sentra ibadah.

Hal ini terdapat di sentra main peran dan sentra ibadah. Guru mengumandangkan

suara azan : Allahu Akbar Allahu Akbar...Asyhadu ‟alla illa ha Ilalah wa Asyhadu anna

Muhammada Rasululllah hayya ‟alla sholah hayya ‟alla falah qodqomati sholah qodqomati

sholah Allahu Akbar Allahu Akbar la..illa ha Ilallah.

Anak-anak belajar berwudhu, membaca doa masuk kamar mandi dan keluar kamar

mani, shalawat setelah shalat. Disini anak-anak disediakan mukena dan sarang, meski baru

pada gerakan shalat.

i. Mengajak bersih-bersih.

Allah maha tahu.

3. Pengalaman Setelah Main.

Bila waktu main habis, guru memberitahukan saatnya membereskan alat dan bahan

yang sudah digunakan dengan melibatkan anak-anak. Guru sering memotivasi dengan

mengajak berzikir : la illaha ila llah la illaha ila llah” banyak cara dilakukan guru dalam

menanamkan niali-nilai religius, disaat menggali pengalaman bermain anak, bertumpu

kepada nilai islam, ikhsan dan iman dengan cara :

a. Memfokuskan kembali perhatian anak-anak :

b. Recalling.

c. Menutup dengan doa.

3. Strategi Penanaman Nilai-nilai Religius

1. Menggunakan celetukan.

Page 88: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

88

Celetukan adalah respon dan komentar guru, saat anak-anak perlu dimotivasi agar

fokus kepada pra, saat maupun setelah bermain. Celetukan ini menggunakan kata-kata yang

islami baik ungkapan yang terdapat dalam rukun islam, rukun iman maupun ikhsan.

Celetukan dilakukan untuk menyelesaikan masalah, seperti misalnya allah maha

Tahu, bersabar seperti nabi Muhammad . Ungkapkan seperti itu, untuk melihat siapa yang

meniru seperti Nabi Muhammad, lihat karakter anak sampai tatap matanya, karena

terkadang anak nunduk saja. Celetukan dikeluarkan dengan maksud agar anak mudah

mengerti dari mendengar. Celetukan dilakukan dimanapun, tetapi pada saat waktunya

berlangsung. :Misalnya pada saat anak menggambar, dia membawa buku gambarnya saat itu

dia diberi pujian. Kalau di recalling main, anak-anak diberi rewartd dengan bahasa

celetukan. Maksudnya sama dengan memberikan ucapan selamat, tetapi dengan

menuansakan Islam. Anak kan bisa lebih mengerti dari mendengar-mendengar

a. Celetukan menggunakan rukun iman.

1) Iman kepada Allah

Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal:

Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang

mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah

Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan

mengingkari semua sembahan selain Allah Ta‟ala. Mengimani semua nama dan sifat

Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-

Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan

makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.

Pada celetukan yang menggunakan rukun iman, terlihat kata “Allah” , sangat sering

digunakan oleh guru. Sumber yang digunakan guru adalah dari Al-Asma‟ul Husna.

Diantara yang sering digunaka adalah :

Page 89: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

89

a) Allah-Al-Haliq, Allah maha pencipta.

Celetukan ini, digunakan oleg guru pada saat :

(1) Anak-anak perlu dikuatkan saat motivasi dan fokus menurun.

Temuannya :

(a) Menggunakan kata tanya.

Kira-kira ide dari Allah, apa ya ?

Sebaiknya bagaimana kepada Allah?

(b) Menggunakan pernyataan :

Allah maha pemberi, memberi tangan, mulut, kaki.

Allah maha tahu, maha melihat. Al-Bashiir.

Allah maha tahu.

Kuatkanlah tali silaturahmi kami ya

Allah mendengar teman-teman yang khusyu”

Allah melihat yang tidak sujud.( Al Bashiir )

(2) Anak-anak yang berhasil tertib dan berhasil dalam bermaindiberi reward :

Temuannya :

(a) Menggunakan kata tanya.

Siapa yang menciptakan ?

Siapa yang memberi ?

Siapa yang memberi kekuatan?

Siapa yang memberi waktu bermain?

Sebaiknya bagaimana kepada Allah ?

(b) Menggunakan pernyataan.

Ya Allah terima kasih, Engkau beri beri kami kepandaian.

Yang diberi kepandaian oleh Allah.

Page 90: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

90

Diberi hidayah oleh Allah.

Profesi halal yang disukai Allah.

Bersyukur kepada Allah, mengucapkan Alhamdulillah.

Mudah-mudahan hari ini agar ditambahkan kepandaiannya.

Selamat datang disentra karunia Allah.

Atas izin Allah.

Diberkahi oleh Allah.

Allah maha pencipta.

Celetukan Asmaul Husna lainnya, yang sering digunakan adalah

Ar Rahmaan, Allah yang Maha Pemurah, Al-Khaliq, Allah Maha Pencipta,

Al-Mushowwir, yang maha memberi bentuk, Al-Hgoffar, yang maha

pengampun.Al-Qohhaar, yang perkasa.Al-Wahhaan, yang maha pemberi

rizki.Ar Rozzaq, yang memberi rizki.Al-Baasith, yang melapangkan rizki.Al -

Bashiir, yang maha Melihat.Al_Ghofuur, yang maha pengampun.Asy-

Syakuur, yang maha berterimakasih.Al-hafiidz, yang maha memelihara.Al-

Kariim, yang maha pemurah dan maha mulia,Ar rooqiib yang maha

mengawasi, Al waduud yg maha mengasihi.

2) Iman kepada malaikat.

Mengimani adanya setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada

mereka. Ungkapan dengan menggunakan nama-nama malaikat dengan masing-

masing tugasnya, menjadi salah satu cara mengenalkan nama malaikat tidak melalui

cara menghafal. Nama-nama malaikat berikut tugasnya, semakin dihayati anak-anak

karena sering digunakan oleh guru disaat sebelum, tengah dan selesai bermain.

Ungkapan nama malaikat ini ternyata berfungsi ganda, yaitu selain lebih

mengenalkan nama malaikat dan tugasnya, ternyata sekaligus dapat merupakan cara

Page 91: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

91

untuk memfokuskan perhatian anak-anak, serta memotivasi anak-anak untuk mau

berkarya lebih lagi melalui bermain. Anak-anak mau mengeksplore pengalaman

mainnya.

Dari 10 (sepuluh) nama malaikat, yang sering digunakan adalah malaikat Raqib

yang tuganya adalah mencatat segala amal baik manusia ketika hidup, dan malaikat Atid

yang tugasnya adalah mencatat segala perbuatan buruk/ jahat manusia. Demikian pula

malaikat Ridwan yang tugasnya menjaga pintu surga dan Malik yang tugasnya menjaga

pintu neraka.

Diungkapkannya nama malaikat setiap hari ditanamkan saat guru melihat anak-

anak belum tertib, belum fokus dan masih bercanda terus bersama teman-temannya, baik

sebelum, saat atau setelah bermain dalam menggunakan APE. Beberapa temuan yang

digunakan oleh guru dalam menggunakan ungkapan nama malaikat adalah ;

Tugas Malaikat Raqib sebagai ungkapan penghargaan akan upaya anak-anak,

memuji, mendorong anak-anak agar mau fokus dalam menggunakan APE dan

menyegerakan laporannya catatannya kepada malaikat Ridwan sebagai penjaga pinti

syurga. Pada anak-anak yang sulit untuk dikendalikan, guru menginformasikan bahwa

kondisi anak-anak saat itu akan dicatat oleh malaikat Atid dan akan menyampaikan

laporan tulisannya kepada malaikat Malik. Dari pengamatyan, nampak jurus ini cukup

ampuh dalam menanamkan nilai-nilai religius sekaligus upaya agar anak-anak terdorong

untuk menggunakan APE dengan baik saat bermain. Malaikat lainnya seperti Mikail yang

menurunkan hujan dan rizki, sering digunakan sebagai pijakan tema. Malaikat izrail

sebagai pencabut nyawa, dimunculkan saat ada anak yang keluarganya mendapat

musibah kematian, atau ada anak yang melihat hal ini dalam perjalanan pulang sekolah.

Ungkapan tersebut, diantarnya adalah :

a) Saat ada anak membutuhkan motivasi :

Page 92: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

92

Kami tidak ingin dicatat oleh malaikat Atid ya Allah..

Malaikat Ridwan sedang menyediakan mainan di syurga buat teman-teman

yang khusyu baca doanya, yang tidak garuk-garuk kakinya, kalau tidak

memain-mainkan celana temannya..

Malaikat Atid mencatat teman-teman yang tidak khusu berdoa, catatannya

tidak dilaporkan kepada malaikat Ridwan.

Silahkan bermain sendiri pintu syurganya tertutup.

Sudah ada yang mengawasi malaikat Roqib dan Atib

Yang tidak menjawab salam dan doa, pintu syurganya sama malaikat

Ridwan ditutup

Ditempat yang tidak enak tidak ada makanan yang enak.

b. Saat anak perlu diapresiasi atas keberhasilannya.

Malaikat Rakib sibuk mencatat yang doanya khusyu. Catatannya diberikan

kepada malaikat Ridwan. Malaikat Ridwan menghitung dan menyediakan

mainan yang banyak di syurga.

Malaikat Roqib akan menulis untuk orang-orang yang mau Istighfar yang ingat

kepada aturannya”.

Malaikat Roqib kita lihat kita lihat siapa yang berbagi kepada teman seperti nabi

Muhammad siapa yang mau berbagi kepada teman siapa ya kira-kira…wah ada

yang mau bersabar.

3) Iman kepada Kitab-kitab Allah.

Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya.

karena kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim

wajib mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang

turun sebelumnya. Pada penanaman iman kepada kitab-kitab Allah, ditanamkan saat pra

Page 93: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

93

penggunaan APE, yaitu pada materi pagi, terdapat bacaan surat-surat pendek yang

dilantunkan setiap hari. Dipimpin oleh anak yang bertugas sebagai pemimpin , yang diberi

kesempatan untuk memilih dan menyebut surat-surat pendeknya dan doa sehari-hari.

Disaat anak akan bermain menggunakan APE maupun saat bermain serta selesai

bermain, pemimpin membaca doa basmallah dan hamdallah, serta doa keluar ruangan sentra.

4) Iman kepada Rasul-Rasul Allah

Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta‟ala

pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua

tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak

ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib

mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari

Allah Ta‟ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang

tidak kita ketahui namanya.

Pada penanaman nilai-nilai, yang paling dominan ditanamkan adalah sifat-sifat nabi.

Atau pada peringatan seperti berhaji dengan nabi ibrahim. Penanaman nilai-nilai pribadi nabi

Muhammad .

Dalam mengenalkan sifat-sifat nabi Muhammad, juga digunakan celetukan. Seperti :

Bersabar seperti nabi Muhammad.

Ikhlas seperti nabi Muhammad.

Bicara secukupnya, seperti nabi Muhammad.

Makan dihabiskan, seperti nabi Muhammad.

Mengambil makanan yang terdekat, seperti nabi Muhammad.

Bersabar seperti nabi Muhammad.

c. Celetukan kalimat thayibah..

1) Istigfar.

Page 94: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

94

Celetukan “Astaghfirullahaazim “ digunakan dalam kegiatan pembelajaran

sehari-hari. Biasanya ungkapan ini digunakan pada saat anak-anak sulit

dikendalikan perilakunya atau kesiapannya untuk fokus belajar, mengganggu

temannya, tidak bisa fokus dan tertib, berebutan mainan, memukul temannya,

tertawa tak mau henti, dan sebagainya. Temuan celetukan guru, seperti ;

Astaghfirullahaazim..beri petunjuk teman-teman ya Allah,

Astaghfirullahaazim, suaranya dipelankan.

Mengajak seluruh anak untuk mengucap istiqfar, saat situasi sulit

dikendalikan.

Buktikan sikapnya sambil beristighfar .Allah hanya memaafkan orang

yang mau beristighfar”.

2) Subhanullah.

Ditanamkan saat memuji hasil kerja anak-anak, saat menyenangkan, berdecak

kagum, pengantar kebesaran Allah, memuji keberhasilan anak-anak saat recalling,

banyaknya mainan, beragamnya mainan, memuji gambar anak-anak, perasaan

senang, memuja keindahan, memberi acungan jempol, karena anak-anak telah

fokus dan tertib, memuji keberhasilan anak-anak dalam bermain, menyatakan

kehebatan anak.

3) Masya Allah.

Ditanamkan saat situasi anak-anak mengagumi sesuatu atau tengah merasa

nyaman, tapi agak terganggu karena sesuatu pula. Hal ini banyak terjadi biasanya

saat anak-anak sedang menikmati pelajaran, dan gru harus segera mengakhirnya,

terucaplah kata Masya Allah..

Page 95: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

95

Bab V

Kesimpulan dan Saran

A.Kesimpulan.

1. Penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini dilakukan melalui dua tahap

kegiatan yaitu penanaman yang dilakukan pada saat tanpa menggunakan APE

dan penanaman dilakukaan Pada saat akan, sedang dan selesai menggunakan

APE di sentra. Penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini, dilakukan

dengan bermain disertakan penggunaan APE. Terpenting dalam temuan ini

adalah penanaman nilai religius pada pendidikan anak usia dini dilakukan

dengan memberi kesempatan terlebih dahulu pada anak untuk persiapan diri

anak dengan sebaik-baiknya menggunakan separuh waktu dalam sehari

dengan difasilitasi guru, baru dilakukan penanaman nilai-nilai pada tahap

kegiatan kedua dengan menggunakan APE di sentra bermain. Ungkapan

Asmaul khusna menjadi andalan dalam penanaman nilai-nilai religius ini , agar

anak-anak dapat mengenal sifat Allah dengan baik. Nilai-nilai yang

ditanamkan adalah nilai Islam,Iman dan Ikhsan.

2. Penggunaan APE dalam menanamkan nilai-nilai religius, dapat menggunakan

APE yang berasal dari barang limbah rumah tangga seperti botol bekas, kardus

bekas kue, baju bekas ayah dan ibu yang berbentuk baju profesi, seperti baju

korpri, baju polisi, dokter, dll. Sandal dan sepatu orang dewasa yang bekas

pakai dan peralatan dapur rumah tangga yang sudah tidak terpakai. Sepeda

yang sudah tidak terpakai, ban sepeda, pompa, wajan, kuali, panci, kompor ,

telepon , hp bekas dan barang bekas lainnya dapat digunakan. Semua barang

bekas rumah tangga ini dapat dijadikan APE yang digunakan untuk

Page 96: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

96

penanaman nilai-nilai religius. Setting nmenggunakan pijakan main dengan

berbagai desain permainan.

3. Penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE limbah rumah tangga

dilakukan dengan menggunakan pendekatan sentra bermain. APE digunakan

sebagai media penanaman nilai-nilai religius. Guru menuansakan APE yang

tidak bernuansa islam dengan menggunakan bahasa Islami. APE dari limbah

dengan kreativitas guru dapat dibuat bernuansa Islam. Misalnya membuat

masjid dari kardus bekas, membuat mike dari kardus bekas untuk

mengumandangkan azan atau sebagai alat pengeras suara saat membaca surat-

surat pendek.

B.Saran.

1. Pemahaman guru terhadap nilai-nilai religius perlu terus ditingkatkan terutama

dalam pemahaman nilai-nilai Iman, Islam dan Ihsan. Harapan dari saran ini

adalah agar apa yang dipahami dan diyakini anak sejak dini yang telah

terinternalisasi dengan baik adalah sesuatu yang benar sesuai dengan nilai-nilai

iman, islam dan iman yang sebenar-benarnya.

2. Variasi jenis dan bentuk APE yang terbuat dari limbah, perlu diperbanyak.

Perlu dibuat sebuah bengkel (workshop) pembuatan APE dari limbah rumah

tangga yang bernuansa Islam. Harapan saran ini adalah bertambahnya inovasi

dan variasi jenis APE dari bahan limbah rumah tangga yang digunakan serta

sebagai media penyaluran kreativitas guru dalam menciptaka APE rumah

tangga.

3. Penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE berbasis limbah

rumah tangga perlu disosialisasikan. Penggunaan APE berbasis limbah rumah

tangga yang cukup murah ini dapat terjangkau untuk penyelenggara PAUD

lainnya sebagai model alternatif mahalnya APE yang ada di pasaran.

Page 97: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

97

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta Depertemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,

2003.

………... UU RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Arikunto,S, Suharjono, dan Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Dianne Miller Nielson. Mengelola kelas Untuk Guru TK. Indeks, jakarta, 2012.

Docket, Sue and Marilyn Fleer. Play and Pedagogy in Early Childhood : Bending the Rules.

Sidney : Harcourt, 2000.

Gredler, Margaret. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta. Rajawali, 1991.

Hurlock, Elizabeth. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga, 1978.

Idris, Izul. Limbah. Jakarta: Sinarbaya, 2007.

Jamal Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah, Irsyad Baitus Salam,

Bandung, 2005

Jamaris Martini. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. UNJ.2003

Jeffrey, McConkey. Let Me Play. London : Souvenir Press. 1994.

Kemmiis, S, dan Wilf Caar dalam H.E. Mulyasa. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009.

Koshy, Valsa, Action Research for Improving Practice : A Practical Guide, London Paul

Chapman Publishing,2006

Madya, S. Teori dan Praktek Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta,2007.

Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Rieneka Cipta,

Mulyasa, H.E. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Musbikin, Imam. Kudidik Anakku dengan Bahagia. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003.

-------------, Buku Pintar Paud Dalam Perspektif Islami, Laksana, Jogjakarta, 2010.

Nurani Sujiono Menu Pembelajaran Anak Usia Dini yayasan Citra pendidikan Indonesia,

Jakarta,2005.

Outerbridge, Thomas. Limbah Padat di Indonesia: Masalah atau Sumber Daya. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia. 1991

Paul, Suparno. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta, Kanisius, 1997

Roopnarine dan Johnson James, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam berbagai Pendekatan, Edisi

Kelima, Kencana Prenada Media group, Jakarta,2011.

Santoso, Suogeng. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta; Citra Pendidikan, 2002.

----------. Riset Tindakan Untuk Pendidikan. Jakarta: Gramedia, 2008.

Sue, Docket and Fleer Marilyn. Play and Pedagogy in Early Childhood : Bending the Rules.

Australia : Harcourt, 2000

Page 98: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

98

Tedjasaputra Maykes, Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Din

Grasindo, Jakarta, 2001.

Yamin dan Sanan. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : GP Press, 2010.

Page 99: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

99

LAMPIRAN

CATATAN HARIAN PENELITIAN/LOG BOOK

PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA ANAK USIA DINI

MELALUI APE BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI RA ISTIQLAL)

No Tanggal Pelaksanaan Kegiatan Dokumen Pendukung

(Capaian)

1. 10 Juni 2013 Survey lokasi TK

Istiqlal

Menetapkan TK Istiqlal sebagai lokasi

penelitian

2. 13 Juni 2013 Pembelian HD

eksternal

Tersedianya HD untuk penyimpanan data

dan dokumentasi

3. 19 Juni 2013 Pembelian tinta printer Tersedianya tinta printer untuk penelitian

4. 26 Juni 2013 Pembuatan surat izin

penelitian

Surat permohonan izin penelitian

(terlampir)

5. 26 Juni 2013 Mengantarkan surat

izin penelitian

1. RA Istiqlal

2. Dokumentasi pertemuan dengan

Kepsek. RA Istiqlal dan TU

Istiqlal

6. 26 dan 28 Juni 2013 Observasi ke RA

Istiqlal

Dokumentasi

7. 28 Juli 2013 Foto copy buku bahan

referensi

Tersedianya bahan referensi untuk penelt

8. 29 Juli 2013 Pembelian buku

referensi

Tersedianya bahan referensi untuk penelt

9. 23 Agustus 2013 Penyiapan pedoman

wawancara

1. Pedoman wawancara

2. Daftar hadir peneliti

10. 28 Agustus 2013 Pembelian buku

referensi

Tersedianya bahan referensi untuk penelt

11. 4 September 2013 Menyewa hadycam

dan operator

Tersedianya alat dokumentasi selama

kegiatan penelitian

12 4, 5, dan 11

September 2013

Observasi lapangan Dokumentasi

13. 14 September 2013 Pembahasan transkrip

observasi

1. Transkrip observasi lapang

2. Daftar hadir

14 16 September 2013 Pembekalan petugas

wawancara

1. Petugas wawancara siap ke

lapangan

2. Pedoman wawancara

3. Daftar hadir

15. 18 September 2013 Wawancara Terkumpulnya data primer

16. 20 September 2013 Penyeleksian data dari

hasil observasi dan

wawancara

Memperoleh data yang penting untuk

dianalisis

17 21 September 2013 Pengolahan data Tersedia data hasil penelitian sementara

22-24 September Penyusunan Laporan tersusun 60 %

Page 100: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

100

2013 laporan kemajuan Laporan Penelitian

Rencana tindak lanjut

18 November 2013 FGD Memastikan kebenaran dan ketepatan

modul yang dibuat

19 Desember 2013 Penyusunan modul

dan draf buku

Penerbitan buku.

Page 101: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

101

DRAFT OUT LINE BUKU PENANAMAN NILAI NILAI RELIGIUS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA

I. PENDAHULUAN

1. Urgensi Pendidikan Anak Usia Dini

2. Urgensi Penanaman Nilai nilai Religius pada Anak Usia Dini

3. Uregnsi Bermain Pendidikan Anak Usia Dini

4. Mahal dan Langkanya Alat Permainan Edukatif

5. Tidak Termanfaatkan Limbah Rumah Tangga

II. HAKEKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

1. Pendidikan Anak Usia Dini

2. Metode Pembelajaran

3. Penanaman Nilai Nilai Religius

4. Bermain

5. Alat Permainan Edukatif

6. Limbah Rumah Tangga

III. ORIENTASI KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

1. Falsafah

2. Visi dan Misi

3. Tujuan

4. Fungsi

5. Peran Guru

6. Sarana Prasarana

7. Sumber Daya Manusia

8. Program Kegiatan

9. Kegiatan Harian

IV. PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS.

1. Strategi Penanaman Nilai Nilai Religius

2. Tahap tahap Penanaman Nilai Religius

3. Kegiatan Penanaman Nilai Nilai Religius

4. Nilai Niiai yang Ditanamkan

5. Alat Permaian Edukatif

a. Jenis Limbah Rumah Tangga

b. Bentuk Alat Permaian Edukatif Limbah Rumah Tangga

Page 102: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

102

Lampiran . Pedoman wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

IDENTITAS:

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Guru sentra :

A. PRA PENGGUNAAN APE:

1. Mengapa menerapkan kegiatan Jurnal dan materi pagi bagi penanaman nilai nilai Islam

dalam penggunaan APE?

2. Jelaskan manfaat kegiatan jurnal dan materi pagi bagi penanaman nilai nilai Islam dalam

penggunaan APE!

3. Apa saja bentuk bentuk jurnal dan materi pagi yang berhubungan dengan penanaman nilai

nilai Islam?

4. Bagaimana cara menyusun tema dalam satu tahun akademik yang berkaitan dengan

nilai-nilai Islam

5. Mengapa dan apa manfaat di materi pagi sudah dimunculkan tema?

6. Mengapa ada hafalan surat surat pendek pada materi pagi dan apa hubungannya dengan

penanaman nilai nilai Islam?

7. Mengapa dalam materi pagi ada permainan suku kata dan bagaimana hubungannya dengan

penanaman nilai nilai Islam di sentra bermain?

8. Mengapa dalam materi pagi selalu diterapkan pengenalan doa harian dan surat pendek, dan

apakah ada hubungannya dengan penanaman nilai agama Islam dalam penggunaan APE?

9. Mengapa guru memanggil anak-anak dengan sebutan teman-teman, apa kaitannya dengan

penanaman nilai-nilai Islam ?

B. PENGGUNAAN APE:

1. PERSIAPAN PENGGUNAAN APE:

Page 103: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

103

a. Apa tujuan pengucapan selamat datang pada anak-anak di sentra, dan hubungannya dengan

penanaman nilai-nilai Islam dalam APE ?

b. Mengapa sebelum mulai menggunakan APE selalu dijelaskan materi permainan dan apa

hubungannya dengan penanaman nilai nilai Islam?

c. Apa tujuan membuat aturan main dalam APE ini dan apa hubungannya dengan penanaman

nilai nilai Islam?

d. Apa tujuan membuat aturan main dalam APE ini dan apa hubungannya dengan penanaman

nilai nilai Islam?

e. Mengapa aturan main dimunculkan dari anak dan hubungannya dengan nilai-nilai Islam ?

f. Apa tujuan memilih teman bagi anak dalam penggunaan APE dan apa kaitannya dalam

penanaman nilai nilai Islam ?

g. APE apa yang paling dominan dalam menanamkan nilai nilai Islam pada sentra bahan

alam?

h. Bahan limbah rumah tangga apa yang dapat digunakan sebagai APE pada sentra bahan

alam?

i. Bagaimana cara pembuatan APE limbah rumah tangga pada sentra bahan alam?

j. Bagaimanakah cara menggunakan APE tersebut dalam menanamkan nilai-nilai Islam?

k. Bagaimana peran guru pada saat sebelum anak menggunakan APE untuk penanaman nilai-

nilai Islam ?

2. SAAT PENGGUNAAN APE:

a. Bagaimanakah cara mengatur anak dalam menggunakan APE agar penanaman nilai-nilai

Islam dapat tercapai?

b. Berapa lama waktu yang dapat dialokasikan untuk setiap anak menggunakan APE ?

c. Bagaimana peran guru pada saat anak menggunakan APE dalam penanaman nilai-nilai

Islam?

d. Bagaimanakah cara guru apabila ada anak yang melanggar aturan main yang sudah

disepakati anak sebelum bermain APE?

e. Bagaimana cara pengaturan peran guru dalam setiap kegiatan

f. Bagaimana pendapat guru tentang pengaturan tugas yang sedang berjalan saat ini

3. SETELAH PENGGUNAAN APE:

Page 104: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

104

a. Apa peran guru setelah anak-anak selesai menggunakan APE agar tertanam nilai-nilai

Islam pada anak?

b. Apa yang dilakukan anak setelah anak selesai menggunakan APE agar nilai-nilai Islam

tertanam pada anak ?

c. Bagaimanakah cara guru menanamkan nilai-nilai Islam pada saat anak membereskan

APE?

d. Bagaimanakah cara guru apabila ada anak yang melanggar aturan main pada saat APE

selesai digunakan ?

Page 105: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

105

LAMPIRAN UMUM

LAMPIRAN 1. FORMAT BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI

1.Ketua : Dr.Susilahati.M.Si.

A. Identitas Diri:

1 Nama Lengkap Dr. Susilahati, M.Si

2 Jabatan Fungsional Lektor

3 Jabatan Struktural Ketua LPPM Universitas Muhammadiyah Jakarta

4 NIP 20204

5 NIDN 0324106002

6 Tempat dan Tangal Lahir Karawang, 24 Oktober 1960

7 Alamat Rumah Sarana Indah Permai BLK B.9/1A Rt. 06/08

Kedaung Pamulang Tangerang Selatan

8 Nomor Telepon/Faks/HP 08129589185

9 Alamat Kantor Jln. KH. Ahmad Dahlan, Ciputat – Jakarta Selatan

15419

10 Nomor Telepon/Faks 021.7401894, 021.7942862/021.7430756

11 Alamat e-mail [email protected]

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan

14. Mata Kuliah yg diampuh

1. Pengantar kesejahteraan sosial

2. Administrasi dan organisasi kesejahteraan sosial

3. Dinamika Kelompok

4. Perubahan Sosial Budaya

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Univ Muhammadiyah

Jakarta

Universitas Indonesia Universitas Negeri

Jakarta

Bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan Sosial Pendidikan Anak

Usia Dini

Tahun Masuk-Lulus 1981 - 1987 1995 - 2000 2004-2012

Judul

Skripsi/Thesis/Desertasi

Peranan panti latihan

karya negeri dalam

meningkatkan

kemampuan dan

ketrampilan warga

masyarakat putus

sekolah sebagai

landasan

kesejahteraan

sosialnya di meruya

ilir jakarta barat.

Dukungan ibu

terhadap penanaman

nilai-nilai moral anak

pra sekolah. ( studi di

TK Islam Al Azhar

kebayoran Baru

jakarta selatan )

Aplikasi Beyond

Centers And Circle

Time Di Kelompok

Bermain Istiqlal

Jakarta Pusat (Studi

kasus)

Page 106: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

106

Nama

Pembimbing/Promotor

Drs.Rohiman

Notowidagdo

Dra.Candra Sekar

Amalia. Msi.

Prof. Dr. Soegeng

Santoso,M.Pd

Prof .Dr.Mulyono

Abdurrahman

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (juta Rp)

1 2011 Prevalensi Hak Layanan PAUD di Daerah

Khusus Ibu Kota Jakarta

DIKTI melalui

kementrian

Hukum dan

Ham

Rp. 45.000,-

2 2010 Survey Kepuasan Pelanggan PDAM Tirta

Kerta Raharja Kab. Tangerang Banten

PDAM

Tangerang

Rp. 50.000,-

3. 2012 Kajian Rehabilitasi Eks Korban

Penyalahgunaan Narkotika Perempuan

Dinas Sosial

Pemprov DKI

Jakarta

Rp.200.000,-

4. 2012 Efektifitas pengembangan Model Stimulasi

, Deteksi Dan Intervensi Dini

DINI melalui layanan Kesehatan dasar

Posyandu

Dikti

Kemendikbud

Rp.65.000,-

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber* Jml (juta

Rp)

1 2009 Recovery korban Bencana Situ

Gintung

UMJ Rp.100.000

2 2010 Pesantren Ramadhan 1430 H Bagi

Anak Korban Bencana Situ Gintung

Kemendiknas Rp.50.000

3 2010 Sosialisasi Penyalahgunaan Narkoba

bagi Mahasiswa UMJ (kerjasama

LPPM-UMJ dan LIK NAPZA SOBAT

MUTIARA)

Kemensos Rp.25.000

4 2010 Program Pengembangan Posyandu

berbasis PAUD (kerjasama LPPM-

UMJ dengan PT. General Elektrik)

PT Ge Rp.50.000

5. 2011 Pendampingan PKBM di Tangerang

Selatan

Direktorat

jendral

PAUDNI

Rp.35.000

Page 107: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

107

kemendiknas

5. 2012 Pemberdayaan keluarga melalui KKN

Posdaya di Tangerang Selatan

Yayasan

damandiri-

UMJ

Rp.60 juta

6. 2013 World Friends Volunteer Students

Program antara mahasiswa Universitas

Muhammadiyah jakarta dengan

Jeonrabukdo Volunteering Center,

Sunchon National University, Korea

Selatan

LSM Asiana

– UMJ-

Sunchon

National

Dari UMJ.

Rp.25.000

6. 2013 Penanggulangan Korban Bencana

Banjir di Grogol

PP Aisyiyah Rp.20.000

7. 2013 Pendampingan Keluarga Miskin pada

kegiatan KKN Unsera dn UMT di prov

Banten

Yayasan

Damandir

Rp.20.000

E. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah

Dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1.

Seminar Pendidikan

Himpunan Mahasiswa Ilmu

Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas

Muhammadiyah

Prof.DR.Hamka

Pengaruh

Eksploitasi Anak

Terhadap

perkembangan

Dunia

perkembangan

Dunia pendidikan

Rabu, 6 Mei

2008 , Kampus

Uhamka, Pasar

Rebo jakarta

2.

Sosialisasi Perlindungan

Anak Bagi Pengurus dan

Snggota Dharma Wanita

Persatuan di Lingkungan

Dinas Dikmenti Provinsi

DKI Jakarta

Perlindungan Anak

Dalam Perspektif

Undang-

Selasa, 25 Maret 2008.

Gedung kantor Dinas

Dikmenti Jl.Gatot

Subroto, 40-41 Jakarta

3.

Seminar Peran Ormas

perempppuan

Peran Organisasi

Perempuan Dalam

Mengembangkan

Program

Pemberdayaan

Keluarga dan

Perempuan

Jakarta, April 2010

4. Pelatihan Pendidik Anak

Usia Dini Se-Kota

Administrasi Jakarta Barat

Pembelajaran Anak

Usia Dini

Pada Tanggal 14,

2011 di

Universitas

Mercu Buana

Page 108: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

108

5.

Kegiatan pembinaan

pendidikan formal dan

informal di wilayah Kota

Administrasi Jakarta Barat.

20 September 2011

Pendidikan Formal

dan Informal Dalam

Perspektif

Perlindungan Anak

April, 2011, Hotel

Pitagiri Palmerah

Jakarta barat, 2011

6.

Pelatihan Bagi

Penyelenggara dan Guru

PAUD se Jakarta barat

Kompetensi Tenaga

Pendidik PAUD

dalam

Pengembangan

Potensi Anak Usia

0-6 Tahun Melalui

Kognitif dan

Motorik

Hotel Naratas,

10-13 Desember

2012

7.

Seminar Diseminasi HAM “

HAK ANAK”

Advokasi

Perlindungan Anak

Di Tangerang

Selatan

Tangerang

Selatan, kantor

BPMPPKB

28 Juli 2011

8.

Diskusi Rutin Bulanan

Dosen FISIP UMJ

Masalah Sosial

Anak balita dan

penanggulangannya.

14 Desember 2012.

Kampus FISP UMJ

9.

Observasi Study Tour dan

Pelatihan Posdaya SKPD

Prov NTB,Kab Gorontalo

Utara dan Kab Bandung,

Prov UMJ Bali

Strategi

Pendampingan

Posdaya

pendampingan

Posdaya Oleh

perguruan Tinggi.

Haryono Suyono

Center,

pangadegan

Kalibata Jakarta

10-13 Desember

2012

10.

Pembekalan Dosen Pendamping

Lapangan FIP

Peran Dosen

pendamping

lapangan dalam

pendampingan

Pebruari 2013, Kampus

FIP UMJ

Page 109: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

109

F. Pengalaman Merumuskan Kebijakan/Rekayasa Sosial Lainnya 5 Tahun Terahir

No Judul/Tema/Jenis Rekayasa

Sosial Lainnya yang Telah

Diterapkan

Tahun Tempat

Penerapan

Respon

Masyarakat

1. Menyusun instrumen

akreditasi bagi lembaga

pelayanan kesejahteraan

sosial

2011-2012 Jogjakarat,

bandung,

jakarta, cianjur

G. Penghargaan yang pernah Diraih dalam 10 Tahun Terkhir (Dari pemerintah,

asosiasi atau institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Isntitusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1. Anugrah Pekerja Sosial

Profesional Indonesia

Ikatan Pekerja Sosial

Profesional indonesia

2004

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi kelengkapan laporan

akhir penelitian Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini melalui Alat

Permaianan Edukatif Berbasis Rumah Tangga.

Jakarta, Desember 2013

Ketua Peneliti,

(Dr. Susilahati, M.Si)

Page 110: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

110

Lampiran 1. Format Biodata Anggota.

Biodata Anggota

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Oneng Nurul B., M.Ag

L/P

2 Jabatan Fungsional Lektor

3 Jabatan Struktural -

4 NIP 196810102008012030

5 NIDN 310106803

6 Tempat dan Tanggal Lahir Tasikmalaya, 10 Oktober 1968

7 Alamat Rumah Jl. Aria Putra Gg. Swadaya RT/RW. 09/10

Kedaung Pamulang Tangerang 15415

9 Nomor HP 081310844775

10 Alamat Kantor Jl. KH. Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat

Jaksel 15419

11 Nomor Telepon/Faks (021) 7441887 / (021) 74709269

12 Alamat e-mail [email protected]

13 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= diatas 100 orang; S-2= diatas 20

Orang; S-3= - Orang

14. Mata Kuliah yg Diampu

1 Al-Qur‟an Hadis

2 Fikih

3 Materi Quran Hadis SLTP

4 Materi Fikih SMP

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan

Tinggi

IAIN SGD

Bandung

IAIN Syahid

Jakarta

UIN Syahid

Jakarta

Bidang Ilmu Syari'ah Syari‟ah Studi Islam

Tahun Masuk-Lulus 1988-1992 1997-2000 2007-2010

JudulSkripsi/Thesis/

Disertasi

Perbandingan

Kewarisan Zhawil

Arham Antara

Imam Abu

Hanifah dan

Imam Syafi‟i

Udzur Shalat

Jamak

Menurut Imam

Ahmad bin

Hanbal dan

Imam Syafi‟i

Kontekstualisasi

total quality

management

dalam lembaga

pengelola zakat

untuk

pemberdayaan

ekonomi

masyarakat

(Prinsip dan

Praktik)

Nama

Pembimbing/Promot

or

Drs. Mudhar

Effendi

Drs.Ahmad

Daeroby

Prof.DR.Said

Agil Husin Al

Munawwar,M

A

Prof.DR.Fathurra

hman Jamil,MA

Prof.DR.Abdul

Hamid

Page 111: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

111

Dr.Masykuri

Abdullah,MA

C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jml (Juta

Rp)

1

2010

Peningkatan Kemampuan

Networking Berbasis

Responsif Gender bagi dosen

dan Karyawan di Lingkungan

UMJ

Depag RI./Balai

Penelitian dan

Pengmb Agama Jkt

TA. 2010

20.000.000,

-

2 2010 Kebutuhan Keagamaan

Masyarakat Tangsel Kemenag RI

20.000.000,

-

3

2010

Penelitian Prevalensi Hak

Layanan Pendidikan Anak

Usia Dini di Daerah Khusus

Ibukota Jakarta

Dirjen Pendidikan

Tinggi

Kemendiknas

65.000.000,

-

4 2012 Eksistensi grassroot

microfinance syariah

Dalam pemberdayaan

perempuan (Studi Penelitian

DPU Daarut Tauhid

Bandung)

Kemendiknas 17.500.000,

-

5 2012 Nilai-nilai mashlahah

Dalam millennium

development goals (Kajian

Maqashid al-Syari‟ah)

Kemendiknas 32.500.000

6 2012 Model pengembangan

ekonomi islamsebagai solusi

pembangunan wilayah (Studi

Pertanian dan Perdagangan)

SPS 5.000.000

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (Juta

Rp)

Page 112: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

112

1

2008 Pendidikan Layanan Khusus Anak-

Anak Petani Putus Sekolah di

Sangiang Sepatan Tangerang

PLS

Kemendiknas

25.000.000,

-

2

2008 Pendidikan Layanan Khusus Bagi

Anak Jalanan Di Penjaringan Muara

Angke Jakarta Utara

Kemendiknas 50.000.000,

-

3

2009 Pendidikan Layanan Khusus Bagi

Anak Korban Bencana Situ Gintung

Ciputat Tangerang Selatan

PLS

Kemendiknas

50.000.000,

-

4 2010 Pendidikan Layanan Khusus Anak

Jalanan di Kecamatan Ciputat

Kemendiknas 50.000.000,

-

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/

Nomor/Tahun Nama Jurnal

1

Zakat dan Transformasi

Sosial

Vol 5 No 2 Jul-Des

STAIN

Datokarama Palu

2009

Al-Mishbah Jurnal Ilmu

Dakwah dan

Komunikasi

2

Pengembangan

Perbankan Syari‟ah di

Indonesia

Vol 15 No 1 Juni

2009

Misykat FAI UMJ

3

Syari‟ah dan

Kedudukan Wanita

2008 Jurnal Ilmu-Ilmu al-

Quran, Hadis dan

Syari‟ah Pascasarjana

IIQ Jakarta

4

Pengembangan

Perbankan Syari‟ah di

Indonesia

2009 Misykat Vol 15 No 1

Juni 2009 FAI UMJ

5

Zakat dan Transformasi

Sosial 2009

Al-Mishbah Jurnal Ilmu

Dakwah dan

Komunikasi Vol 5 No 2

Jul-Des STAIN

Datokarama Palu

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah

Dalam 5 Tahun Terakhir

Page 113: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

113

No Nama Pertemuan

Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 PSW UMJ-

Kemendiknas

Studi Gender Sebagai Ilmu Dalam

Ilmu dan Kurikulum Studi

Keislaman

2010

2 Seminar LPPM

UMJ

Peningkatan Kapasitas Gender

Dalam Pendidikan 2010

3 IMM Peran Perempuan Dalam Islam 2009

4 PDA Bekasi Peran Komunikasi Dalam Keluarga 2009

5 PWA Bengkulu

Pelatihan Motivator ‟Aisyiyah

Tingkat Kota Bengkulu Dalam

Pengembangan Desa Siaga Qaryah

Thayyibah bidang Kesehatan

2009

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman Penerbit

1 Narkoba dan Rokok Haram Agama

Menggugat (Tim Penulis) 2012 108 KOWANI

2 Materi Hadits Tentang Islam, Hukum,

Ekonomi, Sosial dan Lingkungan 2007 250

Kalam

Mulia

Jakarta

3 Ilmu Hadis 2011 147 CV.Tunas

Ilmu

4 Total Quality Management Zakat

Prinsip dan Pemberdayaan Ekonomi 2012 235

Wahana

Kardofa

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi kelengkapan laporan

akhir penelitian Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini melalui Alat

Permaianan Edukatif Berbasis Rumah Tangga.

Jakarta, Desember 2013

Anggota Peneliti.

Dr. N. Oneng Nurul Bariyah, M.Ag

Page 114: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

114

Biodata Anggota :

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Ir. Elfarisna, M.Si

2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala

3 Jabatan Struktural -

4 NIP/NIK/Identitaslainnya 20 348

5 NIDN 0303106503

6 Tempat dan Tanggal Lahir Sijunjung, 3 Oktober 1965

7 Alamat Rumah Parung Villa Blok C/217 Waru Jaya Parung

Bogor 16330

8 Nomor Telepon/Faks/ HP 081316318695

9 Alamat Kantor Jl. KHA Dahlan Cireundeu Ciputat

10 Nomor Telepon/Faks 021-7430689

11 Alamat e-mail [email protected]

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1: 30 orang

13 Mata Kuliah yang Diampu

1. Dasar Dasar Ilmu Tanah

2. Nutrisi Tanaman

3. Pengelolaan Air

4.Fisiologi Pasca Panen

B. RiwayatPendidikan

S.1 S.2 S.3

Nama Perguruan Tinggi Universitas

Andalas Padang

IPB Bogor Universitas

Negeri Jakarta

Bidang Ilmu Ilmu Tanah Agronomi PKLH

Tahun Masuk-Lulus 1984 - 1989 1997-2000 2008 - 2012

Judul

Skripsi/Thesis/Disertasi

Hubungan

Kedalaman Muka

Air Tanah dengan

Ketersediaan Air

di Daerah

Perakaran

Tanaman

terhadap

Pertumbuhan dan

Adaptasi Kedelai

terhadap Naungan :

Studi Morfologi dan

Anatomi

Pengaruh

Metode

Pelatihan dan

Pengetahuan

tentang

Limbah

Organik

terhadap

Keterampilan

Page 115: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

115

Produksi Kedelai

pada Tanah

Bertekstur Liat

Petani

Membuat

Pupuk

Organik

Nama

Pembimbing/Promotor

1.Dr. Ir.Yuzirwan

Rasyd, MS

2.Dr.Ir.Amrizal

Saidi, MS

1.Prof.Dr.Didy

Sopandie,M.Agr

2.Prof.Dr.M.Ahmad

Chozin, M.Agr

3.Prof.Dr.Wahju

Q.Mugnisjah,M.Agr

1.Prof.Dr. I

Made

Putrawan

2.Prof.Dr.

Lysna Lubis,

M.Pd

Mengikuti Program Sandwich-like ke Ohio State University di Columbus Amerika

Serikat dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Januari 2011 dengan Advisor Prof.Dr.

Karen Mancl

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber * Jml (Juta Rp)

1

* Tuliskan sumber pendanaan: PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing, Hibah

Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi

Internasional, RAPID, Unggulan Stranas, atau sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 TahunTerakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Pada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber * Jml (JutaRp)

1 2011 Pelatihan Pembuatan Pupuk

Organik di Desa Bojong Indah

Parung dan Desa Cihowe

Ciseeng Kabupaten Bogor

Sendiri 2 juta

2 2007 Pendidikan Layanan Khusus

Anak Petani di Desa Sangiang

Tangerang

Direktorat

Pendidikan

Luar Biasa

Kemendiknas

15 Juta

* Tuliskan sumber pendanaan: Penerapan Ipteks, Vucer, Vucer Multitahun, UJI, Sibermas,

atau sumber lainnya.

Page 116: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

116

F. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/

Nomor/Tahun Nama Jurnal

1 Pengaruh beberapa Jenis Pupuk Cair terhadap

Pertumbuhan Vegetatif Adenium

Vol. 16 no. 3.

September

2010

Jurnal

Penelitian

UMJ

2 Pertumbuhan Planlet Galur Mutan pada Media

VW dengan Penamabahan BAP

Vol. 16 no. 3.

September

2010

Jurnal

Penelitian

UMJ

3 Krisis Air Vol. 15 no 2

November

2010

Jurnal Kajian

Ilmiah

DIRASA UMJ

4 Pengelolaan Sumberdaya di Indonesia Vol. 15 no 2

November

2010

Jurnal Kajian

Ilmiah

DIRASA UMJ

G. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah

Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan

Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 Seminar Sandwich-like

2010

Sandwich Report in Ohio

State University

15 Oktober 2011 di

Hotel Millenium

Sirih Jakarta

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-

sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi kelengkapan laporan

akhir penelitian Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini melalui Alat

Permaianan Edukatif Berbasis Rumah Tangga.

Jakarta, Desember 2013

Anggota Peneliti.

( Dr. Ir. Elfarisna, M.Si)

Page 117: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

117

Lampiran 1. Format Biodata

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan

gelar)

Ir. Helfi Gustia, M.Si

2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala

3 Jabatan Struktural

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19610812 198903 2 003

5 NIDN 0012086101

6 Tempat dan Tanggal Lahir Padang, 12 Agustus 1961

7 Alamat Rumah Perumahan Pondok Benda Indah Blok N1/21,

Pamulang-15416

8 Nomor Telepon/Faks/HP 7496443/08129989896

9 Alamat Kantor Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cireunde, Ciputat-15419

10 Nomor Telepon/Faks 7424950/7430756

11 Alamat e-mail [email protected]

12 Lulusan yang Telah

Dihasilkan

S1= 14 orang

13. Mata Kuliah yang Diampu 1. Pembiakan Vegetatif

2. Hortikultura

3. Tanaman Rempah dan Obat

4. Tanaman Penghasil Bioenergi

Page 118: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

118

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan

Tinggi

Univ. Andalas Padang Univ. Muhamamdiyah

Jakarta

Bidang Ilmu Agronomi Ilmu Administrasi

Tahun Masuk 1981 2006

Judul

Skripsi/Thesis/Disertasi

Pengaruh Penggunaan

Beberapa Jenis

Herbisida terhadap

Populasi Gulma serta

Pertumbuhan dan

Produksi Jagung (Zea

mays L.)

Pelayanan Prima Pasien

Rawat Inap Kelas III di

RSUP Persahabatan

Nama

Pembimbing/Promotor

1. Prof. Dr. H. Nitza

Arbi

2. Dr. Gazali Ismal

Dra. Retnowati WD Tuti,

M.Si

5. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No Tahu

n

Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber* Jml (Juta

Rp)

1. 2006 Pengujian Fungisida Botanis Minyak Kayu Manis

terhadap Penyakit Kanker Batang (Phytopthora

cimmamommi. (Anggota)

Mandiri

2. 2006 Efektifitas Insektisida Botanis Ekstrak Daun

Catharanthus roseus G, Don terhadap Serangga

Aspidomorpha milliaris dan Epilachna varivestis.

(Anggota)

Mandiri

3. 2008 Uji Kemampuan Biofungisida Cirtonelal Minyak Serai

wangi terhadap Antracno pada Tanaman Cabe.

(Anggota)

Mandiri

4. 2008 Telaah Kebijakan Tentang Anak Terlantar (Studi

kasus: Jakarta Selatan, Bandung dan Tangerang).

(Anggota)

(KPAI) 97

5. 2008 Pengaruh Waktu Perempelan Tunas Air terhadap

Pertum buh an dan Produksi Tanaman Cabe dalam

Polibag

Mandiri

Page 119: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

119

6. 2009 Studi Awal Penanganan Situ Kota Tangerang Selatan.

(Anggota)

BPLHD

Tangsel

25

7. 2009 Pengaruh Pemberian Bokashi terhadap Pertumbuhan

dan

Produksi Tanaman Cabe var. Inko 99

Mandiri

8. 2010 Pengaruh Pemberian Bokashi terhadap Pertumbuhan

dan Produksi Tanaman Cabe Var. TM999

Kopertis

III

8.564

9. 2010 Prevalensi Hak Layanan PAUD di Daerah Khusus Ibu

Kota Jakarta (Anggota)

DP2M

Dikti

65

10. 2010 Survey Kepuasan Pelanggan PDAM Tirta Kerta

Raharja Kab. Tangerang Banten (Anggota)

PDAM

TK

Raharja

Tangeran

g

No Tahu

n

Judul Pengabdian kepada Masyarakat

Pendanaan

Sumber* Jml (Juta

Rp)

2011 Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dan Limbah

Rumah Tangga di Kelompok Tani Karya Mukti,

Desa Cihowe, Kec. Ciseeng, Kab. Bogor

Mandiri

2011 Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik di Kelompok

Tani Karya Bersatu Pulo Sawah, Desa Bojong

Indah, Kec. Parung

Mandiri

2011 Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati (Campuran

dari Berbagai Jenis Tumbuhan di Kelompok Tani

Karya Mukti, Desa Cihowe, Kec. Ciseeng, Kab.

Bogor

Mandiri

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-

sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi kelengkapan laporan

akhir penelitian Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini melalui Alat

Permaianan Edukatif Berbasis Rumah Tangga.

Jakarta, Desember 2013

Anggota Peneliti.

(Ir. Helfi Gustia, M.Si)

Page 120: LAPORAN PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34671/1/ONENG... · 1 laporan penelitian penanaman nilai-nilai religius pada anak usia

120